BAB 1 PENDAHULUAN. melalui manajemen yang baik dengan memberikan kesempatan karyawan atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. melalui manajemen yang baik dengan memberikan kesempatan karyawan atau"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penting bagi organisasi Polri untuk dapat mengelola sumber daya manusianya melalui manajemen yang baik dengan memberikan kesempatan karyawan atau anggota untuk maju. Sumber daya manusia dalam satu organisasi memiliki peranan penting. Keberhasilan dalam suatu organisasi dapat di tentukan dari kualitas orangorang di dalam organisasi. Sumber daya manusia yang kemampuan, kecakapan, dan keterampilan memiliki keinginan untuk bekerja dengan giat dalam usaha mencapai hasil kerja yang optimal merupakan modal penting dalam satu kesatuan kepolisian. Peranan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak dapat disamakan dengan peran sumber daya lainnya, karena memiliki keinginan, tujuan hidup, dan memiliki persepsi tentang arti kerja yang berbeda sehingga mengakibatkan sikap mereka dalam bekerja juga menjadi berbeda satu sama lain. Dari perbedaan satu sama lain bukan saja terlihat dari kemampuan mereka untuk menegakan hukum dan melayani masyarakat umum. Setiap karyawan memiliki keinginan untuk mengembangkan karir. Dalam mengembangkan karir seseorang akan mendorong seseorang untuk bekerja dan bertindak dalam mencapai apa yang menjadi tujuannya dan besar kemampuan mereka mengajukan sesuatu. Mengingat begitu pentingnnya peranan sumber daya manusia dalam organisasi, sudah sepatutnya jika suatu organaisasi memperhatikan aspek-aspek kerja yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Karena karyawan yang memiliki 1

2 2 motivasi kerja yang kuat merupakan keunggulan dalam suatu organisasi. Kemampuan, kecakapan, dan keterampilan karyawan tidak ada artinya bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja keras dengan mempergunakan kemampuan, kecakapan dan keterampilan yang dimilikinya, kerena itu motivasi penting, karena dengan motivasi diharapkan setiap individu dapat bekerja dengan baik dan merasa senang dengan semua tugas yang ditanggungnya. Pada akhirnya karyawan dapat memberikan potensi dengan kemampuan terbaiknya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, sehigga karyawan tersebut dapat mencapai suatu prestasi kerja yang baik dan sesuai dengan harapan perusahaan. Dalam prestasi kerja umumnya organisasi mempunyai kualifikasi atau standar kerja yang sudah di tetapkan dan harus di capai oleh setiap karyawan. Manajemen perusahaan dalam menetapkan standar kerja, memiliki kriteria-kriteria tertentu sebagian acuan dalam menentukan standar kerja tersebut seperti usia, pengalaman kerja, penyelesaian tugas, tingakat pendidikan dan lain-lain. Karyawan yang berprestasi adalah karyawan yang mampu bekerja sesuai dengan standar kerja organisasi tersebut agar karyawan tersebut dapat memberikan kontribusi positif bagi organisasi. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai salah satu yang bertugas dan memiliki fungsi pemerintah dalam melaksanakan tugas. Fungsi utama dari polisi adalah menegakan hukum dan melayani masyarakat umum. Bisa di katakan bahwa tugas yang di lakukan oleh polisi adalah melakukan pencegahan terhadap kejahatan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat. Polisi adalah hukum yang hidup.

