BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas rawat inap dan enam Puskesmas non rawat inap.
|
|
- Adi Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan disajikan mengenai uraian hasil penelitian yang dilaksanakan di Puskesmas kota Semarang yang terdiri dari tiga Puskesmas rawat inap dan enam Puskesmas non rawat inap. Puskesmas yang digunakan sebagai obyek penelitian pada tabel II yaitu: Tabel II Daftar Puskesmas sebagai Obyek Penelitian No. Kategori Wilayah Puskesmas Geografis Nama Puskesmas 1. Rawat Inap Semarang Timur Tlogosari Kulon 2. Rawat Inap Semarang Barat Gunung Pati 3. Rawat Inap Semarang Selatan Srondol 4. Non Rawat Inap Semarang Utara Genuk 5. Non Rawat Inap Semarang Timur Tlogosari Wetan 6. Non Rawat Inap Semarang Barat Tambak Aji 7. Non Rawat Inap Semarang Selatan Padangsari 8. Non Rawat Inap Semarang Utara Gayamsari 9. Non Rawat Inap Semarang Tengah Kagok Proses penelitian berlangsung dari bulan Oktober hingga Nopember Secara umum hasil yang ingin dicapai pada penelitian yaitu mengenai pelaksanaan pemanfaatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Dalam penelitian 51
2 ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dan data kuantitatif sebagai data pendukung. Gambaran umum tentang obyek penelitian dan hasil wawancara dengan narasumber akan diuraikan dalam bab ini. 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Gambaran umum obyek penelitian dibagi menjadi kelompok Puskesmas rawat inap dan Puskesmas non rawat inap. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Pasal 25 ayat (2) dan (3) disebutkan pengertian tentang Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan dan Puskesmas non rawat inap adalah Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat inap, kecuali pertolongan persalinan normal. a. Puskesmas Rawat Inap 1) Puskesmas Tlogosari Kulon Puskesmas Tlogosari Kulon merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kecamatan Pedurungan yang memiliki luas wilayah Ha yang mempunyai wilayah kerja empat kelurahan yaitu: Kelurahan Tlogosari Kulon, Kelurahan Muktiharjo Kidul, Kelurahan Kalicari dan Kelurahan Gemah. Dengan batas wilayah kerja sebelah Utara Kelurahan Bangetayu, sebelah Selatan Kelurahan Sendang Guwo, sebelah Timur Kelurahan Gayamsari, sebelah Barat 52
3 Kelurahan Tlogosari Wetan. Puskesmas Tlogosari Kulon adalah Puskesmas rawat inap yang memiliki sembilan Tempat Tidur. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tlogosari Kulon dapat dilihat pada tabel III. Tabel III Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tlogosari Kulon No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 3 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 9 4. Bidan 5 5. Apoteker 2 6. Tenaga kesehatan lain 5 Sumber : Data Puskesmas Tlogosari Kulon Tahun ) Puskesmas Gunungpati Puskesmas Gunungpati Semarang terletak di pinggir jalan raya, berlokasi di Jalan Mr. Puryanto Kelurahan Plalangan RT 4 / RW 1. Letak Puskesmas Gunungpati Semarang ini mudah dijangkau oleh masyarakat Gunungpati Semarang. Puskesmas Gunungpati memiliki 11 (sebelas) kelurahan binaan dari 16 kelurahan yang ada di Kecamatan Gunungpati. Puskesmas Gunungpati adalah Puskesmas rawat inap yang memiliki lima Tempat Tidur. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Gunungpati dapat dilihat pada tabel IV. 53
4 Tabel IV Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Gunungpati No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 6 4. Bidan 7 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 5 Sumber : Data Puskesmas Gunungpati Tahun ) Puskesmas Srondol Puskesmas Srondol terletak di Kelurahan Srondol Kecamatan Banyumanik Semarang Selatan. Puskesmas ini terletak di tepi jalan utama sehingga memudahkan masyarakat untuk berobat. Wilayah kerja Puskesmas ini mencakup kelurahan Srondol Kulon, Srondol Wetan serta Banyumanik. Puskesmas Srondol merupakan Puskesmas Poned (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar) yang mampu memberikan pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir yang datang sendiri maupun yang dirujuk oleh masyarakat (kader, dukun), bidan praktek swasta, bidan di desa dan puskesmas sekitarnya. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Srondol dapat dilihat pada tabel V. 54
5 Tabel V Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Srondol No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 4 4. Bidan 6 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 4 Sumber : Data Puskesmas Srondol Tahun 2016 b. Puskesmas Non Rawat Inap 1) Puskesmas Genuk Puskesmas Genuk terletak di RT /RW : 05 / I Kelurahan Genuksari Kecamatan Genuk dengan wilayah kerja tujuh kelurahan terdiri dari : Kelurahan Genuksari, Banjardowo, Trimulyo, Terboyo wetan, Terboyo Kulon, Gebangsari dan Muktiharjo Lor. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Genuk dapat dilihat pada tabel VI. Tabel VI Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Genuk No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 8 4. Bidan 5 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 3 Sumber : Data Puskesmas Genuk Tahun
6 2) Puskesmas Tlogosari Wetan Puskesmas Tlogosari Wetan Semarang merupakan Puskesmas non rawat inap yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No.6, Palebon, Pedurungan Semarang Timur, memiliki delapan kelurahan sebagai wilayah kerja atau binaan yaitu Kelurahan Tlogosari wetan, Kelurahan Tlogomulyo, kelurahan Palebon, Kelurahan Pedurungan Kidul, Kelurahan Pedurungan Tengah, Kelurahan Pedurungan Lor, kelurahan Plamongan Sari, dan Kelurahan Penggaron Kidul. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tlogosari Wetan dapat dilihat pada tabel VII. Tabel VII Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tlogosari Wetan No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 4 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 4 4. Bidan 5 5. Apoteker 2 6. Tenaga kesehatan lain 5 Sumber : Data Puskesmas Tlogosari Wetan Tahun ) Puskesmas Tambakaji Puskesmas Tambakaji terletak di Kelurahan Tambakaji tepatnya di Jalan Raya Walisongo KM. 9 Semarang, Kecamatan Ngaliyan. Puskesmas Tambakaji memiliki luas wilayah
7 Ha. PuskesmasTambakaji mempunyai wilayah kerja dua kelurahan yaitu kelurahan Tambakaji dan kelurahan Wonosari. Puskesmas Tambakaji merupakan Puskesmas induk, tidak mempunyai Puskesmas pembantu dan hanya mempunyai satu Puskesmas keliling. Selain itu Puskesmas Tambakaji juga tidak memiliki rawat inap dan Puskesmas pembantu dikarenakan mudahnya akses antara Puskesmas Purwoyoso dan RS.Tugurejo Semarang. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Tambakaji dapat dilihat pada tabel VIII. Tabel VIII Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tambakaji No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 3 4. Bidan 2 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 4 Sumber : Data Puskesmas Tambakaji Tahun ) Puskesmas Padangsari Puskesmas Padangsari berlokasi di jalan Meranti Raya Kota Semarang dan berada di Kelurahan Padangsari dengan wilayah kerja seluas 751,4 Ha. Puskesmas ini dahulu bernama Puskesmas Banyumanik. Puskesmas Padangsari bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah 57
8 kerjanya yaitu Kecamatan Banyumanik. Batas wilayah kerja Puskesmas Padangsari yaitu bagian utara berbatasan dengan kelurahan Sumurboto, bagian selatan berbatasan dengan kelurahan Gedawang, bagian barat berbatasan dengan kelurahan Srodol Wetan, bagian timur berbatasan dengan kelurahan Kramas Tembalang. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Padangsari dapat dilihat pada tabel IX. Tabel IX Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Padangsari No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 3 4. Bidan 2 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 4 Sumber : Data Puskesmas Padangsari Tahun ) Puskesmas Gayamsari Puskesmas Gayamsari terletak di jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Gayamsari, Kecamatan Gayamsari Semarang. Puskesmas melayani tujuh Kelurahan dengan luas wilayah kerjanya ha. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Gayamsari dapat dilihat pada tabel X. 58
9 Tabel X Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Gayamsari No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 3 4. Bidan 5 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 3 Sumber : Data Puskesmas Gayamsari Tahun ) Puskesmas Kagok Puskesmas Kagok merupakan salah satu Puskesmas yang berada di tengah-tengah kota di Semarang yang beralamat di jalan Telomoyo nomor 3 Semarang. Wilayah kerja Puskesmas Kagok terdiri dari 4 kelurahan yang terdiri dari kelurahan Wonotinggal, Candi, Kaliwiru, dan Tegal Sari. Sumber daya kesehatan yang ada di Puskesmas Gayamsari dapat dilihat pada tabel XI. Tabel XI Daftar Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kagok No. Tipe Tenaga Kesehatan Jumlah 1. Dokter Umum 2 2. Dokter Gigi 1 3. Perawat 3 4. Bidan 3 5. Apoteker 1 6. Tenaga kesehatan lain 4 Sumber : Data Puskesmas Kagok Tahun
10 c. Dinas Kesehatan Kota Semarang Dinas Kesehatan Kota Semarang adalah satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Semarang yang memiliki tanggung jawab menjalankan kebijakan Pemerintah Kota Semarang dalam bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Semarang membawahi 37 Puskesmas induk yang tersebar di 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Sebanyak 11 Puskesmas memiliki fasilitas rawat inap, sedangkan 26 lainnya merupakan Puskesmas non inap. Selain itu juga didukung dengan 33 Puskesmas Pembantu. Sesuai dengan strategi Dinas Kesehatan Kota Semarang, Puskesmas di Kota Semarang memiliki enam kegiatan pokok yaitu : a. Upaya promosi kesehatan 1) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat 2) Sosialisasi Program Kesehatan 3) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) b. Upaya kesehatan lingkungan 1) Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah 2) Survey Jentik Nyamuk c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta Keluarga berencana 1) ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), KB (Keluarga Berencana), 60
11 2) Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun d. Upaya perbaikan gizi masyarakat 1) Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular 1) Surveilens Epidemiologi 2) Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Seksual), Rabies f. Upaya pengobatan 1) Rawat Jalan Poli Umum 2) Rawat Jalan Poli Gigi 3) Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan 4) Unit Gawat Darurat (UGD) 5) Puskesmas Keliling (Puskel) 2. Hasil Wawancara dengan Narasumber a. Dinas Kesehatan Kota Semarang Wawancara dengan Dinas Kesehatan dilakukan untuk mengetahui pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah dan fungsi 61
12 pembinaan serta pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan kepada Puskesmas dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas. Wawancara dilakukan kepada Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan dan Kesehatan Lingkungan (PKPKL), Bidang Pelayanan Kesehatan dan Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang. 1) Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan dan Kesehatan Lingkungan (PKPKL) Wawancara kepada Kepala Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan dan Kesehatan Lingkungan (PKPKL) Dinas Kesehatan Kota Semarang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober Kepala Bidang Promosi Kesehatan, Pemberdayaan dan Kesehatan Lingkungan (PKPKL) menjelaskan bahwa 37 Puskesmas di wilayah Kota Semarang telah melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah mulai bulan Juni 2016 berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Berdasarkan Pasal 9 Peraturan 62
13 Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016, Dinas Kesehatan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 secara berjenjang sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan. Bidang PKPKL Bidang Pelayanan Kesehatan dan Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang berkoordinasi dalam melakukan pembinaan dan pengawasan penggunaan dana kapitasi di Puskesmas Kota Semarang. Bentuk pembinaan yang dilaksanakan Bidang PKPKL, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Subbagian Keuangan adalah melakukan pertemuan dengan seluruh Kepala Puskesmas setiap 2 minggu sekali untuk evaluasi penggunaan dana kapitasi. Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang mengkoordinir pengawasan penggunaan dana kapitasi di Puskesmas. 2) Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang Wawancara kepada Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang menjelaskan bahwa seluruh Puskesmas di wilayah Kota Semarang sebanyak 37 Puskesmas induk telah melaksanakan Peraturan 63
14 Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah mulai bulan Juni 2016 berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Pada Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 diatur bahwa alokasi dana kapitasi ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Alokasi dana kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan selanjutnya ditetapkan untuk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya maksimal sebesar 30% (tiga puluh persen). Penentuan penggunaan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan untuk obat, alat kesehatan dan bahan medis hasbi pakai minimal sebesar 10% (sepuluh persen) ditetapkan karena Dinas Kesehatan Kota Semarang telah memiliki stok obat-obatan melalui pengadaan yang dilakukan Dinas Kesehatan sehingga untuk 64
15 tahun 2016 masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan Puskesmas apabila terdapat kekurangan obat di Puskesmas wilayah Kota Semarang atau kebutuhan obat-obatan melebihi 10% dari alokasi dana dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Bentuk pembinaan yang dilakukan Dinas Kesehatan adalah Bidang Pelayanan Kesehatan, Bidang PKPKL dan Subbagian keuangan melakukan pertemuan dengan seluruh Kepala Puskesmas setiap dua minggu sekali untuk evaluasi penggunaan dana kapitasi. Selain itu Bidang Pelayanan Kesehatan melakukan pembinaan dalam bentuk pelatihan kepada petugas Puskesmas dalam pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui e-purchasing dan melakukan persetujuan terhadap permohonan pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (diluar pengadaan obat oleh Dinas Kesehatan) diluar daftar e-catalog. Bentuk pengawasan yang dilakukan adalah evaluasi penyerapan penggunaan dana kapitasi setiap bulan. 3) Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang Wawancara kepada Kepala Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober Kepala Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang menjelaskan bahwa seluruh Puskesmas di 65
16 wilayah Kota Semarang sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) Puskesmas induk telah melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah mulai bulan Juni 2016 berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun 2016 dengan alokasi dana kapitasi ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Sub-bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pengawasan penggunaan dana kapitasi melalui monitoring penyerapan dana kapitasi di seluruh Puskesmas di Kota Semarang dan memberikan umpan balik setiap enam bulan sekali. Bentuk pembinaan dilakukan oleh Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang melalui rekonsiliasi (pencocokan) data penyerapan dana kapitasi dengan Bendahara Kapitasi di Puskesmas setiap bulan. 66
17 Penggunaan dana kapitasi sebesar 60% untuk jasa pelayanan kesehatan sudah optimal dilaksanakan. Sedangkan dana kapitasi sebesar 40% untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan belum optimal mengingat pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui e- purchasing yang relatif lama pengadaannya dan terdapat jenis obat yang kosong persediaannya dari pabrik obat tersebut. b. Kepala Puskesmas Wawancara dengan sembilan Kepala Puskesmas yang menjadi obyek penelitian dilaksanakan pada minggu keempat bulan Oktober 2016 sampai dengan minggu kedua bulan Nopember Wawancara dengan Kepala Puskesmas dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN, peran kepemimpinan Kepala Puskesmas dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas. Uraian wawancara kepada Kepala Puskesmas dibedakan menjadi kelompok Puskesmas rawat inap dan Puskesmas non rawat inap sebagai berikut : 1) Puskesmas Rawat Inap Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol seluruhnya dipimpin oleh dokter umum. Semua Kepala Puskesmas menjelaskan bahwa pelaksanaan Peraturan Menteri 67
18 Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 dilaksanakan di Puskesmas mulai bulan Juni 2016 sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Penggunaan dana kapitasi JKN ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Alokasi dana kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan selanjutnya ditetapkan untuk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya maksimal sebesar 30% (tiga puluh persen). Tidak ada kebijakan internal dari Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol tentang penggunaan dana kapitasi JKN. Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol selalu melibatkan Bendahara Kapitasi JKN dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas, membahas permasalahan dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas khususnya penggunaan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Semarang secara aktif dan berkala melakukan pembinaan 68
19 kepada Puskesmas dalam bentuk pertemuan rutin setiap dua minggu sekali dengan seluruh Kepala Puskesmas se Kota Semarang yang salah satunya membahas tentang penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas, evaluasi penyerapan dana kapitasi JKN di Puskesmas yang dilakukan Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang setiap bulan, pelatihan petugas Puskesmas dalam pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui e-purchasing. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah digunakan oleh Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol untuk meningkatkan sarana prasarana di Puskesmas dan pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas antara lain dijelaskan oleh Kepala Puskesmas Tlogosari Kulon dan Srondol bahwa ada obat dan alat kesehatan yang tidak tersedia di Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan pembelian melalui e-purchasing lama. Kepala Puskesmas Gunungpati menjelaskan tidak ada kendala dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas. 69
20 2) Puskesmas Non Rawat Inap Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari seluruhnya dipimpin oleh dokter umum, Kepala Puskesmas Tambakaji dipimpin oleh dokter gigi dan Puskesmas Kagok dipimpin oleh Sarjana Kesehatan Masyarakat. Semua Kepala Puskesmas menjelaskan bahwa pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 dilaksanakan di Puskesmas mulai bulan Juni 2016 sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah dan Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Penggunaan dana kapitasi JKN ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah digunakan oleh Puskesmas Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok untuk meningkatkan sarana prasarana di Puskesmas dan pembelian obat, alat 70
21 kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan masing-masing Puskesmas. Tidak ada kebijakan internal dari Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas. Dalam penggunaan dana kapitasi, Kepala Puskesmas selalu melibatkan Bendahara Kapitasi JKN untuk memberikan masukan pemanfaatan dana kapitasi agar sesuai dengan kebutuhan di Puskesmas. Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pembinaan kepada seluruh Puskesmas setiap dua minggu sekali melalui pertemuan Kepala Puskesmas, dimana salah satunya membahas tentang penggunaan dana kapitasi JKN. Pembinaan dilakukan oleh Bidang PKPKL, Bidang Pelayanan Kesehatan dan Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang. Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pengawasan penyerapan anggaran dana kapitasi JKN di Puskesmas setiap bulan melalui kegiatan rekonsiliasi (pencocokan) data dan evaluasi penyerapan dana kapitasi JKN. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas antara lain dijelaskan oleh Kepala Puskesmas Tlogosari Wetan, Padangsari, Tambakaji dan Gayamsari dengan sistem pembelian obat dan alat kesehatan melalui e-purchasing membutuhkan waktu lama. Kepala 71
22 Puskesmas Genuk menjelaskan kendalanya adalah adanya aturan penggunaan dana kapitasi 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan operasional pelayanan kesehatan menjadi kurang fleksibel dalam penggunaan dana, penyerapan dana kurang optimal, belanja barang secara online melalui e-purchasing membutuhkan waktu yang lama (barang lama datang). Kepala Puskesmas Kagok menjelaskan kendalanya pada aturan administrasinya. c. Bendahara Kapitasi JKN di Puskesmas Wawancara dengan Bendahara Kapitasi JKN di Puskesmas dilaksanakan pada minggu keempat bulan Oktober 2016 sampai dengan minggu kedua bulan Nopember Wawancara dengan Bendahara Kapitasi JKN dilaksanakan untuk mengetahui teknis penggunaan dana kapitasi dan permasalahan dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas. Uraian wawancara kepada bendahara Kapitasi JKN di Puskesmas dibedakan menjadi kelompok Puskesmas rawat inap dan Puskesmas non rawat inap sebagai berikut : 72
23 1) Puskesmas Rawat Inap Bendahara kapitasi Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol menjelaskan bahwa pelaksanaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 dilaksanakan di Puskesmas mulai bulan Juni 2016 sesuai dengan ketentuan pada Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun 2016 yang merupakan peraturan teknis dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Penggunaan dana kapitasi JKN ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Bendahara kapitasi JKN selalu dilibatkan dalam menentukan penggunaan dana kapitasi JKN sesuai kebutuhan Puskesmas. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah digunakan oleh Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati dan Srondol untuk meningkatkan sarana prasarana di Puskesmas, pembelian bahan cetak dan alat tulis kantor serta 73
24 pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai. Namun kendalanya adalah pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui e-purchasing lama dan terdapat obat serta alat kesehatan yang tidak tersedia di Pedagang Besar Farmasi (PBF). Bentuk pembinaan dan pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Semarang terhadap penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas berupa evaluasi penyerapan dana kapitasi JKN di Puskesmas yang dilakukan Subbagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang setiap bulan, pelatihan petugas Puskesmas dalam pengadaan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui e-purchasing. 2) Puskesmas Non Rawat Inap Bendahara Kapitasi Puskesmas Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok menjelaskan bahwa Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 mulai dilaksanakan bulan Juni 2016 sesuai dengan ketentuan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah dan Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan 74
25 Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Penggunaan dana kapitasi JKN ditetapkan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Sub-bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Semarang melakukan pengawasan penyerapan anggaran dana kapitasi JKN di Puskesmas setiap bulan melalui kegiatan rekonsiliasi (pencocokan) data dengan Bendahara Kapitasi dan evaluasi penyerapan dana kapitasi JKN di Puskesmas. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah digunakan oleh Puskesmas untuk meningkatkan sarana prasarana di Puskesmas dan pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan masingmasing Puskesmas. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas antara lain dijelaskan oleh Bendahara Kapitasi Puskesmas Tlogosari Wetan, Padangsari, Tambakaji, Genuk, Kagok dan Gayamsari bahwa dengan sistem pembelian obat dan alat kesehatan melalui e-purchasing membutuhkan waktu lama. 75
26 B. Pembahasan Dalam pembahasan akan diuraikan mengenai pengaturan, pelaksanaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Pembahasan disampaikan berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan hasil temuan di lapangan yang kemudian dianalisa dengan ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan pokok permasalahan. Adapun pembahasan sebagai berikut: 1. Pengaturan Penggunaan Dana Kapitasi JKN di Puskesmas Setelah Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan dana kapitasi JKN di sembilan Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah, maka ada beberapa pengaturan perundang-undangan sebagai berikut: 76
27 a. Dasar Hukum Penggunaan Dana Kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Puskesmas dalam menggunakan dana kapitasi JKN didasari oleh ketentuan hukum yang dijadikan sebagai pedoman dalam menggunakan dana kapitasi di Puskesmas. Ketentuan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas antara lain : 1) Undang-Undang Dasar 1945 Undang-Undang Dasar 1945 menjadi salah satu dasar hukum tentang penggunaan dana kapitasi JKN pada Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah. Hal ini nunjukkan bahwa dengan diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 merupakan amanat Undang-Undang Dasar Ketentuan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN terdapat pada Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Pada Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 dijelaskan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 merupakan salah 77
28 satu bentuk pelaksanaan atribusi presiden pada Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah merupakan bentuk amanat dari ketentuan Pasal 12 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun Perlunya ketentuan hukum dalam penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas agar penggunaan dana kapitasi efektif, efisien dan dapat memenuhi kebutuhan implementasi program JKN. 2) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Pasal 19 ayat (2) menyebutkan bahwa jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Dana kapitasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) digunakan agar peserta mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan di dokter praktek, klinik maupun Puskesmas sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Pasal 23 ayat (1) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 juga mengatur bahwa manfaat 78
29 jaminan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 diberikan pada fasilitas kesehatan milik Pemerintah atau swasta yang menjalin kerjasama dengan Badan Penelenggara Jaminan Sosial yakni salah satunya Puskesmas. Pada Pasal 24 ayat (1) diatur pula tentang sistem pembayaran yakni besarnya pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayah ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. 3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 merupakan salah satu dasar hukum pelaksanaan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni Puskesmas. Pada Pasal 30 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 diatur tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang menurut jenisnya dibedakan atas pelayanan kesehatan perseorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari : pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Pada Pasal 30 ayat (3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 diatur pula fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat dilaksanakan oleh 79
30 pihak Pemerintah, pemerintah daerah, dan swasta. Puskesmas merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan perorangan atau pelayanan primer pada program JKN. 4) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Pasal 11 huruf d diatur tentang salah satu kewenangan BPJS dalam pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah. BPJS Kesehatan membayar Puskesmas atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada peserta JKN dengan sistem kapitasi sesuai dengan tarif kapitasi yang ditetapkan melalui peraturan menteri kesehatan. 5) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Pada Pasal 39 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dijelaskan bahwa BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama secara praupaya berdasarkan kapitasi atas jumlah Peserta yang terdaftar di fasilitas 80
31 kesehatan tingkat pertama. Pada Pasal 39 ayat (2) diatur apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran berdasarkan kapitasi, maka BPJS Kesehatan diberikan kewenangan untuk melakukan pembayaran dengan mekanisme lain yang lebih berhasil guna. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan saat ini telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan, dimana pada Pasal 38 diatur tentang BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang diberikan kepada Peserta paling lambat tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan bagi fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menggunakan cara pembayaran praupaya berdasarkan kapitasi. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran kapitasi, BPJS Kesehatan wajib membayar ganti rugi kepada Fasilitas Kesehatan sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan. Adanya ganti rugi atas keterlambatan pembayaran kapitasi dari BPJS Kesehatan kepada Puskesmas dapat mendorong adanya tertib pembayaran kapitasi sehingga Puskesmas dapat menggunakan secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan 81
32 Puskesmas. Ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan dana kapitasi bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama milik Pemerintah Daerah (Puskesmas) ditetapkan dalam bentuk peraturan presiden untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah di Puskesmas yakni tentang pembayaran dana kapitasi oleh BPJS Kesehatan kepada Puskesmas. 6) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah merupakan bentuk tindak lanjut pemerintah dalam rangka tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah terkait dengan pembayaran dana kapitasi oleh BPJS Kesehatan kepada Puskesmas sebagaimana diatur dalam Pasal 39 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun Pada Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 mengatur tentang pengelolaan dana kapitasi JKN yaitu BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada FKTP milik Pemerintah Daerah didasarkan pada 82
33 jumlah peserta yang terdaftar di FKTP sesuai data dari BPJS Kesehatan dan kapitasi dibayarkan langsung oleh BPJS Kesehatan kepada Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP. Pemanfaatan dana kapitasi JKN diatur pada Pasal 12 ayat (1) yakni dana kapitasi JKN di FKTP dimanfaatkan seluruhnya untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan di FKTP ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari total penerimaan dana kapitasi JKN, dan sisanya dimanfaatkan untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. 7) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 ayat (5) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah maka ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. 83
34 Ketentuan tentang penggunaan dana kapitasi JKN untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pada Puskesmas sebelumnya telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Namun ketentuan atau pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 belum dapat menampung perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan JKN sehingga diganti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Pada Pasal 3 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah dijelaskan bahwa penggunaan dana kapitasi yang diterima oleh Puskesmas dari BPJS Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Pada Pasal 3 ayat (2) dijelaskan bahwa alokasi untuk pembayaran 84
35 jasa pelayanan kesehatan untuk setiap Puskesmas ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan dana kapitasi. Sedangkan pada Pasal 3 ayat (3) dijelaskan bahwa alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar selisih dari besar dana kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan seperti yang diatur pada Pasal 3 ayat (2). Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dana kapitasi di sembilan Puskesmas yang dijadikan sebagai obyek penelitian (Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok) telah sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 yakni dana kapitasi yang diterima sembilan Puskesmas di Kota Semarang dari BPJS Kesehatan digunakan sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan sisanya sebesar 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Pada Pasal 5 ayat (1) dijelaskan bahwa alokasi dana kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan dimanfaatkan untuk dua hal yakni biaya 85
36 obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai serta biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, alokasi dana kapitasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebesar 40% (empat puluh persen) digunakan untuk pembelian obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai minimal sebesar 10% (sepuluh persen) dan kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya maksimal sebesar 30% (tiga puluh persen), sehingga penggunaan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa Puskesmas menurut ketentuan perundang-undangan diberikan kewenangan untuk mengelola / menggunakan dana kapitasi JKN sehingga pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas tidak bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan tersebut. 86
37 b. Bentuk Pengaturan Penggunaan Dana Kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang Setelah Berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Bentuk pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah dituangkan dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Penjelasan mengenai bentuk pengaturannya yaitu : 1) Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah, Walikota Semarang menetapkan alokasi dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang yang diatur dalam Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 tentang Alokasi Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional 87
38 Pada Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Semarang Tahun Keputusan Walikota Semarang tersebut merupakan peraturan kebijaksanaan/enunsiatif atau peraturan teknis yang dibuat untuk melaksanakan Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Pasal 3 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 menjelaskan bahwa besaran alokasi dana kapitasi ditetapkan setiap tahun dengan Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan tiga hal antara lain : tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah, kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai target kinerja di bidang pelayanan kesehatan dan kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Pada diktum kedua Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 mengatur alokasi dana kapitasi sebesar 60% (enam puluh persen) untuk jasa pelayanan kesehatan dan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. Ketentuan pada diktum kedua tersebut telah sesuai dengan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 dimana diatur alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan 88
39 untuk setiap Puskesmas ditetapkan sekurang-kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan dana kapitasi. Pengaturan penggunaan 40% (empat puluh persen) untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan pada diktum kedua Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 telah sesuai dengan Pasal 3 ayat (3) yakni alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar selisih dari besar dana kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan. Pada diktum ketiga Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 mengatur alokasi dana kapitasi untuk dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan selanjutnya ditetapkan minimal sebesar 10% (sepuluh persen) untuk obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dan untuk kegiatan operasional pelayanan kesehatan lainnya maksimal sebesar 30% (tiga puluh persen). Diktum ketiga Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 telah sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun Berdasarkan hasil penelitian, Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok telah 89
40 melaksanakan ketentuan yang tercantum Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016, meskipun dalam pelaksanaannya masih menemui kendala misalnya dalam penggunaan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan yakni pembelian obat melalui e-purchasing yang lama maupun ketersediaan obat dan alat kesehatan terkadang kosong di pabrik sehingga dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tujuan pengaturan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang melalui Keputusan Walikota Semarang Nomor : 440/196/2016 adalah memberikan kepastian hukum bagi Puskesmas dalam menggunakan dana kapitasi JKN, untuk memenuhi kebutuhan Puskesmas akan dana operasional pelayanan kesehatan serta untuk mewujudkan tertib administrasi pengelolaan keuangan daerah tentang pembayaran dana kapitasi kepada Puskesmas sehingga penggunaan dana kapitasi dapat efektif dan efisien sesuai kebutuhan Puskesmas serta diharapkan Puskesmas dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada peserta JKN. 90
41 2. Pelaksanaan Penggunaan Dana Kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 Dari hasil penelitian di Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok dapat diketahui pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN yang dibahas dari beberapa aspek antara lain pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan. a. Pembayaran Jasa Pelayanan Kesehatan Penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan Kesehatan Dan Dukungan Biaya Operasional Pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Milik Pemerintah Daerah. Dalam Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 diatur bahwa alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan untuk tiap FKTP (Puskesmas) ditetapkan sekurangkurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan dana kapitasi. Pada Pasal 4 diatur bahwa alokasi dana kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan tersebut dimanfaatkan 91
42 untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan pelayanan pada Puskesmas. Tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan pegawai tidak tetap, yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BPJS Kesehatan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama di Puskesmas karena Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan. Dana kapitasi yang diterima oleh Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok digunakan sebesar 60% dari total dana kapitasi yang diterima untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan. Pembayaran jasa pelayanan kesehatan diberikan kepada tenaga kesehatan yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi, perawat, bidan, apoteker, tenaga kesehatan lainnya serta tenaga non kesehatan yang bekerja di masing-masing Puskesmas. Hal ini menunjukkan sembilan Puskesmas di Kota Semarang telah mengimplementasikan Pasal 3 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 sesuai dengan ketentuan. 92
43 Pembayaran jasa pelayanan kesehatan mempertimbangkan jenis ketenagaan dan/atau jabatan dan kehadiran. Ketentuan tersebut diatur pada Pasal 4 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 yang menjelaskan bahwa pembagian jasa pelayanan kesehatan kepada tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan ditetapkan dengan mempertimbangkan variabel jenis ketenagaan dan/atau jabatan dan kehadiran. Teknis penghitungan pembayaran jasa pelayanan kesehatan tenaga kesehatan dan non kesehatan di Puskesmas diatur pada Pasal 4 ayat (4), (5), (6), (7), (8), (9) dan (10) yang mempertimbangkan beban kerja yakni bagi yang merangkap tugas administratif dan penanggungjawab program diberikan tambahan nilai sesuai jenis ketenagaannya. Selain mempertimbangkan beban kerja, penghitungan pembayaran jasa pelayanan kesehatan juga mempertimbangkan masa kerja dari masing-masing pegawai. Untuk variabel kehadiran, diberikan sanksi yakni apabila terlambat hadir atau pulang sebelum waktunya maka akan dikurangi satu poin dalam perhitungan pembayaran jasa pelayanan kesehatan. Penghitungan pembayaran jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok telah melakukan penghitungan pembagian jasa pelayanan kesehatan berdasarkan ketentuan 93
44 Pasal 4 ayat (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9) dan (10) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 dan Dinas Kesehatan Kota Semarang (Subbagian Keuangan) melakukan pengawasan penggunaan dana kapitasi melalui monitoring penyerapan dana kapitasi dengan pencocokan (rekonsialiasi) data setiap bulan dan memberikan umpan balik setiap enam bulan sekali. Pembinaan dan pengawasan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang melalui pertemuan rutin Kepala Puskesmas setiap dua minggu sekali. b. Pembayaran Dukungan Biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 diatur alokasi untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebesar selisih dari besar dana kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Puskesmas Tlogosari Kulon, Gunungpati, Srondol, Tlogosari Wetan, Gayamsari, Genuk, Padangsari, Tambakaji dan Kagok menggunakan dana kapitasi yang diterima dari BPJS Kesehatan untuk pembayaran dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan sebesar 40% (empat puluh persen). Mengingat penggunaan dana kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan digunakan sebesar 60% (enam puluh persen), maka 94
BAB IV PENUTUP. pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota. Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21
BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan penggunaan dana kapitasi JKN di Puskesmas Kota Semarang setelah berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK
SALINAN BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
Lebih terperinciBUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFATAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
Lebih terperinciSeksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum
PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH http://www.prodia.co.id
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
SALINAN NOMOR 4/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
-1- Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 19 SERI F NOMOR 315 PERATURAN BUPATI SAMOSIR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI
Lebih terperinciWalikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat
Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL UNTUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN DUKUNGAN BIAYA OPERASIONAL PADA FASILITAS
Lebih terperinciMEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA Sumber: http://bpjs-kesehatan.go.id/ A. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinci2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae
No.589, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana Kapitasi. Jaminan Kesehatan Nasional. FKTP. Pemerintah Daerah. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN
Lebih terperinciBUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 19 TAHUN 2014 TENTANG PENGGUNAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 2A TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN MEKANISME DAN PROPORSI PENGELOLAAN DANA KLAIM NON KAPITASI PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT
BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 143 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PESISIR SELATAN PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT
SALINAN GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinciBUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KLAIM JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAAATAN
Lebih terperinciBAB 3 KONDISI UMUM PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG
BAB 3 KONDISI UMUM PUSKESMAS DI KOTA SEMARANG Didalam bab ini akan digambarkan mengenai kondisi umum puskesmaspuskesmas yang ada di Kota Semarang pada tahun 2009. Dalam bab ini terdapat pula variable input
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL
1 2014 No. 05, 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Petunjuk pelaksanaan, sistem pembiayaan, penggunaan dana, pelayanan kesehatan, tingkat pertama, puskemas, peserta, badan
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR
WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAYANAN KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN KOTA PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN BUPATI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA
Lebih terperinciPERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG NORMA PENETAPAN BESARAN KAPITASI DAN PEMBAYARAN KAPITASI BERBASIS PEMENUHAN KOMITMEN PELAYANAN PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinciB U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014
B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014 T E N T A N G PEMANFAATAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinciM ENULAR DAN GIZI BU RU K
P ROGRAM PUSKESMAS DALAM P ENANGGULANGAN PENYAKIT M ENULAR DAN GIZI BU RU K E1 SKENARIO 3 Dokter M. baru ditempatkan sebagai kepala Puskesmas di Puskesmas kecamatan T. Dari hasil evaluasi sementara yang
Lebih terperinciBUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANAH DATAR PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KABUPATEN TANAH DATAR DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI TENTANG PEDOMAN PEMBAGIAN JASA PELAYANAN DANA KAPITASI JAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMANFAATAN DANA PENDAPATAN BERSUMBER DARI JASA LAYANAN PADA PUSKESMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN JARINGANNYA
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT KESEHATAN
Lebih terperinci2 Bagian Hukum Setda Kab. Banjar
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciBUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS
Lebih terperinciWALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN PERSALINAN KOTA MATARAM WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN
KONSEP PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PELAYANAN KESEHATAN UUS SUKMARA, SKM, M.Epid. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Bandung, 24 Agustus 2015 DASAR HUKUM UU 40/ 2004 UU 24 Tahun 2011 tentang
Lebih terperinciWALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PEMBAYARAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyelesaikannya. Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah. adalah adanya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak 1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah yang saat ini masih dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Persoalan rendahnya akses masyarakat
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 27 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA SURABAYA
Lebih terperinciURAIAN PROGRAM PUSKESMAS
URAIAN PROGRAM PUSKESMAS Program Puskesmas Uraian 1 Manajemen Pelayanan Kesehatan Sistem kesehatan Nasional (SKN) sebagai acuan pelayanan kesehatan Penerapan fungsi manajemen di puskesmas Upaya pelayanan
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 29 TAHUN 20164.005 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN YANG DIBIAYAI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KOTA
Lebih terperinciBUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26.A TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26.A TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 94
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 94 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 94 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS
Lebih terperinciBUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN. PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI
BUPATIEMPAT LAWANG PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI EMPAT LAWANG NOMOR : 0i\ TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN TARIF KAPITASI DAN PENGELOLAAN DANA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinci2016, No perkembangan kebutuhan implementasi penyelenggaraan jaminan kesehatan nasional sehingga perlu diganti; c. bahwa berdasarkan pertimbang
No.761, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Dana. Jaminan Kesehatan Nasional. Penggunaan.Fasilitasi Kesehatan Tingkat Pertama. Milik Pemda. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciWALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN
WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciWALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN, PEMANFAATAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
1- jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS DAN JARINGANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 56 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 56 TAHUN 20142008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN
1 SALINAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG KERJA SAMA
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.2 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
Lebih terperinciDANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.
DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH mutupelayanankesehatan.net I. PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu program pemerintah yang dilaksanakan pada awal tahun 2014 dengan harapan agar masyarakat dapat mengakses pelayanan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2015
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 24 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA PUSAT
Lebih terperinci5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor
1 BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN JAMINAN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012
WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT, JAMINAN PERSALINAN, DAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI PUSKESMAS DAN JAJARANNYA
Lebih terperinci2016, No Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
No.16, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Pelayanan Kesehatan. Di Fasilitas Kawasan Terpencil. Sangat Terpencil. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI
Lebih terperinciWALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG
SALINAN WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT
Lebih terperinciPENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH Sumber: kominfo.go.id I. PENDAHULUAN Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN
Lebih terperinciBUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT
BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa Pemerintah
Lebih terperinciWALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016
SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PENGGUNAAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS SE-KABUPATEN BADUNG
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH
SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN PERSALINAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pedurungan adalah sebuah kecamatan yang ada di Kota Semarang, Indonesia. Kecamatan Pedurungan memiliki 12 Kelurahan yang meliputi Kelurahan Gemah,
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DAN JAMINAN PERSALINAN OLEH DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1392, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Penyelenggaraan. Kesehatan. Tarif. Pelayanan. Standar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI
0 PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI PERATURAN DAERAH KOTA BUKITTINGGI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG TARIF DAN TATA LAKSANA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS BAGI PESERTA PT ASKES (PERSERO) DAN KELUARGANYA DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di
Lebih terperinciBUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN TATA LAYANAN DAN PENGELOLAAN DANA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA (KIBBLA) DI KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA
PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN BIAYA OPERASIONAL DAN JASA PELAYANAN RETRIBUSI PELAYANAN
Lebih terperinciBUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH
1 BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN OPERASIONAL PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciQANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BEKASI
BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGGUNAAN DANA NON KAPITASI PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA UPT PUSKESMAS SE-KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 2004, Indonesia telah mempunyai Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 (UU SJSN). Jaminan Kesehatan Nasional
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 3 TAHUN 2009 T E N T A N G KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR, BAYI DAN ANAK BALITA DI KABUPATEN CIREBON
Lebih terperinci6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN Menimbang DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 25 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI
Lebih terperinciWALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG
WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciTENTANG BUPATI SERANG,
BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN BANTUAN OPERASIONAL PELAYANAN KESEHATAN PROGRAM JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) PADA
Lebih terperinci