ANALISIS BIAYA PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS BIAYA PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 ANALISIS BIAYA PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh: MELATIANI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

2 1

3 ANALISIS BIAYA PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT X SURAKARTA TAHUN 2012 COST ANALYSIS IN HOSPITALIZED SCHIZOPHRENIA PATIENTS IN X HOSPITAL OF SURAKARTA IN 2012 Melatiani, Em Sutrisna, dan Tanti Azizah Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A.Yani Pabelan Kartasura Tromol Pos I Surakarta Telp , Fax ABSTRAK Angka kejadian skizofrenia di seluruh dunia diperkirakan 0,6-1,9% setahun. Kehilangan pekerjaan dan produktivitas merupakan beban biaya yang harus ditanggung pasien skizofrenia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya biaya terapi pada pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta tahun Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental yang dianalisis secara deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Jumlah sampel ditentukan oleh pihak RS X Surakarta sebanyak 60 pasien dengan perbandingan yang sama yaitu 30 pasien perempuan dan 30 pasien laki-laki. Selama menjalani terapi rawat inap di RS X Surakarta, pasien mengalami satu episode skizofrenia dan mendapatkan satu kali perawatan. Hasil penelitian pada pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta tahun 2012 yaitu biaya rata-rata obat (antipsikotik dan non antipsikotik) pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya rata-rata laboratorium pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya periksa rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya akomodasi rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp , dan biaya total rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp Kata kunci : analisis biaya, skizofrenia, rawat inap ABSTARCT The incidence of schizophrenia worldwide is estimated from 0,6 to 1,9% a year. Lost work and productivity are costs to be borne by patients with schizophrenia. The purpose of this study was to determine the cost of treatment in schizophrenia patients hospitalized in X hospital Surakarta in This study is a type of non-experimental studies that were analyzed descriptively. Sampling was purposive sampling method. The number of samples is determined by the X hospital 60 patients with the same ratio is 30 female patients and 30 male patients. While undergoing inpatient treatment in X hospital Surakarta, patients experienced one episode of schizophrenia and get one treatment. The results in schizophrenia patients hospitalized in X hospital Surakarta in 2012, the average cost drug (antipsychotics and non antipsychotics) schizophrenia patients is Rp , the average cost of hospitalization laboratory schizophrenia patients is Rp , the average cost of check schizophrenia 2

4 patients is Rp , the average cost of accomodation schizophrenia patients is Rp , the average total cost of schizophrenia patients is Rp Keywords : cost analysis, schizophrenia, hospitalized I. PENDAHULUAN Angka kejadian skizofrenia di seluruh dunia diperkirakan 0,6-1,9% setahun (Crismon et al., 2008). Menurut hasil penelitian World Health Organization (WHO), jumlah rata-rata penderita skizofrenia tampak serupa pada budaya maju maupun sedang berkembang. WHO memperkirakan bahwa sekitar 24 juta orang di seluruh dunia menderita skizofrenia (Nevid et al., 2005). Di rumah sakit jiwa, sekitar 80% yang dirawat dengan gangguan skizofrenia. Hasil penelitian menunjukkan 25% pasien skizofrenia dapat sembuh, 25% dapat mandiri, 25% membutuhkan bantuan, dan 25% kondisi berat (Keliat et al., 2011). Besarnya biaya yang dikeluarkan dapat dikurangi dengan pengobatan yang efektif (McCrone et al., 2004). Kehilangan pekerjaan dan produktivitas merupakan beban biaya yang harus ditanggung pasien skizofrenia (Fortinash dan Worret, 2004). Penelitian terbaru di Inggris tahun memperkirakan biaya total skizofrenia sebesar 6,7 milyar. Dari biaya tersebut, sekitar 2 milyar (30%) untuk pengobatan biaya langsung sedangkan 4,7 milyar (70%) untuk biaya tak langsung. Biaya kehilangan produktivitas orang yang menderita skizofrenia dikarenakan pengangguran, ketidakhadiran kerja dan kematian dini sebanyak 3,4 milyar, sedangkan biaya orang yang merawat pasien skizofrenia sebesar 32 milyar. Keseluruhan biaya perawatan yang ditanggung oleh keluarga diperkirakan sebesar 615 milyar (Bhugra, 2010). Dalam dasawarsa terakhir, biaya pelayanan kesehatan dirasakan semakin meningkat sebagai akibat dari berbagai faktor, yaitu perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan penggunaan teknologi canggih, meningkatnya permintaan masyarakat dan perubahan ekonomi secara global. Di lain pihak biaya yang tersedia untuk kesehatan belum dapat ditingkatkan, dimana kemampuan pemerintah semakin terbatas dan peran masyarakat masih belum maksimal. Sementara itu sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah kita diharapkan untuk 3

5 dapat lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam menjawab berbagai tantangan tersebut diperlukan pemikiran-pemikiran khusus dalam peningkatan efisiensi atau penggunaan dana secara lebih rasional. Ekonomi kesehatan sebagai suatu alat untuk menemukan cara dalam peningkatan efisiensi dan memobilisasi sumber dana dapat dipergunakan untuk membantu mengembangkan pemikiran-pemikiran khusus tanpa mengabaikan aspek-aspek sosial dari sektor kesehatan itu sendiri (Rahmadina, 2008). Hal ini mendorong pentingnya untuk mengetahui besarnya biaya pengobatan skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta. Adapun alasan peneliti memilih RS X Surakarta sebagai tempat penelitian karena RS X Surakarta merupakan Instalasi yang khusus menangani penderita penyakit skizofrenia sehingga dianggap lebih sesuai untuk dijadikan tempat penelitian. II. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental yang dianalisis secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif yang berasal dari data rekam medik untuk mengetahui besarnya biaya terapi pengobatan skizofrenia. B. Batasan Operasional Penelitian 1. Pasien adalah pasien skizofrenia rawat inap di RS X tahun Biaya terapi adalah biaya medis langsung yang meliputi biaya obat antipsikotik, biaya obat non antipsikotik, biaya pendaftaran, biaya laboratorium, biaya periksa, biaya akomodasi. 3. Biaya antipsikotik adalah biaya rata-rata untuk obat-obat skizofrenia yaitu antipsikotik tipikal dan antipsikotik atipikal. 4. Biaya obat non antipsikotik adalah biaya rata-rata untuk obat lain selain obat antipsikotik yang digunakan untuk mengobati penyakit penyerta yang dapat memperparah skizofrenia. 5. Biaya pendaftaran adalah biaya yang harus dibayar pasien sebelum mendapatkan perawatan kesehatan lain. 4

6 6. Biaya laboratorium adalah biaya tes laboratorium RS X Surakarta tahun Biaya periksa adalah biaya periksa dokter berdasarkan tarif administrasi RS X Surakarta tahun 2012 dan biaya rehabilitasi. 8. Biaya akomodasi meliputi biaya inap kamar dan konsumsi. C. Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengumpulan data, catatan daftar plafon harga obat di RS X Surakarta, dan pustaka terkait penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data rekam medis. D. Populasi dan Sampel Subyek penelitian yang digunakan adalah pasien rawat inap yang telah didiagnosis menderita skizofrenia dan mendapat terapi antipsikotik di RS X Surakarta tahun Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu menentukan sampel berdasarkan kriteria inklusi, yang menjadi kriteria inklusi adalah : 1. Pasien didiagnosis menderita skizofrenia dengan atau tanpa penyakit penyerta serta menjalani rawat inap di RS X Surakarta tahun Pasien rawat inap yang mengambil kelas tiga di RS X Surakarta tahun Usia pasien lebih dari 18 tahun. 4. Karakteristik pasien meliputi: diagnosis, nomor rekam medis, usia, jenis kelamin, lama dirawat, perincian biaya pengobatan (menggunakan harga terbaru tahun 2012). E. Jalannya penelitian Pengajuan surat ijin penelitian dari Fakultas Farmasi UMS yang diberikan ke Balai Kota Surakarta untuk meminta surat tembusan yang akan ditujukan kepada Direktur RS X Surakarta. Kemudian presentasi di RS X Surakarta untuk meminta persetujuan pihak rumah sakit agar bersedia dilakukan penelitian. Setelah proposal yang diajukan disetujui oleh RS X Surakarta, dilakukan observasi pasien skizofrenia di bagian rekam medik untuk mengetahui jumlah 5

7 pasien rawat inap skizofrenia. Data diambil dari bagian rekam medik dan instalasi farmasi. Data yang diambil dari rekam medik yaitu nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis, nama obat, dosis obat, frekuensi, dan lama dirawat. Data yang diambil dari instalasi farmasi yaitu daftar harga obat di RS X Surakarta tahun F. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medis RS X Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari Mei 2013 di RSJD Surakarta. G. Analisis data Data yang diambil adalah biaya medis langsung (biaya pendaftaran, biaya laboratorium, biaya periksa, biaya akomodasi, biaya obat antipsikotik, dan biaya obat non antipsikotik) dianalisis dengan cara mencari rata-rata tiap biaya tersebut kemudian dicari biaya total rata-rata pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data rekam medis rawat inap tahun 2012 skizofrenia tipe lainnya sebanyak 31,95%, skizofrenia tak terorganisasi 22,55%, skizofrenia paranoid 18,14%, dan sisanya skizofrenia jenis lainnya. Sedangkan pasien rawat jalan yang menderita skizofrenia residual sebanyak 30,18%, skizofrenia tipe lainnya 25,55%, skizofrenia paranoid 11,64%, dan sisanya skizofrenia jenis lainnya. Pada penelitian ini sampel yang diambil adalah pasien skizofrenia tipe lainnya dikarenakan memiliki angka kejadian paling tinggi yang menjalani rawat inap. A. Karakteristik Pasien 1. Umur dan Jenis Kelamin Jumlah sampel ditentukan oleh pihak RS X Surakarta sebanyak 60 pasien dengan perbandingan yang sama yaitu 30 pasien perempuan dan 30 pasien lakilaki. Sampel yang diambil adalah pasien rawat inap di kelas III dikarenakan pasien di kelas III merupakan pasien rawat inap terbanyak dengan tarif umum. 6

8 Jumlah pasien yang berada di kelas III selama tahun 2012 yang menderita penyakit skizofrenia tipe lainnya sebanyak 99 pasien yaitu 35 pasien perempuan dan 64 pasien laki-laki. Laki-laki memiliki resiko sedikit lebih tinggi mengalami skizofrenia. Perempuan cenderung mengalami gangguan pada usia yang lebih lanjut dari pada laki-laki. Perempuan juga memiliki perjalanan penyakit yang kurang parah dari pada laki-laki (Nevid et al., 2005). Skizofrenia biasanya terjadi pada masa akhir remaja atau awal dewasa, jarang terjadi sebelum remaja atau setelah umur 40 tahun (Ikawati, 2011). Pada pria skizofrenia terjadi antara usia tahun, jarang di atas 30 tahun, sedangkan pada wanita antara tahun (Tjay dan Rahardja, 2007). Pada sekitar tiga dari empat kasus, tanda-tanda pertama dari skizofrenia tampak pada usia 25 tahun (Nevid et al., 2005). Tabel 1. Distribusi usia pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta tahun 2012 Usia (tahun) Jumlah Kasus Persentase (%) , , , Jumlah Tabel 1 menunjukkan pada usia tahun memiliki angka kejadian paling banyak yaitu sebesar 48,33%, sedangkan usia tahun sebanyak 18,33%. Hal ini tidak sesuai dengan teori di atas, yaitu skizofrenia terjadi pada akhir remaja atau awal dewasa. Angka kejadian skizofrenia menurun mulai usia 38 tahun. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu skizofrenia jarang terjadi setelah usia 40 tahun. Skizofrenia jarang terjadi setelah usia 40 tahun karena kadar glutamin yang dapat menyebabkan skizofrenia menurun seiring dengan bertambahnya usia (Kaiser et al., 2008). Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata usia pasien 34,85 tahun dengan rentang antara tahun. 7

9 2. Lama Pasien Dirawat Durasi rawat inap pada pasien perempuan lebih pendek dari laki-laki. Pasien perempuan yang menderita skizofrenia menunjukkan hasil yang lebih baik setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit (Atalay dan Atalay, 2006). Tabel 2. Distribusi lama dirawat pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta tahun 2012 Jumlah Pasien Lama Dirawat (hari) Total Persentase (%) Laki-Laki Perempuan , , , , ,33 Jumlah Tabel 2 menunjukkan durasi rawat inap pasien laki-laki lebih lama dari pada perempuan. Lama rawat inap pada pasien laki-laki lebih dari 61 hari sebanyak 2 pasien sedangkan pada perempuan tidak ada pasien yang dirawat lebih dari 61 hari. Pasien perempuan yang dirawat di rumah sakit mulai menurun pada hari ke-21. Hal ini sesuai dengan teori di atas yaitu durasi rawat inap pada pasien perempuan lebih pendek dari pada laki-laki. Lama rata-rata pasien skizofrenia dirawat adalah 23 hari. Selama menjalani terapi rawat inap di RS X Surakarta, pasien mengalami satu episode skizofrenia dan mendapatkan satu kali perawatan. B. Analisis Biaya Analisis biaya di rumah sakit dilakukan sebagai masukan dalam menentukan perencanaan dan pengendalian anggaran pelayanan rawat inap di rumah sakit (Setiaji, 2008). Analisis biaya bertujuan untuk mengetahui biaya ratarata pasien rawat inap di RS X Surakarta tahun Biaya yang akan dianalisis meliputi biaya antipsikotik, biaya non antipsikotik, biaya pendaftaran, biaya laboratorium, biaya periksa, dan biaya akomodasi. 8

10 Tabel 3. Daftar obat yang digunakan pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2012 Kelas Terapi Nama Obat Jumlah Pasien Persentase (%) Antipsikotik Amitriptilin 25mg 3 5 Asam Valproat 1 1,67 Chlorpromazine 56 93,33 Haloperidol 28 46,67 Injeksi Chlorpromazine 2 3,33 Injeksi Haloperidol 47 78,33 Klozapin 2 3,33 Phenobarbital 2 3,33 Risperidon 41 68,33 Trifluoperazine Antibiotik Amoxicillin 500mg 2 3,33 Antihipertensi Captopril 25mg 2 3,33 Antikonvulsan Fenitoin 1 1,67 Antidot Injeksi Delladryl (Diphenhydramin) 1ml 10mg/ml 28 46,67 Trihexyphenidil 55 91,67 Obat Batuk OBH 1 1,67 Suplemen Curcuma tablet 2 3,33 Vit B.Complex tablet 2 3,33 Obat yang paling banyak digunakan oleh pasien RSJD Surakarta tahun 2012 adalah Klorpromazin sebesar 93,33%. Sedangkan obat yang paling sedikit digunakan adalah Asam Valproat dan OBH sebesar 3,33%. 1. Biaya Antipsikotik Biaya antipsikotik adalah biaya rata-rata obat skizofrenia selama menjalani rawat inap di RS X Surakarta pada tahun Biaya antipsikotik dapat dihitung dengan cara jumlah pemakaian obat per hari dikalikan lama dirawat pasien. Pengobatan harus secepat mungkin, karena keadaan psikotik yang lama menimbulkan kemungkinan lebih besar penderita menuju kemunduran mental. Pemberian obat antipsikotik adalah untuk mengendalikan gejala aktif dan mencegah kekambuhan (Maramis dan Maramis, 2009). Selain penggunaan antipsikotik oral, injeksi depo antipsikosis juga digunakan untuk terapi pengobatan skizofrenia. Injeksi depo kerja panjang digunakan untuk terapi pemeliharaan terutama ketika kepatuhan pengobatan melalui oral tidak tercapai. Pemberian depo antipsikosis dilakukan melalui injeksi intramuskular dengan interval 1 hingga 4 minggu (BPOM, 2008). Injeksi depo yang digunakan yaitu injeksi Lodomer (Haloperidol) dan injeksi Klorpromazin. 9

