FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara"

Transkripsi

1 FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (nonsosial). Pitirim A. Sorokin Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Sosiolog menjelaskan bahwa perilaku masyarakat timbul tidak hanya dipengaruhi oleh motif dan sikap internal seseorang, tetapi juga dari konteks sosial dimana orang tersebut hidup. Tujuan Pembelajaran Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu : Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial Mengidentifikasi gejala sosial Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan Menyimpulkan fungsi sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat Memperdalam nilai agama yang dianut dan menghormati agama lain Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa Merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individual dan Sosial Manusia Sebagai Makhluk Individual Kata individu mempunyai makna yang berbeda dengan individualism dan individualis. Individualism adalah paham yang mementingkan hak perseorangan disamping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang mementingkan diri sendiri. Sebagai makhluk individu manusia memiliki kepribadian yang unik. Dia memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan dan sikap yang berbeda dengan sesamanya. Kata individu dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia adalah makhluk yang otonom. Sebagai makhluk yang otonom, manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya dan bertanggungjawab atas pilihannya tersebut. Manusia sebagai Makhluk Sosial Menurut Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah makhluk sosial. Dia tidak akan memperoleh keutamaan dan tidak akan menjadi baik jika tidak mempunyai teman dan terasing dari masyarakatnya. Demikian halnya bahwa sesungguhnya manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa kehadiran orang lain. B. Gejala Sosial yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat Manusia hidup dalam masyarakat. Masyarakat menurut Paul B. Horton & C. Hunt merupakan kumpulan manusia yang relative mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok manusia tersebut (Horton dan Hunt, 2010). Didalam masyarakat, menurut Kathy S. Stolley, orang-orang saling berinteraksi dan berbagi budaya yang sama (Stolley, 2005). Dalam proses ini berbagai gejala sosial terjadi. Pengertian Gejala Sosial Gejala sosial adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok (Gulo, 2010). Suatu peristiwa atau proses disebut gejala sosial karena perilaku oleh individu yang terlibat di dalamnya saling terkait. Menurut Durkheim, gejala sosial harus dipahami sebagai fakta objektif di luar kehidupan subjektif

2 individu. Gejala sosial antara lain mencakup gejala ekonomi, gejala politik, gejala budaya dan gejala moral. Contoh gejala sosial antara lain adalah kemiskinan, kejahatan, perang, kewirausahaan, dan persamaan gender. Setiap gejala sosial menjadi dampak sekaligus penyebab dari gejala sosial yang lain. Misalnya keyakinan agama mempengaruhi praktik ekonomi. Kepentingan ekonomi menentukan teori politik. Bentuk dan Jenis Gejala Sosial Berbagai gejala sosial tersebut, menurut Guglielmo Carchedi, dapat dikelompokkan dalam bentuk gejala sosial yang menentukan (the determinan sosial phenomenon) dan bentuk gejala sosial yang ditentukan (the determined sosial phenomenon). Gejala sosial yang menentukan merupakan bentuk gejala sosial yang mengkondisikan keberadaan gejala sosial yang ditentukan. Gejala sosial yang ditentukan merupakan bentuk gejala sosial yang menjadi kondisi reproduksi atau menggantikan gejala sosial yang menentukan. Gejala-gejala sosial, menurut Pitirim A. Sorokin, dapat dikelompokkan dalam berbagai jenis. Diantaranya adalah sbagai berikut. a. Gejala sosial religious. Misalnya perayaan panen padi b. Gejala sosial ekonomi. Misalnya gejala menurunnya pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya pengangguran. c. Gejala sosial politik. Misalnya, terjadinya praktik politik uang untuk memenangkan pemilu. d. Gejala sosial hukum. Misalnya, ketidakdisiplinan pengendara sepeda motor di jalan raya. Berdasarkan tingkatannya, menurut Norman Blaikie, ada tingkatan gejala sosial. a. Gejala sosial mikro terjadi pada individu-individu dalam kehidupan sosial sehari-hari. b. Gejala sosial meso terjadi pada organisasi, masyarakat, massa dan gerakan sosial c. Gejala sosial makro terjadi dalam entitas sosial yang lebih besar C. Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Mengkaji Gejala Sosial di Masyarakat Dalam disiplin ilmu sosiologi, keberadaan teori-teori sosiologi mengacu pada upaya untuk memberikan penjelasan sistematis dan konsisten terhadap gejala sosial. Tahap akhir dari penjelasan sosiologi atas gejala sosial itu menurut Weber adalah menjelaskan mengapa para pelaku yang terlibat dalam gejala sosial itu berperilaku sedemikian sehingga gejala sosial itu dapat terjadi. Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte ( ). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak berubah-ubah. Halnya dengan pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa sosiologi mempelajari hubungan dan pengaruh timbal-balik antara aneka macam gejalagejala sosial. Misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, serta masyarakat dan politik. Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah fakta-fakta sosial. Fakta sosial adalah pola-pola atau system yang mempengaruhi cara manusia bertindak, berpikir dan merasa. Fakta sosial tersebut berada di luar individu. Fakta sosial mempunyai kekuatan memaksa atau mengendalikan individu tersebut. Sosiologi dan Pengetahuan Umum Sosiologi memiliki perbedaan dengan pengetahuan umum pada dua hal penting. a. Para sosiolog menggunakan imajinasi sosial. Ketika melihat rutinitas kehidupan seharihari para sosiolog melihat lewat cara pandang yang berbeda. b. Para sosiolog melihat bukti-bukti dari suatu isu sebelum membuat kesimpulan Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan Istilah sosiologi berasal dari Bahasa Latin dan Yunani. Asal katanya adalah socius dan logos.

3 Socius (Latin) berarti kawan tetapi dalam arti luas masyarakat. Sementara itu, logos (Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut. 1. Sosiologi bersifat Empiris. Berdasarkan hasil observasi (pengamatan) 2. Sosiologi bersifat Teoritis. Berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi 3. Sosiologi bersifat Kumulatif. Teori-teori sosiologi dibentuk berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya dalam arti memperbaiki, memperluas dan memperhalus teori-teori lama. 4. Sosiologi bersifat Non-Etis. Tidak mempersoalkan baik buruk suatu fakta, tetapi menjelaskan fakta-fakta tersebut secara analitis. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab musyarak, artinya bersama-sama. Istilah masyarakat dalam Bahasa Inggris adalah society. Kata society berasal dari Bahasa Latin socius, yang berarti kawan. Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L Gillin dan J. P Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar. Mereka mempunyai kebisaaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. Sementara itu, menurut Ralf Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama dalam waktu yang cukup lama. Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan studinya pada hal-hal berikut. a. Hubungan timbal-balik antara manusia satu dan manusia lainnya b. Hubungan antara individu dan kelompok c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut. 1. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relative lama. Di dalamnya, manusia saling mengerti, merasa, dan mempunyai harapan-harapan sebagai akibat dari hidup bersama itu. 2. Memiliki system komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat 3. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan 4. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu system hidup bersama, yang menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masingmasing terikat dengan kelompoknya. Sosiologi secara umum berfokus pada studi tentang perilaku manusia dalam masyarakat. Namun demikian, para sosiolog umumnya memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam melihat objek sosiologi. Ada sosiolog yang mungkin lebih tertarik untuk mengupas tentang perilaku menyimpang pada manusia (sosiologi criminal), ada juga yang mungkin lebih tertarik mengupas tentang aspek politik dari kehidupan sosial masyarakat (sosiologi politik). Ketertarikan yang berbeda-beda tersebut menumbuhkan berbagai spesialisasi dan subilmu dalam sosiologi. Metode Ilmiah Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah. a. Metode kualitatif. Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat diukur

4 b. Metode kuantitatif. Mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejalagejala yang diukur dengan skala, indeks, table, atau uji statistic. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Lain Karena objek sosiologi adalah perilaku manusia maka sosiologi berhubungan erat dengan keilmuan humaniora lainnya, misalnya sejarah, psikologi, antropologi, ekonomi, politik, geografi dan ilmu sosial lainnya. Peran dan Fungsi Sosiologi Fungsi atau kegunaan sosiologi 1. Untuk pembangunan. Sosiologi berfungsi untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian pembangunan. 2. Untuk penelitian. Dengan penelitian, akan diperoleh suatu rencana penyelesaian masalah sosial yang baik. Peran Sosiologi 1. Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat. 2. Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. 3. Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. 4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik Sumber: Maryati, Kun dan Juju Suryawat. Sosiologi: Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Erlangga. Jakarta Fungsi Sosiologi dalam Masyarakat 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Sosius (bahasa Latin) berarti kawan, dan logos (bahasa Yunani) berarti kata atau berbicara. Dengan demikian, ilmu sosiologi berarti ilmu yang berbicara mengenai masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelejari tentang masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar hubungan di antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik formal maupun material, statis maupun dinamis. Pengertian sosiologi ini dipaparkan oleh Mayor Polak. Dalam setiap bidang ilmiah terdapat perbedaan antara ilmu murni (pure science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu murni bertujuan membentuk dan mengembang-kan pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi mutu pengetahuan tersebut, na-mun segi penerapannya bukan merupakan perhatian utama. Ilmu terapan bertujuan untuk mencari cara-cara mempergunakan pengetahuan ilmiah guna memecahkan ma-salah praktis. Sosiologi merupakan ilmu terapan sekaligus ilmu terapan. Dilihat dari objeknya, sosiologi termasuk pada kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia. Sebagai ilmu murni sekaligus ilmu terapan, tu-juan sosiologi adalah melakukan pencarian untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang

5 masyarakat dan mencari cara-cara untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat tersebut Kita telah membahas pengertian sosiologi dan kita juga telah mendapat bukti bahwa sosiologi adalah sebuah ilmu pengetahua sebagaimana ilmu-ilmu lainnya. Lantas, apakah sosiologi memiliki kegunaan bagi masyarakat? Apa manfaat dari mempelajari sosiologi? Kita akan mencari jawabannya dalam bagian ini. 1.2 Rumusan Masalah Adapun beberapa masalah dirumuskan dalam pembuatan makalah ini antara lain : 1. Apa kegunaan sosiologi dalam masyarakat? 2. Apa peran sosiolog di lingkungan masyarakat? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kegunaan sosiologi dalam masyarakat. 2. Mengetahui peran sosiolog di lingkungan masyarakat. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Kegunaan Sosiologi Pengetahuan sosiologi telah diterapkan secara umum. Banyak sosiolog yang dipeker-jakan dalam instansi-instansi negara maupun menjadi konsultan berbagai perencanaan pembangunan. Dalam hal ini tentunya peran sosiolog sangat dibutuhkan terutama yang berkaitan dengan penelitian, pengolahan data dan perencanaaan kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat. Kegunaan sosiologi bagi masyarakat adalah : 1. Untuk pembangunan. 2. Untuk penelitian Untuk Pembangunan Sosiologi berguna untuk memberikan data sosial yang diperlukan pada tahap perenca-naan pelaksanaan maupun penilaian pembangunan. Pada tahap perencanaan, yang ha-rus diperhatikan adalah apa yang menjadi kebutuhan sosial. Pada tahap pelaksanaan yang harus dilihat adalah kekuatan sosial dalam masyarakat serta proses perubahan sosialnya. Dan pada tahap penilaian yang harus dilakukan adalah analisis terhadap e-fek atau dampak sosial pembangunan tersebut Untuk Penelitian Dengan penelitian dan penyelidikan sosiologis, akan diperoleh suatu perencanaan a-tau pemecahan masalah sosial yang baik. Di negara yang sedang membangun, peran sosiolog

6 sangat dibutuhkan. Berdasarkan hasil penelitian sosiologis, para pengambil-an keputusan dapat menyusun rencana dan cara pemecahan suatu masalah sosial. Contohnya, cara pencegahan kenakalan remaja dan cara meningkatkan kembali rasa solidaritas antarwarga yang semakin pudar. 2.2 Peran Sosiolog Sebagai ahli ilmu kemasyarakatan, para sosiolog tentu sangat berperan dalam mem-bangun masyarakat terutama di daerah yang sedang berkembang. Bentuk-bentuk pe-ran para ahli tersebut dapat kita gambarkan sebagai berikut : 1. Sosiolog sebagai ahli riset 2. Sosiolog konsultan kebijakan 3. Sosiolog sebagai teknisi 4. Sosiolog sebagai guru atau pendidik Sosiolog Sebagai Ahli Riset Seperti semua ilmuan lainnya, para sosiolog menaruh perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Untuk itu, para sosiolog melakukan riset ilmiah untuk mencari data tentang kehidupan sosial suatu masyarakat. Data itu kemudian diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah-masalah dalam masyarakat. Dalam kaitan dengan hal ini, seorang sosiolog harus mampu men-ernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penilitiannya, sosio-log harus dapat menghadirkan kebenaran-kebenaran agar dampak negatif yang mung-kin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam masyarakat dapat dihindari. Berdasarkan hal i-tu pula, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial yang didasarkan pada po-la-pola, kecenderungan, dan perubahan yang paling mungkin terjadi Sosiolog Konsultan Kebijakan Ramalan sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan sosial adalah suatu ramalan. Artinya, kebijakan di-ambil dengan suatu harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang diinginkan. Namun, sering terjadi bahwa kebijakan yang diambil tidak memenuhi harapan terse-but. Salah satu faktornya adalah ketidakakuratan kesimpulan atau dugaan yang salah terhadap permasalahannya Sosiolog Sebagai Teknisi Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka memberi saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarkat, hubungan antarkaryawan, masalah moral, maupun hubungan antarkelom-pok dalam suatu organisasi.

7 Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuan terapan (applied scien-tist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya. Dalam mencari ni-lai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektifitas suatu program atau kegiatan masyarakat Sosiolog Sebagai Guru atau Pendidik Dalam menyajikan suatu fakta, seorang sosiolog harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan data tentang masalah kemiskinan, seorang sosiolog ti-dak boleh menciptakan anggapan sebagai pendukung suatu proyek atau kegiatan ter-tentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis, konservatif, dan sebagainya. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah sosial. Keterlibatan mereka dalam kegiatan-ke-giatan sosial yang bersifat membangun serta menunjukkan apa yang telah mereka pe-lajari dari pengalamanpengalaman tersebut. Sumber : PERANAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Sosiologi mempunyai posisi dan fungsi yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat dengan realitasnya yang semakin kompleks. Dengan pengetahuan sosiologi, setiap orang menjadi lebih mudah memahami dirinya, tindakannya, tindakan orang lain, serta fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sosialnya. Bagaimanakah penerapan sosiologi dalam kehidupan masyarakat? Wawasan sosiologis merupakan wujud dari pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap kenyataan sosial masyarakat. Sebuah pemikiran dalam pengetahuan sosiologi menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat dapat bertahan dan hidup terus (viable), masyarakat tersebut harus mengembangkan prosedur - prosedur pemeliharaan kenyataan (reality maintenance). A. PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI Mempelajari sosiologi akan semakin terasa manfaatnya apabila ilmu pengetahuan dalam sosiologi itu dapat dikaji dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk bentuk penerapan dari berbagai pengetahuan sosiologi itu bisa dalam banyak bidang kehidupan kita, antara lain sebagai berikut : 1. Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Interaksi Sosial Dalam kajian sosiologi, interaksi sosial merupakan bentuk hubungan dan pengaruh timbal balik antar manusia, baik secara individual maupun secara kelompok. Dalam melaksanakan interaksi sosial sebagai perwujudan peran sosial yang kita miliki harus didasarkan pada nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, penerapan sosiologi dalam interaksi sosial perlu dilakukan karena adanya bentuk - bentuk nyata dari interaksi sosial berikut ini : a. Interaksi di dalam keluarga harus memerhatikan norma - norma keluarga dan kekerabatan. b. Interaksi dalam lingkungan masyarakat berpedoman pada adat dan istiadat dan sistem norma yang berlaku. c. Interaksi dalam lingkungan kedinasan (bagi para pegawai /karyawan) harus memerhatikan norma norma hukum yang berlaku.

8 d. Interaksi sosial dalam masyarakat luas juga harus memerhatikan sistem tata kelakuan dan hubungan yang berlaku dalam kalangan masyarakat luas tersebut. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang interaksi dan peran sosial dapat membantu keberhasilan seseorang menjalankan peran sosialnya berhubungan dengan anggota masyarakat yang lain. Misalnya, seseorang yang memerhatikan kaidah atau norma yang menjadi aturan di tempat kerjanya, maka ia akan diterima baik sebagai anggota dari mereka yang berada di lingkungan kerja tersebut. 2. Penerapan Pengetahuan Sosiologi dalam Proses Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian Sebagaimana kita ketahui bahwa proses sosialisasi itu berlansung sepanjang hidup dan akan terus berpengaruh terhadap corak kepribadian individu. Bertolak dari hal tersebut, maka sebaiknya proses sosialisasi bagi seorang anak harus diperhatikan secara baik agar tidak menyerap nilai nilai perilaku yang menyimpang dalam proses sosialisasi yang dilakukannya. Ini berarti bahwa tindakan antisipasi dalam proses sosialisasi mutlak diperlukan bagi orang tua maupun pendidik untuk mengawasi perkembangan kepribadian bagi anak/anak didiknya. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian membantu seseorang untuk memahami bagaimana ia harus bersosialisasi dalam masyarakat agar mempunyai kepribadian yang baik. 3. Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Nilai dan Norma Nilai dan norma pada dasarnya merupakan perangkat pengatur aktivitas individu dalam masyarakat. Tiap tiap masyarakat yang memiliki struktur budaya tertentu akan memiliki sistem nilai dan norma yang berbeda pula. Dengan demikian, nilai dan norma dari suatu masyarakat tidak dapat dipaksakan untuk diberlakukan pada daerah lain yang mempunyai struktur budaya yang berbeda. Misalnya, kebiasaan bersalaman dan mencium tangan orang yang lebih tua di masyarakat Jawa akan menjadikan anak tersebut sebagai anak yang tahu bertata krama. Penerapan pengetahuan sosiologi tentang nilai dan norma sosial dapat membantu keberhasilan seseorang dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat dalam struktur sosial dimana ia berada. 4. Penerapan Pengetahuan Sosiologi tentang Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial Perilaku menyimpang merupakan fenomena sosial yang selalu terjadi di masyarakat. Apabila prilaku menyimpang terjadi dalam jumlah dan skala yang besar, maka keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terganggu. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah sosial. Langkah langkah tersebut dinamakan pengendalian sosial. Pengendalian sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan tingkat dan jenis penyimpangan perilaku yang dilakukan. Pengetahuan sosiologi tentang munculnya perilaku menyimpang yang dapat mengganggu keteraturan sosial akan memberikan pengetahuan tentang upaya pengendalian sosial. Upaya pengendalian sosial diciptakan agar keteraturan sosial dapat dibangun dan terus terjaga didalam masyarakat. Misalnya, banyaknya penyalahgunaan narkotika dikalangan remaja. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan ini yaitu ketidakstabilan fisik dan mental, bahkan gengguan ketenangan umum. Oleh karena itu,

9 dapat diupayakan pengendalian sosial dengan cara memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesigapan aparat penegak hukum dalam mewujudkan keteraturan sosial. 5. Peranan Pengetahuan Sosiologi dalam Penyesuaian terhadap Perubahan Sosial Perubahan sosial adalah sesuatu yang pasti terjadi pada setiap masyarakat, tidak ada satu masyarakat pun yang berhenti dari perubahan dan dinamika. Namun, harus dimengerti bahwa tidak selamanya perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat itu mengarah pada perbaikan dan penyempurnaan kualitas hidup. Adakalanya justru sebaliknya. Pada setiap perubahan sosial pasti ada pihak-pihak yang diuntungkan dan ada pihak-pihak yang dirugikan. Untuk menerapkan pengetahuan tentang perubahan sosial dapat dilakukan dengan memerhatikan hal-hal berikut ini. a. Apabila kita berkedudukan sebagai pemimpin atau sebagai agen perubahan sosial (agent of change), yaitu pihak yang menghendaki perubahan, maka setiap kali merencanakan suatu perubahan harus mempertimbangkan matang-matang hasil atau pengaruh perubahan tersebut. Sedapat mungkin, perubahan yang terjadi dapat memperbaiki suasana serta lebih banyak menguntungkan masyarakat luas daripada justru memunculkan kegelisahan dan penderitaan. b. Apabila bertindak sebagai member of change, yaitu pihak yang dikenal proses perubahan, maka kita harus berhati-hati untuk menentukan sikap apakah kita mengikuti perubahan atau menentang arus perubahan. Apabila perubahan yang terjadi itu menguntungkan, maka sebaiknya kita mengikuti arus perubahan itu dengan baik sehingga tidak menjadi bagian dari pihak yang dirugikan. Sebaliknya, apabila perubahan itu bersifat tidak menguntungkan, maka sebaiknya kita berada pada posisi defensif, artinya lebih bersifat melihat dan menunggu, mencari peluang-peluang yang lebih baik untuk menghindari perubahan itu. B. MANFAAT SOSIOLOGI DALAM MASYARAKAT Ada banyak manfaat pengetahuan sosiologi yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk menunjang keberhasilan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Manfaat-manfaat tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : 1. Menambah pengetahuan tentang keberagaman suku, dan agama, serta menambah pengetahuan tentang keberagaman budaya yang menyangkut sistem nilai dan norma, adat istiadat, kesenian, dan unsur-unsur budaya lainnya. 2. Menumbuhkan kepekaan terhadap toleransi sosial dalam pergaulan sehari-hari sehingga memungkinkan terjadinya hubungan saling pengertian dan saling menguntungkan. 3. Menghindari terjadinya konflik sosial, terutama konflik horizontal yang melibatkan pertikaian antar golongan, antar suku, antar agama, ataupun antar ras. 4. Menghindari terjadinya dominasi sosial, dominasi politik, dominasi ekonomi maupun budaya. Dengan tumbuhnya solidaritas sosial sebagai hasil pemahaman terhadap nilai-nilai karakteristik sosial dan individu melalui sosiologi, maka dominasi sosial politik, ekonomi maupun budaya dapat dihindari, paling tidak bisa dikurangi. 5. Meningkatkan integritas nasional dalam rangka mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju yang memiliki standar hidup yang tinggi. 6. Sosiologi dapat membantu kita untuk memahami penyebab orang melakukan tindakan tertentu. Setiap tindakan pasti dipicu oleh faktor sosiologis, cultural, biologis, dan faktor lainnya.

10 C. PERAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Orang yang mendalami ilmu sosiologi dan kemudian menjadi ahli dalam ilmu tersebut disebut sosiolog. Kehadiran sosiolog sangat penting artinya dalam pengembangan ilmu dan pembangunan masyarakat itu sendiri. Berikut beberapa peran sosiolog dalam kehidupan masyarakat. 1. Sosiolog sebagai Ahli Riset Seperti semua ilmuwan lainnya, para sosiolog perhatian pada pengumpulan dan penggunaan data. Sosiolog bekerja sama dengan menggunakan berbagai cara dalam mengembangkan ilmu sosiologi. Misalnya, sosiolog memimpin riset ilmiah mencari data tentang kehidupan sosial masyarakat. Kemudian, data yang diperoleh diolah menjadi suatu karya ilmiah yang berguna bagi pengambil keputusan. Dengan demikian, seorang sosiolog harus mampu menjernihkan berbagai anggapan keliru yang berkembang dalam masyarakat. Dari hasil penelitiannya, sosiolog bisa menghadirkan kebenaran-kebenaran. Selain itu, dapat juga meminimalisasi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh kekeliruan dalam suatu masyarakat. Oleh sebab itu, seorang sosiolog bisa menghadirkan ramalan sosial berdasarkan pola-pola atau kecenderungan serta perubahan-perubahan yang paling mungkin terjadi. 2. Sosiolog sebagai Konsultan Kebijakan Berdasarkan ilmu, kajian-kajian, serta riset yang dilakukannya, sosiolog dapat memberikan masukan terhadap kebijakan untuk masyarakat yang akan diputuskan oleh para pengambil kebijakan. Sosiolog membantu menganalisis serta memperkirakan pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan diambil dan diterapkan oleh pemerintah pada suatu masyarakat tertentu. Sosiolog juga dapat menganalisis pembangunan seperti apa yang cocok bagi suatu masyarakat. Hal ini bertujuan agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah memenuhi suatu harapan serta menghasilkan pengaruh yang diinginkan. 3. Sosiolog sebagai Teknisi Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan masyarakat. Mereka member saran-saran, baik dalam penyelesaian berbagai masalah hubungan masyarakat, masalah moral, maupun hubungan antar kelompok dalam suatu lembaga masyarakat. Dalam kedudukan seperti ini, sosiolog bekerja sebagai ilmuwan terapan (applied scientist). Mereka dituntut untuk menggunakan pengetahuan ilmiahnya dalam mencari nilai-nilai tertentu, seperti efisiensi kerja atau efektivitas suatu program pembangunan, ataupun suatu kegiatan masyarakat. 4. Sosiolog sebagai Guru atau Pendidik

11 Guru atau pendidik mempunyai tugas mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didiknya. Namun, tugas guru tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, khususnya tugas guru dalam mengajarkan ilmu-ilmu sosiologi. Stereotip yang muncul dari pengajaran sosiologi adalah terlalu bertele-tele, menjenuhkan, dan teorinya membingungkan. Stereotip negatif tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik merosot. Oleh sebab itu, sosiolog yang berperan sebagai seorang guru sosiologi hendaknya bertugas menjelaskan dan meluruskan stereotip tersebut, di samping bisa terus mengembangkan dan menularkan ilmu pada siswanya dengan baik. Berkaitan dengan tugasnya sebagai guru atau pendidik, seorang sosiolog dalam menyajikan fakta harus bersikap netral dan objektif. Contohnya, dalam menyajikan masalah kemiskinan, seorang sosiolog tidak boleh menciptakan anggapan sebagaoi pendukung suatu proyek tertentu atau mengubahnya sehingga terkesan reformis dan konservatif. Sosiolog dapat menyajikan contoh-contoh konkret tentang bagaimana keterlibatan mereka dalam pemecahan masalah-masalah sosial serta menunjukkan apa yang telah mereka pelajari dari pengalaman-pengalaman di lapangan. SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ILMU PENGETAHUAN Pengetahuan adalah suatu kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil dari pengamatan dan pengalaman masa lampau yang mengandung kebenaran. Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau ilmu adalah kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan Ilmu pengetahuan sebagai pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang dapat diamati oleh panca indera manusia. Pengetahuan dapat disebut Ilmu pengetahuan, apabila pengetahuan itu telah disusun secara sistematis, yaitu tersusun secara berurutan dan merupakan suatu kebulatan Jadi Ilmu Pengetahuan adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang. TIMBULNYA ILMU PENGETAHUAN 1. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu manusia terhadap aspek-aspek kehidupan; 2. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, kemudian diteruskan dengan penemuan secara kebetulan, melakukan percobaan, dan penelitian ilmiah; 3. Penelitian ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai tarap keilmuan, disertai keyakinan bahwa setiap gejala dapat ditelaah dan dicari sebab-akibatnya; 4. Suatu penelitian dimulai apabila seseorang berusaha memecahkan masalah secara sistematis dengan metode-metode tertentu, yaitu metode-metode ilmiah untuk menemukan kebenaran. Jadi penelitian merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan bertujuan lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan untuk memperkuat ilmu pengetahuan. FUNGSI SOSIOLOGI 1. Menyediakan pandangan mengenai lingkungan sosial secara lebih baik, sekaligus bisa meneliti kembali kehidupan masyarakat; 2. Membantu manusia memahami diri dan lingkungannya tentang peranan kekuatan sosial dalam

12 masyarakat; 3. Memberikan berbagai wawasan baru mengenai keluarga, interaksi sosial, hubungan sosial dan perubahan sosial; 4. Memberikan informasi dan pandangan baru mengenai masalah sosial-budaya yang dihadapi anggota masyarakat; 5. Memberikan kemampuan dasar untuk mengetahui mengapa masyarakat bertindak dengan cara yang mereka lakukan; 6. Memudahkan manusia mengenal seluk-beluk tradisi adat, memperluas pengetahuan mengenai perbedaan perilaku sosial, dan kemampuan adaptasi dengan pola tindakan baru.

Rangkuman UAS Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2

Rangkuman UAS Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2 Rangkuman UAS Sosiologi By:Merah Dhaka Satria/X- IIS 2 Fungsi dan Peran Sosiologi A. Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individual dan Sosial Dithley : manusia secara esensial berevolusi dan berkembang. Sebagai

Lebih terperinci

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN Pada hakekatnya manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini dapat dilihat dari kehidupannya yang senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran manusia lain. Manusia memiliki

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Sosiologi Tujuan Instruksional Khusus Agar mahasiswa mengenal, mengerti, dan dapat menerapkan konsep-konsep sosiologi dalam hubungannya dengan psikologi SUMBER ACUAN : Soekanto, S. Pengantar Sosiologi.

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017

ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X TAHUN AJARAN 2016/2017 1. Istilah sosiologi berasal dari kata. a. socius dan logos b. society dan logous c. social dan logo d. sosio dan

Lebih terperinci

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si

Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Oleh : Lia Aulia Fachrial, M.Si Konsep (pengertian) ilmu pengetahuan Memahami dan menjelaskan konsep (pengertian) ilmu pengetahuan secara umum Hubungan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya Memahami

Lebih terperinci

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU

BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB I SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si

Pengantar Sosiologi. Yesi Marince.S.IP., M.Si Pengantar Sosiologi Yesi Marince.S.IP., M.Si PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Dahulu semua ilmu pernah menjadi bagian dari filsafat yang dianggap sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan. Sosiologi

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) SOSIOLOGI SOSIOLOGI: ILMU MASYARAKAT DEFINISI SOSIOLOGI: Studi sistematis tentang: Perilaku social individu-individu Cara kerja kelompok social,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1

SOSIOLOGI POLITIK. oleh : Yesi Marince, M.Si. 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 SOSIOLOGI POLITIK oleh : Yesi Marince, M.Si 4 October 2012 yesimarince-materi-01 1 PROSES TERBENTUKNYA PEMIKIRAN SOSIOLOGI Auguste Comte, ahli filsafat bangsa Perancis adalah bapak sosiologi dunia. Sosiologi

Lebih terperinci

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari

ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa

Lebih terperinci

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi

August Comte Selo Soemardjan Soelaeman Soemardi PENGANTAR SOSIOLOGI 1. Pengertian Dasar Sosiologi berasal dari kata latin socius dan kata yunani yaitu logos. Socius berarti kawan atau teman; Logos berarti pengetahuan. Maka sosiologi berarti pengetahuan

Lebih terperinci

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli:

Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: Berikut beberapa pengertian sosiologi hukum menurut para ahli: 1. Soerjono Soekanto : sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari

Lebih terperinci

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2

KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di

Lebih terperinci

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2

DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI. Pertemuan 2 DEFINISI, OBJEK DAN KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Berhubungan dengan ilmuwan Perancis bernama Auguste Comte (1789-1857) yang dengan kreatif menyusun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI

PERKEMBANGAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI 1 Setelah anda mempelajari modul ini diharapkan dapat : a. Dapat menjelaskan sosiologi sebagai ilmu dan metode dalam mengkaji fenomena social b. Dapat menggambarkan konsep-konsep realitas social budaya

Lebih terperinci

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi

Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi Soal Kelas X. Fungsi dan Peran Sosiologi 1. Konsep individualitas, menurut Thomas, menunjukan bahwa a. Manusia dan masyarakat tidak terpisah b. Unsur-unsur manusia terpisah-pisah c. Manusia memiliki keutuhan

Lebih terperinci

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan:

HAKIKAT ILMU SOSIAL. Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: PENGANTAR SISTEM SOSIAL TKW 121 2 SKS DR. Ir. Ken Martina K, MT. KULIAH KE 2 HAKIKAT ILMU SOSIAL Sifat sifat hakikat sosiologi sehingga dinyatakan sebagai ilmu pengetahuan: a. Sosiologi merupakan ilmu

Lebih terperinci

69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) 69. Mata Pelajaran Sosiologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu

Lebih terperinci

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H.

SOSIOLOGI. Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. SOSIOLOGI Oleh: Anton Budiarto, S.H., M.H. Bacaan a.l. : 1. J. Dwi Narwoko & Bagong Suyanto Sosiologi ; Teks Pengantar & terapan (2004) 2. Soeryono Soekanto Sosiologi ; Suatu Pengantar ( 2006) 3. Kamanto

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI MODUL PERKULIAHAN SOSIOLOGI KOMUNIKASI Ruang Lingkup Sosiologi komunikasi Fakultas Komunikasi Program Studi Hubungan Masyaraakt TatapMuka Kode MK DisusunOleh 01 85005 Frenia Triasiholan A.D.S.Nababan,

Lebih terperinci

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41

Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep :41 Tugas Sosiologi Rangkuman Bab 1 Posted by ferinasp - 05 Sep 2011 17:41 A.manusia sebagai individu dan makhluk sosial 1.manusia sebagai makhluk individu Adalah manusia yang berdiri sendiri dan bersifat

Lebih terperinci

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT Saudara mahasiswa, kita berjumpa kembali dalam kegiatan Tutorial Online yang ketiga untuk

Lebih terperinci

16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS

16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS 16. Mata Pelajaran Sosiologi Untuk Paket C Program IPS A. Latar Belakang Sosiologi ditinjau dari sifatnya digolongkan sebagai ilmu pengetahuan murni (pure science) bukan ilmu pengetahuan terapan (applied

Lebih terperinci

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa

Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Sosiologi Socius Logos Socius : teman atau kawan yang membentuk masyarakat (Latin) Logos : Ilmu (Yunani) Berasal dari bahasa latin karena merupakan akar dari segala bahasa Saling membutuhkan karena makhluk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan/ Nama Sekolah Kelas/Program : X /IPS 2 Semester : SMA NEGERI 1 SANDEN : Ganjil Tahun Ajaran : 2016/2017 Mata Pelajaran Pertemuan ke- : 3 Alokasi

Lebih terperinci

Facebook :

Facebook : 1 Nama : Dian Silvia Ardasari Tetala : Baso, 4 Desember 1983 Pendidikan : Sarjana Sosial dari Universitas Indonesia Status : Istri dari Chairul Hudaya Ibu dari Naufal Ghazy Chairian (3,5 th) dan Naveena

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU: SUMBER PUSTAKA ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR, Dra. Elly M. Setiadi, M.Si, dkk. TIU : Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008; Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Menurut kodrat alam, manusia dimana-mana dan pada zaman apapun juga selalu hidup bersama, hidup berkelompok-kelompok. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk budaya.

Lebih terperinci

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT 1. PERTUMBUHAN INDIVIDU A. PENGERTIAN INDIVIDU Individu berasal dari kata latin, individuum artinya yang tidak terbagi. Jadi Individu merupakan suatu sebutan yang dipakai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep dibutuhkan dalam penelitian sebab di dalamnya akan ditemui aspekaspek yang menyangkut masalah yang akan diteliti sehingga ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, oleh karena itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom

METODE PENELITIAN. Oleh Satria Novari, M.Kom METODE PENELITIAN Oleh Satria Novari, M.Kom I. Pendahuluan tentang Penelitian 1. Pengertian metodologi Penelitian 2. Sejarah Penelitian 3. Pendekatan ilmiah dan non ilmiah 4. Fungsi-fungsi Penelitian 5.

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar 4.2 Sistem Sosial

BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar  4.2 Sistem Sosial BAB IV SISTEM SOSIAL 4.1 Pengantar Kebudayaan merupakan proses dan hasil dari kehidupan masyarakat. Tidak ada mayarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan, hanya saja kebudayaan yang dimiliki masyarakat

Lebih terperinci

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm.

1 & 2. Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi. Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: 1 & 2 Modul Perkuliahan I dan II Sosiologi Komunikasi Ruang Lingkup Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Broadcasting Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan pada hakikatnya secara sederhana merupakan bentuk kerjasama kehidupan antara pria dan wanita di dalam masyarakat. Perkawinan betujuan untuk mengumumkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.Latar belakang Kajian olahraga terhadap ilmu olahraga diawali dengan keterlibatan sosiologi sebagai salah satu ilmu yang digunakan untuk mengkaji fenomena keolahragaan. Konsep sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Remaja merupakan fase perubahan baik itu dalam bentuk fisik, sifat, sikap, perilaku maupun emosi. Seiring dengan tingkat pertumbuhan fisik yang semakin berkembang,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KESEHATAN A. Pengertian-pengertian

SOSIOLOGI KESEHATAN A. Pengertian-pengertian SOSIOLOGI KESEHATAN Perkembangan ilmu sosiologi kesehatan dimulai sejak manusia sadar bahwa kesehatan tidak hanya sebatas fisik, melainkan juga mental serta kondisi sosial seseorang. Maka dari itu muncullah

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Teori Teori Sosiologi Komunikasi Fakultas ILMU KOMUNIKASI Yuliawati, S.Sos, M.IKom Program Studi HUBUNGAN MASYARAKAT http://www.mercubuana.ac.id SOSIOLOGI = SOCIOLOGY= Socius

Lebih terperinci

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI SOSIOLOGI (PENDAHULUAN) OLEH: LIA AULIA FACHRIAL, M.SI POKOK BAHASAN Batasan sosiologi Memahami dan menjelaskan batasan sosiologi Ruang lingkup sosiologi Memahami dan menjelaskan ruang lingkup sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peranan penting dalam kemajuan dan kelangsungan suatu bangsa dan negara. Di negara-negara maju, pendidikan sangat diperhatikan sehingga banyak yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan setiap individu yang terlibat di dalam pendidikan itu dituntut untuk mampu

Lebih terperinci

UNIVERSITAS PADJADJARAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN BIOLOGI DASAR Bab 1 PENDAHULUAN TIM DOSEN BIOLOGI DASAR JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 1 Definisi biologi Biologi (bios hidup + logos ilmu): ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

SOSIOLOGI POLITIK. YESI MARINCE, M.Si #2

SOSIOLOGI POLITIK. YESI MARINCE, M.Si #2 SOSIOLOGI POLITIK YESI MARINCE, M.Si #2 Definisi Sosiologi Dan Sifat Hakekatnya Sosiologi menurut Pitirim Sorokim (Rusia) ilmu yang mempelajari : a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL II. TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL A. Konflik Istilah konflik secara etimologis berasal dari bahasa latin con yang berarti bersama dan fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Jadi, konflik dalam

Lebih terperinci

SOSIOLOGI Untuk SMA dan MA Kelas X

SOSIOLOGI Untuk SMA dan MA Kelas X SOSIOLOGI Untuk SMA dan MA Kelas X 1 Wida Widianti Hak Cipta pada Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh undang-undang SOSIOLOGI SMA dan MA Kelas X Penulis : Wida Widianti Desainer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU

MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU MAKALAH PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU Oleh : Septy Indriyani (15105244006) Teknologi Pendidikan A A. PENDAHULUAN Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa

Lebih terperinci

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN

BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi

Lebih terperinci

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK 1213 Psikologi Dakwah DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1213 Psikologi Dakwah Hubungan Psikologi dakwah Sosiologi Hubungan Psikologi dakwah dengan Psikologi Sosial Minggu 4 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD

Lebih terperinci

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI

ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peranan Metodologi Dalam Penelitian / Kajian Hukum Cara kerja keilmuan salah satunya ditandai dengan penggunaan metode (Inggris: method, Latin: methodus, Yunani: methodos-meta

Lebih terperinci

Tugas Rangkuman BAB I Sosiologi Posted by Nurul Hardiyanti - 04 Sep :10

Tugas Rangkuman BAB I Sosiologi Posted by Nurul Hardiyanti - 04 Sep :10 Tugas Rangkuman BAB I Sosiologi Posted by Nurul Hardiyanti - 04 Sep 2011 13:10 "Rangkuman Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan" Sosiologi berasal dari kata latin socius yang berarti kawan dan kata Yunani

Lebih terperinci

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini

BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM. dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei, teori ini BAB II SOLIDARITAS SOSIAL DALAM PERSPEKTIF EMILE DURKHEIM Melihat kondisi solidaritas dan berdasarkan observasi, serta wawancara dengan pihak-pihak terkait. Peneliti memilih teori Solidaritas Emile Durkhei,

Lebih terperinci

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05)

SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) SOLUSI PR ONLINE MATA UJIAN: SOSIOLOGI (KODE: S05) 1. Jawaban: C Fungsi sosiologi diantaranya: Penelitian/menyediakan data Pembangunan/pengembangan Solusi pemecahan masalah 2. Jawaban: C Objek kajian sosiologi

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses yang terus dilakukan manusia sepanjang hidupnya. Wujud dari proses belajar yaitu adanya interaksi antara pengalaman baru dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, hal ini dikarenakan setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Penelitian Sekolah merupakan salah satu lembaga sosial yang memiliki peranan penting dalam mengembangkan pendidikan di dalam masyarakat. Sekolah sebagai organisasi

Lebih terperinci

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

FILSAFAT ILMU DAN CABANG FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 02Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA Modul ke: 02Fakultas Dr. PSIKOLOGI CABANG FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id CABANG- CABANG FILSAFAT Standar Kompetensi Setelah perkualiahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam setiap kehidupan sosial terdapat individu-individu yang memiliki kecenderungan berperilaku menyimpang dalam arti perilakunya tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT

KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT Tokoh Tujuan Pembelajaran Peta Konsep Pengantar Materi Pustaka KELOMPOK SOSIAL DI MASYARAKAT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 1. Kurikulum 2013 Sosiologi SMAN 1 Cibeber Cikotok 3/2/2016 SOSIOLOGI SMAN 1 CIBEBER

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN S LEARNING IN SCIENCE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah studi mengenai alam sekitar, dalam hal ini berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR 42-46 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN ACEH BESAR Fadhilah dan Cut Nurul Fahmi Universitas Serambi Mekkah Email : FadhilahMpd@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 8 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan manfaat sosiologi dalam kehidupan. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku

I. PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan

Lebih terperinci

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI

ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI PERTEMUAN 1 DOSEN VED,SE.,MSI.,AK.,CA MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH KULIAH MATERI ILMU, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH 1.1 Pengertian dan Komponen Ilmu 1.2 Metode Ilmiah 1.3 Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industrialisasi menempati posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan kemakmuran dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan

BAB II KAJIAN TEORI. Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sosiologi Sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti kawan dan kata Yunani logos yang berarti kata atau berbicara, jadi sosiologi adalah berbicara

Lebih terperinci

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis

Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan etika dengan moral Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. Seorang individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku individu berkaitan erat dengan yang namanya peran dalam kehidupan bermasyarakat. Peran mengandung hal dan kewajiban yang harus dijalani oleh seorang

Lebih terperinci

Sifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia:

Sifat Kodrat Manusia. Unsur-unsur Hakekat Manusia: NENI KURNIAWATI Sifat Kodrat Manusia Unsur-unsur Hakekat Manusia: 1. Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga 2. Sifat kodrat manusia terdiri atas mahluk individu dan sosial 3. Kedudukan kodrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Kajian ilmu sosial pada saat ini menjadi permasalahan yang potensial bagi pengembangan karakter ilmu dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial. Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Parson Tentang Perubahan Sosial Perubahan Sosial dalam soejono soekanto (2003), adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya, matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan lain dan sekaligus berperan untuk membantu perkembangan ilmu tersebut (Suherman, 2012).

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK KELOMPOK 8 MUH. IDRUS AZHARIL RIDAWAN FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1)

MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1) MATERI KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM MATCH DAY 25 ILMU HUKUM SEBAGAI ILMU KENYATAAN (BAGIAN 1) A. SOSIOLOGI HUKUM 1. Pemahaman Dasar Sosiologi Hukum Sosiologi hukum adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana. Relevansi Dalam perkuliahan ini mahasiswa diharapkan sudah punya

Lebih terperinci

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance

01FEB. Template Standar Business Ethics and Good Governance Modul ke: Fakultas 01FEB Template Standar Business Ethics and Good Governance Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 6 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan pengertian nilai dengan nilai social. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi

2. Fakta Sosial. 3. Tindakan Sosial. A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Sosiologi X EkoSos A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis,

Lebih terperinci

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN

HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN Kebudayaan atau pun yang disebut peradaban, mengandung pengertian yang luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang compleks, meliputi pengetahuan, kepercayaan,

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata 1. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1 Hubungan Terpaan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas Kementerian Perhubungan di Televisi dan Interaksi Peer Group dengan Perilaku Tertib Berlalu Lintas Pelajar dan Mahasiswa Semarang Skripsi Disusun untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilainilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang

BAB I PENDAHULUAN. Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waria adalah laki-laki yang menunjukan sikap dan perilaku di dalam diri yang mengarah pada sisi perempuan. 1. sedangkan dalam pengertian dalam pandangan islam waria

Lebih terperinci

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK A. SD/MI KELAS: I STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK Kompetensi Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 1. Menerima

Lebih terperinci

BAB I Tinjauan Umum Etika

BAB I Tinjauan Umum Etika BAB I Tinjauan Umum Etika Pendahuluan Manusia adalah Makhluk Individu Memiliki akal pikiran, perasaan, dan kehendak. Makhluk Sosial Memiliki perilaku etis Pembahasan mengenai: Pengertian etika Hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Sosiologi a. Pengertian Sosiologi Sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (seperti

Lebih terperinci

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL

MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL MATERI 6 BENTUK DAN FUNGSI LEMBAGA SOSIAL 1. Bentuk dan Fungsi Lembaga Sosial Pada dasarnya, fungsi lembaga sosial dalam masyarakat beraneka macam berdasarkan jenis-jenis lembaganya. Oleh karena itu, kita

Lebih terperinci

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi.

ETIK UMB ETIKET PERGAULAN. NANDANG SOLIHIN, M.Pd. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi. ETIK UMB Modul ke: ETIKET PERGAULAN Fakultas Psikologi NANDANG SOLIHIN, M.Pd Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN ETIKA Pengertian Etika (Etimologi), berasaldaribahasa Yunani adalah

Lebih terperinci

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14

Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : Pertemuan 14 Matakuliah : L0094-Ilmu Sosial Untuk Psikologi Tahun : 2008 Pertemuan 14 MASYARAKAT MATERI: Pengertian Masyarakat Hubungan Individu dengan Masyarakat Masyarakat Menurut Marx Masyarakat Menurut Max Weber

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi dan komunikasi, telah menyebabkan

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan perkembangan teknologi dan komunikasi, telah menyebabkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dan perkembangan teknologi dan komunikasi, telah menyebabkan perubahan dalam masyarakat aneka dan corak perilaku yang berbeda beda satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci