BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Sumatera Barat setelah Kota Padang dengan jumlah penduduk mencapai jiwa (Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi, 2016). Kota Bukittinggi terdiri dari tiga kecamatan dan 24 kelurahan, dengan kecamatan terluas adalah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu 12,156 km 2. Wilayah yang membatasi wilayah Kota Bukittinggi berada di bawah pemerintahan Kabupaten Agam (Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi, 2016). Bukittinggi merupakan kota terpadat di Provinsi Sumatera Barat, dengan tingkat kepadatan mencapai jiwa/km². Kota Bukittinggi telah ditetapkan sebagai salah satu daerah di Sumatera Barat yang menjadi destinasi pariwisata halal dunia dan memenangkan penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2016). Jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara yang berkunjung ke Kota Bukittinggi berdasarkan data wisatawan yang menginap pada tahun 2015 mencapai angka 486,875 wisatawan. Jumlah wisatawan ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga, 2015). Hal ini membuktikan bahwa Kota Bukittinggi merupakan suatu kota yang menjadi destinasi pariwisata berdasarkan jumlah wisatawan tersebut. Pariwisata halal memiliki peluang besar dalam perekonomian karena secara global jumlah penduduk Muslim di dunia sangat banyak seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Turki, dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Kajian lembaga Pew Research Center, Amerika Serikat, menyatakan bahwa jumlah penduduk muslim pada tahun 2010 mencapai 1,6 miliar atau 23% populasi penduduk dunia dan menduduki peringkat kedua setelah umat Kristiani. Diperkirakan hingga tahun 2050, penduduk muslim mencapai 2,8 miliar atau 30% penduduk dunia (WorldAffairsJournal, 2015). Selain itu, banyak perusahaan yang telah mengembangkan brand produk dan layanan halal friendly serta halal market (Arabian Gazette, 2013). 1

2 Salah satu kebutuhan yang harus ada pada pariwisata halal adalah tersedianya tempat ibadah bagi umat Muslim, yakni masjid dan mushalla. Kebutuhan akan tempat ibadah ini menjadi faktor yang sangat penting dalam menunjang pariwisata halal disuatu daerah. Masjid adalah tempat ibadah dan simbol Islam (Frishman & Khan, 2002) dan masjid merupakan elemen utama dalam pendefenisian pariwisata halal (Kessler, 2015). Menurut Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi tahun 2016, saat ini terdapat 44 masjid dan 146 mushalla yang tersebar di tiga kecamatan (Badan Pusat Statistik Kota Bukittinggi, 2016). Wisatawan Muslim membutuhkan beberapa informasi dasar yang perlu disediakan oleh daerah destinasi pariwisata halal, yaitu makanan halal, fasilitas untuk beribadah, dan ketersediaan air bersih (COMCEC, 2016). Wisatawan Muslim membutuhkan layanan makanan halal dan fasilitas untuk solat di sebagian besar tempat wisata seperti pusat perbelanjaan, taman hiburan, hotel, bandara, dan tempat lainnya (Kamarudin & Ismail, 2016). CrescentRating merupakan standar akreditasi dan penilaian independen yang diakui secara global yang telah mengelompokkan kebutuhan wisatawan Muslim menjadi tiga aspek sebagai ditunjukkan pada Tabel 1 Tabel 1 Kategorisasi Kebutuhan Wisatawan Muslim (Bahardeen, 2016) Subjects Details Need to have Halal food services Solat facilities Good to have Water usage friendly washroom Ramadhan services & facilities Nice to have No non-halal activities Recreation services and facilities Namun dalam hal informasi mengenai persebaran fasilitas untuk ibadah di Kota Bukittinggi masih sangat minim, sehingga wisatawan yang datang kesulitan mencari tempat ibadah saat sedang berwisata, baik itu perorangan maupun berkelompok. Informasi mengenai tempat ibadah inilah yang masih kurang disajikan oleh pemerintah Kota Bukittinggi. 2

3 Untuk itu diperlukan sebuah teknologi informasi yang dapat memberikan dan mengelola informasi mengenai tempat ibadah sebagai pendukung pariwisata halal. Web-GIS merupakan salah satu teknologi informasi berupa laman web yang menggunakan peta sebagai antarmuka pengguna (Afnarius, et al., 2003). Dengan adanya Web-GIS, wisatawan dapat melihat persebaran tempat ibadah di Kota Bukittinggi melalui peta yang bisa di akses pada perangkat komputer dengan menggunakan browser. Perkembangan teknologi mobile yang sangat pesat juga memungkinkan wisatawan mendapatkan informasi secara cepat melalui smartphone yang dimiliki (Atmojo, 2013). Salah satu media komunikasi yang sesuai dengan kemajuan teknologi adalah Mobile-GIS (Afnarius, et al., 2014). Bukan hanya informasi mengenai tempat ibadah, namun juga menyediakan informasi mengenai rute menuju tempat ibadah serta pencarian tempat ibadah disekitar tempat wisata yang sedang dikunjungi. Untuk itu diperlukan aplikasi SIG yang dibangun dengan Google Maps API. Berdasarkan permasalahan diatas, penulis mengembangkan sebuah Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Sebagai Pendukung Pariwisata Halal di Kota Bukittinggi Berbasis Web dan Mobile yang memudahkan pengguna untuk menemukan dan mendapatkan informasi mengenai tempat ibadah saat sedang berwisata di Kota Bukittinggi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah, yaitu bagaimana mengembangkan Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Sebagai Pendukung Pariwisata Halal di Kota Bukittinggi Berbasis Web dan Mobile. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tempat ibadah pada penelitian ini adalah masjid dan mushalla di Kota Bukittinggi 2. Aplikasi hanya menyediakan informasi tempat ibadah yang berada di sekitar area pariwisata 3

4 3. Aplikasi mobile hanya berjalan pada perangkat Android dan aplikasi web dapat diakses menggunakan browser pada PC atau laptop 4. Perhitungan jarak lokasi dengan tempat ibadah menggunakan PostGIS 5. Kinerja aplikasi tergantung pada perangkat dan jaringan. 6. Perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai berikut: a. PostgreSQL 9.5 dan extension PostGIS b. PhpPgAdmin sebagai paket perangkat lunak untuk membuat database PostgreSQL. c. Basic4Android 5.02 d. PHP versi dan Apache versi yang digunakan sebagai web server. e. Aplikasi B4A Bridge yang di install pada smartphone 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas maka tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah Sebagai Pendukung Pariwisata Halal di Kota Bukittinggi. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah ini adalah dapat membantu wisatawan menemukan tempat ibadah yang cocok saat melakukan wisata ke Kota Bukittinggi dan mempermudah pengurus dalam mengelola data tempat ibadah di Kota Bukittinggi. 1.6 Luaran Luaran dari tugas akhir ini adalah aplikasi Sistem Informasi Geografis Tempat Ibadah berbasis web dan mobile dan telah didaftarkan hak cipta aplikasi tersebut yang dapat dilihat pada Lampiran G. 1.7 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dari enam bab, yaitu : 4

5 BAB I PENDAHULUAN, bab ini berisikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI, bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian yang diangkat. BAB III METODOLOGI PENELITIAN, bab ini menjelaskan tentang metode yang digunakan pada penelitian tugas akhir yang terdiri dari: objek kajian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pengumpulan data, dan pembangunan sistem. BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM, bab ini menjelaskan tentang analisis dan perancangan aplikasi yang dibangun. Bab ini terdiri dari analisis kebutuhan dan perancangan system. BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM, bab ini menjelaskan mengenai implementasi dan pengujian sistem menggunakan blackbox testing. BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian. Di samping itu, penulis juga memberikan beberapa saran untuk pengembangan sistem lebih lanjut. 5