ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA"

Transkripsi

1 ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: FARIKA MITRA YEKTI PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2011

2 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Tugas Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Farika Mitra Yekti NIM : Tanda Tangan : 13 Juli 2011 Tanggal :...

3 LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA Oleh: FARIKA MITRA YEKTI BATAM, Dosen Pembimbing ARNIATI, S.E., M.Si., Akt NIK: Dosen Penguji I Dosen Penguji II Bambang Hendrawan, ST, M.SM Chici Ramdhaniah, SE NIK: NIK:

4 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir ini dengan baik. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma-3 pada Politeknik Negeri Batam. Penulis sadar sepenuhnya, bahwa tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Priyono Eko Sanyoto selaku direktur Politeknik Negeri Batam. 2. Ibu Arniati, M.Si, SE.Akt, yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tugas akhir ini. 3. Bapak Bambang Hendrawan selaku penguji I tugas akhir yang telah memberikan masukan untuk perbaikan tugas akhir ini dan Mbak Chici Ramdhaniah selaku penguji II yang turut memberikan saran terhadap tugas akhir ini. 4. Bapak Muslim Ansori selaku wali akademik. 5. Ibu Ely Kartikaningdyah, M.Si, selaku ketua program studi jurusan akuntansi. 6. Seluruh dosen dan staff akuntansi yang turut memberikan dukungan dan semangat terhadap penulis. 7. HRD PT Apollo Aneka Persada yang telah bersedia memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada PT Apollo Aneka Persada. 8. Bapak Asriando Siregar selaku pembimbing perusahaan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan seluruh karyawan PT Apollo Aneka Persada yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan tugas akhir. 9. Bapak, Ibu, dan Adik tercinta yang telah memberikan doa restu berupa semangat serta nasihat-nasiahat dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir ini. LOVE 10. Mbah, Eyang, Bude, Pakde, Om, Tante, Mba, Mas dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir. iv

5 11. Mas Leo yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini dan dapat dengan sabar menghadapi sikap penulis. Makasih mas 12. Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan doa restu berupa semangat serta nasihat-nasiahat dan kekuatan dalam penyelesaian tugas akhir ini. 13. Mela sahabat terbaik sepanjang masa. 14. Imah, Kiko, Wafit, Tya, Kak Wan, teman-teman seperjuangan selama 3 tahun kuliah. Susah senang bersama. Akhirnya toga udah didepan mata. FIGHTING! 15. Ines dan Nurul sahabat-sahabat seperjuangan magang. Makasih untuk kerjasama dan dukungannya. 16. Eka, Vita, Eko, alfina, teman-teman sebimbingan tugas akhir. 17. Teman-teman seperjuangan AK 08 yang saling memberikan semangat dan dukungan. 18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam penyusunan tugas akhir ini. Selanjutnya besar harapan penulis semoga tugas akhir ini memberi manfaat dan menjadi pengetahuan bagi kita semua. Penulis sadar akan kekurangsempurnaan dari tugas akhir ini, untuk itu kritik dan saran diharapkan demi penyempurnaan. Batam, 13 Juli 2010 Penulis Farika Mitra Yekti v

6 HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Batam, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Farika Mitra Yekti NIM : Program Studi Jenis karya : Akuntansi : Tugas akhir/skripsi/karya Ilmiah Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Politeknik Negeri Batam Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Politeknik Negeri Batam berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di: Batam Pada tanggal: 13 Juli 2011 Yang menyatakan (Farika Mitra Yekti) vi

7 DAFTAR ISI Lembar Judul... Lembar Pernyataan Orisinalitas... i ii Lembar Pengesahan... iii Kata Pengantar... iv Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah... vi Daftar Isi... vii Daftar Tabel... xi Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiii Abstrak... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi Biaya Bahan Baku... 6 vii

8 2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Biaya Standar Biaya Standar Bahan Baku Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung Biaya Standar Overhead Biaya Standar Overhead Variabel Biaya Standar Overhead Tetap Analisis Variansi Analisis Variansi Bahan Baku Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung Analisis Variansi Tarif Tenaga Kerja Langsung Analisis Variansi Efisiensi Tenaga Kerja Langsung Analisis Variansi Overhead Perhitungan Analisis Variansi Bahan Baku Tenaga Kerja Langsung Overhead Overhead Variabel Overhead Tetap BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian viii

9 3.1.1 Objek Penelitian Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Data Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Produk Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Job Description BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Biaya Standar Produksi Penyajian Biaya Aktual Produksi Perhitungan Variansi Biaya Produksi Variansi Biaya Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Variansi Biaya Bahan Baku Size 20 PIN Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2 PIN Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 20 PIN Variansi Biaya Overhead Variabel Size 5-1/2 PIN Variansi Biaya Overhead Variabel Size 20 PIN Variansi Biaya Overhead Tetap Size 5-1/2 PIN Variansi Biaya Overhead Tetap Size 20 PIN BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ix

10 5.2 Saran Daftar Pustaka Lampiran x

11 DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Tabel 4.2 Biaya Standar Size 5-1/2 PIN Tabel 4.3 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 20 PIN Tabel 4.4 Biaya Standar Size 20 PIN Tabel 4.5 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Tabel 4.6 Biaya Aktual Size 5-1/2 PIN Tabel 4.7 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 20 PIN Tabel 4.8 Biaya Aktual Size 20 PIN Tabel 4.9 AQ Pada SQ 5-1/2 PIN Tabel 4.10 Variansi Total Size 5-1/2 PIN Tabel 4.11 AQ Pada SQ 20 PIN Tabel 4.12 Variansi Total Size 20 PIN Tabel 4.13 Keseluruhan Variansi Total xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Variansi Bahan Baku Gambar 2.2 Variansi Tenaga Kerja Langsung Gambar 2.3 Variansi Overhead Variabel Gambar 2.4 Variansi Overhead Tetap Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Apollo Aneka Persada Gambar 4.1 Variansi Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Gambar 4.2 Variansi Bahan Baku Size 20 PIN Gambar 4.3 Variansi TKL Size 5-1/2 PIN Gambar 4.4 Variansi TKL Size 20 PIN Gambar 4.5 Variansi Overhead Variabel Size 5-1/2 PIN Gambar 4.6 Variansi Overhead Variabel Size 20 PIN Gambar 4.7 Variansi Overhead Tetap Size 5-1/2 PIN Gambar 4.8 Variansi Overhead Tetap Size 20 PIN xii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Laporan Magang xiii

14 ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Farika Mitra Yekti : Akuntansi : Analisis Varians Biaya Prododuksi Pada PT Apollo Aneka Persada Tugas akhir ini membahas mengenai bagaimana perhitungan varians biaya produksi. Bagaimana perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN pada periode 2010 pada PT Apollo Aneka Persada. Penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat variansi biaya produksi pada kedua size. Variansi untuk protector size 5-1/2 PIN lebih kecil dibandingkan protector size 20 PIN. PT Apollo Aneka Persada harus dapat mengendalikan biaya produksi untuk proses produksi tahun-tahun berikutnya agar tidak mengalami variansi yang maksimum. Kata Kunci: Varians, Biaya Standar Produksi, Biaya Aktual Produksi xiv

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi era persaingan bebas saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensinya dalam menjalankan proses produksi. Hal ini mutlak diperlukan jika perusahaan ingin tetap bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Perusahaan-perusahaan yang bersaing ketat termasuk PT Apollo Aneka Persada harus dapat menyediakan barang-barang yang berkualitas tinggi dengan harga yang rendah. PT Apollo Aneka Persada merupakan perusahaan fabrikasi yang mengkhususkan kegiatan produksinya dalam bidang penyediaan barang-barang aksesoris untuk industri perminyakan dan gas. PT Apollo Aneka Persada menggunakan sistem semi proses costing. Dalam melakukan proses produksi, PT Apollo Aneka Persada memiliki beberapa bagian yang terkait, yaitu bagian store, finance, purchasing, planing production and control (PPC) Dalam melakukan proses produksi terlebih dahulu telah ditetapkan biaya standar yang digunakan dalam memproduksi, baik itu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung maupun biaya overhead yang telah ditetapkan oleh bagian planing production and control (PPC) dan bagian accounting. Biaya bahan baku yang terjadi dalam mengolah produk jadi harus dapat dikendalikan oleh bagian planing production and control (PPC) agar tidak terjadi pemborosan. Banyaknya order yang ditangani oleh bagian planing production and control (PPC) mengakibatkan bagian ini harus berpikir untuk menangani masalah yang dihadapi 1

16 2 setiap order, karena setiap order biasanya memiliki masalah yang berbeda. Masalah tersebut terjadi pada bahan produksi sehingga dibutuhkan kebijakan dalam menentukan biaya bahan produksi yang dilakukan oleh bagian planing production and control (PPC). Biaya standar produksi sering tidak sesuai dengan biaya aktual produksi. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan terhadap biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi. Terbukti dari berbagai order yang dihasilkan oleh PT Apollo Aneka Persada terjadi varians (selisih) antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi, sehingga dibutuhkan analisis varians biaya produksi untuk mengukur varians (selisih) antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi, supaya dapat mencapai biaya produksi yang efisien. Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap varians biaya produksi dengan menggunakan analisis variansi sebagai pengendalian efisiensi biaya produksi dengan meneliti budget summary tahun 2010 dengan jumlah pemakaian biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN dengan judul ANALISIS VARIANS BIAYA PRODUKSI PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN pada periode 2010.

17 3 1.3 Batasan Masalah Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Batasan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan standar biaya produksi yang diperoleh dari accounting berupa budget summary yang telah dihitung dengan baik untuk budget summary periode b. Batasan Lapangan Penulis membatasi lapangan penelitian pada bagian accounting yang menentukan biaya standar produksi dan memutuskan berapa besar biaya produksi yang diperlukan untuk meminimalisir biaya produksi. c. Batasan Aspek Peneliti membahas tentang perhitungan variansi biaya produksi protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN periode Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung varians biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN pada periode Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan memberikan arahan kepada perusahaan dalam mengambil keputusan, serta sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan biaya produksi.

18 4 b. Bagi Penulis Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai varians biaya produksi dengan penerapannya di lapangan, serta dapat mengetahui secara nyata mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya selisih standar biaya produksi dengan aktual biaya produksi. c. Bagi Pembaca Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi pembaca tentang analisis varians biaya produksi. Serta dapat dijadikan bahan referensi untuk melakukan penelitian yang sejenis. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dan memahami masalah yang akan dibahas oleh penulis, maka dalam penyusunan laporan ini penulis membaginya ke dalam beberapa bab, dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pada bab ini penulis akan menguraikan latar belakang, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Dalam bab ini dibahas landasan teori yang mendasari penelitian yang berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan perhitungan varians biaya produksi.

19 5 Bab III Metodologi Penelitian dan Gambaran Umum Perusahaan Dalam bab ini, menjelaskan tentang objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data. Selain itu, pada bab ini juga dibahas tentang sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, kegiatan dan jenis usaha serta perkembanagn usaha sampai saat ini. Bab IV Pembahasan Bab ini berisi pembahasan dari rumusan masalah tentang perhitungan variansi biaya produksi untuk protector ukuran 5-1/2 PIN dan 20 PIN. Bab V Kesimpulan Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan dan saran yang diambil dari pembahasan pada Bab IV.

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Produksi Biaya Bahan Baku Menurut Hongern (2009:62), biaya bahan baku langsung adalah biaya untuk kebutuhan dari semua material yang mungkin menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam pengerjaan kemudian barang jadi) dan dapat dilacak ke objek biaya pada kegiatan ekonomis yang sedang dijalankan Menurut Samryn (2002:25), bahan langsung terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang dihasilkan. Menurut Hansen (2006:50), bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri ke barang atau jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini dapat langsung dibebankan ke produk karena pengamatan fisik dapat digunakan untuk mengukur kuantitas yang dikonsumsi oleh setiap produksi. Sebagai contoh, besi pada mobil, kayu pada perabotan rumah, alkohol pada tisu pembersih muka, dsb Biaya Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001: 25), biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah kedalam produk-produk tertentu. Biaya ini juga sering disebut touched labor karena biaya ini dibayar kepada para pegawai atau buruh yang secara langsung melaksanakan 6

21 7 proses produksi. Biaya ini terjadi karena adanya penggunaan tenaga kerja dalam proses produksi. Dalam sehari-hari biaya tenaga kerja identik dengan jumlah pembayaran gaji, upah dan pembayaran lain karena mempekerjakan pegawai. Menurut Hansen (2006:50), biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri pada barang dan jasa yang sedang diproduksi. Seperti halnya bahan langsung, pengamatan fisik dapat digunakan dalam mengukur kuantitas karyawan yang digunakan dalam memproduksi suatu produk dan jasa. Karyawan yang mengubah bahan baku menjadi produk atau menyediakan jasa kepada pelanggan diklasifikasikan sebagai tenaga kerja langsung. Menurut Hanggana (2009:63), tenaga kerja langsung (direct labor) adalah karyawan di bagian produksi yang mempunyai pekerjaan (fungsi) yang berkaitan langsung dengan proses produksi, sehingga jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan, maka proses pembuatan barang jadi tidak akan selesai Biaya Overhead Menurut Samryn (2001:25), biaya overhead pabrik meliputi semua biaya yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Termasuk dalam kelompok ini adalah gaji manajer pabrik, biaya listrik, air dan telepon, biaya penyusutan dan biaya lain-lain yang terjadi dalam hubungannya dengan keberadaan pabrik. Menurut Hansen (2006:51), semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu katagori yang disebut ongkos overhead. Pada perusahaan manufaktur, overhead juga dikenal sebagai beban pabrik atau overhead manufactur. Contoh-contohnya termasuk penyusutan

22 8 bangunan dan peralatan, pemeliharan, perlengkapan, pengawasan, penanganan bahan, tenaga listrik, pajak hak milik, taman pabrik dan keamanan pabrik. Peralatan umumnya adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk produksi yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau yang tidak digunakan dalam penyediaan jasa. Sabun cuci piring pada restoran siap saji, dan minyak pelumas untuk peralatan produksi, adalah contoh-contoh perlengkapan. Menurut Hanggana (2009:71), biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. BOP dapat dibebankan ke biaya produksi dengan cara langsung maupun tidak langsung. BOP dapat dibebankan langsung jika menggunkan metode process costing, sedangkan dalam metode job order costing menggunakan pembebanan tidak langsung yaitu dengan tarif BOP yang ditentukan dimuka. Menurut Hanggana (2009:72), BOP dapat dikelompokan menjadi 5: 1. Biaya bahan pembantu 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung 3. Tambahan gaji tenaga kerja langsung selain gaji pokok yang dihitung dengan tarif per jam kerja dan tarif per unit hasil produksi. 4. Biaya produksi karena berlalunya waktu 5. Biaya produksi yang langsung membutuhkan pengeluaran uang tunai (kas keluar) 2.2 Biaya Standar Menurut Blocher (2001:730), biaya standar merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan

23 9 tertentu. Biaya standar berada pada posisi perencanaan perusahaan dan pengendalian kegiatan. Menurut Hansen (2006:419), dua alasan untuk penerapan sistem biaya standar sering kali disebutkan: untuk memperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta untuk memfasilitasi perhitungan biaya produksi. Menurut Hansen (2006:419), standar umumnya diklasifikasikan baik sebagai suatu yang ideal maupun yang saat ini dapat tercapai, didefinisikan sebagai berikut: a. Standar ideal (ideal standards), membutuhkan efisiensi maksimum dan hanya dapat tercapai jika segala sesuatu beroperasi secara sempurna. Tidak ada mesin yang rusak, menganggur, atau kurangnya keterampilan (bahkan jika hanya sementara) yang dapat ditoleransi. b. Standar yang saat ini dapat tercapai (currently attainable standards), bisa tercapai dengan beroperasi secara efisien. Kelonggaran diberikan untuk kerusakan normal, gangguan, keterampilan yang lebih rendah dari sempurna, dan lainnya. Standar-standar ini sangat menantang, tetapi dapat dicapai. Dari kedua tipe standar, standar yang saat ini dapat tercapai menawarkan keunggulan dalam hal perilaku pekerja jika standar terlalu ketat dan tidak pernah akan dapat tercapai, para pekerja akan menjadi frustasi, dan tingkat kinerja menurun. Akan tetapi, standar yang menantang dan dapat dicapai, cenderung menghasilkan tingkat kinerja yang lebih tinggi, khususnya ketika para individu yang bertanggung jawab mencapai standar tersebut telah berpartisipasi dalam pembuatan standar tertentu.

24 Biaya Standar Bahan Baku Menurut Hanggana (2009:245), biaya standar bahan baku (standard cost of material) yaitu biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Menurut Hanggana (2009:245), ada 3 istilah standar yang berkaitan biaya bahan baku, yaitu: a. Kuantitas standar per unit (standard quantity per unit), yaitu kuantitas bahan baku yang seharusnya digunakan untuk membuat satu barang jadi. b. Harga standar per unit (standard price per unit), yaitu harga bahan baku yang seharusnya digunakan untuk membuat barang jadi. c. Biaya standar bahan baku (standard cost for material), yaitu biaya bahan baku yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya standar bahan baku merupakan hasil perkalian kuantitas standar per unit barang jadi dengan harga standar per unit bahan baku Biaya Standar Tenaga Kerja Langsung Menurut Blocher (2001:735), penyusunan biaya standar tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari pekerjaan, kompleksitas produk, tingkat keterampilan pekerja, kemudahan proses produksi, tipe dan kondisi. Menurut Hanggana (2009:247), biaya standar untuk tenaga kerja langsung (standar cost for direct labor) yaitu biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya dikeluarakan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar untuk tenaga

25 11 kerja langsung ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya tenaga kerja langsung merupakan hasil perkalian jam tenaga kerja langsung (TKL) yang dipakai dengan tarif per jam TKL untuk TKL yang dibayar berdasarkan jam kerja. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) untuk tenaga kerja langsung yang dibayar berdasarkan unit hasil produksi, maka BTKL dihitung dengan mengalikan unit hasil produksi dengan tarif per unit. Menurut Hanggana (2009:247), ada 3 istilah standar yang berkaitan biaya tenaga kerja langsung, yaitu: a. Jam kerja standar per unit (standard hours per unit), yaitu jam kerja TKL atau mesin yang seharusnya digunakan untuk membuat satu barang jadi. b. Tarif upah standar per jam TKL (standart rate per direct labor hours), yaitu tarif upah TKL yang seharusnya dibayarkan untuk satu jam kerja TKL. c. Biaya standar TKL (standard cost for direct), yaitu biaya TKL yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu unit barang jadi. Biaya standar ditentukan sebelum proses produksi dimulai. Biaya standar TKL merupakan hasil perkalian jam kerja standar per unit dengan tarif upah standar per unit jam kerja TKL Biaya Standar Overhead Menurut Blocher (2001:774), penentuan biaya standar untuk overhead pabrik variabel untuk suatu operasi meliputi empat tahap: 1. Penentuan pola perilaku biaya overhead pabrik variabel. 2. Pemilihan satu atau beberapa cost driver yang tepat untuk pembebanan overhead pabrik variable pada objek biaya seperti produk, jasa, atau divisi.

26 12 3. Penentuan tingkat operasi yang diinginkan dan estimasi overhead pabrik variabel total dan total cost driver yang terkait. 4. Penghitungan tarif overhead pabrik variabel standar Biaya Standar Overhead Variabel Menurut Blocher (2001:778), tahapan dalam penentuan tarif overhead pabrik variabel standar: 1. Menentukan tingkat operasi. 2. Menentukan overhead pabrik variabel total untuk operasi. 3. Memilih dasar aktivitas untuk overhead pabrik variabel dan menentukan jumlahnya untuk operasi tersebut. 4. Membagi jumlah dalam tahap 2 dengan jumlah dalam tahap 3 untuk menentukan tarif overhead variable dasar Biaya Standar Overhead Tetap Menurut Blocher(2001:783), penentuan biaya standar untuk overhead pabrik tetap meliputi empat tahap utama: 1. Overhead pabrik tetap yang dianggarkan total untuk operasi. 2. Cost driver untuk pembebanan overhead pabrik tetap. 3. Tingkat operasi normal seperti tercermin oleh kuantitas cost driver untuk pembebanan overhead pabrik tetap, atau aktivitas pambagi untuk periode yang bersangkutan. 4. Tarif pembebanan overhead pabrik tetap standar.

27 Analisis Variansi Menurut Samryn (2002:213), variansi adalah selisih anatar harga dan kuantitas standar dengan harga dan kuantitas sesungguhnya. Makin banyak variabel yang mempengaruhi implementasi standar maka makin besar kemungkinan terjadinya selisih. Menurut Hansen (2006:428), variansi total mengukur perbedaan antara biaya aktual bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead serta biaya yang dianggarkan untuk tingkat aktivitas aktual. Pengendalian biaya seringkali berarti perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan. Varians efisiensi memberikan tanda khusus tentang kebutuhan akan tindakan korektif dan dimana tindakan harus difokuskan. Jadi, pada prinsipnya kegunaan variansi efisiensi adalah meningkatkan pengendalian operasional Analisis Variansi Bahan Baku Menurut Samryn (2002:214), selisih standar biaya bahan baku misalnya dapat diukur dengan selisih kuantitas dan selisih harga. Selisih harga merupakan perbedaan antara harga per unit sesungguhnya dengan harga standar per unit dikalikan dengan barang dan jasa yang sesungguhnya digunakan. Selisih kuntitas merupakan perbedaan kuantitas input sesungguhnya dan kuantitas input yang seharusnya terpakai untuk kuantitas dalam unit output barang yang tercapai dikalikan dengan harga standar per unit. Menurut Hanggana (2009:251), selisih biaya bahan baku terjadi karena biaya standar bahan baku tidak sama atau berbeda dengan biaya aktual bahan baku. Motode Perhitungan selisih biaya bahan baku: a. Model analisa satu selisih

28 14 1. Selisih bahan baku b. Model analisa dua selisih 1. Selisih kuantitas pemaikan bahan baku (material quantity variance) 2. Selisih harga pemakaian bahan baku (material price variance) 3. Selisih neto biaya bahan baku Analisis Variansi Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001:219), selisih tenaga kerja langsung merupakan selisih antara realisasi pembayaran biaya tenaga kerja dengan standar yang ditetapkan. Standar tenaga kerja ini biasanya dinyatakan dalam jumlah jam tenaga kerja yang diperkirakan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja tersebut. Menurut Hanggana (2009:255), selisih biaya tenaga kerja langsung terjadi karena biaya standar tenaga kerja langsung tidak sama atau berbeda dengan biaya aktual tenaga kerja langsung. Jika biaya aktual tenaga kerja langsung lebih besar dari biaya standar tenaga kerja langsung, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros (unfavorable). Sebaliknya, bila biaya aktual tenaga kerja langsung lebih kecil dari biaya standar tenaga kerja langsung, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable) Analisis varians tarif tenaga kerja langsung Menurut Samryn (2001:220), selisih tarif tenaga kerjasama dengan jumlah jam sesungguhnya terpakai dikalikan dengan selisih antara tarif gaji standar dengan tarif gaji sesungguhnya. Selisih rugi tenaga kerja dapat disebabkan oleh

29 15 pembayaran tenaga kerja yang terlalu tinggi untuk melaksanakan pekerjaanpekerjaan yang sebenarnya berskala lebih rendah pembayarannya. Menurut Hansen (2006:433), variansi tarif tenaga kerja memperhitungkan perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar. LRV = AR x AH (SR x AH) Di mana AR = Tarif upah aktual per jam SR = Tarif upah standar per jam AH = Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan Tanggung jawab terhadap variansi tarif tenaga kerja. Tarif-tarif tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tekanan eksternal seperti pasar tenaga kerja dan kontrak persatuan buruh. Menurut Blocher (2001:745), selisih tarif tenaga kerja langsung merupakan perbedaan antara standar tarif gaji per jam dengan yang sesungguhnya dikalikan dengan jam kerja tenaga kerja langsung sesungguhnya. Menurut Hanggana (2009:258), selisih tarif upah tenaga kerja langsung atau labor rate variance, rumusnya adalah: Tarif standar per unit Tarif aktual per unit) x Total jam kerja aktual Analisis varians efisiensi tenaga kerja langsung Menurut Samryn (2001: 220), selisih efisiensi tenaga kerja langsung merupakan ukuran mengenai produktifitas tenaga kerja. Selisih standar dengan realisasinya

30 16 menguntungkan apabila para pekerja mampu menyelesaikan produksi yang dijadwalkan dalam waktu yang lebih pendek dibanding standar yang ditetapkan. Sebaliknya, selisih tidak menguntungkan. Menurut Blocher (2001:745), selisih efisiensi tenaga kerja langsung adalah perbedaan jam kerja langsung standar dengan yang sesungguhnya dikalikan dengan standar tarif gaji per jam. Menurut Hansen (2006:435), variansi efisiensi tenaga kerja mengukur perbedaan antara jam tenaga kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan. LEV = AH x SR (SH x SR) Di mana AH = Jam aktual tenaga kerja langsung yang digunakan SH = Jam standar tenaga kerja langsung yang seharusnya digunakan SR = Tarif upah standar per jam Tanggung jawab terhadap variansi efisiensi tenaga kerja, secara umum dapat dikatakan bahwa, para manajer produksi bertanggung jawab atas penggunaan secara produktif tenaga kerja langsung. Menurut Hanggana (2009:258), selisih efisiensi upah tenaga kerja langsung atau labor efficiency variance, rumusnya adalah: Total jam tenaga kerja langsung standar Total jam tenaga kerja langsung aktual x Tarif standar tenaga kerja langsung

31 Analisis Variansi Overhead Menurut Samryn (2001:221), selisih overhead pabrik merupakan selisih antara biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead standar yang dibebankan kepada produksi. Selisih overhead pabrik dapat diidentifikasikan dalam bentuk selisih pembelanjaan (spending variance) dan selisih volume. Menurut Hansen (2006:435), variansi overhead total yaitu perbedaan antara overhead yang dibebankan dan yang aktual, juga dibagi menjadi berbagai variansi komponen. Variansi total overhead variabel dibagi menjadi dua komponen: variansi pengeluaran overhead variabel dan variansi efisiensi overhead variabel. Dalam cara yang hampir sama, variansi total overhead dibagi menjadi dua kategori, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap. 2.4 Perhitungan Analisis Variansi Bahan Baku Menurut Hansen (2006:429), varians harga bahan baku dapat dihitung sebagai berikut:

32 18 Gambar 2.1 Variansi Bahan Baku AQ X AP (Kuantitas Aktual pada Harga Aktual) AQ X SP (Kuantitas Aktual pada Harga Standar) SQ X SP (Kuantitas Standar pada Harga Standar) Variansi Harga Variansi Penggunaan Variansi Total Pada Gambar 2.1 di atas, diketahui bahwa untuk mengetahui variansi total bahan baku dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: MPV = AP SP AQ Keterangan: MUV AP SP AQ = Varians harga bahan baku = Harga aktual per unit = Harga standar per unit = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan MUV = AQ X SQ SP Keterangan: MUV AQ SQ = Varians bahan baku yang digunakan = Kuantitas aktual bahan baku yang digunakan = Kuantitas standar bahan baku yang diperoleh untuk output aktual SP = Harga Standar per unit

33 Tenaga Kerja Langsung Menurut Samryn (2001: 214), formula analisis variansi tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut: Variansi tarif = Jam sesungguhnya x ( Tarif standar Tarif sesungguhnya) Variansi efisiensi = Tarif standar x (Jam standar Jam sesungguhnya) Menurut Hansen (2006:434), tenaga kerja dapat dihitung baik dengan menggunakan pendekatan kolom atau pendekatan rumus sebagai berikut: Gambar 2.2 Variansi Tenaga Kerja Langsung AH X AR (Jam Aktual pada Tarif Aktual) AH X SR (Jam Aktual Pada Tarif Standar) SH X SR (Jam Standar pada Tarif Standar) Variansi Tarif Variansi Efisiensi Variansi Total Pada Gambar 2.2 di atas, diketahui bahwa untuk mengetahui variansi total tenaga kerja langsung dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: LRV = AR x AH (SR x AH) Ket: AR : Tarif upah aktual per jam SR : Tarif upah standar per jam

34 20 AH : Jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan LEV = AH SH SR Ket: AH : Jam aktual TKL yang digunakan SH : Jam standar TKL yang seharusnya digunakan SR : Tarif upah standar per jam Overhead Overhead Variabel Menurut Samryn (2001:221), selisih pembelanjaan overhead merupakan perbedaan antara realisasi biaya overhead variabel dengan standar overhead variabel yang didasarkan pada jumlah jam sesungguhnya yang digunakan untuk memproduksi output sesungguhnya. Menurut Hansen (2006:436), variansi overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengaluaran dan efisiensi. Perhitungan ini dapat diilustrasikan dengan menggunakan tiga cabang sebagai berikut:

35 21 Gambar 2.3 Variansi Overhead Variabel Overhead Variabel Aktual Tarif Overhead Variabel x Jam Aktual Tarif Overhead Variabel x Jam Standar Variansi Pengeluaran Variansi Efisiensi Variansi Total Pada Gambar 2.3 dapat diketahui beberapa informasi sebagai berikut: Variansi pengeluaran overhead variabel mengukur pengaruh agregat dari perbedaan antara tarif aktual overhead variabel (AVOR) dan tarif standar overhead variabel (SVOR). Tarif aktual overhead variabel adalah overhead aktual dibagi dengan jam aktual. Rumus untuk menghitung variansi pengeluaran overhead variabel adalah: Variansi pengeluaran overhead variabel = AVOR x AH (SVOR x SH) Variansi efisiensi overhead variabel, overhead variabel diasumsikan bervariasi sejalan dengan perubahan volume produksi. Jadi, overhead variabel berubah sesuai proporsi perubahan jam tenaga kerja langsung yang digunakan. Variansi efisiensi overhead variabel mengukur perubahan dalam konsumsi

36 22 overhead variabel, yang muncul karena penggunaan efisiensi (atau tidak efisiensi) tenaga kerja langsung. Variansi efisiensi dihitung dengan rumus: Variansi efisiensi overhead variabel = AH x SH SVOR Tanggung jawab pada variansi efisiensi overhead varibel, secara langsung berhubungan dengan efisiensi tenaga kerja langsung, atau variansi penggunaan. Jika overhead variabel benar-benar proporsional dengan konsumsi tenaga kerja langsung, maka seperti variansi penggunaan tenaga kerja, variansi efisiensi overhead variabel disebabkan efisien atau tidak efisiennya penggunaan tenaga kerja langsung. Jika lebih banyak (atau lebih sedikit) jam tenaga kerja langsung yang digunakan dari pada standarnya, biaya total overhead variabel akan meningkat (atau menurun). Berlakunya pengukuran tersebut tergantung pada seberapa validkah hubungan antara biaya overhead variabel dan jam tenaga kerja langsung. Analisis variansi efisiensi overhead variabel, alasan untuk variansi efisiensi overhead yang tidak ditoleransi sama dengan yang dikemukakan pada variansi penggunaan tenaga kerja yang tidak ditoleransi. Lebih banyak waktu digunakan dari pada standarnya karena waktu menganggur yang lebih banyak bagi para pengawas dan karena operator mesin digunakan sebagai pengganti para pengawas, tidak berpengalaman dalam pemilihan. Menurut Hanggana (2009:259), analisis selisih biaya overhead pabrik variabel (BOP) terjadi karena BOP variabel standar tidak sama atau berbeda dengan BOP variabel aktual. Jika BOP variabel aktual lebih besar dari BOP variabel standar, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros

37 23 (unfavorable). Sebaliknya, jika BOP variabel aktual lebih kecil dari BOP variabel standar, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable). Menurut Hanggana (2009:260), perhitungan selisih BOP variabel (SBOPV) a. Model analisis satu selisih SBOPV = Standar BOP variabel pada kapasitas aktual BOP aktual b. Model analisis dua selisih 1. SE-BOPV (Selisih efisiensi BOP variabel) atau variable efficiency variance. Rumus: Total jam kerja TKL standar Total jam TKL aktual x Tarif standar BOP variabel 2. SP-BOPV (Selisih pengeluaran BOP variabel) atau variable overhead spending variance. Rumus: Tarif BOP variabel standar Tarif BOP variabel aktual x Total jam kerja aktual 3. Selisih neto BOP variabel Rumus = SE-BOPV + SP-BOPV Overhead Tetap Menurut Samryn (2001:222), selisih volume overhead menunjukkan selisih antara overhead terpakai untuk barang dalam proses menurut biaya standar dengan taksiran overhead yang dihitung berdasarkan volume overhead sesungguhnya.

38 24 Menurut Hansen (2006:440), variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan, dimana overhead tetap yang dibebankan dipengaruhi dengan mengkalikan tarif standar overhead tetap dengan jam standar yang diizinkan untuk output aktual. Overhead tetap yang dibebankan = Tarif standar overhead tetap x Jam standar Variansi total overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi total overhead tetap = Biaya aktual overhead tetap overhead tetap yang dibebankan Perhitungan variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap dapat diilustrasikan sebagai berikut: Menurut Hansen (2006:441), perhitungan variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap diilustrasikan sebagai berikut:

39 25 Gambar 2.4 Variansi Overhead Tetap Overhead Tetap Aktual Overhead Tetap yang Dianggarkan Overhead Tetap yang Dibebankan Variansi yang dikeluarkan Variansi Volume Variansi Total Pada Gambar 2.4 dapat diketahui bahwa variansi total overhead tetap dapat dipecah menjadi dua variansi: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap Variansi pengeluaran overhead tetap, didefinisikan sebagai perbedaan antara overhead tetap aktual dan overhead tetap yang dianggarkan. Variansi pengeluaran dapat ditolerasi karena lebih sedikit overhead tetap dikeluarkan dari pada dianggarkan. Tanggung jawab pada variansi pengeluaran overhead tetap, overhead tetap dibuat dari beberapa bagian terpisah seperti gaji, penyusutan, pajak, dan asuransi. Banyak overhead tetap - investasi jangka panjang, sebagai contoh, tidak berubah dalam jangka pendek, akibatnya biaya overhead tetap sering di luar kendali langsung manajemen.

40 26 Analisis varians pengeluaran overhead tetap, oleh karena overhead tetap dibuat dari banyak bagian terpisah, perbandingan lini per lini dari biaya yang dianggarkan dan biaya aktual, memberikan informasi lebih banyak tentang penyebab variansi pengeluaran. 2. Variansi volume overhead tetap Variansi volume overhead tetap adalah perbedaan antara overhead tetap yang dianggarkan dan overhead tetap yang dibebankan. Variansi volume mengukur pengaruh perbedaan output aktual dari output yang digunakan di awal tahun, untuk menghitung tarif perkiraan standar overhead tetap. Variansi volume = Overhead tetap yang dianggarkan overhead tetap yang dibebankan Tanggung jawab pada variansi volume overhead tetap, dengan mengasumsikan variansi volume mengukur penggunaan kapasitas tersirat bahwa tanggung jawab umum atas variansi ini seharusnya dibebankan pada departemen produksi. Tetapi, kadangkala penyelidikan terhadap alasan variansi volume yang signifikan dapat mengungkapkan penyebabnya adalah faktor di luar kendali produksi. Menurut Hanggana (2009:262), selisih BOP tetap (biaya overhead pabrik tetap) terjadi karena BOP tetap tidak sama atau berbeda dengan BOP tetap aktual. Jika BOP tetap standar lebih kecil dari BOP tetap aktual, maka disebut selisih tidak menguntungkan atau tidak efisien atau boros (unfavorable). Sebaliknya, jika BOP tetap standar lebih besar dari BOP tetap aktual, maka disebut selisih menguntungkan atau efisien (favorable).

41 27 Menurut Hanggana (2009:262), selisih biaya overhead pabrik tetap a. Selisih anggaran (budget variance) Selisih anggaran terjadi karaena perbedaan anggaran BOP tetap dengan BOP tetap aktual. Rumusnya: Anggaran BOP tetap BOP tetap sesungguhnya b. Selisih volume (volume variance) Selisih volume terjadi jika volume produksi yang dianggarkan tidak sama dengan produksi aktual.

42 BAB III METODOLOGI PENELITAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Metodologi Penelitian Objek Penelitian Objek penelitian meliputi biaya standar produksi dan biaya aktual produksi untuk protector size 5-1/2 PIN dan 20 PIN untuk tahun Peneliti melakukan penelitian selama 3 (tiga) bulan yang dimulai pada tanggal 07 Februari 2011 sampai dengan 7 Mei 2011 pada PT Apollo Aneka Persada yang berdomisili di di Kara Industrial Park Blok C4 No.2, Batam Centre, Batam Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Wawancara Dalam melakukan teknik pengumpulan data, penulis melakukan teknik wawancara kepada sumber informasi dalam beberapa pertanyaan pada kegiatan penentuan biaya standar produksi dan biaya produksi yang terpakai. 2. Observasi Observasi yang dilakukan oleh penulis adalah melihat dan mengamati kegiatan penentuan biaya standar produksi dan proses produksi yang sedang berlangsung. 28

43 29 3. Inspeksi Dokumen Penulis melakukan inspeksi dokumen dengan cara melihat dokumendokumen yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan. Data yang diperoleh berupa data perhitungan biaya standar produksi untuk tahun 2010, selain itu penulis mendapatkan data laporan biaya aktual produksi tahun Metode Analisis Data Metode yang digunakan penulis dalam perhitungan analisis variansi biaya produksi untuk tahun 2010 adalah metode deskriptif karena penelitian ini hanya mengelola data yang telah disediakan oleh perusahaan dan menggambarkan besarnya variansi biaya standar produksi dengan biaya aktual protector size 5-1/2 PIN dan 20 PIN tahun 2010 pada PT Apollo Aneka Persada. 3.2 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan PT Apollo Aneka Persada adalah perusahaan manufaktur yang beralamat di Kara Industrial Park Blok C4 No.2, Batam Centre, Batam. PT Apollo Aneka Persada didirikan pada tanggal 26 Juni PT Apollo Aneka Persada secara khusus memproduksi barang-barang plastik pendukung industri perminyak dan gas. Pola usaha yang diproduksi oleh PT Apollo Aneka Persada saat ini adalah Plastic dan Composite Protector dengan ukuran sbb:

44 30 Plastic protector : 2 7/8, 3 ½, 4 ½ Composite Protector : 5 ½, 6 5/8, 7, 9 5/8, 10 ¾, 13 3/8, dan 20 Dalam pemenuhan kebutuhan produksi, produk-produk yang diproduksi telah diuji coba dan telah mendapatkan sertifikat dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian Bandung. Proses threading yang dilakukan telah didukung sesuai ketentuan dalam API 5CT 8 th Edition, Fox Bear. Meskipun PT Apollo Aneka Persada sebagai bahan hukum resmi didaftarkan tahun 2009, namun sebagai pembuat barang-barang plastik pendukung industri perminyak dan gas, usaha ini telah dirintis melalui perusahaan afiliasi yaitu PT Apollo Aneka Plasindo yang beralamat di Jl Raya Kalimalang No. 3, Cibitung, Bekasi sejak tahun Untuk mendukung kegiatan PT Apollo Aneka Persada, produksi barang jadi lainnya seperti End Cap, Econowrap, Stopper dan Spacer dibuat oleh PT Apollo Aneka Plasindo di 3 (tiga) lokasi pbrik yaitu Cibitung Bekasi Jawa Barat, Komplek Industri Duta Wisata, Cikarang Jawa Barat, serta di Ruko Duta Muara Kapuk Jakarta. Berikut ini adalah costumer PT Apollo Aneka Persada: PT Purna Bina Nusa PT Patraindo PT Pipa Mas Putih PT Global Pasific Energy PT Imerco Global Enterprise

45 31 Marubeni Itochu Tubular Asia PT APIPA PT Geolink Nusantara PT Servotech Produk Perusahaan PT Apollo Aneka Persada merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang memiliki daya saing. Adapun jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh PT Apollo Aneka Persada adalah: Plastic & Composite Protector End Cap Econowrap Spacer & Stopper Untuk menunjang kegiatan produksi PT Apollo Aneka Persada memakai beberapa mesin, seperti: a. 1 unit injection machine berkekuatan 220 Ton b. 2 unit injection machine berkekuatan 550 Ton c. 1 line unit pengolah steel coil / plate (cut, roll, weld, press, anchor) d. 3 unit CNC threading machine e. 1 unit crushing machine Struktur Organisai Perusahaan Dalam suatu organisasi terdapat suatu struktur yang menggambarkan hubungan dan batas-batas yang jelas dalam wewenang dan tanggung jawab dalam setiap

46 32 bagian yang ada dalam organisasi. Dalam setiap organisasi dapat memudahkan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Organisasi yang tegus selalu berpegang teguh pada prisip-prinsip organisasi yang meliputi penentuan tujuan, pembagian tugas, pendelegasian wewenang, koordinasi, dan pengawasan. struktur organisasi tergantung pada kondisi lembaga yang bersangkutan serta tujuan pendirian suatu organisasi.

47 33 PT APOLLO ANEKA PERSADA COMMISSIONERS PRESIDENT DIRECTOR MARKETING DIR. OPERATION DIR. FINANCE AND GENERAL ADMIN / SERVICE DIR. MKT ADMIN PRODUCTION MAINTENANCE MATERIAL PPC QC FINANCE HR./G.&ADMIN SERV. PURCHASE INJECTION TECH.MAINT SHIPPING/ WAREHOUSE INSPECTOR TREASURY SECURTY PURCHASING METAL UTILITY MAINT STORE GEN.ACCT G DRIVER TRHEADING MIXING/ CRUSHING COST ACCT G GEN SERVICES PAINTING Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Apollo Aneka Persada Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada

48 Job Description Struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Apollo Aneka Persada talah menggambarkan susunan dan jumlah departeman yang dimiliki dan terlibat dalam setiap kegiatan perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Operational Director a. Memastikan semua kegiatan operasional sudah berjalan di perusahaan dapat berlangsung sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan diketahui bersama. b. Mengontrol semua aktivitas yang berjalan di perusahaan melalui kepala departemen yang ditunjuk dari setiap departemen. c. Memantau dan mengawasi pelaksanaan pengelolaan kegiatan pengendalian mutu yang berjalan di perusahaan. d. Melakukan evaluasi kinerja setiap bagian yang barada di bawah otorisasi. e. Mengotorisasi dokumen-dokumen penting seperti Receiving Voucher, Purchase Order serta dokumen penting lainnya. f. Memonitor kebutuhan material di dalam kelancaran operasional. 2. Marketing Director a. Bertanggung jawab terhadap pemasaran produk perusahaan. b. Melakukan penjualan terhadap produk perusahaan. 3. Finance & Gen. Admin Services Director a. Membawahi finance, human resource, admin &sevices. b. Melakukan evaluasi kinerja setiap bagian yang berada di bawah otorisasi. c. Mengotorisasi dokumen-dokumen penting perusahaan yang berada di bawah fungsi otorisasi.

49 35 4. Production a. Berkoordinasi dengan setiap bagian agar proses produksi berjalan sesuai dengan aliran produksi. b. Mengamati produksi secara berkesinambungan agar pencapaian target terpenuhi sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. c. Melakukan pengawasan atas kegiatan produksi apakah telah sesuai dengan prosedur dan peralatan yang terkontrol dengan benar. d. Bertanggung jawab terhadap kegitan produksi perusahaan. e. Membuat laporan produksi untuk periode tertentu. f. Membawahi proses injection, metal, threading, dan painting. 5. Quality Control a. Mengecek setiap produk yang telah selesai diproduksi untuk memastikan bahwa produk tersebut telah sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. b. Menjaga dan menjamin kualitas produk pada waktu proses dan setelah proses produksi. c. Menerima dan menolak produk yang tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. 6. Finance a. Memimpin fungsi keuangan PT Apollo Aneka Persada termasuk manajemen keuangan, akunting, pajak, audit, bendahara dan persediaan. b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan analisis pengeluaran modal dan pengendalian internalnya.

50 36 c. Menjamin pelaksanaan seluruh kebijakan perusahaan, mengatur pelaporan lokal dan corporate, serta memberi saran pada manajemen tentang strategi keuangan. d. Membuat budget serta perkiraan dalam kebutuhan keuangan. e. Menangani penerimaan uang, pengeluaran uang serta yang berhubungan dengan utang dan piutang perusahaan. f. Membuat laporan pajak setiap bulan. g. Melakukan pembayaran terhadap supplier berdasarkan invoice, laporan penerimaan barang dan purchase order. 7. Material a. Mencatat keluar masuknya barang di gudang. b. Melakukan aktivitas kontrol stok barang di gudang. c. Mengawasi pengiriman barang ke atau dari perusahaan. d. Melakukan pemeriksaan dan pengecekan terhadap jumlah barang yang dipesan. 8. Maintenance a. Melakukan perbaikan atas kerusakan fasilitas perusahaan seperti mesin, kendaraan serta peralatan produksi lainnya. b. Bertanggung jawab atas perawatan fasilitas perusahaan untuk kegiatan produksi seperti mesin-mesin, listrik serta kendaraan pendukung produksi. 9. Purchasing a. Mengawasi segala bentuk perencanaan dan pembelian bahan baku. b. Melakukan pembelian bahan baku dan bahan baku pendukung (consumables)

51 37 c. Memilih supplier yang menguntungkan perusahaan. 10. PPC (Planning Production Control) a. Mengontrol rencana produksi perusahaan. b. Mengawasi sistem pengendalian dan perencanaan produksi. c. Menjamin ketetapan schedule fabrikasidan kebenaran dalam menyelesaikan produk proyek sesuai standard dan persyaratan pelanggan. 11. Human Resource & Services a. Menyeleksi, menerima dan mengangkat karyawan sesuai dengan kebutuhan. b. Menghitung dan membuat daftar gaji untuk semua karyawan. c. Membuat laporan karyawan tentang kehadiran, cuti, pengunduran diri, serta jumlah karyawan untuk kepentingan jamsostek. d. Membuat sertifikat pengalaman kerja.

52 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Biaya Standar Produksi Penulis melakukan penelitian pada PT Apollo Aneka Persada mengenai variansi antara biaya standar produksi dengan biaya aktual produksi untuk project yang dihasilkan PT Apollo Aneka Persada tahun Biaya standar produksi pada PT Apollo Aneka Persada ditentukan oleh bagian Accounting. Standar produksi yang ditentukan oleh PT Apollo Aneka Persada didasarkan atas estimasi terhadap kegiatan produksi yang akan dilakukan pada tahun tersebut. Tabel 4.1 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada 38

53 39 Tabel 4.2 Biaya Standar Size 5-1/2 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Berdasarkan Tabel 4.1 ditampilkan standar penggunaan bahan baku size 5-1/2 PIN dan pada Tabel 4.2 ditampilkan biaya standar untuk size 5-1/2 PIN. Dapat diketahui bahwa untuk memproduksi 176 unit protector size 5-1/2 PIN memerlukan biaya sebesar Rp7,358,483. Perusahaan menggunakan kg plastik original, kg plastik crushing, kg steel plate, 0.23 kg masterbatch, dan 0.46 kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian besar proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp40,031 per jam kerja mesin, dibutuhkan 59 jam kerja mesin. Jadi, biaya overhead variabel yang dibebankan pada protector adalah Rp2,361,847 (Rp40,031 x 59). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp19,906 per jam kerja mesin, membuat biaya overhead tetap menjadi Rp1,174,435 (Rp19,906 x 59).

54 40 Tabel 4.3 Standar Penggunaan Bahan Baku Size 20 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Tabel 4.4 Biaya Standar Size 20 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Berdasarkan Tabel 4.3 ditampilkan standar penggunaan bahan baku size 20 PIN dan pada Tabel 4.4 ditampilkan biaya standar untuk size 20 PIN dengan jumlah produksi 1868 unit dan diperlukan biaya sebesar Rp405,650,679. Perusahaan menggunakan 1,821 kg plastik original, 10,321 kg plastik crushing, 10,334 kg steel plate, kg masterbatch, dan kg ultraviolet. Overhead variabel tarifnya adalah Rp40,436 per jam kerja mesin, dibutuhkan 3230 jam kerja mesin. Jadi, biaya overhead variabel yang dibebankan pada

55 41 protector adalah Rp130,609,523 (Rp40,436 x 3230). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp20,107 per jam kerja mesin membuat biaya overhead tetap menjadi Rp64,945,945 (Rp20,107 x 3230). 4.2 Penyajian Biaya Aktual Produksi Dalam melakukan proses produksi diperoleh biaya aktual produksi, biaya aktual produksi masing-masing size berbeda. Pada tahun 2010 jumlah produksi untuk protector size 5-1/2 PIN adalah sebanyak 176 unit, sedangkan untuk protector size 20 PIN adalah sebanyak 1868 unit. Pada Tabel 4.6 dan Tabel 4.8 penulis akan menyajikan biaya aktual untuk pembuatan protector size 5-1/2 PIN dan 20 PIN tahun Table 4.5 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada

56 42 Table 4.6 Biaya Aktual Size 5-1/2 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Berdasarkan Tabel 4.5 ditampilkan aktual penggunaan bahan baku untuk size 5-1/2 PIN dan pada Tabel 4.6 ditampilkan biaya aktual pemakaian biaya produksi untuk size 5-1/2 PIN. Dapat diketahui bahwa untuk memproduksi 176 unit protector size 5-1/20 PIN memerlukan biaya sebesar Rp9,383,801. Pada tahun 2010 perusahaan menambahkan 1 jenis bahan baku yaitu ripe fare of ceisen. Perusahaan menggunakan 23 kg plastik original, 130 kg plastik crushing, 23 kg ripe fare of ceysen, 254 kg steel plate, kg masterbatch, kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp49,926 per jam kerja mesin. Oleh karena itu untuk memproduksi 176 protector size 5-1/2 PIN menggunakan 62 jam kerja mesin, biaya overhead variabel adalah Rp3,095,388 (Rp49,926 x 62). Untuk overhead

57 43 tetap, tarifnya adalah Rp28,165 per jam kerja mesin dan dibutuhkan 62 jam kerja mesin. Oleh karena itu biaya overhead tetap menjadi Rp28,165 (Rp28,165 x 62) Table 4.7 Aktual Penggunaan Bahan Baku Size 20 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Table 4.8 Biaya Aktual Size 20 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Berdasarkan Tabel 4.7 ditampilkan aktual penggunaan bahan baku untuk size 20 PIN dan pada Tabel 4.4 ditampilkan biaya aktual untuk size 20 PIN. Untuk memproduksi 1868 unit protector size 20 PIN memerlukan biaya sebesar Rp532,357,155. Perusahaan menggunakan 1,821 kg plastik original, 10,321 kg

58 44 plastik crushing, 1,821 kg ripe fare of ceysen, 10,334 kg steel plate, 18 kg masterbatch, kg ultraviolet. Penggunaan untuk overhead variabel dan tetap terkait pada jam kerja mesin, karena sebagian besar proses produksi dilakukan oleh mesin. Untuk overhead variabel tarifnya adalah Rp49,663 per jam kerja mesin. Oleh karena itu untuk memproduksi protector size 20 PIN menggunakan 3527 jam kerja mesin, biaya overhead variabel adalah Rp175,159,722 (Rp49,663 x 3527). Untuk overhead tetap, tarifnya adalah Rp28,017 per jam kerja mesin dan dibutuhkan 3527 jam kerja mesin membuat biaya overhead tetap menjadi Rp98,814,450 (Rp28,017 x 3527). 4.3 Perhitungan Variansi Biaya Produksi Variansi Biaya Bahan Baku Size 5-1/2 PIN Variansi biaya bahan baku pada PT Apollo Aneka Persada terjadi karena terdapat penyimpangan realisasi biaya bahan baku dari standar biaya bahan baku yang telah ditentukan. Untuk mengetahui penyebab penyimpangan tersebut digunakan analisis varians (selisih) biaya bahan baku. Penyimpangan realisasi biaya bahan baku dari standar bahan baku yang telah ditentukan sering terjadi karena harga bahan baku sering mengalami naik turun pada saat bahan baku dibeli. Data aktual bahan baku yang digunakan untuk size 5-1/2 PIN pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Produksi aktual 176 unit

59 45 Biaya aktual protector Rp4,040,763 Pada Tabel 4.9 akan ditampilkan perhitungan Actual Quantity ( AQ) pada Standard Quantity (SQ), sebagai berikut: Tabel 4.9 AQ Pada SP Size 5-1/2 PIN Sumber: Data Perusahaan PT Apollo Aneka Persada Dengan menggunakan data standar dan aktual unit dari Tabel 4.2, Tabel 4.6, dan Tabel 4.9, laporan kinerja untuk tahun 2010 dapat dikembangkan seperti yang terdapat pada Tabel Tabel 4.10 Variansi Total Size 5-1/2 PIN BIAYA AKTUAL (a) BIAYA YANG DIANGGARKAN (b) VARIANSI TOTAL (a) (b) = (c) Bahan Baku Rp 4,040,763 Rp3,438,926 Rp601,837 Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Perhitungan variansi harga bahan baku: MPV = (AP x AQ) (SP x AQ) = Rp4,040,763 Rp1,463,876

60 46 = Rp2,576,887 (U) Perhitungan variansi penggunaan bahan baku: MUV = (SP x AQ) (SP x SQ) = Rp1,463,876 Rp3,438,926 = Rp1,975,050 (F) Variansi bahan baku dapat pula dihitung menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.1 Variansi Bahan Baku Size 5-1/2 PIN AQ x AP (Kuantitas aktual pada harga aktual) Rp4,040,763 AQ x SP Kuantitas aktual pada harga standar Rp1,463,876 SQ x SP Kuantitas standar pada harga standar Rp3,438,926 Rp2,576,887 (U) Variansi Harga (MPV) Rp1,975,050(F) Varainsi Penggunaan (MUV) Rp601,837 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Berdasarkan analisis variansi yang telah dihitung pada Gambar 4.1, variansi terhadap bahan baku tidak ditoleransi. Penyelidikan menyatakan bahwa beberapa bahan baku dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga

61 47 standar. Kuantitas pemakaian bahan baku sudah memenuhi standar, hanya saja ada penambahan jenis bahan baku yang dipakai yaitu ripe fare of ceysen Varians Biaya Bahan Baku Size 20 PIN Data aktual bahan baku yang digunakan untuk size 20 PIN pada tahun 2010 adalah sebagai berikut: Produksi aktual 1868 unit Biaya aktual protector Rp230,008,924 Pada Tabel 4.11 akan ditampilkan perhitungan Actual Quantity ( AQ) pada Standard Quantity (SQ), sebagai berikut: Tabel 4.11 AQ pada SP Size 20 PIN Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Dengan menggunakan data standar dan aktual unit dari Tabel 4.4, Tabel 4.8 dan Tabel 4.11, laporan kinerja untuk tahun 2010 dapat dikembangkan seperti yang terdapat pada Tabel 4.12.

62 48 Tabel 4.12 Variansi Total Size 20 PIN BIAYA AKTUAL (a) BIAYA YANG DIANGGARKAN (b) VARIANSI TOTAL (a) (b) = (c) Bahan Baku Rp230,008,924 Rp188,900,210 Rp41,108,714 Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Harga aktual bahan baku (AP) adalah Rp133,204, jumlah aktual kuantitas bahan baku (AQ) adalah 24,352 kg dan harga standar bahan baku (dari Tabel 4.2) adalah Rp121,498. Dengan menggunakan informasi ini, variansi harga bahan baku dapat dihitung sebagai berikut: Perhitungan variansi harga bahan baku: MPV = (AP x AQ) (SP x AQ) = Rp230,008,924 Rp116,114,060 = Rp113,894,864 (U) Perhitungan variansi penggunaan bahan baku: MUV = (SP x AQ) (SP x SQ) = Rp116,114,060 Rp = Rp72,786,150(F)

63 49 Variansi bahan baku dapat pula dihitung menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4.2 Variansi Bahan Baku Size 20 PIN AQ x AP (Kuantitas aktual pada harga aktual) Rp230,008,924 AQ x SP Kuantitas aktual pada harga standar Rp116,114,060 SQ x SP Kuantitas standar pada harga standar Rp188,900,210 Rp113,894,864 (U) Variansi Harga (MPV) Rp72,786,150 (F) Varainsi Penggunaan (MUV) Rp41,108,714 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Berdasarkan analisis variansi yang telah dihitung pada Gambar 4.2, variansi terhadap bahan baku tidak ditoleransi. Penyelidikan menyatakan bahwa beberapa bahan baku dibeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga standar. Kuantitas pemakaian bahan baku sudah memenuhi standar, hanya saja ada penambahan jenis bahan baku yang dipakai yaitu ripe fare of ceysen Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2 PIN Perhitungan variansi tarif tenaga kerja langsung. Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa jam aktual tenaga kerja langsung untuk size 20 PIN pada tahun 2010 adalah 68 jam dengan tarif per jam adalah Rp15,517. Jam tenaga kerja

64 50 langsung digunakan 2 orang leader dan 10 orang operator mesin. Dari Gambar 4.1 diketahui bahwa tarif untuk upah standar adalah Rp13,641, jam tenaga kerja standar sebesar 59 jam, yang digunakan oleh 1 orang leader dan 9 orang operator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan (AH) adalah 68 jam, jam tenaga kerja langsung standar (SH) adalah 59 jam, tarif upah aktual per jam (AR) adalah Rp15,517, tarif upah standar per jam (SR) adalah Rp13,641. Variansi tarif tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LRV = (AR SR) AH = (Rp15,517 Rp13,641) 68 = Rp127,568 (U) Penyebab terjadinya variansi tarif tenaga kerja dikarenakan adanya kenaikan tarif upah tenaga kerja langsung yang ditetapkan oleh pihak perusahaan pada tahun Kenaikan upah tertinggi dialami oleh leader. Variansi efisiensi tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LEV = (AH SH) SR = (68-59) Rp13,641 = Rp122,769 (U) Variansi efisiensi tenaga kerja langsung dapat ditoleransi. Penyebabnya adalah adanya penambahan 3 (tiga) orang tenaga kerja. Penambahan terjadi karena jumlah mesin juga bertambah.

65 51 Variansi total tenaga kerja langsung juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Variansi Tenaga Kerja Langsung Size 5-1/2 PIN AH x AR (Jam Aktual pada Tarif Aktual) 68 x Rp15,517 Rp1,055,156 AH x SR (Jam Aktual pada Jam Standar) 68 x Rp13,641 Rp927,588 SH x SR (Jam Standar pada Tarif Standar) 59 x Rp13,641 Rp804,819 Rp127,568 (U) Variansi Tarif (LRV) Rp122,769 (U) Varainsi Efisiensi (LEV) Rp250,337 Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Variansi Biaya Tenaga Kerja Langsung Size 20 PIN Perhitungan variansi tarif tenaga kerja langsung. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa jam aktual tenaga kerja langsung untuk size 20 PIN pada tahun 2010 adalah 3848 jam dengan tarif per jam adalah Rp15,317. Jam tenaga kerja langsung digunakan 2 orang leader dan 10 orang operator mesin. Dari Gambar 4.2 diketahui bahwa tarif untuk upah standar adalah Rp13,891, jam tenaga kerja standar 3230 jam, yang digunakan oleh 1 orang leader dan 9 orang operator. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan (AH) adalah 3848 jam, tarif upah aktual per jam (AR) adalah

66 52 Rp15,317, tarif upah standar per jam (SR) adalah Rp13,894 dan jam tenaga kerja langsung standar (SH) adalah Variansi tarif tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LRV = (AR SR) AH = (Rp15,317 Rp13,891) 3848 = Rp5,487,248 (unfavorable) Penyebab terjadinya variansi tarif tenaga kerja dikarenakan adanya kenaikan tarif upah tenaga kerja langsung yang ditetapkan oleh pihak perusahaan pada tahun Kenaikan upah tertinggi dialami oleh leader. Variansi efisiensi tenaga kerja dapat dihitung sebagai berikut: LEV = (AH SH) SR = ( ) Rp13,891 = Rp8,584,638 (unfavorable) Variansi efisiensi tenaga kerja langsung dapat ditoleransi. Penyebabnya adalah adanya penambahan 3 (tiga) orang tenaga kerja. Penambahan terjadi karena jumlah mesin juga bertambah. Variansi total tenaga kerja langsung juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.4.

67 53 Gambar 4.4 Variansi Tenaga Kerja Langsung Size 20 PIN AH x AR (Jam Aktual pada Tarif Aktual) 3848 x Rp.15,317 Rp58,939,816 AH x SR (Jam Aktual pada Tarif Standar) 3848 x Rp.13,891 Rp53,452,568 SH x SR (Jam Standar pada Tarif Standar) 3230 x Rp.13,891 Rp44,867,930 Rp5,487,248 (U) Variansi Tarif (LRV) Rp8,584,638 (U) Varainsi Efisiensi (LEV) Rp14,071,886 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Variansi Biaya Overhead Variabel Size 5-1/2 PIN Pada anggaran 2010 diperhitungkan ada 9 mesin yang akan beroperasi, ternyata pada tahun 2010 ada penambahan mesin sebanyak 2 (dua), sehingga menjadi 11 mesin. Untuk menghitung variansi biaya overhead variabel telah ditemukan data-data sebagai berikut: Tarif overhead variabel (standar) Rp45,520 Biaya aktual overhead variabel Rp3,095,388 Jam aktual mesin 68 jam Jumlah protector yang diproduksi 176

68 54 Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi 59 jam Overhead variabel yang dibebankan Rp2,361,847 Variansi total overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengeluaran dan variansi efisiensi overhead variabel. Perhitungan variansi pengeluaran variansi efisiensi dan variansi efisiensi overhead variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR SVOR) AH = ( Rp45,520 Rp40,031) 68 = Rp373,252 (unfavorable) 2. Variansi efisiensi overhead variabel = (AH SH) SVOR = (68 59) Rp40,031 = Rp360,279 (unfavorable) Variansi total overhead variabel juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.5.

69 55 Gambar 4.5 Variansi Overhead Variabel Size 5-1/2 PIN Overhead Variabel Aktual Rp45,520 x 68 Rp.3,095,360 Tarif Overhead Variabel x Jam Aktual Rp40,031 x 68 Rp2,722,108 Tarif Overhead Variabel x Jam Standar Rp40,031 x 59 Rp2,361,829 Rp373,252 (U) Variansi Pengeluaran Rp360,279 (U) Variansi Efisiensi Rp733,531 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Variansi Biaya Overhead Variabel Size 20 PIN Untuk menghitung variansi biaya overhead variabel telah ditemukan data-data sebagai berikut: Tarif overhead variabel (standar) Rp40,436 Biaya aktual overhead variabel Rp175,159,722 Jam aktual mesin 3848 jam Jumlah protector yang diproduksi 1868 Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi 3230 jam

70 56 Overhead variabel yang dibebankan Rp130,609,523 Variansi total overhead variabel dapat dibagi ke dalam variansi pengeluaran dan variansi efisiensi overhead variabel. Perhitungan variansi pengeluaran variansi efisiensi dan variansi efisiensi overhead variabel dapat dilihat sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead variabel = (AVOR SVOR) AH = ( Rp45,520 Rp40,436) 3848 = Rp19,563,232 (unfavorable) 2. Variansi efisiensi overhead variabel = (AH SH) SVOR = ( ) Rp40,436 = Rp24,989,448 (unfavorable) Variansi total overhead variabel juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.6.

71 57 Gambar 4.6 Variansi Overhead Variabel Size 20 PIN Overhead Variabel Aktual Rp45,520 x 3848 Rp175,160,960 Tarif Overhead Variabel x Jam Aktual Rp.40,436 x 3848 Rp155,597,728 Tarif Overhead Variabel x Jam Standar Rp40,436 x 3230 Rp130,608,280 Rp19,563,232 (U) Variansi Pengeluaran Rp24,989,448 (U) Variansi Efisiensi Rp44,552,680 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Variansi Biaya Overhead Tetap Size 5-1/2 PIN Untuk menghitung variansi total overhead tetap, variansi total dapat dipecah menjadi dua variansi, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap. Data tahun 2010 untuk menghitung variansi overhead tetap adalah sebagai berikut: Overhead tetap yang dianggarkan Rp1,174,435 Tarif standar overhead tetap Rp19,906 Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi 59 jam Jumlah produksi aktual 176 unit Biaya aktual overhead tetap Rp1,746,229

72 58 Jam aktual 68 Perhitungan variansi overhead tetap dapat dihitung sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap = (AFOR SFOR) AH = (Rp25,680 Rp19,906) 68 = Rp392,632 (unfavorable) 2. Variansi volume overhead tetap = (AH SH) SFOR = (68-59) Rp19,906 = Rp179,154 (unfavorable) Variansi total overhead tetap juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Variansi Overhead Tetap Size 5-1/2 PIN Overhead Tetap Aktual Rp25,680 x 68 Rp1,746,240 Overhead Tetap yang Dianggarkan RpRp19,906 x 68 Rp1,353,608 Overhead Tetap yang Dibebankan Rp19,906 x 59 Rp1,174,454 Rp392,632 (U) Variansi yang Dikeluarkan Rp179,154 (U) Variansi Volume Rp571,786 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

73 Variansi Biaya Overhead Tetap Size 20 PIN Untuk menghitung variansi total overhead tetap, variansi total dapat dipecah menjadi dua variansi, yaitu variansi pengeluaran overhead tetap dan variansi volume overhead tetap. Data tahun 2010 untuk menghitung variansi overhead tetap adalah sebagai berikut: Overhead yang dianggarkan Rp64,945,945 Tarif standar overhead tetap Rp20,107 Jumlah jam yang diperbolehkan untuk produksi 3230 jam Jumlah produksi aktual 1868 unit Biaya aktual overhead tetap Rp98,814,450 Jam aktual 3848 Perhitungan variansi overhead tetap dapat dihitung sebagai berikut: 1. Variansi pengeluaran overhead tetap = (AFOR SFOR) AH = (Rp25,679 Rp20,107) 3848 = Rp21,441,056 (unfavorable) 2. Variansi volume overhead tetap = (AH SH) SFOR = ( ) Rp20,107 = Rp12,426,126 (unfavorable)

74 60 Variansi total overhead tetap juga dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan kolom seperti pada Gambar 4.8. Gambar 4.8 Variansi Overhead Tetap Size 20 PIN Overhead Tetap Aktual Rp25,679 x 3848 Rp98,812,792 Overhead Tetap yang Dianggarkan Rp20,107 x 3848 Rp77,371,736 Overhead Tetap yang Dibebankan Rp20,107 x 3230 Rp64,945,610 Rp21,441,056 (U) Variansi yang Dikeluarkan Rp12,426,126 (U) Variansi Volume Rp33,867,182 (U) Variansi Total Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali Pada Tabel 4.9 ditampilkan keseluruhan total variansi yang tejadi pada 2 size protector, yaitu size 5-1/2 PIN dan 20 PIN pada PT Apollo Aneka Persada. Tabel 4.13 Keseluruhan Total Variansi Sumber: Data PT Apollo Aneka Persada yang telah diolah kembali

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Biaya 1. Pengertian Biaya Segala tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga dalam sektor produksi,

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-6 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 6.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 6.2.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL

PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL PERTEMUAN KE-7 BIAYA STANDAR : SUATU ALAT PENGENDALIAN MANAJERIAL A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, sebagai berikut : 7.1. Mahasiswa mengetahui tentang standar unit. 7.2.

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PROYEKSI HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA

PERHITUNGAN PROYEKSI HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA PERHITUNGAN PROYEKSI HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN ACTIVITY BASED COSTING (ABC) PADA PT APOLLO ANEKA PERSADA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: INNES

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya Pengertian Biaya Jenis-jenis Biaya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED COSTING

ACTIVITY BASED COSTING Modul ke: Akuntansi Biaya ACTIVITY BASED COSTING Fakultas FEB Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE.,M.S.,Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Manufacturing Costs Direct Direct Materials

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kinerja perusahaan ditentukan oleh bagaimana perusahaan mampu menerapkan fungsi pengendalian yang baik atas aktivitas perusahaan. Biaya produksi juga harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM

METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM METODE PENETAPAN HARGA WAJAR TERHADAP PRAKTIK TRANSFER PRICING DI KPP PRATAMA BATAM TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh : Muhammad Fadli 3110911009 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya merupakan salah satu pengeluaran yang pasti dalam suatu perusahaan, oleh karenanya, biaya sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 7 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk BAB II BAHAN RUJUKAN 2.2 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan perangkat akuntansi untuk kegiatan perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi, serta membuat baik keputusan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya melengkapi manajemen menggunakan perangkat akuntansi untuk kegiatam perencanaan dan pengendalian, perbaikan mutu dan efisiensi serta membuat keputusan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntani Biaya 1. Pengertian biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam proses produksi dalam satu perusahaan manufaktur. Terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). bahan baku menjadi produk selesai. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori. 2.1.1. Biaya Produksi. Biaya produksi (production cost) adalah biaya yang dibebankan dalam proses produksi selama satu periode (Soemarso, 1999:295). Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Definisi Biaya Menurut Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya atau cost adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama halnya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing

Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI Pembebanan Overhead Cost di UI Pada Masa UI-BHMN dan Kemungkinan Penerapan Model Activity Based Costing Diajukan Oleh : Rahmat Sophia 0603003736 UNTUK MEMENUHI

Lebih terperinci

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA - Jurusan Teknik Industri TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA Teknik Industri Lesson 1 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER Mata Kuliah : Kode : TID 4019 Semester : 3 Beban Studi : 3 SKS Capaian Pembelajaran (CPL): 1. Menguasai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi

BAB II URAIAN TEORITIS. Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Pinasih (2005) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Efisiensi Biaya Bahan Baku dan Efisiensi Biaya Tenaga Kerja Langsung Terhadap Rasio Profit Margin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan dunia saat ini, kehidupan manusia di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, teknologi, industri, kesehatan, dan bidang lainnya

Lebih terperinci

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Biaya overhead pabrik (BOP): semua biaya pendukung proses manufacturing di luar biaya bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2011:47) Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance

BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance BAB 8 Konsep Biaya Standar dan Analisa Variance Tujuan 1. Menjelaskan bagaimana perkembangan Biaya standar. 2. Menghitung dan menginterpretasikan varians untuk Direct material 3. Menghitung dan menginterpretasikan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan salah satu pengkhususan dalam akuntansi, sama hal nya dengan akuntansi keuangan, akuntansi pemerintahan, akuntansi pajak, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA Manajemen dalam menjalankan tugasnya harus mempunyai keahlian serta kemampuan untuk memanfaatkan setiap faktor produksi yang ada. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Setiap perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pendapatan akan selalu mengupayakan agar perusahaan tetap dapat menghasilkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi Biaya merupakan hal yang penting bagi perusahaan manufaktur dalam mengendalikan suatu biaya

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY ( Studi Kasus Pada Pelaksanaan Program Kemitraan Perajin Kulit Mitra Binaan Area Kamojang di Kelurahan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali) Diah Aulia Iswanty Suhadak Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 2.1.1. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA Amin Setio Lestiningsih Universitas BSI Bandung Jl. Sekolah Internasional No 1 6, Terusan Jalan Jakarta Antapani

Lebih terperinci

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Bastian (2006:137) Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi NICHOLAS BINSAR ANDREW B

SKRIPSI. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi NICHOLAS BINSAR ANDREW B UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK PENERAPAN KNOW YOUR CUSTOMER PRINCIPLES STUDI KASUS PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA Analisis Penerapan Biaya Standar dan Pengendalian Biaya Terhadap Aktivitas Produksi Perusahaan Pada PT Anugrah Argon Medica SKRIPSI OKTAFIANUS NDRURU 201110315026 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu Fajril dan Syafitri (2014) meneliti tentang Analisis Biaya Standar Dalam Rangka Pengendalian Biaya Produksi Pada PT. Pusri Palembang. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Laba merupakan tolok ukur paling sederhana untuk menentukan kesuksesan kinerja suatu usaha. Kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Investigasi Awal 4.1.1. Informasi dan Data 4.1.1.1 Input Sistem kerja yang ada dan berjalan sebelumnya dilakukan secara manual. Manual dalam hal ini adalah masih menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap BAB IV PEMBAHASAN Proses audit operasional dilakukan untuk menilai apakah kinerja dari manajemen pada fungsi pembelian dan pengelolaan persediaan sudah dilaksanakan dengan kebijakan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang

BAB II LANDASAN TEORI. semacam ini sering disebut juga unit based system. Pada sistem ini biaya-biaya yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pembiayaan Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Plymilindo Perdana merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang supporting plywood dan cat tembok.pt.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara efektif dan efisien baik dalam perencanaan produksi, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Mengingat kondisi dan situasi perekonomian saat ini di mana persaingan sangat ketat baik dalam negeri maupun luar negeri membuat suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Pembagian tugas dan tanggung jawab dari jabatan pada struktur organisasi perusahaan, yaitu : 1. Direktur Adapun kewajiban Direktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Harga Pokok Produksi 2.1.1 Pengertian harga pokok produksi Harga pokok produksi adalah harga pokok produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

METODE PEMBEBANAN BOP

METODE PEMBEBANAN BOP METODE PEMBEBANAN BOP ~ Kalkulasi Biaya Berdasar Aktivitas ~.[metode tradisional] Kalkulasi biaya atau costing, adalah cara perhitungan biaya, baik biaya produksi maupun biaya nonproduksi. Yang dimaksud

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS RUMUSAN KEBIJAKAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU (Catatan Kritis atas Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada posisi , 02 sampai ,40 Bujur Timur, ,67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 2. Diskripsi CV. Jawa Dipa CV. Jawa Dipa merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dibidang permebelan yang ada di Desa Bondo, Kecamatan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKSERTAAN WUS DALAM KB (STUDI KECAMATAN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT) TAHUN 2009 SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang akan digunakan sebagai landasan dalam menganalisa permasalahan yang ada diperusahaan PT

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau lebih popular dengan singkatan UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan pekerjaan.

Lebih terperinci

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI PADA UKM ABON CAP MONGGO MAS KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI PADA UKM ABON CAP MONGGO MAS KERTAS KERJA FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI PADA UKM ABON CAP MONGGO MAS Oleh : Risa Ganes Ayunda NIM : 232008095 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Masuknya globalisasi ke Indonesia, ditandai dengan meningkatnya persaingan yang ketat. Dalam dunia usaha, proses produksi merupakan salah satu kegiatan yang mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Biaya 1. Pengertian Biaya Biaya menurut Atkinson dan Kaplan (2009 : 33) adalah nilai moneter barang dan jasa yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat sekarang atau masa

Lebih terperinci

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya.

BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA. Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan. dengan jumlah biaya yang dikorbankannya. 10 BAB II BIAYA STANDAR DAN PENGUKURAN KINERJA 2.1. Biaya Biaya merupakan bagian terpenting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Setiap perusahaan tidak akan dapat menghindari berbagai biaya yang harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

S U S I L O NIM

S U S I L O NIM ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PADA PT. PANCA MITRA MULTI PERDANA SITUBONDO Skripsi Oleh : S U S I L O NIM 070810291216 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

SISTEM HARGA POKOK STANDAR SISTEM HARGA POKOK STANDAR I. BIAYA STANDAR UNTUK BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA LANGSUNG Biaya Standar untuk Bahan Baku dan Tenaga Kerja Langsung mencakup beberapa hal seperti dibawah ini : a. BIAYA STANDAR

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN 30 BAB III PERENCANAAN DAN PENGAWASAN BIAYA OPERASIONAL PADAPT PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN A. Elemen-Elemen Biaya Operasional Biaya operasional merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam aktifitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Sarjana Ekonomi Semester Genap 2003/2004

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Sarjana Ekonomi Semester Genap 2003/2004 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Sistem Informasi Akuntansi Skripsi Sarjana Komputer Sarjana Ekonomi Semester Genap 2003/2004 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGENDALIAN BIAYA

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S

UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI ANGGARAN BERBASIS KINERJA STUDI KASUS DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI T E S I S Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Sains (M.

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB Pembebanan Biaya ke Produk 2 Obyek Biaya Biaya Langsung Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja PRODUK Biaya tdk Langsung Biaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya 2.1.1. Pengertian Biaya Konsep biaya merupakan konsep yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 5 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan bukan merupakan tipe akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PESANAN PADA CV CHAMPION FURNITURE PALEMBANG Laporan Akhir Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Akuntansi Program

Lebih terperinci

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING. AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING AKUNTANSI BIAYA EKA DEWI NURJAYANTI, S.P., M.Si SIKLUS AKUNTANSI Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dipengaruhi oleh siklus kegiatan usaha perusahaan tsb. Perusahaan

Lebih terperinci