MODUL SSLE 03 : PENGENALAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL SSLE 03 : PENGENALAN SISTEM"

Transkripsi

1 PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 03 : PENGENALAN SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1

2 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal KATA PENGANTAR Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator adalah mengenai Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift dan eskalator. Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator. Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-

3 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-

4 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal LEMBAR TUJUAN MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur TUJUAN UMUM PELATIHAN : Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN : Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menerapkan sistem manajemen K3. 2. Menerapkan peraturan dan standar nasional. 3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal. 4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan. 5. Menjelaskan Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi 6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal. 7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator. 8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator. 9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator. 10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya. 11. Mengendalikan proyek (PDCA). 12. Membuat teknik pelaporan. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-

5 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE - 03 PENGENALAN SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mempelajari modul, peserta mampu mengenal sistem transportasi vertikal sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Ekskalator sesuai peraturan yang berlaku sehingga layak difungsikan. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Menjelaskan Istilah dan Kata Padanan 2. Menjelaskan Lisft Traksi 3. Menjelaskan Lift Hidrolik 4. Menjelaskan Lift Barang 5. Menjelaskan Sistem Kendali 6. Menjelaskan Sistem Operasi 7. Menjelaskan Eskalator (tangga jalan) Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-

6 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i LEMBAR TUJUAN... ii DAFTAR ISI... iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)... v DAFTAR MODUL... vi PANDUAN INSTRUKTUR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II ISTILAH dan KATA PADANAN... 8 BAB III LIFT TRAKSI BAB IV LIFT HIDROLIK BAB V LIFT BARANG BAB VI SISTEM KENDALI BAB VII SISTEM OPERASI BAB VIII ESKALATOR RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-

7 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan. 2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masingmasing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-

8 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal DAFTAR MODUL Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) Nomor Modul Kode 1 SSLE 01 Sistem Manajemen (K3) Judul Modul 2 SSLE 02 Peraturan dan Standar Nasional 3 SSLE 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal 4 SSLE 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi 5 SSLE 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi 6 SSLE 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal 7 SSLE 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator 8 SSLE 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator 9 SSLE 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator 10 SSLE 10 Proyek dan Karakteristiknya 11 SSLE 11 Pengendalian Proyek (PDCA) 12 SSLE 12 Teknik Pelaporan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-

9 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal PANDUAN INSTRUKTUR NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) KODE MODUL : SSLE - 03 JUDUL MODUL : PENGENALAN SISTEM TRANSPORTASI VERTIKAL DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Istilah dan Kata Padanan, Lift Traksi, Lift Hidrolik, Lift Barang, Sistem Kendali, Sistem Operasi, Eskalator untuk pelatihan Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN: 3 (tiga) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit) Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-

10 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal RENCANA PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan Menjelaskan tujuan instruksional umum(tiu) dan Tujuan instruksional khusus (TIK) Menjelaskan maksud dan tujuan pengenalan sistem transportasi vertikal Menjelaskan pengertian pengenalan sistem transportasi vertikal Waktu : 5 menit Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan pengenalan sistem transportasi vertikal Mengikuti penjelasan pengertian pengenalan sistem transportasi vertikal Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 2. Ceramah : Bab II, Istilah dan Kata Padanan Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : 1. Istilah dan 2. Kata Padanan Waktu : 15 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 3. Ceramah : Bab III, Lift Traksi Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai lift traksi: Waktu : 20 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 4. Ceramah : Bab IV, Lift Hidrolik Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai hidrolik Waktu : 20 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-

11 Modul SSLE-03 : Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 5. Ceramah : Bab V, Lift Barang Memberikan penjelasan, uraian atau pun bahasan mengenai Lift Barang. Waktu : 20 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 6. Ceramah : Bab VI, Sistem Kendali Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai sistem kendali. Waktu : 20 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 7. Ceramah : Bab VII, Sistem Operasi Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Sistem Operasi Waktu : 20 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT 8. Ceramah : Bab VIII, Eskalator Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai Eskalator. Waktu : 15 menit Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif. Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas. OHT Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-

12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sarana transportasi vertikal dalam bangunan bertingkat tinggi dapat diklasifikasikan menjadi 9 macam, atas dasar penggunaan dan fungsi bangunan, yaitu : a. Lift penumpang (passenger elevator), untuk maksud melayani umum, digunakan di gedung-gedung kantor, hotel, toserba dan apartemen. b. Lift perumahan (residence elevator), untuk maksud pelayanan pribadi, dipasang di rumah-rumah pribadi, ruko dan rumah susun. c. Lift pasien (hospital elevator), untuk maksud mengangkut pasien diatas usungan atau ranjang dengan luas kereta cukup besar. Lift ini digunakan di rumah sakit dan klinik. d. Lift layanan darurat (emergency service elevator), untuk dipakai oleh pasukan pemadam kebakaran, jika terjadi kebakaran pada gedung. Secara normal sehari-hari berfungsi sebagai lift service. (lift penumpang sebagai pelengkap lift penumpang yang ada dikantor toserba dan hotel). e. Lift pemandangan (observation elevator), adalah lift penumpang dengan dinding kereta bagian belakang (juga sisi kiri-kanan) dari kaca tembus pandang untuk memandang keluar bangunan. Lift ini banyak dipasang di hotel kadang-kadang kantor dan apartemen. f. Lift mobil (automobile elevator) adalah pada dasarnya lift barang, dengan ukuran kereta cukup dalam, untuk maksud mengangkut mobil digedung parkir (parking lot). Biasannya pintu kereta dipasang di muka dan belakang untuk memudahkan arus sirkulasi keluar - masuk. g. Lift panyandang cacat adalah lift penumpang yang dilengkapi dengan sarana mempermudah penyandang cacat menggunakannya. Lift ini dipasang di gedung-gedung kantor prestige dan di airport. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -1-

