1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 1. PENDAHULUAN PENDAHULUAN Pada bab ini membahas gambaran umum keseluruhan isi laporan berupa alasan pemilihan judul dalam latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, serta metode yang digunakan dalam penyusunan laporan. 1.1 Latar Belakang Mall, bila diterjemahkan dari Beddington (1982:xiii) sejatinya merupakan suatu jalur pedestrian bebas kendaraan yang ditata/diposisikan sedemikian rupa untuk menghubungkan dua generator atau lebih dan menunjang retail-retail yang mengapitnya. Perkembangan selanjutnya dari mall mengarah pada fasilitas komersial sebagai salah satu jenis pusat perbelanjaan yang lebih kompleks dengan banyak retail dan tambahan fasilitas penunjang seperti bioskop, gamezone, spa, kafe dan restoran serta fasilitas-fasilitas baru yang diintegrasikan dengan mall seiring perkembangan zaman. Berhubungan dengan penjelasan di atas, Herabadi, et al dalam Nurlalia (2013) menyebutkan bahwa berbelanja tidak hanya untuk mendapatkan keperluan akan barangbarang atau memenuhi kebutuhan, tetapi menjadi bagian dari gaya hidup atau lifestyle dan mungkin untuk memenuhi kebutuhan psikologi. Saat ini pusat perbelanjaan modern seperti mall mulai mengalami pergeseran fungsi. Pada mulanya masyarakat datang ke mall khusus untuk berbelanja keperluan, namun saat ini mall tidak sekedar tempat berbelanja barang yang 1

2 dibutuhkan, tetapi juga sebagai tempat hiburan yang memberikan suatu sarana rekreatif. Selain itu sering juga ditemui aktivitas window shopping yaitu aktivitas rekreasi dengan berkunjung ke pusat perbelanjaan untuk sekedar melihat-lihat dan membandingkan harga barang walaupun pada akhirnya tidak membeli. Saat ini perkembangan mall tidak hanya terjadi di pusat kota di Bali, pantai sebagai objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan juga menjadi potensial untuk pembangunan mall. Sebagai buktinya adalah Lippo Mall dan Beachwalk di Kuta (Observasi Oktober 2015) yang sukses membangun mall di tepi pantai dan dikunjungi ratusan hingga ribuan pengunjung per harinya. Namun hasil observasi ini juga menunjukkan bahwa perkembangan mall di Bali lebih signifikan di Kota Denpasar dan Badung saja sementara di kabupaten lain masih cukup minim dikarenakan berbagai faktor. Adapun Kabupaten lain yang bisa dipertimbangkan adalah Kabupaten Gianyar. Hidayanti (2015) mengungkapkan bahwa Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan hasil karya seninya, juga memiliki tempat wisata pantai yang sudah terkenal sampai ke mancanegara, seperti Pantai Lebih, Pantai Keramas dan Pantai Ketewel. Walaupun tidak berpasir putih tetapi memiliki pasir hitam yang cukup eksotis. Pantai-pantai yang ada di Kabupaten Gianyar cukup terkenal karena memiliki ombak yang cukup bagus, sehingga menjadi surga bagi wisatawan yang memiliki hobi sebagai peselancar. Di Kawasan Wisata Pantai di Gianyar belum ada mall yang memadai untuk menunjang wisata (Observasi Oktober 2015). Saat ini di Gianyar, pusat perbelanjaan lebih berorientasi ke pusat kota. Contohnya adalah Hardy s Gianyar, Clandy s Mall dan Harum Fajar (Observasi Januari 2016). Untuk kebutuhan wisata pantai masih mengandalkan minimarket dan pedagang eceran yang hanya melayani kebutuhan primer. Apabila dilihat dari segi bisnis dan investasi, pengadaaan mall di Pantai di Gianyar dapat menjadi suatu peluang yang menguntungkan sekaligus penunjang potensi wisata pantai di Gianyar dalam hal kebutuhan perbelanjaan dan rekreasi. Terlebih lagi, pantai di Gianyar memiliki lokasi yang berdekatan dengan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang mudah diakses. Selain itu, berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ada beberapa tempat di Gianyar yang memiliki potensi wisata pantai diantaranya adalah Pantai Lebih, Pantai Saba, Pantai Masceti, Pantai Cucukan, Pantai Siyut, Pantai Slukat, Pantai Air Jeruk (BKPM, 2015). Objek wisata pantai ini juga telah didukung dengan hadirnya Taman Safari & Marine Park, Komune Hotel, Umah Luwih Hotel dan Keramas Park serta Taman Nusa. Dengan hadirnya fasilitas tersebut semakin meramaikan pariwisata di Pantai Gianyar. 2

3 Hal ini juga diperkuat dari segi perizinan dengan diubahnya peraturan tentang ruang terbuka hijau (RTH) di Kawasan Pesisir Pantai di Gianyar. Berdasarkan Bali Post (2010) hal tersebut dituangkan dalam keputusan DPRD Gianyar nomor 12 tahun Isinya, bahwa di sebelah Selatan jalan dengan kedalaman 200 meter tidak lagi ditetapkan sebagai RTH (ruang terbuka hijau) dengan KDB (koefisien dasar bangunan) 0 persen, tetapi cukup mempertimbangkan sepadan jalan sesuai aturan yang berlaku. Pada sebelah selatan jalan arteri Tohpati Kusamba, ruang antara RTH 0 persen (kedalaman 200 meter) dengan sepadan pantai 100 meter dari titik pasang dapat dibangun tanpa memperhatikan produktivitas tanah dengan KDB 40 persen. Hingga saat ini masih berlaku dan belum ada perubahan. Dengan direvisinya peraturan di atas maka investor akan semakin mudah menanamkan modal dan mendirikan fasilitas penunjang wisata pantai di Gianyar. Dengan laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun sebesar 1,45 % dimana tahun 2009 menunjukkan jumlah penduduk jiwa (BPS Kab Gianyar, 2014). Banyaknya hotel dan villa yang mulai berkembang ke kawasan pantai (observasi Oktober 2015) menandakan adanya perkembangan jumlah wisatawan yang berada di sekitar pantai di Gianyar. Ditambah lagi lokasi pantai di Gianyar terletak di depan Jalan By Pass Ida Bagus Mantra sehingga memiliki potensi kunjungan dari daerah Klungkung dan Karangasem serta Denpasar yang melewati kawasan ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merupakan suatu kelayakan untuk membangunan mall di kawasan wisata pantai di Gianyar sebagai salah satu fasilitas penunjang wisata dan melayani kebutuhan masyarakat. Mall dapat berintegrasi dengan fasilitas rekreasi pantai, villa dan hotel yang ada di kawasan pantai di Gianyar. Karena mall yang dibangun memiliki korelasi terhadap pantai serta untuk menguatkan unsur lokasinya maka dipilih judul yang mengandung makna sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di dekat pantai dan memiliki korelasi dengan pantai tersebut. Spesifikasi mall ini menggunakan sistem satu pengelola utama dengan multi penjual dari pihak ke-3 yang bisa menyewa retail untuk menjual berbagai jenis barang. Dengan sistem ini diharapkan juga dapat membuka peluang investasi bagi brand lokal untuk berpartisipasi. Barang utama yang mendominasi adalah pakaian (terutama pakaian ke pantai), alat olahraga pantai (khususnya surfing), gadget dan elektronik serta sebagaian kecil barang-barang kerajian dan kesenian maupun kebutuhan rumah tangga. Selain itu juga akan ditunjang oleh food court yang menjual makanan dan minuman. Fasilitas lain yang diintergrasikan dalam mall ini yaitu bioskop, panggung pertunjukan dan gamezone. Fasilitas tersebut dipilih karena integrasinya yang menunjang daya tarik mall 3

4 dan tidak mengubah nuansa mall sebagai sebuah pusat perbelanjaan. Bioskop merupakan fasilitas untuk menonton film layar lebar dengan keuntungan yang didapat dari penjualan tiket kursi penonton. Hingga saat penyusunan laporan ini di Gianyar juga belum ada bioskop sehingga integrasinya dalam proyek ini merupakan suatu peluang tambahan. Panggung pertunjukan yang diintegrasikan dalam mall ini dapat difungsikan untuk pertunjukan maupun pameran barang-barang yang dijual di mall. Sementara gamezone merupakan fasilitas rekreatif yang ditujukan untuk anak dan remaja. Kedatangan anak-anak dan remaja ke mall seringkali tidak memiliki tujuan belanja sehingga bisa disiasati dengan menyediakan fasilitas hiburan bagi mereka. Dari segi arsitektural, memiliki konsep terintegrasi dengan ruang terbuka yang menghadap ke pantai. Mall ini mewujudkan suasana ruang yang rekreatif, dinamis dan mengalir untuk meniadakan kesan jenuh bagi pengunjung. Disisi lain mall ini mencoba mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan dengan memperhatikan kriteria arsitektur hijau (green architecture) dan mendukung upaya pemerintah dalam trend go-green. Selain itu, dari segi tampilan tetap akan mempertahankan konteks arsitektur lokal (ATB) yang dipadukan dalam bangunan yang modern. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti (Sangadji dan Sopiah, 2010:73). Sesuai dengan latar belakang pemilihan judul Beach Mall di Gianyar yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan yang menjadi pusat perhatian dari pembahasan seminar tugas akhir ini antara lain: a. Bagaimana spesifikasi? b. Bagaimana strategi menyikapi kelebihan dan kekurangan dari faktor internal maupun eksternal proyek? c. Apa tema rancangan yang dapat mewakili karakter mall dengan segala konteksnya untuk Proyek? d. Dimana Lokasi tapak yang tepat untuk perencanaan dan perancangan Beach Mall di Gianyar dan seperti apa karakteristiknya? e. Bagaimana mengintegrasikan program ruang pada program tapak dalam menjawab masalah perancangan? 4

5 1.3 Tujuan Tujuan merupakan pendekatan menuju orientasi yang dapat berupa desain (visual ruang) ataupun secara sosial (pengguna dan lingkungan). Tujuan dari seminar tugas akhir berjudul antara lain: a. Menyusun Landasan Konseptual Perancangan yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk merancang meliputi rincian spesifikasi, tema, pemrograman dan konsep-konsep perancangan. b. Merancang mall yang menarik dan memiliki integrasi dengan Pantai di Gianyar pada lokasi yang strategis dan mudah diakses. c. Mewujudkan mall sebagai suatu sarana rekreasi dan pusat perbelanjaan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat Gianyar dan wisatawan pantai di Gianyar serta para pengguna Jalan By Pass Ida Bagu Mantra di sekitar lokasi mall. 1.4 Metode Perancangan Untuk metode perancangan penulis menggunakan metode 5 (lima) langkah dari J Christopher Jones dalam Snyder dan Catanese (1991). Berdasarkan sumber ini, maka metode perancangan lima langkah meliputi : 1) Gagasan Gagasan merupakan proses permulaan yang memiliki beberapa tahap yaitu pengenalan dan pembatasan masalah yang dilakukan dengan interview atau wawancara. Dalam proses ini ditentukan definisi pokok program pendahuluan. Pada penyusunan laporan ini, gagasan yang diajukan berasal dari pengetahuan penulis, isu-isu dan wacana yang beredar baik dari media cetak dan elektronik yang selanjutnya digunakan menjadi latar belakang untuk menentukan judul, membatasi lingkup rancangan melalui rumusan masalah dan tujuan. 2) Informasi dan Analisis Langkah kedua meliputi persiapan untuk pengumpulan data dan analisis informasi mengenai masalah yang akan dipecahkan. Pada tahap ini dilakukan penyelidikan dan abstraksi program perancangan. Dalam penyusunan laporan ini, informasi dikumpulkan dari literatur khusus mengenai mall, studi objek sejenis dan studi terhadap lokus perancangan yaitu Gianyar. Hasil dari proses ini kemudian menjadi spesifikasi umum dan kesimpulan analisis SWOT. 5

6 3) Sintesis Merupakan langkah untuk mengajukan usulan dalam proses perancangan. Usulan rancangan harus menghimpun berbagai pertimbangan dari konteks sosial, ekonomi, fisik, estetika dan nilai-nilai perancangan. Dalam tahap ini juga diajukan usulan desain volumerik. Sebelum proses sintetis dalam laporan ini, diawali dengan mengubah bahasa spesifikasi yang berupa deskripsi menjadi bahasa program yang lebih jelas dan terukur sehingga dari program ini dapat ditentukan civitas/pengguna mall, kapasitas, ruangruang, performansi serta besarannya. Tahap sintetis selanjutnya adalah menerjemahkan bahasa program ke dalam konsep rancangan (tapak, bangunan dan utilitas) yang lebih jelas perwujudannya dan lebih dekat ke arah desain. 4) Evaluasi Evaluasi dalam perancangan arsitektur terjadi pada beberapa skala dan meliputi bermacam-macam peserta yang meliputi usulan alternatif yang diajukan perancang. Dalam penyusunan laporan ini, proses evaluasi dilakukan saat penyusunan konsep rancangan. Dalam hal ini, penulis mengevaluasi alternatif perancangan untuk menentukan keputusan konsep yang paling optimal. Proses evaluasi dalam penyusunan laporan ini juga dilakukan saat bimbingan dengan dosen pembimbing dan pada saat revisi. 5) Optimisasi Merupakan langkah untuk mulai mengaplikasikan hasil rancangan atau proses ini juga bisa disebut proses produksi. Proses optimisasi dilakukan setelah melakukan evaluasi dan telah dianggap cukup layak untuk dilanjutkan. Adapun penyusunan laporan ini hanya sampai pada tahap evaluasi saja, sementara tahap optimisasi/produksi dilakukan dalam Studio Tugas Akhir Alur Perancangan Adapun desain konseptual perancangan ini berupa alur pemikiran yang digunakan dalam menyusun laporan ini dapat dilihat pada bagan berikut (lihat Gambar 1.1) : 6

7 Sintetis Evaluasi Analisis dan Informasi Gagasan - Pengetahuan Penulis - Isu, Wacana - Pengetahuan Lapangan Ide Pemilihan Judul Latar Belakang Studi Literatur (pendekatan korelasi) Studi Lapangan (case studies) Studi Kecocokan Data-data Umum Spesifikasi Umum Lokus Perancangan Isi Filosofi Wadah Spesifikasi Khusus Pemrograman (Fungsional, Arsitektural, Performansi) Tema (Langgam, Konsep dasar, kaidah-kaidah) Tapak (Pemilihan Tapak, Analisa Tapak) Tema dan Program Konsep Perancangan (tapak, bangunan, utilitas) Konsep Gambar 1.1 Peta Konsep metode Perancangan Berdasarkan keterangan di atas, proses ini secara singkat dimulai dengan pengetahuan umum penulis dengan dibantu adanya isu dan berita yang menjadi latar belakang pemilihan judul dan ide membuat. ide tersebut berkembang menjadi rumusan masalah dan memiliki tujuan. Dari rumusan masalah ini kemudian penulis melakukan studi pustaka awal untuk mendapatkan data-data umum mengenai perancangan mall dan kriteria perancangannya. Penulis juga mencari bangunan sejenis seperti Beachwalk dan Mall Bali Galeria untuk dijadikan referensi. Dari informasi ini kemudian disusun suatu spesifikasi umum. Setelah spesifikasi umum, kemudian topik pembahasan mulai mengkhusus ke analisa lokus proyek, yaitu Kabupaten Gianyar. Dari bagian ini kemudian penulis melakukan observasi yang lebih detail terhadap lokasi dengan metode SWOT dan juga studi literatur 7

8 yang lebih rinci mengenai mall. Kemudian dengan informasi yang lebih rinci terutama yang khusus kepada lokus perancangan disusun suatu spesifikasi khusus. Dari spesifikasi khusus kemudian penulis dapat menetukan tema yang mencakup lebih rinci mengenai filosofi, wujud dan gaya rancangan. Kemudian juga disusun program ruang dan program tapak. Untuk menyusun program ruang diperlukan studi ruang dan standar performansi ruang dari buku standar maupun dari hasil observasi objek sejenis. Sementara untuk program tapak penulis perlu melakukan pemilihan tapak di Lokus Kabupaten Gianyar serta observasi dan analisa tapak untuk memahami karakter tapak. Dengan adanya tema dan program maka dapat disusun konsep perancangan yang mampu menyelesaikan permasalahan desain serta menjadi landasan konseptual dalam perancangan. Dalam konsep perancangan terdapat konsep perancangan tapak, bangunan dan utilitas Pendekatan Perancangan Sesuai dengan metode ini, pendekatan yang paling tepat digunakan dalam proses ini ini adalah pendekatan korelasi dan pendekatan kasus (case studies), sebagai berikut : a. Pendekatan korelasi Merupakan pendekatan yang mencari hal-hal yang berhubungan, penulis mencari datadata literatur yang berhubungan dengan mall, baik dari segi teknis desain maupun non teknis. b. Pendekatan Kasus Dalam pendekatan kasus, penulis mencari beberapa objek studi sejenis untuk dibandingkan dan mendapatkan kesimpulan kriteria perancangan Sumber Data Sangadji dan Sopiah (2010:170) menyatakan ada sua jenis sumber data dalam hal ini yaitu data primer dan sekunder. Dalam perancangan ini sumber data diperoleh dengan cara sebagai berikut : a. Sumber data primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari sumber asalnya. Data primer ini diperoleh melalui : 1) Wawancara atau tanya jawab dilakukan dengan pihak-pihak yang paham terhadap permasalahan yang terkait, yakni pengelola mall dan pengunjung pada tempat dilakukan studi banding. Data tentang narasumber yang terkait dalam penyusunan laporan ini akan ditampilkan dalam daftar narasumber di bagian belakang laporan. 8

9 2) Observasi langsung, yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung pada obejek sejenis (mall) di lokasi berbeda, mencari data seperti seperti desain arsitektural, pengamatan layout (denah dan pola massa), sirkulasi dan manajemen dalam mall. Hasil observasi ke lapangan disajikan dalam bentuk gambar (sketsa, foto) dan tabel. b. Sumber Data Sekunder Merupakan data yang dikumpulkan oleh pihak lain, kemudian digunakan sebagai acuan pendukung dalam membuat laporan seminar tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari literatur berupa buku cetak, buku elektronik (ebook), jurnal dan dibantu dengan sumber internet yang berkaitan dengan mall. Acuan dalam literatur tersebut diangkat sebagai bahan pelengkap informasi serta dapat dijadikan perbandingan pada landasan perancangan Jenis Data Sangadji dan Sopiah (2010:175) menyatakan jenis data yang dikumpulkan, menurut sifatnya ada 3, yaitu data subyek, data fisik dan data dokumenter. Dalam perancangan ini data tersebut diantaranya : a. Data subyek, yaitu data yang berupa opini, sikap, pengalaman dan karakteristik subjektif dan kualitatif. Data ini didapatkan melalui wawancara. b. Data fisik, merupakan data dengan wujud benda nyata, dalam hal ini berupa data bangunan dan ruangan, furniture dan barang-barang yang ada didalamnya yang kuantitatif dan terukur. Data ini didapatkan melalui observasi langsung. c. Data dokumenter, merupakan data berupa literatur seperti buku, jurnal, koran majalah, ebook, dan sumber web Analisis Data Analisis yang digunakan dalam metode perancangan ini yaitu analisis komparasional, yaitu membandingkan perbedaan variabel data-data yang telah dikumpulkan (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Dalam hal ini penulis membandingkan beberapa hasil objek studi fasilitas sejenis dari segi teknis dan non teknis untuk mendapatkan kriteria perancangan yang tepat Penarikan Kesimpulan Data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan untuk dapat memperkuat pilihan atau verifikasi, seperti ditolak atau diterima (Sangadji dan Sopiah, 2010:210). Teknik yang dipakai adalah dengan penarikan kesimpulan deduktif, yakni dengan melihat masalah dari makro ke mikro (dari yang bersifat umum ke khusus). Penarikan kesimpulan dilakukan bersamaan dengan proses sintetis. 9

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

BAB I PENDAHULUAN TUGAS AKHIR 135. LP3A - Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanjung Pandan adalah kota terbesar sekaligus menjadi ibukota kabupaten Belitung. Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk antar kecamatan di Belitung sangat bervariasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan gambaran secara umum dari isi laporan dan alasan pemilihan judul dalam latar belakang, permasalahan-permasalahan yang ada, tujuan, serta metode perancangan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK 1.1.1. Gagasan Awal Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah sebuah perancangan baru hotel resort di kawasan Pantai Sepanjang, Gunungkidul,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2  Jum'at, 3 Mei :48 wib Bab I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek A. Umum Pertumbuhan ekonomi DIY meningkat 5,17 persen pada tahun 2011 menjadi 5,23 persen pada tahun 2012 lalu 1. Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Lebih terperinci

Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung

Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Beachwalk Mall di Tanjung Pandan, Belitung Penekanan Desain Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kuliner semakin lama semakin berkembang. Banyaknya media cetak, media elektronik yang menyajikan informasi kuliner semakin lama semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan. 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sudah dikenal oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan dibahas mengenai latar belakang dari perancangan sebuah Museum seni karikatur dan patung di Tabanan dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian.

Lebih terperinci

BEACH MALL DI GIANYAR

BEACH MALL DI GIANYAR SEMINAR TUGAS AKHIR Alur Desain BEACH MALL DI GIANYAR Oleh : I WAYAN PARSIKA UTAMA NIM : 1204205014 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015-2016 SEMINAR TUGAS AKHIR Alur Desain BEACH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir 2015 Penataan Pantai Purnama Gianyar 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melatarbelakangi penataan dan pengembangan daya tarik wisata di Pantai Purnama, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Banyak daerah-daerah di Indonesia yang memiliki potensi pariwisata yang dapat diolah dan dikembangkan untuk dikenalkan kepada wisatawan mancanegara bahwa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang a. Strategi/ Pendekatan Perancangan Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo dikarenakan masih kurangnya fasilitas seperti rest area yang berada di tol Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Restoran merupakan sebuah tempat yang didirikan dengan tujuan komersial yang melayani pelanggan serta menyajikan makanan atau minuman yang baik untuk dikonsumsi. Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan zaman disertai dengan perkembangan penduduk yang cukup tinggi terutama di wilayah perkotaan, seringkali terjadi adanya masalah keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan diuraikan alasan pemilihan judul pada latar belakang yang dilengkapi juga dengan fakta-fakta pendukungnya, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan.

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penulisan. Latar belakang merupakan uraian uraian tentang hal yang mendasari topik yang dibahas pada makalah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...4 1.3 Tujuan...4 1.4 Metode Perancangan...4 1.4.1 Permulaan...4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I dibahas latar belakang masyarakat kota Denpasar yang memerlukan adanya sebuah tempat penitipan dan perawatan bayi serta anak, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu ini menjabarkan mengenai latar belakang dari Redesain Polsek Ubud, Gianyar, beserta rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang nantinya akan digunakan dalam merangkum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab I ini akan membahas mengenai pendahuluan. Adapun aspek yang dibahas meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian yang akan digunakan seperti data primer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan. Latar belakang pada bab ini membahas tentang seluk beluk atau dasar pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah yang menjadi tujuan wisata baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, hal ini terbukti dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Kajian perancangan dalam seminar ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau uraian secara sistematis

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Proses dan Metode Umum Proses kajian yang digunakan dalam merancang Green Park Mall di Gresik dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat analisa kuantitatifkorelatif,

Lebih terperinci

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN

SEASIDE HOTEL DI JEPARA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kabupaten Jepara teletak di Pantura Timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Jepara memiliki garis pantai sepanjang 82,73 km termasuk keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PNDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era baru ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, terutama Kota Bandung - Jawa Barat. Kota Bandung merupakan kota metropolitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan sektor yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi

Lebih terperinci

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR CIREBON SHOPPING MALL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DISUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Semarang sebagai salah satu Kabupaten di Indonesia yang sedang berkembang, mempunyai berbagai macam dan banyak sekali aktivitas masyarakat didalamnya, ditinjau

Lebih terperinci

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH

PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH TUGAS AKHIR 111 Periode April September 2010 LAPORAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PASAR FESTIVAL INDUSTRI KERAJINAN DAN KULINER JAWA TENGAH DI KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Berlakunya Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, memiliki implikasi yang sangat luas dan menyeluruh dalam kebijaksanaan dan pengelolaan daerah. Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Secara umum pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, teknik perancangan, dan sistematika penulisan dalam perancangan Toko Modern

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Liburan menjadi salah satu kebutuhan penting dan gaya hidup baru bagi manusia masa kini yang manfaatnya dapat dirasakan bagi psikologis manusia. Liburan dapat

Lebih terperinci

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48

Taman Imaginasi Di Semarang 126/48 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibukota Provinsi Jawa Tengah yang memiliki kepadatan penduduk 1.739.989 jiwa pada data BPS bulan November tahun 2013. Kota Semarang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesenjangan dalam pembangunan, penyediaan infrastruktur, pola persebaran penduduk, dan investasi antar kota sebagai kota industry, wisata, jasa/perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan pecinta fotografi di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat signifikan karena perkembangan fotografi mengalami banyak perubahan fungsi. Awalnya

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1

besar artinya bagi usaha pengembangan kepariwisataan.1 BAGIAN SATU PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Potensi Wisata Pulau Lombok Lombok merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang termasuk sebagai salah satu daerah tujuan wisata. Dan telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang semakin maju di Indonesia. Di provinsi Sumatera Utara terdapat beberapa kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Informasi yang dibutuhkan manusia begitu banyak dan tidak dapat dipisahkan dari keseharian kehidupan. Akan tetapi, pada kenyataannya, tidak semua masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gambar 1. 1 Skema Latar Belakang Sumber : Penulis 17 1.1.1 Film Sebagai Media Hiburan Warga Kota Film merupakan salah satu media hiburan dalam mengusir kebosanan warga

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode BAB III Metode Perancangan Merancang Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun merupakan hal yang sangat diperlukan. Karena di kota Madiun sendiri masih kurang mempunyai sarana atau tempat untuk refreshing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai latar belakang Pusat Kebugaran dan SPA di Denpasar. Pada latar belakang akan membahas permasalahan dari berbagai sumber untuk memperkuat alasan diperlukannya

Lebih terperinci

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS

PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 PUSAT KECANTIKAN DI KUDUS Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan

Lebih terperinci

Kantor Produksi Iklan di Badung

Kantor Produksi Iklan di Badung TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Kantor Produksi Iklan di Badung MAHASISWA: I Nyoman Satria Trypartha 0804205084

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang penjelasan-penjelasan awal yang dijabarkan dalam latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan, dan metode perancangan yang dilakukan selama proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Semarang mempunyai potensi sebagai pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia karena mempunyai beberapa fasilitas penunjang yang memadahi sehingga dapat memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng,

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali. satu Kotamadya, yang diantaranya: Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Gambaran Kondisi Kepariwisataan Daerah Bali Sebagai pulau yang mempunyai luas daratan ± 5.632,86 km², Bali merupakan kesatuan wilayah Propinsi yang terbagi menjadi

Lebih terperinci

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN

CITY HOTEL BINTANG 3 DI PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Letak Kota Pekalongan yang strategis berada pada Jalur Pantura dan menghubungkan kotakota besar seperti Jakarta Semarang Surabaya serta potensi-potensi Kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Projek 1.1.1 Gagasan awal Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi Biota Laut Endemik di Jepara merupakan pendekatan sebuah perancangan baru kompleks

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( L P 3 A ) HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun Oleh: Nama : Lina

Lebih terperinci

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT Landasan Program Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT (Penekanan pada Optimalisasi Lahan) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) atau yang sering disebut Taman Jurug adalah obyek wisata yang terletak di tepian sungai Bengawan Solo dengan luas lahan 13.9 Ha, memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rekreasi dan hiburan telah menjadi unsur penting dalam kehidupan masyarakat modern saat ini. Seiring perkembangan zaman, padatnya aktivitas,dan tingginya tuntutan hidup

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi

BAB 3 METODE PERANCANGAN. yang bersifat ilmiah. Langkah-langkah ini meliputi survei obyek-obyek studi BAB 3 METODE PERANCANGAN Analisis ini menggunakan analisis secara kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan, menciptakan, menemukan konsep dan teori. (Hamidi 2005:14) Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual

Lebih terperinci

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR - 36 Periode Januari Juni 2011 HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Diajukan

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN

1 C I T Y H O T E L D I H A R B O U R B A Y B A T A M F e r i t W i b o w o BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, yang disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan berikut makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, semua serba canggih, praktis, tersaji dengan cepat mungkin, seiring itu juga timbul masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi kepada orang lain dengan menggunakan sarana tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian yang dilakukan, dan disertai dengan teori-teori serta data-data yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN

SOLO FINE ART SPACE BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode perancangan Metode merupakan sebuah strategi atau cara yang dapat mempermudah dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga dalam proses perancangan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan gb. 1.1. Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar Potensi dan daya tarik Pantai Lebih 1. Potensi alam Pantai

Lebih terperinci

Pengkaj ian Teori 8

Pengkaj ian Teori 8 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Lembar Persembahan Kata Pengantar Abstraksi Daftar Isi Daftar Gambar i ii iii v vi x BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.1.1. Kebutuhan akan Fasilitas Pariwisata Kota

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu ABSTRAK Perancangan Pasraman Hindu di Buleleng merupakan suatu upaya dalam memberikan pembinaan serta pendidikan secara mental dan fisik baik jasmani maupun rohani kepada seluruh masyarakat Hindu, khususnya

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Pontianak sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat memiliki karakter kota yang sangat unik dan jarang sekali dijumpai pada kota-kota lain. Kota yang mendapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide dan gagasan gagasan perancangan integrasi pasar tradisional dengan ruang publik terbuka hijau muncul karena semakin banyak isuisu perkotaan yang saat ini

Lebih terperinci

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah melahirkan masyarakat informasi yang makin besar tuntutannya akan hak untuk mengetahui dan hak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Tugas Akhir PERIODE 108 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS

PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT PERBELANJAAN DENGAN KONSEP MAL DI KOTA KUDUS (REDESAIN KUDUS PLAZA) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini akan dijelaskan secara umum mengenai bagaimana latar belakang pemilihan judul proyek, rumusan masalah yang mempengaruhi bagaimana desain proyek nantinya, tujuan proyek,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Ide perancangan Gua Lowo merupakan obyek wisata alam yang berada di pegunungan dengan dikelilingi hutan jati yang luas. Udara yang sejuk dengan aroma jati yang khas, serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan, BAB III METODE PERANCANGAN Metode pada dasarnya diartikan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Penelitian adalah suatu penyelidikan dengan prosedur ilmiah untuk mengetahui dan mendalami suatu

Lebih terperinci