KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE)
|
|
- Sri Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) Ratih Puspita Liestiono 1, Muhammad Sigit Cahyono 2, Wira Widyawidura 3, Agus Prasetya 4, Mochamad Syamsiro 5 1,2 Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik, Universitas Proklamasi 45 3 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Proklamasi 45 4 Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada 5 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Janabadra Coresponding author. blue_beach@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik minyak dan gas hasil proses dekomposisi termal (pirolisis) sampah plastik jenis low density polyethylene (LDPE) dengan berbagai variabel laju kenaikan suhu selama proses pirolisis terjadi. Pada proses ini digunakan reaktor pirolisis kapasitas 2 kg dengan laju kenaikan suhu sebesar 2, 4, dan 6 C/menit sebagai variabel penelitian. Minyak dan gas yang terbentuk ditampung dalam wadah penampung dan diukur rendemennya. Karakteristik gas yang dihasilkan kemudian diuji di laboratorium menggunakan peralatan GC-MS dan peralatan uji sifat fisik khusus untuk minyak hasil pirolisis. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan bahwa semakin tinggi laju kenaikan suhu, minyak yang diahsilkan semakin banyak dan gas semakin sedikit. Rendemen minyak terbesar sebesar 35,83 % dihasilkan pada proses pirolisis dengan laju kenaikan suhu 6 C/menit, dimana pada saat itu, nilai rendemen gas adalah paling kecil, sebesar 5,83 %. Sementara hasil identifikasi gas, yang paling dominan adalah gas jenis butena, dimana kadarnya semakin kecil seiring dengan laju kenaikan suhu. Kandungan gas butena terbesar sebesar 98% pada laju kenaikan suhu 2 C/menit. Sementara berdasarkan uji sifat fisik, karakteristik minyak plastik mendekati sifat-sifat bahan bakar minyak, terutama kerosen., sehingga cukup layak apabila dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti BBM. Kata kunci : minyak, gas, pirolisis, sampah plastik, LDPE I. Pendahuluan Tidak bisa dipungkiri, permasalahan utama yang muncul saat ini di Indonesia adalah krisis energi, terutama bahan bakar minyak (BBM). Pertumbuhan penduduk yang pesat dan perkembangan industri yang cepat menyebabkan peningkatan konsumsi BBM. Di sisi lain, produksi BBM yang berasal dari minyak bumi dalam negeri juga semakin menurun. Hal ini disebabkan menurunnya cadangan minyak pada sumur-sumur yang berproduksi, sehingga tidak lagi mencukupi kebutuhan BBM nasional dan harus diimpor dari negara lain (Sukarjo, 2014). Di sisi lain, permasalahan sampah juga menjadi salah satu isu penting yang muncul di masyarakat saat ini. Masalah yang sering terjadi adalah keterbatasan lahan tempat pembuangan akhir (TPA), sedangkan produksi sampah semakin lama semakin meningkat seiring dengan meningkatnya populasi manusia dan perubahan pola hidup, sehingga ada kecenderungan sampah kurang bisa diatasi dengan baik. Salah satu jenis sampah yang menjadi permasalahan adalah sampah plastik. Plastik adalah jenis makromolekul yang dibentuk dengan proses polimerisasi, yaitu penggabungan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia menjadi molekul besar yang disebut dengan polimer (Surono dan Ismanto, 2016). Seiring bertambahnya jumlah penduduk dunia, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena plastik memiliki banyak kelebihan dibandingkan bahan lainnya. Barang berbahan plastik umumnya lebih ringan namun kuat, bersifat isolator, tahan terhadap korosi, transparan dan mudah diwarnai, serta proses pembuatannya lebih murah. Kelebihan-kelebihan tersebut membuat plastik menjadi bahan yang sulit tergantikan untuk berbagai kebutuhan manusia sehari-hari. Salah satu jenis plastik yang cukup banyak dimanfaatkan oleh manusia adalah plastik jenis Low Density Poly Ethylene (LDPE). LDPE merupakan jenis plastik yang diproduksi pada suhu tinggi ( C) dan tekanan etilena superkritis ( MPa), mengunakan bantuan radikal bebas peroksida. LDPE memiliki rantai panjang dan bercabang dengan massa jenis bervariasi antara sampai g/cm 3. Plastik jenis ini banyak digunakan sebagai pembungkus makanan karena memiliki sifat yang lentur namun kuat. (Cahyono & Styana, 2017). Dibalik semua kelebihannya, bahan plastik LDPE menjadi masalah apabila sudah tidak digunakan lagi atau menjadi sampah. Barang tersebut tidak mudah diuraikan oleh 1
2 KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) mikroorganisme di dalam tanah sehingga bisa menimbulkan pencemaran lingkungan berupa terjadinya degradasi tanah. Sebagai contoh, sampah kantong plastik apabila ditimbun di dalam tanah, butuh sekitar 1000 tahun untuk dapat diuraikan oleh mikroorganisme (Bashir, 2013). Saat ini, kebanyakan sampah plastik LDPE dibuang begitu saja ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau landfill. Sementara sisanya dibakar dan sebagian lagi didaur ulang (recycle). Penanganan tersebut tidak menyelesaikan masalah karena suatu saat TPA akan penuh dengan sampah plastik. Sementara pemusnahan sampah plastik dengan cara dibakar pada suhu rendah akan menimbulkan masalah polusi karena menghasilkan senyawa berbahaya yang bersifat karsinogen, seperti poly chloro dibenzodioxins dan poly chloro dibenzofurans (Ermawati, 2011). Proses daur ulang (recycling) menjadi sangat populer saat ini, dimana sampah plastik akan dilebur lagi menjadi bahan baku plastik dengan kualitas yang lebih rendah. Namun demikian, ada batasan kemampuan daur ulang plastik hingga kualitasnya menurun dan tidak dapat didaur ulang kembali. Oleh karena itu, dalam kenyataannya hanya sedikit dari sampah plastik yang dapat didaur ulang dan bahan hasil daur ulangnya juga mempunyai kualitas yang rendah sehingga dipandang tidak efisien. Oleh karena itu, perlu dipikirkan upaya lainnya agar sampah plastik bisa diolah menjadi bahan lain yang lebih bermanfaat, salah satunya menjadi bahan bakar minyak sintetis pengganti bensin, solar, atau bahan bakar minyak lainnya. Hal ini sangat mungkin dilakukan karena plastik sendiri berasal dari minyak bumi, sehingga hanya mengembalikannya ke bentuk semula. Di sisi lain, plastik juga mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi, mencapai 40 MJ/kg, setara dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar (Syamsiro & Arbiyantoro, 2014) Proses perubahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak, padatan, dan gas, biasa dilakukan pada suhu tinggi, sehingga disebut dengan proses dekomposisi termal atau pirolisis. Perengkahan (cracking) sampah plastik dengan proses pirolisis adalah mengkonversi sampah plastik menjadi bahan petrokimia dasar yang dapat digunakan sebagai bahan baku hidrokarbon atau bahan bakar. Proses pirolisis melibatkan tiga mekanisme dekomposisi, yaitu pemotongan rantai polimer yang lebih pendek, pemotongan pada ujung rantai dimana molekul kecil dan rantai panjang polimer akan terbentuk, dan pemisahan rantai polimer membentuk molekul-molekul kecil. Proses ini umumnya berlangsung secara simultan. Secara ilmiah, pirolisis adalah proses dekomposisi termal bahan organik pada temperatur sekitar C tanpa adanya oksigen (Cahyono, 2013). Produk utama dari proses dekomposisi termal plastik adalah minyak yang setara dengan bahan bakar konvensional. Menurut Syamsiro (2015), secara umum minyak plastik dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar solar di mesin diesel baik sebagai bahan bakar tunggal maupun campuran dengan solar. Nilai kalor yang tidak berbeda jauh menjadikan minyak plastik layak digunakan sebagai pengganti solar. Namun demikian, ada beberapa sifat yang harus diperbaiki untuk meningkatkan performanya. Selain minyak, produk hasil pirolisis plastik adalah gas yang tidak dapat dikondensasiskan (non condensable gas). Gas hasil samping proses pirolisis dikarakterisasi menggunakan alat GC dengan detektor TCD dan FID. Komposisi gas hasil pirolisis terdiri dari hidrogen, karbon monoksida, karbon dioksida, metana, etana, propana, butana, dan pentana (Kuncser et al. 2010). Gas ini kebanyakan dikembalikan lagi sebagai bahan bakar reaktor pirolisis untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dari luar (autothermal system). Ada sejumlah publikasi penelitian yang dibuat berdasarkan potensi dari berbagai macam plastik untuk produksi bahan bakar cair melalui proses pirolisis. Yang harus dicatat bahwa hasil dan kualitas dari produk sangat bergantung pada pengaturan beberapa parameter. Parameter utama adalah suhu, tipe reaktor, waktu tinggal, tekanan, dan penggunaan katalis (Sharuddin, 2016). Akan tetapi, percobaan TGA menunjukkan bahwa laju kenaikan suhu merupakan hal yang penting dalam reaksi penguraian molekul plastik (Kayacan, 2008). Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari karakteristik produk hasil pirolisis sampah plastik jenis LDPE dengan variasi laju kenaikan suhu yang berbeda-beda. II. Metodologi Pada penelitian ini, digunakan bahan baku berupa plastik jenis LDPE warna hitam yang diambil dari pengepul sampah plastik yang ada di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Yogyakarta. Bahan baku awal mulanya dibersihkan dari pengotor, kemudian ditimbang sesuai dengan kebutuhan yaitu 2 kg bahan baku untuk satu kali proses pirolisis. Sementara untuk bahan bakar proses pirolisis, digunakan gas elpiji yang didapatkan dari penjual di sekitar lokasi penelitian di Laboratorium Energi dan Lingkungan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. 2
3 Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian secara eksperimental di laboratorium menggunakan alat pirolisis tipe fixed bed reactor yang dilengkapi dengan dua buah kondensor. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan data ditunjukkan dalam Gambar 1. Tahap pertama dalam penelitian ini adalah memasukkan bahan baku yang telah disiapkan ke dalam tabung pirolisis (retort), kemudian memasang tutupnya yang telah dilengkapi temperature dan pressure indicator, serta mengencangkan bautnya agar tidak ada gas yang keluar lewat tutupnya. Di sisi lain, air pendingin dimasukkan ke dalam kondensor untuk mendinginkan uap hasil pirolisis menjadi cairan. Setelah semua peralatan siap, dilakukan proes pemanasan dengan bahan bakar gas LPG dengan jumlah yang disesuaikan dengan laju keniakan suhu yang telah divariasikan, yaitu 2, 4, dan 6 C/menit untuk setiap percobaan. Pada saat pemanasan, dilakukan pengamatan terhadap waktu proses dan suhu di dalam retort setiap 5 menit. Ketika pemanasan, terjadi kenaikan suhu di dalam reaktor, mulai dari suhu kamar sampai suhu akhir yang dituju (350 C) untuk kemudian ditahan pada suhu tersebut selama 60 menit, baru kemudian dimatikan. Gambar 1. Peralatan Pirolisis Pada saat proses pirolisis, terjadi penguapan volatile matter dan penguraian polimer plastik menghasilkan uap monomer-monomer plastik. Uap yang terbentuk akan mengalir menuju kondensor untuk didinginkan oleh air pendingin sehingga bisa terkondensasi menjadi minyak plastik. Sedangkan sisa gas yang tidak bisa terkondensasi (non condensable), ditampung dalam tabung penampung gas lalu diambil sampelnya untuk diuji di laboratorium serta dibakar kemudian. Selain itu, terdapat sisa padatan yang tertinggal di dalam retort dan akan dikeluarkan setelah selesai percobaan. Minyak plastik yang terbentuk kemudian ditampung dalam wadah penampung untuk diukur volumenya dan diuji karakteristiknya di dalam laboratorium. Begitu juga padatan yang tersisa akan ditimbang untuk diketahui massanya. Sedangkan rendemen gas yang tidak terkondensasi (noncondensable gas), akan dihitung dari selisih massa bahan baku dengan massa minyak dan padatan yang dihasilkan. Pengujian karakteristik minyak dilakukan di Laboratorium Teknologi Minyak Bumi Gas dan Batubara, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada. Pengujian yang dilakukan antara lain nilai kalori minyak (Gross Heating Value, GHV) menggunakan peralatan bom kalorimeter, massa jenis dengan metode ASTM 1298, viskositas kinematik dengan metode ASTM D 445, titik nyala dengan metode ASTM D 93, dan kadar air dengan metode ASTM D 95. Sedangkan 3
4 KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) produk gas yang dihasilkan akan diuji di laboratorium kimia terpadu Universitas Islam Indonesia menggunakan peralatan Shimadzu. III. Hasil dan Pembahasan a. Rendemen Produk Pirolisis Pada penelitian ini, terjadi proses cracking (pirolisis) plastik LDPE yang ditandai dengan keluarnya cairan yang ditampung pada tangki penampung. Cairan yang dihasilkan merupakan hasil dari proses kondensasi dari pemutusan rantai panjang plastik LDPE, sedangkan produk yang tidak terkondensasi akan tetap menjadi gas. Pada saat proses pirolisis berlangsung, dilakukan sampling gas untuk dianalisis komposisi dengan GC-MS. Rendemen produk yang dihasilkan dari pengujian proses pirolisis sampah plastik LDPE dengan variabel laju kenaikan suhu ditunjukkan dalam Tabel 1 dan Gambar 2. Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin besar laju pemanasan maka rendemen minyak akan semakin besar, sedangkan rendemen gas dan padatan semakin kecil. Rendemen minyak terbesar yaitu 35,83% dihasilkan dari proses pirolisis dengan laju pemanasan 6 C/menit pada suhu 350 C, dimana pada proses tersebut rendemen gas dan padatan adalah yang terkecil, sebesar 5,83% dan 58,33%. Tabel 1. Rendemen Produk Pirolisis Sampah Plastik LDPE Sumber : Data Primer, 2017 Gambar 2. Pengaruh Laju Kenaikan Suhu terhadap Rendemen Produk Pirolisis Plastik LDPE Adanya tren kenaikan produk minyak dan penurunan produk gas dan padatan hasil proses pirolisis ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Pei, dkk. (2013). Menurut mereka, pirolisis bisa dilihat sebagai sebuah proses untuk mengeluarkan bahan-bahan mudah menguap dari 4
5 sampah plastik. Lebih spesifik lagi, jika suhu proses sangat tinggi, maka bahan organik dengan titik didih dan berat molekul yang besar, yang selama ini tertinggal sebagai bagian dari residu padatan, akan terlepas dalam bentuk gas yang menguap. Pada akhirnya, gas-gas yang menguap tersebut akan terkondensasi menjadi minyak. Sementara untuk residu padatan, berupa campuran karbon dan abu yang akan tertinggal setelah proses pirolisis selesai dilakukan sesuai yang direncanakan. Adanya kenaikan hasil minyak dan penurunan hasil gas seiring dengan kenaikan laju pemanasan, disebabkan karena cepatnya laju pemanasan akan mengakselerasi pelepasan dan ekspansi termal dari bahan-bahan yang mudah menguap tersebut. Oleh karena itu, bahan tersebut akan cepat keluar dari dalam reaktor. Dengan kata lain, waktu tinggal dari minyak dalam bentuk uap semakin singkat. Sebagai akibatnya, reaksi degradasi sekunder dari minyak akan bisa ditekan, sehingga hasil minyaknya juga besar dan gasnya lebih sedikit. b. Karakteristik Minyak Hasil Pirolisis Dalam proses pirolisis, produk utama yang diharapkan adalah cairan hasil kondensasi uap pirolisis yang terbentuk. Cairan ini diharapkan bisa menggantikan bahan bakar minyak konvensional yang semakin langka saat ini. Untuk mengetahui karakteristik fisik produk minyak tersebut, dilakukan pengujian terhadap beberapa parameter yang terkait, seperti ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Kualitas Minyak Hasil Pirolisis Sampah Plastik LDPE dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak Komersial Sumber : (1 Data Primer, 2017 (2 Yuliansyah, 2015 Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa karakteristik fisik minyak hasil pirolisis mendekati sifat-sifat bahan bakar konvensional, terutama kerosin. Dalam Tabel 2 terlihat bahwa nilai kalor, viskositas dan titik nyala minyak hasil pirolisis sampah plastik LDPE mendekati sifat-sifat kerosin, sedangkan massa jenisnya mendekati massa jenis gas oil. Selain itu, minyak hasil pirolisis plastik juga memiliki titik nyala yang kecil (<11 0 C) serta tidak mengandung air seperti bahan bakar minyak yang lain, kecuali gas oil. Sifat-sifat fisis minyak hasil pirolisis ini hampir sama dengan hasil penelitian Yuliansyah (2015). Menurut mereka, didapatkan kemiripan karakter minyak hasil pirolisis dengan kerosin. Walaupun secara karakteristik bila ditinjau dari Gross Heating Value dan viskositasnya, minyak hasil pirolisis mirip dengan kerosin, namun hasil pirolisis plastik pada umumnya memiliki beberapa kandungan hidrokarbon dalam minyaknya, yakni kerosin (C 10 s/d C 16 ); Solar (C 14 s/d C 20 ); Gas Oil (C 1 s/d C 4 ); dan Fuel oil (C 20 s/d C 70 ), sehingga untuk memperoleh produk yang lebih spesifik sesuai yang dikehendaki, biasanya dilakukan destilasi lebih lanjut pada unit pemurnian. Sedangkan hubungan antara laju kenaikan suhu dengan sifat fisik minyak hasil priolisis, ditunjukkan dalam Gambar 3 dan 4. 5
6 KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) Gambar 3. Pengaruh Laju Kenaikan Suhu terhadap Nilai Kalor Minyak Hasil Pirolisis Gambar 4. Pengaruh Laju Kenaikan Suhu terhadap Massa Jenis dan Viskositas Kinematik Minyak Hasil Pirolisis Sampah Plastik LDPE Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi laju kenaikan suhu, maka nilai kalor produk minyak akan semakin kecil. Nilai kalor tertinggi ini dihasilkan oleh proses pirolisis dengan laju pemanasan 2 C/menit, yaitu BTU/lb. Kondisi ini sesuai dengan referensi (Pei, 2013), dimana nilai kalor dari minyak yang terbentuk dari plastik PE akan menurun seiring dengan kenaikan laju pemanasan. Hal ini disebabkan semakin sedikitnya jumlah fraksi hidrokarbon yang memiliki nilai kalor tinggi di dalam minyak pirolisis, seiring dengan kenaikan laju pemanasan, sehingga nilai kalori total dari minyak akan semakin kecil. Di sisi lain, kenaikan laju pemanasan ternyata berdampak pada kenaikan massa jenis dan viskositas produk minyak yang dihasilkan dari proses pirolisis sampah plastik LDPE, seperti terlihat dalam Gambar 4. Hal ini disebabkan oleh semakin cepatnya laju pemanasan akan 6
7 mengurangi terjadinya reaksi sekunder uap hidrokarbon menjadi gas, sehingga fraksi-fraksi berat semakin banyak yang terikut ke dalam kondensor dan terkondensasi menjadi minyak. Banyaknya fraksi berat tersebut juga menyebabkan cairan menjadi lebih pekat karena memiliki viskositas yang lebih besar juga. c. Karakteristik Gas Hasil Pirolisis Karakteristik gas hasil pirolsiis sampah plastik LDPE ditunjukkan dengan spektogram hasil pengujian gas menggunaakn peralatan GC- MS di laboratorium, seperti ditunjukkan dalam Gambar 6, 7, dan 8 berikut ini. Gambar 6. Spektogram Fraksinasi Senyawa dalam Gas Hasil Pirolisis dengan Laju Kenaikan Suhu 20C/menit Gambar 7. Spektogram Fraksinasi Senyawa dalam Gas Hasil Pirolisis dengan Laju Kenaikan Suhu 40C/menit Gambar 6. Spektogram Fraksinasi Senyawa dalam Gas Hasil Pirolisis dengan Laju Kenaikan Suhu 60 C/menit Dari ketiga spektrogram di atas, terlihat adanya puncak M+1 (m/z) = 56, yang berarti paling dominan di dalam gas hasil pirolisis sampah plastik LDPE adalah gas butena C 4 H 8. Hal ini diperkuat dengan munculnya puncak dasar M + (m/z) = 41, yang berarti terjadinya pelepasan gugus + metil (CH 3 ) dari butena menjadi C 3 H 5. Perbedaaan dari ketiga spektrogram di atas adalah kelimpahan dari senyawa butena. Senyawa butena di dalam gas hasil pirolisis plastik LDPE dengan laju kenaikan suhu 2 C/menit adalah sebesar 98%, sedangkan kandungan senyawa butena di dalam gas hasil pirolisis plastik LDPE dengan laju kenaikan suhu 4 C/menit adalah 85%, dan sebesar 83% di dalam gas hasil pirolisis plastik LDPE dengan laju kenaikan suhu 6 C/menit. Artinya, semakin besar laju kenaikan suhu, maka semakin sedikit jumlah senyawa butena yang terkandung di dalam gas hasil pirolisis plastik LDPE. Menurut Naimah dan Aidha (2017), gas yang dihasilkan dari proses pirolisis plastik kresek PE merupakan gas yang mengandung komponen hidrokarbon yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Proses dekomposisi termal ini akan menghasilkan komposisi gas oksigen, nitrogen, metana, karbon monoksida, karbon dioksida, etana, propana, butana, n-butana, pentana, n-pentana, dan n-heksana. Penelitian selanjutnya diperlukan untuk meningkatkan campuran propana dan butana karena untuk digunakan sebagai LPG kedua campuran tersebut minimal 97% sesuai baku mutu yang ditetapkan oleh Dirjen Migas (Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, 2009) IV. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin cepat laju kenaikan suhu, maka produk minyak yang dihasilkan juga akan semakin banyak, namun produk gas dan padatannya akan semakin berkurang. Rendemen minyak tertinggi dihasilkan dari proses pirolisis dengan laju pemanasan 6 C/menit, yaitu 35,83%, dimana rendemen gas 7
8 KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS HASIL PROSES DEKOMPOSISI TERMAL PLASTIK JENIS LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) dan padatannya masing-masing sebesar sebesar 5,83% dan 58,33%. Di sisi lain, karakteristik produk minyak hasil pirolisis yang dihasilkan juga bervariasi tergantung dari laju keniakan suhu di dalam reaktor. Semakin tinggi laju kenaikan suhu, maka nilai kalor minyak pirolisis akan semakin kecil, sedangkan massa jenis dan viskositas minyak yang dihasilkan akan semakin besar. Apabila dibandingkan dengan bahan bakar minyak komersial, kualitas minyak hasil pirolisis sudah cukup bagus dan mendekati dengan beberapa jenis bbm, terutama kerosin, sehingga cukup layak apabila dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bbm tersebut yang sudah semakin langka di negeri ini. Sementara untuk produk gas, kandungan terbesar adalah gas butena, yang dihasilkan dari proses pirolisis plastik LDPE dengan kenaikan suhu sebesar 2 C/menit. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang telah membantu pendanaan penelitian ini melalui skema Penelitian Kerja Sama Perguruan Tinggi (PEKERTI), serta semua pihak yang telah membantu dalam penulisan artikel ini dengan baik. Semoga Allah membalas semuanya dengan kebaikan yang sempurna. V. Daftar Pustaka Ali, M.., Ramadhan, A. (2010). Pengolahan Sampah Plastik menjadi Minyak menggunakan Proses Pirolisis, Skripsi Prodi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Bashir, N. H. H. (2013) Plastic Problem in Africa. Japanese Journal of Veterinary Research, 61, pp Cahyono, M.S., (2013). Pengaruh Jenis Bahan pada Proses Pirolisis Sampah Organik menjadi Bio-oil sebagai Sumber Energi Terbarukan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan. Volume 5, Nomor 2, Juni Hal Cahyono, M.S., & Styana, U.I.F. (2017). Influence of Hetaing Rate and Temperature on the Yield and Properties of Pyrolysis Oil Obtained from Waste Plastic Bag. Converse: Journal of Energy and Environment Studies (CJEES), Vol.1 No.1, March 2017, pp Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Depatemen Energi dan sumber Daya Mineral. (2009). Keputusan Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Tentang Standar Dan Mutu (Spesifikasi Bahan Bakar Gas Jenis Liquefied Petroleum Gas (LPG) Yang Dipasarkan Di Dalam Negeri tahun Ermawati, Rahyani (2011). Konversi Limbah Plastik sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Riset Industri, Vol.V, No.3, 2011, Hal Kayacan, I., & Dogan, O. M., (2008). Pyrolysis of Low and High Density Polyethylene, Part I: Non-isothermal Pyrolysis Kinetics. Energy Sources, Vol. 30, pp Kuncser, R, Paraschiv, M., Tazerout, M. & Bellettre, J. (2010). Liquid Fuel Recovery Through Pyrolysis of Polyethylene Waste. Environmental Engineering and Management Journal 9 (10) : Mandala, W.W., Cahyono, M.S., Ma arif, S., Sukarjo, H.B., Wardoyo. (2016). Pengaruh Suhu terhadap Rendemen dan Nilai Kalor Minyak Hasil Pirolisis Sampah Plastik. Jurnal Mekanika dan Sistem Termal, Vol. 1(2), Agustus 2016 : Naimah, S., Aidha, N.N. (2017). Karakteristik Gas Hasil Proses Pirolisis Limbah Plastik Polietilena (PE) dengan Menggunakan Katalis Residue Catalytic Cracking (RCC). Jurnal Kimia dan Kemasan, 39(1), 31-38, 2017 Pei, T., Xiao-bo, M., De-zhen, C., & Hai, W. (2013). Pyrolysis of waste plastic : Effect of Heating Rate on Product Yields and Oil Properties. Journal Advanced Materials Research, Vol.666, pp Ramadhan, M.A.A, (2014). Pengaruh Variasi Suhu pada Yield Minyak Hasil Pirolisis Plastik. Laporan Penelitian, Laboratorium Teknologi Minyak Bumi, Gas dan Batubara, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sharuddin, S., Abnisa, F., Daud, W.M.A.W., & Aroua, M.K., (2016).A Review on Pyrolysis of Plastic Wastes. Energy Conversion and Management, Vol. 115, p Sukarjo, H., Cahyono, M.S., Wardoyo. (2014). Influence of Temperature to Bio-Oil Yield from Organic Waste Pyrolysis Process. 8
9 Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST), Yogyakarta, 15 November 2014 Surono, U. B., Ismanto (2016) Pengolahan Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya, Jurnal Mekanika Dan Sistem Termal, 1(1), pp Syamsiro, Kajian Pengaruh Penggunaan Katalis Terhadap Kualitas Produk Minyak Hasil Pirolisis Sampah Plastik. Jurnal Teknik Vol.5 No.1 April Syamsiro, M., Arbiyantoro. (2014) Pengolahan Sampah Plastik dari TPA Piyungan menjadi Bahan Bakar Minyak. Jurnal Riset Daerah Vol XIII, No.3. Desember Yuliansyah, A.T., Prasetya, A., Ramadhan, M.A.A., & Laksono, R. (2015). Pyrolysis of Plastic Waste to Produce Pyrolytic Oil As an Alternative Fuel. International Journal of Technology (2015) 7 :
BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi di Indonesia secara umum meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan perekonomian maupun perkembangan teknologi. Pemakaian energi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang
Lebih terperinciGambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia saat ini banyak menggunakan peralatan sehari-hari yang terbuat dari plastik. Plastik dipilih karena memiliki banyak keunggulan yaitu kuat, ringan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik merupakan jenis limbah padat yang susah terurai dan volumenya terus meningkat. Peningkatan jumlah sampah plastik karena plastik relatif murah, praktis dan
Lebih terperincikimia MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran
K-13 kimia K e l a s XI MINYAK BUMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi dan pembentukan minyak bumi. 2. Memahami fraksi-fraksi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK. : Judhid Adi Mursito. : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT.
PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT DESTILASI MINYAK DARI LIMBAH SAMPAH PLASTIK Oleh Dosen Pembimbing : Judhid Adi Mursito : I Gusti Ketut Sukadana, ST. MT. : I Gusti Ngurah Putu Tenaya, ST. MT ABSTRAK Destilasi
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS
PENGOLAHAN LIMBAH KANTONG PLASTIK JENIS KRESEK MENJADI BAHAN BAKAR MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam dunia industri pirolisis plastik sudah banyak dan tersebar dimanamana. Untuk penelitiannya sendiri juga sudah banyak, akan tetapi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plastik berasal dari gas alam dan minyak bumi yang dibuat melalui proses polimerisasi. Plastik mempunyai beberapa sifat istimewa yaitu mudah dibentuk sesuai dengan
Lebih terperinciARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE)
ARTIKEL ANALISA HASIL PRODUK CAIR PIROLISIS DARI BAN DALAM BEKAS DAN PLASTIK JENIS LDPE (LOW DENSITY POLYETHYLENE) Analysis of Pyrolysis Liquid Product from Inner Tube and Plastic Type LDPE (Low Density
Lebih terperinciKARAKTERISTIK GAS HASIL PROSES PIROLISIS LIMBAH PLASTIK POLIETILENA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS RESIDUE CATALYTIC CRACKING (RCC)
Jurnal Kimia dan Kemasan, 39(1), 31-38, 2017 Author(s); http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v39i1.2750 KARAKTERISTIK GAS HASIL PROSES PIROLISIS LIMBAH PLASTIK POLIETILENA (PE) DENGAN MENGGUNAKAN KATALIS RESIDUE
Lebih terperinciPengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis
EBT 03 Pengolahan Kantong Plastik Jenis Kresek Menjadi Bahan Bakar Menggunakan Proses Pirolisis Nasrun, Eddy Kurniawan, Inggit Sari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang
TINJAUAN PUSTAKA Limbah Plastik Plastik adalah bahan sintetis yang berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Lebih terperinciGambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Limbah plastik merupakan permasalahan serius karena sifatnya nonbiodegradable tidak terurai secara alami oleh mikro organisme serta unsurunsur kimia yang terkandung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : sudut 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju
Lebih terperinciPengolahan Minyak Bumi
Primary Process Oleh: Syaiful R. K.(2011430080) Achmad Affandi (2011430096) Allief Damar GE (2011430100) Ari Fitriyadi (2011430101) Arthur Setiawan F Pengolahan Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak bumi adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di sebelah halaman sebelah timur Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Lebih terperinciARTIKEL ILMIAH. Oleh Lisa Purnama A1C112014
ARTIKEL ILMIAH PERENGKAHAN TERMAL (THERMAL CRACKING) CAMPURAN SAMPAH PLASTIK JENIS POLIPROPILENA (PP) DAN MINYAK PELUMAS (OLI) BEKAS UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Oleh Lisa Purnama A1C112014
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Hidrorengkah Aspal Buton dengan Katalisator Ni/Mo dengan Kapasitas 90,000 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Dewasa ini permasalahan krisis energi cukup menjadi perhatian utama dunia, hal ini disebabkan menipisnya sumber daya persediaan energi tak terbarukan seperti minyak bumi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengujian Variasi sudut kondensor dalam penelitian ini yaitu : 0 0, 15 0, dan 30 0 serta aliran air dalam kondensor yaitu aliran air searah dengan laju uap (parallel
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah
Lebih terperinciGambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Ketersediaan Minyak Bumi Di Indonesia. Cadangan (proven+posibble) Produksi per tahun Ketersediaan (tanpa eksplorasi)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar fosil merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan manusia,tidak terkecuali di Indonesia. Hampir seluruh aktivitas manusia berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus tersebut akan dialami oleh TPA dengan metode pengelolaan open dumping
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang Undang nomor 18 tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Permasalahan sampah adalah hal
Lebih terperinciPENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG
PENGARUH HEATING RATE PADA PROSES SLOW PYROLISIS SAMPAH BAMBU DAN SAMPAH DAUN PISANG Dwi Aries Himawanto 1), Indarto 2), Harwin Saptoadi 2), Tri Agung Rohmat 2) 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBAKARAN
37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etilena dari Propana Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Etilena merupakan senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C 2 H 4. Senyawa ini memiliki nama IUPAC ethene, dan dikenal juga dengan nama elayl, acetene, bicarburetted hydrogen, olefiant
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian
Lebih terperinciREVIEW JURNAL EFFECT OF ZEOLITE CATALYST ON PYROLYSIS LIQUID OIL
REVIEW JURNAL EFFECT OF ZEOLITE CATALYST ON PYROLYSIS LIQUID OIL (Teknologi Zeolit) Dosen Pengampu: Darmansyah S.T., M.T. Disusun Oleh: 1. Agus Sudarno (1315041004) 2. Meiliza Anggraini (1315041035) 3.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)
Lebih terperinciPEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK LDPE DAN PET MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN PROSES PIROLISIS
Jurnal Ilmiah Teknik Kimia UNPAM, Vol. 1 No. 2 (Juli, 2017) ISSN 2549-0699 PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK LDPE DAN PET MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN PROSES PIROLISIS Utilization of LDPE and PET Plastic
Lebih terperinciPERENGKAHAN TERMAL (Thermal Cracking) SERBUK GERGAJI KAYU BULIAN (Eusideroxylon Zwagery T.Et B) UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR MINYAK ARTIKEL ILMIAH
PERENGKAHAN TERMAL (Thermal Cracking) SERBUK GERGAJI KAYU BULIAN (Eusideroxylon Zwagery T.Et B) UNTUK MENGHASILKAN BAHAN BAKAR MINYAK ARTIKEL ILMIAH OLEH ABDUL HAKIM A1C112009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciPENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE
Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT)3 2015 ISSN: 2339-028X PENGARUH KECEPATAN PENGADUKAN DAN RASIO MINYAK/METANOL PADA PEMURNIAN MINYAK PIROLISIS DARI LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE Herry Purnama 1*,
Lebih terperinciPROPERTIES ALUMINIUM DARI SAMPAH PLASTIK DENGAN PROSES PIROLISIS SEBAGAI BUILDING MATERIAL
PROPERTIES ALUMINIUM DARI SAMPAH PLASTIK DENGAN PROSES PIROLISIS SEBAGAI BUILDING MATERIAL Rinny Jelita 1, Chairul Irawan 2*, Iryanti Fatyasari Nata 3 1,2,3 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring berjalannya waktu semakin bertambah pula jumlah populasi manusia di bumi, maka dengan demikian kebutuhan energi akan semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dimetil Eter Dimetil Eter (DME) adalah senyawa eter yang paling sederhana dengan rumus kimia CH 3 OCH 3. Dikenal juga sebagai methyl ether atau wood ether. Jika DME dioksidasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MERUBAH SAMPAH PLASTIK MENJADI BAHAN BAKAR MINYAK Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak termasuk daur ulang tersier dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan).
Lebih terperinciStudi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis
Studi Konversi Pelepah Nipah menjadi Bio-Oil dengan Katalis Natural Zeolite dealuminated (NZA) pada Proses Pyrolysis Adrian Fitra, Syaiful Bahri, Sunarno Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil pengujian dan analisa limbah plastik HDPE ( High Density Polyethylene ). Gambar 4.1 Reaktor Pengolahan Limbah Plastik 42 Alat ini melebur plastik dengan suhu 50 300
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan mencapai 10,4 miliar di tahun 2100 (Andrady, 2003). Meningkatnya populasi menuntut peningkatan kebutuhan
Lebih terperinciI. BAB I PENDAHULUAN
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi merupakan sektor yang sangat penting dalam menunjang berbagai aspek di bidang ekonomi dan sosial. Seringkali energi digunakan sebagai tolok ukur kesejahteraan
Lebih terperinciA. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi
A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Sampai saat ini, Indonesia masih menghadapi persoalan dalam mencapai target pembangunan bidang energi. Ketergantungan terhadap energi fosil terutama minyak bumi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar yang berasal dari fosil dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan ketersediaannya semakin berkurang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bio-oil Salah satu hasil pengolahan minyak nabati yang merupakan bahan bakar alternatif adalah Bio-oil. Bio-oil adalah bahan bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap,
Lebih terperinciANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT
ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT Oleh : Harit Sukma (2109.105.034) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT. JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN...i. LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT...iv. KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN...i LEMBAR PERNYATAAN... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT...iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciPIROLISIS Oleh : Kelompok 3
PIROLISIS Oleh : Kelompok 3 Anjar Purnama Sari Bira Nur Alam Diani Din Pertiwi Fazari Aswar Gan-Gan Ahmad Fauzi Hikmah Farida N Isma Latifah Widya Yuliarti Yasoka Dewi Over View 1 Pendahuluan 2 Definisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak krisis minyak pada pertengahan 1970-an, harga bahan bakar minyak cenderung terus meningkat, sehingga mendorong praktisi dan akademisi bidang energi terus mengembangkan
Lebih terperinciPEMBUATAN DESTALATOR DAN ANALISA KANDUNGAN SULFUR MINYAK DIESEL LIMBAH PLASTIK LDPE HASIL PIROLISIS
PEMBUATAN DESTALATOR DAN ANALISA KANDUNGAN SULFUR MINYAK DIESEL LIMBAH PLASTIK LDPE HASIL PIROLISIS SIGIT RAHARJO 41314110079 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JANUARI
Lebih terperinciPIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT
PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT Padil, Sunarno, Komalasari, Yoppy Widyandra Jurusan Teknik Kimia Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan energi pada saat ini dan pada masa kedepannya sangatlah besar. Apabila energi yang digunakan ini selalu berasal dari penggunaan bahan bakar fosil tentunya
Lebih terperinciNo Properties Value 1 Density kg/m 3 2 Viscosity 5.27 m. Poise 3 Flash Point 22 o C 4 Fire Point 29 o C 5 Calorific Value
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pirolisis sudah banyak diteliti oleh peneliti pendahulu. Variabel dan alat yang digunakan dalam penelitiannya juga sudah bervariasi. Akan tetapi
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI PADA BIOMASSA KULIT DURIAN TERHADAP NILAI KALORI
TURBO Vol. 5 No. 1. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PERBANDINGAN PEMBAKARAN PIROLISIS DAN KARBONISASI
Lebih terperinciGambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang
Persentase hasil BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Persentase Plastik dan Cangkang Sawit Terhadap Kuantitas Produk Pirolisis Kuantitas bio-oil ini menunjukkan seberapa banyak massa arang, massa biooil, dan
Lebih terperinciOPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA
OPTIMASI NILAI GAS ALAM INDONESIA Prof. Indra Bastian, MBA, Ph.D, CA, CMA, Mediator PSE-UGM Yogyakarta,25 Agustus 2014 PRODUK GAS 1. Gas alam kondensat 2. Sulfur 3. Etana 4. Gas alam cair (NGL): propana,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Distribusi Temperatur Pirolisis Terhadap Waktu Pirolisis dilakukan dengan variasi tiga temperatur yaitu 400 C, 450 C, dan 500 C pada variasi campuran batubara dan plastik
Lebih terperinciPengolahan Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak dan Karakteristiknya
Jurnal Mekanika dan Sistem Termal (JMST) Journal homepage: http://e-journal.janabadra.ac.id/index.php/jmst Original Article Pengolahan Sampah Plastik Jenis PP, PET dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalor dapat didefinisikan sebagai energi yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor dalam suatu zat salah satunya dengan melakukan pengujian
Lebih terperinciAddres: Fb: Khayasar ALKANA. Rumus umum alkana: C n H 2n + 2. R (alkil) = C n H 2n + 1
ALKANA Rumus umum alkana: C n H 2n + 2 R (alkil) = C n H 2n + 1 Alkana Adalah rantai karbon yang memiliki ikatan tunggal (jenuh) A. Alkana 1. Alkana disebut juga senyawa hidrokarbon jenuh (senyawa parafin).
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pelajaran : SMA Kelas/Semester : X/2 Mata Pelajaran Materi Pokok Sub Materi Pokok Alokasi Waktu : Kimia : Hidrokarbon : Minyak Bumi : 2 x 45 menit Standar Kompetensi
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X
Pengaruh Penggunaan Limbah Plastiksebagai Campuran Bahan Bakar Premium terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor Merk-X Untung Surya Dharma 1) & Dwi Irawan 2). 1,2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi plastik tahun 2009 hingga tahun 2010 di seluruh dunia meningkat dari 15 juta ton hingga mencapai 265 juta ton, hal ini menegaskan kecenderungan jangka panjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia dan merupakan kunci utama diberbagai sektor. Semakin hari kebutuhan akan energi mengalami kenaikan seiring dengan
Lebih terperinciPERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)
PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI) Rizky Rachman 1,a, Novi Caroko 1,b, Wahyudi 1,c Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciSISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2
SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2 Oleh : I Gede Sudiantara Pembimbing : Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST.,Masc.,Ph.D. I Gusti Ngurah Putu Tenaya,
Lebih terperinciTURBO ISSN Vol. 4 No. 1
ANALISA KARAKTERISTIK MINYAK PLASTIK HASIL DUA KALI PROSES PIROLISIS Untung Surya Dharma 1), Dwi Irawan 2) Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Metro 1)2) Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116 Iringmulyo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian Katalis umumnya diartikan sebagai bahan yang dapat mempercepat suatu reaksi kimia menjadi produk. Hal ini perlu diketahui karena, pada dasarnya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN
31 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Patent review merupakan ulasan atau rangkuman dari berbagai macam penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang sudah dipatenkan, dan yang berhubungan dengan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS (Development of Saw Dust Into Bio-oil Using Pyrolysis Process) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PEMBUATAN BAHAN BAKAR DARI LIMBAH PLASTIK DENGAN LEMPUNG NDAVE SEBAGAI KATALIS SERTA ANALISIS EKONOMI PRODUKNYA
KELOMPOK IPA DAN TEKNOLOGI KARYA TULIS ILMIAH PEMBUATAN BAHAN BAKAR DARI LIMBAH PLASTIK DENGAN LEMPUNG NDAVE SEBAGAI KATALIS SERTA ANALISIS EKONOMI PRODUKNYA Disusun dalam rangka mengikuti lomba Karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan nasional dewasa ini dan semakin dirasakan pada masa mendatang adalah masalah energi. Perkembangan teknologi, industri dan transportasi yang
Lebih terperinciPirolisis Campuran Sampah Plastik Polistirena Dengan Sampah Plastik Berlapisan Aluminium Foil (Multilayer)
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan p-issn:2085-1227 dan e-issn:2502-6119 Volume 8, Nomor 1, Januari 2016 Hal. 10-20 Pirolisis Campuran Sampah Plastik Polistirena Dengan Sampah Plastik Berlapisan Aluminium
Lebih terperinciProduksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran
Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran Bintang Rizqi Prasetyo 1), C. Rangkuti 2) 1). Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: iam_tyo11@yahoo.com 2) Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah : a. Laboratorium Bioenergi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Untuk melakukan penelitian tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sedangakan untuk Pengujian nilai
Lebih terperinciRANCANG BANGUN ALAT PENGOLAH LIMBAH PLASTIK MENJADI MINYAK MENTAH DENGAN KAPASITAS 5 KG
RANCANG BANGUN ALAT PENGOLAH LIMBAH PLASTIK MENJADI MINYAK MENTAH DENGAN KAPASITAS 5 KG LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan bakar minyak bumi adalah salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan berbagai negara di dunia pada saat ini. Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG
RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,
Lebih terperinciENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.
ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL Hasbullah, S.Pd, M.T. Biomassa Biomassa : Suatu bentuk energi yang diperoleh secara langsung dari makhluk hidup (tumbuhan). Contoh : kayu, limbah pertanian, alkohol,sampah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROSES UJI BAHAN
BAB IV ANALISA PROSES UJI BAHAN 4.1 Data Pengujian Pirolisis Pada bab ini akan di jelaskan tentang data pengujian yang di ambil pada saat proses pirolisis dimulai dan pada saat proses destilasi selesai.
Lebih terperincibahkan lebih bagus lagi jika kita dapat mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle). Bayangkan saja jika kita berbelanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama
Lebih terperinciSCALE UP PROTOTYPE SCREW PYROLYSER UNTUK PIROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI
SCALE UP PROTOTYPE SCREW PYROLYSER UNTUK PIROLISIS SAMPAH KOTA TERSELEKSI Dwi Aries Himawanto 1), Indarto 2), Harwin Saptoadi 2), Tri Agung Rohmat 2) 1) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Lahan tanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terluas di dunia dengan luas 31,2% dari total luas areal kelapa dunia, disusul Filipina (25,8%), India
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Indonesia sedang berkembang menjadi sebuah negara industri. Sebagai suatu negara industri, tentunya Indonesia membutuhkan sumber energi yang besar. Dan saat
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancaran sinar matahari yang sampai ke bumi (setelah melalui penyerapan oleh berbagai gas di atmosfer) sebagian dipantulkan dan sebagian diserap oleh bumi. Bagian yang
Lebih terperinciOLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.
PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN UDARA- BAHAN BAKAR TERHADAP KUALITAS API PADA GASIFIKASI REAKTOR DOWNDRAFT DENGAN SUPLAI BIOMASSA SERABUT KELAPA SECARA KONTINYU OLEH : SHOLEHUL HADI (2108 100 701) DOSEN
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI
PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI Sampah?? semua material yang dibuang dari kegiatan rumah tangga, perdagangan, industri dan kegiatan pertanian. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga
Lebih terperinciFarel H. Napitupulu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin FT USU. m& = konsumsi bahan bakar (kg/s) LHV = low heating value (nilai kalor bawah) (kj/kg)
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 1 Januari 2006 PENGARUH NILAI KALOR (HEATING VALUE) SUATU BAHAN BAKAR TERHADAP PERENCANAAN VOLUME RUANG BAKAR KETEL UAP BERDASARKAN METODE PENENTUAN NILAI KALOR
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMENTAL PIROLISIS LAMBAT BATUBARA DAN PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE DENGAN KATALIS ZEOLIT ALAM
STUDI EKSPERIMENTAL PIROLISIS LAMBAT BATUBARA DAN PLASTIK LOW DENSITY POLYETHYLENE DENGAN KATALIS ZEOLIT ALAM Tugas Akhir Diajukan Guna Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Drajat Strata-1 Pada Program Studi
Lebih terperinciKINERJA MESIN DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH PLASTIK
KINERJA MESIN DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR MINYAK HASIL PIROLISIS SAMPAH PLASTIK Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strataa I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh: AGUS
Lebih terperinciPENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA DESTILASI MINYAK PLASTIK
TURBO Vol. 6 No. 2. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH GEOMETRI PIPA KONDENSOR TERHADAP PERPINDAHAN
Lebih terperinciTUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA. kelompok II x5
TUGAS KELOMPOK BAB TERAKHIR KIMIA MENGENAI ALKANA kelompok II x5 DI SUSUN OLEH: ARIEF NURRAHMAN FARID SUHADA GERRY REGUS M. HANIEF IQBAL S. ILHAM SYAHBANI ALKANA ALKANA adalah Hidrokarbon jenuh yang paling
Lebih terperinciPERFORMANSI PIROLISIS FIXED BED DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKAR BAN BEKAS DAN PLASTIK
PERFORMANSI PIROLISIS FIXED BED DENGAN VARIASI KOMPOSISI BAHAN BAKAR BAN BEKAS DAN PLASTIK Oleh : Aang Hedi Surya Pembimbing : Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST, MA.Sc, Ph.D Cok Istri Putri Kusuma Kencanawati,
Lebih terperinci