BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian dalam suatu negara adalah salah satu faktor yang penting bagi kemajuan negara tersebut. Adanya persaingan dalam suatu perusahaan agar perusahaan tumbuh menjadi perusahaan yang besar dan dapat memperoleh laba, maka dibutuhkan usaha agar dapat memperoleh dana sebesarbesarnya. Setiap perusahaan mengumpulkan dana yang memiliki tujuan untuk melakukan ekspansi dan penambahan dalam modal kerja. Adapun salah satu usaha untuk memperoleh modal kerja yaitu dengan cara menerbitkan saham perusahaan dan menjual saham pada masyarakat atau investor. Hal tersebut dapat dilakukan oleh perusahaan yang terbuka dan dilakukan di pasar modal. Pasar modal (capital market) merupakan pasar diperjualbelikannya modal jangka panjang dalam bentuk surat berharga seperti obligasi dan saham. Adanya pasar modal memungkinkan perusahaan yang membutuhkan dana ataupun modal tambahan didapatkan dari masyarakat atau investor. Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri (Martono dan Harjito, 2010; 24). Gambar 1.1. Data Perkembangan Debt to Equity Ratio (DER) Pada Tahun DER 2011 Harga Saham 2011 DER 2012 Harga Saham 2012 Sumber: 1

2 2 Dari data di atas struktur modal yang dihitung dengan debt to equity ratio (DER) pada 4 (empat) perusahaan pada periode Beberapa perusahaan di atas menunjukkan kenaikkan dan penurunan debt to equity ratio (DER) setiap tahunnya. Dalam perusahaan Alam Sutera Realty Tbk pada tahun 2011 sampai dengan 2012 debt to equity ratio (DER) dan harga saham mengalami peningkatan. Pada perusahaan Bumi Serpong Damai Tbk pada tahun 2011 sampai dengan 2012 debt to equity ratio (DER) dan harga saham mengalami peningkatan. Pada perusahaan Metropolitan Land Tbk pada tahun 2011 sampai dengan 2012 debt to equity ratio (DER) dan harga saham mengalami peningkatan. Sedangkan pada perusahaan Bakrieland Development Tbk pada tahun 2011 sampai dengan 2012 debt to equity ratio (DER) mengalami peningkatan tetapi harga saham mengalami penurunan. Bentuk umum dari surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah obligasi, saham preferen dan saham biasa. Saham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Menurut Hanafi (2014; 427) saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividend dan capital gain (selisih antara harga jual dan harga beli). Seorang pemegang saham (investor) berhak memperoleh keuntungan (return) sebagai kompensasi dari dana yang diinvestasikan. Harga saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued) atau lebih rendah (undervalued) dengan kata lain salah harga (mispriced) oleh para investor maka permintaan terhadap saham tersebut akan turun dan kepemilikan saham menjadi terbatas bagi investor tertentu saja. Harga saham adalah harga dari suatu saham yang ditentukan pada saat pasar saham sedang berlangsung dengan berdasarkan kepada permintaan dan penawaran pada saham yang dimaksud. Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh para pelaku pasar yang sedang melangsungkan

3 3 perdagangan sahamnya. Dengan harga saham yang ditentukan otomatis perdagangan saham di bursa efek akan berjalan. Harga saham menunjukkan nilai dari suatu prestasi perusahaaan. Semakin meningkat nilai harga saham maka akan menunjukkan prestasi yang baik pada perusahaan, semakin banyak saham prestasi yang dimiliki maka akan semakin banyak saham perusahaan diminati oleh investor. Prestasi yang baik dari suatu perusahaan dapat dilihat dari laporang keuangan yang dipublikasikan oleh suatu perusahaan. Obligasi (bond) merupakan suatu kontrak jangka panjang di mana pihak peminjam setuju untuk melakukan pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut. Saham preferen berbeda dari saham biasa karena ia memiliki hak-hak istimewa dibangdingkan saham biasa dalam hal pembayaran dividen dan dalam pembagian kekayaan atau aset perusahaan dalam keadaan likuiditas. Hak-hak istimewa hanya dalam hal pemegang saham preferen harus menerima dividen sebelum pemegang saham biasa menerimanya. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan khususnya bagi pemilik perusahaan. Hal ini dapat ditunjukkan pada peningkatan earning per share (EPS) dalam perusahaan. Earning per share (EPS) yaitu keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham yaitu laba bersih setelah dikurangi dengan pajak dan dividen saham preferen dibagi dengan jumlah saham yang beredar.

4 4 Tabel 1.1. Data Perkembangan Harga Saham Pada Tahun Tahun Nama Perusahaan Alam Sutera Realty Tbk Bumi Serpong Damai Tbk Metropolitan Land Tbk Bakrieland Development Tbk Sumber: Berdasarkan data di atas harga saham pada 4 (empat) perusahaan pada periode Beberapa perusahaan di atas mengalami kenaikkan dan penurunan harga saham setiap tahunnya. Dalam perusahaan Alam Sutera Realty Tbk harga saham pada tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami kenaikkan sebesar 5,43%. Pada perusahaan Bumi Serpong Damai Tbk harga saham pada tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami kenaikkan 7,14%. Pada perusahaan Metropolitan Land Tbk harga saham pada tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami penurunan sebesar - 25,57%. Sedangkan pada perusahaan Bakrieland Development Tbk harga saham pada tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami penurunan -54,62%. Dilihat dari data di atas bahwa harga saham pada perusahaan property dan real estate tahun 2011 sampai dengan 2012 mengalami kenaikkan dan penurunan. Pada setiap perusahaan harga saham selalu mengalami perubahan setiap tahunnya. Adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) berpengaruh pada meningkatnya harga produksi yang berimbas juga pada naiknya bahan bangunan yang berujung pada kenaikan harga jual properti. Untuk properti yang akan diluncurkan pada tahun 2015, bagi para pengembang harus menghitung ulang jadwal dan cara untuk mengantisipasi kenaikan harga yang tidak sejalan dengan pertumbuhan pada daya beli.

5 5 Untuk segmen menengah yang menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai alterfnatif utama membeli rumah, agaknya akan memperlihatkan penurunan pembelian karena di saat yang sama BI rate naik menjadi 7,50% yang akan menyebabkan suku bunga ikut naik diperkirakan di awal Namun pada saat di tengah naiknya harga-harga tetapi terlihat di beberapa lokasi terdapat adanya koreksi harga khususnya pada pasar sekunder. Adaupun contohnya di suatu lokasi seorang membeli rumah dari pengembang seharga Rp 3M sedangkan ternyara harga sekunder yang ada disana masih Rp 2,5M, selisihnya lebih dari 20%. Artinya harga yang dibeli sudah over value dan butuh waktu untuk naik lagi karena pasar sekunder belum menyentuh angka tersebut. Fenomena mengenai adanya over value ini memang telah diperkirakan IPW sejak dua tahun terakhir ketika banyak pihak yang masih percaya harga akan terus naik. Dalam sebuah siklus memang tidak selamanya pertumbuhan harga akan terus naik, karena yang terjadi biasanya kenaikan harga yang terlalu cepat karena optimisme yang berlebihan dan kelatahan pasar properti yang sering terjadi saat tren pasar sedang meninggi. Adanya kondisi pasar properti yang meninggi ternyata membuat pasaran harga menjadi tidak terkendali dan pembeli seakan tidak menghiraukan dan tidak menyadari harga yang sangat tinggi dan tidak masuk akal. Pada saat kondisi ini, keputusan pembelian merupakan keputusan investasi yang salah. Dalam penelitian Ika Veronica Abigael K dan Ardiani Ika S dengan judul Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning Per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Penelitian tersebut menujukkan bahwa pengujian variabel EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dengan arah sebagaimana yang diharapkan yaitu positif. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil informasi laba per lembar saham yang mencerminkan keterkaitannya dengan jumlah saham menjadi informasi yang berharga bagi investor. Dalam hal ini EPS yang semakin tinggi berarti bahwa laba per lembar saham yang diperoleh

6 6 perusahaan akan semakin besar. Hal ini akan memungkinkan bahwa investor akan mendapatkan pembagian saham per lembar saham yang lebih besar. Sedangankan dalam penelitian Muhammad Ridwan Hidayat dengan judul Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Return Saham Perusahaan (Studi pada Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia pada Periode ). Penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap return saham. Nilai koefisien regresi untuk earning per share (EPS) sebesar 0, menunjukkan bahwa earning per share (EPS) mempunyai arah koefisien positif terhadap return saham, yang berarti semakin tinggi earning per share (EPS) suatu perusahaan semakin besar pula return saham perusahaan tersebut. Tampak bahwa rata-rata perusahaan mempunyai earning per share (EPS) sebesar 0,8705. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan nilai earning per share (EPS) akan memberikan kontribusi terhadap perubahan return saham, yaitu kenaikan atau penurunan nilai earning per share (EPS) akan berdampak pada kenaikan atau penurunan return saham. Sedangkan pada hasil penelitian menunjukkan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan arah negatif pada taraf 5%. Hal ini desebabkan karena adanya pertimbangan negatif dari investor dalam memandang DER. Oleh sebagian investor DER dipandang besarnya tanggung jawab perusahaan terhadap pihak ketiga yaitu kreditor yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Sehingga semakin besar nilai DER akan memperbesar tanggungan perusahaan. Sehingga hal ini dinilai akan memperkecil kemungkinan penggunaan laba yang diperoleh perusahaan dalam bentuk dividen. Hal ini menyebabkan permintaan saham akan menurun yang pada akhirnya harga saham juga akan turun. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Struktur Modal dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada Sektor Properti dan Real Estate Yang Tercatat di BEI Periode

7 Indetifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan struktur modal pada periode ? 2. Bagaimana perkembangan earning per share (EPS) pada periode ? 3. Bagaimana perkembangan harga saham periode ? 4. Bagaimana pengaruh struktur modal dan earning per share (EPS) terhadap harga saham pada periode tahun ? 5. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap harga saham pada periode tahun ? 6. Bagaimana pengaruh earning per share (EPS) terhadap harga saham pada periode tahun ? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki maksud untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti pada perusahaan sektor Property dan Real Estate yang tercatat di BEI pada periode tahun yang akan digunakan dalam sumber penelitian dan bahan untuk memecahkan permasalahan pada skripsi ini. Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini memiliki tujuan: 1. Untuk mengetahui perkembangan struktur modal terhadap harga saham pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode Untuk mengetahui perkembangan earning per share (EPS) pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode Untuk mengetahui perkembangan harga saham pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode

8 8 4. Untuk mengetahui apakah struktur modal dan earning per share (EPS akan berpengaruh terhadap harga saham pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode Untuk mengetahui apakah struktur modal akan berpengaruh terhadap harga saham pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode Untuk mengetahui apakah earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham pada sektor property dan real estate yang tercatat di BEI pada periode Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat kepada pihak-pihak lain, yaitu: 1. Perusahaan Penelitian ini berguna untuk perusahaan agar dapat melihat struktur modal yang berasal dari dalam dan luar perusahaan untuk melakukan pembiayaan perusahaan dan earning per share (EPS) yang dilihat dari pendapatan perusahaan. Perusahaan juga dapat melihat apakah harga saham akan berpengaruh pada struktur modal dan earning per share (EPS). 2. Investor Penelitian ini berguna untuk investor agar dapat memberikan sudut pandang dari struktur modal dan earning per share (EPS) dalam menilai perusahaan dalam hubungannya dengan keputusan untuk memilih saham perusahaan di pasar modal dan apakah investor akan membeli atau menjual saham yang dimiliki. 3. Penulis Penelitian ini berguna untuk penulis agar dapat membandingkan hasil penelitian dengan teori yang di dapatkan selama perkuliahan.

9 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (2011; 54) metode deskriptif adalah: (2011; 51) adalah: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meniliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan metode verifikatif menurut Masyhuri dan Zainuddin Metode verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya, apabila dilaksanakan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan, yang telah pernah dilaksanakan di tempat lain, dalam mengatasi masalah yang serupa dalam kehidupan. Teknik penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian langsung (field research) dan penelitian perpustakaan (library research), yaitu: Penelitian langsung (field research) yang dikutip dari sumber ( 04 Agustus 2015): Penelitian langsung (field research) merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar. Sedangkan penelitian perpustakaan (library research) yang dikutip dari sumber ( 04 Agustus 2015): Penelitian perpustakaan (library research) merupakan metode yang memungkinkan seorang penulis mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam sumber menjadi sebuah tulisan yang teratur Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mengambil sampel dari sektor property dan real estate yang telah go public di Bursa Efek Indonesia pada periode Pengambilan data diperoleh melalui situs internet pojok bursa

10 10 yang berada di Universitas Widyatama. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015.