13 h. Lift barang (freight elevator), untuk maksud mengangkut barang, dipasang dipabrik (plant, kilang), gudang, dan kadang-kadang di toserba (atau departement store). i. Eskalator (moving stairs) ialah pesawat untuk memindahkan sejumlah orang secara terus menerus kepermukaan lantai tertentu. Eskalator dipasang terutama di toserba pasar swalayan, stasiun kereta api dan airport. Kadangkadang ditempat-tempat ramai seperti gedung pertemuan, stadion dan teater. Catatan : Dumbwaiter (lift pelayan) adalah termasuk klasifikasi lift barang. Lift service termasuk klasifikasi lift layanan darurat. 1.2 Pesawat lift dan eskalator banyak sekali macam dan ragamnya, yaitu ditinjau dari segi: a. Cara menggerakannya (transmission) Tinjauan transmisi tenaga Lift tarikan dengan tenaga motor listrik (electric traction elevator), dibedakan dengan tarikan langsung (drum drive) dan tarikan tidak langsung (gesek). Tarikan tidak langsung memperoleh tenaga atau gaya dari gesekan antara tali baja dengan roda puli. Sedangkan roda puli diputar langsung oleh as motor (gearless machine) atau melalui transmisi gigi reduksi (geared machine). Pada tarikan langsung, tali baja digulung pada tabung (cylinder) yang diputar oleh motor. Ujung tali menarik kereta, dan ujung lain diikatkan pada sisi tepi tabung gulung. Pesawat lift macam ini biasa untuk dumbwaiter dan lift perumahan dengan kecepatan kereta maksimal 30 m/m. Lift tarikan tidak langsung paling populer dipasaran dan paling banyak dibicarakan. Untuk memperoleh gaya gesek yang cukup (atau menghindari gelincir/slip) tali baja harus cukup tegang dan bobot imbang dengan kereta harus berimbang. Hal ini akan dibahas pada pelajaran khusus. Pesawat lift yang dianggap sederhana dan harga ekonomis ialah lift transmisi hidrolis (hydraulic elevator). Tinggi kerja vertikal dibatasi sampai maksimal 24 meter, kecepatan maksimal 60 m/m. Lihat bab 4. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -2-

14 b. Cara operasinya (operational system). Tinjauan cara operasi (operational system) Pada dasarnya sistem operasi ialah suatu cara logis mengendalikan lift agar bekerja sesuai fungsi tugasnya. Dahulu cara operasi dikendalikan oleh kerja relay logic yaitu suatu deretan relay yang diatur untuk memerintahkan lift bekerja atas kontak tombol. Sekarang memanfaatkan micropocessor. Kendali dibedakan atas dua macam fungsi, yaitu : 1. Kendali gerak (speed atau drive atau motion control) mengatur percepatan, kecepatan, perlambatan dan henti. 2. Kendali operasi (operational control) mengatur tugas pelayanan atas panggilan (hall call button) dan permintaan pemakai didalam kereta (car call button), juga kerja sama kelompok beberapa unit lift (group supervisory operation). c. Cara memasangnya (installation arangement) Tinjauan cara pemasangan Yang dimaksud dengan istilah cara pemasangan bukan teknik atau prosedur memasang lift, tetapi tata cara pengaturan komponen sesuai dengan perencanaan, untuk maksud tertentu. Sebagai contoh lokasi kamar mesin, lokasi bobot imbang, sistem pentalian (roping) 2 : 1 atau 1 : 1, single wrapped atau double wrapped. Pada lift transmisi hidrolis apakah cara direct acting, indirect acting, single ram atau multi ram, dan sebagainya. 1.3 Sistem Transportasi vertikal meliputi tiga bidang cakupan, yaitu : a. Aplikasi penggunaan pesawat sebagai sarana bangunan yang bermanfaat oleh para investor (pengembang). b. Cakupan ahli-ahli perencana rekayasa dan keselamatan yang memiliki tanggung jawab moral atas produk. c. Produsen atau pabrikan yang senantiasa memperbaiki proses produksi agar lebih efisien dan ekonomis tanpa mengorbankan mutu dan keamanan barang produknya. Seberapa jauh ketiga bidang cakupan tersebut diatas diliput masuk dalam satu sistem, agaknya tergantung dari falsafah dagang dan aturan-aturan yang berlaku disuatu negara. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -3-

15 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -4-

16 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -5-

17 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -6-

18 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -7-

19 BAB II ISTILAH dan PADANAN KATA 2.1 Lift (elevator) ialah pesawat satu kesatuan (sistem) dengan kereta bergerak naik dan turun dipandu oleh rel-rel vertikal, pada bangunan bertingkat mengangkut orang dan/atau barang. 2.2 Lift otomatis ialah lift yang dapat dioperasikan hanya dengan satu pijitan tombol. 2.3 Lift pelayan (dumbwaiter) ialah lift barang untuk maksud mengirim barang dari satu lantai kelantai lain. Catatan : Kapasitas maksimal 300 kg (kapasitas khusus 500 kg) dan ukuran luas kereta maksimal 1.0 m 2 (luas khusus 1.2 m 2 ). 2.4 Lift tarikan langsung (drum drive) ialah lift dimana kereta ditarik langsung dengan cara tali baja di gulung pada tabung (cylinder). 2.5 Lift tarikan gesek (traction drive) ialah lift dimana kereta ditarik melalui gesekan antara tali baja tarik dengan roda puli penggerak. 2.6 Kereta (car) ialah suatu kesatuan pengangkut beban muatan termasuk konstruksi rangka, bidang landas (platform) dan badan (enclosure). 2.7 Bidang landas (platform) ialah konstruksi yang membentuk lantai kereta, tempat badan kereta duduk dan beban muatan (liveload) didukung. 2.8 Rangka kereta (car frame) ialah konstruksi tempat landas dan badan kereta, dimana tali baja penarik diikatkan. Catatan : Pada rangka kereta dipasang mekanisme pesawat pengaman, roda tarik, sepatu luncur pemandu dan plat penahan benturan penyangga. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -8-

20 2.9 Mesin traksi (traction machine) ialah mesin tarik lift dimana penarikan kereta oleh gaya gesek tali dengan roda puli penggerak Mesin gearless (gearless machine) ialah mesin tarik lift tanpa roda gigi reduksi Mesin geared (geared machine) ialah mesin tarik lift dengan transmisi gigi reduksi Mesin hidrolis (hydraulic machine) ialah mesin penggerak kereta oleh dorongan keatas torak hidrolis dengan tekanan hidrolis. Catatan : Kereta bergerak turun oleh gaya tarik bumi atas berat kereta Mesin penggerak (drive machine) ialah kesatuan yang menghasilkan tenaga untuk menjalankan lift atau eskalator, bersumber dari tenaga listrik Kendali (drive control) ialah sistem pengaturan tenaga penggerak lift menghasilkan percepatan kecepatan dan perlambatan sesuai rencana Kendali Operasi (operational control) ialah tata cara mengatur kerja lift sesuai dengan perencanaan, seperti : arah, tujuan, diam, berbalik arah, meluncur non stop (bypass) dan sebagainya Ruang luncur (hoistway) ialah ruang luncur vertikal pada bangunan tempat kereta lift dan bobot imbang meluncur naik turun Lekuk Dasar (pit) ialah bagian ruang dari ruang luncur di ujung bawah mulai dari lantai terminal bawah Bobot imbang (counterweight) ialah bandul pemberat untuk mengimbangi berat kereta dan muatan. Catatan : Tali baja diikatkan pada kereta dan bobot imbang pada masing-masing ujungnya dan tali tersebut memeluk roda puli (sistem pentalian 1 : 1). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -9-

21 2.19 Roda puli (traction sheave) ialah roda penarik tali baja suatu komponen dari mesin penggerak Penyangga / Peredam (buffer) ialah alat yang berfungsi menahan gerakan kereta dan bobot imbang jika melewati batas lintas, masuk ke lekuk dasar Pintu lantai (landing door) ialah bagian dari lift sebagai sarana keluar masuk ke/dari kereta, dipasang pada tiap lantai perhentian pada dinding ruang luncur. Catatan : istilah pintu luar tidak benar Penggerak pintu (door operator) ialah motor beserta perangkat mekanis berfungsi membuka dan menutup pintu kereta dan pintu lantai secara otomatis ataupun atas pijitan tombol (pada lift barang) Tali baja (steel wire rope) ialah pintalan dan lilitan kawat-kawat baja membentuk tali tambang Tali baja tarik (hoistrope) ialah tali baja yang digunakan untuk menarik kereta dihubungkan dengan bobot imbang melalui (memeluk) roda puli. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -10-

22 BAB III LIFT TRAKSI Lift traksi langsung (drum drive) atau tabung gulung sangat terbatas penggunaannya yaitu hanya melayani 3 lantai dan kapasitas maksimal 500 kg, untuk lift perumahan dan lift pelayan (dumbwaiter). Lift traksi tidak langsung sangat luas penggunaannya, oleh karena itu cukup disebut lift traksi (electric traction elevator). Gaya tarik pada jenis lift ini diperoleh dari gesekan antara tali baja dengan roda puli yang dibuat dari besi tuang. Antara baja dan besi tuang mempunyai faktor gesek yang baik, yaitu 0,11 dibanding gesekan antara baja dengan baja. Secara teoritis tinggi lantai kerja (vertikal rise) dan jumlah lantai yang dapat dilayani tidak terbatas. Contoh lantai tertinggi ialah Sears Tower di Chicago 103 lantai dan World Trade Center - New York, yaitu 110 lantai. Makin tinggi jarak lintas, kecepatannya makin tinggi, tetapi kapasitas dibatasi tidak terlalu besar, oleh karena faktor manusia keluar masuk kereta memperlambat kerja lift. Dengan kata lain harus ada batas-batas kewajaran antara kapasitas dan kecepatan untuk spesifik tugas lift untuk jenis bangunan. Kita mengenal suatu istilah yang dipakai dikalangan produsen lift : duty combination, yaitu perkalian kapasitas dengan kecepatan untuk mengidentifikasi besaran dan type mesin. Contoh : Lift untuk Apartemen duty = 900 x 1.75 = kg m/s, Lift untuk gedung kantor tinggi = 1600 x 7 = kg m/s Diagram dibawah menunjukan batas-batas daerah penggunaan lift untuk berbagai jenis bangunan, dan lift tugas khusus (lift ulang-alik / shuttle service) atas dasar besaran kapasitas dan kecepatan wajar. Penjelasan sebagai berikut : 1. Lingkup A : Lift penumpang pada kantor, bangunan rendah kira-kira sampai dengan 10 lantai (low speed). Traksi SWT, single rise system, roping 1:1 atau 2:1 (two to one) A1 Apartemen, A2 Rumah sakit Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -11-

23 2. Lingkup B : Lift penumpang pada kantor, bangunan tinggi gedung, antara 10 sampai dengan 20 lantai (medium speed). Traksi SWT, single rise system, roping 1:1 atau 2:1 (two to one) 3. Lingkup C : Lift penumpang pada kantor, bangunan tinggi diatas 20 lantai (high speed elevator). Jumlah lantai yang dilayani 10 lantai diatas express run. Traksi SWT atau DWT, multi rise system, roping umumnya 1:1 4. Lingkup D : Lift ulang alik (shuttle service) pada bangunan berbentuk menara (tower), melayani sky lobby (lobi transit), pada multi rise system. Traksi DWT. Roping 1:1 5. Lingkup E : Lift service sebagai pelengkap pelayanan lift penumpang pada kantor, hotel dan rumah sakit. 6. Lingkup F : Lift barang (freight elevator), pada pabrik, plant atau gudang, kapasitas dapat mencapai 20 ton. Jika lebih dari 20 ton, digunakan lift hidrolik. Catatan : Lihat penjelasan pada contoh-contoh gambar berikut ini mengenai cara pentalian (roping) 1:1 atau 2 :1 (one to one atau two to one) SWT : Single Wrapped Traction DWT : Double Wrapeed Traction Pada SWT, tali baja hanya sekali menyinggung lingkar luar puli dan kereta langsung ke bobot imbang. Pada DWT, tali baja dua kali melingkar (memeluk) roda puli dengan maksud menghindari gelincir. Oleh karena kecepatan yang terlalu besar dan percepatan yang tinggi ( 1.5 m/s/s). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -12-

24 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -13-

25 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -14-

26 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -15-

27 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -16-

28 BAB IV LIFT HIDROLIK Lift hidrolik (electric hydraulic elevator) hanya dapat melayani tinggi kerja sampai 24,0 meter atau 7 lantai saja, oleh karena pertimbangan praktis. Bahkan pada mulamula lift jenis ini dipasarkan hanya melayani 2 atau 3 lantai, yaitu tipe direct acting atau direct drive. Oleh karena silinder harus ditanam kedalam tanah sedalam tinggi kerjanya. 4.1 Tipe direct acting. Ada dua cara pemasangan yaitu yang mula-mula diciptakan torak langsung mendorong rangka kereta bagian bawah. Kemudian ada modifikasi torak menekan rangka bagian atas, sehingga pit tidak perlu dalam, cukup kira-kira 0.4 meter. Kedua cara tersebut dapat menggunakan torak bersusun (telescopic) sampai 3 tahap (3-stages). Hal ini dimaksud untuk mencapai tinggi kerja sampai 10.0 meter. Jika kapasitas yang diminta terlalu besar, maka dapat digunakan torak ganda, dipasang simetris (terhadap titik berat) kiri dan kanan. Lihat gambar pada lampiran, dan lihat istilah teknis pada akhir bab ini. 4.2 Type indirect acting. Pada tipe ini torak tidak langsung mendorong rangka kereta, melainkan mendorong roda puli ke atas. Selanjutnya puli menarik kereta dengan tali baja atau rantai engsel. Ujung tali yang lain dimatikan pada bagian bawah silinder atau rangka konstruksi di lekuk dasar (pit). Dalam hal ini jika torak naik satu meter diperoleh gerakan kereta naik 2.0 meter atau istilah roping 1: 2 (one to two). Lift hidrolik indirect acting dapat mencapai kecepatan 60 m/m (kecepatan torak 30 m/m) dan tinggi kerja 24.0 meter (kerja torak naik hanya 12.0 meter) yaitu dengan tiga tahapan torak telescopic). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -17-

29 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -18-

30 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -19-

31 4.3 Keuntungan menggunakan lift hidrolik ialah kemampuan mengangkat beban yang besar, yaitu dengan torak tunggal (single ram) kapasitas mencapai 20 ton. Dengan torak ganda atau lebih (multiple ram) kapasitas dapat mencapai 50 ton. Keuntungan lain dari lift hidrolik ialah tidak membutuhkan lokasi kamar mesin yang khusus. Kamar mesin dapat disembunyikan dibawah tangga atau agak jauh, maksimal 20,0 meter dari silinder. 4.4 Standar nasional mengatur syarat-syarat spesifikasi teknis, seperti tebal kulit silinder, katup, tangki (bejana), cairan hidrolis, faktor keamanan, ukuran tali baja dan batas tekanan hidrolis yang diizinkan. Lift hidrolik relatif lebih murah dibanding lift traksi (pendapat sementara orang). Sebaiknya dipelajari dahulu sebelum memilih jenis, untung dan ruginya, serta aturan-aturan dalam SNI. 4.5 Komponen lift hidrolis yang penting dan dianggap kritis ialah katup (valve), packing dan bejana yang sering panas (tidak mampu membuang panas minyak hidrolis). Jika panas berlebihan, maka kekentalan (viscosity) cairan hidrolis menjadi encer, sehingga kinerja turun (jelek). Oleh karena itu jumlah rata-rata start-stop per hour dibatasi maksimal 80 kali. Ventilasi kamar mesin sangat penting. Katup yang paling berpengaruh pada kinerja ialah katup kendali (solenoid) atau motorised valve. 4.6 Lift hidrolik tidak dilengkapi dengan bobot imbang oleh karena itu besaran motor (power rating) kira-kira dua kali lipat motor lift traksi, untuk tugas yang sama. Akan tetapi jumlah tenaga listrik yang terpakai (kwh) rata-rata per bulan sama dibanding dengan lift traksi, sebab saat kereta turun hanya memanfaatkan gaya tarik bumi atas berat kereta dan muatan. 4.7 Istilah dan kata padanan lift hidrolis. a. Mesin penggerak (driving machine) Kesatuan bagian dari lift yang merupakan pesawat penggerak terdiri dari motor listrik pompa dan bejana cairan yang menghasilkan tekanan hidrolis. Termasuk pelengkapnya ialah katup, pengukur tenanan, saklar pemutus, katup tekanan, saringan dan peredam. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -20-

32 b. Pengangkat hidrolis (jack) Gabungan satuan silinder dan torak (ram atau plunger) berfungsi mendorong keatas kereta beserta beban (liveload) oleh tekanan hidrolis. c. Torak (plunger/ram) Batang pipa yang permukaannya dipoles halus/licin sebagai batang pendorong vertikal keluar dari ujung silinder, setelah memperoleh tekanan hidrolis, mendorong keatas kereta. d. Silinder (cyclinder) Tabung merupakan rumah dari torak yang menerima cairan hidrolis dari mesin penggerak. e. Katup (valve) Alat pembuka/penutup aliran cairan hidrolis. f. Katup penahan (checking valve) Katup berfungsi menahan (mengunci) tekanan hidrolis, jika kereta telah sampai kelantai tujuan. g. Katup pelepas (relief valve) Katup keamanan berfungsi mengalirkan kembali cairan ke bejana (tangki), jika tekanan hidrolis melampaui batas ketentuan (umpama akibat beban muatan berlebihan). h. Katup kendali (solenoid) Katup berfungsi menurunkan kereta dengan cara mengurangi tekanan hidrolis secara teratur. Kereta turun oleh sebab gaya tarik bumi. Katup menutup kembali jika kereta telah sampai pada lantai yang dituju. Solenoid juga dikenal dengan nama motorised valve. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -21-

33 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -22-

34 BAB V LIFT BARANG 5.1 Lift barang (freight elevators) digunakan di pabrik dan pergudangan. Kadangkadang dipasang di toserba dengan maksud sama, yaitu mengangkat barang dagangan. 5.2 Lift barang harus memenuhi syarat keselamatan kerja. Sama halnya dengan lift penumpang yaitu dilengkapi dengan : Pesawat pengaman dan governor (pengindra kecepatan) Limit switches Kunci-kunci kait (door interlock) dan kontak listrik pengaman pada tiap-tiap pintu lantai. Gate contact pada pintu kereta Penyangga di lekuk dasar (pit) Saklar darurat didalam kereta. Bel darurat (alarm bell) harus jelas terdengar. 5.3 Cara kerja (operation) kadang-kadang sangat sederhana yaitu biasa disebut Single Automatic Push Button (SAPB), yaitu lift hanya melayani pemakai yang mula-mula memanggilnya. Jika telah selesai dan lift menganggur maka pemakai lain boleh mendapat giliran. Oleh karena itu pintu tidak boleh lupa ditutup, jika selesai dipakai. Cara kerja pintu-pintu lantai dan pintu kereta tidak otomatis, melainkan secara manual. Bentuk pintu lantai vertical bi-parting door selebar keretanya, dan pintu kereta sangat sederhana bentuk folding gate (tetap harus memakai kunci kait dan kontak listrik). Lift tidak dapat dijalankan sampai pintu-pintu rapat menutup dan kontak-kontak listrik sambung. 5.4 Besarnya kapasitas (daya angkut) harus sesuai dengan besarnya kereta. Juga lebar pintu sangat tergantung perencanaan barang-barang apa yang akan diangkut. Pada dasarnya ada tiga klasifikasi atas lift-lift barang, yaitu : a. Tugas berat (heavy duty), sampai kg b. Tugas sedang (medium duty), sampai kg c. Tugas ringan (light duty) sampai kg Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -23-

35 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -24-

36 Ada lima macam kecepatan yaitu 15, 25, 30, 45 dan 60 m/m. Makin tinggi kapasitas lift digunakan, makin rendah kecepatan. Sebaliknya light duty menggunakan kecepatan 60 m/m. Biasanya duty dianjurkan tidak lebih dari kg.m/m (yaitu perkalian kapastias dengan kecepatan) atas dasar pertimbangan ekonomis. Contoh untuk kapasitas kg, gunakan kecepatan / = 15 m/m. Kapasitas 5000 kg sebaiknya gunakan kecepatan 45 m/m, dimana duty lebih kecil dari kg.m/m. Tidak bijak memilih kecepatan terlalu tinggi, karena lift lebih sering menganggur (idle) jika selesai tugas. Lebih baik (ekonomis) jika kekerapan (frequency) operasi secara kontinyu. Dibawah ini contoh luas kereta hubungannya dengan kapasitas Pintu-pintu lebar mulai 2,5 meter biasanya dilengkapi dengan motor penggerak, bekerja menutup dan membuka atas pijitan tombol (tidak otomatis). Kapasitas (kg) Kecepatan (m/m) Luas kereta (m 2 ) 45 s/d 60 3,0 3,9 5, ,0 7, , , , , ,0 Lebar Pintu maksimal (m) 1,3 1,7 2,2 2,2 2,5 2,5 2,5 3,0 3,0 3,6 Keterangan light duty medium duty heavy duty Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -25-

37 BAB VI SISTEM KENDALI Kendali (drive control) ialah sistem pengaturan tenaga listrik menghasilkan gerakan sesuai dengan pola yang direncanakan yaitu, percepatan (acceleration), kecepatan penuh (full speed, atau contract speed), perlambatan (deceleration) dan perhentian. Istilah populer ialah Speed Control atau Drive/Motion Control. 6.1 D.C Control Mesin traksi lift digerakan oleh motor DC. Arus listrik Direct Current diperoleh dari motor generator set (MG set) yang mendapatkan tenaga listrik AC 3 Phase (induction motor). Kemudian voltage yang dihasilkan dari MG set diatur bervariasi agar putaran motor traksi halus saat berangkat dan berhenti. Pengaturan tersebut dinamakan Unit Multi Voltage (UMV). Aplikasi untuk besaran kecepatan berapa saja. MG-set dapat diganti (substitusi) dengan Silicon Controlled Rectifier (SCR) 6.2 AC - 2 Speed Control Jenis ini banyak digunakan pada lift-lift barang dipabrik atau gudang dan lift-lift kecil pelayan (dumbwaiter) dan lift perumahan dengan syarat jumlah lantai yang dilayani tidak lebih dari 6 lantai. Hal ini karena banyak energi lepas menjadi panas tiap-tiap kali start stop. Control jenis ini juga disebut Resistance-Control. Pada saat mau jalan (start) rheostat dipasang sehingga gerakan lift berangkat tidak mengejut. Pada saat mau berhenti perlambatan diatur oleh jumlah kemampuan pole pada motor juga oleh rheostat. Aplikasi untuk lift berkecepatan 30 s/d 60 m/m. Untuk kecepatan dibawah 30 m/m digunakan motor AC- Single Speed dan dibantu rheostat. 6.3 AC Servodrive Jenis kendali ini disebut juga Variable Voltage. Kendali kecepatan dengan cara merubah voltage umpan ke motor, sehingga diperoleh percepatan perlambatan dan kecepatan yang halus. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -26-

38 Gerakan tersebut dikendalikan oleh microprocessor dengan pola kecepatan yang telah dicetak dalam Printed Circuit Board (PCB). 6.4 AC - VVVF Jenis kendali ini adalah penyempurnaan AC VV tersebut diatas. Yaitu AC Variable Frequency (AC VF), tetapi dipasaran orang lebih suka menyebut AC VVVF. Kecepatan motor induksi dituliskan dalam rumus sebagai berikut : Kecepatan N = 120 f (1-s) / P P ialah jumlah pole f ialah frequency Frequency PLN ialah 50. Tetapi frequency motor dirubah atas perintah MCU mulai dari 0 (henti) sampai 30 Hz (tergantung perencanaan), secara teratur sesuai pola kecepatan dalam PCB dan juga oleh masukan-masukan gejala alam (putaran motor, gerakan kereta mendekat lantai, dsb). Alat yang mencatat gejala alam dan diterjemahkan ke bahasa computer, sebagai input ke MCU, dinamakan transducer. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -27-

39 BAB VII SISTEM OPERASI Sistem operasi pada dasarnya adalah strategi kerja sama sekelompok lift untuk tanggap melayani arus penumpang, suatu masa apapun, atas masukan (input) dari pengguna itu sendiri dan/atau pijitan tombol, jumlah orang terangkat berturut-turut, dan gejala-gejala lain. Kata lain ialah : group operation. Biasanya group operation terdiri dari tiga unit lift sampai dengan delapan unit lift dalam satu kelompok. Jika unit lift bekerja sendiri, maka sistem kerja dasar ialah simplex collective atau single push button. Jika dua unit berjejer bekerja sama dalam kelompok, maka sistem kerja sama disebut duplex collective. Cara kerja simplex dan duplex hampir sama pada semua merk dagang, tetapi group operation 3 s/d 8 unit lift berbeda diantara merk dagang, yang satu dianggap lebih efisien dari yang lain, tergantung dari sudut pandang (dasar falsafah dagang). Disamping Group operation yang sudah mapan sebagai standard production masih ada option (unggulan) yang ditawarkan sebagai tambahan, yaitu diantaranya : 1. Load dispatch 2. Load by-pass 3. Independent service 4. Fire operation 5. Riot control 6. Emergency Operation (hospital) 7. Emergency power operation 8. Automatic Rescue 9. Channeling Aplikasi Collective control pada lift-lift otomatis. Kita cukup memijit tombol panggilan pada suatu lantai. Pesanan kita terdaftar pada controller yaitu dilantai berapa dan arah mana. Salah satu lift yang sesuai (dalam suatu kelompok) akan datang menjemput kita atas pilihan/penunjukan oleh MCU (Main Control Unit). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -28-

40 Yang dimaksud pilihan sesuai ialah arah jalannya lift sama dengan arah permintaan dan lift tersebut bermuatan tidak sepenuh dibanding dengan lift lain yang menuju arah yang sama. Oleh karena ada unsur pilihan maka istilah populernya : Selective collective. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -29-

41 BAB VIII ESKALATOR Eskalator atau tangga jalan sangat efektif memindahkan sejumlah orang kepermukaan tertentu. Jika arus sirkulasi mencapai 100 orang per 5 menit, menggunakan satu eskalator lebih berdaya guna dibanding dua buah lift berkapasitas 15 orang. Ilustrasi : Sebuah Universitas berlantai 6 (5 tingkat), tiap-tiap lantai menampung 500 mahasiswa, maka dibutuhkan 5 unit eskalator arah naik, dan 5 unit lagi arah turun. Dua arah arus sirkulasi naik dan turun, saat-saat pergantian pelajaran. Arah eskalator dapat dirubah (reversible) sehingga pada pagi hari saat jam masuk kuliah, semua unit eskalator arah keatas selama kira-kira 25 menit. Untuk kesimbangan arus sirkulasi, maka ruang perpusatakaan, lab praktek dan cafetaria ada dilantai 3 (tengah - tengah tinggi bangunan). Disamping itu, bangunan universitas tersebut memerlukan satu buah lift service berkapasitas 2000 kg s/d 3000 kg berkecepatan 45 s/d 60 m/m dan yang penting pintu lift harus cukup lebar untuk memindahkan perabot dan alat-alat lab atau benda-benda peragaan kuliah. Lebar pintu yang dianjurkan ialah minimal 1.40 meter, type 2-speed center opening. Kapasitas eskalator dibedakan dengan lebar step. Ada tiga macam kapasitas sebagai berikut : No. Lebar Step (anak tangga) Kapasitas teoritis (kecepatan 0.5 m/m) P/jam Kapasitas praktis P/jam Rata - rata P/5 menit mm 800 mm 600 mm Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -30-

42 Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) -31-

43 Rangkuman RANGKUMAN 1. Transportasi vertikal pada bangunan bertingkat tinggi merupakan sistem yang amat kompleks. Beberapa bidang ilmu ikut ambil bagian dalam sistem rekayasa, yaitu perencana (arsitektur), konstruktor dan konsultan mekanikal elektrikal. Biasanya ahli-ahli dari pihak produsen atau agen penjualannya yang diwakili oleh sales engineer diikut sertakan dalam penentuan sistem transportasi, karena mereka memiliki data product range. 2. Bagaimanapun kompleks-nya sutau bangunan umpama bangunan majemuk (multi purpose building) tentu ada satu sistem yang cocok, dari segi biaya investasi, efisiensi penanganan arus sirkulasi, dan efisiensi penggunaan ruang (space requirements) yang ditunjuk oleh arsitek perencana. Dalam praktek analisa penanganan arus sirkulasi (traffic handling analysis) seringkali diserahkan kepada konsultan mekanikal elektrikal (M&E) dan perencana menerima apapun hasil usulannya. Sebaiknya hasil beberapa alternatif dari traffic handling (termasuk jenis lift dan eskalator, serta jumlah unit dan kecepatan / kapasitasnya) harus didiskusikan bersama dalam satu team dengan pihak-pihak yang berkepentingan, terutama penyandang dana (investor) atau pengembang (developer). Dengan demikian dapat dipastikan satu sistem yang terpilih akan berdaya guna dengan biaya yang efektif walaupun untuk masa 10 tahun yang akan datang. 3. Transportasi vertikal adalah suatu industri. Ditinjau dari industri manufakturpun lift dan eskalator merupakan lapangan kerja yang sangat kompleks. Dimulai dari rancang-bangunan (engineering design), lisensi alat-alat keselamatan (governor, safety block, dan buffer), izin setuju (approval), gambar kerja (workshop drawings) dan gambar tata letak (plan layout), izin pemasangan dan uji-coba (test run). Dari seluruh hasil kerja profesional tersebut diatas, mutu kinerja pesawat lift dan eskalator pada akhirnya dipertaruhkan pada keahlian dan keterampilan beberapa orang teknisi lapangan yang memasang instalasi pesawat tersebut. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) R -1

44 Rangkuman 4. Seorang inspektur yang mengawasi pelaksanaan uji-coba adalah petugas yang menyandang kekuatan hukum (yuridis). Dialah yang dapat memberikan izin penggunaan pesawat atas dasar Undang - Undang Peraturan yang berlaku demi standar nasional yang dikeluarkan oleh BSN. Seorang inspektur adalah seorang ahli dibidangnya, dan menguasai pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibidang lift / eskalator. Dia harus mempunyai izin operasi yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja. Izin penggunaan lift dalam bangunan dapat diperoleh, jika diyakini, setelah mengalami uji-coba, bahwa seluruh instalasi berfungsi normal, kemudian dinyatakan aman dipakai untuk umum, paling tidak untuk jangka waktu satu tahun. Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) R -2

45 Daftar Pustaka DAFTAR PUSTAKA 1. SNI , Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik. 2. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi. 3. SNI , Syarat-syrat umum konstruksi lif yang dijalankan dengan transmisi hidrolik 4. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan (dumbwaiter) yang dijalankan dengan tenaga listrik 5. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien. 6. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang khusus untuk perumahan. 7. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang dijalan dengan tenaga listrik. 8. SNI , Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin. 9. SNI , Tatacara rancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung. 10. SNI... (Nomor masih dalam perancangan BSN), Syarat-syarat umum Konstruksi dan Keselamatan lift barang (masih berupa usulan). 11. Pola Standar Kualifikasi Keterampilan KepMen No.146/MEN/1990, Dep.Naker. 12. Pembinaan Operasi P2K3, 1998, Dep. Naker 13. PermenNakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang. 14. Maintenance for Building Manager, oleh Elevator World, Inc. USA, Elevator Maintenance Manual, 1999, oleh Zack McCain 16. Installation Manual, oleh NEMI, Inc. New York, Education Package, Volume-3, oleh Elevator World, Inc. New York. 18. The Guide of Elevatoring, oleh Elevator World, Inc. New York 19. Elevator Mechanical Design, 2 nd detion, oleh Lubomir Janouvsky, Vertical Transportation: Elevator and Escalator, oleh George R. Strackosch, ISBN (1982). Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator (SSLE) DP -1

MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA

MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 05 : INSTALASI DAYA KENDALA DAN PROTEKSI 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

MODUL SSLE 10 : PROYEK DAN KARAKTERISTIKNYA

MODUL SSLE 10 : PROYEK DAN KARAKTERISTIKNYA PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 10 : PROYEK DAN KARAKTERISTIKNYA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear

LIFT (ELEVATOR) Berikut yang perlu diketahui tentang lift, antara lain : A. Jenis Jenis Motor Penggerak Lift. 1. Motor Gear LIFT (ELEVATOR) Lift atau elevator merupakan alat transfortasi vertikal suatu gedung. Lift sekarang ini telah menjadi kebutuhan yang mendasar di gedung gedung pemerintahan, perkantoran, hotel, apartemen,

Lebih terperinci

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA

JENIS-JENIS LIFT DAN FUNGSINYA Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung bertingkat tinggi; biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung

Lebih terperinci

MODUL SSLE 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN

MODUL SSLE 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN PENGAMANAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT

BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT BAB III DASAR PERANCANGAN LIFT 3.1. Sejarah Perkembangan Lift Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift. Lift adalah salah satu alat Bantu dalam kehidupan manusia yang

Lebih terperinci

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT

TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT TUGAS MEKATRONIKA SISTEM LIFT Di susun oleh: 1. Kevin Adelin (L2F009059) 2. Rohmat Hidayat (L2F009064) 3. Alga Bagas S (L2F009065) 4. Adhi Warsito (L2F009077) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters

Jenis transportasi vertikal. 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters Jenis transportasi vertikal 1. elevator/lift 2. Gondola 3. Dumb waiters Tranportasi vertikal Elevator Kriteria kualitas pelayanan elevator adalah : 1. Waktu menunggu (Interval, Waiting time) 2. Daya angkut

Lebih terperinci

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA

UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA UTILITAS 02 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan

Lebih terperinci

BAB II TEORI ELEVATOR

BAB II TEORI ELEVATOR BAB II TEORI ELEVATOR 2.1 Definisi Elevator. Elevator atau sering disebut dengan lift merupakan salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASANTEORI

BAB II LANDASANTEORI BAB II LANDASANTEORI 2.1. Sejarah Perkembangan Elevator Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama lift, lift adalah salah satu alat Bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi

Lebih terperinci

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK

TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK TUGAS BESAR PERANCANGAN SISTEM MEKANIK SURVEY DAN ANALISIS LIFT GEDUNG C FEB UNDIP Disusun oleh: Ricky Petra F S- 1 TEKNIK MESIN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 Lift Gedung C FEB Universitas Diponegoro Semarang

Lebih terperinci

MODUL SSLE 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI

MODUL SSLE 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) MODUL SSLE 08 : TEKNIK PEMERIKSAAN & UJI COBA LIFT DAN ESKALATOR 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF

PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF TUGAS SARJANA PERANCANGAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 1000Kg KECEPATAN 90M/Menit DAN TINGGI TOTAL 80M DENGAN SISTEM KONTROL VVVF Diajukan Sebagai salah satu tugas dan syarat untuk memperoleh gelar Strata

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PESAWAT LIFT & ESKALATOR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Mekanikal / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Perencana, Semua Bagian

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan

Program pemeliharaan. Proses pemeliharaan. Staf pemeliharaan. Catatan hasil pemeliharaan 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan mingguan Staf pemeliharaan Proses pemeliharaan

Lebih terperinci

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala

Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala Standar Nasional Indonesia Lift traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 2: Pemeriksaan dan pengujian berkala ICS 91.140.90 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan...

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN. Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN Sistem Transportasi pada bangunan,

Lebih terperinci

Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor:

Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor: Perencanaan Lift Hotel Bertingkat Tiga Puluh Berdasarkan SNI Nomor: 03-6573-2001 Ahmad Zayadi Cahyono HP Masyhudi Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional Jakarta Korespondensi:

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut.

BAB II PEMBAHASAN MATERI. lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. meningkatkan efisiensi dari aktivitas tersebut. BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 MESIN PEMINDAH BAHAN Mesin pemindah Bahan merupakan suatu system peralatan yang digunakan untk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM

BAB III TEORI PENUNJANG. penggerak frekuensi variable. KONE Minispace TM BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. KONE MiniSpace TM KONE Minispace TM adalah lift dengan pengimbang menggunakan EcoDisc, motor sinkronisasi tanpa perseneling yang digerakkan oleh suatu penggerak frekuensi variable.

Lebih terperinci

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR PEKERJAAN LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan dengan menggunakan Sling (tali baja) merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pintu pagar Pintu pagar adalah pintu yang juga berfungsi sebagai pagar yang biasanya terbuat dari besi, pipa, atau besi hollow.pintu pagar biasanya bergerak di atas

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG

PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG PROSEDUR PENYELAMATAN PENUMPANG Oleh : Ir, Iwan Sugiarmawan 1 Lokasi -Lokasi dengan Potensi Bahaya 82 83 2 1 Sumber Bahaya 1. Pintu lift yang terbuka disengaja atau tidak tanpa ada kereta/car nya. 2. Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ini akan menjelaskan metodologi yang dilakukan dalam pengujian, peralatan dan rangkaian yang digunakan dalam penelitian. 3.1. Peralatan dan Rangkaian Penelitian Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Dongkrak Dongkrak merupakan salah satu pesawat pengangkat yang digunakan untuk mengangkat beban ke posisi yang dikehendaki dengan gaya yang kecil. 2.1.1 Dongkrak

Lebih terperinci

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) SIR 01 = KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS) 2007 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift

Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift Instalasi Listrik II Makalah Instalasi Passenger Lift Disusun Oleh: Kelas D3-2D Danies Haningtyas Saraswati 1131120057 / 06 Widamuri Anistia 1131120095 / 22 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift

Gambar 3.1 Tahapan Perancangan Miniatur Lift BAB III CARA PEMBUATAN ALAT Miniatur lift yang akan dibuat adalah lift pada gedung tiga lantai. Miniatur lift adalah lift yang tanpa pintu (pintu manual). Setiap lantai memiliki tiga tombol yaitu dua tombol

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi

Lebih terperinci

OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI

OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI 23 JTM Vol. 05, No. 1, Juni 2016 OPTIMASI PERHITUNGAN ULANG KEBUTUHAN LIFT PENUMPANG TYPE IRIS1-NV PA 20 (1350) CO105 PADA GEDUNG APARTEMEN 17 LANTAI Andri Sulistyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG 5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan dari uraian bab sebelumnya mengenai analisis dan pemikiran didasarkan

Lebih terperinci

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR

TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR UTILITAS 02 TRANSPORTASI VERTIKAL ESKALATOR TRAVELATOR PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA Veronika Widi Prabawasari Transportasi Vertikal adalah Moda transportasi digunakan untuk mengangkut

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN A.2.1 KLASIFIKASI LIFT SECARA UMUM Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat yang dapat digunakan untuk mengangkat orang

Lebih terperinci

Liftt traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 1: Pemeriksaan dan pengujian serah terima

Liftt traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 1: Pemeriksaan dan pengujian serah terima Standar Nasional Indonesia Liftt traksi listrik pada bangunan gedung Bagian 1: Pemeriksaan dan pengujian serah terima ICS 91.140.90 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

PELATIHAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI LS-13 = Pranata Pembangunan PELATIHAN SUPERVISOR PEKERJAAN LANSEKAP/PERTAMANAN (LANDSCAPE SUPERVISOR) 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI

Lebih terperinci

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT.

SIRKULASI (VERTIKAL & HORIZONTAL) PADA BANGUNAN BERTINGKAT. Pertemuan ke-2 dan ke-3 Materi Perkuliahan : Sirkulasi ( vertikal dan horizontal) pada bangunan bertingkat yang berkaitan dengan pergerakan manusia, barang dan kendaraan. Sistem aksesibilitas dari moda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Pesawat Pengangkat Banyak jenis perlengkapan pengangkat yang tersedia membuatnya sulit digolongkan secara tepat. Penggolongan ini masih dipersulit lagi oleh kenyataan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Kesarjanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah, ukuran dan jarak pemindahannya terbatas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan suatu sistem peralatan yang digunakan untuk mengangkat/memindahkan muatan dari suatu tempat ke tempat lain, dimana jumlah,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang BAB IV PEMBAHASAN 4.1 PLC Vertical Boring Mesin Vertical Boring adalah mesin pembubutan yang digunakan pada pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang silindris dan digunakan

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK

Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Bandung ABSTRAK RANCANG BANGUN PENGASUTAN LANGSUNG DOUBLE SPEED FORWARD REVERSE MOTOR INDUKSI 3 FASA BERBASIS PLC OMRON CP1L-20DR-A Hilman Herdiana Mahasiswa Diploma 3 Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 2. Keselamatan & Kenyamanan Metoda Uji 1. Metode Pengujian Jalar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA B. Tinjauan pustaka 2.1 Pengertian pintu pagar Pintu pagar adalah pintu yang juga berfungsi sebagai pagar yang biasanya terbuat dari besi, pipa, atau besi hollow.pintu pagar biasanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang... DAFTAR ISI halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Pertanyaan Penelitian...

Lebih terperinci

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM

PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6 TON DI IRM Supriyono, Eric Johneri Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Email: pri17025@yahoo.co.id ABSTRAK PERBAIKAN KERUSAKAN LIFT BARANG KAPASITAS 1,6

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Spesifikasi Sistem Sebelum merancang blok diagram dan rangkaian terlebih dahulu membuat spesifikasi awal rangkaian untuk mempermudah proses pembacaan, spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Jumlah Populasi penghuni dalam Gedung Apartemen 17 Lantai Gambar 4.1 Data asumsi perhitungan jumlah populasi (Dokumen Pribadi) Pada gambar 4.1 diatas merupakan perkiraan

Lebih terperinci

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN

SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI PADA BANGUNAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH UTILITAS BANGUNAN DOSEN : Ir. Edi Hari Purnomo, MT OLEH : MARDIAN SANJAYA (08106100 ) WAHYU RESTRIONO (0810610022) ARIF LUKITO (0810610033) AYU

Lebih terperinci

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN ELEVATOR/LIFT

MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN ELEVATOR/LIFT MAKALAH PERAWATAN DAN PERBAIKAN ELEVATOR/LIFT Disusun Oleh: Achmadi NIM 3.31.11.1.01 LT 3B PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB III METODE PERHITUNGAN

BAB III METODE PERHITUNGAN BAB III METODE PERHITUNGAN 3.1 Pengertian Optimasi Secara umum optimasi adalah berarti pencarian nilai terbaik (minimum atau maksimum) dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Optimasi juga

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL NO. KODE JUDUL 1. WLO 01 ETIKA PROFESI DAN ETOS KERJA 2. WLO 02 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) 3. WLO 03 STRUKTUR DAN FUNGSI WHEEL LOADER 4. WLO 04 PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

OL E H : ICHA AN DOSEN : E

OL E H : ICHA AN DOSEN : E Utilitas II LIFT ATAU ELEVATOR OL E H : ICHA AN GGRIANI ( 2010 11 029) DOSEN : E KO WAHYU DI, S.T. Elevator atau lift Sistem transportasi vertikal didalam bangunan gedung adalah suatu sistem peralatan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Kendali Miniatur Lift Tiga Lantai

Perancangan Sistem Kendali Miniatur Lift Tiga Lantai Rekayasa dan Aplikasi Mesin di Industri Perancangan Sistem Kendali Miniatur Lift Tiga Lantai Liman Hartawan 1, Tito Shantika 2, Muhammad Ridwan 3 dan Tri Sigit Purwanto 4 1 Program studi Instrumentasi

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI Mesin pengangkat yang dimaksud adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkat, memindahkan serta menurunkan suatu benda ke tempat lain dengan jangkauan operasi terbatas.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO

TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO TUGAS AKHIR ANALISA PERENCANAAN LIFT PENUMPANG BERKAPASITAS MAKSIMUM 1150 KG MODEL P-17-CO-105 SANYO Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat untuk meraih Gelar Sarjana (Strata 1) Teknik Mesin Disusun

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN. KAPASITAS 1150 kg BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN ELEVATOR DENGAN KAPASITAS 1150 kg 4.1. Perencanaan Elevator Dalam merencanakan unit lift yang akan digunakan pada sebuah gedung pertama-tama yang harus di hitung adalah

Lebih terperinci

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi

TI-3222: Otomasi Sistem Produksi TI-: Otomasi Sistem Produksi Hasil Pembelajaran Umum ahasiwa mampu untuk melakukan proses perancangan sistem otomasi, sistem mesin NC, serta merancang dan mengimplementasikan sistem kontrol logika. Diagram

Lebih terperinci

INTI BANGUNAN. Pertemuan 14: 7 Desember 2009

INTI BANGUNAN. Pertemuan 14: 7 Desember 2009 INTI BANGUNAN Pertemuan 14: 7 Desember 2009 Pendahuluan Inti bangunan (core) adalah bagian dari bangunan bertingkat yang merupakan area atau tempat berkumpulnya fungsifungsi ruang tertentu, jaringan, instalasi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Proyek Penelitian dilakukan pada Tender proyek Pengadaan Rehabilitasi dan Modernisasi Lift Gedung Tower Kementerian Luar Negeri untuk Tahun Anggaran

Lebih terperinci

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN

BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN BAB IV INSTALASI SISTEM DETEKSI KEBAKARAN 4.1 Uraian Sistem Lokasi sumber kebakaran (alarm zone) ditunjukkan berdasarkan titik lokasinya (letak detector) untuk detektor analog, sedangkan detektor jenis

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Hitachi Hoists.

Hitachi Hoists. Hitachi Hoists http://www.hitachi-ies.co.jp/english/products/hst/ Hitachi Hoist Dari 0,5 hingga 30 ton, Hoist Hitachi V-Series Dapat Menangani Segala Bentuk Beban. Pada tahun 127, Hitachi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang

Lebih terperinci

Lembar Latihan. Lembar Jawaban.

Lembar Latihan. Lembar Jawaban. DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.

Lebih terperinci

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI 125 SNI YANG SUDAH DITETAPKAN BSN DI BIDANG USAHA MINYAK DAN GAS BUMI NO NOMOR SNI J U D U L KETERANGAN 1. SNI 07-0728-1989 Pipa-pipa baja pengujian tekanan tinggi untuk saluran pada industri minyak dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka

BAB III METODE PENELITIAN. Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebagai Unit Pelaksana Teknis dari PT. Angkasa Pura II (Persero), maka Bandara Soekarno-Hatta harus mengikuti dan memenuhi standar yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Movable Door and Glass Manual Book

Movable Door and Glass Manual Book Movable Door and Glass Manual Book Detech Production, 2013 Hal 1 Daftar Isi Hal 1. Cara Penggunaan file Surat Penawaran Dhani Partisi.xlsx 3 2. Cara Menghitung Harga Produk dan Membuat Surat Penawaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prototipe pengendali otomatis elevator ini terfokus atau dibuat untuk menggambarkan kondisi cara kerja elevator yang sebenarnya. Namun demikian prototipe pengendali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan pengangkat bahan digunakan unuk memindahkan muatan di lokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan

Lebih terperinci