BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. meningkatkan nilai ekonomi masyarakat khususnya di Kecamatan Campurdarat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. meningkatkan nilai ekonomi masyarakat khususnya di Kecamatan Campurdarat"

Transkripsi

1 IV NLISIS PERNNGN 4.1 Tinjauan Kelayakan nalisis Kondisi Kawasan Pemilihan tapak dalam perancangan sentra industri batu marmer mempertimbangkan fungsinya sebagai sentra industri dan usaha untuk meningkatkan nilai ekonomi masyarakat khususnya di Kecamatan ampurdarat dan Kecamatan esuki, selain itu juga berfungsi sebagai contoh bangunan industri yang menerapkan konsep Sustainable rchitecture Lokasi dan luasan tapak Pemilihan Lokasi perancangan sentra industri batu marmer yang berada di Kabupaten Tulungagung. lternatif I Lokasi terletak di Desa esole dengan luasan ± 3.7 hektar daerah tersebut menurut RTRW Kabupaten Tulungagung tahun peruntukannya sebagai lahan industri berskala besar, keterkaitan dengan tema yaitu karena lahan sebagian tidak produktif lebih baik dimanfaatkan sebagai lahan industri supaya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. 75

2 U Lokasi site di Desa esole Kecamatan esuki kses dari arah kota lebih mudah Dekat dengan tempat bahan baku Lahan banyak batuan Gambar 4.1 lternatif Lokasi Tapak (Sumber : peta garis Kabupaten Tulungagung, 2010) lternatif II Lokasi terletak di Desa esuki dengan luasan ± 4.5 hektar daerah tersebut menurut RTRW Kabupaten Tulungagung tahun peruntukannya sebagai lahan industri berskala besar, keterkaitan dengan tema yaitu karena lahan bekas pengolahan marmer yang sudah tidak berproduksi lagi sehingga dimanfaatkan lagi sebagai lahan untuk industri. 76

3 U Lokasi site di Desa esuki Kecamatan esuki Pemanfaatan lahan yang tidak produktif kses dari arah kota sulit karena harus menyebarang. Gambar 4.2 lternatif Lokasi Tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) Tabel 4.1 Kesesuaian Pemilihan Lokasi Menurut Menteri Perindustrian Republik Indonesia No Kriteria pemilihan Lokasi Faktor pertimbangan lternatif I lternatif II 1 Jarak kepusat kota Minimal 10 km sesuai sesuai 2 Jarak terhadap permukiman 3 Jaringan jalan yang melayani 4 Sistem jaringan yang melayani 5 Topografi/kemiringan tanah Minimal 2 km sesuai sesuai rteri primer sesuai sesuai Jaringan listrik Jaringan telekomunikasi sesuai sesuai Maksimal 15% sesuai sesuai 6 Jaringan terhadap sungai Maksimal 5 km dan terlayani sungai tipe dan D 7 Daya dukung lahan Sigma tanah 0,7 1,0 kg/cm sesuai sesuai Tidak sesuai sesuai 77

4 8 Kesuburan tanah Relatif tidak subur (non irigasi teknis) 9 Peruntukan lahan Non permukiman Non pertanian Non konservasi 10 Harga lahan Relatif(bukan merupakan lahan dengan harga yang tinggi didaerah tersebut) 11 Orientasi lokasi ksesbilitas tinggi Dekat dengan potensi tenaga kerja Sumber: hasil analisis, 2012 Sebagian subur sesuai murah sesuai Sebagian subur sesuai mahal sesuai Dari alternatif diatas yang paling sesuai dengan peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia adalah alternatif pertama yaitu lokasinya di Desa esole dengan luasan ± 4 hektar. 78

5 Kondisi Existing Lokasi a. atasatas Tapak Dari hasil analisis diatas yang paling sesuai adalah alternatif pertama yaitu lokasinya di Desa esole dengan luasan ± 3.7 hektar. Gambaran peta lokasinya yaitu pada gambar di bawah ini : Gambar 4.3 Lokasi Tapak (Sumber : peta garis Kabupaten Tulungagung dan dokumentasi pribadi /2012) b. ksesbiltas Tapak berada ditepi jalan sehingga mudah diakses oleh kendaraan bermotor maupun pejalan kaki. Lebar jalan kurang lebih 8 meter, kondisi jalan sudah beraspal tapi banyak yang rusak. kses tapak merupakan akses utama ke tempat wisata pantai popoh. c. Topografi Ketinggian tapak dengan jalan raya sejajar dan pada bagian belakang tapak terdapat kontur yang landai. 79

6 a. Iklim Kondisi iklim di Kabupaten Tulungagung ini merupakan iklim tropis. Menurut data Tulungagung dalam angka 2010, di tahun 2009 curah hujan paling tinggi adalah di bulan Februari dan terendah di bulan gustus. b. View View kearah barat merupakan jalan raya, sedangakan arah timur dan selatan adalah persawahan dan arah ke utara adalah bukit hasil pengolahan batu marmer. c. Potensi tapak Potensi alami danya batu marmer Vegetasi di tepi jalan Potensi buatan anyak showroom di sekitar tapak d. Utilitas elum ada utilitas yang memadai, sehingga perlu diperhatikan khususnya untuk bangunan industri. 4.2 nalisis angunan nalisis Fungsi Fungsifungsi yang akan diwadahi dalam perancangan sentra industri batu marmer dikelompokkan berdasarkan jenis aktifitas dan kebutuhan para penggunanya. dapun fungsifungsinya adalah sebagai berikut: 80

7 NLISIS FUNGSI FUNGSI PRIMER FUNGSI SEKUNDER FUNGSI PENUNJNG 1. Tempat pengolahan atu marmer 2. Tempat pemasaran atu Marmer 3. Edukasi sosial masyarakat 1.Pelatihan pengolahan batu marmer 2. pameran (galeri) 3. Kantor Pengelola 1. Tempat souvenir 2. Tempat ibadah 3. Pujasera 4. Parkir 5. Toilet nalisis ktivitas Tabel 4. 2 nalisis ktivitas Klasifikasi fungsi Jenis aktivitas Sifat aktivitas Perilaku beraktifitas Fungsi primer Mengolah atu Rutin setiap hari. Proses pengolahan batu marmer 1.Tempat marmer (Privat) 1.Pengangkutan batu marmer ke tempat pengolahan batu pemotongan marmer 2.Pemotongan pertama, dipotong tipis 3 cm 3.Dari potongan tersebut dipotong lebih kecil lagi 4. pemolesan 5.dipotong sikusiku sesuai standar ukuran batu marmer 6.yang terakhir diletakkan digudang penyimpanan sesuai dengan ukuran. 2.Tempat Memasarkan hasil Rutin setiap hari. Penjual menawarkan kepada pemasaran hasil pengolahan batu (Publik) pengunjung, penjual berada pada kios pengolahan marmer masingmasing. atu marmer Pejualan bersekala besar dilakukan oleh pengelola. 81

8 3.Edukasi Memberi edukasi Rutin setiap hari Pengelola memberikan materi. Pemateri tentang dampak sosial masyarakat kecuali hari di depan para warga duduk di kursi yang kerusakan minggu. (semi sudah disediakan akibat privat) pengolahan batu marmer. Fungsi sekunder Memberi Pelatihan Rutin setiap hari. Mengadakan pelatihan membuat 1. Pelatihan (semi privat) kerajianan, pengrajin di tengah di pembuatan kelilingi pengunjung yang ingin belajar kerajinan batu membuat kerajinan batu marmer marmer 2. Pameran Pameran Rutin setiap hari. Pengunjung melihatlihat hasil kerajinan pameran hasil (Publik) pada ruang pamer. dari pengolahan batu marmer 3.Kantor Memanajemen Rutin setiap hari. Pengelola memsarkan batu marmer pengelola bangunan dan hasil (Publik) berskala besar, pengelola melakukan Memanajemen pengolahan perawatan bangunan, menjaga bangunan kebersihan pada bangunan. Fungsi Menjual hasil Rutin setiap hari. Penjual mepromosikan hasil kerajian penunjang produksi (semi privat) dan melakukan tawar menawar dengan 1.Pusat souvenir pembeli. kerajinan batu marmer, hasil produksi. 2.Tempat Sholat Rutin setiap hari. Sendiri dan berjamaah, dipimpin satu ibadah dan mengaji (semi privat) orang jamaah bershaff rapi dibelakang (Musholla) 3.Pujasera(temp Makan, minum dan Rutin setiap hari. Makan dan minum, sendiri maupun at makan) ngobrol (semi publik) bersamasama 82

9 4.Tempat Parkir Parkir sepeda, Rutin setiap hari. Memarkir kendaraan sesuai posisi yang Parkir motor, (Publik) sudah ditentukan. Parkir mobil dan Parkir truck 5. Toilet uang air kecil, buang air besar dan mandi Tidak rutin. ( semi privat) Pengunjung atau pengelola pergi ke toilet yang sudah disediakan. Sumber: Hasil nalisis, nalisis Pengguna erdasarkan fungsi dan aktivitas perancangan sentra industri batu marmer, dapat diketahui pengguna yang akan melakukan aktivitas pada perancangan sentra industri batu marmer tersebut sesuai dengan fungsinya. Hasil pengelompokan jenis pengguna dapat diketahui aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh kebutuhan ruang yang diperlukan. Tabel 4. 3 nalisis Pengguna Jenis ktivitas Jenis Pengguana Jumlah Pengguna Rentang waktu Mengolah atu marmer Pengrajin 340 orang 6 jam 8 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara 83

10 Memasarkan hasil pengolahan alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Pengelola 80 orang 6 jam 8 jam Memberi Edukasi sosial Pengrajin dan alur sirkulasi pengguna Pengelola 5 orang 1 jam 2 jam Jalan kaki/ berkendara Mengikuti Edukasi sosial Masyarakat Sekitar 150 orang 1 jam 2 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Memberi pelatihan Pengrajin 5 orang 1 jam 2 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara 84

11 Mengikuti pelatihan Masyarakat Sekitar 150 orang 1 jam 2 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Mengikuti pelatihan Pengunjung 20 orang 30 menit 1 jam Jalan kaki/ berkendara Mengatur pameran Pengelola 20 orang 6 menit 8 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Mengatur Pameran Pengrajin 20 orang 6 jam 8 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara 85

12 Melihat Pameran Pengunjung 100 orang 30 menit 1 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Memanajemen bangunan Pengelola 20 orang 8 jam 12 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Memanajemen hasil pengolahan alur sirkulasi pengguna Pengelola 20 orang 6 jam 8 jam Jalan kaki/ berkendara Memasarkan hasil pengolahan alur sirkulasi pengguna Pengrajin 50 orang 6 jam 8 jam Jalan kaki/ berkendara 86

13 Membeli hasil pengolahan Pengunjung 100 orang 20 menit 40 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara sholat Jalan kaki/ berkendara alur sirkulasi pengguna Pengelola 20 orang 5 menit 10 menit Jalan kaki/ berkendara sholat Pengrajin 20 orang 5 menit 10 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara sholat Pengunjung 50 orang 5 menit 10 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara 87

14 Makan dan minum pengelola 20 orang 10menit 20 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Makan dan minum Pengrajin 50 orang 10 menit 20 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Makan dan minum Pengunjung 50 orang 10 menit 20 menit alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Parkir pengelola 50 orang 8 jam 10 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara 88

15 Parkir pengrajin 200 orang 8 jam 10 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Parkir pengunjung 100 orang 1 jam 2 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara Parkir pemasok bahan baku 10 orang 2 jam 3 jam alur sirkulasi pengguna Jalan kaki/ berkendara uang air kecil, uang air besar alur sirkulasi pengguna pengelola 50 orang 5 menit 10 menit Jalan kaki/ berkendara 89

16 uang air kecil, uang air besar alur sirkulasi pengguna pengrajin 100 orang 5 menit 10 menit Jalan kaki/ berkendara uang air kecil, uang air besar alur sirkulasi pengguna pengunjung 100 orang 5 menit 10 menit Jalan kaki/ berkendara Sumber: Hasil nalisis, nalisis Ruang Tabel 4. 4 nalisis esaran Ruang Jenis Kebutuhan Jumlah Kapasitas Standar perabot Sum Luas aktivitas ruang ruang ruang ber ruangan Mengolah Ruang kerja m 2 lat Hasil atu 1.Ruang bahan 2 bongkahan pemoton surve marmer baku (atu g marmer lat 01280= bongkahan ) pemoles 6090 m 2 2. Ruang lat 20 4 orang 50 m 2 lat pemotongan ukir, perabot(18 pertama meja dan 27) 90

17 3. Ruang lat 20 4 orang 32 m 2 kursi pemotongan kedua 4.Ruang 20 6 orang 32 m 2 pemolesan 5.Ruang 20 3 orang 40 m 2 pemotong sikusiku 6.Ruang 50 2 orang 20 m 2 luas total pengukiran sirkulasi 7.Gudang m 2 30% penyimpanan kerajinan dan =7917 m 2 lantai Memasarkan Ruang 13 (2)20 hasil pemasaran 4 20 orang 0,65 m 2 / Meja, Nad =53 m 2 pengolahan orang kursi dan luas batu marmer lemari sirkulasi 30% =15,9 53=68,9x 4= 275,6m 2 Memberi Ruang edukasi 16 edukasi 1.Ruang 6 25 orang 0,65 m 2 / Meja, Nad (2)25x6 sosial kelas orang kursi dan =396 m 2 masyarakat 2. Ruang 1 5 orang lemari 5(2)5 pengajar =15 m 2 L.Total sirkulasi 30% = = m 2 91

18 Memberi Workshop Pelatihan 1. Ruang 10 5 orang 32 m2 Meja, Hasil (32025) pengukiran kursi surve (32025) 2. Ruang 5 orang 32m2 lemari, ( pemolesan lat )= Ruang 5 orang 0,65 m 2 / pemoton luas Total pengelola orang g sirkulasi,alat ukur 30% dan alat pemoles 9=951 Pameran Galeri Nad 1.Ruang 2 10 orang 0,65 m 2 / Meja, 6,5 (2)10 Informasi orang kursi dan =26,5 m 2 lemari 2. Lobby 50 orang 32,5 (2)50=132,5 m 2 3. Hall 100 orang =165 m 2 4. Loket 1 orang =1.65 m 2 5.Ruang 20 orang 13 (2)20 pengelola =53 m 2 6. Gudang 6 orang 3,9 (2)6 =15,9 m 2 7.Tempat 200 uah 200 m 2 penurunan kerajinan luas Total barang sirkulasi 30%=178, 4 594= 743x 2=1486 m 2 92

19 Memanajem Kantor en bangunan pengelola Nad 3,25 (2)5 1.Ruang kepala 2 5 orang 0,65 m 2 / Meja, =13,25 m 2 orang kursi dan 2.Ruang 2 orang lemari 1.3(2)2 sekertaris =5.3 m 2 3.Ruang staff 10 orang 6.5 (2)10 =26.5 m 2 4.Ruang arsip 5 orang 3,25 (2)5 =13,25 m 2 5.Ruang rapat 30 orang 19.5 (2)30 6.Gudang 5 orang =79.5 m (2)5 7.Pantri 5 orang =13.25 m (2)5 =13.25 m 2 L.Total sirkulasi 30% =217 x 2=434 m 2 Menjual Pusat souvenir Hasil hasil 1. retail 25 0,65 m 2 / surve produksi. 5 orang orang Meja, (2)25 2. Tempat 1 kursi dan =56.25 m 2 penurunan lemari 0.65 (2)1 barang =2.65 m 2 L.Total sirkulasi 30% =9 9.8 m 2 93

20 Sholat dan Musholla Nad mengaji 1. mihrab 1 1 orang 0,65 m 2 / 0.65 m 2 2. Ruang 50 orang orang 32.5 m 2 Sholat 20 orang 0,65 m 2 / 13 m 2 3. Serambi 20 orang orang 13 m 2 4. Teras 10 orang 0,65 m 2 / 5.Tempat orang 6.5 m 2 wudhlu 10 orang 0,65 m 2 / 6.5 m 2 6. Ruang ta mir 5 orang orang 3.25 m 2 7. gudang L.Total sirkulasi 30% =98.02 m 2 Makan dan Pujasera 0,65 m 2 / minum 1.Ruang makan 1 50 orang orang Kursi Nad 32,5 dan meja (1,5)50 2.Dapur kotor 10 orang Meja =107,5 Kursi 6,5(0,96) 3.Dapur bersih 10 orang dan 5 = meja, 11,3 4.Kasir 4 orang Kursi 6,5 dan meja (1,5)10 = 21,5 2,6 (1,5)10 =17,6 L.Total sirkulasi 30% =205,27m 2 94

21 Memarkir kendaraan uang air kecil, uang air besar dan mandi Menampung limbah rea parkir 1.Parkir sepeda 2.Parkir motor 3.Parkir mobil 4. Parkir truk 5. Parkir bus ,02 m 2 1,7 m 2 13 m 2 25,5 m 2 48 m 2 Nad jilid 1 hal101 Toilet 10 1 orang 3.4 m 2 ak Nad mandi, jilid 1 kloset hal. dan 223 wastafel 1.Limbah cair 1 Hasil 2.Limbah padat surve 204 m m m m 2 96 m 2 L.Total sirkulasi 30% = = m 2 34 m 2 30 m 2 25 m 2 Luas bangunan = m 2 Tempat limbah 55 m 2 Luas lahan parkir = m 2 luas lahan hijau= m 2 Sumber: Hasil nalisis,

22 Kesimpulan dari analisis besaran ruang yaitu : Luas lahan m 2 rea pengolahan 8189 m 2, rea pemasaran 3901 m 2, Lahan yang terbangun m 2 dan rea parkir m 2 jadi luas lahan terbangun dengan parkir adalah m 2 dan sisa lahan untuk area terbuka hijau adalah m nalisis Persyaratan Ruang Tabel 4. 5 Persyaratan Ruang Jenis Ruang kse pencahayaan penghawaan keten view Saluran sbilit angan sanitasi as alami buatan alami buatan alami buat butu tida an h k 1. Tempat atu marmer bongkahan 2.Ruang lat pemotongan pertama 3. Ruang lat pemotongan kedua 4. Ruang pemolesan 6. Ruang pemotong sikusiku 7. Gudang penyimpanan 1. Ruang pajang 2. Kasir 3. Ruang pengelola 1.Ruang Kelas 2. Ruang Pengajar Workshop 1. Ruang pemotongan 2. Ruang pengukiran 96

23 97 3. Ruang pemolesan(finising) 4. Ruang pengelola 1. Ruang Informasi 2. Lobby 3. Hall 4. Loket 5. Ruang pengelola 6. Gudang 7. Tempat penurunan barang 1.Ruang kepala 2.Ruang 3.sekertaris 4.Ruang staff 5.Ruang arsip 6.Ruang rapat 7.Gudang 8.Pantri 1. Retail 2. Tempat penurunan barang 1. Mihrab 2. Ruang Sholat 3. Serambi 4. Teras 5. Tempat wudhlu 6. Ruang ta mir 7. Gudang 1. afetaria 2. Dapur dan pantry 3. Kasir 4. rea makan 5. Tempat penurunan barang 6. Gudang

24 1. Parkir sepeda 2. Parkir motor 3. Parkir mobil 4. Parkir truk 5. Parkir bus 1. Toilet 1. Tempat limbah Keterangan = sangat perlu = perlu = tidak perlu Sumber: Hasil nalisis,

25 4.3.2 Diagram Keterkaitan Diagram Keterkaitan Makro rea produksi dan pengelola rea pemasaran Dan edukasi rea hijau rea hijau rea parkir Pintu masuk Keterangan Langsung bersebelahan Dekat dan mudah dijangkau erjauhan Pencahayaan alami 99

26 Diagram keterkaitan mikro rea produksi dan pengelola rea pemasaran dan edukasi R. pemotong siku R. pengukiran limbah R. pemolesan R. pemotong3 R. edukasi R. pelatihan (workshoop) musholla toilet toilet pujasera Gudang R. pemotong 1 R.pemasaran Galeri ahan baku P.souvenir pengelola hall pengelola hall Pintu masuk lobby Pintu masuk 100

27 4.3.3 uble Diagram lternatif I rea produksi dan pengelola rea pemasaran dan edukasi Toilet pa Toilet pi Gudang R. pemolesan R. pengukiran limbah R. pemotong siku R. pelatihan (workshoop) R.pemasaran R. edukasi Toilet pa Toilet pi musholla pengelola ahan baku R. pemotong2 R. pemotong3 R. pemotong 1 hall pengelola Galeri Pujasera hall P.souvenir lobby Pintu masuk Pintu masuk 101

28 lternatif II rea produksi dan pengelola rea Produksi Toilet pa Gudang R. pemotong R. pemolesan Toilet pa siku Toilet pi limbah R. pemolesan R. pengukiran Toilet pi ahan baku R. pemotong2 R. pemotong3 Gudang hall pengelola R. pemotong 1 rea pemasaran dan edukasi R. pelatihan (workshoop) R. edukasi Toilet pa Toilet pi pengelola Galeri musholla Pujasera R.pemasaran hall lobby P.souvenir Pintu masuk 102

29 4.4 nalsis Tapak atas, bentuk dan ukuran tapak Eksisting Lokasi ini sebelah utara berbatasan dengan jalan raya, sebelah selatan berbatasan dengan bukit, sebelah barat berbatasan dengan rumah warga dan sebelah timur berbatasan dengan jalan raya. Lokasi Perancangan industri batu marmer ini adalah di Desa esole Kecamatan esuki dengan luas lahan kurang lebih 4 hektar. Gambar 4.4 Peta Kabupaten Tulungagung dan batasbatas tapak (Sumber: dan hasil nalisis, 2012) 103

30 Eksisting Tabel 4.6 nalisis atas Tapak, bentuk dan ukuran tapak lternatif I a atas tapak menggunakan tembok masif dan tinggi. Kesesuaian dengan objek karena bangunan industri dibuat tertutup supaya tidak mencemari lingkungan sekitar (Environmental). (Environmental ) Tidak mencemari lingkungan (Social) Tidak menganggu warga sekitar (Economic ) Pembuatan tidak mahal entuk monoton 104

31 Eksisting lternatif I b Limbah batu marmer Menggunakan pagar tembok yang bahannya dari limbah produksi batu marmer berupa pecahanpecahan batu marmer kombinasi dengan vegetasi agar tidak terlalu massif (social). Kesesuaian dengan objek yaitu agar limbah tidak menumpuk dan dapat dimanfaatkan kembali (Economic). (Environmental ) Limbah berkurang dan lebih alami Sebagian besar Masyarakat masih belum memanfaatkan limbah tersebut (Social) Limbah tidak mengganggu warga sekitar (Economic) Hemat dalam segi bahan iaya pemasangan dan perawatan lebih mahal 105

32 lternatif I c Eksisting Jalan Tapak Meninggikan tapak dan area depan tapak diberi vegetasi yang dapat menjadi pembatas tapak dengan jalan. Kesesuaian dengan objek bangunan industri menjadi lebih alami (Environmental) dan tidak terlihat tertutup (Social). (Environmental ) angunan menjadi lebih alami (Social) kelebihan Pagar tidak masif, sehingga ada hubungan dengan masyarakat sekitar. (Economic) iaya untuk meninggikan lahan mahal Sumber: Hasil nalisis,

33 lternatif II a ` Keterangan Privat Semi privat rea Produksi dan pengelola Pembagian massa menjadi empat bagian yaitu dua massa area produksi, satu area pemasaran dan satu area penunjang, bentuk lengkung mengikuti tapak dan penzoningan ruang. Kesesuaian dengan objek yaitu tidak merusak tapak (Environmental), menjadikan lahan yang tidak produktif menjadi bangunan yang dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar (Economic). (Environmental ) publik rea hijau rea penunjang rea pemasaran Tidak merusak tapak (Social) entuk tidak monoton Kesulitan dalam penataan ruang (Economic ) Pemanfaatan lahan yang kurang produktif 107

34 lternatif II b Keterangan Privat Semi privat publik rea hijau Pembagian massa menjadi tiga bagian yaitu dua massa area produksi dan satu massa area pemasaran. entuk masa dibuat lurus untuk pemaksimalan ruang industri dan menjadikan lahan yang tidak produktif menjadi bangunan yang dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar (Economic). (Environmental ) rea penunjang rea pemasaran rea Produksi dan pengelola Pemaksimalan lahan Mencari bentuk yang sesuai dengan tapak (Social) Kenyamanan pengguna Kesulitan penzoningan ruang (Economic) Dapat menghemat penggunaan listrik 108

35 lternatif II c Keterangan Privat Semi privat publik rea hijau rea penunjang rea pemasaran rea Produksi dan pengelola Pembagian massa menjadi empat bagian yaitu dua massa area produksi, satu massa area pemasaran dan satu massa area penunjang, bentuk lengkung mengikuti tapak dan penzoningan ruang. Kesesuaian dengan objek yaitu tidak merusak tapak (Environmental), menjadikan lahan yang tidak produktif menjadi bangunan yang dapat meningkatkan ekonomi warga sekitar (Economic). (Environmental ) Tidak merusak tapak (Social) entuk tidak monoton (Economic ) Pemanfaatan lahan yang kurang produktif 109

36 lternatif II d Keterangan Privat Semi privat publik rea hijau rea penunjang rea pemasaran rea Produksi dan pengelola Pembagian massa menjadi tiga bagian yaitu satu massa area produksi, satu massa area pemasaran dan satu massa area penunjang. entuk bangunan lengkung dan lurus untuk pemaksimalan pencahayaan, penghawaan dan ruang produksi (environmental) dan kenyaman bagi pengguna (social). (Environmental ) Pemaksimalan pencahayan dan penghawaan. Mencari bentuk yang sesuai dengan tapak (Social) kenyamanan pengguna kesulitan penzoningan ruang (Economic) dapat menghemat penggunaan listrik Sumber: Hasil nalisis,

37 4.4.2 Kebisingan Eksisting kebisingan berasal dari lalu lintas dari jalan di depan tapak dan nantinya proses produksi batu marmer juga menjadi sumber bising di area tempat produksi batu marmer. Keterangan Kebisingan rendah Kebisingan sedang Kebisingan tinggi Gambar 4.5 atas tapak dan sumber bising (Sumber: Hasil analisis dan dokumentasi pribadi, 2012) 111

38 Tabel 4.7 nalisis Kebisingan lternatif I rea Produksi dan pengelola rea pemasaran vegetasi Sumber bising dari jalan raya Penzoningan ruang yaitu perletakan ruang produksi jauh dari rumah warga sehingga tidak mengganggu warga sekitar dan pada dinding depan area produksi diberi vegetasi. Kesesuaian dengan objek bangunan industri harus ada penzoningan ruang sehingga membuat pengguna nyaman (social). (Environmental) Kesulitan penataan massa (Social) Tidak menganggu warga sekitar (Economic ) Tidak memerlukan biaya untuk peredam 112

39 lternatif II Vegetasi perdu Sumber bising rea produksi Tapak Sumber bising dari jalan raya Penggunaan vegetasi perdu di depan tapak sebagai peredam kebisingan sekaligus dapat menyaring debu dari jalan raya. Kesesuaian dengan objek bangunan industri terlihat lebih alami (Environmental). (Environmental) Lebih alami (Social) ising berkurang, kenyamanan pengguna (Economic) Dapat menyaring debu yang dibawa angin da biaya perawatan berkala 113

40 lternatif III Tapak Sumber bising dari jalan raya Perletakan bangunan untuk area produksi dijauhkan dari sumber bising sehingga bising dari luar berkurang (social). (Environmental) anyak lahan hijau di depan tapak Harus ada perawatan berkala (Social) Tidak tertutup (Economic) Sumber: Hasil nalisis,

41 4.4.3 VIEW Eksisting tapak berada disamping jalan raya sehingga view kedalam dan keluar bagus. Gambar 4.6 View pada Tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 115

42 Tabel 4.8 View ke Dalam lternatif I Taman Membuat taman di area depan sehingga ada point of view pada bangunan. Kesesuaian dengan objek dapat menarik pengunjung (Economic). (Environmental ) Terlihat lebih alami Harus ada perawatan berkala (Social) (Economic ) Dapat menarik pengunjung iaya pembuatan mahal 116

43 lternatif II Rendah Tinggi Tapak Permainan tinggi rendah pada bangunan sehingga menghadirkan sikuen pada bangunan. Kesesuaian dengan objek yaitu agar memberi view keluar yang bagus sehingga membuat pengguna nyaman (social). (Environmental ) (Social) Kenyamanan pengguna dan tidak monoton (Economic) Dapat menarik pengunjung. iaya pembuatan bangunan yang tinggi lebih mahal Sumber: Hasil nalisis,

44 Tabel 4.9 View ke Luar lternatif I Desain bukaan ukaan pada area galeri dan produksi di arahkan ke depan (taman). Kesesuaian dengan objek yaitu agar memberi view keluar yang bagus sehingga membuat pengguna nyaman (social), bentuk lingkaran dengan motif ranting untuk menimbulkan kesan alami. (Environmental ) Penghawaan dan pencahayaan maksimal. Desain bukaan terlalu kecil (Social) View dapat terlihat jelas Penyesuaian desain bukaan dengan objek (Economic ) Penghematan listrik 118

45 lternatif II Taman Penzoningan ruang pada setiap massa, ruang yang paling membutuhkan view yang bagus diletakkan dekat dengan taman sehingga membuat pengguna nyaman (social). (Environmental ) (Social) Kenyamanan pengguna dan tidak monoton (Economic) Dapat menarik pengunjung. iaya pembuatan bangunan yang tinggi lebih mahal Sumber: Hasil nalisis,

46 4.4.4 Matahari Eksisting pergantian arah matahari yang berpengaruh terhadap bayangan dan cahaya yang masuk kedalam tapak. atasbatas tapak yaitu: sebelah barat berbatasan dengan rumah warga tapi hanya sebagian dan sebelah timur berbatasan dengan jalan. Gambar 4.7 Tapak dan Lintasan matahari (Sumber: Hasil nalisis dan ) 120

47 Tabel 4.10 Matahari lternatif I Penggunaan teras sebagai pemantul sinar matahari sehingga cahaya tidak langsung masuk keruangan. Kesesuaian dengan objek dengan adanya teras dapat menjadi area perantara bagi pengunjung (Social). (Environmental) Pencahayaan alami maksimal (Social) Kenyaman pengguna yaitu adanya ruang perantara (Economic) Penghematan listrik 121

48 lternatif II Kanopi Membuat kanopi pada setiap bukaan, sehingga cahaya yang menyilaukan tidak langsung masuk keruangan. Kesesuaian dengan objek dengan adanya kanopi menjadi tidak silau (Social). (Environmental) Pencahayaan alami maksimal Perletakan bukaan (Social) Kenyaman pengguna dan tidak terjadi silau (Economic) Penghematan listrik iaya pembuatan kanopi mahal 122

49 lternatif III kisikisi dari bambu Penggunaan kisikisi dari bambu pada area barat sehingga pada sore hari tidak silau tapi pencahaayaan tetap maksimal (Economic). (Environmental) Pencahayaan alami maksimal Penzoningan ruang (Social) Kenyaman pengguna, tidak terjadi silau (Economic) Penghematan listrik da biaya penambahan pembuatan kisikisi Sumber: Hasil nalisis,

50 4.4.5 ngin Eksisting Lokasi tapak berada ditepi jalan sehingga angin berhembus dari jalan ke tapak. Tapak menghadap utara sehingga penghawaan dapat maksimal. ukit Keterangan ngin berhembus kencang ngin berhembus rendah Jalan Raya popoh persawahan Gambar 4.8 atas tapak dan sirkulasi ngin pada Tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 124

51 Tabel 4.11 nalisis ngin lternatif I Mengarah ke utara Orientsai bangunan kearah utara dan selatan untuk pemaksimalan penghawaan alami, sehingga bisa mengalirkan udara kebangunan lainnya (Environmental) sehingga membuat pengguna nyaman (Social) (Environmental) liran udara lancar Kesulitan dalam perletakan bangunan (Social) membuat pengguna nyaman Terkesan tidak menerima pengunjung (Economic ) Lebih hemat energi 125

52 lternatif II Rendah Tinggi Mengatur tinggi rendah bangunan dengan orientasi bangunan keselatan (Environmental). Kesesuaian dengan objek untuk pemaksimalan penghawaan sehingga menghemat energi dengan adanya permainan tinggi rendah bangunan akan menarik pengunjung (Economic) (Environmental) Menyeseuaikan tapak Perletakan ruang (Social) Terdapat kesenjangan social (Economic) Dapat menarik pengunjung iaya bangunan yang lebih tinggi lebih mahal 126

53 lternatif III entuk bangunan lengkung sehingga bisa mengalirkan penghawaan alami. Kesesuaian dengan objek dapat menghemat energi (Economic) (Environmental) Penghawaan maksimal (Social) (Economic) Penghematan energi iaya pembangunan lebih mahal Sumber: Hasil nalisis,

54 1.4.6 Hujan Eksisting curah hujan di Kabupaten Tulungagung tinggi, di depan tapak ada sungai yang mengalirkan ke pantai popoh. Terdapat sungai di depan tapak Jalan Raya popoh Gambar 4.9 atas Tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 128

55 Tabel 4.12 nalisis Hujan lternatif I ak kontrol Sumur resapan Saluran pembuangan yang dialirkan ke sungai Membuat sumur resapan pada area hijau dan membuat dua saluran pembuangan air hujan langsung ke sungai (Environmental). (Environmental) Pembuangan air hujan lancar. (Social) Kenyamanan pengguna (Economic) iaya pembuatan lebih mahal 129

56 lternatif II ak kontrol Sumur resapan Saluran pembuangan yang dialirkan ke sungai Membuat sumur resapan pada area hijau dan membuat satu saluran pembuangan air hujan langsung ke sungai (Environmental)dan (Economic). (Environmental) Pemanafaatan air hujan dan pembuangan air hujan lancar (Social) Kenyamanan pengguna (Economic) iaya lebih murah Sumber: Hasil nalisis,

57 4.4.7 ksesbilitas dan Entrance Eksisting tapak berada diselatan jalan, akses lebih mudah pengunjung yang dari arah kota karena tidak perlu menyebrang. Dari arah kota Jalan Raya popoh Gambar 4.10 lokasi tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 131

58 Tabel 4.13 ksesbilitas dan Entrance lternatif I Eksisting Tapak rah dari kota Masuk Keluar Membuat dua pintu yaitu pintu keluar dan pintu masuk sehingga pengguna yang masuk tidak terganggu dengan pengguna yang akan keluar. Kesesuaian dengan objek pemaksimalan sirkulasi (Social). (Environmental) (Social) Sirkulasi maksimal Harus ada penanda keluar dan masuk (Economic) Tidak terlalu banyak akses 132

59 lternatif II Eksisting Tapak Masuk dan Keluar Membuat satu akses untuk masuk dan keluar sehingga entrance lebih memusat (Social). Kesesuaian dengan objek untuk pemaksimalan akses dan sirkulasi. (Environmental) kses lebih memusat (Social) Mempermudah pengguna kan terjadi macet bila ramai pengunjung (Economic) Tidak terlalu banyak akses Sumber: Hasil nalisis,

60 4.4.8 Pejalan kaki Eksisting tidak ada trotoar pada tapak, pembeda sirkulasi antara pejalan kaki dan pengendara hanya ada jalan aspal dan tanah. Jalan Raya popoh Gambar 4.11 Jalan di depan tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 134

61 Tabel 4.14 Pejalan kaki lternatif I rea selasar rea pejalan kaki Menggunakan selasar dan perkerasan dengan material pecahan batu marmer sebagai pengarah ke lokasi, kesesuaian dengan objek dengan adanya perkerasan dan selasar memudahkan pengguna untuk mencapai bangunan (Social). (Environmental) tidak merusak tapak (Social) Memudahkan pengguna (Economic ) Pembuatan tidak mahal entuk monoton 135

62 lternatif II Vegetasi rambat rea pejalan kaki rea selasar Menggunakan selasar yang di kombinasikan dengan vegetasi rambat sebagai area perantara ke bangunan, kesesuaian dengan objek dengan adanya selasar memudahkan pengguna untuk mencapai bangunan (Social). (Environmental) Tidak merusak tapak (Social) Memudahkan pengguna (Economic) 136

63 lternatif III rea pejalan kaki Pohon palem Menggunakan pohon palem sebagai pengarah sehingga memudahkan pengguna dan terlihat lebih alami(environmental). (Environmental) Tidak merusak tapak dan lebih alami (Social) Memudahkan pengguna, kenyamanan bagi pengguna (Economic) Harus ada perawatan berkala. Sumber: Hasil nalisis,

64 4.4.9 Utilitas Eksisting terdapat sungai di depan tapak dan jaringan listrik sudah tersedia. Terdapat sungai di depan tapak Gambar 4.12 lokasi tapak (Sumber: Hasil nalisis, 2012) 138

65 Tabel 4.15 nalisis Utilitas lternatif I a Privat rea produksi Privat rea pengukiran, area limbah Semi privat rea penunjang Semi privat Pujasera, musholla, Toilet dan p.souvenir Publik Kantor pengelola Kamar mandi Posisi saptictank Publik galeri Perletakan saptictank dan sumur resapan diarea hijau dan dekat dengan jalan raya, sehingga mudah dalam perawatan (Economic) (Environmental) Menyuburkan tanah (Social) ila ada kebocoran akan menimbulkan bau (Economic) Perawatan lebih mudah 139

66 lternatif I b Privat rea pengolahan, area limbah Privat pengelola Semi privat Pujasera, musholla dan p.souvenir Publik Kantor pengelola Publik galeri Kamar mandi Posisi saptictank Perletakan saptictank dan sumur resapan jauh dari jalan, mengantisipasi bila ada kebocoran yang menimbulkan bau (Social) (Environmental) Menyuburkan tanah (Social) ila ada kebocoran tidak menimbulkan bau (Economic) Perawatan lebih sulit 140

67 lternatif II a Menggunakan tandon atas pemanfaatan atap dak sehingga pemaksimalan ruang (Environmental) Pemaksimalan lahan (Social) Mengganggu view kedalam tapak (Economic) Perawatan lebih mudah dan biaya lebih murah 141

68 lternatif II b Permukaan Tanah Pompa ir Tandon Menggunakan tandon bawah tanah sehingga pemaksimalan ruang. (Environmental) Pemaksimalan lahan (Social) Tandon tidak mengganggu view karena tidak terlihat (Economic) Perawatan lebih sulit dan biaya lebih mahal Sumber: Hasil nalisis,

69 Struktur Eksisting tanah di tapak keras, sehingga tidak membutuhkan pondasi yang dalam. Tabel 4.16 nalisis Struktur lternatif I a Menggunakan pondasi tiang pancang pada struktur utama pondasi batu kali hanya pada dinding yang menerus yang disesuaikan dengan kondisi tapak (Environmental). (Environmental) Penyesuaian dengan kondisi tapak (Social) (Economic ) 143

70 lternatif I b Menggunakan pondasi sumuran untuk struktur utama dan pondasi batu kali hanya pada dinding yang menerus yang disesuaikan dengan kondisi tapak (Environmental). (Environmental) Penyesuaian dengan kondisi tapak (Social) (Economic Sumber: Hasil nalisis,

71 Limbah Eksisting limbah yang dihasilkan dari produksi batu marmer ada dua yaitu limbah cair dan limbah padat. Tabel 4.17 nalisis Limbah lternatif I a rea Limbah Privat Tapak Semi Publik rea produksi publik publik rea pemasaran Penzoningan area produksi, lokasi penampungan limbah berada disamping kiri, supaya limbah mudah diangkut untuk dimanfaatkan lagi (Economic). (Environmental ) Penyesuaian kondisi tapak (Social) Limbah terlihat sehingga mengganggu view kedalam tapak (Economic) Mudah dalam produksi dan pengakutan 145

72 lternatif I b Privat rea Limbah rea pemasaran rea penunjang Semi Publik publik Tapak rea produksi publik Penzoningan area produksi, lokasi penampungan limbah berada disamping kanan area produksi, supaya limbah tidak terlalu terlihat (Social). (Environmental ) Penyesuaian kondisi tapak (Social) Limbah tidak terlihat (Economic) Pengangkutan jauh 146

73 lternatif II a Tapak Limbah cair Limbah padat Pemanafaatan hasil limbah sehingga dapat menambah nilai tambah bagi pengguana (Economic) dan tidak merusak lingkungan (Environmental) (Environmental) Tidak merusak lingkungan (Social) Masih sedikit yang berminat dengan limbah batu marmer tersebut. (Economic) Dapat menambah penghasilan warga sekitar Sumber: Hasil nalisis,

74 Vegetasi Tabel 4.18 nalisis Vegetasi lternatif I Eksisting Tapak Perdu Palem Keterangan rea hijau rea parkir Pohon mangga rea pemasaran Menggunakan perdu pada bagian depan tapak, pada area penghubung bangunan diberi vegetasi palem dan di samping bangunan menggunakan pohon mangga sebagai peneduh (Environmental). (Environmental) rea Produksi dan pengelola Tidak merusak tapak dan terlihat alami. (Social) Membuat pengguna nyaman (Economic) Harus ada perawatan berkala 148

75 lternatif II Eksisting Tapak Perdu Sawo kecik Keterangan rea hijau rea parkir rea pemasaran rea Produksi dan pengelola Sirih merah Menggunakan perdu pada bagian depan tapak, pada area penghubung bangunan diberi vegetasi rambat (sirih merah) dan di samping bangunan menggunakan pohon sawo kecik sebagai peneduh (Environmental). (Environmental) Tidak merusak tapak dan terlihat alami. (Social) Membuat pengguna nyaman (Economic) Harus ada perawatan berkala Sumber: Hasil nalisis,

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar perancangan Hasil perancangan sentra industri batu marmer adalah penerapan dari tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental, Social dan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012) BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan kawasan wisata Pantai Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang kemudian disintesis. Sintesis diperoleh berdasarkan kesesuaian tema rancangan yaitu metafora

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK 3.1 Lokasi Proyek 3.1.1 Umum Berdasarkan observasi, KAK dan studi literatur dari internet buku naskah akademis detail tata ruang kota Jakarta Barat. - Proyek : Student

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian konsep perancangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting Terdapat beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan dalam analisis obyek perancangan terhadap kondisi eksisting

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN Perancangan Taman Rekreasi dan Wisata Kuliner di Madiun berangkat dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sarana rekreasi baik yang bersifat rekreatif

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan Konsep desain kawasan menggunakan konsep combined methapor ikan koi, yaitu konsep perancangan bentukan bangunan yang mengambil bentukan maupun sifat dari ikan koi.

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013) BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar Perancangan Pusat Komunitas Baca adalah kesimpulan dari bab sebelumnya yang disimpulkan. Kesimpulan diperoleh berdasarkan kesesuaian dengan tema perancangan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Arsitektur Bioklimatik Konsep perancangan pada Malang Distro Park ini menggunakan tema arsitektur bioklimatik yang mengedepankan : a. Prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Sentra Agrobisnis Anjuk Ladang menggunakan konsep Power of Climate, dengan konsep tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan tema dari Working With Climate

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan. BAB III METODE PERANCANGAN Pada perancangan hotel resort dalam seminar ini merupakan kajian berupa penjelasan dari proses perancangan yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang didapat dari studi

Lebih terperinci

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI 1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

Bab V. Konsep Rancangan Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable

Bab V. Konsep Rancangan Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable Bab V Konsep Rancangan 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Konsep Dasar Perancangan dengan Tema Sustainable Architecture Tema Sustainable Architecture terdapat beberapa nilai penting yaitu: sosial, energi, dan ekonomi,

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan

Lebih terperinci

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat pembudidayaan dan wisata penangkaran buaya dirancang berangkat dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin menurun. Hal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini adalah Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah karya arsitektur yang terstruktur sesuai dengan yang diharapkan. Analisis perancangan merupakan kajian terhadap

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Data Proyek Gambar 5.1 RUTRK Tapak Luas Lahan : 10.150 m 2 KDB : 20% x 10.150 m 2 = 2.030 m 2 KLB : 2,5 x 10.150 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. HasilPerancanganTapak 6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak Pada PerancanganPusat Industri Jajanan di Sanan Kota Malang ini mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang diterapkan pada perancangan pusat industri pengalengan ikan layang di Brondong lamongan adalah arsitektur hemat energi. Pada perancangan pusat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Dalam melakukan perancangan membutuhkan metode untuk mempermudah dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi survey obyek komparasi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Tapak dan Ruang Luar BAB V KONSEP PERANCANGAN mengaplikasikan konsep rumah panggung pada bangunan pengembangan, agar bagian bawah bangunan dapat dimanfaatkan untuk aktifitas mahasiswa, selain

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 160 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang di gunakan dalam perancangan ini adalah konsep yang berlandaskan pada tema sustainable building. Perancangan ini mengambil prinsip sustainable

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet ini dibagi menjadi 3 yaitu bangunan primer, sekunder dan penunjang yang kemudian membentuk zoning sesuai fungsi,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 1.1 Property size, KDB, KLB A. KDB koefisien dasar bangunan (KDB) menengah (20% - 50%) 50% x 9850m 2 = 4925 m 2, sedangkan luas bangunan yang adalah 4356,3 m 2 B. KLB

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Zoning Ruang Perancangan sekolah kejuruan desain grafis ini merupakan, konsep yang digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema, integrasi keislaman,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM... i ii iv v viii xiv xix xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 PROGRAM DASAR PERENCANAAN 6.1.1 Program Ruang Rekapitulasi Ruang Dalam No Jenis Ruang Luas 1 Kelompok Ruang Fasilitas Utama 2996 m2 2 Kelompok Ruang Fasilitas

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- BAB 6 HASIL PERANCANGAN A. Hasil Rancangan Kawasan Konsep yang digunakan dalam perancangan Griya Seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re- Inventing Tradition

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. ini dilakukan sebagai pendekatan dalam desain Rumah Susun yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa bagi pekerja ini terdiri dari analisis tapak, analisis fungsi, analisis pengguna, analisis aktivitas, analisis ruang, analisis utilitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Umum Perancangan V.1.1. Dasar Perancangan Asrama Mahasiswa Binus University merupakan bangunan hunian yang bersifat sosial, edukatif dan tidak komersial.

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB III DATA DAN ANALISA BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

Konsep Penataan Massa

Konsep Penataan Massa 5.2.1. Konsep Penataan Massa Pembagian Zona dan perletakan massa Vegetasi dan dinding masif berfungsi untuk menghalangi kebisingan dari jalan raya. Mebatasi antara rumah warga dan komplek pesantren Memberikan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini memiliki sebuah konsep berasal dari obyek yang dihubungkan dengan baju muslim yaitu Libasuttaqwa (pakaian taqwa)

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

Perancangan Convention and Exhibition di Malang BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat berdasarkan pendekatan tentang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Green design merupakan sebuah terapan konsep bangunan yang dapat menyelesaikan atau memahami permasalahan sebuah bangunan.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan BAB III METODE PERANCANGAN Sebuah Perancangan Pusat Rehabiltasi Pengguna Narkoba membutuhkan sebuah metode agar ide sebuah perancangan dapat diaplikasikan dengan baik. Berbagai sumber yang didapatkan akan

Lebih terperinci