KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKAR TERHADAP KALOR YANG DIHASILKAN DI RUANG BAKAR BOILER. Abstrak
|
|
- Shinta Susanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH KOMPOSISI BAHAN BAKAR TERHADAP KALOR YANG DIHASILKAN DI RUANG BAKAR BOILER Arnold Lbn Gaol¹, Giyanto ¹, Shandy Mulia Bangun Hsb ² Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jumlah bahan bakar terhadap massa uap yang dihasilkan atau seberapa berat ( kg ) air yang berubah menjadi uap. Penelitian ini dilaksanaan di Kampus STIP-AP Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Data penelitian didapat dari eksperimen dan pengukuran isian drum untuk mendapatkan kebutuhan uap yang berbeda, Bahan bakar (cangkang dan fiber) dicampur dengan komposisi yang telah ditentukan. Campuran bahan bakar dimasukkan setiap 6 menit 0 sekali dan diukur setelah suhu air umpan diatas 90 C. Dan setelah + 1 jam dilakukan pengukuran air untuk mengetahui jumlah air yang habis karena terbentuknya uap.banyaknya bahan bakar yang digunakan selama 3 percobaan dengan komposisi cangkang 70 % dan fiber 30% di 3 percobaan. Untuk mendapatkan panas yang maksimal dengan bahan bakar yang seminimal mungkin untuk menghasilkan uap, maka diperlukan jumlah dan jenis bahan bakar untuk membakar permukaan pipa-pipa api guna memanaskan air Kata Kunci : uap, bahan bakar, Air A.Pendahuluan Boiler atau ketel uap merupakan salah satu penentu kualitas minyak kelapa sawit. Boiler hampir menjadi sentra dalam berbagai tingkatan proses ekstraksi buah kelapa sawit (tandan buah segar) menjadi CPO dan produk turunannya. Boiler merupakan peralatan utama pada industri pengolahan minyak sawit d a n t u r u n a n n y a. D a l a m p r o s e s pengolahaan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit uap menjadi kebutuhan yang utama sebagai fluida kerja. Uap dibutuhkan untuk merebus, mengaduk dan memanaskan buah kelapa sawit dan untuk pembangkit tenaga. Uap yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Untuk mendapatkan panas yang maksimal dengan bahan bakar yang seminimal mungkin untuk menghasilkan uap, maka diperlukan jumlah dan jenis bahan bakar untuk membakar permukaan pipa-pipa api guna memanaskan air 1 Dosen STIPAP 2 Mahasiswa STIPAP 36
2 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler B. Kajian Teoritis 1. Pengertian Ketel Uap (Boiler) Dewasa ini instalasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfundasi sebagai sarana untuk mengubah air menjadi uap bertekanan. Ketel uap dalam bahasa Inggris disebut dengan nama boiler berasal dari kata boil yang berarti mendidihkan atau menguapkan,sehingga boiler dapat diartikan sebagai alat pembentukan uap yang mampu mengkonversi energi kimia dari bahan bakar padat (padat cair dan gas) y a n g m e n j a d i e n e r g i p a n a s (Syamsir,1998). Uap yang dihasilkan dari ketel uap merupakan gas yang timbul akibat perubahan fase cairan menjadi uap atau gas melalui cara pendidihan yang memerlukan sejumlah energi dalam pembentukannya. Uap yang dihasikan oleh ketel uap dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain : Utilitas suatu daya pembangkit tenaga listrik dan industri. Gambar 1. Boiler Mini 1. Klasifikasi Ketel Uap S e c a r a U m u m k e t e l u a p d a p a t diklasifikasikan berdasarkan beberapa bagian, yaitu berdasarkan fluida yang mengalir dalam, pipa, pemakaian,jumlah lorong, letak dapur, bentuk dan letak pipa, system peredaran air bahan bakar, tekanan kerja ketel dan kapasitas uap. 2. Berdasarkan Fluida yang Mengalir Dalam Pipa Berdasarkan fluida kerja yang mengalir didalam dapur, maka ketel dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ketel PipaApi (fire tube boiler) Pada ketel pipa api fluida yang mengalir pada pipa adalah api dan gas nyala ( hasil pembakaran) yang menjadi energi panas, dimana panas tersebut diserap secara konduksi melalui dinding pipa. Contoh ketel pipa api: Ketel Scocth, ketel Cochan dan Corn Wall. b. Ketel Pipa Air (water tube boiler) Gambar 1. Boiler MiniPada ketel pipa air fluida yang mengalir melalui pipa adalah air. Energi panas (pembakaran bahan bakar) ditransfer dari luar pipa air ketel. Contoh ketel pipa air : Ketel Babcock and Wilcock, Ketel La mont, Ketel Benson, Ketel Takuma. 3. Berdasarkan pemakaian Berdasarkan pemakaian ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ketel Stasioner (stasionary boiler) Ketel stasioner adalah ketel yang beradapada pondasi yang tetap, seperti untuk pembangkit tenaga, untuk industri dan lain-lain. b. Ketel bergerak (mobile boiler) 37
3 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb Ketel bergerak adalah ketel yang dipsang pada pondasi yang bergerak atau berpindah- pindah, contohnya ketel lokomotif. 4. Berdasarkan Letak Dapur (Furnace position) Berdasarkan letak dapur ketel uap dapat diklsifikasikan sebagai berikut : a. Ketel dengan pembakaran dalam ( internal fired steam boiler) Ketel pada bagian jenis ini memiliki dapur dibagian dalam ketel b. Ketel dengan pembakaran diluar (external fired steam boiler). Ketel pada jenis ini memilki dapur pembakaran dibagian luar ketel. 5. Berdasarkan Jumlah lorong (boiler tubes) 6. Berdasarkan jumlah lorong ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ketel lorong tunggal (single tubes steam 7. Berdasarkan bentuk dan letak pipa. Berdasarkan bentuk dan letak pipa ketel uap dapat diklasifiksikan sebagai berikut : a. Ketel dengan pipa lurus, bengkok dan lekak-lekuk (stragiht, bent, and sinous tubuler heating surface). b. Ketel dengan pipa miring datar dan pipa miring tegak (horizontal inclined or tubuler heating surface) 8. Berdasarkan Sistem Peredaran Air (water circulation) Berdasarkan sistem peredaran airnya ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Ketel dengan peredaran alami (natural circulation Boiler) Peredaran air dalam pada ketel terjadi secara alami akibat dari perbedaan berat jenis air pada saat dipanaskan sehingga terjadi aliran konveksi alami. b. Ketel dengan peredaran paksa ( forced circulation steam boiler) Pada ketel jenis ini peredaran air terjadi karena adanya suatu alat bantu yaitu pompa sentrifugal yang digerakkan dengan motor listrik. 9. Berdasarkan jenis bahan bakar Berdasarkan jenis bahan bakar yang digunakan maka ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ketel uap dengan bahan bakar padat ( batubara, cangkang, serabut, kayu dan lain-lain) b. Ketel uap dengan bahan bakar cair (minyak bumi, bensin, solar) c. Ketel uap dengan bahan bakar gas (gas alam, gas bumi dan lain-lain) d. Ketel uap dengan bahan bakar nuklir (uranium) 10. Berdasarkan Tekanan Kerja Ketel Berdasarkan tekanan kerjanya ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Ketel uap tekanan rendah, dibawah 5 kg/cm2 b. Ketel uap tekanan menengah, antara 5 30 kg /cm2 c. Ketel uap tekanan tinggi, antara kg/cm2 38
4 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler 11. Berdasarkan Kapasitas Uap Berdasarkan uap yang dihasilkan ketel uap dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Ketel uap dengan kapasitas uap rendah (dibawah 10 ton uap/jam) b. Ketel uap denga kapasitas uap sedang (10-60 ton uap /jam) c. Ketel uap dengan kapasitas uap besar ( di atas 60 ton uap/jam) 12. Bagian-Bagian Utama Ketel Uap Pipa Air a. Ruang bakar Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan bakar. Bahan bakar dan udara dimasukkan kedalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran. Dari pembakaran bahan bakar dihasilkan sejumlah panas dan nyala api/gas asap. Dinding ruang bakar umumnya dilapisi dengan pipa-pipa yang berisi air ketel (waterwall). Air dalam pipa-pipa ini senantiasa bersirkulasi untuk mendinginkan dinding pipa dan sekaligus berfungsi sebagai pipa penguap. Dari drum atas air turun melalui pipa Downcomer dan pada pipa-pipa water wall air naik kembali menuju drum atas. Semakin cepat laju peredaran air, pendinginan dinding pipa bertambah baik dan kapasitas uap yang dihasilkan bertambah besar. Kebersihan dinding pipa waterwall sangat mempengaruhi besarnya laju perpindahan panas. Pengotoran dinding pipa dapat terjadi pada permukaan luar akibat jelaga atau dapat terjadi pada permukaan dalam akibat kerak ketel. kotoran yang melekat pada dingding pipa waterwall akan memperkecil kapasitas yang dihasilkan ketel. lapisan kerak pada dinding pipa sebelah dalam dapat pula menyebabkan naiknya tekanan ketel. Secara umum bentuk ruang bakar terdiri atas dua jenis yaitu: Berbentuk silinder Berbentuk kotak b. Drum Ketel Uap Drum ketel berfungsi sebagai tempat penampungan air dan uap. dalam drum terjadi pemisahan antar air dan gelembung-gelembung uap. gelembung uap akan pecah dan menimbulkan percikan bintik-bintik air. Akibat perbedaan massa jenis, uap naik kebagian atas drum, sedangkan air sebelah bawah. c. Pipa Waterwall Pada ruang bakar ketel uap komponenyang paling penting adalah pipa waterwall, dimana panas yang dihasilkan pada pembakaran bahan bakar diserap 39
5 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb waterwall,sehingga air yang terdapat pada pipa waterwall mengalami penaikan temperatur sampai berubah menjadi uap. d. CerobongAsap Cerobong asap berfungsi untuk membuang das asap yang tidak dipakai lagi keudara bebas,untuk mengurangi polusi disekitar instlasi ketel, Sehingga proses pembakaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan cerobong asap pengeluaran gas asap dapat lebih sempurna. e. Dumper Dumper berfungsi sebagai katup atau pintu agar udara ataupun bahan bakar dapat mengalir ke arah yang diiinginkan. f. Termodinamika Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Sistem termodinamika terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini, penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super p e l a n ". P r o s e s t e r m o d i n a m i k a bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang. Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik. Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. g. Sistem Termodinamika Sistem termodinamika adalah b a g i a n d a r i j a g a t r a y a y a n g diperhitungkan. Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut l i n g k u n g a n. K l a s i f i k a s i s i s t e m termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan. h. Keadaan Termodinamika Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang merupakan fungsi keadaan. Jumlah p r o p e r t i m i n i m a l y a n g h a r u s dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan 40
6 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler yang berlainan dimungkinkan. Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut. i. Hukum-Hukum Dasar Termodinamika Terdapat 4 Hukum dasar yang berlaku dalam system termodinamika yaitu: H u k u m Aw a l ( Z e r o t h L a w ) Te r m o d i n a m i k a. H u k u m i n i menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya. Hukum Pertama Termodinamika. Hukum ini terkait dengan kekekalan energi dan menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum Kedua Termodinamika. Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya. Hukum Ketiga Termodinamika. Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. j. Siklus Rankine Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus Rankine kadang-kadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu turbin efisien digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan yang utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih s e d i k i t e n e rg i d i b a n d i n g y a n g memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot). Suatu siklus thermodinamika mengkonversi panas ke dalam pekerjaan. Panas disediakan secara eksternal bagi suatu pengulangan tertutup, yang pada umumnya menggunakan air sebagai cairan. Siklus ini menghasilkan sekitar 80% dari semua tenaga listrik yang digunakan. 41
7 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah. Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropik. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi. Proses Siklus Rankine, dimana Siklus Rankine adalah suatu mesin kalori dengan uap air menggerakkan siklus. Cairan Aktip yang umum adalah air. Siklus terdiri dari empat proses, setiap siklus mengubah keadaan fluida (tekanan dan/atau wujud). Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam b e n t u k c a i r. P r o s e s i n i membutuhkan sedikit input energi. Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler dimana fluida dipanaskan hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh. Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini mengurangi temperature dan tekanan uap dan diperlukan sedikit kondensasi. Proses 4: Uap basah memasuki kondensor dimana uap diembunkan dalam tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh. Gambar 4. Siklus Rankine Sederhana (Diagram T-S) 42
8 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler C. Metodologi Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di Kampus STIP-AP Medan. Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2012 sampai 15 Juli Alat dan Bahan Penelitian a. Alat yang digunakan dalam penelitian Boiler berfungsi sebagai penghasil uap, alat ukur boiler adalah : b. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah Air dan Bahan Bakar (cangkang dan fiber ). 3. Metode Penelitian Data penelitian didapat dari eksperimen dan pengukuran isian drum untuk mendapatkan kebutuhan uap yang berbeda Secara sistematik penelitian dilakukan sebagaimana flow penelitian sebagai berikut : Isi air kedalam drum air umpan setinggi 30 cm Masukkan bahan bakar (cangkang dan serabut) Hidupkan fan Hidupkan boiler sampai suhu drum diatas 90 C Masukkan bahan bakar percobaan setiap 6 menit Ukur suhu Ukur ketinggian air Gambar 5. Flow Sistematik Peneliti 43
9 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb D. HASILDAN PEMBAHASAN 1. HASIL Bahan bakar (cangkang dan fiber) dicampur dengan komposisi yang telah ditentukan. Campuran bahan bakar dimasukkan setiap 6 menit sekali dan 0 diukur setelah suhu air umpan diatas 90 C. Dan setelah + 1 jam dilakukan pengukuran air untuk mengetahui jumlah air yang habis karena terbentuknya uap. Banyaknya bahan bakar yang digunakan selam 3 percobaan dengan komposisi cangkang 70 % dan fiber 30% di 3 percobaan, yaitu : a. Percobaan pertama, 15 kg/jam Fiber = 15 kg x 30% = 4,5 kg = 4,5 kg / 10 = 0,45 kg/6 menit Cangkang = 15 kg x 70% = 10,5 kg = 10,5 kg / 10 = 1.05 kg/6 menit b. Percobaan kedua, 22,5 kg/jam Fiber = 22.5 kg x 30% = 6,75 kg = 6,75 kg / 10 = 0,675 kg/6 menit Cangkang = 22,5 kg x 70% = 15,75 kg =15,75 kg / 10 = 1,575 kg/6menit c. Percobaan ketiga, 30 kg/jam Fiber Cangkang = 22.5 kg x 30% = 6,75 kg= 6,75 kg/10 = 0,675 kg/6 menit = 22,5 kg x 70% = 15,75 kg = 15,75 kg / 10 = 1,575 kg/6 menit Nilai kalor bahan bakar tertingggi atau Highest Heating value (HHV), yang dalam hal ini uap air yang terbentuk dari hasil pembakaran dicairkan terlebih dahulu, sehingga panas pengembunannya turut dihitung serta nilai sebagai panas pembakaran yang terbentuk. Nilai kalor bahan bakar terendah atau Lowest Heating Value (LHV), uap air yang terbentuk dari hasil pembakaran tidak perlu dicairkan terlebih dahulu, sehingga panas pengembunannya tidak ikut serta untuk diperhitungkan sebagai panas pembakaran bahan tersebut. Adapun nilai kalor tertinggi atau highest heating value (HHV) dan nilai kalor terendah lowest heating value (LHV) adalah: Nilai kalor tetinggi atau highest heating value (HHV). Nilai kalor terendah atau lowest heating value (LHV). Nilai LHV campuran cangkang dan fiber tergantung pada komposisi campuran bahan bakar. Biasanya 75 : 25. Unsurunsur C, H 2, S, H2O pada rumus diatas, adalah penjumlahan unsur-unsur tersebut dari fiber dan cangkang. 44
10 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler Komposisi cangkang dan serabut yang digunakan dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 1. Komposisi Cangkang dan Serabut Unsur Serabut (%) Cangkang (%) Carbon (C) Hidrogen (H ) Oksigen (O ) Nitrogen (N ) Sulfur (S) Air (H O) Abu PEMBAHASAN Dari tabel 1 dapat dibuat grafik sebagai berikut : Gambar 6. Grafik suhu air umpan Gambar 7. grafik suhu ruang bakar 45
11 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb Gambar 8. Grafik suhu upper drum a.laju alir Mbb : (mbb x 1000) / 3600 b.laju alir massa uap : (m uap x 1000) / 3600 Tabel 4. hasil perhitungan lajualir Mbb dan Massa Uap No Mbb Laju Alir Massa Laju Alir Massa Kalor Uap (kg) Mbb (gr/s) Uap (kg) uap (gr/s) (kcal) Gambar 9. Grafik perbandingan laju alir Mbb Gambar 10. Grafik laju alir massa uap 46
12 Kajian Eksperimental Pengaruh Komposisi Bahan Bakar Terhadap Kalor yang Dihasilkan di Ruang Bakar Boiler c. kalor yang terbentuk kalor yang terbentuk oleh bahan bakar tersebut ialah : Jenis unsur komposisi fiber (%) Tabel 5. komposisi bahan bakar fiber (%) komposisi cangkang cangkang (%) hasil Hidrogen (H2) Carbon Sulfur Nitrogen Oksigen ABU AIR HHV= 18369,4105 / 0,2388 = Kcal/kg LHV = / 0,0238 = Kcal/kg a. Kalor pada percobaan 1 (15kg/jam) Penelitian yang telah dilakukan : - Bahan bakar yang digunakan : 15 kg - Kalor bahan bakar : Kcal/kg - Uap yang terbentuk : kg sehingga - jumlah kalor yang terbakars = 15 kg x Kcal/kg = Kcal - jumlah kalor yang diperlukan untuk membentuk 1 kg uap 47
13 Arnold Lbn Gaol, Giyanto, Shandy Mulia Bangun Hsb = Kcal / kg = Kcal/kg uap b. Kalor pada percobaan 2 (22.5kg/jam) Penelitian yang telah dilakukan : - Bahan bakar yang digunakan : 22.5 kg - Kalor bahan bakar : Kcal/kg - Uap yang terbentuk : 59,32 k sehingga - jumlah kalor yang terbakar = 22.5 kg x Kcal/kg = 91170,63 Kcal - jumlah kalor yang diperlukan untuk membentuk 1 kg uap = 91170,63 Kcal / 59,32 kg = Kcal/kg uap c. Kalor pada percobaan 3 (30kg/jam) Penelitian yang telah dilakukan : - Bahan bakar yang digunakan : 30 kg - Kalor bahan bakar : Kcal/kg - Uap yang terbentuk : 77,12 kg sehingga - jumlah kalor yang terbakar = 30 kg x Kcal/kg = ,84 Kcal - jumlah kalor yang diperlukan untuk membentuk 1 kg uap = ,84 Kcal / 77,12 kg = 1576,255 Kcal/kg uap E. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa semakin besar jumlah bahan bakar yang diberikan maka semakin banyak uap yang dihasilkan. Akan tetapi apabila ditelaah dengan seksama, semakin banyak jumlah bahan bakar yang diberikan bukan semakin efisien pembakaran yang terjadi untuk membentuk uap, itu dibuktikan dengan percobaan 1 yaitu dengan jumlah bahan bakar 15 kg/jam maka uap dapat dibentuk dengan Kcal/kg uap, dengan kata lain, pada percobaan 1 mendapatkan steam yang maksimal dengan jumlah bahan bakar yang minimal. G. DAFTAR PUSTAKA J. Moran, Michael dan Howard N. Shapiro, Termodinamika Teknik (Terjemahan), Jakarta, Erlangga. Risza,S Kelapa Sawit. Yogyakarta. Kanisius. Heriansyah pengolahan Kelapa sawit.jurnal Hasil Penelitian,Kerja Praktek dan Magang di Industri Kelapa Sawit. Naibaho, P.M, 1995 Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Medan, Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Tim Penulis PTPN IV. 2009, Buku Standard Operasional, Medan, PTPN IV. Iyung, Pahan Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Gadjah Madha. Bogor 48
BAB I PENDAHULUAN. uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Umum Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat energi yang mengubah air menjadi uap dengan kapasitas dan tekanan tertentu dan terjadi pembakaran di dapur ketel uap. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jenis dan Klasifikasi Ketel Uap Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada ujung pangkalnya seperti pada gambar 2.1 dan dalam perkembangannya dilengkapi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Ketel Bertenaga Listrik (Electric Boiler)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ketel Bertenaga Listrik (Electric Boiler) Ketel ini adalah merupakan salah u jenis dari pada ketel yang ditinjau dari sumber panas (Heat Source) untuk pembuatan uap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ketel Uap Dewasa ini instlasi tenaga uap sekurang-kurangnya terdiri dari pembangkit uap atau yang dikenal dengan sebutan ketel uap yang berfundasi sebagai sarana untuk
Lebih terperinciKETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM
KETEL UAP ANALISA EFISIENSI WATER TUBE BOILER BERBAHAN BAKAR FIBER DAN CANGKANG DI PALM OIL MILL DENGAN KAPASITAS 45 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU
ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Boiler Boiler/ketel uap merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciBOILER / KETEL UAP. 1. Pengertian Ketel Uap
BOILER / KETEL UAP 1. Pengertian Ketel Uap Ketel uap merupakan gabungan yang kompleks dari pipa-pipa penguapan (evaporator), pemanas lanjut (superheater), pemanas air (ekonomiser) dan pemanas udara (air
Lebih terperinciPERANCANGAN KETEL UAP PIPA API JENIS SCOTCH KAPASITAS. 10 TON UAP Jenuh/jam TEKANAN 15 Kg/cm 2 TUGAS AKHIR
PERANCANGAN KETEL UAP PIPA API JENIS SCOTCH KAPASITAS 10 TON UAP Jenuh/jam TEKANAN 15 Kg/cm 2 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM
ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER PADAA PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,
Lebih terperinciGbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil
BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.
Lebih terperinciW = p V= p(v2 V1) Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan volume yang ditulis sebagai
Termodinamika Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan. Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Boiler Salah satu peralatan yang sangat penting di dalam suatu pembangkit tenaga listrik adalah Boiler (Steam Generator) atau yang biasanya disebut ketel uap. Alat ini merupakan
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU
BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi
Lebih terperinciPERHITUNGAN EFISIENSI BOILER
1 of 10 12/22/2013 8:36 AM PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER PERHITUNGAN EFISIENSI BOILER Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja
Lebih terperinciANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM
ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM Harry Christian Hasibuan 1, Farel H. Napitupulu 2 1,2 Departemen
Lebih terperinciANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER DI PTPN IV PKS BAH JAMBI DENGAN KAPASITAS 45 TON UAP/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA KETEL UAP PIPA AIR BERBAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER DI PTPN IV PKS BAH JAMBI DENGAN KAPASITAS 45 TON UAP/JAM LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB III PROSES PEMBAKARAN
37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
8 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Energi memiliki peranan penting dalam menunjang kehidupan manusia Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan energi pun terus meningkat Untuk dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ALAT PENGKONDISIAN UDARA Alat pengkondisian udara merupakan sebuah mesin yang secara termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C
NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C Makalah Seminar Tugas Akhir ini disusun sebagai
Lebih terperinci2.1.2 UapJenuh. Universitas Sumatera Utara
2.1 Proses Pembentukan Uap Proses terbentuknyauapterjadi melaluiperubahan energi panas pembakaran bahan bakar menjadi energi panasdalam bentuk uap. Panashasil pembakarandigunakanuntuk menaikkan entalpiair
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA
1 PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP Oleh BAYU AGUNG PERMANA JASIRON NENI SUSANTI (0615021007) TEKNIK MESIN UNILA (0715021012)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit listrik tenaga uap adalah sistem yang dapat membangkitkan tenaga listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT
ANALISA EFISIENSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON/JAM TEKANAN KERJA 20 BAR DI PABRIK KELAPA SAWIT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan
Lebih terperinciBAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS
48 BAB VI ANALISA PENGHEMATAN BIAYA BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN BAHAN BAKAR GAS Persaiangan dunia usaha sangatlah ketat, ditambah perdagangan bebas dengan masuknya barang barang Impor terutama barang dari
Lebih terperinciPENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR
PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling
Lebih terperinciSistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada
Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.
Lebih terperinciTURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.
5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas
BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)
Lebih terperinciBAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin
BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO
PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA RUSNOTO ABSTRAK Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat yang mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan dan uap tersebut
Lebih terperinciPERANCANGAN KETEL UAP LANCASHIRE DENGAN KAPASITAS 10 TON PER JAM SKRIPSI
PERANCANGAN KETEL UAP LANCASHIRE DENGAN KAPASITAS 10 TON PER JAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang Untuk memenuhi syarat memperoleh Gelar
Lebih terperinciPROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN
PROSES ADIABATIK PADA REAKSI PEMBAKARAN MOTOR ROKET PROPELAN DADANG SUPRIATMAN STT - JAWA BARAT 2013 DAFTAR ISI JUDUL 1 DAFTAR ISI 2 DAFTAR GAMBAR 3 BAB I PENDAHULUAN 4 1.1 Latar Belakang 4 1.2 Rumusan
Lebih terperinciStudi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air
Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin
Lebih terperinciAnalisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)
Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperinciPERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA
PERFORMANSI KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 18 TON/JAM DI PKS MERBAUJAYA INDAHRAYA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan memakai bahan bakar antara lain bahan bakar padat dan bahan bakar cair,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketel Uap Ketel Uap adalah suatu bejana bertekanan yang tertutup, air dipanaskan dengan memakai bahan bakar antara lain bahan bakar padat dan bahan bakar cair, bahan bakar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Boiler Menurut Djokosetyardjo (2003), boiler atau ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.
Lebih terperinciNama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.
KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dapat digunakan untuk pemanas. menghasilkan uap. Dimana bahan bakar yang digunakan berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketel uap merupakan suatu pesawat tenaga yang banyak digunakan dan dianggap layak dalam dunia industri di negara indonesia. Dimana ketel biasanya digunakan untuk penggerak
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN DATA 3.1 Analisis dan Pembahasan Kehilangan panas atau juga bisa disebut kehilangan energi merupakan salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh dalam mengidentifikasi
Lebih terperinciKETEL UAP (STEAM BOILER)
KETEL UAP (STEAM BOILER) Sebuah ketel uap biasanya merupakan bejana tertutup yang terbuat dari baja. Fungsinya adalah memindahkan panas yang dihasilkan pembakaran bahan bakar ke air yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR
BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR Untuk mengenalkan aspek-aspek refrigerasi, pandanglah sebuah siklus refrigerasi uap Carnot. Siklus ini adalah kebalikan dari siklus daya uap Carnot. Gambar 1.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan
Lebih terperinciPLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP)
PLTU (PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP) I. PENDAHULUAN Pusat pembangkit listrik tenaga uap pada saat ini masih menjadi pilihan dalam konversi tenaga dengan skala besar dari bahan bakar konvensional menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciTINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL
HALAMAN JUDUL Teknik LAPORAN PENELITIAN DOSEN TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL Oleh : Bagiyo Condro Purnomo NIK. 087606031 Fakultas Teknik Saifudin,
Lebih terperinciEfisiensi PLTU batubara
Efisiensi PLTU batubara Ariesma Julianto 105100200111051 Vagga Satria Rizky 105100207111003 Sumber energi di Indonesia ditandai dengan keterbatasan cadangan minyak bumi, cadangan gas alam yang mencukupi
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciPERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU
TUGAS AKHIR PERENCANAAN KETEL UAP PIPA API DENGAN KAPASITAS UAP HASIL 4500 Kg/JAM TEKANAN KERJA 9 kg/cm 2 BAHAN BAKAR AMPAS TEBU Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan tenaga listrik terus meningkat. Tenaga listrik digunakan pada berbagai lini kehidupan seperti rumah tangga, perkantoran, industri baik home industry,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER
BAB IV PEMBAHASAN KINERJA BOILER 4.1 Spesifikasi boiler di PT. Kartika Eka Dharma Spesifikasi boiler yang digunakan oleh PT. Kartika Eka Dharma adalah boiler jenis pipa air dengan kapasitas 1 ton/ jam,
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT
ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer
Lebih terperinciOPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR
OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR Grata Patisarana 1, Mulfi Hazwi 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciPenggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin Galuh Renggani Wilis, ST.,MT ABSTRAKSI Pengkondisian udara disebut juga system refrigerasi yang mengatur temperature & kelembaban udara. Dalam beroperasi
Lebih terperinciBAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap
BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.
Lebih terperinciMULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng
MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi
Lebih terperinciI. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Mesin Refrigerasi Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur sampai 123 K Sedangkan proses-proses dan aplikasi teknik yang beroperasi pada kisaran temperatur
Lebih terperinciDiajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI
ANALISA PERFORMANSI KETEL PIPA AIR KAPASITAS 45 TON UAP/JAM, TEKANAN 30 kg/cm 2 DENGAN TEMPERATUR 270 0 C DI PABRIK KELAPA SAWIT SEI MANGKEI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciKata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Refrigeran merupakan media pendingin yang bersirkulasi di dalam sistem refrigerasi kompresi uap. ASHRAE 2005 mendefinisikan refrigeran sebagai fluida kerja
Lebih terperinciTugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika
Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika Oleh : Robbin Sanjaya 2106.030.060 Pembimbing : Ir. Denny M.E. Soedjono,M.T PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegaran udara. Komponen utama
Lebih terperinciBAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur
BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES
DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciPENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak
PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi listrik dan energi panas dewasa ini cukup pesat kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan proses manufaktur, tetapi juga
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG
NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG Ringkasan Tugas Akhir ini disusun Untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh derajat sarjana S1 Pada Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISA PEMBAKARAN PADA RUANG BAKAR BOILER UNTUK KEBUTUHAN 30 TON / JAM TEKANAN 20 BAR DENGAN BAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER SKRIPSI OLEH:
ANALISA PEMBAKARAN PADA RUANG BAKAR BOILER UNTUK KEBUTUHAN 30 TON / JAM TEKANAN 20 BAR DENGAN BAHAN BAKAR CANGKANG DAN FIBER SKRIPSI OLEH: M. AIDIL ADHARI SIREGAR 12.813.0055 FAKULTAS TEKNIK MEDAN 2017
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaman sekarang ini merupakan era industri yang memerlukan suatu daya dan kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya. Industri dan perusahaan
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP
ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR PADA KETEL UAP Yopi Handoyo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas "45" Bekasi E-mail : handoyoyopi@yahoo.com Abstrak Pada dunia industri terutama pada sektor produksi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :
LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji
Lebih terperinciKETEL UAP (STEAM BOILER)
3 KETEL UAP (STEAM BOILER) Sebuah ketel uap biasanya merupakan bejana tertutup yang terbuat dari baja. Fungsinya adalah memindahkan panas yang dihasilkan pembakaran bahan bakar ke air yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah sebuah mekanisme yang menstransformasikan energi panas menjadi energi mekanik melalui sebuah konstruksi mesin. Perubahan, energi panas menjadi energi
Lebih terperinciJalan W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38371A
Analysis of Fuel Heating Value of Fibers and Shell Palm Oil (Elaeis Guineensis Jacq) on Fire Tube Boiler Takuma Brands (Case Study Factory of Palm Oil in PT. Bio Nusantara Teknologi, Central Bengkulu Regency,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI.1 Latar Belakang Pengkondisian udaraa pada kendaraan mengatur mengenai kelembaban, pemanasan dan pendinginan udara dalam ruangan. Pengkondisian ini bertujuan bukan saja sebagai penyejuk
Lebih terperinciPENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN
PENGARUH MEDIA PENDINGIN AIR PADA KONDENSOR TERHADAP KEMAMPUAN KERJA MESIN PENDINGIN Kemas. Ridhuan 1), I Gede Angga J. 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hjar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem refrigerasi kompresi uap Sistem refrigerasi yang umum dan mudah dijumpai pada aplikasi sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri adalah sistem
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Penyimpanan Energi Termal Es merupakan dasar dari sistem penyimpanan energi termal di mana telah menarik banyak perhatian selama beberapa dekade terakhir. Alasan terutama dari penggunaan
Lebih terperinciA. HUKUM I THERMODINAMIKA
Standar Kompetensi : Menerapkan konsep termodinamika dalam mesin kalor Kompetensi Dasar :. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika Indikator :. Menjelaskan hukum
Lebih terperinci