BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unsur-Unsur Pendapatan Operasional Pengertian Pendapatan Pendapatan merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan usaha suatu perusahaan atau bank. Untuk lebih memahami arti dari pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam PSAK No. 23 (1999:233) menyebutkan bahwa : Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode, bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pengertian pendapatan menurut ilmu ekonomi Ermayanti (2009), ialah : Pendapatan sebagai inflow of asset kedalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang dan jasa. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pendapatan adalah keuntungan atau arus masuk bruto dari kegiatan normal perusahaan atau bank yang dijalankan. Pendapatan akan memberikan kontribusi terhadap laba suatu bank Sumber Pendapatan Bank Syariah Bank syariah dalam aktivitas operasionalnya melakukan kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana. Kegiatan penghimpunan dana akan menjadikan kewajiban bagi bank untuk memberikan insentif bagi hasil kepada deposan, sedangkan kegiatan penyaluran dana akan menjadi sumber pendapatan 9

2 10 bagi bank syariah. Menurut Wiroso (2005:99) dijelaskan kelompok pendapatan bank syariah adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan Operasional Utama a. Pendapatan dari jual beli 1) Pendapatan marjin murabahah 2) Pendapatan bersih salam parallel 3) Pendapatan bersih istishna parallel b. Pendapatan dari sewa 1) Pendapatan bersih ijarah c. Pendapatan dari bagi hasil 1) Pendapatan bagi hasil u 2) Pendapatan bagi hasil musyarakah 2. Pendapatan operasional lainnya Pendapatan administrasi penyaluran, pendapatan fee atas kegiatan bank yang berbasis imbalan, seperti fee transfer, fee inkaso, fee kliring dan fee u muqayadah bank bertindak sebagai agen. Penjelasan dari kutipan diatas adalah pendapatan operasional utama terdiri dari pendapatan dengan transaksi jual beli, pendapatan dari sewa, pendapatan bagi hasil dan pendapatan operasional utama lainnya. 1. Pendapatan dari jual beli a. Pendapatan marjin murabahah 1) Pendapatan marjin murabahah merupakan marjin yang ditangguhkan yang telah dapat diakui karena telah jatuh tempo atau telah dilunasi piutang murabahahnya. 2) Jika piutang murabahah dilakukan dengan mengangsur maka pendapatan marjin murabahah diakui pada saat angsuran jatuh tempo. 3) Besarnya marjin murabahah merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli dan dapat dihitung, antara lain atas dasar rata-

3 11 rata biaya operasional bank ditambah dengan keuntungan wajar yang diharapkan. b. Pendapatan bersih salam paralel 1) Pendapatan bersih salam paralel diakui pada saat persediaan (barangpesanan) diserahkan kepada pembeli akhir. 2) Dalam hal ini bank mendapatkan keuntungan dari transaksi paralel berupa kelebihan barang pesanan (non kas) maka untuk keperluan bagi hasi kepada nasabah, barang pesanan tersebut harus dibeli oleh bank syariah berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasi. c. Pendapatan bersih istishna paralel 1) Jika antara waktu penyelesaian barang pesanaan yang harus dibuat terlebih dahulu dan waktu pelunasan tagihan bank dari pembeli akhir memiliki tenggang waktu paling lama satu tahun. 2) Jika secara substansi terdapat transaksi bank syariah yang mengadakan atau membeli barang pesanan dengan cara istishna sehingga menimbulkan tegang waktu yang lama (lebih dari satu tahun) antara waktu penyelesaian barang pesanan yang dikonstruksi dan waktu pelunasan tagihan bank dari pembelian akhir, maka pengakuan pendapatannya mengikuti ketentukan transaksi istishna. 2. Pendapatan dari sewa a. Pendapatan bersih sewa merupakan selisih antara penghasilan yang terikat dengan pemanfaatan aktiva ijarah dan beban-beban yang terikat dengan pengelolaan aktiva ijarah. b. Penghasilan yang terkait dengan pemanfaatan aktiva ijarah, antara lain terdiri dari: 1. Pendapatan sewa 2. Keuntungan pelepasan aktiva ijarah

4 12 3. Keuntungan lainnya 3. Pendapatan dari bagi hasil a. Pendapatan bagi hasil terdiri dari transaksi penyaluran dan yang didasarkan pada prinsip u dan musyarakah. b. Pendapatan bagi hasil dikurangi dengan kerugian yang berasal dari pembiayaan u dan musyarakah yang menjadi tanggung jawab bank, jika kerugian tersebut bukan karena kelalaian bank syariah. 4. Pendapatan operasi utama lainnya Pendapatan operasi utama lainnya, antara lain berasal dari: a. Pendapatan dari pinjaman qard b. Pendapatan dari penempatan dan pada Bank Indonesia, misalnya sertifikat w di Bank Indonesia c. Pendapatan dari surat berharga bank syariah Pendapatan Operasional Bank Syariah Secara konsep operasional, bank umum syariah dan unit usaha syariah tidak begitu berbeda dengan lembaga keuangan syariah lainnya, yang membedakan yaitu hanya pada skalanya saja. Dalam menghimpun dan menyalurkan dana bank umum syariah dan unit usaha syariah dalam jumlah yang besar. Secara umum gambaran alur operasional bank umum syariah maupun unit usaha syariah yaitu sebagai berikut :

5 13 Gambar 2.1 Alur Operasi Bank Syariah Mudharib Bagi Hasil Penghimpunan dana P Penyaluran dana Pendapatan O Wadiah Yad Dhamanah O Prinsip Bagi L Hasil Bagi hasil/laba I Mud Mutlaqah N (investasi) G Prinsip Ujrah Sewa Netto Lainnya (modal dsb) D A N A Prinsip jual beli Margin Laporan Laba Rugi Pendapatan Mud Mutlaqah (investasi tidak terikat) Bagi Hasil Pendapatan berbasis imbalan (fee based income) Mudārabah Muqayaddah (investasi terikat) Jasa keuangan Kafalah, wakalah, sharf Sumber : Wiroso (2005:5) Beradasarkan gambar diatas, dapat kita ketahui bahwa : a. Dalam penghimpun dana bank syariah menggunakan dua prinsip, yaitu : 1) Prinsip wadiah yad dhamanah yang diaplikasikan pada giro wadiah dan tabungan wadiah.

6 14 2) Prinsip u mutlaqah yang diaplikasikan pada produk deposito u dan tabungan u. Selain itu juga, bank syariah memiliki sumber dana lain yang berasal dari modal sendiri. Sumber dana lain dan semua penghimpunan dana tersebut disatukan dalam bentuk pooling dana. Pada penghimpunan dana bank syariah berperan sebagai manager investasi dari pemilik dana yang dihimpun untuk memperoleh pendapatan atau untuk mendapatkan bagian hasil usaha. Dana dengan prinsip u merupakan dana investasi yang dimana bank syariah akan berbagi hasil hanya dengan pemilik dana yang mempergunakan prinsip u tersebut. Besarnya pendapatan yang diterima oleh pemilik dana dengan prinsip u merupakan sebagian dari pendapatan yang diterima secara tunai dan penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah. b. Dana bank syariah yang telah dihimpun dengan pola-pola penyaluran dana yang dibenarkan oleh syariah. Dalam penyaluran dana bank syariah menggunakan tiga pola, yaitu : 1) Prinsip jual beli, yang meliputi pembiayaan murabahah, salam, dan istishna. 2) Prinsip bagi hasil, yang meliputi pembiayaan u dan pembiayaan musyarakah. 3) Prinsip ujroh, yang meliputi ijarah dan ijarah muntahiyah bittamlik. Berdasarkan penyaluran dana tersebut, bank syariah memperoleh pendapatan. Pendapatan margin atau keuntungan dari prinsip jual beli, pendapatan bagi hasil usaha dari prinsip bagi hasil, dan pendapatan upah (sewa) dari prinsip ujroh. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan operasi utama yang merupakan komponen dari pendapatan operasional bank syariah. pendapatan operasi utama merupakan pendapatan yang

7 15 akan dibagihasilkan, pendapatan yang merupakan unsure perhitungan distribusi bagi hasil usaha (profit distribution). Pendapatan operasional pada bank syariah merupakan pendapatan yang diperoleh dari financing activity (penyaluran dana berupa pembiayaan) dan pendapatan dari fee (imbalan jasa). Dalam laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh badan statistik perbankan syariah, pendapatan operasional merupakan penjumlahan dari pendapatan dari penyaluran dana (pembiayaan) dan pendapatan operasional lainnya (imbalan jasa layanan) setelah dikurangi distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terkait. Bank syariah memperoleh pendapatan operasi lainnya yang berasal dari pendapatan jasa perbankan yang merupakan sepenuhnya dimiliki oleh bank, seperti pendapatan yang berasal dari fee base income, misalnya pendapatan atas fee kliring, fee inkaso, fee transfer, fee pembayaran payroll dan fee lain dari jasa layanan yang diberikan oleh bank syariah. Dan juga pendapatan dari u u dd (investasi terikat) menjadi milik bank sepenuhnya. Sumber pendapatan bank syariah sedikit berbeda dengan bank umum konvensional. Pendapatan ini berasal dari hasil penyaluran dana, tetapi bukan bunga. Sumber pendapatan berasal dari margin keuntungan (prinsip jual beli/bai ), sewa (prinsip sewa beli), bagi hasil (prinsip syirkah dan u ), fee atas jasa perbankan (Warsono, 2010:25). Secara mikro, pembiayaan dalam rangka untuk upaya memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, pendayagunaan sumber ekonomi, penyaluran kelebihan dana. Salah satu tujuan pembiayaan yaitu upaya memaksimalkan laba, hal ini berkaitan dengan pendapatan yang diperoleh bank (Muhammad, 2005:18). Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa bank syariah sebagai lembaga keuangan melakukan kegiatan

8 16 operasionalnya berupa penghimpunan dana dan menyalurkannya dalam bentuk produk-produk pembiayaan. Produk-produk yang disalurkan tersebut, bank akan memperoleh pendapatan yang sering disebut pendapatan operasi utama. Dalam pemberian jasa yang dilakukan bank kepada nasabah pihak bank memperoleh pendapatan jasa. Penjumlahan pendapatan atas penyaluran dana dan pendapatan jasa merupakan pendapatan operasional dalam bank syariah Pos-pos pada Pendapatan Operasional Bank Syariah Pada bank syariah pos-pos pada pendapatan operasional, terdiri dari : (diambil dari pos-pos pendapatan operasional Bank Syariah Mandiri) 1. Pendapatan Operasi Utama, meliputi : a. Pendapatan dari jual beli 1) Pendapatan marjin murabahah 2) Pendapatan bersih salam parallel 3) Pendapatan bersih istishna parallel b. Pendapatan dari sewa 1) Pendapatan bersih ijarah c. Pendapatan dari bagi hasil 1) Pendapatan bagi hasil u 2) Pendapatan bagi hasil musyarakah 2. Pendapatan Operasi Utama Lainnya, meliputi : a. Pendapatan bagi hasil surat berharga b. Pendapatan bonus Sertifikat Wadiah Bank Indonesia c. Pendapatan bagi hasil penempatan pada bank lain 3. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat (pengurang), meliputi : a. Deposito u b. Tabungan u

9 17 c. Obligasi syariah u d. Sertifikat investasi u antar bank syariah 4. Pendapatan Operasional Lainnya, meliputi : a. Administrasi pembiayaan b. Pendapatan ujroh dana talangan haji c. Imbalan u u dd d. Pendapatan transaksi valuta asing bersih e. Provisi dan komisi selain pembiayaan f. Pendapatan pinjaman qard g. Provisi dan komisi pembiayaan h. Lainnya 2.2 Unsur-Unsur Beban operasional Pengertian Beban Pengertian beban menurut FSAB, adalah sebagai berikut : Expense are outflows or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering, services, or carrying out other activities that constitute t e entit s on going major or central operation. Sedangkan pengertian beban menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), adalah sebagai berikut : Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Dan menurut Vernon Kam (1986) pengertian beban, adalah sebagai berikut :

10 18 Expenses are decreases in the value of assets or increases in the value of liabilities due to the using up of goods or services in the major or central operation of the entity. Kesimpulan dari ketiga definisi di atas yaitu biaya terjadi karena kegiatan-kegiatan yang menyebabkan pengeluaran kas. Dengan begitu biaya adalah semua biaya yang secara langsung maupun tidak langsung telah dimanfaatkan untuk menciptakan pendapatan dalam suatu periode tertentu Beban Operasional Bank Syariah Beban operasional merupakan beban yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya, seperti beban tenaga kerja, beban administrasi dan umum, dan lain-lain. Beban operasional bank syariah dihitung berdasarkan penjumlahan dari total beban bagi hasil dan total beban operasional lainnya, seperti beban bonus titipan wadiah, beban administrasi dan umum, biaya personalia, beban penurunan nilai surat berharga, beban transaksi valuta asing, beban promosi dan beban-beban lainnya Pos-pos pada Beban Operasional Bank Syariah Pada bank syariah pos-pos beban operasional, terdiri dari : (diambil dari pos-pos beban operasional Bank Syariah Mandiri) 1. Beban Tenaga Kerja, meliputi : a. Gaji, upah, tunjangan dan kesejahteraan karyawan b. Pendidikan dan pelatihan c. Pengobatan d. Premi asuransi e. Lainnya 2. Beban Umum dan Administrasi, meliputi : a. Penyusutan aktiva tetap

11 19 b. Sewa c. Pemeliharaan dan perbaikan d. Listrik, telepon, air, dan gas e. Promosi f. Komunikasi data g. Transportasi h. Cetakan dan alat tulis i. Keamanan j. Premi asuransi k. Jasa tenaga ahli l. Beban kantor m. Perjalanan dinas n. Biaya penelitian dan pengembangan o. Lainnya 3. Beban Penyisihan Kerugian Aktiva Produktif, meliputi : a. Piutang b. Pembiayaan musyarakah c. Pinjaman qardi d. Pembiayaan u e. Ijarah f. Efek-efek g. Penempatan pada bank lain h. Giro pada bank lain 4. Beban Estimasi Kerugian dan Kontinjensi 5. Beban Bonus Giro wadiah 6. Lain-lain, meliputi : a. Biaya premi asuransi penjaminan dana pihak ketiga b. Biaya bunga subordinasi c. Lain-lain

12 Optimalisasi Laba Pengertian Optimalisasi Optimalisasi berasal dari kata dasar optimal yang berarti yang terbaik. Jadi, optimalisasi adalah proses pencapaian suatu pekerjaan dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan. Pengertian optimalisasi menurut Oktavita (2010:25), adalah sebagai berikut : Optimalisasi adalah pencarian nilai terbaik dari yang tersedia dari beberapa fungsi yang diberikan pada suatu konteks. Pengertian optimalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah sebagai berikut : Optimalisasi adalah proses mengoptimalkan sesuatu, dengan kata lain proses menjadikan sesuatu menjadi paling baik atau paling tinggi. Berdasarkan pengertian optimalisasi dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi adalah proses pencapaian sesuatu guna memperoleh hasil yang terbaik Pengertian Laba Laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2008:113), sebagai berikut : Kelebihan pengasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Pengertian laba menurut Pratama Raharja (2004:151), adalah sebagai berikut : Laba atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan.

13 21 Pengertian laba seperti yang dikemukakan oleh Badriawan (1992), adalah sebagai berikut : Kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama 1 (satu) periode kecuali yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik. Menurut stuktur akuntansi pengertian laba, ialah sebagai berikut : Selisih pengukuran pendapatan dan biaya, besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Berdasarkan pengertian laba yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa laba adalah kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut Pengertian Optimalisasi Laba Sesuai dengan pengertian optimalisasi dan pengertian laba di atas, maka dapat disimpulkan bahwa optimalisasi laba adalah proses pencapaian kelebihan pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan dengan hasil dan keuntungan yang besar tanpa harus mengurangi mutu dan kualitas dari suatu pekerjaan Laba Usaha Syariah Bank umum syariah maupun unit usaha syariah mendapatkan pendapatan dari proses penghimpunan dana dan penyaluran dana. Setelah bank menghimpun dana dengan produk-produk yang telah tersedia dengan menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah berupa giro wadiah dan tabungan wadiah dan dengan menggunakan prinsip u mutlaqah berupa deposito u dan tabungan u, lalu bank menyalurkan dananya melalui produk-produk yang telah tersedia pula, yaitu dengan prinsip jual beli (pembiayaan murabahah, salam, dan istishna), prinsip ujroh (ijarah dan ijarah

14 22 muntahiyah bittamlik), dan prinsip bagi hasil (pembiayaan u dan pembiayaan musyarakah). Dalam kegiatan operasionalnya bank akan menggeluarkan beban-beban atas proses penghimpunan dan penyaluran dana tersebut yang dapat mengurangi jumlah laba usaha yang telah diterima bank syariah, beban-beban tersebut seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, beban penyisihan kerugian aktiva produktif, beban estimasi kerugian dan kontinjensi, beban bonus giro wadiah dan lain-lain. Dengan begitu, laba usaha diperoleh setelah jumlah dari pendapatan operasional hasil dari penyaluran dana dan jasa bank dikurangi dengan beban-beban operasional. Laba usaha yang terus meningkat dari tahun ke tahunnya merupakan keinginan dari bank syariah, oleh sebab itu perlunya dilakukan pengoptimalisasian laba usaha. Kesimpulannya adalah bahwa laba usaha yang diperoleh bank syariah merupakan pengurangan yang terjadi antara pendapatan operasional dengan beban operasional bank syariah itu sendiri. Dalam peningkatan laba usaha yang diinginkan, bank syariah perlu melakukan optimalisasi terhadap laba usaha itu sendiri Cara Pengoptimalisasian Laba Analisis Common Size 1. Pengertian Common Size Beberapa pendapat mengenai persentase per komponen atau common size, adalah sebagai berikut : Menurut Kasmir (2010:91), analisis persentase per komponen atau common size, adalah sebagai berikut : Analisis persentase per komponen atau analisis common size merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang ada dalam laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi.

15 23 Sedangkan pengertian analisis persentase per komponen atau common size menurut Munawir (2007:59), adalah sebagai berikut : Laporan dengan persentase per komponen atau common size statement adalah laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk persentase-persentase, yaitu persentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap total pasivanya serta pos-pos rugi laba terhadap penjualan nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Dan pengertian analisis persentase per komponen atau common size menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:67), adalah : Analisis common size yaitu merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka di neraca common base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain total aktiva dipergunakan sebagai 100%. Untuk angka-angka dalam laba rugi, penjualan neto dipergunakan sebagai 100%. 2. Jenis-jenis Common Size Financial Statement 1. Vertical common size financial statement Common size jenis ini melaporkan setiap akun laporan keuangan dalam bentuk persentase dari akun yang mempunyai nilai terbesar. Sebagai contoh, dalam common size laporan laba rugi, tiap akunnya disajikan dalam perbandingan persentase dengan total penjualan. 2. Horizontal common size financial statement Common size ini mengukur perubahan akun-akun dari waktu ke waktu dengan menjadikan satu periode sebagai standar perhitungannya. 3. Objek Common Size Financial Statement Analisis common size ini dilakukan untuk melihat stuktur keuangan baik dari daftar neraca, laba rugi, atau arus kas. Untuk melihat stuktur keuangan ini maka laporan keuangan dikonversikan

16 24 ke bentuk persentase dengan mengaitkan dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk laba rugi, pos total aktiva untu neraca, dan pos arus kas operasional untuk laporan arus kas. Sesuai dengan uraian di atas maka objek common size financial statement seperti yang diungkapkan Harahap (1998:250), adalah sebagai berikut : 1. Laba Rugi bentuk Common Size Stuktur laba rugi dapat menunjukan persentase pos tertentu dari pos utama. Misalnya persentase laba bersih dari penjualan, persentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya. Dengan melihat persentase ini kita dapat mengetahui stuktur laba rugi perusahaan dan juga bisa dibandingkan dengan stuktur perusahaan lain yang sejenis atau rasio rata-rata industri. 2. Neraca bentuk Common Size Stuktur neraca dapat melihat persentase pos tertentu dengan pos utama lainnya misalnya persentase aktiva lancer dengan total aktiva, aktiva tetap, aktiva lain, utang lancer, utang jangka panjang, modal, dan sebagainya. 3. Laporan Arus Kas bentuk Common Size Stuktur arus kas bisa menggambarkan darimana dan kemana kas dimanfaatkan selama satu periode tertentu. Biasanya dengan mengelompokannya dalam kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan. Bentuk awam (common size) dari kas ini masih jarang dibaca dalam literature namun sebenarnya kita bisa buat juga dengan menentukan pos yang dianggap penting sebagai dasar perbandingan. Misalnya bisa digunakan arus kas dari kegiatan operasi sebagai basis yang didenominasi menjadi 100%, sehingga arus kas lainnya diukur disini.

17 25 4. Laba Rugi Bentuk Common Size Pada laporan laba rugi common size, stuktur rekening (posposnya) adalah dipersentasikan sebagai dari total pendapatan. Pendapatan akan dianggap sebagai pos utama dengan persentase sebesar 100% sementara pos-pos lain dibawahnya akan dihitung dengan membagi jumlahnya dengan jumlah pendapatan dan dikalikan 100%. Dengan demikian angka-angka dalam laporan laba rugi akan terlihat lebih sederhana dan mudah untuk dilakukan analisis perbandingan. Contoh perhitungan laba rugi common size, sebagai berikut :

18 26 Tabel 2.1 Perhitungan Laba Rugi Common Size LABA / RUGI PT. XXX Per 31 Desember 2011 Commonsize (%) Pendapatan Beban Usaha Karyawan Penyusutan Operasi, pemeliharaan, dan telekomunikasi Umum dan Administrasi Pemasaran Jumlah Beban Usaha LABA USAHA Sumber : Dean Ferdianto (2005:67) Efektifitas dan Efisiensi Pengertian efektifitas menurut Sondang P. Siagian (2001:24), adalah sebagai berikut : Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektifitasnya.

19 27 Pengertian efektifitas seperti yang dikemukakan Dewi (2009), sebagai berikut : Efektifitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Menurut Handayaningrat (1995:16) pengertian efektifitas adalah sebagai berikut : Efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pengertian efisiensi menurut Dewi (2009), adalah sebagai berikut : Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Menurut Priyonggo Suseno (2008) pengertian efisiensi adalah sebagai berikut : Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian efektifitas adalah pengukuran atas keberhasilan dari tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan efisiensi adalah penggunaan yang minimum guna memperoleh hasil yang maksimum. 2.4 Kajian Penelitian Terdahulu Kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada umumnya semua ilmuwan akan memulai penelitiannya dengan cara menggali apa yang sudah dikemukakan atau ditemukan oleh ahli-ahli sebelumnya. Pemanfaatan terhadap apa-apa yang dikemukakan atau ditemukan oleh ahli tersebut dapat

20 28 dilakukan dengan mempelajari, mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi hal-hal yang sudah ada, untuk mengetahui apa yang sudah ada dan apa yang belum ada melalui laporan hasil penelitian dalam bentuk jurnal atau karyakarya ilmiah. Seperti, Evaluasi laporan Keuangan Bentuk Persentase Per Komponen Untuk Membandingkan Kinerja Perusahaan (Studi pada Pojok Bursa Efek Institut Teknologi Bandung di jalan Ganesha 10 Bandung). Penelitian yang dilakukan Dean Ferdianto Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama pada tahun Dalam penelitian itu peneliti ingin mengetahui bagaimana perbandingan kinerja perusahaan pada kelompok jasa telekomunikasi dan begaimana hubungan evaluasi keuangan bentuk persentase per komponen (common size) dengan kinerja kelompok jasa telekomunikasi. Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif analitis, sedangkan jenis dari penelitian ini adalah studi komparatif. Hasil penelitian ini menunjukkan kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan yaitu dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan keuangan dan dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi keuangan di masa yang akan datang. Berdasarkan telaah pustaka diatas, ada beberapa kesimpulan berkaitan dengan penelitian yang penulis ambil, antara lain dari segi metode penelitian yaitu metode yang digunakan, jenis data dan alat analisis data. Metode yang digunakan sama yaitu deskriptif analitis, jenis datanya sekunder, dan alat analisis yang digunakan analisis persentase per komponen atau common size. 2.5 Kerangka Pemikiran Salah satu fungi perbankan syariah, adalah sebagai lembaga intermediary, yaitu menghimpun dan menyalurkan kembali dana dari masyarakat. Berdasarkan fungsi tersebut, maka bank dalam kegiatan menghimpun dana dari masyarakat menggunakan produk-produk yang menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah

21 29 berupa giro wadiah dan tabungan wadiah dan yang menggunakan prinsip u mutlaqah berupa deposito u dan tabungan u. Kedua produk penghimpunan dana tersebut merupakan sumber dana utama bank syariah, yang nantinya dapat digunakan untuk mendukung dan melaksanakan kegiatan operasional bank syariah itu sendiri. Setelah dana dihimpun dari masyarakat, lalu bank menyalurkannya kembali dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan ini dikembangkan kedalam tiga model yaitu pembiayaan dengan prinsif jual beli (Murabahah, Salam, dan Istishna), prinsif sewa (Ijarah) dan pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerja sama/ bagi hasil (Syirkah) (Muhammad dan Suwiknyo, 2009:11). Pembiayaan merupakan sumber pendapatan terbesar bagi bank syariah, oleh sebab itu apabila pembiayaan pada bank syariah meningkat hal itu akan menyebabkan pendapatan operasional bank pun meningkat. Pendapatan operasional pada bank syariah merupakan pendapatan yang diperoleh dari financing activity (penyaluran dana berupa pembiayaan) dan pendapatan dari fee (imbalan jasa). Dalam laporan laba rugi yang dikeluarkan oleh badan statistik perbankan syariah, pendapatan operasional merupakan penjumlahan dari pendapatan dari penyaluran dana (pembiayaan) dan pendapatan operasional lainnya (imbalan jasa layanan) setelah dikurangi distribusi bagi hasil untuk investor dana investasi tidak terkait. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya bank syariah akan mengeluarkan beban operasionalnya, seperti beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, dan lain-lain. Dalam pengelolaannya, beban pada bank syariah kadang mencapai nilai yang tinggi oleh sebab itu perlunya pengelolaan pada beban dan pendapatan operasional, agar memperoleh laba yang tnggi. Karena memperoleh keuntungan merupakan tujuan dari kegiatan operasional bank syariah. Pengelolaan pada beban dan pendapatan operasional dalam meningkatkan laba usaha, dapat menggunakan analisis persentase per komponen atau common size seperti yang penulis pilih dalam penelitian ini. Analisis common size merupakan teknik analisis laporan keuangan dengan menganalisis komponen-komponen yang

22 30 ada dalam laporan keuangan, baik yang ada di neraca maupun laporan laba rugi. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan laporan laba rugi karena pendapatan operasional dan beban operasional terdapat dalam laporan laba rugi. Pendapatan operasional dan beban operasional akan dianalisis dan nantinya akan terlihat persentase dari setiap pos-posnya, dan akan terlihat penurunan ataupun kenaikannya. Pada penganalisisan ini peneliti menginginkan bank akan mengetahui pos-pos pada pendapatan operasional mana yang perlu diefektifkan dalam meningkatkan laba usaha dan beban operasional mana yang perlu diefisiensikan agar menjadi pengurang yang kecil dalam laba usaha. Dengan begitu, bank akan memperoleh laba usaha yang tinggi dengan pengoptimalisasian pos-pos pada pendapatan operasional dan beban operasional tersebut. Berdasarkan uraian diatas, kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

23 31 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Bank Syariah Menghimpun Dana Menyalurkan Dana Memberikan Jasa Bank Lainnya Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Investasi Tidak Terikat (pengurang) Pendapatan Operasi Utama dan Pendapatan Operasional Lainnya Pendapatan Operasi Utama Lainnya Beban Operasional Pendapatan Operasional Analisis Common Size Laba Usaha

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI XI.1. PENGERTIAN 01. Laporan Laba Rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pos penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode yang menunjukkan komponen laba rugi.

Lebih terperinci

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1

Dr. Iwan P. Pontjowinoto 1 Dr. Iwan P. Pontjowinoto RISIKO PADA ASSET & LIABILITIES PRODUK SYARIAH Laporan Aktiva Bank Syariah Aktiva Bank Syariah setidaknya menyajikan pos-pos sbb.: Aset Setara Kas, terdiri dari: Kas, Penempatan

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat Tujuan Instruksional Pembelajaran Memahami

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada hakekatnya adalah proses yang terus menerus, yang merupakan kemajuan dan perbaikan menuju kearah tujuan yang ingin dicapai. Dalam Garis-garis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa BAB II LANDASAN TEORI II.1 Gambaran Umum Bank di Indonesia II.1.1 Pengertian Bank Menurut Gunarto Suhardi (2003:17) disebutkan bahwa Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA. Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALSIS DATA A. Penyajian Data Sesuai dengan peraturan Otoritas Jasa Keuangan bahwa setiap bank wajib dalam mencatat dan mempublikasikan laporan keuangan sebagai bentuk transparansi

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 9: Akuntansi Akad Mudharabah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA 2 DEFINISI Secara harfiah mudharabah berasal dari kata dharb di muka bumi yang artinya melakukan perjalanan

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S A S E T 1 Kas 39,019 2 Penempatan pada Bank Indonesia 249,762 3 Penempatan Pada Bank Lain 7,898 4 Tagihan Spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 42,728 2 Penempatan pada Bank Indonesia 278,397 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,137 4 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 30/06/2016 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 30 June 2016 A S E T 1 Kas 42,019 2 Penempatan pada Bank Indonesia 356,327 3 Penempatan Pada Bank

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S P O S A S E T 1 Kas 46,488 2 Penempatan pada Bank Indonesia 293,339 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,763 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 41,706 2 Penempatan pada Bank Indonesia 347,754 3 Penempatan Pada Bank Lain 10,700 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,117,687 6

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 48,333 2 Penempatan pada Bank Indonesia 764,263 3 Penempatan Pada Bank Lain 14,967 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 1,038,431 6

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Bank 1. Pengertian Bank Konvensial Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S P O S A S E T 1 Kas 35,855 2 Penempatan pada Bank Indonesia 291,612 3 Penempatan Pada Bank Lain 9,621 4 Tagihan Spot dan Forward 5 Surat Berharga Dimiliki 963,028 6 Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,584 2 Penempatan pada Bank Indonesia 422,578 3 Penempatan Pada Bank Lain 11,908 4 Tagihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah Indonesia Sejarah kelahiran Bank Mega Syariah Indonesia berawal dari akuisisi PT Bank Umum Tugu oleh

Lebih terperinci

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi. PERBANKAN SYARIAH Modul ke: SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH Fakultas FEB AFRIZON Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Definisi Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,082 2 Penempatan pada Bank Indonesia 345,788 3 Penempatan Pada Bank Lain 16,465 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 516,288 6 Tagihan atas Surat Berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 41,695 2 Penempatan pada Bank Indonesia 292,775 3 Penempatan Pada Bank Lain 8,291 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S - P O S A S E T 1 Kas 39,973 2 Penempatan pada Bank Indonesia 406,000 3 Penempatan Pada Bank Lain 17,105 4 Tagihan Spot dan Forward - 5 Surat Berharga Dimiliki 791,573

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan PSAK No. 105 Tentang Sistem Bagi Hasil Deposito Mudharabah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. 1. Penerapan sesuai dengan PSAK No. 105 Tabel

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PUBLIKASI BANK UMUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH 31 Maret 2015 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 31Mar15 ASET 1. Kas 95,950 2. Penempatan pada Bank Indonesia 449,425 3. Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH 31 Desember 2015 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 31 Desember 2015 ASET 1. Kas 43,444 2. Penempatan pada Bank Indonesia 460,426 3. Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN /NERACA BULANAN BANKMEGA SYARIAH 30 April 2015 ( dalam jutaan rupiah ) No. P O S 30-Apr-15 ASET 1 Kas 88,175 2 Penempatan pada Bank Indonesia 365,703 3 Penempatan Pada Bank Lain

Lebih terperinci

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735 205 BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH Pasal 735 (1) Akuntansi syari ah harus dilakukan dengan mencatat, mengelompokkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008). Ditinjau dari segi imbalan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah 16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah tidak mengenal pinjaman uang tetapi yang ada adalah kemitraan/kerja sama dengan prinsip bagi hasil, hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seperti yang telah kita ketahui bersama, air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Namun, pengadaan air merupakan masalah diantara

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 483,495 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,209,075 3. Penempatan pada bank lain 492,741 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 5,762,395 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 313,560 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,481,105 3. Penempatan pada bank lain 188,547 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,676,764 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 305,164 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,912,206 3. Penempatan pada bank lain 150,117 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 4,638,292 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 257,925 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,648,638 3. Penempatan pada bank lain 146,191 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,240,254 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 338,473 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,585,212 3. Penempatan pada bank lain 179,570 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 4,356,593 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 350,433 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,502,524 3. Penempatan pada bank lain 183,265 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 2,027,408 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 333,301 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,039,654 3. Penempatan pada bank lain 313,211 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 5,086,845 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS-POS ASET 1. Kas 423,058 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,808,697 3. Penempatan pada bank lain 268,331 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki 6,024,713 6. Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 262,761 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,315,425 3. Penempatan pada bank lain 294,323 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 318,105 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,814,178 3. Penempatan pada bank lain 170,775 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 265,564 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,749,882 3. Penempatan pada bank lain 118,219 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 260,712 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,840,680 3. Penempatan pada bank lain 340,188 4. Tagihan spot dan forward 1,859 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 310,654 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,385,572 3. Penempatan pada bank lain 179,535 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 270,870 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,961,960 3. Penempatan pada bank lain 140,577 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 330,923 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,563,448 3. Penempatan pada bank lain 325,725 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 340,455 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,328,325 3. Penempatan pada bank lain 339,045 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 294,934 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,608,417 3. Penempatan pada bank lain 162,287 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per ASET 1. Kas 285,493 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,495,631 3. Penempatan pada bank lain 134,437 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga dimiliki

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 223,597 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,206,363 3. Penempatan pada bank lain 151,775 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 270,383 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,906,040 3. Penempatan pada bank lain 127,253 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk menerapkan murabahah pesanan yang bersifat mengikat. PT. Bank Muamalat Indonesia,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) PT BANK BRISYARIAH LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per No. POS-POS ASET 1. Kas 254,121 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,113,755 3. Penempatan pada bank lain 204,014 4. Tagihan spot dan forward - 5. Surat berharga

Lebih terperinci

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 DESEMBER 2015

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 DESEMBER 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 8,516 2. Penempatan pada Bank Indonesia 78,808 3. Penempatan pada bank lain 12,716 4. Tagihan spot dan derivatif 5. Surat berharga a. Diukur

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Agustus 016 POS POS ASET 1. Kas 1,146,804. Penempatan pada Bank Indonesia 4,597,717 3. Penempatan pada bank lain 1,660,879 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 015 No. POS POS ASET 1. Kas 1,051,38. Penempatan pada Bank Indonesia 5,494,849 3. Penempatan pada bank lain 1,557,13 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 015 POS POS ASET 1. Kas 1,164,435. Penempatan pada Bank Indonesia 4,80,609 3. Penempatan pada bank lain,396,493 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 016 POS POS ASET 1. Kas 991,610. Penempatan pada Bank Indonesia 7,477,88 3. Penempatan pada bank lain 939,783 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 015 POS POS ASET 1. Kas 1,093,66. Penempatan pada Bank Indonesia 4,546,084 3. Penempatan pada bank lain,459,55 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,486. Penempatan pada Bank Indonesia 7,077,646 3. Penempatan pada bank lain 1,511,937 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 016 POS POS ASET 1. Kas 938,471. Penempatan pada Bank Indonesia 5,855,135 3. Penempatan pada bank lain 478,000 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Januari 016 POS POS ASET 1. Kas 1,060,068. Penempatan pada Bank Indonesia 7,78,681 3. Penempatan pada bank lain 1,171,946 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Mei 016 POS POS ASET 1. Kas 1,138,570. Penempatan pada Bank Indonesia 6,30,109 3. Penempatan pada bank lain 803,67 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 016 POS POS ASET 1. Kas 1,06,749. Penempatan pada Bank Indonesia 5,896,560 3. Penempatan pada bank lain 1,384,300 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Maret 017 POS POS ASET 1. Kas 87,575. Penempatan pada Bank Indonesia 5,645,711 3. Penempatan pada bank lain,039,67 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 April 017 POS POS ASET 1. Kas 969,43. Penempatan pada Bank Indonesia 6,301,164 3. Penempatan pada bank lain 3,055,1 4. Tagihan spot dan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 Juni 017 POS POS ASET 1. Kas 1,444,061. Penempatan pada Bank Indonesia 5,371,901 3. Penempatan pada bank lain,166,534 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Juli 017 POS POS ASET 1. Kas 1,113,741. Penempatan pada Bank Indonesia 5,583,797 3. Penempatan pada bank lain,188,053 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

Formulir 2 NERACA MINGGUAN PADA TANGGAL AKHIR PERIODE DATA LAPORAN

Formulir 2 NERACA MINGGUAN PADA TANGGAL AKHIR PERIODE DATA LAPORAN II-1 Formulir 1 Formulir 2 Formulir 2 NERACA MINGGUAN PADA TANGGAL AKHIR PERIODE DATA LAPORAN (Dalam jutaan rupiah) Penduduk Jumlah Bukan Penduduk No. Pos-pos Sandi Pemerintah Pusat Lainnya seluruh Rupiah

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 30 April 2015 1 Kas 8,309 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1,130,985 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, definisi bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan dunia perbankan. Hampir semua aktivitas perekonomian memanfaatkan perbankan sebagai

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Juli 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Juli 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,187,190 2.Penempatan pada Bank Indonesia 10,911,922 3.Penempatan pada bank lain 650,165 4.Tagihan spot dan forward 35 5.Surat berharga yang dimiliki 9,279,072 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Agustus 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Agustus 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,018,940 2.Penempatan pada Bank Indonesia 10,100,287 3.Penempatan pada bank lain 789,149 4.Tagihan spot dan forward 11 5.Surat berharga yang dimiliki 9,609,621 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 Juni 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 Juni 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,558,247 2.Penempatan pada Bank Indonesia 9,161,462 3.Penempatan pada bank lain 2,065,383 4.Tagihan spot dan forward 10 5.Surat berharga yang dimiliki 9,698,993 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Januari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Januari 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 997,126 2.Penempatan pada Bank Indonesia 14,341,773 3.Penempatan pada bank lain 1,107,782 4.Tagihan spot dan forward 14 5.Surat berharga yang dimiliki 7,215,651 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Desember 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Desember 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,135,610 2.Penempatan pada Bank Indonesia 14,391,293 3.Penempatan pada bank lain 702,715 4.Tagihan spot dan forward 0 5.Surat berharga yang dimiliki 10,255,556 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,097,339 2.Penempatan pada Bank Indonesia 16,302,146 3.Penempatan pada bank lain 543,422 4.Tagihan spot dan forward 25 5.Surat berharga yang dimiliki 11,816,663 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,574,412 2.Penempatan pada Bank Indonesia 9,694,090 3.Penempatan pada bank lain 2,798,652 4.Tagihan spot dan forward 0 5.Surat berharga yang dimiliki 15,206,065 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,089,223 2.Penempatan pada Bank Indonesia 13,346,292 3.Penempatan pada bank lain 434,099 4.Tagihan spot dan forward 6 5.Surat berharga yang dimiliki 14,710,590 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 April 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 878,469 2.Penempatan pada Bank Indonesia 17,646,822 3.Penempatan pada bank lain 961,770 4.Tagihan spot dan forward 13 5.Surat berharga yang dimiliki 7,996,595 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 907,885 2.Penempatan pada Bank Indonesia 13,684,398 3.Penempatan pada bank lain 997,397 4.Tagihan spot dan forward 8 5.Surat berharga yang dimiliki 8,287,089 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 September 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 September 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 956,108 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,821,301 3.Penempatan pada bank lain 464,747 4.Tagihan spot dan forward 98 5.Surat berharga yang dimiliki 10,005,909 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Oktober 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Oktober 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 989,184 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,793,966 3.Penempatan pada bank lain 270,303 4.Tagihan spot dan forward 16 5.Surat berharga yang dimiliki 9,934,931 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 28 Februari 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 996,740 2.Penempatan pada Bank Indonesia 15,375,466 3.Penempatan pada bank lain 1,039,754 4.Tagihan spot dan forward 6 5.Surat berharga yang dimiliki 7,848,212 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 November 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 30 November 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 968,378 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,317,856 3.Penempatan pada bank lain 596,106 4.Tagihan spot dan forward 35 5.Surat berharga yang dimiliki 10,485,963 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2018 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Maret 2018 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,015,336 2.Penempatan pada Bank Indonesia 16,061,098 3.Penempatan pada bank lain 724,190 4.Tagihan spot dan forward 29 5.Surat berharga yang dimiliki 13,123,640 6.Tagihan atas surat

Lebih terperinci

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bulanan Bank Panin Syariah Tanggal : 31 Juli 2015 (dalam jutaan rupiah) NO. ASET 31 Juli 2015 1 Kas 15.083 2 Penempatan Pada Bank Indonesia 1.152.160 3 Penempatan Pada

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2017 (UNAUDITED)

LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI(BULANAN) NERACA PT. Bank Syariah Mandiri Jl. MH. Thamrin No. 5 Jakarta Posisi 31 Mei 2017 (UNAUDITED) NERACA ASET 1.Kas 1,178,471 2.Penempatan pada Bank Indonesia 12,768,237 3.Penempatan pada bank lain 632,727 4.Tagihan spot dan forward 5 5.Surat berharga yang dimiliki 8,342,677 6.Tagihan atas surat berharga

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 3: Laporan Keuangan Entitas Syariah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH KAREKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Karakteristik

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT. Bank Sulut PER 30 JUNI 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT. Bank Sulut PER 30 JUNI 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN ASET POS POS Sandi 1. Kas 100 152,611 2. Penempatan pada Bank Indonesia 120 2,230,903 3. Penempatan pada bank lain 130 744,103 4. Tagihan spot dan derivatif 135

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 September 015 POS POS ASET 1. Kas 986,868. Penempatan pada Bank Indonesia 7,735,495 3. Penempatan pada bank lain 1,190,04 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 28 Februari 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 8 Februari 017 POS POS ASET 1. Kas 1,133,453. Penempatan pada Bank Indonesia 7,351,174 3. Penempatan pada bank lain 1,561,55 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2015

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 30 November 015 POS POS ASET 1. Kas 1,077,957. Penempatan pada Bank Indonesia 8,813,395 3. Penempatan pada bank lain 1,516,44 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN. PT BANK MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT MEGA Tbk. Tanggal : 31 Desember 2016 POS POS ASET 1. Kas 1,001,235 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,358,732 3. Penempatan pada bank lain 5,073,380 4. Tagihan

Lebih terperinci