PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM"

Transkripsi

1 PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM KARYA TULIS ILMIAH OLEH : RADOT SRI MEGAWATI NABABAN NIM : AKADEMI KEBIDANAN AUDI HUSADA MEDAN 2014

2 PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb) pada Akademi Kebidanan Audi Husada Medan Oleh RADOT SRI MEGAWATI NABABAN AKADEMI KEBIDANAN AUDI HUSADA MEDAN 2014

3 Judul Karya Tulis Ilmiah : PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM Nama Mahasiswa : Radot Sri Megawati Nababan Nomor Induk Mahasiswa : Program Studi : DIII Kebidanan Menyetujui Komisi Pembimbing (Chainny Rahmawan, SST) Direktris (Faija Sihombing, SKM, M.Kes) Tanggal Lulus : 28 Mei 2014

4 Telah di uji Pada Tanggal : 28 Mei 2014 PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH Ketua Anggota : Chainny Rahmawan, SST : 1. Marta Imelda Br.Sianturi, SST 2. Dessy Meilani Hutasoit, SST

5 HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah dengan Judul : ` PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM yang Telah Dipersiapkan dan Dipertahankan Oleh : Radot Sri Megawati Nababan Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Pada Tanggal 28 Mei 2014 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat untuk Diterima Pembimbing (Chainny Rahmawan, SST) Penguji I Penguji II (Marta Imelda Sianturi, SST) (Dessy Meilani Hutasoit, SST) Medan, 28 Mei 2014 Akademi Kebidanan Audi Husada Medan Direktris (Faija Sihombing, SKM, M.Kes)

6 PERNYATAAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU NIFAS MENGENAI BAYI IKTERUS UMUR 0-1 TAHUN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DELI SERDANG LUBUK PAKAM KARYA TULIS ILMIAH Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan di Akademi Kebidanan Audi Husada Medan dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, 28 Mei 2014 Radot Sri Megawati Nababan

7 ABSTRAK Bayi ikterus atau sakit kuning merupakan suatu tanda terjadinya diskolorisasi kulit menjadi berwarna kuning (sebagai akibat dari pewarnaan lemak utama) dan pewarnaan ini dapat meluas ke sclera (bagian putih dari mata). Sakit kuning terdeteksi melalui pemucatan kulit dengan ditekan menggunakan jari untuk mengamati warna kulit dan jaringan subkutan. Tujuan Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif mengenai Pengetahuan Sikap dan Tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus umur 0-1 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang bayinya terkena sakit kuning di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam. Hasil penelitian dapat dlihat Pengetahuan Sikap dan Tindakan Ibu Nifas mengenai Bayi Ikterus umur 0-1 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam, bahwa sebanyak 30 orang, yang berpengetahuan sedang sebanyak 35 orang (74,5%) yang berpengetahuan buruk 12 orang (25,5%). Diharapkan kepada ibu nifas agar lebih sering melihat dan memperhatikan bayinya agar tidak terjadi bayi kuning, dan kepada suami atau keluarga untuk selalu mendampingi dan memberikan perhatian pada ibu dan bayinya. Kata Kunci : Ikterus, Pengetahuan, Sikap, Ibu Nifas Daftar Pustaka : 11 ( )

8 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur Peneliti Ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Karunia-Nya peneliti dapat menyusun Karya Tulis Ilmiah ini. Adapun judul penelitian ini yaitu Pengetahuan Sikap dan Tindakan Ibu Nifas Mengenai Bayi Ikterus Umur 0-1 Tahun di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Audi Husada Medan. Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pada pembaca demi untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak mendapat arahan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materi. Maka pada kesempatan ini dengan kesungguhan hati dan rasa tulus ikhlas, Peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Tulus Panjaitan, S.Sos, selaku Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Audi Husada Medan. 2. Faija Sihombing, SKM, M.Kes, selaku Direktris Akademi Kebidanan Audi Husada Medan 3. Chainny Rahmawan, SST, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9 4. Ibu Marta Imelda Br Sianturi, SST, selaku penguji I, yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. 5. Ibu Dessy Meilani Hutasoit, SST, selaku penguji II, yang telah membantu dan membimbing dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah 6. Seluruh Staf Dosen dan Pegawai Akademi Kebidanan Audi Husada Medan yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan kepada peneliti selama pendidikan. 7. Teristimewa kepada Orangtua penulis Ibunda tercinta Lasma Rohana Saragih dan juga seluruh keluarga penulis kasihi yaitu abangku yang telah membiayai kuliah ku dan memberi dukungan, saya ucapkan banyak terima kasih dan juga buat kakak dan adik-adikku yang telah memberi dukungan,semngat,motivasi dan doa dalam penyelesaian karya tulis ilmiah. 8. Seluruh teman-teman Akademi Kebidanan Audi Husada Medan, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Allah menerangkan dan meluaskan ilmu pengetahuan kita semua. Medan, 28 Mei 2014 Peneliti Radot Sri Megawati Nababan

10 DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. Identitas Penulis bernama lengkap Radot Sri Megawati Nababan dengan Nim tempat dan tanggal lahir, Pulo Sanggar, 13 Mei 1991 jenis kelamin Perempuan, menganut agama kristen Khatolik, Penulis anak ke lima dari tujuh bersaudara. Penulis beralamat Jln. Laut-Tador Dusun XIII Cinta Damai. Penulis anak dari Alm. Bapak Halomoan Nababan dan Ibu Lasma Rohana Saragih II. Pendidikan Penulis menginjak Sekolah Dasar pada tahun 1998 sampai tahun 2004 di SD Negeri Laut Tador dan penulis melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya di SMP Negeri 2 Sei-Suka Laut Tador pada tahun 2004 sampai 2007 dan pada Tahun 2007 sampai 2011 penulis melanjut ke SMA Yapim Tebing Syahbandar dan melanjut ke Akademi Kebidanan Audi Husada Medan sehingga lulus pada Tahun 2014.

11 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman i ii iv v vii viii xi BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengetahuan Sikap (attitude) Tindakan / Pratek Bayi Kuning / Ikterus Pengertian Fisiologi Bayi Ikterus Bayi Baru Lahir Macam-macam Bayi Ikterus Etiologi Bayi Ikterus Faktor Penyebab Bayi Ikterus Tanda dan Gejala Bayi Ikterus Komplikasi Bayi Ikterus Penatalaksaan Bayi Ikterus Kerangka Konsep BAB III. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian... 23

12 Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Jenis Data Variabel dan Defenisi Operasional Pengetahuan Sikap Tindakan Metode Pengukuran Tabel Teknik Pengolahan Data Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Analisa Univariat Distribusi Pengetahuan Responden Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden Pada Bayi Ikterus Tabel Distribusi Sikap Responden Tabel Frekuensi Kategori Sikap Responden Tabel Distribusi Tindakan Responden Tabel Kategori Tindakan Responden BAB V. PEMBAHASAN Pengetahuan Ibu Nifas Mengenai Bayi Ikterus Sikap Ibu Nifas Mengenai Bayi Ikterus Tindakan Ibu Nifas BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

13 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman Tabel Distribusi Pengetahuan Responden tentang Bayi Ikterus di Lubuk Pakam Tabel Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden pada Bayi Ikterus di RSUD Lubuk Pakam.. Distribusi Sikap Responden di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tabel Frekuensi Kategori Sikap Responden Ibu terhadap Bayi Ikterus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.. Tabel Distribusi Tindakan Responden Ibu mengenai Bayi Ikterus di RSUD Lubuk Pakam Tabel Frekuensi Kategori Tindakan Responden Ibu Terhadap Bayi Ikterus Lubuk Pakam

14 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 2.4 Kerangka Konsep... 22

15 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul 1. Kuesioner Penelitian 2. Master Data Penelitian 3. Surat Izin Survey Awal 4. Surat Balasan Survey Awal 5. Surat Ijin Penelitian 6. Surat Balasan Penelitian

16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikterus merupakan warna kuning pada kulit dan bagian putih dari mata (sklera) pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dan masalah yang sering muncul pada neonatus terjadi akibat akumulasi bilirubin dalam darah dan jaringan (Schazt William, 2004). Dalam kadar tinggi bilirubin bebas ini bersifat racun, sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya organ hati akan mengubah bilirubin indirect (bebas) menjadi direct yang larut dalam air Masalahnya,organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin bebas tersebut (Dhafinishisyah, 2008). Bayi baru lahir kurang bulan, atau terdapat gangguan dalam hati maka kadar bilirubin dalam darah bayi dapat meningkat. Kadar bilirubin akan kembali normal dalam beberapa hari yaitu ketika organ hati sudah matang atau jika gangguan fungsi hati telah dihilangkan (Rumahzakat, 2007). Hiperbilirubin atau yang dikenal dengan istilah ikterus merupakan keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat peningkatan kadar bilirubin serum dan pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah bilirubin yang terikat pada albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut 1

17 dalam air dan kemudian akan di transportasikan kedalam sel hepar dan terikat dengan albumin tidak dapat memasuki susunan saraf susunan pusat dan bersifat nontoksik. Menurut WHO, bayi Prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). Bayi prematur ataupun bayi preterm adalah bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan, sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan. kurang 2500 gram (Surasmi, 2003). Berkaitan dengan penaganan dan harapan hidupnya bayi berat badan lahir rendah dibedakan bayi berat rendah,berat lahir gram, bayi berat lahir sangat rendah berat lahir kurang dari 1500gram sedangkan bayi berat lahir eksterem berat lahir kurang dari 1000gram. Dibandingkan dengan bayi yang cukup bulan, bayi prematur terutama yang lahir dengan usia kehamilan <32 minggu, mempunyai resiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, ginjal, hati, dan sistem pencernaanya, sekitar 75% kematian perinatal disebabkan oleh prematuritas dan ikterus (Krisnadi, 2009). Di Amerika serikat dari 4 juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami ikterus dan dalam sebuah studi tahun 2003 di Amerika Serikat, 4,3% dari bayi memiliki total serum bilirubin. dalam rentang di mana fototerapi direkomendasikan oleh tahun 1994 American Academy of Pediatrics (AAP) pedoman, dan 2,9% memiliki nilai dalam rentang di mana tahun 1994 AAP pedoman menyarankan fototerapi mempertimbangkan di Malaysia, hasil survei pada tahun

18 1998 di rumah sakit pemerintah dan pusat kesehatan di bawah departemen kesehatan mendapatkan 75% bayi baru lahir menderita ikterus dalam minggu pertama kehidupannya. Berdasarkan studi dari Turki melaporkan penyakit kuning yang signifikan dalam 10,5% bayi yang panjang dan dalam 25,3% dari jangka dekat bayi. Penyakit kuning menurut umur kehamilan dan pasca kelahiran dan mendatar pada 14 mg / dl (240 umol / L) pada 4 hari pada bayi prematur dan 17 mg / dl (290 umol / L) pada bayi panjang. Studi ini tampaknya menunjukkan bahwa beberapa variabilitas etnis dalam kejadian dan tingkat keparahan penyakit kuning neonatal mungkin berhubungan dengan perbedaan dalam distribusi varian genetik dalam metabolisme bilirubin (Riskin, 2009). Di Indonesia, didapatkan data ikterus neonatorum dari beberapa rumah sakit pendidikan. Pusat rujukan Nasional Cipto Mangunkusumo selama tahun 2003, menemukan prevalensi ikterus pada bayi baru lahir sebesar 58% untuk kadar bilirubin diatas 5 mg/dl dan 29,3% dengan kadar bilirubin di atas 12 mg/dl pada minggu pertama kehidupan. Rumah Sakit Dr. Sardjito melaporkan sebanyak 85% bayi cukup bulan sehat mempunyai kadar bilirubin diatas 5 mg/dl dan 23,8% memiliki kadar bilirubin diatas 13 mg/dl, Pemeriksaan dilakukan pada hari 0,3 dan 5. Dengan pemeriksaan kadar bilirubin setiap hari, didapatkan ikterus dan hiperbilirubin terjadi pada 82% dan 18,6% bayi cukup bulan. Sedangkan pada bayi kurang bulan, dilaporkan ikterus dan hiperbilirubin ditemukan pada 95% dan 56% bayi. Tahun 2003

19 terdapat sebanyak 128 kematian neonatal (8,5%) dari 1509 neonatus yang dirawat dengan 24% kematian terkait hiperbilirunemia. Berdasarkan hasil pengumpulan data indicator kesehatan propinsi yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, propinsi kelahiran premature dengan BBLR pada tahun 2000 berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (Jawa Tengah), sedangkan pada tahun 2001 berkisar antara 0,54% (NAD) dan 6,90% (Sumatera Utara). Angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga nonkesehatan lainnya (Kesehatan RI, 2006). Di Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang, insidens ikterus pada tahun 2003 hanya sebesar 13,7% (78%) diantaranya merupakan ikterus fisiologis dan sisanya ikterus patologis. Angka terkait hiperbilirubinemia sebesar 13,1%. Didapatkan juga data insidens ikterus pada bayi cukup bulan sebesar 12,0% dan bayi kurang bulan 22,8%. Sedangkan ikterus neonatorum di RS Dr. Soetomo Surabaya sebesar 30% pada tahun 2000 dan 13% pada tahun Perbedaan angka yang cukup besar ini mungkin disebabkan oleh cara pengukuran yang berbeda. Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo ikterus dinilai berdasarkan kadar bilirubin serum. Ikterus fisiologis baru dapat dinyatakan sesudah diobservasi dalam minggu pertama sesudah kelahiran (Asrining Surasmi, 2003). Saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 40/1000 kelahiran hidup. banyak faktor yang mempengaruhi angka kematian tersebut antara lain penyakit dan semua

20 hal yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan baik langsung maupun tidak langsung. Pada bayi yang lahir kurang bulan, masalahnya adalah peningkatan beban bilirubin yang disertai dengan produksi albumin yang rendah. Konsentrasi molekuler albumin serum harus lebih besar daripada konsentrasi molekuler bilirubin agar terjadi pengikatan pada bayi imatur, dan bilirubin juga tidak berkaitan dengan efektif. Berdasarkan data pada bulan Februari sampai Mei 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Pakam didapat 47 bayi dimana bayi yang terkena ikterus adalah 35 orang. Dengan melihat latar belakang dan fenomena yang ada di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengetahuan sikap dan tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus umur 0-1 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam. 1.2.Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus umur 0-1 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas secara umum mengenai bayi ikterus di rumah sakit umum daerah lubuk pakam.

21 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas mengenai bayi ikterus di rumah sakit umum daerah lubuk pakam. 2. Untuk mengetahui sikap ibu nifas mengenai bayi ikterus di rumah sakit umum daerah lubuk pakam. 3. Untuk mengetahui tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus di rumah sakit umum daerah lubuk pakam Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan mengenai bayi ikterus bagi ibu nifas. 2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal yang berkaitan dengan pengetahuan ibu nifas mengenai bayi ikterus. 3. Bagi instansi pendidikan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau buku bacaan diperpustakaan Akademi Kebidanan Audi Husada Medan.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Perilaku diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subyek tersebut, respon ini berbentuk dua macam yakni: a. Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. b. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung (Notoadmodjo, 2003). Menurut Benyamin Blomm (1998) seorang ahli psikologi yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003) perilaku dibagi kedalam 3 dominan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang tercukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu: 7

23 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu Tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 1. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah pahaman terhadap objek yang dipelajari. 2. Apalikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan unuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini diartikan aplikasi atau penanganan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 3. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek keadaan komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu stuktur organisasi dan masih ada kaitannya sama yang lain Kemampuan analisis ini didapat

24 menggambarkan/membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 4. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 5. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mewawancara atau angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden Sikap (attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat berlangsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsir terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang didalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

25 Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesedian untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 (tiga) komponen pokok yaitu: 1. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek 2. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek 3. Kecendrungan untuk bertindak (trend to behave) Sikap mempunyai 4 (empat) tingkatan yaitu: a. Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai (valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. d. Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

26 Tindakan/Pratek Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behavior) Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuata nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,antara lain adalah fasilitas Dalam pratek / tindakan terdapat 4 tingkatan yaitu: 1. Persepsi (perception) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. 2. Respon Terpimpin (guided respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang besar sesuai dengan contoh adalah merupakan indicator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme (mecanisme) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adaptasi (adaptasi) Adaptasi merupakan suatu praktek/tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran.

27 2.2. Bayi Ikterus (Kuning) Pengertian Fisiologi bayi kuning Menurut Johnston et al (2003) sakit kuning terlihat pada hari kedua sampai ketiga, puncaknya pada hari keempat atau kelima dan sembuh pada hari kesembilan sampai kesepuluh. sakit kuning terjadi dalam 24 jam dari lahir tidak dianggap fisiologi,hal ini menunjukkan proses hemolisis yang berlangsung secara berlebihan (Ives, 2005). Meskipun kata fisiologis bermanfaat untuk memahami pola umum sakit kuning neonatal, namun kata tersebut dapat memberikan kesan yang salah sebagai sesuatu yang aman sepenuhnya dan tidak berbahaya / jinak (Ives, 2005). Fisiologi penyakit kuning umumnya terjadi pada bayi-bayi yang lahir cukup bulan dan tidak cukup bulan. penyakit kuning terjadi sebagai akibat dari imaturitas saat produksinya meningkat.penyakit kuning adalah gangguan yang ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. bayi cukup umur yang sehat akan menjadi fokus utama, tetapi karena perawatan bidan untuk bayi sehat dengan berat lahir rendah dari usia gestasi 34 minggu sampai cukup bulan referensi akan dibuat untuk bayi yang tidak cukup bulan dan bayi-bayi yang kecil untuk usia gestasinya. Karena pemberian ASI ekslusif harus merupakan norma fisiologis yang terorganisasi, bidan perlu mempertanyakan apa peran normalitas yang terkait dengan fisiologi sakit kuning jika ibu memilih untuk memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya. Laurence (2003) menyatakan bahwa istilah ekslusif berarti bahwa bayi hanya diberi ASI dan tidak mendapat susu formula sama sekali. Selama 30 tahun

28 terakhir atau lebih, banyak dugaan yang terkait dengan pola-pola fisiologi sakit kuning terpengaruh oleh pemberiaan susu formula yang sering atau ASI yang dicampur susu formula. Tampak bahwa bayi yang diberi ASI secara eksklusif kurang terwakili dengan baik pada populasi wanita yang menyusui tetapi dalam memeriksa kecendrungan ruangan sakit kuning lebih dapat diterima bahwa bayi-bayi yang diberi ASI mempunyai bilirubin yang memuncak diakhir minggu pertama dan tidak dapat sembuh sampai akhir minggu kedua. Sakit kuning yang berkepanjangan pada bayi-bayi yang diberi ASI semakin meningkat karena terjadinya peningkatan sebagai akibat dari asupan cairan dan kalori yang lebih rendah,pola buang air besar yang jarang, peningkatan kadar berkurangnya pembentukan ( Riordan, 2005) Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0-28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisisologik agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya.hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi dibawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus,dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai berikut: 1. Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida) 2. Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan.

29 3. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah. 4. Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan racun yang tidak diperlukan badan. 5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi. 6. Sistem kardiovaskuler serta endokrin bayi menyelesaikan diri dengan perubahan fungsi organ tersebut diatas. Penyesuaian pokok yang dilakukan bayi fungsi organ tersebut diatas. Penyesuaian pokok yang dilakukan baby neonatal yaitu: Masa neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan ketika periode prenatal sedang berkembang terhenti pada kelahiran. Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya, perkembangan individu dimasa depan akan tampak pada waktu dilahirkan.masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya masa ini berbahaya karena sulitnya menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru. ikterus neonatorum adalah menguningnya sklera,kulit,atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh. Keadaan ini merupakan tanda penting penyakit hati atau kelainan fungsi hati, saluran empedu dan penyakit darah bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg %, maka ikterus akan terlihat, namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat meskipun kadar bilirubin darah sudah melampaui 5 mg % Ikterus terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirect (unconjugated) dan kadar bilirubin direct (conjugated). Bilirubin indirect akan mudah melewati darah otak apabila bayi terdapat keadaan berat badan lahir rendah, hipoksia dan hipoglikemia (Markum H,

30 2005). Ikterus neonatorum didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat warna kuning pada kulit, konjungtiva dan mukosa akibat penumpukan bilirubin, sedangkan Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum yang menjurus kearah terjadinya kernikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dikendalikan (Mansjoer, 2000). Berdasarkan dua pengertian di atas,dengan demikian ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin yang meningkat Macam-Macam Ikterus Macam-macam ikterus menurut Ngastiyah (2005) adalah sebagai berikut: 1. Ikterus Fisiologis Ikterus Fisiologis adalah keadaan hiperbilirubin karena faktor fisiologis yang merupakan gejala normal dan sering dialami bayi baru lahir. Ikterus fisiologis diantaranya sebagai berikut, Timbul pada hari ke-2 dan ke-3, Kadar bilirubin indirect tidak melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% untuk neonatus lebih bulan. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg% perhari, Ikterus menghilang pada 10 hari pertama, Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik. Dari data yang didapat peneliti di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam adalah sebanyak 25 bayi yang terkena ikterus fisologis.

31 2. Ikterus Patologi Ikterus Patologi adalah suatu keadaan dimana kadar konsentrasi bilirubin dalam darah mencapai nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus jika tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang patologis. Adapun ikterus patologis menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut: Ikterus patologi menurut Ngastiyah ( 2005) yaitu: 1. Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama 2. Kadar bilirubin melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.. 3. Peningkatan bilirubin lebih dari 5 mg% perhari. 4. Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama 5. Kadar bilirubin direct melebihi 1 mg% 6. Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.. Ikterus patologi Ikterus yang kemungkinan menjadi patologis atau hiperbilirubinemia dengan karakteristik menurut Surasmi (2003) sebagai berikut: 1. Ikterus terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran 2. Peningkatan konsentrasi bilirubin 5 mg % atau > setiap 24 jam 3. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg % pada neonatus < bulan dan 12,5 % pada neonatus cukup bulan.

32 Ikterus disertai proses hemolisis darah, defisiensi enzim Ikterus disertai berat lahir < 2000 gram, masa gestasi< 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom gangguan pernafasan, infeksi, Pembentukan dan Ekskresi Bilirubin pada Bayi Baru Lahir Sel Darah Merah (Hemoglobin). Bilirubin plasma protein bilirubin tidak terkonjugasi. 3. Kern Ikterus. Kern ikterus adalah ikterus berat disertai gumpalan bilirubin dan naiknya kadar bilirubin indirek dalam serum. Pada neonatus cukup bulan kadar bilirubin diatas 20 mg% sering berkembang menjadi kern ikterus, sedangkan pada bayi prematur bila melebihi 18 mg%. untuk terjadinya kern ikterus tergantung pada keadaan umum bayi. Bila bayi menderita hipoksia, asidosis, dan hipoglikemia, kern ikterus dapat timbul walaupun kadar bilirubin dibawah 16 mg%. pengobatan adalah dengan transfuse tukar darah. 4. Ikterus Hemolitik Hal ini dapat disebabkan oleh inkompatibilitas rhesus, golongan darah ABO, golongan darah lain, kelainan eritrosit congenital, atau defisiensi enzim G-6-PD. 5. Ikterus Obstruktif Terjadinya sumbatan penyaluran empedu baik dalam hati maupun di luar hati. Akibatnya kadar bilirubin direk dan indirek meningkat. Bila kadar bilirubin direk di atas 1 mg% kita harus curiga akan adanya obstruksi penyaluran empedu. Penanganan adalah dengan tindakan operatif, bila keadaan bayi mengizinkan. Dari data yang didapat peneliliti, di Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam adalah sebanyak 10 bayi yang terkena bayi ikterus patologis.