3 3 Mencapai dan memelihara ketertiban merupakan tugas pokok dari kepolisian. Polisi melakukan tugasnya sesuai dengan bagian mereka masing masing. Adanya pembagian tugas dalam polisi dan salah satunya bagian unsur pelaksanan tugas pokok didalam pelaksanaan tugas pokok terdapat Sentral Pelayanan Terpadu Kepolisian, Direktorat intelegen, Direktorat Kriminal Umum, Direktorat Kriminan Khusus, Direktorat Narkoba, Satuan Brigadir Mobil. Penulis tertarik untuk meneliti di bagian Sub Direktorat Narkoba di Polda Jawa barat dan di dalam direktorat narkoba terdapat berbagai pekerjaan yang berbeda beda. Unsur pelaksana utama Direktorat Narkoba yang bertugas membina dan menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Narkoba termasuk penyuluhan dan pembinaan dalam rangka P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba). Struktur organisasi Direktorat Narkoba terdiri dari Subbag Perencanaan dan Administrasi, Bagian Analisis, Satuan Pembinaan dan Penyuluhan, Satuan Operasional Narkoba. Dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi polri diperlukan adanya uraian tugas (Job Description) mulai dari level jabatan tertinggi (Pimpinan) hingga level jabatan paling rendah (Pelaksana), yang merupakan tanggung jawab semua personel polri yang harus dilaksanakan secara konsekwen dan konsisten dalam pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas, Ditresnarkoba menyelenggarakan fungsi penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalah gunaan narkoba, penganalisisan kasus narkoba beserta penangannya dan pengkajian efektifitas pelaksanaan tugas Ditresnarkoba, pengawasan penyidikan tindak pidana narkoba di lingkungan Polda, pembinaan dan penyuluhan dalam rangka pencegahan dan

4 4 rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba, pengumpulan dan pengolahan data serta menyajikan informasi dan dokumentasi program kegiatan Ditresnarkoba. Berdasarkan wawancara kepada Kadit Teguh Purwanto, terdapatnya masalah kurangnya kemampuan anggota untuk melaksanakan tugas-tugasnya dalam melakukan penangkapan, anggota tidak melakukan dengan sesuai tugasnya seperti dalam melakukan penangkapan atau target operasi hanya mendapatkan satu orang dalam waktu satu bulan, kurangnya pencarian informasi dalam menjalankan tugastugasnya, ketidak seriusan karyawan dalam bekerja, seringnya menunda atau mengulur-ngulur waktu untuk melakukan penakapan, terdapatnya bukti bahwa anggota tidak melakukan keseriusan dalam melaksanakan tugas pada saat diadakannya evaluasi, dalam masalah tersebut terlihat kurangnya motivasi anggota untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dampak yang di dapat prestasi kerja yang tidak mengalami perubahan dan tunjangan dari penangkapan menjadi lebih sedikit sedikit untuk di dapat. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Sub Direktorat Narkoba dengan judul PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA ANGGOTA PADA SUB DIREKTORAT NARKOBA POLDA JAWA BARAT.

5 5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di identifikasikan beberapa masalah yang akan di bahas : 1. Bagaimana motivasi kerja anggota Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat? 2. Bagaimana prestasi kerja anggota pada Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat? 3. Seberapa besar pengaruh motivasi kerja anggota terhadap prestasi kerja anggota pada Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang di perlukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi kerja anggota terhadap prestasi kerja anggota. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui motivasi kerja anggota Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat. 2. Untuk mengetahui prestasi kerja anggota Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi kerja anggota terhadap prestasi kerja anggota pada Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat

6 6 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: A. Kegunaan Teoritis Dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan juga sumbangan pemikiran kepada pihak lain yang akan melakukan penelitian lebih jauh. Dan sebagai bacaan untuk penembahan wawasan pengetahuan bagi yang membaca mengenai tim kerja terhadap efektivitas kerja karyawan. B. Kegunaan Praktis Manfaat bagi perusahaan Untuk memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam menjaga tim kerja untuk mempertahakan kinerja karyawan. Manfaat bagi penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai tim kerja dan efektivitas kerja karyawan. Membantu untuk salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Bisnis dan Manajemen program S-1. Manfaat bagi pihak lain Sebagai sumber referensi bagi pembaca tim kerja serta pengaruhnya terhdapat efektivitas kerja karyawan, juga dapat dijadikan acuan untuk mahasiswa tingkay akhir yang akan menyusun tugas akhir.

