BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bisnis properti adalah suatu pekerjaan yang bersifat bebas / freelance, dalam artian tidak memiliki waktu yang memikat, layaknya wirausahawan. Peluang usaha yang cukup menjanjikan karena dapat membantu menyediakan perumahan rakyat dan membuka lapangan kerja. Pebisnis properti atau biasa disebut juga sebagai broker adalah sebagai pihak penyedia jasa yang menyalurkan pihak owner dengan pihak konsumen. Rata-rata para pebisnis properti / pihak penyedia jasa menganggap usaha ini sebagai mata pencarian hidup, tetapi adapula yang menganggap bisnis ini hanya sebagai usaha sampingan. Bagi pebisnis properti mandiri yang tidak terikat dalam satu kelompok maupun PT, menganggap usaha ini sebagai usaha sampingan, demikian lain hal dengan pebisnis properti yang terikat akan kelompok, PT, CV maupun Firma yang memiliki target yang harus dicapai untuk memenuhi mata pencarian nya. Aktivitas penyedia jasa yang peneliti teliti adalah para penyedia jasa yang melakukan kegiatan sewa kamar / unit di dalam Apartemen The Suite Metro,Bandung. Dikarenakan aktivitas para pebisnis properti yang terjadi didalam apartemen tersebut terus meningkat dalam hal jumlah orang, peneliti melakukan survei terlebih dahulu aktivitas yang terjadi didalam apartemen tersebut. Peneliti menemukan fenomena dimana para penyedia jasa dapat meningkat tiap tahunnya dan cara mereka memasarkan bisnisnya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, terdapat banyaknya situs-situs online yang dapat dimuat iklan properti, seperti OLX, Traveloka, Booking.com, pegipegi, AirBnB, dll. Melalui situs-situs online tersebut 1

2 penyedia jasa memuat iklan / bisnisnya dengan harapan dapat memaksimalkan bisnis propertinya. Pertumbuhan penyedia jasa itu sendiri terus meningkat tiap tahunnya yang sebelumnya hanya 2-3 orang pada tahun 2013, hingga menunjukan peningkatan yang signifikan sampai 10 orang dalam kurung waktu 2 tahun termasuk pebisnis properti mandiri maupun terikat, menurut Yudistira selaku narasumber sebagai pihak penyedia jasa mandiri yang meringtis bisnis propertinya sejak tahun Tentu ini membuat bisnis properti sangat amat kompetitif dalam bersaing memberikan servis terbaiknya, karena bisnis ini cukup menjanjikan diliat dari pertumbuhan bisnis properti itu sendiri. Dikarenakan adanya peningkatan akan permintaan konsumen terhadap unit hunian di Apartemen The Suite Metro, unit yang disewakan sering mengalami kekurangan / unit terpenuhi, sering terjadi penyedia jasa mau tidak mau memberikan konsumennya kepada para penyedia jasa lainnya yang berarti para pesaingnya. Minat para konsumen yang dirasa terus meningkat, untuk memenuhi kebutuhan penginapan saat liburan atau pun kepentingan pribadi, para pihak penyedia jasa ingin menambah unitnya demi memenuhi permintaan konsumen, akan tetapi pihak penyedia jasa tidak yakin apakah dengan menambah unitnya, unit tersebut dapat terjual penuh sesuai dengan harapannya. Oleh karena itu pihak penyedia jasa harus tahu betul siapa konsumen sebenarnya, dengan target dapat memperluas segmen pasar yang dilayaninya. Untuk memenuhi target tersebut, para penyedia jasa ingin memahami kebutuhan dan keinginan pihak owner (selaku pemilik kamar) dan pihak konsumen. Pihak owner adalah segmen pihak yang memiliki sebuah unit / kamar yang disewakan. Menurut Bapak Putra salah satu narasumber selaku pihak owner yang dapat peneliti wawancarai, biasanya para owner ini memiliki unit untuk di investasikan / disewakan lagi, dan banyak unit yang jadi tidak terpakai karena owner rata-rata tidak berdomisili di Bandung, bekerja di luar Bandung. Unit hanya dipakai 2

3 saat pemilik sedang berlibur ke Kota Bandung, selebihnya ada yang disewakan pertahun, ada juga yang hanya di diamkan. Pihak konsumen adalah segmen pihak yang menyewa unit apartemen tersebut, yang berarti faktor utama yang harus dipahami oleh pihak penyedia jasa, karena meningkat / tidaknya permintaan konsumen tersebut memberikan dampak langsung terhadap bisnis properti ini. Dengan memahami latar demografis, sosial, psikografi para konsumen, penyedia jasa dapat memahami kebutuhan dan keingan para konsumennya. Penelitian ini tidak meneliti owner/pemilik kamar secara detail, karena pendekatan yang dilakukan penyedia jasa terhadap pihak owner hanya perjanjian bisnis. Penelitian memfokuskan pemahaman profil terhadap pihak konsumen, sebagaimana pihak yang dapat membuat bisnis properti ini terus berkembang. Dengan demikian objek tersebut dipilih oleh peneliti dengan tujuan untuk memahami profil konsumen pengguna jasa sewa menyewa di Apartemen The Suite Metro 1.2 Latar Belakang Secara harfiah apartemen adalah suatu ruang atau ragkaian ruang yang dilengkapi dengan fasilitas serta perlengkapan rumah tangga dan digunakan sebagai tempat tinggal menurut Harris ahli bahasa (1975). Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), apartemen diartikan sebagai tempat tinggal yang terdiri dari ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti kolam renang, pusat kebugaran, toko, dan lainnya. Banyak orang yang masih merasa terpaksa untuk tinggal di rumah vertikal. Tapi belakangan beberapa orang lebih memilih tinggal di apartemen untuk mendapat akses lebih baik. Rumah tapak yang semakin jauh dari tempat beraktivitas sehari-hari dan kemacetan lalulintas yang semakin padat, membuat sebagian orang memilih tinggal di kondominium/apartemen. Sebagian lagi melihat peluang investasi yang 3

4 menggiurkan dari apartemen. Selain mendapat capital gain (keuntungan modal) dari harga jualnya yang terus naik, pembeli investor pun bisa menyewakan unitnya. Berdasarkan data yang diambil oleh peneliti, untuk wilayah JABODETABEK pada tahun yang diliat dari pesentase dan jumlah hunian apartemen bermula dari 0% pesentase dengan unit apartemen hingga 47,49% pesentase dengan jumlah pada tahun Sumber Data Visual Apartemen (pusatdata.kontan.co.id) Dengan data diatas membuktikan bahwa pertumbuhan unit bangunan vertikal di wilayah JABODETABEK sedang berkembang. Itulah sebabnya, pengembang/investor makin giat membangun berbagai jenis apartemen. Di tahun 2015 bertambah unit baru apartemen, atau tumbuh 48% menjadi unit. Pertumbuhan infrastruktur di kota-kota besar pun meningkat begitu pula di wilayah Kota Bandung yang mulai dipadati oleh hunian vertikal ini seperti Grand Dago Apartment, Dago Suite, Parahyangan Residences. Untuk daerah Dago itu sendiri terdapat 11 apartemen, daerah Cihampelas terdapat 4 apartemen, daerah Pasteur terdapat 3 apartemen menurut data yang diambil oleh peneliti dari World Wide Web ( Berdasarkan sumber data penelitian terdahulu ada beberapa aspek data yang diukur untuk mengetahui keinginan serta alasan konsumen memilih apartemen/kondominium daripada rumah tapak. Aspek yang telah diukur oleh peneliti terdahulu adalah: (1) tujuan membeli apartemen, (2) faktor yang mempengaruhi pertimbangan membeli unit apartemen, (3) luasan unit hunian ideal, (4) fasilitas yang diharapkan, (5) lokasi ideal, (6) harga unit, (7) kecenderungan lokasi tempat kerja terhadap lokasi ideal, (8) kecenderungan lokasi tempat tinggal terhadap lokasi ideal. Dalam menunjang tujuan peneliti, peneliti hanya ingin mengetahui dua aspek yaitu (1) tujuan membeli apartemen, dan (2) faktor yang mempengaruhi pertimbangan membeli konsumen. Sampel yang dipilih adalah masyarakat Kota 4

5 Bandung yang diduga memiliki kemampuan untuk memiliki apartemen (calon konsumen), ditinjau dari sisi finansial, status sosial, dan pekerjaannya. Sampel preferensi apartemen juga diambil dari masyarakat Kota Bandung yang telah memiliki apartemen (konsumen apartemen). Dengan jumlah sampel 150 responden. Pemilihan sampel juga didistribusikan sesuai dengan sebaran lokasi di Kota Bandung, mewakili sampel untuk Bandung Utara, Bandung Tengah, Bandung selatan, Bandung Timur, dan Bandung Barat. Berikut hasil data peneliti terdahulu Diah Cahyani, Ilhamdaniah, dan Nitih Indra K.D mengenai Preferensi Konsumen Apartemen Bandung. Aspek tujuan membeli apartemen dan aspek faktor yang mempengaruhi pertimbangan memebeli apartemen. (1) Hasil survey mengenai tujuan utama responden membeli apartemen didominasi oleh alasan rumah sebagai investasi/untuk disewakan kembali (71%). Diikuti oleh responden yang ingin membeli apartemen sebagai rumah tempat tinggal kedua (22%). Sedangkan tujuan rumah sebagai tempat tinggal, untuk dijual kembali dan untuk diberikan kepada keluarga sangat sedikit dipilih oleh responden. (2) Faktor yang mempengaruhi pertimbangan membeli unit apartemen diklarifikasikan kedalam 20 faktor. Dari kedua puluh kategori, responden hanya harus mengisi 5 faktor yang paling mempengaruhi, dimana faktor tersebut menunjukan ranking atau prioritas. Untuk mempermudah intepretasi data, 5 faktor utama kemudian dibuat urutan dari 1 sampai dengan 5. Rekapitulasifaktor yang memperoleh skor tertinggi adalah sebagai berikut; 1. Dekat dengan tempat kerja, 2. Kelengkapan fasilitas apartemen, 3. Kemudahan akses tol, 4. Harga, 5. Lokasi ditengah kota. Seiring dengan perkembangan infrastruktur di kota-kota besar keberadaan permintaan bangunan hunian vertikal ini menjadi tinggi, tentu ini akan menjadi bisnis maupun investasi yang menggiurkan bagi para investor maupun businessman. Kota 5

6 Bandung sebagai pusat pendidikan dan tujuan wisata mampu menarik warga dari luar daerah.jumlah penduduk di Kota Bandung meningkat hingga 300 ribu orang dalam lima tahun terakhir, kutipan Marketing Diretor Jawa Barat Bumi Kontruksi (JBK) Soepandri Notoatmojo (2016). Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota bandung. Kebutuhan terhadap hunian akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Kami tetap optimistis bisnis apartemen masih menjanjikan karena warga khususnya kelompok urban membutuhkan hunian kutipan Sopandri. Berdasarkan hasil survey sederhana yang dilakukan peniliti kepada pengguna jasa sewa-menyewa di apartemen the suite metro dengan wawancara langsung, mendapatkan hasil bahwa, rata rata konsumen pengguna jasa berasal dari luar kota dengan berbagai macam tujuan, seperti liburan sekolah, liburan panjang, urusan pekerjaan, dan sebagainya. Konsumen pun menggunakan jasa ini dengan berbagai kebutuhan tertentu, seperti konsumen kalangan keluarga biasanya akan menggunakan jasa ini saat liburan panjang, liburan sekolah. Lain hal dengan kalangan yang menggunakan jasa ini untuk urusan pekerjaan, ada yang hanya sehari, ada pula yang berminggu - minggu bahkan berbulan bulan sampai pekerjaan itu tuntas. Apartemen The Suite Metro adalah Sebuah hunian yang didirikan oleh Margahayu Land pada tahun 2012, berlokasi di Jalan Soekarno - Hatta No. 693, Jati Sari, Buah batu, Kota Bandung, Jawa Barat Apartemen ini memiliki dua tipe unit dalam huniannya, yaitu unit tipe studio, dan unit tipe two bedroom. Tipe studio adalah tipe yang hanya memiliki 1 kamar utama dengan luas unit 24m2, didalam unit tidak ada lagi pintu kamar lain (1 kamar utama & 1 kamar mandi). Tipe two bedroom adalah tipe yang memiliki ruang tamu dengan 1 kamar utama dan 1 kamar kecil di dalamnya dengan luas unit 36m2 (1 kamar utama, 1 kamar kecil, & 1 kamar mandi). Apartemen ini memiliki beberapa fasilitas seperti kolam renang, lapangan basket (3 on 3), parkir basement maupun outdoor yang luas, laundry, beberapa tempat makan & café, serta alfamart dan indomaret. Dengan lokasi yang strategis seperti dekat dengan akses pintu gerbang tol, pusat pembelajaan seperti Hypermart maupun 6

7 Superindo, Apartemen The Suite Metro menjadi pusat perhatian para pebisnis properti karena memiliki lokasi yang cukup menjanjikan. Penelitian memaparkan segmen yang terkait dengan bisnis jasa sewa menyewa, yaitu segmen penyedia jasa, segmen pemilik kamar unit (owner), dan segmen pengguna jasa di Apartemen The Suite Metro, Bandung. Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu narasumber pihak penyedia jasa yang sudah memulai bisnisnya pada tahun 2013, tentu dengan disetujui oleh pihak narasumber. Terhitung pada tahun jumlah pebisnis properti yang berada di Apartemen The Suite metro hanya 2-3 orang. Dalam kurung waktu 2 tahun pada tahun menunjukan peningkatan hingga mencapai 10 orang yang melakukan kegiatan bisnis properti dalam satu gedung hunian tersebut. Peningkatan yang signifikan ini dapat diartikan ada keuntungan yang dapat diraup/diambil didalam bisnis ini, dan terhitung cukup menjanjikan melihat pertumbuhan jumlah para pebisnis properti/penyedia jasa yang melakukan kegiatan bisnis di Apartemen The Suite Metro Bandung, Jawa Barat. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti kepada pihak penyedia jasa, penyedia memiliki unit hunian dengan dua tipe unit, yaitu tipe studio dan tipe two bedroom. Pada waktu weekday biasanya pengguna jasa lebih banyak menyewa yang tipe studio karena perorangan, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga pengguna jasa menyewa tipe two bedroom. Pada waktu weekend adalah hari dimana target seluruh kamar harus terjual bagi penyedia jasa demi meraih keuntungan yang maksimal dengan mengandalkan hari libur bagi semua orang. Harga sewa tipe studio berkisar Rp /malam (weekday) dan Rp /malam (weekend), sedangkan dengan tipe two bedroom berkisar Rp /malam (weekday) dan Rp 550,000 /malam (weekend). 7

8 Peneliti pun melakukan wawancara kepada salah satu narasumber pihak pemilik kamar, menurut narasumber, banyak unit yang tidak digunakan dalam kegiatan sehari-hari, dikarenakan owner tidak berdomisili di wilayah Bandung. Adapula dengan tujuan investasi mengingat harga apartemen tidak pernah turun, jadi unit tersebut hanya digunakan seperlunya seperti pada saat liburan panjang. Akan tetapi walaupun unit tersebut tidak digunakan, owner tetap akan dikenakan biaya pemeliharan, hal tersebut menjadi keluhan tersendiri untuk beberapa owner. Oleh karena itu banyak owner memilih untuk menyewakan unit tersebut agar menutup biaya pengeluaran dari biaya pemeliharaan dengan cara menyewakannya langsung terhadap konsumen ataupun dipercayakan kepada pihak penyedia jasa. Unit-unit yang digunakan penyedia jasa dalam melakukan bisnisnya tidak semata-mata dipercayakan kepada penyedia jasa begitu saja, namun terdapat alasan yang berebeda-beda pada tiap ownernya. Untuk alasan pribadinya, ia memiliki salah satu orang kepercayaannya selaku penyedia jasa untuk menggunakan unitnya sebagai lahan bisnis sewa, tentu dengan perjanjian bisnis seperti sistem bagi hasil. Akan tetapi adapula owner yang menyewakan unitnya kepada penyedia jasa, lalu disewakan kembali oleh penyedia jasa untuk konsumen. Lalu peneliti juga melakukan survey terhadap beberapa pihak pengguna jasa bahwa rata-rata konsumen berasal dari wilayah luar kota Bandung, seperti Jakarta, Bogor, Tanggerang, bahkan diluar wilayah Jawa Barat. Pengguna jasa sewa menyewa itu sendiri adalah orang yang sedang berlibur di Bandung, para pekerja kantoran, sampai keluarga. Banyak faktor yang membuat mereka memilih tinggal di apartemen, bagi para penikmat liburan menggunakan jasa ini hanya untuk memiki tempat tinggal selama liburan dengan harga sewa yang bersaing dengan sewa unit di hotel, bagi para pekerja kantoran ada berbagai alasan seperti lebih dekat dengan kantor, tidak terkena trafic jam / macet, menghemat waktu, bagi para keluarga biasanya mereka memiliki tempat tinggal dalam artian rumah di luar kota, untuk suatu alasan tertentu mereka 8

9 menetap di Bandung untuk waktu yang cukup lama, adapula para mahasiswa dari luar kota yang memilih tempat tinggal di apartemen karena mencari kenyamanan dari berbagai segi kebersihan, lingkungan, dan nyaman untuk untuk dikunjungi oleh keluarganya. Hal yang membuat peneliti tertarik adalah bagaimana pihak penyedia jasa dapat meningkatkan pendapatannya, bagaimana dapat menarik pengguna jasa, juga bagaimana cara dapat bekerja sama dengan pihak owner atau pemilik kamar. Tentu dengan persetujuan dari narasumber, bersedia menceritakan seluruh hal yang terkait dengan bisnisnya. Berbagai macam cara untuk menghasilkan keuntungan bagi pihak penyedia jasa, cara pertama ialah ambil contoh penyedia jasa mengeluarkan modal untuk menyewa unit tipe studio yang dimiliki owner selama 1 tahun dengan kisaran harga 22jt hingga 28jt /tahun, lalu di sewakan lagi dengan harga yang lebih tinggi, akan tetapi demi meraup hasil yang lebih maksimal kebanyakan pihak penyedia jasa menyewakan unit tersebut dengan harian, agar mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar apabila unit tersebut terus terjual dalam hariannya, tentu cara ini memiliki resiko yang cukup besar pula. Unit yang disewa pihak penyedia jasa kepada pihak owner memiliki catatan, biaya service charge / biaya pemeliharaan ditanggung oleh penyedia jasa. Service charge adalah biaya yang mencakup biaya perawatan, dan air di Apartment The Suite Metro, biaya ini berkisar Rp /tiga bulan. Cara kedua penyedia jasa mengajak kerjasama dengan pihak owner untuk dipinjamkan unitnya untuk disewakan harian oleh pihak penyedia jasa dengan sistem bagi hasil, dengan catatan cara ini memiliki kemungkinan yang paling kecil, biasanya hanya berhasil kepada pihak owner yang memiliki unit dan tidak memiliki waktu untuk mengurus unitnya (owner dari luar kota). Karena berbagai pertimbangan yang dimiliki oleh owner, tidak menutup kemungkinan pihak owner akan menyutujuinya, pihak penyedia harus pintar dalam bernegoisasi dengan pihak owner. Dengan owner nego semurah-murahnya, dengan konsumen jual setinggi-tingginya demikian yang 9

10 dikatakan oleh penyedia jasa. Keuntungan yang didapatkan dari hasil penyewaan unit kamar dijadikan modal baru untuk membuka / menyewa unit baru lagi untuk disewakan kembali, dengan cara seperti itu, pihak penyedia jasa mengembangkan dan memutar hasil dari usaha untuk meraup keuntungan yang lebih besar. Dengan data-data diatas yang didapat oleh peneliti secara wawancara langsung kepada pihak penyedia jasa, pengguna jasa, dan pihak pemilik kamar (owner) membuktikan bisnis properti sedang tumbuh / berkembang di dalam apartemen The Suite Metro, banyaknya para pengguna jasa dalam menyewa sebuah unit apartemen tidak jarang pihak penyedia jasa mengalami kekurangan unit untuk disewakan. Penyedia jasa yang ingin terus menambah unit agar memenuhi permintaan banyaknya pengguna jasa, memiliki kekhawatiran tersendiri untuk mengurangi resiko kerugian apabila unit yang telah ditambah tidak terjual sepenuhnya. Oleh karena itu pihak penyedia jasa harus tahu betul siapa konsumen sebenarnya. Konsumen yang beragam membuat pihak penyedia jasa tidak memiliki segmen tertentu untuk memasarkan bisnisnya, hal yang digunakan oleh pihak penyedia jasa dalam memasarkan unitnya hanya melalui media online, kerabat, secara tak menentu. Dengan demikian peneliti berharap penelitian ini dapat mambantu pihak penyedia jasa untuk memenuhi target dalam memperluas segmen pasar yang dilayaninya, agar segmen yang dituju menjadi jelas dan tidak menunggu konsumen datang kepada penyedia akan tetapi penyedia menjemput konsumen. Dalam penelitian ini berhubungan dengan segmentation, targeting, dan positioning. Dalam segmentation peneliti memprofiling/mengenal konsumen lebih dalam, setelah memprofile konsumen, targeting diperlukan untuk mengetahui siapa target sebenarnya, lalu setelah mengetahui target konsumen, positioning diperlukan untuk mengkomunikasikan pihak penyedia jasa dengan pihak pengguna jasa. Metode yang digunakan peneliti ialah Peta Empati. Peta Empati adalah sebuah alat bantu 10

11 berpikir yang membantu anda mengetahui karakteristik demografi pelanggan dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan, perilaku, kepedulian, dan aspirasi. Dengan alat ini kita bisa menemukan model bisnis yang lebih kuat karena profil pelanggan memandu perancangan proposisi nilai yang lebih baik, cara yang lebih nyaman dalam menjangkau pelanggan, dan hubungan pelanggan yang lebih baik (Osterwalder & Pigneur, 2012:131). Dengan mengetahui tahapan profiling peneliti berharap dapat memberikan solusi kepada pihak penyedia jasa dalam memasarkan bisnisnya. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa Peta Empati ialah metode yang paling tepat untuk melakukan penelitian dalam memahami profil konsumen dari apartemen The Suites Metro. Penelitian ini memfokuskan pada segmen pengguna jasa dengan mendapatkan informasi melalui wawancara pada segmen pengguna jasa, segmen pemilik kamar (owner), dan segmen penyedia jasa itu sendiri. Oleh karena itu atas dasar masalah-masalah di atas maka peneliti ingin membahas pemahaman profil konsumen pengguna jasa sewa-menyewa unit Apartemen The Suite Metro di Kota Bandung dengan menggunakan Peta Empati, sehingga mengetahui kebutuhan dan keinginan dari pengguna jasa sewa, agar segmen yang membutuhkan nya menjadi jelas, rinci, dan lebih detail. Penelitian ini hanya dilakukan di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat. 1.3 Perumusan Masalah Dari latar belakang di atas, masalah yang paling utama dialami penyedia jasa adalah bagaimana untuk mencari segmen pasarnya, agar tidak serta merta menunggu konsumen. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Analisis profil konsumen pengguna jasa sewa unit Apartemen The Suite Metro di Kota Bandung menggunakan bantuan Peta Empati. 11

12 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami profil konsumen pungguna jasa sewa unit Apartemen The Suite Metro di Kota Bandung menggunakan bantuan Peta Empati. 1.5 Kegunaan Penelitian Aspek Teoritis Kegunaan dari sisi teori adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam kaitannya dengan kajian Entrepreneurship dimana dapat menjadikan tolak ukur untuk mengetahui segmen pasar konsumen yang menggunakan jasa sewa menyewa apartemen The Suite Metro Aspek Praktis Kegunaan dari sisi praktis adalah dapat menjadi peluang bisnis dibidang jasa layanan sewa-menyewa Apartemen The Suite Metro (broker) maupun masukan untuk penyedia unit dalam pengambilan keputusan. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, sistematika penelitiannya dibagi menjadi lima bab, yang akan di uraikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah yang menguraikan latar belakang penelitian dan alasan peneliti untuk meneliti topik yang bersangkutan serta rumusan malasah yang akan dibahas dalam penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini, pembahasan mengenai hasil dari penelitian-penelitian sejenis yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dan kerangka pemikiran. 12

13 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini memuat jenis penelitian mengenai metode, pendekatan, dan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan maupun menganalisi data yang dapat menjawab serta menjelaskan masalah penelitian. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai data penelitian, hasil penelitian, serta pembahasan dari hasil penelitian tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian. 13

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur,

BAB I PENDAHULUAN. Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian apartemen Menurut (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Apartemen adalah: Tempat tinggal (yang terdiri atas kamar tamu, kamar tidur, kamar mandi, dapur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Undip Sumber : BAPSI Undip BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan Kampus Universitas Diponegoro di daerah Tembalang, Semarang memiliki dampak yang luar biasa. Kegiatan perkuliahan di Kampus Tembalang Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun Bulan Tingkat Hunian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata, salah satunya adalah kota Bandung. Bandung memiliki cukup banyak pilihan objek wisata, seperti wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Pembangunan gedung vertikal yang semakin marak membuat kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha asing untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil menurut data yang diperoleh dari International Monetary Fund (IMF). Berikut adalah grafik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun mancanegara untuk berkunjung. Seiring dengan meningkatnya kunjungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki sektor pariwisata yang menarik baik wisata alam maupun keragaman kebudayaannya. Maka dengan pengelolaan yang baik dan terarah diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. menyusun strategi untuk menarik hati para pelanggan mereka (Budi, 2013: 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan angka kunjungan wisatawan di Indonesia pada tahun 2013 juga meningkatkan nilai investasi di sektor pariwisata serta memberikan dampak positif terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan

BAB I PENDAHULUAN kunjungan, mengalami penurunan sebesar 3,56 persen dibandingkan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota yang terus berkembang di berbagai aspek.kondisi dunia pariwisata saat ini pun makin berkembang cepat sehingga kepariwisataan dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. selling, (Anderassen et al, 1997) dengan tujuan membangun citra yang kuat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan peningkatan di dalam sektor jasa pelayanan perhotelan saat ini cukup pesat sehingga membawa perubahan pada pola hidup masyarakat dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul

BAB I PENDAHULUAN Deskripsi Judul BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Deskripsi Judul Judul dalam laporan Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Penataan Plaza dan Pusat Kuliner di Kawasan Simpang Lima Semarang (Pendekatan pada Konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman

BAB I PENDAHULUAN. internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini Teknologi Informasi (TI) berkembang sangat pesat, peran internet tidak dapat dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global. Di zaman globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi, Tangerang, Depok, dan Bogor menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta (DIY) di bagian selatan dibatasi Samudera Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta (DIY) di bagian selatan dibatasi Samudera Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu daerah dari 33 provinsi di wilayah Indonesia dan terletak di pulau Jawa bagian selatan. Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. rutin jika disewakan atau sering disebut sebagai passive income. Selain itu pada

BAB I. Pendahuluan. rutin jika disewakan atau sering disebut sebagai passive income. Selain itu pada 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Properti merupakan salah satu sarana investasi yang sangat menarik untuk dicermati karena investasi jenis ini dapat memberikan pendapatan sewa secara rutin jika disewakan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN...... i KATA PENGANTAR...... ii DAFTAR ISI...... iv DAFTAR GAMBAR...... viii DAFTAR TABEL...... x DAFTAR DIAGRAM...... xi BAB 1 PENDAHULUAN I - 1 1.1 LATAR BELAKANG I - 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (seperti meeting room, business centre, exhibition room dan sebagainya), yang

BAB I PENDAHULUAN. (seperti meeting room, business centre, exhibition room dan sebagainya), yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu bentuk bangunan, lambang, perusahaan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman serta fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu institusi yang memberikan layanan kepada masyarakat diantaranya pelayanan medis, penunjang medis, pelayanan dan asuhan keperawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Kota Tangerang terletak antara Lintang Selatan dan

BAB I PENGANTAR. Kota Tangerang terletak antara Lintang Selatan dan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kota Tangerang terletak antara 6 6-6 13 Lintang Selatan dan 106 36-106 42 Bujur Timur. Luas wilayah Kota Tangerang sekitar 164,55 km², saat ini memiliki 13 wilayah administratif

Lebih terperinci

PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA

PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA PROPOSAL PENAWARAN KERJASAMA BINTARO PAVILION APARTMENT Jl. Pondok Betung Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan Contact: ARIS - 081310160719 i DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii LATAR BELAKANG... 1 MAKSUD DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. 8,39 % 1,67 % 5,04% Jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan. Seiring dengan perkembangannya, rumah menjadi salah satu bentuk investasi yang menarik. Saat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdiri gedung-gedung menjulang tinggi, apartemen, mall dan rumah tinggal,

BAB 1 PENDAHULUAN. berdiri gedung-gedung menjulang tinggi, apartemen, mall dan rumah tinggal, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika kita melihat betapa indahnya negeri Indonesia, di negeri ini sudah berdiri gedung-gedung menjulang tinggi, apartemen, mall dan rumah tinggal, yang juga sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan salah satu bentuk perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat berperan dalam kehidupan manusia terutama dalam menyebarkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bekasi adalah salah satu kota yang termasuk dalam kawasan megapolitan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bekasi adalah salah satu kota yang termasuk dalam kawasan megapolitan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Pembangunan Proyek Bekasi adalah salah satu kota yang termasuk dalam kawasan megapolitan (Jabodetabek), dan menjadi kota keempat terbesar di indonesia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belanja merupakan aktivitas keseharian masyarakat, setiap orang perlu memenuhi kebutuhannya sehari-hari, baik itu kebutuhan yang bersifat primer (kebutuhan pokok atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha memenuhi kebutuhan rumah daripada kebutuhan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha memenuhi kebutuhan rumah daripada kebutuhan lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia selain sandang dan pangan. Setiap manusia akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar daripada kebutuhan sekundernya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis jasa fotografi saat ini sudah berkembang cukup pesat dengan semakin banyaknya penyedia jasa fotografi di berbagai bidang seperti foto produk, model, bayi, pernikahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari jumlah dan variasi ritel modern yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya hotel-hotel baru bertarif ekonomis (budget) menjadi fenomena baru. Posisinya yang berada antara guest house dan hotel bintang 3 menarik para pebisnis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang sangat tajam pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat didalam masyarakat

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Industri ritel memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara., terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Seiring dengan pesatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar BelakangProyek Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan sebuah ruang. Sebuah kata ruang secara tidak langsung pasti berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan maupun

Lebih terperinci

Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita simak, terlebih dengan adannya globalisasi dalam bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan paling mendasar bagi manusia. Hunian dibutuhkan sebagai tempat dimana kita akan merasa nyaman dan aman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Antara lain disebabkan adanya peluang kerja dari sektor industri dan perdagangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan merupakan sebuah fase yang akan dialami oleh setiap manusia yang memutuskan untuk hidup berkeluarga. Setiap calon pasangan yang akan menikah berusaha menjadikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI

KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, banyak masyarakat yang mulai membiasakan diri dengan berolahraga di pagi hari sebelum

Lebih terperinci

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN

RUMAH SUSUN MILIK DI JAKARTA DENGAN PENENKANAN DESAIN MODERN-GREEN Sevi Maulani, 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengapa rumah susun? Kebutuhan tempat tinggal merupakan kebutuhan primer manusia. Berbagai macam upaya pemenuh kebutuhan ini terwujud dengan semakin banyaknya proyek-proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kegiatan, yang kemudian sistem ini disebut sebagai sentraliasasi, kegiatan untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kegiatan, yang kemudian sistem ini disebut sebagai sentraliasasi, kegiatan untuk BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejak bertahun-tahun Kota Jakarta telah menjadi kota pusat berbagai kegiatan, yang kemudian sistem ini disebut sebagai sentraliasasi, kegiatan untuk menjadikan Kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum 1.1.1 Profil PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Gambar 1.1 Logo PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma) Sumber : PT. Pesona Gerbang Karawang (Grand Taruma)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya peradaban manusia. Perubahan yang terjadi menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki dasawarsa ke 2 pada abad ke 21 di era globalisasi ini menjadi bukti pesatnya perkembangan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis di Indonesia adalah salah satu fenomena yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta Sebagai sentral dari berbagai kepentingan, kota Jakarta memiliki banyak permasalahan. Salah satunya adalah lalu lintasnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa I. PENDAHULUAN Latar Belakang Pusat perbelanjaan yang tumbuh semakin pesat di Jakarta setelah berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun 1998 merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini berkembang pesat dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan adanya persaingan ekonomi secara global. Hampir semua perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muncullah salah satu bentuk bisnis yang menjanjikan yaitu bisnis. Perumahan pada umumnya dirancang dan dibangun oleh developer

BAB I PENDAHULUAN. muncullah salah satu bentuk bisnis yang menjanjikan yaitu bisnis. Perumahan pada umumnya dirancang dan dibangun oleh developer BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya usaha-usaha perdagangan yang sangat pesat pada saat ini menjadikan informasi menjadi hal yang sangat penting perannya dalam menunjang jalannya operasi-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini Kota Bandung telah menjadi daerah tujuan wisata untuk para wisatawan lokal maupun asing. Didukung dengan daerah yang nyaman, dan aman serta udara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 komposisi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia yang memiliki perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat diberbagai bidang dan sektor. Melihat pertumbuhan Kota Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya industri jasa perhotelan akan menimbulkan terjadinya persaingan yang lebih ketat antara sesama pengelola jasa akomodasi yang ada di Kota Gorontalo

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari studi penelitian dan rekomendasi yang bisa di ambil dalam studi. Selain itu akan dibahas mengenai kelemahan studi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan dicermati semua pihak tak terkecuali oleh perusahaan, pemanasan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BELAJAR MENCIPTAKAN PENGHASILAN ONLINE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BELAJAR MENCIPTAKAN PENGHASILAN ONLINE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BELAJAR MENCIPTAKAN PENGHASILAN ONLINE Karya ilmiah ini dibuat untuk syarat kelulusan matakuliah lingkungan bisnis Disusun oleh: Aditya Chandra Buana 10.12.4603 STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL...

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL... DAFTAR ISI Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... ix Daftar Lampiran... xii Intisari... xiii Abstract...

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan popularitas teknologi informasi khususnya internet yang memasuki hampir semua aspek kehidupan terus meningkat. Hal ini memicu para perusahaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Strategi Pemasaran sangat penting diterapkan pada semua bidang yang berkaitan dengan bisnis. Hal ini dikarenakan ketatnya persaingan di bidang bisnis menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan dan keinginan pembeli sangat bervariasi. Pembeli memiliki prioritas dengan pilihan yang berbeda. Hal tersebut terjadi karena konsumen memiliki perbedaan secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman ini perkembangan transportasi terus meningkat dan kebutuhan manusia akan transportasi pun terus meningkat. Hal ini membuat manusia itu sendiri terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. serius terhadap bidang ini telah melahirkan beberapa kebijakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa Negara. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebagai peluang

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA INTERNAL. 1. Bagaimana latar belakang atau sejarah Siantar Hotel, Siantar?

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA INTERNAL. 1. Bagaimana latar belakang atau sejarah Siantar Hotel, Siantar? LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA INTERNAL Pertanyaan-pertanyaan berikut merupakan sumber dari wawancara dengan pihak managemen Siantar Hotel, Pematang Siantar. PROFIL USAHA 1. Bagaimana latar belakang atau sejarah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang nya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan sektor pariwisata di Indonesia berkembang sangat pesat, terlihat dari banyak nya wisatawan asing yang datang ke Indonesia. Dengan berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan bersifat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1 Latar Belakang Masalah Indonesia dengan jumah penduduk lebih dari 220 juta, ditambah kunjungan wisatawan manca negara sekitar 5 juta per tahun merupakan pasar yang empuk bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar mobil bekas di Indonesia dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren positif (meningkat). Pesatnya pertumbuhan sektor industri otomotif nasional dan melonjaknya

Lebih terperinci

Tugas Akhir 2015 BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di Palembang Latar Belakang

Tugas Akhir 2015 BAB I PENDAHULUAN. Apartemen di Palembang Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palembang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Selatan dan merupakan kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Medan. Sebagai ibukota provinsi, Palembang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan mengenai Tinjauan strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT. Mustika Hadiasari, maka penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Condotel adalah tempat dimana tempat yang berfungsi lebih kesebuah bisnis, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah dan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) semakin kompetitif

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah dan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) semakin kompetitif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis properti di Indonesia berkembang pesat. Kalangan bisnis properti memandang, bisnis penjualan properti di Indonesia sangat prospektif dan menjamin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan tempat tinggal pada saat ini menunjukkan perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan tempat tinggal pada saat ini menunjukkan perkembangan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan tempat tinggal pada saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup besar, dimana hal tersebut merupakan salah satu solusi untuk memenuhi tingginya tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Berdasarkan sensus, Jakarta merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat yaitu 8.509.170 jiwa (Dinas Kependudukan dan catatan Sipil 2008). Tingginya tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN APARTEMEN DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN APARTEMEN DI KOTA SEMARANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini wilayah Jateng tengah menjadi tujuan utama investasi. Jateng dinilai memiliki banyak potensi sehingga para investor berlomba untuk berinvestasi disana. Seperti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan teknologi di Indonesia, menjadi peluang bisnis tersendiri untuk pemasaran pembuatan mesin-mesin pabrik. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Perletakkan massa bangunan apartemen yang memperhatikan view yang ada, view yang tercipta kearah barat dan utara. Permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa atribut..., Ferdy Fahdrian Suyaka, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa atribut..., Ferdy Fahdrian Suyaka, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surat kabar merupakan salah satu media penyedia informasi. Keunggulan surat kabar dibandingkan dengan media informasi lainnya adalah mudah diperoleh, harga relatif

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, pertambahan populasi menyebabkan kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang tetap dan terbatas.

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG 1 BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 DEFINISI MASALAH Perkembangan iklim investasi dan ekonomi Indonesia yang semakin baik, berimbas pada meningkatnya kunjungan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari masalah antrian. Hampir semua orang pernah mengalami masalah antri. Antrian yang terlalu panjang tentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau yang sederajat melanjutkan sekolah di luar kota, bahkan ada yang di luar provinsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari tiap individu. Internet merupakan jaringan global yang menyatukan jaringan komputer di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1.1.1. Lingkungan Ekternal Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung di Daerah Istimewa Yogyakarta baik wisatawan nusantara maupun mancanegara setiap tahunnya menjadi

Lebih terperinci