LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN JL. SOEKARNO HATTA NO. 35 3/10/2017

2 BUPATI BANGKALAN KATA PENGANTAR Bismillahi rahmanirrahim... Puji dan Syukur kami panjatkan ke-khadirat Allah SWT, karena atas Ridho dan perkenan-nya kami dapat menyelesaikan Penyusunan, sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dilakukan sebagai bentuk pemenuhan kewajiban dan pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Bangkalan atas pelaksanaan tugas, tanggung jawab, dan kewenangan yang dimiliki, khususnya kewenangan pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya dalam proses perwujudan Visi dan Misi organisasi selama kurun waktu satu tahun anggaran. Kewajiban penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah bagi setiap instansi pemerintah ini, didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini menyajikan informasi tentang ukuran sejauh mana keberhasilan ataupun kekurangan dalam pencapaian target kinerja pemerintah yang telah dilaksanakan selama satu tahun anggaran dalam kerangka perwujudan tujuan RPJMD. i

3 . ii

4 IKHTISAR EKSEKUTIF Pemerintah Kabupaten Bangkalan senantiasa memperbaiki diri dalam upaya mewujudkan dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan kesejahteraan masyarakat. Diantaranya pada Tahun 2016 ini dilaksanakan pembahasan dan perubahan demi penyempurnaan Ukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan, dan telah ditetapkan menjadi Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 26 Tahun 2016 tentang Penyempurnaan Ukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun Penyempurnaan Ukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan tersebut ditetapkan berdasarkan isu-isu sentral dan strategis di Kabupaten Bangkalan dan sesuai dengan Visi dan Misi Kabupaten Bangkalan sebagai cita-cita dan tujuan penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bangkalan. Visi Kabupaten Bangkalan Tahun adalah Terwujudnya Masyarakat Bangkalan yang Makmur, Mandiri dan Agamis. Dalam upaya perwujudan visi tersebut ditetapkan 6 (enam) misi yang kemudian menjadi landasan penetapan 6 (enam) tujuan strategis Kabupaten Bangkalan dan 23 (dua puluh tiga) sasaran prioritas pembangunan Kabupaten, dengan menggunakan instrumen pengukuran 59 (lima puluh sembilan) indikator kinerja sasaran. Hasil pengukuran kinerja penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 diperoleh nilai rata-rata capaian kinerja sebesar 155,41. Hasil tersebut secara tidak langsung memberikan gambaran bahwa Pemerintah Kabupaten Bangkalan selama Tahun 2016 telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik, sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan pada kondisi masyarakat yang lebih baik. Dengan hasil ini, maka penyelenggaraan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dapat diklasiifikasikan masuk pada kategori sangat berhasil. iii

5 Dengan hasil capaian kinerja tersebut diharapkan dapat menjadi informasi yang berpengaruh positif pada peningkatan motivasi seluruh aparatur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Bangkalan, untuk senantiasa memberikan kinerja terbaiknya dengan melengkapi setiap kekurangan dan memperbaiki setiap kesalahan guna peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip Good Governance dalam Kerangka perwujudan Kabupaten Bangkalan Yang Makmur, Mandiri dan Agamis. iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR IKHTISAR EKSEKUTIF DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i iii v vi BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN DASAR HUKUM GAMBARAN KABUPATEN BANGKALAN ORGANISASI ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN UTAMA 13 KABUPATEN BANGKALAN 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN 22 BAB II PERENCANAAN KINERJA RENCANA STRATEGIS PERJANJIAN KINERJA 30 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ANALISIS CAPAIAN KINERJA REALISASI ANGGARAN KINERJA KEUANGAN 133 BAB IV PENUTUP KESIMPULAN UPAYA PERBAIKAN 138 LAMPIRAN - LAMPIRAN 1. MATRIKS RENSTRA 2. PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN CAPAIAN PRESTASI KABUPATEN BANGKALAN TAHUN HASIL REVIU DOKUMEN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2016 v

7 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tujuan dan sasaran 29 Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan 32 Tabel 3.1 Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun 2016 Tabel 3.2 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pendidikan Tahun 2016 Tabel 3.3 Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pendidikan Tabel 3.4 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Kualitas Dan Pemerataan Pendidikan Tabel 3.5 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Tahun 2016 Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Strategis Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Tabel 3.7 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat Tabel 3.8 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya pemberdayaan perempuan Tahun 2016 Tabel 3.9 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya pemberdayaan perempuan Tabel 3.10 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya pemberdayaan perempuan Tabel 3.11 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Prestasi Pemuda Dan Olahraga Tahun 2016 Tabel 3.12 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 Dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Prestasi Pemuda Dan Olahraga Tabel 3.13 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Prestasi Pemuda Dan Olahraga Tabel 3.14 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Tahun 2016 Tabel 3.15 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) vi

8 Tabel 3.16 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 69 Sasaran Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial utamanya untuk PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) Tabel 3.17 Prosentase tingkat pelayanan terhadap PMKS 70 Tabel 3.18 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas dan perlindungan bagi tenaga kerja Tahun 2016 Tabel 3.19 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya kualitas dan perlindungan bagi tenaga kerja Tabel 3.20 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya kualitas dan perlindungan bagi tenaga kerja Tabel 3.21 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa untuk mendukung Pertumbuhan daerah Tahun 2016 Tabel 3.22 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa untuk mendukung Pertumbuhan daerah Tabel 3.23 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya keberdayaan masyarakat dan desa untuk mendukung Pertumbuhan daerah Tabel 3.24 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan) Tahun 2016 Tabel 3.25 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan) Tabel 3.26 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan) Tabel 3.27 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Tahun 2016 Tabel 3.28 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) Tabel 3.29 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya kualitas koperasi dan UKM (Usaha Kecil Menengah) vii

9 Tabel 3.30 Data Koperasi di Kabupaten Bangkalan 79 Tabel 3.31 Data UMKM di Kabupaten Bangkalan 80 Tabel 3.32 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah Tahun 2016 Tabel 3.33 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah Tabel 3.34 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah Tabel 3.35 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya produksi sektor industri kecil dan menengah dan industri kreatif Tahun 2016 Tabel 3.36 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya produksi sektor industri kecil dan menengah dan industri kreatif Tabel 3.37 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya produksi sektor industri kecil dan menengah dan industri kreatif Tabel 3.38 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya jumlah wisatawan Tahun 2016 Tabel 3.39 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya jumlah wisatawan Tabel 3.40 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya jumlah wisatawan Tabel 3.41 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya investasi/penanaman modal daerah Tahun 2016 Tabel 3.42 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Meningkatnya investasi/penanaman modal daerah Tabel 3.43 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Meningkatnya investasi/penanaman modal daerah Tabel 3.44 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup Tahun 2016 Tabel 3.45 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup Tabel 3.46 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup Tabel 3.47 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Energi Tahun 2016 Tabel 3.48 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Energi viii

10 Tabel 3.49 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Energi Tabel 3.50 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan Tahun 2016 Tabel 3.51 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Jalan Dan Jembatan Tabel 3.52 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Jalan Dan Jembatan Tabel 3.53 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Kondisi Infrastruktur Dan Konservasi Sumber Daya Air Tahun 2016 Tabel 3.54 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Kondisi Infrastruktur Dan Konservasi Sumber Daya Air Tabel 3.55 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Kondisi Infrastruktur Dan Konservasi Sumber Daya Air Tabel 3.56 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya kualitas permukiman Tahun 2016 Tabel 3.57 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya kualitas permukiman Tabel 3.58 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya kualitas permukiman Tabel 3.59 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana transportasi Tahun 2016 Tabel 3.60 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Transportasi Tabel 3.61 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Sarana Dan Prasarana Transportasi Tabel 3.62 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Kependudukan Dan Peningkatan Kualitas Layanan Kependudukan Tahun 2016 Tabel 3.63 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Kependudukan Dan Peningkatan Kualitas Layanan Kependudukan Tabel 3.64 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Tertib Administrasi Kependudukan Dan Peningkatan Kualitas Layanan Kependudukan Tabel 3.65 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya Sistem Komunikasi, Informasi Dan Media Masa Tahun ix

11 Tabel 3.66 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 112 Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Sistem Komunikasi, Informasi Dan Media Masa Tabel 3.67 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD Sasaran Meningkatnya Sistem Komunikasi, Informasi Dan Media Masa 113 Tabel 3.68 Pencapaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya 114 Suasana Yang Aman Dan Tertib Dalam Kehidupan Bermasyarakat Tahun 2016 Tabel 3.69 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 114 Sebelumnya Sasaran Meningkatnya Suasana Yang Aman Dan Tertib Dalam Kehidupan Bermasyarakat Tabel 3.70 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 115 Sasaran Meningkatnya Suasana Yang Aman Dan Tertib Dalam Kehidupan Bermasyarakat Tabel 3.71 Pencapaian Kinerja Sasaran Meningkatnya tata kelola 117 birokrasi, akuntabilitas kinerja dan keuangan pemerintahan daerah Tahun 2016 Tabel 3.72 Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dengan Tahun 118 Sebelumnya Tabel 3.73 Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. akhir periode RPJMD 119 Sasaran Meningkatnya tata kelola birokrasi, akuntabilitas kinerja dan keuangan pemerintahan daerah Tabel 3.74 Hasil Evaluasi AKIP Kabupaten Bangkalan 122 Tabel 3.75 Komposisi Belanja Pemerintah Kabupaten Bangkalan 124 Tahun Anggaran 2016 Tabel 3.76 Alokasi Anggaran per Sasaran Strategis 125 Tabel 3.77 Pencapaian Kinerja dan Anggaran 127 Tabel 3.78 Efisiensi Penggunaan Sumber Daya 131 Tabel 3.78 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah 134 Tahun Anggaran 2016 Tabel 3.79 Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Tahun Anggaran Tabel 4.1 Capaian Rata-rata Setiap sasaran 137 x

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Akuntabilitas dalam sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Sistem manajemen pemerintah yang berfokus pada peningkatan Akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja, telah mengamanatkan pada setiap penyelenggara pemerintahan wajib melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi. Pemberlakuan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi mempertegas komitmen pemerintah dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangkalan merupakan perwujudan kewajiban pemerintah untuk memper-tanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten yang diwujudkan melalui pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas kinerja dilaksanakan melalui Pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan 1

13 kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi Kabupaten Bangkalan. Penilaian atas keberhasilan/kegagalan lebih difokuskan pada pencapaian sasaran, hal ini berkaitan dengan kinerja yang sebenarnya, dimana sasaran merupakan hasil yang ingin dicapai/diwujudkan dalam kurun waktu 1 atau kurang dari 1 tahun. Pemerintah Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelayanan Masyarakat dan Pembangunan pada hakekatnya mengemban tiga fungsi utama yakni : 1. Fungsi Alokasi : meliputi potensi daerah, sumber-sumber ekonomi dalam bentuk barang dan jasa, pelayanan masyarakat 2. Fungsi Distribusi : meliputi pendapatan dan kekayaan masyarakat, pemerataan pembangunan 3. Fungsi Stabilisasi : meliputi antara lain membantu bidang pertahanan, keamanan, ekonomi dan moneter. Dengan demikian pemberdayaan potensi daerah merupakan prioritas utama untuk dapat melaksanakan dan mewujudkan penyelenggaraan otonomi daerah. Salah satu potensi daerah yang mempunyai peluang dan posisi strategis untuk Kabupaten Bangkalan yaitu adanya wilayah dan penduduk, kelembagaan dan sumber daya manusia/aparatur pemerintah Kabupaten Bangkalan. 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangkalan ini dimaksudkan sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Kabupaten Bangkalan Tahun Adapun tujuannya adalah : - Aspek Akuntabilitas Kinerja bagi keperluan eksternal organisasi sebagai sarana pertanggungjawaban pemerintah Kabupaten Bangkalan atas capaian kinerja yang diperoleh selama tahun

14 - Aspek Manajemen Kinerja bagi keperluan internal organisasi sebagai sarana evaluasi pencapaian kinerja oleh manajemen pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk upaya-upaya perbaikan kinerja dimasa datang. Untuk setiap celah kinerja yang ditemukan, manajemen pemerintah Kabupaten Bangkalan dapat merumuskan strategi pemecahan masalahnya sehingga capaian kinerjanya dapat ditingkatkan secara berkelanjutan. 1.3 DASAR HUKUM Dasar Hukum penyusunan Dokumen LAKIP antara lain adalah : a. Undang-Undang Dasar 1945; b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nonor XI/MPR/l998 Tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; c. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; d. Undang undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 5587);; e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja; 3

15 h. Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bangkalan Tahun ; i. Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 39 Tahun 2013 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun ; j. Peraturan Bupati Bangkalan Nomor 26 Tahun 2016 tentang Penyempurnaan Ukuran Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANGKALAN. Kabupaten Bangkalan dengan luas 1.260,14 Km 2 yang berada di bagian paling barat dari pulau Madura terletak pada posisi 112 o sampai 113 o Bujur Timur dan 6 o sampai 7 o Lintang Selatan dengan batas-batas Wilayah sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa; b. Sebelah Timur berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Sampang; c. Sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Selat Madura. Wilayah Kabupaten Bangkalan terbagi menjadi 18 Kecamatan dan 281 desa/kelurahan atau lebih spesifik terdiri 273 desa dan 8 Kelurahan. Pembangunan di segala bidang yang telah digalakkan oleh Pemerintah besama masyarakat selama ini menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, hal ini tidak lepas dari Aparatur Sipil Negara Pemerintah Kabupaten Bangkalan yang berkinerja baik. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangkalan saat ini terdiri dari PNS, 923 Pejabat Struktural dan Jabatan Fungsional. Berdasarkan hasil Proyeksi dari Sensus Penduduk Tahun 2016, jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan tahun 2016 mencapai 4

16 dengan komposisi jiwa laki-laki dan jiwa Perempuan ORGANISASI. Perangkat Daerah Kabupaten Bangkalan meliputi Organisasi/Lembaga pada Pemerintah Kabupaten yang bertanggung jawab kepada Bupati dan membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan, terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas Daerah, Badan Daerah dan Kecamatan sesuai dengan kebutuhan Daerah. Secara hukum Perangkat Daerah Kabupaten Bangkalan diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah yang telah diperdakan pada tanggal 1 Desember Penjelasan lebih rinci tentang hal tersebut diatas dapat dikemukakan sebagai berikut : A. Sekretariat Daerah Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Staf Ahli, susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari : 1. Sekretaris Daerah 2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, membawahi : a. Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah, membawahi : - Subbagian Pemerintahan Umum; - Subbagian Otonomi Daerah; - Subbagian Perangkat Kecamatan dan Kelurahan; b. Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat, membawahi : - Subbagian Pendidikan dan Kepemudaan; 5

17 - Subbagian Keagamaan dan Kebudayaan; - Subbagian Kesejahteraan Sosial; c. Bagian Hukum, membawahi: - Subbagian Peraturan Perundang-undangan; - Subbagian Bantuan Hukum; - Subbagian Dokumentasi dan pengkajian Hukum; 3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan, membawahi: a. Bagian Administrasi Perekonomian, membawahi: - Subbagian Pengembangan Ekonomi Kerakyatan; - Subbagian Pembinaan dan Pengembangan Produk Daerah; - Subbagian Penanaman Modal dan BUMD; b. Bagian Administrasi Pembangunan, membawahi : - Subbagian Penyusunan Program; - Subbagian Pengendalian; - Subbagian Evaluasi dan Pelaporan; c. Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, membawahi : - Subbagian Tata Usaha Pengadaan; - Subbagian Pelayanan; - Subbagian Sanggahan dan Banding; 4. Asisten Administrasi Umum, membawahi : a. Bagian Umum, membawahi : - Subbagian Tata Usaha; - Subbagian Kepegawaian; - Subbagian Operasional; b. Bagian Organisasi, membawahi : - Subbagian Kelembagaan dan analisis Jabatan; - Subbagian Ketatalaksanaan dan Pelayanan Publik; 6

18 - Subbagian Pengembangan Kinerja; c. Bagian Humas dan Protokol, membawahi : - Subbagian Hubungan Masyarakat; - Subbagian Dokumentasi; - Subbagian Protokol; d. Bagian Keuangan dan Perlengkapan, membawahi : - Subbagian Keuangan; - Subbagian Perlengkapan dan Aset; - Subbagian Rumah Tangga; 5. Staf Ahli Staf Ahli terdiri dari : a. Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik; b. Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan; c. Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia; B. Sekretariat DPRD Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 35 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, susunan organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terdiri dari: Sekretaris DPRD, membawahi : a. Bagian Umum, membawahi : - Subbagian Administrasi Umum dan Kepegawaian; - Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan; - Subbagian Protokol dan Hubungan Masyarakat; b. Bagian Keuangan, membawahi : 7

19 - Subbagian Perencanaan dan Keuangan; - Subbagian Verifikasi; - Subbagian Akuntansi dan Pelaporan; c. Bagian Hukum dan Persidangan, membawahi :: - Subbagian Fasilitasi Perencanaan Produk Hukum Daerah; - Subbagian Fasilitasi Persidangan dan Risalah; - Subbagian Pengumpulan Dokumentasi Hukum; d. Bagian Penganggaran dan Pengawasan, membawahi : - Subbagian Fasilitasi Penganggaran; - Subbagian Fasilitasi Pengawasan; - Subbagian Layanan Aspirasi dan Kerjasama Antar Lembaga. C. Inspektorat. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 36 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Inspektorat. D. Dinas Pendidikan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Pendidikan. E. Dinas Kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kesehatan. F. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 39 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. G. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, 8

20 serta Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman H. Dinas Sosial. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial. I. Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. J. Dinas Ketahanan Pangan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Ketahanan Pangan. K. Dinas Lingkungan Hidup. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Lingkungan Hidup. L. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 45 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. M. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 9

21 N. Dinas Perhubungan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perhubungan. O. Dinas Komunikasi dan Informatika. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 48 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Komunikasi dan Informatika. P. Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Koperasi dan Usaha Mikro. Q. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. R. Dinas Pemuda dan Olahraga. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga. S. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 10

22 T. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. U. Dinas Perikanan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perikanan. V. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. W. Dinas Peternakan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Peternakan. X. Dinas Perdagangan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perdagangan. Y. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja. 11

23 Z. Satuan Polisi Pamong Praja. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 59 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja. AA. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 60 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Perencanaan Pembangunan Daerah. BB. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 61 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Aparatur. CC. Badan Pengembangan dan Penelitian Daerah. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Pengembangan dan Penelitian Daerah. DD. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 63 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. EE. Badan Pendapatan Daerah. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 64 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Badan Pendapatan Daerah. 12

24 FF. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. GG. Badan Penanggulangan Bencana Daerah. HH. Kecamatan Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 65 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Kecamatan ASPEK STRATEGIS DAN PERMASALAHAN UTAMA KABUPATEN BANGKALAN. A. Permasalahan Pembangunan Potensi ekonomi Kabupaten Bangkalan terutama bertumpu pada 3 (tiga) sektor utama yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta jasa - jasa. Potensi yang sangat besar tersebut memerlukan upaya - upaya sedemikian rupa sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian dan pertumbuhan ekonomi rakyat. Upaya yang dilakukan sangat dipengaruhi baik oleh faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal terdiri dari kebijakan Pemerintah Pusat dalam bidang ekonomi, kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya kebijakan pengembangan ekonomi wilayah Pulau dan Kepulauan Madura, perkembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur umumnya, serta dinamika hubungan perdagangan internasional. Sebagai contoh mulai berlakunya perjanjian Asean Economic Community (AEC) pada tahun Tujuan dari AEC adalah terciptanya satu pasar asean (single ASEAN Market), dimana beberapa hal yang diatur untuk memudahkan perpindahan barang, investasi, modal dan tenaga kerja ahli lintas ASEAN. Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah juga sangat dipengaruhi kondisi non ekonomi berupa situasi sosial politik yang kondusif dan stabil. Sedangkan faktor internal terdiri dari serangkaian upaya 13

25 RPJMD yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangkalan dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan fiskal atau APBD, penguatan kemandirian perekonomian melalui pembinaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), koperasi, industri pengolahan, pariwisata dan perdagangan, serta penyediaan infrastruktur, perbaikan dan pemeliharaan pasar-pasar. Adapun permasalahan pembangunan secara umum yang terjadi di Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut: 1. Belum Optimalnya Pemenuhan Hak Dasar Masyarakat Utamanya Pendidikan Dan Kesehatan Pembangunan pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Sampai saat ini masih dirasakan rendahnya tingkat pendidikan penduduk dan rendahnya kualitas pelayanan pendidikan. Adapun permasalahan didalam pembangunan pendidikan di Kabupaten Bangkalan adalah: a. Belum optimalnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan seperti ruang kelas dan gedung sekolah yang rusak; b. Masih adanya anak putus sekolah; c. Belum memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan tenaga pendidik; d. Biaya pendidikan cenderung masih tinggi dirasakan oleh masyarakat; e. Relevansi pendidikan dengan dunia kerja masih rendah. Sedangkan permasalahan pembangunan Kesehatan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Tingginya angkanya kematian ibu dan anak; b. Masih ditemukannya balita status gizi buruk; 14

26 c. Belum optimalnya pemerataan sarana dan prasaran kesehatan; d. Masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan; e. Pelayanan kesehatan yang terjangkau dan bermutu untuk masyarakat miskin; f. Upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba dan HIV/AIDS. 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Yang Relatif Lambat Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih mendominasi PDRB Kabupaten Bangkalan. Struktur ekonomi agraris yang menjadi sektor ekonomi Bangkalan belum mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan sehingga masih berada di bawah rata rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur. Konstribusi sektor pertanian terhadap PDRB sejak Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 secara pelan tapi pasti mengalami penurunan, disisi lain sektor Perdagangan, restoran dan Hotel secara pelan dan pasti meningkat cukup signifikan. Ini menandakan adanya perubahan perilaku bagi masyarakat Bangkalan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat pedagang dan industrialis dan ini perlu direspon oleh Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk melakukan tindak pelatihan dan pendidikan secara optimal bagi masyarakat, seiring dengan pengembangan kawasan Suromadu, sehingga masyarakat Bangkalan kedepannya bukan hanya sebagai penonton tapi secara langsung sebagai pelaku yang akan ikut menentukan arah pengembangan industri dan perdagangan di Kabupaten Bangkalan. 15

27 3. Angka Kemiskinan Relatif Cukup Tinggi Dan Masih Terbatasnya Perluasan Dan Penyediaan Lapangan Kerja Berdasarkan data dari Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan (TNP2K) pada Tahun 2012, jumlah Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Kabupaten Bangkalan sebanyak RTSM atau jiwa. Jumlah ini setara dengan 44 penduduk Bangkalan berada di bawah garis kemiskinan. Angka kemiskinan relatif cukup tinggi ini disebabkan beberapa hal antara lain: a. Pemenuhan kebutuhan dasar yang terjangkau dan bermutu bagi keluarga miskin belum optimal; b. Masih rendahnya kemampuan dan ketrampilan keluarga miskin; c. Aksesibilitas keluarga miskin dalam rangka usaha skala mikro masih rendah; d. Belum optimalnya pemberdayaan keluarga miskin. Beberapa sektor yang perlu diperhatikan dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Bangkalan adalah : a. Pengembangan Sektor Koperasi dan UKM, melalui perkuatan modal koperasi, volume usaha koperasi, peningkatan jumlah koperasi utamanya sebagai koperasi sehat dan peningkatan jumlah anggota koperasi; b. Menumbuh kembangkan koperasi utamanya pada wilayah wilayah pedesaan merupakan bentuk pemberdayan dan pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis kemampuan lokal, berkembangnya koperasi pada banyak wilayah akan mendukung kelancaran arus distribusi barang dan jasa serta akan meningkatkan jumlah uang yang beredar dan berputar yang akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi; c. Pengembangan BLK sebagai tempat pemberdayaan masyarakat utamanya masyarakat pedesaan yang akan 16

28 dikembangkan sesuai potensi masing masing wilayah/kecamatan; d. Pengembangan Industri dan Perdagangan,melalui pengembangan kluster/wilayah industri kecil/kerajinan/ industri kreatif bercirikan Madura yang Islami, melalui pengembangan industri dan perdagangan dengan model ini, akan mempermudah pembinaan, pengawasan, sehingga kualitas tetap dapat terjaga serta menghindarkan adanya persaingan yang tidak sehat antar pengusaha kecil/mikro dan menengah pada kluster/wilayah yang dikembangkan. 4. Rendahnya Nilai Investasi Berskala Besar Pasca beroperasinya Jembatan Suramadu tidak serta merta diikuti dengan masuknya arus modal berskala besar di Kabupaten Bangkalan. Penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil. Berbagai permasalahan yang menghambat investasi antara lain: a. kesiapan infrastruktur pendukung seperti jalan, pelabuhan, sumber daya air, listrik; b. Harga lahan untuk kebutuhan industri yang dinilai masih terlalu tinggi oleh dunia usaha yang membutuhkan lahan dalam skala besar; c. Kemudahan dalam pelayanan investasi dan perijinan yang belum optimal. 5. Belum Memadainya Infrastruktur Daerah (Jalan/Jembatan, Sumber Daya Air, Perhubungan, Keciptakaryaan) Permasalahan di sektor perhubungan antara lain, belum optimalnya infrastruktur sarana dan prasarana perhubungan. Pergeseran moda transportasi dari penyeberangan ujung - kamal ke Jembatan Suramadu belum di dukung oleh layanan 17

29 transportasi yang memadai. Selain itu dapat diuraikan bahwa panjang jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Bangkalan sampai dengan akhir Tahun 2012 sepanjang 501,26 km atau masih 69 dari potensi panjang jalan yang harus dikembangkan 721,97 Km, demikian pula jumlah jembatan dalam kondisi baik sebanyak 214 buah atau 96 dari jumlah potensi jembatan yang wajib dibangun/dikembangkan sejumlah 223 jembatan. Kepentingan umum lainnya dimaksudkan untuk pengembangan infrastruktur sarana prasarana pengembangan perekonomian, pelayanan dasar dan pemerintahan. 6. Masih Belum Mandirinya Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan Di Daerah Kemandirian bagi tataran Pemerintahan tercermin dalam kemampuan pembiayaan dengan kemampuan dan kekuatan sendiri, tanpa harus bergantung dengan pihak luar. Kemandirian ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu rasio PAD terhadap APBD, rasio keuangan daerah, optimalisasi PDRB, perimbangan perbandingan pendapatan perkapita dengan kebutuhan hidup masyarakat. Adapun rasio PAD terhadap APBD yang ada di Kabupaten Bangkalan rata-rata sekitar 5,3. Dimana pada masa yang akan datang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan diharapkan rasio PAD kabupaten Bangkalan pada Tahun 2018 dapat mencapai ratarata sekitar 6 terhadap APBD. 7. Kurang Optimalnya Pelayanan Reformasi Birokrasi Dan Pelayanan Publik Permasalahan yang terjadi dalam urusan pemerintahan umum antara lain : a. Belum optimalnya pelaksanaan Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Operasional Prosedur (SOP); b. Belum optimalnya penerapan Pola Pengembangan Karir. 18

30 B. Isu Strategis Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan dan pengembangan yang akan dihadapi Kabupaten Bangkalan pada tahun , maka dibutuhkan solusi - solusi strategis untuk mengatasi permasalahan yang akan muncul selama lima tahun mendatang. Isu-isu strategis yang mengemuka menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan utama pembangunan 5 (lima) tahun kedepan yang sesuai dengan Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih. Beberapa informasi dari masing masing isu strategis ini, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Perlunya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangkalan, meningkat dari tahun ke tahun yaitu, sebesar 59,35 pada tahun 2003, menjadi sebesar 59,69 pada Tahun 2004, sebesar 60,24 pada Tahun 2005, dan berturut-turut sebesar 62,72 pada Tahun 2006, sebesar 62,97 pada Tahun 2007, sebesar 63,40 pada Tahun 2008 dan sebesar 64 untuk Tahun Adapun pada Tahun 2010, menjadi sebesar 64,51 dan meningkat sebesar 65,36 Tahun 2011 b. Peningkatan dari tahun ke tahun ini, merupakan hal positif, namun demikian dikaitkan dengan level IPM yang harus ditempuh, masih berada pada level menengah bawah oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya Lanjutan dalam rangka menuju level menengah atas. 2. Kekhawatiran terhadap pengikisan budaya agamis, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : 19

31 a. Seiring dengan operasionalisasi Jembatan Suramadu, dapat diprediksi bahwa kedepan, akan tumbuh simpul simpul ekonomi, diantaranya berupa kawasan industri b. Melalui tumbuhnya kawasan industri tersebut, diprediksi akan berpengaruh terhadap perubahan pola kehidupan masyarakat Bangkalan, baik sosial budaya maupun sosial ekonomi c. Pada sisi lain masyarakat Bangkalan memiliki budaya agamis yang perlu dipertahankan, untuk itu, dalam merespons kondisi diatas, diperlukan upaya lanjutan untuk tetap melestarikan budaya agamis di lingkungan masyarakat Bangkalan. 3. Laju pertumbuhan ekonomi relatif lambat, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Dominasi sektoral PDRB Kabupaten Bangkalan dari tahun ke tahun berada pada sektor pertanian. b. Hal ini menggambarkan bahwa struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan meerupakan struktur ekonomi agraris, sehingga dalam menunjang pertumbuhan ekonomi relatif lambat c. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 4,92 yang kemudian menjadi sebesar 4,96 pada Tahun 2009 dan selanjutnya berturut turut meningkat sebesar 5,44 pada Tahun 2010, sebesar 6,25 pada Tahun 2011 dan diproyeksi sebesar 6,37 pada Tahun d. Kondisi ini merupakan hal positif. Namun demikian, dikaitkan dengan laju pertumbuhan masing masing tahun masih perlu dipacu lebih cepat. Untuk itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menggeser dominasi struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan dapat melaju relatif lebih cepat. 20

32 e. Perlunya prasarana infrastruktur guna memicu pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan seperti jalan, pelabuhan, terminal dan moda transportasi. 4. Perlunya perluasan penyediaan lapangan kerja, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Rasio pencari kerja terhadap angkatan kerja Kabupaten Bangkalan Tahun 2008 sebesar 7,2 dan terjadi penurunan sebesar 5 pada Tahun Adapun pada Tahun 2010 menjadi sebesar 5,7 dan pada Tahun 2011 menurun sebesar 3,9 b. Kondisi data ini menggambarkan informasi positif, namun demikian, masih diperlukan upaya lanjutan melalui penyediaan lapangan kerja dalam rangka menekan angka pengangguran sekecil mungkin. 5. Perlunya penanaman investasi berskala besar, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Struktur ekonomi Kabupaten Bangkalan yang agraris, merupakan cermin bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat Bangkalan lebih digerakkan oleh sektor pertanian b. Hal ini menggambarkan bahwa penanaman investasi dalam bentuk industri relatif sedikit, sehingga cakupan penyerapan tenaga kerja relatif kecil, untuk itu diperlukan upaya lanjutan guna menarik investasi di Kabupaten Bangkalan. 6. Perlunya menekan angka kemiskinan, dengan pokok pokok informasi sebagai berikut : a. Berdasarkan pendataan terakhir, angka kemiskinan Kabupaten Bangkalan masih memerlukan upaya untuk ditekan lebih rendah b. Berbagai bantuan bagi masyarakat miskin melalui pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, bantuan bahan pangan pokok, serta berbagai hal lainnya, 21

33 merupakan cermin dari kontribusi APBD terhadap penanganan masyarakat miskin, namun demikian, dikaitkan dengan kondisi keterbatasan APBD, belum mampu menangani secara menyeluruh c. Untuk itu, dalam rangka menekan angka kemiskinan, masih diperlukan keterlibatan pihak pelaku ekonomi maupun penguatan usaha mandiri bagi masyarakat SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan Laporan ini mengacu pada ketentuan yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Revieu Atas Laporan Kinerja sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, aspek strategis, permasalahan umum di Kabupaten Bangkalan dan Isu Strategis. BAB II : PERENCANAAN KINERJA Pada Bab ini diuraikan Menjelaskan muatan RPJMD untuk periode Tahun , visi dan misi, tujuan dan sasaran strategis serta perjanjian kinerja tahun BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA Menjelaskan tentang pengukuran capaian hasil kinerja pemerintah kabupaten bangkalan tahun 2016, evaluasi dan analisis capaian kinerja, realisasi anggaran serta penjabaran akuntabilitas keuangan. BAB IV : PENUTUP Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangkalan Tahun 2016, permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, 22

34 upaya -upaya penyelesaiannya dan langkah serta solusi dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang. 23

35 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS A. VISI DAN MISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan kerangka pembangunan strategis Kabupaten Bangkalan untuk periode 5 (lima) tahun. Sebagai dokumen yang memuat penjabaran visi, misi dan program Pemerintah Kabupaten Bangkalan. RPJMD berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) serta memerhatikan RPJP dan RPJM Nasional. Untuk periode RPJMD Kabupaten Bangkalan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). VISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bangkalan menetapkan visi yang merupakan cita-cita yang ingin dicapai yaitu : TERWUJUDNYA BANGKALAN YANG MAKMUR, MANDIRI DAN AGAMIS Laporan Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Bangkalan Tahun

36 Selanjutnya, Visi tersebut mengandung makna : Bangkalan Makmur : Mewujudkan masyarakat makmur merupakan amanah Undang Undang Dasar (UUD) 1945, yang harus dipegang teguh dan diupayakan oleh seorang Pemimpin Daerah. Makmur adalah masyarakat yang sejahtera lahir batin, berkeadilan, bermartabat, serta bebas dari belenggu diskriminasi. Mandiri : Adalah kondisi kehidupan masyarakat usia produktif yang mampu mengakses lapangan kerja (secara sosial ekonomi), sehingga mampu menopang dependency ratio (rasio ketergantungan) usia non produktif. Agamis : Adalah kondisi kehidupan masyarakat yang menjaga kelestarian nilai nilai agama. Budaya Madura yang dikenal agamis perlu ditingkatkan yang tercermin dalam peningkatan ketaatan beragama dan kehidupan masyarakat yang berakhlakul karimah. MISI Misi adalah rumusan umum mengenai upaya upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan kebijakan dan strategi pencapaian tujuan. Misi akan digunakan oleh Aparatur Pemerintah Kabupaten Bangkalan sebagai pemandu dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan dan pengambilan keputusan. Perumusan misi dilakukan bersama oleh segenap pemangku kepentingan meliputi perwakilan Dinas, Badan, Kantor, Instansi, dan DPRD Kabupaten Bangkalan dengan mempertimbangkan lingkungan eksternal peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) dan kemampuan internal Laporan Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Bangkalan Tahun

37 kekuatan (Strong) dan kelemahan (Weakness) Kabupaten Bangkalan. Misi yang merupakan perwujudan visi pembangunan Kabupaten Bangkalan Tahun dijabarkan ke dalam 6 (enam) misi, dijalankan secara berkesinambungan dan sinergis, serta memfokuskan pada pengembangan sektor - sektor ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia sebagai basis pembangunan kemakmuran masyarakat Bangkalan yang mandiri. Adapun misi Kabupaten Bangkalan adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Bangkalan Yang Agamis, Produktif, Berkualitas Dan Berdaya Saing Dalam upaya mewujudkan masyarakat Bangkalan yang berkeadilan dan sejahtera harus dimulai dengan meningkatan kualitas sumber daya manusianya. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global diarahkan pada pembangunan sumber daya manusia yang maju dan mandiri sehingga mampu berdaya saing dalam era Globalisasi. Demikian pula peningkatan ketaatan umat beragama merupakan salah satu upaya meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Bangkalan seutuhnya. Dalam Pengelolaannya negara menjamin kemerdekaan memeluk agama sedangkan pemerintah berkewajiban melindungi penduduk dalam melaksanakan ajaran agama dan ibadah. Pemerintah harus memberikan bimbingan dan pelayanan agar setiap penduduk dalam melaksanakan ajaran agamanya dapat berlangsung dengan rukun, lancar, dan tertib, baik intern maupun maupun antar umat beragama. Partisipasi masyarakat dan kesetaraan gender merupakan strategi pembangunan yang berkembang dari masa ke masa yang dinamis sesuai dengan konteks peradaban. Paradigma Laporan Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Bangkalan Tahun

38 pembangunan ini berbasis komunitas dengan memberikan tempat utama bagi prakarsa, keanekaragaman lokal, dan kearifan lokal. 2. Mempercepat Peningkatan Perekonomian Berbasis Potensi Lokal Pembangunan ekonomi pada hakekatnya merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan ekonomi didasarkan pada sistem ekonomi kerakyatan dan pengembangan sektor unggulan, terutama yang banyak menyerap tenaga kerja yang didukung dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan teknologi untuk memperkuat landasan pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing serta berorientasi pada globalisasi ekonomi. 3. Mengembangkan Peran Dunia Usaha Dan Investasi Pemberdayaan investasi daerah perlu dilakukan terhadap semua komponen yaitu pemerintah, masyarakat dan swasta. Salah satu aspek yang diberdayakan di Kabupaten Bangkalan adalah investasi daerah yaitu investasi yang dilakukan oleh komponen pemerintah, masyarakat dan swasta. 4. Mengelola Sumber Daya Alam Yang Berwawasan Lingkungan Upaya pemerintah daerah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan atau yang disebut dengan pembangunan berkelanjutan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memperhatikan faktor Laporan Kinerja Instansi PemerintahKabupaten Bangkalan Tahun

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran

Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Visi tersebut harus bersifat dapat dibayangkan (imaginable), diinginkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA 2.1 RPJMD Tahun 2008-2013 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG WALIKOTA TANGERANG Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD) Kota Tangerang Tahun 2012 Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan kepada

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN BUPATI BREBES NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BREBES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good. Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama

IKHTISAR EKSEKUTIF. Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good. Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama IKHTISAR EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) merupakan amanat yang harus dilaksanakan, terutama oleh aparatur pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang.

BAB I. Bogor. Kota. Laporan. Pemerintah. daerah mengerahkann. Karena. tata kelola. banyak kelebihbaikan. pemerintahan. masyarakat. yang. BAB I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme telah secara tegas mengamanatkan tata kelola

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perumusan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan menegaskan tentang kondisi Kota Palembang yang diinginkan dan akan dicapai dalam lima tahun mendatang (2013-2018).

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. VISI PEMBANGUNAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Magelang Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2016 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1

Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 I - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang erselenggaranya Tata Pemerintahan yang baik good governance merupakan prasyarat

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN 5.1 Visi 2014-2018 adalah : Visi pembangunan Kabupaten Bondowoso tahun 2014-2018 TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO,

Lebih terperinci

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN Menurut RPJPD Kabupaten Kampar 2005-2025, berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, maka RPJM ke-2 (2011-2016) ditujukan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2013 periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi didefinisikan sebagai suatu kondisi ideal masa depan yang ingin dicapai dalam suatu periode perencanaan berdasarkan pada situasi dan kondisi saat ini.

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang

Pendahuluan. Bab. A. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1 Bab 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sanggau sebagai salah satu penyelenggara pemerintahan di daerah, berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat

Terwujudnya birokrasi sehat, masyarakat kuat dan lingkungan bersahabat demi tercapainya Kabupaten Sampang yang Bermartabat 5.1 Visi Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang ingin diwujudkan berdasarkan segala sumber daya yang dimiliki. Visi yang ditetapkan dapat memberikan motivasi kepada seluruh aparatur serta masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BANGKALAN KATA PENGANTAR

BUPATI BANGKALAN KATA PENGANTAR BUPATI BANGKALAN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, patut kita panjatkan karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-nya, penyusunan dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 1. Latar Belakang Dengan adanya Peraturan Presiden RI Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pemerintah Kabupaten Demak Perencanaan strategik, sebagai bagian sistem akuntabilitas kinerja merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 POLEWALI MANDAR SIPAMANDAQ S I PAM AN D AQ PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH DAN SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH ISTIMEWA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60-

BAB IV GAMBARAN UMUM. Kota Metro secara geoafis terletak pada 105, ,190 bujur timur dan 5,60- BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1.Kota Metro Kota Metro secara geoafis terletak pada 105,170-105,190 bujur timur dan 5,60-5,80 lintang selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 BAB V VISI, MISI, DAN V - 1 Revisi RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 5.1. VISI Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana tercantum di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA SEKRETARIAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN - 115 - BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran perlu dipertegas dengan upaya atau cara untuk mencapainya melalui strategi pembangunan daerah dan arah kebijakan yang diambil

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG

Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG Oleh : BAPPEDA KABUPATEN MALANG 1 Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Penyelenggaraan pemerintahan daerah Kabupaten Wonosobo tahun 2012 merupakan periode tahun kedua dari implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2

Kebijakan Pemerintah Daerah VII-2 Penyampaian LKPJ Walikota Bandung Tahun 2012, merupakan wujud akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN, BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH -67- BAB V ARAH KEBIJAKAN, TAHAPAN, DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1. Arah Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 Tujuan Rencana Jangka Panjang tahun 2005-2025 adalah mewujudkan

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi 2011-2016 adalah: BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Terwujudnya Kabupaten Kuantan Singingi yang Bersih, Efektif, Religius, Cepat, Aman, Harmonis,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2007-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL KECAMATAN SLAWI Alamat : Jalan Hos Cokroaminoto No.1 Slawi i KATA PENGANTAR Review Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaiman pemerintah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien. Dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan berdasarkan prinsip-prinsip good governance disadari merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi utama dan tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS) TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3839-910/6439 TENTANG : PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA APBD KOTA

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Pembangunan Daerah Dalam kampanye yang telah disampaikan, platform bupati terpilih di antaranya sebagai berikut: a. Visi : Terwujudnya kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 4.1 VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2005-2025 Mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional, Rencana

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci