BAB I. PENDAHULUAN. dunia internasional akan meningkatkan kemakmuran. Kemakmuran nasional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I. PENDAHULUAN. dunia internasional akan meningkatkan kemakmuran. Kemakmuran nasional"

Transkripsi

1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar internasional yang semakin liberal menuntut Indonesia meningkatkan daya jual produk-produk yang dihasilkan industrinya agar mampu bersaing di pasar global. Kemampuan Indonesia untuk dapat bersaing di dunia internasional akan meningkatkan kemakmuran. Kemakmuran nasional dapat diperoleh melalui perdagangan internasional yang memberi manfaat saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang menjual dan membeli. Melalui perdagangan akan dihasilkan surplus produsen dan konsumen (Krugman et al. 2012). Salah satu hal yang perlu dilakukan agar dapat bersaing di pasar global adalah dengan menghasilkan produk-produk yang mendukung isu-isu termutakhir, misalnya menghasilkan produk ramah lingkungan, yang menjawab isu pemanasan global dan isu kerusakan lingkungan yang sedang terjadi. Perhatian dunia akan isu-isu tersebut menuntut ketersediaan bahan baku yang berasal dari sumber legal dan tidak ikut andil dalam perusakan lingkungan. Hal tersebut di atas menjadi perhatian para produsen industri kayu olahan, seperti industri mebel. Oleh karena itu, menghasilkan produk mebel ramah lingkungan, akan mempertahankan daya saing di pasar global. Pasar mebel global masih sangat menarik dan potensial bagi Indonesia. Hal ini terlihat dari 1

2 peningkatan jumlah ekspor di 2013, meski nilai ekspor bagi Indonesia sempat turun pada saat krisis global yang melanda Amerika dan Eropa. Sumber dari Kementerian Perindustrian (2012) menyebutkan bahwa nilai ekspor sempat turun dari angka 2,2 miliar dolar AS di 2008, menjadi 1,7 miliar dolar AS di Seiring perbaikan ekonomi di Amerika dan Eropa, nilai ekspor kembali meningkat menjadi 2.03 miliar dolar AS di Walaupun sempat mengalami penurunan nilai ekspor di tahun 2014 lalu, yaitu sebesar 2 miliar dolar AS, Asosiasi Mebel dan Kerajianan Industri (AMKRI) menargetkan nilai ekspor mebel dan kerajinan akan meningkat menjadi 5 miliar dolar AS pada lima tahun ke depan. Keadaan tersebut tentunya merupakan hal yang sangat positif bagi industri mebel di tanah air. PT. Ide Studio Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur mebel berorientasi ekspor dan memiliki struktur modal asing di dalamnya. Negaranegara tujuan ekspor tersebar di benua Eropa, Amerika, Asia, dan Australia. Ide Studio mengembangkan brand Karpenter sejak 2009 untuk produk mebel yang dihasilkan. Ide Studio menggunakan ± 3000m 3 1 kayu jati per tahun untuk memenuhi kapasitas produksinya. Kayu jati yang bernama latin Tectona Grandis 2 banyak ditemui di Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama di negara India, Indonesia, Malaysia, dan Burma. Di Indonesia, pohon jati banyak tumbuh di pulau Jawa 1 Data Laporan Tahunan BKPM dan data pembuatan SVLK 2 En.wikipedia.org/wiki/Teak 2

3 dan sebagian Sulawesi. Kayu jati banyak digemari dalam industri mebel baik di pasar domestik maupun mancanegara, karena termasuk jenis kayu yang bernilai tinggi. Kayu jati tersebut tentunya didapatkan dengan cara menebang pohonnya. Berdasarkan hasil diskusi dengan para pemasok dan pembongkar rumah lawas yang berpengalaman, pohon jati yang ditebang adalah yang sudah berusia di atas 100 tahun untuk mendapatkan kualitas terbaik. Namun sangat disayangkan, sebagian besar hasil tebangan kayu jati yang berasal dari hutan pemerintah maupun hutan rakyat merupakan hasil penebangan ilegal (illegal logging) ataupun bisa dikatakan sebagai kegiatan pencurian kayu. Penggunaan bahan dasar kayu jati untuk hampir seluruh mebel yang diproduksi tentunya mengundang pertanyaan dari berbagai pihak berkaitan dengan kerusakan lingkungan yang sekarang menjadi perhatian baik lembaga formal maupun nonformal, dari pemerintah hingga non-pemerintah. Sumber dari Kementerian Lingkungan Hidup (2009) menyebutkan bahwa kegiatan pencurian kayu menyebabkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan hidup. Sumber daya hutan Indonesia yang sudah hancur selama pemerintahan Soeharto, kian menjadi rusak akibat kegiatan pencurian kayu dalam jumlah yang sangat besar. Laju deforestasi hutan Indonesia pada periode tahun , tidak kurang dari 1,6-1,8 juta hektar per tahun. Pada tahun 2000, laju deforestasi meningkat menjadi paling tidak 2 juta hektar per tahun. 3

