MUHAMMAD AHLUL AMRI BUANA
|
|
- Hartanti Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MENCARI MANDAR OLEH MUHAMMAD AHLUL AMRI BUANA
2 MENGAPA MANDAR GUNAKAN AKSARA BUGIS? Penemuan sistem tulisan oleh suatu kelompok masyarakat menjadi penentu bermulanya peradaban di daerah tersebut. Peradaban-peradaban besar di muka bumi ini pasti mengenal tulisan. Beberapa di antaranya seperti: hieroglif di Mesir, aksara kanji di Cina dan Jepang, hang-geul di Korea, alfabet latin dari kekaisaran Romawi, serta huruf hijaiyyah dari Arab. Jika ditilik dari bangsa manakah yang pertama kali menemukan tulisan, maka oleh para sejarawan Mesopotamia dianggap sebagai peradaban tertua di muka bumi karena telah menggunakan cuneiform (huruf paku) berbahasa Sumeria sejak enam milenium lalu. Aksara Lontaraq merupakan bukti dari ketinggian prestasi peradaban Suku Bugis di Sulawesi Selatan. Konon aksara ini ialah turunan dari aksara Pallawa, India sebagaimana halnya aksara-aksara Nusantara lainnya. Di Indonesia, kita mengenal kurang lebih ada 12 macam aksara lokal. Aksara-aksara tersebut antara lain: Hanacaraka (Jawa dan Bali), aksara Sunda Kuno, Cacarakan (Sunda modern), Surat Batak, Incung (Kerinci), Rejang, Rencong (Surat Ulu), Had Lampung, Lota Ende, Urupuq Lontaraq (Bugis), serta Jangngang-Jangngang Makassar. Aksara Lontaraq Bugis atau yang dalam istilah lokal disebut dengan nama ukiq sulappaq eppaq (huruf segiempat) 1 terdiri atas 23 huruf dengan lima macam tanda baca. Awalnya, sesuai namanya, aksara ini dituliskan di atas daun lontar. Setelah kertas mulai dikenal di Sulawesi Selatan, aksara ini pun disalin ke atas media baru tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya modifikasi dari bentuk-bentuk aslinya. Aksara Lontaraq, Siapa Penciptanya? Alkisah, aksara lontaraq diciptakan oleh seorang syahbandar kerajaan Gowa bernama Daeng Pamatteq pada abad ke-16. Ia diperkirakan hidup pada masa pemerintahan Sombayya ri Gowa IX, Daeng Matanre Karaeng Manguntungi Tumaparrisi Kallonna ( ). 2 Pendapat ini mengacu pada sebuah paragraf di dalam naskah Lontaraq Gowa: 1 Fachruddin Ambo Enre, Ritumpanna Welenrengnge, Yayasan Obor Indonesia, 1999, hal Prof. DR. Ahmad M. Sewang, M.A., Islamisasi Kerajaan Gowa, Yayasan Obor, 2005, hal. 37.
3 Iapa anne karaeng uru appareq rapang bicara, timu-timu ri bunduka. Sabannaraqna minne karaenga nikana Daeng Pamatteq. Ia sabannaraq, ia tu mailalang, ia tommi Daeng Pamatteq ampareki lontaraq Mangkasaraq. 3 Siapakah Daeng Pamatteq ini? Sosoknya masih merupakan misteri karena tidak ada sumber sejarah lain yang memberitakan tentang dirinya. Mukhlis PaEni beranggapan bahwa sebenarnya Daeng Pamatteq tiada lain ialah Benjamin F. Matthes, misionaris asal Belanda yang mengumpulkan naskah La Galigo serta mempelajari Bahasa Bugis dan Makassar dengan bantuan Retna Kencana Arung Pancana Toa Colliq PujiE Datu Tanete. 4 Selain sukses menghimpun naskah La Galigo sebagai karya sastra terpanjang di dunia, Matthes juga berjasa dalam membakukan aksara Lontaraq yang berbentuk sulappaq eppaq agar mudah dalam proses percetakan. 5 Kenyataan sejarah itulah yang kemudian menimbulkan anggapan bahwa nama Pamatteq yang tidak ditemukan artinya di dalam Bahasa Makassar 6 sebenarnya merupakan perubahan bentuk dari nama Daeng Matthes, si orang Belanda yang suka mencari tahu tentang sejarah serta kekayaan budaya Bugis- Makassar selama 23 tahun karirnya di Sulawesi Selatan (sejak 1848). Tapi, tunggu dulu. Bukankah Lontaraq Gowa itu adalah catatan resmi kerajaan? Lalu, bagaimana caranya sehingga tokoh penting yang memegang jabatan syahbandar oleh official record kerajaan maritim macam Gowa diampu oleh seorang misionaris dari Belanda yang tidak punya darah kebangsawanan lokal sama sekali? Apakah masuk akal jika penginjil yang dijuluki Tuan Panrita dan sebelum bertemu dengan Colliq PujiE ditolak sana-sini oleh orangorang Bugis karena ingin menyalin lontaraq mereka kemudian menjadi seorang Daeng Pamatteq sebagaimana dikisahkan dalam Lontaraq Gowa? Kedengarannya ganjil. Nah, teori kedua, ada yang menyimpulkan jika sebenarnya Daeng Pamatteq adalah figur sejarah yang nyata. Daeng Pamatteq memang memiliki peran yang penting dalam perkembangan huruf lontaraq, akan tetapi ia bukanlah pencetus pertama aksara ini. Dalam menafsirkan kata ampareki lontaraq Mangkasaraq, almarhum Muhammad Salim menerjemahkannya tidak sebagai pembuat aksara namun menyusun pustaka dalam bahasa Makassar. Teori ini juga didukung oleh almarhum Mattulada, dimana beliau meyakini 3 Nurhayati Rahman, Suara-Suara dalam Lokalitas, La Galigo Press, 2012, hal Ibid. 5 Islamisasi Kerajaan Gowa, hal Suara-Suara dalam Lokalitas, hal. 120.
4 bahwa Daeng Pamatteq bukanlah orang yang menciptakan huruf Lontaraq melainkan orang yang memodifikasinya. 7 Teori berikutnya penulis sadur dari tulisan Cho Tae Yang (yang pada waktu itu merupakan kandidat Doktor Ilmu Linguistik dari Universitas Hasanuddin). Pada tulisan yang berjudul Tradisi Bahasa Tulisan di Sulawesi Selatan itu ia mengutip bahwa Daeng Pamatteq sebagai pencipta lontaraq Jangngang-Jangngang, bukanlah sosok yang menciptakan lontaraq sulappaq eppaq: Syahbandar Daeng Pamattek diperintah oleh Raja Tumapa risi Kallonna, untuk menciptakan sistem aksara, beliau, dengan meniru bentuk seekor burung dari berbagai sisi, menciptakan aksara Jangang-Jangang. Oleh karena proses penciptaannya, nama aksara ini disebut Jangang-Jangang (Syarifuddin Daeng Kulle & Zainuddin Tika, 2003: 16) Menurut Tae Yang, penggunaan aksara Jangngang-Jangngang tidak sepopuler ukiq sulappaq eppaq karena bentuknya yang tidak praktis sehingga susah untuk dituliskan. Aksara Jangngang-Jangngang digunakan sebagai aksara resmi kerajaan Gowa, akibatnya penggunaan aksara ini tidak meresap hingga ke masyarakat lapisan bawah. Kemudian muncullah Lontaraq Bugis yang menggantikan kedudukan lontaraq Jangngang-Jangngang sebagai aksara bersama suku-suku di Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Teori terakhir, Daeng Pamatteq dipercaya sebagai Daeng Pamatteq, dan Matthes dipercaya sebagai Matthes; maksudnya kedua orang tersebut merupakan sosok yang berbeda dan tidak ada sangkut-pautnya satu-sama lain. Masalah yang sebenarnya bukan berada pada sosok, melainkan dalam penafsiran kita akan kata lontaraq Mangkasaraq. Masih dikutip dari buku Suara-Suara dalam Lokalitas buah karya Ibunda Nurhayati Rahman, lontaraq tidak selamanya bermakna tulisan atau naskah. Lontaraq bisa bermakna undang-undang, hukum, sejarah, astronomi, obat-obatan, dan berbagai ilmu pengetahuan tradisional orang Bugis- Makassar lainnya. Jadi, bisa saja yang dimaksud dengan lontaraq Mangkasaraq sebagaimana yang dipetik dari deskripsi mengenai Daeng Pamatteq di atas bermakna: orang yang pertama kali menuliskan sejarah Makassar. Lalu, apakah usia aksara lontaraq memang semuda itu dibandingkan dengan aksara Jawa dan aksara Nusantara lainnya? Rasa-rasanya terlalu gegabah jika aksara lontaraq yang kita kenal sekarang ini baru diciptakan menjelang masuknya pengaruh agama Islam ke 7 Suara-Suara dalam Lokalitas, hal. 121.
5 Sulawesi Selatan. Jauh sebelum masa hidup Daeng Pamatteq, menurut Fachruddin Ambo Enre, Sureq Galigo yang terkenal itu telah ditulis menggunakan aksara lontaraq, yaitu sekitar abad ke-14 Masehi. 8 Selain itu, berdasarkan sebuah berita Cina Dinasti Sung dari tahun 977 Masehi mengenai surat berbentuk seperti gulungan pita yang diterima kaisar dari raja P uni (Brunei), maka kemungkinan besar bentuk awal aksara lontaraq (yang naskahnya di Sulawesi Selatan juga berbentuk seperti gulungan pita) sudah ada sejak zaman Sriwijaya (abad ke-7 hingga 10 Masehi). 9 Aksara Lontaraq, Perkembangannya? Di dalam buku Cinta, Laut dan Kekuasaan dalam Epos La Galigo karangan Nurhayati Rahman, ada pembahasan khusus yang lengkap mengenai teori-teori para ahli terkait asalmuasal aksara ini. Pakar seperti Noorduyn berpendapat bahwa aksara Bugis sebenarnya berasal dari pengembangan karakter aksara Kawi (Jawa Kuno). Fachruddin Ambo Enre berpendapat bahwa huruf Lontaraq yang berbentuk segiempat ini berasal dari rumpun aksara Sriwijaya. Ide ini didukung pula oleh Kern yang melihat adanya persamaan antara aksara Lontaraq dengan aksara Sumatera sehingga berpendapat bahwa tulisan tersebut diturunkan oleh induk yang sama. Hipotesa-hipotesa di atas kemudian disingkapi oleh Nurhayati Rahman sebagai suatu kelumrahan jika terjadi proses saling mempengaruhi antara satu aksara dengan aksara yang lain, baik berupa sistem bunyi maupun sistem bentuknya, apalagi di kawasan seperti Asia Tenggara. 8 Islamisasi Kerajaan Gowa, hal Suara-Suara dalam Lokalitas, hal. 120.
SEJARAH DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN HURUF LONTARAQ DI SULAWESI SELATAN. Nurhayati Rahman
SEJARAH DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN HURUF LONTARAQ DI SULAWESI SELATAN Nurhayati Rahman 1. PENGANTAR Penemuan tulisan dalam sejarah peradaban manusia adalah sebuah lonjakan spektakuler yang mampu mengubah
Lebih terperinciNama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1
Nama Kelompok: Agnes Monica Dewi Devita Marthia Sari Dilla Rachmatika Nur Aisah XI IIS 1 Latar Belakang Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembicaraan karya sastra tidak lepas dari penilaian-penilaian. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu seni adalah yang imajinatif,
Lebih terperinciNovi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia
BUDAYA VERBAL MENUJU BUDAYA TULIS Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia Tradisi Lisan dan Tradisi Tulis Pada awalnya, semua masyarakat adalah masyarakat tradisional. Budayanya adalah budaya lisan,
Lebih terperinciBAB III AKSARA SUNDA
BAB III AKSARA SUNDA 3.1. Perihal Aksara Sunda Aksara Sunda atau yang disebut huruf Kaganga bukan milik sendiri maksudnya adalah aksara Sunda merupakan aksara hasil modifikasi dari aksara aksara daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG AKSARA KA GA NGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG, Menimbang : a. bahwa Budaya masyarakat Adat Rejang merupakan kekayaan material
Lebih terperinciAPLIKASI AKSARA LONTARA MAKASSAR BERBASIS ANDROID AKSARA LONTARA MAKASSAR APPLICATION BASED ANDROID
APLIKASI AKSARA LONTARA MAKASSAR BERBASIS ANDROID AKSARA LONTARA MAKASSAR APPLICATION BASED ANDROID Verawati Herman Alex, Asniar, Pramuko Aji, ST., MT Prodi D3 Manajemen Informasi, Fakultas Ilmu Terapan,
Lebih terperinciAKSARA DAERAH DAN BUDAYA VISUAL NUSANTARA SEBAGAI GAGASAN PERANCANGAN TYPEFACE (FONT) LATIN
AKSARA DAERAH DAN BUDAYA VISUAL NUSANTARA SEBAGAI GAGASAN PERANCANGAN TYPEFACE (FONT) LATIN Naomi Haswanto Institut Teknologi Bandung, naomidkv@yahoo.co.id Abstrak Indonesia adalah negara yang terdiri
Lebih terperinciPERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN AKSARA LONTARA DENGAN METODE GAME BASED LEARNING
PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN AKSARA LONTARA DENGAN METODE GAME BASED LEARNING Indra Wihanry 1, Phie Chyan 2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Atma Jaya Makassar
Lebih terperinciBenteng Fort Rotterdam
Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di
11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dengan menyadari bahwa dunia ini sangat luas dan memiliki banyak kebudayaan, tentu saja bahasa yang digunakan juga berbeda-beda. Tanpa adanya bahasa, manusia akan sulit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang
Lebih terperinciPada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke
Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama
Lebih terperinciJEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAIV- BAHASA BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA (TINJAUAN LEKSIKOSTATISTIK)
LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL JEJAK BAHASA MELAYU (INDONESIA) DALAIV- BAHASA BUGIS, MAKASSAR, MANDAR, DAN TORAJA (TINJAUAN LEKSIKOSTATISTIK) PENANGGUNGJAWAB PROGRAM Dr. Hj. Nurhayati, M. Hum. Dibiayai
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi merupakan hal yang sangat penting. Untuk melakukan apapun komunikasi adalah hal paling utama. Kegiatan dan cara berkomunikasi sangat
Lebih terperinciAksara & Ejaan sistem tanda Bahasa Lisan bunyi Bahasa Tulis BAHASA LISAN Perbedaan Bahasa Lisan & Bahasa Tulis
Aksara & Ejaan PENGANTAR Bahasa merupakan sistem tanda bunyi yang digunakan oleh pemakainya untuk berkomunikasi dan untuk keperluan lain. BAHASA LISAN Bahasa Lisan Bunyi Bahasa Tulis Tulisan Perbedaan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi yang mendukung pengerjaan proyek Tugas Akhir ini
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung pengerjaan proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber berikut : - Literature : pustaka dan internet Untuk mendapatkan data yang
Lebih terperinciKISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011
KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis peradaban dan dunia Menganalisis kehidupan awal masyarakat X/2 Kehidupan awal masyarakat Siswa dapat mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah yang mendasari penelitian yang akan dilakukan, tujuan, batasan masalah dan manfaat. 1.1 Latar Belakang Aksara Bali digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki warisan kekayaan budaya yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli daerah yang termasuk
Lebih terperinciFUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fungsi Bahasa Secara Umum Bahasa Negara dan Bahasa Nasional Keunggulan Bahasa Indonesia Fakultas.. Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi. www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuanpertemuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kebudayaan daerah yang bersifat kewilayahan, yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas
Lebih terperinciMODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI (ERA KOMUNIKASI TULISAN)
Pertemuan 2 MODUL Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN (ERA KOMUNIKASI TULISAN) DESKRIPSI Pokok bahasan membahas perkembangan teknologi pada era komunikasi tulisan. TUJUAN
Lebih terperinciMENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???
MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis
Lebih terperinciPENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN
PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN Abstrak: Huruf modern lahir karena kebutuhan akan gaya hidup dan perkembangan teknologi media. Penggunaan unsur budaya seperti Aksara Nusantara telah
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. komunikasi antara lain bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Bahasa
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bentuk umum dari komunikasi antara lain bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Bahasa sendiri
Lebih terperinciCARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH
CARA CEPAT DAN MUDAH MENGAJARAKAN MATERI MENULIS AKSARA JAWA PADA ANAK SEKOLAH RENDAH Sutarsih Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah surel: sutabinde1@yahoo.com ponsel: 081228131346 Abstrak Bidang studi Bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, baik yang sudah lama hidup di Indonesia maupun keturunan asing seperti keturunan
Lebih terperinciSEIKATSU KAIZEN. Reformasi Pola Hidup Jepang
SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang SEIKATSU KAIZEN Reformasi Pola Hidup Jepang Panduan Menjadi Masyarakat Unggul dan Modern Susy ONG Penerbit PT Elex Media Komputindo SEIKATSU KAIZEN Reformasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan termasuk salah satu negara yang sangat unik dan menarik untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan kehidupan bermasyarakatnya
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk dapat berkomunikasi dengan sesama manusia dan saling mengerti apa dari maksud yang ingin disampaikan, semua manusia memerlukan sebuah bahasa. Bahasa mengandung
Lebih terperinciKalender dalam Sejarah Kebudayaan
Kalender dalam Sejarah Kebudayaan Oleh I Gede Mugi Raharja Prodi Desain Interior FSRD ISI Denpasar Abstrak Sejak zaman purba telah dilakukan usaha untuk memahami waktu dan gerak waktu oleh para ahli astronomi,
Lebih terperinciGara-Gara Hantu Lingkaran. Hendra Gunawan
Gara-Gara Hantu Lingkaran Hendra Gunawan 2014 1 Misteri Lingkaran Mulai Menghantui Menurut catatan sejarah, dari tahun 2600 SM (saat Piramida Besar dibangun) hingga tahun 575 SM (puncak peradaban Babilonia),
Lebih terperinciBUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA
BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) DAN BAHAN FILOLOGI NUSANTARA 1. NAMA MATA KULIAH : FILOLOGI NUSANTARA 2. KODE / SKS : BDN 1224 / 2 SKS 3. PRASARAT : PENGANTAR FILOLOGI
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, komunikasi sangatlah penting. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Sudjianto,et al (2007, hal. 54) mengemukakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN. Pertemuan 2 Sejarah Perpustakaan
PENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN Drs. Darmono, M.Si Pertemuan 2 Sejarah Perpustakaan Sejarah Tulisan 1. Pada peradaban Mesir kuno, yaitu 4000 tahun sebelum Masehi dikenal adanya tulisan hieroglyph. 2. Bangsa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan apa yang ingin. memelajari bahasa sangat penting dalam komunikasi.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi dan alat interaksi paling penting yang digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan apa yang ingin diungkapkan dalam bentuk
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak
Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula
Lebih terperinciBahasa Indonesia UMB TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem
Bahasa Indonesia UMB Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa dapat memahami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEBUDAYAAN. Bahasa. Sastra. Pengembangan. Pembinaan. Perlindungan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinci2014 SAJARAH CIJULANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Syafnijal Datuk S dalam artikelnya di sinarharapan.co pada tanggal 07 september 2013 (12.15) yang berjudul Dibanggakan tapi Dilupakan menjelaskan sebagai berikut,
Lebih terperinciWujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia
Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak tahun pertama masehi, Lampung telah dihuni oleh manusia. Hal ini dibuktikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak tahun pertama masehi, Lampung telah dihuni oleh manusia. Hal ini dibuktikan dengan berbagai peninggalan yang tersebar diberbagai wilayah Lampung. Meskipun
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN DI FORT ROTTERDAM OLEH: ALAMANDA AKUNTANSI-II/A
LAPORAN PENELITIAN DI FORT ROTTERDAM OLEH: ALAMANDA 4516013031 AKUNTANSI-II/A PRODI AKUNTANS1 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR TA 2016/2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBab 2 Sejarah Singkat Tulisan Di Mesopotamia, Timur Tengah, dan Eropa
Bab 2 Sejarah Singkat Tulisan Di Mesopotamia, Timur Tengah, dan Eropa 2.1 Tulisan Bahasa Sumeria dan Akadia ( Aksara Paku ) Sejarah tulisan mulai di Mesopotamia, Irak bagian selatan, antara sungai Tigris
Lebih terperinciTeks, Tekstologi, dan Kritik Teks
Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni - Universitas Pendidikan
Lebih terperinciKISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS X 2011
KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS X 2011 Jenis sekolah : SMA/MA Jumlah soal : 55 butir Mata pelajaran : SEJARAH Bentuk soal/tes : Pilihan Ganda/essay Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 90 menit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sumatera Barat merupakan perpustakaan umum. Perpustakaan umum merupakan tempat atau lokasi yang menghimpun koleksi
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN. masyarakat suku Makassar telah difungsikan oleh pencerita atau pasinrilik sebagai
BAB VII KESIMPULAN A. Kesimpulan Sinrilik Kappalak Tallumbatua (SKT) sebagai hasil tradisi sastra lisan dari masyarakat suku Makassar telah difungsikan oleh pencerita atau pasinrilik sebagai alat untuk
Lebih terperinci2. 1. Landasan Naskah NBG (Nederland Bible Geselschaft) 183. Gambar Halaman Naskah Kuno Bugis La Galigo
BAB II NASKAH KUNO BUGIS LA GALIGO 2. 1. Landasan Naskah NBG (Nederland Bible Geselschaft) 183 Gambar 2. 1. Halaman Naskah Kuno Bugis La Galigo Menurut Fachruddin (2000, 14) NBG 188 dikumpulkan oleh I
Lebih terperinciDan Pengaruhnya Terhadap
Penemuan Kertas Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan DKV P d i i b l dik l i til h Pada masa ini belum dikenal istilah DKV PENEMUAN KERTAS 105 M ACUAN CETAK 200 M BUKU CETAK 868 M ILUSTRASI TIPOGRAFI
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 31/06/73/Th. X, 1 Juni PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciMATA KULIAH BAHASA INDONESIA
Modul ke: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 03 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 40/07/73/Th. IX, 1 Juli PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciKESINAMBuNGAN BUDAYA
c Demokrasi Lewat Bacaan d KESINAMBuNGAN BUDAYA Oleh Nurcholish Madjid Ketika Kaisar Hirohito meninggal, banyak orang membicarakan kedudukannya selaku lambang kontinuitas budaya Jepang selama ribuan tahun.
Lebih terperinciSERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)
SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Buku Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita,
Lebih terperinciTabel 1. Perkembangan Jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) melalui Pintu Masuk Makassar menurut Kebangsaan
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 23/05/73/Th. X, 2 Mei PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciAlat Musik Dawai. Istilah Kordofon. 1.1 Pendahuluan
ALAT MUSIK DAWAI 1 Alat Musik Dawai 1.1 Pendahuluan Alat musik dawai memiliki karakteristik yang berbeda dengan alat musik lainnya, seperti misalnya gendang, gong, atau alat tiup. Alat musik dawai (selanjutnya
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 19/04/73/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 42/08/73/Th. X, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciPEMAKAIAN AKSARA DALAM PENULISAN BAHASA MELAYU HINGGA BAHASA INDONESIA (THE USAGE OF LETTERS ON MALAY TO INDONESIAN LANGUAGE WRITING)
PEMAKAIAN AKSARA DALAM PENULISAN BAHASA MELAYU HINGGA BAHASA INDONESIA (THE USAGE OF LETTERS ON MALAY TO INDONESIAN LANGUAGE WRITING) Akhmad Yazidi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai satu-satunya makhluk yang memiliki kesempurnaan lebih dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam al-quran, Allah berfirman:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman budaya atau cultural diversity adalah kekayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
Lebih terperinciIndikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh
Lebih terperinciINTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA
INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS
Lebih terperinciBahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional
Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kategori Aksara Nusantara. Secara garis besar menurut Kertasari et. al (2009),
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan memiliki beribu-ribu warisan budaya yang tersebar di seluruh penjuru nusantara. Diantara banyaknya warisan budaya tersebut
Lebih terperinciBerdasarkan etimologinya, dua kata tersebut kemudian membentuk arti senang berbicara atau senang ilmu (Baried, 1996). Arti ini kemudian berkembang
PENGANTAR FILOLOGI PENGERTIAN FILOLOGI Filologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani philologia. Philologia berasal dari dua kata, yaitu philos yang berarti teman dan logos yang berarti pembicaraan
Lebih terperinciBAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia
BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 54/10/73/Th. X, 3 Oktober PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN PERKEMBANGAN PARIWISATA Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta mudah dipahami oleh orang awam lantaran pendekatan-pendekatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dakwah Islam di Pulau Jawa mengalami proses yang cukup unik dan berliku-liku. Hal ini disebabkan karena kekuatan tradisi budaya dan sastra Hindu
Lebih terperinciBerkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit
Berkenalan dengan Kitab Wahyu DR Wenas Kalangit 19 Februari 2008 Jakarta 1 Berkenalan dengan Kitab Wahyu Sedikit tentang Sastra Apokaliptik Kitab terakhir dalam Alkitab bernama: Wahyu. Ini sebetulnya adalah
Lebih terperinciKERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA
KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman
Lebih terperinciLa Galigo sebagai cermin budaya; Beberapa catatan
La Galigo sebagai cermin budaya; Beberapa catatan Ringkasan presentasi pada Seminar I La Galigo Masamba, 25 April 2012 Apa sebenarnya La Galigo? Sureq Galigo, atau La Galigo, atau Bicaranna Sawérigading
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan sebuah bentuk karya tulis yang berupa bahan kertas atau buku tercipta dalam kurun waktu tertentu dapat terjadi penggerak tentang keadaan dan situasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang dapat digunakan dimasa depan. Keahlian itu bisa berupa keahlian dalam bidang non-akademik
Lebih terperinciREVITALISASI PERAN STAKE HOLDERS
ISSN: 2354-9629 REVITALISASI PERAN STAKE HOLDERS PERPUSTAKAAN SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN WARISAN BUDAYA BANGSA DALAM RANGKA MEMBANGUN KERJASAMA PERPUSTAKAAN DI KAWASAN ASIA TENGGARA Irvan Muliyadi Dosen
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA I. UMUM Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kebudayaan masyarakat. Implikasinya, jika tuntutan zaman. harus diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya pengembangan sumber daya manusia yang harus dilakukan secara terus menerus dan berlangsung seumur hidup. Isi dan proses pembelajaran
Lebih terperinciPROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *)
MASALAH KONTROVERSIAL SEJARAH NASIONAL INDONESIA II PROSES ISLAMISASI DI INDONESIA (ABAD 13-18 M): MASALAH DI SEKITAR KAPAN, SIAPA, DAN DARI MANA? *) Oleh: Andi Suwirta **) ABSTRAK Tulisan ini ingin mendiskusikan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2017 ADMINISTRASI. Pemerintahan. Kementerian Pariwisata. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. sudah tersebar diseluruh dunia termasuk di Indonesia. Tembikar atau keramik atau porselen
BAB II LANDASAN TEORI Cina adalah Negara komunis yang terdiri dari hampir seluruh kebudayaan, sejarah dan geografis. Negara Cina memiliki banyak kebudayaan, namun salah satu kebudayaan yang paling terkenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin
Lebih terperinciPlease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata budaya terdiri dari dua kata yaitu budi dan daya. Koentjaraningrat berpendapat bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak
Lebih terperinciNEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG Salah satu ciri dari negara berkembang adalah sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani. Kegiatan pertanian yang dilakukan masih menggunakan peralatan tradisional,
Lebih terperinciKeterampilan Membaca
Imas Mastoah 175 Keterampilan Membaca Oleh: Imas Mastoah 1 Abstraks Abad modern ini menuntut kemampuan membaca dan menulis yang memadai, sehingga bahasa indonesia dituntut untuk memosisikan dirinya sebagai
Lebih terperinciINTERAKSI KEBUDAYAAN
Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam bahasa Sanskerta dan menunjukkan ketergantungannya dengan kutipan-kutipan dari karya asli dalam bahasa
Lebih terperinci