7 7 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub Direktorat Narkoba Polda Jawa Barat yang beralokasikan di Jl. Soekarno Hatta, Bandung 40613, Indonesia. Dan waktu penelitian dilakukan pada bulan maret sampai dengan juni 2015.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai sebuah institusi negara yang berada secara langsung di bawah Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai profesionalisme

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015 Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi, sedangkan di tingkat

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)

Lebih terperinci

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT) Nama Lembaga : (1) Unit Kerja : (2) Program : (3) Sasaran Program (Outcome) : (4) Kegiatan : (5) Indikator Kinerja Kegiatan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak Pidana Narkotika merupakan salah satu tindak pidana yang cukup banyak terjadi di Indonesia. Tersebarnya peredaran gelap Narkotika sudah sangat banyak memakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan nasional yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia tidak kunjung tuntas dan semakin memprihatinkan bahkan sampai mengancam

Lebih terperinci

KESEPAKATAN KINERJA SPESIFIK

KESEPAKATAN KINERJA SPESIFIK KESEPAKATAN KINERJA SPESIFIK NAMA : PRAYIT HARIYANTO,S.H Dengan ini menyatakan kesepakatan untuk melaksanakan hal-hal tertulis dibawah ini, yang merupakan bagian dari penjabaran tugas pokok dari fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya narkotika hanya digunakan untuk pengobatan, adapun jenis narkotika pertama yang digunakan pada mulanya adalah candu atau lazim disebut sebagai madat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika sebagai bentuk tindakan yang melanggar hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting, penyalahgunaan narkotika dapat berdampak negatif, merusak dan mengancam berbagai aspek

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENGAMBILAN SUMPAH JABATAN DAN PELANTIKAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI (BNNP) SULAWESI TENGAH DI PALU KAMIS, 03 MARET 2011

Lebih terperinci

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No No.757, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Sistem Informasi Penyidikan. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas agar dapat berkarya secara

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas agar dapat berkarya secara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan diperlukan adanya manajemen perusahaan (Fakultas Ekonomi ) yang baik dengan ditunjang oleh personil yang berkualitas agar

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI III DPR RI DENGAN KPK, BNN DAN PPATK --------------------------------------------------- (BIDANG HUKUM, HAM DAN KEAMANAN) Tahun Sidang : 2015-2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada tahun 2010, Pemerintah menerbitkan PP No. 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan (SAP) untuk meningkatkan kualitas pertanggungjawaban kinerja

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.465, 2014 PERATURAN BERSAMA. Penanganan. Pencandu. Penyalahgunaan. Narkotika. Lembaga Rehabilitasi. PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI

Lebih terperinci

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT Kamis, 11 September 2014 10:28:28 Medan (SIB)- Badan Narkotika Nasional Provinsi melakukan tes urine terhadap pegawai Badan Pemeriksa Keuangan Sumatera Utara di kantor perwakilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera, tertib dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif menyebabkan kebutuhan akan informasi semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif menyebabkan kebutuhan akan informasi semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu sumber daya yang paling utama dalam suatu organisasi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Tanpa adanya informasi maka tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini peredaran narkotika semakin merajalela dikarenakan Indonesia bukan lagi tempat transit, tetapi menjadi sasaran pemasaran, dan bahkan tempat produksi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA LAIN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dewasa ini sedang berlangsung proses pembaharuan hukum pidana. Pembaharuan hukum pidana meliputi pembaharuan terhadap hukum pidana formal, hukum pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika yang pada awal mula penggunaannya bertujuan untuk memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan, kini keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NO. POL. NOMOR : KEP-109/A/JA/09/2007 : B / 2718 /IX/2007

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan

I. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bandung Dibentuk melalui peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 24 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Satuan Polisi Pamong

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN Pada bagian awal dari bab in akan dibahas tentang permasalahan narkoba dan mengenai ditetapkannya Strategi Nasional Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan peredaran Gelap Narkotika,

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.493, 2015 BNN. Provinsi. Kabupaten/Kota. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT RESERSE NARKOBA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESESRE NARKOBA

Lebih terperinci

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT UNIT ORGANISASI : KEPOLISIAN DAERAH NTB TAHUN ANGGARAN : 2016 LAPORAN PENGUKURAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Lebih terperinci

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN)

BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL. A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) BAB III BADAN NARKOTIKA NASIONAL A. Latar belakang berdirinya Badan Narkotika Nasional (BNN) Sejarah penanggulangan bahaya narkotika dan kelembagaannya di Indonesia dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran dan penyalahgunaan narkotika tidak hanya menjadi masalah nasional, namun sudah menjadi masalah Internasional. Tidak memandang usia, status, lokasi

Lebih terperinci

SOSIALISASI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) OLEH : AKBP AGUS MULYANA

SOSIALISASI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) OLEH : AKBP AGUS MULYANA SOSIALISASI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) OLEH : AKBP AGUS MULYANA PECANDU ATAU PENYALAHGUNA NARKOBA SILAHKAN MELAPOR/DATANG KE BNNP BANTEN TIDAK AKAN DIPIDANAKAN/DIPENJARAKAN TERMINOLOGI KELUARNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman nasional yang perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh segenap element bangsa. Ancaman

Lebih terperinci

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan Penyalahgunaan Narkotika merupakan suatu bentuk kejahatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara hukum, berdasarkan Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 maka hendaknya setiap aturan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera. Untuk mewujudkannya perlu secara terus menerus ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan nasional. Adanya pertumbuhan dan kemajuan perkembangan kehidupan pembangunan di segala bidang

Lebih terperinci

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015 Permasalahan narkotika merupakan salah satu permasalahan global yang selalu

Lebih terperinci

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut :

Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut : Apa sanksi hukum penyalahguna narkoba? Dalam Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009, sanksi bagi pelaku kejahatan narkoba adalah sebagai berikut : Pasal 111 UU RI No. 35 Tahun 2009 [bagi tersangka kedapatan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu keberhasilan dalam penegakan hukum di Indonesia, khususnya dalam peradilan pidana. Salah satu pembuka

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan 41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN LATIHAN PRA OPERASI ANTIK GATARIN 2016 POLRES DOMPU

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN LATIHAN PRA OPERASI ANTIK GATARIN 2016 POLRES DOMPU KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT DOMPU LAPORAN HASIL PELAKSANAAN LATIHAN PRA OPERASI ANTIK GATARIN 2016 POLRES DOMPU Dompu, 1 Februari 2016 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi. Dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Masyarakat Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi. Dengan demikian, seluruh masyarakat merasakan adanya perubahan yang cukup besar terhadap kehidupan

Lebih terperinci

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI

BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN NARKOTIKA KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia retail di era globalisasi saat ini sangat pesat. Persaingan antara berbagai macam perusahaan retail membuat manajemen sumber daya manusia

Lebih terperinci

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)

STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARAN BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA POLRES BIMA KOTA Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG FORUM KOORDINASI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan seharihari, perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial tersebut. Untuk

Lebih terperinci

BAB II PROSES PENYIDIKAN BNN DAN POLRI TERHADAP TERSANGKA NARKOTIKA MENGACU PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

BAB II PROSES PENYIDIKAN BNN DAN POLRI TERHADAP TERSANGKA NARKOTIKA MENGACU PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA BAB II PROSES PENYIDIKAN BNN DAN POLRI TERHADAP TERSANGKA MENGACU PADA UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG 2.1 Bentuk Kejahatan Narkotika Kejahatan adalah rechtdelicten, yaitu perbuatan-perbuatan

Lebih terperinci

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN 2011-2015 Disampaikan Dalam Rapat Koordinasi Implementasi Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 Jakarta, 8 Mei

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan kajian-kajian per bab yang telah Penulis uraiakan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Mengenai Kualifikasi Tindak Pidana terhadap Penyalahguna Narkotika

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN EMPAT LAWANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KABUPATEN EMPAT LAWANG DENGAN

Lebih terperinci

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR DOMPU STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT RES NARKOBA Dompu 2 Januari 2016 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang sangat pesat seperti pertumbuhan dan perkembangan tindak pidana juga semakin meningkat pula, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang bersifat merusak, baik merusak mental maupun moral dari para pelakunya, terlebih korban yang menjadi sasaran peredaran

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN SALINAN BUPATI KATINGAN BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KATINGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 67 ayat (3) Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia PENGERTIAN PERADILAN Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. rawan menjadi sasaran peredaran gelap narkotika. penyalahgunaan narkotika. peredaran gelap narkotika.

BAB III PENUTUP. rawan menjadi sasaran peredaran gelap narkotika. penyalahgunaan narkotika. peredaran gelap narkotika. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan apa yang telah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Upaya BNNP DIY dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan peredaran

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2011

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2011 BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Alinea Ke Empat yang menyebutkan bahwa tujuan pembentukan Negara Indonesia adalah melindungi segenap

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Logo dan Atribut Unit Deteksi K9 Badan Nakotika Nasional; Mengingat : 1. Undang-Unda

2016, No Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional tentang Logo dan Atribut Unit Deteksi K9 Badan Nakotika Nasional; Mengingat : 1. Undang-Unda No.980, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Unit Deteksi K9. Logo dan Atribut. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG LOGO DAN ATRIBUT UNIT DETEKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga non fisik berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Pembangunan yang berlangsung sampai saat ini tidak hanya membangun secara fisik semata, tetapi juga non fisik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahaya penyalahgunaan narkoba ditingkat pelajar mencapai angka yang sangat menghawatirkan, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia merupakan lembaga pemerintah yang bergerak untuk

Lebih terperinci

PERATURAN KEPOLISIA TENTANG PROSEDUR PIDANA. pidana. Peraturan...

PERATURAN KEPOLISIA TENTANG PROSEDUR PIDANA. pidana. Peraturan... PERATURAN KEPALA BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIA AN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGORGANISASIAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Organisasi sebagai wadah kegiatan manusia yang memiliki tujuan tertentu, secara absolut sangatlah tergantung dari kualitas pengelolaan sumber daya manusia di dalamnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab

I. PENDAHULUAN. telah menggunakan komputer dan internet. Masyarakat yang dinamis sudah akrab I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat pesat, hal ini dapat terlihat pada setiap perkantoran suatu instansi pemerintahan telah menggunakan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan prinsip negara hukum adalah the rule of law, not of man

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mendeskripsikan prinsip negara hukum adalah the rule of law, not of man BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara hukum, hal in sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (selanjutnya disebut UUDNRI 1945)

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGUJIAN KONSEKUENSI INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia tidak hanya dilakukan secara fisik, tetapi pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa dan raga. Masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu yang berada di dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DIREKTUR RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG HUBUNGAN TATA CARA KERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KHUSUS KEPOLISIAN DAERAH NUSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dengan kekayaan yang melimpah tersebut, seharusnya semua kebutuhan

Lebih terperinci

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN) NOMOR 21 KEP/MENKO/KESRAlXII/2003 NOMOR B/O4/XII/2003/BNN TENTANG UPAYA TERPADU PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap anak yang berhadapan dengan hukum, adalah : dengan prosedur penyidikan dan ketentuan perundang-undangan yang V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyidik di Polresta Bandar Lampung dalam penerapan diversi terhadap anak

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia saat ini menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat dan telah sampai ke semua lapisan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepolisian Negara Republik Indonesia memiliki keterbatasan, baik dalam hal ketersediaan personil, peralatan dan anggaran operasional. Oleh karena itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abdurrahman Fathoni (2006:127)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Abdurrahman Fathoni (2006:127) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas organisasi memerlukan berbagai sumber daya, salah satu diantaranya adalah sumber daya manusia yang memegang peranan penting dalam memegang kunci keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. b. Menggali informasi dengan bekas pecandu/informan. f. Penyerahan Narkoba Yang Dikendalikan ( Controlled Dellivery )

BAB III PENUTUP. b. Menggali informasi dengan bekas pecandu/informan. f. Penyerahan Narkoba Yang Dikendalikan ( Controlled Dellivery ) BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya maka disimpulkan sebagai berikut : 1. Strategi POLRI dalam mengungkap jaringan Narkoba Daerah Istimewa Yogyakarta adalah dengan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Dasar Hukum. Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim

Dasar Hukum. Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim Dasar Hukum 1. UU No. 8 tahun 1996 ttg ratifikasi konvensi tentang bahan-bahan Psychotropic pada tahun1971; 2. UU no 7 tahun 1997 tentang ratifikasi konvensi PBB tahun 2008 tentang perang terhadap perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan untuk menjadi sekretaris yang profesional di era global memang tidak bisa dihindarkan lagi. Persaingan didunia bisnis yang semakin hari semakin ketat

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah

I. PENDAHULUAN. kereta api, maka di butuhkan pula keamanan dan kenyamanan kereta api. Masalah I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kereta api sebagai salah satu sarana transportasi, dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat. Oleh karena itu banyaknya masyarakat yang membutuhkan sarana kereta api, maka

Lebih terperinci