Gangguan Kepribadian. Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gangguan Kepribadian. Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU"

Transkripsi

1 Gangguan Kepribadian Mustafa M. Amin Departemen Psikiatri FK USU

2 Gangguan Kepribadian Definisi: Suatu gangguan mental yang dikarakteristikkan dengan corak-corak maladaptif dari penyesuaian dirinya terhadap kehidupannya. D.P.L : Pada gangguan kepribadian terdapat kerusakan pada: perkembangan kepribadian kecenderungan patologis dalam struktur kepribadiannya

3 Klasifikasi (menurut PPDGJI-III (1993)): Gangguan Kepribadian Paranoid Gangguan Kepribadian Skizoid Gangguan Kepribadian Dissosial Gangguan Kepribadian Emosional tak Stabil (Impulsif/ambang) Gangguan Kepribadian Histrionik Gangguan Kepribadian Anankastik Gangguan Kepribadian Cemas (menghindar) Gangguan Kepribadian Dependen Gangguan Kepribadian Khas lainnya Gangguan Kepribadian yang tak tergolongkan

4 Klasifikasi (menurut DSM-IV (1994)): Gangguan Kepribadian Paranoid Gangguan Kepribadian Skizoid Gangguan Kepribadian Skizotipal Gangguan Kepribadian Antisosial Gangguan Kepribadian Ambang Gangguan Kepribadian Histrionik Gangguan Kepribadian Narsisistik Gangguan Kepribadian Menghindar Gangguan Kepribadian Dependen Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif Gangguan Kepribadian yang tak dispesifikasikan ditempat lain Ini terdiri dari :

5 a). Gangguan Kepribadian Pasif-Agresif b). Gangguan Kepribadian Depresif c). Gangguan Kepribadian Sadomachistik d). Gangguan Kepribadian Sadistik e). Perubahan kepribadian oleh karena kondisi medik umum f).perubahan kepribadian sesudah mendapat pengalaman catastrophic dan sesudah penyakit psikiatrik Etiologi : 1. Faktor lingkungan (Environment) 2. Faktor Herediter 3. Faktor Psikologik --> perkembangan kepribadian

6 4. Faktor Psikologik --> seperti adanya gambaran EEG abnormal Gangguan Kepribadian Paranoid Tanda-tandanya : - Kepekaan yg berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan -Kecendrungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan atau masalah kecil. - Kecurigaan dan kecendrungan pervasif untuk menyalah artikan tindakan orang lain yang netral

7 .atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan Mempertahankan dengan gigih bila perlu dengan kekuatan fisik tentang hak pribadinya yang sebenarnya tak sesuai dengan keadaan sebenarnya. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan seksual pasangannya. Kecendrungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan dll

8 Gangguan Kepribadian Skizoid Hanya sedikit saja, bila ada, aktivitas yang memberikan kebahagiaan Emosi dingin, afek datar Kurang mampu untuk menyatakan kehangatan, kelembutan atau kemarahan pada orang lain. Ketidakpedulian yang nyata terhadap pujian atau kecaman

9 Kurang tertarik untuk menjalin pengalaman seksual dengan orang lain ( dengan memperhitungkan umur). Hampir selalu memilih aktivitas yang menyendiri Dirundung oleh fantasi dan introspeksi yang berlebihan Tidak mempunyai teman dekat atau hubungan pribadi yang akrab Sangat tidak sensitif terhadap norma dan kebiasaan sosial yang berlaku.

10 Gangguan Kepribadian Dissosial Bersikap tidak perduli dengan perasaan orang lain Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan menetap dan tidak perduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial Tidak mampu untuk mempertahankan hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannya

11 Mudah menjadi frustrasi dan bertindak agresif, termasuk tindakan kekerasan Tidak mampu untuk menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman terutama dari hukuman Sangat cenderung untuk menyalahkan orang Sangat cenderung untuk menyalahkan orang lain atau menawarkan rasionalisai yang dapat diterima untuk perilaku yang telah membawa pasien dalam konflik sosial

12 Gangguan Kepribadian Histrionik Ekspresi emosi yang didramatisasikan sendiri, teatrikalitas dan dibesar-besarkan Bersifat sugestif, mudah dipengaruhi oleh orang lain atau situasi Afek datar atau labil Terus-menerus mau cari kepuasan dan aktivitas di mana pasien menjadi pusat perhatian

