PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016"

Transkripsi

1

2 PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA TAHUN 2016 Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi Direktorat Jenderal Bina Konstruksi KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RI Tim Penyusun Dr. Ir. Masrianto, MT Hasto Agoeng Sapoetro, S.ST., MT Drs. Pardiman Disaintina Ari Nusanti, ST., MM. Eka Prasetyawati, ST., M.Tech Yanuar Munlait, ST., M.Tech Siti Sri Wahyuni, S.IP., M.Si Evi Fauziah, ST., M.PSDA Indra Budiarsana, A.Md., S.Kom Sofyanudin, S.Kom. Dimas Bayu Susanto, ST., M.PSDA Gandang Sungkawa, SE., MM. Dr. Ahmad Suryadi Nomi Supranto Nadaek, S.Pd,. MM. Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya, diperbanyak untuk tujuan pendidikan dan bukan untuk diperjualbelikan

3 KATA SAMBUTAN Bismilahirrahmanirahim, Assallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 merupakan kumpulan data statistik yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Kemeterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Data dan informasi yang disajikan dalam Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016, bersumber dari Instansi, Dinas, Lembaga Pemerintah dan Swasta dalam wilayah Provinsi di Indonesia. Dengan terbitnya Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberi manfaat, terutama untuk mendapatkan gambaran jumlah dan kualifikasi tenaga kerja konstruksi Indonesia sejalan dengan perkembangan berbagai kegiatan pembangunan yang telah dicapai selama ini, dan yang masih perlu didorong pelaksanaannya di masa mendatang. Selain itu data dan informasi tersebut dapat juga dijadikan sebagai masukan bagi pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi di masa mendatang untuk meningkatkan daya saing jasa konstruksi nasional agar mampu menghadapi dinamika perkembangan pasar dalam negeri dan luar negeri. Kedepan, buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi ini akan selalu dimuktahirkan baik untuk data maupun pengembangan informasi terkait tenaga kerja konstruksi, dan dapat menjadi salah satu data dukung dalam pengukuran produktivitas konstruksi Indonesia, yang menjadi indikator daya saing Indonesia dibandingkan negara lain. Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin. Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Direktur Jenderal Bina Konstruksi Ir. Yusid Toyib, M. Eng. Sc i

4 KATA PENGANTAR Bismilahirrahmanirahim, Assallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua, Dengan memanjatkan Puji Syukur ke Khadirat Allah SWT, atas segala nikmat dan karunianya, yang senantiasa diberikan kepada kita semua, sehingga Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat selesai tepat pada waktunya. Penyusunan Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 merupakan salah satu bahan untuk pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi yang informatif dan terintegrasi dan berkesinambungan. Untuk dapat menentukan kebijakan yang tepat dan efektif, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai potret/gambaran baik jumlah dan kualifikasi tenaga kerja Indonesia, untuk kemudian menentukan strategi komprehensif untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja konstruksi Indonesia. Publikasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai Tenaga Kerja Konstruksi baik secara nasional maupun di tiap provinsi di Indonesia, Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 dihimpun dari berbagai data baik secara primer maupun sekunder yang berasal dari instansi pemerintah maupun swasta. Penyajian profil ini adalah dalam bentuk ulasan ringkas dan penyajian berbentuk grafik, dengan harapan dapat diperoleh informasi secara mudah dan cepat. Dengan tersusunnya buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak atas kerjasama yang baik dalam menyusun publikasi ini. Akhirnya, Semoga Buku Profil Tenaga Kerja Konstruksi Indonesia Tahun 2016 ini dapat bermanfaat dalam pembinaan kompetensi tenaga kerja konstruksi, Aamiin. Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassallamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. ii

5 DAFTAR ISI Kata Sambutan Kata Pengantar Daftar Isi i ii iii A LATAR BELAKANG 1 B DEFINISI TEKNIS 2 1 Kompetensi Konstruksi Bidang Arsitektur 5 2 Kompetensi Konstruksi Bidang Sipil 5 3 Kompetensi Konstruksi Bidang Mekanikal 8 4 Kompetensi Konstruksi Bidang Elektrikal 8 5 Kompetensi Konstruksi Bidang Tata Lingkungan 10 6 Kompetensi Konstruksi Bidang Manajemen Pelaksana 10 C TENAGA KERJA KONSTRUKSI INDONESIA 11 1 Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat 34 D INVESTASI DIBIDANG INFRASTRUKTUR 35 1 Belanja Modal Konstruksi APBD 37 E RASIO CAKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN F PEMETAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI 45 G PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI PROVINSI 46 1 Provinsi Aceh 46 2 Provinsi Sumatera Utara 57 3 Provinsi Sumatera Barat 68 4 Provinsi Riau 79 5 Provinsi Jambi 90 i

6 6 Provinsi Sumatera Selatan Provinsi Bengkulu Provinsi Lampung Provinsi Bangka Belitung Provinsi Kepulauan Riau Provinsi DKI Jakarata Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Tengah Provinsi D I Yogyakarta Provinsi Jawa Timur Provinsi Banten Provinsi Bali Provinsi Nusa Tenggara Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Selatan Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Utara Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Sulawesi Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Maluku Provinsi Maluku Utara Provinsi Papua Barat Provinsi Papua 411 DAFTAR PUSTAKA 422 ii

7 A. LATAR BELAKANG Pasar tenaga kerja Indonesia terus mengalami perkembangan sepanjang tahun 2014 dan 2015, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah pekerjaan dan penurunan angka pengangguran terbuka. Menurut data Survai Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2014 diperkirakan bahwa jumlah penduduk Indonesia mencapai sebesar 252,7 juta jiwa, di mana 121,9 juta orang di antaranya merupakan angkatan kerja. Pada periode bulan Agustus 2013 hingga Agustus 2014, terjadi peningkatan jumlah pekerjaan sebesar 1,7 persen, sedangkan angkatan kerja meningkat sebesar 1,4 persen pada periode yang sama. Hal ini menunjukkan tren penurunan angka pengangguran terbuka dalam persentase penduduk angkatan kerja. Walaupun sebagian besar tren perkembangannya cenderung positif, namun perlu menjadi perhatian bersama bahwa jumlah pekerjaan terus berfluktuasi dari kuartal ke kuartal. Kondisi ini terjadi dikarenakan adanya faktor pekerjaan musiman dan perputaran pasar tenaga kerja. Gambaran lain menunjukkan bahwa jumlah pekerja yang bekerja diperkirakan sebesar 118,2 juta pada Februari 2014 dan angka ini turun menjadi 114,6 juta di tahun Dalam kaitan dengan indikator kompetisi global, Indonesia berada pada posisi 40 besar dalam laporan Global Competitiveness Index Indonesia terus berupaya menembus menjadi sepuluh negara dengan ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2025 nanti. Target ini akan sangat bergantung pada perwujudan proyekproyek infrastruktur yang nantinya dapat mendorong sektor konstruksi dalam negeri yang merupakan tulang punggung pembangunan infrastruktur. Sektor konstruksi di Indonesia diproyeksi akan menjadi salah satu yang terbesar dan menjadi pasar konstruksi paling penting di dunia seiring dengan meningkatnya investasi properti bangunan tempat tinggal maupun bangunan komersil serta belanja pemerintah terkait dengan program pembangunan infrastruktur jangka menengah maupun panjang. Laporan Global Construction 2025 memproyeksikan pertumbuhan ratarata sektor konstruksi Indonesia di kisaran ratarata 6% dari tahun 1

8 Pada periode tersebut diperkirakan akan terjadi kenaikan lima peringkat dari posisi ke10 menjadi posisi ke5 pada pasar konstruksi terbesar di dunia. Pada akhir tahun 2015, Indonesia harus bersiap diri untuk menghadapi era perdagangan bebas di kawasan negaranegara Asia Tenggara (ASEAN), yang dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Konsekuensi dari diberlakukannya MEA ini adalah hilangnya hambatan tarif/nontarif, terbukanya akses pasar, adanya perlakuan nondiskriminasi aliran jasa dan investasi, serta mobilitas tenaga kerja yang lebih bebas. Dengan demikian, terdapat peluang untuk memperluas pasar jasa konstruksi yang menuntut kalangan jasa konstruksi perlu meningkatkan kapasitas teknis, manajerial, dan sumber daya manusia (SDM) agar dapat bersaing dan mampu memasuki pasar jasa konstruksi di dalam maupun di luar negeri. Peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu faktor kunci dalam rangka mempertahankan kemampuan bahkan dominasi pasar kerja konstruksi nasional. Jika dilihat dari sisi pertumbuhan, ratarata pertumbuhan tenaga kerja konstruksi ternyata tidak mampu mengimbangi ratarata pertumbuhan nilai konstruksi. Pada periode , ratarata pertumbuhan tenaga kerja hanya sebesar 6 persen. Sementara pertumbuhan ratarata nilai konstruksi untuk periode yang sama sebesar 21 persen (sumber: peningkatan kualitas SDM sektor konstruksi). B. DEFINISI TEKNIS Profil adalah gambaran yang terbentuk/tersusun dari serangkaian data dan informasi yang menjelaskan tentang anatomi/kondisi tentang sesuatu pada periode tertentu. Kompetensi yaitu suatu ungkapan kualitas Sumber Daya Manusia yang terbentuk dengan menyatunya 3 aspek spesifik terdiri : Ranah Pengetahuan (domain Kognitif atau Knowledge), Ranah Keterampilan (domain Psychomotoric atau Skill) dan Ranah Sikap Perilaku (domain Affektif atau Attitude/Ability), atau secara definitif pengertian kompetensi ialah penguasaan disiplin keilmuan dan pengetahuan serta 2

9 keterampilan menerapkan metode dan teknik tertentu didukung sikap perilaku kerja yang tepat, guna mencapai dan atau mewujudkan hasil tertentu secara mandiri dan atau berkelompok dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Standar Kompetensi adalah sejumlah uraian pekerjaan yang terukur yang terbentuk atas sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Konstruksi adalah suatu kegiatan yang hasil akhirnya berupa bangunan/konstruksi yang menyatu dengan lahan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya. Hasil kegiatan tersebut antara lain bangunan gedung, jalan, jembatan, rel dan jembatan kereta api, terowongan, bangunan air dan drainase, bangunan sanitasi, landasan pesawat terbang, dermaga, bangunan pembangkit tenaga listrik, transmisi, distribusi dan bangunan jaringan komunikasi. Kegiatan ini meliputi perencanaan, persiapan, pembuatan, pembongkaran dan perbaikan/perombakan bangunan. Pekerja tetap adalah pekerja yang bekerja pada perusahaan/usaha yang menerima upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut. Pekerja harian lepas adalah pekerja dibayar yang tidak terikat secara tetap dengan perusahaan/usaha dimana mereka hanya bekerja selama pekerjaan/proyek telah selesai, maka secara otomatis mereka tidak mempunyai hubungan kerja. Hari orang adalah jumlah pekerja harian lepas dalam satu hari untuk menyelesaikan satu pekerjaan. Produk Domestik Bruto (PDB) adalah nilai pasar semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya produk domestik bruto (PDB) suatu daerah. Produk domestik regional bruto menyajikan data series PDB 3

10 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, yang disajikan dalam nilai rupiah maupun persentase. berdasarkan data beberapa tahun teakhir baik data yang dihimpun secara langsung (data primer) maupun data yang dikutip dari adminstrasi Instansi/Dinas/Lembaga Pemerintah maupun swasta (data sekunder). Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Dalam hal tersebut masuk ke dalam pembukuan akuntansi dengan kata lain belanja modal akan mempengaruhi posisi keuangan Nilai konstruksi adalah nilai pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak pemborong menurut realisasi proyek yang telah diselesaikan dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan nilai kontrak antara pemilikdengan kontraktor. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu. Sertifikat Keahlian (SKA) adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Sertifikat Keterampilan (SKT) adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. 4

11 1. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ARSITEKTUR a. Arsitektur Arsitek adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi untuk merancang dan mengawas pelaksanaan bangunan gedung, perkotaan dan lingkungan binaan, yang meliputi aspek astetika, budaya, dan social. b. Desain Interior Desain interior adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang ruangan dalam bangunan dengan tujuan untuk menciptakan ruang yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu bangunan. c. Lansekap Lansekap adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi seni dan ilmu merancang lansekap (pertamanan) dengan tujuan untuk menciptakan ruang pertamanan yang fungsional, estetika dan struktur keindahan dan manfaat suatu pertamanan atau kawasan. d. Iluminasi Iluminasi adalah seorang ahli yang memiliki kompetensi merancang tata cahaya, baik di luar bangunan maupun di dalam ruangan bangunan. 2. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG SIPIL a. Teknik Bangunan Gedung Teknik Bangunan Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan struktur bangunan gedung, yang menguasai bangunan gedung. b. Teknik Jalan Teknik Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan. c. Teknik Jembatan Teknik Jembatan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur jembatan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jembatan. 5

12 d. Keselamatan Kerja Keselamatan Jalan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang, dan menilai seluruh aspek keselamatan jalan. e. Teknik Terowongan Teknik Terowongan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur terowongan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi terowongan. f. Teknik Landasan Terbang Teknik Landasan Terbang adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk geometri dan struktur landasan terbang, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi landasan terbang. g. Teknik Jalan Rel Teknik Jalan rel adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang geometri dan struktur jalan rel, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi jalan rel. h. Teknik Dermaga Teknik Dermaga adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dermaga, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi dermaga dan melakukan pengawasan pekerjaan dermaga. i. Teknik Bangunan Lepas Pantai Teknik bangunan Lepas Pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bangunan lepas pantai, melaksanakan konstruksi bangunan lepas pantai. j. Teknik Bendungan Besar Teknik Bendungan Besar adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur bendungan besar, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi bendungan besar. 6

13 k. Teknik Sungai dan Drainase Teknik Sungai dan drainase adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sungai dan drainase, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sungai dan drainase. l. Teknik Irigasi Teknik irigasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur irigasi, termasuk bendung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi irigasi. m. Teknik Rawa dan Pantai Teknik Rawa dan pantai adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur rawa dan pantai, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi rawa dan pantai. n. Teknik Pembongkaran Bangunan Teknik Pembongkaran Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang pembongkaran bangunan sesuai kondisi lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembongkaran bangunan. o. Teknik Pemeliharaan & Perawatan Bangunan Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemeliharaan dan perawatan bangunan. p. Teknik Geoteknik Geoteknik adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pengukuran dan uji kekuatan daya dukung tanah dan menilai jenisjenis tanah pada lokasi yang akan didirikan bangunan. q. Teknik Geodesi Teknik Geodesi adalah ahli yang memiliki kompetensi melaksanakan pemetaan tanah dan atau laut dengan meroda teristris, fotogrameris, remote sensing maupun GPS yang diperlukan sebagai dasar merancang bangunan dan atau wilayah tertentu. 7

14 3. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MEKANIKAL a. Teknik Mekanikal Teknik Mekanikal adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur mekanikal pada bangunan tertentu atau di luar bangunan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi mekanikal. b. Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi Teknik Sistem Tata Udara dan Refrigerasi adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur sistem tata udara dan refrigerasi, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi sistem tata udara dan refrigerasi. c. Teknik Plambing dan Pompa Mekanik Teknik Plambing dan Pompa Mekanik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur plambing dan pompa mekanik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi plambing dan pompa mekanik. d. Teknik Proteksi Kebakaran Teknik Proteksi Kebakaran adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur proteksi kebakaran pada bangunan, memasang dan mengawasi pekerjaan proteksi kebakaran pada bangunan. e. Teknik Transportasi dalam Gedung Teknik Transportasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pemasangan struktur dan instalasi transportasi dalam gedung. 4. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG ELEKTRIKAL a. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Teknik Pembangkit Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pembangkit tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pembangkit tenaga listrik dan pemasangan instalasi pembangkit tenaga listrik. 8

15 b. Teknik Transmisi Tenaga Listrik Teknik Transmisi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur transmisi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi transmisi tenaga listrik dan pemasangan instalasi transmisi tenaga listrik. c. Teknik Distribusi Tenaga Listrik Teknik Distribusi Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur distribusi tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi distribusi tenaga listrik dan pemasangan instalasi distribusi tenaga listrik. d. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur pemanfaatan tenaga listrik, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi pemanfaatan tenaga listrik dan pemasangan instalasi pemanfaatan tenaga listrik. e. Teknik Elektronika & Telekomunikasi Dalam Gedung Teknik Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung dan pemasangan instalasi Elektronika dan Telekomunikasi Dalam Gedung. f. Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api Teknik Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi Sistem Sinyal Telekomunikasi Kereta Api dan pemasangan. 9

16 5. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG TATA LINGKUNGAN a. Teknik Lingkungan Teknik Lingkungan adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang bentuk dan struktur teknik lingkungan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan konstruksi teknik Lingkungan pemasangan instalasi Teknik Lingkunangan. b. Teknik Perencanaan Wilayah & Kota Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang wilayah dan perkotaan, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan wilayah dan perkotaan. c. Teknik Sanitasi & Limbah Teknik Sanitasi dan Limbah adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang lokasi dan proses sanitasi dan limbah, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan sanitasi dan limbah. d. Teknik Air Minum Teknik Air Minum adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang instalasi air minum, melaksanakan dan mengawasi pekerjaan pembangunan instalasi air minum. 6. KOMPETENSI KONSTRUKSI BIDANG MANAJEMEN PELAKSANA a. Teknik Manajemen Konstruksi Teknik Manajemen Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi menyusun program dan perencananaan pembangunan konstruksi. b. Teknik Manajemen Proyek Teknik Manajemen Proyek adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan melaksanakan dan mengawasi pengelolaan proyek konstruksi. c. Teknik K3 Konstruksi K3 Konstruksi adalah ahli yang memiliki kompetensi membuat menyusun program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja proyek konstruksi dan 10

17 melakukan pengawasan atas penerapan sistem, program dan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi. d. Teknik Sistem Manajemen Mutu Sistem Manajemen Mutu adalah ahli yang memiliki kompetensi merancang program dan merencananakan sistem manajemen mutu pelaksanaan proyek konstruksi dan melakukan pengawasan penerapan sistem, program dan perencanaan manajemen mutu proyek konstruksi. C. TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI INDONESIA 1. Badan Usaha Konstruksi Nasional Tahun 2016 Secara umum pengertian kontraktor adalah sebuah badan/lembaga/orang yang mengupayakan atau melakukan aktifitas pengadaan baik berupa barang maupun jasa yang dibayar dengan nilai kontrak yang telah disepakati. Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor secara nasional berjumlah perusahaan. Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dijelaskan bahwa kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 11

18 No Klasifikasi Tabel 1 Badan Usaha Kontraktor Nasional Tahun 2016 Perorang Kecil Menengah Besar Jumlah an Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 82,140 8,731 9,614 9,715 1, ,668 2 SI0 Bangunan Sipil 76,170 11,001 13,864 9,476 2, , MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal 2, , ,808 4, ,202 2, ,532 5 PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 4, , ,038 Total ,450 21,000 25,512 24,925 5,673 1, ,859 Real time data Menurut UndangUndang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa konstruksi, dijelaskan bahwa "Jasa Konstruksi" adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan konstruksi. "Pekerjaan Konstruksi" adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masingmasing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain. Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi yaitu: AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang.. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah perusahaan. 12

19 Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Natsional tahun 2016 adalah sebagai berikut : Tabel 2 Badan Usaha Konsultan Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Perorang Kecil Menengah Besar Jumlah an Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 2,585 1, ,180 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 1 3,745 1, ,544 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 1, ,385 4 KL4 Konsultansi Lainnya ,006 5 SP3 Konsultansi Spesialis ,132 6 AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa 6 3,620 1, ,102 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 9 12,653 6,281 1, ,009 22,527 Real time data Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 3 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 66 5,646 6,417 12,129 2 AS Sipil 1,915 31,045 37,762 70,722 3 AM Mekanikal 97 2,908 3,593 6,598 4 AE Elektrikal 266 6,136 5,580 11,982 5 AT Tata Lingkungan 109 3,776 3,527 7,412 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1,065 11,016 10,527 22,608 Total 3,518 60,527 67, ,451 Real time data

20 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 1 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber data : BPS Statistik Indonesia data diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik 1 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur orang atau 9%; AS Sipil orang atau 54%; AM Mekanikal 6,598 orang atau 5%; AE Elektrikal orang atau 9%; AT Tata Lingkungan orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan orang atau 17%. 14

21 Grafik 2 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber data : BPS Statistik Indonesia data diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik 2 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama orang atau 3%; Ahli Madya 60.,527 orang atau 46% dan Ahli Muda atau 51%. 3. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun 2016 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 4 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 No Klasifikasi Kualifikasi Jumlah sesuai Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kualifikasi 1 AA Arsitektur 83,685 17,568 24, ,797 2 AS Sipil 138,219 25,955 17, ,214 3 AM Mekanikal 22,330 3,283 3,096 28,709 4 AE Elektrikal 8,422 4,137 3,481 16,040 5 AT Tata Lingkungan 20,554 3,226 1,961 25,741 6 AL Manajemen Pelaksanaan 15,458 3,407 2,658 21,523 Total 288,668 57,576 52, ,024 Real time data

22 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 3 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdsarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur orang atau 32%; AS Sipil orang atau 45%; AM Mekanikal orang atau 7%; AE Elektrikal orang atau 4%; AT Tata Lingkungan orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan orang atau 5%. 16

23 Grafik 4 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun 2016 Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdasarkan Grafik 3 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 72%; Kelas2 sebanyak orang atau 15%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 13%. 17

24 4. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 berfluktuasi dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. 18

25 Tabel 5 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda 18,783 41,820 15,480 2 Madya 31,782 25,039 15,336 3 Utama 3,340 4,567 2,699 Total 53,905 71,426 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 5 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Nasional Tahun Sumber : dari berbagai sumber, data olahan konsutan Berdasarkan Grafik 5 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak orang. Pada Tabel 5 berikut memperlihatkan sebaran tenaga kerja ahli konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 di setiap provinsi yaitu: 19

26 Tabel 6 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Aceh Sumatera Utara 1,435 2,380 1,537 3 Sumatera Barat Riau 2,861 4,306 1,399 5 Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung BangkaBelitung Kepulauan Riau DKI Jakarta 38,330 48,994 11, Jawa Barat 1,540 2,193 1, Jawa Tengah 201 1,569 1, D I Yogyakarta 1, Jawa Timur 401 1,993 3, Banten 1, Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur , Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan 107 1,284 1, Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL NATIONAL 53,905 71,426 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 20

27 Tabel 7 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2013 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2013 Muda Madya Utama Total 1 Aceh Sumatera Utara ,435 3 Sumatera Barat Riau 910 1, ,861 5 Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung BangkaBelitung Kepulauan Riau DKI Jakarta 12,290 23,310 2,730 38, Jawa Barat , Jawa Tengah D I Yogyakarta , Jawa Timur Banten , Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL NATIONAL 18,783 31,782 3,340 53,905 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

28 Tabel 8 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2014 Muda Madya Utama Total 1 Aceh Sumatera Utara 1,309 1, ,380 3 Sumatera Barat Riau 2,826 1, ,306 5 Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung BangkaBelitung Kepulauan Riau DKI Jakarta 30,083 15,230 3,681 48, Jawa Barat , Jawa Tengah , D I Yogyakarta Jawa Timur , Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL NATIONAL 41,820 25,039 4,567 71,426 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

29 Tabel 9 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun 2015 Muda Madya Utama Total 1 Aceh Sumatera Utara ,537 3 Sumatera Barat Riau ,399 5 Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung BangkaBelitung Kepulauan Riau DKI Jakarta 4,969 4,020 2,697 11, Jawa Barat , Jawa Tengah , D I Yogyakarta Jawa Timur 1,579 1,960 3, Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur , Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan , Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL NATIONAL 15,480 15,336 2,699 33,515 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

30 Berdasarkan Tabel dan Grafik di atas menunjuk tren dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki Sertikat sebagai Tenaga Ahli, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak orang, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 32.50%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : orang Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki Sertifikat Ahli Konstruksi sebanyak orang, ada penurunan dari tahun lalu sebanyak orang atau 53.08%, hal ini terjadi karena masa berlakunya sertifikat telah habis dan/atau belum diperpanjang sertikatnya dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Ahli Muda sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Madya sebanyak : orang Tenaga kerja konstruksi Ahli Utama sebanyak : orang Total tenaga kerja konstruksi Ahli sebanyak : orang 24

31 5. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; pada tahun 2014 sebanyak orang; dan pada tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 10 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas 3 13,895 14,657 23,400 2 Kelas 2 35,077 46,634 51,475 3 Kelas 1 73, , ,624 TOTAL NATIONAL 122, , ,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 25

32 Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 6 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Secara Nasional Tahun Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan Berdasarkan Grafik 6 tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. 26

33 Tabel 11 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Aceh 4,480 6,342 10,014 2 Sumatera Utara 6,020 6,796 8,062 3 Sumatera Barat 1,091 2,990 7,910 4 Riau 7,035 6,286 20,516 5 Jambi 1,995 3,278 4,085 6 Sumatera Selatan ,993 7 Bengkulu 280 1,320 2,433 8 Lampung 1,715 2,433 3,127 9 BangkaBelitung 1,120 1,069 1, Kepulauan Riau , DKI Jakarta 9,625 9,843 11, Jawa Barat 30,660 52,816 38, Jawa Tengah 5,250 8,667 16, D I Yogyakarta 1,855 3,070 3, Jawa Timur 14,490 27,092 22, Banten 6,615 8,363 9, Bali 2, , Nusa Tenggara Barat 2,209 2,618 4, Nusa Tenggara Timur 2, , Kalimantan Barat 4,400 5,882 8, Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan 1,820 2,732 3, Kalimantan Timur 3,465 4,463 6, Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara , Sulawesi Tengah 2,100 3,285 3, Sulawesi Selatan 3,850 4,466 7, Sulawesi Tenggara 1, , Gorontalo 1,015 1,235 4, Sulawesi Barat Maluku 1,103 1,500 1, Maluku Utara Papua Barat , Papua 1, ,598 TOTAL NATIONAL 122, , ,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia diolah oleh konsultan 27

34 Tabel 12 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2013 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2013 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh ,640 4,480 2 Sumatera Utara 70 1,120 4,830 6,020 3 Sumatera Barat ,091 4 Riau 455 1,575 5,005 7,035 5 Jambi ,645 1,995 6 Sumatera Selatan Bengkulu Lampung ,330 1,715 9 BangkaBelitung , Kepulauan Riau DKI Jakarta 1, ,700 9, Jawa Barat 6,020 10,080 14,560 30, Jawa Tengah 980 1,995 2,275 5, D I Yogyakarta , Jawa Timur 525 5,145 8,820 14, Banten 1,610 5,005 6, Bali ,050 2, Nusa Tenggara Barat 4 1, , Nusa Tenggara Timur ,050 2, Kalimantan Barat ,955 4, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan ,330 1, Kalimantan Timur ,100 3, Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 280 1, , Sulawesi Selatan 735 1,960 1,155 3, Sulawesi Tenggara , Gorontalo , Sulawesi Barat Maluku , Maluku Utara Papua Barat Papua ,750 TOTAL NATIONAL 13,895 35,077 73, ,815 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

35 Tabel 13 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2014 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh ,462 6,342 2 Sumatera Utara 3 1,395 5,398 6,796 3 Sumatera Barat ,669 2,990 4 Riau ,422 6,286 5 Jambi ,903 3,278 6 Sumatera Selatan Bengkulu ,320 8 Lampung ,023 2,433 9 BangkaBelitung , Kepulauan Riau DKI Jakarta ,618 9, Jawa Barat 7,319 16,997 28,500 52, Jawa Tengah 1,296 3,129 4,242 8, D I Yogyakarta ,731 3, Jawa Timur 747 8,870 17,475 27, Banten 1,995 6,368 8, Bali Nusa Tenggara Barat 3 1,449 1,166 2, Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat ,140 5, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan ,105 2, Kalimantan Timur ,683 4, Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara Sulawesi Tengah 276 1,518 1,491 3, Sulawesi Selatan 726 2,317 1,423 4, Sulawesi Tenggara Gorontalo , Sulawesi Barat 31 Maluku 24 1, , Maluku Utara Papua Barat Papua TOTAL NATIONAL 14,657 46, , ,549 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

36 Tabel 14 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Tenaga Kerja Konstruksi Terampil Tahun 2015 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Total 1 Aceh ,460 10,014 2 Sumatera Utara 218 2,687 5,157 8,062 3 Sumatera Barat ,816 7,910 4 Riau 918 2,518 17,080 20,516 5 Jambi ,161 4,085 6 Sumatera Selatan ,540 1,993 7 Bengkulu ,539 2,433 8 Lampung 371 1,216 1,540 3,127 9 BangkaBelitung ,149 1, Kepulauan Riau ,420 4, DKI Jakarta 1, ,407 11, Jawa Barat 8,552 11,533 18,847 38, Jawa Tengah 3,265 4,078 8,857 16, D I Yogyakarta 967 1,014 1,472 3, Jawa Timur 1,316 7,364 13,939 22, Banten 602 2,653 6,444 9, Bali ,954 2, Nusa Tenggara Barat 10 1,337 2,776 4, Nusa Tenggara Timur ,641 2, Kalimantan Barat 274 1,000 6,988 8, Kalimantan Tengah ,864 2, Kalimantan Selatan ,482 3, Kalimantan Timur 722 1,122 4,847 6, Kalimantan Utara 25 Sulawesi Utara ,594 1, Sulawesi Tengah 434 1,592 1,207 3, Sulawesi Selatan 786 2,324 3,915 7, Sulawesi Tenggara , Gorontalo 554 1,498 2,402 4, Sulawesi Barat Maluku , Maluku Utara Papua Barat ,254 1, Papua ,598 TOTAL NATIONAL 23,400 51, , ,499 Sumber : BPS Statistik Indonesia Tahun

37 Tabel dan grafik tersebut menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang telah memiliki sertikasi Terampil, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak orang, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 38.05%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : orang Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi yang telah memiliki sertifikat Terampil Konstruksi sebanyak orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 42.30%, dengan rincian sebagai berikut : Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas3 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas2 : orang Tenaga kerja konstruksi Terampil Kelas1 : orang Total Tenaga kerja konstruksi Terampil : orang 31

38 6. Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Tabel 15 Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi No Provinsi Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Aceh 106, , ,852 2 Sumatera Utara 389, , ,774 3 Sumatera Barat 98, , ,354 4 Riau 136, , ,073 5 Jambi 59,996 61,806 64,985 6 Sumatera Selatan 132, , ,807 7 Bengkulu 37,097 41,582 42,425 8 Lampung 145, , ,906 9 BangkaBelitung 29,766 31,168 28, Kepulauan Riau 68,499 60,074 68, DKI Jakarta 179, , , Jawa Barat 1,265,248 1,485,424 1,691, Jawa Tengah 950,578 1,269,113 1,529, D I Yogyakarta 102, , , Jawa Timur 1,046,964 1,259,443 1,510, Banten 239, , , Bali 211, , , Nusa Tenggara Barat 106, , , Nusa Tenggara Timur 75,600 79,317 74, Kalimantan Barat 108, , , Kalimantan Tengah 44,587 49,929 71, Kalimantan Selatan 99, , , Kalimantan Timur 117, , , Kalimantan Utara 16, Sulawesi Utara 73,227 79,244 84, Sulawesi Tengah 63,449 71,949 73, Sulawesi Selatan 191, , , Sulawesi Tenggara 53,269 61,169 72, Gorontalo 26,579 26,506 29, Sulawesi Barat 23,320 24,541 28, Maluku 27,897 21,472 32, Maluku Utara 16,222 22,678 23, Papua Barat 12,924 19,882 22, Papua 34,662 36,122 43,091 TOTAL NATIONAL 6,276,723 7,280,086 8,208,086 Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun

39 Grafik 6 Jumlah Tenaga Kerja Terampil Konstruksi per Provinsi Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016 Berdasarkan grafik 6 tersebut diatas maka dapat dilihat bahwa sektor konstruksi merupakan salah satu sektor andalan untuk menyerap tenaga kerja di Indonesia. Tabel diatas menunjuk trend dari tenaga kerja disektor konstruksi dari tahun 2013 tahun 2015 dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar orang. Tahun 2014 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 15.99%. Tahun 2015 Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ini sebesar orang atau ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 12.75% 33

40 7. Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat Tabel 16 Jumlah Tenaga Kerja Konstruksi Tidak Bersertifikat Berdasarkan Provinsi No Provinsi Tenaga Kerja Tidak Bersertifikat Aceh 101, , ,037 2 Sumatera Utara 382, , ,175 3 Sumatera Barat 97, , ,867 4 Riau 126, , ,158 5 Jambi 57,787 58,094 60,599 6 Sumatera Selatan 131, , ,321 7 Bengkulu 36,664 40,180 39,788 8 Lampung 143, , ,129 9 BangkaBelitung 28,590 30,056 26, Kepulauan Riau 67,272 59,004 64, DKI Jakarta 131, , , Jawa Barat 1,233,048 1,430,415 1,651, Jawa Tengah 945,127 1,258,877 1,511, D I Yogyakarta 99, , , Jawa Timur 1,032,073 1,230,358 1,483, Banten 231, , , Bali 208, , , Nusa Tenggara Barat 104, , , Nusa Tenggara Timur 73,227 78,965 71, Kalimantan Barat 103, ,118 95, Kalimantan Tengah 43,640 49,471 68, Kalimantan Selatan 97,615 97,129 97, Kalimantan Timur 113,625 95,642 93, Kalimantan Utara 16, Sulawesi Utara 73,004 78,698 82, Sulawesi Tengah 61,327 68,521 70, Sulawesi Selatan 187, , , Sulawesi Tenggara 51,357 60,844 70, Gorontalo 25,533 25,239 25, Sulawesi Barat 22,864 24,505 28, Maluku 26,512 19,612 30, Maluku Utara 15,985 22,402 21, Papua Barat 12,082 19,307 20, Papua 32,699 35,141 41,149 Nasional 6,100,003 7,039,111 7,953,072 Sumber : BPS Statistik Indonesia tahun 2016 Diolah oleh Konsultan 34

41 Berdasarkan Tabel di atas menunjuk trend dari tenaga kerja konstruksi yang tidak teridentifikasi, dengan rincian sebagai berikut : Tahun 2013 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak orang Tahun 2014 Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 15.40%. Tahun 2015 Tenaga Kerja Konstruksi tidak memiliki sertifikat kompetensi sebanyak orang, ada kenaikan dari tahun lalu sebanyak orang atau 12.98%. D. INVESTASI DI BIDANG INFRASTRUKTUR Investasi infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur mencerminkan adanya investasi yang merata yang mencerminkan adanya pembangunan infrastruktur yang memadai dan mampu melayani pertumbuhan ekonomi. Pemerintah dinilai banyak pihak masih belum cukup serius dalam membangun infrastruktur apabila dilihat dari indikator alokasi anggaran infrastruktur dari total PDBnya. Investasi infrastruktur di Indonesia berkisar antara 5,0 hingga 7,0% dari total PDB pada paruh pertama tahun 1990an, namun prosentase ini berkurang secara tajam setelah krisis moneter Asia sejak 1997, menjadi 2 hingga 3% saja dalam tahuntahun belakangan ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan menjadi sangat menjanjikan (di atas 6,0%) apabila investasi infrastruktur dapat dinaikkan hingga sekurangkurangnya5,0% dari PDB, seperti halnya negaranegara Asia lainnya seperti Filipina (3,6%), Vietnam (9,9%), bahkan India dan China berada di atas 10%, yang membuat keduanya sebagai kontributor utama pertumbuhan di Asia yang mengesankan. 35

42 Investasi infrastruktur yang rendah juga menjadi penyebab merosotnya daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan negara tetangga dan negara lainnya secara global. Dalam hal daya saing global tersebut, maka World Competitiveness Yearbook 2007 menempatkan Indonesia pada ranking 54 dari 55 negara berkembang dan maju yang disurvai. Dengan demikian, tantangan pembangunan infrastruktur ke depan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan investasi dalam pembangunan infrastruktur yang berkualitas dan kinerjanya semakin dapat diandalkan agar daya tarik dan daya saing Indonesia dalam konteks global dapat membaik. Sebagai langkah nyata dalam pengembangan investasi infrastruktur sebagai fokus pembangunan sesuai amanat APBN, maka Pemerintah telah menerbitkan PP No. 1/2008 tentang Investasi Pemerintah, menggantikan PP No. 8/2007. PP No. 1/2008 memberikan perluasan cakupan investasi, tidak hanya dalam bentuk Public Private Partnership (PPP), melainkan investasi dalam bentuk surat berharga maupun investasi langsung. Investasi Pemerintah yang dimaksudkan PP No.1/2008 adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka memajukan kesejahteraan umum. Peranan investasi telah terbukti dalam mewujudkan pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional pada tahap pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia. Pemerintah menomorsatukan pembangunan infrastruktur oleh karena ketersediaan infrastruktur kepuan memiliki kontribusi yang sangat signifikan bagi pembangunan masyarakat. Berbagai studi menunjukkan elastisitas infrastruktur terhadap perubahanoutput (PDB) berkisar antara 0,07 hingga 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Di sisi lainberbagai studi menunjukkan bahwa economic rate of return dari investasi infrastruktur berada disekitar 19117%, jauh di atas biaya hutang yang mungkin berkisar di antara 10% (Easterly & Seeven, 36

43 2003). (Sumber: Buku Telaah isu strategis kebijakan pengembangan investasi infrastruktur bidang kepuan). 1. Belanja Modal Konstruksi APBD a. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I atau di tingkat provinsi atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. Tabel 17 Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat I (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 10,807,586,409 9,913,781,396 16,894,595,090 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 1,657,363,034 1,568,666,782 2,431,047,150 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 3,091,819,904 3,266,827,214 6,356,744, ,691, ,609, ,907, ,741, ,809, ,329,998 9,030,668,898 8,024,758,502 13,708,031,471 Konstruksi 25,241,870,850 23,345,452,270 40,202,655,970 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka

44 Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat dijelaskan bahwa: Tahun 2013 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 25,241,870,850 Tahun 2014 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 23,345,452,270 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,896,418,580 atau 7.5% Tahun 2015 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 40,202,655,970 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 16,857,203,700 atau 72%. b. Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II atau di tingkat kabupaten/kota atau terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. 38

45 Tabel 17 Belanja Modal Konstruksi APBD Tingkat II (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 41,345,093,966 47,988,053,316 45,797,790,678 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 4,871,838,589 6,228,062,252 7,513,510,993 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 11,452,694,513 14,860,637,367 13,625,750, ,709,929 1,216,205,368 1,404,751,470 1,896,452,962 2,007,396,042 2,636,199,452 38,258,150,862 40,458,535,482 43,631,619,966 Konstruksi 98,755,940, ,758,889, ,609,623,251 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2015 Berdasarkan Tabel 17 tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 98,755,940,821 Tahun 2014 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 112,758,889,827 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 14,002,949,006 atau 14.2% Tahun 2015 Total belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 114,609,623,251 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,850,733,424 atau 1.6%. c. Belanja Modal Konstruksi APBD Jenis Belanja Modal Konstruksi APBD merupakan penjumlahan APBD I dan APBD II terdiri dari 6 jenis belanja modal, berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat sebagai berikut : (1) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan; (2) Belanja Modal 39

46 Pengadaan Konstruksi Jembatan; (3) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air; (4) Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota; (5) Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon; (6) Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan. Tabel 18 Belanja Modal Konstruksi APBD (Jutaan Rp) Jenis Belanja Konstruksi Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jalan 52,152,680,375 57,901,834,712 62,692,385,768 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jembatan 6,529,201,623 7,796,729,034 9,944,558,143 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Jaringan Air Belanja Modal Pengadaan Penerangan Jalan, Taman dan Hutan Kota Belanja Modal Pengadaan Instalasi Listrik dan Telepon Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan 14,544,514,417 18,127,464,581 19,982,495,286 1,082,401,191 1,435,814,495 1,867,659,137 2,400,194,305 2,359,205,291 2,985,529,450 47,288,819,760 48,483,293,984 57,339,651,437 Konstruksi 123,997,811, ,104,342, ,812,279,221 Sumber BPS Publikasi Konstruksi Dalam Angka 2015 Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 98,755,940,821 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 112,758,889,827 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 14,002,949,006 atau 14.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 114,609,623,251 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,850,733,424 atau 1.6%. 40

47 E. RASIO CAKUPAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Tabel 19 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2015 No Provinsi Luas Km Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57, , Sumatera Utara 72, , Sumatera Barat 42, , Riau 87, , Jambi 50,058 64, Sumatera Selatan 91, , Bengkulu 19,919 42, Lampung 34, , BangkaBelitung 16,424 28, Kepulauan Riau 8,202 68, DKI Jakarta , Jawa Barat 35,378 1,691, Jawa Tengah 32,801 1,529, D I Yogyakarta 3, , Jawa Timur 47,800 1,510, Banten 9, , Bali 5, , Nusa Tenggara Barat 18, , Nusa Tenggara Timur 48,718 74, Kalimantan Barat 147, , Kalimantan Tengah 153,565 71, Kalimantan Selatan 38, , Kalimantan Timur 129, , Kalimantan Utara 75,468 16, Sulawesi Utara 13,852 84, Sulawesi Tengah 61,841 73, Sulawesi Selatan 46, , Sulawesi Tenggara 38,068 72,

48 No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km Gorontalo 11,257 29, Sulawesi Barat 16,787 28, Maluku 46,914 32, Maluku Utara 31,983 23, Papua Barat 99,672 22, Papua 319,036 43,091 0 Indonesia 1,913,579 8,208,086 4 Sumber : Diolah oleh Konsultan Dari tabel tersebut luas wilayah Indonesia 1,913,579 Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2015 sebanyak 8,208,086 orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 4 orang per Km2. Tabel 20 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Berdasarkan Provinsi Tahun 2014 No Provinsi Luas Km Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57, , Sumatera Utara 72, , Sumatera Barat 42, , Riau 87, , Jambi 50,058 61, Sumatera Selatan 91, , Bengkulu 19,919 41, Lampung 34, , BangkaBelitung 16,424 31, Kepulauan Riau 8,202 60, DKI Jakarta , Jawa Barat 35,378 1,485, Jawa Tengah 32,801 1,269, D I Yogyakarta 3, , Jawa Timur 47,800 1,259, Banten 9, , Bali 5, , Nusa Tenggara Barat 18, , Nusa Tenggara Timur 48,718 79,

49 No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km Kalimantan Barat 147, , Kalimantan Tengah 153,565 49, Kalimantan Selatan 38, , Kalimantan Timur 129, , Kalimantan Utara 75, Sulawesi Utara 13,852 79, Sulawesi Tengah 61,841 71, Sulawesi Selatan 46, , Sulawesi Tenggara 38,068 61, Gorontalo 11,257 26, Sulawesi Barat 16,787 24, Maluku 46,914 21, Maluku Utara 31,983 22, Papua Barat 99,672 19, Papua 319,036 36,122 0 Indonesia 1,913,579 7,280,086 4 Sumber : Diolah oleh Konsultan Dari tabel tersebut luas wilayah Indonesia 1,913,579 Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2014 sebanyak 7,208,086 orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 4 orang per Km2. Tabel 21 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun 2013 No Provinsi Luas Km Nakerkons Nakerkons/ Km 2 1 Aceh 57, , Sumatera Utara 72, , Sumatera Barat 42,013 98, Riau 87, , Jambi 50,058 59, Sumatera Selatan 91, , Bengkulu 19,919 37, Lampung 34, , BangkaBelitung 16,424 29, Kepulauan Riau 8,202 68,

50 No Provinsi Luas Km 2 Nakerkons Nakerkons/ Km DKI Jakarta , Jawa Barat 35,378 1,265, Jawa Tengah 32, , D I Yogyakarta 3, , Jawa Timur 47,800 1,046, Banten 9, , Bali 5, , Nusa Tenggara Barat 18, , Nusa Tenggara Timur 48,718 75, Kalimantan Barat 147, , Kalimantan Tengah 153,565 44, Kalimantan Selatan 38,744 99, Kalimantan Timur 129, , Kalimantan Utara 75, Sulawesi Utara 13,852 73, Sulawesi Tengah 61,841 63, Sulawesi Selatan 46, , Sulawesi Tenggara 38,068 53, Gorontalo 11,257 26, Sulawesi Barat 16,787 23, Maluku 46,914 27, Maluku Utara 31,983 16, Papua Barat 99,672 12, Papua 319,036 34,662 0 Indonesia 1,913,579 6,276,723 3 Sumber : Diolah oleh Konsultan Berdasarkan tabel tersebut luas wilayah Indonesia Km2 dengan jumlah tenaga kerja konstruksi ditahun 2014 sebanyak orang, maka rasio cakupan tenaga kerja konstruksi Indonesia 3 orang per Km2. 44

51 F. PEMETAAN TENAGA KERJA KONSTRUKSI TAHUN

52 G. PROFIL TENAGA KERJA KONSTRUKSI DI PROVINSI 1. PROVINSI ACEH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,94 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 46

53 No Klasifikasi Tabel 21 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3, ,840 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 3, , Total 6 7,568 1, ,643 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,729 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 47

54 No Klasifikasi Tabel 22 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 1, ,729 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 23 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur ,058 2 AS Sipil 2,326 3,390 5,716 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan ,235 Total 4,468 5,619 10,087 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 48

55 Grafik 8 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Aceh Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,058 orang atau 10%; AS Sipil : 5,716 orang atau 57%; AM Mekanikal : 630 orang atau 6%; AE Elektrikal : 862 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 586 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,235 orang atau 12%. Grafik 9 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Aceh Tahun

56 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 4,468 orang atau 44% dan Ahli Muda 5,619 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 14,752 orang. Tabel 24 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 3, ,408 2 AS Sipil 6, ,298 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan ,045 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total 13, ,752 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 9 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun

57 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 4,408 orang atau 30%; AS Sipil : 7,298 orang atau 49%; AM Mekanikal : 908 orang atau 6%; AE Elektrikal : 562 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan : 1,045 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan : 531 orang atau 4%. Gambar 10 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 13,127 orang atau 89%; Kelas2 : 785 orang atau 5%; dan Kelas 3 : 840 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 51

58 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 388 orang; tahun 2014 : 568 orang dan tahun 2015 : 801 orang. Tabel 25 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 3 3 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

59 Grafik 10 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Aceh Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 180 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 233 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (kontraktor) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 53

60 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 4,480 orang; tahun 2014 : 6,342 orang dan tahun 2015 : 10,014 orang. Tabel 26 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 3,640 5,462 8,460 Total 4,480 6,342 10,014 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 11 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Aceh Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 54

61 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 27 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 1,223,998,247 1,942,372,436 1,772,591,162 APBD II 2,091,645,700 3,852,256,214 4,029,591,380 TOTAL BELANJA MODAL 3,315,643,947 5,794,628,650 5,802,182,542 Pertumbuhan (Rp.) 2,478,984,703 7,553,892 Pertumbuhan (%) 42.8% 0.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,315,643,947 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,794,628,650 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 2,478,984,703 atau 42.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,802,182,542 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 7,553,892 atau 0.1%. 55

62 Grafik 11 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 12 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 56

63 2. PROVINSI SUMATERA UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,96 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja Orang Jumlah bukan angkatan kerja Orang Jumlah yang bekerja Orang Jumlah pengangguran Orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 12,569 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 57

64 No Klasifikasi Tabel 26 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 4, ,699 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 1 3, , ,714 1,250 1,259 1, ,569 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 568 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 58

65 No Klasifikasi Tabel 27 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 3,474 orang. Tabel 28 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 898 1,068 1,966 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 300 1,420 1,754 3,474 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 59

66 Grafik 11 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 55 orang atau 2%; AS Sipil : 1,966 orang atau 57%; AM Mekanikal : 520 orang atau 14%; AE Elektrikal : 430 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan : 74 orang atau 2%; AL Manajemen Pelaksanaan : 447 orang atau 13%. Gambar 12 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Utara Tahun

67 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 300 orang atau 9%; Ahli Madya 1,420 orang atau 41% dan Ahli Muda 1,754 atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 11,611 orang. Tabel 29 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,755 1, ,755 2 AS Sipil 2,626 2, ,755 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 5,081 5,073 1,457 11,611 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 13 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun

68 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 3,755 orang atau 32%; AS Sipil : 5,755 orang atau 50%; AM Mekanikal : 684 orang atau 6%; AE Elektrikal : 582 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan : 530 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan : 305 orang atau 3%. Grafik 14 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 5,081 orang atau 44%; Kelas2 : 5,073 orang atau 44%; dan Kelas 3 : 1,457 orang atau 12%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 62

69 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 30 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda 595 1, Madya 805 1, Utama Total 1,435 2,380 1,537 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

70 Grafik 15 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 945 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi Penurunan sebanyak 843 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 64

71 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 6,020 orang; tahun 2014 : 6,796 orang dan tahun 2015 : 8,062 orang. Tabel 31 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1,120 1,395 2,687 3 Kelas 1 4,830 5,398 5,157 Total 6,020 6,796 8,062 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 16 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 65

72 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 776 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1,266 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 32 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 614,914, ,424,197 1,203,309,902 APBD II 5,418,820,178 5,540,074,943 5,666,737,503 TOTAL BELANJA MODAL 6,033,734,899 6,501,499,140 6,870,047,405 Pertumbuhan (Rp.) 467,764, ,548,265 Pertumbuhan (%) 7.2% 5.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,033,734,899. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,501,499,140 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 467,764,241 atau 7.2%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,870,047,405 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 368,548,265 atau 5.4%. 66

73 Grafik 17 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 18 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 67

74 3. PROVINSI SUMATERA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.196,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,03 3 Jumlah pencari kerja Orang Jumlah angkatan kerja Orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 8,993 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 68

75 No Klasifikasi Tabel 32 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 3, ,184 2 SI0 Bangunan Sipil 3, , MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 4 7, ,993 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 650 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 69

76 No Klasifikasi Tabel 33 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 11,503 orang. Tabel 34 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur ,162 2 AS Sipil 2,980 3,200 6,180 3 AM Mekanikal AE Elektrikal ,038 5 AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan 1, ,894 Total 5,696 5,807 11,503 70

77 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 17 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,162 orang atau 10%; AS Sipil : 6,180 orang atau 54%; AM Mekanikal : 699 orang atau 6%; AE Elektrikal : 1,038 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 530 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,894 orang atau 16%. Grafik 18 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Barat Tahun

78 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 4,468 orang atau 44% dan Ahli Muda 5,619 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 32,358 orang. Tabel 35 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 6, ,578 2 AS Sipil 15,130 1, ,708 3 AM Mekanikal 2, ,518 4 AE Elektrikal AT Tata Lingkungan 1, ,905 6 AL Manajemen Pelaksanaan 1, ,851 Total 27,658 3,244 1,456 32,358 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 19 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun

79 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 7,578 orang atau 23%; AS Sipil : 17,708 orang atau 55%; AM Mekanikal : 2,518 orang atau 8%; AE Elektrikal : 798 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 1,905 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 1,851 orang atau 6%. Grafik 20 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 85%; Kelas2 sebanyak orang atau 10%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 5%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 73

80 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 285 orang; tahun 2014 : 413 orang dan tahun 2015 : 577 orang. Tabel 36 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 5 7 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

81 Grafik 21 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 128 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 164 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 75

82 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut: tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 37 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,669 6,816 Total 1,091 2,990 7,910 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 22 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 76

83 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,899 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 4,920 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 38 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 562,507, ,329, ,281,029 APBD II 2,302,517,661 2,377,210,378 2,555,895,706 TOTAL BELANJA MODAL 2,865,024,919 3,037,539,391 3,139,176,735 Pertumbuhan (Rp.) 172,514, ,637,344 Pertumbuhan (%) 5.7% 3.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,865,024,919. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,037,539,391 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 172,514,472 atau 5.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,139,176,735 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 101,637,344 atau 3.2%. 77

84 Grafik 23 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 24 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 78

85 4. PROVINSI RIAU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 6.344,4 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,48 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,228 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 79

86 No Klasifikasi Tabel 39 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 2, , ,976 2 SI0 Bangunan Sipil 2, , , MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 6,269 1,240 2,225 1, ,228 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 849 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 80

87 No Klasifikasi Tabel 40 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 11,503 orang. Tabel 41 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur ,162 2 AS Sipil 2,980 3,200 6,180 3 AM Mekanikal AE Elektrikal ,038 5 AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan 1, ,894 Total 5,696 5,807 11,503 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 81

88 Grafik 26 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Riau Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 2,277 orang atau 10%; AS Sipil : 12,930 orang atau 56%; AM Mekanikal : 1,317 orang atau 6%; AE Elektrikal : 1,644 orang atau 7%; AT Tata Lingkungan : 1,015 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : 4,034 orang atau 17%. Grafik 27 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Riau Tahun

89 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 11,229 orang atau 48% dan Ahli Muda 11,988 atau 52%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 79,997 orang. Tabel 42 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 16,258 1,589 1,237 19,084 2 AS Sipil 35,307 3,582 2,444 41,333 3 AM Mekanikal 6, ,627 4 AE Elektrikal 1, ,107 5 AT Tata Lingkungan 4, ,158 6 AL Manajemen Pelaksanaan 3, ,688 Total 68,166 6,790 5,041 79,997 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 28 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun

90 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 19,084 orang atau 24%; AS Sipil : 41,333 orang atau 52%; AM Mekanikal : 7,627 orang atau 10%; AE Elektrikal : 2,107 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan : 5,158 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 4,688 orang atau 5%. Grafik 29 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun 2016 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 68,166 orang atau 85%; Kelas2 : 6,790 orang atau 9%; dan Kelas 3 : 5,041 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 84

91 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 388 orang; tahun 2014 : 568 orang dan tahun 2015 : 801 orang. Tabel 43 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda 910 2, Madya 1,925 1, Utama Total 2,861 4,306 1,399 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

92 Grafik 30 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Riau Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi Penurunan sebanyak orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 86

93 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 7,035 orang; tahun 2014 : 6,286 orang dan tahun 2015 : 20,516 orang. Tabel 44 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1, ,518 3 Kelas 1 5,005 5,422 17,080 Total 7,035 6,286 20,516 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 31 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Riau Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 87

94 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 749 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 45 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 2,023,283, ,295,487 2,661,044,254 APBD II 5,406,978,897 5,742,713,912 7,859,049,645 TOTAL BELANJA MODAL 7,430,262,707 6,151,009,399 10,520,093,899 Pertumbuhan (Rp.) (1,279,253,308) 4,369,084,500 Pertumbuhan (%) 20.8% 41.5% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,430,262,707 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,151,009,399 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 (1,279,253,308) atau 20.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 10,520,093,899 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 4,369,084,500 atau 41.5%. 88

95 Grafik 32 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 33 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 89

96 5. PROVINSI JAMBI a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.402,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,33 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,864 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 90

97 No Klasifikasi Tabel 46 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,275 2 SI0 Bangunan Sipil 1, , MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan 3 3 SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total c. Badan Usaha Konsultan 3 3, ,864 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 331 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 91

98 No Klasifikasi Tabel 47 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 48 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,119 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN)

99 Grafik 34 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jambi Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 104 orang atau 9%; AS Sipil : 740 orang atau 66%; AM Mekanikal : 14 orang atau 1%; AE Elektrikal : 101 orang atau 9%; AT Tata Lingkungan : 68 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan : 92 orang atau 9%. Grafik 35 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jambi Tahun

100 Berdasarkan grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 570 orang atau 51% dan Ahli Muda sebanyak 549 atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 49 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,003 2,191 2 AS Sipil 1, ,419 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 3, ,628 5,593 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 36 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun

101 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 39%; AS Sipil sebanyak orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 223 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 276 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 259 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 225 orang atau 4%. Grafik 37 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun 2016 Graffik tersebut memperlihatkan komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 3,367 orang atau 60%; Kelas2 sebanyak 598 orang atau 11%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 29%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 95

102 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 214 orang; tahun 2014 sebanyak 434 orang dan tahun 2015 sebanyak 301 orang. Tabel 50 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 4 3 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

103 Grafik 38 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jambi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 220 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 133 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 97

104 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 51 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 1,645 2,903 3,161 Total 1,995 3,278 4,085 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 39 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jambi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 98

105 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,283 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 807 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 52 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 813,776, ,816, ,129,851 APBD II 2,500,722,246 2,731,635,728 2,667,928,553 TOTAL BELANJA MODAL 3,314,498,323 3,431,451,910 3,376,058,404 Pertumbuhan (Rp.) 116,953,587 (55,393,506) Pertumbuhan (%) 3.4% 1.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,314,498,323 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,431,451,910 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 116,953,587 atau 3.4% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,376,058,404 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (55,393,506) atau 1.6%. 99

106 Grafik 40 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 41 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 100

107 6. PROVINSI SUMATERA SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.052,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,15 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 101

108 No Klasifikasi Tabel 53 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 Klasifikasi 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,585 2 SI0 Bangunan Sipil 1, , MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total c. Badan Usaha Konsultan 2 3, ,779 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 521 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 102

109 No Klasifikasi Tabel 54 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 3 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 4 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,015 orang. Tabel 55 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil ,167 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1, ,015 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 103

110 Grafik 42 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 89 orang atau 4%; AS Sipil sebanyak orang atau 59%; AM Mekanikal sebanyak 70 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 256 orang atau 13%; AT Tata Lingkungan sebanyak 84 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 349 orang atau 17%. Gambar 43 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sumatera Selatan Tahun

111 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 51% dan Ahli Muda sebanyak 980 atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,900 orang. Tabel 56 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,018 2 AS Sipil 2, ,912 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 4, ,252 5,900 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 44 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun

112 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 34%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 351 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 303 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 230 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 86 orang atau 1%. Gambar 45 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 69%; Kelas2 sebanyak 559 orang atau 10%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 21%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 106

113 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 294 orang; tahun 2014 : 210 orang dan tahun 2015 : 493 orang. Tabel 57 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 2 15 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

114 Grafik 46 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 84 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 283 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 108

115 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 995 orang; tahun 2014 : 163 orang dan tahun 2015 : 1,993 orang. Tabel 58 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,540 Total ,993 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 47 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 109

116 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 832 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 59 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 723,270, ,243,164 1,355,208,600 APBD II 5,219,688,603 5,807,034,253 3,616,527,176 TOTAL BELANJA MODAL 5,942,959,450 6,359,277,417 4,971,735,776 Pertumbuhan (Rp.) 416,317,967 (1,387,541,641) Pertumbuhan (%) 6.5% 27.9% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,942,959,450 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,359,277,417 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 416,317,967 atau 6.5% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,971, ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,387,541,641) atau 27.9%. 110

117 Grafik 48 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 49 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 111

118 7. PROVINSI BENGKULU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.874,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,73 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,204 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 112

119 No Klasifikasi Tabel 60 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1, ,204 c. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 213 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 113

120 No Klasifikasi Tabel 61 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 294 orang. Tabel 62 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN)

121 Grafik 50 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 14 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 197 orang atau 67%; AM Mekanikal sebanyak 2 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 13 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 32 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak: 36 orang atau 12%. Grafik 51 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bengkulu Tahun

122 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 94 orang atau 32% dan Ahli Muda sebanyak 200 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 2,669 orang. Tabel 63 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur AS Sipil ,390 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1, ,669 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 52 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun

123 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : sebanyak 641 orang atau 24%; AS Sipil sebanyak orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 237 orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 80 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 227 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 94 orang atau 3%. Grafik 53 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 56%; Kelas2 sebanyak 510 orang atau 19%; dan Kelas 3 sebanyak 678 orang atau 25%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 117

124 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 153 orang; tahun 2014 : 82 orang dan tahun 2015 : 204 orang. Tabel 64 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 13 4 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

125 Grafik 54 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 71 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 122 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 119

126 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 65 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,539 Total 280 1,320 2,433 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

127 Grafik 55 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bengkulu Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. 121

128 Tabel 66 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 212,865, ,554, ,607,073 APBD II 923,306,965 1,207,917,830 1,340,794,472 TOTAL BELANJA MODAL 1,136,172,007 1,468,472,562 1,709,401,545 Pertumbuhan (Rp.) 332,300, ,928,983 Pertumbuhan (%) 22.6% 14.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,136,172,007. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,468,472,562 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 332,300,555 atau 22.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,709,401,545 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 240,928,983 atau 14.1%. Grafik 56 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 122

129 i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 57 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 123

130 8. PROVINSI LAMPUNG a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.117,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,18 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 124

131 No Klasifikasi Tabel 67 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,356 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 3, ,143 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 631 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 125

132 No Klasifikasi Tabel 68 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 807 orang. Tabel 69 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total

133 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 58 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 12 orang atau 1%; AS Sipil sebanyak 594 orang atau 74%; AM Mekanikal sebanyak 3 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 119 orang atau 15%; AT Tata Lingkungan sebanyak 19 orang atau 2%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 60 orang atau 7%. 127

134 Grafik 59 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 427 orang atau 53% dan Ahli Muda 380 atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3,251 orang. Tabel 70 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,044 2 AS Sipil 233 1, ,394 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 380 2, ,

135 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 60 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 32%; AS Sipil sebanyak orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 37 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 626 orang atau 19%; AT Tata Lingkungan sebanyak 34 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 116 orang atau 4%. Gambar 61 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun

136 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 380 orang atau12%; Kelas2 sebanyak orang atau 62%; dan Kelas 3 sebanyak 846 orang atau 26%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 30 orang; tahun 2014 : 891 orang dan tahun 2015 : 650 orang. 130

137 Tabel 71 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 16 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 62 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Lampung Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 861 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 241 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung 131

138 Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,715 orang; tahun 2014 : 2,433 orang dan tahun 2015 : 3,127 orang. Tabel 72 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas ,216 3 Kelas 1 1,330 2,023 1,540 Total 1,715 2,433 3,127 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

139 Grafik 63 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Lampung Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 718 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 694 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 73 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 626,644, ,802, ,162,538 APBD II 2,490,569,925 2,552,799,481 2,905,335,132 TOTAL BELANJA MODAL 3,117,214,371 3,170,602,059 3,516,497,670 Pertumbuhan (Rp.) 53,387, ,895,611 Pertumbuhan (%) 1.7% 9.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD

140 .Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,117,214,371 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,170,602,059 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 53,387,688 atau 1.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,516,497,670 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 345,895,611 atau 9.8%. Grafik 64 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km

141 Grafik 65 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 135

142 9. PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.372,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,54 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 1,980 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 136

143 No Klasifikasi Tabel 74 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 1, ,980 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 102 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 137

144 No Klasifikasi Tabel 75 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 728 orang. Tabel 76 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN)

145 Grafik 66 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 41 orang atau 6%; AS Sipil sebanyak 409 orang atau 56%; AM Mekanikal sebanyak 26 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 38 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 38 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 176 orang atau 24%. Grafik 67 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun

146 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 326 orang atau 45% dan Ahli Muda 402 atau 55%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 4,283 orang. Tabel 77 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi No KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,087 2 AS Sipil 1, ,964 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 3, ,283 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 68 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun

147 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 1,087 orang atau 25%; AS Sipil : 1,964 orang atau 46%; AM Mekanikal : 447 orang atau 10%; AE Elektrikal : 72 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 334 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan : 379 orang atau 9%. Gambar 69 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 83%; Kelas2 sebanyak 641 orang atau 15%; dan Kelas 3 sebanyak 76 orang atau 2%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan) Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 141

148 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 56 orang; tahun 2014 : 43 orang dan tahun 2015 : 222 orang. Tabel 78 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 4 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

149 Grafik 70 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 13 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 179 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 143

150 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,120 orang; tahun 2014 : 1,069 orang dan tahun 2015 : 1,934 orang. Tabel 79 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,149 Total 1,120 1,069 1,934 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 71 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 144

151 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 51 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 865 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 80 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 352,694, ,261, ,091,707 APBD II 955,269, ,080,058 1,063,695,198 TOTAL BELANJA MODAL 1,307,963,681 1,172,341,638 1,290,786,905 Pertumbuhan (Rp.) (135,622,043) 118,445,267 Pertumbuhan (%) 11.6% 9.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,307,963,681 Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,172,341,638 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (135,622,043) atau 11.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,290,786,905 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 118,445,267 atau 9.2%. 145

152 Grafik 72 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 73 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 146

153 10. PROVINSI KEPULAUAN RIAU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,77 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 3,908 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 147

154 No Klasifikasi Tabel 81 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,632 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 2 2, ,908 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 515 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 148

155 No Klasifikasi Tabel 82 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 15,767orang. Tabel 83 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur ,411 2 AS Sipil 3,735 4,029 7,764 3 AM Mekanikal ,055 4 AE Elektrikal ,371 5 AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan 1,924 1,395 3,319 Total 8,049 7,718 15,767 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 149

156 Grafik 74 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 9%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak orang atau 7%; AE Elektrikal sebanyak orang atau 9%; AT Tata Lingkungan sebanyak 847 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 21%. Gambar 75 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kepulauan Riau Tahun

157 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya orang atau 51% dan Ahli Muda atau 49%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 58,047 orang. Tabel 84 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 10,255 1,680 1,305 13,240 2 AS Sipil 23,012 3,839 2,516 29,367 3 AM Mekanikal 4, ,827 4 AE Elektrikal 1, ,128 5 AT Tata Lingkungan 3, ,022 6 AL Manajemen Pelaksanaan 2, ,463 Total 45,392 7,251 5,404 58,047 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 76 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun

158 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 23%; AS Sipil sebanyak orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak orang atau 10%; AE Elektrikal sebanyak orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 6%. Grafik 77 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 78%; Kelas2 sebanyak orang atau 13%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 9%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 152

159 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 639 orang; tahun 2014 : 320 orang dan tahun 2015 : 336 orang. Tabel 85 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 9 4 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

160 Grafik 78 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 319 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 16 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 154

161 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 588 orang; tahun 2014 : 750 orang dan tahun 2015 : 4,456 orang. Tabel 86 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,420 Total ,456 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 79 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kepulauan Riau Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 155

162 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 162 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 3,706 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 87 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 289,015, ,814, ,172,649 APBD II 1,388,295,591 1,404,950,799 1,869,427,059 TOTAL BELANJA MODAL 1,677,311,414 1,937,764,856 2,351,599,708 Pertumbuhan (Rp.) 260,453, ,834,852 Pertumbuhan (%) 13.4% 17.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,677,311,414. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,937,764,856 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 260,453,442 atau 13.4% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,351,599,708 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 413,834,852 atau 17.6%. 156

163 Grafik 80 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 81 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 157

164 11. PROVINSI DKI JAKARTA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,98 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,759 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 158

165 No Klasifikasi Tabel 88 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, , ,150 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 34 1, , ,376 1,798 1, , ,205 1, , c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,997 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 159

166 No Klasifikasi Tabel 89 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total ,997 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 14,034 orang. Tabel 90 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 2,256 2,728 2,196 7,180 3 AM Mekanikal AE Elektrikal ,675 5 AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan 1, ,037 2,935 Total 3,970 5,481 4,583 14,034 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 160

167 Grafik 82 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 590 orang atau 4%; AS Sipil sebanyak orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak 916 orang atau 7%; AE Elektrikal sebanyak orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 738 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 21%. Grafik 83 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi DKI Jakarta Tahun

168 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak orang atau 28%; Ahli Madya sebanyak orang atau 39% dan Ahli Muda sebanyak atau 33%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 9,279 orang. Tabel 91 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2, ,091 2 AS Sipil 2, ,399 3 AM Mekanikal ,074 4 AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 6, ,874 9,279 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 84 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun

169 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 33%; AS Sipil sebanyak orang atau 37%; AM Mekanikal sebanyak orang atau 12%; AE Elektrikal sebanyak 942 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 372 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 401 orang atau 4%. Grafik 85 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 75%; Kelas2 sebanyak 463 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 163

170 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 38,330 orang; tahun 2014 : 48,994 orang dan tahun 2015 : 11,686 orang. Tabel 92 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda 12,290 30,083 4,969 2 Madya 23,310 15,230 4,020 3 Utama 2,730 3,681 2,697 Total 38,330 48,994 11,686 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

171 Grafik 86 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 165

172 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 9,625 orang; tahun 2014 : 9,843 orang dan tahun 2015 : 11,204 orang. Tabel 93 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas 3 1, ,042 2 Kelas Kelas 1 7,700 8,618 9,407 Total 9,625 9,843 11,204 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 87 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi DKI Jakarta Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 166

173 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 218 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 1,361 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 96 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 5,538,301,059 4,189,587,172 11,768,789,378 APBD II TOTAL BELANJA MODAL 5,538,301,059 4,189,587,172 11,768,789,378 Pertumbuhan (Rp.) (1,348,713,887) 7,579,202,206 Pertumbuhan (%) 32.2% 64.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 5,538,301,059. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,189,587,172 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (1,348,713,887) atau 32.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 11,768,789,378 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 7,579,202,206 atau 64.4%. 167

174 Grafik 88 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 89 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 168

175 12. PROVINSI JAWA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 18,28 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 21,531 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 169

176 No Klasifikasi Tabel 97 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 8, ,704 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7, , c. Badan Usaha Kontraktor ,753 1,129 1,111 2, ,531 Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,595 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 170

177 No Klasifikasi Tabel 98 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total ,595 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,782 orang. Tabel 99 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 1,430 1,629 3,059 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2,808 2,974 5,782 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 171

178 Grafik 90 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 589 orang atau 10%; AS Sipil sebanyak orang atau 53%; AM Mekanikal sebanyak 288 orang atau 5%; AE Elektrikal sebanyak 707 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 497 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 642 orang atau 11%. Grafik 91 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Barat Tahun

179 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 49% dan Ahli Muda sebanyak atau 51%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 22,897 orang. Tabel 100 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 3,989 1,321 2,602 7,912 2 AS Sipil 5,595 2,139 2,378 10,112 3 AM Mekanikal AE Elektrikal 251 1, ,317 5 AT Tata Lingkungan ,475 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total 11,170 6,037 5,690 22,897 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun

180 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 35%; AS Sipil sebanyak orang atau 44%; AM Mekanikal sebanyak 401 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 680 orang atau 3%. Gambar 92 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 49%; Kelas2 sebanyak orang atau 26%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 25%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 174

181 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,540 orang; tahun 2014 : 2,193 orang dan tahun 2015 : 1,531 orang. Tabel 101 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total 1,540 2,193 1,531 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

182 Grafik 93 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 653 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 662 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 176

183 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 30,660 orang; tahun 2014 : 52,816 orang dan tahun 2015 : 38,932 orang. Tabel 102 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas 3 6,020 7,319 8,552 2 Kelas 2 10,080 16,997 11,533 3 Kelas 1 14,560 28,500 18,847 Total 30,660 52,816 38,932 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 93 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 177

184 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 103 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 665,807, ,953,832 1,074,205,019 APBD II 8,529,755,741 8,882,514,502 9,865,621,877 TOTAL BELANJA MODAL 9,195,562,886 9,483,468,334 10,939,826,896 Pertumbuhan (Rp.) 287,905,448 1,456,358,562 Pertumbuhan (%) 3.0% 13.3% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar Rp atau 3.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar Rp atau 13.3%. 178

185 Grafik 94 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 95 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 179

186 13. PROVINSI JAWA TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 13,22 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 20,797 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 180

187 No Klasifikasi Tabel 104 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 8, ,542 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7, , , ,309 1,430 1,558 1, ,797 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,125 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 181

188 No Klasifikasi Tabel 105 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total ,125 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,189 orang. Tabel 106 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 1,011 1,923 2,934 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,836 3,353 5,189 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 182

189 Grafik 95 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 642 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak 2,934 orang atau 57%; AM Mekanikal sebanyak 125 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 623 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 263 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 602 orang atau 12%. Grafik 96 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Tengah Tahun

190 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 1,836 orang atau 35% dan Ahli Muda 3,353 atau 65%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 107 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 4,020 1,343 5,124 10,487 2 AS Sipil 7,981 1,648 2,314 11,943 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan ,073 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total 13,816 3,585 8,519 25,920 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 97 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun

191 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 40%; AS Sipil sebanyak orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 720 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 816 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 881 orang atau 3%. Grafik 98 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 53%; Kelas2 sebanyak orang atau 14%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 33%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 185

192 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 201 orang; tahun 2014 : 1,569 orang dan tahun 2015 : 1,641 orang. Tabel 108 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total 201 1,569 1,641 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

193 Grafik 99 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 72 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 187

194 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 5,250 orang; tahun 2014 : 8,667 orang dan tahun 2015 : 16,200 orang. Tabel 110 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas ,296 3,265 2 Kelas 2 1,995 3,129 4,078 3 Kelas 1 2,275 4,242 8,857 Total 5,250 8,667 16,200 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 100 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 188

195 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 111 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 590,047, ,006,877 1,566,395,171 APBD II 5,654,428,276 6,706,318,329 6,719,221,406 TOTAL BELANJA MODAL 6,244,475,352 7,617,325,206 8,285,616,577 Pertumbuhan (Rp.) 1,372,849, ,291,371 Pertumbuhan (%) 18.0% 8.1% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,244,475,352. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,617,325,206 ada kenaikan belanja modal dari tahun ,372,849,854 atau 18.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 8,285,616,577 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 668,291,371 atau 8.1%. 189

196 Grafik 101 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 102 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 190

197 14. PROVINSI D.I. YOGYAKARTA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.679,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,44 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 191

198 No Klasifikasi Tabel 112 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 1, ,751 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 373 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 192

199 No Klasifikasi Tabel 113 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,567 orang. Tabel 114 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,567 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 193

200 Grafik 103 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 233 orang atau 15%; AS Sipil sebanyak 851 orang atau 54%; AM Mekanikal sebanyak 25 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 93 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 100 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 265 orang atau 17%. Grafik 104 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun

201 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 587 orang atau 37% dan Ahli Muda 980 atau 63%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,131 orang. Tabel 115 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,512 3,186 2 AS Sipil ,439 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2,213 1,002 1,916 5,131 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 105 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun

202 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur : 3,186 orang atau 62%; AS Sipil : 1,439 orang atau 28%; AM Mekanikal : 25 orang atau 1%; AE Elektrikal : 84 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 230 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : 167 orang atau 3%. Grafik 105 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 43%; Kelas 2 sebanyak orang atau 20%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 37%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 196

203 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,050 orang; tahun 2014 : 571 orang dan tahun 2015 : 822 orang. Tabel 116 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total 1, Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

204 Grafik 106 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 479 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 251 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 198

205 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 117 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogjakarta Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas ,014 3 Kelas ,731 1,472 Total 1,855 3,070 3,453 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 108 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 199

206 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 383 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 118 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 224,462, ,721, ,640,454 APBD II 540,458, ,349, ,723,946 TOTAL BELANJA MODAL 764,920, ,071,118 1,369,364,400 Pertumbuhan (Rp.) 196,150, ,293,282 Pertumbuhan (%) 20.4% 29.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 764,920,923. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 961,071,118 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 196,150,195 atau 20.4%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,369,364,400 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 408,293,282 atau 29.8%. 200

207 Grafik 109 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 110 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 201

208 15. PROVINSI JAWA TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 15,21 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 25,260 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 202

209 No Klasifikasi Tabel 119 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 9, ,454 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 8,203 1,252 1, , , ,617 2,186 1,940 1, ,260 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,933 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 203

210 No Klasifikasi Tabel 120 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total 1, ,933 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,163 orang. Tabel 121 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil ,120 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 838 1,325 2,163 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 204

211 Grafik 111 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 262 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 90 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 258 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 190 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 243 orang atau 11%. Grafik 112 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Jawa Timur Tahun

212 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 838 orang atau 39% dan Ahli Muda 1,325 atau 61%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 21,738 orang. Tabel 122 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 4,404 1,843 3,596 9,843 2 AS Sipil 6,736 2, ,962 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 12,228 4,716 4,794 21,738 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 113 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun

213 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 45%; AS Sipil sebanyak orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 80 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 528 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan sebanyak 814 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 511 orang atau 2%. Grafik 114 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 56%; Kelas 2 sebanyak orang atau 22%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 22%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 207

214 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 401 orang; tahun 2014 : 1,993 orang dan tahun 2015 : 3,539 orang. Tabel 123 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda ,579 2 Madya ,960 3 Utama Total 401 1,993 3,539 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

215 Grafik 115 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 209

216 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 124 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas ,316 2 Kelas 2 5,145 8,870 7,364 3 Kelas 1 8,820 17,475 13,939 Total 14,490 27,092 22,619 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 116 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Jawa Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 210

217 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 125 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 766,916, ,828,316 1,749,271,325 APBD II 7,120,748,211 9,278,410,011 10,450,844,162 TOTAL BELANJA MODAL 7,887,664,592 9,473,238,327 12,200,115,487 Pertumbuhan (Rp.) 1,585,573,735 2,726,877,160 Pertumbuhan (%) 16.7% 22.4% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 7,887,664,592. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,473,238,327 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,585,573,735 atau 16.7%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 12,200,115,487 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 2,726,877,160 atau 22.4%. 211

218 Grafik 117 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 118 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 212

219 16. PROVINSI BANTEN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa ,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 4,68 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,227 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 213

220 No Klasifikasi Tabel 126 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2, ,818 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2, , Total 1 4, ,227 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 448 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 214

221 No Klasifikasi Tabel 127 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 128 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil ,328 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 965 1,580 2,545 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 215

222 Grafik 118 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Banten Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 284 orang atau 11%; AS Sipil sebanyak 1,328 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 146 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 250 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan : 130 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 407 orang atau 16%. Grafik 119 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Banten Tahun

223 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 965 orang atau 38% dan Ahli Muda sebanyak atau 62%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 9,621 orang. Tabel 129 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1,133 1, ,873 2 AS Sipil 2,572 1, ,704 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 4,562 3,219 1,840 9,621 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 120 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun

224 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 30%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 357 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 764 orang atau 8%; AT Tata Lingkungan : 497 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 426 orang atau 4%. Grafik 121 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 47%; Kelas2 sebanyak orang atau 34%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 19%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 218

225 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak 245 orang dan tahun 2015 sebanyak 234 orang. Tabel 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total 1, Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

226 Grafik 122 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Banten Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 1,260 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 11 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 220

227 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 6,615 orang; tahun 2014 : 8,363 orang dan tahun 2015 : 9,699 orang. Tabel 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1,610 1,995 2,653 3 Kelas 1 5,005 6,368 6,444 Total 6,615 8,363 9,699 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 123 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Banten Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 221

228 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 132 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 573,427, ,735, ,221,338 APBD II 2,916,286,455 5,908,382,312 4,500,293,716 TOTAL BELANJA MODAL 3,489,714,294 6,225,118,231 5,293,515,054 Pertumbuhan (Rp.) 2,735,403,937 (931,603,177) Pertumbuhan (%) 43.9% 17.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar Rp. 2, atau 43.9%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai Rp ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (Rp ) atau 17.6%. 222

229 Grafik 124 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 125 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 223

230 17. PROVINSI BALI a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.152,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,63 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,905 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 224

231 No Klasifikasi Tabel 134 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,309 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 2, ,905 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 357 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut. 225

232 No Klasifikasi Tabel 136 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 2,116 orang. Tabel 137 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil ,014 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,010 1,106 2,116 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 226

233 Grafik 126 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bali Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 370 orang atau 17%; AS Sipil sebanyak 1,014 orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 71 orang atau 3%; AE Elektrikal sebanyak 170 orang atau 8%; AT Tata Lingkungan sebanyak 186 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 305 orang atau 14%. Grafik 127 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Bali Tahun

234 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 1.`010 orang atau 48% dan Ahli Muda sebanyak atau 52%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 138 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 Kualifikasi TENAGA TERAMPIL KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,558 2 AS Sipil 2, ,250 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 4, ,424 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 128 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun

235 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 29%; AS Sipil sebanyak orang atau 41%; AM Mekanikal sebanyak 248 orang atau 5%; AE Elektrikal sebanyak 683 orang atau 12%; AT Tata Lingkungan sebanyak 318 orang atau 6%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 367 orang atau 7%. Grafik 129 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 82%; Kelas 2 sebanyak 350 orang atau 6%; dan Kelas 3 sebanyak 623 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 229

236 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 363 orang; tahun 2014 : 491 orang dan tahun 2015 : 718 orang. Tabel 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

237 Grafik 130 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Bali Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 128 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 227 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 231

238 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,275 orang; tahun 2014 : 339 orang dan tahun 2015 : 2,506 orang. Tabel 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 1, ,954 Total 2, ,506 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 131 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Bali Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 232

239 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 132 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 272,477, ,041, ,999,483 APBD II 1,541,164,230 1,795,480,021 1,645,985,459 TOTAL BELANJA MODAL 1,813,641,726 2,084,521,643 2,084,984,942 Pertumbuhan (Rp.) 270,879, ,299 Pertumbuhan (%) 13.0% 0.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,813,641,726. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,048,521,643 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 270,879,917 atau 13.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,084,984,942 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 463,299 atau 0.0%. 233

240 Grafik 131 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 132 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 234

241 18. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.835,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,89 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,936 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 235

242 No Klasifikasi Tabel 134 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2, ,311 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2, , Total 4, ,936 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 429 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 236

243 No Klasifikasi Tabel 135 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 835 orang. Tabel 136 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 237

244 Grafik 133 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 27 orang atau 3%; AS Sipil sebanyak 631 orang atau 76%; AM Mekanikal sebanyak 5 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 11 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 59 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 102 orang atau 12%. Grafik 134 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

245 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 212 orang atau 25% dan Ahli Muda sebanyak 623 atau 75%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 137 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,843 2 AS Sipil 2, ,651 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 3,768 1, ,632 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 135 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

246 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 33%; AS Sipil sebanyak orang atau 46%; AM Mekanikal sebanyak 208 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 205 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 457 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 268 orang atau 5%. Grafik 136 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 67%; Kelas 2 sebanyak orang atau 22%; dan Kelas 3 sebanyak 596 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 240

247 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 249 orang; tahun 2014 sebanyak 303 orang dan tahun 2015 sebanyak 466 orang. Tabel 138 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 4 4 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

248 Grafik 137 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 54 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 163 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 242

249 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,209 orang; tahun 2014 : 2,618 orang dan tahun 2015 : 4,123 orang. Tabel 139 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1,260 1,449 1,337 3 Kelas ,166 2,776 Total 2,209 2,618 4,123 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 138 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 243

250 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 409 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 140 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 408,546, ,773, ,819,768 APBD II 1,345,762,967 1,418,997,395 1,417,357,297 TOTAL BELANJA MODAL 1,754,309,423 1,774,770,503 1,964,177,065 Pertumbuhan (Rp.) 20,461, ,406,562 Pertumbuhan (%) 1.2% 9.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,754,309,423. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,774,770,503 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 20,461,080 atau 1.2% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,964,177,065 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 189,406,562 atau 9.6%. 244

251 Grafik 139 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 140 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 245

252 19. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 5.120,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 2,00 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,656 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 246

253 No Klasifikasi Tabel 141 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2, ,066 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 2, , Total 4, ,656 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 431 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 247

254 No Klasifikasi Tabel 142 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 2 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 143 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 521 1,119 1,640 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,144 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 248

255 Grafik 141 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 172 orang atau 8%; AS Sipil sebanyak orang atau 76%; AM Mekanikal sebanyak 11 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 94 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 140 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 87 orang atau 4%. Grafik 142 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

256 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 692 orang atau 32% dan Ahli Muda 1,452 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 5,882 orang. Tabel 144 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,727 2 AS Sipil 3, ,505 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 5, ,882 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 143 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun

257 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 30%; AS Sipil sebanyak orang atau 60%; AM Mekanikal sebanyak 14 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 87 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 546 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 3 orang atau 0%. Grafik 144 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 92%; Kelas 2 sebanyak 292 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak 189 orang atau 3%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 251

258 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 238 orang; tahun 2014 : 334 orang dan tahun 2015 : 262 orang. Tabel 145 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 1 2 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

259 Grafik 145 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 96 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 72 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 253

260 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,135 orang; tahun 2014 : 18 orang dan tahun 2015 : 2,892 orang. Tabel 146 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 1, ,641 Total 2, ,892 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 146 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 254

261 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 147 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 101,231, ,862, ,671,825 APBD II 1,877,633,394 2,090,545,529 2,633,232,414 TOTAL BELANJA MODAL 1,978,864,617 2,458,407,846 3,071,904,239 Pertumbuhan (Rp.) 479,543, ,496,393 Pertumbuhan (%) 19.5% 20.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,978,864,617. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,458,407,846 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 479,543,229 atau 19.5%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,071,904,239 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 613,496,393 atau 42.78%. 255

262 Grafik 147 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 148 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 256

263 20. PROVINSI KALIMANTAN BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 4.789,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,87 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 9,529 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 257

264 No Klasifikasi Tabel 148 Badan Usaha bidang konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3, ,488 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 3, , Total 7, ,529 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 470 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 258

265 No Klasifikasi Tabel 149 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 150 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil ,330 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,334 1,040 2,

266 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 149 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 142 orang atau 6%; AS Sipil sebanyak orang atau 38%; AM Mekanikal sebanyak 38 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 138 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 82 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 644 orang atau 27%. Grafik 160 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Barat Tahun

267 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 56% dan Ahli Muda sebanyak atau 44%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 13,840 orang. Tabel 151 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2, ,126 2 AS Sipil 6, ,262 3 AM Mekanikal 1, ,288 4 AE Elektrikal AT Tata Lingkungan ,160 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total 12, ,840 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 161 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun

268 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur : sebanyak orang atau 23%; AS Sipil sebanyak orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 122 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 1,160 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 882 orang atau 6%. Gambar 162 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 91%; Kelas2 sebanyak 997 orang atau 7%; dan Kelas 3 sebanyak 297 orang atau 2%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 262

269 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 428 orang; tahun 2014 sebanyak 559 orang dan tahun 2015 sebanyak 555 orang. Tabel 152 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 8 8 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

270 Grafik 163 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 131 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 4 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 264

271 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 153 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 3,955 5,140 6,988 Total 4,400 5,882 8,262 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 164 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 265

272 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 154 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 390,513, ,881,558 APBD II 2,969,573,135 3,127,217,265 3,192,008,144 TOTAL BELANJA MODAL 2,969,573,135 3,517,731,040 3,488,889,702 Pertumbuhan (Rp.) 548,157,905 (28,841,338) Pertumbuhan (%) 15.6% 0.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,969,573,135. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,517,731,040 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 548,157,905 atau 15.6%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,488,889,702 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (28,841,338) atau 8%. 266

273 Grafik 165 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 166 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 267

274 21. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.495,0 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,98 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 268

275 No Klasifikasi Tabel 155 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,377 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 4 3, , ,734 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 548 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 269

276 No Klasifikasi Tabel 159 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 160 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 853 1,061 1,914 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,464 1,666 3,130 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 270

277 Grafik 167 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 252 orang atau 8%; AS Sipil sebanyak orang atau 61%; AM Mekanikal sebanyak 55 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 181 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 156 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 572 orang atau 18%. Gambar 168 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

278 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama 0 orang atau 0%; Ahli Madya 1,464 orang atau 47% dan Ahli Muda 1,666 atau 53%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 6,782 orang. Tabel Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,992 2 AS Sipil 3, ,317 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 6, ,782 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 169 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

279 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 29%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 644 orang atau 9%; AE Elektrikal sebanyak 224 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 321 orang atau 5%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 284 orang atau 4%. Grafik 170 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2016 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 98%; Kelas2 sebanyak 88 orang atau 1%; dan Kelas 3 sebanyak 54 orang atau 1%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 273

280 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 211 orang; tahun 2014 sebanyak 251 orang dan tahun 2015 sebanyak 229 orang. Tabel 161 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 1 1 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

281 Grafik 171 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 40 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 22 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 275

282 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 736 orang; tahun 2014 sebanyak 207 orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 162 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,864 Total ,988 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 172 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 276

283 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 529 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 163 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 822,560, ,919, ,186,572 APBD II 2,878,749,726 3,007,329,027 3,068,620,437 TOTAL BELANJA MODAL 3,701,310,702 3,724,249,023 3,944,807,009 Pertumbuhan (Rp.) 22,938, ,557,986 Pertumbuhan (%) 0.6% 5.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,701,310,702. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,724,249,023 ada kenaikanan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 22,938,321 atau 0.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,944,807,009 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 220,557,986 atau 5.6%. 277

284 Grafik 173 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 174 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 278

285 22. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.989,8 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,56 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,044 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 279

286 No Klasifikasi Tabel 164 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 2, ,713 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 4, ,044 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 503 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 280

287 No Klasifikasi Tabel 165 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 421 orang. Tabel 166 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 281

288 Grafik 175 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 51 orang atau 12%; AS Sipil sebanyak 171 orang atau 41%; AM Mekanikal sebanyak 1 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 59 orang atau 14%; AT Tata Lingkungan sebanyak 5 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 134 orang atau 32%. Gambar 176 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

289 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 133 orang atau 32% dan Ahli Muda sebanyak 288 atau 68%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 167 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,569 2 AS Sipil 2, ,976 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 3, ,183 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 177 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun

290 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 30%; AS Sipil sebanyak orang atau 57%; AM Mekanikal : sebanyak 276 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 53 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 144 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 165 orang atau 3%. Grafik 178 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 76%; Kelas2 sebanyak 658 orang atau 13%; dan Kelas 3 sebanyak 593 orang atau 11%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 284

291 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 216 orang; tahun 2014 : 303 orang dan tahun 2015 : 807 orang. Tabel 168 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 5 7 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

292 Grafik 179 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 87 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 504 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 286

293 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,820 orang; tahun 2014 : 2,732 orang dan tahun 2015 : 3,329 orang. Tabel 169 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas 1 1,330 2,105 2,482 Total 1,820 2,732 3,329 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 180 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 287

294 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 170 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 1,141,983,896 1,082,076,072 1,037,177,064 APBD II 2,766,066,346 3,444,579,599 3,086,012,591 TOTAL BELANJA MODAL 3,908,050,242 4,526,655,671 4,123,189,655 Pertumbuhan (Rp.) 618,605,429 (403,466,016) Pertumbuhan (%) 13.7% 9.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,908,050,242. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,526,655,671 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 618,605,429 atau 13.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,123,189,655 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (403,466,016) atau 9. 8%. 288

295 Grafik 181 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 182 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 289

296 23. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.426,6 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,34 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 11,164 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 290

297 No Klasifikasi Tabel 171 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 3, ,101 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 7 3, , , ,048 1, ,164 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 1,320 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 291

298 No Klasifikasi Tabel 172 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 2 2 Total ,320 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 173 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 679 1,005 1,684 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,312 1,668 2,980 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 292

299 Grafik 183 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 269 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak orang atau 57%; AM Mekanikal sebanyak 181 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 309 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 81 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 456 orang atau 15%. Gambar 184 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Timur Tahun

300 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 44% dan Ahli Muda sebanyak atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 8,424 orang. Tabel 174 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2, ,516 2 AS Sipil 3, ,326 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 6, ,424 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 185 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun

301 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 30%; AS Sipil sebanyak orang atau 51%; AM Mekanikal sebanyak 511 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 310 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 260 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 501 orang atau 6%. Gambar 186 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 79%; Kelas2 sebanyak 942 orang atau 11%; dan Kelas 3 sebanyak 862 orang atau 10%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 295

302 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 636 orang; tahun 2014 : 941 orang dan tahun 2015 : 1,042 orang. Tabel 175 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 6 45 Total ,042 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

303 Grafik 187 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 305 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 101 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 297

304 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 3,465 orang; tahun 2014 : 4,463 orang dan tahun 2015 : 6,691 orang. Tabel 176 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas ,122 3 Kelas 1 2,100 2,683 4,847 Total 3,465 4,463 6,691 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 188 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Timur Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 298

305 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 998 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 177 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 3,206,331,855 1,971,629,934 1,550,502,339 APBD II 9,603,799,426 8,269,707,622 7,468,481,738 TOTAL BELANJA MODAL 12,810,131,281 10,241,337,556 9,018,984,077 Pertumbuhan (Rp.) (2,568,793,725) (1,222,353,479) Pertumbuhan (%) 25.1% 13.6% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 12,810,131,281. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 10,241,337,556 ada penurunan belanja modal dari tahun 2013 sebesar (2,568,793,725) atau 25.1% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,018,984,077 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,222,353,479) atau 13.6%. 299

306 Grafik 189 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 190 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 300

307 24. PROVINSI KALIMANTAN UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 641,9 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,25 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 301

308 No Klasifikasi Tabel 178 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 0 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 302

309 No Klasifikasi Tabel 179 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur 2 RE1 Perencanaan Rekayasa 3 PR1 Perencanaan Penataan Ruang 4 KL4 Konsultansi Lainnya 5 SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa 8 PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 0 orang. Tabel 180 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur 2 AS Sipil 3 AM Mekanikal 4 AE Elektrikal 5 AT Tata Lingkungan 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 303

310 Grafik 191 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 0 orang atau 0%; AS Sipil sebanyak 0 orang atau 0%; AM Mekanikal sebanyak 0 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 0 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 0 orang atau 0%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 0 orang atau 0%. Gambar 191 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Kalimantan Utara Tahun

311 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 0 orang atau 0% dan Ahli Muda sebanyak 0 atau 0%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 0 orang. Tabel 181 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2 AS Sipil 3 AM Mekanikal 4 AE Elektrikal 5 AT Tata Lingkungan 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 192 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun

312 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 0 orang atau 0%; AS Sipil sebanyak 0 orang atau 0%; AM Mekanikal sebanyak 0 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 0 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 0 orang atau 0%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 0 orang atau 0%. Gambar 193 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 0 orang atau 0%; Kelas 2 sebanyak 0 orang atau 0%; dan Kelas 3 sebanyak 0 orang atau 0%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 306

313 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 0 orang; tahun 2014 : 0 orang dan tahun 2015 : 0 orang. Tabel 182 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda 2 Madya 3 Utama Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

314 Grafik 194 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Belum ada dinamika dan perkembangan tenaga kerja konstruksi di Kalimantan Utara. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 308

315 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 0 orang; tahun 2014 sebanyak 0 orang dan tahun 2015 sebanyak 0 orang. Tabel 183 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas 3 2 Kelas 2 3 Kelas 1 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 195 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Kalimantan Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Belum bida digambarkan perkembangan dinamika tenaga kerja kosntruksi di Kalimantan Utara. 309

316 h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 184 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 82,663, ,593,640 APBD II 3,597,387,534 3,584,115,245 1,888,465,515 TOTAL BELANJA MODAL 3,597,387,534 3,666,779,060 2,338,059,155 Pertumbuhan (Rp.) 69,391,526 (1,328,719,905) Pertumbuhan (%) 1.9% 56.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,597,387,534. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,666,779,060 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 69,391,526 atau 1.9% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,338,059,155 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (1,328,719,905) atau 56.8%. 310

317 Grafik 196 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 197 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 311

318 25. PROVINSI SULAWESI UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.412,1 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,94 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,462 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 312

319 No Klasifikasi Tabel 186 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,998 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1, , ,462 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 356 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 313

320 No Klasifikasi Tabel 187 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 5,147 orang. Tabel 188 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 1,324 1,386 2,710 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan ,054 Total 2,566 2,581 5,147 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 314

321 Grafik 198 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 459 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak orang atau 53%; AM Mekanikal sebanyak 205 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 310 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 409 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 20%. Grafik 199 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Utara Tahun

322 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 50% dan Ahli Muda sebanyak atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 189 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 2, ,015 2 AS Sipil 6, ,589 3 AM Mekanikal 1, ,467 4 AE Elektrikal AT Tata Lingkungan ,010 6 AL Manajemen Pelaksanaan Total 12, ,059 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 200 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun

323 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 23%; AS Sipil sebanyak 6,589 orang atau 50%; AM Mekanikal sebanyak 1,467 orang atau 11%; AE Elektrikal sebanyak 345 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 633 orang atau 5%. Grafik 201 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak orang atau 96%; Kelas2 sebanyak 230 orang atau 2%; dan Kelas 3 sebanyak 214 orang atau 4%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 317

324 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 212 orang; tahun 2014 : 314 orang dan tahun 2015 : 177 orang. Tabel 190 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 2 2 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

325 Grafik 202 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 102 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 137 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 319

326 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 11 orang; tahun 2014 : 232 orang dan tahun 2015 : 1,776 orang. Tabel 191 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,594 Total ,776 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 202 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 320

327 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 221 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 192 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 158,811, ,019, ,233,452 APBD II 1,368,435,040 1,735,871,377 1,470,281,902 TOTAL BELANJA MODAL 1,527,246,702 2,004,890,666 2,000,515,354 Pertumbuhan (Rp.) 477,643,964 (4,375,312) Pertumbuhan (%) 23.8% 0.2% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,527,246,702. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,004,890,666 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 477,643,964 atau 23.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,000,515,354 ada penurunan belanja modal dari tahun 2014 sebesar (4,375,312) atau 0.2%. 321

328 Grafik 203 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 204 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 322

329 26. PROVINSI SULAWESI TENGAH a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.876,7 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,13 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,839 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 323

330 No Klasifikasi Tabel 193 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,273 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 3, ,839 c. Badan Usaha Kosultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 544 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 324

331 No Klasifikasi Tabel 194 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,025 orang. Tabel 195 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,025 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 325

332 Grafik Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 72 orang atau 7%; AS Sipil sebanyak 683 orang atau 67%; AM Mekanikal sebanyak 9 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 52 orang atau 5%; AT Tata Lingkungan sebanyak 28 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 181 orang atau 18%. Gambar 205 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

333 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 377 orang atau 37% dan Ahli Muda sebanyak 648 atau 63%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 196 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,197 2 AS Sipil ,466 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 810 1, ,013 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 207 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

334 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 40%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal : 41 orang atau 1%; AE Elektrikal : 28 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 206 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 75 orang atau 2%. Grafik 208 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: Kelas 1 sebanyak 810 orang atau 27%; Kelas2 sebanyak orang atau 45%; dan Kelas 3 sebanyak 834 orang atau 28%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 328

335 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 22 orang; tahun 2014 sebanyak 143 orang dan tahun 2015 sebanyak 276 orang. Tabel 197 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 4 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

336 Grafik 209 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 121 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 133 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 330

337 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 2,100 orang; tahun 2014 : 3,285 orang dan tahun 2015 : 3,233 orang. Tabel 198 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1,015 1,518 1,592 3 Kelas ,491 1,207 Total 2,100 3,285 3,233 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 210 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 331

338 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 52 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 199 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 266,338, ,373, ,685,721 APBD II 1,421,555,758 1,634,203,719 1,652,035,120 TOTAL BELANJA MODAL 1,687,894,663 1,830,577,635 1,903,720,841 Pertumbuhan (Rp.) 142,682,972 73,143,206 Pertumbuhan (%) 7.8% 3.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,687,894,663. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,830,577,635 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 142,682,972 atau 7.8% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,930,720,841 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 73,143,206 atau 3.8%. 332

339 Grafik 211 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 212 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 333

340 27. PROVINSI SULAWESI SELATAN a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 8.520,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 3,34 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan, SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 334

341 No Klasifikasi Tabel 200 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 4, ,760 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis Total 4, , ,052 1, , ,501 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 2,020 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 335

342 No Klasifikasi Tabel 201 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 1 Total 1, ,020 d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 3,547 orang. Tabel 202 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil 1,326 1,089 2,415 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 1,896 1,651 3,547 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 336

343 Grafik 212 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 180 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak orang atau 68%; AM Mekanikal sebanyak 63 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 351 orang atau 10%; AT Tata Lingkungan sebanyak 245 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 293 orang atau 8%. Grafik 213 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

344 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 53% dan Ahli Muda sebanyak atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 7,838 orang. Tabel 203 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,181 3,261 2 AS Sipil 3, ,806 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 5, ,535 7,838 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 214 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

345 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 42%; AS Sipil sebanyak orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 175 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 120 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 305 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 171 orang atau 2%. Grafik 215 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 68%; Kelas2 sebanyak 964 orang atau 12%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 339

346 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 107 orang; tahun 2014 : 1,284 orang dan tahun 2015 : 1,512 orang. Tabel 204 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 4 24 Total 107 1,284 1,512 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

347 Grafik 216 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 228 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 341

348 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 3,850orang; tahun 2014 : 4,466 orang dan tahun 2015 : 7,025 orang. Tabel 205 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas 2 1,960 2,317 2,324 3 Kelas 1 1,155 1,423 3,915 Total 3,850 4,466 7,025 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 217 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 342

349 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 616 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 206 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 413,375, ,425, ,943,230 APBD II 2,816,732,840 3,812,117,391 4,188,008,008 TOTAL BELANJA MODAL 3,230,108,347 4,386,542,521 4,614,951,238 Pertumbuhan (Rp.) 1,156,434, ,408,717 Pertumbuhan (%) 26.4% 4.9% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,230,108,347. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,386,542,521 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,156,434,174 atau 26.4%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 4,614,951,238 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 228,408,717 atau 4.9%. 343

350 Grafik 218 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 219 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 344

351 28. PROVINSI SULAWESI TENGGARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 2.499,5 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 5,811 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 345

352 No Klasifikasi Tabel 207 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,460 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 3, , ,811 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 674 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 346

353 No Klasifikasi Tabel 208 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 209 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,089 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 347

354 Grafik 220 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 180 orang atau 17%; AS Sipil sebanyak 677 orang atau 62%; AM Mekanikal sebanyak 6 orang atau 0%; AE Elektrikal sebanyak 49 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan : 71 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 106 orang atau 10%. Grafik 221 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

355 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 319 orang atau 29% dan Ahli Muda sebanyak 770 atau 71%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 210 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,197 2 AS Sipil ,466 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 810 1, ,013 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 222 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun

356 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 40%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak 41 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 28 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 206 orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 75 orang atau 2%. Gambar 223 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 810 orang atau 27%; Kelas 2 sebanyak orang atau 45%; dan Kelas 3 sebanyak 834 orang atau 28%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 350

357 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 897 orang; tahun 2014 : 184 orang dan tahun 2015 : 172 orang. Tabel 211 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 22 1 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

358 Grafik 224 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 713 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 12 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 352

359 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,015 orang; tahun 2014 : 141 orang dan tahun 2015 : 1,509 orang. Tabel 212 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas Total 1, ,509 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 225 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 353

360 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 874 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 213 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 388,613, ,778, ,117,620 APBD II 1,766,184,617 2,042,238,276 2,597,170,560 TOTAL BELANJA MODAL 2,154,798,287 2,531,016,439 3,114,288,180 Pertumbuhan (Rp.) 376,218, ,271,741 Pertumbuhan (%) 14.9% 18.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,154,798,287. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,531,016,439 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 376,218,152 atau 14.9% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,114,288,180 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 583,271,741 atau 18.7%. 354

361 Grafik Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 226 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 355

362 29. PROVINSI GORONTALO a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.133,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,44 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,185 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 356

363 No Klasifikasi Tabel 214 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1, ,185 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 165 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 357

364 No Klasifikasi Tabel 215 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah orang. Tabel 216 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur ,204 2 AS Sipil 4,400 3,788 8,188 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan 1,856 1,227 3,083 Total 8,352 6,697 15,049 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 358

365 Grafik 227 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Gorontalo Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 8%; AS Sipil sebanyak orang atau 54%; AM Mekanikal : sebanyak 670 orang atau 6%; AE Elektrikal sebanyak 903 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 20%. Gambar 228 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Gorontalo Tahun

366 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak orang atau 55% dan Ahli Muda sebanyak atau 45%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 217 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 10,346 1,812 1,233 13,391 2 AS Sipil 20,349 3,043 2,174 25,566 3 AM Mekanikal 3, ,603 4 AE Elektrikal 1, ,387 5 AT Tata Lingkungan 2, ,401 6 AL Manajemen Pelaksanaan 2, ,481 Total 40,675 6,348 4,806 51,829 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 229 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun

367 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 26%; AS Sipil sebanyak orang atau 49%; AM Mekanikal sebanyak orang atau 8%; AE Elektrikal sebanyak orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak orang atau 7%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak orang atau 7%. Grafik 230 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 79%; Kelas2 sebanyak orang atau 12%; dan Kelas 3 sebanyak orang atau 9%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 361

368 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 31 orang; tahun 2014 : 32 orang dan tahun 2015 : 31 orang. Tabel 218 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

369 Grafik 231 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 1 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 363

370 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak orang; tahun 2014 sebanyak orang dan tahun 2015 sebanyak orang. Tabel 219 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas ,498 3 Kelas 1 2,402 Total 1,015 1,235 4,454 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 232 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Gorontalo Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 364

371 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 220 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 137,532, ,070, ,034,026 APBD II 495,942, ,863, ,667,229 TOTAL BELANJA MODAL 633,474, ,934, ,701,255 Pertumbuhan (Rp.) 74,459,592 82,767,124 Pertumbuhan (%) 10.5% 10.5% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 633,474,539. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 707,934,131 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 74,459,592 atau 10.5% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 790,701,255 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 82,767,124 atau 10.5%. 365

372 Grafik 233 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 234 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 366

373 30. PROVINSI SULAWESI BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.282,2 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,50 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,176 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 367

374 No Klasifikasi Tabel 221 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,042 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1 1, ,176 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 159 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 368

375 No Klasifikasi Tabel 222 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 322 orang. Tabel 223 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 369

376 Grafik 235 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 47 orang atau 15%; AS Sipil sebanyak 197 orang atau 61%; AM Mekanikal sebanyak 7 orang atau 2%; AE Elektrikal sebanyak 13 orang atau 4%; AT Tata Lingkungan sebanyak 13 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 45 orang atau 14%. Grafik 236 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Sulawesi Barat Tahun

377 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 100 orang atau 31% dan Ahli Muda sebanyak 222 atau 69%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 1,279 orang. Tabel 224 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 13, ,752 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time Nopember 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 237 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun

378 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 382 orang atau 30%; AS Sipil sebanyak 664 orang atau 52%; AM Mekanikal sebanyak 51 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 36 orang atau 2%; AT Tata Lingkungan : 98 orang atau 8%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 48 orang atau 4%. Grafik 238 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 588 orang atau 46%; Kelas2 sebanyak 403 orang atau 31%; dan Kelas 3 sebanyak 288 orang atau 23%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 372

379 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 141 orang; tahun 2014 : 36 orang dan tahun 2015 : 193 orang. Tabel 225 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 1 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

380 Grafik 239 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 105 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 157 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 374

381 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 315 orang; tahun 2014 sebanyak 0 orang dan tahun 2015 sebanyak 180 orang. Tabel 226 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 240 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Sulawesi Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 375

382 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 penurunan sebanyak 315 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 180 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 227 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 61,032, ,071, ,042,752 APBD II 655,077, ,920, ,803,626 TOTAL BELANJA MODAL 716,109, ,992, ,846,378 Pertumbuhan (Rp.) 76,882, ,853,922 Pertumbuhan (%) 9.7% 15.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 716,109,833. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 792,992,456 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar atau 9.7% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 940,846,378 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 147,853,922 atau 15.7%. 376

383 Grafik 241 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 242 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 377

384 31. PROVINSI MALUKU a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,94 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 378

385 No Klasifikasi Tabel 228 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,261 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1, ,672 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 192 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 379

386 No Klasifikasi Tabel 229 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis 6 AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,101 orang. Tabel 230 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,101 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 380

387 Grafik 243 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 74 orang atau 7%; AS Sipil sebanyak 765 orang atau 69%; AM Mekanikal sebanyak 16 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 37 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 94 orang atau 9%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 115 orang atau 11%. Gambar 244 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Tahun

388 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 553 orang atau 50% dan Ahli Muda sebanyak 548 atau 50%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time Nopember 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 231 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur ,037 2 AS Sipil ,011 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2, ,342 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 245 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun

389 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 44%; AS Sipil sebanyak orang atau 43%; AM Mekanikal sebanyak 25 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 5 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 233 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 31 orang atau 1%. Grafik 246 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak 2,234 orang atau 95%; Kelas2 sebanyak 107 orang atau 5%; dan Kelas 3 sebanyak 1 orang atau 0%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 383

390 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 sebanyak 282 orang; tahun 2014 sebanyak 360 orang dan tahun 2015 sebanyak 167 orang. Tabel 232 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 2 3 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

391 Grafik 248 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 78 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 193 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 385

392 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,103 orang; tahun 2014 : 1,500 orang dan tahun 2015 : 1,944 orang. Tabel 233 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas , Kelas Total 1,103 1,500 1,944 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 249 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 386

393 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 397 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 444 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 224 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 156,065, ,477, ,887,534 APBD II 1,003,938,483 1,142,001,463 1,623,599,591 TOTAL BELANJA MODAL 1,160,003,487 1,444,479,298 2,087,487,125 Pertumbuhan (Rp.) 284,475, ,007,827 Pertumbuhan (%) 19.7% 30.8% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,160,003,487. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,444,479,298 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 284,475,811 atau 19.7%. Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,087,487,125 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 643,007,827 atau 30.8%. 387

394 Grafik 250 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 251 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 388

395 32. PROVINSI MALUKU UTARA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 1.162,3 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,45 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 2,707 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 389

396 No Klasifikasi Tabel 225 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung ,269 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis , Total 1, ,707 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 341 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 390

397 No Klasifikasi Tabel 226 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 3 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 610 orang. Tabel 227 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 391

398 Grafik 252 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 53 orang atau 9%; AS Sipil sebanyak 333 orang atau 55%; AM Mekanikal sebanyak 6 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 19 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 69 orang atau 11%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 30 orang atau 21%. Grafik 253 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Maluku Utara Tahun

399 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 363 orang atau 60% dan Ahli Muda sebanyak 247 atau 40%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 3,010 orang. Tabel 228 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur AS Sipil 1, ,456 3 AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2, ,010 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 254 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun

400 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak 969 orang atau 32%; AS Sipil sebanyak orang atau 48%; AM Mekanikal sebanyak 107 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 98 orang atau 3%; AT Tata Lingkungan sebanyak 293 orang atau 10%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 87 orang atau 3%. Grafik 256 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 : 2,025 orang atau 67%; Kelas2 : 396 orang atau 13%; dan Kelas 3 : 589 orang atau 20%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 394

401 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 95 orang; tahun 2014 : 96 orang dan tahun 2015 : 489 orang. Tabel 229 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 3 3 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

402 Grafik 257 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 393 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 396

403 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 142 orang; tahun 2014 : 180 orang dan tahun 2015 : 888 orang. Tabel 230 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 258 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Maluku Utara Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 397

404 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 1,862 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 231 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 332,917, ,989, ,494,429 APBD II 1,169,812,771 1,212,903,395 1,731,004,265 TOTAL BELANJA MODAL 1,502,730,637 1,575,892,834 2,158,498,694 Pertumbuhan (Rp.) 73,162, ,605,860 Pertumbuhan (%) 4.6% 27.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,502,730,637. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 1,575,892,834 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 73,162,197 atau 4.6% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 2,158,498,694 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar ,860 atau 27%. 398

405 Grafik 259 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km2. Grafik 260 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 399

406 33. PROVINSI PAPUA BARAT a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 871,5 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 0,34 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 4,357 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 400

407 No Klasifikasi Tabel 232 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,125 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 2, ,357 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 188 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 401

408 No Klasifikasi Tabel 233 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur 7 RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang 1 Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 735 orang. Tabel 234 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 402

409 Grafik 261 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Barat Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 36 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 627 orang atau 85%; AM Mekanikal sebanyak 4 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 11 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan sebanyak 19 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan : sebanyak 38 orang atau 5%. Grafik 262 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Barat Tahun

410 Dari Grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 324 orang atau 44% dan Ahli Muda sebanyak 411 atau 56%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah 2,528 orang. Tabel 235 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,084 2 AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2, ,528 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 263 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun

411 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak orang atau 82%; AS Sipil sebanyak 347 orang atau 14%; AM Mekanikal sebanyak 12 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 6 orang atau 0%; AT Tata Lingkungan sebanyak 21 orang atau 1%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 58 orang atau 2%. Grafik 264 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 85%; Kelas2 sebanyak 237 orang atau 9%; dan Kelas 3 sebanyak 152 orang atau 6%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 405

412 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 182 orang; tahun 2014 : 247 orang dan tahun 2015 : 102 orang. Tabel 236 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 7 9 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

413 Grafik 265 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 65 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi penurunan sebanyak 145 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 407

414 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 660 orang; tahun 2014 : 328 orang dan tahun 2015 : 1,464 orang. Tabel 237 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas ,254 Total ,464 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 266 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Barat Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 408

415 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak 332 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 238 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 666,966, ,706,452 1,255,948,562 APBD II 2,450,122,760 2,808,764,937 2,535,785,913 TOTAL BELANJA MODAL 3,117,089,604 3,755,471,389 3,791,734,475 Pertumbuhan (Rp.) 638,381,785 36,263,086 Pertumbuhan (%) 17.0% 1.0% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,117,089,604. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,755,471,389 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 638,381,785 atau 17.0% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 3,791,734,475 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 36,263,086 atau 1.0%. 409

416 Grafik 267 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 268 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 410

417 34. PROVINSI PAPUA a. Gambaran Umum Ketenagakerjaan Tahun 2015 No Uraian Satuan Jumlah 1 Jumlah penduduk Ribu Jiwa 3.149,4 2 Laju pertumbuhan penduduk Persen 1,23 3 Jumlah pencari kerja orang Jumlah angkatan kerja orang Jumlah bukan angkatan kerja orang Jumlah yang bekerja orang Jumlah pengangguran orang Luas Wilayah Km Sumber : Data olahan konsultan b. Badan Usaha Kontraktor Badan Usaha bidang kontraktor di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang kontraktor berjumlah 6,538 perusahaan. Dengan rincian : BG0 Bangunan Gedung, SI0 Bangunan Sipil, MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal, PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya, TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi, KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan,SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis. Berdasarkan data real time tanggal November 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Kontraktor Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut : 411

418 No Klasifikasi Tabel 239 Badan Usaha bidang kontraktor Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 K3 M1 M2 B1 B2 1 BG0 Bangunan Gedung 1, ,168 2 SI0 Bangunan Sipil MK0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal EL0 Instalasi Mekanikal dan Elektrikal PL0 Jasa Pelaksanaan Lainnya TI5 Jasa Konstruksi Terintegrasi KT0 Jasa Pelaksanaan Keterampilan SP0 Jasa Pelaksanaan Spesialis 1, , Total 3, , ,538 c. Badan Usaha Konsultan Badan Usaha bidang konsultan di Indonesia terdiri atas 8 klasifikasi. Total jumlah Badan Usaha bidang konsultan berjumlah 250 perusahaan. Dengan rincian : AR1 Perencanaan Arsitektur; RE1 Perencanaan Rekayasa; PR1 Perencanaan Penataan Ruang; KL4 Konsultansi Lainnya; SP3 Konsultansi Spesialis; AR2 Pengawasan Arsitektur; RE2 Pengawasan Rekayasa; PR2 Pengawasan Penataan Ruang Berdasarkan data real time Nopember 2016 dari Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPKJN), dibawah ini kondisi Badan Usaha Konsultan Nasional tahun 2016 adalah sebagai berikut. 412

419 No Klasifikasi Tabel 240 Badan Usaha Bidang Konsultan Tahun 2016 Perorangan Kecil Menengah Besar Jumlah Klasifikasi P K1 K2 M1 M2 B 1 AR1 Perencanaan Arsitektur RE1 Perencanaan Rekayasa PR1 Perencanaan Penataan Ruang KL4 Konsultansi Lainnya SP3 Konsultansi Spesialis AR2 Pengawasan Arsitektur RE2 Pengawasan Rekayasa PR2 Pengawasan Penataan Ruang Total d. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Ahli Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu muda, madya, dan utama. Total jumlah Tenaga Kerja Ahli konstruksi berjumlah 1,028 orang. Tabel 241 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 No TENAGA AHLI KONSTRUKSI Kualifikasi Jumlah sesuai Utama Madya Muda Kualifikasi 1 AA Arsitektur AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total ,028 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). 413

420 Grafik 269 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Tahun 2016 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : AA Arsitektur sebanyak 54 orang atau 5%; AS Sipil sebanyak 755 orang atau 73%; AM Mekanikal sebanyak 8 orang atau 1%; AE Elektrikal sebanyak 57 orang atau 6%; AT Tata Lingkungan sebanyak 42 orang atau 4%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 112 orang atau 11%. Grafik 270 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Secara Provinsi Papua Tahun

421 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli konstruksi dengan rincian : Ahli utama sebanyak 0 orang atau 0%; Ahli Madya sebanyak 545 orang atau 53% dan Ahli Muda sebanyak 483 atau 47%. e. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat (Real Time November 2016) Tenaga Kerja Terampil Konstruksi di Indonesia terdiri atas 6 klasifikasi yang terbagi dalam 3 jenjang kualifikasi yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Total jumlah Tenaga Kerja terampil konstruksi berjumlah orang. Tabel 242 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 TENAGA TERAMPIL Kualifikasi KONSTRUKSI Jumlah sesuai Kualifikasi No Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 1 AA Arsitektur 1, ,781 2 AS Sipil AM Mekanikal AE Elektrikal AT Tata Lingkungan AL Manajemen Pelaksanaan Total 2, ,144 Data dalam tabel tersebut merupakan angka kumulatif real time November 2016 dari website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN). Grafik 271 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun

422 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian: AA Arsitektur sebanyak orang atau 57%; AS Sipil sebanyak 799 orang atau 26%; AM Mekanikal sebanyak 117 orang atau 4%; AE Elektrikal sebanyak 43 orang atau 1%; AT Tata Lingkungan : 106 orang atau 3%; AL Manajemen Pelaksanaan sebanyak 298 orang atau 9%. Gambar 272 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun 2016 Dari gambar tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil konstruksi dengan rincian : Kelas 1 sebanyak orang atau 64%; Kelas2 sebanyak 822 orang atau 26%; dan Kelas 3 sebanyak 297 orang atau 10%. f. Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keahlian adalah sertifikat yang diterbitkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan kompetensi berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu sebagai bukti kompetensi dan kemampuan profesi keahlian kerja tenaga ahli bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (Kontraktor), Jasa Perencana Konstruksi atau Jasa Pengawas Konstruksi (Konsultan). 416

423 Kualifikasi tenaga ahli Jasa Konstruksi adalah: (1) Ahli utama, (2) Ahli madya, (3) Ahli muda, (4) Ahli pemula, dengan persyaratan sebagai berikut: 1) Persyaratan SKA ahli utama: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 12 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 5 tahun. 2) Persyaratan SKA ahli madya: Berpendidikan minimal S1 dengan pengalaman minimal 7 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 2 tahun. 3) Persyaratan SKA ahli muda: Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 5 tahun atau S1 dengan pengalaman minimal 2 tahun atau S2 dengan pengalaman minimal 1 tahun. 4) Persyaratan SKA ahli pemula : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 ada kenaikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 213 orang; tahun 2014 : 336 orang dan tahun 2015 : 344 orang. Tabel 243 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Ahli Tahun Muda Madya Utama 3 5 Total Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun

424 Grafik 273 Tenaga Kerja Ahli Konstruksi Provinsi Papua Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga ahli berfluktuasi dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi kenaikan sebanyak 123 orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 8 orang. g. Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Bersertifikat Tahun Sertifikat Keterampilan adalah bukti kompentensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja bidang Jasa Pelaksana Konstruksi (KONTRAKTOR) yang harus dimiliki tenaga kerja/ ahli perusahaan untuk dapat ditetapkan sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dalam permohonan Sertifikasi dan Registrasi Jasa Pelaksana Konstruksi. Kualifikasi tenaga terampil Jasa Pelaksana Konstruksi adalah : (a). SKTP, (b). SKT Tingkat III, (c). SKT Tingkat II, (d). SKT Tingkat I 1) SKT Pemula : Berpendidikan minimal SLTA/STM tanpa pengalaman. 2) SKT Tingkat III : Berpendidikan minimal DIII tanpa pengalaman atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 2 tahun. 418

425 3) SKT Tingkat II : Berpendidikan minimal DIII dengan pengalaman minimal 1 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 3 tahun. 4) SKT Tingkat I : Berpendidikan minimal S1 tanpa pengalaman, DIII dengan pengalaman minimal 2 tahun atau SLTA/STM dengan pengalaman minimal 5 tahun. Perkembangan tenaga kerja konstruksi dari tahun 2013 sampai dengan 2015 terjadi kanikan dari tahun ke tahun hal ini dapat dirincikan sebagai berikut : tahun 2013 ; 1,750 orang; tahun 2014 : 645 orang dan tahun 2015 : 1,598 orang. Tabel 244 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun No Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Terampil Kelas Kelas Kelas Total 1, ,598 Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan Data dalam tabel tersebut berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik dari buku Statistik Indonesia tahun Grafik 274 Tenaga Kerja Terampil Konstruksi Provinsi Papua Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 419

426 Dari grafik tersebut bisa kita lihat komposisi tenaga terampil dimana tahun 2013 ke 2014 terjadi penurunan sebanyak orang sedangkan dari tahun 2014 ke tahun 2015 terjadi kenaikan sebanyak 953 orang. h. Realisasi Belanja Modal Konstruksi Belanja modal adalah suatu pengeluaran yang dilakukan untuk menambah aset tetap atau investasi yang ada sehingga kan memberikan manfaatnya tersendiri pada periode tertentu. Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. APBD I untuk tingkat Provinsi, APBD II untuk tingkat Kabupaten/Kota. Tabel 245 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Realisasi Belanja Modal Konstruksi APBD APBD I 905,152,855 1,274,311,762 2,812,314,945 APBD II 5,568,509,233 6,831,385,214 7,157,416,511 TOTAL BELANJA MODAL 6,473,662,088 8,105,696,976 9,969,731,456 Pertumbuhan (Rp.) 1,632,034,888 1,864,034,480 Pertumbuhan (%) 20.1% 18.7% Sumber data : BPS Konstruksi Sumber dana APBD Dari tabel tersebut dapat dilihat antara lain : Tahun 2013 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 6,473,662,088. Tahun 2014 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 8,105,696,976 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2013 sebesar 1,632,034,888 atau 20.1% Tahun 2015 Total Belanja Modal Konstruksi (Juta rupiah) mencapai 9,969,731,456 ada kenaikan belanja modal dari tahun 2014 sebesar 1,864,034,480 atau 18.7%. 420

427 Grafik 274 Realisasi Belanja Modal Konstruksi Tahun Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan i. Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Tahun Rasio cakupan tenaga kerja konstruksi merupakan perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibandingkan dengan luas wilayah suatu provinsi dimana hasil perhitungannya merupakan kemampuan tenaga kerja konstruksi yang dapat mencakup wilayahnya dalam satuan Orang/Km 2. Grafik 275 Rasio Cakupan Tenaga Kerja Konstruksi Sumber Data BPS Statistik Indonesia Tahun 2016 diolah oleh konsultan 421

428 DAFTAR PUSTAKA 1. Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2016, Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2015, Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2014, Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2013, Badan Pusat Statistik, Pusat Data dan Informasi Teknologi, Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat Data dan Informasi Teknologi, UndangUndang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 7. UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 8. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi; 12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia no.65/pmk.02/2015 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran Website Badan Pusat Statistik (BPS), 2016: Website Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN), 2016: Website Sistim Informasi Investasi dan Pasar Infrastruktur (SIIPI), 2016: 422

429

NO KODE A R S I T E K T U R 1 Arsitek 101 2 Ahli Desain Interior 102 3 Ahli Arsitekur Lansekap 103 4 Teknik Iluminasi 104

NO KODE A R S I T E K T U R 1 Arsitek 101 2 Ahli Desain Interior 102 3 Ahli Arsitekur Lansekap 103 4 Teknik Iluminasi 104 www.sertifikasi.biz DAFTAR KLASIFIKASI/SUB-KLASIFIKASI TENAGA KERJA AHLI KONSTRUKSI No. A R S I T E K T U R 1 Arsitek 101 2 Ahli Desain Interior 102 3 Ahli Arsitekur Lansekap 103 4 Teknik Iluminasi 104

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL MOR : 8 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI MOR 04 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA REGISTRASI ULANG,

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2014 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2014 PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL MOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI MOR 04 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA REGISTRASI ULANG,

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan adalah kemajuan yang diharapkan oleh setiap negara. Pembangunan adalah perubahan yang terjadi pada semua struktur ekonomi dan sosial. Selain itu

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 897/KPTS/M/2017 TENTANG BESARAN REMUNERASI MINIMAL TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI LAMPIRAN 2a DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 02 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 47/08/34/Th.XVII, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2015 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2015 MENGALAMI KONTRAKSI 0,09 PERSEN,

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG \IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi merupakan salah

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 STATISTIK PENDUDUK 1971-2015 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Statistik Penduduk 1971-2015 Ukuran Buku : 27 Cm x 19 Cm (A4) Jumlah Halaman : 257 halaman Naskah : Pusat

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 2 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 45/08/34/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2016 TUMBUH 5,57 PERSEN LEBIH

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD)

Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) Konsep Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) merujuk pada mobilitas pekerja antar wilayah administrasi dengan syarat pekerja melakukan pulang pergi seminggu sekali atau sebulan

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 2 BPS PROVINSI DI YOGYAKARTA No 46/08/34/ThXIX, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2017 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN II 2017 TUMBUH 5,17 PERSEN LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desentralisasi fiskal sudah dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 2001. Hal ini ditandai dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATACARA REGISTRASI

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur

Lebih terperinci

1 Para Keiua LPJK Provinsi Seluruh lndonesia

1 Para Keiua LPJK Provinsi Seluruh lndonesia LE N4 BACA PENCEMBANCAN ]ASA KONSTRUKSI NASIONAL National Construction Services Development Board Kepada Yth. 1 Para Keiua LPJK Provinsi Seluruh lndonesia 2. Para Ketua Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA DI BIDANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur 57 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta Provinsi DKI Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut dan terletak antara

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 14 ayat

Lebih terperinci

2

2 2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 No. 63/11/Th.XIX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pertumbuhan Ekonomi DIY Triwulan III-2017 EKONOMI DIY TRIWULAN III-

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh karena itu perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN 2015 No. 10/02/14/Th. XVII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI RIAU TAHUN EKONOMI RIAU TAHUN TUMBUH 0,22 PERSEN MELAMBAT SEJAK LIMA TAHUN TERAKHIR Perekonomian Riau tahun yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya Perkawinan Anak, Moralitas Seksual, dan Politik

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2000 TENTANG USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 08 / PRT / M / 2011 TENTANG PEMBAGIAN SUBKLASIFIKASI DAN SUBKUALIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang

Lebih terperinci

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

RILIS HASIL AWAL PSPK2011 RILIS HASIL AWAL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN 2013 - TRIWULAN III

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - TAHUN ANGGARAN 2013 - TRIWULAN III LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE - 1 LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 TRIWULAN III KATA PENGANTAR Kualitas belanja yang baik merupakan kondisi ideal yang ingin

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN No.12/02/Th.XI, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,392 Pada ember 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI Page 1 of 5 www.sertifikasi.biz DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI L ampiran Peraturan LPJK Nomor 2 Tahun 2014 A. KLASIFIKASI USAHA BERSIFAT UMUM Sub-bidang, bagian Sub-bidang

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan kenaikan setiap tahun. Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.11/02/34/Th.XIX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TAHUN 2016 EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2016 TUMBUH 5,05 PERSEN LEBIH TINGGI DIBANDING TAHUN

Lebih terperinci

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI LAMPIRAN 24 DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 2 TAHUN 2011 KLASIFIKASI PERATURAN LPJK NOMOR 10 TAHUN 2013 Kode Subbid Sub-bidang, bagian Sub-bidang kode

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI LAMPUNG PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN III-2017 Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan III- 2017 Tumbuh 5,21 Persen Melambat Dibandingkan Triwulan III- 2016 Perekonomian

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut: NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Plh. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : Maret 2017 Bersama ini

Lebih terperinci

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, USAHA DAN PERAN MASYARAKAT JASA KONSTRUKSI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 18

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I

LAPORAN MONITORING REALISASI APBD DAN DANA IDLE TAHUN 2013 SEMESTER I 1 KATA PENGANTAR Kualitas belanja yang baik merupakan kondisi ideal yang ingin diwujudkan dalam pengelolaan APBD. Untuk mendorong tercapainya tujuan tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh penyerapan

Lebih terperinci

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.

d. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara. b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan peralatan pengamanan bandar udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak negara di dunia dan menjadi masalah sosial yang bersifat global. Hampir semua negara berkembang memiliki

Lebih terperinci

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011 PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan

Lebih terperinci

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi LAMPIRAN 1 PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2013 Status Gizi No Provinsi Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) 1 Aceh 7,9 18,4

Lebih terperinci

- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat

- Laut Seram di sebelah utara - Papua Barat di sebelah timur - Laut Indonesia dan Laut Arafuru di sebelah selatan - Sulawesi di sebelah barat H a l a m a n 1-1 BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Geografis Provinsi Maluku terletak pada 124⁰ BT - 136⁰ BT dan - 2⁰30 LS - 9⁰ LS. Luas wilayah Provinsi Maluku adalah 46.914 km 2. Provinsi Maluku terdiri dari

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontrak untuk pekerjaan publik antara pemerintah dengan sektor swasta/privat merupakan bisnis dengan ukuran yang sangat besar. Mulai dari proyek-proyek infrastruktur

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN REALISASI KEGIATAN DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI Oleh : Direktur Pengelolaan Air Irigasi Lombok, 27 29 November 2013 1 REALISASI KEGIATAN PUSAT DIREKTORAT

Lebih terperinci

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan,

CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP Grafik 1. Tingkat Kemiskinan, CATATAN ATAS PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM RKP 2013 A. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan September 2011 sebesar 29,89 juta orang (12,36 persen).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagaimana cita-cita kita bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pelaksanaan pembangunan menjadi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kondisi Geografis Negara Indonesia Penulis menyajikan gambaran umum yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi di 33 provinsi Indonesia. Sumber : Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi

Lebih terperinci

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian.

Laporan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang ketenagakerjaan pertanian, rumah tangga pertanian dan kondisi pengelolaan lahan pertanian. BAB I PENDAHULUAN Sasaran pembangunan jangka panjang di bidang ekonomi adalah struktur ekonomi yang berimbang, yaitu industri maju yang didukung oleh pertanian yang tangguh. Untuk mencapai sasaran tersebut,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 106 TAHUN 2016 TAHUN TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PEMERINTAHAN DESA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun 1 1 PENDAHULUAN Daya saing merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki dalam persaingan pasar bebas. Perkembangan daya saing nasional di tingkat internasional juga tidak terlepas dari perkembangan daya saing

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 12/02/52/Th.X, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2015 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT PADA TRIWULAN IV 2015 TUMBUH 11,98 PERSEN Sampai dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk melihat pembangunan adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 2014 SERI : PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 65/11/34/Th.XVII, 5 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 5,57 PERSEN, LEBIH TINGGI

Lebih terperinci

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo No.298, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1197, 2017 BKPM... Kinerja. Perubahan Kedua. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN

Lebih terperinci