Enzim jantung. Troponin
|
|
- Sucianty Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Enzim jantung Troponin Troponin I jantung (ctni) dan troponin T jantung (ctnt) adalah protein dalam sel otot lurik yang merupakan penanda spesifik kerusakan jantung. Bila terjadi cedera pada jaringan miokardium, protein ini dilepaskan kedalam aliran darah dilihat dalam 1 jam terjadinya infark miokard (M 3 ) dan menetap selama satu minggu atau lebih. Tujuan untuk meneteksi dan mendiagnosis AMI dan reinfarksi. Serta untuk menilai kemungkinan penyebab nyeri dada. Nilai rujukan Hasil laboratorium dapat bervariasi. Beberapa laboratorium mungkin menyebut hasil positif jika uji tersebut memperlihatkan kadar yang dapat dideteksi, dan laboratoeium lain mungkin memberikan kisaran hasil yang abnormal. Normalnya, kadar ctni < 0,35 μg/l (SI, < 0,35μg/L). kadar ctni > 2,0μg/L (SI, >2,0 ug/l) member kesan adanya cedera jantung. Hasil immunoassay cepat ctnt kualitatif yang > 0,1μg/L (SI, >0,1 μg/l) dianggap positif terhadap cedera jantung. Selama cedera jaringan berlanjut, kadar troponin akan tetap tinggi. Temuan abnormal Kadar troponin meningkat secara cepat dan terdeteksi dalam 1 jam terjadinya cedera sel miokard. Kadar ctni tidak terdeteksi pada orang yang mempunyai cedera jantung. Factor yang mempengaruhi Olaharaga berat yang berlangsung lama (meningkatkan kadar troponin darah meskipun tanpa kerusakan jantung yang berarti). Obat-obat kardiotoksik seperti doksorubisin (meningkatkan kadar troponin darah). Penyakit ginjal, prosedur bedah tertentu (mungkin meningkatkan kadar troponin darah). Mioglobin
2 Mioglobin, yang biasanya ditemukan pada otot rangka dan otot jantung, berfungsi sebagai protein otot pengikat oksigen. Mioglobin dilepaskan kedalam aliran darah pada keadaan iskemia, trauma, dan inflamasi otot. Tujuan Sebagai uji yang nonspesifik, untuk memperlihatkan adanya kerusakan pada jaringan otot rangka dan otot jantung. Untuk meprediksi terjadinya eksaserbasi polimiositis. Secara spesifik, untuk menentukan apakan infark miokard (MI) telah terjadi. Nilai rujukan Nilai mioglobin normal adalah 0 sampai 0,09 μg/ml (SI, 5-70μg/L). Temuan abnormal Selain MI, kadar mioglobin yang meningkat dapat terjadi pada intoksikasi alcohol akut, dermatomiositis, hipotermia (dengan keadaan menggigil yang lama), distrofi otot, polimiositis, rabdomielitis, luka bakar berat, trauma, gagal jantung berat, dan lupus eritematosa sistemik. Factor yang memengaruhi Hemolisis atau scan radioaktif yang dilakukan dalam 1 minggu setelah diuji. Angina yang baru terjadi, kardioversi, atau saat uji yang tidak sesuai (mungkin meningkatkan kadar mioglobin). Injeksi I.M (mungkin memberikan hasil positif semu). Keratin kinase Keratin kinase (CK) adalah enzim yang berfungsi sebagai katalisator jalur metabolic kreatinin-kreatinin dalam sel-sel otot dan jaringan otak. Karena peranannya yang erat dalam produksi energy, CK mencerminkan katabolisme jaringan yang normal; kadar dalam serum yang meningkat menunjukkan trauma sel. Fraksinasi dan pengukuran ketiga isoenzim CK yang berbeda CKBB (CK1), CK-MB (CK 2 ) dan CK-MM (CK 3 ), telah menggantikan kadar CK total untuk menunjukkan lokasi
3 peningkatan dektruksi jaringan secara akurat. CK-BB paling sering ditemukan dijaringan otak. CK-MM dan CK-MB ditemukan terutama di otot rangka dan otot jantung. Sebagai tambahan, sub-unit dari CK-MB dan CK-MM, yang disebut isoform atau isoenzim, dapat diperiksa untuk meningkatkan sensitivitas uji. Tujuan Untuk mendeteksi dan mendiagnosis infark miokard akut (MI) dan reinfark (yang digunkan terutama CK-MB). Untuk menilai penyebab nyeri dada yang mungkin dan memantau beratnya iskemia miokard setelah operasi jantung, kateterisasi jantung, dan kardioversi (yang digunakan terutama CK- MB). Untuk mendeteksi dermatomiokaletal yang penyebabnya bukan neurogenik seperti distrofi otot Duschenne ( yang digunakan terutama CK total). Nilai rujukan Nilai CK total ditentukan oleh sinar ultraviolet atau pengukuran kinetic berkisar antara U/L (SI, 0,94 sampai 2,89 μkat/l) pada lelaki dan antara U/L (SI, 0,51 sampai 2,3 μkat/l) pada perempuan. Kadar CK mungkin secara berarti lebih tinggi pada orang yang berotot. Bayi sampai usia 1 tahun yang mempunyai kadar 2 sampai 4x lebih tinggi daripada kadar pada orang dewasa, mungkin mencerminkan trauma kelahiran dan perkembangan otot lurik. Kisaran normal dari kadar isoenzim adalah sebagai berikut: CK-BB, tidak terdeteksi; CK-MB, <5% (SI, < 0,05); CK-MM, 90% sampai 100% (SI, 0,90 1,00). Temuan abnormal CK-MM menentukan 99% dari CK total yang normalnya terdapat dalam serum. Isoenzim CK-BB yang terdeteksi mungkin menunjukkan, tapi tidak memastikan, suatu diagnosis cedera jaringan otak, tumor ganas yang menyebar, syok berat, atau gagal ginjal. Kadar CK-MB >5% dari CK total menunjukkan MI, khususnya jika rasio isoenzim laktat dehidrogenase >1 (LD yang melonjak). Pada MI akut dan setelah operasi jantung, CK-MB mulai meningkat dalam 2-4 jam, mencapai puncaknya dalam jam; peninggian yang persisten dan kadar yang meningkat menunjukan adanya kerusakan miokardium yang sedang berlangsung. Kadar CK total secara kasar mengikuti pola yang sama, tapi kemudian sedikit
4 meningkat. Kadar CK-MB mungkin tidak meningkat pada gagal jantung atau selama angina pectoris yang tidak disertai oleh nekrosis sel miokard. Cedera otot rangka yang serius yang terjadi pada distrofi otot tertentu, poliomyelitis, dan mioglobinuria berat mungkin mengakibatkan peningkatan CK-MB yang ringan karena isoenzim tersebut dalam jumlah kecil terdapat dalam beberapa otot rangka. Nilai CK-MM meningkat mengikuti kerusakan otot rangka akibat trauma, seperti operasi dan injeksi I.M. akibat penyakit-penyakit, seperti dermatomiositis dan distrofi otot (kadarnya mungkin kali normal). Peningkatan kadar CK-MM yang moderat terjadi pada pasien dengan hipotiroidisme; peningkatan yang tajam terjadi pada aktivitas otot yang disebabkan oleh agitasi, seperti selama suatu episode psikotik akut. Kadar CK total mungkin meningkat pada pasien dengan hipokalemia, hipertemia maligna, dan kardiomiopati alkoholik. Kadar CK mungkin juga meningkat setelah kejang dan kadangkala pada pasien yang menderita infark paru dan otak. Troponin I dan troponin C jantung terdapat pada sel-sel kontraktil dari jaringan miokardium, dan dilepaskan pada keadaan cedera jaringan miokardium. Kadar troponin meningkat dalam 1 jam terjadinya infrak dan mungkin tetap tinggi sampai 14 hari. Factor yang memengaruhi Hemolisis akibat perlakuan yang kasar terhadap sampel. Tidak mengirimkan sampel ke laboratorium segera atau tidak membekukan serum jika uji ditunda selama lebih dari 2 jam (mungkin akan menurunkan konsentrasi Kreatin Kinase) Tidak mengambil sampel pada waktu yang dijadwalkan (mungkin akan menghilangkan kadar puncak). Halotan dan suksinilkolin, alcohol, litium, asam amiokaproat dalam dosis besar, prosedur diagnosis invasive, olahraga berat atau pijatan otot yang baru dilakukan, batuk hebat, dan trauma. Operasi yang melibatkan otot rangka (menigkatkan kadar CK total). Dapus enzim jantung Muttaqin H, Ramadhani D, editor. Buku pegangan uji diagnostic. Edisi ke-3. Jakarta; Penerbit buku kedokteran EGC h
5 ELEKTROKARDIOGRAM [EKG] Alat ini merekam aktivitas listrik sel di atrium dan ventrikel serta mernbentuk gelombang dan kompleks yang spesifik. Aktlvitas listrik tersebut didapat dengan menggunakan elektroda di kulit yang dihubungkan dengan kabel ke mesin EKG. Jadi EKG merupakan voltmeter yang merekarn aktivitas listrik akibat depolarisasi sel otot jantung. INTERPRETASI EKG Secara sistematis, interpretasi EKG dilakukan dengan menentukan: Ritme atau irama jantung Frekuensi (laju QRS) Morfologi gelombang P (cari tanda kelainan atrium kiri atau atrium kanan} Interval PR Kompleks QRS: - Aksis iantung - Amplitudo (cari tanda hipemofi ventrikel kirifventrikel kanan) - Durasi - Morfologi [ada atau tidak gelombang Q patologis atau gefombang R tinggi di V1] Segrnen ST [apakah ada tanda iskernia, injuri atau infark miokard] Gelombang T lntervai QT Gelombang U A. Menentukan irama jantung Karakterislik sinus ritme: Laju : x/menit. Ritme : Interval P-P regular, interval R-R regular. Gelombang P : Positif (upright) di sadapan II, selalu diikuti kompleks ORS. PR interval : 0,12 0,20 detik dan konstan dari beat to beat. Durasi QRS : kurang dari 0,10 detik kecuali ada gangguan konduksi intraventrlkel.
6 B. Menentukan frekuensi jantung [ Laju QRS ] Ada 3 metode yaitu: 1. Tiga ratus (300) dibagi jumlah kotak besar antara R-R. 2. Seribu lima ratus (1500) dibagi jumlah kotak kecil antara R-R. 3. Hitung jumlah gelombang QRS dalam 6 detik, kemudian dikalikan 10, atau dalam 12 detik dikalikan dengan 5. C. Morfologi gelombang P Berbagai morfologi gelombang P dapat dilihat dibawah ini :
7 D. Menentukan interval PR E. Analisis kompleks QRS Analisis terdiri dari: - Menentukan aksis jantung Sumbu jantung (aksis) ditentukan dengan menghitung jumlah resultan defleksi positif dan negatif kompleks QRS rata-rata di sadapan I sebagai sumbu X dan sadapan avf sebagai sumbu Y (gambar dibawah ini). Aksis normal berkisar antara -30 sampai+110. Beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk menentukan aksis jantung adalah: a. Bila hasil resultan sadapan I pasitif dan avf positif, maka sumbu jantung (aksis) berada pada posisi normal. b. Bila hasil resultan sadapan I positifdan avf negatif jika resultan sadapan II positif : aksis normal. tetapi jika sadapan ll negatif maka deviasi aksis ke kiri {LAD= left axis deviation} berada pada sudut -30 sampai -90. c. Bila hasil resultan sadapan I negatif dan avf positif, maka deviasi aksis ke kanan {RAD=right axis deviation} berada pada sudut +110 sarnpai d. Bila hasil resultan sadapan I negatif darn avf negatif, maka deviasi aksis kanan atas, berada pada sudut -90 sampai Disebut juga daerah no man's land. - Hitung durasi kompleks QRS - Evaluasi tanda-tanda hipertrofi ventrikel kiri/kanan serta cari apakah terdapat morfologi blok cabang berkas kiri atau blok cabang berkas kanan.
8 GAMBARAN EKG PADA ISKEMIA, INJURI, DAN INFARK MIOKARD Sindroma koroner akut {SKA} merupakan suatu sindroma klinis yang terdiri dari angina pektoris tidak stabil. infark miokard akut (IMA) tanpa elevasi segmen ST dan IMA dengan elevasi segmen ST. Keadaan ini ditandai dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokard dan kemampuan pembuluh darah koroner menyediakan oksigen yang cukup untuk rnetabolisme rniokard. Mekanisme dasar SKA berupa disrupsi plak dan pembentukkan trombus akut pada arteri koroner. Segmen ST dan gelombang T pada iskemia miokard Iskemia miokard akan memperlambat proses repolarisasi, sehingga pada EKG dijumpai perubahan segmen ST (depresi) dan ge ombangt(inversi) tergantung beratnya iskernia serta waktu pengambilan EKG. Spesifisitas perubahan segrnen ST pada iskemia tergantung morfologinya. Diduga iskemia jika depresi segmen ST lebih dari 0.5 mm [setengah kotak kecil) dibawah garis baseline (garis isoelektris) dan 0,04 detik dari J point. Pada uji latih jantung dengan beban, jika terdapat depresi segmen ST tipe horisontal atau downslope sebesar 1 mm darn 80 rnilidetlk dari J point, maka disebut respon iskemia positif.
9 Perubahan EKG pada injuri miokard Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna, secara elektrik lebih bermuatan positif dibanding daerah yang tidak mengalami injuri dan pada EKG tampak gambaran elevasl segmen ST pada sadapan yang berhadapan dengan lokasi injuri. Elevasi segmen ST berrnakna jika elevasi 1 mm (1 kotak kecil) pada sadapan ekstrernitas dan 2 mm pada sadapan prekordial di dua atau lebih sadapan yang menghadap daerah anatomi jantung yang sama. Perubahan segmen ST, gelombang T dan kompleks QRS pada injuri dan infark mempunyai karakteristik tertentu sesuai waktu dan kejadian selama infark. Aneurisma vemrikel harus dipikirkan jika elevasi segmen ST rnenetap beberapa bulan setelah infark miokard.
10 Dapus EKG Dharma S. Sistematika interpretasi EKG: pedoman praktis. Edisi ke-1. Jakarta; EGC hal 7, Dapus radiologi yg dibawah Patel PR. Lecture notes: radiologi. Edisi ke-2. Jakarta; Penerbit Erlangga h Pemeriksaan penunjang kardiovaskular Film polos Film polos dapat rnengevaluasi ukuran jantung dan pembesaran ruang jantung. Pada proyeksi Foto PA dada standar, rasio diameter jantung dengan diameter interna rnaksimal dari dada harus tidak lebih besar dari 50% pada film dengan inspirasi penuh. Film saat ekspirasi dapat memberikan kesan yang salah tentang adanya kardimegali dan kongesti pulmonal. Film pada posisi supine juga memberikan gambaran yang serupa. Foto rontgen dada pada angina pectoris sering menunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya pengapuran pembuluh darah aorta.
11 Ultrasonografi Pemeriksaan ekokardiografi dan Doppler dapat menunjukkan berbagai kelainan anatornis dan gangguan yang menyertainya serta membantu dalam memeriksa katup yang inkompeten dan stenotik serta fungsi ventrikel; ekokardiografi juga dapat mendiagnosis aneurisma arkus aorta; aneurisma diseksi; kardiomiopati, dan efusi perikardium.
INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA
INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI STRIP NORMAL HIMPUNAN PERAWAT GAWAT DARURAT DAN BENCANA INDONESIA SULAWESI UTARA PENDAHULUAN Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari rekaman aktivitas listrik jantung
Lebih terperinciKONSEP DASAR EKG. Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV)
KONSEP DASAR EKG Rachmat Susanto, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.MB (KV) TIU Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep dasar EKG dan gambaran EKG normal. TIK Setelah mengikuti materi ini peserta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris. (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark (AMI) baik dengan elevasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah Acute Coronary Syndrome (ACS) digunakan untuk menggambarkan pasien yang datang dengan Unstable Angina Pectoris (UAP) atau dengan Acute Myocard Infark
Lebih terperinciDitulis pada Rabu, 20 September :47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan, elektromedis
- V1 di garis parasternal kanan sejajar dengan ICS 4 berwarna merah Elektrokardiografi (EKG) Ditulis pada Rabu, 20 September 2017 08:47 WIB oleh damian dalam katergori Pemeriksaan tag EKG, ECG, pemeriksaan,
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, perkembangan ekonomi (Renjith dan Jayakumari, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyebab utama kematian dan gangguan kesehatan yang semakin meningkat di dunia (Renjith dan Jayakumari, 2011). Dalam 3 dekade terakhir,
Lebih terperinciTUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG
TUGAS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT INTERPRETASI DASAR EKG Disusun untuk memenuhi tugas mandiri keperawatan gawat darurat Dosen Setiyawan S.Kep.,Ns.,M.Kep. Disusun oleh : NUGKY SETYO ARINI (P15037) PRODI D3
Lebih terperinciNormal EKG untuk Paramedis. dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani
Normal EKG untuk Paramedis dr. Ahmad Handayani dr. Hasbi Murdhani Anatomi Jantung & THE HEART Konsep dasar elektrokardiografi Sistem Konduksi Jantung Nodus Sino-Atrial (SA) - pada pertemuan SVC dg atrium
Lebih terperinciHubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Fungsi Diastolik Ventrikel Kiri pada Pasien Sindrom Koroner Akut di RS Al Islam Bandung Tahun 2014 1 M.Fajar Sidiq, 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT
MAKALAH INFARK MIOKARD AKUT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibart suplai darah yang tidak adekuat, sehingga aliran darah koroner
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menjadi masalah besar disetiap negara didunia ini, baik karena meningkatnya angka mortalitas maupun angka morbiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh dengan jumlah yang cukup sesuai dengan kebutuhan metabolik tubuh (forward failure), atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang sangat serius, baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Data dari WHO tahun 2004 menyatakan
Lebih terperinciMahasiswa mampu: 3. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kateterisasi jantung
Wantiyah Mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tentang arteri koroner 2. Menguraikan konsep keteterisasi jantung: pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, prosedur, hal-hal yang harus diperhatikan 3. Melakukan
Lebih terperinciLaporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari
Laporan Pendahuluan Elektrokardiogram (EKG) Oleh Puji Mentari 1106053344 A. Pengertian Tindakan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu pencatatan grafis aktivitas listrik jantung (Price, 2006). Sewaktu impuls
Lebih terperinciNs. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan
Lebih terperinciJANTUNG 4 RUANG POMPA ATRIUM KA/KI, VENTRIKEL KA/KI SISTEM HANTAR KHUSUS YANG MENGHANTARKAN IMPULS LISTRIK DARI ATRIUM KE VENTRIKEL : 1.
ELEKTROKARDIOGRAFI ILMU YANG MEMPELAJARI AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) SUATU GRAFIK YANG MENGGAMBARKAN REKAMAN LISTRIK JANTUNG NILAI DIAGNOSTIK EKG PADA KEADAAN KLINIS : ARITMIA JANTUNG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan manifestasi klinis akut penyakit jantung koroner (PJK) yangmemiliki risiko komplikasi serius bahkan kematian penderita. Penyakit
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-12 Modul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimpa populasi usia di bawah 60 tahun, usia produktif. Kondisi ini berdampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan stroke yang tergolong dalam penyakit kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infark miokard akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen otot jantung (Siregar, 2011). Penyebab IMA yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit negara-negara industri (Antman
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa pada tahun 2012 penyakit kardiovaskuler lebih banyak menyebabkan kematian daripada penyakit lainnya. Infark miokard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot
Lebih terperinciA. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori
Lebih terperincidari inti yang banyak mengandung lemak dan adanya infiltrasi sel makrofag. Biasanya ruptur terjadi pada tepi plak yang berdekatan dengan intima yang
Definisi Sindroma koroner akut adalah spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional dari pengisian atau pompa ventrikel (Yancy et al., 2013). Prevalensi gagal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) adalah sindroma klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokard disertai elevasi segmen ST yang persisten
Lebih terperinciPEMBAHASAN SINDROM KORONER AKUT
PEMBAHASAN SINDROM KORONER AKUT A. DEFINISI Sindrom koroner akut adalah keadaan gangguan aliran darah koroner parsial hingga total ke miokard secara akut. Berbeda dengan angina pektoris stabil, gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pada lumen arteri koroner akibat arterosklerosis, atau spasme, atau gabungan
Lebih terperinciPRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP
Station 1: Perekaman EKG PRAKTIKUM 6 PEREKAMAN EKG, INFUS PUMP DAN PEMANTAUAN CVP Gambaran Umum/Persiapan EKG merupakan tindakan non invasif yang dapat memberikan gambaran tentang aktivitas listrik jantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMA-EST) merupakan suatu sindroma klinis berupa sekumpulan gejala khas iskemik miokardia yang berhubungan dengan adanya
Lebih terperinciMekanisme kerja Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat
Mekanisme kerja Kreatin adalah suatu senyawa dalam tubuh yang berperan sebagai substrat sumber energi tinggi yang menghasilkan adenosin trifosfat (ATP) siap pakai dalam waktu cepat. Kreatin atau metilguanidin
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,
Lebih terperinciInformed Consent Penelitian
62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya seluruh fungsi dan aktivitas tubuh melibatkan listrik. Tubuh manusia menghasilkan sinyal listrik dari hasil aksi elektrokimia sel-sel tertentu dan listrik
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di kelompok pengrajin batik tulis
Lebih terperinciTUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati
TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati Moderator : M. Apriliandy Sharif Sekretaris meja : Utin Karmila Sekretaris papan : Anisa Penidaria Hari, Tanggal : Senin, 07 Januari
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
8 Adaptasi hewan (kelompok AP,AIS,AIP) Torakotomi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 2 H+2 H - 14 H-14 Teranestesi sempurna H Awal recovery H+7 Pengambilan darah simpan 30% total darah (kelompok AP) Post transfusi
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER Tujuan Pembelajaran Menjelaskan anatomi dan fungsi struktur jantung : Lapisan jantung, atrium, ventrikel, katup semilunar, dan katup atrioventrikular Menjelaskan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
32 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan Fisik Keseluruhan anjing yang dipergunakan pada penelitian diperiksa secara klinis dan dinyatakan sehat sesuai dengan klasifikasi status klas I yang telah ditetapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab. kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian terbesar diseluruh dunia terutama yang berasosiasi dengan infark miokard. Menurut WHO, pada 2008 terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyebab terjadinya IMANEST dapat disebabkan oleh rupturnya plak. (Liwang dan Wijaya, 2014; PERKI, 2015).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindroma koroner akut merupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan terjadinya infark/iskemik miokard yang terjadi secara akut. Keadaan ini biasanya disebabkan
Lebih terperinciSOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN
SOP ECHOCARDIOGRAPHY N O A B C FASE PRA INTERAKSI TINDAKAN 1. Membaca dokumentasi keperawatan. 2. Menyiapkan alat-alat : alat echocardiography, gel, tissu. 3. Mencuci tangan. FASE ORIENTASI 1. Memberikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dislipidemia A.1. Definisi Dislipidemia ialah suatu kelainan salah satu atau keseluruhan metabolisme lipid yang dapat berupa peningkatan ataupun penurunan profil lipid, meliputi
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu penyakit dalam. 2. Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Jantung Koroner 2.1.1 Definisi Penyakit jantung koroner adalah penyakit pada pembuluh darah arteri koroner yang terdapat di jantung, yaitu terjadinya penyempitan dan
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) dengan penyakit kardiovaskular sangat erat kaitannya. Pasien dengan diabetes mellitus risiko menderita penyakit kardiovaskular meningkat menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular dewasa ini telah menjadi masalah kesehatan utama pada sebagian besar negara-negara maju maupun berkembang di seluruh dunia. Hal ini sebagian
Lebih terperinciPenatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :
1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia karena penyakit ini. Dan 7,4 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering adalah berupa angina pektoris stabil (Tardif, 2010; Montalescot et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada penyakit jantung koroner (PJK) terdapat kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan yang menyebabkan kondisi hipoksia pada miokardium
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 KERANGKA TEORI klasifikasi : Angina pektoris tak stabil (APTS) Infark miokard tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI) Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI)
Lebih terperinciJurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin
Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis dari Kompleks QRS dan Segmen ST Elektrokardiogram (EKG) Pada Penderita dengan Kelainan Jantung Hipertrofi Ventrikel Kiri Hariati 1, Wira Bahari
Lebih terperinciCurah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi
Nama : Herda Septa D NPM : 0926010138 Keperawatan IV D Curah jantung Definisi Kontraksi miokardium yang berirama dan sinkron menyebabkan darah dipompa masuk ke dalam sirkulasi paru dan sistemik. Volume
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah tinggi, stroke, sakit di dada (angina) dan penyakit jantung rematik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penyakit jantung adalah penyakit yang mengganggu sistem pembuluh darah atau lebih tepatnya menyerang jantung dan urat-urat darah, beberapa contoh penyakit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan farmakologitoksikologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan Desa Kepakisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infark miokard akut (IMA) yang dikenal sebagai serangan jantung, merupakan salah satu diagnosis rawat inap tersering di negara maju dan penyebab tersering kematian
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN A. Pengertian B. Tujuan tindakan C. Indikasi, kontra indikasi, dan komplikasi tindakan Indikasi tindakan Kontraindikasi
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan usia harapan hidup penduduk dunia membawa dampak terhadap pergeseran epidemiologi penyakit. Kecenderungan penyakit bergeser dari penyakit dominasi penyakit
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah salah satu manifestasi klinis Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian. Kasus ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan baik di negara maju maupun negara berkembang. Penyakit ini sangat ditakuti oleh seluruh
Lebih terperinciCARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontraksi sel otot jantung untuk menyemprotkan darah dipicu oleh potensial aksi yang menyapu ke seluruh membrane sel otot. Jantung berkontraksi, atau berdenyut secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia. Jantung yaitu organ otot (muskular) berongga yang memompa darah lewat pembuluh darah sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung, stroke, dan penyakit periferal arterial merupakan penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) atau iskemia miokard, adalah penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai darah berkurang) dari otot jantung, biasanya karena penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS)
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Hipertensi ditandai dengan peningkatan Tekanan Darah Sistolik (TDS) >139 mmhg dan/ atau, Tekanan Darah Diastolik (TDD) >89mmHg, setelah dilakukan pengukuran rerata
Lebih terperinciIdentifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI)
Identifikasi Karakter Temporal dan Potensial Listrik Statis Pada Elektrokardiografi (EKG) akibat Penyakit Otot Jantung Myocardial Infarction (MI) Andi Naslisa Bakpas1, Wira Bahari Nurdin, dan Sri Suryani
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 di Instalasi Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Dr. Moewardi Surakarta. B. Jenis Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama penyebab kematian di seluruh dunia. Sebanyak 17.3 juta orang diperkirakan meninggal oleh karena penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penurunan kadar HsCRP dan tekanan darah antara pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung bawaan yang paling sering terjadi ialah defek septum ventrikel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Definisi dan Klasifikasi Sindroma Koroner Akut Sindroma koroner akut (SKA) adalah istilah yang digunakan untuk mendiskripsikan gejala yang disebabkan oleh iskemik miokard akut.
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
KARAKTERISTIK ELEKTROKARDIOGRAM (EKG) PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR Putu Martana, Abdul Rakhmat, H.Ismail Mahasiswa S1 Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan kasus keracunan pestisida organofosfat.1 Menurut World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan pestisida secara luas berdampak pada meningkatnya kasus, yakni sebanyak 80% kasus pestisida merupakan kasus pestisida.1 Menurut World Health Organization
Lebih terperinciArtikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri 2, Malinda Meinapuri 3
486 Artikel Penelitian Hubungan antara Kadar Troponin T dengan Miokard yang Diukur dengan Menggunakan Metode Skoring QRS Selvester pada Pasien Infark Miokard Akut Muhammad Lingga Primananda 1, Masrul Syafri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segmen ST yang persisten dan peningkatan biomarker nekrosis miokardium.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infark miokard akut dengan elevasi segmen ST (IMAEST) adalah sindrom klinis yang ditandai dengan gejala khas iskemia miokardium disertai elevasi segmen ST yang persisten
Lebih terperinciHUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.
HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H. ADAM MALIK TESIS MAGISTER Oleh ARY AGUNG PERMANA NIM : 117115004
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di klinik Animal Clinic My Vets Kemang Jakarta Selatan. Penelitian ini berlangsung dari bulan Juni 2010 sampai dengan Juni 2011. Alat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia dalam dekade terakhir (2000-2011). Penyakit ini menjadi penyebab
Lebih terperinciGambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut
445 Artikel Penelitian Gambaran Kadar Troponin T dan Creatinin Kinase Myocardial Band pada Infark Miokard Akut Rendi Dwi Prasetyo 1, Masrul Syafri 2, Efrida 3 Abstrak Infark Miokard Akut (IMA) adalah kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi. klinis dari penyakit jantung iskemik.
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi klinis dari penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik adalah sebuah kondisi dimana aliran darah dan oksigen
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan 140 mmhg dan
Lebih terperinciBUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMASANGAN DAN INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI
BUKU ACUAN PESERTA CSL 2 PEMASANGAN DAN INTERPRETASI ELEKTROKARDIOGRAFI Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 PENGANTAR Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler seri ke-2 ini berisi ketrampilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah gangguan vaskular yang disebabkan oleh proses aterosklerosis atau tromboemboli yang mengganggu struktur maupun fungsi aorta dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu akibat terjadinya penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh koroner. Penyumbatan atau penyempitan pada
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2: RKPM Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan Modul Pembelajaran Pertemuan ke-9 Modul
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju (Adrogue and Madias, 2007). Berdasarkan
Lebih terperinciTopik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.
Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : 09.30 A. LATAR BELAKANG Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi
Lebih terperinci