13 Kegairahan yang tak pantas dalampenampilan atau perilaku Terlalu mementingkan daya tarik fisik Gambaran penyerta : egosentrisitas pemuasan diri sendiri mudah tersinggung perilaku manipulatif yang menetap untuk mencapai kepentingan pribadi

14 Gangguan Kepribadian Anankastik Perasaan ragu dan hati-hati yang berlebihlebihan Keterpakuan pada rincian, peraturan, daftar, perintah atau jadwal Perfeksionisme yang menghambat penyelesaian tugas Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati-hati

15 Keterpakuan dan keterikatan yang berlebihan pada kebiasaan sosial Kaku dan keras kepala Pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan sesuatu menurut caranya Mencampuradukkan pikiran atau dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai

16 Gangguan Kepribadian Cemas ( Menghindar) Perasaan tegang dan takut yang menetap Merasa dirinya tidak mampu, tidak menarik atau lebih rendah dari orang lain Kekhawatiran yang berlebihan terhadap kritik dan penolakan dalam situasi sosial Keengganan untuk terlibat dengan orang, kecuali merasa yakin akan disukai

17 Pembatasan gaya hidup oleh karena alasan keamanan fisik Menghindari aktivitas sosial atau pekerjaan yang banyak melibatkan kontak inter personal oleh karena takut akan dikritik, tidak didukung atau ditolak

18 Gangguan Kepribadian Dependen Mendorong atau membiarkan orang lain untukmengambil sebagian besar keputusan penting bagi diriya Meletakkan kebutuhan sendiri lebih rendah daripada orang lainpada siapa dia bergantung dan kerelaan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka. Keengganan untuk mengajukan tuntutan

19 yang layak kepada orang pada siapa dia bergantung Perasaan tidak enak atau tidak berdaya apabila sendirian, karena ketakutan yang dibesar-besarkan tentang ketidakmampuan mengurus diri sendiri Terpaku pada ketakutan akan ditinggalkan oleh orang yang dekat dengannya dan ditinggalkan agar mengurus diri sendiri Keterbatasan kemampuan untuk membuat keputusan sehari-hari tanpa mendapat nasihat yg berlebihan & diyakini org lain

20 Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil Kecendrungan yang mencolok untuk bertindak secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi, bersamaan dgn ketidakstabilan afek Kemampuan merencanakan sesuatu mungkin minimal & ledakan kemarahan yg hebat seringkali dpt menjurus kpada kekerasan atau ledakan perilaku Hal ini mudah ditimbulkan jika kegiatan impulsifnya dikritik atau dihalangi org lain

21 Pedoman Diagnostik Umum Keadaan yg tdk disebabkan langsung oleh kerusakan atau penyakit otak berat atau gangguan jiwa lain, tetapi memenuhi kriteria berikut ini: A. Sikap & perilaku yg amat tak serasi yg meliputi biasanya bbrp bidang fungsi, mis : afek, kesadaran, pengendalian impuls, cara memandang & berpikir, serta gaya berhub. dgn org lain

22 B.Pola perilaku abnormal yg berlangsung lama, berjangka panjang & tidak terbatas pada episode penyakit jiwa C. Pola perilaku abnormalnya itu pervasif & jelas maladaptif thd berbagai keadaan pribadi & sosial yg luas. D. Manifestasi di atas selalu muncul pd masa kanak-kanak atau remaja & berlanjut sampai usia dewasa E. Gangguannya menjurus kepada penderitaan pribadi yang berarti, tetapi hal ini mungkin hanya menjadi nyata kemudian dalam perjalanan penyakitnya

23 F. Gangguan ini biasanya tetapi tidak selalu, berhubungan secara bermakna dengan masalah pekerjaan dan kinerja sosial

24 Terapi 1. Psikoterapi Khusus untuk gangguan kepribadian paranoid, psikoterapi adalah terapi pilihan 2. Farmakoterapi;bergantung pada jenis gangguan kepribadiannya, misalnya obat : anti ansietas antipsikotik antidepresan psycho stimulant

Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ Oleh: Citra Aminah Purnamasari 1102009065 Pembimbing: Dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ F 60 : Gangguan Kepribadian Khas F 61 : Gangguan Kepribadian Campuran dan Lainnya F 62 : Perubahan Kepribadian yang Berlangsung

Lebih terperinci

Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain

Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain Schizoid Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benarbenar lebih suka menyendiri dan tidak

Lebih terperinci

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood

Lebih terperinci

Oleh: ADE F SYAIRAH B Pembimbing : dr. Asmarahadi, SpKJ

Oleh: ADE F SYAIRAH B Pembimbing : dr. Asmarahadi, SpKJ GANGGUAN KPERIBADIAN (PERSONALITY DISORDER) Oleh: ADE F.1102007002 SYAIRAH B. 1102008249 Pembimbing : dr. Asmarahadi, SpKJ KEPRIBADIAN Totalitas dari ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter atau

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Gangguan Kepribadian. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Gangguan Kepribadian. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Gangguan Kepribadian Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id A. Defenisi Kepribadian Kata kepribadian (personality) sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kecerdasan Emosi/Emotional Quotient (EQ) memiliki kecerdasan pada area yang lainnya (Wade, 2007).

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Kecerdasan Emosi/Emotional Quotient (EQ) memiliki kecerdasan pada area yang lainnya (Wade, 2007). BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kecerdasan Emosi/Emotional Quotient (EQ) a. Definisi Kecerdasan Kecerdasan didefinisikan sebagai suatu kemampuan untuk mengambil keuntungan dari suatu pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan

Lebih terperinci

PANSS - EXCITED COMPONENT

PANSS - EXCITED COMPONENT Lampiran 1 PANSS - EXCITED COMPONENT Nama : Umur : Jenis Kelamin : Berat Badan : Tinggi Badan : Tanggal Pemeriksaan : P4. GADUH GELISAH Hiperaktifitas yang ditampilkan dalam bentuk percepatan perilaku

Lebih terperinci

Kesihatan mental. Sinopsis:

Kesihatan mental. Sinopsis: Kesihatan mental Sinopsis: Masyarakat kita sering mengaitkan penyakit mental dengan kuasa di luar kawalan manusia seperti hantu, jin, syaitan dan makhluk halus lain. Seorang dukun atau bomoh dianggap mempunyai

Lebih terperinci

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU

Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU Gangguan Mental Organik (GMO) Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 PPDGJ I (1973) : disamakan dgn SOO PPDGJ II (1983) : dibedakan dgn SOO PPDGJ III (1993) : hanya dipakai nama GMO

Lebih terperinci

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id /

DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id / DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id / dita.lecture@gmail.com Kepribadian? Merupakan gambaran emosi dan Tingkah Laku yang membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri,

BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN. tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, BAB II TINJAUAN TEORI PERILAKU KEKERASAN A. Pengertian Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

Lebih terperinci

Almost all psychopaths engage in criminal behavior as do those w antisocial PD

Almost all psychopaths engage in criminal behavior as do those w antisocial PD What is the Overlap among antisocial personality disorder, psychopathy, and criminality? Almost all psychopaths engage in criminal behavior as do those w antisocial PD Pandangan Teoritis Personality Disorder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang manusia dalam menjalani kehidupannya sejak kecil, remaja, dewasa hingga lanjut usia memiliki kecenderungan yang relatif serupa dalam menghadapi suatu

Lebih terperinci

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional

15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional 15 Prinsip dasar Kecerdasan Emosional : Modal Dasar Perawat Profesional Saat ini kecerdasan emosional tidak bisa dipandang sebelah mata. Sejak munculnya karya Daniel Goleman, Emotional Intelligence: Why

Lebih terperinci

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek? Pedoman Observasi 1. Kesan umum subyek secara fisik dan penampilan 2. Relasi sosial subyek dengan teman-temannya 3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview Pedoman Wawancara 1. Bagaimana hubungan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FRAME UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KEPRIBADIAN DRAMATIK MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR

IMPLEMENTASI METODE FRAME UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KEPRIBADIAN DRAMATIK MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR IMPLEMENTASI METODE FRAME UNTUK MENDIAGNOSA GANGGUAN KEPRIBADIAN DRAMATIK MENGGUNAKAN SISTEM PAKAR Drs. Asahar Johar, M.Si, Desty Dwitia Palupi, S.T. Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. dengan orang lain (Keliat, 2011).Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

Lebih terperinci

KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA

KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA Pertemuan 12 Sri Hastuti Handayani, Psi, M.Si KESEHATAN MENTAL DLM KEHIDUPAN REMAJA Pendidikan seks Peran sekolah Kelompok resiko tinggi Kecemasan remaja Tugas perkembangan

Lebih terperinci

KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI

KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI PPB-FIP FIP-UPI PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL KONDISI ATAU KEADAAN MENTAL YANG SEHAT SERTA TERWUJUDNYA KEHARMONISAN YANG SUNGGUH- SUNGGUH ANTARA FUNGSI JIWA UNTUK

Lebih terperinci

BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog*

BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog* BERPIKIR POSITIF MINIMALKAN PARANOID Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si., psikolog* Tidak ada yang benar bagi seorang paranoid. Melihat orang tersenyum; seolah mengejek dirinya, mendengar orang saling bercakap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Penyesuaian Diri Penyesuaian berarti adaptasi yang dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa bertahan serta memperoleh

Lebih terperinci

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE

16/02/2016 ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE ASKEP KEGAWATAN PSIKIATRI MASYKUR KHAIR TENTAMEN SUICIDE 1 Definisi Suicidum (bunuh diri) adalah kematian yang dengan sengaja dilakukan oleh diri sendiri. Tentamen suicidum (percobaan bunuh diri) adalah

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan

BAB II KONSEP DASAR. tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Isolasi sosial sering terlihat pada klien skizofrenia. Hal ini sebagian akibat tanda-tanda positif penyakit tersebut, misalnya waham, halusinasi, dan kehilangan batasan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG. Rheza Yustar Afif ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN ASERTIVITAS PADA REMAJA DI SMA ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG Rheza Yustar Afif Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soeadarto, SH, Kampus Undip Tembalang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. orang lain. Sejak manusia dilahirkan, manusia sudah menjadi makhluk sosial karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat melepaskan diri dari jalinan relasi sosial, dimana manusia selalu membuat kontak sosial atau berhubungan

Lebih terperinci

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt STANDAR PENGUJIAN KESEHATAN JIWA (PSIKIATRI) KELAINAN PSIKIATRI KELAS 1

Lebih terperinci

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI

PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI PENDEKATAN PSIKOLOGIS DALAM OLAHRAGA USIA DINI Danu Hoedaya Ilustrator: Didin Budiman Kementerian Negara Pemuda & Olahraga Republik Indonesia Bidang Peningkatan Prestasi dan Iptek Olahraga Pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)

Lebih terperinci

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM

MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI. FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM MULTIAKSIAL DIAGNOSIS & PENGANTAR PENULISAN STATUS PSIKIATRI FK UII, 14 Januari 2016 Tika Prasetiawati KSM Psikiatri RS UGM Konsep Kesehatan Jiwa Sadar akan kemampuan diri Mampu mengatasi tekanan hidup

Lebih terperinci

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya

Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya Hubungan Remaja dengan Orangtua,Saudara kandung & Teman Sebaya Remaja, Orang tua, dan Keluarga Remaja dan Orang tua pada masa remaja, sering terjadi ketegangan / tekanan dalam diri remaja karena ingin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EMOSI. Sunardi, PLB FIP UPI

PERKEMBANGAN EMOSI. Sunardi, PLB FIP UPI PERKEMBANGAN EMOSI Sunardi, PLB FIP UPI PERKEMBANGAN EMOSI Mar at, 2006 Berlangsung sejak lahir sampai dewasa, tetapi untuk memahami secara pasti mengenai emosi bayi adalah amat sukar. Mengapa? Informasi

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa

Lebih terperinci

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien

Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi. Kompetensi konselor & Karakteristik klien Psikologi Konseling Adhyatman Prabowo, M.Psi Kompetensi konselor & Karakteristik klien KEPRIBADIAN KONSELOR 1. Spontanitas Kemampuan konselor untuk merespon peristiwa dalam situasi seperti yang dilihat

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PSIKOPATOLOGI Psikopatologi adalah patologi kelainan jiwa, cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sebab-sebab dan sifat gangguan jiwa. 18 Psikopatologi merupakan suatu studi

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

: Panji Brata M NIM : Dokter Pembimbing : dr. Endang Septiningsih, Sp.KJ

: Panji Brata M NIM : Dokter Pembimbing : dr. Endang Septiningsih, Sp.KJ Nama : Panji Brata M NIM : 11-2016-020 Dokter Pembimbing : dr. Endang Septiningsih, Sp.KJ Psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa adalah cabang spesialistik Ilmu Kedokteran yang mengkhususkan pendalaman aspek

Lebih terperinci

Gangguan Kepribadian Tingkat kompetensi 2 M. Faisal Idrus

Gangguan Kepribadian Tingkat kompetensi 2 M. Faisal Idrus Gangguan Kepribadian Tingkat kompetensi 2 M. Faisal Idrus Definisi Kepribadian adalah watak temperamen spesifik, reaktivitas emotional, kewajaran, hubungan interpersonal yang dibangun, kebutuhan, harapan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 16 BAB II LANDASAN TEORI A. Terapi Behaviorisme 1. Pengertian Terapi Behavorisme Behaviorisme adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Yang mana, manusia dikendalikan oleh lingkungannya.

Lebih terperinci

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah

Konsep Kecemasa n. Oleh : Hapsah Konsep Kecemasa n Oleh : Hapsah Pengertian Ketegangan, rasa tak aman atau kekhawatiran yg timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yg tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui.

Lebih terperinci

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA TEXTBOOK READING DSM V PERSONALITY DISORDER OLEH : RIRI KUMALA SARI H1A

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA TEXTBOOK READING DSM V PERSONALITY DISORDER OLEH : RIRI KUMALA SARI H1A TUGAS KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT JIWA TEXTBOOK READING DSM V PERSONALITY DISORDER OLEH : RIRI KUMALA SARI H1A 008 026 DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT JIWA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat beradaptasi dengan baik maka ia akan memiliki kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap orang pasti akan mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Salah satu masalah yang harus dihadapi adalah bagaimana seseorang dapat beradaptasi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan hidup seorang anak tidak selamanya berjalan dengan baik. Beberapa anak dihadapkan pada pilihan yang sulit bahwa anak harus berpisah dari keluarganya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologis. Manusia mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak- kanak,

Lebih terperinci

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-

Mata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/- PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara hakiki, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain untuk bisa mempertahankan hidupnya. Proses kehidupan manusia yang dimulai

Lebih terperinci

Erich Fromm H U M A N I S T I C P S Y C H O A N A L Y S I S. Manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan mereka.

Erich Fromm H U M A N I S T I C P S Y C H O A N A L Y S I S. Manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Erich Fromm H U M A N I S T I C P S Y C H O A N A L Y S I S Manusia yang sehat secara mental menemukan jawaban atas keberadaan mereka. Individu yang sehat mampu menemukan cara bersatu kembali dengan dunia.

Lebih terperinci

S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y

S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y PERKEMBANGAN SOSIAL : KELUARGA S A N T I E. P U R N A M A S A R I U M B Y PENGANTAR Keluarga adalah tempat dan sumber perkembangan sosial awal pada anak Apabila interaksi yang terjadi bersifat intens maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tawuran terjadi dikalangan pelajar sudah menjadi suatu hal yang biasa, sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi di tangerang,

Lebih terperinci

GENDER DAN KESEHATAN MENTAL

GENDER DAN KESEHATAN MENTAL GENDER DAN KESEHATAN MENTAL Kesehatan mental: tidak hanya bicara penyakit, tapi masalah2 penyesuaian diri (dalam arti luas) dan upaya2 menjadi sehat mental Stres, konflik, frustasi Dukungan sosial Penyesuaian

Lebih terperinci

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F

Disusun Oleh : SARI INDAH ASTUTI F HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENDERITA PASCA STROKE DI RSUD UNDATA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Di usia remaja antara 10-13 tahun hingga 18-22 tahun (Santrock, 1998), secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KEKERASAN EMOSI 1. Pengertian Kekerasan Emosi Kekerasan emosi didefinisikan sebagai bentuk kekerasan yang dilakukan secara sengaja tujuan untuk mempertahankan dan menguasai individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. utuh sebagai manusia. Melalui pendekatan proses keperawatan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan memepertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia. Melalui

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan

Bab 5. Ringkasan. Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan Bab 5 Ringkasan 5.1 Ringkasan Dalam bab pertama yang berisi latar belakang penulisan skripsi ini, saya menjabarkan tentang teori psikologi penyakit skizofrenia yang akan saya gunakan untuk membuat analisis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL

PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN DEWASA DAN LANSIA PERKEMBANGAN SOSIO-EMOSIONAL PADA MASA DEWASA AWAL Oleh: Dr. Rita Eka Izzaty, M.Si Yulia Ayriza, Ph.D STABILITAS DAN PERUBAHAN ANAK-DEWASA TEMPERAMEN Stabilitas

Lebih terperinci

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

TUJUAN WAWANCARA MEDIS

TUJUAN WAWANCARA MEDIS WAWANCARA MEDIS Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi dari pasien mengenai keadaan penyakitnya (awal dan riwayat) Bagian terpenting dalam proses diagnosa dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan penunjang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM RS GRHASIA YOGYAKARTA 2.1 Sejarah Berdirinya RSJ.GRHASIA Rumah Sakit GRHASIA Berdiri tahun 1938, sekitar 70 tahun yang lalu. Pertama kali belum dijadikan sebagai rumah sakit jiwa seperti

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri)

MODUL PERKULIAHAN. Kesehatan Mental. Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) MODUL PERKULIAHAN Kesehatan Mental yang Berkaitan dengan Kesejahketaan Psikologis (Penyesuaian Diri) Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 03 MK61112 Aulia Kirana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial

BAB II TINJAUAN TEORI. (DepKes, 2000 dalam Direja, 2011). Adapun kerusakan interaksi sosial BAB II TINJAUAN TEORI A. PENGERTIAN Isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi

Lebih terperinci

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM Istilah kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) dalam tulisan ini merujuk pada segala bentuk kekerasan berbasis gender yang terjadi dalam konteks kehidupan berkeluarga.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mental Emosional 2.1.1 Definisi Mental Emosional Mental adalah pikiran dan jiwa, sedangkan emosi adalah suatu ekspresi perasaan, atau dapat juga diartikan sebagai sebuah afek

Lebih terperinci

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme

AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme AUTISME MASA KANAK-KANAK Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri. Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943 Pandangan lama: autisme mrpk kelainan seumur hidup. Fakta baru: autisme masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri

A. Pengertian Defisit Perawatan Diri B. Klasifikasi Defisit Perawatan Diri C. Etiologi Defisit Perawatan Diri A. Pengertian Defisit Perawatan Diri Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Maslim, 2001). Kurang perawatan diri adalah

Lebih terperinci

PERSONALITY DISORDER atau GANGGUAN KEPRIBADIAN. Definisi

PERSONALITY DISORDER atau GANGGUAN KEPRIBADIAN. Definisi PERSONALITY DISORDER atau GANGGUAN KEPRIBADIAN Definisi Gangguan kepribadian (Aksis II pada DSM-IV) merupakan suatu ciri kepribadian yang menetap, kronis, dapat terjadi pada hampir semua keadaan, menyimpang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Kerusakan interaksi sosial merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Tekanan psikologis dan kekhawatiran tentang infertilitas memiliki efek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa infertilitas merupakan masalah utama dalam kesehatan kesuburan yang memiliki dimensi fisik, psikologis dan sosial

Lebih terperinci

Pedologi. Gangguan Perilaku dan Perkembangan Perilaku Antisosial. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Pedologi. Gangguan Perilaku dan Perkembangan Perilaku Antisosial. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Gangguan Perilaku dan Perkembangan Perilaku Antisosial Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id GANGGUAN TINGKAH LAKU (Conduct Disorder)

Lebih terperinci

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ GASTROINTESTINAL Maria Inez Devina Siregar 11.2013.158 Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa RS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menurut Lestari (2012) memiliki banyak fungsi, seperti melahirkan anak, merawat anak, menyelesaikan suatu permasalahan, dan saling peduli antar anggotanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat pada anak-anaknya (Friedman et al., 2010). yang masih bertanggung jawab terhadap perkembangan anak-anaknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Orang Tua 1. Pengertian Orang tua adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan, terdiri dari ayah dan ibu yang merupakan guru dan contoh utama untuk anakanaknya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat. ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis multi dimensi yang melanda masyarakat saat ini telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya.

Lebih terperinci

Pengembangan Agresi o Sejak usia prasekolah beberapa anak menunjukkan tingkat abnormalitas yang tinggi terhadap permusuhan atau perlawanan. o Anak mel

Pengembangan Agresi o Sejak usia prasekolah beberapa anak menunjukkan tingkat abnormalitas yang tinggi terhadap permusuhan atau perlawanan. o Anak mel PERKEMBANGAN AGRESI Pengembangan Agresi o Sejak usia prasekolah beberapa anak menunjukkan tingkat abnormalitas yang tinggi terhadap permusuhan atau perlawanan. o Anak melakukan agresi baik secara verbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. normal dan sehat, bekerja me nyajikan kehidupan sosial yang mengasyikkan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja mencerminkan kondisi manusia yang sehat lahir dan batin, sedangkan tidak bekerja sama sekali, mengindikasikan kondisi macet atau sakit atau adanya suatu

Lebih terperinci

Oleh: Raras Silvia Gama Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ

Oleh: Raras Silvia Gama Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ Oleh: Raras Silvia Gama 082011101038 Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp. KJ SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSD dr.soebandi Fakultas Kedokteran Universitas Jember 2013 Gangguan Obsesif-kompulsif Gangguan

Lebih terperinci

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut.

Dari aspek pengungkapan dan pertukaran informasi, komunikasi digolongkan menjadi 2 bentuk sebagai berikut. Dalam profesi kedokteran terdapat tiga komponen penting yaitu komponen ilmu dan teknologi kedokteran, komponen moral dan etik kedokteran, serta komponen hubungan interpersonal antara dokter dan pasien.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan ini, tidak semua orang berada pada kondisi fisik yang sempurna, ada sebagian orang yang secara fisik mengalami kecacatan. Diperkirakan ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Pada saat sekarang ini, perhatian dan tindakan pemerintah, khususnya pada penanganan masalah gangguan kejiwaan dan mental dirasakan masih sangat minim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. Laporan untuk: John Doe ID: HC560419 Tanggal: 4 November 2016 2013 HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC. PENGANTAR Hogan Development Survey mengevaluasi 11 aspek perilaku interpersonal yang dapat menimbulkan masalah

Lebih terperinci

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum

Lebih terperinci

House-Tree-Person (HTP) for kids

House-Tree-Person (HTP) for kids House-Tree-Person (HTP) for kids Tokoh: J.N. Buck (1948) Yoiles (1952; 1971) Emmanuel Hammer (1954) 1 Latar Belakang HTP merupakan salah satu prosedur gambar yang pertama khusus dirancang untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS TUJUAN Memahami pengertian bencana dan krisis Memahami penyebab terjadinya bencana Mengidentifikasi proses terjadinya bencana Mengidentifikasi respons individu terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13

Konseling Kelompok. Pertemuan ke-13 Konseling Kelompok Pertemuan ke-13 Pengantar Konseling kelompok memungkinkan konselor menghadapi bbrp konseli - dg keuntungan biaya yg lebih murah dmn proses kelompok jg memiliki keuntungan dg tjdnya keunikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri yang telah menikah. Anak merupakan berkah yang sangat

Lebih terperinci

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m

Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Harga diri pada remaja di panti asuhan dalam penelitian Eka Marwati (2013). Tentang pelatihan berpikir optimis untuk meningkatkan harga diri pada remaja di panti asuhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneliti menganggap bahwa penelitian tentang kecerdasan emosional pada mahasiswa yang bekerja sangat penting, karena siapa pun dapat mengalami emosi, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penderita skizofrenia dapat ditemukan pada hampir seluruh bagian dunia. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock dan Sadock,

Lebih terperinci

Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri

Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri Jahoda (Ihrom, 2008), batasan lebih luas Kesehatan mental mencakup : 1) sikap kepribadian yang baik terhadap diri sendiri, kemampuan mengenali diri dengan baik. 2) pertumbuhan dan perkembangan serta perwujudan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk berinteraksi timbal-balik dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Memulai suatu hubungan atau

Lebih terperinci