BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah sampah adalah sebuah kondisi yang tidak diharapkan keberadaannya dalam suatu Negara, termasuk di Indonesia. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia sendiri, sampah masih menjadi sebuah persoalan yang belum sepenuhnya tuntas diselesaikan. Alasan yang membuat volume sampah terus meningkat disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor kepadatan penduduk, pola hidup masyarakat dan juga budaya konsumtif yang semakin meningkat. Menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat. Secara umum sampah dapat dikategorikan kedalam dua jenis yaitu sampah organik yang dapat terurai secara alami dan jenis kedua yaitu sampah anorganik yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Kedua jenis sampah ini sama-sama mendatangkan dampak yang buruk, namun sampah anorganik membawa dampak buruk lebih holistik dan berdampak jangka panjang. Proses penguraian dalam jangka waktu panjang terjadi karena bahan plastik memiliki zat yang sulit untuk diurai. Untuk kondisi yang tidak ideal, proses penguraian memakan waktu lebih dari 500 tahun (Riset ScienceLearn.org dalam nationalgeographic.co.id diakses 17 November 2016 pukul 11.35). Keberadaan sampah plastik menjadi semakin dilematis karena kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang masih belum benar. Dalam mengelola sampah plastik, umumnya masyarakat Indonesia mempunyai pilihan yaitu membuang atau membakar. Namun penanganan ini justru mendatangkan dampak buruk. Selain dapat mencemari udara, menurut Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jambi, Rudiansyah, sampah plastik yang dibakar akan menghasilkan asap beracun yang jika terhirup akan menyebabkan berbagai 1

2 penyakit seperti kanker, hepatitis, pembengkakan hati hingga ISPA (tribunjabar diakses 22 November 2016 pukul 23.30). Menurut Direktur Utama Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung, Deni Nurdayana, volume sampah di kota Bandung selama Ramadhan meningkat signifikan. Pada dua minggu awal ramadhan, sampah organik meningkat 20%, sedangkan di dua minggu terakhir sampah anorganik meningkat sebesar 40% (m.tempo.co diakses 22 November 2016 pukul 23.30). Salah satu contoh lokasi di Bandung yang memprihatinkan dengan tumpukan sampah yaitu sungai citarum di kampung Lewibandung, kecamatan Bojongsoang. Tumpukan sampah yang hanyut dari sungai cikapundung ke sungai citarum ini seringkali meresahkan warga karena dikhawatirkan akan mendatangkan banjir akibat saluran yang tersumbat. Selain itu, tumpukan sampah juga menyebabkan bau yang tidak sedap ( diakses 22 November 2016 pukul 23.38). Pertambahan jumlah penduduk kota Bandung menjadi salah satu alasan produksi sampah terus meningkat dari hingga ton setiap harinya. Sampah plastik yang terdiri dari botol air mineral atau kantong plastik mencapai 200 ton setiap harinya (regional.liputan6.com diakses 17 November 2016 pukul 00.12). Gambar 1.1 Sampah Tutupi Sungai Cikapundung (Sumber: 17 November 2016 pukul 00.12) 2

3 Bukti tumpukan sampah yang kian menggunung di Bandung dapat ditinjau dari lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang semakin terbatas di kota Bandung. Pasalnya warga di daerah Ciparay tidak ingin melanjutkan operasi perpanjangan TPA Babakan, sehingga pemerintah harus mencari daerah atau lokasi lain sebagai TPA baru. Hal ini tercermin dari permintaan Bupati Bandung, Dadang M Naser kepada Pemprov Jabar untuk mengibahkan lahan sebagai upaya penanganan sampah setelah kontrak dengan TPA Babakan berakhir ( Juni 2016). Fakta buruk yang disebabkan oleh sampah, khususnya sampah plastik, mendorong berbagai elemen untuk menyelesaikan permasalah ini. Termasuk aparatur pemerintah hingga gerakan atau perkumpulan yang diinisiasi oleh masyarakat yang peduli pada kelestarian lingkungan. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa upaya tersebut dapat dilihat dari dikeluarkannya peraturan daerah kota Bandung yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik oleh pemerintah, retailer, komunitas maupun masyarakat. Ada juga gerakan tidak membakar sampah di Bandung atau kegiatan lain seperti Gerakan Pungut Sampah yang bertepatan dengan hari lingkungan hidup. Sejatinya sebuah kebijakan dimunculkan untuk ditaati, dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua elemen, termasuk masyarakat. Namun masyarakat Indonesia khususnya Kota Bandung masih memiliki kesadaran yang rendah untuk penanganan sampah. Kurangnya edukasi dari pemerintah untuk pengetahuan dasar seperti dampak buruk sampah plastik membuat pesan dari program atau peraturan pemerintah tidak seutuhnya sampai ke masyarakat. Akhirnya tujuan pemerintah untuk mengurangi penggunaan kantong plastik mengalami resiko kecil untuk dipahami dan diterapkan masayarakat. Dengan demikian dibutuhkan sebuah komunikasi lain yang dekat ke masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat sehingga menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kegiatan pengurangan penggunaan kantong plastik. Disinilah peran kegiatan kampanye public relations diperlukan demi meraih kepercayaan dan 3

4 perhatian masyarakat melalui penyampaian pesan yang intensif dengan porses komunikasi dalam jangka waktu tertentu (Supriyanto, 2016). Gerakan Indonesia Diet Kantong Platik (GIDKP) merupakan sebuah perkumpulan yang fokus untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak menggunakan kantong plastik yang berlebihan. Berdasarkan pengamatan penulis melalui website resmi GIDKP, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik adalah perkumpulan nasional yang memiliki misi untuk mengajak masyarakat agar lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Dimana kata Diet memiliki makna BIJAK dalam mengonsumsi. GIDKP membawa visi yaitu Indonesia bebas kantong plastik. Kampanye ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik yang berlebihan. Kampanye yang dilakukan GIDKP menekankan edukasi kepada masyarakat tentang dampak jika menggunakan kantong plastik secara tidak bijak. Kampanye pengurangan penggunaan kantong plastik sudah dimulai oleh lembaga daerah di berbagai Indonesia, salah satunya tercatat sejak bulan Oktober 2010 dengan nama kampanye Diet Kantong Plastik oleh Greeneration Indonesia di Bandung. Kampanye Diet Kantong Plastik saat itu bekerja sama dengan salah 1 peritel di 6 kota besar dalam penerapan prosedur Diet Kantong Plastik di kasir selama November 2010 November 2011, yang akhirnya dapat mengurangi lembar kantong plastik dan dapat mengumpulkan dana sukarela dari konsumennya sebesar 117 juta rupiah untuk kegiatan bebersih kota dari kantong plastik di Bogor, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memiliki berbagai program kampanye yang sering dilakukan guna mencapai tujuan mereka untuk mengurangi penggunaan kantong plastik di masyarakat termasuk di kota Bandung. Kampanye yang pernah di lakukan oleh GIDKP yaitu kampanye Wisata Plastik, Edukasi DKP, petisi #Pay4Plastic dan Kampanye Rampok Plastik. Seperti yang dipaparkan oleh Adisa Soedarso, Koordinator Regional GIDKP, kegiatan kampanye seperti wisata plastik sudah tidak berjalan dengan efektif karena terkendala dengan fasilitas yang 4

5 kurang memadai. Selain itu kampanye #Pay4Plastic tidak lagi dijalankan karena telah mencapai tujuan yaitu mendesak pemerintah untuk membuat regulasi tentang penggunaan kantong plastik. Sedangkan kampanye edukasidkp merupakan kampanye yang mendatangi sekolah-sekolah untuk mengedukasi siswa/i tentang bahaya sampah. Namun sayangnya seperti yang dikatakan oleh Adisa bahwa kampanye ini sudah berubah konsep dengan format kompetisi bertema lingkungan hidup dan hanya menyasar siswa/i SMA saja. Namun Kampanye Rampok Plastik masih sering dilakukan meskipun intensitasnya tidak besar. Seperti yang dikatakan oleh Adisa, Kampanye Rampok Plastik merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan oleh GIDKP dengan cara mendatangi titik keramaian dan bertemu dengan masyarakat yang membawa kantong plastik untuk ditukarkan dengan reusable bag yang diberikan oleh GIDKP secara gratis diiringi dengan edukasi tentang sampah plastik. Menariknya Kampanye Rampok Plastik yang tergolong dalam pass strategy ini, berbeda dengan kampanye pada umumnya yang aktif menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan kampanye dari pre-event hingga post-event. Justru Kampanye Rampok Plastik ini memiliki kesan surprising audience tanpa memberi tahu kapan dan dimana kampanye akan berlangsung. Padahal menurut Hadwood Childs bahwa kampanye membutuhkan proses publikasi suatu berita melalui kerjasama dengan berbagai media massa untuk menyebarkan pesannya (Ruslan, 2008: 48). Selain itu Klingeman secara tegas menyatakan bahwa teknologi komunikasi tidak hanya mengubah jumlah ketersediaan informasi di masyarakat tetapi juga mempengaruhi pesan yang akan ditransmisikan, sehingga bentuk media yang merepresentasikan informasi akan menentukan makna pesan yang disampaikan dan juga derajat ambiguitas pesan tersebut (Klingeman, 2002). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kampanye Rampok Plastik ini memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri dibandingkan kampanye pada umumnya yaitu tidak menggunakan media untuk melancarkan kegiatan berkampanye dan di bandingkan dengan kegiatan lain di GIDKP, Kampanye Rampok Plastik adalah kegiatan yang masih aktif dijalankan. Sehingga pada akhrinya menjadi pekerjaan 5

6 besar bagi Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) untuk bisa tetap membentuk persepsi masyarakat lewat Kampanye Rampok Plastik ini tanpa menggunakan saluran media sebagai alat bantu menyebarkan pesan dan informasi. Menurut Rogers dan Storey kampanye adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisir dengan tujuan untuk menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu (Rogers dan Storey dalam Ruslan 2008). Dalam konteks pembahasan ini, kampanye akan dilihat dari kaca mata public relations yang mana dalam prakteknya kampanye menjadi program kerja atau strategi dari public relations untuk perusahaan maupun organisasi. Dalam melakukan kampanye, terdapat sumber kampanye yang mempunyai peran dominan, yang secara aktif menciptakan pesan untuk disampaikan kepada khalayak. Pesan-pesan tersebut disampaikan melalui berbagai saluran media dan ketika pesan-pesan tersebut diterima khalayak, diharapkan munculnya efek perubahan pada diri mereka yang dapat diidentifikasikan dari umpan balik yang diterima sumber (Stefani, 2014). Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh GIDKP memiliki tujuan salah satunya untuk membentuk persepsi berupa kesadaran masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong plastik. Persepsi sendiri adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Desiderato, 1976:129 dalam Rakhmat 2008: 51). Ketika persepsi masyarakat sudah terbentuk, maka tujuan adanya partisipasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik juga akan terwujud. Penelitian dari Tansatrisna (2014) menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Artinya, ketika persepsi seseorang terhadap pengelolaan sampah rumah tangga adalah positif, maka tingkat partisipasi individu tersebut dalam pengelolaan sampah rumah tangga akan tinggi. Dalam skripsi Tansatrisna juga dijelaskan bahwa upaya membentuk persepsi akan pengelolaan sampah, keberadaan pemerintah atau tokoh masyarakat dan sarana dan prasarana memiliki peran yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh stimulus yang diberikan oleh 6

7 lingkungan diinterpretasikan oleh individu dalam proses persepsi, sehingga keadaan lingkungan berhubungan dengan persepsi seorang individu (Tansatrisna, 2014). Penelitian lain dari Dewi dan Hapsari (2012) juga menunjukan Persepsi masyarakat yang baik akan mendorong tingginya partisipasi masyarakat. Maka dari itu, ketika Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik mampu untuk membentuk persepsi masyarakat, maka tujuan untuk pengurangan penggunaan sampah akan tercapai. Untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, terlebih dahulu yang harus dirubah dan dibentuk adalah persepsi masyarakat itu sendiri. Ketika persepsi masyarakat sudah terbentuk barulah perubahan sikap itu akan terwujud. Persepsi masyarakat kota Bandung mengenai dampak buruk penggunaan kantong plastik belum cukup baik untuk membuat masyarakat mengurangi penggunaan kantong plastik. Menurut Yuliana Rini, Balitbang Kompas, masyarakat yang berusia senior memiliki kecenderungan tidak membawa tas belanja dengan alasan ribet dan merepotkan (properti.kompas.com januari 2016). Keberadaan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang membawa misi untuk mengurangi penggunaan kantong plastik melalui kegiatannya seperti kampanye Rampok Platik, bisa menjadi sebuah solusi untuk membentuk persepsi tersebut. Mengingat pentingnya pembentukan persepsi di masyarakat kota bandung berdasarkan uraian diatas dan hubungan yang erat dari kampanye dalam membentuk persepsi tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul Kampanye Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dalam Membentuk Persepsi Masyarakat di Kota Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu, bagaimana strategi Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dalam membentuk persepsi masyarakat di kota Bandung? 7

8 1.3 Fokus Penelitian Untuk membuat penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka peneliti membatasi bahasan pada strategi dalam Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) dilihat dari kaca mata public relations. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui strategi Kampanye Rampok Plastik yang dilakukan oleh Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat membawa dampak positif dan berguna baik bagi pembaca, pemerintah, perusahaan/organisasi yang terkait dalam penelitian ini. Adapun kegunaan penelitian peneliti bagi kedalam dua aspek yaitu aspek teoritis dan aspek praktis Aspek Teoritis Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi penelitian yang mengarah pada bidang komunikasi khususnya yang membahas tentang Kampanye Rampok Plastik dalam membentuk persepsi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau pijakan dalam melakukan penelitian selanjutnya, guna mengembangkan pembahasan secara lebih kompleks Aspek Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihakpihak terkait guna meningkatkan kinerjanya. Bagi organisasi yang akan ataupun sedang melakukan kegiatan kampanye secara umum atau dalam ranah public relations untuk membentuk persepsi masyarakat, diharapkan penelitian ini berguna untuk memberikan gambaran umum kegiatan yang dilakukan. Bagi masyarakat 8

9 semoga penelitian ini dapat memberikan dampak positif dalam menghemat penggunaan sampah, khususnya sampah plastik. 1.6 Tahap Penelitan Dalam melakukan penelitian kualitatif, dibutuhkan sebuah tahapan agar penelitian menjadi lebih sistematis dan terarah. Untuk itu tahapan penelitian yang dilakukan yaitu: A. Mencari fenomena dan topik yang akan diangkat kemudian menentukan judul penelitian B. Menentukan objek dan subjek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini C. Merumuskan masalah yang kemudian menjadi tujuan akhir penelitian D. Mengumpulkan data primer dengan cara wawancara dan observasi, E. maupun data sekunder dengan melihat referensi buku, study literature dan internet searching F. Mengolah data penelitian yang telah terkumpul untuk dianalisis G. Menuliskan laporan penelitian beranjak dari data-data atau informasi yang telah dikumpulkan dengan sistematis H. Penarikan kesimpulan setelah melakukan analisis data yang ditemukan I. Hasil akhir penelitian merupakan jawaban dari rumusan pertanyaan dalam penelitian. Tahapan dalam penelitian peneliti gambarkan dalam bentuk bagan agar lebih mudah dipahami; 9

10 Tabel 1.1 Tahapan penelitian Mencari fenomena, topk dan judul penelitian Menentukan subjek dan objek Merumuskan masalah penelitian Mengumpulkan data Data Primer - Wawancara - Observasi - Dokumentasi Data Sekunder - Referensi buku - Study literature - Internet searching Mengelola data Menuliskan laporan Penarikan kesimpulan Hasil akhir penelitian Sumber: Olahan penulis 10

11 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini akan mengamati Kampanye Rampok Plastik dengan menggali informasi dari pihak Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang berlokasi di Jalan Tikukur no 6 Bandung Lokasi ini dipilih karena merupakan sekretariat Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik yang ada di Bandung dan di Jakarta Waktu Penelitian Penelitian in dumulai dari bulan November 2016 hingga Mei 2017 dengan timeline seperti tertera pada table dibawah ini; Kegiatan Pra Penelitian Rumusan masalah Mengumpulkan data Mengelola data Proposal DE Proposal skripsi Tabel 1.2 Waktu Penelitian Bulan NOV DES JAN FEB MAR APR MEI Sumber: Olahan Penulis 11

12 1.8 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tahapan penelitian, lokasi dan waktu penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini peneliti memaparkan referensi-referensi yang berguna untuk membangun penelitian berupa teori-teori dan informasi bersumber dari buku, study literature dan internet searching. Pada bab ini peneliti menjelaskan tentang kampanye dari persepktif public relations serta perencanaan kampanye public relation yang menjadi teori yang digunakan dalam penelitian. Lebih lanjut peneliti dalam bab ini juga menjelaskan tentang persepsi dan proses pembentukan persepsi. Teori yang ada kemudian dikaitakan sehingga menjadi suatu landasan yang berguna dalam penelitian ini. BAB III : METODELOGI PENELITIAN Pada bab ini peneliti memaparkan definisi konseptual dari penelitian ini. Kemudian pada bab ini peneliti juga menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, subjek dan objek penelitian, metode penelitian, unit analisis, informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data dan juga teknik analisis data. 12

13 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang menjelaskan hasil penelitian serta uraian pembahasan secara umum yang terdiri dari gamabara umum responden, deskripsi hasil penelitian, serta pembahasan dan analisis hasil penelitian tentang kampanye rampaok plastik dalam membentuk persepsi. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang penulis dapatkan dari hasil penelitian di bab IV. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 13

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini berbagai Negara mulai merespon terhadap bahaya sampah plastik, terutama sampah yang berupa kantong plastik. seperti di Kenya dan Uganda malah sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini masyarakat Indonesia khususnya remaja dan dewasa di kota-kota besar lebih sering berbelanja di retail modern, jika berbelanja kebutuhan bulanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi dibutuhkan sebagai pengantar dalam kehidupan sehari-hari. Namun fungsi dari komunikasi tidak hanya terbatas sebagai pengantar bahasa dan interaksi manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,

Lebih terperinci

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari seperti plastik pembungkus permen, makanan, botol air minum, sampo, detergent, kantong plastik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun silam, kini telah menjadi barang yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia, barang-barang berbahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah:

BAB I PENDAHULUAN. pesan kepada konsumen atau public mengenai keberadaan barang atau jasa yang. buku Komunikasi Pemasaran Modern (2010:16-17) adalah: BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam memasarkan suatu barang atau jasa diperlukan komunikasi pemasaran, karena komunikasi pemasaran merupakan suatu proses penyampaian pesan kepada konsumen

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS FREQUENTLY ASKED QUESTIONS Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik adalah gerakan nasional yang mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan kantong plastik. Diet memiliki makna BIJAK dalam mengonsumsi.

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar ±110 pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Jakarta dipadati oleh 8.962.000 jiwa (Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kualitatif. Moleong (2005 : 6), mengatakan bahwa penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini plastik merupakan sesuatu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahan plastik disukai karena memiliki sifat praktis, mudah, dan kedap air,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan adalah salah satu bentuk komunikasi yang paling diandalkan untuk mempromosikan suatu barang atau jasa. Banyak perusahaan menganggarkan biaya besar untuk kegiatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Sugiono (2011:7) adalah proses penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Metode kualitatif menurut Sugiono (2011:7) adalah proses penelitian dan III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Jenis Penelitian Metode kualitatif menurut Sugiono (2011:7) adalah proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial

Lebih terperinci

laporan tahunan gerakan indonesia diet kantong plastik 2015

laporan tahunan gerakan indonesia diet kantong plastik 2015 laporan tahunan gerakan indonesia diet kantong plastik 2015 INDONESIA DITUDUH SEBAGAI PENYUMBANG SAMPAH PLASTIK TERBESAR KEDUA DI DUNIA. Sumber: Plastic waste inputs from land into the oceans (Jambeck

Lebih terperinci

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik

Siaran Pers Untuk disiarkan segera. Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik Siaran Pers Untuk disiarkan segera Jangan Tunda Lagi Untuk Mengurangi Kantong Plastik Jakarta (27/7). Permasalahan sampah kantong plastik membutuhkan penanganan yang serius. Tahun 2016, setiap harinya,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR. A. Kronologis pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR. A. Kronologis pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar 40 BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KEBIJAKAN KANTONG PLASTIK BERBAYAR A. Kronologis pemberlakuan kebijakan kantong plastik berbayar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghitung masalah konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sejak jaman kolonial Belanda identik dengan keindahan dan kenyamanannya, dikenal sebagai kota yang indah, sejuk dan nyaman hingga diberi julukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah yang merupakan sisa akhir pembuangan manusia, merupakan kumpulan benda yang sudah tidak terpakai oleh manusia, baik dalam bentuk padat, cair maupun gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Dalam menyampaikan storytelling ada berbagai macam jenis cerita yang dapat dipilih oleh pendongeng untuk didongengkan kepada audience. Sebelum acara storytelling dimulai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan, lingkungan, perilaku

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian melalui observasi dan wawancara di organisasi non profit Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), peneliti dapat menyimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah,

BAB I PENDAHULUAN. sedikit masalah yang dihadapi manusia. Melalui teknik persuasif, musyawarah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sepanjang masa hidupnya manusia tidak bisa lepas dari unsur komunikasi. Layaknya oksigen manusia membutuhkannya selama ia bernafas. Dengan beragam fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tas belanja plastik merupakan salah satu benda yang selalu melekat dalam kehidupan kita sehari -hari. Seolah-olah tas belanja plastik telah menjadi bagian di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap instansi atau perusahaan membutuhkan seorang public relations karena peran dan fungsinya yang sangat penting dalam melakukan aktivitasnya tersebut. Dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Sejak zaman dahulu hingga kini, kebutuhan komunikasi tidak bisa dihindari oleh manusia. Komunikasi menjadi kebutuhan untuk saling bertukar informasi, menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas akan dari segala aktivitas yang berhubungan dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk kegiatan pertanian, industri, perumahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian masyarakat. Fungsi dari kantong plastik sendiri tidak sebesar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian masyarakat. Fungsi dari kantong plastik sendiri tidak sebesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini, permasalahan dari penggunaan kantong plastik semakin menjadi perhatian masyarakat. Fungsi dari kantong plastik sendiri tidak sebesar efek dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian tentang volunterisme pemuda kota dalam KOPHI (Koalisi Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga dan meningkatkan kelestarian lingkungan hidup merupakan hal yang wajib dilakukan bagi masyarakat dunia. Hal ini dicetuskan oleh adanya kekhawatiran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan pada analisis data penelitian tentang Kampanye Sosial tentang Kesadaran Lingkungan, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring pesatnya pembangunan kota Bandung di berbagai sektor, maka warga dan seluruh pemangku kepentingan kota Bandung harus siap untuk menghadapi berbagai perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk, maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan. Volume timbunan sampah baik jenis organik maupun anorganik akan terus

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menekankan pada proses perolehan data untuk memperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Transportasi merupakan suatu aspek yang memiliki peran penting dalam menunjang berbagai kegiatan di sebuah wilayah. Transportasi yang berfungsi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak mempunyai nilai ekonomi. Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma Dusun Kaliabu merupakan salah satu dusun yang ada di Yogyakarta. Dusun Kaliabu terletak di Desa Banyuraden,

Lebih terperinci

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang Tugas Akhir Oleh : Agil Zhega Prasetya NIM.L2D 605 181 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol sejak selesainya perang dunia II. Inayatullah (dalam Nasution, hlmn 28) mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah telah lama menjadi masalah besar diberbagai kota besar yang ada di Indonesia, meningkatnya jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah sampah yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan lingkungan yang bersih masih mendaji sebuah tantangan. Seperti yang kita ketahui bersama masalah yang sampai saat ini paling menonjol ialah

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sejak plastik dipublikasikan di London pada tahun 1862 oleh Alexander Parkes, plastik menjadi sesuatu yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Plastik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Morse (dalam Daymon dan Holloway, 2008:368) penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif berdasarkan judul penelitian yang digunakan yaitu Implementasi Etika Public Relations PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kali adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Kali merupakan salah satu bagian dari siklus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dapat menghasilkan 5,4 juta ton sampah plastik per tahunnya menurut Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS

POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS POLA KONSUMSI MASYARAKAT MENIMBULKAN MASALAH SAMPAH DI KAWASAN PESISIR KAMPUNG BUGIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang selalu berhubungan dengan konsumsi, apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah salah satu aspek komunikasi yang penting, terutama pada masa sekarang ini. Manusia merupakan khalayak sasaran media massa, sehingga keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 TIPE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan (ilmiah) yang ditempuh melalui rangkaian proses yang panjang. Mengukitp dari Burhan Bungin, dalam konteks ilmu sosial,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang cukup pelik dan sulit untuk dihindari. Jika tidak ada kesadaran dari berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pengertian citra itu sendiri sangatlah abstrak (intangible), dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi hasilnya dapat dirasakan dari hasil penilaian baik atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses perubahan yang telah direncanakan dan dikehendaki. Sesuai dengan amanat konstitusi UUD 1945 bahwa tujuan negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situ merupakan sumber mata air alami yang berada di daratan yang memiliki fungsi yang salah satunya berperan penting menjadi sumber pengairan atau irigasi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melupakan lingkungan yang alami apa adanya. Modern cenderung terkait dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. melupakan lingkungan yang alami apa adanya. Modern cenderung terkait dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya dunia tekhnologi di dunia mulai menjadi acuan seseorang untuk melupakan lingkungan yang alami apa adanya. Modern cenderung terkait dengan pencemaran lingkungan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 109 Metode penelitian dibutuhkan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keindahan alam di Indonesia menjadi salah satu faktor yang menggerakkan naluri wisatawan nusantara untuk menikmati keindahannya. Olahraga alam bebas seperti mendaki

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 68 Lampiran Kuisioner 1 : KUESIONER PENELITIAN Karakteristik dan Pengetahuan Konsumen tentang Prinsip Reduse dan Reuse serta Partisipasi dalam Menggunakan Tas Belanja sebagai Pengganti Kantong Plastik

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Dalam bab ini di uraikan mengenai prosedur penelitian berupa langkahlangkah yang ditempuh dalam kegiatan penelitian ini untuk mengungkapkan data dan fakta di lapangan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen penting dalam tubuh manusia. Kekurangan darah berarti menghambat kerja organ di dalam tubuh. Ada banyak musibah seperti kecelakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

BAB III METODE PENELITIAN. kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang meneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. SIFAT DATA Sekunder (Pendampin g. Primer (utama) Tabel Tabel Kecukupan Data

BAB IV ANALISA. SIFAT DATA Sekunder (Pendampin g. Primer (utama) Tabel Tabel Kecukupan Data BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Kecukupan Data A RINCIAN DATA Data Objek Perancangan Literatur Media Cetak Poster dan periklanan Aliran Seni Data Lingkungan Hidup tentang sampah plastik Literatur Tag Line (copywriter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Perbandingan Jumlah Pengusaha Indonesia Dengan Negara Lain. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM di Indonesia telah menunjukan geliatnya di tahun 2015, tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis pusat perbelanjaan merupakan tempat yang banyak ditemui di daerah perkotaan yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi kota tersebut. Maraknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi atau bisa juga disebut material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah bisa juga diartikan oleh manusia menurut keterpakaiannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sampah plastik adalah salah satu komponen terbanyak yang ada dalam sampah yang berbahaya apabila tidak ditindaklanjuti dengan bijaksana dan dukungan dari infrastruktur

Lebih terperinci

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT 1. Nama Responden : 2. Jenis Kelamin : 3. Umur : a) Usia Produktif

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang masih belum ditemukan solusinya yang paling optimum. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai 286 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Hubungan Krisis Lingkungan Hidup dengan Krisis Nilai Krisis lingkungan hidup adalah kondisi di mana kualitas lingkungan hidup kurang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Logo adalah tanda, lambang, ataupun simbol yang mengandung makna dan digunakan sebagai identitas sebuah organisasi, perusahaan atau individu agar mudah diingat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita

31 kegiatan yang menyebabkan kerusakan di hulu DAS dan juga melihat bagaimana pemangku kepentingan tersebut melakukan upaya penyelamatan hulu DAS Cita 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan tempat dilatarbelakangi oleh tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki prospek di masa mendatang dan menjadi komoditas menarik bagi Indonesia. Produk industri kehutanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi publik merupakan sarana alat transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah suatu kota yang digunakan oleh masyarakat ketika mereka tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Tahap Penelitian Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1. Rincian Waktu dan Tahap Penelitian Waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data berupa dokumen, yaitu data dari dialog-dialog dalam naskah drama Ayahku Pulang sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Berbagai aktifitas manusia secara langsung maupun tidak langsung menghasilkan sampah. Semakin canggih teknologi di dunia, semakin beragam kegiatan manusia di bumi, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe penelitian Tipe penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif lahir karena kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian adalah untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini berlokasikan di Rw. 14 Kelurahan Tamansari Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung. Alasan pemilihan lokasi telah diperjelas dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan yang kita diami terdiri atas dua komponen utama yaitu biotik (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan saling berpengaruh

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju konsumsi dan pertambahan penduduk Kota Palembang mengakibatkan terjadinya peningkatan volume dan keragaman sampah. Peningkatan volume dan keragaman sampah pada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

PRODUK DAUR ULANG LIMBAH

PRODUK DAUR ULANG LIMBAH PERTEMUAN MINGGU KE 17 PRODUK DAUR ULANG LIMBAH Standar Kompetensi: 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari keterkaitannya terhadap lingkungan. Lingkungan memberikan berbagai sumberdaya kepada manusia dalam

Lebih terperinci

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktivitas manusia lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan pengamatan peneliti dilingkungan Sekolah SMPN 49 Bandung, para siswa meluangkan waktu senggangnya untuk pergi ke kantin. Mereka pergi sendiri maupun berkelompok

Lebih terperinci