SKRIPSI. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Kesehatan Lingkungan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Kesehatan Lingkungan"

Transkripsi

1 i FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) PADA TINGKAT KONSUMEN DI SEKITAR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2017 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Kesehatan Lingkungan AMANDA SAPRILIANI NIM : D PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 i

2 ii 2017 Hak Cipta Skripsi Ada pada Penulis ii

3 iii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NIM Fakultas Program Studi Judul Skripsi : Amanda Sapriliani : D : Kesehatan : S-1 Kesehatan Mayarakat : Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (Amiu) Pada Tingkat Konsumen di Sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2017 Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti plagiat, dan / atau pemalsuan data maupun bentuk kecurangan lain, saya bersedia untuk menerima sanksi dari Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang menurut aturan yang berlaku. Semarang, 21 Juli 2017 ( Amanda Sapriliani ) iii

4 iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama NIM Fakultas Program Studi : Amanda Sapriliani : D : Kesehatan : S-1 Kesehatan Masyarakat demi mengembangkan Ilmu Pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Dian Nuswantoro Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (Amiu) Pada Tingkat Konsumen Di Sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2017 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpan, mengcopy ulang (memperbanyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan/mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan nama pembimbing saya. Saya bersedia untuk menanggung segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Semarang, 21 Juli 2017 ( Amanda Sapriliani ) iv

5 v PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR Nama Pelaksana : Amanda Sapriliani NIM : D Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas : Kesehatan Judul Tugas Akhir : Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada Tingkat Konsumen di Sekitar Universits Dian Nuswantoro Semarang Tahun Tugas Akhir ini telah diperiksa dan disetujui, Semarang, 21 Juli 2017 v

6 vi PENGESAHAN PENGUJI Nama Pelaksana : Amanda Sapriliani NIM : D Program Studi : S-1 Kesehatan Masyarakat Fakultas : Kesehatan Judul Tugas Akhir : Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada Tingkat Konsumen di Sekitar Universits Dian Nuswantoro Semarang Tahun Tugas Akhir ini telah diujikan dan dipertahankan di hadapan Dewan Penguji pada Sidang Tugas Akhir tanggal 13 Juli Menurut pandangan kami, Tugas Akhir ini memadai dari segi kualitas maupun kuantitas untuk tujuan penganugerahan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) Semarang, 21 Juli 2017 Dewan Penguji: Ketua Penguji Eni Mahawati SKM, M.Kes Penguji Penguji Eko Hartini S.T, M.Kes Supriyono Asfawi, SE M.Kes vi

7 vii Halaman Persembahan Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan Imam Syafi i Orang lain bisa mengambil apapun dari apa yang kamu punya, kecuali pendidikanmu Barang siapa memegang ilmu, maka ia pemegang kendali Jazakumullah khairan atas pemeliharaan dan pendidikan yang dicurahkan hingga hari ini... Teruntuk : - Orang tua - Dosen - Teman-teman - Pembaca Terima kasih, dariku vii

8 viii RIWAYAT HIDUP Nama : Amanda Sapriliani Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 6 Agustus 1995 Jenis Kelamin Agama : Perempuan : Islam Alamat : Desa Kemuning RT.02 RW.01 No. 14 Kecamatan Kramat Kabupaten Tegal Riwayat Pendidikan: 1. SD Negeri Kemuning, tahun SMP Negeri 2 Kramat, tahun SMK Negeri 2 Kota Tegal, tahun Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2013 viii

9 ix PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada Tingkat Konsumen Di Sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, oleh karena itu harapan penulis untuk mendapatkan koreksi dan telaah yang bersifat konstruktif agar Skripsi ini dapat diterima. Penulis juga menyadari bahwa Skripsi ini, banyak memperoleh bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. Guruh Fajar Shidik, S.Kom, M.Cs selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. 3. Dr. MG. Catur Yuantari, M.Kes selaku Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. 4. Supriyono Asfawi, SE, M.Kes selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan ilmu dalam penyelesaian Skripsi ini. ix

10 x 5. Staf Laboratorium Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang telah membantu dalam proses penelitian Skripsi ini. 6. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 7. Kedua orangtuaku yang turut serta mendo akan dan menjadi motivator dalam menyelesaiakan skripsi ini 8. Keluarga besar Karimah Uimmah yang telah menjadi rumah singgah selama proses perkuliahan hingga akhirnya tersusun skripsi ini 9. Seluruh teman-temanku khususnya peminatan Kesehatan Lingkungan yang selalu memberikan motivasi selama ini. 10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan kepada penulis selama proses perkuliahan hingga terselesainya skripsi ini. Semoga kepada semua pihak yang telah membantu, atas kebaikan dan bimbingannya selama ini mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. Semarang, Juli 2017 Penulis x

11 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 xi AMANDA SAPRILIANI ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) PADA TINGKAT KONSUMEN DI SEKITAR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2017 xvii+ 75 Halaman + 15 Tabel + 8 Gambar + 7 Lampiran Salah satu sumber kehidupan yang mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Mahasiswa dan masyarakat yang berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang saat ini banyak yang memanfaatkan Depot Air Minum Isi Ulang untuk memenuhi kebutuhan air minum dengan isi ulang yang tidak perlu dimasak atau diolah kembali dengan harga terjangkau dan tersedia jasa pesan antar. Penggunaan Dispenser oleh konsumen yang mengisi galon dengan air minum isi ulang membuat penyajian air minum lebih efektif dan praktis tetapi konsumen cenderung tidak memperhatikan perawatan, kebersihan, dan lama penggunaannya yang dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan bakteriologi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang menerapkan pendekatan cross sectional sedangkan uji laboratorium menggunakan metode MPN (Most Probable Number). Data yang diperoleh diolah dan dianalisa menggunakan uji statistik Spearmen Rho terhadap 30 sampel penelitian. Hasil menunjukan terdapat 16 sampel terdapat Coliform. Ada hubungan antara cara perawatan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform (p=0.000), ada hubungan tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform (p=0.000), ada hubungan antara lama penggunaan dengan jumlah Coliform (p=0.000) Diharapkan kepada konsumen AMIU untuk terus melakukan perawatan dan kebersihan galon serta dispensernya karena pencemaran bukan saja dari sumber air baku atau produsen saja tetapi dapat terjadi pula pada tingkat konsumen, untuk pemilik Depot sebaiknya lebih meningkatkan kebersihan DAMIU agar tidak terjadi kontaminasi bakteri baik dari hygiene petugas, proses pengolahan dan sanitasi peralatan. Kata kunci : Air minum isi ulang, Coliform, konsumen Kepustakaan : 45 buah xi

12 STUDY PROGRAM S1 COMMUNITY HEALTH FACULTY OF HEALTH UNIVERSITY DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 xii AMANDA SAPRILIANI ABSTRACT "FACTORS CONNECTED WITH BACTERIOLOGIC OF DRINKING WATER (AMIU) AT CONSUMER LEVELS AROUND UNIVERSITY OF DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 xvii+ 75 Pages + 15 Tables + 8 Pictures + 7 Appendices One of sources of live is the availability of water with good quantity and quality. Students and people around Dian Nuswantoro University are currently use the water refill to meet the need of water which affordable and low prices. The use of dispensers makesdrinking water more effective and practice, but consumers mostly do not have attention to clean, maintenance and long term of use make easily grow bacteria. The study was observational with cross sectional approach. Laboratory test performed with MPN (Most Probably Number) method. Data has been collected and analyzed with Spearmen Rho statistical test with total sample was 30 respondents. Result showed 16 samples found contain coliform. The correlation between methods of dispenser and gallon maintenance and coliform number (p=0.000). the correlation between level of gallon and dispenser cleaness and coliform number (p=0.000). The correlation between long term of uses and coliform number (p=0.000) Suggested to water refil consumer to keep cleaning and maintaining gallon and dispenser cause that contamination sources not only from water but also level of consumer. Owner of refill water s depot to increase the clean of depot to prevents bacteria contamination either from employe s hygiene, processing and mnner sanitation. Keywords : water refill, coliform, consumer References : 45, xii

13 xiii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN HAK CIPTA... xiii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... iii HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI... iv HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN TUGAS AKHIR... v HALAMAN PENGESAHAN... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... xviii RIWAYAT HIDUP... viii PRAKATA... ix ABSTRAK... xi DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xvii DAFTAR LAMPIRAN... xviii xiii

14 xiv Halaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Keaslian Penelitian... 9 F. Lingkup Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum B. Bakteriologis Air Minum C. Identifikasi Coliform D. Kerangka Teori BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep B. Hipotesis C. Jenis Penelitian D. Variabel Penelitian E. Definisi Operasional F. Populasi dan Sampel G. Pengumpulan Data H. Pengolahan Data I. Metode Analisis Data xiv

15 xv Halaman BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian B. Analisis Univariat C. Analisis Bivariat BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat B. Analisis Bivariat BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN... xv

16 xvi DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Alur Produksi Air Minum Isi Ulang Gambar 2.2 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Gambar 3.2 Alur Pemeriksaan Bakteri Coliform Gambar 3.3 Hasil sampel positif pada LB Gambar 3.4 Hasil sampel positif pada BGLB Gambar 4.1 Peta Kelurahan Pendrikan Kidul Gambar 4.2 Hasil sampel positif pada media LB xvi

17 xvii DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu... 9 Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel 3.2 Hasil Uji normalitas Shapiro - Wilk Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Cara Perawatan Galon dan Dispenser Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Cara Perawatan Galon dan Dispenser Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Lama Penggunaan Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Cara Lama Penggunaan...56 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Tabel 4.8 Hasil Uji normalitas Shapiro - Wilk Tabel 4.9 Hasil uji korelasi Spearmen Rho hubungan cara perawatan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform Tabel 4.10 Hasil uji korelasi Spearmen Rho hubungan tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform Tabel 4.11 Hasil uji korelasi Spearmen Rho hubungan lama penggunaan dengan jumlah Coliform Tabel 4.12 Hasil uji korelasi Spearmen Rho xvii

18 xviii DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian 2. Hasil statistik data penelitian 3. Surat ijin penelitian 4. Persyaratan Kualitas Air Minum 5. Dokumentasi Penelitian 6. Hasil Uji Laboratorium 7. Peta Batas Wilayah Penelitian xviii

19 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. Manusia hidup diatas kebutuhan air, sehingga kebutuhan dari tersedianya air tersebut sangat bertautan yaitu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti masak, mandi, minum, mencuci dan lain sebagainya. WHO telah memperhitungkan bahwa tepatnya di negara maju bahwa perorangan membutuhkan air dengan kisaran liter perharinya. Sedangkan di negara berkembang, perorangan memerlukan air kisaran liter perhari termasuk negara Indonesia. Diantara sekian banyaknya kegunaan air yang telah kita ketahui, bahwa yang paling utama adalah adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, air harus memiliki indikator khusus sehingga air yang digunakan tidak mengakibatkan munculnya gangguan kesehatan bagi manusia yang digunakan untuk keperluan minum dan makan sehari-hari. (1) Setiap badan pada manusia mengandung air dengan presentase 50-70%. Jika di hitung dari jumlah air dalam organ tubuh, air sangat penting untuk kesehatan dimana pada angka 80% dari darah kita berupa air, jika badan kita mengalami kekurangan air sebesar 15% dari tiap berat tubuh maka dapat berdampak pada kematian. (2) Selain itu juga air harus terjaga kualitasnya dimana air yang kita gunakan untuk minum sesuai dengan standar syarat kesehatan karena jika tidak terpenuhi maka akan 1

20 2 menimbulkan berbagai permasalahan yang dapat merusak dan mengganggu kesehatan tubuh. (3) Air termasuk pada sumber daya yang terbatas jumlahnya, dalam 50 tahun terakhir ini konsumsi air telah mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat dan sampai saat ini kita belum berhasil untuk melakukan upaya pencegahan terhadap lemahnya mutu air dibuktikan dengan 1,8 milyar penduduk dunia tidak memperoleh sarana akses untuk ke air bersih. Menurut skala Nasional jumlah air bersih sampai saat ini baru berkisar 60% dapat diartikan masih terdapat 90 jutaan rakyat di negara Indonesia atau dengan presentase 40% menggunakan air yang tidak memenuhi syarat secara kesehatan untuk berlangsungnya kehidupan. (4) Air yang berada di bumi pada lazimnya pada keadaan tidak asli (H 2 O) karena terkandung banyak bahan yang telah mengalami suspensi dan bahan yang terlarut termasuk juga berbagai jenis mikrobakteriologi. Air yang akan dikonsumsi sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu dengan tujuan meminimalkan atau menghilangkan kadar bahan pencemar sesuai dengan syarat kualitas air minum sehingga aman untuk dikonsumsi. Air yang bersih dapat dilihat dari tingkat kejernihan, bau, dan warna. Meski demikian air yang tidak berwarna dan tidak memiliki bau tidak dapat dikatakan tentu aman untuk dipergunakan. (5) Dari sisi pertambahan dan kenaikan derajat kehidupan, kebutuhan pemasokan air kerap mengalami peningkatan disetiap saat. Oleh karena hal tersebut kegiatan dalam pemasokan asal muasal air baru setiap saat terus dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya memilih sumber air baru 2

21 3 berbentuk air tanah, air danau, air sungai, air laut diolah atau dibuat tawar, mengolah dan merehabilitasi kembali sumber air yang sudah tercemar. (6) Semakin berkembangnya zaman, masyarakat memilih untuk beralih ke air minum dengan isi ulang dengan alasan harganya kian murah dan praktis karena tidak harus diolah/dimasak terlebih dahulu sehingga air minum isi ulang lebih diminati oleh masyarakat. Industri air minum isi ulang membentuk pengerjaan dari air bersih menjadi air yang jadi untuk dikonsumsi secara langsung dengan peralatan (Penyinaran sinar UV) yang dikerjakan oleh produsen dan dilihat langsung oleh konsumen serta langsung membeli ditemana air tersebut dilakukan pengolahan. (7) Air minum isi ulang ialah air baku setelah dilakukan olahan tanpa melalui metode pemanasan yang memenuhi kriteria sehat dan dapat segera diminum, sebagaimana telah disampaikan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. (8) Prosedur pengolahan pada depot-depot melalui beberapa tahapan yaitu : filtrasi, disinfeksi, dan pengisian. Filtrasi bertujuan untuk meminimalisasi bahkan mengeliminasi kotoran dengan ukuran partikel tertentu dan bau dalam air. Disinfeksi dimaksudkan untuk mengurangi jumlah kuman dan menghilangkan bakteri patogen. Pengisian yaitu langkah dimana air yang sudah melalui Filtrasi dan Disinfeksi dialirkan kedalam wadah berupa galon dan dilakukan pengemasan dengan memberikan tutup plastik dan air siap untuk dikonsumsi. Setiap Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) wajib melakukan pengawasan guna memenuhi persyaratan Higiene dan Sanitasi secara berkala. (9) 3

22 4 Jumlah mikroorganisme yang ada didalam air termasuk salah satu parameter biologis untuk menentukan indikator persyaratan kualitas air. Salah satu kelompok mikroorganisme yang sangat penting diperhatikan kehadirannya dalam air ialah bakteri terutama yang bersifat Enteropatogenik yang berbahaya terhadap kesehatan badan manusia contohnya Escherichia coli (10). Tingkat kontaminasi oleh bakteri Coliform yang semakin meningkat, maka dapat dikategorikan semakin tinggi juga risiko banyaknya jumlah bakteri patogen lain yang tumbuh dan berkembang pada kotoran yaitu manusia dan hewan. Bakteri patogen salah satu contoh yaitu Coliform yang merupakan mikroba penyebab gejala diare, muntah-muntah, sakit perut, dan demam. (11) Persyaratan air minum sangat ditentukan oleh adanya parameter bakteriologis yaitu bakteri Coliform dan Escherichia Coli dimana bakteri keduanya menindikasikan ada atau tidak adanya cemaran tinja dalam air. Maka dari itu standar kandungan dalam air minum terhadap bakteri keduanya maksimal 0 setiap jumlah 100 ml sampel air minum. (12) Penggunaan dispenser oleh konsumen yang mengisi galon dengan air minum isi ulang membuat penyajian air minum lebih efektif dan praktis tetapi konsumen cenderung tidak memperhatikan kebersihan dispender. Kurangnya pembersihan dispenser ini pada tingkat konsumen memungkinkan timbulnya mikroba dan meningkatkan pencemaran air minum kemeningkat. (7) Peningkatan jumlah bakteri yang ada pada air minum isi ulang pada tingkat konsumen yang disimpan di dispenser kemungkinan disebabkan oleh adanya bakteri dalam dispenser itu sendiri dikarenakan kurangnya kebersihan yang tidak diperhatikan pada bagian dalam dispenser, saat pemasangan galon ke dispenser tidak disertai pembersihan dengan 4

23 5 tissue antiseptik pada leher galon serta kebiasaan tidak cuci tangan oleh konsumen itu sendiri saat menyentuh bagian bagian tertentu pada dispenser dan galon. Selain itu, masyarakat dihimbau untuk tidak mengkonsumsi AMIU dalam waktu lebih dari 24 jam dengan batas terhitung dari awal waktu pengisian. Jika dalam kurun waktu lebih dari 24 jam terhitung sejak air minum diisikan kedalam galon sebaiknya tidak dikonsumsi dikarenakan secara klinis memang tidak diperbolehkan karena akan menimbulkan diare yang akan menyerang pada saat kondisi seseorang dalam data tahan tubuh kurang baik atau lemah. (13) Air minum dengan tingkat bakteriologis tinggi seperti kontaminasi adanya Coliform dapat menimbulkan munculnya permasalahan kesehatan salah satunya adalah penyakit Diare. (14) Diare termasuk dalam sepuluh besar penyakit puskesmas di kota Semarang. Berdasarkan pada Profil Kesehatan Kota Semarang pada tahun 2015 bahwa penemuan jumlah kasus Diare pada tahun 2015 sebesar penderita dengan jumlah kasus tertinggi menimpa pada anak usia dibawah lima tahun. (15) Berdasarkan pengamatan bahwasanya mahasiswa dan masyarakat yang berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang sampai saat ini banyak yang memanfaatkan DAMIU untuk memenuhi kebutuhan air minum dengan isi ulang pada galon dengan kisaran harga yang terjangkau antara Rp Rp.5000 dengan sebagian memanfaatkan jasa pesan antar. Tidak hanya karena harga yang terjangkau, air minum isi ulang tidak perlu dimasak atau diolah kembali dengan penempatan dispenser yang praktis. 5

24 6 Berdasarkan survey pada tanggal 26 Desember 2016 telah dilakukan pemeriksaan bakteriologis pada satu sampel AMIU dengan hasil Coliform sejumlah 4 (empat) koloni kemudian setelah disimpan dalam kurun waktu 6 (enam ) hari jumlah Coliform menjadi 7 (tujuh) koloni tiap 100 ml sampel AMIU. Selain perkembangbiakan Coliform yang terjadi, terdapat perubahan ciri fisik berupa perubahan bau pada sampel AMIU yang disimpan tersebut. Atas dasar tersebut peneliti menyimpulkan bahwa jika dari produsen kadar bakteriologis sudah tidak memenuhi standar baku mutu maka kemungkinan besar Colform akan mengalami perkembangbiakan saat air minum isi ulang sampai kepada konsumen. Pada DAMIU yang ada di Pendrikan Kidul, DAMIU yang berada di Jl Bima Raya yang memiliki sertifikat hasil uji Laboratorium kualitas air tetapi telah melewati batas tanggal seharusnya perlu diakukan pemeriksaan kembali sedangkan DAMIU yang di berada di Jl Irawan tidak memiliki sertifikat hasil uji Laboratorium. Atas dasar tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk dilakukannya penelitian mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang. B. Perumusan Masalah Berlandaskan uraian Latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah: Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kandungan bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen di Sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang? 6

25 7 C. Tujuan Penelitian Berlandaskan pada hasil rumusan permasalahan diatas, adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ialah sebagai berikut : 1. Tujuan Umum Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kandungan bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang 2. Tujuan Khusus a. Menguji kadar bakteri Coliform pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang b. Mengidentifikasi cara perawatan galon dan dispenser air minum isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang c. Mengidentifikasi tingkat kebersihan galon dan dispenser air minum isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang d. Menghitung lama penggunaan air minum isi ulang terhitung sejak air minum diisikan kedalam galon pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang e. Menganalisis hubungan antara cara perawatan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform pada air minum isi ulang tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang 7

26 8 f. Menganalisis hubungan antara tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform pada air minum isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang g. Menganalisis hubungan antara lama penggunaan dengan jumlah Coliform pada air minum isi ulang pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang D. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pihak terkait : 1. Manfaat bagi bidang keilmuan Manfaat penelitian bagi bidang keilmuan untuk menambah literatur mengenai faktor yang mempengaruhi kadar bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen 2. Manfaat bagi program Dari hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat sebagai informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kadar bakteriologis AMIU pada tingkat konsumen 3. Manfaat bagi masyarakat Memberikan informasi untuk masyarakat umum dan konsumen AMIU mengenai pentingnya mengetahui AMIU sebelum dikonsumsi 8

27 9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul dan Tahun Penelitian Metode Penelitian (Variabel, Sasaran dan Rancangan Penelitian) Hasil Penelitian 1. Indra Y. Kaban, dkk Pola Bakteri Aerob Pada Dispenser Air Minum Kemasan Galon Pada Konsumen Kecamatan Malalayang Kota Manado 2015 Variabel yang digunakan terdiri dari 20 sampel Dispenser air minum kemasan dengan dilakukan uji bakteriologis. Sasarannya konsumen air minum kemasan galon di kecamatan Malalayang Kota Manado. Merupakan jenis penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Bacillus subtilis terbanyak ditemukan yaitu 11 sampel (36,6%), Proteus vulgaris ditemukan sebanyak 7 Sampel (23,3), Enterobacter cloacae 3 sampel (10%), Providencia stuartii 3 sampel (10%), Salmonela sp 3 sampel (10%), Escherichia coli 1 sampel (3,3%), Staphylococcus sp 1 sampel (3,3%) dan Proteus mirabilis 1 sampel (3,3%). (16) 9

28 10 Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No Peneliti Judul dan Tahun Penelitian Metode Penelitian (Variabel, Sasaran dan Rancangan Penelitian) Hasil Penelitian 2. Asih Deteksi Variabel yang TPC (Total Plate Rahayu Adanya digunakan 30 Count) setelah Bakteri Pada sampel air galon disimpan dalam Air Minum dengan melakukan dispenser pada jangka Dalam uji bakteriologis. waktu tertentu semua Kemasan Sasaran pengguna sampel menunjukan Galon air minum isi ulang bakteri meningkat. Dua surabaya. Jenis hari, jumlah TPC 2-98 penelitian deskriptif CFU / ml, dalam empat hari CFU / ml. Penelitian menunjukan mengandung bakteri jumlah TPC lebih dari 100 CFU / ml ketiga sampel tidak dikonsumsi setelah disimpan dalam dispenser selama empat hari (17) 10

29 11 Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu (lanjutan) No Peneliti Judul dan Tahun Penelitian Metode Penelitian (Variabel, Sasaran dan Rancangan Penelitian) Hasil Penelitian 3. Rabiatul Gambaran Varibel penelitian Hasil uji bakteriologis Al Jumlah Bakteri merupakan lama AMIU dari penghuni Adawiyah, Escherichia penggunaan kost Smart Center pada dkk Coli pada Air dengan uji pengguna 48 jam masih Minum Isi laboratorium 19 8 sampel yang tidak ada Ulang (AMIU) sampel dengan bakteri Escherichia Coli sumber depot sasaran sedangkan pada berdasarkan konsumen AMIU pengguna waktu 72 jam lama penghuni kos semua sampel terdapat penggunaan Smart Center Kota Escherichia Coli (18) pada penghuni Gorontalo. kos Smart Penelitian ini Center Kota merupakan Gorontalo metode survey Tahun 2014 deskriptif dengan pemeriksaan laboratorium Terhadap penelitian terdahulu yang telah dilakukan terdapat perbedaan pada penelitian ini yaitu pada Variabel bebas, lokasi penelitian dan tahun penelitian. Variabel bebas terdiri dari cara perawatan galon dan dispenser, tingkat kebersihan galon dan dispenser dan lama penggunaan. Lokasi penelitian dilakukan di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang yaitu wilayah kelurahan Pendrikan Kidul pada tahun

30 F. Lingkup Penelitian 1. Lingkup Keilmuan Penelitian ini berhubungan secara umum dengan ilmu Kesehatan Masyarakat terutama bidang Kesehatan Lingkungan yang berkaitan dengan salah satu prorgam penyehatan air dan lingkungan. 2. Lingkup Materi Materi penelitian berisi mengenai air minum isi ulang pada tingkat konsumen dan pengukuran jumlah kandungan bakteri Coliform 3. Lingkup Lokasi Dalam hal ini lokasi penelitian dilakukan pada masyarakat yang berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang 4. Lingkup Metode Merupakan jenis penelitian Observasional yang menerapkan pendekatan Cross Sectional sedangkan uji laboratorium menggunakan metode MPN (Most Probable Number) untuk mengetahui jumlah kandungan bakteri dan menganalisa sesuai dengan baku mutu air minum Nomor 492/MENKES/PER/IV/ Lingkup Objek/Sasaran Sasaran yaitu kualitas bakteriologis air minum isi ulang menggunakan parameter jumlah bakteri Coliform yang berhubungan dengan konsumen. 6. Lingkup waktu Penelitian dilaksanakan bulan Mei

31 31 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum dapat diartikan air yang memiliki mutu yang memenuhi standar kesehatan air minum seperti persyaratan fisik, kimia, dan bakteriologis. Air Minum dapat diartikan sebagai air yang sebelumnya telah atau tidak dilakukan proses pengolahan dengan ketentuan telah memenuhi syarat standar kesehatan dan langsung dapat dikonsumsi. (12) Macam macam dari air minum adalah : (a) air tersebut didistribusikan melalui penyebaran pipa yang digunakan dalam tiap rumah tangga; (b) air tersebut yang dalam pendistribusiannya dengan tangki air; (c) air berada dalam wadah atau dikemas; (d) air untuk proses produksi bahan makanan dan minuman untuk kalangan masyarakat. (19) Sebelum dikonsumsi air minum sebaiknya dilakukan pengawasan dari segi kualitasnya yang berdasarkan pada air minum produksi suatu badan industri, pemerintah ataupun swasta yang disebarkan untuk masyarakat menggunakan media pipa dan air minum dari suatu badan industri, pemerintah ataupun swasta yang disebarkan untuk masyarakat kemasan ataupun kemasan dalam bentuk isi ulang yang dilakukan Dinas Kesehatan setempat. Pengawasan terhadap kualitas dari air itu sendiri tentu saja untuk mencegah kualitas dan penggunaan air yang dapat berpengaruh pada kesehatan serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas air. (20) (21)

32 32 Sekarang ini kebutuhan akan air minum di masyarakat dipasok oleh PDAM yang termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Tidak hanya itu juga air minum bersumber dari badan industri swasta diantaranya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yakni merupakan tergabung didalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) dan juga air minum yang diproses langsung Depo yang juga tergabung Aspada tersebut. (22) bahwasanya kuantitas air relatif konstan atau tetap tetapi sifat air tidak diam dimana air tetap bersirkulasi karena akibat adanya pengaruh cuaca maka terjadi siklus yang dinamai siklus Hidrologis. (23) 1. Penyakit yang dapat ditularkan Melalui Air Berkaitan dengan penyediaan jumlah air yang terbatas, memungkinkan timbulnya gangguan kesehatan di masyarakat. Penyakit yang erat kaitannya dengan air dikelompokan berdasarkan mekanisme cara penularannya, diantaranya : (24) a. Water Borne Desease Secara langsung penyakit yang muncul ditularkan dari air dimana penyakit tersebut ditularkan ke manusia biasanya diakibatkan cemaran mikroorganisme. Kuman patogen didalam air masuk ketubuh manusia melalui sistem pencernaan sehingga kontaminasi yang terjadi pada manusia masuk melalui kegiatan minum, makan atau kegiatan saat menyajikan pangan. Dalam mekanisme penularan ini contoh penyakitnya meliputi : tipoid, kolera, disentri basiler, hepatitis viral dan poliomyelitis.

33 33 b. Water Washed Desease Perpindahan penyakit ketubuh manusia yang berkaitan dengan hygiene perorangan dan kebersihan umum. Dibagi atas tiga cara penularan yaitu : 1) Infeksi melalui Digestive system dimana terjadi infeksi pada saluran pencernaan yang bersifat feacel-oral. Masalah penyakit yang sering dijumpai adalah kolera (cholera) yaitu penyakit infeksi yang terjadi bersifat akut tepat pada saluran usus. Bakteri Vibrio cholerae memasuki tubuh Host karena memakan atau meminum yang telah terkontaminasi. Bakteri menghasilkan enterotoksin (racunnya) di saluran usus mengakibatkan diare dengan muntah akut dan hebat, mengakibatkan host hanya dalam waktu beberapa hari akan kehilangan cairan tubuh terus menerus dan mengakibatkan kondisi yang dehidrasi. 2) Infeksi melalui mata dan kulit, misalnya trachoma dan scabies yang berkaitan dengan hygiene tiap individu yang tidak baik. 3) Melalui binatang pengerat, seperti penderita Leptospirosis diakibatkan dari adanya kontak tanah, air atapun tumbuhan yang terkena cipratan buangan air seni dari hewan yang sedang menderita Leptospirosis tersebut.

34 34 c. Water Based Desease Contohnya adalah penyakit Schiostomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinensis dimana agen penyebab dari penyakit tersebut sebagian dari siklus kehidupannya terdapat dalam tubuh vektor dan sebagai Intermediat host yang hidupnya berada didalam air. Biasanya badan air yang berada di alam menjadi potensi terjangkitnya penyakit penyakit dimana badan air alam sebenarnya berkaitan langsung dengan kebutuhan makhluk hidup. d. Water Related Insect Vector Gigitan serangga yang berkembang didalam air merupakan agen penyebab timbulnya permasalahan. Air sebagai unsur alam yang harus ada didalam lingkungan itu sendiri dan pada saat yang berkaitan manusia merupakan media yang disukai insekta untuk melakukan perkembangbiakan. Penyakit penyakit yang timbul biasanya berupa Filariasis, Malaria, Dengue dan Yellow fever. 2. Pengolahan Air minum Pengolahan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara teknis bertujuan untuk mengubah sifat dari suatu zat. Hal ini merupakan hal yang penting dalam pengolahan air minum. Pengolahan dilakukan berdasarkan pada kualitas sumber air baku yang akan digunakan. Pengolahan air minum ini dapat dilakukan secara sederhana maupun secara komplek. Dalam pengolahan untuk air baku ditujukan agar kualitas air menjadi baik sehingga aman dan tidak memunculkan akibat yang

35 35 buruk terutama kesehatan konsumennya. Berikut disampaikan bagaimana prinsip pengolahan air minum, diantaranya (25) : a. Pengolahan Fisik Pengolahan secara fisik ditujukan untuk mengurangi bahkan sampai menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan pasir dan lumpur serta zat-zat organik dalam air b. Pengolahan Kimia Teknik pengolahan dengan bantuan zat kimia bertujuan untuk membantu tindakan pengolahan lanjutan, biasanya dengan menambahkan zat c. Pengolahan Bakteriologis Teknik pengolahan ditujuakan agar bakteri mati sehingga dalam air tersebut tidak ada bakteri-bakteri yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 3. Persyaratan Kualitas Air Minum Sebelum sampai ketangan konsumen, air minum harus sesuai dengan ketetapan standar yang berlaku dan telah melewati tahap pemeriksaan. Berikut disampaikan mengenai standar kualitas air minum menurut peraturan Kementerian Kesehatan (12) :

36 36 a. Parameter Wajib 1) Persyaratan Fisik Merupakan parameter dalam air minum yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan. Adapun persyaratan fisik dalam air minum meliputi tidak berbau, tidak berasa, kadar warna maksimal 15 TCU (True Color Unit), total zat padat terlarut maksimal 500 mg/l dengan suhu udara sekitar 3 0 C. 2) Parameter Mikrobiologi Persyaratan air minum sangat ditentukan oleh adanya parameter bakteriologis yaitu bakteri Coliform dan Escherichia Coli dimana Bakteri keduanya menindikasikan ada atau tidak adanya cemaran tinja dalam air. Maka dari itu standar kandungan dalam air minum terhadap bakteri keduanya maksimal 0 setiap jumlah 100 ml sampel air minum. b. Parameter Tambahan 1) Parameter Kimia Air minum tidak boleh mengandung zat-zat kimia sepertikimia Anorganik, Organik, Pestidan, Disinfektan dan hasil sampingnya meliputi : Sodium, Timbal, Alachlor, KMnO 4 dll sebab akan menimbulkan penyakit jika dikonsumsi terus menerus 2) Parameter Radioaktifitas Parameter Radioaktifitas terdiri dari Gross Alpha Activity dan Gross Beta Activity. Keduanya disarankan untuk tidak melebihi ambang baku mutu karena akan berakibat buruk pada kesehatan

37 37 4. Produksi Air Minum Isi Ulang Urutan dari alur produksi AMIU pada Depot antara lain (26) : a. Tempat penampungan untuk air bakunya dan standar bak untuk menampung Air baku dari sumbernya yang diangkut menggunakan tangki untuk dibawa ke bak selanjutnya yaitu bak penampung. Bak penampungan dibuat dari bahan food grade yaitu dari bahan tara pangan seperti stainless stell, poly carbonat dll harus terbebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air dan Tangki untuk pengangkutan harus : 1) Dikhususkan hanya untuk air yang akan diminum 2) Tidak sulit saat dibersihkan serta di disinfektan dan diberiupengaman 3) Terdapat Manhole 4) Pengeluaran dan pengisian air diharuskan dengan keran air 5) Diberi penutup pada pompa dan selang saat bongkar muat air baku kemudian disimpan dengan benar untuk menghindari kontaminasi Tangki galang, pompa berserta sambungannya dibuat dari bahan food grade, tahan terhadap korosi dan zat kimiawi pencemar. Sedangkan tangki untuk pengangkutan harus selalu dibersihkan dan disinfeksi pada bagian luarnya minimal seklai tiap tiga bulan. Pada Air baku dilakukan pengambilan sampel untuk dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan pada keputusan Menteri Kesehatan.

38 38 b. Penyaringan bertahap 1) Saringan dari pasir ataupun bahan lainnya dengan fungsi sama dan efektif dimana fugsinya untuk memfiltrasi partikel kasar menggunakan bahan berupa butiran silika minimum 80%. 2) Karbon aktif yaitu saringan dari batubara, biasanya juga dengan batok dari kelapa fungsinya sebagai penyerap bau, penyerap rasa dan juga warna dari sisa klor dan bahan organik. terhadap Iodine daya serap minimal sebesar 75% 3) Saringan filter lain yang digunakan untuk menyaring partikel kecil atau halus dengan ukuran maksimum 10 mikron. c. Disinfeksi Dilakukan selama ozon masih tersisa didalam kemasan pada tangki pencampur ozon. Pada tangki 0,6 ppm merupakan jumlah minimal dari kadar ozon dan residu ozon setelah dilakukan pengisian yaitu berkisar 0,1-0,4 ppm.opemeriksaan kadar residu pada ozon dilaksanakan secara berkala dengan dilengkapi dokumentasi untuk administratif perusahaan. Disinfeksi dapat dilakukan dengan penyinaran lampu UV diharuskan panjang gelombang sebesar 254 nm sedangkan intensitas cahaya minimal mw detik per cm 2. Proses Disinfeksi dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: 1) Ozonisasi Ozon termasuk oksidan yang kuat yang dapat membunuh kuman termasuk virus dengan sifatnya yang aman untuk digunakan. Keuntungan yang diperoleh adalah pada perpipaan, kemasan dan

39 39 peralatan akan ikut disanitasi dengan demikian produk yang dihasilkan akan lebih terjamin selama kemasan tidak bocor. 2) Reserve Osmosis Pemurnian air untuk kualitas air yang tanpa mineral dengan menggunakan alat Membran semi permeabel yang memilki lubang air 1/10000 mikron. Air yang melalui lubang yang ada sudah merupakan air yang bebas dari cemaran mineral bakteri, virus dan juga logamlogam berat. d. Pencucian kemasan 1) Kemasan satu kali pakaiu tidak diharuskan untuk dicuci maupun dibilas, jika memang akan dilakukan maka harus diperhatikan seniter dengan kriteria memenuhi syarat food grade yaitu tidak bereaksi terhadap bahan untuk mencuci dan disinfektan serta tidak digunakan kembali kemasan tersebut. 2) Kemasan dipakai berulang, harus dicuci dan disanitasi kusus di dalam mesin pencucian botol. Detergen yang digunakan harus yang aman antara suhu C. Sanitasi menggunakan air dari ozon lain yang juga memenuhi syarat food grade, ketebalan minimum 0,5 mm, bertahan pada suhu minimum 60 0 C waktu kontak minimum 15 detik dan yang terakhir adalah tidak adanya reaksi terhadap bahan pencuci dan disinfektan yang dipakai. 3) Pemeriksaan secara visual dilakukan dengan baik dan teliti sebelumumasuk proses pencucian. 4) Tutup untuk kemasan harus terjaga kehigienisannya

40 40 e. Pengisian, penutupan dan pengepakan 1) Pengisian dan penutupan botol dilakukan secara higienis di dalam ruangan khusus pengisian dengan kondisi bersih dan saniter. Suhu untuk dalam ruangan tidak lebih dari 25 0 C 2) Pengepakan untuk AMDK dapat berupa jenis karton, shrink plastik ataupun krat plastik f. Pengendalian dan Pengujian mutu AMDK Pengandalian dan pengujian mutu pada AMDK memang harus dilaksanakan untuk menjamin mutu berdasarkan pada SNI ataupun revisiannya, pengelolaan terhadap mutu dapat dilakukan dengan teknik pengambilan sejumlah 2 (dua) sampel saat akan dilakukan pembotolan. Dari keduanya, 1 (satu) sampel dilakukan pengujian seketika itu juga dan 1 (satu) sampel diujikan saat hari ke 6 (enam) g. Metode sterilisasi Alat Disinfeksi seperti lampu UV, ozonator atau peralatan lainnya dengan fungsi sejenis harus dimiliki oleh tiap unit pengolahan air. h. Kebersihan Alat Seluruh peralatan yang ada dimana kontak air secara langsung diharuskan terbuat dari bahan food grade, tahan karat dan tidak reaksi terhadap material yang bersifat kimiawi i. Sanitasi lingkungan Kebersihan lingkungan sekitar dapat mempengaruhi mutu dan keamanan dari produk. Hal ini mencakup:

41 41 1) Peralatan yang digunakan dan sampah disimpan pada tempat yang sesuai 2) Adanya penanggulangan terhadap debu 3) Ventilasi diupayakan cukup 4) Harus adanya Layar atau pelindung lain terhadap binatang ukuran kecil, burung dan serangga 5) Ruangan dibuat terpisah antara proses produksi, untuk pencucian dan penyimpanan dengan ruangan untuk kegiatan rumah tangga

42 42 Penampungan Air Baku Penyaringan dengan Karbon Aktif Penyaringan dengan Mikrofilter Ozonisasi Penyinaran dengan Ultra Violet Penampungan Hasil Pengolahan Gambar 2.1 Alur Produksi Air Minum Isi Ulang Sumber: Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 705/MPP/Kep/11/2003

43 43 5. Pengawasan terhadap Depot Bahwasanya pengawasan ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan dimana telah dicantumkan dalam PERMENKES RI No. 736/MENKES/PER/2010 mengenai tatalaksana pengawasan kualitas air minum, maka dari ini setiap depot air minum harus melaksanakan pengawasan baik secara eksternal maupun internal dari mutu air yang siap untuk dikemas dalam wadah atau galon pada air minum tersebut. Dalam artian Pengawasan secara internal merupakan pengawasan yang dilakukan dengan maksud komersial dan bukan komersial oleh setiap penyelenggara air minum sedangkan pengawasan secara eksternal dilakukan pada air minum untuk tujuan komersial maupun bukan tetapi dilaksanakan oleh penanggung jawab dari Dinas Kesehatan kota/kabupaten setempat. Dalam rangka melakukan pengawasan terhadap kualitas air minum maka pemerintah Provinsi/Kota bertanggung jawab dalam hal (27) : a. Mementukan Laboratorium untuk melakukan uji b. Menetapkan parameter tambahan persyaratan kuailitas c. Menyelenggarakan pengawasan diwilayahnya d. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengawasan e. Mengambil langkah antisipasi atau pengamanan air minum saat kondisi tertentu atau kondisi darurat

44 44 B. Bakteriologis Air Minum Segala jenis Mikroorganisme yang ada di air bisa berasal dari udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman baik hidup maupun mati, kotoran baik manusia dan hewan serta bahan bahan organik lain. (28) Secara umum berdasarkan pada sifatnya, kelompok bakteriologis yaitu Coliform fekal dan Coliform Non fekal. Coliform atau biasa disebut Koliform termasuk bakteri gram negatif yang heterogen dengan habitat alami ada di saluran pencernaan. Bakteri ini dijadikan indikator terhadap adanya polusi dan kondisi kurang baik pada pangan ataupun minuman. Spesies bakteri ini terbagi atas antigen yaitu antigen O, H dan K sifatnya fakultatif aerob maupun anaerob yang dapat menfermentasikan karbohidrat menghasilkan faktor virulensi dan juga berbagai toksin. (29) Jika pada makanan atau minuman terdeteksi terdapat bakteri dapat diartikan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat Enteropatogenik atau Toksigenik yang dapat mengganggu kesehatan. Jenis bakteri Coliform yang lain adalah Enterik dan Enterobacteriaceae. Coliform dapat menjadi indikator dari kontaminasi fekal sedangkan Escherichia Coli bakteri ini biasanya ditemukan di usus besar manusia sebagai indikator adanya kontaminasi fekal dari manusia. Bukan hanya Escherichia Coli Coliform jenis lainnya ada juga Enterobacter aerogenes, berasal dari nonfekal mungkin bisa ditemukan pada sampel air. (30)

45 45 C. Identifikasi Coliform Most Probable Number (MPN) Ini merupakan suatu metode untuk perhitungan mikroba menggunakan media bersifat cair pada tabung reaksi. Pada saat mengencerkan memakai 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan dengan pendekatan statistik. Prinsip dalam metode ini ialah sampel diencerkan pada tingkat yang sudah ditentukan sehingga konsentrasi bisa memenuhi dan jika ditanam pada tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan pada tabung positif. Nilai MPN sangat berguna untuk dapat menentukan jumlah mikroorganisme dengan tingkat konsentrasi rendah. Perhitungan metode MPN didasari berapa jumlah tabung reaksi dengan hasil positif yakni terdapat mikroba setelah proses inkubasi dengan suhu dan waktu tertentu. Kemudian tabung tersebut diamati dari tingkat kekeruhannya atau mulai terbentuk gas pada tabung durham dengan posisi terbalik yaitu jasad renik membentuk semacam gas. Media yang digunakan dalam tabung adalah Lactose Broth yang kemudian diberikan indikator perubahan Ph. Lactose Broth sebagai pendeteksi Coliform pada produk susu, air dan makanan. Ekstrak daging dan pepton menyediakan nutrien yang penting dalam metabolisme bakteri sedangkan Lactose sebagai sumber karbohidrat yang dapat difermentasikan untuk Coliform. Jika terdapat gelembung gas pada durham dapat dijadikan tanda kehadiran Coliform. Komposisi Lactose Broth terdiri dari Laktosa 0.5%, ekstrak daging 0.3 % dan pepton 0.5%. (31)

46 46 D. Kerangka Teori Keberadaan bakteri pada AMIU tidak lepas dengan kaitannya proses pengolahan dan juga kebiasaan konsumen. Air baku yang kualitasnya berbeda-beda berdasarkan pada sumbernya telah melalui proses pengolahan baik berbagai jenis penyaringan maupun Disinfeksi hingga menjadi air olahan yaitu Air Minum Isi Ulang. Pada tahap ini dilakukan uji bagaimana tingkat kontaminasi dari cemaran kimia, fisik maupun biologis oleh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten setempat. Namun berbeda halnya dengan Air minum yang sudah diterima oleh konsumen. Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya kontaminasi bakteriologis baik yang didapat dari depot maupun akibat dari pola kebiasaan konsumen itu sendiri. Untuk itu perlu dilakukan uji bakteriologis serta mengkaji faktor apa saja yang menyebabkan adanya cemaran bakteri pada air minum pada tingkat konsumen.

47 47 Air Baku Penampungan Penyaringan Disinfeksi Pengisian Air minum Isi ulang Konsumen Resiko Kontaminasi Permenkes RI 492/MENKES/PER/2010 Pembilasan Penutupan pengepakan Cara perawatan galon dan dispenser Tingkat kebersihan galon dan dispenser Lama penggunaan Bakteriologis Escherichia Coli Coliform Memenuhi syarat Belum memenuhi syarat Dampak kesehatan Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber: Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 705/MPP/Kep/11/2003, Permenkes RI 492/MENKES/PER/2010

48 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Cara perawatan galon dan dispenser Tingkat kebersihan galon dan dispenser Jumlah Coliform Lama penggunaan Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesis Dugaan sementara atau hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan antara cara perawatan galon dan dispenser dengan Jumlah Coliform 2. Ada hubungan antara tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan Jumlah Coliform 3. Ada hubungan antara lama penggunaan dengan Jumlah Coliform

49 49 C. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis Observasional dengan menerapkan pendekatan Cross Sectional (potong lintang) (32). Uji laboratorium menggunakan metode MPN (Most Probable Number) untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform (33) D. Variabel Penelitian Penelitian ini terstruktur variabel bebas dan Variabel terikat, variabel yang digunakan untuk menjawab dugaan sementara dari penelitian 1. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari parameter cara perawatan galon dan dispenser, tingkat kebersihan galon dan dispenser dan lama penggunaan 2. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah Coliform pada air minum isi ulang

50 50 E. Definisi Operasional Definisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Cara ukur Skala 1 Jumlah Coliform Jumlah bakteri Coliform yang terdapat pada AMIU metode pemeriksaan uji MPN seri Observasi dan uji Laboratorium Rasio 2 Cara perawatan galon dan dispenser Kesesuaian cara perawatan peralatan berupa galon dan dispenser Observasi Interval 3 Tingkat kebersihan galon dan dispenser Kondisi peralatan dilihat dari segi bersih atau tidaknya Observasi Interval 4 Lama penggunaan waktu (hari) air minum isi ulang terhitung sejak air minum diisikan kedalam galon sampai pengambilan sampel Observasi Rasio

51 51 F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen air minum isi ulang yang berada di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang dengan batasan wilayah kelurahan Pendirikan Kidul Semarang Tengah, terdapat 2 (dua) DAMIU di Kelurahan ini yang terletak di Jl. Irawan no. 9 dan Jl Bima Raya berdasarkan pada hasil survey dan data sekunder. Populasi pada masing-masing depot adalah 60 (enam puluh) dan 30 (tiga puluh) sehingga total populasi berjumlah 90 (sembilan puluh). 2. Sampel Besaran sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (34) dengan batas toleransi kesalahan sebesar 15% berdasarkan pertimbangan keterbatasan dan kemampuan penelitian. Maka diperoleh jumlah besarnya sampel yaitu: = Keterangan: n = Jumlah sampel N = Total populasi e = Batas toleransi error

52 52 n = = = = = 29,75 = 30 konsumen AMIU ditetapkan sebagai sampel Berdasarkan hasil perhitungan sampel, maka untuk menentukan proporsi l dilakukan perhitungan proporsi sampel pada masing-masing lokasi, yaitu : a. Proporsi sampel pada konsumen DAMIU Jl. Irawan no. 9 = x 30 = 9,9 = 10 Maka, total sampel pada konsumen DAMIU Jl. Irawan no. 9 sebesar 10 sampel

53 53 b. Proporsi sampel pada konsumen DAMIU Jl. Bima Raya = x 30 = 20 Maka, total sampel pada konsumen DAMIU Jl. Bima Raya sebesar 20 sampel Metode pengambilan sampel yang akan dilakukan menggunakan teknik sampel acak sederhana (Sample Randon Sampling) yaitu dengan teknik undian (lottery technique) (32) Sampel harus segera di proses tidak melebihi waktu 24 jam setelah pengambilan sampel. G. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Jenis dan Sumber Data a. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari hasil pemeriksaan sampel yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro. dengan parameter kandungan bakteri Coliform yang terkandung dalam sampel milik responden dengan menggunakan metode MPN (Most Probable Number). Data primer selanjutnya diperoleh dari hasil observasi secara langsung dan wawancara untuk memeriksa cara perawatan galon dan dispenser, tingkat kebersihan galon dan dispenser dan lama penggunaan

54 54 b. Data Sekunder Data sekuder diperoleh dari laporan monografi kelurahan Pendrikan Kidul dan data konsumen dari DAMIU 2. Teknik Pengumpulan Data a. Uji Laboratorium Pengumpulan data yang dilakukan untuk uji laboratorium dengan teknik pemeriksaan angka bakteri Coliform pada air minum isi ulang yang berada dirumah konsumen dengan langsung mengambil sampel melalui kran dispenser menggunakan botol khusus sampel air minum diperoleh dari Laboratorium Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro yang sudah disterilkan. Hasil pemeriksaan yang sudah diperoleh akan dibandingkan dengan Standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yaitu 492/MENKES/PER/2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwasanya telah ditetapkan bahwa kandungan bakteriologis berupa Coliform harus ber nilai nol pada tiap 100 ml air minum. b. Wawancara Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh jawaban atau informasi yang berkaitan dengan penelititian. Wawancara yang diajukan adalah berupa pertanyaan mengenai bagaimana cara perawatan galon dan dispenser agar tidak terkontaminasi oleh bakteri serta pertanyaan lain mengenai lama penggunaan terhitung sejak AMIU diisikan kedalam galon guna melengkapi hasil pengukuran dan pengamatan

55 55 c. Observasi Pengamatan (observasi) dilakukan secara langsung dengan mendatangi rumah responden dari mulai pengamatan kondisi galon dan dispenser air minum isi ulang serta melakukan penilaian terhadap tingkat kebersihannya. 3. Instrumen Penelitian Alat dalam pengumpulan data atau biasa disebut instrumen penelitian. Alat pengumpulan data yang digunakan saat persiapan penelitian berupa survey awal lokasi penelitian dan literatur pendukung teori. Sedangkan alat pengumpuan data lain yaitu berupa lembar observasi dan lembar wawancara. Alat dan bahan pemeriksaan bakteri Coliform juga dibutuhkan. Berikut alat dan bahan beserta langkah pemeriksaan Coliform: a. Alat yang diperlukan 1) Inkubator 2) Autoclave 3) Tabung reaksi 4) Rak tabung reaksi 5) Tabung Alkali 6) Tabung durham 7) Botol sampel 8) Pipet ukur 1 ml 9) Spin Ball 10) Kawat ose 11) Lampu spirtus 12) Korek api 13) Kertas coklat 14) Kapas 15) Benang kasur 16) Spidol 17) Kain lap dan 10 ml

56 lvi b. Bahan yang diperlukan 1) Aquades ml 2) Alkohol 70% 3) Sampel air 30 sampel 4) Lactosa Broth (LB) Single 23.4 gram 5) Lactosa Broth (LB) Double 11.7 gram 6) Brillian Greem Lactosa Bile Broth (BGLB) 108 gram 7) Pepton 5.4 gram 8) Phenol red 100 ml c. Langkah pemeriksaan metode (3x10 ml; 3x1ml; 3x0.1 ml) 1) Sterilisasi botol sampel a) Mempersiapkan botol sejumlah yang dibutuhkan yang diberi kode nomor urut dengan menggunakan spidol b) Botol sampel tersebut ditutup kapas dan dibungkus menggunakan kertas coklat dan diikat dengan benang kasur c) Semua botol tersebut kemudian disterilisasi dengan Autoclave pada suhu C dengan suhu konstan selama menit d) Botol yang sudah steril disimpan dalam inkubator bersuhu 37 0 C dan siap untuk digunakan untuk pengambilan sampel lvi

57 lvii 2) Pengambilan sampel a) Botol yang sudah steril dalam inkubator dikeluarkan dan dimasukin kedalam wadah (box) b) Di lokasi pengambilan sampel, kapas dan kertas coklat sebagai penutup botol sampel dibuka c) Botol sampel yang sudah dibuka disterilkan bagian leher botol menggunakan korek api dan alkohol 70% d) Ambil sampel air secara langsung dari mulut kran dispenser kemudian tutup kembali menggunakan kapas dan kertas coklat yang diikat, bisa juga menggunakan tutup botol sampel e) Sampel yang akan diperiksa dibawa ke laboratorium tidak melebihi waktu 24 jam 3) Pembuatan Reagen a) Perisiapkan bahan yang dibutuhkan sesuai dengan takaran yang telah diperhitungkan b) Larutkan pepton dengan LB Single menggunakan aquadest diberi indikator phenol red sampai reagen berwarna merah muda kemudian di didihkan c) Larutkan pepton dengan LB double menggunakan aquadest diberi indikator phenol red sampai reagen berwarna merah muda kemudian di didihkan d) Larutkan BGLB dengan aquades kemudian di dididhkan lvii

58 lviii e) Reagen yang sudah jadi tersebut dimasukan kedalam media tabung alkali dan durham metode (3 LB single, 6 LB double, 9 BGLB) dan dberi tanda dengan spidol f) Media yang sudah jadi tersebut ditutup dengan kapas dan kertas coklat kemudian diikat dengan benang kasur g) Sterilkan dengan suhu C selama menit pada autoclave 4) Tahap pendugaan (Presumtive test) a) Untuk satu sampel, Persiapkan 3 buah media LB double, 6 buah media LB single b) Sampel dimasukan menggunakan pipet ukur yang setiap kali akan mengambil sampel disterilkan dengan spirtus bagian leher botol sampel dan ujung pipet c) Sampel sebanyak 10 ml dimasukan kedalam masingmasing 3 media LB double d) Sampel sebanyak 1 ml dimasukan kedalam masing-masing 3 media LB single e) Sampel sebanyak 0.1 ml dimasukan kedalam masingmasing 3 media LB single f) Tutup kembali dengan kapas g) Di Inkubasi pada suhu 37 0 C selama jam h) Hasil positif (+) apabila media berubah warna dari merah muda menjadi kuning dan timbul gas lviii

59 lix 5) Tahap konfirmasi (Convirmed test) a) Setiap tabung LB single dan double yang menunjukan hasil positif kemudian ditanam pada media BGLB b) Penanaman pada media BGLB dilakukan dengan menggunakan kawat ose yang disterilkan. c) Media LB dengan hasil positif diambil satu mata ose dan ditanam kedalam media BGLB d) Tutup kembali dengan kapas e) Inkubasi pada suhu 37 0 C selama jam f) Hasil positif ( + ) apabila media berubah warna dari hijau bening menjadi keruh dan timbul gas, jika hanya timbul gas tetap dilaporkan sebagai hasil yang positif (31) g) Tabung dengan hasil positif kemudian dibaca dengan tabel MPN seri lix

60 lx Berikut alur pemeriksaan Coliform: SAMPEL Presumtive test Tabung 1-3 (10 ml) Tabung 4-6 (1 ml) Tabung 7-9 (0,1 ml) Uji negatif Uji Positif Uji tidak dilanjutkan Confirmed test Tanam pada Media BGLB Tabel MPN Banyaknya kandungan bakteri Gambar 3.2 Alur pemeriksaan Bakteri Coliform lx

61 lxi Gambar mengenai hasil penelitian bakteri Coliform yang dilakukan oleh peneliti di Laboratorium Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro dapat dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 3.3 Hasil sampel positif pada LB Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Sampel diambil berjumlah 30 di kelurahan Pendrikan Kidul menggunakan metode MPN dengan seri Pada tahap pendugaan (presumtive test) dengan media Lactosa Broth di inkubasi pada suhu 37 0 C dalam waktu jam hasil yang positif ditandai dengan perubahan warna dari merah muda menjadi kuning dan terbentuknya gelembung gas pada tabung durham yang terbalik. Gambar 3.4 Hasil sampel positif pada BGLB Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 lxi

62 lxii Dari hasil tahap pendugaan diteruskan ke tahap Confirmed test yaitu penanaman pada media BGLB diambil satu mata ose. Hasil dapat terbaca setelah media di inkubasi selama jam dengan suhu 37 0 C. Hasil positif menunjukan perubahan warna menjadi hijau keruh dan terbentuknya gelembung gas. Namun jika hanya terbentuk gelembung gas tetap dilaporkan sebagai hasil yang positif. Tiap tabung yang positif dilakukan interpretasi kedalam tabel MPN seri untuk mengetahui jumlah bakteri. H. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan analisis data. Dalam penelitian ini pengolahan data melalui tahap sebagai berikut : 1. Editing Meneliti kembali apakah isian yang ada pada lembar pertanyaan dan data yang diperoleh sudah memenuhi segala informasi yang dibutuhkan atau belum, jika masih ditemukan kejanggalan seperti jawaban ganda atau ketidaklengkapan data maka perlu dilakukan tinjauan ulang kepada responden sebelumnya dengan menanyakan kembali isian dari pertanyaan yang disampaikan sebelumnya namun jika tidak memungkinkan maka pertanyaan dengan jawaban yang tidak lengkap tidak akan diolah lxii

63 lxiii 2. Coding Memberikan kode pada masing- masing kelas atas jawaban-jawaban yang tertera pada lembar pertanyaan sehingga mudah untuk dilakukan pengolahan data. 3. Scoring Penentuan angka atau nilai pada tiap butir kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh angka penilaian yang diperoleh dari keseluruhan jawaban dari responden. Hasil wawancara dan observasi dikelompokan menurut variabel penelitian. 4. Entry Data Data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan secara tertata kemudian dimasukan kedalam program analisis data untuk diolah secara berkelanjutan. Program yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan software statistik SPSS 16.0 pada komputer. 5. Tabulasi Tabulasi merupakan penyusunan data dalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan tertentu sehingga penyajian mudah untuk dipahami. I. Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat bertujuan menganalisis data yang sudah diperoleh secara deskriptif untuk medeskriptikan tiap-tiap variabel tentang keadaan secara objektif dalam bentuk tabel prosentase dan penjelasannya. lxiii

64 lxiv 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat bagaimana korelasi pada masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Pada penelitian ini dilakukan analisis data ada atau tidak adanya hubungan antara cara perawatan galon dan dispenser, tingkat kebersihan galon dan dispenser dan lama penggunaan dengan jumlah Coliform pada air minum isi ulang. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan menggunakan uji pearson atau Pearson Poduct Moment untuk mengetahui hubungan antar variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut dengan melihat koefisien relasinya. (35) Berikut syarat dari uji Pearson atau Pearson Product moment : a. Data dinyatakan berdistribusi normal menggunakan uji normalitas dengan Shapiro Wilk ( sampel < 50) b. Skala data merupakan variabel numerik c. Jenis hipotesis korelatif d. Jika syarat distribusi normal tidak terpenuhi maka Uji alternatif yang dapat digunakan adalah Spearman Rho. Jika p Value > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi dinyatakan tidak bermakna sedangkan jika p Value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa korelasi dinyatakan bermakna. Dalam penelitian ini digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan hasil sebagai berikut : lxiv

65 lxv Tabel 3.2 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Variabel Shapiro-Wilk P-Value Keterangan Cara perawatan galon dan dispenser Tingkat Kebersihan galon dan dispenser Normal Tidak normal Lama penggunaan Tidak normal Jumlah Coliform Tidak normal Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Nilai taraf signifikansi variabel cara perawatan galon dan dispenser menunjukan p lebih dari 0.05 dapat disimpulkan berasal dari populasi dengan distribusi normal sedangkan variabel tingkat kebersihan galon dan dispenser, lama penggunaan dan jumlah Coliform diperoleh taraf signifikansi menunjukan nilai p kurang dari 0.05 dengan demikian data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. Sehingga untuk analisis bivariat menggunakan uji korelasi Spearmen Rho. Kekuatan hubungan antara variabel ditunjukan melalui nilai korelasi (r). Berikut adalah makna nilai korelasi uji Spearmen Rho : a. Nilai makna hubungan sangat lemah b. Nilai makna hubungan lemah c. Nilai makna hubungan sedang d. Nilai makna hubungan kuat e. Nilai makna hubungan sangat kuat lxv

66 lxvi BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian Pendrikan Kidul merupakan sebuah kelurahan di wilayah kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Pendrikan Kidul memiliki luas Ha dengan batas - batas wilayah sebagai berikut : Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Pendrikan Lor, sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Barusari, sebelah barat berbatasan dengan Kanal Barat dan sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Sekayu. Gambar 4.1 Peta Kelurahan Pendrikan Kidul Sumber: ng,+jawa+tengah,+indonesia lxvi

67 lxvii Keterangan : : DAMIU Jl Bima Raya : DAMIU Jl. Irawan : Sampel penelitian Berdasarkan data Monografi Kelurahan Pendrikan Kidul pada bulan Desember 2016 dengan nama Lurah Bapak Abdul Malik, SH diperoleh data Kelurahan Pendrikan Kidul dimana memiliki luas wilayah Ha merupakan wilayah yang terdiri dari 5 RW dan 34 RT. Jumlah penduduknya sejumlah jiwa dengan Kartu Keluarga (KK) yang terdiri dari perempuan dan laki laki. Prasarana kesehatan yang ada di wilayah ini berupa UKBM (Posyandu) sejumlah 5 buah dan Poliklinik sejumlah 2 buah, pada kelurahan ini tidak terdapat puskesmas. Sebagai sarana pemenuhan kebutuhan air minum untuk warga Kelurahan Pendrikan Kidul, terdapat dua DAMIU yang berada di di Jl. Irawan dan Jl Bima Raya. Letaknya cukup strategis berada didepan jalan dan kedua DAMIU ini saling berdekatan memiliki jumlah pelanggan yang cukup banyak baik dalam Air Minum Isi Ulang (AMIU) maupun Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Dalam persaingan, kedua depot ini bersaing dalam meningkatkan pelayanan dimana keduanya menyediakan pekerja yang melayani jasa pesan antar kepada konsumennya menggunakan sepeda motor dengan harga Rp.5000 saja. Jam pelayanan dimulai pukul WIB dan ditutup hingga pukul WIB dengan hari kerja Senin Sabtu. lxvii

68 lxviii DAMIU pertama di Jl. Irawan pemiliknya berjenis kelamin laki laki, dalam Proses pencucian galon milik konsumen hanya dicuci dengan menyemprotkan air tekanan tinggi kemudian disikat dengan bulu-bulu sikat yang berputar tidak di dalam ruang tertutup yang disinari Ultraviolet. Proses pengisian dilakukan oleh petugas pengisian depot yang tidak memperhatikan hygiene petugas dimana petugas tersebut tidak mencuci tangan pada setiap kegiatan produksi sedangkan sanitasi berupa lantai dan kebersihan peralatan pengisian kurang terjaga. Bagian depan depot terdapat saluran air yang terbuka yang berarti kondisi lingkungan sekitar tidak seniter. Sedangkan depot yang berada di Jl.Bima Raya pemilik berjenis kelamin perempuan yang membuka usaha laundry dan beberapa barang dagangan seperti peralatan keperluan mandi dan isi pulsa sekaligus dalam satu tempat tersebut yang ukurannya tidak terlalu luas dan terlihat kurang tertata rapi, sedangkan menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia tempat produksi tidak diperbolehkan berdekatan dengan kegiatan produksi lain termasuk usaha laundry yang bersifat kegiatan rumah tangga. Proses produksi sudah memenuhi persyaratan Perindustrian dan Perdagangan. lxviii

69 lxix Hasil uji pemeriksaan Laboratorium yanga dimiliki oleh DAMIU ini sudah melewati batas waktu yang telah di tetapkan oleh Laboratorium Kesehatan, dalam artian hasil uji sudah tidak berlaku.terdapat saluran air yang terbuka, kondisi lantai basah dan licin yang dapat mengganggu, petugas pengisian tidak memperhatikan hygiene karena tidak mencuci tangan dan menggunakan perhiasan berupa cincin yang sebenarnya tidak dibenarkan dalam kegiatan ini. B. Analisis Univariat Hasil analisis Univariat menunjukan besaran distribusi frekuensi jumlah dan prosentase hasil pengolahan dari seluruh variabel meliputi cara perawatan galon dan dispenser, tingkat kebersihan galon dan dispenser, lama penggunaan dan jumlah Coliform. Dalam analisis Univariat ini juga disebutkan kategori tiap variabel menggunakan nilai median dari total skor atas jawaban pertanyaan responden pada kuisioner, berdasarkan persyaratan dan baku mutu yang telah ditetapkan. Berikut hasil analisis Univariat pada variabel bebas dan terikat : 1. Gambaran Cara Perawatan Galon dan Dispenser Gambaran hasil penelitian mengenai cara perawatan galon dan dispenser dapat dilihat pada tabel berikut ini: lxix

70 lxx Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Cara Perawatan Galon dan Dispenser Pada Konsumen AMIU di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Aspek yang diamati Memastikan air sisa dalam dispenser sudah kosong saat botol air (galon) sudah kosong Menggunakan alat dan bahan bantu seperti sikat dan disinfektan untuk membersihkan seluruh bagian dispenser Membersihkan bagian dalam dispenser menggunakan kain/lap dan air hangat Membersihkan seluruh bagian (depan, dalam, belakang) dispenser dari debu dan kotoran yang mengendap seminggu sekali atau saat melakukan isi ulang air Mencuci tangan terlebih dahulu pada saat menuangkan botol air (galon) ke dispenser Jawaban Total S KD TP n % n % n % n % , Menggunakan tisu antiseptic untuk membersihkan bagian leher dan kepala galon Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Keterangan S : Selalu KD : Kadang-kadang TP : Tidak pernah lxx

71 lxxi Cara perawatan galon dan dispenser pada penelitian ini diukur dengan 6 (enam) item pertanyaan dengan menggunakan tiga pilihan jawaban yaitu jawaban selalu, kadang-kadang, tidak pernah dari hasil penelitian menunjukan bahwa cara konsumen dalam melakukan perawatan galon dan dispenser sangat bervariasi, dari 30 responden penelitian ada 14 (46.7%) yang selalu memastikan air sisa dalam dispenser sudah kosong saat botol air (galon) akan dilakukan pengisian ulang sedangkan 12 (40.0%) memberikan jawaban kadang-kadang dan sisanya memberikan jawaban tidak pernah sejumlah 4 (13.3%). Jawaban yang paling menonjol adalah hanya ada 3 (10.0%) yang membersihkan bagian dalam dispenser menggunakan kain/lap dan air hangat, dengan jumlah terbesar 17 (56.7%) menyatakan tidak pernah membersihkan bagian dalam menggunakan kain/lap dan air hangat. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Cara Perawatan Galon dan Dispenser Pada Konsumen AMIU di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Cara perawatan galon dan dispenser n % Baik Kurang baik Total Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 lxxi

72 lxxii Distribusi frekuensi terbagi atas dua kategori yaitu baik dan kurang baik, hasil total skor jawaban menunjukan cara perawatan galon dan dispenser dari 30 konsumen sebagai responden dalam penelitian menunjukan 16 (53.3%) dalam kategori sudah baik dalam melakukan cara perawatan galon dan dispenser sedangkan 14 (46.7%) dalam kategori kurang baik. 2. Gambaran Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Gambaran hasil penelitian mengenai tingkat kebersihan galon dan dispenser dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Pada Konsumen AMIU di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Jawaban Aspek yang diamati Ya Tidak Total n % n % % n Galon dan dispenser jauh dari sumber kotoran atau tempat sampah Pada Kran dispender tidak ada penyumbatan debu atau kotoran Kondisi dispenser dan galon dari seluruh bagian terlihat bersih Alas dispenser (meja) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 lxxii

73 lxxiii Tingkat kebersihan galon dan dispenser pada penelitian ini diukur dengan menggunakan 4 (empat) item pernyataan dengan menggunakan dua pilihan jawaban yaitu Ya atau Tidak. Diperoleh dari hasil penelitian bahwa 20 (66.7%) galon dan dispenser jauh dari sumber kotoran atau tempat sampah, terdapat 23 (76.6%) dimana pada kran dispender tidak ada penyumbatan debu atau kotoran, pada alas dispenser (meja) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan. Dari segi kondisi dispenser dan galon yang dari seluruh bagian terlihat bersih terdapat 19 (63.3%) dan 11 (36.7%) terlihat kotor. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Pada Konsumen AMIU di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Tingkat kebersihan galon dan dispenser n % Baik Kurang baik Total Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Hasil total skor jawaban mengenai tingkat kebersihan galon dan dispenser dari 30 konsumen terdiri atas dua kategori yaitu kategori baik dan kurang baik menunjukan 16 (53.3%) dalam kategori sudah baik tingkat kebersihan galon dan dispenser sedangkan 14 (46.7%) dalam kategori kurang baik. lxxiii

74 lxxiv 3. Gambaran Lama Penggunaan Gambaran hasil penelitian mengenai lama penggunaan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Lama penggunaan AMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Aspek yang diamati Kapan pengisian air minum isi ulang Jawaban ( hari ) Total n % n % n % n % n % n % Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Lama penggunaan terhitung sejak AMIU diisikan kedalam galon sampai pada saat pengambilan sampel oleh peneliti. Hasil menyatakan daerah Pendrikan Kidul yang paling lama dalam penggunaan saat pengambilan sampel yaitu 5 hari sebesar 3 (10.0%) sedangkan jumlah terbanyak 12 (40.0%) dalam waktu 1 hari. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kategori Lama Penggunaan AMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Lama penggunaan n % < 24 jam > 24 jam Total Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 lxxiv

75 lxxv Diperoleh data kategori terhadap lama penggunaan AMIU total keseluruhan 30 (100.0%) memberi jawaban lebih dari 24 jam AMIU pada saat dilakukan pengambilan sampel. Himbauan telah disampaikan bahwa AMIU sebaiknya tidak dikonsumsi secara langsung jika sudah melebihi 24 jam dikhawatirkan akan menimbulkan gangguan kesehatan akibat dari tumbuhnya bakteri pada air minum tersebut. 4. Gambaran Jumlah Coliform Gambaran jumlah Coliform diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium dengan metode MPN dengan kategori sebagai berikut : Tabel 4.7 Kategori Jumlah Coliform AMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Jumlah Coliform n % Memenuhi syarat Tidak memenuhi syarat Total Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Berdasarkan hasil uji Laboratorium didapatkan jumlah bakteri Coliform pada 30 sampel konsumen AMIU Pendrikan Kidul dengan Coliform melebihi baku mutu yaitu 0 per 100 ml AMIU dinyatakan tidak memenuhi syarat sebanyak 16 (53.3%) dan yang memenuhi syarat 14 (46.7%). lxxv

76 lxxvi C. Analisis Bivariat Analisis Bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antar Variabel dengan langkah utama melakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah sampel berjumlah kurang dari 50. a. Uji Normalitas Data Kelayakan data di uji dengan uji normalitas dilakukan untuk menentukan uji statistik apa yang akan digunakan untuk menguji `hubungan antar variabel. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dikarenakan jumlah sampel kurang dari 50 (36) hasil uji normalitas yang tidak normal kemudian dilakukan transformasi data kemudian dilakukan kembali uji normalitas. Hasil uji normalitas terhadap data penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Variabel Shapiro-Wilk P-Value Keterangan Cara perawatan galon dan dispenser Tingkat Kebersihan galon dan dispenser Normal Tidak normal Lama penggunaan Tidak normal Jumlah kandungan Coliform Sumber : Data primer penelitian tahun Tidak normal Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk diperoleh taraf signifikasi pada variabel cara perawatan galon dan dispenser menunjukan p > 0.05 lxxvi

77 lxxvii maka distribusi data normal sedangkan untuk variabel tingkat kebersihan galon dan dispenser, lama penggunaan dan jumlah Coliform menunjukan nilai p < 0.05 dengan demikian dinyatakan distribusi data tidak normal, dapat disimpulkan bahwa untuk analisis Bivariat menggunakan uji korelasi Spearman Rho. b. Uji Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Spearman Rho untuk menguji korelasi antar dua variabel dilakukan dengan komputerisasi menggunakan aplikasi SPSS 16.0 menunjukan hasil sebagai berikut : 1) Hubungan Cara Perawatan Galon dan Dispenser dengan Jumlah Coliform Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Hubungan Cara Perawatan Galon dan Dispenser dengan Jumlah Coliform AMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Jumlah Coliform cara perawatan galon dan dispenser r p n 30 Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Dari hasil penelitian dapat diketahui hasil uji statistik Spearman Rho nilai p = (p < 0.05) dan nilai r = menggambarkan cara perawatan galon dan dispenser memiliki hubungan sangat kuat dengan arah hubungan negatif dalam lxxvii

78 lxxviii artian semakin kurang baik cara perawatan galon dan dispenser maka jumlah Coliform semakin meningkat. 2) Hubungan Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser dengan Jumlah Coliform Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Hubungan Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser dengan Jumlah ColiformAMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 Jumlah Coliform Tingkat kebersihan galon dan dispenser r p n 30 Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Hubungan variabel tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan jumlah Coliform menunjukan ada hubungan yang sangat kuat dengan arah hubungan negatif. Ditunjukan dengan hasil uji statistik Spearman Rho memperoleh nilai p = (p < 0.05) dan nilai r = Dalam artian semakin kurang baik tingkat kebersihan galon dan dispenser maka semakin tinggi jumlah Coliform. 3) Hubungan Lama Penggunaan dengan Jumlah Coliform Tabel 4.11 Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Hubungan Lama Penggunaan dengan Jumlah Coliform AMIU Pada Konsumen di Kelurahan Pendrikan Kidul Tahun 2017 lxxviii

79 lxxix Jumlah Coliform Lama penggunaan r p n 30 Sumber : Data primer penelitian tahun 2017 Sejalan dengan penelitian yang dilakukan terhadap pertanyaan mengenai lama penggunaan AMIU yang terhitung sejak AMIU diisikan kedalam galon sampai dilakukan pengambilan sampel oleh peneliti memperoleh data yang kemudian dilakukan uji statistik Spearman Rho menunjukan nilai p = (p < 0.05) dan nilai r = menggambarkan lama penggunaan memiliki hubungan sangat kuat dengan arah hubungan positif, dalam artian semakin lama penggunaan AMIU pada tingkat konsumen maka semakin tinggi jumlah Coliform. 4) Hasil Uji Korelasi Spearmen Rho Analisis bivariat uji korelasi Spearmen Rho antara variabel bebas dengan variabel terikat dihasilkan : lxxix

80 lxxx Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Spearmen Rho Tahun 2017 Bebas Variabel Penelitian Terikat p r Hasil uji Cara perawatan galon dan dispenser Tingakat kebersihan galon dan dispenser Jumlah Coliform Jumlah Coliform Ada hubungan sangat kuat, arah negatif Ada hubungan sangat kuat, arah negatif Lama penggunaan Jumlah Coliform Sumber : Data primer penelitian tahun Ada hubungan sangat kuat, arah positif lxxx

81 lxxxi BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Gambaran Cara Perawatan Galon dan Dispenser Pada penelitian ini diketahui bahwa hasil dari 6 (enam) item aspek yang diamati mengenai cara perawatan galon dan dispenser menghasilkan prosentase yang bervariatif, bahwa dari 30 sampel penelitian diperoleh 16 menunjukan dalam kategori baik dalam melakukan perawatan galon dan dispenser. Item pernyataan berupa menggunakan alat dan bahan bantu seperti sikat dan disinfektan untuk membersihkan seluruh bagian dispenser memberikan prosentase dengan jawaban sebagai indikasi utama penyebab pertumbuhan dan perkembangbiakan Coliform karena hal tersebut jarang sekali diterapkan oleh responden dalam upaya merawat peralatan air minum. Bagian dalam galon dan dispenser jika tidak dibersihkan dengan cara yang benar akan menjadi tempat pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteriologis terutama jika galon dan dispenser sudah terkontaminasi. Hal lain juga didasarkan pada item pernyataan lain berupa kebiasaan mencuci tangan terlebih dahulu pada saat menuangkan galon ke dispenser berkaitan dengan higiene perorangan yang tidak baik. lxxxi

82 lxxxii 2. Gambaran Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser Berdasarkan hasil survey kebersihan galon dan dispenser milik responden diperoleh hasil kategori baik sebesar 16 responden dan kurang baik 14 responden. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan yang dilakukan sehingga kondisi beberapa galon dan dispenser milik responden ada yang terlihat bersih dan ada yang terlihat kurang bersih, berdekatan dengan tempat pembuangan sampah, penggunaan alas (meja) yang mudah dibersihkan tetapi tidak dibersihkan. 3. Gambaran Lama Penggunaan Merupakan jangka waktu sudah berapa hari AMIU milik konsumen terhitung sejak AMIU dituangkan kedalam galon oleh petugas DAMIU. Dalam variabel ini jawaban tergantung pada pola konsumsi air minum dan jumlah konsumen tiap rumah warga. Rumah dengan jumlah warga yang sedikit akan menghabiskan waktu yang lama untuk menghabiskan air minum sehingga rentan waktu pembelian akan lebih lama sehingga semakin lama penggunaannya, begitu juga dengan pola konsumsi konsumen yang berbeda. Semakin banyak volume konsumsi air minum perseorangan maka akan semakin cepat habis sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk melakukan pengisian ulang. Hasil penelitian menunjukan (40.0%) sudah menyimpan selama 1 hari, jumlah tertinggi kedua adalah selama 2 hari (26.7%) lxxxii

83 lxxxiii 4. Gambaran Jumlah Coliform Hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap 30 sampel milik konsumen AMIU yang diambil di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang yaitu kelurahan Pendrikan Kidul memperoleh hasil sebesar 16 tidak memenuhi syarat karena melebihi baku mutu yang telah ditetapkan oleh Permenkes RI Nomor 492 tahun 2010 yaitu nol tiap 100 ml air dengan jumlah koloni Coliform tertinggi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian AMIU milik konsumen tercemar oleh bakteri Coliform hal ini dapat disebabkan oleh cara perawatan galon dan dispenser yang kurang baik, tingkat kebersihan galon dan dispenser yang kurang baik serta lama penggunaan AMIU oleh konsumen. Penelitian yang dilakukan oleh Ari Khoeriyah di kabupaten Bandung barat tahun 2013 terhadap 3 (tiga) asal sumber air baku untuk DAMIU di wilayah kerja puskesmas Cipeundeuy dan Padalarang menyatakan semuanya terkontaminasi Coliform (37) jika dari dari sumber air baku sudah tercemar bakteri, perlu adanya proses pengolahan yang benar agar AMIU aman sampai kepada konsumen. B. Analisis Bivariat 1. Hubungan Cara Perawatan Galon dan Dispenser dengan Jumlah Coliform Cara perawatan galon dan dispenser berdasarkan uji statistik spearmen Rho memiliki hubungan yang sangat kuat dengan jumlah Coliform. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin baik cara perawatannya maka akan semakin rendah tingkat kontaminasi Coliform lxxxiii

84 lxxxiv dan juga sebaliknya semakin tidak baik cara perawatan galon dan dispenser akan semakin tinggi tingkat cemaran Coliform. Sebagian menyadari bahwa perawatan yang baik dan benar akan mencegah galon dan dispenser sebagai tempat perkembangbiakan bakteri. Menggunakan tisu antiseptic untuk membersihkan bagian leher dan kepala galon saja dipercayai oleh responden sudah dapat membunuh bakteri karena leher galon menjadi jalan utama kemungkinan masuknya bakteri sehingga tindakan tersebut paling sering dilakukan responden tetapi tidak menerapkan tindakan penting lainnya yang juga dapat menimbulkan kontaminasi. Tidak semua menerapkan praktik memastikan air sisa dalam dispenser sudah kosong saat botol air (galon) sudah kosong meskipun sebagian mereka mengalami bahwa air genangan yang tersisa seringkali membentuk lumut dan membuat bagian leher dispenser licin serta menimbulkan bau yang kurang sedap. Hal penting untuk menjaga kesehatan adalah kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, tidak semua responden menyadari tentang pentingnya mencuci tangan untuk mengurangi kontaminasi terhadap apa yang disentuh dan apa yang akan disentuh. Pada perawatan galon dan dispenser yang belum selalu diterapkan terbanyak pada kebiasaan membersihkan bagian dalam dispenser menggunakan kain/lap dan air hangat karena cenderung membersihkan bagian luarnya saja yang terlihat dengan bahan pembersih seadanya tanpa disinfektan atau pembersih. lxxxiv

85 lxxxv Hal tersebut berbanding lurus dengan adanya kontaminasi bakteri pada AMIU. Perihal yang mendasar tersebut meskipun telah diketahui akan menimbulkan dampak adanya kontaminasi yang akan mengganggu kesehatan tetapi masih belum dapat diterapkan dengan alasan yang beragam. Hasil penelitian ini setara dengan penelitian mengenai hubungan hygiene dan sanitasi yang dilakukan oleh Muhammad Nafis Mirza tahun 2013 bahwa ada hubungan antara hygiene sanitasi dengan jumlah Coliform pada air minum. (38) dalam artian mengenai hygiene konsumen dan kondisi sanitasi galon dan dispenser dapat pula mempengaruhi besaran jumlah Coliform Telah disebutkan menurut Hendi Irawan disebutkan dari 10 perilaku konsumen Indonesia salah satunya adalah sebagian besar konsumen Indonesia memiliki jangka pikir yang pendek dan sulit untuk diajak pada pola pikir jangka panjang yang memiliki salah satu ciri dimana lebih menyukai hal yang serba cepat dan instan. (39) Pernyataan tersebut sangat berkaitan dengan perilaku konsumen yang lebih menyukai AMIU dengan harga yang relatif murah, terdapat jasa pesan antar dan lebih praktis dalam penggunaannya. Menyukai hal yang serba cepat dan instan dibuktikan dengan kebiasaan konsumen yang tidak mau membersihkan dispenser sampai pada seluruh bagian termasuk bagian dalam yang selalu dilakukan cukup membersihkan bagian leher galon dan dispenser dengan tisu antiseptic. lxxxv

86 lxxxvi Ada sepuluh indikator Nasional PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) salah satunya adalah mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan penularan penyakit karena segala aktifitas yang dilakukan bagian yang sering kontak langsung dengan segala macam benda adalah tangan, untuk itu terdapat pengaruh yang besar jika seseorang melakukan cuci tangan atau tidak sebelum dan sesudah menyentuh apapun. Konsumen yang menuangkan galon ke dispenser tidak melakukan cuci tangan terlebih dahulu dikhawatirkan tanpa disadari tangannya telah terkontaminasi Coliform menyentuh tinja hewan atau manusia ataupun setelah BAB tidak mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun. Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Suprihatin dan Retno Adriyani di kecamatan Tanjung Redep kabupaten Berau Kalimantan timur pada tahun 2008 terhadap responden menunjukan hasil distribusi frekuensi 6 (100%) responden memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan pada saat akan melakukan pekerjaanya (40) Hal semacam ini perlu adanya himbauan kepada seluruh masyarakat secara terus menerus untuk membentuk perubahan perilaku mengingatkan bahwa kebiasaan yang menginginkan serba cepat dan instan adalah tidak baik, meskipun telah dilakukan tetapi perlu adanya tindakan tambahan jika memang sudah terbiasa membeli AMIU dengan harga yang relatif murah dan mudah paling tidak galon dan dispenser harus dirawat dan dibersihkan sedemikian rupa agar kontaminasi dapat dicegah, bila memungkinkan lebih baik AMIU yang sudah dibeli harus diolah terlebih dahulu ( direbus) untuk mematikan bakteri. lxxxvi

87 lxxxvii Teori Lawrance Green menjelaskan perubahan perilaku dapat terjadi hasil dari seluruh pengalaman beserta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahun, sikap sampai kepada bagaimana tindakan yang akan dilakukannya. Program 10 indikator nasional PHBS sudah banyak terpasang dan informasinya sudah menyebar dalam artian mereka sudah memperoleh pengetahuan, sampai kepada tahap sikap dan perubahan perilaku yang belum tercapai berkaitan dengan bagaimana kesadaran masing masing perorangan dalam menanggapi persoalan tersebut karena bagaimanapun perilaku merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Berkaitan dengan cara perawatan galon dan dispenser ada baiknya pemilihan model dispenser juga perlu diperhatikan dimana pemilihan bahan dan model yang mudah dibersihkan sehingga tidak mempersulit pengguna saat dibersihkan dengan cara yang mudah dan cepat terutama model tampungan air minum isi ulang sebaiknya pemilihan model lebih di utamakan. 2. Hubungan Tingkat Kebersihan Galon dan Dispenser dengan Jumlah Coliform Tingkat kebersihan galon dan dispenser berdasarkan uji statistik spearmen Rho memiliki hubungan yang sangat kuat dengan jumlah Coliform. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin kurang baik tingkat kebersihan semakin tinggi jumlah Coliform. Bakteri Coliform merupakan bakteri patogen pada lingkungan bersumber dari kotoran lxxxvii

88 lxxxviii manusia dan hewan dengan jumlah besar terdapat pada usus dan tinja manusia serta hewan berdarah panas (41) beberapa dispenser letaknya berdekatan dengan sumber kotoran dan tempat pembuangan sampah yang dimungkinkan mengandung Coliform yang dapat berpindah karena jarak yang dekat dan kebiasaan yang kurang baik. Korelasi dengan adanya hubungan antara tingkat kebersihan dengan jumlah Coliform memungkinkan bahwa galon dan dispenser meskipun beberapa terlihat bersih bisa saja terdapat bakteri karena bakteri pada AMIU tidak dapat dilihat secara kasap mata perlu dilakukannya pemeriksaan laboratorium. Galon dan dispenser yang terihat kotor juga belum tentu mengindikasikan hanya adanya bakteri Coliform bisa saja bakteri yang ada pada galon dan dispenser tersebut adalah bakteri jenis lain. Banyak indikasi lain yang menjadi penyebab bagaimana tingkat kebersihan berhubungan dengan jumlah Coliform, variabel diatas mengenai cara perawatan galon dan dispenser yang belum baik menunjukan adanya hubungan dengan jumlah Coliform sehingga meskipun galon dan dispenser sudah terlihat bersih dalam variabel ini tetapi bakteri Coliform masih bisa hidup karena bersih saja tidak cukup, harus adanya cara perawatan yang baik dan benar. Penelitian lain dilakukan oleh Bambang dkk di Manado pada tahun 2014 terhadap 9 sampel semuanya mengandung bakteri Coliform. (42) berarti bukan hanya faktor tingkat kebersihan dari konsumen saja, tercemarnya bakteri bisa terjadi karena memang dari DAMIU sudah tercemar sehingga tergantung pada bagiamana konsumen melakukan lxxxviii

89 lxxxix upaya untuk mengurangi cemaran sampai ketahap menghilangkan dengan upaya-upaya kebiasaan yang sederhana. Hal yang perlu dilakukan adalah tetap terus menjaga kebersihan galon dan dispenser, menjauhkan sumber kotoran sehingga tidak berdekatan dengan galon dan dispenser. Jangan biarkan hal sekecil apapun yang tidak dihiraukan akan berdampak besar bagi kesehatan konsumennya. Dalam artian Jika kebersihan yang sudah baik saja masih terkontaminasi bakteri, bagaimana dengan kondisi galon dan dispenser yang kotor. Pemiihan DAMIU yang tepat juga bisa menjadi solusi utama agar masuknya bakteri Coliform sampai kepada tubuh manusia dapat dicegah. 3. Hubungan Lama Penggunaan dengan Jumlah Coliform Lama penggunaan merupakan variabel untuk mengetahui sudah berapa hari AMIU yang ada dirumah responden terhitung sejak AMIU di isikan kedalam galon sampai pengambilan sampel oleh peneliti dimana sesaat setelah membeli AMIU dapat segera dikonsumsi karena jasa pesan antar yang cepat mengantarkan kembali pesanan konsumen, responden yang berstatus sebagai anak kos dan ibu rumah tangga memiliki dispenser dan galon hanya satu saja sehingga begitu AMIU diisikan dari DAMIU langsung dipasang pada dispenser. Uji pemeriksaan Coliform terhadap 30 sampel, berdasarkan hasil survey memiliki jangka waktu terlama 5 hari saat dilakukan pengambilan sampel dengan jumlah Coliform lebih dari 1100 per 100 ml air minum. lxxxix

90 xc Lama penggunaan berdasarkan uji statistik spearmen Rho memiliki hubungan yang sangat kuat kearah positif positif dengan jumlah Coliform. Mengindikasikan semakin lama penggunaan maka semakin tinggi jumlah Coliform karena bakteri merupakan makhluk hidup dimana pada tempat tertentu dapat tumbuh dan berkembang biak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rabiatul Al Adawiyah dkk pada tahun 2014 menghasilkan hasil pada semua sampel AMIU berjumlah 19 sampel bahwa jumlah bakteri mengalami peningkatan pada sampel 48 jam ke 72 jam. (18) dari tingginya jumlah Coliform telah dilakukan penelitian oleh Fauziyah pada tahun 2013 menyatakan ada hubungan antara adanya bakteri dalam air minum dengan kejadian Diare pada balita. (42) Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM Fiastuti Witjaksono mengatakan bahwasanya kebutuhan minum minum air 8 gelas per hari itu sangat vital dan tidak boleh dilupakan dengan pada orang gemuk kebutuhan cairan juga lebih banyak (44), atas dasar tersebut salah satu solusi agar AMIU cepat habis adalah memenuhi kebutuhan minum tiap individu, jika jumlah konsumen dalam satu rumah tangga lebih banyak maka persediaan air minum akan cepat habis. Jika AMIU yang telah lama digunakan dan belum habis dapat menjadi sarang tumbuh dan berkembangnya bakteri maka sebaiknya dilakukan pengolahan secara mandiri oleh konsumen, air minum yang sudah lama tidak habis sebaiknya diganti dengan yang baru ataupun diolah terlebih dahulu sebelum diminum. Dikhawatirkan semakin lama penggunaan semakin banyak bakteri yang terus tumbuh dan berkembang yang dapat xc

91 xci menimbulkan gangguan kesehatan seperti munculnya penyakit diare yang memberi efek dehidrasi sampai kematian. Untuk kebutuhan air minum yang berbeda tiap rumah tangga sebaiknya pemilihan galon lebih diperhatikan, keperluan air minum yang lebih banyak dianjurkan memilih ukuran galon yang besar sedangkan untuk kebutuhan yang lebih sedikit sebaiknya memilih ukuran galon yang lebih kecil sehingga ai minum yang disediakan cepat habis. xci

92 xcii BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Peneliti telah melakukan penelitian terhadap Faktor - faktor yang berhubungan dengan bakteriologis Air Minum Isi Ulang (AMIU) Pada tingkat konsumen di sekitar Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2017 disampaikan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yaitu: 1. Hasil pemeriksaan Laboratorium diperoleh Jumlah bakteri Coliform terbanyak 1100 koloni per 100 ml sampl AMIU dengan 16 (53.3%) tidak memenuhi syarat dan 14 (46.3%) memenuhi syarat bakteriologis AMIU 2. Hasil penelitian terhadap variabel cara perawatan galon dan dispenser diperoleh 16 (53.3%) dinyatakan baik dan 14 (46.7%) dinyatakan kurang baik 3. Hasil penelitian terhadap variabel tingkat kebersihan galon dan dispenser diperoleh 16 (53.3%) dalam kondisi baik dan 14 (46.7%) dalam kondisi kurang baik 4. Hasil penelitian terhadap variabel lama penggunaan diperoleh jawaban responden 30 (100.0) dalam waktu lebih dari 24 jam 5. Ada hubungan antara cara perawatan galon dan dispenser dengan Jumlah Coliform (p=0.000) 6. Ada hubungan antara tingkat kebersihan galon dan dispenser dengan Jumlah Coliform (p=0.000) 7. Ada hubungan lama penggunaan dengan Jumlah Coliform (p=0.000) xcii

93 xciii B. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan disampaikan beberapa saran diantaranya : 1. Bagi Pemilik Depot Sebaiknya lebih menjaga kebersihan DAMIU agar tidak terjadi kontaminasi bakteri baik dari hygiene petugas, proses pengolahan dan sanitasi peralatan 2. Bagi Konsumen Diharapkan untuk terus melakukan perawatan dan kebersihan galon serta dispensernya karena pencemaran bukan saja dari sumber air baku atau produsen saja tetapi dapat terjadi pula pada tingkat konsumen, pemilihan volume galon dan jenis dispenser juga perlu diperhatikan. xciii

94 xciv DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmodjo, S. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta. Rineka Cipta Juli Soemirat, slamet. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press Ni made Marteniasih. Air minum tidak berarti sehat. Diakses : Desember Asmadi, dkk. Teknologi Pengolahan Air Minum. Yogyakarta. Gosyen Publishing Suprihatin. Sebagian Air Minum Isi Ulang Tercemar Bakteri Coliform. Tim Penelitian Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan. IPB. 26 April Widiyanti, Ni Luh Putu Manik, dkk. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali.. Nomor 01, April 2004, Vol. III. hlm Asfawi, Supriyono. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kota Semarang. (Tesis). Universitas Diponegoro. Tahun Anonim. Ini Bahaya Mengonsumsi Air Minum Isi Ulang. Diakses : Januari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. 10.Hasriani, M. Alwi, dan Umrah. Deteksi Bakteri Coliform Dan Escherichia coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat.. Jurnal Biocelebes, 2013, Vol. 7 (2) : xciv

95 xcv 11. Entjang, I. Mikrobiologi dan Parasitologi untuk Akademi Keperawatan dan Sekolah Kesehatan yang Sederajat. Bandung. PT.Citra Aditya Bakti Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum 13. Air Minum Isi Ulang Hanya Aman Dikonsumsi 24 Jam. Sala : Suara Merdeka Diakses Januari Wandrivel R, Suharti N, Lestari Y. Kualitas Air Minum yang di Produksi di Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Bungus Padang berdasarkan Persyaratan Mikrobiologi. Jurnal Kesehatan Andalas. 2012, Vol. 1 (3). 15. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun Diakses Januari Indra Y. Kaban, dkk. Pola Bakteri Aerob Pada Dispenser Air Minum Kemasan Galon Pada Konsumen Di Kecamatan Malalayang Manado. Jurnal e-biomedik (ebm), 2015, Vol. Volume 3, Nomor Rahayu, Asih. Deteksi Adanya Bakteri Pada Air Minum dalam Kemasan Galon. Surabaya 18. Rabiatul Al aldawiyah. Gambaran Jumlah Bakteri Escherichia coli Pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Sumber Depot Berdasarkan Lama Penggunaan Pada Penghuni Kos Smart Center Gorontalo FKUI, Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta. FKUI Buckle KA, R.A Edwards. Ilmu Pangan. Jakarta. UI Press Departemen Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum Soetomo, MS. Regulasi Air PDAM, AMDK dan Depot Air xcv

96 xcvi 23. Slamet, Juli Soemirat. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta. Gajah Mada University Press Widyastuti, dkk. Pengantar Kesehatan Masyarakat. jakarta. EGC Sutrisno, Totok. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta. Rineka Cipta Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Nomor 705/MPP/Kep/11/2003 tentang Persyaratan Teknis Industri Air Minum Dalam Kemasan dan Perdagangannya. 27. PERMENKES RI No. 736/MENKES/PER/2010 mengenai tatalaksana pengawasan kualitas air minum. 28. Nuria, Manulita C. Uji Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang di Kabupaten Rembang. Jurnal Imu Pertanian. 2009: 27-35, Vol. (1). 29. Brooks F, Jante S, Morse S, Jawetz. Mikrobiologi Kedokteran. 23 th Ed. Jakarta. EGC Anonim. Mikrobiologi. Jakarta. Kementerian dan Kebudayaan RI Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Cipta L. Waluyo. Mikrobiologi Umum. Malang. UPT Penerbita UMM Sevilla, Consuelo G. et. al. Research Methods. Quezon City. Rex Printing Company Rahman, R. Topan Aditya. Analisis Statistik Penelitian Kesehatan. Bogor. In media xcvi

97 xcvii 36. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta. Salemba Medika Khoeriyah, Ari. Aspek kualitas Bakteriologis Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di kabupaten Bandung barat. Bandung. MKB ; Vol. 47 nomor 3. ISSN X. 38. Mirza, Muhammad Navis. Higiene sanitasi dan jumlah Coliform air minum. Jurnal kesehatan Masyarakat. 2014; Vol. 9 (2) Irawan, Hendi. Indonesia Customer Statisfaction. Jakarta. PT Alex Media Computindo Bambang Suprihatin, Retno Adriyani. Higiene sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Kecamatan Tanjung Redep Kabupaten Berau. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2008; Vol DOH. Coliform bakteria and drinking water. Washington. State Departement of Health Environment Public Health Office of Drinking water Bambang A, Fatimawali, Kojong N. Analisis cemaran bakteri Koliform dan Identifikasi Escherichia Coli pada Air minum isi ulang di kota Manado. Jurnal FMIPA. Unsrat. 2014; Vol. 3 No Fauziah. Hubungan individu dan karakteristik sanitasi air dengan kejadian diare pada balita umur bulan dikelurahan sumur batu kecamatan bantargerbang kota bekasi tahun 2013 (Skripsi). Jakarta. UIN Syarif Hidayatullah Maharani, Dian. Berapa banyak kita harus minum perhari? k.kita.harus.minum.air.per.hari. Jakarta. Kompas Diakses Juni Lippincott Williams and Wilkins. Color Atlas and textbook of Diagnostic Microbiology. 6th Ed Philadelphia Vol. (6) xcvii

98 xcviii L A M P I R A N xcviii

99 xcix Lampiran 1 Kuisioner Penelitian xcix

100 c KUISIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANDUNGAN BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG (AMIU) PADA TINGKAT KONSUMEN DI SEKITAR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2017 Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Konsumen Air Minum Isi Ulang Pendrikan Kidul Semarang Dengan hormat, Saya adalah mahasiswa dari Universitas Dian Nuswantoro angkatan tahun 2013 program studi Kesehatan Masyarakat peminatan Kesehatan Lingkungan dalam rangka penyelesaian tugas akhir/skripsi. Maka dari itu saya ingin meminta bantuan dari Bapak/ibu untuk membantu saya dalam mengisi kuisioner yang disediakan guna menyelesaikan penelitian ini. Kuisioner ini tidak dimaksudkan untuk mengetahui apa yang benar dan yang salah ataupun sebaliknya, untuk itu sangat diharapkan pengisian kuisioner berdasarkan pada kenyataan yang sebenarnya (apa adanya). Artinya jawaban yang bapak/ibu berikan adalah benar dan jawaban yang diminta adalah sesuai dengan kondisi yang ada. Demikianlah permohonan saya, atas waktu dan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuisioner saya ucapkan terimakasih. c

101 ci A. Identitas Responden No. Responden : Nama Responden : Jenis Kelamin : L / P * Pendidikan Terakhir : Tidak tamat/sd/smp/sma/s1/s2/s3 * (*Coret yang tidak perlu) B. Petunjuk Pengisian 1. Kuisioner ditujukan untuk konsumen AMIU di sekitar Universitas Dian Nuswantoro yang berlokasi di Kelurahan Pendrikan kidul 2. Bapak/Ibu/Saudara/i diharapkan memberikan jawaban yang sesuai dengan kebenarannya 3. Berilah tanda cheklist ( ) pada kolom pertanyaan kuisioner yang sesuai dengan pilihan jawaban 4. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i menjawab kuisioner ini saya ucapkan terimakasih ci

102 cii A. Cara Perawatan Peralatan No. Aspek yang diamati selalu Kadangkadang Tidak pernah 1. Memastikan air sisa dalam dispenser sudah kosong saat botol air (galon) sudah kosong 2. Menggunakan alat dan bahan bantu seperti sikat dan disinfektan untuk membersihkan seluruh bagian dispenser 3 Membersihkan bagian dalam dispenser menggunakan kain/lap dan air hangat 4 Membersihkan seluruh bagian (depan, dalam, belakang) dispenser dari debu dan kotoran yang mengendap seminggu sekali atau saat melakukan isi ulang air 5 Mencuci tangan terlebih dahulu pada saat menuangkan botol air (galon) ke dispenser 6 Menggunakan tisu antiseptic untuk membersihkan bagian leher dan kepala galon cii

103 ciii B. Tingkat Kebersihan No Aspek yang diamati Ya tidak 1. Galon dan Dispenser jauh dari sumber kotoran atau tempat sampah 2. Pada Kran dispender tidak ada penyumbatan debu atau kotoran 3. Kondisi dispenser dan galon dari seluruh bagian terlihat bersih 4. Alas dispenser (meja) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan C. Lama Penggunaan No Aspek yang diamati Jawaban (hari) 1. Kapan pengisian air minum isi ulang ciii

104 civ Lampiran 2 Hasil Statistik Data Penelitian civ

105 cv Distribusi frekuensi jawaban responden Variabel cara perawatan galon dan dispenser Frequency Table Memastikan air sisa dalam dispenser sudah kosong saat botol air (galon) sudah kosong Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak pernah kadang-kadang selalu Total Menggunakan alat dan bahan bantu seperti sikat dan disinfektan untuk membersihkan seluruh bagian dispenser Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak pernah kadang-kadang selalu Total Membersihkan bagian dalam dispenser menggunakan kain/lap dan air hangat Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak pernah kadang kadang selalu Total cv

106 cvi Membersihkan seluruh bagian (depan, dalam, belakang) dispenser dari debu dan kotoran yang mengendap seminggu sekali atau saat melakukan isi ulang air Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak pernah kadang-kadang selalu Total Mencuci tangan terlebih dahulu pada saat menuangkan botol air (galon) ke dispenser Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak pernah kadang-kadang selalu Total Menggunakan tisu antiseptic untuk membersihkan bagian leher dan kepala galon Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kadang-kadang selalu Total cvi

107 cvii Distribusi frekuensi jawaban responden Variabel Tingkat Kebersihan galon dan dispenser Galon dan Dispenser jauh dari sumber kotoran atau tempat sampah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak ya Total Pada Kran dispender tidak ada penyumbatan debu atau kotoran Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak ya Total Kondisi dispenser dan galon dari seluruh bagian terlihat bersih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak ya Total cvii

108 cviii Alas dispenser (meja) terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak ya Total Distribusi frekuensi jawaban responden Variabel Lama Penggunaan Lama penggunaan (Hari) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total cviii

109 cix Distribusi frekuensi Hasil pemeriksaan Variabel jumlah Coliform Jumlah Coliform AMIU Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilk Tests of Normality Shapiro-Wilk Statistic df Sig. cara_perawatan tingkat_kebersihan lama_penggunaan jumlah_coliform a. Lilliefors Significance Correction This is a lower bound of the true significance cix

110 cx cx

111 cxi Distribusi frekuensi Kategori Variabel kategori cara perawatan galon dan dispenser Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kurang baik baik Total kategori tingkat kebersihan galon dan dispenser Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid kurang baik baik Total kategori lama penggunaan AMIU Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid lebih dari 24 jam Kategori jumlah Coliform Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid tidak memenuhi syarat memenuhi syarat Total cxi

112 cxii Hasil Uji Korelasi Spearmen Rho Correlations Perawatan galon dan dispenser kadar bakteriologis AMIU Spearman's rho Perawatan galon dan dispenser Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N kadar bakteriologis AMIU Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed).000. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations Tingkat kebersihan galon dan dispenser kadar bakteriologis AMIU Spearman's rho Tingkat kebersihan galon dan dispenser Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N kadar bakteriologis AMIU Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed).000. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). cxii

113 cxiii Correlations Lama penggunaan kadar bakteriologis AMIU Spearman's rho Lama penggunaan Correlation Coefficient ** Sig. (2-tailed)..000 N kadar bakteriologis AMIU Correlation Coefficient.911 ** Sig. (2-tailed).000. N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). cxiii

114 cxiv Lampiran 3 Surat Penelitian cxiv

115 cxv cxv

116 cxvi cxvi

117 cxvii cxvii

118 cxviii Lampiran 4 Persyaratan Kualitas Air Minum cxviii

119 cxix cxix

120 cxx Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian cxx

121 cxxi Perizinan kepada pemilik Depot dan Pendataan Populasi cxxi

122 cxxii Pengambilan data dan sampel penelitian cxxii

123 cxxiii Sterilisasi Botol Sampel Botol berisi sampel AMIU cxxiii

124 cxxiv Proses pemeriksaan Coiform cxxiv

125 cxxv Pembacaan Hasil tahap Persumtive test Pembacaan Hasil Tahap Convirmed test cxxv

126 cxxvi Kondisi galon dan dispenser milik Responden cxxvi

127 cxxvii Lampiran 6 Hasil Uji Laboratorium cxxvii

128 cxxviii cxxviii

129 cxxix cxxix

130 cxxx Lampiran 6 Hasil Uji Laboratorium cxxx

131 cxxxi cxxxi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber kehidupan mutlak adalah ketersediaan air dengan jumlah dan kualitas yang baik. Kehidupan tidak akan berlangsung tanpa air. Manusia hidup diatas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Depot Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, Penyelenggara air

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang luas wilayahnya 64,79 Km atau sekitar 0,53 % dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah zat di alam yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi ini berbentuk cair, akan membeku pada suhu di bawah nol derajat celcius dan mendidih pada suhu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikarenakan agar mudah mengambil air untuk keperluan sehari-hari. Seiring BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia. Pada zaman dahulu beberapa orang senantiasa mencari tempat tinggal dekat dengan air, dikarenakan agar mudah mengambil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan ini memiliki luas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tuladenggi adalah salah satu Kelurahan dari lima Kelurahan yang berada di Kecamatan Dungingi Kota Gorontalo. Kelurahan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri E. Coli, Air Minum Isi Ulang INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI E. COLI PADA AIR MINUM ISI ULANG YANG DIJUAL DI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KELURAHAN KUIN CERUCUK, KELURAHAN KUIN SELATAN DAN KELURAHAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa yang lain. Kandungan air dalam tubuh manusia rata-rata 65 %

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Jika manusia hidup tanpa udara manusia akan mati, sedangkan tanpa makanan manusia masih dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan vital manusia yang harus terpenuhi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak akan berjalan dan tidak dapat menjamin kesehatan tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Air Minum Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam pasal 1, Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi air minum sehari-hari. Berkurangnya air bersih disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai macam kebutuhan diantaranya minum, mandi, mencuci, dan memasak.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Air Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah merupakan

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT

RENCANA TINDAK LANJUT RENCANA TINDAK LANJUT BAHAN AJAR DIKLAT FUNGSIONAL Oleh : Drs. Siswanta Jaka Purnama, Apt, MKes NIP : 19631028 198911 1001 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGEMBANAGAN SUMBER DAYA MANUSIA BAHAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 651/MPP/ kep/10/2004 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persyaratan Biologis Untuk Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sangat erat hubungannya dengan manusia karena menjadi sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak bahkan menjadi suatu sarana utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU).

BAB I PENDAHULUAN. yang dimasak, kini masyarakat mengkonsumsi air minum isi ulang (AMIU). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan air juga meningkat. Jumlah penduduk di Indonesia tahun 2014 sebesar 2.763.632 jiwa. Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGI PADA AIR MINUM DI KELURAHAN BAILANG DAN MOLAS KOTA MANADO Metri Karame*, Henry Palandeng*, Ricky C. Sondakh* * Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG Haryudi Okta Sofiyanto 1), Tri Joko 2), Nur Endah W 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG

KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG ECOTROPHIC 9 VOLUME (2) : 52-56 9 NOMOR 2 TAHUN 2015 ISSN : 1907-5626 KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM ISI ULANG PADA TINGKAT PRODUSEN DI KABUPATEN BADUNG Made Partiana 1*), Made Sudiana Mahendra 2), Wayan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo. Waktu dalam kurun waktu 2 bulan, yang dimulai di awal bulan April dan selesai pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) kualitas air minum merupakan penentu lingkungan yang sehat. Manajemen mutu air minum telah menjadi pilar utama pencegahan selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). kuantitas maupun kualitasnya (Entjang, 2000). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makhluk hidup, dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwidjoseputro, 1978). Untuk semua ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kualitas Mikrobiologis Air Minum Isi Ulang di Kota Surakarta a) MPN Koliform dan Koli Tinja Populasi penelitian ini adalah 20 sampel air minum yang diambil dari 20 depot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air minum saat ini cukup mengkhawatirkan, terutama di perkotaan. Banyak air sumur sudah tidak layak minum, karena tercemar bakteri maupun zat kimia, sedangkan,

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN. SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR ES BATU BALOK DI DAERAH PABELAN SUKOHARJO DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat-syarat air minum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin meningkatnya perkembangan sektor industri dan transportasi, baik industri minyak dan gas bumi, pertanian, industri kimia, industri logam dasar, industri jasa

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform

UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform UJI BAKTERIOLOGI AIR BAKU DAN AIR SIAP KONSUMSI DARI PDAM SURAKARTA DITINJAU DARI JUMLAH BAKTERI Coliform SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai derajat Sarjana SI Program Studi Biologi

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.862, 2011 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. AMDK. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96/M-IND/PER/12/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Data yang diperoleh dari Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Gorontalo memiliki 10 Tempat Pemotongan Hewan yang lokasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang tangga. 3 Kecenderungan penggunaan air minum isi ulang oleh masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkan oleh manusia, dengan terpenuhinya kebutuhan air, maka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keamanan pangan, dalam UU RI no 7 tahun 1996 didefinisikan sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform Coliform adalah bakteri gram negatif berbentuk batang bersifat anaerob atau fakultatif anaerob, tidak membentuk spora, dan dapat memfermentasi laktosa untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia karena dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh

BAB I PENDAHULUAN. kimia fisika dan radio aktif (Menteri Kesehatan RI, 2010). Air di dalam tubuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, syarat kesehatan yang dimaksud adalah mikrobiologi, kimia fisika dan radio

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HIGIENE SANITASI DAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS AIR MINUM PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KECAMATAN WENANG KOTA MANADO TAHUN 2014 Ririn Bakari*, Woodford B. S. Joseph*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas

Lebih terperinci

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan: SANITASI AIR BERSIH VIRGIA RINANDA ( 15714006 ) REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN PENGERTIAN SANITASI Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada

I. PENDAHULUAN. pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum 1. Pada era globalisasi saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun

BAB I PENDAHULUAN. bersih, cakupan pemenuhan air bersih bagi masyarakat baik di desa maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah materi essensial didalam kehidupan. Tidak satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO)

Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014: 967-971 Identifikasi Bakteri Escherichia coli (E.coli) Pada Air Galon Reverse Osmosis (RO) dan Non Reverse Osmosis (Non RO) Rica Denis Laboratorium Mikrobiologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang

I. PENDAHULUAN. Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Escherichia coli adalah bakteri yang merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. E. coli termasuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di tiap depot yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo.

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dalam keadaan murni merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara, tiga

Lebih terperinci

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG Emridwansyah 1*, Elwina 2, Munawar 2 1* DIV Teknologi Kimia Industri, Jurusan Teknik Kimia, Politeknik

Lebih terperinci

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN. Oleh: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 0 UJI BAKTERIOLOGIS SUSU KEDELAI PRODUK RUMAH TANGGA YANG DI JUAL DIPASARAN Oleh: Helpida 1, Gustina Indriati 1, Irdawati 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 1 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan yang terjadi sekarang ini adalah berkurangnya ketersediaan air 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air terutama untuk minum. Ketersediaan air didunia ini begitu melimpah ruah, namun

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research yaitu penelitian yang akan menjelaskan hubungan variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Bersih Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena itu air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, air diperlukan untuk menunjang kehidupan, antara lain dalam kondisi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa bertahan hidup lama. Selain berguna untuk manusia, air

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI Perhitungan Jumlah Bakteri Dengan Metode Most Probable Number (MPN) atau Angka Paling Mungkin (APM) Oleh : Dyah Sukma Rengganingtyas Novi Astuti Novita Ratna

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu

Kata Kunci: Analisis Kuantitatif, Bakteri Coliform, Es Batu INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA ES BATU DARI PENJUAL CAPPUCINO CINCAU YANG BERADA DI KELURAHAN KUIN SELATAN, KUIN CERUCUK DAN BELITUNG UTARA KOTA BANJARMASIN Inayah 1, Riza Alfian 2,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk air minum (Meidhitasari, 2007). Air minum aman untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air mempunyai peranan yang sangat vital bagi kehidupan di dunia ini, baik bagi tumbuhan, hewan maupun manusia. Sumber air dapat diperoleh dari mata air, air laut, danau,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian BAB III METODE PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan di Kos Smart Center Kota Gorontalo dan pengujiannya dilaksanakan di laboratorium. 3.1.2 Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air sebagai sumber daya alam, sangat penting dan mutlak diperlukan semua makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Air merupakan unsur utama dalam tumbuhan, tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih F207 Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih Carissa Y. Ekadewi dan Wahyono Hadi Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan, dan Kebumian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE Christyana S. dan Lilis S., Hubungan Pengetahuan dan Kebiasaan HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN KONSUMEN AIR MINUM ISI ULANG DENGAN PENYAKIT DIARE Assosiation between Knowledge and Attitude of Refilled

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh: ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM NON FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN DENGAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es batu merupakan bahan pelengkap yang berasal dari air yang dibekukan di dalam lemari pendingin. Pembekuan es batu melalui proses pendinginan air dibawah suhu 0 0 C.

Lebih terperinci

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan

Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan 376 Artikel Penelitian Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang Selatan Fathoni Afif 1, Erly 2, Endrinaldi 3 Abstrak

Lebih terperinci

UJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN

UJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN UJI CEMARAN MIKROBA PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG ADA DI KECAMATAN KEMBARAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : TRIANTORO 1008010099 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 18 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo. Kecamatan ini terletak disebelah timur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebanyak 15% di dalam atmosfer (Gabriel, 2001). Air merupakan senyawa kimia yang terdiri dan atom H dan O. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan salah satu dan ketiga komponen yang membentuk bumi (zat padat, air, atmosfer). Bumi dilingkupi air sebanyak 70% sedangkan sisanya (30 0%) berupa daratan (dilihat

Lebih terperinci

SISTEM STERILISASI AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN

SISTEM STERILISASI AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN SISTEM STERILISASI AIR MINUM ISI ULANG PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU) DI KOTA DAN KABUPATEN PEKALONGAN Nila Oktaviani 1, Siska Rusmalina 2 Dosen Program Studi D III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang

Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang Kes Mas: Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.10, No.2, September 2016, pp. 63 ~ 71 ISSN: 1978-0575 63 Total Coliform Dalam Air Bersih Dan Escherichia coli Dalam Air Minum Pada Depot Air Minum Isi Ulang Novita

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI COLIFORM PADA MINUMAN TEH MANIS YANG DIJUAL RUMAH MAKAN DI KECAMATAN BANJARMASIN BARAT Teh manis merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dan minuman selain berfungsi dalam mendukung kesehatan juga bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.

Lebih terperinci

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERJCHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU

INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERJCHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU INTISARI ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI ESCHERJCHIA COLI PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI WILAYAH SUNGAI BESAR KOTA BANJARBARU Halimatus Sya diyah 1 ; Noor Aisyah2 ; Ratih Pratiwi Sari 3 Air merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tiap tingkatan kehidupan atau untuk tiap bangsa dan negara (Salim, 1986). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air adalah kebutuhan esensi di dalam kehidupan, tidak ada satupun makhluk hidup di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Kebutuhan terhadap air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform 1. Pengertian Coliform Coliform merupakan bakteri yang memiliki habitat normal di usus manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya Escherechia,

Lebih terperinci

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS Anna Yuliana Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip Siphon Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012 I. Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci