Kata Kunci : Kolesterol, Merokok, Penyakit Jantung Koroner.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Kolesterol, Merokok, Penyakit Jantung Koroner."

Transkripsi

1 ORIGINAL RESEARCH Hubungan Kebiasaan Merokok dan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari 2013 Helty 1 1 Staf Dosen Jurusan Keperawatan, Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Mandala Waluya ABSTRAK Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Kejadian penyakit jantung koroner di RSU Bahteramas Kendari pada tahun 2011 sebanyak 670 kasus. Sedangkan pasien yang mengalami kelainan jantung pada triwulan pertama tahun 2012sebanyak 157 orang. Berbagai resiko dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner, diantaranya kebiasaan merokok dan kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari selama dua bulan tahun Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang datang berkunjung ke Poli JantungRSU Bahteramas yang mengalami kelainan jantung sebanyak 86 responden, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel secara aksidental sampling. Analisa data dengan menggunakan uji statistic Chi Square. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas. Pola hidup sehat termasuk hindari merokok dan batasi asupan lemak berlebihan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dapat menghindarkan diri kita dari resiko penyakit jantung koroner. Kata Kunci : Kolesterol, Merokok, Penyakit Jantung Koroner. PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung dan pembuluh darah yang disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Penyakit jantung-koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju. Pada saat ini penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2010 sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30% kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Penyakit jantung menempati urutan pertama penyebab kematian di Indonesia. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner (PJK) (Depkes RI, 2010). Di Sulawesi Tenggara menurut data yang masuk pada Dinas Kesehatan Provinsi 1

2 Sulawesi Tenggara angka kejadian penyakit jantung koroner pada tahun 2011 sebanyak 670 kasus. Sedangkan pasien yang mengalami kelainan jantung pada triwulan pertama tahun 2012 Sebanyak 157 orang (Rekam medik RSU Bahteramas Propinsi Sulawesi Tenggara 2012). Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi jika plak menumpuk di arteri koroner. Seiring waktu, penyakit jantung koroner dapat menyebabkan nyeri dada, serangan jantung, gagal jantung, aritmia, atau bahkan kematian. Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh PJK meliputi rasa berat, tertekan, nyeri, diremas-remas di dada tengah yang dalam (angina pectoris) sebagai tanda otot jantung kekurangan oksigen. Hal ini merupakan beban psikologis bagi pasien selain itu biaya untuk pengobatan yang besar dan ancaman kejadian kematian secara mendadak serta hilangnya hari-hari produktif. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya PJK. sehingga upaya pencegahan harus bersifat multifaktorial. Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara mengendalikan faktorfaktor risiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting pada penanganan PJK. Oleh sebab itu mengenal faktorfaktor risiko sangat penting dalam usaha pencegahan PJK, baik pencegahan primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang sehat tetapi mempunyai risiko tinggi, sedangkan pencegahan sekunder merupakan suatu upaya untuk mencegah memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Penelitian yang dilakukan Framingham tahun 2004 dikutip Soeharto (2005), didapatkan bahwa faktor risiko seseorang mengalami PJK ditentukan melalui interaksi dua atau lebih faktor resiko antara lain: faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah keturunan, umur, jenis kelamin, dan faktor yang dapat dikendalikan adalah dislipidaemia (kolesterol, trigliserilia, LDL dan HDL), hipertensi, merokok, penyakit diabetes mellitus, stress, kelebihan berat badan dan obesitas (Soeharto, 2005). Merokok merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Ketika dikombinasikan dengan faktorfaktor risiko lain seperti tingkat kolesterol darah yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, dan kelebihan berat badan atau obesitas, maka merokok lebih meningkatkan risiko penyakit jantung.penelitian Framingham mendapatkan kematian mendadak akibat PJK pada laki-laki perokok 10 kali lebih besar daripada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4,5 kali lebih besar daripada bukan perokok. Rokok dapat menyebabkan 25% kematian PJK pada laki-laki dan perempuan umur <65 tahun atau 80% kematian PJK pada laki-laki umur <45 tahun Efek rokok adalah menyebabkan beban miokard bertambah karena rangsangan oleh katekolamin dan menurunnya konsumsi 02 akibat inhalasi CO atau dengan perkataan lain merokok dapat menyebabkan tahikardi, vasokonstruksi pembuluh darah, merubah permeabilitas dinding pembuluh darah dan merubah 5-10% Hb menjadi carboksi-hb. Merokok juga dapat menurunkan vaskularisasi pembuluh darah jantung (Baraas, 2005). Di samping itu, rokok dapat menurunkan kadar HDL kolesterol tetapi mekanismenya belum jelas. Makin banyak jumlah rokok yang diisap, kadar HDL kolesterol makin menurun. Perempuan yang merokok, penurunan kadar HDL kolesterolnya lebih besar dibandingkan laki-laki perokok. 2

3 Kenaikan level dari kolesterol HDL merupakan indikasi resiko kenaikan dari penyakit jantung koroner pada wanita. Kolesterol HDL merupakan penyebab kedua kematian akibat kardiovaskuler pada wanita berdasarkan penelitian Lipid Research Clinics. Kolesterol merupakan suatu molekul yang berperan dalam pembentukan membran sel didalam tubuh kolesterol berkaitan dengan subtansi protein membentuk ikatan kompleks lemak-protein (lipoprotein).kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL). LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut kolesterol jahat. Kadar LDL yang optimal adalah mg/dl. Kelebihan LDL menyebabkan HDL membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dl (border line = 240). Kolesterol yang dibutuhkan secara normal diproduksi sendiri dalam jumlah yang tepat. Namun kolesterol juga dapat meningkat jika sering mengonsumsi makanan dengan kadar lemak hewan tinggi (otak sapi, daging merah, seafood, kuning telur, keju, dan lain-lain) atau makanan cepat saji. Penelitian yang dilakukan oleh Ima (2010), mengenai gambaran profil lipid pada pasien penderita PJK di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara diperoleh hasil bahwa dari 33 pasien yang memiliki kolesterol total tinggi sebanyak 21 (63,64%) hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan kadar kolesterol berperan dalam penyakit jantung koroner. Berdasarkan gambaran di atas maka peneliti telah melakukan penelitian tentang Hubungan kebiasaan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian penyakit jantung koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi dengan tujuan untuk mengetahui hubungan kolesterol dan merokok dengan kejadian penyakit jatung koroner.penelitian ini dilakukan di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari selama dua bulan (Maret Mei 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang datang berkunjung di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari sebanyak 86 responden. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah aksidental sampling. Adapun kriteria inklusinya adalah pasien penyakit jantung yang datang memeriksakan diri ke Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara, berusia tahun, dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah, dan pasien yang bersedia untuk diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan dan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu kebiasaan merokok.sedangkan data kolesterol didapatkan dari hasil 3

4 pemeriksaan laboratorium.kemudian data dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi Square (χ 2 ). HASIL 1. Gambaran Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, dan Kejadian Penyakit Jantung Koroner di poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 Karakteristik Frekwensi Persentase (%) 1. Umur (tahun) ,8 22,1 29,1 36,0 Total Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan 3. Kejadian PJK Ya Tidak 67 77, ,1 Total , ,7 Total Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 86 orang responden yang paling banyak berkunjung ke poli Jantung RSU Bahteramas berada pada kelompok umur tahun yaitu 31 responden (36%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur tahun yaitu sebesar 11 responden (12,8%). Sedangkan berdasarkan jenis kelamin bahwa laki-laki lebih banyak berkunjung ke poli jantung yaitu 67 responden (77,9%) dibanding perempuan hanya 19 responden (22,1%). Dan diantara86 orang responden yang mengalami PJK yaitu sebanyak 63 responden (73,3%) sedangkan yang tidak mengalami PJK sebanyak 23 responden (26,7%). 2. Kadar Kolesterol Responden Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 Kadar kolesterol Frekwensi Persentase (%) 200 mg/dl 51 59,3 < 200 mg/dl 35 40,7 Total

5 Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 86 orang responden yang paling banyak pada kadar kolesterol 200mg/dl yaitu sebesar 51(59,3%) dan responden yang memeiliki kadar kolesterol <200mg/dl sebesar 35(40,7%) 3. Kebiasaan Merokok Responden Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok di Poli JantungRSU Bahteramas Tahun 2013 Merokok Frekwensi Persentase (%) Ya 49 57,0 Tidak 37 43,0 Total Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 86 orang responden yang merokok sebanyak 49 responden (57,0%) dan yang tidak merokok sebanyak 37 (43,0%). 4. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Tabel 4 Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian PJK pada Pasien di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 Merokok Kejadian PJK Total Ya Tidak N % N % N % Nilai P Ya 30 61, , ,9 Tidak 33 89,2 4 10, ,1 0,008 Jumlah 63 73, , Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 30 responden (61,2%) yang memiliki kebiasaan merokok mengalami PJK, sedangkan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak mengalami PJK sebanyak 4 responden (10,8%).Hasil uji ststistik chi square diperoleh nilai p value = 0,008, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kejadian PJK di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) 5. Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner 5

6 Tabel 5 Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian PJK pada Pasiendi Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 Kadar kolesterol Kejadian PJK Total Ya Tidak N % N % N % Nilai P 200mg/dl 43 84,3 8 15, ,4 <200mg/dl 20 57, , ,6 0,011 Jumlah 63 73, , Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 43 (84,3%) responden memiliki kadar kolesterol 200 mg/dl mengalami PJK sedangkan responden yang memiliki kadar kolesterol <200 mg/dl tetapi tidak mengalami PJK sebanyak 15 responden (42,9%). Hasil PEMBAHASAN 1. Umur Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 86 orang responden yang paling banyak berkunjung ke poli Jantung RSU Bahteramas berada pada kelompok umur tahun yaitu 31 responden (36%) dan yang paling sedikit pada kelompok umur tahun yaitu sebesar 11 responden (12,8%). Memasuki usia dewasa tua (41 50 tahun) merupakan usia yang rentan terhadap penyakit jantung koroner. Perubahan fisik yang terjadi dalam usia 40-an atau memasuki usia dewasa tua, biasanya diikuti dengan menurunnya fungsi fisiologis organ tubuh dan fungsi intelektual. Hal inilah yang menyebabkan tubuh seseorang analisis uji ststistik chi square diperoleh nilai p value = 0,011, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan kejadian PJK di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) yang telah memasuki usia lebih lanjut semakin menjadi lebih rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan penuaan. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK. Sebagian besar kasus kematian terjadi pada laki-laki umur tahun dan meningkat dengan bertambahnya umur. Juga didapatkan hubungan umur dan kadar kolesterol yaitu kadar kolesterol total akan meningkat dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada umur 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai umur 50 tahun dan akhirnya akan turun sedikit setelah 6

7 umur 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan sebelum menopause (45-60tahun) lebih rendah daripada lakilaki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi daripada laki-laki. 2. Jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak berkunjung ke poli jantung yaitu 67 responden (77,9%) dibanding perempuan hanya 19 responden (22,1%). Laki-laki lebih beresiko untuk menderita penyakit jantung koroner selain karena pola hidup juga pada perempuan karena adanya hormon yang dapat memproteksi dari kejadian penyakit jantung dibandingkan dengan laki-laki yang tidak memiliki hormon tersebut (estrogen).di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar daripada perempuan. Pada beberapa perempuan pemakaian oral kontrasepsi dan selama kehamilan akan meningkatkan kadar kolesterol. Pada wanita hamil kadar kolesterolnya akan kembali normal 20 minggu setelah melahirkan. Angka kematian PJK pada laki-laki didapatkan lebih tinggi daripada perempuan akan tetapi setelah menopause hampir tidak didapatkan perbedaan dengan laki-laki.dari penelitian Cooper pada 2000 laki-laki yang sehat didapatkan peningkatan kadar kolesterol total dengan bertambahnya umur. Akan tetapi kadar HDL kolesterol akan tetap konstan tetapi kadar LDL Kolesterol cenderung meningkat. Sedangkan pada 589 perempuan didapatkan respons peningkatan kolesterol sedikit berbeda yaitu kadar LDL dan HDL kolesterol cenderung meningkat lebih cepat sehingga rasio kadar kolesterol total/hdl menjadi rendah. Rasio yang rendah tersebut akan mencegah penebalan dinding arteri sehingga perempuan cenderung lebih sedikit terjadi risiko PJK. 3. Hubungan Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 responden (61,2%) yang memiliki kebiasaan merokok mengalami PJK, sedangkan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok dan tidak mengalami PJK sebanyak 4 responden (10,8%).Hasil uji ststistik chi square diperoleh nilai p value = 0,008, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan merokok dengan kejadian PJK di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Dua efek utama dari merokok yang berperan penting dalam perkembangan PJK adalah efek nikotin dan desaturasi hemoglobin oleh carbon monoksida (CO). Merokok merupakan penyebab utama kematian pada pria dan wanita di Amerika. Indikasi yang terbesar pada resiko penyakit jantung koroner adalah 2-4 % lebih besar pada wanita yang merupakan seorang perokok berat (ditetapkan berdasarkan perokok yang merokok _+_ 20 batang sehari) dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Selain itu, ada hubungan antar respon dosis kecil, sebagai perbandingan antara: tidak merokok, 7

8 perokok ringan (wanita yang merokok 1-4 batang per hari) mempunyai resiko 2 x lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner. Seorang yang memiliki resiko penyakit jantung akan meningkat resikonya seiring dengan jumlah rokok yang dihisap. Perokok akan meningkatkan resiko serangan penyakit jantung selama masih menghisap rokok. Seseorang yang merokok satu bungkus rokok per hari memiliki lebih dari dua kali resiko terserang penyakit jantung dibandingkan dengan seseorang yang tidak merokok. Rokok mengandung bermacam zat kimia yang tergolong radikal bebas. Misal: tar, nikotin, indol dan karbozol. Semua zat tersebut bersifat karsinogen (penyebab kanker) serta tergolong toksis. Rokok juga mengandung gas karbon monoksida yang dapat mempengaruhi sistem transportasi oksigen ke seluruh jaringan. sehingga kurangnya oksigen di pembuluh darah akan menyebabkan kerja jantung menjadi berat dan fungsi jantung terganggu. Nikotin berperan penting untuk terjadinya aterosklerosis koroner dan thrombosis dengan mekanisme menaikkan asam lemak bebas serta meningkatkan kelekatan dan agregasi trombosit melalui stimulasi katekolamin. Nikotin dalam rokok dapat: a. Mengurangi asupan oksigen menuju jantung. b. Meningkatkan tekanan darah dan detak jantung c. Meningkatkan penggumpalan darah dan d. Merusak sel yang menghubungkan pembuluh koroner dengan pembuuh darah lainnya. Risiko terjadinya PJK akibat merokok turun menjadi 50 % setelah satu tahun berhenti merokok dan menjadi normal setelah 4 tahun berhenti. 4. Hubungan Kadar Kolesterol dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Hasil penelitian menunjukkan bahwa 43 (84,3%) responden memiliki kadar kolesterol 200 mg/dl mengalami PJK sedangkan responden yang memiliki kadar kolesterol <200 mg/dl tetapi tidak mengalami PJK sebanyak 15 responden (42,9%). Hasil analisis uji ststistik chi square diperoleh nilai p value = 0,011, ini berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol dengan kejadian PJK di Poli Jantung RSU Bahteramas Tahun 2013 dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menyebabkan terjadinya endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau atau disebut plaquecholesterol. Pengendapan ion kalsium pada plaque cholesterol menyebabkanplaque yang tadinya lunak menjadi keras dan kaku. Hal ini menyebabkan dindingpembuluh darah juga menjadi kaku dan tidak elastis. Selain itu dengan adanyaplaque cholesterol yang mengeras menyebabkan dinding bagian dalam pembuluhdarah menjadi sempit dan tidak licin, sehingga suplai darah ke organ tersebutmenjadi berkurang. Jika pengerasan itu terjadi pada arteri yang mensuplai darahke jantung (arteri koronaria) maka terjadilah penyakit jantung koroner (PJK). Tubuh kita memerlukan kolesterol tapi bila berlebih kolesterol akan dioksidasi dan dimodifikasi. Sebagian kolesterol lalu dimakan oleh makrofag ini kemudian menjadi busa 8

9 sehingga tidak dikenali oleh reseptornya. Akibatnya,makrofag tidak diangkat dan mengendap di lapisan dinding pembuluh darah. Pengendapan yang terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan kerasnya dinding pembuluh darah dan akhirnya terjadi penyempitan pembuluh darah (arteroklerosis ). pengendapan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang mengakibatkan terbentuknya plague ateroma pada dinding pembuluh darah. Pembuluh darah pada kolesterol Lp(a) mempunyai kandungan kolesterol yang tinggi sehingga peningkatan kadar Lp(a) akan meningkatkan kadar kolesterol pada dinding pembuluh darah dengan akibat plaque ateroma yang terbentuk semakin besar dan rsn semakin mempersempit lumen pembuluh darah. Plaque ateroma ini bersifat rapuh, menimbulkan perdarahan dalam lumen pembuluh darah dan mudah lepas mengikuti aliran darah khususnya pada darah dengan tekanan darah yang meningkat atau pada saat pembuluh darah mengerut karena stress. Plaque ateroma yang rapuh ini terbawa aliran darah dan akan terhenti pada pembuluh darah yang sempit sehingga trombosis. Makin tinggi kadar kolesterol yang mengakibatkan makin besar resiko terjadinya penyumbatan pembuluh darah dan menimbulkan banyak gejala seperti stroke bila pembuluh darah otak tersumbat, serangan jantung bila terjadi sumbatan pembuluh darah pada arteri koronaria yang disebut penyakit jantung koroner (PJK). Pengaruh lemak makanan pada penyakit jantung koroner berhubungan dengan pengaruh komponen asam lemak dan kolesterol terhadap kolesterol darah, terutama kolesterol LDL. Asam lemak tidak jenuh ganda dan asam lemak tidak jenuh tunggal, serat larut air, karbohidrat kompleks, dan diet vegetarian mempunyai pengaruh baik terhadap kadar lipid darah, sedangkan asam lemak jenuh, kolesterol dan kegemukan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap kadar lipid darah yang berkaitan dengan resiko penyakit jantung koroner. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dari penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dan kadar kolesterol dengan kejadian penyakit jantung koroner di Poli Jantung RSU Bahteramas Kendari tahuin Pola hidup sehat termasuk hindari merokok dan batasi asupan lemak berlebihan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah dapat menghindarkan diri kita dari resiko penyakit jantung koroner. DAFTAR PUSTAKA Arikunto & Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta. Bina Aksara Anis, Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular, Solusi Pencegahan Dari Aspek Perilaku & Lingkungan, PT Elex media Komputindo, Jakarta 9

