BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. UU Sistem Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan kebangsaan (UU Sisdiknas: 2003). Belajar merupakan usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Tentu saja dalam proses belajar dilakukan secara sadar untuk memperoleh kepandaian atau ilmu yang ingin dipelajari. Sebagai hasil atau output dari proses belajar adalah diperolehnya sebuah pengalaman atau perubahan tingkah laku. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar. Pada hakekatnya belajar mengajar adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa dalam satuan pembelajaran. Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar dan melatih para siswa agar mampu melaksanakan tugas dengan baik. Karena itulah guru dituntut untuk membuat pelajaran menjadi lebih efektif dan dapat menarik minat siswa sehingga bahan pelajaran yang akan disampaikan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan maksimal apabila pembelajaran telah dirancang dengan baik. Mengacu pada pengertian pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, 1

2 2 perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Jadi pembelajaran adalah proses atau cara belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang dipelajari sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Dalam hal ini berarti pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dapat diukur dari keberhasilan belajar siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari tingkat pemahaman siswa dalam penguasaan materi serta hasil evaluasi yang diperoleh siswa. Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi serta hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Untuk itu diperlukan upaya dalam peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa khususnya pelajaran IPA. Hal ini dikarenakan materi yang sangat banyak dan berkaitan langsung dengan kehidupan di sekitar siswa. Apabila ditambah dengan semangat guru yang besar dan alat peraga yang sangat memadai. Pembelajaran akan berlangsung menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak pernah merasa bosan untuk belajar di sekolah. Berdasarkan hasil observasi yang terjadi di kelas V SD Negeri 1 Jiken adalah variasi penggunaan strategi pembelajaran sangatlah terbatas. Apalagi dalam mata pelajaran IPA guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPA lebih cenderung menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah sehingga tidak ada variasi dalam penggunaan strategi pembelajaran yang cenderung menggunakan metode ceramah saja. Hal ini dikarenakan oleh banyak faktor. Salah satunya dikarenakan metode ceramah dirasa yang paling cocok untuk materi IPA yang sebagian besar hanya berbentuk bacaan yang perlu dihafal. Penyebab lainnya adalah kurang kreatifnya guru dalam menyajikan pembelajaran yang disebabkan guru sudah mulai memasuki usia senja yang menyebabkan semangat mengajarpun menjadi turun. Hal ini juga berimbas pada kurang bervariasinya strategi atau model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas tersebut. Disisi

3 3 lain banyak siswa yang malas membaca materi pelajaran yang mengakibatkan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga menyebabkan nilai para siswa menjadi rendah. Terbukti dari 23 siswa yang ada di kelas V hanya 17 anak yang mencapai KKM. Keadaan itu dapat dibuktikan dari hasil observasi awal yang telah dilakukan di kelas V SD Negeri 1 Jiken semester II tahun 2013/2014 dengan jumlah 23 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan pada pembelajaran IPA menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Peneliti mencoba menerapkan salah satu strategi pembelajaran, agar pembelajaran lebih bermakna dan bermanfaat bagi siswa, dikarenakan sebagian besar siswa yang mengikuti pembelajaran tidak berani menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah diajukan oleh guru, sehingga pelajaran menjadi tidak aktif dan komunikatif. Mungkin dikarenakan siswa takut salah, takut kepada guru kelas, atau memang tidak tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru kelas. Pembelajaran IPA akan lebih menyenangkan dengan adanya aktivitas siswa dalam proses belajar yaitu mengidentifikasi masalah, berhipotesis, melakukan percobaan, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan hasil percobaan sesuai materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Untuk itu dipilih strategi pembelajaran inquiry pada pembelajaran IPA diharapkan menjadi lebih menarik dan tingkat ketuntasan hasil belajar siswa meningkat. Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti dalam penelitaian ini ingin meneliti penggunaan strategi pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Jiken I Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/ Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yaitu : a. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA lebih cenderung menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah sehingga tidak ada variasi dalam penggunaan metode pembelajaran.

4 4 b. Apakah dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA bagi siswa kelas V SD Negeri Jiken I? Permasalahan di atas timbul dikarenakan kurangnya variasi strategi pembelajaran sehingga menyebabkan siswa menjadi bosan dalam mengikuti pelajaran. Masalah itulah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa sehingga terjadi ketidakpuasan pada diri guru di kelas tersebut. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah: Apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiry terhadap hasil belajar IPA SDN Jiken I Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester II Tahun 2013/ Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA dengan strategi pembelajaran inquiry pada siswa kelas V SDN Jiken I Kecamatan Jiken Kabupaten Blora Semester II Tahun 2013/ Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis serta manfaat praktis pada masyarakat luas, khususnya di bidang pendidikan: Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung dan mengokohkan teori tentang pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inquiry Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat: a. Bagi Siswa Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran inquiry dapat membuat seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA.

5 5 b. Bagi Guru Sebagai informasi bagi guru mengenai strategi pembelajaran yang inovatif dan menjadi masukan bagi guru untuk menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarakan. c. Bagi Kepala Sekolah Sebagai bahan masukan dalam pembinaan guru-guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. d. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tentang interaksi antara guru dan siswa dalam pembelajaran dan mengetahui keefektifan pemebelajaran yang dilakukan oleh guru serta menjadi referensi bagi sekolah dalam mengembangkan pembelajaran agar meningkatkan kualitas, efektivitas dan kreativitas pembelajaran di kelas.