BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pabrik Kelapa Sawit Pabrik kelapa sawit adalah suatu pabrik industri yang berfungsi sebagai tempat pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit/crude palm oil (CPO), inti kelapa sawit (kernel), fiber dan cangkang. Pabrik kelapa sawit memiliki 6 stasiun yang berhubungan dalam pengolahan kelapa mulai dari tandan buah segar sampai menjadi minyak dan inti. Ada pun 6 stasiun tersebut diantaranya : 1) Stasiun Penerimaan Buah Sebelum masuk ke tahap penyortiran, buah terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang untuk mengetahui berat TBS dan untuk mengetahui rendemen minyak sawit dan inti sawit. TBS yang telah ditimbang kemudian dibawa ke lantai sortasi sebelum ke tahap selanjutnya. 2) Stasiun Perebusan Selanjutnya pengolahan kelapa sawit adalah proses perebusan. Perebusan ini bertujuan untuk menurunkan tingkat keasaman lemak bebas dan mengurangi kadar air. 3) Stasiun Penebah Pada proses ini buah/brondolan dipisahkan dari tandan sawit dengan menggunakan mesin penebah (thresher) dengan cara mengangkat dan membanting tandan buah rebus tersebut. 4) Stasiun Press Proses keempat ini merupakan proses inti dimana minyak diambil dari buah dengan melumatkan terlebih dahulu brondolan kemudian dilakukan penekanan dengan mesin press untuk mendapatkan minyak. 5) Stasiun Pemurnian Minyak Setelah proses pressing minyak dari buah, barulah didapat minyak kasar. Selanjutnya minyak tersebut akan kebih disempurnakan dengan proses seperti fraksinasi dan

2 penyaringan. Setelah melalui tahap penyempurnaan minyak dipompakan ke storage tank untuk tempat penyimpanan sementara sebelum dikirim. 6) Stasiun Pengolahan Biji Cake hasil press diolah selanjutnya di stasiun biji untuk memisahkan kembali fiber dengan biji. Fiber ini selanjutnya akan dikirim ke boiler sebagai bahan bakar, sedangkan biji akan kembali diolah untuk dipisahkan antara cangkang dengan inti dengan cara dipecah terlebih dahulu. Sama halnya dengan fiber, cangkang juga dikirim menuju boiler untuk digunakan sebagai bahan bakar. Inti yang didapatkan akan dikirim ke kernel dryer untuk dikeringkan. Akan tetapi keseluruhan proses yang terjadi pada masing-masing stasiun di pabrik tidak terlepas dari peran penting dari stasiun pembangkit tenaga sebagai pemasok steam yang akan digunakan turbin untuk menghasilkan energi listrik dan uap bekasnya digunakan untuk pengolahan. 2.2 Power Plant Pabrik Kelapa Sawit Uap yang dihasilkan oleh boiler yang memiliki nilai entalpi yang dikonversikan menjadi tenaga oleh turbin. Uap superheater memiliki nilai entalpi yang lebih tinggi dari uap saturated yang menyebabkan perbedaan tenaga yang ditimbulkannya. Untuk mengolah kelapa sawit dengan efisiensi ekstraksi yang tinggi diperlukan tenaga penggerak, yang merupakan faktor pembatas dalam pencapaian kapasitas efektif setara dengan kapasitas terpasang dan ratio antara jam olah mendekati jam operasi pabrik. Ada 4 faktor yang mempengaruhi pemakaian jumlah tenaga pada pabrik kelapa sawit (Naibaho, 1996) adalah : 1) Desain Pabrik Rancangan pabrik tergantung pada kapasitas olah yang diinginkan beserta tipe peralatan yang akan digunakan dalam alir proses pengolahan. Perubahan yang sering timbul pada PKS ialah tambahan alat baru yang sebelumnya tidak direncanakan, hal ini dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan tenaga. Misalnya dengan adanya instruksi dari

3 pemerintah tentang pengendalian limbah pada mulanya tidak diperhatikan maka terjadi penambahan peralatan. 2) Peralatan dan Instalasi Instalasi dan peralatan yang telah beroperasi lama akan membutuhkan tenaga yang lebih tinggi karena telah terjadi penyimpangan, misalnya elektromotor yang digulung ulang biasanya mengalami perubahan yaitu terjadi pertambahan tenaga yang disengaja untuk mencegah terbakarnya elektromotor. 3) Bahan Baku Tandan buah sawit mentah menunjukkan penampilan yang masih keras, ikatan antara buah dengan bulir dan pertautan antara serat dengan serat masih kuat. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam proses penebah terutama jika perebusannya tidak sempurna. Buah yang tidak terpipil sering direbus ulang, ini tentu akan membutuhkan tenaga tambahan yang tadinya tidak diperhitungkan dalam perancangan pabrik. Juga akibat buah mentah timbul pengaruh negatif pada proses pengempaan yang memerlukan jumlah tenaga yang lebih besar agar minyak yang tertinggal dalam ampas relatif kecil. Demikian juga halnya dalam polishing drum pemisahan serat akan lebih sulit sehingga sering dilakukan pengolahan ulang. 4) Perbedaan Pemakaian Tenaga dan Uap Pada Unit Pengolahan Jumlah uap yang digunakan setiap ton TBS tidak selalu sama untuk setiap PKS ini tergantung dari efisiensi pemakaian uap. Efisiensi pemakaian uap dipengaruhi metode proses pengolahan yang diterapkan, misalnya sterilisasi yang menerapkan pola tiga puncak akan membutuhkan uap yang lebih besar dibanding dengan dua puncak. Klarifikasi dengan steam live steam akan membutuhkan uap yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan pipa pemanas Boiler

4 Gambar 2.1 Boiler Boiler merupakan mesin kalor (thermal engineering) yang mentransfer energienergi kimia menjadi kerja (usaha) (Muin, 1988). Boiler atau ketel uap adalah suatu alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk menghasilkan steam. Steam diperoleh dengan memanaskan bejana yang berisi air dengan bahan bakar (Yohana dan Askhabulyamin, 2009). Boiler mengubah energi-energi kimia menjadi bentuk energi yang lain untuk menghasilkan kerja. Boiler dirancang untuk melakukan atau memindahkan kalor dari suatu sumber pembakaran, yang biasanya berupa pembakaran bahan bakar. Boiler berfungsi sebagai pesawat konversi energi yang mengkonversikan energi kimia (potensial) dari bahan bakar menjadi energi panas. Boiler terdiri dari 2 komponen utama, yaitu: 1) Dapur sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas. 2) Alat penguap (evaporator) yang mengubah energi pembakaran (energi panas) menjadi energi potensial uap (energi panas). Kedua komponen tersebut dia atas telah dapat untuk memungkinkan sebuah boiler untuk berfungsi. Uap yang dihasilkan boiler dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain adalah: 1) Pembangkit daya listrik, seperti pada PLTU dimana uap tersebut untuk menggerakkan turbin agar dapat menghasilkan listrik.

5 2) Industri, seperti pada pabrik kelapa sawit dimana uap dipakai untuk menghasilkan listrik dan juga sebagai pemanas pada alat-alat pengolahannya. Boiler pada dasarnya terdiri dari bumbungan (drum) yang tertutup pada ujung pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa air. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler diklasifikasikan menjadi: 1) Boiler pipa api (fire tube boiler) Boiler jenis ini pada bagian tubenya dialiri dengan gas pembakaran dan bagian lainnya yaitu sell dialiri air yang akan diuapkan. Tube-tubenya langsung didinginkan oleh air yang melindunginya. Jumlah pass dari boiler tergantung dari jumlah laluan horizontal dari gas pembakaran diantara furnace dan pipa-pipa api. Laluan gas pembakaran pada furnace dihitung sebagai pass pertama. Boiler jenis ini banyak dipakai untuk industri pengolahan mulai skala kecil sampai skala menengah (Raharjo dan Karnowo, 2008). 2) Boiler pipa air (water tube boiler) Boiler jenis ini banyak dipakai untuk kebutuhan uap skala besar. Prinsip kerja dari boiler pipa air berkebalikan dengan pipa api, gas pembakaran dari furnace dilewatkan ke pipa-pipa yang berisi air yang akan diuapkan (Raharjo dan Karnowo 2008) Turbin Turbin adalah suatu mesin rotari yang berfungsi untuk mengubah energi dari aliran fluida menjadi energi gerak yang bermanfaat. a. Jenis-jenis turbin 1) Turbin Uap Turbin uap adalah pesawat dengan aliran tetap (steady-flow machine) dimana uap melalui nosel diekspansikan ke sudu-sudu turbin dengan penurunan tekanan yang drastis sehingga terjadi perubahan energi kinetik pada uap (Pudjanarsa dan Nursuhud, 2008).

6 Gambar 2.2 Turbin uap 2) Turbin Air Turbin air memanfaatkan energi yang bergerak dari posisi yang lebih tinggi dari tempat berenergi lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah ketempat berenergi lebih rendah. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik pada poros turbin (Pudjanarsa dan Nursuhud, 2008). Gambar 2.3 Sistem energi air dengan turbin air sebagai pengonversi energi Sumber : Pudjanarsa dan Nursuhud, ) Turbin Angin

7 Turbin angin adalah sebuah mesin dengan sudu berputar yang mengkonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik. Jika energi mekanik digunakan langsung secara permesinan seperti pompa atau grinding stones, maka mesin (turbin) disebut windmill. Jika energi mekanik dikonversikan menjadi energi listrik, maka mesin disebut turbin angin atau wind energy converter (WEC). Gambar 2.4 Turbin angin Sumber : Pudjanarsa dan Nursuhud, ) Turbin Gas Turbin gas merupakan peralatan pembangkit tenaga dimana tenaga tersebut didapat dari ekspansi gas berkecepatan tinggi dan kemudian mendorong sudusudu yang langsung menghasilkan gerak putar pada rotornya. Putaran rotor tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk memutar generator listrik.

8 Gambar 2.5 Turbin gas sederhana Sumber : Pudjanarsa dan Nursuhud, 2008 b. Sejarah Perkembangan Turbin uap Ide dari turbin uap mula-mula timbul pada kira-kira 120 SM, oleh orang yang bernama Hero di Alexandria yang pada mulanya membuat prototype turbin uap, dengan prinsip turbin reaksi. Instalasi ini terdiri dari sebuah bejana yang berisi air yang dipanaskan dengan dapur pemanas. Uap yang terjadi dimasukan ke dalam bola penampung uap dipancang pada tiang yang berporos sehingga bola dapat diputar. Pada bola terdapat beberapa pipa pemancar akibat keluarnya uap melalui pipa pemancar tersbut berputarlah bola itu, disebabkan adanya reaksi uap yang keluar. Pada tahun 1890 seorang insinyur Swedia bernama Gustav de Laval membuat turbin satu tingkat, dengan kapasitas 5 dk. Berhasilnya pembuatan turbin ini pada tahun 1870, mula-mula ia membuat eksperimen dengan pipa pemancar, tapi bukan untuk turbin uap tetapi untuk pengeringan pasir. Ia menghitung besarnya uap dari tekanan tinggi menjadi kecepatan tinggi. Sebagai alat ekspansi digunakan nozzle kemudian konvergen divergen nozzle. Melalui beberapa percobaan tentang nozzle, ia melihat tenaga reaksi dari pesawat Hero. Ia sangat tertarik dengan itu

9 kemudian dia membuat roda berputar. Dari tenaga putar ini, ia teringat kejadian masa lalu dalam beberapa hasil percobaannya. Pada tahun 1882 ia mempunyai penemuan tentang pemisah sentrifugal yang sangat baik, sehingga ia menggemari beberapa gerakan itu dengan kecepatan yang tinggi. Roda gigi menimbulkan suara gaduh dan memerlukan tenaga untuk memutarkannya. Akhirnya ingatannya kembali pada kejadian nozzle, dan hal itu dihubungkan dengan pemisah sentrifugal tadi dari kombinasi kedua hal tesebut de Laval menemukan turbin aksi satu tingkat tekanan dan satu tingkat kecepatan. Akan tetapi kecepatan putar pada turbin sangat cepat yakni putaran per menit beberapa agregat syarat dari model yang pertama rontok, disebabkan gaya sentrifugalnya dan getaran yang terjadi. Selanjutnya de Laval menghitung poros fleksibel dengan teliti untuk mengikuti putaran turbin itu. Di industri turbin De Laval banyak di pakai untuk menggerakkan generator. Pada tahun 1884, seorang inggris yang bernama CA Parson menemukan turbin dengan prinsip reaksi. Turbin ini dipakai pada beberapa kebutuhan pada lapangan industri. Kecepatan uap yang mengalir melalui turbin reaksi dengan banyak tingkat ini relatif sangat rendah, yakni m/detik. Perkembangan selanjutnya, dimulai pada tahun 1898, dengan dasar dari turbin de Laval, maka oleh Charles Gordon Cutis (insinyur Amerika) dapar mengurangi kecepatan putar turbin dengan jenis turbin aksi yang dibuat dengan beberapa tingkat kecepatan satu tekanan. Pada tahun 1990 turbin ini di demonstrasikan di Amerika. Turbin tersebut mempunyai dua sudu jalan, di antara kedua sudu jalan tersebut di pasang sudu antar yang di pasang mati pada rumah turbin, sehingga putaran sudu antar seakan-akan berlawanan dengan putaran sudu jalan. Untuk turbin dengan dua tingkat kecepatan dan satu tingkat tekanan dibuat pula oleh Lenin Nevsky. Hampir semua turbin dikonstruksi dengan turbin radial, artinya aliran uap dimasukkan sejajar dengan poros turbin.

10 Gambar 2.6 Mesin Buatan Hero Sumber : Shlyakhin, 1999 c. Prinsip Kerja Turbin Uap Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun cakram yang disebut sudu-sudu. Uap bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan menggunakan bahan bakar padat (cangkang dan fiber) masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan. Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam Nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin.uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin. Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan bariskedua sudu gerak dipasang

11 satu baris sudu tetap (guide blade) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat. Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian efisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil. d. Komponen Turbin Uap Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah sebagai berikut: 1) Cassing Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin. 2) Rotor Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu stasionary blade dan moving blade. 3) Bearing Pendestal Adalah dudukan dari poros rotor. 4) Journal Bearing Berfungsi untuk menahan gaya radial atau gaya tegak lurus rotor. 5) Thrust Bearing Berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan maju mundurnya poros rotor. 6) Main Oli Pump Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian bagian yang berputar pada turbin. 7) Gland Packing Sebagai penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran uap maupun kebocoran oli. 8) Stasionary Blade Adalah sudu-sudu yang berfungsi untuk menerima dan steam yang masuk.

12 9) Moving Blade Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima Energi steam menjadi energi kinetik yang akan memutar generator. 10) Control Valve Adalah katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masuk kedalam turbin sesuai dengan jumlah steam yang diperlukan. 11) Stop Valve Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin. 12) Reducing Gear Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbin dengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 6500 rpm menjadi 1500 rpm. e. Klasifikasi Turbin Uap Turbin uap diklasifikasikan kedalam kategori yang berbeda yang tergantung pada konstuksinya, proses penurunan kalor, kondisi-kondisi awal dan akhir dan pemakainya dibilang industri sebagai berikut (Shlyakhin, 1999) : a. Menurut Jumlah Tingkat Tekanan 1) Turbin satu tingkat yang memiliki kapasitas tenaga kecil, biasanya digunakan untuk menggerakkan kompresor, pompa, dan mesin-mesin lainnya yang kapasitas tenaganya kecil. 2) Turbin bertingkat banyak (neka tingkat), yaitu turbin yang dibuat untuk kapasitas tenaga dari kecil kepada yang besar dan biasanya terdiri dari susunan beberapa nosel dan beberapa cakram yang ditempatkan berurutan dan berputar pada satu poros yang sama. b. Menurut Arah Aliran Uap 1) Turbin aksial, yang uapnya mengalir dengan arah yang sejajar terhadap poros turbin. 2) Turbin radial, yang arah aliran uapnya tegak lurus terhadap poros turbin c. Menurut Kondisi Uap yang Digunakan

13 1) Turbin kondensasi langsung, yaitu turbin yang mengondensasikan uap bekasnya langsung ke dalam kondensor, guna mendapatkan air kondensat untuk pengisi air umpan ketel. 2) Turbin ekstraksi dengan tekanan lawan, dimana uap bekas digunakan untuk keperluan proses. 3) Turbin ekstraksi dengan kondensasi, dimana sebagian uapnya dipakai untuk proses dan sebagian lagi untuk penyediaan kondensat air pengisi ketel uap. 4) Turbin kondensasi dengan ekstraksi ganda, uap bekas dari turbin dipakai untuk kebutuhan beberapa tingkat ekstraksi dan sisanya dijadikan kondensasi dalam kondensor untuk kebutuhan air pengisi ketel uap. 5) Turbin non kondensasi dengan aliran langsung dan tanpa ada ekstraksi serta kondensasi, uap bekas dibuang ke udara luar dengan tekanan lawan sama atau melebihi dari 1 atm. d. Menurut Kondisi Uap yang Masuk ke Turbin 1) Turbin tekanan rendah dimana tekanan uapnya 2 kg/cm 2 2) Turbin tekanan menengah, tekanan uap sampai dengan 40 kg/cm 2 3) Turbin tekanan tinggi, tekanan uap sampai dengan 170 kg/cm 2 4) Tubin tekanan sangat tinggi, tekanan uap di atas 170 kg/cm 2 5) Turbin adikritis, turbin uap yang beroperasi dengan tekanan uap di atas 225 kg/cm 2. e. Menurut Arah Aliran 1) Turbin aksial, fluida kerja mengalir dalam arah yang sejajar terhadap sumbu turbin. 2) Turbin radial, fluida kerja mengalir dalam arah yang tegak lurus terhadap sumbu turbin. f. Menurut Prinsip Aksi Uap 1) Turbin impuls. Energi potensial uap diubah menjadi energi kinetik di dalam nosel. Adapun turbin impuls mengubah energi potensial uapnya menjadi energi kinetik didalam nosel (yang dibentuk oleh sudu-sudu diam yang berdekatan). Nosel diarahkan kepada sudu gerak. Didalam sudu-sudu gerak, energi kinetik diubah menjadi energi mekanis. Energi potensial uap berupa

14 ekspansi uap, yang diperoleh dari perubahan tekanan awal hingga tekanan akhirnya di dalam sebuah nosel atau dalam satu grup nosel yang ditempatkan didepan sudu-sudu cakram yang berputar. Penurunan tekanan uap didalam nosel diikuti dengan penurunan kandungan kalornya yang terjadi didalam nosel. Hal ini menyebabkan naiknya kecepatan uap yang keluar dari nosel (energi kinetik). Kemudian energi kecepatan semburan uap yang keluar dari nosel yang diarahkan kepada sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar) memberikan gaya impuls pada-pada sudu gerak sehingga menyebabkan sudusudu gerak berputar (melakukan kerja mekanis). Atau bisa dafahami secara sederhana pronsip kerja dari turbin impuls yaitu turbin yang proses ekspansi lengkap uapnya hanya terjadi pada kanal diam (nosel) saja, dan energi kecepatan diubah menjadi kerja mekanis pada sudu-sudu turbin. Kecepatan uap yang keluar dari turbin jenis ini bisa mencapai 1200/detik. Turbin jenis ini pertama kali dibuat oleh de Laval, yang mana turbin ini mampu beroperasi pada putaran rpm. Pada aplikasinya turbin impuls ini dilengkapi dengan roda gigi reduksi untuk memindahkan momen putar ke mekanisme yang akan digerakkan seperti generator listrik. 2) Turbin reaksi. Ekspansi uap terjadi pada sudu pengarah dan sudu gerak. Turbin reaksi yaitu turbin yang ekspansi uapnya tidak hanya terjadi pada laluan-laluan sudu pengarah (nosel) yang tetap saja tetapi juga terjadi pada laluan sudu gerak (sudu-sudu cakram yang berputar), sehingga terjadi penurunan keseluruhan kandungan kalor pada semua tingkat sehingga terdistribusi secara seragam. Turbin yang jenis ini umumnyan digunakan untuk kepentingan industri. Kecepatan uap yang mengalir pada turbin lebih rendah yaitu sekitar m/detik.

15 2.3 Proses Pembentukan Uap Sebagai fliuda kerja di ketel uap, umumnya digunakan air (H2O) karena mudah diperoleh dengan harga yang murah, air dapat bersifat netral (ph = 7) sehingga sifat korosif yang merusak logam dapat diatasi, air tidak terbakar, mampu menerima kalor dalam jumlah besar, dapat bekerja pada tekanan yang tinggi serta serta mempuyai kandungan entalpi yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan fluida kerja yang lain. Penguapan adalah proses terjadinya perubahan fasa dari cairan menjadi uap. Apabila panas diberikan pada air, maka suhu air akan naik. Naiknya suhu air akan meningkatkan kecepatan gerak molekul air. Jika panas terus bertambah secara perlahan-lahan, maka kecepatan gerak air akan semakin meningkat pula, hingga sampai pada suatu titik dimana molekul-molekul air akan mampu melepaskan diri dari lingkungannya (100 ) pada tekanan 1(kg/cm2), maka air secara berangsur-angsur akan berubah fasa menjadi uap dan hal inilah yang disebut sebagai penguapan. Uap menurut keadaannya ada tiga jenis, yaitu : uap basah, uap jenuh (saturated vapor), uap kering (Superheated vapor) Uap Basah Karena drum pada ketel uap harus selalu terisi air, maka uap yang dihasilkan tidak mungkin berupa uap kering, tetapi merupakan uap jenuh atau basah. Air akan tercampur dalam uap pada keadaan perbandingan tertentu, sehingga terbentuk suatu campuran antara air dan uap yang disebut uap basah (Kulshrestha, 1989) Uap Jenuh Bila kalor ditambahkan pada uap basah, fraksi airnya akan menguap. Selama penguapan ini temperatur uap akan tetap konstan. Uap semakin bersifat kering bila terus dipanaskan hingga mencapai keadaan jenuh (saturated steam). Untuk setiap peningkatan tekanan, uap jenuh mempunyai massa jenis yang cenderung meningkat (Kulshrestha, 1989) Uap Panas Lanjutan Uap yang keluar dari ketek uap selalu berupa uap basah, akibat terdapatnya air pada ketel. Uap basah tidak cocok dipergunakan pada mesin-mesin uap ataupun

16 turbin uap. Oleh karena itu uap dipanaslanjutkan dengan cara dialirkan melalui pipa-pipa yang dipanasi oleh aliran gas hasil pembakaran sampai mencapai keadaan uap jenuh kering. Selama penguapan sampai menjadi uap jenuh kering, suhu uap tetap konstan. Suhu uap kemuadian akan mulai meningkat menjadi uap panas lanjut pada tekanan konstan. Semakin lanjut pemanasan yang dikenakan terhadap uap itu, maka sifat-sifat uap tersebut akan mendekati sifat gas sempurna. Kalor spesifik dari uap panas lanjutakan berubah sesuai dengan perubahan tekanan dan derajat pemanasan lanjutnya (degree of superheat). Peningkatan tekanan akan menyebabkan kalor spesifik makin besar, sebaliknya makin tinggi derajat panas lanjutnya menyebabkan kalor spesifik malah turun. Pada suhu jenuh kalor spesifik adalah paling tinggi dan semkin turun dengan drastis bila suhu mulai ditinggikan atau derajat uap panas lanjut ditingkatkan (Kulshrestha, 1989) Termodinamika Kata termodinamika berasal dari bahasa yunani therme (kalor) dan dynamis (gaya). Meskipun berbagai aspek dari apa yang dikenal sebagai termodinamika telah menarik perhatian sejak dahulu kala, kajian termodinamika secara formal dimulai dari abad 19 melalui pemikiran mengenai pergerakan daya dari kalor (heat), yaitu kemampuan benda panas untuk menghasilkan kerja (work). Siklus termodinamika merupakan suatu urutan proses yang berawal dan berakhir pada keadaan yang sama. Pada akhir siklus, semua sifat akan memiliki nilai yang sama dengan kondisi awal (Moran dan Shapiro, 2003). Terdapat empat Hukum dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu: a. Hukum Awal Hukum termodinamika awal : Jika dua sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain. b. Hukum Pertama Hukum termodinamika pertama : Energi tidak dapat diciptakan ataupun dilenyapkan. Energi dari suatu sistem yang mengalami perubahan ( proses) dapat bertambah atau berkurang oleh pertukaran dengan lingkungan dan diubah dari bentuk yang satu kebentuk yang lain didalam sistem. (Wakil, 1985). Hukum pertama termodinamika dibagi menjadi empat proses, yaitu:

17 1) Proses Isobarik (tekanan tetap) Proses yg berlangsung pada tekanan tetap dinamakan proses isobarik. Bila volume gas bertambah, berarti gas melakukan usaha atau usaha gas positif (proses ekspansi). Jika volume gas berkurang, berarti pada gas dilakukan usaha atau usaha gas negatif (proses kompresi). 2) Proses Isotermis (suhu tetap) Proses Isotermis, proses yg dialami gas pada suhu tetap. 3) Proses Isokhorik (volume tetap) Proses isokorik adalah proses yg dialami oleh gas di mana gas tidak mengalami perubahan volume atau volume tetap. Oleh karena itu, usaha yg dilakukan gas pada proses isokorik adalah nol. 4) Proses Adiabatik (kalor tetap) Proses adiabatik merupakan proses yg tidak ada kalor yg masuk atau keluar dari sistem (gas) ke lingkungan. Hal ini dapat terjadi apabila terdapat sekat yg tidak menghantarkan kalor atau prosesnya berlangsung cepat. Di dalam hukum pertama termodinamika menjelaskan tentang energi yang ada dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum pertama termodinamika juga menjelaskan tentang entalpi. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara sistem dan lingkungan yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik). c. Hukum kedua Hukum Termodinamika kedua : "Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya." Di dalam Hukum kedua termodinamika, menjelaskan tentang entropi. Entropi merupakan suatu ukuran kalor atau energi yang tidak dapat diubah. Dalam hukum II termodinamika, terdapat sistem yang disebut mesin carnot/kalor dan mesin pendingin. d. Hukum Ketiga Hukum termodinamika kedua : "Suatu sistem yang mencapai temperatur nol absolut, semua prosesnya akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.

18 2.5 Perhitungan Konsumsi Uap Spesifik (Specific Steam Rate) di Pabrik Kelapa Sawit Formula untuk menentukan jumlah Specifik Steam Rate (Asrarudin Hamid, 2013) Nilai Entalpi dan Entropi Steam Masuk (Pi) a) Nilai Entalpi Menghitung nilai entalpi superheated dengan cara interpolasi atau dengan menggunakan tabel uap (A-6) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : 2x Atau 2x = P2 P1 P3 P1 = P2 P3 P1 P3...(1) dengan : h1 = Entalpi 1 (Kj/kg) h2 = Entalpi 2 (Kj/kg) h3 = Entalpi 3 (Kj/kg) P1 = Tekanan h1 (bar) P2 = Tekanan h2 (bar) P3 = Tekanan h3 (bar) b) Nilai Entropi Menghitung nilai entropi superheated dengan cara interpolasi atau dengan menggunakan tabel uap (A-6) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : s2x s1 s3 s1 Atau = P2 P1 P3 P1 s2x s3 s1 s3 = P2 P3 P1 P3...(2)

19 dengan : s1 = Entropi 1 (kj(kg.k)) s2 = Entropi 2 (kj(kg.k)) s3 = Entropi 3 (kj(kg.k)) P1 = Tekanan s1 (bar) P2 = Tekanan s2 (bar) P3 = Tekanan s3 (bar) Nilai Entalpi dan Entropi Steam Keluar (Pe) a) Nilai Entalpi f Menghitung nilai entalpi f saturated dengan cara interpolasi dengan menggunakan tabel uap (A-4) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : f2x f1 f3 f1 Atau f2x f3 f1 f3 = P2 P1 P3 P1 = P2 P3 P1 P3...(3) dengan : hf 1 = Entalpi liquid 1 (Kj/kg) hf 2 = Entalpi liquid 2 (Kj/kg) hf 3 = Entalpi liquid 3 (Kj/kg) P1 = Tekanan hf1 (bar) P2 = Tekanan hf2 (bar) P3 = Tekanan hf3 (bar) b) Nilai Entalpi g

20 Menghitung nilai entalpi g saturated dengan cara interpolasi atau dengan menggunakan tabel uap (A-4) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : g2x g1 g3 g1 Atau g2x g3 g1 g3 = P2 P1 P3 P1 = P2 P3 P1 P3...(4) dengan : hg1 = Entalpi vapor 1 (Kj/kg) hg2 = Entalpi vapor 2 (Kj/kg) hg3 = Entalpi vapor 3 (Kj/kg) c) Nilai Entropi f P1 = Tekanan hg1 (bar) P2 = Tekanan hg2 (bar) P3 = Tekanan hg3 (bar) Menghitung nilai entropi f saturated dengan cara interpolasi dengan menggunakan tabel uap (A-4) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : sf2x sf1 sf3 sf1 Atau sf2x sf3 sf1 sf3 = P2 P1 P3 P1 = P2 P3 P1 P3...(5) dengan : sf1 = Entropi liquid 1 (kj(kg.k)) sf2 = Entropi liquid 2 (kj(kg.k))

21 sf3 = Entropi liquid 3 (kj(kg.k)) P1 = Tekanan sf1 (bar) P2 = Tekanan sf2 (bar) P3 = Tekanan sf3 (bar) d) Nilai Entropi g Menghitung nilai entropi g saturated dengan cara interpolasi dengan menggunakan tabel uap (A-4) Menghitung x dengan cara interpolasi seperti di bawah ini : sg2x sg1 sg3 sg1 Atau sg2x sg3 sg1 sg3 = P2 P1 P3 P1 = P2 P3 P1 P3...(6) dengan : sg 1 = Entropi vapor 1 (kj(kg.k)) sg 2 = Entropi vapor 2 (kj(kg.k)) sg 3 = Entropi vapor 3 (kj(kg.k)) P1 = Tekanan sg1 (bar) P2 = Tekanan sg2 (bar) P3 = Tekanan sg3 (bar) e) Nilai Entalpi Ekspansi he= (fraksi uap/sfg) x hg +(1-(fraksi uap/sfg)) x hf...(7) dengan : Fraksi uap= si-sf sfg hg = entropi evaporasi ( kj(kg.k)) = entalpi gas (kj/kg)

22 hf = entalpi fluida (kj/kg) fraksi uap = entropi steam masuk entropi liquid steam keluar (( kj(kg.k)) Nilai TSR (Theoretical Steam Rate) Theoritical Steam Rate (Teoritis tingkat uap) adalah jumlah uap yang akan menghasilkan unit output energi poros dari turbin. TSR = 1/(i e)...(8) TSR dapat dinyatakan dalam berbagai satuan : Jika entalpi dalam kj/kg, maka TSR = 3600(hi-he) kg/kwh Jika entalpi dalam Btu/lb, maka TSR = 2545(hi-he) lb/hph dengan : hi = Entalpi steam masuk (kj/kg) he = Entalpi ekspansi (kj/kg) Nilai ASR (Actual Steam Rate) Actual Steam Rate (Tingkat uap aktual) adalah aliran uap yang diperlukan untuk menghasilkan output daya poros tertentu. Specific steam rate, jika ekspansi dilaksanakan secara adiabatik tak reversibel. ASR = TSR/π...(9) dengan : π = efisiensi isentropik (%) Nilai SSR (Specific Steam Rate) Specific Steam Rate (Konsumsi Steam Spesifik) adalah konsumsi steam per satuan waktu untuk menghasilkan satu satuan daya. m = W. ASR...(10) dengan: W = kapasitas turbin uap (kg/jam)

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi

pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Turbin Turbin adalah salah satu mesin pengerak dimana mesin tersebut merupakan pesawat konversi, untuk mengkonversikan energi potensial fluida menjadi energi kinetis

Lebih terperinci

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan dalam instalasi pembangkit daya jauh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Pandangan Umum Tentang Turbin Uap Sebagai Pembangkit Tenaga Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Pandangan Umum Turbin uap termasuk mesin pembangkit tenaga dimana hasil konversi energinya dimanfaatkan mesin lain untuk menghasilkan daya. Di dalam turbin terjadi perubahan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Turbin gas adalah suatu unit turbin dengan menggunakan gas sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas merupakan komponen dari suatu sistem pembangkit. Sistem turbin gas paling

Lebih terperinci

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU

ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU ANALISA BAHAN BAKAR KETEL UAP PIPA AIR KAPASITAS 20 TON UAP/JAM PADA PTPN II PKS PAGAR MERBAU LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaman sekarang ini merupakan era industri yang memerlukan suatu daya dan kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya. Industri dan perusahaan

Lebih terperinci

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100) TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP NAMA : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100) PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BENGKULU 2015 TURBIN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator Dari data yang diketahui tekanan masuk turbin diambil nilai rata-rata adalah sebesar (P in ) = 18 kg/ cm² G ( tekanan dibaca lewat alat ukur ), ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik. Pembangkit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa Termodinamika Siklus Rankine adalah siklus teoritis yang mendasari siklus kerja dari suatu pembangkit daya uap Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara ditinjau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Termodinamika 2.1.1 Siklus Termodinamika Siklus termodinamika adalah serangkaian proses termodinamika mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan tekanan, temperatur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO)

Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) Vokasi Volume 9, Nomor 1, Februari 2013 ISSN 1693 9085 hal 11-20 Analisis Pemenuhan Kebutuhan Uap PMS Parindu PTP Nusantara XIII (PERSERO) DENNY WIYONO Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Pontianak,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Proses pengolahan kelapa sawit menjadi crude palm oil (CPO) di PKS, terdiri dari beberapa stasiun yang menjadi alur proses dalam pemurnian kelapa

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3

ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 September 2014; 72-77 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Bachrudin Azis Mustofa, Sunarwo, Supriyo (1) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Pembangkit Listrik Tenaga Gas BAB II DASAR TEORI. rinsip embangkit Listrik Tenaga Gas embangkit listrik tenaga gas adalah pembangkit yang memanfaatkan gas (campuran udara dan bahan bakar) hasil dari pembakaran bahan bakar minyak (BBM)

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha.

I. PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia termasuk negara produsen utama kelapa sawit. Luas lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia hingga tahun 2012 mencapai 9,074,621 Ha. Produksi mencapai 23,521,071

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kompresor merupakan suatu komponen utama dalam sebuah instalasi turbin gas. Sistem utama sebuah instalasi turbin gas pembangkit tenaga listrik, terdiri dari empat komponen utama,

Lebih terperinci

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin

Udara. Bahan Bakar. Generator Kopel Kompresor Turbin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Instalasi Turbin Gas Instalasi turbin gas merupakan suatu kesatuan unit instalasi yang bekerja berkesinambungan dalam rangka membangkitkan tenaga listrik. Instalasi

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Turbin Air Turbin air adalah turbin dengan media kerja air. Secara umum, turbin adalah alat mekanik yang terdiri dari poros dan sudu-sudu. Sudu tetap atau stationary blade, tidak

Lebih terperinci

TURBIN UAP. Penggunaan:

TURBIN UAP. Penggunaan: Turbin Uap TURBIN UAP Siklus pembangkitan tenaga terdiri dari pompa, generator uap (boiler), turbin, dan kondenser di mana fluida kerjanya (umumnya adala air) mengalami perubaan fasa dari cair ke uap

Lebih terperinci

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG 1. SIKLUS PLTGU 1.1. Siklus PLTG Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG Proses yang terjadi pada PLTG adalah sebagai berikut : Pertama, turbin gas berfungsi

Lebih terperinci

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi Turbin Uap 71 1. Rumah turbin (Casing). Merupakan rumah logam kedap udara, dimana uap dari ketel, dibawah tekanan dan temperatur tertentu, didistribusikan disekeliling sudu tetap (mekanisme pengarah) di

Lebih terperinci

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB2 TINJAUAN PUSTAKA BAB2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir, yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit (kernel).

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI Motor penggerak mula adalah suatu alat yang merubah tenaga primer menjadi tenaga sekunder, yang tidak diwujudkan dalam bentuk aslinya, tetapi diwujudkan dalam

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA

PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP. Oleh ( ) TEKNIK MESIN UNILA 1 PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI THERMAL SIKLUS RANKINE PADA PEMBANGKIT DAYA TENAGA UAP Oleh BAYU AGUNG PERMANA JASIRON NENI SUSANTI (0615021007) TEKNIK MESIN UNILA (0715021012)

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin BAB II Prinsip Kerja Mesin Pendingin A. Sistem Pendinginan Absorbsi Sejarah mesin pendingin absorbsi dimulai pada abad ke-19 mendahului jenis kompresi uap dan telah mengalami masa kejayaannya sendiri.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARULITUA SIDAURUK NIM ANALISIS DAN SIMULASI VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS YANG DIHASILKAN TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 800 KW TEKANAN 20 BAR PUTARAN 5000 RPM DIPABRIK KELAPA SAWIT LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI

ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI ANALISA PRESTASI KERJA TURBIN UAP PADA BEBAN YANG BERVARIASI Soelaiman, Sofyan, Novy Priyanto Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Kebutuhan konsumen akan daya listrik bervariasi dari

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT

ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT ANALISA KEBUTUHAN UAP PADA STERILIZER PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN LAMA PEREBUSAN 90 MENIT Tekad Sitepu Staf Pengajar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak Sterilizer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik). BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam

Lebih terperinci

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR Arif Kurniawan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang; Jl.Raya Karanglo KM. 2 Malang 1 Jurusan Teknik Mesin, FTI-Teknik Mesin

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN

ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN ANALISA PERFORMANSI TURBIN UAP KAPASITAS 60 MW DI PLTU PEMBANGKITAN LISTRIK SEKTOR BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup serta kuantitas

Lebih terperinci

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa

Session 17 Steam Turbine Theory. PT. Dian Swastatika Sentosa Session 17 Steam Turbine Theory PT. Dian Swastatika Sentosa DSS Head Office, 27 Oktober 2008 Outline 1. Pendahuluan 2. Bagan Proses Tenaga Uap 3. Air dan Uap dalam diagram T s dan h s 4. Penggunaan Diagram

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan + Turbin air adalah alat untuk mengubah energi potensial air menjadi menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator.turbin air dikembangkan pada abad 19

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik kelapa sawit merupakan pabrik yang mengolah tandan buah segar (TBS) untuk menghasilkan Crude Palm Oil (CPO) dan juga menghasilkan Kernel (inti). Pada dasarnya

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air Arif Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang E-mail : arifqyu@gmail.com Abstrak. Pada bagian mesin pendingin

Lebih terperinci

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut: B. TURBIN REAKSI Pada turbin reaksi, uap masuk ke roda dengan tekanan tertentu dan mengalir pada sudu. Uap ketika meluncur, memutar sudu dan membuatnya bergerak. Kenyataannya, runner turbin berotasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1] BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dewasa ini kelangkaan sumber energi fosil telah menjadi isu utama. Kebutuhan energi tersebut setiap hari terus meningkat. Maka dari itu, energi yang tersedia di bumi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1)

BAB II DASAR TEORI. Energy balance 1 = Energy balance 2 EP 1 + EK 1 + U 1 + EF 1 + ΔQ = EP 2 + EK 2 + U 2 + EF 2 + ΔWnet ( 2.1) BAB II DASAR TEORI 2.1 HUKUM TERMODINAMIKA DAN SISTEM TERBUKA Hukum pertama termodinamika adalah hukum kekekalan energi. Hukum ini menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan. Energi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem kerja PLTU Sistem PLTU merupakan sistem pembangkit energi listrik yang memiliki empat komponen utama, yaitu : ketel, turbin, kondensor dan pompa. Ketel berfungsi sebagai

Lebih terperinci

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng MULTIREFRIGERASI SISTEM Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng SIKLUS REFRIGERASI Sistem refrigerasi dengan siklus kompresi uap Proses 1 2 : Kompresi isentropik Proses 2 2 : Desuperheating Proses 2 3 : Kondensasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68 ANALISA HEAT RATE PADA TURBIN UAP BERDASARKAN PERFORMANCE TEST PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 Sunarwo, Supriyo Program Studi Teknik Konversi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian energi listrik dan energi panas dewasa ini cukup pesat kebutuhannya demikian juga perkembangannya, bukan hanya untuk kebutuhan proses manufaktur, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan oleh turbin dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pembangkit listrik tenaga uap adalah sistem yang dapat membangkitkan tenaga listrik dimana generator atau pembangkit digerakkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji

Lebih terperinci

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar. 5 TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan. Udara

Lebih terperinci

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi

Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Jurnal FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 Kajian Analitis Sistem Pembangkit Uap Kogenerasi Lamsihar S. Tamba 1), Harmen 2) dan A. Yudi Eka Risano 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Energi Alamraya Semesta adalah PLTU yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar. Batubara yang digunakan adalah batubara jenis bituminus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada

BAB II LANDASAN TEORI. Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jenis dan Klasifikasi Ketel Uap Ketel uap pada dasarnya terdiri dari bumbung (drum) yang tertutup pada ujung pangkalnya seperti pada gambar 2.1 dan dalam perkembangannya dilengkapi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM : LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC Nama Praktikan : Utari Handayani NPM : 140310110032 Nama Partner : Gita Maya Luciana NPM : 140310110045 Hari/Tgl Percobaan

Lebih terperinci

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap TURBINE PERFORMANCE ABSTRACT Pada umumnya steam turbine di operasikan secara kontinyu dalam jangka waktu yang lama.masalah-masalah pada steam turbin yang akan berujung pada berkurangnya efisiensi dan performansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Turbin Gas Turbin gas adalah turbin dengan gas hasil pembakaran bahan bakar di ruang bakarnya dengan temperatur tinggi sebagai fluida kerjanya. Sebenarnya turbin gas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah peralatan mekanis untuk meningkatkan energi tekanan pada cairan yang di pompa. Pompa mengubah energi mekanis dari mesin penggerak pompa menjadi energi

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW

TUGAS SARJANA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW TUGAS SARJANA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK PADA PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT KAPASITAS : 60 TON TBS/JAM DAYA TERPASANG : 10 MW PUTARAN : 5700 RPM OLEH :

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara PERANCANGAN HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR (HRSG) YANG MEMANFAATKAN GAS BUANG TURBIN GAS DI PLTG PT. PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN DAN PENYALURAN SUMATERA BAGIAN UTARA SEKTOR BELAWAN Tekad Sitepu, Sahala Hadi

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA

TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA TUGAS SKRIPSI SISTEM PEMBANGKIT TENAGA ANALISIS VARIASI SUDUT SUDU-SUDU TURBIN IMPULS TERHADAP DAYA MEKANIS TURBIN SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA UAP PADA PKS KAPASITAS 30 TON TBS/JAM OLEH ISKANDAR PERANGIN

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA TURBIN UAP

TUGAS SARJANA TURBIN UAP TUGAS SARJANA TURBIN UAP PERANCANGAN TURBIN UAP TYPE IMPULS PENGGERAK GENERATOR DENGAN SATU TINGKAT EKSTARKSI, DAYA GENERATOR 0 MW ; PUTARAN POROS TURBIN 5700 RPM OLEH : RIYALDI 004008 UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Turbin uap Dresser Rand, back pressure vessel (bpv), rebusan (sterilizer), ketel uap (boiller).

Abstrak. Kata kunci : Turbin uap Dresser Rand, back pressure vessel (bpv), rebusan (sterilizer), ketel uap (boiller). 1 ANALISA TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR PADA PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV DOLOK SINUMBAH DENGAN KAPASITAS 30 TON TBS/JAM Abdi Syahfutra Siregar *), Ir.Muhammad Akhir, M.T Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN

ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN ANALISIS TERMODINAMIKA PERFORMA HRSG PT. INDONESIA POWER UBP PERAK-GRATI SEBELUM DAN SESUDAH CLEANING DENGAN VARIASI BEBAN Ilham Bayu Tiasmoro. 1), Dedy Zulhidayat Noor 2) Jurusan D III Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle

Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine Cycle JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (3) ISSN: 337-339 (3-97 Print) Studi Eksperimen Perbandingan Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Turbin dan Variasi Pembebanan Terhadap Karakteristik Turbin Pada Organic Rankine

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii A. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO. 1 B. PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI PKO...6 KESIMPULAN 8 DAFTAR PUSTAKA...9 PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT MENJADI CPO

Lebih terperinci

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER

TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER TUGAS I MENGHITUNG KAPASITAS BOILER Oleh : Mohammad Choirul Anam 4213 105 021 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2014 BOILER 1. Dasar Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Termodinamika digunakan untuk menganalisa sembarang sistem yang melibatkan perpindahan energi; berbagai pemakaian termodinamika yang praktis dan lazim dalam rekayasa adalah untuk

Lebih terperinci

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap

BAB V TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. No. Turbin Gas Turbin Uap BAB V TURBIN GAS Pada turbin gas, pertama-tama udara diperoleh dari udara dan di kompresi dengan menggunakan kompresor udara. Udara kompresi kemudian disalurkan ke ruang bakar, dimana udara dipanaskan.

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban TINJAUAN PUSTAKA Mekanisme Pengeringan Udara panas dihembuskan pada permukaan bahan yang basah, panas akan berpindah ke permukaan bahan, dan panas laten penguapan akan menyebabkan kandungan air bahan teruapkan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Riyaldi [2] dengan judul Perancangan Turbin Uap Type Impuls Penggerak Generator Dengan Satu Tingkat Ekstarksi, Daya Generator

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA.1 Teori Pengujian Sistem pengkondisian udara (Air Condition) pada mobil atau kendaraan secara umum adalah untuk mengatur kondisi suhu pada ruangan didalam mobil. Kondisi suhu yang

Lebih terperinci