BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat
|
|
- Adi Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Letak geografis Indonesia diantara dua benua dan dua samudera serta terletak disekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan. Pada posisi geografis seperti ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklom El Nino Shortem Oscilation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut pasifik equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Saat musim kemarau sebagian wilayah di Indonesia mengalami kekeringan dan kesuliatan air dari tahun ke tahun jumlah wilayah yang mengalami bencana kekeringan terlihat semakin meningkat dan meluas. Kondisi seperti ini tidak hanya menyebabkan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi, namun yang lebih penting juga menyebabkan sulitnya penduduk untuk mendapatkan air bersih terutama untuk kehidupan sehari-hari. Kekeringan di Indonesia dapat terjadi akibat berkurangnya hujan, yang biasanya tinggi di daerah tropis. Kekeringan ekstrim telah dilaporkan terjadi pada tahun 1848 dan terjadi lagi pada tahun 1872 yang melanda wilayah Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah sehingga mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia.( Bohlam Inspirasi 2011) 1
2 2 Kekeringan ( balai hidrologi: 2003) adalah hubungan antara ketersediaan air yang jauh dibawah kebutuhan baik untuk kebutuhan hidup, pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kecamatan Tawangsari sukoharjo terletak didaratan tinggi, dengan tinggi 118m diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 39,96km. Kecamatan ini terdiri dari 12 desa yaitu: Desa Watubonang, Pundungrejo, Lorog, Grajegan, Kedug jambal, Ponowaren, Kateguhan, Dalangan, Pojok, Tangkisan, Majasto, dan Desa Tambakboyo (bpbd.sukoharjo.kekeringan). Kekeringan yang terjadi mengakibatkan banyak kerugian-kerugian dan penderitaan yang cukup berat. Maka diperlukan upaya yang dapat mengurangi resiko bencana dengan melakukan kesiapsiagaan bencana. Penanggulangan bencana kekeringan agar tidak berdampak pada masalah sosial, maka diperlukan adanya pengetahuan. Dengan harapan adanya respon dan kesiapan siswa dalam menanggulangi bencana dapat mengurangi dampaknya. Siswa diharapkan memahami dan mengerti tentang informasi daerah rawan kekeringan dan informasi iklim, sehingga dapat terhindar dari bencana kekeringan.
3 Batas Batas Batas PETA RAWAN BENCANA KEKERINGAN DESA PUNDUNGREJO KECAMATAN TAWANGSARI SKALA 1: ,2 0,1 0 0,2 0,4 0,6 0,8 KM Kecamatan Tawangsari Desa Pundungrejo mt Banaran Puluk Sirahan Kali Sirahan Lingkap Semutan Wungurejo Sendungrejo Ngaren Lomanis Tohong Sanin Suwitan Kali Langkap Sentul '0" BT '30" '0" Kabupaten Klaten Kecamatan Nguter Kecamatan Weru Kecamatan Bulu '0" '30" '0" 7 45'0" 7 41'30" mu 7 45'0" 7 41'30" Disusun oleh : Anggi Pratiwi (A ) Proram Studi Pendidikan Geografi Desa Watubonang 2U Proyeksi : Transverse Mercator Grid Koordinat : Universal Tranverse Mercator Zona : 49 South Datum : WGS Legenda Sekolah Kantor Desa Kecamatan DESA Dusun sungai Rawan Tidak Rawan 3 Desa Pundungrejo Jalan LS KECAMATAN WERU KECAMATAN BULU Sumber : 1. Peta Rupa Bumi Indonesia Skala 1 : Badan Informasi Geospasial 2. Survey Koordinat Sekolah 3. Peta Administrasi Desa Pundungrejo Peta Rawan Bencana Kekeringan Desa Pundungrejo Kecamatan Tawangsari
4 4 Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepatdan tepat guna. Kesiapsiagaan adalah Penyusun rencana penanggulangan bencana,pemeliharaan dan upaya personil. Maka dengan itu peneliti ingin meneliti dengan judul KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO PELAJARAN TAHUN 2013/2014. B. Identifikasi Masalah Penelitian ini dilakukan karena Kecamatan Tawangsari merupakan salah satu daerah di Kabupaten Sukoharjo yang merupakan daerah rawan bencana kekeringan, yang terjadi pada bulan September Desember 2008.(solopos.com). Sekarang pada tahap ini: 1. Meningkatkan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan. 2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan. C. Pembatasan Masalah Penelitian ini perlu adanya pembatasan terhadap masalah yang diteliti:
5 5 1. Membatasi permasalahan agar dalam melaksanakan pembahasan masalah tidak meluas. 2. Membatasi ruang lingkup permasalahan mengenai tingkat resiko bencana kekeringan dan tingkat kesiapsiagaan siswa. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan pembatasan terhadap masalah agar penulisan tidak menyebar kemana-mana dan penulisan lebih terfokus pada masalah yang akan diteliti. Dengan dasar dan pertimbangan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat pengetahuan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo? 2. Bagaimana tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo? E.Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian, karena akan menentukan arah dari hasil penelitian secara terperinci. Adapun tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui tingkat pengetahuan dalam menghadapi bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo 2. Mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo
6 6 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis a. Sebagai rujukan dan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya b. Memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam kesiapsiagaan bencana kekeringan. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi penelitian yang sejenis. 2. Manfaat praktis a. Bagi penulis: dapat dijadikan ilmu pengetahuan sebagai pengkayaan dan pengembangan pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan b. Bagi siswa : sebagai motivasi untuk pengetahuan siswa terhadap kesiapsiagaan bencana kekeringan c. Mengajak siswa untuk mengetahui pentingnya kesiapsiagaan bencana kekeringan d. Bagi peneliti selanjutnya : penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai perbandingan atau referensi untuk penelitian yang selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Indonesia secara astronomis terletak di 6 LU 11 LS dan 95 BT 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada kondisi iklim Indonesia yang
Lebih terperinciANGGI PRATIWI A
KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 TAWANGSARI DI PUNDUNGREJO KABUPATEN SUKOHARJO PELAJARAN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ANGGI PRATIWI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran dinyatakan efektif jika proses pembelajaran sudah sesuai dengan tujuan dan mencapai hasil pembelajaran yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan sebagaimana
Lebih terperinciBAB I. yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng
BAB I A. Latar Belakang Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng aktif dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Samudera Hindia- Benua Australia dan lempeng Samudera Pasifik. lempeng Samudera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Boyolali disebelah utara, Kabupaten Sukoharjo disebelah timur, Kabupaten Gunung Kidul (DI Yogyakarta) disebelah selatan, dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kabupaten Klaten yang terletak secara geografis antara 110 0 26 14 110 0 48 33 Bujur Timur dan 7 0 32 19 7 0 48 33 Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Klaten yang berbatasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah dataran rendah yang terletak di cekungan lereng Gunung Lawu dan Gunung Merapi dengan ketinggian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, kekeringan adalah kondisi kekurangan air pada suatu daerah untuk suatu poriode waktu berkepanjangan, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadi defisit kelembaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Surakarta terletak antara BT BT dan. lainnya seperti Semarang maupun Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta terletak antara 110 0 45 14 BT - 110 0 45 35 BT dan 7 0 36 LS -7 0 56 LS. Kota Surakarta yang terkenal dengan sebutan Solo ini merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.
BAB PENDAHULUAN A. Latar Belakang ndonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai 17.508 pulau besar dan kecil dan 6.000 diantaranya tidak berpenghuni. Wilayah ndonesia terbentang antara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di
BAB 1 PENAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di indonesia, terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Bakornas PB (Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana, 2007) banjir adalah aliran sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melimpas dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya memlalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu bukti kerawanan gempa tersebut adalah gempa tektonik yang terjadi pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Yogyakarta dan sekitarnya berada di dua lempeng aktif, Indo- Australia dan Eurasia yang membentang dari belahan barat Sumatera hingga belahan selatan Nusa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gempa bumi. Gempa bumi merupakan pergerakan (bergesernya) lapisan. batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak pengertian atau definisi tentang bencana yang pada umumnya merefleksikan karakteristik tentang gangguan terhadap pola hidup manusia, dampak bencana bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di
BAB 1 PENAHULUAN A. Latar Belakang Gempa bumi merupakan bencana alam yang relatif sering terjadi di Indonesia, terutama akibat interaksi lempeng tektonik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak
Lebih terperinciPENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1
PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Geografi Disusun Oleh : THOHA MUSTOFA
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan zaman banyak dilakukan suatu pembaharuan dalam segala hal. Salah satunya adalah di bidang pendidikan, cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diantara dua benua, dan dua samudra serta berada di sekitar garis equator yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terbentang dari 6 o lintang utara (LU) sampai 11 o lintang selatan (LS) dan 9 o sampai 141 o bujur timur (BT). Indonesia secara geografis terletak diantara
Lebih terperinciADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Muhammad Husain Hasan dan Maria Floriani Mongko Jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Nusa Cendana E-mail: muhammadhusain32@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Data bencana di BAKORNAS menyebutkan bahwa antara telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang rentan dengan enam bencana alam, seperti tsunami, gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan letusan gunung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor. alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai. ekonomi.meminimalkan risiko atau kerugian bagi manusiadiperlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir menurut Rahayu, Harkunti P (2009) didefinisikan sebagai tergenangnya suatu tempat akibat meluapnya air yang melebihi kapasitas pembuangan air di suatu wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DENGAN KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten merupakan daerah dengan potensi bencana yang cukup tinggi, karena berada pada jalur cincin api (Ring of Fire). Jalur api ini berasal dari jalur Mediterania
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi pembentukan karakter dan kemajuan. Tanpa pendidikan, sebuah bangsa atau masyarakat akan sulit untuk mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BANYUASIN DENGAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
Lebih terperinciPENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP MITIGASI BENCANA KEKERINGAN DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI
KEKERINGAN DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi Disusun Oleh: INDRIANTORO A610090008 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada episentrum LU BT (http://wordpress.com/2010/10/25
BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan mengalami bencana alam yang disebabkan oleh banjir, tsunami, gempabumi, tanah longsor, letusan gunung berapi. Frekuensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menggaunggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciINFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono
INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam merupakan suatu fenomena alam yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal ini, bencana alam dapat menyebabkan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BOALEMO DENGAN KABUPATEN POHUWATO PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, REPUBLIK
Lebih terperinciPERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 127 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI DENGAN KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciFenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani
Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani Oleh : Made Dwi Jendra Putra, M.Si (PMG Muda Balai Besar MKG III) Abstrak Pertengahan tahun ini pemberitaan media cetak maupun elektronik dihiasi oleh
Lebih terperinciEVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA
EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA OLEH : ANDRIE WIJAYA, A.Md FENOMENA GLOBAL 1. ENSO (El Nino Southern Oscillation) Secara Ilmiah ENSO atau El Nino dapat di jelaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Klaten merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota
BAB I PENAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Klaten merupakan Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Jogjakarta dan berada pada jalur patahan sehingga rawan sekali dengan bencana gempa bumi. Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efektivitas pembelajaran merupakan pencapaian tujuan antara perencanaan dan hasil pembelajaran. Hal ini didukung oleh pernyataan Menurut Elvira (2008: 58), efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kepulauan Indonesia secara geografis terletak di 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 141 BT merupakan zona pertemuan empat lempeng tektonik aktif dunia, yaitu:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa, Indonesia dengan panjang sekitar 548,53 km. Wilayah Sungai Bengawan Solo terletak di Propinsi Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan posisi geografis diantara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudera (Samudera Hindia dan Samudera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia terletak diantara pertemuan Lempeng Eurasia dibagian utara, Lempeng Indo Australia di bagian selatan, Lempeng Filipina dan Samudera Pasifik dibagian timur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya setiap manusia itu memiliki akal pikiran untuk mempertahankan kehidupannya. Manusia belajar mengenali lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan serta dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di. tsunami, banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai potensi bencana cukup besar. Hal ini dikarenakan kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 (tiga)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting untuk di laksanakan, karena pembelajaran dapat merubah perilaku seseorang, dan dapat membuat seseorang berinteraksi
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KOTA PONTIANAK DENGAN KABUPATEN MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor non-alam maupun
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 217 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN KABUPATEN MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Strategi pembelajaran menjadi salah satu unsur dari proses pembelajaran. Strategi digunakan oleh guru dan siswa untuk mengkreasikan proses pembelajaran yang
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia umumnya dikelilingi oleh lautan yang berada antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Samudera ini menjadi sumber kelembaban utama uap air
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 Data Siklon Tropis Data kejadian siklon tropis pada penelitian ini termasuk depresi tropis, badai tropis dan siklon tropis. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Klaten terdiri dari 26 Kecamatan, terbagi atas 391 Desa dan 10 Kelurahan, dengan luas 65.556 ha. Kabupaten Klaten merupakan bagian provinsi Jawa Tengah yang
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bencana. Hal ini terungkap mengingat bahwa negara indonesia adalah salah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara kesatuan republik indonesia bertanggung jawab melindungi segenap bangsa indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pada bidang pendidikan. Perubahan dalam dunia pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah membawa pengaruh perubahan di dalam kehidupan manusia disegala bidang terutama pada bidang pendidikan. Perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia di bagian utara, lempeng Indo-Australia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara. lebih panjang akan mengakibatkan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan air
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi kekeringan dalam Permasalahan Kekeringan dan Cara Mengatasinya (2003) adalah kekurangan curah hujan dari biasanya atau kondisi normal bila terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian bencana dunia meningkat dan 76% adalah bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, siklon tropis, kekeringan). Sebagian besar terjadi di negara-negara miskin
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 207 TENTANG BATAS DAERAH KOTA PRABUMULIH DENGAN KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi kekeringan setiap tahunnya. Bencana kekeringan semakin sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia dengan pola dan
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN TABANAN
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI. Oleh :
SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB SKRIPSI Oleh : EVA YULIA PUSPANINGRUM 0834010177 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banjir merupakan salah satu jenis bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Hampir setiap tahun beberapa wilayah di Indonesia selalu megalami banjir.
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR
PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
Latar Belakang PENDAHULUAN Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan, yang menghasilkan minyak nabati paling efisien yang produknya dapat digunakan dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan populasi ke-empat terbesar dan penghasil beras ke-tiga terbesar di dunia (World Bank, 2000). Indonesia memproduksi sekitar 31 juta ton
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR
PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia banyak dilanda bencana mulai dari bencana alam sampai bencana sosial. Terutama bencana alam, hampir semua bencana alam melanda negara ini baik bencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara maritim dimana sebagian besar wilayahnya terdiri dari wilayah perairan kurang lebih 70,8 % dari luas permukaan bumi yang luasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pembangunan Waduk Sadawarna adalah untuk memenuhi kebutuhan air dari berbagai macam keperluan di Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu yang mempunyai jumlah penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan bentuk usaha interaksi yang berupa prosesproses transfer pengetahuan oleh seorang pendidik terhadap peserta didik dengan tujuan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geologi, Indonesia berada di daerah rawan bencana, karena Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo- Australia di bagian
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian berjudul Pemodelan dan Peramalan Angka Curah Hujan Bulanan Menggunakan Analisis Runtun Waktu (Kasus Pada Daerah Sekitar Bandara Ngurah Rai), menjelaskan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG
KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bencana merupakan suatu peristiwa atau rangkaian kejadian yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BULELENG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BULELENG DENGAN KABUPATEN BANGLI PROVINSI BALI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang secara astronomi berada pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis Indonesia terletak di antara
Lebih terperinciKecamatan Tawangsari DALAM ANGKA 2014 MENCERDASKAN BANGSA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUKOHARJO KECAMATAN TAWANGSARI DALAM ANGKA 2014
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo Jl. Raya Bulakrejo - Gentan No. 3 Sukoharjo ( 0271-593057 E-mail : bps3311@bps.go.id;.id go :// su k oh ar jo ka b. bp s. DALAM ANGKA 2014 tp Publikasi Kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana dapat dilihat dari aspek geografis, klimatologis, dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua Benua
Lebih terperinciTINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO
TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Strata-1 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam atau mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya Letak geografi Indonesia dan letak astronomis Indonesia adalah posisi negara Indonesia
Lebih terperinciPrakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang amat subur sehingga sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Indonesia memiliki iklim tropis basah, dimana iklim
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 217 TENTANG BATAS DAERAH KOTA BEKASI DENGAN KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciArtikel Publikasi. Diajukan Oleh: Bibit Sulasto A PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO UNTUK MENCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN IPS MATERI LETAK WILAYAH INDONESIA SISWA KELAS VII SMP N 2 BANYUDONO Artikel Publikasi Diajukan Oleh: Bibit Sulasto A10110074
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan Indonesia tersebar sepanjang nusantara mulai ujung barat Pulau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Studi tentang iklim mencakup kajian tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan
Lebih terperinci