KELAYAKAN KOMIK PENCEMARAN UDARA KELAS VII SMP

Transkripsi

1 P KELAYAKAN KOMIK PENCEMARAN UDARA KELAS VII SMP Noviana Tanugrah, Entin Daningsih, Titin Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan novitanugrah111@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan komik pencemaran udara sebagai media pembelajaran kelas VII SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan dengan dua tahapan yaitu tahap pembuatan komik dan tahap validasi komik. Validasi komik dilakukan oleh pakar materi dan pakar media yang terdiri dari tiga orang dosen FKIP Untan, dua orang Guru SMP di Pontianak dan seorang penulis naskah komik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik pencemaran udara dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai media pembelajaran sub materi pencemaran udara kelas VII SMP dengan nilai rata-rata validasi oleh pakar materi sebesar 3,54 dan nilai rata-rata validasi oleh pakar media sebesar 3,38. Kata kunci: Komik, pencemaran udara, validasi Abstract: This research aimed to determine the feasibility of the air pollution comic as a learning medium for VII grade in Junior High School. It was a descriptive method. The study was done in two stages which were stage of making comics and stage of comic validation. Comic validation done by material experts and media experts who were consisted of three FKIP Untan lectures, two junior high school teacher in Pontianak and a comic script writer. The results showed that air pollution comic were valid and feasible for use as a learning medium for air pollution sub material for VII grade with the average validation results of the material experts was 3,54 and average value of the media experts was 3,38. Keywords: Air Pollution, comic, validation encemaran udara merupakan salah satu konsep biologi yang penting diajarkan di kelas VII SMP. Sub materi ini merupakan salah satu sub materi pokok dalam pembelajaran, sehingga dengan penyampaian materi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya memelihara lingkungan hidup. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPA di SMP 11 Pontianak, sub materi pencemaran udara biasanya diajarkan dengan bantuan buku cetak. Selain itu, materi pencemaran udara dianggap mudah untuk dipahami siswa dan mudah untuk dibayangkan karena banyak terjadi di sekitar kita. Meskipun demikian, guru tersebut juga mengungkapkan bahwa buku cetak yang tersedia kebanyakan kurang diminati siswa karena buku tersebut dinilai kurang menarik dengan porsi gambar yang sedikit dan didominasi tulisan. Untuk itu, suatu media 1

2 diharapkan mampu membantu pembelajaran pada materi ini agar dapat mempermudah peserta didik dalam mempelajarinya dan dapat menarik minat belajar siswa. Mediawati (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, Dalam proses pembelajaran, kedudukan media pembelajaran sangat penting, karena ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Kerumitan bahan ajar juga dapat lebih disederhanakan dengan bantuan media. Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata tertentu. Media pembelajaran juga dapat membantu dalam hal mengkonkretkan bahan yang abstrak. Dengan demikian siswa lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Salah satu media alternatif yang ditawarkan pada pembelajaran biologi khususnya pada sub materi pencemaran udara adalah komik. Menurut Sudjana (2005), Komik merupakan suatu bentuk bacaan dimana peserta didik diharap mau membaca tanpa perasaan terpaksa/harus dibujuk. Selain itu, Mediawati (2011) dalam penelitiannya juga menyatakan, Penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, yakni memiliki kemampuan dalam menciptakan minat belajar para siswa serta membantu siswa dalam mempermudah mengingat materi pelajaran yang dipelajarinya. Pernyataan dari Mediawati (2011) tentang penggunaan media komik didukung oleh hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk komik sangat layak untuk digunakan, terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi dengan jumlah 131,11 atau sebesar 87,54% (sangat baik), skor penilaian ahli media jumlah 105,50 atau sebesar 92% (sangat baik) dan skor penilaian oleh praktisi pembelajaran dengan jumlah 169 atau sebesar 99,39% (sangat baik). Saat ini, kebanyakan komik yang beredar di pasaran bertemakan cerita fiktif dan bersifat menghibur semata dengan peminatnya dalam tiap kalangan dan termasuk anak-anak yang masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah salah satunya Sekolah Menengah Pertama (SMP). Seperti yang dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2007) bahwa hampir sebagian besar dan kebanyakan orang beranggapan bahwa komik adalah bacaan sederhana yang hanya berisi tentang kisah yang hanya dikonsumsi untuk kesenangan belaka dan tidak memiliki nilai guna lainnya. Anggapan negatif tersebut tentunya dapat diubah dengan pemanfaatan komik sebagai salah satu media tepat guna dalam pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu pula, Purwanto (2013) dalam penelitiannya tentang pengembangan media komik terpadu untuk materi pencemaran air menyatakan bahwa, Komik sangat berfungsi dalam penyampaian gagasan, ide dan kebebasan untuk berpikir. Pembelajaran IPA dapat disuguhi sesuatu yang baru seperti komik dalam materi pencemaran air sehingga diharapkan dapat menjadikan Pembelajaran IPA terpadu yang menarik, menyenangkan dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi pencemaran air. Kelayakan rata-rata media komik secara keseluruhan berdasarkan penilaian validator yang meliputi aspek format tampilan media, format materi dan format bahasa dalam media komik yang disusunnya adalah sebesar 90,1%. Hal ini menunjukkan media komik ini telah valid atau layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk materi pencemaran air. 2

3 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian dalam pembuatan media komik pencemaran udara kelas VII SMP untuk mengetahui kelayakan komik sebagai media pembelajaran pada sub materi pencemaran udara dengan informasi dari riset lainnya daam mencari potensi tanaman pereduksi CO2. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pembuatan komik dan tahap validasi komik. Pembuatan dan validasi media komik dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Desember 2015 dan dilakukan validasi di kampus FKIP Untan, SMPN 11 Pontianak dan SMP Gembala Baik Pontianak. Adapun prosedur yang dilakukan dalam pembuatan komik ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu : 1) observasi lapangan, 2) pengumpulan data, dan 3) desain komik. Observasi Lapangan Penelitian diawali dengan observasi di SMPN 11 pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA di dan 5 orang siswa di SMPN 11. Dari wawancara tersebut ditemukan beberapa masalah dalam pembelajaran salah satunya dalam penggunaan bahan ajar berupa buku cetak yang kurang diminati siswa karena lebih didominasi oleh tulisan daripada gambar. Pengumpulan Data Dalam pembuatan komik pencemaran udara membutuhkan beberapa sumber informasi yang akan ditampilkan. Sumber-sumber informasi yang dimaksud adalah buku-buku panduan materi IPA SMP yang sudah ada, internet, dan bukubuku lain yang menunjang serta relevan yang akan disusun menjadi media ajar baru yaitu komik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian kelayakan media oleh validator. Desain Komik Materi yang telah ada di SMP dikembangkan menjadi media ajar yang baru yaitu media ajar berbentuk komik. Isi atau alur cerita dalam komik yang akan dibuat oleh peneliti disesuaikan dengan materi. Pembuatan komik memerlukan keahlian khusus dalam proses menggambar sehingga dikerjakan oleh orang yang lebih ahli dalam menggambar komik. Namun untuk penyusunan storyboard dan editing dilakukan oleh peneliti sendiri. Berikut langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan desain komik yang telah dimodifikasi dari Zain (2013). Langkah pertama: Menentukan judul komik, yang bertemakan Pencemaran Udara. Langkah kedua: Menentukan karakter tokoh dan alur cerita, tokoh dalam komik hasil pemikiran peneliti ada 3 tokoh. Tokoh utamanya adalah siswa SMP yaitu Bintang, robot serba tahu yang bernama Poh dan seorang aktivis lingkungan bernama Nova. Langkah ketiga: Menyusun storyboard. Storyboard adalah naskah komik yang akan dibuat lengkap dengan dialog dan ekspresi tokoh, latar/ setting, dan alur cerita. Penyusunan storyboard dibuat oleh peneliti sendiri. 3

4 Langkah keempat: Proses penggambaran dalam bentuk sketsa. Storyboard yang telah dibuat diwujudkan dalam bentuk sketsa gambar menggunakan pensil. Proses penggambaran dalam bentuk sketsa dikerjakan oleh orang yang lebih ahli dalam menggambar komik. Langkah kelima: Proses penebalan gambar. Sketsa gambar ditebali menggunakan spidol. Langkah keenam: Proses scanning, layout dan editing. Gambar discan agar dapat ditampilkan dalam komputer kemudian layout yang telah didapatkan diedit menggunakan Program SAI. Editing gambar meliputi pemberian teks pada ballon, pewarnaan, pengaturan margin yang disesuaikan dengan ukuran kertas A4. Langkah ketujuh: Proses pencetakan komik. Komik yang telah jadi dicetak menggunakan printer kemudian diperbanyak dan dijilid dalam bentuk buku. Pengambilan sampel sekolah, menggunakan teknik purposive sampling. Kelayakan komik sebagai media ajar IPA terpadu diambil dari data validitas komik media ajar IPA terpadu pada sub materi pencemaran udara yang dinilai oleh pakar media dan pakar materi. Validasi media komik dilakukan oleh 6 orang validator yang terdiri dari 3 orang pakar materi dan 3 orang pakar media. Untuk pakar materi terdiri dari 2 orang guru mata pelajaran IPA SMP dan seorang dosen Pendidikan Biologi. Sedangkan untuk pakar media terdiri dari 2 orang dosen Pendidikan Fisika dan seorang penulis naskah komik. Perangkat pembelajaran dikatakan valid dan layak digunakan jika paling sedikit 2 dari 3 orang pakar menyatakan bahwa item media komik pada lembar validasi layak digunakan (Yamasari, 2010). Analisis data untuk validasi media menggunakan atau mengadopsi dari Khabibah dalam Yamasari (2010). Untuk menghitung validitas media, maka data terlebih dahulu diubah ke dalam data kuantitatif dengan langkah-langkah berikut: 1. Mencari rata-rata tiap kriteria dari kelima validator dengan rumus: K 3 1 h V hi i 3 Keterangan : Ki = rata-rata kriteria ke-i Vhi= skor hasil penilaian validator ke-h untuk kriteria ke-i i = kriteria h = validator 2. Mencari rata-rata ketiga aspek dengan rumus : A n i i 1 K n ij Keterangan : Ai = rata-rata aspek ke-i Kij=rata-rata untuk aspek ke-i kriteria ke-j n = banyaknya kriteria i = aspek j = kriteria 4

5 ij = aspek ke-i dan kriteria ke-j 3. Mencari rata-rata total validasi ketiga aspek dengan rumus : RTV 3 1 i TK 3 A i Keterangan : RTV = rata-rata total validitas Ai = rata-rata aspek ke-i i = aspek 4. Mencocokkan rata-rata total dengan kriteria kevalidan : 3 RTVTK 4 dikategorikan valid 2 RTVTK 3 dikategorikan cukup valid 1 RTVTK 2 dikategorikan tidak valid HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Komik pencemaran udara yang dibuat merupakan implementasi dari hasil penelitian analisis jumlah stomata dan kadar klorofil yang dilakukan di Jalan Ahmad Yani yang merupakan riset lainnya. Tujuan dari pengembangan hasil penelitian yang dituangkan dalam bentuk media pembelajaran adalah agar proses belajar mengajar menjadi lebih menarik dan lebih optimal, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan tercapai. Hasil pembuatan komik dapat dilihat pada Gambar 1. Penulis : Noviana Tanugrah Gambar 1. Tampilan Komik Pencemaran Udara Sebagian tampilan komik yang terdiri dari bagian cover dan bagian isi (Gambar 1). Pada bagian cover memuat judul komik, tokoh-tokoh dalam komik dan latar belakang contoh lingkungan yang tercemar serta penulis komik. Sedangkan pada bagian isi memuat jalan cerita dari komik itu sendiri dan hasil penelitian tentang analisis jumlah stomata dan kadar klorofil. Hasil validasi media 5

6 komik yang dikembangkan merujuk pada pengembangan media yang dilakukan oleh Khabibah dalam Yamasari (2010) yang terdiri dari 3 aspek yaitu format, isi dan bahasa yang dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1 Hasil Validasi Pakar Materi Aspek Format Isi Bahasa Kriteria Validator ke- Ki Ai Keserasian warna, tulisan, dan gambar pada komik ,33 2. Kesesuaian penggunaan ukuran, ,67 warna dan jenis huruf pada komik. 3,6 3. Cara penyajian tokoh atau karakter ,67 4. Kelengkapan dan keruntutan penyajian ,67 5. Perpaduan foto dan gambar ,67 6. Kesesuaian rumusan materi pada komik dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ,67 ditentukan. 7. Kejelasan penyampaian materi pada komik ,67 8. Kesinambungan antara materi pencemaran udara dengan analisis ,33 kadar klorofil dan jumlah stomata. 3,47 9. Kemampuan komik untuk membantu siswa menganalisis data dan permasalahan, menyajikan ,33 data, dan memberikan solusi untuk menanggulangi pencemaran udara. 10.Kemampuan komik untuk membantu guru menyampaikan ,33 materi pencemaran udara. 11.Penggunaan bahasa pada komik yang mudah dipahami oleh siswa kelas VII. 12.Penggunaan bahasa pada komik yang sesuai dengan ejaan yang ,33 3,55 disempurnakan (EYD). 13.Penggunaan kalimat yang efektif pada komik ,33 Rata- rata Validasi media 3,54 Ketiga aspek yang dinilai, diperoleh rata-rata validasi media komik sebesar 3,54 yang divalidasi oleh pakar materi. Dengan demikian komik dinyatakan layak untuk digunakan dalam pembelajaran di SMP. Selanjutnya hasil validasi oleh pakar media dapat dilihat pada Tabel 2. 6

7 Aspek Format Isi Tabel 2 Hasil Validasi Pakar Media Kriteria Validator ke- Ki Ai Keserasian warna, tulisan, dan gambar pada komik Kesesuaian penggunaan ukuran, ,33 warna dan jenis huruf pada komik. 3,4 3. Cara penyajian tokoh/karakter ,67 4. Kelengkapan dan keruntutan penyajian ,67 5. Perpaduan foto dan gambar ,33 6. Kesesuaian rumusan materi pada komik dengan kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. 3,34 7. Kejelasan penyampaian materi ,67 Bahasa 8. Penggunaan bahasa pada komik yang mudah dipahami oleh siswa kelas VII. 9. Penggunaan bahasa pada komik yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD). 10. Penggunaan kalimat yang efektif pada komik , , , Kesantunan penggunaan bahasa , Ketepatan dialog/teks dengan cerita / materi ,67 Rata-rata Validasi Media 3,38 3,4 Tiga aspek yang dinilai yaitu aspek format, isi dan bahasa (Tabel 2). Rata-rata validasi media yang dilakukan oleh pakar media memperoleh nilai 3,38. Hal ini juga menyatakan bahwa media komik layak digunakan sebagai media pembelajaran. Pembahasan Hasil penelitian yang diperoleh digunakan sebagai bahan/sumber dalam pembuatan media komik. Komik yang dibuat merupakan komik pencemaran udara yang ditujukan untuk siswa SMP pada sub materi pencemaran udara yang dipelajari pada semester kedua. Nugraha (2013) mengungkapkan bahwa komik merupakan bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalan cerita dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Lembar validasi media untuk pakar materi (Tabel 1), aspek format terdiri dari 5 kriteria. Kriteria pertama yaitu keserasian warna, tulisan, dan gambar pada komik. Kriteria pertama memperoleh skor rata-rata 3,3 (valid). Saran dari validator, warna perlu dipercerah lagi atau kertas komik diganti agar warna lebih 7

8 cerah. Menurut Munadi dalam Purwanto (2013), pewarnaan digunakan untuk mempertinggi tingkat realisasi gambar. Kriteria kedua memperoleh rata-rata 3,67 dengan kesesuaian penggunaan huruf, ukuran, warna dan jenis huruf. Namun, saran dari validator agar memilih jenis huruf yang lebih menarik anak untuk membaca. Kriteria ketiga memperoleh rata-rata 3,67 dengan saran dari validator untuk mencari nama tokoh yang lebih menarik. Pada kriteria keempat dan kelima memiliki rata-rata 3,67. Aspek isi pada lembar validasi untuk pakar materi (Tabel 1) terdiri dari 5 kriteria. Kriteria pertama yaitu kesesuaian antara materi pada komik dengan kompetensi dasar dan indikator pada silabus memperoleh rata-rata 3,67(valid). Kriteria kedua yaitu kejelasan penyampaian materi memperoleh skor rata-rata 3,67 (valid). Untuk kriteria 3, 4, dan 5 masing-masing memperoleh skor rata-rata 3,33 (valid) karena 2 orang validator memberikan skor 3 untuk masing-masing kriteria. Hal ini karena pakar materi berpendapat bahwa materi yang dicantumkan masih kurang sesuai dengan indikator pembelajaran. Pada penulisan komik ini, salah satu gambar adalah pentingnya tumbuhan untuk mereduksi pencemaran udara. Informasi ini didapat dari penelitian lainnya, tetapi dalam komik ini hubungan antara aktivitas manusia dan tumbuhan sudah jelas dipaparkan. Arsyad (2002) menyatakan bahwa komik sebagai media pembelajaran haruslah membawa pesan atau informasi yang bertujuan intruksional/ mengandung maksud pengajaran. Aspek bahasa terdiri dari 3 kriteria (Tabel 1). Kriteria pertama mengenai penggunaan bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh siswa SMP kelas VII memperoleh skor rata-rata 4 (valid). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahasa yang digunakan dalam komik mudah dipahami siswa. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Purwanto (2013) dalam pembuatan komik pencemaran airnya diperoleh nilai kelayakan untuk aspek kebahasaan adalah 91,7 %. Menurutnya, kalimat atau kata-kata dalam bahasa komik yang dibuat harus sesederhana mungkin, ringkas, jelas dan padat dan sehingga siswa mudah untuk memahami isi dari komik. Hanya saja, ada saran dari validator untuk memperhatikan cara dalam pemenggalan kata. Untuk kriteria ke 2 dan 3 memperoleh rata-rata skor yang sama yaitu 3,33 (valid). Pada kriteria kedua tentang penggunaan bahasa sesuai dengan EYD, validator memberikan saran untuk melengkapi tanda baca pada kalimat percakapan. Nugraha (2013) menjelaskan bahwa salah satu faktor pendukung kemampuan membaca siswa dalam memahami komik adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD, komunikatif, huruf yang digunakan dan cara penyusunan alur cerita yang runtut. Dari ketiga pakar materi untuk validasi komik menyatakan komik layak digunakan. Namun ada beberapa saran untuk memperbaiki dan menyempurnakan isinya. Adapula komentar dari seorang validator yang menyatakan komik dibuat secara baik dan sempurna, hanya saja dalam pengadaannya kelak mungkin akan memberatkan karena komik dicetak dengan penuh warna dalam tiap halamannya. Namun pembuatan komik secara mandiri mempunyai harga cetak yang rendah karena hanya memerlukan kertas dan tinta. 8

9 Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1, rata-rata total validasi untuk pakar materi mendapatkan skor 3,54 dan dinyatakan valid. Menurut Khabibah dalam Yamasari (2010) menyatakan kriteria kevalidan media yang dikembangkan tergolong valid apabila dalam rentang skor 3-4, dengan demikian media dinyatakan valid oleh pakar materi dan layak digunakan dalam proses belajar mengajar pada sub materi pencemaran udara SMP Kelas VII. Lembar validasi untuk pakar media terdiri dari 3 aspek yaitu aspek format, isi dan bahasa (Tabel 2). Jumlah kriteria untuk lembar validasi ini adalah 12 kriteria. Adapun pakar media yang melakukan validasi terhadap komik terdiri dari dua orang dosen Pendidikan Fisika FKIP Untan dan seorang penulis naskah komik yang berdomisili di Jakarta. Aspek pertama (Tabel 2) pada lembar validasi untuk pakar media terdiri dari 5 kriteria. Kriteria pertama pada aspek format memperoleh skor rata-rata 3 (valid). Salah seorang validator memberikan skor 2 dengan komentar Pewarnaan kurang rapi karena di antara garis dan warna masih terdapat garis putih yang membuat warna seolah-olah tidak menyatu. Menurut Nugraha (2013), perpaduan antara gambar, warna dan teks yang seimbang sangat perlu diperhatikan karena hal tersebut membuat media secara visual lebih menarik. Kriteria kedua memperoleh skor rata-rata 3,33 (valid). Kriteria ketiga memperoleh skor rata-rata 3,67 (valid). Komentar dari seorang validator adalah tokoh robot pohon yang bernama Poh yang memiliki karakter yang menarik dan lucu sehingga mampu masuk dalam alur cerita. Komik pencemaran udara ini memuat pendidikan karakter sikap ingin tahu dan suka membantu. Karakter tersebut dimunculkan melalui dialog dan pengenalan karakter. Nugraha (2012) dalam hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa pendidikan karakter terintegrasi pada komik sains agar siswa mampu mengetahui dan memahami pesan-pesan positif yang terkandung di dalamnya. Pada kriteria keempat juga memperoleh skor rata-rata 3,67 dengan komentar alur cerita mengalir dengan baik sehingga mudah dipahami. Kriteria kelima memperoleh skor rata-rata 3,33 dan komentar dari validator menyatakan bahwa foto yang disertakan tidak masuk di komik secara alami. Saran dari validator tersebut, ada baiknya foto di komik seolah-olah ditampilkan lewat laptop atau gadget lainnya karena menyertakan foto ke dalam balon percakapan membuat komik terlihat aneh. Perpaduan antara gambar, warna dan teks yang seimbang akan membuat media secara visual lebih menarik (Nugraha, 2012). Pada aspek isi hanya terdapat 2 kriteria penilaian yaitu kesesuaian rumusan materi pada komik dengan kompetensi dasar dan indikator serta kejelasan penyampaian materi (Tabel 2). Pada kriteria pertama memperoleh skor rata-rata 3 (valid) dan kriteria kedua memperoleh skor rata-rata 3,67 dan dinilai materi dapat disampaikan dengan jelas. Ada 5 kriteria dalam aspek bahasa (Tabel 2). Kriteria pertama sampai keempat memperoleh skor rata-rata 3,33 sedangkan kriteria kelima memperoleh skor rata-rata 3,67. Hanya saja, terdapat beberapa kata dan kalimat yang dinilai kurang sesuai dengan EYD dan tidak efektif penggunaannya. Secara keseluruhan, rata-rata total dari validasi komik oleh pakar media memperoleh skor 3,38 dan dinyatakan valid sehingga layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa SMP Kelas VII. Adapun kesimpulan dari 9

10 validasi komik oleh pakar materi adalah untuk alur cerita dan penyajian komik sudah cukup menarik. Karakter Poh dinilai membuat komik tidak terlihat serius. Selain itu visual Poh yang lucu dapat menarik siswa untuk membaca. Materi dijelaskan dengan runtut dan tetap menarik untuk dibaca. Menurut pakar media yang memvalidasi komik ini, hal-hal yang perlu diperhatikan dari komik pencemaran udara ini adalah balon kata yang bertumpuk, pewarnaan yang masih kurang rapi serta penempatan foto yang di beberapa panel yang terkesan dipaksakan. Saran dari validator adalah akan lebih baik bila ketika menunjukan foto, karakter Nova dibuat seolah-olah sedang menunjukan gambar itu di laptop, monitor atau perangkat lain sehingga terlihat lebih alami dan masuk ke dalam cerita. Dalam keefektifan penggunaan komik sebagai media pembelajaran untuk melihat hasil belajar dan minat siswa belum dapat diukur sebab peneliti belum melakukan uji penggunaannya pada siswa. Maka, perlu dilakukan uji coba pada siswa untuk melihat keefektifan media komik dalam pembelajaran. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, komik pencemaran udara dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai media pembelajaran pencemaran udara kelas VII SMP dengan rata-rata total validasi oleh pakar materi sebesar 3,54 dan rata-rata total validasi oleh pakar media sebesar 3,38. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran agar dapat dilakukan uji coba untuk melihat keefektifan media komik untuk melihat hasil belajar dan minat siswa dalam pembelajaran sub materi pencemaran udara. DAFTAR RUJUKAN Arsyad, A Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mediawati, E Pembelajaran Akuntansi Keuangan melalui Media Komik untuk Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 12 (1): Nugraha, E.A., D. Yulianti dan S. Khanafiyah Pembuatan Bahan Ajar Komik Sains Inkuiri Materi Benda Untuk Mengembangkan Karakter Siswa Kelas IV SD. Unnes Physics Educational Journal 2 (1): Purwanto, D Pengembangan Media Komik Ipa Terpadu Tema Pencemaran Air Sebagai Media Pembelajaran untuk Siswa SMP Kelas VII. Jurnal Pendidikan Sains. 1 (1) :

11 Sudjana, N dan A. Rivai Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Algesindo Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Yamasari, Y Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas. Seminar Nasional Pascasarjana X. Zain, N. H Pengembangan Komik Bahan Ajar Ipa Terpadu Kelas VIII Smp Pada Tema Sistem Pencernaan Manusia Dan Hubungannya Dengan Kesehatan. Skripsi. Semarang: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negri Semarang. 11