KARAKTERISTIK OUTPUT BIOELECTRICAL IMPEDANCE GERAKAN BAHU DENGAN METODA K-MEANS CLUSTER ANALYSIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK OUTPUT BIOELECTRICAL IMPEDANCE GERAKAN BAHU DENGAN METODA K-MEANS CLUSTER ANALYSIS"

Transkripsi

1 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 KARAKTERISTIK OUTPUT BIOELECTRICAL IMPEDANCE GERAKAN BAHU DENGAN METODA K-MEANS CLUSTER ANALYSIS Hastuti, Juli Sardi, Ali Basrah Pulungan Jurusan Teknik Elektro FT UNP hastuti@gmail.com ABSTRACT This research explains the characteristics of bioelectrical impedance output of shoulder movement. The bioelectrical impedance (bioimpedance) is a passive electrical part found in body tissues. The results of this study is expected to be used as a control signal on a system. This research begins with the design of bioimpedance processing system consists of a series of stimulation and bioimpedance instrumentation. The bioimpedance measurement was performed by injecting a sinusoidal current source of.5 marms with a frequency of 5 khz to muscle tissue (shoulder). The function of instrumentation circuit is to detect the voltage s change due to changes in the value of bioimpedance between - 5 volts. The method of K-Means Cluster analyze the three types of shoulder movement, and the results can be divided into two clusters based on the feature vector of each movement. The upward and forward movement is one cluster, and the backward movement is a different cluster. Keywords: bioimpedance, k-means cluster analysis, shoulder ABSTRAK Penelitian ini menjelaskan karakteristik output bioelectrical impedance gerakan pada bahu.bioelectrical Impedance(bioimpedance) adalah bagian elektrik pasif yang terdapat pada jaringan tubuh. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sinyal kontrol pada suatu sistem. Penelitian ini diawali dengan perancangan sistem pengolah bioimpedance yang terdiri dari rangkaian stimulasi dan instrumentasi bioimpedance.pengukuran bioimpedance dilakukan dengan menginjeksikan sumber arus sinusoidal sebesar,5 ma rms dengan frekuensi 5 khz ke jaringan otot tubuh (bahu). Rangkaian instrumentasi berfungsi untuk mendeteksi perubahan tegangan akibat berubahnya nilai bioimpedance karena adanya gerakan yang dilakukan sehingga didapatkan variasi tegangan keluaran yang berkisar antara 5 Vdc.Dengan metode K-Means Cluster Analysis dilakukan analisa terhadap tiga jenis gerakan bahu, hasilnya bisa dibedakan menjadi dua cluster berdasarkan vektor ciri dari masing-masing gerakan. Gerakan ke atas dan ke depan merupakan satu cluster dan gerakan ke belakang merupakan cluster yang berbeda. Kata kunci : bioimpedance, k-means cluster analysis, bahu PENDAHULUAN Sinyal bioelectrical impedance (bioimpedance) tubuh memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai sinyal kontrol pada suatu sistem. Perubahan nilai bioimpedance tubuh terjadi ketika ada pergerakan yang dilakukan oleh bagian tubuh tertentu. Dengan adanya perubahan 46 nilai bioimpedance, kita bisa menggunakannya sebagai input atau referensi dalam suatu sistem. Salah satu aplikasi yang bisa digunakan dari pemanfaatan sinyal bioimpedance adalah sebagai perintah kontrol untuk mengatur gerak dan kecepatan dari kursi roda. Sebelum digunakan sebagai input dalam suatu sistem, terlebih dahulu dilakukan

2 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 analisa terhadap karakteristik dari sinyal bioelectrical impedance.. Salah satu bagian penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan sinyal bioimpedance sebagai input atau referensi pada suatu sistem adalah bagaimana mengukur, membedakan dan mengklasifikasikan berbagai jenis gerakan yang dilakukan oleh bagian tubuh tertentu, sehingga masing-masing gerakan tersebut memiliki ciri dan bisa digunakan untuk perintah kontrol yang berbeda. Seluruh material, termasuk jaringan tubuh, memiliki sejumlah sifat listrik yang berbeda-beda.tabuenca (9: 7-8), Bioimpedance mengacu pada perlawanan dari aliran arus yang melalui jaringan tubuh.sel tubuh terdiri dari dua bagian yaitu intraseluler dan ekstraseluler. Membran sel dalam kumpulan intraseluler menentukan besar reaktansi. Model pendekatan rangkaian elektronika dari tiap sel dapat dilihat seperti Gambar. Gambar.ModelPendekatan Elektronika Sel(Tabuenca, 9: 7) Jaringan tubuh merupakan gabungan dari banyak sel dengan besar dan komposisi yang berbeda menjadi sebuah ionic salt dissolution. Model pendekatan elektronik dari suatu jaringan tubuh seperti pada Gambar. Gambar.Model Pendekatan elektronikajaringan Tubuh (Grimes dkk, ) Keterangan : R i : Intracellular Resistance C m : Intracellular Reactance : Extracellular Resistance R e Bagian elektrik pasif yang terdapat pada jaringan tubuh disebut dengan bioimpedance. Untuk mengukur besarnya bioimpedance, pada bagian tubuh tertentu akan dialiri arus listrik yang kecil melalui suatu elektroda. Besar bioimpedance yang terukur bisa diketahui dengan menggunakan hukum Ohm. Z = V I Dimana V adalah tegangan dan I adalah arus. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menentukan metode pengukuran yang paling tepat sehingga didapatkan sinyal bioimpedance yang bisa dijadikan sinyal kontrol. Penggunaan metode K- Means Cluster Analysisbertujuan untuk mendapatkan klsifikasi yang tepat sebelum sinyal bioimpedance digunakan sebagai sinyal kontrol. Gambar. Metode Pemasangan Elektroda Pengukuran Bioimpedance (Paavle Toivo dkk, ) Terdapat dua metode pengukuran bioimpedance, yaitu pengukuran dengan menggunakan dua elektroda dan pengukuran dengan menggunakan empat elektroda. Pada metode yang 47

3 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 pertama digunakan elektroda yang sama untuk menginjeksikan arus dan mengukur tegangan, sedangkan metode yang kedua digunakan dua pasang elektroda yang berbeda untuk memompa arus dan meugkur besar beda potensial. Dua metode tersebut dapat digambarkan pada Gambar. Metode yang pertama lebih mudah, namun bukanlah pilihan yang tepatkarena impedansi dari elektroda akibat polarisasi juga akan terukur.hal itu berarti seluruh pergerakan artefak pada elektroda akan berpengaruh besar terhadap hasil pengukuran. Pilihan yang tepat ialah dengan menggunakan metode kedua, yaitu konfigurasi empat elektroda atau tetrapolar (Allan F. Pacela, 996). Pada penelitian ini, dilakukan eksperimen untuk mendapatkan karakteristik output dari sinyal bioimpedance dari gerakangerakan yang dilakukan pada bagian bahu (pundak) manusia. Sinyal bioimpedance yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan metode K-Means Cluster Analysis tujuannya adalah untuk mendapatkan vektor ciri dan karakteristik sinyal bioimpedance dari masing-masing gerakan bahu yang nantinya layak digunakan sebagai perintah kontrol pada suatu sistem. METODE PENELITIAN Metode pengukuran bioimpedance yang dilakukan yaitu dengan metode empat elektroda, tetapi terdapat sedikit modifikasi. Pada umumnya metode empat elektroda memerlukan enam buah elektroda untuk dua kanal, namun pada penelitian ini hanya digunakan tiga buah elektroda seperti yang terlihat pada gambar. Elektroda dan digunakan untuk stimulasi arus dan masingmasing juga digunakan sebagai detektor tegangan. Elektroda nomor bertindak sebagai ground dari kedua kanal (Yunfei, 9: 7-8). Konfigurasi pemasangan elektroda diperlihatkan pada gambar berikut: Gambar 4. Konfigurasi Pemasangan Elektroda(Yunfei, 9: 7) Elektroda akan diletakkan di daerah punggung, tepatnya yaitu pada jaringan otot trapezius (titik v dan v). Titik digunakan sebagai referensi. Tegangan yang akan diukur oleh rangkaian instrumentasi yaitu antara titik v dan dan titik v dan. Elektroda tersebut terintegrasi dengan rangkain pengolah instrumentasi. Penggunaan frekuensi kerja sebesar 5 khz didasarkan pada hasil uji coba respon bioimpedance pada pundak terhadap bermacam-macam frekuensi arus yang distimulasikan. Sinyal bioimpedance akan diukur dengan menggunakan bagian rangkaian yang terintegrasi, yaitu rangkaian stimulasi dan rangkaian instrumentasi. Rangkaian stimulasi merupakan rangkaian pembangkit sumber arus bolak-balik dengan frekuensi 5 khz dan amplitudo maksimum sebesar,5 marms (Ermado, : 4). Sumber arus ini kemudian akan diinjeksikan ke tubuh melalui sebuah elektroda. Bagian yang lainnya yaitu rangkaian instrumentasi. Rangkaian ini digunakan untuk mengukur 48

4 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 beda potensial pada tubuh yang distimulasi. Besar tegangan yang terukur tersebut mewakili besarnya bioimpedance. Sistem ini dinamakan dengan sistem pengolah bioimpedance. Hasil pengukuran tersebut dikirim ke PC dengan menggunakan USB to Serial dengan Frekuensi sampling ADC diatur sebesar hz. Blok diagram dari sistem tersebut ditunjukan oleh Gambar 5 Gambar 5. Diagram Blok Sistem Pengukuran Instrumentasi Bioimpedance. Stimulasi yang diberikan yaitu berupa sumber arus sinusoidal sebesar,5 ma rms dengan frekuensi 5 khz. Sumber arus ini dibangkitkan oleh rangkaian sine wave generator yang terhubung ke rangkaian Voltage Controlled Current Source (VCCS). Rangkaian sine wave generator terdiri dari pembangkit gelombang kotak dengan frekuensi 5 khz, low pass filter dengan frekuensi cut-off 5 khz, dan noninverting amplifier. Perubahan bioimpedance didapat dari besar tegangan elektroda positif (v) terhadap referensi dan elektroda negatif (v) terhadap referensi. Kedua tegangan tersebut kemudian dikuatkan dengan seperangkat rangkaian instrumentation amplifier yang memiliki Common Mode Rejection Ratio (CMRR) yang tinggi. Oleh karena itu digunakan IC op-amp tipe LF4 dan LF55. Kedua IC ini memiliki CMRR yang tinggi hingga db. Selain itu, IC ini juga memiliki respon yang baik terhadap sinyal input frekuensi tinggi. 49 Karena hasil perubahan bioimpedance dimodulasikan pada frekuensi 5 KHz, pasti akan terdapat gangguan pada frekuensi rendah akibat dari adanya sinyal otot (EMG) yang ikut terukur dan pergerakan-pergerakan artefak. Untuk memperbaikinya, tegangan yang terukur dimasukkan ke rangkaian band pass filter dengan frekuensi center-nya terletak di sekitar 5 khz. Rangkaiannya ditunjukkan pada gambar. Nilai absolut dari bioimpedance akan dihasilkan dengan menggunakan rangkaian rectifier.rangkaian penguat tegangan akhir juga dipasang setelah rangkaian rectifier sebagai kalibrator tegangan agar didapatkan range tegangan keluaran antara sampai 5 Volt. Data pengukuran dikirimkan ke PC melalui komunikasi serial yg telah di sediakan. Data yang dikirimkan merupakan nilai ADC dari tegangan bioimpedance, karena semua tegangan yang masuk ke mikrokontroler sudah dirubah kedalam ADC bit oleh mikrokontroller sebelum dikirimkan melalui serial ke PC. Frekuensi sampling yang di gunakan adalah 5 hz. Setiap percobaan akan didapatkan 5 row data yang disimpan dalam format Txt. Data yang didapatkan kemudian diolah dengan Metode K-Means Cluster Analysis. Pertama, menghitung besarnya delta V dari masing-masing percobaan. Delta V ini didapatkan dari nilai V akhir dikurangi dengan nilai V awal ketika percobaan dilakukan.selain itu dicari juga nilai tengah dari setiap percobaan. Kemudian delta V dan nilai tengah yang didapatkan di plot ke dalam grafik berupa scatter, dimana delta V dijadikan sebagai sumbu Y dan nilai tengah dijadikan sebagai sumbu X. tujuannnya untuk melihat pola dan kecenderungan dari masing-masing gerakan

5 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 sehingga mempermudah proses clustering yang akan dilakukan. Kemudian, diplot juga nilai delta V dan nilai tengah dari hasil rata-rata dari setiap jenis gerakan dari semua subjek. Setelah itu dihitung pusat (center) dari masing-masing gerakan. Selanjutnya dilakukan proses clustering yang bertujuan untuk mengelompokkan data dari ke jenis gerakan tersebut ke dalam suatu cluster, sehingga nantinya didapatkan kombinasi gerakan yang bisa dilakukan untuk mengatur arah dan kecepatan dari kursi roda. Proses Clustering ini dihitung menggunakan metode K-Means Algorithm. Langkah-langkah dari metode ini adalah sebagi berikut (Agusta, 7: 47-6). a. Menentukan jumlah cluster. b. Menentukan nilai centroid. Dalam menentukan nilai centroid untuk awal iterasi, nilai awal centroid ditentukn secara acak. c. Menghitung jarak antara titik centroid dengan titik tiap objek. Untuk menghitung jarak tersebut dapat menggunakan rumus Euclidean Distance, yaitu; D e = (x i s i ) + (y i t i ) () Dimana: D e adalah Euclidean Distance. i adalah banyak objek. (x,y) merupakan koordinat objek. (s,t) merupakan koordinat centroid. d. Pengelomokan objek. Untuk menentukan anggota cluster adalah dengan memperhitungkan jarak minimum objek. e. Kembali ke tahap. Dilakukan perulangan hingga nilai centroid yang dihasilkan tetap dan anggota cluster tidak berpindah ke cluster yang lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan percobaan terlebih dahulu di lakukan kalibrasi untuk mengatur tegangan output bioimpedanceagar didapatkan nilaiyang berkisar antara 5 Volt. Pengambilan data ini dilakukan kepada 5 orang subjek. Ada jenis gerakan yang akan dilakukan untuk diambil dan diolah datanya, yaitu gerakan bahu ke arah depan, atas dan belakang yang masingmasing dilakukan selama 5 detik. Setiap jenis gerakan dilakukan sebanyak kali. Total masing-masing subjek akan melakukan 9 kali percobaan. Plotinghasil rata-rata output bioimpedance untuk masing-masing gerakan bahu sebelah kanan dan kiri ditunjukan oleh Gambar 6 dan 7. Gambar 6. Ploting Output Rata-Rata Bioimpemdance Bahu Kanan Gambar 7. Ploting Output Rata-Rata Bioimpemdance Bahu Kiri Gambar 6 dan 7 menunjukan karakteristik output bioimpedance dari rata-rata semua subjek. Ada jenis gerakan yang 5

6 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 dilakukan terhadap bahu yaitu gerakan ke atas, gerakan ke depan dan gerakan ke belakang. Masing-masing gerakan dilakukan sebanyak kali percobaan. Grafik yang berwarna merah merupakan output bioimpedance gerakan bahu ke atas. Grafik berwarna hijau menunjukan output bioimpedance yang digerakan ke depan. Grafik berwarna ungu memperlihatkan output ketika digerakan ke belakang. Garis putus-putus memperlihatkan luasan wilyah output dari masing-masing gerakan. Pada Gambar dan 4 tersebut terlihat perbedaan sebaran data dari masing-masing gerakan. Gerakan bahu ke depan memiliki rata-rata perubahan tegangan yang paling besar dan bernilai positif, dimana pusat (center) dari delta V bahu digerakan ke depan adalah (76.8,.5467) untuk bahu kanan dan (.667, 6.667) untuk bahu kiri. Output dari gerakan ke atas juga bernilai positif tetapi nilainya lebih kecil dari gerakan ke depan. (center) dari sebaran data gerakan ke atas di dapatkan sebesar (5.67, 79.5) untuk bahu kanan dan (.6, 9.95) untuk bahu kiri. Ketika bahu digerakan ke atas atau ke depan, maka besarnya nilai output tegangan bioimpedance yang dihasilkan akan mengalami kenaikan. Tabel. Proses Clustering Untuk Bahu kanan Rata-rata Semua Subjek Ke Depan.5748 Ke.87 belakang Gerakan bahu ke belakang memiliki sebaran data yang berbeda dari gerakan bahu sebelumnya. Gerakan bahu ke belakang memiliki karakteristik output negatif. (center) dari sebaran data gerakan bahu ke belakang adalah (.967, -9.47) untuk bahu kanan dan (54.467, ) untuk bahu kiri. Ketika bahu digerakan ke belakang nilai tegangan output yang dihasilkan akan mengalami penurunan. Tabel. Proses Clustering Untuk Bahu kirirata-rata Semua Subjek Iteras i ke Vektor Ciri Berdasarka n Gerakan Ke Atas Ke Depan 7.5 Ke 5.7 belakang 8 Ke Atas 7.5 Ke Depan Ke belakang Ke Atas.5748 Ke Depan.5748 Ke.87 belakang Dimasukka n ke Cluster Iteras i ke Vektor Ciri Berdasarka n Gerakan Ke Atas Ke Depan Ke belakang 7 Ke Atas Ke Depan Ke belakang 5 Ke Atas Dimasukka n ke Cluster Untuk membuat klasifikasi dari vektor ciri yang ditunjukan oleh berbagai jenis gerakan yang dilakukan tersebut, maka dilakukan proses Clustering. Dari proses Clustering yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil seperti Tabel dan. Pada iterasi ke, tidak ada lagi vektor yang berpindah cluster maka proses clustering dinyatakan selesai.. Pada proses clustering yang telah dilakukan terhadap rata-rata dari ke 5 subjek, didapatkan hasil akhir dari jenis gerakan 5

7 ISSN Cetak : 54-6 ISSN Online : Denpasar-Bali, 8 Oktober 7 yang dilakukan terhadap bahu hanya bisa dibedakan menjadi cluster berdasarkan vektor ciri dari masing-masing gerakan. Gerakan ke atas dan ke depan merupakan satu cluster dan gerakan ke belakang merupakan cluster yang berbeda. Gerakan ke depan memiliki nilai output bioimpedance yang lebih besar dan bernilai positif dibandingkan dengan jenis gerakan yang lainnya. Sehingga range tegangan yang dihasilkan menjadi lebih besar dari saat posisi awal(diam). Gerakan ke belakang merupakan satu-satunya gerakan yang bernilai negatif, artinya besarnya nilai output bioimpedance yang dihasilkan ketika bahu digerakan ke belakang mengalami penurunan dari posisi awal (diam) ketika gerakan dilakukan. Nilai tengah yang sedikit menyebar disebabkan karena saat melakukan kalibrasi, tegangan awal (offset) yang diberikan berbeda dari setiap percobaan yang dilakukan. SIMPULAN Pengklasifikasian dari karakteristik sinyal bioelectrical impedance gerakan bahu berhasil dilakukan sehingga bisa digunakan sebagai sinyal kontrol pada suatu sistem. Dengan metode K-Means Cluster Analysis yang dilakukan terhadap tiga gerakan bahu, hasilnya bisa dibedakan menjadi dua cluster berdasarkan vektor ciri dari masing-masing gerakan. Gerakan ke atas dan ke depan merupakan satu cluster dan gerakan ke belakang merupakan cluster yang berbeda. Kombinasi dari ke cluster inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai perintah kontrol untuk mengatur sebuah sistem. Gerakan ke depan atau ke atas digunakan untuk meningkatkan tegangan output bioimpedance sedangkan gerakan ke belakang digunakan untuk menurunkan tegangan output bioimpedance. DAFTAR RUJUKAN Agusta, Y.7.K-Means-Penerapan, Permasalahan dan Metode Terkait.Denpasar:Jurnal Sistem dan Informatika Vol. : Ermado, Rico..Aplikasi Bioelectrical Impedance Sebagai Perintah Kontrol Gerakan Pada Kursi Roda Elektrik. Surabaya:Institut Tekonologi Sepuluh Nopember. Paavle, Toivo dkk.. Low-Energy Chirps for Bioimpedance Measurement. IEEE.No /. S.Grimes and G.Martinsen.. Bioimpedance& Bioelectricity, Basics. Academic Press. Tabuenca, Javier Gracia. 9.Multichannel Bioimpedance Measuremet. Tampere University Of Technology. Yunfei, H..Wheelchair Control Based on Bioimpedance.International Journal of Applied Biomedical Engineering Vol., No., pp.-5. 5

Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN:

Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: Vol: 3 No. 2 September 14 ISSN: 22-2949 PENGEMBANGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE SEBAGAI CONTROL COMMANDS PENGATURAN KECEPATAN GERAK KURSI RODA DENGAN METODA PID CONTROLLER Juli Sardi *, Ali Basrah Pulungan

Lebih terperinci

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance

Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance Realisasi Kontrol Hirarki Untuk Pengaturan Kecepatan Kursi Roda Elektrik Berdasarkan Subject Intension Menggunakan Bioelectrical Impedance Arizal Mujibtamala Nanda Imron 1, *, Achmad Arifin 1, Djoko Purwanto

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERNYATAAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERNYATAAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI... iv. ABSTRAK... v. ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER

MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER MODUL 08 OPERATIONAL AMPLIFIER 1. Tujuan Memahami op-amp sebagai penguat inverting dan non-inverting Memahami op-amp sebagai differensiator dan integrator Memahami op-amp sebagai penguat jumlah 2. Alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambar Rangkaian EMG Dilengkapi Bluetooth Gambar 4. 1 Rangkaian keseluruhan EMG dilengkapi bluetooth Perancangan EMG dilengkapi bluetooth dengan tampilan personal computer

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV Pengujian. Gambar 4.1 Skema pengujian perangkat keras

BAB IV Pengujian. Gambar 4.1 Skema pengujian perangkat keras BAB IV Pengujian 4.1 Pendahuluan Untuk mengetahui kinerja perangkat filter anti-gempa yang telah dibuat, dalam tahap akhir penelitian ini dilakukan beberapa pengujian. Pengujian yang dilakukan terdiri

Lebih terperinci

Aplikasi Bioelectrical Impedance Untuk Mengukur Gerakan Sendi Lutut Pada Bidang Sagital

Aplikasi Bioelectrical Impedance Untuk Mengukur Gerakan Sendi Lutut Pada Bidang Sagital Aplikasi Bioelectrical Impedance Untuk Mengukur Gerakan Sendi Lutut Pada Bidang Sagital Alfian Budiarmoko Achmad Arifin Jurusan Teknik Elektro-FTI, ITS, Surabaya-60111, arifin@ee.its.ac.id Abstrak Jaringan

Lebih terperinci

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS

ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS ANALOG SIGNAL PROCESSING USING OPERASIONAL AMPLIFIERS (PEMROSESAN SINYAL ANALOG MENGGUNAKAN PENGUAT OPERASIONAL) A. PENDAHULUAN Sinyal keluaran dari sebuah tranduser atau sensor sangat kecil hampir mendekati

Lebih terperinci

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK

OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK OTOMATISASI SISTEM TOMOGRAFI RESISTANSI LISTRIK Ayuk Widyayanti, Suryasatriya Trihandaru, Andreas Setiawan Program Studi Fisika Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 55-60 Salatiga Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM : UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL oleh Roy Kristanto NIM : 612007004 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP TUJUAN Mempelajari penggunaan operational amplifier Mempelajari rangkaian rangkaian standar operational amplifier PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN

ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN ANALISIS PENGUATAN BIOPOTENSIAL DENGAN REDUKSI INTERFERENSI GANGGUAN Oleh: Moh. Imam Afandi * Abstrak Telah dilakukan analisis penguatan biopotensial dengan reduksi interferensi gangguan sinyal pada sistem

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS

OPERATIONAL AMPLIFIERS OPERATIONAL AMPLIFIERS DASAR OP-AMP Simbol dan Terminal Gambar 1a: Simbol Gambar 1b: Simbol dengan dc supply Standar operasi amplifier (op-amp) memiliki; a) V out adalah tegangan output, b) V adalah tegangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.

BAB III METODE PENELITIAN. sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Blok Sistem Perancangan sistem EKG ini dimulai dengan perancangan blok diagram sistem. Blok diagram sistem dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Perangkat keras

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK A. OP-AMP Sebagai Peguat TUJUAN PERCOBAAN PERCOBAAN VII OP-AMP SEBAGAI PENGUAT DAN KOMPARATOR

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp :

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16. Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : PERANCANGAN DAN REALISASI PENGUAT KELAS D BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 Disusun Oleh: Nama : Petrus Nrp : 0422015 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler Muhammad Taufiqurrohman Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah Jl. Arif Rahman

Lebih terperinci

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Suroso Andrianto dan Laela Sakinah Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia Abditama Tangerang, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING

BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING BAB II ANALOG SIGNAL CONDITIONING 2.1 Pendahuluan Signal Conditioning ialah operasi untuk mengkonversi sinyal ke dalam bentuk yang cocok untuk interface dengan elemen lain dalam sistem kontrol. Process

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation Bab III Perancangan Perangkat Keras Sistem Steel Ball Magnetic Levitation Dalam perancangan perangkat keras sistem Steel Ball Magnetic Levitation ini dibutuhkan pengetahuan dasar tentang elektromagnetik,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, dan Laboratorium Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

Lebih terperinci

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Perancangan Sistim Elektronika Analog Petunjuk Praktikum Perancangan Sistim Elektronika Analog Lab. Elektronika Industri Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Lab 1. Amplifier Penguat Dengan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC

PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC PERANCANGAN PROTOTYPE ROBOT SOUND TRACKER BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN METODE FUZZY LOGIC SKRIPSI Oleh MUHAMMAD RENDRA TRIASMARA NIM 071910201015 PROGRAM STUDI STRATA-1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar belakang. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang. Alam menyediakan sumber daya untuk keperluan kehidupan manusia, manusia modern membutuhkan sumber daya alam tersebut untuk menunjang kemajuan tehnologi, dengan tehnologi

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 09 PENGUAT OPERATIONAL (OPERATIONAL AMPLIFIER) PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 07-06-2017

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian

BAB IV. PEMBAHASAN dan Pengujian BAB IV PEMBAHASAN dan Pengujian Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pembahasan dan pengujian dari alat yang dibuat secara keseluruhan. Seperti halnya perancangan maka pada tahapan pengujian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III HARDWARE & SOFTWARE

BAB III HARDWARE & SOFTWARE BAB III HARDWARE & SOFTWARE Pada bab ini akan di bahas mengenai perancangan alat yang di gunakan dalam tugas akhir kali ini, dalam alat yang di gunakan terdapat 2 rangkaian yang di gunakan, yaitu rangkaian

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. MOSFET MOSFET atau Metal Oxyde Semiconductor Field Effect Transistor merupakan salah satu jenis transistor efek medan (FET). MOSFET memiliki tiga pin yaitu gerbang (gate), penguras

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) 2 ELEKTRODA BERBASIS ARDUINO ATMEGA 2560

RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) 2 ELEKTRODA BERBASIS ARDUINO ATMEGA 2560 RANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) 2 ELEKTRODA BERBASIS ARDUINO ATMEGA 2560 Danang Septaditya Hidayat Syah *), Munawar A.R., and Darjat. Jurusan

Lebih terperinci

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Pengaturan Kecepatan Motor Induksi untuk Membuat Simulasi Gelombang Air pada Lab. Pengujian Miniatur Kapal Ir.Hendik Eko H.S, MT. 1, Suhariningsih, S.ST, MT.,Risky Ardianto 3, 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168 Disusun Oleh : Daniel Wahyu Wicaksono (0922036) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANG BANGUN SUMBER ARUS LISTRIK MULTIFREKUENSI PADA TOMOGRAFI IMPEDANSI ELETRIK UNTUK MENDETEKSI ANOMALI ORGAN TUBUH PROGRAM STUDI S-1 TEKNOBIOMEDIK DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK WIRELESS TELEMETERING KWH METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER Disusun oleh : Andre Yosef M 0722080 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl.Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia,

Lebih terperinci

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BABII TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun pembuatan modem akustik untuk komunikasi bawah air memang sudah banyak dikembangkan di universitas-universitas di Indonesia dan

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

Bab III. Operational Amplifier

Bab III. Operational Amplifier Bab III Operational Amplifier 30 3.1. Masalah Interfacing Interfacing sebagai cara untuk menggabungkan antara setiap komponen sensor dengan pengontrol. Dalam diagram blok terlihat hanya berupa garis saja

Lebih terperinci

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier)

MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 08 Penguat Operasional (Operational Amplifier) 1 TUJUAN Memahami prinsip kerja Operational Amplifier.

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Perancangan alat penelitian dilakukan di Laboratorium Elektronika, Laboratorium

Lebih terperinci

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus

Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus Vol. 2, 2017 Desain Dan Implementasi Lengan Robot Berbasis Electromyogram Untuk Orang Berkebutuhan Khusus Ardhan Dwi Meirika Surachman 1*, Mohammad Ramdhani 2, Ramdhan Nugraha 3 Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem bagaimana kursi roda elektrik mampu melaksanakan perintah suara dan melakukan pengereman otomatis apabila

Lebih terperinci

DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16

DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16 DESAIN DAN REALISASI OSILOSKOP LCD 128 64 PIXELS DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 32 DAN ATMEGA 16 Anggi Marsetio Halim/0422129 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN SINYAL ELECTROMYOGRAPHY BERBASIS RASPBERRY PI

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN SINYAL ELECTROMYOGRAPHY BERBASIS RASPBERRY PI IMPLEMENTASI SISTEM PENGENALAN KATA MENGGUNAKAN SINYAL ELECTROMYOGRAPHY BERBASIS RASPBERRY PI Disusun oleh : Evan Lesmana (1022010) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK

RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK RANCANG BANGUN SISTEM PENGONTROL FREKUENSI GETARAN MENGGUNAKAN SERAT OPTIK Firmansyah, Harmadi Program Sarjana FMIPA Universitas Andalas Departemen Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang 25163 e-mail:

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PENGUKURAN KANDUNGAN AIR PADA KAYU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Pendidikan Diploma III (D3) Disusun Oleh : Clarissa Chita Amalia J0D007024

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik Muh Nurdinsidiq 1, Bambang Sutopo 2 1 Penulis, Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Elektro UGM 2 Dosen Pembimbing, Staf

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB III DESAIN SISTEM

BAB III DESAIN SISTEM BAB III DESAIN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam metoda geolistrik ini yaitu metoda Schlumberger peralatan yang digunakan tidak berbeda dengan metoda-metoda yang lain, yang membedakan adalah dalam hal konfigurasinya

Lebih terperinci

Gambar 2.1. simbol op amp

Gambar 2.1. simbol op amp BAB II. PENGUAT OP AMP II.1. Pengenalan Op Amp Penguat Op Amp (Operating Amplifier) adalah chip IC yang digunakan sebagai penguat sinyal yang nilai penguatannya dapat dikontrol melalui penggunaan resistor

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. Sistem pengukur pada umumnya terbentuk atas 3 bagian, yaitu: BAB II DASAR TEORI 2.1 Instrumentasi Pengukuran Dalam hal ini, instrumentasi merupakan alat bantu yang digunakan dalam pengukuran dan kontrol pada proses industri. Sedangkan pengukuran merupakan suatu

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp :

APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT. Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : APLIKASI PERINTAH SUARA UNTUK MENGGERAKKAN ROBOT Disusun Oleh : Nama : Astron Adrian Nrp : 0422014 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung, Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS RESPON FREKUENSI PADA OP AMP LM324

ANALISIS RESPON FREKUENSI PADA OP AMP LM324 LAPORAN SKRIPSI ANALISIS RESPON FREKUENSI PADA OP AMP LM324 Disusun Oleh: Nama : Ana Norhayati NIM : 2009 52 009 Program Studi : Teknik Elektro Fakultas : Teknik UNIVERSITAS MURIA KUDUS KUDUS 2014 LAPORAN

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller

Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16. Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller Perancangan dan Realisasi MIDI Drum Pad Menggunakan Mikrokontroler ATMega16 Design and Realization MIDI Drum Pad Using ATMega16 Microcontroller Molly Sitompul/0722071 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT

MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT MODUL PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KENDALI PENGENALAN NI ELVIS MEASUREMENT INSTRUMENT A. Tujuan Praktikum 1. Memahami dasar-dasar penggunaan NI ELVIS 2. Memahami analisis rangkaian menggunakan NI ELVIS B. Alat

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP)

PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OP-AMP) + PENGENALAN OPERATIONAL AMPLIFIER (OPAMP) Penguat operasional atau Operational Amplifier (OPAMP) yaitu sebuah penguat tegangan DC yang memiliki 2 masukan diferensial. OPAMP pada dasarnya merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE

PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE PEMBUATAN AUDIO UNTUK MENGOLAH SINYAL INPUT DARI HANDPHONE Mohamad Amin Teknik Mesin Politeknik Negeri Balikpapan e-mail: mohamad.amin@poltekba.ac.id Abstract Has conducted experiments in the manufacture

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan dan realisasi sistem dari setiap modul yang dibuat. Blok Diagram alat yang dibuat ditunjukkan oleh Gambar 3.. Penguat

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Alat Ukur Kadar Lemak Berdasarkan Metode Bioimpedansi

Perancangan Dan Realisasi Alat Ukur Kadar Lemak Berdasarkan Metode Bioimpedansi Perancangan Dan Realisasi Alat Ukur Kadar Lemak Berdasarkan Metode Bioimpedansi Disusun Oleh : Taufik Noer Hidayat 0822109 Email : noer.opik89@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof.

Lebih terperinci