bank artos Laporan Tahunan 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "bank artos Laporan Tahunan 2015"

Transkripsi

1 bank artos Laporan Tahunan 2015

2 Visi & Misi V I S I Menjadi Bank terpercaya dalam menjalin kemitraan dengan dunia usaha untuk mendukung perekonomian Indonesia yang mandiri M I S I Menyediakan layanan transaksi perbankan yang prima dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia serta dunia usaha Nasional. Meyakinkan masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi perbankan dengan Bank Nasional. Menjangkau segenap lapisan masyarakat dengan memanfaatkan jaringan mitra usaha melalui sebuah kerjasama yang saling menguntungkan. Melakukan setiap kegiatan perbankan dengan integritas yang luhur. C O R E V A L U E S TRUSTWORTHY Menjaga rasa kepercayaan tinggi yang diberikan nasabah RESPONSIVE Cepat tanggap dalam melayani setiap kebutuhan nasabah UNITY Kebersamaan dalam tugas sebagai kunci utama meraih sukses SOLID Dapat diandalkan dan mampu bertahan dalam berbagai situasi KEBIJAKAN MUTU PERUSAHAAN Pencapaian kepuasan pelanggan yang optimal melalui penyediaan kualitas kerja dan pelayanan prima secara berkesinambungan yang menjadi budaya kerja Bank Artos Indonesia Laporan Tahunan 2015 i

3 Daftar Isi Visi & Misi i Daftar Isi Laporan Dewan Komisaris Laporan Dewan Direksi Strategi & Kebijakan Pengelolaan Risiko Pelaksanaan G C G Perkembangan Usaha Susunan Pengurus Manajemen Eksekutif & Pimpinan Capem Struktur Organisasi Ikhtisar Keuangan Jaringan Kantor Produk & Jasa Rasio Keuangan Pengesahan Laporan Tahunan ii Laporan Auditor Independen Laporan Tahunan 2015 ii

4 Laporan Dewan Komisaris Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah dan penyertaan Nya selama 23 tahun perjalanan PT. Bank Artos Indonesia Tbk berkaryadalam perbankan nasional dan pada awal tahun 2016 berhasil menjadi perusahaan terbuka. Pengelolaan usaha bank yang prudent, sehat dan hati hati serta didukung oleh kemampuan manajerial yang baik telah memampukan bank melewati berbagai gejolak, seperti krisis ekonomi moneter tahun 1997 sampai dengan krisis keuanan global tahun Bank telah melakukan pengembangan manajemen informasi antara lain Penggunaan ATM Bersama ( 1997 ), Realtime On Line Core Banking System ( 2005 ), Program Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 ( 2007 ) serta melakukan aksi korporasi melalui Penawaran Umum Perdana Saham ( Desember 2015 ). Kekayaan pengalaman dari perjalanan Bank selama 23 tahun tersebut telah memacu semangat untuk maju dan berkembang menghadapi segala tantangan di masa mendatang, sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan dan core values yang mendukungnya. KINERJA MANAJEMEN Penerapan Visi, Misi dan Core Values dalam kegiatan operasional bank telah menjadi komitmen Manajemen Bank Artos untuk mengantisipasi perkembangan perekonomian yang dinamis. Manajemen terus berusaha mengantisipasi berbagai peluang dan risiko untuk mendapatkan hasil yang optimal. Selama tahun 2015 perekonomian nasional masih mengalami, pertumbuhan yang lambat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 4,67 % dibawah target 5,02 %. Komoditas ekspor ( hasil tambang, energi dan perkebunan ) belum mampu menunjang pertumbuhan karena permintaan pasar dunia masih lesu, sementara di sektor konsumsi domestik terpengaruh pada daya beli masyarakat yang lemah. Pemerintah telah bergerak cepat melalui berbagai terobosan deregulasi kemudahan perizinan, percepatan pembangunan infrastruktur sekaligus pembiayaannya melalui APBN dan penyaluran dana desa dll, namun pengaruhnya belum tampak dalam jangka pendek. Manajemen Bank merasakan dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi ini melalui mitra usaha Bank Artos. Memperhatikan kondisi yang kurang baik tersebut Manajemen telah mengambil langkah strategis. Pertama, melakukan konsolidasi pengembangan tehnologi sistem informasi dengan penggantian Core Banking System ( CBS ) yang lebih maju dan proses implementasi (kick off) terlaksana pada tanggal 10 Oktober Kedua, percepatan implementasi pengembangan bisnis bank melalui Initial Public Offering ( IPO ) yang telah effektif berlaku per 30 Desember Kedua langkah tersebut membawa konsekuensi dan tanggung jawab besar sekaligus tantangan untuk meningkatkan kinerja bank. Pergantian CBS menjadikan bank beroperasi lebih efisien dengan online system yang dapat meningkatkan pelayanan kepada stakeholders dan melalui IPO, Bank harus menjunjung prinsip transparansi kegiatan Bank kepada stakeholders dan masyarakat. Laporan Tahunan

5 PT Bank Artos Indonesia Tbk menerapkan Tata Kelola Usaha Bank yang baik, sesuai dengan Ketentuan Good Corporate Governance (GCG). Penyusunan Rencana Bisnis Bank ( RBB ), Kebijakan Perkreditan dan Dana. Struktur Organisasi terbentuk dalam Kepengurusan Bank, Dewan Direksi ( Direktur Utama dan Direktur ( sebagai Eksekutif) dan Dewan Komisaris ( sebagai Pengawas ), mengacu pada prinsipprinsipgcg tersebut. Dalam kegiatan operasional, proses pengambilan keputusan oleh manajemen bersifat independen dan profesional serta memperhatikan asas keadilan, kesamaan dan kesetaraan. Penyampaian informasi yang tranparan dan akuntabel dengan tingkat akurasi yang tinggi selalu dijaga dan dipertanggung jawabkan. Publikasi Laporan Tahunan Bank tentang profil bank lengkap dan menyeluruh adalah merupakan bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat. Penerapan Pengendalian Manajemen Risiko dilakukan melalui pembentukan Satuan Kerja Pengawasan Struktural. Ditingkat Manajemen, Komisaris membawahi KomiteKomite ; Pemantau Risiko, Komite Audit dan Komite Renumerasi. Ditingkat Operasional mekanisme kebijakannya terstruktur mulai dari identifikasi risiko, pengukuran dan pengendalian atas berbagai jenis risiko likuiditas, pasar, kredit, operasional, hukum, strategik dll menurut ukuran dan kompleksitas masalah. Perangkat lain juga telah dibentuk antara lain Komite Kredit, SKMR dan Komite ALCO yang berfungsi untuk antisipasi risiko dan proses pengambilan keputusan. Di Bidang Kepatuhan, kebijakan manajemen tercermin pada pembentukan struktur yang memastikan semua ketentuan dan peraturan dilaksanakan dengan baik melalui Direktur Kepatuhan. Penyusunan Sistem dan Prosedur sesuai dengan Ketentuan BI / OJK, penerapan APU/PPT dan Komitmen Atas Hasil temuan Internal dan Eksternal merupakan bagian dari tanggung jawabnya untuk ditindak lanjuti. Sementara Fungsi Pengawasan melalui Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang melakukan pemeriksaan atas seluruh unit kerja bank berada langsung dibawah Direktur Utama untuk efektivitas kontrol dan pengawasan. Di Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manajemen Bank sangat memahami pentingnya memiliki SDM yang berkualitas. Berbagai bentuk training dan pelatihan baik internal maupun eksternal dilaksanakan melalui program Competency Based HR Management. Bagi pelayanan nasabah telah dikembangkan Program Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dengan standard pelayanan yang prima untuk kepuasan nasabah. KINERJA KEUANGAN Perkembangan perekonomian Indonesia selama tahun 2015 berada pada pertumbuhan yang melambat. Lemahnya daya beli masyarakat telah mengganggu dunia usaha dan berdampak pula terhadap perbankan. Pengajuan prospek kredit yang terbatas dari calon debitur dikarenakan usaha sektor real yang melemah serta timbulnya gejala menurunnya kualitas kredit adalah bagian dari dampak kelambatan yang terjadi dan menuntut bank semakin berhati hati dan lebih selektif dalam penyaluran kredit. 2 Laporan Tahunan 2015

6 Gambaran diatas tercermin pada kinerja keuangan yang menurun dibandingkan dengan kinerja keuangan Tahun 2014 terutama untuk Pos Kredit dan Dana Pihak III, sementara Pos Total Aset dan Laba merupakan muara dari kegiatan tersebut. Pemberian kredit per akhir Desember 2015 mencapai Rp 467,86 milyar turun dari posisi Desember 2014 yang mencapai Rp 548,66 milyar (<14,73 %). Penghimpunan Dana Pihak III tahun 2015 mencapai Rp 563,44 milyar atau turun dari Rp 586,99 milyar (<23,55%) dari tahun sebelumnya. Hal ini dapat dimaklumi, atas kebijakan manajemen untuk menyesuaikan penyaluran kreditnya dengan kondisi perekonomian yang ada. Total Aset per akhir Desember 2015 mencapai Rp 745,65 milyar turun 11,31 % dari Rp 840,77 milyar di tahun sebelumnya. Demikian pula Laba bank mencapai Rp 78 juta turun 96,24,% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2,076 jt. Modal Inti Bank mencapai Rp 104, 23 milyar naik dari Rp 101, 19 milyar sebagai akumulasi dari laba bank yang selama ini tidak pernah dibagikan kepada pemegang saham. Perkembangan kinerja keuangan selama tahun 2015 menjadi tantangan tersendiri bagi Manajemen, ditengah keberhasilan pada awal tahun 2016 bank dalam IPO. Perekonomian nasional yang mulai bangkit di tahun 2016 menjadi peluang dan kesempatan bagi bank untuk lebih maju dan berkembang ke depan. Program Kemitraan yang sudah menjadi andalan kerjasama dengan pihak lain perlu terus dikembangkan untuk memberikan kontribusi positif bagi bank. Kondisi perekonomian yang dinamis telah mendorong manusia untuk memunculkan ide ide kreatif, inovatif dan konstruktif untuk memperbaiki keadaan. Demikian pula bagi Manajemen Bank Artos Indonesia bertekad untuk mencapai kinerja lebih baik. Semoga Tuhan Yang Maha Esa bagi manajemen dalam melaksanakan tugastugasnya. senantiasa menyertai dan memberikan hikmat Bandung, 29 April 2016 William Arto Hardy Komisaris Utama Laporan Tahunan

7 Laporan Direksi Para Nasabah, Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan, Dengan merendahkan hati, mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunianya kita masih dapat bersamasama menyongsong hari baru dan semangat berkarya buat negeri kita tercinta Indonesia. Dalam kesempatan ini perkenankan kami atas nama Bank Artos Indonesia Tbk, menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggitingginya kepada para stakeholders yang telah mendukung dan menjadikan Bank Artos Indonesia Tbk, sebagai bank tujuan untuk melakukan transaksi keuangan sehingga, Bank Artos Indonesia Tbk dapat terus berkembang dan menghasilkan kinerja dan prestasi baik. Kepercayaan Stakeholders merupakan kunci utama yang telah membawa Bank Artos Indonesia Tbk tetap eksis untuk melayani masyarakat Indonesia yang membutuhkan layanan perbankan. Ditengah tingginya tingkat persaingan usaha di industri perbankan di tanah air dan masih belum pulihnya kondisi perekonomian global, Bank Artos Indonesia Tbk mampu dan berhasil menjalani masa masa sulit tersebut dengan tetap memiliki sikap optimisme akan terjadinya perubahan yang lebih baik dimasa mendatang. Melemahnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari tekanan ekonomi global dan kondisi ekonomi dalam negeri sepanjang tahun 2015 telah mempengaruhi kinerja industri perbankan pada umumnya dan Bank Artos Indonesia Tbk pada khususnya Sepanjang semester II tahun 2015, Pemerintah terus berupaya untuk membangkitkan kepercayaan pasar dan mendukung segera pemulihan iklim investasi dengan mengeluarkan beberapa paket kebijakan ekonomi guna mencapai pertumbuhan ekonomi dikisaran 5 % pada akhir tahun Bank Artos Indonesia Tbk dan pelaku usaha sangat berhati hati dalam menyikapi kondisi ekonomi sepanjang tahun Bank Artos Indonesia Tbk sangat selektif dalam menyalurkan kredit begitupun dengan pelaku usaha khususnya nasabah peminjam, juga menahan diri untuk menggunakan dana hasil pinjamannya untuk keperluan ekspansi usaha, hal ini terlihat pada realisasi kredit baru sepanjang tahun 2015 hanya sebesar Rp. 60 Milyar sedangkan pelunasan dan penurunan karena angsuran kredit mencapai sebesar Rp. 141 Milyar, penurunan portofolio kredit yang sangat tinggi ini telah mengakibatkan pertumbuhan kredit tahun 2015 menjadi negatif sebesar Rp. 81 Milyar atau negatif sebesar 14.73% sehingga posisi per akhir tahun 2015 outstanding pos Kredit Yang Diberikan menjadi sebesar Rp. 468 Milyar. Tingginya tingkat kepercayaan masyarakat khususnya penyimpan dana pada Bank Artos Indonesia Tbk tidak menjadi permasalahan bagi Bank dalam menghimpun dana, namun memperhatikan perlambatan pertumbuhan Kredit yang terjadi maka Bank menetapkan strategi pendanaan yang berimbang dengan tetap menjaga tingkat likuiditas pada posisi yang aman dan sehat. Penetapan strategi ini berdampak pada penurunan dana sebesar 12,91% atau sebesar Rp. 94 Milyar sehingga posisi per akhir tahun 2015 outstanding dana menjadi sebesar Rp. 631 Milyar. 4 Laporan Tahunan 2015

8 Dampak dari pertumbuhan kredit yang negative telah memberikan tekanan terhadap perolehan laba sebelum pajak pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 78 juta. Namun secara komprehensif laba tahun 2015 sebesar Rp juta, tingginya laba komprehensip tahun 2015 karena keuntungan aktuaria yang belum direalisasikan. Dilihat dari rasio keuangan utama khususnya permodalan, Capital Adequasi Ratio ( CAR ) pada akhir tahun 2015 mencapai sebesar 19.16% atau meningkat sebesar 2.68% jika dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 16.48%. Pencapaian CAR ini masih jauh diatas minimum ketentuan regulator atau dengan kata lain Bank Artos Indonesia Tbk masih memiliki ruang yang cukup besar untuk bertumbuh. Kecukupan permodalan menjadi hal yang sangat penting dan utama bagi suatu kelangsungan usaha Bank, keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan sarana untuk memberikan kemudahan dan akses sebesarbesarnya bagi masyarakat atau investor yang akan memiliki saham Bank Artos Indonesia melalui Initial Public Offering (IPO). Peningkatan permodalan Bank Artos Indonesia di masa mendatang akan semakin terbuka dan manajemen Bank dituntut menjadi lebih professional dan transparan dalam mengelola perseroan. Dana hasil IPO sebagian akan dipergunakan untuk mengganti Core Banking System (CBS) dalam rangka untuk mendukung pengembangan bisnis serta untuk memenuhi kesiapan sistem dalam mengadopsi beberapa ketentuan Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan. Penggunaan CBS baru diharapkan akan dapat dimulai pertengahan tahun Sesuai dengan Corporate Plan Bank Artos Indonesia Tbk, untuk lima tahun kedepan setiap kebijakan dan strategi yang ditetapkan akan lebih difokuskan dalam rangka meningkatkan kualitas rasio rentabilitas dan permodalan melalui pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan rencana kebijakan Pemerintah untuk terus membuka ruang perbaikan pertumbuhan ekonomi dengan paketpaket kebijakannya yang diharapkan sudah memberikan hasil pada semester II tahun Sejalan dengan pencapaian Visi Bank Artos Indonesia Tbk untuk menjadi " Menjadi Bank Terpecaya dalam menjalin Kemitraan dengan dunia usaha untuk mendukung perekonomian Indonesia yang mandiri ", strategi bisnis kemitraan yang telah dijalankan sejak 5 tahun kebelakang telah memberikan hasil dan kontribusi yang cukup tinggi terhadap pertumbuhan volume bisnis. Manajemen menyadari bahwa keberhasilan suatu usaha tidak terlepas dari peran dan dukungan mitra usaha yang samasama memiliki harapan dan tujuan dalam pengembangan usaha. TATAKELOLA PERUSAHAAN DAN MANAJEMEN RISIKO Dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan, Manajemen berpedoman pada ketentuan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik ( Good Corporate Governance ). Setiap kebijakan dan sistim prosedur operasional dilakukan evaluasi untuk memastikan bahwa dalam pelaksanaannya tidak bertentangan dengan ketentuan dan senantiasa berlandaskan pada prinsip akuntabilitas, pertanggungjawaban, keterbukaan, kewajaran dan kemandirian. Pelaksanaan tatakelola perusahaan yang baik dan konsisten dapat menciptakan dan mempertahankan kelangsungan usaha yang sehat. Disisi lain dalam mengantisipasi risiko usaha, pengelolaan manajemen risiko disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha. Laporan Tahunan

9 APRESIASI Akhir kata kami menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada Para Nasabah, Pemegang Saham dan Pemangku Kepentingan yang selama ini telah memberikan kepercayaan yang tinggi serta turut bersamasama dalam mengembangkan dan memajukan Bank Artos Indonesia Tbk. Semoga setiap langkah kita selalu dalam perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Bandung, 29 April 2016 Reinantha Yaputra Direktur Utama 6 Laporan Tahunan 2015

10 Strategi & Kebijakan Kecemasan terhadap kinerja perbankan tahun 2015 bukan hanya dari melambatnya pertumbuhan perekonomian, tetapi juga dari meningkatnya rasio kredit bermasalah. Perlambatan perekonomian dan kecendrungan meningkatnya rasio kredit bermasalah akan mengakibatkan perlambatan dalam penyaluran kredit, padahal tanpa ekspansi pertumbuhan kredit yang tinggi dikhawatirkan akan mempengaruhi rasio rentabiltas perbankan yang pada akhirnya tentu menimbulkan potensi ancaman pengurangan jumlah karyawan sebagai upaya pengurangan beban biaya. Manajemen dalam menetapkan strategi dan kebijakan memperhatikan dan mempertimbangkan situasi perkembangan perbankan maupun perekonomian secara keseluruhan. Kebijakan regulator baik dari Pemerintah maupun Otoritas Jasa Keuangan / Bank Indonesia yang mempengaruhi sektor keuangan dan industri perbankan akan mempengaruhi perkembangan dan situasi pasar keuangan didalam negeri, sehingga faktor tersebut menjadi pertimbangan manajemen bank dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki bank saat ini. Bank akan fokus pada jenis kegiatan usaha yang telah ditetapkan sesuai dengan kelompok BUKU 1 dimana modal inti bank dibawah Rp. 1 triliun, dan strategi serta Kebijakan bank tetap berpegang teguh pada PrinsipPrinsip Kehatihatian yang terukur (Prudential Banking) didukung oleh pengelolaan Manajemen Risiko (risk management), pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance GCG) serta kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku (Compliance). TARGET PASAR Target pasar Bank Artos adalah skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). UMKM masih memiliki ruang yang sangat besar dan prospektif. Untuk menjangkau segmen UMKM dibutuhkan Jaringan kantor yang luas khususnya untuk pengusaha mikro dan kecil. Melihat kondisi tersebut Bank melakukan strategi bisnis yang difokuskan pada bisnis kemitraan dengan lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Bisnis kemitraan tersebut pada akhirnya akan memberikan kontribusi positif bagi Bank Artos, yaitu memiliki jaringan melalui kantor yang dimiliki dari mitramitra tersebut. Sejalan dengan strategi bisnis kemitraan khususnya kepada Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) diharapkan dapat memberikan kontribusi peningkatan volume kredit kepada UMKM. SUMBER DAYA MANUSIA Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat bernilai bagi perkembangan dan kemajuan suatu perusahaan. Kualitas Sumber Daya Manusia harus terus dikembangkan melalui Program Pengembangan SDM berbasis pada konsep Competency Based HR Management. Sehingga dalam situasi tingkat persaingan di industri perbankan yang semakin tinggi, Bank mampu menyediakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang memiliki kemampuan berkompetensi yang sehat. Laporan Tahunan

11 Program pengembangan Sumber Daya Manusia antara lain meliputi : 1. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. 2. Meningkatkan motivasi dan moral kerja karyawan. 3. Meningkatkan kepatuhan, kedisiplinan, produktivitas dan effisiensi kerja karyawan. 4. Melaksanakan program peningkatan kesejahteraan karyawan. 5. Menyempurnakan kebijakan dan sistem prosedur yang terkait dengan SDM. 6. Meningkatkan pemahaman karyawan terhadap risiko dalam setiap aktivitas perbankan dan menanamkan budaya sadar risiko. 7. Mengikutsertakan pengurus bank, seluruh pimpinan unit kerja dan staff karyawan yang terkait dengan take risk mengikuti program sertifikasi manajemen risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia serta memberikan pelatihan penyegaran (refreshment training) bagi yang telah lulus sertifikasi manajemen risiko setelah melewati masa waktu tertentu. TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI Perkembangan Teknologi Sistem Informasi sejalan dengan perkembangan ketentuan / regulasi sebagai akibat tuntutan pasar, tehnologi sistim informasi merupakan aset yang juga tidak kalah penting bagi suatu perusahaan. Bank Artos Indonesia merencanakan akan mengganti Core Banking System sesuai corporate plan, adapun core banking system yang di miliki saat ini bekerja secara realtime online sehingga mampu menyediakan informasi dan data secara tepat waktu, yang didukung dengan fasilitas back up yang bersifat warm backup serta tersedianya Disaster Recovery Center yang secara berkala telah dilakukan proses pengujian untuk memastikan system dapat berfungsi secara tepat dan cepat. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan tehnologi dibutuhkan suatu core banking system yang lebih canggih yang dapat menunjang pertumbuhan kegiatan usaha dan untuk mendukung kepatuhan bank terhadap ketentuan regulator. Manajemen telah memutuskan untuk mengganti CBS dan diharapkan mulai dapat dioperasikan pertengahan tahun Keikutsertaan Bank Artos Indonesia sebagai anggota jaringan ATM Bersama telah memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah dalam bertransaksi melalui 13,000 jaringan ATM Bersama yang tersebar di seluruh Indonesia. Jenis transaksi yang dapat dilakukan melalui jaringan ATM Bersama antara lain ; penarikan tunai, kiriman uang / transfer antar bank anggota, pembayaran tagihan PLN, Telepon, Pajak dan pembayaran kartu kredit. Penyediaan Teknologi Sistem Informasi yang baik dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada setiap nasabah atau masyarakat yang akan mempergunakan jasa dan bertransaksi dengan Bank Artos Indonesia. 8 Laporan Tahunan 2015

12 KUALITAS ASET PRODUKTIF dan NON PRODUKTIF & RASIO NON PERFORMING LOAN (NPL) Rasio Aset Produktif bermasalah dan Non Produktif bermasalah terhadap Total Aset Produktif dan Non Produktif pada tahun 2015 sebesar 2,48% turun dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 4,00% serta Rasio Non Performing Loan (NPL) posisi akhir tahun 2015 sebesar 2,32% turun dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 3,66%. Rasio non performing loan turun disebabkan adanya penyelesaian dari beberapa debitur bermasalah, dengan kata lain Bank mampu menyelesaikan setiap kredit bermasalah. Penanganan permasalahan kualitas aset produktif dan non produktif lebih mengutamakan penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai winwin solution. Penyelesaian aset bermasalah sebagian besar menunggu hasil penjualan agunan. Bank Artos telah melakukan pelelangan melalui Lembaga Lelang Negara dan menunjuk Agent Property untuk memasarkan penjualan agunan dari aktiva yang bermasalah serta bekerjasama dengan Kantor Kuasa Hukum khusus untuk menangani debitur yang tidak kooperatif untuk diteruskan proses litigasi sesuai dengan hukum yang berlaku. RASIO TINGKAT KECUKUPAN MODAL BANK (Capital Adequacy Ratio = CAR) Rasio Tingkat Kecukupan Modal (CAR) merupakan salah satu komponen kunci penting untuk menumbuhkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Bank. Rasio CAR Bank Artos Indonesia per Desember 2015 sebesar 19,16% atau diatas ketentuan minimal CAR yang ditetapkan Bank Indonesia sebesar 8 %. Rasio CAR meningkat bila dibandingkan dengan posisi tahun 2014, hal ini sejalan dengan peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit yang diberikan yang mengakibatkan peningkatan portofolio Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Rasio CAR yang masih tinggi memberikan ruang terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi serta memberikan ruang yang sangat besar untuk peningkatan pertumbuhan usaha. RASIO RENTABILITAS Secara keseluruhan rasio rentabilitas yaitu ROA dan ROE bank perakhir tahun 2015 turun apabila dibandingkan dengan tahun Secara aktivitas usaha pada tahun 2015, Bank mengalami pertumbuhan yang cukup baik, khususnya terlihat dari adanya peningkatan pendapatan bunga bersih (NIM), namun adanya peningkatan biaya operasional yang cukup signifikan sehingga hasil akhir usaha yaitu Laba mengalami penurunan dibandingkan pencapaian tahun Peningkatan biaya operasional yang cukup signifikan tersebut terjadi karena tidak terlepas dari upaya manajemen dalam memperhatikan kesejahteraan karyawan, mengingat peningkatan biaya hidup yang terjadi pada tahun 2015, sementara terhadap biaya operasional lainnya tidak terjadi peningkatan yang cukup signifikan atau dengan kata lain kegiatan usaha masih dijalankan secara efisien. Laporan Tahunan

13 Pengelolaan Risiko Manajemen Risiko adalah suatu metode pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman kerugian sebagai dampak dari rangkaian aktivitas atau kegiatan usaha yang dijalankan. Untuk meminimalisir risikorisiko yang dihadapi, maka dibutuhkan manajemen yang harus memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai sehingga segala macam risiko yang berpotensi muncul dapat diantisipasi sejak awal dan disiapkan penanggulangannya. Manajemen risiko pada Bank meliputi proses identifikasi, mengukur, memantau, mengendalikan risikorisiko, untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul dari kegiatan usahanya. Manajemen risiko di Bank Artos memastikan tersedianya sistem pengendalian intern yang memadai untuk mengatasi berbagai risiko. Kebijakan dan prosedur senantiasa disempurnakan dengan menyesuaikan batas toleransi risiko untuk memastikan keseimbangan yang optimal antara kualitas aset dengan profibilitas usaha, serta untuk menjamin penerapan manajemen risiko sejalan dengan dinamika bisnis dan perubahan eksternal. Penerapan manajemen risiko yang baik dan menyeluruh diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha dengan risiko yang terkendali dengan mengutamakan prinsip kehatihatian dan praktek perbankan yang sehat. Penerapan manajemen risiko merupakan bagian untuk memperkuat stabilitas dan ketahanan kegiatan bisnis perbankan yang dilakukan melalui : 1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi. 2. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit. 3. Proses pengelolaan risiko meliputi : proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. 4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Pengungkapan Permodalan Struktur permodalan yang kokoh diperlukan untuk mendukung pertumbuhan usaha yang berkesinambungan maupun sebagai penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian baik yang disebabkan oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Pengelolaan modal ( capital management) diselaraskan dengan rencana bisnis bank melalui pertumbuhan kredit yang berkesinambungan, melakukan belanja modal yang diperlukan untuk mendukung kegiatan bisnis serta mengembangkan bisnis kemitraan dengan lembaga keuangan bank dan non bank. Sesuai dengan rencana bisnis bank, kebutuhan permodalan dapat dipenuhi melalui IPO dan pertumbuhan modal secara organik dengan didukung oleh profitabilitas yang maksimal dengan mengutamakan pertumbuhan bisnis guna meningkatkan perolehan 10 Laporan Tahunan 2015

14 STRATEGI MANAJEMEN RESIKO Untuk memastikan manajemen risiko dapat diterapkan secara memadai, maka langkahlangkah yang dilakukan oleh Bank Artos Indonesia, sebagai berikut : 1. Memiliki pedoman kebijakan dan prosedur manajemen risiko yang disusun sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia tentang penerapan Manajemen Resiko bagi Bank Umum. 2. Membentuk komite komite yang secara aktif melakukan pemantauan atas mitigasi risiko, yaitu : Komite Manajemen Risiko, Komite Pemantau Risiko, Komite Audit, Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Kredit, ALCO. 3. Penetapan parameter dan limit transaksi bertujuan untuk meningkatkan mitigasi risiko Bank Artos Indonesia dalam proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko. 4. Mengikutsertakan pengurus bank, seluruh pimpinan unit kerja dan staff karyawan di risk taking unit untuk mengikuti program sertifikasi manajemen risiko sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia serta memberikan pelatihan penyegaran (refreshment training) bagi yang telah lulus sertifikasi manajemen risiko setelah melewati masa waktu tertentu. 5. Mengembangkan budaya sadar risiko pada seluruh karyawan melalui program pelatihan dan sosialisasi manajemen risiko secara berkesinambungan. PROFIL RISIKO Sesuai dengan hasil penilaian Otoritas Jasa Keuangan, profil risiko bank : Jenis Risiko Peringkat Risiko Inhern Kualitas Penerapan Manajemen Risiko Peringkat Risiko Risiko Kredit Moderate Fair Moderate Risiko Pasar Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Risiko Likuiditas Low to Moderate Fair Low to Moderate Risiko Operasional Moderate Fair Moderate Risiko Hukum Low to Moderate Satisfactory Low to Moderate Risiko Stratejik Moderate Fair Moderate Risiko Kepatuhan Risiko Reputasi Peringkat Profil Risiko Moderate Moderate Moderate Fair Fair Fair Moderate Moderate Moderate Laporan Tahunan

15 RISIKO KREDIT Risiko kredit merupakan risiko yang timbul karena pihak peminjam atau counterparties tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada bank. Kewaspadaan dalam mengamati kondisi perkembangan dunia usaha adalah faktor penting bagi Bank Artos dalam menjaga kualitas portofolio kredit di tahun Bank membukukan pertumbuhan kredit yang signifikan pada tahun 2015 dengan kualitas kredit tetap terjaga. Bank Artos berhasil menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan NPL) pada tingkat yang rendah sebesar 2,32%. Bank Artos mengelola risiko ini secara menyeluruh melalui penetapan batasanbatasan kredit bagi setiap segmen pasar untuk individual bisnis maupun antar sektor industri guna memastikan portofolio kredit terdiversifikasi dengan baik. Strategi Bank dalam mengelola risiko kredit dilakukan dengan upayaupaya sebagai berikut : 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. 2. Kebijakan dan prosedur perkreditan yang mengutamakan prinsip kehatihatian. 3. Proses persetujuan kredit yang transparan dan berjenjang oleh Komite Kredit. 4. Pengawasan berkesinambungan untuk mengidentifikasi secara dini potensi risiko kredit yang mungkin timbul, sehingga dapat melakukan langkah langkah pencegahan, penyelamatan maupun penyelesaian yang efektif dan efisien. 5. Untuk mendukung pemberian kredit yang sehat dan telah mengandung unsur pengendalian internal, maka pejabat/pihak yang terlibat dalam proses manajemen risiko kredit adalah sebagai berikut : A. Komite Kredit, yang beranggotakan Dewan Komisaris, Direksi, Pemimpin Kantor Wilayah dan Bussines Manager. B. Unit Kerja Analis Kredit yang independen bertugas untuk menilai risiko secara kasus perkasus atas kredit yang diberikan. C. Unit kerja Reviewer Kredit yang independen. RISIKO PASAR Bank Artos menghadapi risiko pasar yang berhubungan dengan fluktuasi tingkat suku bunga. Pengelolaan risiko suku bunga secara keseluruhan dijalankan dengan metodologi yang dapat mengidentifikasikan risiko suku bunga dari portofolio aset dan kewajiban yang sensitif terhadap perubahan suku bunga. Selain itu penghimpunan dana selalu dikaitkan dengan kemampuan penyalurannya serta diupayakan tidak terjadi negative interest gap, sehingga pendapatan bunga bersih yang diperoleh selalu dalam kondisi positif dan pada akhirnya tingkat risiko suku bunga dapat ditekan seminimal mungkin. 12 Laporan Tahunan 2015

16 RISIKO LIKUIDITAS Memperhatikan kemungkinan perubahan mendadak dari tingkat aset atau kewajiban yang dikarenakan oleh kejadian yang tidak terduga baik dalam kondisi normal maupun untuk tujuan antisipasi kondisi krisis, maka bank harus memelihara pendanaan dan aset likuid yang mencukupi untuk mengakomodasi perubahan tersebut guna mengantisipasi permintaan dana yang dapat muncul setiap saat. Dalam upaya untuk memenuhi keseimbangan tersebut bank melakukan pemantauan likuiditas secara harian. Sepanjang tahun 2015 posisi likuiditas Bank Artos terjaga pada level yang memadai. Langkahlangkah yang proaktif senantiasa dilakukan bank untuk menjamin bahwa dana inti dapat dipertahankan pada tingkat yang konsisten sesuai dengan kebijakan internal Bank Artos maupun kebijakan Bank Indonesia, upaya upaya yang dilakukan adalah dengan: meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah Penyimpan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas jumlah simpanan, bank membuat jaringan money market line dengan beberapa bank lain, disamping itu pula bank memiliki kebijakan Rencana Pendanaan Darurat yang berisi langkahlangkah yang dilakukan bank dalam rangka menghadapi perubahan likuiditas bank. Pengelolaan likuiditas bank dilakukan dalam penempatan Sertifikat Bank Indonesia (SBI). RISIKO OPERASIONAL Halhal yang berpotensi menyebabkan risiko operasional yang material adalah diantaranya : kecukupan ketentuan dan prosedur, kualitas SDM, turnover pegawai, IT, kecukupan supervisi dan faktor eksternal lainnya. Secara rutin bank melakukan sosialisasi dan pelatihan untuk mengembangkan risk culture (budaya mengelola risiko) dan meningkatkan risk awareness (kesadaran akan risiko) yang merupakan syarat utama pengelolaan risiko. Dengan meningkatnya risk culture diharapkan akan mampu meningkatkan budaya kontrol risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas usaha sehari hari. Untuk meminimalkan risiko operasional, Bank Artos melakukan upayaupaya seperti : setiap aktivitas operasional dibuatkan SOP yang selalu dievaluasi sesuai dengan perkembangan bisnis, meningkatkan fungsi kontrol dalam proses transaksi, mengamankan aset dan data, melakukan Disaster Recovery Plan secara rutin, memastikan bahwa setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih sesuai dengan fungsinya, dan memastikan seluruh aktivitas operasional yang dilakukan telah sesuai dengan ketentuan, sistem dan prosedur yang ditetapkan. RISIKO HUKUM Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis yang dapat bersumber antara lain dari kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundangundangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap bank maupun sebaliknya. Laporan Tahunan

17 Untuk dapat meminimalkan risiko hukum yang mungkin terjadi maka Bank Artos membentuk unit kerja hukum (legal) dengan misi mendukung Bank Artos dalam menjalankan usahanya dan serta mengamankan dan melindungi kepentingan Bank Artos dari risiko hukum. Bank Artos melakukan mitigasi risiko hukum, dengan cara antara lain : membuat manual kerja dan standarisasi dokumen hukum, melakukan sosialisasi kepada kantor cabang dan unit kerja terkait mengenai dampak peraturan dan perundangan yang baru berlaku, sosialisasi tentang modus operandi kejahatan perbankan beserta cara penanganannya secara hukum. RISIKO REPUTASI Pelayanan nasabah yang kurang memuaskan dan kelambatan dalam penyelesaian pengaduan nasabah, serta pemberitaan negatif lainnya adalah merupakan permasalahan dari risiko reputasi yang berdampak pada penurunan kepercayaan terhadap bank yang dapat menimbulkan potensi kerugian, akibat dari penurunan jumlah nasabah dan pendapatan bank. Identifikasi risiko reputasi dilakukan Bank Artos secara berkala dengan cara memantau kualitas pelayanan, kecepatan penyelesaian pengaduan nasabah dan pemantauan berita yang terkait dengan bank maupun grup usaha bank di berbagai media masa. Upayaupaya yang dilakukan bank dalam meminimalkan potensi risiko reputasi adalah dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabah dengan cara peningkatan keahlian pegawai melalui program pelatihan dan merekrut tenagatenaga profesional. RISIKO STRATEGIK Risiko stratejik dapat terjadi akibat ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat meminimalkan potensi risiko stratejik yang mungkin terjadi, Direksi telah menyusun rencana stratejik dan inisiatif inisiatif bisnis. Hal hal ini dituangkan dalam blue print strategi bisnis dalam corporate plan dan Rencana Bisnis Bank (RBB). Corporate plan dan RBB telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Bank Artos telah membentuk Komite RBB yang memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mendukung perumusan RBB dan memantau pelaksanaannya, dengan menyusun laporan realisasi dibandingkan dengan rencana bisnis dan anggaran secara berkala dan melakukan kaji ulang sasaran bisnis baik yang bersifat finansial maupun nonfinancial. 14 Laporan Tahunan 2015

18 RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundangundangan dan atau ketentuan lainnya baik internal maupun eksternal. Risiko ini dapat berdampak pada pemberian teguran secara administratif maupun pengenaan denda oleh pihak regulator (Bank Indonesia, /OJK) ataupun instansi lainnya. Untuk dapat meminimalkan potensi risiko kepatuhan yang mungkin terjadi tersebut, Bank Artos telah menunjuk salah satu anggota Direksi sebagai Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Dalam pelaksanaan tugasnya, Direktur Kepatuhan dibantu Satuan Kerja Kepatuhan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengelola risiko kepatuhan Bank dan bersifat independen terhadap satuan kerja operasional. Satuan Kerja Kepatuhan juga bertanggung jawab terhadap penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) di Bank Artos. Bank menyadari bahwa risiko yang dapat ditimbulkan akibat ketidakpatuhan dapat mempengaruhi operasional dan reputasi Bank, Bank Artos mempunyai komitmen yang kuat untuk senantiasa mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku dan mengambil langkahlangkah untuk memperbaiki kelemahan apabila terjadi. Secara proaktif Bank melakukan pencegahan ( exante) dalam rangka meminimalkan terjadinya pelanggaran dan melakukan tindakan korektif ( expost) dalam rangka perbaikan, dengan melakukan upaya upaya sebagai berikut : Melakukan gap analisis antara ketentuan baru dengan ketentuan lama. Melakukan kajian kepatuhan atas rencana produk dan aktivitas baru. Melakukan sosialisasi ketentuan kepada karyawan. Melakukan pemantauan atas transaksi keuangan mencurigakan. Laporan Tahunan

19 Dalam jutaan rupiah Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum No. VII II I V VI ( 1 ) III IV B A D B E C KOMPONEN MODAL ( 2 ) KOMPONEN MODAL Modal Inti 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal 3. Modal Inovatif 4. Faktor Pengurang Modal Inti 5. Kepentingan Non Pengendali Modal Pelengkap 1. Level Atas (Upper Tier 2) 2. Level Bawah (Lower Tier 2) maksimum 50% Modal Inti 3. Faktor Pengurang Modal Pelengkap Faktor Pengurang Modal Inti dan Modal PelengkapModal Pelengkap Eksposur Sekuritisasi Modal Pelengkap Tambahan Yang Memenuhi Persyaratan (Tier 3) MODAL PELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A + B C) KOMPONEN MODALTOTAL MODAL INTI, MODAL PELENGKAP, DAN MODALPELENGKAP TAMBAHAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK MENGANTISIPASI RISIKO PASAR (A+BC+E) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR Metode Standar Model Internal RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKOKREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR ( III : ( IV + V + VI)) A ( 3 ) ( 4 ) 101, Desember 2014 Bank Konsolidasi 96,500 8,565 3,907 4,807 4, , , ,881 49, % 10, ,230 96,500 2,790 3,798 ( 5 ) 3, , Desember 2015 Bank Konsolidasi ( 6 ) 108,028 54, , % 16 Laporan Tahunan 2015

20 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual Dalam jutaan rupiah No. ( 1 ) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Kategori Portofolio Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersil Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RItel Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Asset Lainnya Eksposur Di Unit Syariah (apabila ada) TOTAL ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) 270 2,370 35, ,636 2,005 26,830 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst Total 235,393 1,513 1,917 17, , ,320 13,626 28,110 Desember , ,667 3, ,393 1,783 4,287 17, , ,418 15,769 54, ,775 1,151 43, ,60 1,390 25,214 Desember 2015 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst Total ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) 221,218 1,902 5,449 14,626 97, ,694 8,904 29,160 4, ,307 1, ,218 1,902 6,960 14, , ,617 10,843 54, ,647 Laporan Tahunan

21 TOTAL 554, ,318 53,397 40,375 3, , , ,086 25,105 37,850 2, Eksposur Di Unit Syariah (apabila ada) 11 Asset Lainnya 54,940 54,940 54, Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 3,932 8,602 3,235 15,769 2,782 6,053 2,008 Tagihan Kepada Korporasi 185,407 50,045 45,569 40, , ,658 73,149 22,458 26,352 Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RItel 55, ,729 7,132 5, ,793 70,107 68,259 2,051 7, Kredit Pegawai / Pensiunan Kredit Beragun Properti Komersil 17,393 17,393 14,626 Kredit Beragun Rumah Tinggal 2, , , ,210 Tagihan Kepada Bank 1,782 1,782 1,902 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Pemerintah 235,393 Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 235, ,218 ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) ( 13 ) <= 1 tahun > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn NonKontraktual Total <= 1 tahun > 1 thn sd 3 thn > 3 thn sd 5 thn > 5 thn NonKontraktual No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Desember 2014 Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Desember 2015 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Bank Secara Individual 745,647 54,674 10, , ,807 14,626 6,960 1, , ( 14 ) Total Laporan Tahunan 2015

22 Dalam jutaan rupiah Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi Bank Secara Individual Eksposur Di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Aset Lainnya Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan PortofolioRitel No. Kategori Portofolio Tagihan Kepada Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral ( 5 ) Tagihan Kepada Kredit Beragun Properti Kredit Pegawai/ Tagihan Kepada Entitas ( 6 ) ( 7 ) ( 10 ) ( 14 ) ( 1 ( 2 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 11 ) ( 12 ) ( 13 ) ( 3 ) ( 4 ) Kredit Beragun Rumah Desember Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan 2,989 6,765 Pertambangan dan Penggalian 28,534 4,267 16,873 Industri Pengolahan 674 Listrik, Gas dan Air 1,183 Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 24,466 5,191 49,305 73,671 3,734 56,565 49,264 3,792 Pertanian, PerbTransportasi, Pergudangan dan Komunikasi Perantara Keuangan 10 2,613 59,788 Realestate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 11 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 12 Jasa Pendidikan 13 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga ,426 1, Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 17 4,287 4,110 26, , ,393 2,613 4,287 17, , ,805 15,769 56,723 2,074 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya ,283 18,937 41, ,117 56,723 Total Laporan Tahunan

23 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi Bank Secara Individual Tagihan Yang Dihapus Buku 3,136 3,136 3,179 3,179 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Kolektif 473 1, , ,065 Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Individual , B. Telah Jatuh Tempo 2,401 1,218 A. Belum Jatuh Tempo 7,694 1,835 1, Tagiha yang mengalami penurunan nilai (impaired)k 7,694 4,236 11,930 1,173 1,933 3,106 Tagihan 250, ,829 9,403 6, , , ,587 5,288 2, ,853 ( 1 ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) ( 9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Dst. Total No. Kategori Portofolio Desember 2014 Desember 2015 Wilayah Wilayah Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah Bank secara individual ( 1 ( 2 ) No. Kategori Portofolio ( 5 ) Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan Tagihan Kepada Bank Pembangun ( 8 ) ( 9 ) Tagihan Kepada Kredit Beragun Properti Kredit Pegawai/ Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Tagihan Kepada Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Aset Eksposur Di Unit Usaha Syariah ( 3 ) ( 4 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 10 ) ( 14 ) ( 11 ) ( 12 ) ( 13 ) Tagihan Kepada 178, ,806 Tagihan Kepada Entitas Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum Pertanian, PerbTransportasi, Pergudangan dan Komunikasi Perantara Keuangan Realestate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Bukan Lapangan Usaha Lainnya Total Kredit Beragun Rumah Desember ,960 4,100 32,965 10,778 32,011 12,399 20, ,208 4,663 6,960 14, , ,954 10,843 56,576 2,000 56,576 4,663 10,526 13,183 51, , ,094 39,310 33,614 37,503 53,841 3, , Dalam jutaan rupiah 20 Laporan Tahunan 2015

24 Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi Bank Secara Individual No. SEKTOR EKONOMI Dalam jutaan rupiah Tagihan Cadangan Cadangan Tagihan Yang Mengalami Kerugian Kerugian Tagihan Penurunan Nilai Penurunan yang Penurunan Nilai Dihapus Belum Telah Nilai (CKPN)Indiv Buku ( 1 ( 2 ) ( 3 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 4 ) ( 8 ) Desember Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 1,598 1, Industri Pengolahan 37,216 37, Listrikl, Gas dan Air Konstruksi 42,789 42, Perdagangan Besar dan Eceran 95,358 95, Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 77,178 77, Perantara Keuangan 65,038 65, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,082 2, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 75,852 75, Bukan Lapangan Usaha 69,884 68,173 1, Lainnya 3,179 Total 467, ,744 2, ,064 3,179 Desember Pertanian, Perburuan dan Kehutanan Perikanan 3 Pertambangan dan Penggalian 9,754 9, Industri Pengolahan 49,674 48,491 1, Listrikl, Gas dan Air Konstruksi 30,840 30, Perdagangan Besar dan Eceran 126, ,710 1, Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 9 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 109, , Perantara Keuangan 62,401 62, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 14 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,426 7, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan 1,985 1, Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 74,607 74, Bukan Lapangan Usaha 74,577 72,824 1, Lainnya 3,316 Total 839, ,600 3,236 1,445 1,742 3,316 Laporan Tahunan

25 (678) No. KETERANGAN Posisi Desember 2014 Posisi Desember 2015 CKPN Individual CKPN Kolektif CKPN Individual CKPN Kolektif ( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ( ) 5 ) ( 6 ) 1 Saldo Awal CKPN 2,553 1,801 1,445 1,742 2 Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada Periode Berjalan (Net) (1,108) (59) 2a. Pembentukan CKPN pada Periode Berjalan 2b. Pemulihan CKPN Pada Periode Berjalan 8, CKPN Yang Digunakan Untuk Melakukan Hapus Buku atas Tagihan pada Periode Berjalan 4 Pembentukan (Pemulihan) Lainnya pada Periode Berjalan Saldo Akhir CKPN 1,445 1, , ,064 1, (819) Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Bank Secara Individual 22 Laporan Tahunan 2015

26 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Katagori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual Dalam jutaan rupiah Desember 2015 Tagihan Bersih Lembaga Peringkat AA+ sd AA A+ sd A Peringkat Jangka Panjang BBB+ sd BBB AAA Standard and Poor's Kategori Portofolio Fitch Rating BB+ sd BB B+ sd B Kurang Kurang B B A1 A2 A3 Kurang A3 AA+ sd A+ sd A AAA BB+ sd BB B+ sd B Kurang B Kurang B F1+ sd F1 F2 F3 Kurang F3 Moody's Aaa Ba1+ sd Ba3 B1+ sd B3 Kurang B3 Tanpa Peringkat Total Baa1+ sd Baa3 Aa1+ sd Aa3 A1+ sd A3 P1 P2 P3 Kurang P3 Kurang F3[idn] PT Fitch Ratings Indo F2[idn] F3[idn] F1+[idn] sd F1[idn] Kurang B[idn] A+[idn] sd A BB+[idn] sd B+[idn] sd B[idn] BB[idn] BBB+[idn] sd BBB[idn] AA+[idn] sd AA[idn] Kurang [idr]a3 [idr]a3+ sd [idr]a3 [idr]a2+ sd [idr]a2 [idr]bb+ sd [idr]bb [idr]b+ sd [idr]b Kurang [idr]b [idr]a1+ sd [idr]a1 [idr]aa BBB+ sd BBB [idr]bbb+ sd [idr]bbb [idr]aa+ sd [idr]aa [idr]a+ sd [idr]a PT ICRA Indonesia id BBB+ sd id BBBid AA+ sd id AA PT PEFINDO id A+ sd id A id A1 id A2 id A3 sd id A4 Kurang id A4 ( 3 ) ( 4 ) ( 5 ) ( 6 ) ( 7 ) ( 8 ) (9 ) ( 10 ) ( 11 ) ( 12 ) ( 13 ) ( 14 ) ( 2 ) id AAA id BB+ sd Kurang id B id BBid B+ sd id B ( 15 ) ( 16 ) 221, ,218 Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Tagihan Kepada Bank 1,902 1,902 Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersil Kredit Pegawai / Pensiunan Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio RItel Tagihan Kepada Korporasi 287, ,617 Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Asset Lainnya Eksposur Di Unit Syariah (apabila ada) 510, ,737 TOTAL ( 1 ) Laporan Tahunan

Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah)

Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah) Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KOMPONEN MODAL Bank Konsolidasi Bank Konsolidasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) I KOMPONEN MODAL A Modal Inti 162,348 162,348 1 Modal disetor 137,200

Lebih terperinci

- Menyediakan layanan transaksi perbankan yang prima dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia serta dunia usaha Nasional.

- Menyediakan layanan transaksi perbankan yang prima dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia serta dunia usaha Nasional. Laporan Tahunan 2013 Visi & Misi V I S I Menjadi Bank terpercaya dalam menjalin kemitraan dengan dunia usaha untuk mendukung perekonomian Indonesia yang mandiri M I S I Menyediakan layanan transaksi perbankan

Lebih terperinci

9 31 Desember 2009 Unit Kontrol Tabel 1.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam Jutaan Rupiah) KOMPONEN MODAL Posisi

Lebih terperinci

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KOMPONEN MODAL

Lebih terperinci

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KOMPONEN MODAL

Lebih terperinci

(dalam jutaan rupiah) 30-Jun-17 Kategori Portofolio

(dalam jutaan rupiah) 30-Jun-17 Kategori Portofolio Pengungkapan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Berdasarkan Wilayah Wil. Jakarta Wil. Barat Wil. Tengah Wil. Timur Total (3) (4) (5) (6) (7) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 2,435,098 - - - 2,435,098.00

Lebih terperinci

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) KOMPONEN MODAL

Lebih terperinci

PT. Bank Mayapada Internasional Tbk

PT. Bank Mayapada Internasional Tbk Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank secara Individual Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Wilayah 5 Wilayah 6 Total (1) (2) (3) (4) (5)

Lebih terperinci

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah JAKARTA BANDUNG SURABAYA SEMARANG MEDAN MAKASSAR KALIMANTAN Total

Lebih terperinci

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah JAKARTA BANDUNG SURABAYA SEMARANG MEDAN MAKASSAR KALIMANTAN Total

Lebih terperinci

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

Risiko Kredit Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Tabel 1 : Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jakarta Bandung Surabaya Semarang Medan Makassar Kalimantan Total

Lebih terperinci

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016)

Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Pengungkapan Permodalan dan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. PRIMA MASTER BANK (Sesuai SE OJK Nomor 43/SEOJK.03/2016) Tabel 1. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KOMPONEN MODAL

Lebih terperinci

30-Jun-17 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lainnya Total

30-Jun-17 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lainnya Total Tabel 1.1 : Pengungkapan Risiko Kredit - Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jawa Bali Sumatera Kalimantan Sulawesi Lainnya Total (1) (2) (3)

Lebih terperinci

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Tagihan bersih berdasarkan wilayah Kategori Portofolio Kalimantan & Central Java East Java & Bali Jakarta Sumatera

Lebih terperinci

Deutsche Bank. Pengungkapan Risiko Kredit Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Deutsche Bank. Pengungkapan Risiko Kredit Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Deutsche Bank Jakarta Branch : Surabaya Branch : Deutsche Bank Building Wisma Dharmala 7 th 80. Jl. Imam Bonjol Jakarta 10310 101-103 Jl. Panglima Sudirman Surabaya 60270 Tel (62) (21) 331092. 3904792

Lebih terperinci

Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN

Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum (dalam jutaan rupiah) KETERANGAN Tabel 1.a. Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum KETERANGAN Bank Konsolidasi (1) (2) (3) (4) I KOMPONEN MODAL A Modal Inti 1 Modal disetor 1,663,146 1,663,146 2 Cadangan tambahan modal

Lebih terperinci

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu

PT Bank KEB Hana Indonesia Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individu NO KATEGORI PORTOFOLIO Jawa Sumatera Sulawesi & Bali 1 Tagihan Kepada Pemerintah 5,300,126 - - 2 Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

Lebih terperinci

(dalam jutaan rupiah)

(dalam jutaan rupiah) Tabel 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank secara individu Jun17 Kategori Portofolio Jawa Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Sumatera Kalimantan & Sulawesi Lainnya Total (1) (2) () (4)

Lebih terperinci

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0

4.3 Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, hibah, atau hibah wasiat 0 0 Tabel 01.a Pengungkapan Kuantitatif Struktur Permodalan Bank Umum Bank : Bank Sinarmas Tbk KOMPONEN MODAL 30-Jun-17 30-Jun-16 I Modal Inti (Tier 1) 4,184,369 3,819,657 1 Modal Inti Utama/Common Eqiuty

Lebih terperinci

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) Wilayah 1 MDN Wilayah 2 JKT Wilayah 3 BDG Wilayah 4

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017 PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI POSISI 30 JUNI 2017 A. RISIKO KREDIT 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarakan Wilayah

Lebih terperinci

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) Wilayah 1 MDN Wilayah 2 JKT Wilayah 3 BDG Wilayah 4

Lebih terperinci

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Resiko A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah A.Risiko kredit 1 ) Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) Wilayah 1 MDN Wilayah 2 JKT Wilayah 3 BDG Wilayah 4

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO

PENGUNGKAPAN INFORMASI KUANTITATIF EKSPOSUR RISIKO 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah

Lebih terperinci

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank

Pengungkapan Ekposur Risiko Bank Pengungkapan Ekposur Risiko Bank A. Risiko Kredit A.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Kategori Portofolio wilayah Mataram wilayah Selong wilayah Praya wilayah Sumbawa

Lebih terperinci

1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah)

1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah (dalam jutaan rupiah) 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 977,430

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individu. Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individu. Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tabel 1.1 Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individu Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tahun Sebelumnya Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jawa Barat Banten

Lebih terperinci

Posisi Tanggal Laporan 30 Juni Di Yogyakar ta. Jawa Tengah

Posisi Tanggal Laporan 30 Juni Di Yogyakar ta. Jawa Tengah Tabel 1.a.1. Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Posisi Tanggal Laporan Tahun Sebelumnya No. DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Banten (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Lebih terperinci

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR XX/POJK.03/2018 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. Bank BNI Syariah periode 30 Juni 2017

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. Bank BNI Syariah periode 30 Juni 2017 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jabodetabek Barat Timur Total (1) (2) (3) (4) (5) (7) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 6.305.052

Lebih terperinci

RISIKO KREDIT TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH

RISIKO KREDIT TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH (dalam jutaan Rupiah) Berdasarkan Wilayah Berdasarkan Wilayah Sulawesi & Bali & Nusa Irian Jaya & Sulawesi & Bali & Nusa Irian Jaya & Sumatera Jakarta Jawa Kalimantan

Lebih terperinci

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. Bank BNI Syariah periode 30 September 2017

Pengungkapan Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko PT. Bank BNI Syariah periode 30 September 2017 1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah No. Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jabodetabek Barat Timur Total (1) (2) (3) (4) (5) (7) 1 Tagihan Kepada Pemerintah 7.516.769

Lebih terperinci

(dalam jutaan rupiah) 5,805, , ,410 55,615 53,874 6,954,155. Tagihan Kepada Pegawai/ Kredit. Telah Jatuh Bank.

(dalam jutaan rupiah) 5,805, , ,410 55,615 53,874 6,954,155. Tagihan Kepada Pegawai/ Kredit. Telah Jatuh Bank. SHINHAN BANK Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko 30 Juni 2017 Tabel 1.a.1 Pengungkapan Tagihan Bersih berdasarkan Wilayah-Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

Lebih terperinci

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum

No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum No.12/ 27 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2010 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Rencana Bisnis Bank Umum Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

(dalam jutaan rupiah) 31 Desember Desember

(dalam jutaan rupiah) 31 Desember Desember RISIKO KREDIT h Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual NO Berdasarkan Wilayah Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 (1) (2) (3) (4) (5) (8) (3) (4) (5) (8)

Lebih terperinci

Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua. Sumatera

Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua. Sumatera 1) Pengungkapan Tagihan Berdasarkan Wilayah Jawa Tagihan Berdasarkan Wilayah Tagihan Berdasarkan Wilayah Bali dan Nusa Tenggara Sumatera Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua Total Jawa Bali dan Nusa Tenggara

Lebih terperinci

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi Juni 2017

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi Juni 2017 Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi Juni 2017 PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR PUSAT Jl. Salemba Raya. 55, Jakarta Pusat 10440 Telp. : (021) 2300912 (Hunting) Fax. : (021) 3148401 Website : www.syariahbukopin.co.id

Lebih terperinci

Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua. Jawa Bali dan Nusa Tenggara Sumatera

Posisi Tanggal Laporan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua. Jawa Bali dan Nusa Tenggara Sumatera 12.b.1 - Pengungkapan Berdasarkan Wilayah (1) BUS secara individu Berdasarkan Wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara Sumatera Kalimantan, Sulawesi, Maluku & Papua Tahun Sebelumnya Berdasarkan Wilayah Total

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH PT BANK SYARIAH MANDIRI TGL 30 JUNI 2017 DAN 2016

PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH PT BANK SYARIAH MANDIRI TGL 30 JUNI 2017 DAN 2016 PENGUNGKAPAN TAGIHAN BERSIH BERDASARKAN WILAYAH TGL 30 JUNI 2017 DAN 2016 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Sulawesi & Bali & Nusa Irian Jaya & Sulawesi & Bali & Nusa

Lebih terperinci

RISIKO KREDIT. (dalam jutaan rupiah) NO 30 Juni Desember 2016 Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

RISIKO KREDIT. (dalam jutaan rupiah) NO 30 Juni Desember 2016 Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah RISIKO KREDIT rdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual NO Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Total

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual

Tabel 1.1. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual Tabel 1.1. Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank secara Individual Posisi Juni 2017 Bersih Berdasarkan Wilayah Jakarta Sumatra Wilayah Timur Jaw a Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 kepada Pemerintah

Lebih terperinci

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi DESEMBER 2017

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi DESEMBER 2017 Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi DESEMBER 2017 PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR PUSAT Jl. Salemba Raya. 55, Jakarta Pusat 10440 Telp. : (021) 2300912 (Hunting) Fax. : (021) 3148401 Website :

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi SEPTEMBER 2017

Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi SEPTEMBER 2017 Informasi Kuantitatif Eksposur Risiko Posisi SEPTEMBER 2017 PT. BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR PUSAT Jl. Salemba Raya. 55, Jakarta Pusat 10440 Telp. : (021) 2300912 (Hunting) Fax. : (021) 3148401 Website

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No.5626 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 348) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

2. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (Dalam Jutaan Rp)

2. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak (Dalam Jutaan Rp) A. RISIKO KREDIT 1. Pegungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah. Tagihan bersih berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 Wilayah 4 Jakarta Medan Surabaya Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Bank : Standard Chartered Tanggal : 31-Dec-17 ASET POS - POS 31-Dec-17 31-Dec-16 1. Kas 135,055 178,601 2. Penempatan pada Bank Indonesia 5,660,314 4,221,394 3. Penempatan

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham Analisa dan Pembahasan Manajemen 8,60% sudah sesuai dengan ketentuan BI mengenai GWM Valuta Asing. dalam batas yang diperkenankan ketentuan BI maksimal

Lebih terperinci

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu

2016, No Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan; g. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f, perlu No.298, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Syariah. Unit Usaha. Bank Umum. Manajemen Risiko. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5988) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN DEWAN KOMISIONER NOMOR../.../POJK/2015

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2

DAFTAR ISI. Daftar isi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 DAFTAR ISI Daftar isi... 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 A. Transparansi Pelaksanaan Good Corporate Governance PD BPR Garut 2 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance berdasarkan

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5841 KEUANGAN OJK. Bank. Rencana Bisnis. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 17) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko yang berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM

TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/23/PBI/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Kegiatan usaha Bank senantiasa dihadapkan pada risiko-risiko

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas

2017, No Tahun 2008 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4867); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jas No.64, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Bank Sistemik. Recovery Plan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6038) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.5861 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 53) PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada

Lebih terperinci

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan. 7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan. 8. Memantau kepatuhan BCA dengan prinsip pengelolaan bank yang sehat sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui unit kerja

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang menjadi pendukung dalam melakukan penelitian ulang terhadap kinerja keuangan bank dengan menggunakan metode RGEC diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Dictionary of Banking and financial service by Jerry Rosenberg dalam Taswan (2010) menyatakan bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang menerima simpanan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kompleksitas kegiatan usaha

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO

KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Kebijakan KEBIJAKAN DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO Dalam menjalankan fungsi, Bank membentuk tata kelola manajemen risiko yang sehat, Satuan Kerja yang Independen, merumuskan tingkat risiko yang akan diambil

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/25/PBI/2004 TENTANG RENCANA BISNIS BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan good corporate governance, bank perlu

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN Yth. 1. Direksi Bank; 2. Direksi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi; 3. Direksi Perusahaan Efek; dan 4. Direksi Perusahaan Pembiayaan; di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2015

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Agency Theory Dalam penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori agensi. Jensen and Meckling (1976) menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

No.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

No.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum No.13/ 24 /DPNP Jakarta, 25 Oktober 2011 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Bank

Lebih terperinci

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014 PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT INDIVIDUAL Peringkat Komposit 2 Penerapan good corporate governance di PT Bank Syariah Bukopin

Lebih terperinci

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM

- 1 - TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM - 1 - Yth. Direksi Bank Umum Konvensional di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 25 /PBI/2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA Nomor: 7/25/PBI/2005 TENTANG SERTIFIKASI MANAJEMEN RISIKO BAGI PENGURUS DAN PEJABAT BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kondisi eksternal dan internal perbankan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2017 TENTANG PENGAWASAN PT PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko

Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Arah Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Disampaikan dalam Kegiatan Rakerda DPD Perbarindo DKI Jaya dan Sekitarnya, 14 April 2016 Direktorat Penelitian

Lebih terperinci

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2015 KEUANGAN OJK. Bank Perkreditan Rakyat. Manajemen Risiko. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5761). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Bank Total Asset (triliun) Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Daftar nama bank yang termasuk dalam objek penelitian ini adalah 10 bank berdasarkan total aset terbesar di tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 1.1.

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2009 Ekonomi. Lembaga. Pembiayaan. Ekspor. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4957) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara negara di Eropa, Amerika dan Jepang mendengar kata bank sudah tidak asing lagi. Bank sudah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 45 /POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA DALAM PEMBERIAN REMUNERASI BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Posisi : 30 Juni 2015 (Revisi OJK) 1. Peringkat Faktor GCG dan Definisi Peringkat

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM I. UMUM Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS Final Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO I. KETENTUAN UMUM 1 Dalam rangka mencapai tujuan usaha yang berpedoman kepada visi

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum.

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Rencana Bisnis Bank Umum. No.6/44/DPNP Jakarta, 22 Oktober 2004 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal: Rencana Bisnis Bank Umum. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/25/PBI/2004 tanggal 22

Lebih terperinci

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Kategori Portofolio Bersih Berdasarkan Wilayah Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Kategori Portofolio Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total

Lebih terperinci

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Kategori Portofolio Bersih Berdasarkan Wilayah Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg

2 d. bahwa untuk mengelola eksposur risiko sebagaimana dimaksud dalam huruf a, konglomerasi keuangan perlu menerapkan manajemen risiko secara terinteg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.348, 2014 KEUANGAN. OJK. Manajemen. Resiko. Terintegerasi. Konglomerasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5626) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individu Kategori Portofolio Bersih Berdasarkan Wilayah Bersih Berdasarkan Wilayah Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah 3 dst. Total Wilayah 1 Wilayah 2 Wilayah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/10/PBI/2004 TENTANG SISTEM PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci