KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E

Transkripsi

1 KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN BAWAH DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA DAN KEBUN KELAPA SAWIT, CIKABAYAN KAMPUS IPB RIZKI KURNIA TOHIR E Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA PROGRAM STUDI KONSERVASI BIODIVERSITAS TROPIKA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016

2 BAB I PENDAHULUAN Lapisan tajuk paling bawah di dalam tegakan hutan biasanya ditumbuhi oleh komunitas tumbuhan yang disebut dengan tumbuhan bawah. Tumbuhan bawah di dalam tegakan hutan merupakan komunitas tumbuhan yang tersusun dari tumbuhan rendah seperti semak, herba-herbaan, paku-pakuan, tumbuhan merambat dan rumput-rumputan, yang toleran terhadap naungan tajuk hutan. Walau memiliki kemampuan beradaptasi terhadap naungan, keberadaan tumbuhan bawah, baik keanekaragamannya maupun kelimpahannya, akan sangat dipengaruhi oleh tingkat penutupan tajuk hutan, mengingat setiap tumbuhan membutuhkan sinar matahari sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya. Pada tempat-tempat dimana banyak sinar matahari dapat mencapai lantai hutan seperti pada rumpang hutan, jalan hutan, dan pinggir sungai umumnya ditemukan banyak jenis tumbuhan bawah. Secara ekologi tumbuhan bawah merupakan sumber pakan bagi berbagai jenis satwa yang hidup di lantai hutan, selain berfungsi sebagai sumber pakan bagi satwa, tumbuhan bawah juga berfungsi sebagai penghambat aliran air hujan dan sekaligus meningkatkan laju infiltrasi air hujan ke dalam tanah. Beberapa jenis tumbuhan bawah, juga berfungsi sebagai dekomposer menguraikan bahan-bahan organik sisa tumbuhan menjadi humus (Ewusie, 1990). Tumbuhan bawah tidak hanya bermanfaat sebagai pakan satwa, melainkan juga banyak yang bermanfaat bagi manusia baik sebagai bahan pangan maupun obat-obatan. Heyne (1987) memaparkan banyak kegunaan tumbuhan terutama sebagai bahan obat-obatan. Sebagian besar dari tumbuhan yang oleh Heyne dijelaskan sebagai bahan obat-obatan merupakan tumbuhan bawah. Keanekaragaman tumbuhan bawah sering terkait dengan tipe hutan tempatnya tumbuh. Maka dalam praktikum ini dilakukan perbandingan keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada jenis hutan alam dan kebun kelapa sawit.

3 BAB II METODE Alat dan Waktu penelitian Alat yang digunakan adalah pita meter, tali raffia dan plastik spesimen. Adapun waktu penelitian pada 15 Mei 2016 di Hutan Penelitian Dramaga dan kebun kelapa sawit Kampus IPB Darmaga. Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan menggunakan metode Kurva Spesies Area untuk menentukan luasan minimum yang dapat mewakilkan keanekaragaman jenis di masing-masing tipe habitat. Pengambilan petak contoh untuk tumbuhan bawah dimulai dari petak berukuran 1m x 1m, dan bertambah luas sampai pertambahan jenis kurang dari 10%, yang menandakan pertambahan jenis telah stabil sehingga tidak perlu penambahan ukuran petak pengamatan. Analisis Data Selanjutnya untuk mengetahui kekayaan, keragaman, dan kemerataan jenis analisis data yang digunakan menggunakan indeks sebagai berikut berikut: 1. Kekayaan jenis a. Indeks Margalef Dmg = S 1 ln N S = jumlah jenis yang teramati N = jumlah total individu yang teramati ln = logaritma natural b. Indeks Menhinick D Mn S N S = jumlah jenis dan N = jumlah total individu seluruh jenis yang teramati

4 2. Keragaman a. Indeks Simpson s λ = pi 2 i=1 pi = kelimpahan proporsial tiap spesies dengan pi, yaitu ni Bila diketahui total individu pada seluruh spesies maka pi = ni ; i = 1,2,3,,5 dimana i merupakan jumlah individu pada spesies itu N N = jumlah total individu yang diketahui untuk semua S spesies dalam populasi b. Indeks Shannon Wiener s H = (Pi)(ln Pi) i=1 Pi = Jumlah individu suatu spesies/jumlah total seluruh spesies, ni ni = Jumlah individu spesies ke-i N = Jumlah total individu N 3. Kemerataan a. Indeks McIntosh ni 2 E = ((N S + 1) 2 + S 1) E = Indeks kemerataan N = Jumlah individu ni = Jumlah individu spesies ke-i S = Jumlah spesies b. Indeks Pielou J = H ln (S) H = Keanekaragaman jenis/spesies S = Jumlah jenis

5 Jumlah Jenis Jumlah Jenis BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kurva spesies area (KSA), dari hasil analisis terhadap dua tipe vegetasi didapatkan pertambahan jenis baik di Hutan Penelitian Dramaga (Gambar 1) x1 2x1 2x2 Ukuran Plot (m2) Gambar 1 Pertambahan jenis Hutan Penelitian Dramaga Pertambahan jenis tumbuhan bawah pada Hutan Penelitian Dramaga mencapai plot 2 x 2 meter dengan dominasi tumbuhan Cyathula prostrata dan Rumput Paitan. Berbeda dengan hasil KSA di Kebun Kelapa Sawit (Gambar 2) mendapatkan pertambahan jenis yang berakhir pada plot 4 x 2, dengan dominasi tumbuhan Macaranga trilobata. Sehingga dapat diketahui bahwa keanekaragaman jenis tumbuhan bawah lebih tinggi pada Kebun Kelapa Sawit x1 2x1 2x2 4x2 Ukuran Plot (m2) Gambar 2 Pertambahan jenis Kebun Kelapa Sawit

6 Lebih tingginya keanekaragaman di Kebun kelapa sawit dikarenakan kebun kelapa sawit memiliki tutupan vegetasi lebih terbuka dibandingkan dengan Hutan Penelitian Dramaga. Banyaknya sinar matahari yang menembus lantai hutan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan bawah tinggi. Menurut Gusmaylina (1983) menyatakan bahwa, cahaya matahari merupakan salah satu faktor penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan, serta reproduksi suatu jenis tumbuhan. Indeks Kekayaan, Keragaman dan Kemerataan Kekayaan pada dua lokasi dianalisis menggunakan indeks Menhinick dan indeks Margalef. (Tabel 1). Berdasarkan indeks kekayaan Menhinick, nilai kekayaan tertinggi pada Hutan Penelitian Dramaga dengan nilai , berdasarkan Indeks kekayaan Margalef nilai tertinggi pada Kebun Kelapa Sawit dengan nilai Tabel 1 Nilai indeks kekayaan, keragaman dan mkemerataan jenis di kedua lokasi pengamatan Indeks Hutan Penelitian Dramaga Kebun Kelapa Sawit Kekayaan Keragaman Kemerataan Menhinick Magralef Simpson Shannon Wiener Pielou McIntosh Berdasarkan tabel nilai indeks keragaman Simpson menyatakan bahwa Hutan Penelitian Dramaga memiliki nilai keragaman yang lebih tinggi dibandingkan Kebun Kelapa Sawit, namun berdasarkan indeks Shannon Wiener Kebun Kelapa Sawit memiliki nilai yang lebih tinggi. Semakin tinggi nilai indeks keragaman menandakan bahwa semakin beragam jenis tumbuhan yang terdapat

7 dalam suatu komunitas dengan diwakili oleh jumlah individu yang sama pada tiap jenis (Shannon dan Wiener 1949). Kemerataan komunitas tumbuhan di Kebun Kelapa Sawit berdasarkan indeks Pielou didapatkan bahwa lebih menyebar merata dibandingkan Hutan Penelitian Dramaga namun berdasarkan indeks McIntosh komunitas tumbuhan di Hutan Penelitian Dramaga lebih menyebar merata dibandingkan dengan Kebun Kelapa Sawit. Perbedaan nilai pada setiap indeks disebabkan karena karena masing masing indeks, sehingga dalam melakukan analisis, diperlukan analisis kecocokan jenis data yang didapatkan dengan persyaratan tiap indeks. Kesimpulan Hasil pengamatan didapatkan bahwa pada pertambahan jensi tertinggi pada Kebun Kelapa Sawit. Berdasarkan perhitungan indeks terjadi perbedaan pada masing masing hasil, yang disebabkan karena kepekaan masing masing indeks. Daftar Pustaka Ewusie, J. Y Pengantar: Ekologi Tropika (Terjemahan). ITB. Bandung. Gusmaylina Analisis Vegetasi Dasar di Hutan Setia Mulia Ladang Padi Padang. Universitas Andalas. Heyne, K Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya. Jakarta. Shannon CE, Wiener W The Mathematical Theory of Communication. Urbana (US): University Illinois Press IL.

8 Lampiran 1 Hasil Praktikum Kurva Spesies Area Lokasi Plot Jenis Tumbuhan Jumlah Rumput paitan 14 Kaladi sp. 1 1 x 1 Kadaka 1 Urena lobata 17 Cyathula prostrata 1 Cyathula prostrata 1 Hutan Penelitian Rumput paitan 9 Dramaga 2 x 1 Curculigo villosa 2 Urena lobata 43 Urena lobata 41 2 x 2 Cyathula prostrata 3 Curculigo villosa 2 Rumput paitan 6 Mimosa pudica 15 Leea indica 1 Cyrtococcum trigonum 2 1 x 1 Borreria alata 2 Solanum jamaicense 9 Macaranga trilobata 89 Arachis pintoi 13 Cyperus rotundus 11 Kebun Sawit Cikabayan 2 x 1 2 x 2 4 x 2 Leea indica 4 Borreria alata 2 Cyathula prostrata 1 Wedelia trilobata 4 Solanum jamaicense 9 Macaranga trilobata 6 Arachis pintoi 27 Cyperus rotundus 104 Harendong biasa 1 Dryopteris setigera 2 Leea indica 4 Mimosa pudica 2 Stephania japonica 1 Solanum jamaicense 3 Macaranga trilobata 13 Arachis pintoi 441 Macaranga trilobata 26 Panicum caudiglume 1 Mimosa pudica 2 Cyperus rotundus 120

9 Perhitungan KSA: Hutan Penelitian Dramaga 5-4/6 x 100% = 16% 4-4/6 x 100% = 0% Kebun Sawit Cikabayan 8-6/8 = 25% 8-6/10 = 20% 1/11 = 9% Kesamaan jenis (Sorensen) IS = 2j x 100% a + b IS = Indeks kesamaan sorensen j = jumlah jenis yang sama yang ditemukan di kedua lokasi a = jumlah jenis yang ditemukan di lokasi A b = jumlah jenis yang ditemukan di lokasi B IS = 2(0) x 100% IS = 0%, kedua komunitas tersebut sangat berbeda