BAB V PEMBAHASAN 5.1. Solo Batik Carnival (SBC)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V PEMBAHASAN 5.1. Solo Batik Carnival (SBC)"

Transkripsi

1 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan digambarkan tentang ada tidaknya keselarasan penyelenggaraan event budaya yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan slogan Solo, The Spirit of Java. Penggambaran itu akan dibahas menurut event-event dalam strategi city branding yang telah dilaksanakan yaitu Solo Batik Carnival (SBC), Kereta Kencana World Music Festival, Solo Eco Cultural City, dan Solo Internasional Performing Art (SIPA) Solo Batik Carnival (SBC) SBC merupakan event budaya yang diselenggarakan sebagai agenda tahunan Kota Solo untuk mengakselerasi pertumbuhan dan citra Kota Solo sebagai Kota Batik baik di tingkat nasional maupun internasional. SBC merupakan event yang diisi dengan karnaval menggunakan batik yang selaras dengan semboyan Kota Solo yaitu Solo, The Spirit of Java. Penyelenggaraan event SBC ini merupakan bagian dari upaya menjaga citra Kota Solo sebagai Kota Batik. Sesuai dengan prinsip konsistensi dengan brand yang melekat. Dari hasil wawancara dengan Dinas Pariwisata menyatakan bahwa Peran Pemerintah Kota Solo dalam event SBC selain sebagai fasilitator, juga memberikan dukungan anggaran, walaupun anggaran yang diberikan oleh pemerintah tidak dapat mengkover semua biaya penyelenggaraan event SBC. Oleh karena itu dalam penyelenggaraan SBC peran swasta dan masyarakat sangat dibutuhkan. Pada saat era pemerintahan Walikota Joko Widodo, peran pemerintah dalam mendukung pelaksanaan SBC selain dalam bentuk dukungan anggaran, juga mengesahkan Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Surakarta Tahun dengan beberapa poin yang menunjukkan bagaimana Pemkot Solo serius dalam melaksanakan program city branding yaitu, mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Peningkatan penyelenggaraan pendidikan budi pekerti dalam rangka pembinaan akhlak mulia termasuk etika dan estetika sejak dini di kalangan 67

2 peserta didik, dan pengembangan wawasan budaya serta lingkungan hidup. Peningkatan pelaksanaan pembinaan generasi muda dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi, minat dan bakat untuk mencapai prestasi di bidang sosial budaya dan olah raga. Peningkatan pembinaan sanggar-sanggar seni dan paguyuban kebudayaan tradisional, baik pada tingkatan anak-anak, remaja maupun dewasa. Peningkatan fasilitasi dan kerjasama pengembangan keragaman budaya daerah, agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tradisi daerah. Bentuk implementasi dari kebijakan ini adalah setiap sekolah dari tingkat taman sekolah dasar sampai dengan tingkat menengah atas wajib memasukkan mata pelajaran bahasa Jawa dalam pelajaran muatan lokal. Di samping itu setiap pegawai di semua intansi pemerintah setiap hari kamis diwajibkan untuk memakai pakaian beskap dan pada hari jumat memakai pakaian batik. Tujuan kebijakan tersebut agar masyarakat lebih mencintai batik sebagai budaya Kota Solo. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, menyatakan bahwa: 1 Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan event SBC yang tidak kalah penting adalah mewujudkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan, serta peningkatan jumlah dan kualitas sarana prasarana komunikasi dan informatika. Pemberian dukungan pemerintah Kota Surakarta terhadap penyelenggaraan event SBC dalam rangka meningkatkan kelancaran kegiatan sosial, seni budaya dan ekonomi masyarakat. Hasil wawancara dengan Bapak Suparno selaku tokoh masyarakat menyatakan bahwa: 2 SBC merupakan sebuah pagelaran yang sangat mewah tapi tetap mengangkat batik Solo sebagai identitas bangsa. Dengan kegiatan ini maka pembuktian bahwa Batik Solo bukan hanya bisa digunakan untuk busana keseharian atau acara tertentu tapi juga bisa dimanfaatkan untuk sebuah kegiatan yang lebih dari itu yaitu sebuah Carnival. Lebih lanjut menurut Bapak Suparno selaku tokoh masyarakat menyataan bahwa: 1 Hasil Wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo, Tanggal 26 Juni Hasil Wawancara dengan Bapak Suparno selaku tokoh masyarakat, Tanggal 14 Juni

3 Solo Batik Carnival ini juga patut dicontoh oleh daerah-daerah lain dengan konsep yang sesuai denngan tradisi dan budaya masingmasing daerah di Indonesia. Ini merupakan suatu kegiatan yang postif yaitu memperkenalkan budaya lokal menjadi budaya nasional dan bisa menjadi internasional dalam sebuah kegiatan yang menurut saya extravaganza. Adanya penyelenggaraan event SBC berdampak terhadap meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, dan mereka akan datang ke Solo untuk menyaksikan kegiatan ini. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisdata, kunjungan wisatawan ke Kota Solo dari tahun ke tahun terus meningkat, yaitu pada tahun 2013 kunjungan wisatawan asing ke objek wisata sebanyak orang. Sementara itu jumlah wisatawan domestik sebanyak orang. Tahun 2014, jumlah wisatawan asing yang berkunjung sebanyak orang dan wisatawan domestik sebanyak Solo Batik Carnival ini merupakan acara masyarakat Solo yang sangat di dukung oleh Pemerintah Kota Solo, dengan adanya kegiatan ini memperlihatkan bahwa Pemerintah Kota Solo berhasil membina masyarakat Solo untuk cinta pada budaya Lokal. Dalam mencapai keberhasilan ini Pemerintah Kota Solo melakukan pembinaan dengan cara mengadakan pembinaan sebelumnya yang dimana dalam event ini melibatakan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan cara ikut berpartisipasi sebagai panitia, sebagai pemakai kostum, dll. Dinas Pariwisata menyatakan bahwa penyelenggaraan Solo Batik Carnival ini berdampak terhadap etos kerja masyarakat Kota Solo, dimana selama event Solo Batik Carnival berlangsung, masyarakat dapat meningkatkan pendapatannya melalui aktivitas bisnis yang ditekuninya, baik bisnis kuliner, souvenir, perhotelan dan lain sebagainya. Di samping meningkatkan etos kerja masyarakat, pelaksanaan Solo Batik Carnival juga berdampak terhadap peningkatan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya, masyarakat Kota Solo diharapkan lebih mencintai seni batik sebagai warisan budaya. 69

4 Hasil wawancara dengan KRT. Adhy Renggo Busono selaku seniman di Kota Solo menyatakan bahwa: 3 Penyelenggaraan Solo Batik Carnival telah membentuk nilai-nilai budaya seperti adigang, adigung, adiguna, dan ojo dumeh agar selalu dijunjung tinggi. Ungkapan tersebut mengajarkan kepada para peserta Solo Batik Carnival agar tidak sombong dan tidak meremehkan orang lain saat kita berkuasa, karena apa yang dimiliki dapat hilang sewaktuwaktu. Bukti adanya pembentukan nilai-nilai budaya dari kegiatan SBC diungkapkan oleh Bapak Yunanto Sutyastomo selaku budayawan Kota Solo yang menyatakan bahwa: Adigang, adigung, adiguna, dan ojo dumeh merupakan sikap dan perilaku yang ada pada masyarakat Kota Solo, yaitu harus bersikap ramah dan sopan kepada setiap orang, khususnya pada para tamu atau wisatawan. Menurut pandangan masyarakat Jawa, orang sombong memiliki sifat sebagaimana unen-unen (peribahasa) yang berbunyi: adigang, adigung, adiguna, dan aja dumeh. Artinya, sifat menyombongkan diri pada kekuatan, kekuasaan, dan kepandaian yang dimiliki. Adigang, adalah gambaran dari watak kijang yang menyombongkan kekuatan larinya yang luar biasa. Adigung adalah kesombongan terhadap keluhuran, keturunan, kebangsawanan, pangkat, kedudukan, atau kekuasaan yang dimiliki. Sedangkan Adiguna, menyombongkan kepandaian (kecerdikan) seperti watak ular yang memiliki racun mematikan dari gigitannya. Sebagaimana lazimnya strategi dalam kebudayaan Jawa, Adigang, Adigung, Adiguna punya korelasi erat dalam konteks menasihati kesombongan dengan aja dumeh, artinya: jangan sok atau mentang-mentang. 4 Keselarasan penyelenggaraan SBC dengan program Solo, The Spirit of Java, menurut Dinas Pariwisata dapat dilihat dari manfaat dan dampak positif penyelenggaraan SBC bagi masyarakat yaitu menumbuhkan nilai-nilai 3 Hasil wawancara dengan KRT. Adhy Renggo Busono selaku seniman di Kota Solo, Tanggal 26 Juni Adiguna, diakses tanggal 16 Juni

5 budaya pada masyarakat Kota Solo, sehingga masyarakat merasa memiliki dan mencintai seni dan budaya, khususnya mencintai batik sebagai warisan budaya leluhur serta meningkatkan etos kerja masyarakat dengan meningkatkan pendapatannya melalui bisnis kuliner, fashion, maupun souvenir Solo Eco Cultural City Pelaksanaan event Solo Eco Cultural City selaras dengan slogan Solo, The Spirit Of Java, hal tersebut karena event Solo Eco Cultural City merupakan konsep pengembangan kota dengan menggabungkan karakter budaya dan lingkungan serta nuansa budaya dengan kota berwawasan lingkungan, sikap menghargai keindahan, perilaku hidup sehat serta tidak membuang sampah sembarangan. bahwa: 5 Berdasarkan Wawancara dengan Dinas Tata Kota Solo menyatakan Pengaplikasian konsep Solo Eco Cultural City akan diaplikasikan pada penataan koridor Jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan RE Martadinata, Solo. Penataan tersebut diharapkan mampu mewujudkan koridor Jalan Jenderal Ibnu Sudirman sampai Jalan RE Martadinata menjadi salah satu etalase Kota Solo yang dapat merepresentasikan Gerakan Kota Hijau di Kota Solo. Hasil observasi yang peneliti lakukan di sepanjang jalan Jenderal Sudirman sampai Jalan RE Martadinata, Solo menunjukkan bahwa konsep Solo Eco Cultural City sudah diterapkan dengan baik, dimana setiap pinggir jalan sudah dibuat taman-taman yang menghiasi keindahan kota serta partisipasi masyarakat untuk selalu menjaga keindahan dan keasrian kota sudah dilaksanakan. 6 Berdasarkan wawancara dengan Bapak Margono selaku Ketua RW wilayah Kelurahan Kadipiro menyatakan bahwa: 5 Hasil Wawancara dengan Dinas Tata Kota Solo, Tanggal 6 Juni Hasil Observasi Lapangan, Tanggal 7 Juni

6 Program pemerintah khususnya konsep Solo Eco Cultural City berdampak terhadap gaya hidup dan pola hidup masyarakat, dimana dahulu masyarakat sering membuang sampah sembarangan, kini dengan adanya program konsep Solo Eco Cultural City, masyarakat mulai sadar menjaga lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Bukti nyata mengenai tingginya kesadaran masyarakat Kota Solo, dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan juara II tingkat Nasional kategori lomba kebersihan desa pada tahun 2014, yang diwakili oleh Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Suparno selaku tokoh masyarakat yang menyatakan bahwa: 7 Di lingkungan tempat tinggal kami, saat ini masyarakat sangat peduli dengan kebersihan lingkungan, masyarakat secara swadaya membuat tong sampah untuk membuangs ampah rumah tangga, serta memilahnya menjadi sampah organik dan sampah non organik. Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Solo agar konsep Eco- Cultural City tetap terjaga dari tahun ke tahun yakni melibatkan masyarakat. Ada empat langkah yang ditempuh Pemerintah Kota Solo untuk pelibatan publik dalam penataan taman: Pertama, memetakan secara jelas lokasi yang cocok menjadi taman kota baik dalam kerangka perwujudan 30 persen ruang terbuka hijau maupun aspek estetika kota. Tindakan ini untuk menjaga agar taman tetap terawat tidak hanya sebatas proyek seperti kondisi taman sekartaji depan terminal Tirtonadi. Kedua, melibatkan publik dalam pembuatan taman. Artinya tidak hanya memberi stimulan namun merangsang dengan pengadaan lomba keindahan dan perawatan taman. Lomba diadakan dengan penilaian pembuatan dan perawatannya agar masyarakat senantiasa menjaganya. Lomba dibagi untuk 2 kategori yakni taman yang dibuat masyarakat dan taman yang dibuat oleh perusahaan. Pengusaha juga harus dilibatkan dalam program ini seperti ketika Pemkot melibatkan mereka dalam pembuatan selter PKL, Pengecatan becak atau penyelenggaraan event. Ketiga, perlu langkah strategis agar taman kota bisa terjaga meski banyak karnaval di Solo. Selama ini 7 Hasil Wawancara dengan Bapak Suparno selaku tokoh masyarakat, Tanggal 14 Juni

7 banyak anggaran percuma karena taman terinjak-injak warga yang melihat pawai entah perayaan kota, peringatan hari nasional atau event budaya. Kebiasaan ini mengakibatkan masyarakat diajari tidak bertanggungjawab. Diatas sudah dijelaskan tentang visi Eco-Cultural City dan tentu tindakan atau kegiatan pemda dan masyarakat harus mencerminkan hal itu. Keempat, mendorong para pemilik tanah kosong yang tidak dimanfaatkan untuk membuat taman, bila perlu keluarkan peraturan walikota soal ini. Menurut penulis hal tersebut tidak menyalahi aturan yang ada karena justru akan lebih mempercepat ruang terbuka hijau yang ada di kota. 8 Berdasarkan wawancara dengan Dinas Tata Kota Surakarta menyatakan bahwa: 9 Dalam beberapa program, Pemerintah Kota Solo sudah melatih masyarakat terlibat di kegiatan kota seperti Car Free Day, Solo Batik Carnival dan ajang lainnya. Sudah saatnya pelibatan masyarakat tidak hanya dalam kegiatan insidental namun konteks jangka panjang yang sifatnya strategis. Melibatkan para perencana tata ruang, ahli lingkungan, ahli tata kota dan pihak yang berkaitan dengan itu. Supaya keberadaan taman tidak hanya indah dipandang mata namun memenuhi aspek lainnya juga. Peran serta masyarakat juga dapat dilakukan dengan menyampaikan gagasannya kepada pihak pemerintah, yang disampaikan baik melalui media sosial maupun diskusi bersama yang dilakukan oleh pemerintah dengan warga masyarakat. Bentuk peran serta masyarakat dalam menyampaikan gagasannya kepada pihak pemerintah dilakukan dalam bentuk komunikasi dua arah, yaitu melalui forum diskusi, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kota yang lebih alami dan hijau. Pembatasan ijin pendirian mall memberi peluang masyarakat semakin banyak membuka kawasan hijau yang indah dan asri. Sebagai contoh yaitu dibangunnya taman-taman kota seperti taman depan terminal Tirtonadi, Taman Monumen 45 dekat Pasar Legi dan sebagainya. Namun setelah masa kepemimpinan Jokowi, pemerintah kota Solo tidak konsisten dalam pembatasan ijin pendirian mall, dimana di Solo saat ini sudah 8 ( Diakses tanggal 17 Juni Hasil Wawancara dengan Dinas Tata Kota Surakarta, Tanggal 6 Juni

8 dibangun mall di lokasi bekas pabrik es Saripetojo. Hal tersebut terjadi karena adanya desakan dan pemberian ijin langsung dari Gubernur Jawa Tengah, yaitu Bibit Waluyo. Salah satu bentuk dukungan masyarakat, khususnya komunitas peduli lingkungan yaitu NCFD (new car free day) dalam kegiatan Eco-Cultural City yaitu melakukan peningkatan pada program yang telah terlaksana setiap minggunya di kota Solo ini. 10 Peningkatan yang dilakukan seperti adanya agenda bulanan khusus atau kegiatan pada hari-hari khusus yang mana berfokus pada lingkungan. Misalnya, pada hari bumi dilakukan kegiatan penanaman pohon ditaman kota kemudian, pada hari habitat dunia dilakukan kegiatan pelepasan ikan dan burung di sungai Bengawan Solo yaitu yang dilaksanakan setiap bulan Oktober. NCFD bukan hanya sebagai tempat berkumpulnya warga kota untuk berolahraga dan mengurangi polusi setiap minggunya tapi diharapkan juga bisa menjadi wadah bagi komunitas masyarakat yang menginginkan Kota Solo menjadi lebih baik. Lokasi sepanjang jalan yang selama ini sudah banyak pohonnya seperti di Jl. Adi Sutjipto, Jl. DR. Rajiman dan Jl. Slamet Riyadi perlu dipertahankan. Sementara jalur yang belum banyak pepohonannya seperti Jl. Ahmad Yani, Jl. DR. Moewardi dan kawasan lain perlu diberi tetumbuhan. 11 Semakin tahun pertumbuhan kendaraan begitu pesat sedang kawasan hijau justru kebalikannya alias menyusut. Kalau dibiarkan yang rugi adalah masyarakat sendiri sehingga penataan kota yang teduh dan banyak menyimpan oksigen bagus bagi perkembangan jasmani dan rohani warga kota Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bahwa konsep Solo Eco Cultural City sudah berjalan dengan baik, di mana masyarakat Kota Solo sangat mendukung program pemerintah, sehingga program ini selaras dengan budaya masyarakat Kota Solo yang mencintai kebersihan dan keindahan, serta memiliki kesadaran yang baik tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Event Solo Eco-Cultural City adalah mengajak masyarakat 10 Hasil Wawancara dengan Dinas Tata Kota Solo, Tanggal 7 Juni Hasil Wawancara dengan Dinas Tata Kota Solo, Tanggal 7 Juni

9 mengubah Solo menjadi kota yang lebih baik, misalnya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah dan limbah sembarangan. Dengan konsep Solo Eco-Cultural City masyarakat dapat secara partisipatif memperbaiki kualitas kawasan permukimannya, terutama di kawasan bantaran sungai Bengawan Solo dan kawasan padat penduduk. Solo Eco-Cultural City ini juga dapat ditunjukkan melalui contoh nyata, sebagaimana yang dilakukan oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan dan kesehatan yang ada di kota Solo seperti komunitas Forum Solo Hijau, Biopori, Earth Hour, Healthy Food Healthy Life dan komunitas lainnya. Dalam wawancara dengan Sessario Bayu Mangkara selaku Koordinator Forum Solo Hijau, beliau menyatakan bahwa: 12 Tolok ukur siap atau tidaknya masyarakat Solo dalam mewujudkan visi Solo Eco-Cultural City adalah munculnya gerakan earth hour, platform gerakan Save Kali Pepe, perwujudan Kampung Hijau, kegiatan grebek sampah, berkebun di lahan sempit, memberdayakan taman kota menjadi contoh-contoh nyata yang sudah dilakukan oleh masyarakat. Terlebih saat ini lahirnya Forum Solo Hijau menjadi langkah tepat dalam mewujudkan masyarakat berkelanjutan yang dapat menopang seluruh aktivitas atau program pemerintah kota Solo yang dapat menciptakan sebuah potensi di masa depan. Di samping itu program Solo Eco Cultural City, juga berdampak terhadap peningkatan pendapatan bagi pata pedagang tanaman hias dan bunga. Permasalahan utama ialah bagaimana agar tindakan membuang sampah menjadi suatu tindakan yang menarik untuk dilakukan. Hal yang dapat dilakukan antara lain membuat tempat sampah semenarik mungkin. Sebagai contoh saat ini di masyarakat sudah dibuat tong sampah organik dan non organik. 12 Hasil wawancara dengan Sessario Bayu Mangkara selaku Koordinator Forum Solo Hijau, Tanggal 30 Juni

10 5.3. SIPA (Solo International Performing Art) Event Solo International Performing Art ini selaras dengan Solo, The Spirit Of Java. Dapat dikatakan begitu karena SIPA merupakan sebuah ajang pergelaran dengan materi berupa seni tari, seni musik, hingga seni teater yang merupakan penyatuan semangat antara masyarakat dengan berbagai seni pertunjukan yang ada. Namun satu hal yang tidak akan pernah ditinggalkan adalah Spirit Solo sebagai ajang interaksi kultural yaitu konsep Solo Kota Budaya. Inilah yang akan selalu menjadi semangat dari proses pencarian bentuk yang ideal dari SIPA 13. Tujuan penyelenggaraan SIPA adalah sebagai ruang pertemuan beragam seni pertunjukan untuk kemudian menyuarakan penyelamatan bumi. Melalui SIPA, Solo akan menjadi jembatan bertemunya berbagai ragam bentuk dan jenis yang ada dalam wilayah seni pertunjukan. Penyelenggaraan SIPA sebagai sebuah event ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam kegiatan city branding. 14 Berdasarkan wawancara dengan KRT Adhy Renggo Busono selaku seniman di Kota Solo menyatakan bahwa: 15 Adanya pagelaran Solo International Performing Art, yang dilakukan oleh pemerintah Kota Solo berdampak terhadap kehidupan seniman lokal di kota Solo, melalui event SIPA ini para seniman, khususnya seniman tari dapat berpartisipasi dalam kegiatan SIPA tersebut. Hal senada juga diungkapkan oleh Vincencius Catur Arianto salah satu seniman tari di Kota Solo yang menyatakan bahwa: 16 Sejak adanya event SIPA tersebut, sanggar tari kami menjadi ramai, banyak anak-anak yang masuk ke sanggar tari untuk belajar menari, dan setiap ada pagelaran tari, animo masyarakat cukup tinggi. 13 Hasil wawancara dengan Dinas Pariwisata Kota Solo, tanggal 10 Juni Hasil Wawancara dengan Dinas Pariwisata Kota Solo, Tanggal 10 Juni Hasil Wawancara dengan KRT. Adhy Renggo Busono selaku seniman di Kota Solo, Tanggal 16 Juni Hasil Wawancara dengan Vincencius Catur Arianto seniman tari Kota Solo, Tanggal 26 Juni

11 Bagi masyarakat Solo, adanya pagelaran Solo International Performing Art sangat bermakna dan dapat menumbuhkan nilai-nilai budaya yang menjadi identitas dalam kehidupan mereka sehari-hari. Para seniman tari tradisional di Kota Solo sangat ingin terlibat secara langsung terhadap proses budaya yang terjadi di Solo. Bahkan mereka sangat antusias ketika Pemkot akan memiliki progam untuk menjadikan kota Solo kota budaya, dengan diadakannya berbagai event-event budaya di Solo. Seperti yang telah diungkapkan oleh KRT. Adhy Renggo Busono selaku seniman tari tradisional di Kota Solo yang menyatakan sebagai berikut: 17 Saya ikut dalam pagelaran SIPA karena suka rela, biasanya kami latihan di Pendhopo ISI, Wisma Seni atau berpindah-pindah tergantung eventnya berlangsung dimana. Namun selama ini tidak ada dana subsidi dari Pemerintah untuk mendukung Seni Tari ini, semua dibiayai sendiri. Bentuk partisipasi masyarakat Kota Solo dalam pagelaran Solo International Performing Art peran serta Sanggar Tari Jagad Jagalan yang ikut mengisi acara SIPA dengan menampilkan Tari Cipat-Cipit. Event Solo International Performing Art ini merupakan salah satu dari rangkaian acara untuk menyambut sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat luas mengenai SIPA. Dalam acara Solo International Performing Art tahun 2014 diwakili sembilan delegasi dari Dalam Negeri seperti delegasi dari Yogyakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Jakarta, Bandung, dan Solo. Selain dari Dalam Negeri, sebanyak tujuh delegasi dari Luar Negeri yang meliputi delegasi dari Belanda, India, Romania, USA, Mexico, Korea, dan Malaysia juga tampil dalam acara SIPA. Delegasi dalam negeri maupun luar negeri setiap penyelenggaraan Solo International Performing Art setiap tahunnya tidak sama. Dengan demikian Solo International Performing Art (SIPA) merupakan event yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Solo yang 17 Hasil Wawancara dengan KRT. Adhy Renggo Busono, seniman tari tradisional Kota Solo, Tanggal 26 Juni

12 memberikan dampak kepada masyarakat agar dapat mencintai seni dan budaya yang ada di Kota Solo. Melalui penyelenggaraan event SIPA ini maka masyarakat akan lebih mencintai merasa memiliki seni dan budaya yang ada di kota Solo, khususnya kesenian tari tradisional Kereta Kencana World Music Festival Event Kereta Kencana World Music Festival adalah pagelaran musik etnik nusantara dan musik etnik luar negeri. Event ini kurang mendapat perhatian dari kalangan masyarakat Kota Solo karena penyelenggaraan dianggap kurang mempromosikan Kota Solo sebagai Kota Budaya. 18 Bukti adanya ketidakselarasan Event SIEM dengan solgan Solo, The Spirit Of Java yaitu sejak tahun 2012 Event SIEM dihentikan dan berubah nama dengan nama Kereta Kencana World Music Festival, hal tersebut dikarenakan penyelenggaraan SIEM mendapat pertentangan dari berbagai pihak kaitannya dengan tempat lokasi pertunjukan. 19 Penyelenggaraan Kereta Kencana World Music Festival yang digelar di Taman Balekambang ditentang oleh para seniman di Kota Solo, karena Taman Balekambang merupakan area hutan kota yang dijadikan lahan konservasi alam di Solo. Para seniman menilai Pemkot Surakarta inkonsisten dalam menjalankan kebijakan melindungi taman kota. Menurut para seniman, Pemkot telah inkonsisten dalam penataan dan pengelolaan hutan kota sebagai area konservasi alam karena di lahan itu terdapat banyak tanaman dan hewan yang dibiarkan hidup bebas di lahan hutan kota seluas 9,8 hektar tersebut. Berdasarkan pendapat dari koordinator Forum Masyarakat Peduli Seni Budaya (FMPSB) Solo mengatakan bahwa: Balekambang adalah taman kota yang telah diwariskan kepada kita untuk dijaga dengan baik. Dengan 5 ribu hingga 7 ribu pengunjung setiap malamnya, kami bisa memastikan akan ada goncangan dan kerusakan di dalamnya. Hewan-hewan bisa stres dan tanaman-tanaman akan rusak Hasil Wawancara dengan Heru Mattaya salah seorang budayawan Kota Solo, Tanggal 2 Juni Tanggal 17 Juni Hasil Wawancara dengan ST Wiyono, selaku koordinator Forum Masyarakat Peduli Seni Budaya (FMPSB) Solo, Tanggal 14 Juni

13 ST. Wiyono selaku koordinator Forum Masyarakat Peduli Seni Budaya (FMPSB) Solo menyesalkan sikap penyelenggara KWF yang dinilai arogan dengan mangatakan akan mengganti kerusakan apapun yang terjadi setiap kerusakan yang terjadi, sehingga seolah-olah semua bisa diganti dengan uang. 21 Panitia juga dinilai arogan karena meminta pergelaran ketoprak yang biasa digelar di gedung pertunjukan Balekambang berhenti pentas pada saat KWF digelar dengan konsekuensi seluruh tiketnya akan dibeli. Padahal bagi seniman ketoprak pementasan adalah persoalan eksistensi. 22 Berdasarkan hasil pembahasan tersebut di atas dapat peneliti simpulkan bahwa pagelaran Kereta Kencana World Music Festival tidak selaras dengan program Solo, The Spirit Of Java, yaitu bertentangan dengan pagelaran seni budaya ketoprak yang diselenggarakan di Taman Balekambang serta dampak yang ditimbulkan dari pagelaran Kereta Kencana World Music Festival adalah rusaknya taman balekambang yang merupakan program dari Solo Eco-Culture City. 21 Hasil Wawancara dengan ST Wiyono, selaku koordinator Forum Masyarakat Peduli Seni Budaya (FMPSB) Solo, Tanggal 14 Juni Hasil Wawancara dengan ST Wiyono, selaku koordinator Forum Masyarakat Peduli Seni Budaya (FMPSB) Solo, Tanggal 14 Juni

IMPLEMENTASI CITY BRANDING KOTA SOLO DEMI MENJAMIN KEBERLANGSUNGAN SLOGAN THE SPIRIT OF JAVA. Oleh : Saskia Adelina SKRIPSI

IMPLEMENTASI CITY BRANDING KOTA SOLO DEMI MENJAMIN KEBERLANGSUNGAN SLOGAN THE SPIRIT OF JAVA. Oleh : Saskia Adelina SKRIPSI IMPLEMENTASI CITY BRANDING KOTA SOLO DEMI MENJAMIN KEBERLANGSUNGAN SLOGAN THE SPIRIT OF JAVA Oleh : Saskia Adelina 362009071 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Lebih terperinci

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 LKPJ WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2014 4.1.17 URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 4.1.17.1 UMUM Keberadaan seni dan budaya memerlukan pelestarian agar tidak punah, dalam hal ini Pemerintah Kota Semarang melakukan fasilitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. tujuan wisata sebaiknya tetap menjaga citra tujuan wisata dan lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri pariwisata telah mengalami perkembangan yang pesat dalam satu dekade belakangan ini. Saat ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia

Lebih terperinci

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN 17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN A. KEBIJAKAN PROGRAM Kebijakan Program Urusan Wajib Kebudayaan dititikberatkan pada pengembangan seni dan budaya sebagai daya tarik wisata. Hal tersebut didasarkan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan Yogyakarta. Tahun Wisatawan Lokal Wisatawan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Budaya lokal suatu daerah dapat mengangkat citra serta identitas daerah tersebut ke tingkat yang lebih tinggi yaitu ke tingkat nasional maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1. Strategi Komunikasi City Branding Kota Solo Solo Batik Carnival (SBC)

BAB IV ANALISIS 4.1. Strategi Komunikasi City Branding Kota Solo Solo Batik Carnival (SBC) BAB IV ANALISIS 4.1. Strategi Komunikasi City Branding Kota Solo Kota Solo memiliki semboyan "BERSERI" yang merupakan akronim dari bersih, sehat, rapi dan indah. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pengertian Judul BAB I PENDAHULUAN I.1 Pengertian Judul Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini menjadi fokus utama yang sangat ramai dibicarakan masyarakat karena dengan mengembangkan sektor pariwisata maka pengaruh pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada kota Surakarta mengenai implementasi City Branding Kota Solo untuk menjamin keberlangsungan slogan The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Solo adalah sebuah desa kecil yang terletak di provinsi Jawa Tengah. Sebelum bergabung dengan Indonesia, Solo dipimpin oleh seorang sultan. Semasa dikuasai oleh Belanda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang. Baik dari segi ekonomi, teknologi dan juga hukum. Untuk sektor ekonomi, pariwisata menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun perekonomian. Laju

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke-32, 12 Juni 2010 Sabtu, 12 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PESTA KESENIAN BALI KE-32 DI DENPASAR, PROVINSI BALI

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014 1. STRUKTUR ORGANISASI 2. TUGAS DAN FUNGSI 3. VISI, MISI,

Lebih terperinci

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( )

Contact Person: Ruhut Marhata S ( ) Afnaan Alanza ( ) I. PENDAHULUAN Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari unsur-unsur ke-khas-an yang menjadi

Lebih terperinci

Harmonisasi Cinta Antarbangsa Lewat Budaya (121/M) Oleh : Illi Apriliyadi Selasa, 21 Juni :44

Harmonisasi Cinta Antarbangsa Lewat Budaya (121/M) Oleh : Illi Apriliyadi Selasa, 21 Juni :44 KOPI, Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta buddhayah. Kata ini merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Yang berarti, hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Urban Gallery Surakarta Arsitektur Kontemporer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Urban Gallery Surakarta Arsitektur Kontemporer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Laporan Studio Konsep Perancangan Arsitekutur (SKPA) ini mengambil judul Urban Gallery of Surakarta Agar mengetahui pengertian sekaligus definisi dari judul yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO

BAB I PENDAHULUAN. GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di. SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK dan TARI KONTEMPORER di SURAKARTA dengan PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER B. PEMAHAMAN Gedung pertunjukkan merupakan sebuah bangunan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi atau akal diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENJA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA TANGERANG TAHUN 2017 Rencana Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang Tahun 2017 yang selanjutnya disebut Renja Disbudpar adalah dokumen

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. VISI DAN MISI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN 4. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Visi Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga tahun 06 0 adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA Solo Kota Budaya Jawa (Closing Identity)

BAB V ANALISA Solo Kota Budaya Jawa (Closing Identity) BAB V ANALISA 5.1. Solo Kota Budaya Jawa (Closing Identity) Jika dilihat pada garis tertutup, kota Solo diidentikkan dengan Kota Budaya (Jawa), dalam arti masyarakat Solo yang memiliki nilai-nilai kearifan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian bangsa-bangsa di dunia. Hal ini terwujud seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman kebudayaannya dari sabang sampai merauke dan setiap kebudayaannya memiliki ciri khas dan karakter yang

Lebih terperinci

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pemuda, olah raga, kebudayaan dan pariwisata berdasarkan asas

Lebih terperinci

LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA

LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA Key Informan : Heru Mattaya Jabatan : Ketua Solo Batik Carnival Tanggal Wawancara : 28 Agustus 2014 Pertanyaan Wawancara Selama keberlangsungan event apakah pesan branding

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

23. URUSAN KEBUDAYAAN

23. URUSAN KEBUDAYAAN 23. URUSAN KEBUDAYAAN Pemerintah daerah memiliki peran yang cukup strategis dalam melestarikan dan mengembangkan nilai- nilai budaya yang ada di masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi informasi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan

Lebih terperinci

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG

PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PUSAT KESENIAN JAWA TENGAH DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : AFIF WIDODOAJI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya tercepat. Banyak sekali sektor yang menopang perekonomian Kota

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya tercepat. Banyak sekali sektor yang menopang perekonomian Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Solo merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang perkembangan ekonominya tercepat. Banyak sekali sektor yang menopang perekonomian Kota Solo, ada perdagangan, industri,

Lebih terperinci

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018

Sulawesi Selatan sebagai Tujuan Wisata Utama di Indonesia pada tahun 2018 BAB IV. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi merupakan cara pandang jauh ke depan mengenai gambaran keberhasilan yang ingin dicapai pada kurun waktu tertentu. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA KE-43 DI ARENA PRJ-KEMAYORAN, JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan berbagai suku dan keunikan alam yang terdapat di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisatawan yang cukup diminati, terbukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kawasan Kota Tua merupakan salah satu kawasan potensial di Kota Padang. Kawasan ini memiliki posisi yang strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kalimantan terkenal sebagai salah satu pulau penghasil alam terbesar di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada disekitarnya. Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Dengan semakin meningkatnya penyelenggaraan pariwisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan sektor pariwisata, hal ini dilihat dari pertumbuhan sektor pariwisata yang tumbuh pesat. Dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kaya akan karya seni budaya. Setiap wilayah mempunyai pengaruh terhadap timbulnya berbagai macam karya seni budaya Indonesia sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya kegiatan perekonomian dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan untuk mencapai tujuan negara yaitu mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kota Jakarta yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan, jasa, pariwisata dan kebudayaan juga merupakan pintu gerbang keluar masuknya nilai-nilai budaya

Lebih terperinci

Fakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

Fakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April Latar belakang Pencemaran yang sangat akut. Hitam, bau, banyak sampah, eceng gondok, kakus dan limbah industri. Sungai tak ubahnya tempat pembuangan sampah dan limbah industri Fakta Apa yang terjadi Tidak

Lebih terperinci

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : ANANG MARWANTO NIM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG PERATURAN BUPATI KARAWANG BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG NO. 32 2011 SERI. E PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 32 TAHUN 2010 TENTANG KAMPUNG BUDAYA GERBANG KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA MOJOKERTO TAHUN 2015-2019 PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO DINAS PEMUDA, OLAH RAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Lebih terperinci

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005

LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005 LAPORAN EXECUTIVE KAJIAN MODEL PENGEMBANGAN SENI DAN BUDAYA DAERAH KOTA BANDUNG (Kerjasama Kantor Litbang dengan PT. BELAPUTERA INTERPLAN) Tahun 2005 1.1 Latar Belakang Seni dan budaya daerah mempunyai

Lebih terperinci

Siaran Pers Kemenpar: Jam 2 Siang, Karnaval Pesona Parahyangan Jadikan Bandung Lautan Manusia Sabtu, 26 Agustus 2017

Siaran Pers Kemenpar: Jam 2 Siang, Karnaval Pesona Parahyangan Jadikan Bandung Lautan Manusia Sabtu, 26 Agustus 2017 Siaran Pers Kemenpar: Jam 2 Siang, Karnaval Pesona Parahyangan Jadikan Bandung Lautan Manusia Sabtu, 26 Agustus 2017 JAKARTA - Satu hari jelang pelaksanaan â œkarnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan 2017â,

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Revolusi Mental

Gerakan Nasional Revolusi Mental Gerakan Nasional Revolusi Mental Revolusi Mental adalah perubahan cara pandang, cara pikir, sikap, perilaku dan cara kerja bangsa Indonesia yang mengacu nilainilai strategis instrumental yaitu integritas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran sebuah kota, daerah,dan negara telah menjadi sangat penting saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri agar lebih

Lebih terperinci

Gambar Logo Forum Hijau Bandung

Gambar Logo Forum Hijau Bandung Kota Bandung memiliki potensi menjadi kota lestari, kota yang dibangun oleh manusia kota yang berinisiatif dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Kota lestari dibangun dengan menjaga

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI

PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PROGRAM KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA CIREBON TAHUN 2013 GEMAH RIPAH LOH JINAWI PEMERINTAH KOTA CIREBON KATA PENGANTAR Menindaklanjuti Peraturan Walikota Cirebon Nomor: 16

Lebih terperinci

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH

BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENGHUBUNG PROVINSI JAWA TENGAH RAKOR PROGRAM KERJA DAN KEGIATAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN WAYANG ORANG PANDHAWA MAKARTI SERTA PAKET ACARA KHUSUS KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH TAMAN MINI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang tidak terlepas dari segi-segi kehidupan manusia. Kesenian juga merupakan cerminan dari jiwa masyarakat. Negara

Lebih terperinci

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya

banyaknya peninggalan sejarah dan kehidupan masyarakatnya yang memiliki akar budaya yang masih kuat, dalam kehidupan sehari-hari seni dan budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bangsa memiliki ciri dan kebiasaan yang disebut kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (1974), Kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia

Lebih terperinci

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta Ariati 1) ABSTRAKSI Pembangunan perumahan baru di kota-kota sebagian besar berkembang

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk

BAB 1. Pendahuluan. wilayah Kabupaten Malang. Kota Malang memiliki luas Km². Penduduk BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Malang merupakan wilayah terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri terbagi menjadi dua wilayah yaitu Kota Malang dan Kabupaten Seluruh wilayah

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

2015 MUSIK IRINGAN TARI TEPULOUT DISANGGAR SENI KITE SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka adalah pulau yang terletak di sebelah timur pulau Sumatera, Indonesia dan termasuk ke dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Selain

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1.Perencanaan Kinerja Kota Padang menempati posisi strategis terutama di bidang kepariwisataan. Kekayaaan akan sumber daya alam dan sumber daya lainnya telah memberikan daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah. air(permen PU No.5 Tahun, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Definisi Judul RTH :Ruang terbuka hijau adalah ruang terbuka di wilayah perkotaan yang tidak termasuk dalam kategori RTH, berupa lahan yang diperkeras maupun yang berupa badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara. Perkembangan suatu kota dari waktu ke waktu selalu memiliki daya tarik untuk dikunjungi.

Lebih terperinci

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif MINGGU 7 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan : a. Permasalahan tata guna lahan b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif Permasalahan Tata Guna Lahan Tingkat urbanisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Hotel memiliki beberapa klasifikasi tergantung dari sudut pandang tertentu. Hotel wisata yang menjadi judul penulisan ini sebenarnya berasal dari istilah tourist

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN SOLO CAR FREE DAY (SCFD)

PELAKSANAAN KEGIATAN SOLO CAR FREE DAY (SCFD) PELAKSANAAN KEGIATAN SOLO CAR FREE DAY (SCFD) 1. Pelaksanaan : Setiap hari Minggu 2. Jam : 05.00-09.00 WIB 3. Lokasi : a.jalan Slamet Riyadi ( Bundaran Purwosari Bundaran Gladag ) b.jalan Diponegoro (

Lebih terperinci

TUJUAN LATAR BELAKANG

TUJUAN LATAR BELAKANG TABLE OF CONTENT Latar Belakang Tujuan Waktu, Tema Kegiatan Rangkaian Kegiatan - Pembukaan Bulan Pesona Lombok Sumbawa - Lombok Sumbawa Night Exhibition - Festival Pesona Mandalika - Parade Nasional Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS A. Potensi Sumber Daya Pengembangan Wisata di Desa Kampung Baru Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan hidup (Environment) dapat diartikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya dan keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya yaitu manusia dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota adalah sebuah tempat dimana manusia hidup, menikmati waktu luang, berkomunikasi, dan bersosialisasi dengan manusia lain. Kota juga merupakan wadah dimana keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterland)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, yakni dengan penggunaan handphone 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman yang ditandai dengan munculnya kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat membuat kehidupan manusia menjadi serba mudah. Salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah perkotaan identik dengan pusat diselenggarakannya segala kegiatan baik di bidang pemerintahan, ekonomi, maupun sosial. Hal tersebut yang menjadi daya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini, pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau membantu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Program Komputer Acuan Bahasa c 2010 Ferli Deni Iskandar BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul Pengertian Judul Pusat Wisata Kuliner Danau Toba dengan Pendekatan Eko Wisata menurut kamus 1 adalah : Pusat : tempat yang letaknya di bagian tengah ; titik yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang jeli melihat peluang yang tidak ditimbulkan pesaingnya.

BAB I PENDAHULUAN. lain yang jeli melihat peluang yang tidak ditimbulkan pesaingnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnis di Indonesia telah penuh dengan kompleksitas persaingan, perubahan dan ketidakpastian yang sangat mempengaruhi aktivitas perusahaan. Keadaan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Keunikan yang dimiliki Indonesia tak hanya merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau, namun juga

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAKASSAR, Menimbang : a. bahwa program kepemudaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, penataan ruang kota bertujuan untuk menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak wilayah potensi parawisata (Bridatul J, 2014). Untuk memperkenalkan suatu daerah obyek wisata di berbagai wilayah Indonesia, maka pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara kepulauan terbesar dengan 13.466 pulau 1, yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Ke-45, Jakarta, 14 Juni 2012 Kamis, 14 Juni 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN RAYA JAKARTA DI JIEXPO KEMAYORAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia, dewasa ini telah memperlihatkan ke arah kemajuan. Terbukti dengan semakin menjamurnya berbagai bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN

Lebih terperinci

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA

HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL BUTIK & SPA DI SURAKARTA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : AUDITYA DEWI NUGRAHENI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tengah dengan Pemerintah Kota Surakarta. dengan keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan membangun

BAB I PENDAHULUAN. Tengah dengan Pemerintah Kota Surakarta. dengan keinginan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang akan membangun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alih fungsi lahan eks Pabrik Es PT. Saripetojo menciptakan kondisi yang pelik penuh dengan syarat kepentingan antara Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kesenian tradisional yang tumbuh dan berkembang di Jawa Barat memiliki jenis yang beragam. Keanekaragaman jenis kesenian tradisional itu dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan ibukota provinsi Jawa Barat dan termasuk salah satu dari lima kota metropolitan terbesar di Pulau Jawa. Kota Kembang adalah sebutan lain dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan

Lebih terperinci