33 Etiologi Bayi Ikterus Etiologi Ikterus adalah Peningkatan kadar bilirubin umumnya terjadi pada setiap bayi baru lahir, karena hemolisis yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah lebih banyak dan berumur lebih pendek, Fungsi hepar yang belum sempurna (jumlah dan fungsi enzim) Sirkulus meningkat karena masih berfungsinya enzim beta di usus dan belum ada nutrisi. Faktor Resiko Ikterus Peningkatan kadar bilirubin yang berlebih ikterus non fisiologis menurut (Moeslichan, 2004) dapat dipengaruhi oleh faktor faktor Infeksi, sepsis, meningitis, Infeksi saluran kemih, infeksi intra uterin, Trauma lahir, Hipoksia/asfiksia. Faktor resiko untuk timbulnya ikterus neonatorum menurut (Moeslichan, 2004) adalah sebagai berikut, Faktor maternal, Ras atau kelompok, Komplikasi kehamilan, Penggunaan oksitosin dalam larutan hipotonik. Faktor Perinatal, Trauma Lahir Infeksi (bakteri, virus) Faktor Penyebab Bayi Ikterus Faktor Neonatus adalah, Prematuritas, Faktor genetik, Obat (Streptomisin, kloramfenikol). Rendahnya asupan ASI, Hipoglikemia. Penyebab ikterus menurut Markum (2005) ikterus terbagi atas : 1. Ikterus pra hepatik Terjadi akibat produksi bilirubin yang mengikat yang terjadi pada hemolisis sel darah merah. 2. Ikterus pasca hepatik (obstruktif) Adanya bendungan dalam saluran empedu yang mengakibatkan peninggian konjugasi bilirubin yang larut dalam air yang terbagi

34 menjadi, Intrahepatik: bila penyumbatan terjadi antara hati, bila penyumbatan terjadi pada ductus koleductus 3. Ikterus hepatik Kerusakan sel hati yang menyebabkan konjugasi blirubin terganggu. Penyebab Ikterus Berdasarkan Waktu Timbulnya, 24 jam pertama Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama dengan penyebab antara lain, Inkomtabilitas darah, ABO atau golongan lain, Infeksi intra uterin (oleh virus, toksoplasma, dan kadang bakteri),. 24 jam sampai < 72 jam Ikterus yang timbul jam setelah lahir dengan penyebab antara lain biasanya ikterus fisiologis Masih ada kemungkinan inkompatibitas darah ABO atau golongan lain Hal ini diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24 jam Hemolisis perdarahan tertutup, perdarahan hepar, Dehidrasis, Lebih dari 72 jam Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai minggu pertama dengan penyebab antara lain, Biasanya karena infeksi (sepsis), Dehidrasi asidosis. Defisiensi enzim, Pengaruh obat Tanda dan Gejala Bayi Ikterus Tanda dan gejala yang timbul dari ikterus menurut Surasmi (2003) yaitu: 1. Pada permulaan tidak jelas, yang tampak mata berputar-putar 2. Letargi (lemas) 3. Kejang 4. Tidak mau menghisap 5. Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental

35 6. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai, kejang, disertai ketegangan pada otot 7. Perut membuncit 8. Pembesaran pada hati 9. Feses berwarna seperti dempul 10. Tampak ikterus: sklera, kuku, kulit dan membran mukosa. Joundice pada 24 jam pertama yang disebabkan oleh penyakit hemolitik waktu lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetis/infeksi. 11. Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin gelap, warna tinja gelap. Gejala gejala menurut Surasmi (2003) gejala hiperbilirubin dikelompokkan menjadi : 1. Gejala akut : gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni. 2. Gejala kronik : tangisan yang melengking, meliputi bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan, gangguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis). Bila tersedia fasilitas, maka dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sebagai berikut Pemeriksaan golongan darah ibu pada saat kehamilan dan bayi pada saat kelahiran Bila ibu mempunyai golongan darah O dianjurkan untuk menyimpan darah tali pusat pada setiap persalinan untuk pemeriksaan lanjutan yang dibutuhkan Kadar bilirubin serum total diperlukan bila ditemukan ikterus pada 24 jam pertama kelahiran.

36 Komplikasi Bayi Ikterus Komplikasi Komplikasi yang mungkin timbul dari ikterus neonatorum terjadi kernikterus, yaitu kerusakan pada otak akibat perlengketan bilirubin indirect pada otak terutama pada, nucleus merah didasar ventrikel IV (Ngastiyah, 2005). Kern Ikterus adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirect pada otak. Kern Ikterus ialah ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup bulan dengan ikterus berat (bilirubin lebih dari 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik berat dan ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara klinis Penatalaksanaan Ikterus Penatalaksanaan Ikterus Pengobatan yang diberikan sesuai dengan analisa penyebab yang mungkin dan memastikan kondisi ikterus pada bayi kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis. Tujuan pengobatan adalah mencegah agar konsentrasi bilirubin indirect dalam darah tidak mencapai kadar yang menimbulkan neurotoksisitas, dianjurkan dilakukan transfuse tukar dan atau fototerapi. Resiko cidera susunan saraf pusat akibat bilirubin harus diimbangi dengan resiko pengobatan masing-masing bayi. Kriteria yang harus dipergunakan untuk memulai fototerapi. Oleh karena fototerapi membutuhkan waktu jam, sebelum memperlihatkan panjang yang dapat diukur, maka tindakan ini harus dimulai pada kadar bilirubin, kurang dari kadar yang diberikan. Penggunaan fototerapi sesuai dengan anjuran dokter biasanya diberikan pada neonates dengan kadar bilirubin tidak lebih dari 10 mg%.

37 A. Penatalaksanaan umum Penatalaksanaan ikterus secara umum menurut Surasmi (2003) antara lain yaitu: 1. Memeriksa golongan darah ibu, ABO dan lain lain pada waktu hamil 2. Mencegah trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat menimbulkan ikterus, infeksi dan dehidrasi. 3. Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan kebutuhan bayi baru lahir imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat. 4. Pengobatan terhadap faktor penyebab bila diketahui. 2.3 Kerangka konsep Adapun pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas mengenai Bayi Ikterus di RSUD Deli Serdang Variabel Independent 1. Pengetahuan Ibu bayi Ikterus 2. Sikap Ibu tentang bayi Ikterus 3. Tindakan ibu terhadap bayi Ikterus

38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif, yaitu untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus umur 0-1 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Lubuk Pakam Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit umum daerah lubuk pakam dengan alasan masih kurangnya tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas mengenai bayi ikterus di rumah sakit tersebut Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Mei Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada di Rumah sakit umum daerah lubuk pakam yaitu sebanyak 47 responden Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu jumlah seluruh populasi dijadikan sampel. yang menjadi sampel dipenelitian ini seluruh ibu nifas di rumah sakit umum daerah lubuk pakam. 23

39 3.4. Metode Pengumpulan Data Jenis Data a. Data sekunder Pengumpulan data sekunder diperoleh dari data yang ada di Rumah Sakit umum daerah lubuk pakam Februari sampai Mei Data tersebut berisi hasil mengenai jumlah ibu nifas, untuk mengetahui penyebab terjadinya bayi ikterus Variabel dan Defenisi Operasional Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh ibu nifas mengenai bayi ikterus yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden. Untuk mengukur Pengetahuan maka disusun 10 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak. Jika responden menjawab ya maka diberi skor 1, jika responden menjawab tidak maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 10 dan nilai terendah adalah 0. Kategori Pengetahuan : 0. Buruk, jika jawaban responden memiliki totak skor <76% dari 10 = Baik, jika jawaban responden memiliki total 76% dari 10 = 8-10 ( Nursalam, 2011) Sikap Sikap adalah suatu reaksi ibu dalam menerima suatu informasi mengenai Bayi Ikterus yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden. Untuk mengukur sikap ibu nifas mengenai Bayi Ikterus disusun sebanyak 10 pertanyaan

40 dengan jawaban sangat setuju ( bobot nilai 3), Setuju (bobot nilai 2) dan tidak setuju (bobot nilai 1), maka total skor untuk variable pengetahuan adalah 30, jadi : Kategori Sikap : 0. Negatif, jika jawaban responden memiliki total skor 50% dari 30 = Positif, jika jawaban responden memiliki total skor > 50% dari 30 = Tindakan Tindakan adalah suatu pelaksanan dari informasi yang diterima responden mengenai bayi ikterus. Untuk mengukur Tindakan maka disusun 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban ya dan tidak maka diberi skor 0. Maka nilai tertinggi adalah 5 dan nilai terndah adalah 0, jadi : Kategori Tindakan : 1. Tidak Dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor 50% dari 5 = Dilakukan, jika jawaban responden memiliki total skor >50% dari 5 = Metode Pengukuran Tabel 3.1. Variabel, Cara, Alat, Skla dan Hasil Ukur Variabel Pengetahuan Sikap Tindakan Cara dan Alat Ukur Wawancara (Quesioner) Wawancara (Quesioner) Wawancara (Questioner) Hasil Ukur 0. Buruk 1. Baik 0. Negatif 1. Positif 0. Tidak Dilakukan 1. dilakukan Skla Ukur Ordinal Ordinal Ordinal

41 3.7. Teknik Pengolahan Data 1. Editing Memeriksa daftar pelayanan yang telah di ukur oleh para pengumpul data. 2. Coding Mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari pada responden kedalam kategori biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban 3. Tabulating Pengkajian data dalam bentuk tabel yang terdiri dari beberapa baris dan kolom. (Drs. Cholid Narbuku, 2009) Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan melihat presentase yang ada/telah terkumpul dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi. Selanjutnya pembahasan ini sesuai dengan teori pustakaan yang ada dan diambil kesimpulan.

42 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang Lubuk Pakam Berlokasi di Jalan Thamrin Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang Kode Pos di Pinggiran Kota, dimana Pelayanan berdiri Tahun 1964, Tanggal berdirinya Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang ini 3 Februari Pemilik Rumah Sakit ini Pemerintah Kabupaten Deli serdang yaitu dr. Isnaini Daqil, dengan Syarat Rumah Sakit Type B dan Pelayanan Rumah Sakit Rawat Jalan dan Rawat Inap. Rumah sakit ini memiliki tempat rujukan yaitu Rumah Sakit Adam Malik, dan Rumah Sakit Haji. Adapun Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deli Serdang adalah: Pelayanan yang unggul dalam mutu prima dalam pelayanan dan menjadi pusat rujukan, Pelayanan kesehatan yang Paripurna dan Proaktif untuk mewujudkan masyarakat sehat. Misi RSUD adalah: 1. Memberikan pelayanan yang Propesional, Terjangkau mudah serta bertanggung jawab. 2. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia maupun sarana dan prasarana sesuai kebutuhan secara universal terarah berkeseimbangan. 27

43 3. Mengembangkan sistem Administrasi informasi dan komunikasi serta pengolahan data dan pelaporan secara cepat dan akurat. 4. Membina dan mengembangkan hubungan kerja sama sekitar pelayanan kesehatan pendidikan, penelitian dan lingkungan dengan instansi, perusahaan, lembaga pendidikan, serta lembaga sosial. 5. Meningkatkan serta mengembangkan sistem manajement yang transparan serta akomodatif dan responsif. Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yaitu : Cermat, Cepat, Efisiensi, Ramah, Memuaskan, Aman dan terjangkau, dan memiliki 3 S : 1. Sambut dengan Senyum 2. Sapa dengan Ramah dan Santun 3. Sentuh dengan Kasih Sayang Rumah Sakit Umum Daerah deli serdang Lubuk Pakam merupakan Rumah Sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, tenaga ksehatan yang ahli, serta didukung dengan lokasi yang sangat strategis dan juga memiliki banyak pasien ibu nifas yang merujuk dari beberapa klinik sehingga mendorong peneliti untuk mengambil lokasi tersebut sebagai lahan dalam melakukan peneliti untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah.

44 4.2. Analisis Data Univariat Pengetahuan Responden Ibu mengenai Bayi Ikterus di Lubuk Pakam Untuk melihat pengetahuan responden tentang bayi ikterus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam, di susun sebanyak 10 pertanyaan dan dapat dijabarkan pada tabel berikut : Tabel 4.1. Distribusi Pengetahuan Responden tentang bayi ikterus Pada ibu nifas di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Tidak No Pertanyaan Pengetahuan Tahu Tahu N % n % 1. Bayi kuning adalah warna kuning pada kulit dan bagian 43 91,5 4 8,5 putih dari mata (sklera) pada beberapa hari setelah lahir yang disebabkan oleh penumpukan bilirubin dan masalahyang sering muncul pada neonatus terjadi akibat akumulasi bilirubin dalam darah dan jaringan. 2. Pada bayi kuning minimal terjadi pada hari ke-2 dan ,0 hari ke-4 3 Keadaan ini dapat terjadi pada bayi yang mendapat air 42 89,3 5 10,6 susu (ASI) eklusif 4. Salah satu manfaat perawatan bayi ikterus adalah 44 93,6 3 6,4 Menggabungkan ibu dan bayinya, dan melihat isyarat menyusu awal bayi. 5. Hati bayi baru lahir belum mampu melakukan pengubahan 30 63, ,1 sehingga terjadi Peningkatan kadar bilirubin dalam darah dan bayi harus di beri obat 6. Ibu yang baru melahirkan dianjurkan untuk melakukan 40 85,1 7 14,9 pergerakan sedini mungkin Untuk mencegah terjadinya sumbatan pada aliran darah 7. Perawatan payudara untuk bayi ikterus bertujuan untuk 43 91,5 4 8,5 memelihara kebersihan Payudara,mempelancar asupan ASI dan mencegah bendungan ASI

45 8. Bayi ikterus karena ASI tidak berbahaya dan akan sembuh 44 93,6 3 6,4 sendiri 9. Selama bayi kuning dianjurkan ibu untuk merawat bayi 41 87,2 6 12,7 Tersebut sampai bayi sembuh 10. Pewarnaan kuning pada ikterus disebut bilirubin tidak 40 85,1 7 14,9 terkonjugasi, merupakan Jenis yang tidak mudah dibuang dari tubuh bayi. Berdasarkan tabel di atas yang menjawab tahu pertanyaan no 1 sebanyak 43 responden (91.5%), yang tidak tahu sebanyak 4 responden (8.5%), yang menjawab tahu pertanyaan no 2 sebanyak 39 responden (83%), yang tidak tahu sebanyak 8 (17.0%), yang menjawab tahu pertanyaan no 3 sebanyak 42 responden (89.3%), yang tidak tahu sebanyak 5 (10.6%), yang menjawab tahu pertanyaan no 4 sebanyak 44 responden (93.6%), yang tidak tahu sebanyak 3 responden (6.4%), yang menjawab tahu pertanyaan no 5 sebanyak 30 responden (63.8%), yang tidak tahu sebanyak 17 responden (36.1%), yang menjawab tahu pertanyaan no 6 sebanyak 40 (85.1%), yang tidak tahu sebanyak 7 responden (14.9%), yang menjawab tahu pertanyaan no 7 sebanyak 43 (91.5%), yang tidak tahu sebanyak 4 responden (8.5%), yang menjawab tahu pertanyaan no 8 sebanyak 44 responden (93.6%), yang tidak tahu sebanyak 3 responden (6.4%), yang menjawab tahu pertanyaan no 9 sebanyak 41 (87.2%), yang tidak tahu sebanyak 6 responden (12.7%), yanh menjawab tahu pertanyaan no 10 sebanyak 40 responden (85.1%), yang tidak tahu sebanyak 7 responden (14.9%). Hasil pengukuran pengetahuan ibu mengenai bayi ikterus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam kemudian dikategorikan sepeti pada tabel :

46 Tabel 4.2. Frekuensi Kategori Pengetahuan Responden pada Bayi Ikterus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. No Pengetahuan F % 1 Baik 30 63,8 2 Buruk 17 36,2 Jumlah Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas yang berpengetahuan baik lebih banyak dibanding yang berpengetahuan buruk yaitu 30 orang (63,8%). Tabel 4.3. Distribusi Sikap Responden Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam No. Sikap 1 Proses ikterus karena ASI puncaknya terlihat pada minggu ke-2 sampai ke-3 2 Bayi kuning terjadi hari ke-2 dan ke-3 3 Bayi yang kurang istirahat akan mempengaruhi proses pemulihan warna tubuh bayi dan menyebab kan ikterus patologis terjadi lama 4 Manfaat perawatan bayi ikterus dilakukan agar bayi sehat dan tubuh tidak kuning. Sangat Setuju Setuju Tidak setuju n % n % n % 13 27, ,3 8 17,0 6 12, , ,8 5 10, , ,5 7 14, , ,5 5 Bayi harus di beri obat untuk peningkatan asupan oral bayi. 6 12, , ,7 6 Ibu nifas sebaiknya melakukan pergerakan sedini mungkin 7 14, , ,5 setelah melahirkan. 7 Ibu harus menjaga bayinya dari rasa cemas karena bayi yang diinkubator disinari cahaya 3 6, , ,4 menggunakan pelindung mata, kemungkinan pelindung bergeser

47 dan mencekik bayi 8 Bayi ikterus sebenarnya jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari dan berlangsung lebih lama 9 Ikterus pada bayi baru lahir terjadi karena tidak cocok golongan darah 10 Ibu sebaiknya lebih memperhati kan bayinya karena ikterus dapat meningkat serta efek jangka panjang yang mungkin timbul. 5 10, , ,5 5 60, , , , ,9 Berdasarkan tabel di atas yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 1 sebanyak 13 responden (27,6%), yang menjawab setuju sebanyak 26 responden (55,3%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 8 responden (17,0%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 2 sebanyak 6 responden (12,7%), yang menjawab setuju sebanyak 27 responden (54,4%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 14 responden (29,8%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 3 sebanyak 5 responden (12,7%), yang menjawab setuju sebanyak 30 responden (63,8%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 12 responden (25,5%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 4 sebanyak 7 responden (14,9%), yang menjawab setuju sebanyak 20 responden (42,5%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 20 responden (42,5%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 5 sebanyak 6 responden (12,7%), yang menjawab setuju sebanyak 27 responden (57,4%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 14 responden (29,7%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 6 sebanyak 7 responden (14,9%), yang

48 menjawab setuju sebanyak 20 responden (42,5%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 20responden (42,5%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 7 sebanyak 3 responden (6,4%), yang menjawab setuju sebanyak 33 responden (70,2%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 11responden (23,4%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 8 sebanyak 5 responden (10,6%), yang menjawab setuju sebanyak 30 responden (63,8%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 12 responden (25,5%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 9 sebanyak 5 responden (10,6%), yang menjawab setuju sebanyak 30 responden (63,8%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 12 responden (25,5%), yang menjawab sangat setuju pertanyaan no 10 sebanyak 23 responden (48,9%), yang menjawab setuju sebanyak 16 responden (34%), dan yang menjawab tidak setuju sebanyak 7 responden (14,9%) Tabel 4.4. Frekuensi Kategori Sikap Responden Ibu terhadap Bayi Ikterus di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam No Kategori Sikap f % 1 Positif Negatif Jumlah Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kategori sikap ibu terhadap bayinya yang kategori sikap positif lebih banyak dibanding yang kategori sikap negatif yaitu 32 orang (68%).

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara

BAB I PENDAHULUAN. Bayi menurut WHO ( World Health Organization) (2015) pada negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO ( World Health Organization)

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan

ABSTRAK. : Obesitas, Hipertensi, Kehamilan ABSTRAK Hipertensi pada kehamilan yaitu hipertensi yang terjadi pada saat kehamilan, dapat mempengaruhi kehamilan itu sendiri dan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20 minggu. Kegemukan atau

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP BAHAYA ROKOK DI KLINIK LISNA KELURAHAN TANJUNG MULIA KECAMATAN MEDAN DELI KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ESTER RIA BR SIAGIAN 11.018 AKADEMI KEBIDANAN AUDI

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Balita, Demam Kejang

ABSTRAK Kata Kunci : Balita, Demam Kejang ABSTRAK Demam kejang pada balita di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang memiliki tinggi angka kejadian sebesar 52% dengan karakteristik yang berbeda-beda berdasarkan umur, jenis kelamin,

Lebih terperinci

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN ABSTRAK Dinamika Kesehatan, Vol. 6 No. 2 Desember 2015 Khadijah et al., Gambaran Tingkat Ikterus Fisiologis... GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IKTERUS FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura 3/1000 per kelahiran hidup, Malaysia 5, 5/1000 per kelahiran hidup, Thailand 17/1000 per kelahiran hidup,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ikterus adalah gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir katabolisme heme yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus

Lebih terperinci

Kata kunci : Atonia Uteri, Retensio Plasenta, Laserasi Jalan Lahir dan Plasenta Res Daftar pustaka : 21 ( )

Kata kunci : Atonia Uteri, Retensio Plasenta, Laserasi Jalan Lahir dan Plasenta Res Daftar pustaka : 21 ( ) ABSTRAK Perdarahan post partum masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam. Perdarahan post partum terjadi di karenakan masih banyaknya faktor faktor yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN HUBUNGAN BERAT LAHIR DENGAN KEJADIAN IKTERIK PADA NEONATUS TAHUN 2015 DI RSUD. DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN Aunida Hasyyati*,Dwi Rahmawati 1,Mustaqimah 1 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *Korepondensi

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi

ABSTRAK. : Paritas, Umur, Hipertensi ABSTRAK Hipertensi dalam kehamilan berhubungan dengan paritas dan umur ibu hamil. Paritas 1 dan > 4 kali akan memicu terjadinya hipertensi dan juga umur ibu yang < 25 dan > 35 tahun juga akan memicu terjadinya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana bilirubin berasal dari penguraian protein dan heme. 13 Kadar

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Hiperemesis, BBLR

ABSTRAK. Kata Kunci : Hiperemesis, BBLR ABSTRAK Kejadian berat badan lahir rendah banyak terjadi di Desa T. Ambun Kecamatan Aceh Singkil. Kejadian berat badan lahir rendah terkait dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Epilepsi, Anak Dibawah Usia 6 Tahun

ABSTRAK. Kata Kunci : Epilepsi, Anak Dibawah Usia 6 Tahun ABSTRAK Epilepsi merupakan gangguan susunan saraf pusat yang dirincikan oleh terjadinya serangan yang bersifat spontan dan berkala. Serangan dapat diartikan sebagai modifikasi fungsi otak yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di Asia, yaitu munculnya warna kuning pada kulit dan sklera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap tahunnya, sekitar 65% mengalami ikterus. Ikterus masih merupakan masalah pada bayi baru lahir yang sering

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pendidikan, Sosial Ekonomi, Pekerjaan, ASI Eksklusif

Kata Kunci : Pendidikan, Sosial Ekonomi, Pekerjaan, ASI Eksklusif ABSTRAK Bayi yang berusia 0-12 bulan yang mendapat imunisasi di Desa Serdang Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang hanya mencapai 22,7%, keadaan ini menunjukkan beberapa faktor ibu tidak memberikan

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : Posnatal Brascare

ABSTRAK Kata Kunci : Posnatal Brascare ABSTRAK Posnatal breascare merupakan salah satu tehnik otohipnosis (self hypnosis), yaitu upaya alami dalam menanamkan niat positif/sugesti ke dalam menjalani masa kehamilan dan persiapan menyusui. Dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : AVYSIA TRI MARGA WULAN J 500 050 052

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang mengandung heme

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Perdarahan, Infeksi Persalinan, Paritas, Umur, Jarak Persalinan dan Kematian Maternal Ada Ibu Bersalin

ABSTRAK. Kata Kunci : Perdarahan, Infeksi Persalinan, Paritas, Umur, Jarak Persalinan dan Kematian Maternal Ada Ibu Bersalin ABSTRAK Faktor- Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal pada ibu bersalin Di RSUD Deli serdang Lubuk pakam Angka Kematian Maternal (AKM) di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu sekitar 307 per

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pemilihan Pertolongan Persalinan

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pemilihan Pertolongan Persalinan ABSTRAK Ibu bersalin di Desa Pasir Putih sebagian melakukan pertolongan persalinan pada dukun, dengan pertimbangan sewaktu hamil tidak memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan dan kurang mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Determinan, ASI Eksklusif KATA PENGANTAR

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Determinan, ASI Eksklusif KATA PENGANTAR ABSTRAK Pemberian ASI Eksklusif di Motung Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir mengalami penurunan hanya 21,7%. Keadaan ini terkait oleh beberapa faktor determinan antara lain umur, pekerjaan, pengetahuan,

Lebih terperinci

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIDRAMNION PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DI RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN KARYA TULIS ILMIAH.

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIDRAMNION PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DI RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN KARYA TULIS ILMIAH. FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA HIDRAMNION PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DI RSUD.Dr.PIRNGADI MEDAN KARYA TULIS ILMIAH Oleh Ayu Aliccia Devi 11.005 AKADEMI KEBIDANAN AUDI HUSADA MEDAN 2014

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Premenstrual Syndrome

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Premenstrual Syndrome ABSTRAK Sikap remaja putri di SMP Negeri 1 Kampung PON memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menghadapi premenstrual syndrome. Sikap yang berbeda-beda terhadap premenstrual syndrome terkait dengan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Sekitar 25 50% bayi baru lahir menderita ikterus pada minggu

Lebih terperinci

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS IKTERUS Jaundice/ikterus : pewarnaan kuning pada kulit, sklera, atau membran mukosa akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan 60% pada bayi cukup bulan; 80% pada bayi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta ekskresi. Bilirubin merupakan katabolisme dari heme pada sistem retikuloendotelial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hiperbilirubinemia merupakan masalah terbanyak pada neonatus (50%-80% neonatus mengalami ikterus neonatorum) dan menjadi penyebab dirawat kembali dalam 2 minggu pertama

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Jenis Persalinan, Asfiksia

ABSTRAK. Kata Kunci : Jenis Persalinan, Asfiksia ABSTRAK Kejadian asfiksia di Puskesmas Labuhan Batu Utara mencapai 49,4 persen. Kejadian asfiksia yang terjadi dengan rata-rata dengan jenis persalinan buatan. Kejadian asfiksia terkait dengan jenis persalinan.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Ibu Penderita Penyakit Menular Seksual pada Kehamilan

ABSTRAK. Kata Kunci : Ibu Penderita Penyakit Menular Seksual pada Kehamilan ABSTRAK Penyakit Menular Seksual sampai sekarang ini,masih menjadi masalh kesehatan,social maupun ekonomi di berbagai Negara (WHO,2003) Peningkatan insideninfeksi menular seksual dan penyebaran di seluruh

Lebih terperinci

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pendukung, ASI Eksklusif

Kata Kunci : Faktor Predisposisi, Pendukung, ASI Eksklusif ABSTRAK Pemberian ASI Esklusif pada bayi 0-6 bulan di Desa Karya Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat hanya sebesar 25,0%. Faktor yang diduga menyebabkan tidak memberikan Asi Eksklusif adalah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Pijat Bayi Prematur

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Pijat Bayi Prematur ABSTRAK Pijat bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan untuk menghilangkan ketegangan dan kerewelannya. Karena pijatan lembut akan membantu mengendurkan otot-ototnya sehinga dia menjadi tenang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Remaja Putri tentang Kanker Payudara ABSTRAK Kanker payudara salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di indonesia. Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang ditakuti oleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian PASI

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian PASI ABSTRAK Pemberian PASI pada balita di wilayah kerja Puskesmas Pantai Labu Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang sudah diberikan pada balita usia 1 tahun. Pemberian PASI yang terjadi pada balita

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum

Kata Kunci : Pemenuhan Nutrisi, Perawatan Perineum, Penyembuhan Ruptur Perineum ABSTRAK Penyembuhan rupture perineum di klinik Ridho jalan sehati gang sempurna pasar dua Krakatau masih bayak yang tidak mengalami ketidak kesembuhan hal ini sebabkan oleh faktor pemenuhan nutrisi dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : PHBS, Diare KATA PENGANTAR

ABSTRAK. Kata Kunci : PHBS, Diare KATA PENGANTAR ABSTRAK Kejadian diare di Kelurahan Sambirejo Kabupaten Langkat sebesar 13%. Kejadian diare yang terjadi di Kelurahan Sambirejo Kabupaten Langkat berkaitan dengan rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Kondisi Rumah, Sanitasi Rumah, Perilaku Anggota Keluarga Merokok dan ISPA

ABSTRAK. : Kondisi Rumah, Sanitasi Rumah, Perilaku Anggota Keluarga Merokok dan ISPA ABSTRAK Di Indonesia ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Dan kejadian tersebut dipengaruhi oleh kondisi, sanitasi rumah dan perilaku anggota keluarga merokok.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Resiko Kehamilan, Sikap, Perilaku Seksual

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Resiko Kehamilan, Sikap, Perilaku Seksual ABSTRAK Perilaku seksual di SMK T. Amir Hamzah banyak terjadi. Keadaan ini terkait dengan pengetahuan yang kurang tentang resiko kehamilan dan bersikap negatif untuk melakukan perilaku seksual. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar deviasi atau lebih dari kadar yang diharapkan berdasarkan umur bayi atau lebih dari presentil

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Komunikasi, Kontrol Diri, Perilaku Seks

ABSTRAK. Kata Kunci : Komunikasi, Kontrol Diri, Perilaku Seks ABSTRAK Perilaku seks bebas di SMA N 5 Pematang Siantar sekitar 30% sudah melakukan seks pra nikah. Keadaan ini terkait dengan komunikasi orang tua dan anak yang kurang baik terutama komunikasi tentang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pemberian ASI, Ikterus

ABSTRAK. Kata Kunci : Pemberian ASI, Ikterus ABSTRAK Kejadian ikteris pada bayi yang berusia 0-7 bulan diberikan ASI di Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis Riau diberikan sebesar 22,7%. Beberapa faktor bayi mengalami icterus terkait dengan pemberian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Ekonomi, MP-ASI

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Ekonomi, MP-ASI ABSTRAK Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi di kecamatan Pinang Sori Kabupaten Tapanuli Tengah sudah diberikan pada balita usia 1 bulan. Pemberian pendamping ASI yang terjadi pada balita kemungkinan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia ABSTRAK Kejadian anemia pada ibu hamil di klinik ina gurky ini masih banyak terjadi sebesar 60%. Keadaan anemia yang terjadi pada ibu hamil terkait dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang zat gizi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Memberikan ASI Eksklusif ABSTRAK ASI Eksklusif merupakan air susu ibu yang wajib diberikan pada bayi yang baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan, tanpa diberikan tambahan apapun, pemberian ASI Eksklusif di seluruh Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KEHAMILAN RISIKO TINGGI 2.1.1 Defenisi Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap, Ibu Hamil, Nutrisi.

Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap, Ibu Hamil, Nutrisi. ABSTRAK Pengetahuan ibu tentang nutrisi selama kehamilan mempunyai peranan penting, kurangnya pengetahuan ibu tentang manfaat nutrisi selama hamil dapat menyebabkan bayi kekurangan nutrisi. Disisi lain

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Imunisasi Dasar

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Imunisasi Dasar ABSTRAK Kelengkapan imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Hinai Kiri mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Keadaan ini menunjukkan bahwa imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja Puskesmas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipotermi

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipotermi ABSTRAK Kejadian hipotermi pada bayi baru lahir masih terjadi RSUD Deli Serdang sebanyak 36.0%, Kejadian hipotermi ini terkait dengan Faktor-faktor yang berhubungan Terlalu cepat dimandikan, IMD, asfiksia

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Test PMS

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Test PMS ABSTRAK Ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Fajar Kecamatan Kluet Utara Aceh Selatan banyak tidak melakukan test IMS. Keadaan ini terkait dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang tentang IMS dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi menurut WHO (World Health Organization)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil

BAB I PENDAHULUAN. bulan, 80% anak meninggal terjadi saat umur 1-11 bulan. 1 Menurut profil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi dan anak mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara serta kualitas hidup dari masyarakat. Angka ini digunakan untuk memonitor dan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Stunting, Zat Gizi, Sosial Ekonomi, Perkembangan Motorik

Kata Kunci : Stunting, Zat Gizi, Sosial Ekonomi, Perkembangan Motorik ABSTRAK Perkembangan motorik balita usia 24-36 bulan di Desa Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan ada yang mengalami gangguan. Keadaan ini terkait dengan derajat stunting, asupan

Lebih terperinci

MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018

MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018 MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419 Materi Fototerapi Pada Bayi Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018 1 / 7 A. Pendahuluan Fototerapi Pada Bayi Hiperbilirubin merupakan salah

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Kelengkapan Imunisasi Dasar

Kata Kunci : Pengetahuan, Kelengkapan Imunisasi Dasar ABSTRAK Ibu yang memiliki anak dengan usia 11 bulan di Desa Sidorejo Kecamatan Aceh Singkil diperoleh sebesar 40% bayi mereka tidak lengkap imunisasi dasar dan sebesar 60% bayi mereka lengkap imunisasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH KHAIRUNNISAK Mahasiswi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bilirubin merupakan produk utama pemecahan sel darah merah oleh sistem retikuloendotelial. Kadar bilirubin serum normal pada bayi baru lahir < 2 mg/dl. Pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Lingkungan Pergaulan, Pengetahuan, Sikap Seks Bebas

ABSTRAK. Kata Kunci : Lingkungan Pergaulan, Pengetahuan, Sikap Seks Bebas ABSTRAK Meningkatnya resiko terjadinya sikap mendukung terhadap seks bebas di SMA Negeri 1 Singkil terkait dengan lingkungan pergaulan pada siswa dan pengetahuan kesehatan reproduksi. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Berat Bayi Lahir 2.1.1. Pengertian Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Hubungan antara berat lahir dengan umur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Persepsi, Metode Massage, Nyeri Persalinan

ABSTRAK. Kata Kunci : Persepsi, Metode Massage, Nyeri Persalinan ABSTRAK Persepsi ibu terhadap metode massage dalam upaya mengurangi nyeri persalinan di Desa Parit Kecamatan Rupat berbeda-beda setiap ibu bersalin. Penelitian ini bertujuan untuk melihat untuk melihat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Asupan Protein, KEK

ABSTRAK. Kata Kunci : Asupan Protein, KEK ABSTRAK Ibu hamil di Desa Ruak Kec. Aceh Selatan terdapat mengalami kekurangan energi kronik. Kekurangan energik kronik berkaitan antara asupan protein pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa semua bayi baru baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perubahan Fisiologi

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perubahan Fisiologi ABSTRAK Siswi SLTP Negeri 9 Pematangsiantar banyak kurang mengerti tentang perubahan pesiologi pada masa pubertas dan bertanya-tanya tentang perubahan fisiologis tersebut. dan kurang bersikap positif.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Menopause, Kesiapan

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Menopause, Kesiapan ABSTRAK Ibu mengalami kecemasan menghadapi menopause di Desa Bukit Harapan Kecamatan Gunung Meriah ditemukan mengalami kecemasan menghadapi menopause. Kurangnya kesiapan ibu premenopause terkait dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan medik maupun paramedik serta sebagai pelayanan peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu penyelenggara pelayanan kesehatan untuk masyarakat dimana terdapat pelayanan gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap. Serta terdapat beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil. Berbagai bentuk upaya pencegahan dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Ikterus Menurut Kristeen Moore (2013), Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau sclera mata dari putih ke kuning. Hal ini berlaku apabila berlakunya akumulasi

Lebih terperinci

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter? Prof. Dr. H. Guslihan Dasa Tjipta, SpA(K) Divisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU 1 Kuning/jaundice pada bayi baru lahir atau disebut

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Anemia ABSTRAK Kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe di Desa Pulau Banyak Barat Kabupaten Aceh Singkil banyak tidak patuh. Keadaan ini terkait dengan keadaan tingkat pengetahuan. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ikterus a. Definisi Ikterus neonatorum merupakan salah satu fenomena klinis yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir yang ditandai oleh pewarnaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. akibat ketidak matangan sistem organ tubuhnya seperti paru-paru, jantung, badan kurang 2500 gram (Surasmi dkk, 2003). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi prematur merupakan bayi yang lahir dengan usia kehamilan < 32 minggu, mempunyai risiko kematian 70 kali lebih tinggi, karena mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi

Lebih terperinci

Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014

Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Neonatorum Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014 Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Apgar Score Dengan Ikterus Fisiologis di RSUD Al-Ihsan Kabupaten Bandung Tahun 2014 1 Zahra Nabila Latama, 2 Suganda Tanuwidjaja, 3 Arief Budi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik, Kunjungan ANC

ABSTRAK. Kata Kunci : Karakteristik, Kunjungan ANC ABSTRAK Kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tergolong rendah hanya mencapai 72,12%. Faktor yang menyebabkan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan pertama kehidupan merupakan masa paling kritis dalam kelangsungan kehidupan anak. Dari enam juta anak yang meninggal sebelum ulang tahunnya yang ke lima di tahun

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Kerentanan Hamil Diluar Nikah

Kata Kunci : Pengetahuan, Kerentanan Hamil Diluar Nikah ABSTRAK Kerentanan hamil diluar nikah di SMA Negeri 1 Pakat Kecamatan Pakat Kabupaten Humbanghasundutan cendrung mengalami kerentanan. Kerentanan hamil diluar nikah di SMA Negeri 1 Pakat Kecamatan Pakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) rentan terhadap masalah kesehatan. BBLR adalah bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 gram pada waktu lahir

Lebih terperinci

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme oksigenase yaitu enzim yang sebagian besar terdapat dalam

Lebih terperinci

METABOLISME BILIRUBIN

METABOLISME BILIRUBIN Tugas METABOLISME BILIRUBIN Andi Aswan Nur 70300108016 Keperawatan B 1 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Definisi Ikterus ( jaundice ) terjadi apabila

Lebih terperinci

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fototerapi rumah sakit merupakan tindakan yang efektif untuk mencegah kadar Total Bilirubin Serum (TSB) meningkat. Uji klinis telah divalidasi kemanjuran fototerapi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan, Penurunan Balita BGM

ABSTRAK. Kata Kunci : Kepatuhan, Penurunan Balita BGM ABSTRAK Balita di Desa Laweh Beringin Horas Kecamatan Aceh Tenggara terdapat mengalami penurunan jumlah balita bawah garis merah (BGM). Faktor yang menyebabkan balita mengalami penurunan jumlah balita

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pembersih Kewanitaan

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Pembersih Kewanitaan ABSTRAK Remaja putri di SMA N 1 Keritam ada melakukan eksternal douching vagina atau membersihkan vagia dengan menggunakan sabun mandi dan menggunakan produk komersil pembersih kewanitaan. Keadaan ini

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Reproduksi, Tindakan

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kesehatan Reproduksi, Tindakan ABSTRAK Kejadian pernikahan dini di Kota Fajar Kabupaten Aceh Selatan mencapai 49,4 persen. Perkawinan muda yang terjadi dengan rata-rata usia saat perkawinan masih di bawah 20 tahun. Orang tua menikahkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Stress, Siklus Menstruasi

ABSTRAK. Kata Kunci : Stress, Siklus Menstruasi ABSTRAK Siklus menstruasi siswa di Pesantren Babusalam Kabupaten Langkat ada yang mengalami siklus menstruasi terganggu. Keadaan ini terkait dengan keadaan stress dari siswa. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa,

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa, sklera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin dalam darah sehingga menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih

Lebih terperinci

ASUHAN HIPERBILIRUBIN

ASUHAN HIPERBILIRUBIN ASUHAN HIPERBILIRUBIN Pengertian. KERN IKTERUS Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. HIPERBILIRUBIN Suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia mencapai nilai yang mempunyai

Lebih terperinci

HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB. Syajaratuddur Faiqah

HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB. Syajaratuddur Faiqah HUBUNGAN USIA GESTASI DAN JENIS PERSALINAN DENGAN KADAR BILIRUBINEMIA PADA BAYI IKTERUS DI RSUP NTB Syajaratuddur Faiqah Abstract: Ikterus represent one of death cause at baby, Ikterus represent the manifestasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Lingkar Lengan Atas, Tafsiran Berat Janin

ABSTRAK. Kata Kunci : Lingkar Lengan Atas, Tafsiran Berat Janin ABSTRAK Kehamilan merupakan masa penentu kualitas seorang anak yang akan dilahirkan. Malnutrisi pada ibu hamil mengakibatkan transfer nutrient ke janin berkurang, sehingga pertumbuhan janin terhambat dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Kesehatan Remaja

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Kesehatan Remaja ABSTRAK Perilaku kesehatan remaja putri di SMA Negeri Gunung Kabupaten Aceh Singkil banyak tidak melakukan perilaku kesehatan saat mengalami menstruasi. Keadaan ini terkait dengan pengetahuan rema putri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Hiperbilirubinemia merupakan kondisi peningkatan kadar bilirubin yang terakumulasi dalam darah dan di tandai dengan jaundice atau ikterus, suatu pewarnaan

Lebih terperinci

INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA

INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA Lampiran 1 INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA A. Judul Penggunaan linen putih sebagai media pemantulan sinar pada fototerapi. B. Pengertian Foto terapi yaitu pemberian lampu fluoresen (panjang gelombang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perawatan BBLR Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu komplikasi pada bayi yang bila tidak ditangani secara benar dapat menyebabkan kematian. Bayi berat lahir rendah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berat badan pada neonatus cenderung menurun secara fisiologis karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berat badan pada neonatus cenderung menurun secara fisiologis karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Berat Badan pada neonatus Berat badan pada neonatus cenderung menurun secara fisiologis karena masalah menyusui serta bisa disebabkan faktor lain akibat cairan ekstraseluler

Lebih terperinci