11 Injeksi Depo kerja panjang mengurangi resiko masuk rumah sakit untuk kedua kalinya dan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat lebih terjamin. Kekurangan penggunaan injeksi Depo adalah menimbulkan rasa nyeri dan inflamasi, ditemukan sekitar 15-20% pasien yang mengalami hal tersebut (Barnes et al., 2009). Penggunaan injeksi Depo dapat meningkatkan terjadinya reaksi ekstrapiramidal (BPOM, 2008). Rata-rata penggunaan injeksi Depo di RS X Surakarta selama 7 hari. Terapi elektrokonvulsif sering digunakan untuk mengatasi skizofrenia (Fortinash dan Worret, 2004). Dalam sebuah kajian sistematik menyatakan bahwa penggunaan terapi elektrokonvulsif dikombinasikan dengan obat-obatan antipsikotik, dapat dipertimbangkan sebagai pilihan bagi penderita skizofrenia, terutama jika diinginkan perbaikan umum dan pengurangan gejala yang cepat (Ikawati, 2011). Tabel 4. Biaya rata-rata pola pengobatan pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta tahun 2012 Obat Jumlah Persentase (%) Biaya Rata-rata/Satu Kali Perawatan (Rp) AA ± 0 C.AT 3 5, ± ,14 AT + AA 3 5, ± 80218,78 C.AT + AA 4 6, ± ,26 ID (K) + C.AT + C.AA 1 1, ± 0 ID (H) + AT 1 1, ± 0 ID (H) + C.AT 17 28, ± ,77 ID (K) + C.AT 1 1, ± 0 ID (H) + C.AT + AA ± ,33 ID (H) + C.AT + AA + ECT 2 3, ± ,35 Keterangan AA : Antipsikotik Atipikal C.AT : Kombinasi Antipsikotik Tipikal AT + AA : Antipsikotik Tipikal + Antipsikotik Atipikal C.AT + AA : Kombinasi Antipsikotik Tipikal + Antipsikotik Atipikal ID (K) + C.AT + C.AA : Injeksi Depo (injeksi Klorpromazin) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal + Kombinasi Antipsikotik Atipikal ID (H) + AT : Injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)) + Antipsikotik Tipikal ID (H) + C.AT : Injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal ID (K) + C.AT : Injeksi Depo (injeksi Klorpromazin) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal ID (H) + C.AT + AA : Injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal + Antipsikotik Atipikal ID (H) + C.AT + ECT : Injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal + Elektrokonvulsif ID (H) + C.AT + AA + ECT : Injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)) + Kombinasi Antipsikotik Tipikal + Antipsikotik Atipikal + Elektrokonvulsif Tabel 4 menunjukkan bahwa biaya rata-rata obat paling tinggi adalah penggunaan kombinasi injeksi Depo (injeksi Lodomer (Haloperidol)), kombinasi 10

12 antipsikotik tipikal, dan antipsikotik atipikal sebesar Rp Kombinasi tersebut merupakan pengobatan yang paling banyak digunakan oleh pasien skizofrenia dengan persentase 45%. Biaya rata-rata obat terendah adalah penggunaan obat antipsikotik atipikal sebesar Rp 440. Biaya rata-rata pola penggunaan obat berbeda-beda karena harga obat yang berbeda dan perbedaan lama penggunaan obat tiap pasien. Biaya rata-rata antipsikotik pasien per satu kali perawatan sebesar Rp Biaya Non Antipsikotik Biaya non antipsikotik adalah biaya rata-rata selain obat antipsikotik pasien rawat inap di RS X Surakarta tahun Biaya rata-rata non antipsikotik pasien per satu kali perawatan sebesar Rp Obat non antipsikotik digunakan untuk mengobati penyakit penyerta selain skizofrenia yang dapat memperparah skizofrenia. Penyakit penyerta yang diderita pasien skizofrenia adalah hipertensi dan bronkitis. Terdapat dua pasien yang mempunyai penyakit hipertensi dan dua pasien yang mempunyai penyakit bronkitis. Obat non antipsikotik yang dipakai meliputi injeksi Delladryl (Difenhidramin), Triheksifenidil, vitamin B. Complex, Curcuma, OBH, Phenitoin, Captopril, dan Amoxicillin. Injeksi Delladry dan Triheksifenidil digunakan untuk mengatasi efek samping ekstrapiramidal (Ikawati, 2011). Tabel 5. Penyakit penyerta lain pada pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2012 Penyakit Penyerta Jumlah Pasien Persentase (%) Hipertensi 2 3,33 Bronkitis 2 3,33 3. Biaya Pendaftaran Biaya pendaftaran pasien rawat inap di RS X Surakarta tahun 2012 sebesar Rp Pasien mendaftar satu kali yaitu sebelum mendapatkan pengobatan rawat inap di RS X Surakarta. 4. Biaya Laboratorium Biaya laboratorium adalah biaya rata-rata tes laboratorium pasien skizofrenia. Tes laboratorium yang dijalani pasien skizofrenia yaitu tes darah lengkap, gula darah sewaktu, kolesterol, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, 11

13 trigliserida, tes kehamilan, ECT, EKG (Elektrodiagnostik), dan Thorax AP. Biaya laboratorium tiap pasien berbeda-beda, hal ini dikarenakan tes laboratorium yang dilakukan tiap pasien berbeda. Biaya rata-rata laboratorium pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta sebesar Rp (Tabel 6). 5. Biaya Periksa Biaya periksa dokter meliputi jasa periksa dokter gigi, biaya rehabilitasi, dan biaya instalasi psikologi. Kunjungan dokter di RS X Surakarta tidak dipungut biaya. Terapi rehabilitasi di RS X Surakarta meliputi terapi modalitas, terapi relaksasi kelompok, terapi musik, terapi olah raga, terapi kerja, dan terapi bermain. Biaya periksa rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp (Tabel 6). 6. Biaya Akomodasi Biaya akomodasi meliputi biaya inap kamar dan biaya konsumsi. Biaya akomodasi rata-rata RS X Surakarta sebesar Rp (Tabel 6). Jadi, rata-rata total biaya medis langsung (biaya antipsikotik, biaya non antipsikotik, biaya pendaftaran, biaya laboratorium, biaya periksa, dan biaya akomodasi) pasien skizofrenia rawat inap di RS X Surakarta sebesar Rp Biaya total tiap pasien berbeda-beda hal ini dikarenakan lama dirawat dan perlakuan pengobatan tiap pasien berbeda. Biaya keseluruhan yang dihitung tidak termasuk biaya alat-alat kesehatan spuit injection. Tabel 6. Biaya rata-rata terapi pasien skizofrenia rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta tahun 2012 Komponen Biaya Biaya Rata-rata Pasien/ Satu Kali Perawatan (Rp) Biaya Antipsikotik ± ,88731 Biaya Non Antipsikotik ± 6.682,33 Biaya Pendaftaran ± 0 Biaya Laboratorium ± ,02 Biaya Periksa ± ,91 Biaya Akomodasi ± ,50 Rata-rata Biaya Total ± ,31 IV. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN : Jumlah sampel ditentukan oleh pihak RS X Surakarta sebanyak 60 pasien dengan perbandingan yang sama yaitu 30 pasien perempuan dan 30 pasien laki-laki. Selama menjalani terapi rawat inap di RSJD Surakarta, pasien mengalami satu episode skizofrenia dan mendapatkan satu kali perawatan. 12

14 Hasil penelitian pada pasien skizofrenia rawat inap di RSJD Surakarta tahun 2012 yaitu biaya rata-rata obat (antipsikotik dan non antipsikotik) pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya rata-rata laboratorium pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya periksa rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp , biaya akomodasi rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp , dan biaya total rata-rata pasien skizofrenia sebesar Rp SARAN : Dalam membuat rencana tarif baru nanti, agar dilakukan analisis biaya atau menggunakan metode perhitungan biaya berdasarkan kebutuhan biaya per unit pelayanan. VI. DAFTAR PUSTAKA Aini, F. N., 2011, Prevalensi Skizofrenia Paranoid dengan Gejala Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Skripsi, Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah, Jakarta. Atalay, F. & Atalay, H., 2006, Gender Differences in Patients with Schizophrenia in Terms of Sociodemographic and Clinical Characteristics, German Journal of Psychiatry,102, Barnes, T. R. E., Smith, A. S. & Paton, C., 2009, Antipsychotic Long-Acting Injections: Prescribing Practice in the UK, The British Journal of Psychiatry, 195, Bootman, J. L., Towsend, R. J. & McGhan W. F., 1996, Principles of Pharmacoeconomics, 3rd Edition, Harvey Whitney Books Company, USA. BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta. Bhugra, D., 2010, Schizophrenia, The British Psychological Society and The Roray College of Psychiatrists, Inggris. Carpenter, W. T., 2010, Conceptualizing Schizophrenia Through Attenuated Symptoms in the Population, American Journal of Psychiatry, 167, 9. 13

15 Crismon, M. L., Argo, T. R. & Buckley, P. F., 2008, Schizophrenia, in DiPiro, (eds) Pharmacotherapy:A Pathophysiology Approach, ed.7th, Mc Graw Hill, USA Fortinash, K. M. & Worret, P. A. H., 2004, Psychiatri Mental Health Nursing, 3rd Edition, Mosby, USA. Graber, M. A., Toth, P. P. & Herting, R. L., 2006, Buku Saku Dokter Keluarga, Edisi Ketiga, diterjemahkan oleh Mandera, L. I., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Ikawati, Z., 2011, Farmakoterapi Penyakit Sistem Syaraf Pusat, Bursa Ilmu, Yogyakarta. Kaiser, L. G., Schuff, N., Cashdollar, N. & Weiner, M. W., 2008, Age-Related Glutamate and Glutamine Concentration Changes in Normal Human Brain: 1H MR Spectroscopy Study at 4 T, NCBI, 26, Keliat, B. A., Wiyono, A. P. & Susanti, H., 2011, Manajemen Kasus Gangguan Jiwa, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Maramis, W. A. & Maramis, A. A., 2009, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi Kedua, Airlangga University Press, Surabaya. McCrone, P., Knapp, M., Proudfoot, J., Ryden, C., Cavanagh, K., Shapiro, D.A., Ilson, S., Gray, J.A., Goldberg, D., Mann, A., Marks, I., Everitt, B. & Tylee, A., 2004, Cost Effectiveness of Computerised Cognitive Behavioural Therapy for Anxiety and Depression in Primary Care Randomised Controlled Trial, The British Journal of Psychiatry, 185, McGrath, J., Saha, S., Chant, D. & Welham, J., 2008, Schizophrenia : A Consice Overview of Incidence, Prevalence, and Mortality, Oxford Journals, 30, Mills, Anne and Gilson, L., 1990, Ekonomi Kesehatan untuk Negara-Negara Berkembang, Dian Rakyat, Jakarta. Murni, 2011, Analisis Efektivitas Biaya pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Jalan Peserta Asuransi Kesehatan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta tahun 2009, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Nevid, J.S., Rathus, S.A. & Greene, B., 2005, Psikologi Abnormal, Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta. 14

16 Setiaji, H., 2008, Analisis Biaya Pelayanan Rawat Inap di Ruang VIP Cendrawasih RSUD DR. Soesilo Kabupaten Tegal tahun 2006, Skripsi, Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang. Supratiknya, A., 2003, Mengenal Perilaku Abnormal, Kanisius, Yogyakarta. Tjay, T. H., dan Raharja, K., 2007, Obat-obat Penting (Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya Edisi 6), PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Walley, T., Haycox, A. & Boland, A., 2004, Pharmacoeconomics, Churchill Livingstone, Inggris. Varcarolis, E.M., Carson, V.B. & Shoemaker, N.C., 2006, Foundations of Psychiatric Mental Health Nursing, 5th Edition, Saunders Elsevier, USA. 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA DAN TERAPI ANTIPSIKOTIK HALOPERIDOL-KLORPROMAZIN DAN RISPERIDON-KLOZAPIN PADA PASIEN SKIZOFRENIA COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS AND EFFICACY OF ANTIPSYCHOTICS THERAPY OF HALOPERIDOL-CHLORPROMAZINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan psikiatrik yang sangat kompleks, yang ditandai dengan sindrom heterogen seperti pikiran kacau dan aneh, delusi, halusinasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan harta yang paling penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga negara seperti yang telah diatur oleh undang-undang.

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 6 No. AGUSTUS 017 ISSN 0-49 ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA (COST EFF ECTIVENESS ANALYSIS) PADA PASIEN GASTRITIS KRONIK RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,

Lebih terperinci

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak EVALUASI KESESUAIAN DOSIS DAN KESESUAIAN PEMILIHAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2014 Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA DAERAH Dr. RM SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : TITIN SETYANINGSIH K 100 060 098 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yaitu jenis pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa yaitu suatu sindrom atau pola perilaku yang secara klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan menimbulkan gangguan pada satu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan data yang dilakukan secara retrospektif melalui seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan hasil Riset Kesehatan Dasar

Lebih terperinci

Keywords : schizophrenia, the combination therapy, Risperidone, Haloperidol, costeffectiveness.

Keywords : schizophrenia, the combination therapy, Risperidone, Haloperidol, costeffectiveness. ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI KOMBINASI DARI RISPERIDON DAN HALOPERIDOL PADA FASE AKUT PASIEN SKIZOFRENIA Cost-Effectiveness Analysis of Combination Therapy between Risperidone and Haloperidol On Acute

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak diketahui (hipertensi esensial, idiopatik, atau primer) maupun yang berhubungan dengan penyakit

Lebih terperinci

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Oleh: DHIKA ASRI PURNAMISIWI K100120190 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk pengobatan ISPA pada balita rawat inap di RSUD Kab Bangka Tengah periode 2015 ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian non eksperimental dan pengambilan data dilakukan dengan pendekatan retrospektif melalui penelusuran terhadap

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA Aulia Nisa, Victoria Yulita Fitriani, Arsyik Ibrahim Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN SKIZOFRENIA POLI PSIKIATRI DI RSUD RA KARTINI JEPARA TAHUN 2016

ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN SKIZOFRENIA POLI PSIKIATRI DI RSUD RA KARTINI JEPARA TAHUN 2016 ANALISIS BIAYA TERAPI PADA PASIEN SKIZOFRENIA POLI PSIKIATRI DI RSUD RA KARTINI JEPARA TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Fakultas Farmasi Oleh: RINA

Lebih terperinci

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR GAMBARAN PERESEPAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Orang sengaja menghindari dan tidak mencari bantuan bagi keluarganya yang

Lebih terperinci

POLA PENGOBATAN PASIEN SCHIZOPRENIA PROGRAM RUJUK BALIK DI PUSKESMAS MUNGKID PERIODE JANUARI-JUNI 2014

POLA PENGOBATAN PASIEN SCHIZOPRENIA PROGRAM RUJUK BALIK DI PUSKESMAS MUNGKID PERIODE JANUARI-JUNI 2014 Pola Pengobatan Pasien Schizoprenia (Hariyani, dkk) 6 POLA PENGOBATAN PASIEN SCHIZOPRENIA PROGRAM RUJUK BALIK DI PUSKESMAS MUNGKID PERIODE JANUARI-JUNI 2014 THE TREATMENT PATTERN OF SCHIZOPRENIA PATIENT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari 1. Sampel Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 126 pasien. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan rekam medik dari bulan Januari Juni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terutama di Instalasi Rekam Medik dan dilaksanakan pada Agustus 2015 Januari 2016. B. Jenis

Lebih terperinci

OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD

OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMs KATEGORI OBAT SALAH, KETIDAKTEPATAN DOSIS DAN INTERAKSI OBAT PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimental yang bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari penelitian ini

Lebih terperinci

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya beban ekonomi, makin lebarnya kesenjangan sosial, serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi suatu hal yang mengancam bagi setiap

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA ANTIDIABETIK ORAL PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : ALISA PRIHARSI K 100110045

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DENGAN LAMA RAWAT INAP PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Oleh: WAHID ANISA ULLATIFAH K100110124 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GANGGUAN JIWA YANG MENGALAMI RAWAT INAP ULANG

GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN GANGGUAN JIWA YANG MENGALAMI RAWAT INAP ULANG Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 37 No 1, 2, Hal 36 11-44, 15, Oktober April 2017 2013 Sekolah TinggiIlmuKesehatan Kendal ISSN : 2089-0834 (Cetak) - ISSN : 2549-8134 (Online) GAMBARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta tahun Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengkaji analisis biaya pada pasien rawat inap yang terdiagnosa kegagalan jantung dengan atau tanpa penyakit penyerta di RS Yogyakarta tahun 2015. Sampel yang

Lebih terperinci

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3 INTISARI GAMBARAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT INAP DI RUANG DAHLIA (PARU) DENGAN DIAGNOSIS TB PARU DENGAN ATAU TANPA GEJALA HEMAPTO DI RSUD ULIN BANJARMASIN PADA TAHUN 2013 Ari Aulia Rahman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa dan psikososial menurut The World Health Report tahun 2001 dialami kira-kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan,

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir-akhir ini, biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat diakibatkan berbagai faktor seperti perubahan pola penyakit dan pola pengobatan, peningkatan penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang masih merupakan masalah dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit maupun di masyarakat. Anggaran besar harus dialokasikan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Wahyudi 1, Aditya Maulana P.P, S.Farm.M.Sc., Apt.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bersifat non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dari resep pasien diare di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIONALITAS PENGGUNAAN KORTIKOSTEROID PADA PENYAKIT ASMA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD X TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Oleh : ARUM NURIL HIDAYAH K 100 090 008 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA THE DESCRIPTION OF ANTIPSYCHOTICS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), dan tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan. Muhammadiyah Yogyakarta periode Januari-Juni 2015. 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dan bersifat deskriptif. Pada penelitian ini menggunakan data retrospektif dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental dengan analisis data secara deskriptif analitik dengan penyajian data dalam bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode survey cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain atau rancangan penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh: EKA KURNIA SARI K. 100 080 001 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI

Lebih terperinci

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN SKRIPSI EVALUASI POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK PENDERITA DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS SLAMET RIYADI SURAKARTA TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : AMILIA FITRIANGGRAINI K 100080186 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA PENGARUH TERAPI MUSIK DANGDUT RITME CEPAT TERHADAP PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Erika Dewi Noorratri 1, Wahyuni 2 1,2 Stikes Aisyiyah Surakarta Jl.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN INTISARI HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Reni Sulastri 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Maria

Lebih terperinci

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007 SKRIPSI Oleh: TOUDA KURNIA ANDRIYA K 100 040 180 FAKULTAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

Prosiding Farmasi ISSN:

Prosiding Farmasi ISSN: Prosiding Farmasi ISSN: 2460-6472 Prevalensi Hipertensi pada Pasien Prolanis Klinik X di Kota Bandung Periode Juli- Desember 2015 Prevalence of Prolanis Patiens Hypertension Clinic X in Bandung City Period

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis

Lebih terperinci

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TINDAKAN GENERALIS HALUSINASI TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RS JIWA GRHASIA PEMDA DIY NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. dikendalikan atau dicegah (diperlambat). Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeratif yang menjadi perhatian utama dalam kesehatan secara global. Secara umum DM merupakan salah satu penyumbang beban

Lebih terperinci

Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta

Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Majalah Tri Murti Farmasi Andayani Indonesia, 17(3), 130 135, 2006 Analisis biaya terapi Diabetes mellitus di Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta Cost analysis of Diabetes mellitus therapy in Dr. Sardjito

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI

PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI PENGARUH KONSELING OBAT DALAM HOME CARE TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI Suryani, N.M 1, Wirasuta, I.M.A.G 1, Susanti, N.M.P 1 1 Jurusan Farmasi - Fakultas

Lebih terperinci

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM

BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM INTISARI SELISIH TARIF PAKET INA-CBGs DENGAN BIAYA RIIL DAN ANALISIS KOMPONEN BIAYA YANG MEMPENGARUHI BIAYA RIIL PADA KASUS SKIZOFRENIA RAWAT INAP DI RSJ SAMBANG LIHUM Noormila Sari 1 ; Ratih Pratiwi Sari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga di dunia setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat

Lebih terperinci

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA EVALUASI KESESUAIAN PERESEPAN ANALGETIK PADA PASIEN PASCA BEDAH ORTOPEDI DENGAN FORMULARIUM RUMAH SAKIT ORTOPEDI (RSO) PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA PERIODE OKTOBER DESEMBER 2012 TUGAS AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

ANALISIS EFFEKTIVITAS BIAYA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

ANALISIS EFFEKTIVITAS BIAYA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT ANALISIS EFFEKTIVITAS BIAYA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN PESERTA ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : MURNI K 100 060148 FAKULTAS FARMASI

Lebih terperinci

Stara I pada K

Stara I pada K ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIDIABETIK METFORMIN DAN GLIMEPIRID PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI RSUD X TAHUN 2016 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI Oleh: DEVI AMBARRINI WAHYUNINGTIYAS K100110011 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada periode Januari 2014 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini mengikuti desain non-eksperimental dengan rancangan deskriptif analitik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode retrospektif dari catatan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom kronik yang beranekaragam dari pemikiran yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat, paham yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012)

BAB I PENDAHULUAN. jiwa adalah salah satu komponen penting dalam menetapkan status kesehatan. menghambat pembangunan (Hawari, 2012) A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kesehatan menurut Undang Undang Kesehatan (UU No. 36 Tahun 2009) pasal 1 adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara-negara maju, tetapi masih kurang populer di kalangan masyarakat

Lebih terperinci

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42

INTISARI. Kata Kunci : Antibiotik, ISPA, Anak. Muchson, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten 42 KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK PENDERITA INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI INSTALASI RAWAT JALAN RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MUCHSON, YETTI OKTAVIANINGTYAS K, AYU WANDIRA INTISARI

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TUMINTING MANADO Dian Wahyu Laily*, Dina V. Rombot +, Benedictus S. Lampus + Abstrak Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi yang terjadi di

Lebih terperinci

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan dunia karena di berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya peningkatan angka insidensi dan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus. Penyakit serebrovaskular ini merupakan salah satu penyebab utama kecacatan fisik dan kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian gagal jantung di Amerika Serikat mempunyai insidensi yang besar dan tetap stabil selama beberapa dekade terakhir, yaitu >650.000 kasus baru didiagnosis setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu

Lebih terperinci

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan individu manusia, karena dengan sehat jiwa seseorang mampu berkembang secara fisik, mental dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Tuberkulosis (TB) dunia oleh World Health Organization (WHO) yang terbaru (2010), masih menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah pasien TB terbesar

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIDIABETIKA PADA PASIEN GERIATRI PENDERITA DIABETES MELITUS DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG TAHUN 2010 Ratna Suminar, Moeslich Hasanmihardja, Anis

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN 20062009 COST ANALYSIS AND MALARIA THERAPY FOR HOSPITALIZED PATIENT IN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala

Lebih terperinci

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG INTISARI SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG s SERTA HUBUNGAN BIAYA RAWAT INAP TERHADAP BIAYA RILL DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013 Ary Kurniawan

Lebih terperinci

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI

EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI EVALUASI CARA PENGGUNAAN INJEKSI INSULIN PEN PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD Dr. RADEN SOEDJATI PURWODADI SKRIPSI Oleh: DAENG KRISTIANTORO K 100 080 098 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat

Lebih terperinci

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB II. METODE PENELITIAN BAB II. METODE PENELITIAN A. Kategori dan rancangan penelitian Berdasarkan tujuan dan fungsinya, penelitian ini diklasifikasikan dalam penelitian cross sectional dan dianalisis secara analitik. B. Populasi

Lebih terperinci

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus 2014

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(2): ISSN: Agustus 2014 di Instalasi Rawat Inap Jiwa RSD Madani Provinsi Sulawesi Tengah Periode Januari-April 2014 Rasionality of Antipsychotic Usage On Schizophrenia Patient at Mental Health Department of Madani Hospital of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penderita gangguan jiwa di dunia diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan masalah yang sangat serius.

Lebih terperinci

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : RIRIN DYAH AYU APRILIA K 100080057 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Januari Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Januari Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia fase akut di RSJ Grhasia. Data diambil dari catatan rekam medis pasien pada bulan November

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena selain sering dijumpai hipertensi memiliki angka prevalensi yang

BAB I PENDAHULUAN. karena selain sering dijumpai hipertensi memiliki angka prevalensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu kondisi kronis dimana tekanan darah naik atau meningkat melebihi dari batas normal (Kabo, 2011). Hipertensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci