FERMENTASI KEDELAI PEMBUATAN TEMPE, TEMPE GEMBUS DAN ONCOM HITAM
|
|
- Utami Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Laporan Praktikum Hari, tanggal : Rabu, 29 April 2015 Teknologi Fermentasi Dosen : Ir. CC. Nurwitri, DAA Asisten Dosen : Embun Novita A.Md FERMENTASI KEDELAI PEMBUATAN TEMPE, TEMPE GEMBUS DAN ONCOM HITAM Kelompok 5/ SJMP BP2 1. Dewi Mitalina J3E Nur Andini Putriningtyas J3E Putri Balkhis J3E Sklolastika Marina J3E PROGRAM KEAHLIAN SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2015 BAB I
2 PENDAHULUAN DHINI 1.1 Latar Belakang Cari latar belakang bahwa kedelai umur simpan pendek, sehingga perlu di olah dengan proses fermentasi. Dapat meningkatkan nilai gizi, penampakan dll. Cari asal usul makanan tempe, oncom, tempe gembus (sejarahnya). Selebihnya terserah. 1.2 Tujuan xxx
3 BAB II METODOLOGI SKOLAS 2.1 Alat dan Bahan Pembuatan Tempe, Tempe Gembus, dan Oncom Hitam Alat Tabel 1. Data Peralatan yang Digunakan Saat Praktikum Tempe Tempe Gembus Oncom Hitam Bahan a. Tempe Tabel 2. Formulasi Pembuatan Tempe Keterangan Nama Bahan Jumlah Bahan Bahan Tempe Bahan Pengolahan Diversifikasi Tempe b. Tempe Gembus Tabel 3. Formulasi Pembuatan Tempe Gembus Keterangan Nama Bahan Jumlah Bahan Bahan Tempe Gembus Bahan Pengolahan
4 Diversifikasi Tempe Gembus c. Oncom Hitam Tabel 5. Formulasi Pembuatan Oncom Hitam Keterangan Nama Bahan Jumlah Bahan Berat bungkil kacang??? Berat bungkil yang akan diolah( setelah 4931 gram sortasi / penghilangan kulit ari) Bahan Laru yang ditambahkan 14,6 gram Oncom Berat setiap kemasan plastik 30 gram Bahan Pengolahan Diversifikasi Oncom Hitam Berat setiap kemasan daun??? Berat oncom??? 1. Bakwan oncom Oncom Bumbu (bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, garam, Secukupnya gula) Telur 3 butir Tepung terigu ±500 gram Daun bawang Secukupnya Minyak goreng Secukupnya 2. Lumpia isi oncom Oncom 2.2 Diagram Alir (Font time new roman, kotak dan panah di group, beri keterangan digram ke berapa) Tempe Tempe Gembus
5 2.2.3 Oncom Hitam
6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN PEBE & MITA 3.1 Hasil 3.2 Pembahasan Produk Fermentasi Serelia (Kedelai) (DINI) (Pembahasan secara umum mengenai fermentasi kedelai, termasuk fermentasi tidak spontan) Pada praktikum ke-11 Teknologi Fermentasi Pangan, mahasiswa SJMP diminta untuk membuat produk fermentasi dengan bahan baku utama merupakan golongan dari kedelai. Bahan baku tersebut diolah menjadi tempe, tempe gembus dan oncom. Berikut penjelasan mengenai bahan baku untuk membuat ketiga produk tersebut : Kedelai Kuning (Tempe) Ampas Tahu dari Kedelai (Tempe Gembus)
7
8 Bungkil Kacang (Oncom Hitam) Setelah semua bahan tersebut tersedia, hal pertama yang harus dilakukan adalah menggiling kacang tanah yang telah disiapkan sebelumnya. Jangan menggiling kacang terlalu halus, cukup hingga agak kasar berbentuk bungkil. Setelah digiling, langkah selanjutnya adalah mengepress kacang tanah yang sudah berbentuk bungkil tersebut untuk menghilangkan kandungan minyak yang terkandung di dalamnya. Cetak bungkil kacang tanah tersebut hingga menjadi berbentuk lempengan bulat.
9 Untuk mengolah bahan baku tersebut, menjadi produk yang diinginkan diperlukan berbagai tahapan dengan prinsip persiapan bahan baku, pencampuran dan fermentasi. Dalam tahap pencampuran bahan baku ditambahkan laru tempe sebagai starter untuk memicu adanya reaksi ferementasi. Laru tempe yaitu.. (Jelaskan apa laru tempe, bagaimana membuat laru tempe). Menurut Astawan (2008), syarat-syarat jamur yang akan digunakan sebagai inokulum pada pembuatan tempe adalah: tidak bersifat patogen (berbahaya bagi kesehatan), dapat tumbuh dengan cepat, dapat mempertahankan, sifat-sifat fisiologisnya, dapat menghasilkan enzim yang dibutuhkan. Dalam proses pembuatan tempe, faktor sanitasi lingkungan dan kebersihan peralatan juga harus diperhatikan supaya tidak ada kontaminasi dari mikroba yang tidak dikehendaki (misalnya mikroba patogen). Untuk penjelasan lebih terperinci, berikut tahapan proses pengolahannya (PEBE): Tempe Tahapan dalam membuat tempe sangatlah sederhana, pada dasarnya proses pembuatan tempe merupakan proses penanaman mikroba jenis jamur Rhizopus sp pada media kedelai, sehingga terjadi proses fermentasi kedelai oleh ragi tersebut yang berbentuk serbuk (laru tempe). Dalam proses pembuatan tempe pada umumnya meliputi 2 tahap yaitu, tahap perlakuan pendahuluan dan tahap fermentasi. Perlakuan pendahuluan adalah menyiapkan biji mentah menjadi biji matang tanpa kulit dan cocok untuk pertumbuhan kapang (Susanto, 1996). Dalam tahap perlakuan pendahuluan awal dilakukan sortasi biji kedelai. Dipilih kedelai dengan bentuk yang utuh, berwarna kuning kecoklatan, tidak ada bercak hitam dan bebas cemaran fisik. Diperlukannya sortasi pada kedelai, agar tempe yang dihasilkan memilki mutu yang baik dengan panampakan kedelai yang seragam utuh, dan warna yang kompak putih kekuningan tanpa bercak maupun kotoran. Cemaran fisik yang sering ditemukan pada kedelai biasanya adalah kerikil (batu kecil), dan ranting. Apabila sudah cukup bersih dilanjutkan dengan pembersihan yang dilakukan dengan pencucian pada air mengalir agar kotoran kecil seperti pasir dapat dihilangkan. Setelah itu kedelai direbus selama 30 menit bertujuan untuk melunakkan biji kedelai dan memudahkan dalam pengupasan kulit serta bertujuan untuk menonaktifkan tripsin inhibitor yang ada dalam
10 kedelai. Tripsin inhibitor ini dapat apabila masih terdapat pada kedelai yang telah diolah. Tahap selanjutnya yaitu perendaman selama jam dengan air bersih, dapat pula dengan air yang digunakan untuk merebus kedelai tersebut. Perendaman ini bertujuan melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat. Keberadaan bakteri asam laktat ini menyebabkan terbentuknya asam organik, CO 2, dan alkohol. Dengan adanya CO 2 maka saat perendaman kedelai, air rendaman akan berbuih. Bakteri asam laktat juga dapat membantu membentuk suasana yang asam. Kondisi asam pada kisaran 4,3-4,5 selama perendaman merupakan salah satu titik kritis dalam pembuatan tempe karena suasana asam tersebut memicu kapang dapat tumbuh. Air yang digunakan untuk perendaman kedelai harus dipastikan memilki kesadahan yang rendah yang dapat diketahui dengan terbentuknya diberi sabun, begitu pula dengan air kesadahan rendah maka akan tampak buihan pada perendaman kedelai. Perendaman juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada keping-keping kedelai menyerap air sehingga menjamin pertumbuhan kapang menjadi optimum (Ali, 2008). Setelah perendaman, air yang digunakan untuk media perendam digantikan dengan air bersih berulang kali sambil membuang kulit air kedelai. Akibat perendaman cukup lama ini, menyebabkan kulit melonggarkan kerekatannya sehingga akan mudah terkelupas. Untuk mempercepat terkelupasanya kulit, dilakukan pencucian berulang kali sambil digosok dan diremas menggunakan tangan sampai biji terbelah. Kulit kedelai harus dihilangkan karena dapat menurunkan mutu tempe dengan terbentuknya tekstur yang tidak lembut keseluruhan ketika telah menjadi tempe. Sesudah kedelai bersih dari kulit ari, berikutnya kedelai dicuci untuk menghilangkan asam akibat perendaman kemudian dikukus selama ± 90 menit kemudian ditiriskan hingga cukup dingin. Tujuan pengukusan ini untuk memperoleh kacang yang lebih empuk dan untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman sedangkan penirisan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada bahan karena kapang tidak dapat tumbuh pada aw tinggi. Setelah dingin, kedelai
11 diinokulasi dengan laru tempe dengan perbandingan 1 gram laru untuk 1 kg kedelai matang. Kedelai yang sudah diinokulasi dibungkus dengan daun pisang atau plastik berlubang-lubang dan diinkubasi pada suhu kamar selama jam, sehingga menjadi tempe yang kita kenal sehari-hari (Santoso, 2005). Jumlah laru yang ditambahkan pada pembuatan tempe kali ini yaitu.., terhitung dari jumlah kedelai yang akan diolah sebanyak.. dan penambahan laru tempe dengan kadar. Peragian dilakukan dengan cara ragi diusap - usapkan atau dicampur dan diaduk bersama kacang hingga merata benar. Setelah itu, diangin - anginkan sebentar. Proses peragian merupakan kunci keberhasilan dalam pembuatan tempe. Fermentasi ini mengubah kedelai menjadi tempe dengan perantaraan jamur yang diperoleh dari laru tempe. Jika masih dalam kondisi cukup panas dan peragian dipaksakan, maka tempe yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan ada kemungkinan peragian gagal total (Haryoto, 1995). Sambil meratakan laru tempe pada kedelai, disisi lain dilakukan persiapan kemasan tempe. Kemasan yang digunakan yaitu plastik HDPE dan daun pisang. Sebelum kemasan tersebut digunakan, terlebih dahulu diberi lubang dengan cara menusuk dengan jarum pada skala tiap lubang ± 2 cm. Pemberian lubang terlalu banyak dapat mempercepat tumbuhnya kapang dan membentuk spora berlebih. Tujuan pemberian lubang ini sebagai aerasi karena kapang bukan termasuk anaerob. Setiap kemasan plastik diisi campuran laru pada kedelai sebanyak 30 gram, untuk kemasan daun hanya. Setelah pengemasan dilanjutkan dengan proses pemeraman selama 2 hari dan jadilah tempe yang siap untuk dikonsumsi. Tempe Gembus Tempe gembus adalah makanan hasil fermentasi dari ampas tahu sebagai substrat dengan jamur tempe sebagai mikroorganismenya. Proses pembuatannya dimulai dengan penghilangan sebagian besar air pada ampas tahun yang dilakukan dengan penyarigan menggunakan kain saring. Hal ini dilakukan agar menciptakan kondisi optimum untuk pertumbuhan kapang, karena kapang tidak dapat hidup pada kadar air yang tinggi. Setelah itu ampas tahu dikukus selama ±45 menit untuk mereduksi bau langu, menonaktifkan tripsin inhibitor yang ada tersisa di ampas tahu, serta membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama
12 penyimpanan ampas tahu. Ampas tahu yang dikukus keadaannya cukup panas maka perlu didinginkan hingga mencapai suhu C. Suhu perlu diturunkan karena setelah itu akan ada penambahan laru tempe (kapang) yang merupakan mikroorganisme tidak tahan terhadap panas dan tidak mampu mefermentasi ampas tahu disebabkan viabilitasnya turun. Laru tempe yang ditambahkan sebanyak untuk kg ampas tahu. Penambahan laru tempe harus disertai dengan pencampuran yang rata, agar ampas tahu terfermentasi keseluruhan, tidak ada bagian yang tidak terbentuk mycelium fungus dan tertutup oleh hifa. Setelah pencampuran dengan laru tempe, ampas tahu dikemas dalam plastik dan sebagian dikemas menggunakan daun pisang yang sebelumnya telah diberi lubang-lubang sebagai jalur aerasi mikroorganisme yang memfermentasi. Selanjutnya ampas tahu yang telah dikemas di simpan pada suhu ±31 0 C selama 1-2 hari agar terjadi proses fermentasi dan menghasilkan tempe gembus. Fermentasi dihentikan apabila seluruh substrat sudah kompak (padat) menjadi satu oleh jalinan mycelium fungus dan tertutup dengan hifa berwarna putih keabu-abuan serta mempunyai bau yang khas. Oncom Hitam Oncom hitam diolah dengan memanfaatkan bahan baku berupa bungkil kacang (gilingan kacang tanah yang telah dihilangkan kandungan lemaknya) yang dijadikan media pertumbuhan bagi kapang Rhizopus oligosporus. Tahap awal pembuatan oncom hitam dimulai dari perendaman bungkil kacang tanah selama ± 7 jam. Pada proses ini terjadi rehidrasi sehingga bungkil kacang berubah menjadi serbuk oncom. Selanjutnya rendaman bungkil kacang didiamkan semalaman dengan air secukupnya supaya air tersebut dapat meresap dalam bungkil kacang dan menjadikan tekstur melunak sehingga mudah diolah menjadi oncom. Setelah perendaman, dihilangkan kulit ari kacang secara manual sambil diremas menggunakan tanggan dan dicuci berulang kali. Tahap selanjutnya bungkil kacang dikukus selama ±1 jam hingga lunak dan untuk membunuh bakteri yang kemungkinan tumbuh selama perendaman bungkil kacang. Kemudian dianginanginkan agar suhunya rendah dan cocok untuk pertumbuhan kapang. Laru tempe ditambahkan sebanyak terhitung dari jumlah bungkil kacang yang akan dibuat oncom hitam. Laru temped an bungkil kacang diaduk hingga rata agar
13 kapang tersebar pada bahan dan terfermentasi keseluruhan tanpa bagian yang tidak terfermentasi, lalu dibungkus dengan plastik maupuan daun pisang yang telah diberi lubang sebagai jalur aerasi. Proses fermentasi berlangsung selama 1-2 hari pada suhu ruang tanpa ada gangguan seperti binatang pengerat dan goncangan yang dapat menurunkan mutu oncom menjadi tidak teratur. Setelah didiamkan semalaman, kukus serbuk oncom tersebut sampai lunak. Setelah lunak, cetak bungkil tersebut hingga berbentuk persegi panjang dengan ukuran yang hampir mirip dengan ukuran tempe. Setelah itu diamkan selama 12 jam Proses Fermentasi yang Terjadi (MITA) (3 produk ini fermentasi yang terjadi prinsipnya sama, jadi disatukan saja. Hanya bedakan mikroba yang mendukung pembuatan produk, sertakan pula reaksi jika ada) Perubahan yang Terjadi Selama Fermentasi dan Penyimpanan (SKOLAS) (Jelaskan perubahan warna, aroma, penampakan, tekstur pada ketiga produk setelah fermentasi dan setelah penyimpanan di freezer) Jelaskan pula apa penyebabnya! a. Tekstur Hasil fermentasi menyebabkan tekstur kedelai menjadi lebih lunak, terurainya protein yang terkandung dalam kedelai menjadi lebih sederhana, sehingga mempunyai daya cerna lebih baik dibandingkan produk pangan dari kedelai yang tidak melalui proses fermentasi. b. Rasa Perendaman dilakukan selama jam ( tiap 6 8 jam airnya diganti) dengan tujuan untuk melunakkan biji dan mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk selama fermentasi. Ketika perendaman, pada kulit biji kedelai telah berlangsung proses fermentasi oleh bakteri yang terdapat di air terutama oleh bakteri asam laktat. Perendaman juga bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada kepingkeping kecipir menyerap air sehingga menjamin pertumbuhan kapang menjadi optimum (Ali, 2008).
14 Selama proses fermentasi berlangsung, bahan baku oncom mengalami perubahan sifat fisik dan kimia, seperti rasa, aroma, warna, tekstur, kandungan zat gizi dan sifat organoleptiknya lebih disukai dibandingkan sebelum difermentasikan (Raharjo et al. 2000; Sofyan 2002). Proses fermentasi dapat menghilangkan zat anti nutrisi dan racun yang biasanya terdapat pada bahan mentah, misalnya kedelai atau kacang-kacangan yang lainnya (Suliantari dan Rahayu 1990). Aspergilus flavus adalah salah satu jenis kapang yang menghasilkan mikotoksin yang disebut aflatoksin. Sebagaimana yang dilaporkan Kasno (2004) bahwa kontaminasi aflatoksin pada kacang tanah dalam bentuk polong segar, polong kering, biji serta produk olahan sederhana seperti kacang rebus, bungkil dan oncom. Kapang oncom merah (Neurospora sitophila) dapat mereduksi (mengurangi) kandungan aflatoksin selama proses fermentasi bungkil kacang tanah sebesar 50%, sedangkan penggunaan kapang Rhizopus oligosporus dapat mengurangi aflatoksin bungkil sebesar 60%, sedangkan oncom yang terbuat dari ampas tahu tidak mengandung aflatoksin (Veen et al. 1968; Slamet dan Tarwotjo 1971). Selain itu dengan adanya aktivitas mikroorganisme selama proses fermentasi, maka sifat-sifat bahan mentah yang tidak disukai seperti bau, rasa dan lain sebagainya dapat ditingkatkan nilainya Diversifikasi Produk Dari Tempe, Tempe Gembus dan Oncom Hitam (PEBE & MITA) (Jelaskan dulu kenapa perlu dilakukan diversifikasi produk) Tempe
15 Tempe Gembus Oncom Hitam (Produk olahannya apa, prosesnya apa, bahan yang ditambahkan apa, berapa hasil produk akhir) (Jelaskan pula dari produk turunan yang diolah, bentuk olahan seperti apa yang paling disukai konsumen) BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan (Sesuaikan dengan tujuan) (SKOLAS) 4.2 Saran (DINI)
16 DAFTAR PUSTAKA (Susanto, 1996). (Santoso, 2005). (Haryoto, 1995).
17 LAMPIRAN (DINI,SKOLAS,MITA) FINISHNG (PEBE)
PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE
PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN TEMPE Disusun Oleh: Mukaromah K3310058 Nuryanto K3310060 Sita Untari K3310079 Uswatun Hasanah K3310081 Pendidikan Kimia A PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAHAN MAKANAN SETENGAH JADI
BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS TEMPE MENDOAN BERBAGAI RASA DISUSUN OLEH : NAMA : REENATO GILANG NIM : 11.11.5583 KELAS : 11-S1 TI-14 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012/2013 ABSTRAK Pada saat ini,sedang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN Berbagai jenis makanan dan minuman yang dibuat melalui proses fermentasi telah lama dikenal. Dalam prosesnya, inokulum atau starter berperan penting dalam fermentasi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL DAN KULIT NANAS PADA PROSES FERMENTASI TEMPE
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BONGGOL DAN KULIT NANAS PADA PROSES FERMENTASI TEMPE Siti Miskah, Rini Daslam, Dwi Endah Suryani Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Abstrak Nanas merupakan
Lebih terperinciKUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Lebih terperinciPENGANTAR BIOTEKNOLOGI
PENGANTAR BIOTEKNOLOGI ( TEMPE ) DISUSUN OLEH : Nama : Nurul Muhlishah NIM : 1214140008 Kelas : B Kelompok : VII (tujuh) Asisten : Gabriella Natalica P JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. antara kacang-kacangan tersebut, kedelai paling banyak digunakan sebagai bahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dunia terdapat lebih dari 12.000 jenis kacang-kacangan, diantaranya kacang tanah, hijau, merah, jogo, kapri, koro, tolo, dan kedelai (Bakti, 2003). Di antara
Lebih terperinciKECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN
KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciT E M P E 1. PENDAHULUAN
T E M P E 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN TEMPE KACANG KEDELAI, TEMPE GEMBUS, DAN ONCOM HITAM SERTA PRODUK OLAHANNYA
Laporan Praktikum Hari/ Tanggal: Rabu, 6 Mei 2015 Teknologi Fermentasi PJ Dosen : Ai Imas F.F STP, MP, M.Sc Asisten : Embun, Amd Wira, Amd PROSES PEMBUATAN TEMPE KACANG KEDELAI, TEMPE GEMBUS, DAN ONCOM
Lebih terperinciKARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM : 10 11 4210 1 INDUSTRI PEMBUATAN TEMPE 1). Pengertian Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang kedelai merupakan salah satu tanaman multiguna, karena dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri. Kedelai adalah salah satu tanaman jenis
Lebih terperinciKecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:
Kecap Asin/Manis BAHAN: 1 kg kedelai putih atau hitam 3 gr ragi tempe 3 lbr daun salam 2 btg serai 3 Daun jeruk 1 lembar 4 cm lengkuas 1 sdt pokak 6 kg gula merah 1 ½ lt air untuk melarutkan gula merah
Lebih terperinciOLEH: YULFINA HAYATI
PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai di Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk memulihkan dan memperbaiki jaringan
Lebih terperinciTEMPE. Sub Pokok Bahasan
TEMPE Agroindustri Produk Fermentasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Sub Pokok Bahasan Mikrobiologis inokulum tempe Mekanisme pembenntukan tempe Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tempe Tahapan proses
Lebih terperinciFERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH BIOINDUSTRI NUR HIDAYAT
FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH BIOINDUSTRI NUR HIDAYAT Tempe tradisional Digunakan untuk makanan Modifikasi limbah pertanian bahan tidak bernilai ekonomi dapat dipakai langsung atau untuk pakan Bahan dibungkus
Lebih terperinciCONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung
Lebih terperinciLAPORAN HASIL OBSERVASI PEMBUATAN TEMPE
LAPORAN HASIL OBSERVASI PEMBUATAN TEMPE Disusun Oleh: AHMAD FIRDAUS AHMAD RIKI PADILA AL-IMRON ANDREANSYAH SEKOLAH sman 20 kab tangerang TAHUN AJARAN 2017 1 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan ke
Lebih terperinciSUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN
SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciPEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM
PEMBUATAN TEMPE LAPORAN PRAKTIKUM Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi Yang dibina oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd disajikan pada Hari Selasa, 12 April 2016 Oleh: Kelompok 1/
Lebih terperinciPENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA
PENGOLAHAN KEDELAI MENJADI TEMPE KEJO SECARA SEDERHANA DI UNIT PENGOLAHAN HASIL BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI Oleh : Kemas Muhammad Erwansyah, S.TP NIP. 19820916200901 1010 I. PENDAHULUAN Kedelai mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai beranekaragam biji-bijian kacang polong yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempe seperti kacang merah, kacang hijau, kacang tanah, biji kecipir,
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK
1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK Dyah Purwaningsih Staff Jurdik Kimia FMIPA UNY A. PENDAHULUAN Di tengah semakin melambungnya harga kedelai, kacang koro atau benguk diyakini mampu menjadi bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat
Lebih terperinciAnalisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe. Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY
Analisis Usaha Diversifikasi Produk Olahan Tempe Oleh Siti Marwati Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Tempe merupakan jenis makanan fermentasi dengan bahan dasar kedelai atau jenis
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Setelah melakukan beberapa pengamatan dan pengujian maka peneliti menghasilkan satu produk baru dengan melakukan inovasi terhadap jajanan pasar Indonesia yaitu lemper,
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinciPenggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe
Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya sebagai Media Usar Tempe (The Use of Tempe, Soybean Flour and Both as a media of Tempe Starter) Oleh, Fitriana Wahyu Nugraheni NIM : 412011003 SKRIPSI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciPengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan
Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Dalam SNI tempe didefinisikan sebagai produk makanan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempe merupakan makanan tradisional khas dan telah dikenal lama di Indonesia. Dalam SNI 3144-2009 tempe didefinisikan sebagai produk makanan hasil fermentasi biji
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciNo Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan 1.Bahaya Fisik segar 2 Bahan baku Sering adanya pencucian yang tidak bersih
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya Nama Produk : Bakso Tahu Kuah Deskripsi Produk : Produk yang kami hasilkan adalah bakso tahu kuah, makanan yang merupakan kombinasi dari bakwan, tahu,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari masyarakat Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan protein. Karena itu, tahu
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SUSU KEDELAI Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciBahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.
SOSIS IKAN Sosis adalah salah satu produk olahan dari bahan hewani. Secara umum sosis diartikan sebagai makanan yang dibuat dari daging yang telah dicincang, dihaluskan, dan diberi bumbubumbu, dimasukkan
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciPenuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami
Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami Oleh : Prof. Dr. Ir. H. MS. Effendi Abustam, M.Sc LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL TERNAK TERPADU JURUSAN ILMU PETERNAKAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciFERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI NUR HIDAYAT
FERMENTASI TEMPE MATERI KULIAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI NUR HIDAYAT Tempe tradisional Digunakan untuk makanan Modifikasi limbah pertanian bahan tidak bernilai ekonomi dapat dipakai langsung atau untuk pakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) terhadap objek penelitian.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter
BAB V PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter 1. Kualitas Fisik dan Organoleptik Berdasarkan Parameter Warna Tempe Parameter warna pemberian dosis ragi sebanyak 0,5-3 grafik berpengaruh
Lebih terperinciBAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN
BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman nangka merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang banyak digunakan masyarakat. Buah nangka
Lebih terperinciII. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong.
I. Judul Praktikum : Pembuatan Tape Singkong II. Tujuan : Setelah melakukan percobaan ini praktikan dapat mengetahui proses pembuatan dan proses fermentasi pada tape singkong. III. Landasan Teori : Singkong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu terdapat pula makanan serupa tempe yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kacang-kacangan (Leguminosa), seperti kacang hijau, kacang tolo, kacang gude, kacang merah, kacang kedelai, dan kacang tanah, sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. khas serta berwarna putih atau sedikit keabu-abuan. Tempe dibuat dengan cara
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinkubasi dengan pembungkus daun Jati (Tectona grandis L.). Koji lamtoro yang
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan kecap melalui 2 tahap fermentasi, yaitu fermentasi koji dan moromi. Pada tahap fermentasi koji, koji dengan variasi inokulum ragi tempe dan usar
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi
TEKNOLOGI PEMBUATAN TAHU SKALA RUMAH TANGGA Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara BPP Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu bukan asli dari Indonesia, tetapi masyarakat Indonesia sudah sejak zaman
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW
JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN 2407-4624 PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW *RIZKI AMALIA 1, HAMDAN AULI
Lebih terperinciNAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R
USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI. Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM.
PEMANFAATAN AMPAS DARI BERBAGAI JENIS KACANG - KACANGAN PADA PEMBUATAN TEMPE GEMBUS SKRIPSI Disusun Oleh : SISWANTI BINTARATIH NPM. 0333010033 JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi bukan hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Asia lainnya. Masyarakat Indonesia sudah sangat lama mengkonsumsi
Lebih terperinciPELATIHAN PEMBUATAN TAUCO BAGI IBU-IBU KELOMPOK LINGKUNGAN DUSUN CANDI, JATI AYU, KARANG MOJO GUNUNG KIDUL
0 PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN TAUCO BAGI IBU-IBU KELOMPOK LINGKUNGAN DUSUN CANDI, JATI AYU, KARANG MOJO GUNUNG KIDUL Oleh: Amanatie, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS
Lebih terperinci... TAPE. Yuniar Lidyawati ( ) Anita Novalia ( ) Dyan Fitrisari ( )
... TAPE Yuniar Lidyawati (0711030030) Anita Novalia (0711030050) Dyan Fitrisari (0711030060) Masih didominasinya nya industri fermentasi di Indonesia oleh kegiatan tradisional Nilai tambah dari produk
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN. Disusun Oleh :
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN TEMPE YANG TAHAN DISIMPAN Disusun Oleh : NISA EL FITRI RIZKA RACHMANIAR (I8313038) (I8313055) PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciCARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.
Lebih terperinciBAB III METODE PELAKSANAAN
BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat
I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Peternak Indonesia pada umumnya sering mengalami permasalahan kekurangan atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai pakan
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan
Lebih terperinciFUAD MARKIAWAN S1TI / STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta.
FUAD MARKIAWAN S1TI / 10.11.3541 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Yogyakarta www.amikom.ac.id A. ABSTRAK Bombardir masakan impor terasa luar biasa. Tak bisa ditolak, tetapi masakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia adalah Kurang Energi Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi disebabkan oleh rendahnya
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.
III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental di bidang teknologi pangan. B. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pembuatan chips tempe dan tempat uji organoleptik
Lebih terperinciUJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)
UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Disusun Oleh
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan
20 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koya adalah bubuk atau serbuk gurih yang digunakan sebagai taburan pelengkap makanan (Handayani dan Marwanti, 2011). Bubuk koya ini pada umumnya sering ditambahkan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tahu merupakan salah satu makanan yang digemari dan mudah dijumpai di Indonesia selain tempe. Tahu juga sering dijadikan sebagai lauk-pauk karena rasanya yang enak
Lebih terperinciDEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017
DEMO MASAK DIES NATALIS KE-35 UNIKA SOEGIJAPRANATA 2017 NUGGET SINGKONG, BAKSO SINGKONG OLEH MAHASISWA : NUTRISI DAN TEKNOLOGI KULINER FAKULTAS TEKONOLOGI PANGAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG LATAR BELAKANG
Lebih terperinciLOGO BAKING TITIS SARI
LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Merah Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah atau kacang jogo ini mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis, yaitu Phaseolus vulgaris
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI
UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciputri Anjarsari, S.Si., M.Pd
NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam
Lebih terperinciANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR
ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR Rujak dan asinan sangat cocok disajikan saat cuaca panas seperti sekarang ini. Jenisnya pun dapat Anda pilih sesuai selera. Dari rujak buah, asinan betawi, sampai asinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali ditemukan tempe, makanan yang terbuat dari kedelai dengan cara fermentasi atau peragian dengan menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus
Lebih terperinciPENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013
PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people
Lebih terperinci