4 Dengan semakin meningkatnya volume pencurian kayu, diperkirakan sudah mencapai lebih dari 2,4 juta hektar per tahun saat ini. Sebagai salah satu paruparu dunia, keadaan seperti ini tentunya sangat memprihatinkan bagi keberlangsungan dan kelestarian hutan Indonesia. Ide Studio tidak menutup mata atas fenomena ini dan menyadari sepenuhnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh illegal logging. Oleh karena itu, perusahaan mendapatkan alternatif solusi untuk mengurangi illegal logging maupun dampak negatifnya, yaitu dengan menggunakan kayu jati bekas bongkaran rumah lama atau disebut sebagai post consumer reclaimed teak wood, kayu jawa keras bekas (selain jati), dan kayu pinus bekas palet sebagai bahan baku untuk produksi mebelnya. Kayu jati dan jawa keras bekas ini didapatkan dari membongkar rumah-rumah kayu yang banyak terdapat di daerah pedesaan yang tersebar di Pulau Jawa, dan merupakan bagian-bagian rumah, seperti kusen pintu, kusen jendela, usuk, blandar, pilar, dan papan dinding rumah. Kayu bongkaran rumah ini didapatkan dengan cara yang legal dan dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya. Hal tersebut dijamin dengan dimilikinya sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) dari Rainforest Alliance, dengan nomor sertifikat C % reclaimed wood. FSC adalah sebuah lembaga non-profit dan non-pemerintah mandiri, yang mempromosikan manajemen yang bertanggung jawab atas keberadaan dan kelangsungan hutan dunia, yang berpusat di USA. Dengan sertifikasi ini, semua kayu yang menjadi 4

5 bahan baku utama produksi mebel di Ide Studio memiliki kelengkapan suratsurat pembelian kayu dari instansi yang berwenang. Salah satu bentuk kontrolnya adalah sistem rancak balak atau CoC (Chain of Custody), yang artinya dalam konteks legal adalah the chronological documentation or paper trail, showing the seizure, custody, control, transfer, analysis, and disposition of physical or electronic evidence. 3 Singkatnya adalah seluruh proses dari hulu ke hilir diketahui secara detil dan disyahkan legalitasnya oleh FSC melalui sistem CoC nya. Dengan tren dunia saat ini yang sangat sadar atas isu pemanasan global dan kerusakan lingkungan, semakin banyak pembeli dari mancanegara yang menginginkan produk mebel yang mereka beli dari Indonesia berasal dari sumber legal dan dapat dipertanggungjawabkan sepenuhnya asal muasalnya. Selain sertifikasi dari FSC, Ide Studio juga memiliki sertifikat V-Legal dengan nomor sertifikat LVLK-003/MUTU/LK-073, yaitu sebuah sertifikat yang wajib (diwajibkan oleh pemerintah) dimiliki oleh para produsen pengolahan kayu atau barang jadi berbahan baku kayu. V-Legal ini dikeluarkan oleh instansi mandiri non-pemerintah. Pada prinsipnya antara FSC dan V-Legal adalah sama, yaitu mengetahui sumber bahan baku kayu yang digunakan oleh produsen adalah sepenuhnya legal. Perbedaannya, FSC merupakan pilihan dari produsen untuk memilikinya, sedangkan V-Legal adalah kewajiban yang ditetapkan oleh 3 en.wikipedia.org/wiki/chain_of_custody 5

6 pemerintah. V-Legal atau yang juga sering disebut dengan SVLK (Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu), merupakan jawaban Indonesia atas peraturan dari Uni Eropa untuk Timber Trade Regulation (EUTR), dengan peraturan Nomor 995/2010 yang dikeluarkan oleh European Parliament dan European Council pada 20 Oktober Inti dari peraturan tersebut melarang impor kayu yang berasal dari illegal logging dari negara-negara pengekspor diluar Uni Eropa. Peraturan ini berlaku mulai 3 Maret Pasar global yang masih menjanjikan bagi produk mebel dari tanah air merupakan sebuah potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat agar produk mebel yang dihasilkan Ide Studio tetap memiliki keunggulan kompetitif. Strategi perusahaan untuk saat ini (2016) adalah: 1. Mempertahankan penggunaan bahan baku daur ulang yang memiliki nilai keunikan tersendiri. 2. Memasuki pasar mebel kelas atas dengan meningkatkan kualitas hasil produksi. 3. Mengikuti pameran bertaraf internasional yang akan membuka peluang pasar ekspor yang saat ini belum terjamah. 4. Melakukan promosi pada web-web portal yang sering dikunjungi oleh para arsitek, maupun desainer interior, agar dapat merambah pasar hospitality, seperti restoran dan hotel. 6

7 5. Meningkatkan volume ekspor agar lebih mampu memenuhi permintaan pembeli dari berbagai belahan dunia yang belum sempat terlayani. 6. Branding merek Karpenter dengan tujuan agar produk mebel yang dihasilkan dapat berada pada tingkatan merek-merek mebel ternama dunia. Strategi perusahaan akan tepat sasaran jika bisa diterjemahkan dengan baik melalui strategi dari masing-masing fungsi di dalam perusahaan. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemasaran, fungsi keuangan, fungsi produksi, fungsi sumberdaya manusia, dan fungsi kontrol kualitas. Ide Studio berada dalam industri manufaktur yang pada umumnya adalah sebuah industri padat karya, yaitu banyak menggunakan dan menyerap tenaga kerja manusia. Oleh karena itu strategi sumberdaya manusia memiliki peranan sangat penting untuk mendukung strategi perusahaan. Menurut Kaplan (2001), performa sebuah perusahaan untuk tetap dapat bersaing di masa kini tidak hanya dilihat dari aset berujud/tangible assets yang berbentuk performa finansial seperti misalnya ROI (Return on Investment), ROA (Return on Asset), gedung, stok barang-barang, maupun alat pengukur performa finansial lainnya. Namun juga dilihat dari aset tak berujud/ intangible assets, seperti misalnya kemampuan intelektual, pengetahuan, motivasi dan kemampuan karyawan, teknologi informasi, produk-produk baru, kualitas produk/servis, dan hubungan baik dengan pelanggan. Kedua aset tersebut saling bersinergi agar strategi perusahaan dapat terlaksana dengan baik. 7

8 Sumberdaya manusia yang memiliki produktivitas tinggi akan mendorong kinerja yang baik, sehingga produk yang dihasilkan dari industri manufaktur akan optimal, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, sumberdaya manusia di dalam industri manufaktur merupakan salah satu penopang utama agar fungsi produksi dapat berjalan dengan baik. Ide Studio memiliki 180 orang karyawan dengan 127 orang karyawan produksi dan 43 orang adalah staf non produksi termasuk di dalamnya para manajer dari departemen selain produksi. Dari keseluruhan jumlah karyawan, karyawan produksi memiliki persentase sebanyak 70%. Hal tersebut karena fungsi produksi sebagai inti yang sangat penting dari kegiatan manufaktur. Dengan komposisi dan peran produksi yang sangat besar di perusahaan, maka penulis mengambil karyawan produksi sebagai subyek penelitian ini. Tingkat kehadiran karyawan produksi berdasarkan data kehadiran karyawan 2013 sebesar 88%, 2014 sebesar 89%, dan 2015 sebesar 86%. Menurut keterangan para manajer produksi yang pernah bekerja di Ide Studio berdasarkan konsensus para pemain di industri, tingkat kehadiran ideal pada industri mebel sejenis adalah sebesar 95%. Dari angka kehadiran ideal pada industri, tingkat kehadiran karyawan produksi di Ide studio 9% lebih rendah. Dengan tingginya angka ketidakhadiran karyawan, maka waktu yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih lama yang berakibat pada keterlambatan pengiriman barang. Untuk mempertahankan ketepatan jadwal pengiriman barang dibutuhkan kerja lembur. 8

9 Dengan kerja lembur kualitas hasil akhir yang dihasilkan tidak bisa sepenuhnya dijamin dikarenakan para karyawan terlalu lelah sehingga tidak sedikit melakukan koreksi atas pekerjaan yang tidak sempurna atau tidak sesuai standar kualitas Ide Studio. Selain hal tersebut relatif meningkatkan biaya produksi, mengakibatkan terjadinya keluhan dari pelanggan dikarenakan kualitas barang yang dihasilkan tidak sempurna dan juga keterlambatan jadwal pengiriman barang. Survei terhadap karyawan produksi pernah dilakukan pada bulan Agustus tahun 2013 dengan 5 aspek yang menjadi dasar penilaian, yaitu ruang lingkup pekerjaan, lingkungan kerja, manajemen dan supervisi, kompensasi dan manfaat, dan kinerja manajemen. Dari hasil survei didapatkan dua nilai terendah yang ditempati oleh aspek kompensasi dan manfaat, serta manajemen dan supervisi. Hasil survei ini, dan terutama tingkat kehadiran karyawan produksi, digunakan sebagai dasar menyusun strategi sumberdaya manusia 2014 dan juga masih menjadi dasar penerapan strategi sumberdaya manusia di tahun Isu rendahnya tingkat kehadiran karyawan cukup sentral di perusahaan ini. Strategi sumberdaya manusia untuk memperbaiki hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja karyawan produksi, sehingga strategi perusahaan dapat terlaksana dengan baik. Namun pada kenyataannya, strategi sumberdaya manusia 2014 yang diterapkan secara umum untuk seluruh karyawan Ide Studio tersebut diduga tidak sepenuhnya tercapai dengan melihat tingkat kehadiran karyawan produksi di 2014 dan 2015 yang masih sebesar 86% atau 9% lebih rendah dari kehadiran ideal pada industri. 9

10 Temuan tersebut menjadi dugaan sementara penyebab rendahnya tingkat produktivitas karyawan produksi. Seperti yang telah diutarakan, survei tersebut di atas menggarisbawahi bahwa aspek kompensasi dan manfaat serta aspek manajemen dan supervisi, dinilai kurang memuaskan oleh karyawan. Di sisi lain, perusahaan mempunyai catatan bahwa tingkat kehadiran karyawan produksi persentasenya cukup rendah. Selain itu perusahaan juga mencatat kenaikan biaya produksi, keterlambatan pengiriman dan keluhan-keluhan pelanggan akan barang hasil produksi Ide Studio. Menilik konteks perusahaan ini yang berada di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, maka Pemerintah Kabupaten Bantul menghimbau perusahaanperusahaan yang ada di wilayahnya, untuk memberdayakan masyarakat Bantul dan sekitarnya. Memprioritaskan calon karyawan yang merupakan warga Bantul asli maupun yang tinggal di wilayah Bantul untuk diterima bekerja, dibandingkan calon karyawan dari luar wilayah Bantul. Daerah Kabupaten Bantul merupakan daerah pedesaan. Seperti halnya budaya dan norma masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat pedesaan pada khususnya, masyarakat Kabupaten Bantul juga menganut budaya kolektivisme. Budaya kolektivisme mempunyai ciri mengedepankan kebersamaan sebagai sebuah kelompok, tidak sebagai individu. Individu-individu yang berada dalam suatu kelompok saling bergantung satu sama lain, dan tujuan kelompok dijunjung tinggi, lebih dari tujuan individu. Menurut Kreitner dan Kinicki (2011), kolektivisme adalah 10

11 budaya kita atau kami, tujuan bersama lebih tinggi dan penting dibandingkan keinginan dan tujuan pribadi. Masyarakat yang menganut kolektivisme tidak memprioritaskan kebutuhan dan tujuan pribadi dari kebutuhan sosial dan kelompok. Ada kecurigaan bahwa budaya tersebut juga menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat kehadiran karyawan produksi. Para karyawan sering tidak masuk kerja dengan alasan menghadiri berbagai hajatan yang diadakan oleh tetangga, keluarga, maupun masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Budaya kebersamaan dan rasa ewuh pekewuh (rasa sungkan), serta hukuman sosial seperti dikucilkan, dibicarakan oleh tetangga, ataupun keluarga besar jika tidak menghadiri hajatan yang diadakan mendasari para karyawan produksi sering meninggalkan pekerjaan. Disampaikan oleh Lengnick (dalam Anthony et al. 2006), strategi perusahaan terbentuk oleh berbagai hal, seperti kondisi ekonomi, struktur industri, keunggulan kompetitif, dan cakupan pasar. Hal tersebut berkaitan erat dengan pembentukan strategi sumberdaya manusia. Strategi sumberdaya manusia yang diterapkan Ide Studio saat ini (2016) untuk mendukung tercapainya strategi perusahaan : 1) Mengevaluasi sistem penilaian karyawan. 2) Penegakan disiplin dan pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. 3) Merancang program-program penghargaan bagi karyawan yang dituangkan isinya melalui perubahan Peraturan Perusahaan (PP) menjadi Peraturan Kerja Bersama (PKB). 11

12 4) Mengevaluasi kembali sistem pengupahan dan fasilitas yang diberikan agar lebih baik dan sesuai dengan kriteria pengupahan yaitu keahlian, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lama bekerja di Ide Studio, beban kerja, dan kinerja. 5) Meningkatkan kemampuan soft skill para karyawan produksi, dalam hal ini adalah kemampuan untuk memahami kriteria kualitas yang diharapkan oleh para pembeli akhir produk Karpenter sehingga tercermin pada cara kerja karyawan produksi. 6) Penyegaran bagi karyawan lama yang sudah tidak produktif, dan diganti dengan karyawan baru melalui seleksi penerimaan karyawan yang lebih ketat. Sedangkan strategi sumberdaya manusia yang pernah diterapkan di tahun 2014 adalah: 1) Meningkatkan kemampuan para karyawan operasional yang telah ada. 2) Memperbaiki sistem pengupahan dan fasilitas yang diberikan. Fasilitas dalam hal ini adalah APD (Alat Pengaman Diri), seragam, dan fasilitas umum seperti tempat istirahat, locker, dan tempat ibadah. 3) Merancang program-program penghargaan bagi karyawan. 4) Memperbaiki sistem evaluasi dan penilaian karyawan. 5) Memperbaiki SOP pada permintaan dan proses rekrutmen karyawan Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, identifikasi faktor-faktor 12

13 penyebab rendahnya tingkat produktivitas, faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas, dan mendapatkan formulasi yang tepat untuk menyusun strategi sumberdaya manusia, menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini Rumusan Masalah Pasar global masih positif terhadap industri mebel di Indonesia. Produk ramah lingkungan yang dihasilkan oleh Ide Studio dengan penggunaan bahan baku kayu bekas yang bersertifikasi sehingga bisa dibuktikan legalitas sumbernya merupakan salah satu keunggulan kompetitif bagi perusahaan untuk tetap bertahan dan mengembangkan sayapnya di pasar global. Berbagai tantangan di pasar global bisa di atasi dengan ditingkatkannya kualitas barang yang dihasilkan, pengiriman barang tepat waktu, kinerja dan efektifitas sumberdaya manusia yang menghasilkannya juga tinggi. Agar hal-hal tersebut dapat tercapai maka diperlukan disiplin tinggi dari karyawan, terutama karyawan produksi. Namun demikian, tingkat produktivitas karyawan masih rendah yang mungkin disebabkan oleh tingkat kehadiran yang rendah. Indikasi tingkat kehadiran rendah yang diduga disebabkan oleh kompensasi dan manfaat yang diterima oleh karyawan operasional, manajemen dan supervisi, dan kemungkinan aspek budaya setempat, diduga akan menjadi hambatan untuk kinerja tinggi yang diharapkan perusahaan atas sumberdaya manusianya. Oleh karena itu analisa produktivitas karyawan produksi menjadi penting. Mengidentifikasi faktor-faktor yang akan meningkatkan produktivitas, dengan menilik strategi sumberdaya manusia pada tahun 2014, dan dampak implementasi 13

14 strategi sumberdaya manusia tersebut terhadap kinerja karyawan juga menjadi hal penting untuk diketahui selain penyebab-penyebab lain yang mempengaruhi tingkat produktivitas karyawan produksi. Penelitian ini selain untuk kepentingan meningkatkan produktivitas karyawan produksi, dan mengetahui penyebab-penyebab serta mendapatkan rekomendasinya, juga untuk kepentingan para manajemen puncak, agar mengetahui dengan pasti langkah-langkah apa saja yang sebaiknya ditempuh agar kinerja perusahaan bisa optimal Pertanyaan Penelitian 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab rendahnya tingkat produktivitas? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan produktivitas? 3. Strategi sumberdaya manusia seperti apa yang bisa meningkatkan produktivitas? 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui aspek-aspek penyebab rendahnya tingkat produktivitas karyawan produksi. 2. Mengetahui aspek-aspek yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan produksi 3. Mengetahui strategi sumberdaya manusia yang dapat mengarah pada peningkatan kinerja karyawan. 14

15 1.5. Manfaat Penelitian a. Teoritis Penulis berharap dari penelitian ini dapat diperoleh pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor penyebab rendahnya tingkat kehadiran karyawan produksi, jika dikaitkan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. b. Praktis Manfaat lebih luas yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah akan terselesaikannya permasalahan lainnya di dalam lingkup sumberdaya manusia di perusahaan sehingga sistem sumberdaya manusia secara keseluruhan di Ide Studio dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Diharapkan pada akhirnya strategi sumberdaya manusia yang dipilih akan terimplementasikan dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan produksi untuk mendukung perusahaan agar tetap mampu bersaing di pasar global dengan produk mebelnya yang ramah lingkungan, berkualitas tinggi, berdesain menarik dan inovatif. Sedangkan manfaat yang didapat dari penelitian ini bagi dunia akademik adalah memberikan bahan masukan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian tentang strategi bisnis pada industri yang dinamis seperti halnya industri mebel. 15

16 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah karyawan produksi pada PT. Ide Studio Indonesia. Kinerja karyawan produksi akan dilihat dari kompensasi dan manfaat yang diterima karyawan, manajemen dan supervisi, faktor budaya, dan kinerja manajemen pada divisi produksi. Penelitian ini dilakukan pada periode Januari 2013 sampai dengan Desember

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari sepuluh negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha furniture sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dibeberapa daerah tertentu sudah menjadi budaya turun temurun. Sentra-sentra industri furniture berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan memiliki arti penting bagi negara. Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mencerminkan potensi ekonomi yang besar dan strategis bagi pembangunan nasional. Kekayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penurunan kualitas dan kuantitas hutan di Indonesia sudah dirasakan sejak dekade 1990-an. Degradasi dan deforestasi sumberdaya hutan terjadi karena tindakan

Lebih terperinci

Kota, Negara Tanggal, 2013

Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1.

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai. meningkatkan perekonomian adalah kelapa sawit. Gambar 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi pada sektor pertanian. Wilayah Indonesia yang luas tersebar diberbagai wilayah dan kondisi tanahnya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban umat manusia di berbagai belahan dunia (Maryudi, 2015). Luas hutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki peran penting bagi keberlangsungan hidup umat manusia di muka bumi. Peran penting sumberdaya hutan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin eksistensinya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan adalah sumberdaya alam yang siap dikelola dan dapat memberikan manfaat ganda bagi umat manusia baik manfaat ekologi, sosial budaya maupun ekonomi. Manfaat hutan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah hutan yang luas, yaitu sekitar 127 juta ha. Pulau Kalimantan dan Sumatera menempati urutan kedua dan ketiga wilayah hutan

Lebih terperinci

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO RINGKASAN EKSEKUTIF WISHNU TIRTA, 2006. Analisis Strategi Penggunaan Bahan Baku Kayu Bersertifikat Ekolabel Di Indonesia. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan BUDI SUHARDJO Laju kerusakan hutan di Indonesia

Lebih terperinci

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013 Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Pelatihan untuk Para Pelatih Pengantar Sumber Daya Pelatihan untuk Para Pelatih - Sumber Daya Pelatihan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Indonesia yang kaya akan budaya dan hasil alamnya memiliki banyak industri yang menggantungkan usahanya pada hasil alam tersebut. Salah satu industri yang menggabungkan

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara tidak mampu untuk memproduksi suatu barang atau jasa untuk penduduknya sendiri. Diperlukan adanya pemasok, baik bahan baku maupun bahan pendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan hasil hingga pemasaran hasil hutan. Pengelolaan menuju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan hutan tanaman di Jawa, khususnya oleh Perum Perhutani merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan utama mulai dari penanaman, pemeliharaan

Lebih terperinci

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati: SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HIGH LEVEL MARKET DIALOGUE BETWEEN INDONESIA, EU, THE US AND JAPAN: MEETING MARKET DEMAND FOR LEGALLY TIMBER PRODUCT JAKARTA, 10 MARET 2011 Yth. Menteri Koordinator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan Indonesia seluas 120,35 juta hektar merupakan salah satu kelompok hutan tropis ketiga terbesar di dunia setelah Brazil dan Zaire, yang mempunyai fungsi utama sebagai

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012

TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 1 TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Pengembangan sektor agribisnis sebagai salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini dunia industri berkembang dengan sangat pesat. Semakin liberalnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing produk

Lebih terperinci

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) LEMBAR DATA 2.3 Apabila Anda seorang importir, setelah Anda mengumpulkan informasi (sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan

Lebih terperinci

LAPORAN KELANGKAAN PERUSAHAAN KONSULTASI DAN JASA SERTIFIKASI UNTUK VERIFIKASI ASAL- USUL BAHAN BAKU (VLO)

LAPORAN KELANGKAAN PERUSAHAAN KONSULTASI DAN JASA SERTIFIKASI UNTUK VERIFIKASI ASAL- USUL BAHAN BAKU (VLO) LAPORAN KELANGKAAN PERUSAHAAN KONSULTASI DAN JASA SERTIFIKASI UNTUK VERIFIKASI ASAL- USUL BAHAN BAKU (VLO) JULI 2008 KOORDINATOR TEKNIS SENADA LAPORAN INI DIBUAT UNTUK DIKAJIAN OLEH BADAN PEMBANGUNAN INTERNASIONALL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar

BAB I PENDAHULUAN. pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembalakan liar di Indonesia dianggap sebagai salah satu pendorong

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembalakan liar di Indonesia dianggap sebagai salah satu pendorong I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembalakan liar di Indonesia dianggap sebagai salah satu pendorong deforestasi dan degradasi, yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati, peningkatan emisi iklim,

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Australian Illegal Logging Prohibition Act (AILPA)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL........ xvi DAFTAR GAMBAR........ xvii DAFTAR LAMPIRAN.. xix I. PENDAHULUAN.... 1 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Rumusan Masalah. 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian....

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar dapat bertahan dan terus berkembang.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS MEBEL NAMA : MUHAMMAD REZA PALLEVI RHAMADHAN NIM : 11.12.5534 KELAS : 11-S1 SI-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat sebagai inspirasi untuk orang orang

Lebih terperinci

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kebijakan dan Konvensi Internasional yang berdampak pada Perdagangan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KEBERHASILAN MENJADI EKSPORTIR BAN TERBESAR DARI INDONESIA Presentasi dalam Rapat Kerja Tahunan Kementerian Perdagangan Indonesia Jakarta, 20 Februari 2017 Gajah Tunggal Saat Ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penjualan barang ataupun jasa merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara

Lebih terperinci

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh

BAB I PENDAHULUAN. apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi global mempengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia, apalagi perekonomian Indonesia bersifat terbuka. Menurut artikel yang ditulis oleh Danareksa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah sumber daya manusia nya. Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring,

BAB I PENDAHULUAN. Jabodetabek, dan lain-lain. kayu diantaranya dowel, moulding, pintu, jendela, wood-flooring, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Furniture adalah industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi furniture

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Manfaat Penelitian... 8 1.5.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem Jaminan Legalitas Kayu/Startegy Timber Legality and Assurance System (TLAS) atau di dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar

BAB I PENDAHULUAN. pada prosesnya itu sendiri membutuhkan berbagai macam media pendukung agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri tekstil merupakan salah satu industri unggulan yang banyak diminati baik oleh pasar nasional maupun internasional. Industri tekstil, dimana pada

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer akibat berbagai aktivitas manusia di permukaan bumi, seperti

Lebih terperinci

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Materi Website Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Jaminan legalitas produk kayu harus dibuktikan dengan adanya sistem

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat

I. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34

PROSIDING Seminar Hasil Litbang Hasil Hutan 2006 : 24-34 PENATAUSAHAAN HASIL HUTAN RAKYAT SEBAGAI UPAYA MENDORONG PEMBANGUNAN KEHUTANAN BERBASIS MASYARAKAT Oleh: Direktur Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan I. PENDAHULUAN Hutan adalah sumber daya

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Panduan untuk pabrik penggergajian dan produsen kayu Paul Wilson Manajer Pengembangan Program Kantor +62 (0)881 463 8608 Ponsel +62 (0)817 0357 7555 paul@certisource.co.uk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumberdaya hutan tropis yang dimiliki negara Indonesia, memiliki nilai dan peranan penting yang bermanfaat dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Manfaat yang didapatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang

I. PENDAHULUAN. di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Regulasi Kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation/EUTR) Regulasi Kayu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1999 terjadi reformasi institusi kehutanan yang diformalisasikan dalam

I. PENDAHULUAN. Pada tahun 1999 terjadi reformasi institusi kehutanan yang diformalisasikan dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Perubahan Institusi Kehutanan Pada tahun 1999 terjadi reformasi institusi kehutanan yang diformalisasikan dalam perubahan undang-undang no 5 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran hijau merupakan suatu konsep baru yang ditujukan untuk melindungi lingkungan secara luas. Konsep ini pada dasarnya meliputi dua aspek penting, yaitu aspek

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Salah satunya adalah kekayaan sumber daya alam berupa hutan. Sebagian dari hutan tropis

Lebih terperinci

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam. Hutan merupakan salah satu kekayaan negara yang tak ternilai harganya dan dari hutan banyak dihasilkan hasil hutan kayu dan hasil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan

I. PENDAHULUAN. ditujukan kepada pengembangan industri yang berbasis pertanian dan I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan lndustri diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri terutama terhadap industri bernilai tambah tinggi dan berjangkauan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter, yaitu tahun 1996, sumbangan industri non-migas I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Berbagai studi menunjukkan bahwa sub-sektor perkebunan memang memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi dan

Lebih terperinci

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan

beragam kegunaan, maka tak heran bahwa tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman surga. Bagian daun sampai tulang daunnya bisa dijadikan kerajinan dan 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa merupakan tanaman yang cukup populer di Indonesia. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah di sepanjang nusantara. Mulai dari ujung barat kepulauan

Lebih terperinci

A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata

A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata A. Pengertian dan Fungsi Umum Pemasaran Kata pemasaran sering dipersepsikan oleh orang sebagai promosi dan periklanan, namun makna dari kata pemasaran sendiri lebih luas dari hanya sekedar promosi dengan

Lebih terperinci

Oleh: Emil Salim (Ketua Badan Pengurus Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI) dan Dradjad Wibowo (Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI)

Oleh: Emil Salim (Ketua Badan Pengurus Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI) dan Dradjad Wibowo (Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI) Kompas, Senin, 4 September 2000, hal. 15. Oleh: Emil Salim (Ketua Badan Pengurus Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI) dan Dradjad Wibowo (Direktur Eksekutif Lembaga Ekolabel Indonesia/LEI) Sertifikat ekolabel

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca BAB V KESIMPULAN & SARAN A. Kesimpulan Perlindungan terhadap hutan tentunya menjadi sebuah perioritas di era pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca di beberapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan

I. PENDAHULUAN. kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jatuhnya nilai rupiah beberapa tahun belakangan ini menjadi hal kritis bagi kelangsungan kegiatan operasional dan beban keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal

Lebih terperinci

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Pembangunan mengandung makna yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri furniture di Indonesia memang telah menjadi salah satu industri yang sangat potensial. Selain dikarenakan adanya dukungan dari Asosiasi Mebel

Lebih terperinci

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.

1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia. Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Oktober 2008 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Oktober 2008, pertumbuhan tertinggi secara tahunan terjadi pada produksi kendaraan niaga, sementara secara bulanan terjadi pada produksi kendaraan non niaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan merupakan faktor penting untuk merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara. Perdagangan akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara, meningkatkan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Organisasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Organisasi PT. Graha Kerindo Utama dan PT. Graha Cemerlang Paper Utama adalah Anak perusahaan dari Kompas Gramedia, yang berfokus pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persoalan lingkungan mulai menjadi perhatian global sejak Konferensi Stokhlom 1972 yang merupakan forum internasional yang berfokus pada lingkungan hidup dan manusia dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama ini pasokan ikan dunia termasuk Indonesia sebagian besar berasal dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di sejumlah negara

Lebih terperinci

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H S V L K oleh Agus Justianto Sistem Verifikasi Legalitas Kayu Dibangun sejak 2003 dan melibatkan para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri furnitur Indonesia masih memiliki pamor yang mengkilap di perdagangan internasional. Dalam acara pameran tunggal yang bertajuk Indonesia Paviliun yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri alas kaki nasional memiliki potensi untuk dapat bersaing di era perdagangan bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai

Lebih terperinci

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Produk furnitur merupakan produk rumah tangga yang memiliki banyak fungsi dan kegunaan antara lain sebagai tempat menyimpan barang, tempat tidur, tempat duduk, dan lain sebagainya

Lebih terperinci

PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya

PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL Oleh : MARGONO KETUA APKJ Team penyusun : Legiman Arya Pendahuluan APKJ sebagai lembaga yang terlahir dari keinginan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2012, 2014 KEMENDAG. Ekspor. Industri. Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK

Lebih terperinci

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken .VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken Kabupaten Blora telah berlangsung lama hingga lebih dari 10 tahun. Namun sebagian besar dari

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA

ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA ANALISIS DAYA SAING, STRATEGI DAN PROSPEK INDUSTRI JAMU DI INDONESIA Oleh: ERNI DWI LESTARI H14103056 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia jika dibandingkan perkembangan ekonomi dunia masih lebih baik. Krisis ekonomi dunia yang dialami beberapa negara termasuk negara maju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu kekayaan alam bangsa Indonesia yang menjadi aset berharga dalam mendatangkan devisa bagi negara, sehingga dapat memberi kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin banyak pesaing yang tidak dapat dihindari. Adanya persaingan membuat perusahaan dihadapkan pada

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan No.2006, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Produk Industri Kehutanan. Ekspor. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84/M-DAG/PER/12/2016 TENTANG KETENTUAN EKSPOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri nyaris tidak ada perbedaan karena kemudahan akses dari barang dan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini kita hidup dalam era globalisasi di mana berbagai arus barang, perdagangan, informasi sudah terhubung satu sama lain sehingga antara dalam negeri dan luar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran sub sektor kehutanan pada perekonomian nasional Indonesia cukup menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode Pembangunan Lima Tahun Pertama

Lebih terperinci

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya BAB III Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya Potensi pariwisata di Indonesia sangat tinggi, dari Aceh hingga Papua dengan semua macam obyek pariwisata, industri pariwisata Indonesia

Lebih terperinci