Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL"

Transkripsi

1 Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Ditulis oleh : Nama : Heri Mardani Nomor Mahasiswa : Jurusan Bidang Konsentrasi : Manajemen : Operasional UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS EKONOMI YOGYAKARTA 2016

2

3

4 Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) Heri Mardani Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia ABSTRAK Analisis Break Even Point (BEP) merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui keadaan dimana perusahaan tidak mengalama rugi maupun laba yang disebut keadaan impas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar kapasitas produksi atau penjualan yang harus dicapai perusahaan agar tidak mengalami kerugian pada tahun Penelitian ini dilakukan pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft yang terletak di Gamplong IV, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data perusahaan dari periode tahun 2010 sampai tahun Hasil penelitian Break Even Point multiproduk tas nilon, tas tikar pandan, dan tas katun menunjukkan bahwa perusahaan berada pada keadaan aman dan tidak mengalami kerugian jika penjualan tahun 2015 sebesar Rp dari hasil penjualan produk tas nilon sebesar 956 unit, tas tikar pandan sebesar 657 unit, tas katun sebesar 944 unit, atau dalam rupiah sebesar Rp untuk tas nilon, Rp untuk tas tikar pandan, dan Rp untuk tas katun. Kata kunci: perencanaan kapasitas produksi, Break Even Point PENDAHULUAN Di era globalisasi seperti saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industry dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk merencanakan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan jumlah yang sesuai, sehingga diharapkan keuntungan perusahaan selalu stabil dalam berbagai macam permintaan. Perencanaan produksi bertujuan untuk merencanakan tingkat produksi dengan memperhatikan ketersediaan kapasitas sumber daya yang ada. Sebuah rencana produksi harus berada dalam batasan ketersediaan dan harus selalu memperhatikan kapasitas yang dibutuhkan untuk menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan. Didalam perencanaan kapasitas produksi, dikenal analisa Break Even Point (BEP). Analisa break even point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Dengan mengetahui titik BEP, analisis dapat mengetahui pada volume penjualan berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi, tetapi juga tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai mendapatkan untung. Dalam melakukan analisis BEP diperlukan estimasi mengenal biaya tetap, biaya variabel, dan pendapatan. Usaha tas Ardy Craft merupakan salah satu usaha industry kerajinan tangan tas sandang wanita khas Yogyakarta. Usaha ini berlokasi di Desa Wisata Gamplong sekitar Yogyakarta bagian barat dimana desa tersebut merupakan desa yang memiliki banyak usaha kerajinan tangan sehingga disebut sebagai desa wisata. Usaha ini telah berjalan sekitar kurang lebih 6 tahun. Usaha ini juga merangkap sebagai toko, selain sebagai produsen tas juga sebagai 1

5 penjual tas bagi wisatawan yang datang ke tempat tersebut. Tidak hanya 1 jenis tas saja yang dijual ditoko ini, tapi juga terdiri dari beberapa bahan, di antaranya nilon, pandan,. Usaha ini melakukan produksinya setiap hari, namun bisa dikatakan fleksibel, karena jam kerjanya tidak ditentukan berdasarkan waktu, tetapi secara home industry, dimana pegawai hanya mengambil bahan-bahan di toko pusat untuk dibawa pulang dan dikerjakan dirumah masing-masing. Jika sudah selesai pengerjaannya pegawai kembali ke toko pusat dan mengembalikan bahan-bahan sebelumnya yang sudah dikerjakan dirumah, kemudian mengambil lagi bahan-bahan baru untuk dikerjakan, begitu seterusnya. Meski usaha ini cukup berkembang, namun usaha tersebut belum mampu menghasilkan laba profit secara konsisten karena mengalami penaikan dan penurunan yang cukup drastis. Oleh karena itu, peran perencanaan kapasitas produksi menjadi sangat penting dalam pelaksanaan operasi dan pengendalian manajemen. Penulis ingin mengetahui seperti apa perencanaan kapasitas produksi yang digunakan oleh usaha kerajinan tangan ini sehingga penulis melakukan penelitian tentang Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft. Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah adalah berapa besar kapasitas produksi atau penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ditahun 2015? Adapun tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pada tingkat berapa kapasitas produksi dan penjualan berada pada titik impas, sehingga perusahaan dapat merencanakan kapasitas produksi yang harus dicapai agar tidak mengalami kerugian pada tahun KAJIAN PUSTAKA Hasil Penelitian Terdahulu Anwar dan Asmawarni (2013) melakukan penelitian tentang analisis perencanaan kapasitas produksi atau Break Even Point minyak kelapa dan ampas pada PT. Bireuen Coconut Oil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan penetapan break even point produksi minyak kelapa dan ampas pada PT. Bireuen Coconut Oil. Untuk mendapatkan data perusahaan, penulis memperoleh data dengan cara melakukan wawancara, observasi dan juga studi pustaka. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, diketahui bahwa penetapan Break Even Point untuk produk minyak kelapa 19 ton atau Rp /hari. Sedangkan untuk produk ampas adalah 15 ton atau Rp /hari. Rahayu dan Husaini (2014) melakukan penelitian analisis Break Even Point terhadap perencanaan volume penjualan dan laba pada PT. Cakra Guna Cipta Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat BEP yang dicapai dalam perencanaan volume penjualan dan laba pada PT. Cakra Guna Cipta Malang periode dan untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai perusahaan untuk memenuhi target laba yang diinginkan pada periode Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai BEP mix yang dicapai perusahaan untuk tahun 2011 sebesar Rp ,52. Tahun 2012 BEP mix yang dicapai adalah sebesar Rp ,23 dan tahun 2013 BEP mix yang didapatkan sebesar Rp , 13. Tahun 2013 menjadi tahun dasar untuk perencanaan volume penjualan dan laba di tahun Dan dari hasil BEP yang diteliti diketahui bahwa hasil penjualan dari tahun 2011 ke 2013 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup drastis. Landasan Teori Pengertian Perencanaan Kapasitas 2

6 Menurut Lalu Sumayang (2003), kapasitas adalah tingkat kemampuan produksi dari suatu fasilitas dan biasanya dinyatakan dalam jumlah volume output per periode waktu. Merancang suatu kapasitas adalah tahapan pertama yang harus dilakukan sebelum perusahaan memutuskan suatu produk baru atau perubahan jumlah volume produk. Besar kapasitas menentukan rancangan sebuah fasilitas baru atau perluasan fasilitas. Jadi perencanaan kapasitas adalah langkah awal yang dilakukan perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan perusahaan. Pengertian Analisa Break Even Point Menurut Drs. Suyadi Prawirosentono M.B.A (1997), Break Even Point adalah analisis untuk menentukan hal-hal sebagai berikut : Menentukan jumlah minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum ini berarti juga jumlah produksi minimum yang harus dibuat. Selanjutnya, menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh laba yabg telah direncanakan. Hal ini berarti tingkat produksi harus ditetapkan untuk memperoleh laba tersebut. Mengukur dan menjaga agar penjualan tidak kurang dari titik impas (BEP), sehingga tingkat produksi juga tidak kurang dari titik impas (BEP). Menganalisa perubahan harga jual, harga pokok dan besarnya hasil penjualan atau tingkat produksi. Kegunaan Analisa Break Even Point Menurut Garrison et. Al (2006) mengatakan bahwa : Analisis Break Even Point adalah suatu dari beberapa alat yang sangat berguna bagi manajer dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya. Alat ini membantu mereka memahami hubungan timbalbalik antara biaya,volume dan laba dalam organisasi dengan memfokuskan interaksi antar lima elemen yaitu hrga pokok, volume / tingkat aktivitas, biya variabel per unit, total biaya tetap dan bauran produk yang dijual. Kegunaan dari Break Even Point menurut Kasmir, S.E., M.M. sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beropersidalam kondisi tidak laba dan tidak pula rugi atau laba sama dengan nol. b. Untuk menentukan biaya-biaya yang dikeluarkan dan jumlah produksi. Dengan demikian akan dapat ditentukan diketahui berapa jumlah yang layak untuk dijalankan. c. Untuk membantu manajer mengambil keputusan dalam hal aliran kas, jumlah permintaan (produksi), dan penentuan harga suatu produk tertentu. Intinya kegunaan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan. Asumsi-asumsi Dasar Break Even Point Menurut Soehardi Sigit,(2002;2) di dalam menganalisa Break Even Point termasuk menghitung dan mengumpulkan angka-angka yang dihitung itu, analisa Break Even Point menetapkan syarat-syarat tertentu. Inilah yang disebut asumsi, dan asumsi-asumsi yang diperlukan agar dapat menganalisa Break Even Point ialah : 1. Bahwa biaya-biaya yang terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan (yang dihitung Break Even-nya) dapat di-identifikasikan sebagai biaya variable, atau sebagai biaya tetap. 2. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah. 3

7 3. Bahwa yang ditetapkan sebagai biaya variabel itu akan tetap sama jika dihitung biaya per unit produknya, berapapun kuantitas unit yang diproduksikan. 4. Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyak unit produk yang dijual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli banyak. Juga sebaliknya harga jual per unit tidak akan naik, meskipun langganan pembeli hanya sedikit. Sedikit ataupun banyak yang dibeli, harga per unit tidak akan mengalami perubahan. 5. Bahwa ada sinkronisasi di dalam perusahaan yang bersangkutan menjual atau memproduksi hanya satu jenis barang. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005 : 8) pengertian biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang, yaitu terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan istilah harga pokok, atau dalam pengertian lain biaya merupakan bagian dari harga pokok yang dikorbankan di dalam suatu usaha untuk memperoleh penghasilan. Penggolongan Biaya Dalam buku Akuntansi Biaya menurut Supriyono (1999 : 18) menggolongkan biaya sebagai berikut : 1. Penggolongan biaya sesuai dengan tentensi perubahannnya terhadap aktivitas / kegiatan volume. Terdensi perubahannya terhadapa aktivitas dapat dikelompokkan menjadi : a. Biaya Tetap: biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi perubahan volume produksi pada periode dan tingkat tertentu. b. Biaya Variabel: Biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding (proporsional) sesuai dengan perubahan volume produksi. c. Biaya Semi Variabel: biaya yang jumlah totalnya akam berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, namun perubahannya tidak proporsional. Cara Perhitungan Break Even Point 1. Pendekatan Matematis a. Break even point pada produk tunggal 1. BEP (unit) BEP (Q) = FC P VC P = harga jual VC = biaya variable per unit FC = biaya tetap Q = jumlah unit kuantitas yang dihasilkan dan dijual Untuk mengetahui titik impas, biasanya dilakukan untuk per jenis produk tetapi untuk keseluruhan produk yang dibuat/dijual perusahaan. Rumus BEP untuk produk tunggal tidak dapat langsung digunakan untuk multiproduk karena biaya variabel dan harga jual setiap jenis produk berbeda. Oleh karena itu, rumus tersebut harus dimodifikasi dengan mempertimbangkan kontribusi penjualan dari setiap produk (Eddy, 2008). b. Break even point pada multiproduk P VC = harga jual per unit = biaya variable per unit BEP M = FC [(1 VC P )x(wi)] 4

8 FC W i = biaya tetap = presentase setiap produk dari total penjualan = masing-masing produk METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diukur baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang berupa sebuah data. Variabel-variabel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jumlah output atau produk maksimum yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang tertentu. Dalam penelitian ini variabel yang diukur antara lain : a. Harga Jual Harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah presentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang dijual. b. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap tidak terpengaruh oleh aktifitas perusahaan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. Contoh biaya tetap dalam penelitian ini berupa biaya pajak bumi dan bangunan, biaya depresiasi bangunan, biaya tenaga kerja, biaya listrik tetap. c. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya selalu berubah secara proporsional terhadap volume kegiatan. Contoh biaya variabel dalam penelitian ini berupa biaya tenaga kerja langsung, biaya pengadaan bahan baku, biaya listrik, biaya telepon. d. Kapasitas Permintaan Kapasitas permintaan adalah banyaknya jumlah maupun nilai suatu produk yang digunakan untuk mememnuhi permintaan konsumen. Metode Analisis Data Untuk melakukan analis data, maka penulis menggunakan alat analisis sebagai berikut: 1. Metode Break Even Point Analisis Break Even Point adalah alat perencanaan penjualan, sekaligus perencanaan tingkat produksi agar perusahaan secara minimal tidak mengalami kerugian. Analisis break even point pada prinsipnya hanya sekedar menetapkan pada tingkat penjualan dan produksi berapa unit sehingga terjadi keadaan impas, di mana total penghasilan sama dengan total biaya yang telah dikeluarkan. a. Break even point pada multiproduk P VC FC W i BEP M = FC [(1 VC P )x(wi)] = harga jual per unit = biaya variable per unit = biaya tetap = presentase setiap produk dari total penjualan = masing-masing produk 5

9 HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 : Penjualan tas selama 5 tahun terakhir Produk Harga Jual Nilon 864 unit unit unit unit unit Rp Tikar Pandan 636 unit 885 unit unit unit unit Rp Katun 827 unit unit unit unit unit Rp Jumlah unit unit unit unit unit Rp Sumber: Laporan Laba/Rugi Ardy Craft Handmade Forecast Penjualan a) Forecast penjualan tas nilon Tabel 4.2 Data Penjualan Tas Nilon Tahun Volume Penjualan unit unit unit unit unit Jumlah unit Sumber: Data perusahaan Dari data diatas dapat dihitung kenaikan rata-ratanya sebagai berikut: = = = x 100% = 26.04% x 100% = 46.74% x 100% = 34.67% = x 100% = 12.92% Kenaikan rata-rata = 26.04%+46.74%+34.67%+12.92% 4 = 30.09% Jadi kenaikan rata-rata volume penjualan tas nilon pada tahun adalah sebesar 30.09% Perkiraan penjualan tas nilon pada tahun 2015 = volume penjualan (volume penjualan 2015 x kenaikan rata-rata tas nilon) = unit + (2.430 unit x 30.09%) Perkiraan penjualan tas nilon tahun 2015 = unit Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ramalan penjualan produk tas nilon di tahun 2015 adalah sebesar unit. b) Forecast penjualan tas tikar pandan Tabel 4.3 Data Penjualan Tas Tikar Pandan Tahun Volume Penjualan 636 unit 885 unit unit 6

10 unit unit Jumlah unit Sumber: Data perusahaan Dari data di atas dapat dihitung kenaikan rata-ratanya sebagai berikut: = = = x 100% = 39.15% x 100% = 14.35% x 100% = 38.14% = x 100% = 21.17% Kenaikan rata-rata = 39.15%+14.35%+38.14%+21.17% 4 = 28.2% Jadi kenaikan rata-rata volume penjualan tas tikar pandan pada tahun adalah sebesar 28.2% Perkiraan penjualan tas tikar pandan pada tahun 2015 = volume penjualan (volume penjualan 2014 x kenaikan rata-rata tas tikar pandan) = unit + (1.694 unit x 28.2%) Perkiraan penjualan tas tikar pandan tahun 2015 = 2.171,7 unit = unit Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ramalan penjualan produk tas tikar pandan di tahun 2015 adalah sebesar unit. c) Forecast penjualan tas katun Tabel 4.4 Data Penjualan Tas Katun Tahun Volume Penjualan 827 unit unit unit unit unit Jumlah unit Sumber: Data perusahaan Dari data di atas dapat dihitung kenaikan rata-ratanya sebagai berikut: = x 100% = 24.42% = x 100% = 46.55% = x 100% = 25.53% = x 100% = 26.62% Kenaikan rata-rata = 24.42%+46.55%+25.53%+26.62% 4 = 30.78% Jadi kenaikan rata-rata volume penjualan tas katun pada tahun adalah sebesar 30.78% Perkiraan penjualan tas katun pada tahun 2015 = volume penjualan (volume penjualan 2014 x kenaikan rata-rata tas katun) 7

11 = unit + (2.387 unit x 30.78%) Perkiraan penjualan tas katun pada tahun 2015 = 3.121,7 unit = unit Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ramalan penjualan produk tas katun di tahun 2015 adalah sebesar unit. Hasil ramalan penjualan ditahun 2015 adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil ramalan penjualan 2015 Produk Prediksi Penjualan Nilon unit Tikar Pandan unit Katun unit Sumber: Data Diolah, Harga Jual Produk dan Analisis Penyusunan Budget Penerimaan Produk Tahun Untuk mengetahui harga jual produk tahun 2015 maka terlebih dahulu harus mengetahui rata-rata kenaikan tingkat inflasi selama 5 tahun terakhir. Tingkat inflasi selama tahun adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Tingkat Inflasi Tahun Tahun Tingkat Inflasi % % % % % Sumber: Bank Indonesia, 2015 Dari data diatas dapat dihitung sebagai berikut: I = 3.79 % % = % (turun) II = 4.3 % % = 0.51 % (naik) III = 8,38 % - 4,30 % = 4,08 % (naik) IV = 8,36 % - 8,38 % = -0,02 % (turun) V. Kenaikan rata-rata = 3.17%+0.51%+4.08%+( 0.02%) = 0.35 % 4 Jadi kenaikan rata-rata tingkat inflasi tahun adalah sebesar 0.35 %. Perkiraan tingkat inflasi 2015 = tingkat inflasi kenaikan rata-rata = 8.36 % % Perkiraan tingkat inflasi 2015 = 8.71 % Jadi perkiraan tingkat inflasi di tahun 2015 adalah 8.71 % Sedangkan harga jual produk adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Harga Jual Produk Tahun 2014 Produk Harga per Unit Nilon Rp Tikar Pandan Rp

12 Katun Rp Sumber: Data Perusahaan, 2015 Dari tabel di atas, dapat disimpulkan harga jual produk tahun 2015 adalah sebagai berikut: Perkiraan harga jual produk = harga jual tahun (harga jual tahun 2014 x tingkat inflasi ) a) Harga jual tas nilom = Rp (Rp x 8.71 %) = Rp b) Harga jual tas tikar pandan = Rp (Rp x 8.71 %) = Rp c) Harga jual tas katun = Rp (Rp x 8.71 %) = Rp Dengan diketahui prediksi harga jual dan volume penjualan di tahun 2015, maka dapat diketahui total penjualan produk di tahun 2015adalah sebagai berikut : Total penjualan 2015 = perkiraan harga jual tahun 2015 x perkiraan penjualan 2015 a) Total penjualan tas nilon = Rp x unit = Rp b) Total penjualan tas tikar pandan = Rp x unit = Rp c) Total penjualan tas katun = Rp x unit = Rp d) Total penjualan produk tahun 2015 = Rp Rp Rp = Rp Biaya-biaya A. Biaya Variabel a. Nilon Tabel 4.8 Data Biaya Variabel Tas Nilon Tahun Biaya Bahan Baku Benang Nilon Rp x 2110 kg Rp Benang jahit 320 ps x Rp Rp Total biaya bahan baku Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung 10 Penjahit Rp x unit Rp Finishing Rp x 2430 unit Rp Total biaya tenaga kerja langsung Rp Biaya Listrik Rp Total biaya variable tas nilon 2014 Rp Sumber: Data Perusahaan, 2014 Total Biaya Variabel Total biaya variable per unit = Volume Penjualan 2014 Biaya variable tas nilon per unit = Rp unit = Rp Biaya variable per unit tas nilon di tahun 2015 = Rp (8.71% x Rp ) = Rp ,8 = Rp b. Tikar pandan 9

13 1. Biaya Bahan Baku Tabel 4.9 Data Biaya Variabel Tas Tikar Pandan Tahun 2014 Tikar Pandan 2000 lembar x Rp Kayu hias 400 ps x Rp Rp Rp Benang jahit 40 ps x Rp Rp Total biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja langsung 6 orang penjahit Rp x unit 6 orang hias kayu Rp x unit 4 orang menyulam Rp x unit Rp Rp Rp Rp orang finishin melamin Rp x 1694 unit Total biaya tenaga kerja langsung Rp Biaya Listrik Rp Total biaya variabel tas tikar pandan 2014 Rp Sumber: Data Perusahaan, 2014 Total Biaya Variabel Total biaya variabel per unit = Volume Penjualan 2014 Biaya Variabel tas tikar pandan per unit = Rp unit = Rp Biaya variabel per unit tas tikar pandan tahun 2015 = Rp (8.71% x Rp ) = Rp c. Katun Tabel 4.10 Data Biaya Variabel Tas Katun Biaya Bahan Baku Kain katun m x Rp Benang jahit 50 ps x Rp Rp Total biaya bahan baku Rp Biaya tenaga kerja langsung 12 penjahit Rp x Finishing (setrika, aksesoris) Rp x Rp Rp Total biaya tenaga kerja langsung Rp Biaya Listrik Rp Total biaya variabel tas katun tahun 2014 Rp Sumber: Data Perusahaan, 2014 Total Biaya Variabel Total biaya variabel per unit = Volume Penjualan 2014 Biaya variabel tas katun per unit = Rp Rp unit 10

14 = Rp Biaya variabel per unit tas katun tahun 2015 = Rp (8.71% x Rp ) = Rp ,9 = Rp Setelah dilakukan penggolongan biaya, maka anggaran dapat dikerjakan untuk menganalisis biaya untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku per produk = biaya bahan baku (biaya bahan baku 2014 x tingkat Inflasi) a) Biaya bahan baku tas nilon = Rp (Rp x 8.71%) = Rp b) Biaya bahan baku tas tikar pandan = Rp (Rp x 8.71%) = Rp c) Biaya bahan baku tas katun = Rp (Rp x 8.71%) = Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung per produk = biaya tenaga kerja langsung ( biaya tenaga kerja langsung 2014 x tingkat inflasi ) a) Biaya tenaga kerja langsung tas nilon = Rp (Rp x 8.71%) = Rp b) Biaya tenaga kerja langsung tas tikar pandan = Rp (Rp x 8.71%) = Rp c) Biaya tenaga kerja langsung tas katun = Rp (Rp x 8.71%) = Rp Biaya Listrik Biaya listrik per produk = biaya listrik (biaya listrik 2014 x tingkat inflasi) a) Biaya listrik tas nilon = Rp (Rp x 8.71%) = Rp b) Biaya listrik tas tikar pandan = Rp (Rp x 8.71%) = Rp ,8 = Rp c) Biaya listrik tas katun = Rp (Rp x 8.71%) = Rp Biaya telepon Jika sedang mengalami tingginya volume kegiatan, maka semakin besar jumlah biaya yang harus dilakukan. Dari hasil data yang di peroleh biaya telepon yang dikeluarkan pada tahun 2014 sebesar Rp Setelah dilakukan penggolongan biaya, maka anggran dapat dikerjakan untuk menganalisis biaya untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Biaya telepon = Rp ( Rp x 8.71 % ) = Rp ,8 = Rp B. Total Biaya Variabel Tahun 2014 a) Tas Nilon Total biaya variabel tas nilon = biaya variabel tas nilon + biaya telpon = Rp Rp = Rp

15 b) Tas Tikar Pandan Total biaya variabel tas tikar pandan = biaya variabel tas tikar pandan + biaya telpon = Rp Rp = Rp c) Tas Katun Total biaya variabel tas katun = biaya variabel tas katun + biaya telepon = Rp Rp = Rp Tabel 4.12 Data Biaya Tetap 1. Biaya pajak bangunan Rp Biaya Depresiasi Rp Bangunan 3. Biaya tenaga kerja 3 orang x Rp Rp Biaya Listrik Rp Total biaya tetap tahun 2014 Rp Sumber: Data Perusahaan, 2014 Setelah dilakukan penggolongan biaya, maka anggaran dapat dikerjakan untuk menganalisis biaya untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1) Biaya pajak bumi dan bangunan adalah sebesar Rp ) Biaya Depresiasi Bangunan adalah sebesar Rp ) Biaya tenaga kerja = Rp (Rp x 8.71%) = Rp ) Biaya listrik = Rp (Rp x 8.71%) = Rp ,9 = Rp Total biaya tetap tahun 2015 = Rp Rp Rp Rp = Rp Rekapitulasi Perkiraan Biaya Tahun 2015 Dari perhitungan ramalan masing-masing biaya tahun 2015, maka dapat diklasifikasikan ke dalam biaya-biaya, perkiraan penjualan dan harga jual untuk mempermudah perhitungan berdasarkan masing-masing produk adalah sebagai berikut : Tabel 4.13 Rekapitulasi Perkiraan Biaya-biaya Tahun 2015 Produk Biaya Tetap Total Biaya Perkiraan Biaya Variabel Harga Jual Variabel penjualan per unit Tas Nilon Rp Rp unit Rp Rp Tas Tikar Rp. Rp unit Rp Rp Pandan Tas Katun Rp Rp unit Rp Rp Sumber: Data Diolah,

16 5. Analisis Break Even Point Multi Produk Tahun 2015 Setelah menghitung/meramalkan biaya-biaya, volume penjualan dan harga jual tahun Maka perhitungan Break Even Point (BEP) untuk tahun 2015 adalah sebagai berikut : BEP M = FC [(1 VC P )x(wi)] Rp BEP M = [(1 Rp Rp )x(64.22%)]+[(1 Rp Rp )x(8.83%)]+[(1 Rp Rp )x(26.96%)] BEP (Rp) = Rp ,9 = Rp Perhitungan Break Even Point Per Produk BEP masing-masing produk dalam rupiah. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut: BEP (Rp) = Total BEP 2015 x prosentase proporsi penjualan 2015 BEP (unit) = BEP (Rp) Harga Jual a) Tas Nilon BEP (Rp) = Rp x 64.22% = Rp ,7 = Rp BEP (unit) = Rp Rp = unit = 956 unit b) Tas Tikar Pandan BEP (Rp) = Rp x 8.83% = Rp BEP (unit) = Rp Rp = 657 unit c) Tas Katun BEP (Rp) = Rp x 26.96% = Rp BEP (unit) = Rp. Rp Rp = 944 unit Tabel 4.14 Break Even Point Multiproduk Produk BEP (unit) BEP (Rp) Tas Nilon 956 unit Rp Tas Tikar Pandan 657 unit Rp Tas Katun 944 unit Rp Sumber: Data Diolah, 2015 Dari data yang diambil oleh peneliti, setelah dihitung menggunakan metode Break Even Point maka hasilnya berubah. Perusahaan dapat menggunakan perhitungan BEP untuk melakukan perencanaan kapasitas agar tidak mengalami kerugian ketika melakukan proses produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan analisis Break Even Point, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan prediksi dari tahun 2010 sampai dengan 2014, maka pada tahun 2015 besar biaya variabel perunit tas nilon Rp , tas tikar pandan Rp , dan tas katun Rp , biaya tetap sebesar Rp , volume penjualan tas nilon sebesar

17 unit, tas tikar pandan sebesar unit, dan tas katun sebesar unit, serta harga jual tas nilon Rp , tas tikar pandan Rp , dan tas katun Rp Hasil penelitian Break Even Point multiproduk tas nilon, tas tikar pandan, dan tas katun menunjukkan bahwa perusahaan berada pada keadaan aman dan tidak mengalami kerugian jika penjualan tahun 2015 sebesar Rp dari hasil penjualan produk tas nilon sebesar 956 unit, tas tikar pandan sebesar 657 unit, tas katun sebesar 944 unit, atau dalam rupiah sebesar Rp untuk tas nilon, Rp untuk tas tikar pandan, dan Rp untuk tas katun. Saran 1. Dengan melihat kesimpulan dari penelitian ini, maka saran yang diberikan oleh peneliti untuk perusahaan adalah sebaiknya perusahaan menggunakan analisis Break Even Point sebagai strategi alternatif dalam menetapkan keputusan perencanaan kapasitas produksi karena analisis ini memberikan perincian yang detail mulai dari menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan sampai perincian volume penjualan dan penetapan harga jual. 2. Diharapkan kepada pemilik usaha untuk membuat catatan keuangan pengeluaran dan pemasukan lebih rapi dan tertata agar lebih mudah dalam menganalisis setiap transaksi yang dilakukan dalam setiap waktu. 14

18 Daftar Pustaka Heizer, Jay dan Barry Render (2005). Manajemen Operasi, Edisi 7. Jakarta: Salemba 4. Prawirosentono, Suyadi (1997), Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi pertama, Jakarta: Bumi Aksara. Prasetya, Hery,. dan Fitri Lukiastuti (2011), Manajemen Operasi, Edisi Pertama, Jakarta: CAPS Sumayang, L. (2003), Dasar dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi pertama, Jakarta: Salemba Empat Patris. Yamit, Zulian (2004), Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi pertama, Yogyakarta: Ekonisia. Stevenson, William J. (2013), Manajemen Operasi Perspektif Asia, Edisi Sembilan, Jakarta: Salemba Empat Anwar & Asmawarni (2013), Penetapan Break Even Point Produksi Minyak Kelapa dan Ampas pada PT. Bireuen Coconut Oil, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Malikussaleh Lhokseumawe, 2(1) : Rahayu & Husaini (2014), Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen Terhadap Perencanaan Volume Penjualan dan Laba pada PT. Cakra Guna Cipta Malang, Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, 11 (1). Zulhidayat, Muhammad Iqbal (2014), Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Pada Pabrik Pengolahan Karet Remah PT. Perkebunan Nusantara VII, Skripsi Mahasiswa Universitas Islam Indonesia 15

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Lokasi penelitian untuk menyusun skripsi ini yaitu di Ardy Craft, Gamplong IV, Sumber Rahayu, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. 3.2 Jenis Penelitian Data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan Ardy Craft merupakan sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang industry kerajinan tradisional yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Berbagai penelitian mengenai perencanaan kapasitas produksi atau Break Even Point telah banyak dilakukan sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau sering disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY Nama : Annisa Triana NPM : 21213162 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Santoso, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN:

JURNAL MEDIA EKONOMI Vol. 21, No.3 Desember 2016 ISSN: PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT (BEP) PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA CINCAU BUKIT ERNANI DI BUKIT BESAR PALEMBANG Reni Agustina 1, A. Jalaluddin Sayuti 2, Dibyantoro 3 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan pertimbangan pertama, penelitian yang dilakukan oleh Ade Zulfikar Abraham Iqbal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA USAHA KERIPIK SINGKONG BAROKAH DESA KARANG REJO KABUPATEN PESAWARAN Suharto Bidang Rekayasa PP TELIMEK LAMPUNG-LIPI (Rekayasa TELIMEK-LIPI) ABSTRACT: The purpose of an established

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Kasmir (2006:16) kewirausahaan adalah berjiwa berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Primaco Panca Indonesia yang bergerak dalam bidang industry dan sebagai penyuplai bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya Terdapat pemahaman yang berkembang bahwa biaya (cost) adalah sama pengertiannya dengan beban (expense). Hal ini dikarenakan terdapat pengertian kalau biaya dan

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

66 Media Bina Ilmiah ISSN No

66 Media Bina Ilmiah ISSN No 66 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PERENCANAAN LABA DENGAN ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) PADA PERUSAHAAN TEMBAKAU PT.TESCO AMPENAN MATARAM oleh : I Made Murjana Dosen PNS Dpk pada STIE AMM Mataram

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Produksi 2.1.1 Pengertian Manajemen Produksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Produksi sering digunakan pada suatu perusahaan yang memproduksi barang atau jasa. Ilmu Manajemen Produksi sangat

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk) Suci Mulya Wijayanti Darminto Muhammad Saifi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri) Yesy Okviana Ika Pratiwi Moch. Dzulkirom AR Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN Modul ke: AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis 2.1.Kajian Pustaka 2.1.1.Anggaran 2.1.1.1.Pengertian anggaran Menurut Wiliam K.Carter (2009;4) pengertian anggaran adalah : Suatu anggaran adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki keanekaragaman sumber kekayaan alam yang sangat melimpah mulai dari hasil laut, hasil perkebunan,

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY Disusun oleh : Nama : Pidia Citra NPM : 26213856 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Haryono, SE.,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Biaya Operasi Untuk dapat mencapai tujuannya, perusahaan dituntut untuk melakukan pengorbanan. Dalam perusahaan, pengorbanan yang dikeluarkan biasa disebut sebagai

Lebih terperinci

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.1 (2013) ISSN X

Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.1 (2013) ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.1 (2013) 37-44 ISSN 2302 934X Analisa Biaya Penetapan Break Even Point ProduksiMinyak Kelapa Dan AmpasPada PT. Bireuen Coconut Oil Anwar * dan Asmawarni

Lebih terperinci

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Break Even Point (BEP) 2.1.1 Pengertian Analisis Break Even Point (BEP) Menurut Herjanto (2007: 151) analisis Break Even Point adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan

Lebih terperinci

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Noer Rafikah Zulyanti Universitas Islam Lamongan Email: rafikahalie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya para pelaku usaha mendirikan usaha tidak lain adalah untuk memperoleh keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan hidup, serta perkembangan

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan suber lainnya secara efektif

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan teknologi pengolahan sagu Teknologi merupakan sumberdaya buatan manusia yang kompetitif dan selalu

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO Fendy 22210720 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang Tahun Jenis Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Penjualan Pabrik Kemplang Matahari 222 Palembang Tahun Jenis Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pendirian suatu usaha baik usaha besar, menengah, kecil serta mikro bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang dapat digunakan dalam menjaga kontinuitas

Lebih terperinci

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq

Fungsi biaya. Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq Fungsi biaya Biaya tetap (fixed cost) Biaya variabel (variable cost) FC = k VC = f (Q) = vq C = g(q) = FC + VC = k + vq Fungsi biaya Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan sebesar Rp 20.000,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION)

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION) ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA UNIT USAHA KONVEKSI KERUDUNG (NADIA COLLECTION) NAMA NPM : 22212342 JURUSAN : DYNI APRILLIA SORAYA : AKUNTANSI DOSEN PEMBIMBING : HERU SUHARJO,

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN Nama NPM Jurusan Dosen Pembimbing : Stephanie Lauwrentina : 2A214454 : Akuntansi : Rino Rinaldo, SE., MMSI Penelitian

Lebih terperinci

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum membahas lebih dalam mengenai manajemen produksi dan operasi, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari manajemen

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu

Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu Petunjuk Sitasi: Ardianwiliandri, R., Tantrika, C. F., & Arum, N. M. (2017). Analisis Kelayakan Finansial Produk Pakan Ternak Sapi Perah di Koperasi Susu Kota Batu. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan

47. Kriteria Kelayakan Investasi Kompos & Listrik Akibat Penurunan DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Karakteristik Air Limbah Pabrik Kelapa Sawit... 10 2. Baku Mutu Air Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit... 11 3. Konversi Energi Biogas... 15 4. Produksi Kelapa Sawit Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point 2.1.1. Pengertian Break Even Point Break even point atau titik impas merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total pendapatan

Lebih terperinci

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI 5.1 Struktur Organisasi Pemilik Jahit 1 Jahit 2 Jahit 3 Obras Bag. potong Antar barang Finishing Admin Bagian jahit bertanggung jawab menjahit barang-barang dengan

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN)

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN (BAB 16 LEVERAGE OPERASIONAL DAN LEVERAGE KEUANGAN) OLEH : RIZKI PUJA KHUMAERAH B1C1 14 048 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2015 A.

Lebih terperinci

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani

Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman. Nia Nopita Suryani Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Perusahaan Kerupuk Idaman Nia Nopita Suryani 15212301 Latar Belakang 1. Dalam setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA Andika Hari Saputro 20212782 Latar Belakang BREAK EVEN POINT PERENCANAAN LABA MARGIN OF SAFETY SHUT DOWN POINT Rumusan Masalah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Menurut Zimmerer dalam Dewanti (2008:3) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin serta proses sistematis

Lebih terperinci

Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan

Break Even Point. Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Break Even Point Suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan Sering pula disebut Cost - Profit - Volume analysis (C.P.V. analysis).

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) DISUSUN OLEH : 043061211001 GISKA TETIANA 043061211002 RAHMI ZAHRA RAHMATILLAH 043061211004 NIDA RIFQIA 043061211005 RISA NAFILAH 043061211006

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA

PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA PERTEMUAN KE-13 ANALISIS BIAYA DAN VOLUME LABA A. TUJUAN PEMBELAJARAN. 13.1. Mahasiswa mengetahui tentang break even point. 13.2 Mahasiswa mengetahui tentang CVP. B. URAIAN MATERI. 13.1. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 10 Nomor 2 Mei 2012 ISSN: PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI

Jurnal Cendekia Vol 10 Nomor 2 Mei 2012 ISSN: PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN BIAYA PRODUKSI Oleh: Ninik Anggraini Dosen Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi UNISKA ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah anggaran

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Tingkat Break Even Point tahun 2011 dicapai home industry UD Wahyu. Rp atau unit dan untuk rambak sapi sebesar Rp

BAB V PENUTUP. 1. Tingkat Break Even Point tahun 2011 dicapai home industry UD Wahyu. Rp atau unit dan untuk rambak sapi sebesar Rp BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Break Even Point tahun 2011 dicapai home industry UD Wahyu Abadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan CV Danmas Cushion merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor mebel,yang tepatnya

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN USTAKA 2.1 engertian Break-Even oint (BE) Menurut rasetya dan Lukiastuti (2009:119) analisis Break Even oint adalah suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya dan Pengklasifikasian Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi baik organisasi bisnis, non bisnis, manufaktur, dagang dan jasa. Dalam

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER)

PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PERENCANAAN LABA DENGAN METODE TITIK IMPAS (STUDI KASUS PADA PETERNAKAN AYAM UD. MARKOTA SURYA KECAMATAN BALUNG KABUPATEN JEMBER) PROFIT PLANNING WITH BREAK EVEN POINT METHOD (CASE STUDY ON POULTRY HUSBANDRY

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada zaman era globalisasi saat ini, dunia usaha telah berkembang dengan pesat seiring dengan kemampuan dalam mengelola usaha. Perkembangan yang pesat tersebut membuat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu perusahaan terutama perusahaan manufaktur, perencanaan penjualan dan target

Lebih terperinci