10 Bustan M.N. 2005, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jurusan Epidemiologi FKM UNHAS, Makassar. Baraas, F, Mencegah Serangan jantung Dengan menekan Kolesterol. PT. Gramedia pustaka utama. Jakarta Coopers K.H Controlling Cholesterol, Bantam Books, New York. Cruiskshank J.M. & Prichard B.N.C Hypertension, Beta Blockers in Clinical Practice, Churchill Livingstone, New York. Departemen Kesehatan RI, Indonesia Sehat 2010-Visi Baru, Misi Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kesehatan. Jakarta Departemen Kesehatan RI, Penyakit Terbesar. WHO. Ellestad MH. Kardiovaskuler And Pulmonary Responses Exercise. In Stress Testing, Principles And Practice. Philadelfia Hardjono, 2008.Awas Kolesterol, Cerdas Panduan Melibas Kolesterol. Yogyakarta : Maximus Ima, L. 2010, Gambaran Profil Lipid pada pasien Penderita penyakit Jntung Koroner Di Poli jantung RSUD provinsi Sultra. Tidak dipublikasikan Jackson G.: Cardiovascular UpDate, Insight in to Heart Disease, Update Publications, England, Kannel W.B. : The Framingham Study, Am.J.Cardiol., Kwiterovich : Beyond Cholesterol, Johns Hopkins, London, Nurssalam, 2006Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Ketiga, Jakarta. Salemba Medika Notoatmodjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Povey R, Memantau Kadar Kolesterol Anda. Arcan : Jakarta Soeharto, Pernyakit Jantung Koronert Dan serangan Jantung. PT Gramedia pustaka Utama. Jakarta, 2006 Serangan Jantung Dan Stroke, Hubungannya Dengan Lemak Dan Kolesterol Edisi II. PT gramedia Pustaka utama, Jakarta Simpson, A., 2005 Catatan Lengkap Kardiologi Edisi 4, Erlangga. Jakarta Sitepoe M Kolesterol Fobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung Koroner. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Sitorus, Ronal H Jenis Pembunuh Utama Manusia. Bandung : Yrama Widya Smeltzer, Zusanne C. & Brenda G. Bare Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Brunner & Suddarth). EGC. Jakarta Sunita, A Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 10

11 Sukaman : Kelainan Jantung Pada Penderita Hipertensi, Pendekatan Praktis dan Penatalaksanaan. Sutomo K Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung Koroner, Kumpulan Makalah Rehabilitasi dan Kualitas Hidup, Simposium Rehabilitasi Jantung Indonesia II, Jakarta. Ulfa, A Gejala Awal Dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner, Artikel IlmiahPd- PERSI. Jakarta Wulanjani, A Perlu Program Penaggulangan Penyakit Kardiovaskuler. Kompas Cyber Media. IPTEK Yusnidar, Tesis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian PJK Pada Wanita Usia Subur >45 Tahun, PPS Magister Epidemiologi UNDIP Semarang 11

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Penyakit jantung koroner (CHD = coronary heart desease) atau penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan ancaman kesehatan. Penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu keadaan akibat terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi koroner. Penyempitan atau penyumbatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan di negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koroner. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah menjadi faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit jantung koroner merupakan penyebab tersering terjadinya gagal jantung di Negara Barat yaitu sekitar 60-75% kasus. Hipertensi mempunyai kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. a. Perokok aktif adalah orang yang memang sudah merokok. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok dan Merokok Rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah koroner, yang terutama disebabkan oleh

Lebih terperinci

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

Persutujuan Pembimbing. Jurnal Persutujuan Pembimbing Jurnal HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLI KLINIK JANTUNG DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO Oleh STELLI MAKALEW (NIM. 841410058,

Lebih terperinci

AYU CANDRA RAHMAWATI J

AYU CANDRA RAHMAWATI J HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN RASIO ANTARA TOTAL KOLESTEROL DAN HIGH DENSITY LIPOPROTEIN (HDL) PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung Pentingnya mengenal faktor resiko PJK dalam usaha mencegah serangan Jantung Pendahuluan Di Indonesia Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problema kesehatan urutan urutan ke 6. Sementara tingkat kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemui pada orang dewasa. Pada PJK, fungsi jantung terganggu akibat adanya penyempitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang memompa darah ke seluruh tubuh, hal ini menjadikan fungsi jantung sangat vital bagi kehidupan, sehingga jika terjadi sedikit saja

Lebih terperinci

Mitos dan Fakta Kolesterol

Mitos dan Fakta Kolesterol Mitos dan Fakta Kolesterol Oleh admin Selasa, 01 Juli 2008 09:19:20 Apakah mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tidak baik bagi tubuh? Apakah kita tak boleh mengonsumsi makanan berkolesterol?

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah koroner.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat ini PJK BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kadar kolesterol darah yang dikenal dengan istilah hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko mayor penyakit jantung koroner (PJK). (1) Saat

Lebih terperinci

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) DI POLIKLINIK JANTUNG RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan yang pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2009), penyakit sistem sirkulasi darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati urutan teratas pada tahun 2007

Lebih terperinci

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi

Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi Manfaat Diet Pada Penanggulangan Hiperkolesterolemi T. Bahri Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara I. Pendahuluan Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol di dalam darah. Kadar

Lebih terperinci

Penyakit Jantung Koroner Dan Hypertensi

Penyakit Jantung Koroner Dan Hypertensi Penyakit Jantung Koroner Dan Hypertensi T. Bahri Anwar Djohan Ahli Penyakit Jantung Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problema kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Jantung Koroner A.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tenggara. RSUD Dr. Moewardi memiliki beberapa program BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit kelas A. RSUD Dr. Moewardi ditetapkan sebagai rumah sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia penyakit jantung dan pembuluh darah terus meningkat dan akan memberikan beban mortalitas, morbiditas dan beban sosial ekonomi bagi keluarga penderita,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada

Lebih terperinci

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner T. Bahri Anwar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara I. PENDAHULUAN Penyakit jantung-koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama di negara maju. Di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk dinding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok kemudian menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung termasuk penyakit jantung koroner telah menjadi penyebab kematian utama di Indonesia. Penyebabnya adalah terjadinya hambatan aliran darah pada arteri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan penyumbatan

Lebih terperinci

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI. Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MANFAAT DIET PADA PENANGGULANGAN HIPERKOLESTEROLEMI Dr.T.BAHRI ANWAR BAGIAN ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA I.PENDAHULUAN Hiperkolesterolemi adalah peninggian kadar kolesterol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kekurangan gizi terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengetahuan keluarga yang kurang akan mempengaruhi pola hidup anggota keluarga yang lain yang menyebabkan penyakit jantung koroner seperting mani kebiasaan merokok,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan gangguan pada pembuluh darah koroner berupa penyempitan atau penyumbatan yang dapat mengganggu proses transportasi bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat karena banyak

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler. BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK)merupakan penyakit jantung yang terutama disebabkan oleh penyempitanarteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau keduanya.

Lebih terperinci

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL 1) Rustam I. Laboko 1) Dinas Kesehatan Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah ABSTRAK Penyakit

Lebih terperinci

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

RS PERTAMINA BALIKPAPAN D MUHAMMAD IQBAL Dr. IQBAL, S Sp.JP JP RS PERTAMINA BALIKPAPAN RS. 2 Penyakit Kardiovascular : Penyakit Jantung Koroner (PJK ) menyebabkan 7.2 juta kematian di dunia di tahun 1996 14% dari total kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh bermacammacam fungsi, lain untuk membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung adalah suatu keadaan dimana jantung tidak bisa bertugas dengan baik. Penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti di dunia karena dalam

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah banyak dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang saat ini dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga menghadapi dampak perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka kematian, membaiknya status gizi, dan Usia Harapan Hidup. (1) Penyakit degeneratif adalah salah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG PENELITIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Purbianto*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Masalah kesehatan dengan gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jantung Koroner 1. Definisi Jantung Koroner Jantung koroner adalah suatu penyakit kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada beban Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 1. Masalah penyakit menular masih merupakan

Lebih terperinci

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya

Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Tingkat Cholesterol Apa artinya, Diet dan Pengobatannya Apakah Kolesterol Kita dapat mengaitkan kolesterol dengan makanan berlemak, tetapi sebagian besar zat lilin dibuat oleh tubuh kita sendiri. Hati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat. World Health Organization (WHO) memperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak, berlangsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit

Lebih terperinci

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU Yeni Mulyani 1, Zaenal Arifin 2, Marwansyah 3 ABSTRAK Penyakit degeneratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian pada tahun 2012. Angka mortalitas ini mengalami peningkatan apabila

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian di negara dengan pendapatan rendah dan menengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner termasuk ke dalam kelompok penyakit kardiovaskuler, dimana penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara dengan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001 serta Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, telah terjadi transisi epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi peringkat pertama penyebab kematian di beberapa Negara (Agustini, 2014). Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014). BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit hipertensi merupakan the silent disease karena orang tidak mengetahui dirinya terkena hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darah. Kejadian hipertensi secara

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini 61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit jantung koroner merupakan keadaan dimana terjadinya penimbunan plak di pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) atau yang lebih dikenal dengan serangan jantung adalah suatu keadaan dimana suplai darah pada suatu bagian jantung terhenti sehingga

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) dengan berbagai komplikasi yang terjadi akan menurunkan kualitas hidup penderitanya yang semula mampu menjalankan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diabetes melitus ditandai oleh adanya hiperglikemia kronik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari sama dengan 90mmHg untuk diastolik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik kronik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin,

Lebih terperinci

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI Annisa Yuliana Salim, Anjar Nurrohmah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa

BAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) sudah menjadi masalah kesehatan yang cukup serius di negara maju. Di Amerika Serikat (USA) dan negara-negara Eropa, 33,3% -50% kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (cardiovascular disease) merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih tinggi angka morbiditas dan mortalitasnya. Dalam laporannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dari segi ilmu kimia kolesterol merupakan senyawa lemak yang kompleks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kolesterol merupakan salah satu kata yang sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya dengan konotasi yang negatif. Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suplai darah ke seluruh tubuh sangat penting bagi kehidupan karena di dalam darah terkandung oksigen yang sangat dibutuhkan sebagai pengangkut bahan makanan.

Lebih terperinci

PENYAKIT JANTUNG CORONER

PENYAKIT JANTUNG CORONER PENYAKIT JANTUNG CORONER Derajat kesehatan: dipengaruhi faktor perilaku (sosio budaya, sosio ekonomi, dan psikis) Penyakit jantung = penyakit ke 3 penyebab kematian. Menyerang usia produktif Terjadi perubahan

Lebih terperinci

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009

UPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009 BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif yang harus diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di negara maju maupun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia, yang bertanggung jawab atas 68% dari 56 juta kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014).

Lebih terperinci

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT

PERBAIKAN KADAR LIPID DARAH PADA MENCIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman yang begitu pesat saat ini adalah adanya pergeseran pola makan, dari pola makan yang seimbang dan alami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan ini menyebabkan peningkatan kadar total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem tingkat resiko penyakit jantung koroner. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu jenis penyakit yang berbahaya. Penyakit tersebut merupakan salah satu jenis penyakit paling mematikan

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT STROKE PADA LANSIA TAHUN 2014 OLEH : JUNIOS, S.Si, M.Si Ns. DIAN SARI, S.Kep Ns. RIMA BERLIAN, S.Kep Ns.

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut,

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, lxxiii BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian terhadap 100 penderita stroke iskemik fase akut, setelah dialokasikan secara acak 50 penderita masuk kedalam kelompok perlakuan dan 50 penderita lainnya

Lebih terperinci

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI]

[BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] 2015 copyright@saricipta2015 [BUKU SAKU UNTUK JEMAAH HAJI] Buku saku ini berisi informasi terkait Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah yang sangat bermanfaat dalam rangka pengendalian mandiri oleh jamaah

Lebih terperinci