BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, dan memberikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD. Adapun ruang lingkup LKPJ adalah mencakup penyelenggaraan: urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas umum pemerintahan. LKPJ itu sendiri terdiri atas LKPJ Akhir Tahun Anggaran dan LKPJ Akhir Masa Jabatan. LKPJ Dinas perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun 2016 merupakan LKPJ Akhir Tahun Anggaran, yang disusun sebagai wujud pertanggungjawaban Dinas Perkebunan sebagai bagian dari OPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan ini dimaksudkan sebagai salah satu bahan penyusunan LKPJ Gubernur pada akhir Tahun Anggaran 2016, untuk disampaikan kepada Dewan Perwakilan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

2 Rakyat Daerah, dengan tujuan agar dapat memberikan gambaran menyeluruh secara kualitatif dan kuantitatif terhadap pelaksanaan pembangunan sub sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat pada TA. 2016, baik yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat maupun APBN Tahun Penyusunan Laporan Keterangan Pertanggung-jawaban (LKPJ) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, didasari oleh beberapa peraturan perundang-undangan, sebagai berikut: 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar Negara tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851); 3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 6. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan; 7. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

3 8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4816); 11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.; 13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat. 14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47); 15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 24 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E); 16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun ; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

4 17. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 111 Seri D); 18. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit Dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Di Lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 53 Seri D) B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Sumber Daya Perkebunan Provinsi Jawa Barat memiliki luas wilayah ,32 hektar dengan garis pantai sepanjang 755,829 km. Secara geografis terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah: sebelah Utara (Laut Jawa dan Provinsi DKI Jakarta); sebelah Timur (Provinsi Jawa Tengah); sebelah Selatan (Samudra Indonesia); dan sebelah Barat (Provinsi Banten). Kondisi topografi wilayah Provinsi Jawa Barat berupa pegunungan curam (9,5%) dengan ketinggian lebih dari m DPL terletak di bagian Selatan; lereng perbukitan yang landai (36,48%) terletak di bagian Tengah dengan ketinggian m dpl; dan wilayah dataran luas (54,03%) terletak di bagian Utara dengan ketinggian m dpl. Provinsi Jawa Barat beriklim tropis dengan curah hujan cenderung merata sepanjang tahun, suhu rata-rata berkisar antara 17,4 30,7 C dan kelembaban udara antara 73 84%. Provinsi Jawa Barat memiliki lahan yang subur, yang berasal dari endapan vulkanis serta banyaknya aliran sungai yang merata diberbagai sudut wilayah, yang kesemuanya itu menyebabkan sebagian besar lahan di wilayah Jawa Barat banyak digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan sepanjang tahun. Penggunaan lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat berupa lahan sawah, tegalan, ladang, hutan, perkebunan, kolam, pertambakan serta LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

5 kawasan permukiman/perkotaan. Dari luas Provinsi Jawa Barat sebesar ,32 Ha, terdapat Luas lahan Perkebunan (tahun 2015) sebesar Ha (atau 13,16 % dari luas Jawa Barat). Areal perkebunan Jawa Barat tersebar di 21 Kabupaten/Kota, yaitu di: Bogor, Sukabumi, Kota Sukabumi, Cianjur, Subang, Bandung Barat, Bandung, Purwakarta, Garut, Tasikmalaya, Kota Tasik, Ciamis, Kota Banjar, Sumedang, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Indramayu, Karawang, Bekasi dan Pangandaran. Setiap wilayah tersebut memiliki keragaman luas dan jenis komoditas perkebunan, yang disebabkan perbedaaan potensi wilayah dan budaya masyarakatnya di setiap Kabupaten/Kota. Berdasarkan jenis pengelolaannya, dari total luas perkebunan di Jawa Barat seluas Ha, terdiri dari Perkebunan Rakyat (PR) seluas Ha (74,70%), Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas Ha (11,19%) terbagi menjadi 156 kebun, serta Perkebunan Besar Negara (PBN) seluas Ha (14,10%) terdiri dari 37 kebun PTPN VIII dan 2 kebun PTRNI. Seluruh kawasan perkebunan tersebut melibatkan KK pelaku usaha perkebunan rakyat. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 3599/Kpts/PD.310/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 bahwa komoditi binaan Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman perkebunan. Adapun jenis komoditas yang dapat dikembangkan dan tumbuh dengan baik, dan menjadi komoditas binaan Dinas Perkebunan Jawa Barat adalah sebanyak 33 jenis, yaitu: Aren, Cengkeh, Guttapercha, Jambu Mete, Jarak, Kakao, Kapok, Karet, Kayu Manis, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Kelapa Sawit, Kemiri, Kemiri Sunan, Kenanga, Kina, Kopi Robusta, Kopi Arabika, Kumis Kucing, Lada, Pala, Pandan, Panili, Pinang, Teh, Akarwangi, Mendong, Nilam, Serehwangi, Tebu, dan Tembakau. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

6 Tabel: 1.1 Sebaran Luas Perkebunan Per Kab/Kota Se Jawa Barat Tahun 2015 NO KAB/KOTA LUAS PERKEBUNAN (Ha) LUAS JUMLAH PR PBS PBN TOTAL (Ha) KOMODITAS 1 Kab. Bandung Kab. Bandung Barat Kab. Bogor Kab. Bekasi Kab. Cianjur Kab. Ciamis Kab. Cirebon Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Karawang Kab. Kuningan Kab. Majalengka Kab. Purwakarta Kab. Pangandaran Kab. Subang Kab. Sukabumi Kab. Sumedang Kab. Tasikmalaya Kota Banjar Kota Bandung Kota Bekasi Kota Bogor Kota Cimahi Kota Cirebon Kota Depok Kota Sukabumi Kota Tasikmalaya TOTAL Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun Perkembangan Pembangunan Perkebunan Sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang, karena sektor ini memiliki arti yang sangat penting dan menentukan dalam pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia termasuk di LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

7 Jawa Barat. Dalam konteks masa lalu banyak yang berpendapat bahwa sejarah kolonialisme dan imperialisme Barat di Indonesia merupakan sejarah perkebunan itu sendiri. Provinsi Jawa Barat yang dulu dikenal sebagai wilayah priangan, dikenal sebagai wilayah subur yang cocok untuk pengembangan komoditas perkebunan. Sehingga pada masa kolonial di wilayah priangan ini telah banyak dikembangkan areal perkebunan yang bernilai ekonomis, seperti perkebunan kopi, teh, kina, karet dan tebu. Demikian halnya dengan pengembangan industri pengolahan dari beberapa komoditas tersebut juga turut dikembangkan sejalan dengan peningkatan produksi dan permintaan pasar yang terus meluas. Jaman terus berubah, kemajuan ilmu pengetahuan terus berkembang, masyarakat priangan terus berinovasi untuk mengembangkan berbagai komoditas perkebunan yang bernilai ekonomis dan laku dipasaran. Sehingga usaha perkebunan aneka macam komoditas terus berkembang di bumi parahiyangan hingga saat ini. Sampai sejauh ini, pengembangan ke-30 komoditas perkebunan binaan Jawa Barat ada yang masih dalam tahap perintisan (seperti: Kemiri Sunan, Guttapercha, Jarak, Kapok, Pinang, Kumis Kucing, Kenanga), tahap pengembangan skala kecil (seperti: Pala, Nilam, Akar Wangi, Kemiri, Pandan, Mendong, Panili, Aren, Sereh Wangi, Panili, Lada, Kayu Manis), serta tahap pengembangan industrialisasi (seperti: Teh, Kopi, Karet, Kakao, Tebu, Kelapa Sawit, Kelapa Dalam, Kelapa Hibrida, Tembakau, Kina, Cengkeh). Dalam proses pengembangan pembangunan perkebunan di Jawa Barat hingga saat ini tentu saja masih menemui berbagai kendala, antara lain: permasalahan degradasi lahan, alih fungsi lahan, alih komoditas ke non perkebunan, stagnasi produksi dan produktivitas (karena permasalahan teknik budidaya, penggunaan bibit unggul, sarana-prasarana pendukung, perubahan cuaca serta gangguan usaha perkebunan baik gangguan OPT maupun non OPT). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

8 Tabel: 1.2 Perkembangan Luas, Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Jawa Barat tahun 2011 dan 2015 TAHUN 2011 TAHUN 2015 NO KOMODITAS Luas (Ha) Produksi (Ton) Prositas (Ton/Ha) Luas (Ha) Produksi (Ton) Prositas (Ton/Ha) 1 Akarwangi , ,030 2 Aren , ,583 3 Cengkeh , ,204 4 Guttapercha , Jambu Mete , ,114 6 Jarak , ,208 7 Kakao , ,292 8 Kapok , ,142 9 Karet , , Kayu manis , , Kelapa dalam , , Kelapa hibrida , , Kelapa sawit , , Kemiri , , Kemiri Sunan , Kenanga , , Kina , , Kopi Arabika , , Kopi Robusta , , Kumis kucing , , Lada , , Mendong , , Nilam , , Pala , , Pandan , , Panili , , Pinang , , Sereh wangi , , T e h , , Tebu , , Tembakau , ,872 TOTAL Sumber: Statistik Dinas Perkebunan Jawa Barat Tahun 2015 Pelaksanaan pembangunan di bidang perkebunan di Jawa Barat pada Tahun 2016 telah menunjukan kontribusi yang cukup baik dalam hal pertumbuhan ekonomi regional, sumber penghasilan masyarakat perkebunan, penghasil devisa negara, penyedia bahan baku industri, penyerapan tenaga kerja, serta melestarikan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dalam perekonomian di Jawa Barat, sub sektor perkebunan mempunyai peranan cukup besar baik secara langsung maupun tidak langsung, secara langsung sub sektor perkebunan memiliki peranan dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia, yaitu dalam aspek daya beli masyarakat. Perolehan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

9 pada sektor perkebunan dan Nilai Tukar Petani (NTP) pada sub sektor Perkebunan Tahun 2009 sd 2013, adalah sebagaimana ditunjukan pada tabel-tabel berikut ini: Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun NO LAPANGAN USAHA (1) (2) (3) (4) (5) A Pertanian, Kehutanan, dan , , ,3 Perikanan 1 Pertanian, Peternakan, , , ,0 Perburuan, dan Jasa Pertanian Tanaman Pangan , , ,8 Tanaman Hortikultura , , ,2 Tanaman Perkebunan , , ,0 Peternakan , , ,7 Jasa Pertanian dan Perburuan , , ,3 2 Kehutanan , , ,2 3 Perikanan , , ,1 Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2016 Tabel 1.4 Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun NO LAPANGAN USAHA (1) (2) (3) (4) (5) A Pertanian, Kehutanan, dan , , ,4 Perikanan 1 Pertanian, Peternakan, , , ,3 Perburuan, dan Jasa Pertanian Tanaman Pangan , , ,7 Tanaman Hortikultura , , ,6 Tanaman Perkebunan , , ,5 Peternakan , , ,5 Jasa Pertanian dan Perburuan , , ,0 2 Kehutanan , , ,4 3 Perikanan , , ,7 Sumber: BPS Jawa Barat tahun 2016 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

10 Tanaman Pangan Tanaman Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan RATA-RATA Tabel 1.5 Indeks Harga Yang Diterima, Indeks Harga Yang Dibayar dan Nilai Tukar Petani (NTP) Menurut Sub Sektor Di Jawa Barat Tahun Sub Sektor No Tahun/ Kelompok Indeks Harga yang diterima Petani (IT) Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Tahun 2015, rata-rata Tahun 2016, rata-rata Rata-rata ( ) Indeks Harga yang dibayar Petani (IB) Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Tahun 2015, rata-rata Tahun 2016, rata-rata Rata-rata ( ) Nilai Tukar Petani Tahun 2012, rata-rata Tahun 2013, rata-rata Tahun 2014, rata-rata Tahun 2015, rata-rata Tahun 2016, rata-rata Rata-rata ( ) Sumber: Badan Pusat Statistik, Faktor Pendukung Pelaksanaan Pembangunan Keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 tentunya tidak terlepas dari kondisi SDM LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

11 dan Sarana Prasarana Aparatur yang dimiliki, sebagaimana diuraikan berikut ini: a. Organisasi Dinas Perkebunan Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan operasional dibidang perkebunan yang merupakan sebagian kewenangan desentralisasi Provinsi, serta kewenangan yang dilimpahkan kepada Gubernur berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 38 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang perkebunan, berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Menurut Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 21 Tahun 2008, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dalam menyelenggarakan tugas pokoknya mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Merumuskan kebijakan operasional di bidang perkebunan; 2) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang perkebunan; 3) Fasilitasi di bidang perkebunan; 4) Penyelenggaraan ketatausahaan. Sedangkan dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, Dinas Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 2) Penyelenggaraan urusan perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

12 dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas perkebunan meliputi produksi perkebunan, pengembangan SDM, kelembagaan dan permodalan, pengembangan dan pengendalian perkebunan serta pengolahan pemasaran dan usaha perkebunan. Pelaksanaan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat tentunya tidak hanya dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat saja, tetapi melibatkan berbagai organisasi terkait baik kelembagaan tingkat pusat maupun OPD di Kabupaten/Kota. b. Kondisi SDM Sumber Daya Manusia (SDM) perkebunan yang menjalankan pembangunan sub sektor perkebunan di Jawa Barat terdiri dari: Petani Pekebun, Pengusaha Perkebunan, Tenaga Penyuluh, Aparatur Pemerintah, Peneliti serta berbagai pihak yang berstatus sebagai pemerhati dunia perkebunan. Semua komponen SDM pembangunan perkebunan Jawa Barat tersebut sejauh ini selalu menjalin kerjasama secara terpadu dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan perkebunan di Jawa Barat sebagaimana diharapkan bersama. Sebagai gambaran keberadaan potensi SDM perkebunan Jawa Barat berdasarkan data 2015 di Jawa Barat terdapat orang pemilik lahan usaha perkebunan rakyat, sejumlah pemilik, pengelola serta karyawan PBS dan PTPN, yang keberadaannya terwujud dalam bentuk Kelompok Tani (Poktan) /Gapoktan/asosiasi/persatuan/ikatan, seperti: Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APKI), Asosiasi Petani Kelapa, Asosiasi Petani Cengkeh, Asosiasi Petani Tembakau, Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), Asosiasi Teh Indonesia (ATI), Gabungan Perusahaan Karet Indonesi (GAPKINDO), dlsb. Disamping itu terdapat sekitar 500 orang Aparatur Pemerintah yang tersebar pada OPD/SKPD Provinsi dan Kabupaten Kota, 1 orang penyuluh, 11 org LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

13 tenaga pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan 6 orang tenaga pengawas benih tanaman (PBT). c. Kondisi Sarana dan Prasarana Pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat sejauh ini juga telah ditunjang oleh keberadaan sarana prasarana usaha perkebunan yang tersebar di seluruh bagian wilayah Jawa Barat, antara lain berupa: benih unggul, pupuk, berbagai alat pengolahan (traktor, Alat Pembuatan Pupuk Organik (APPO), alat/mesin pengolah hasil perkebunan), prasarana budidaya (saluran irigasi, embung, pompa air, jalan produksi). Upaya penyediaan sarana prasarana perkebunan tersebut telah dilakukan melalui dukungan anggaran APBD maupun APBN yang bersifat stimulan untuk mendorong masyarakat/petani dalam memfasilitasi kebutuhannya secara swadaya. Disamping itu dalam rangka menunjang pencapaian target kinerja secara optimal, maka Dinas Perkebunan juga dilengkapi dengan sarana-prasarana aparatur, seperti unit pembenihan, unit laboratorium, peralatan pengendalian hama penyakit, termasuk keberadaan UPTD dan instalasinya sebagai unit kerja yang menangani hal-hal yang bersifat teknis. d. Teknologi Disamping teknologi budidaya aneka jenis tanaman perkebunan yang sejauh ini terus dikembangkan, juga dikembangkan teknologi pengolahan hasil perkebunan. Karakter produk perkebunan pada umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat dimanfaatkan untuk menujang kebutuhan manusia, dengan demikian pengolahan produk perkebunan baik melalui pengolahan sederhana maupun usaha industri pengolahan mutlak diperlukan. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dilakukan untuk memperoleh nilai tambah melalui penerapan sistem dan usaha agribisnis perkebunan. Pemerintah, provinsi, kabupaten/kota melakukan pembinaan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

14 dalam rangka pengembangan usaha industri pengolahan hasil perkebunan untuk memberikan nilai tambah yang maksimal. Usaha industri pengolahan hasil perkebunan dapat dilakukan di dalam atau di luar kawasan pengembangan perkebunan, dan dilakukan secara terpadu dengan usaha budi daya tanaman perkebunan. Untuk mencapai hasil usaha industri pengolahan perkebunan yang berdaya saing, Pemerintah menetapkan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan dan pedoman industri pengolahan hasil perkebunan yang baik dan benar sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketentuan tentang penerapan, pembinaan, dan pengawasan sistem mutu produk olahan hasil perkebunan serta pedoman industri pengolahan hasil perkebunan ditetapkan oleh Pemerintah. Pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat bekerja sama menyelenggarakan informasi pasar, promosi dan menumbuhkembangkan pusat pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri. Pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota memfasilitasi kerja sama antara pelaku usaha perkebunan, asosiasi pemasaran, asosiasi komoditas, kelembagaan lainnya, dan/atau masyarakat. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

15 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. Visi dan Misi Sejalan dengan Visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang tertuang dalam RPJMD Tahun , yaitu Jawa Barat Maju Untuk Semua, dan kemudian dijabarkan kedalam Misi-2 RPJMD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun , yaitu: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha; maka Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Visi yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun yaitu Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing. Dalam rangka pencapaian Visi Dinas Perkebunan tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) Misi, sebagai berikut: Misi I : Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan Misi II : Meningkatkan Pemberdayaan Sumber Daya Perkebunan Secara Berkelanjutan Misi III : Meningkatkan Mutu hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan Dari ke-tiga Misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebagaimana tersebut diatas, maka tujuan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun adalah sebagai berikut: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

16 1) Meningkatnya ketersediaan produk perkebunan secara optimal dan berkualitas; 2) Meningkatnya kinerja sumber daya perkebunan secara berkelanjutan; 3) Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan Adapun dari ke-tiga tujuan pembangunan Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun tersebut memiliki sasaran dan indikator sasaran strategis sebagai berikut: 1) Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 1. Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) 2. Prosentase Peningkatan Produktivitas rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) 2) Meningkatnya ketersediaan benih unggul bersertifikat, dengan indikator sasaran strategis : 3. Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5% selama 5 tahun) 4. Prosentase peningkatan benih tanaman perkebunan yang tersertifikasi (2,1-2,5% selama 5 tahun), 3) Terkendalinya sumber daya lahan perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 5. Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13% selama 5 tahun) 4) Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 6. Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP- R) (1% selama 5 tahun), 5) Menurunnya intensitas serangan OPT perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

17 7. Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1% selama 5 tahun), 6) Meningkatnya penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI, dengan indikator sasaran strategis : 8. Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,1-2,5% selama 5 tahun) 7) Meningkatnya volume ekspor produk perkebunan, dengan indikator sasaran strategis : 9. Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5% selama 5 tahun) B. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah Dalam rangka pencapaian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sebagaimana tersebut diatas, maka diperlukan suatu strategi pembangunan serta arah kebijakan pembangunan yang akan menjadi acuan pelaksanaan program dan kegiatan selama kurun waktu tahun Berdasarkan pertimbangan perkembangan lingkungan strategis, maka telah dirumuskan 9 (sembilan) strategi pelaksanaan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat selama tahun sebagai berikut : 1. Optimalisasi pemanfaatan faktor-faktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan 2. Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan 3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman perkebunan 4. Optimalisasi pelayanan sertifikasi benih dan pengawasan peredaran benih tanaman perkebunan 5. Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan 6. Meningkatkan indeks NTP perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan kinerja pelaku dan kelembagaan usaha perkebunan 7. Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

18 8. Meningkatkan jumlah pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI 9. Meningkatkan penguasaan pasar ekspor dan pembinaan kemitraan usaha perkebunan Adapun kebijakan pembangunan perkebunan Provinsi Jawa Barat tahun , dengan memperhatikan aspek urusan dan kewenangan Bidang Perkebunan, dirumuskan dalam 9 (sembilan) kebijakan berikut ini: 1. Peningkatan pemanfaatan faktor-faktor produksi melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis 2. Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan 3. Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih tanaman perkebunan 4. Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan peningkatan pengawasan jaringan peredaran benih 5. Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan 6. Peningkatan kompetensi pekebun, kelembagaan dan akses permodalan usaha perkebunan 7. Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan 8. Peningkatan kemampuan dalam penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI 9. Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan Secara terstruktur, untuk mewujudkan Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang dijabarkan kedalam 3 (tiga) Misi, 3 (tiga) Tujuan, 7 (tujuh) Sasaran, 9 (sembilan) indikator, 9 (sembilan) Strategi dan 9 (sembilan) arah kebijakan pembangunan daerah di bidang pembangunan Sub Sektor Perkebunan, adalah sebagaimana digambarkan dalam skema berikut ini: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

19 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

20 Tabel 2.1. Skema Indikator Kinerja Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun Visi Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, sejahtera dan Berdaya Saing Misi 1 Misi 2 Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Berkelanjutan Tujuan 1 Meningkatnya Ketersediaan Produk Perkebunan secara optimal dan berkualitas Sasaran 1 Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Komoditas Perkebunan Indikator 1 Prosentase Peningkatan Produksi rata-rata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 1 Optimalisasi pemanfaatan faktorfaktor produksi dan fokus pengembangan komoditas perkebunan Kebijakan 1 Peningkatan pemanfaatan faktorfaktor produksi melalui intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan komoditas strategis Indikator 2 Prosentase Peningkatan Produktivitas ratarata komoditas strategis perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 2 Optimalisasi pemanfaatan teknologi budidaya adaptif yang ramah lingkungan Kebijakan 2 Pengembangan kaji terap teknologi budidaya dan peningkatan dukungan sarana produksi secara berkelanjutan Sasaran 2 Meningkatnya Ketersediaan Benih Unggul Bersertifikat Indikator 3 Prosentase peningkatan jumlah ketersediaan benih unggul komoditas strategis (2,1-2,5%) Strategi 3 Optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan kelembagaan perbenihan tanaman Perkebunan Kebijakan 3 Peningkatan produktivitas balai benih dan pemberdayaan penangkar benih tanaman perkebunan Indikator 4 Prosentase Peningkatan Benih tanaman perkebunan yang Tersertifikasi (2,1-2,5%) Strategi 4 Optimalisasi Pelayanan Sertifikasi Benih dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan Kebijakan 4 Pengembangan sistem pelayanan sertifikasi yang efektif dan Peningkatan Pengawasan Jaringan Peredaran Benih Tujuan 2 Meningkatnya Kinerja Sumber Daya Perkebunan secara berkelanjutan Sasaran 3 Terkendalinya Sumber Daya Lahan Perkebunan Indikator 5 Prosentase Luas minimum eksisting lahan perkebunan terhadap luas Jawa Barat (13%) Strategi 5 Meningkatkan pengawasan alih fungsi lahan dan alih komoditas serta pengendalian degradasi sumber daya lahan perkebunan secara berkelanjutan Kebijakan 5 Peningkatan koordinasi penanganan penyusutan lahan perkebunan dan Pengembangan teknik konservasi sumber daya lahan serta penanganan Sasaran 4 Meningkatnya Kesejahteraan Petani Perkebunan Indikator 6 Prosentasi Peningkatan Indeks Nilai Tukar Petani Perkebunan Rakyat (NTP-R) (1%) Strategi 6 Meningkatkan indeks NTP Perkebunan sebagai refleksi dari peningkatan Kinerja pelaku dan kelembagaan usaha Perkebunan Kebijakan 6 Peningkatan Kompetensi Pekebun, Kelembagaan dan akses Permodalan Usaha Perkebunan Sasaran 5 Menurunnya intensitas serangan OPT Perkebunan Indikator 7 Prosentase Penurunan Intensitas Serangan OPT Perkebunan (-1%) Strategi 7 Menurunkan luas wilayah perkebunan yang terindikasi serangan OPT Kebijakan 7 Peningkatan teknologi dan sistem pengendalian hama terpadu yang efektif, efisien serta ramah lingkungan Misi 3 Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan Tujuan 3 Meningkatnya Daya Saing Produk Perkebunan Sasaran 6 Meningkatnya Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI Indikator 8 Prosentase Peningkatan jumlah penerapan sistem jaminan mutu sesuai SNI (2,1-2,5%) Strategi 8 Meningkatkan Jumlah Pelaku penerapan sistem jaminan mutu produk perkebunan sesuai SNI Kebijakan 8 Peningkatan kemampuan dalam Penerapan Sistem Jaminan Mutu produk perkebunan sesuai SNI Sasaran 7 Meningkatnya Volume Ekspor Produk Perkebunan Indikator 9 Prosentase Peningkatan Volume Ekspor Produk Perkebunan (2,1-2,5%) Strategi 9 Meningkatkan penguasaan pasar Ekspor dan pembinaan kemitraan usaha Perkebunan Kebijakan 7 Peningkatan promosi dan pemasaran serta pembinaan kemitraan usaha perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

21 gangguan usaha perkebunan secara berkelanjutan Program Program Program Program Program Program Program Program Program 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Peningkatan Produksi Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD) 2. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) 3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Tanaman 1. Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) 1. Pencegahan dan Penanggulangan Hama Penyakit Tanaman, Hewan dan Ikan (APBD) 2. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Program Penunjang 1. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah; 2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Sumber Daya Aparatur; 3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 5. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan; dan 7. Program Pengembangan Data / Informasi / Statistik Daerah. 1. Pemasaran dan 1. Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan (APBD) 2. Program Perikanan (APBD 2. Program Peningkatan Nilai Peningkatan Nilai Tambah, Daya Tambah, Daya Saing, Industri Hilir Saing, Industri Hilir Pemasaran dan Pemasaran dan Ekspor Hasil Ekspor Hasil Pertanian (APBN) 3. Program Peningkatan Produksi, Pertanian (APBN) 3. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Produktivitas dan Mutu Tanaman Mutu Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (APBN) Perkebunan Berkelanjutan (APBN) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

22 Beberapa kebijakan teknis yang merupakan penjabarkan kebijakan umum pembangunan sub sektor perkebunan Jawa Barat yang selama ini dijalankan, meliputi : 1. Kebijakan Pengembangan Komoditi Perkebunan Kebijakan yang ditempuh adalah penerapan paket teknologi budidaya, melalui intensifikasi, eksentifikasi, rehabilitasi, diversifikasi, optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan, pengendalian gangguan usaha, serta penyediaan sarana dan prasarana pendukung pengembangan usaha perkebunan. 2. Kebijakan Pengembangan Sumber Daya manusia Kebijakan yang diarahkan adalah untuk pengembangan SDM perkebunan sebagai pelaku usaha, bukan hanya sebagai faktor produksi, agar tejadi pertumbuhan dan perkembangan proses perubahan guna mewujudkan sistem dan usaha agribisnis perkebunan yang bertumpu pada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha perkebunan. 3. Kebijakan Investasi Usaha Perkebunan Kebijakan yang mendorong iklim investasi yang kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan pada sentra-sentra perkebunan dengan mengutamakan peran serta petani, UKM, dan masyarakat secara luas, sehingga SDM perkebunan yang tersedia bermanfaat secara optimal. 4. Kebijakan Peningkatan Dukungan terhadap Pembangunan Sistem Ketahanan Pangan Pengembangan sistem ketahanan pangan di wilayah perkebunan dimaksudkan untuk mendukung ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan sebagai bagian dari sistem ketahanan pangan nasional. 5. Kebijakan Pengembangan Dukungan terhadap Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Kebijakan pengembangan perkebunan yang dilaksanakan secara harmonis, ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, dan ekologi yang memanfaatkan sumberdaya perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

23 6. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan dan Kemitraan Usaha Kebijakan pengembangan kelembagaan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam memanfaatkan peluang. Kebijakan pengembangan kemitraan untuk memperoleh manfaat maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. C. Prioritas Daerah Kebijakan umum dan kebijakan teknis pembangunan sub sektor perkebunan Tahun tersebut dalam tahun 2016 memiliki prioritas pembangunan daerah yang dijabarkan ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut: 1. Program dan Kegiatan yang didanai APBD: a. Program Perencanaan, Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

24 9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) 11) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 12) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 13) Kegiatan DAK Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB) f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan 19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan h. Program Peningkatan Produksi Pertanian 21) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 22) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 23) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 24) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

25 25) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim 26) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 27) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 28) Kegiatan DBHCHT - Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau 29) Kegiatan DBHCHT Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Tembakau 30) Kegiatan DBHCHT - Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau i. Program Pemberdayaan Sumberdaya Pertanian 31) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 32) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 33) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya dan Gangguan Usaha Perkebunan 34) Kegiatan DBHCHT - Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau 35) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 36) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan 37) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 38) Kegiatan DBHCHT Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau 39) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 40) Kegiatan CLTH Pengembangan Tanaman Kelapa j. Progam Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 41) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 42) Kegiatan DBHCHT - Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau 43) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT k. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 44) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 45) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan 46) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

26 47) Kegiatan CLTH Demplot Pengolahan Gula Merah 2. Program dan Kegiatan yang didanai APBN TUGAS PEMBANTUAN a. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1) Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar (TP) 2) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) 4) Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah (TP) 5) Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (TP) 6) Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan (TP) b. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1) Kegiatan Perluasa Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (TP) 2) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP (TP) DANA DEKONSENTRASI a. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1) Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) 2) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) 3) Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (DK) LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

27 b. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1) Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian (DK) 2) Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) 3) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) 4) Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida (DK) 3. Fokus Pembangunan Perkebunan Tahun 2016 ; a. Gerakan Penyelamatan Agribisnis Teh Nasional (GPATN) yang dilakukan melalui upaya intensifikasi, peremajaan, recovery, dan rehabilitasi tanaman. Sumber pendanaan berasal dari APBN dan APBD. b. Lanjutan Akselerasi Peningkatan Produktivitas Tebu dalam rangka memenuhi kebutuhan swasembada gula, khususnya untuk kebutuhan gula rumah tangga. c. Pengembangan Komoditi Ekspor Unggulan Nasional di luar Revitalisasi Perkebunan, dalam rangka mempertahankan pasar yang sudah ada seperti Kopi dan Kakao. d. Pengembangan Komoditas unggulan Spesifik lokal yang sudah dikenal di pasar internasional, dikembangkan untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada, seperti Akar Wangi dan Nilam. e. Revitalisasi Perbenihan, ditempuh melalui pembangunan, penetapan, pemeliharaan, dan pemurnian kebun entres, kebun induk, pohon terpilih, penguatan kelembagaan perbenihan, laboratorium dan sarananya serta pengawasan terhadap mutu dan peredarannya. f. Revitalisasi Perlindungan Perkebunan, ditempuh melalui penguatan kelembagaan perlindungan perkebunan, laboratorium dan sarananya termasuk SDM-nya; membangun sistem peringatan dini untuk pengendalian OPT dan pencegahan kebakaran kebun dan lahan, anomali iklim dan gangguan usaha perkebunan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

28 g. Penyediaan 2 (dua) juta benih kopi arabika Java Preanger sebagai bagian dari janji Gubernur yaitu pemberian bantuan benih kopi sebanyak 5 (lima) juta pohon yang dilaksanakan secara bertahap sampai dengan tahun BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. Pengelolaan Pendapatan Daerah 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perkebunan Provinsi Jawa Barat berdasarkan ketentuan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah, dan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah, adalah berupa: - Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas, yang dikelola oleh Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa hasil penjualan produk perkebunan dari 13 kebun dinas yang tersebar di Jawa Barat (berupa produk: Teh, Kopi, Kelapa, dan Cengkeh); - Retribusi Penjualan Produk Dinas, yang dikelola oleh Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, yaitu berupa Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati (Nimba); - Retribusi Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan, yang dikelola oleh Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Tanaman Perkebunan, yaitu berupa jasa Sertifikasi Bibit Tanaman Perkebunan. 2. Target dan Realisasi Pendapatan Pada tahun 2016, realisasi pencapaian PAD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dari Retribusi Penjualan Hasil Kebun Dinas adalah sebesar Rp ,-, melampaui target (104,01%) yang telah LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

29 direncanakan yaitu sebesar Rp ,-. Adapun rincian target dan realisasi PAD tersebut adalah sebagaimana diuraikan berikut ini : Tabel 3.1 Target dan Realisasi Penerimaan Asli Daerah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Jumlah penerimaan No Jenis Penerimaan Komoditas Target Realisasi (Rp) (Rp) % Retribusi Penjualan Produk Usaha Kebun Dinas 1 Kebun Dinas Gekbrong Teh ,67 (Cianjur) 2 Kebun Dinas Citiis (Cianjur) Teh ,05 3 Kebun Dinas Pangkalan Kelapa ,01 (Karawang) 4 Kebun Dinas Cipeo (Subang) Tebu ,96 5 Kebun Dinas Sukajadi (Sumedang) Teh ,64 Kopi Produksi ,00 Kopi Benih ,45 Teh ,00 Kopi ,19 Teh ,00 6 Kebun Dinas Cimungkal (Sumedang) 7 Kebun Dinas Cisarungga (Garut) 8 Kebun Dinas Ciheulang Kelapa ,72 (Garut) 9 Kebun Dinas Sukahurip Kelapa ,00 (Ciamis) 10 Kebun Dinas Sindanglaya Kopi ,00 (Kota Bandung) Cengkeh ,00 11 Kebun Dinas Lengkong Teh ,55 (Sukabumi) Kelapa ,80 J u m l a h A ,00 Retribusi Penjualan Produk Dinas 14 Retribusi Penjualan Bibit Tanaman Pestisida Nabati Nimba ,00 J u m l a h B ,00 Retribusi Jasa Pelayanan Dinas 15 Retribusi Sertifikasi Bibit SMB/SKMB ,36 Tanaman Perkebunan J u m l a h C ,36 J u m l a h A + B+C ,01 3. Permasalahan dan Solusi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

30 Dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut diatas kenyataannya masih memiliki beberapa permasalahan sebagai berikut: a. Komoditas Teh kondisinya relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun 2015, sehingga berpengaruh terhadap perolehan pendapatan yang relatif meningkat. b. Hampir seluruh tanaman mengalami masa penurunan produksi terutama pada saat musim kemarau. c. Pada beberapa komoditi di beberapa kebun dinas sudah berumur tua dan produksinya sudah menurun. d. Pada kondisi Tahun 2016 harga jual produksi rata-rata mengalami penurunan yang cukup tajam tidak sebanding dengan kenaikan biaya produksi pada masing-masing komoditi yang bersangkutan. Beberapa solusi yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada, antara lain adalah: a. Diupayakan dilakukan peremajaan pada beberapa komoditas yang sudah berumur tua dengan komoditas yang sesuai agroklimat dan bernilai ekonomi tinggi. b. Pada komoditi kelapa yang harga jual butirannya mengalami penurunan dilakukan diversifikasi produk menjadi kopra yang harga jualnya relatif lebih tinggi. B. Pengelolaan Belanja Daerah 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah Kebijakan umum keuangan daerah tentang belanja daerah antara lain untuk memfasilitasi setiap program/kegiatan yang sudah direncanakan berdasarkan mekanisme perencanaan yang terstruktur sebagaimana yang sudah dituangkan dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah, yaitu mulai dari RPJMD, RKPD, RENSTRA OPD dan Renja OPD. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

31 Didalam dokumen perencanaan pembangunan daerah tersebut sudah mencakup kebijakan belanja untuk memfasilitasi: Janji Gubernur, Program Prioritas dan Unggulan Daerah, Tematik Kewilayahan serta Rencana Aksi Multi Pihak Implementasi Pekerjaan (RAM-IP). Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran pembangunan sub sektor perkebunan tahun 2016, maka kebijakan umum keuangan daerah diarahkan untuk mendukung: - Pengembangan Fokus Komoditas yang sudah diklasifikasikan menjadi: Komoditas Strategis, Komoditas Prospektif dan Komoditas Unggulan Spesifik Lokal; - Pengembangan Fokus Budidaya, mencakup: Peningkatan produksi dan produktivitas melalui: intensifikasi, rehabilitasi, peremajaan, dan diversifikasi; Peningkatan Teknologi Tepat Guna Budidaya Tanaman Perkebunan yang Efektif, Efisien dan Ramah Lingkungan; serta Pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan (Lahan & Plasma Nutfah) yang berkesinambungan. - Pengembangan Fokus Perbenihan, mencakup: Pengembangan UPTD Perbenihan Di Tingkat Provinsi Dan Kab/Kota; Peningkatan Koordinasi Peran Dan Fungsi Penangkar-penangkar Benih Berkualitas; Pengembangan Teknologi Perbenihan Yang Modern Dan Berdaya Saing; Peningkatan Pengawasan Mutu Dan Peredaran Benih; serta Peningkatan Pelayanan Sertifikasi Benih - Pengembangan Fokus Sarana & Prasarana, mencakup: Fasilitasi Pendukungan Pembangunan Dan Rehabilitasi Sarana-prasarana Budidaya Tanaman Perkebunan; serta Mendorong Tumbuhnya Peran Dunia Usaha Dalam Mendukung Penyediaan Sarana Prasarana Perkebunan - Pengembangan Fokus Pengendalian GUP, mencakup: Pengembangan Pestisida & Agens Hayati Alami; Pengembangan Teknologi PHT Yang Efektif, Efisien Dan Berwawasan Lingkungan; serta Mendorong Tumbuhnya Kelompok atau Petandu PHT Yang Profesional dan Mandiri. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

32 - Pengembangan Fokus SDM, Kelembagaan dan Permodalan, mencakup: Peningkatan Kompetensi Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat, Baik Pada Aspek Pembenihan, Teknis Budidaya, Pengendalian Hama Penyakit, Maupun Pengolahan Produk; Peningkatan Pemantapan Kelembagaan Pelaku Usaha Yang Profesional dan Mandiri; serta Peningkatan Akses Permodalan Yang Memiliki Keberpihakan Terhadap Pelaku Usaha Perkebunan Rakyat - Pengembangan Fokus Pasca Panen & Pemasaran, mencakup: Perlu Upaya Terobosan Dalam Pengembangan Mutu Produk Yang Berdaya Saing Dan Bernilai Tambah, Dengan Prioritas Keberpihakan Pada Produk Usaha Perkebunan Rakyat; serta Peningkatan Akses Pasar Yang Lebih Luas, Yang Manfaatnya Dirasakan Oleh Pelaku Usaha Perkebunan di Tingkat On Farm. 2. Target dan Realisasi Belanja APBD Dinas Perkebunan Tahun Anggaran 2016 adalah sebesar Rp ,- (Enam Puluh Satu Milyar Enam Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Dua Ratus Dua Puluh Tiga Rupiah), yaitu terdiri dari Anggaran Belanja Tidak Langsung (Gaji dan Tunjangan) sebesar Rp ,- (Tujuh Belas Milyar Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Satu Rupiah) dan Belanja Langsung sebesar Rp ,- (Empat Puluh Empat Milyar Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus Sebelas Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Dua Rupiah). a. Belanja Tidak Langsung Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- ((Tujuh Belas Milyar Seratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Empat Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Tiga Ratus Delapan Puluh Satu Rupiah), merupakan Belanja Pegawai yang terdiri dari Gaji dan Tunjangan (Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Fungsional, Tunjangan Umum, Tunjangan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

33 Beras, Tunjangan PPh/Tunjangan Khusus, Pembulatan Gaji, dan Tambahan Penghasilan PNS, Tambahan Penghasilan berdasarkan pertimbangan, serta Insentif Pemungutan Retribusi). Realisasi dari Belanja Tidak Langsung tersebut adalah sebesar Rp ,- (Terbilang : enam belas milyar sembilan ratus tujuh puluh dua juta sembilan ratus delapan ribu dua ratus tujuh puluh tujuh rupiah ) atau sekitar 98,80 %. b. Belanja Langsung Belanja Langsung sebesar Rp ,- (Terbilang : Empat Puluh Empat Milyar Empat Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Enam Ratus Sebelas Ribu Delapan Ratus Empat Puluh Dua Rupiah), terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp ,-, Belanja Barang Jasa sebesar Rp ,-, dan Belanja Modal sebesar Rp ,-. Realisasi dari Belanja Langsung tersebut adalah sebasar Rp ,- (Terbilang : Empat Puluh Tiga Milyar Empat Ratus Tiga Puluh Tiga Juta Empat Ratus Tiga Puluh Enam Ribu Tujuh Puluh Satu Rupiah) atau sebesar 97,61%. Terdiri dari: Belanja Pegawai sebesar Rp ,- (98,30%), Belanja Barang/Jasa sebesar Rp ,- (97,52%), dan Belanja Modal sebesar Rp ,- (97,47%). Adapun rincian target dan realisasi belanja daerah berdasarkan program/kegiatan, adalah sebagaimana diuraikan dalam Tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik APBD Tahun 2016 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) TOTAL APBD ,94 99,97 BELANJA TIDAK ,80 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

34 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) LANGSUNG (Gaji + Tunj) TOTAL ANGGARAN (WAJIB + PILIHAN) ,61 99,96 TOTAL URUSAN WAJIB ,17 99,90 a. Program Perencanaan ,18 100,00 Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan ,18 100,00 b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan 9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan 10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman ,90 99, ,90 99, ,00 100, ,54 100, ,58 100, ,84 100, ,70 100, ,42 99, ,25 100, ,50 100, ,10 99, ,97 100, ,87 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

35 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) Perkebunan (BPTP) DAK 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan 19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah 20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan ,21 99, ,42 100, ,80 100, ,54 100, ,78 100, ,48 100, ,48 100, ,97 100, ,79 100, ,46 100, ,66 100, ,66 100,00 TOTAL URUSAN PILIHAN ,70 100,00 a. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan ,99 100, ,58 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

36 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 4) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau 9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian 11) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 13) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya dan Gangguan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 15) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 17) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan ,35 100, ,44 100, ,41 100, ,14 100, ,78 100, ,76 100, ,22 100, ,67 100, ,14 100, ,03 100, ,73 100, ,40 100, ,62 100, ,90 100, ,89 100, ,96 100, ,82 100, ,97 100, ,96 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

37 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH) c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) 23) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 25) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan 26) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan ,34 100, ,63 100, ,17 100, ,09 100, ,62 100, ,50 100, ,43 100, ,92 100, ,82 100,00 27) Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH) ,30 100,00 Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Jawa Barat Tahun 2016 juga ditunjang dengan dana APBN, yaitu berupa Dana Tugas Pembantuan dan Dana Dekonsentrasi, dengan perincian sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut APBN TUGAS PEMBANTUAN (TP) Tabel 3.3 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2016 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,50 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

38 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan Program Peningkatan Produksi Dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1 Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar (TP) ,42 100, ,42 100, ,51 100,00 2 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (TP) 3 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) 4 Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah (TP) 5 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan 6 Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan (TP) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (TP) 2 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen PSP ,57 100, ,87 100, ,47 100, ,78 100, ,43 100, ,73 100, ,73 100, ,00 100, ,46 100,00 APBN DEKONSENTRASI (DK) Tabel 3.4 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Dekonsentrasi (APBN) Tahun 2016 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,57 100,00 Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan ,58 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

39 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan 1 Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan (DK) Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (DK) 3 Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (DK) Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (08) Ditjen PSP Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian 1 Kegiatan Pengelolaan Air irigasi untuk Pertanian DK) 2 Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian (DK) 3. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (DK) 4. Kegiatan Fasilitasi Pupuk dan Pestisida ,58 100, ,48 100, ,06 100, ,31 100, ,37 100, ,37 100, ,00 100, ,13 100, ,35 100, ,00 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

40 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA. 2016, merupakan penjabaran dari Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun , yaitu: Membangun Perekonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan, yang memiliki Tujuan: Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah, dengan Sasaran: (1) Memperkuat pembangunan ekonomi perdesaan dan regional; (2) Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi; (3) Memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing usaha. Misi-2 RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun tersebut selanjutnya dijabarkan kedalam Visi dan Misi Dinas Perkebunan yang tercantum dalam RENSTRA Dinas Perkebunan Tahun sebagai berikut: VISI : Akselerator Terwujudnya Agribisnis Perkebunan Jawa Barat yang Maju, Sejahtera dan Berdaya Saing MISI : 1. Meningkatkan Kapasitas Produksi dan Produktivitas Usaha Perkebunan, 2. Meningkatkan Pemberdayaan Sumberdaya Perkebunan secara Berkelanjutan, 3. Meningkatkan Mutu Hasil dan Nilai Tambah Produk Usaha Perkebunan. Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah pada Dinas Perkebunan Tahun 2016 yang merupakan penjabaran dari visi-misi tersebut, didanai melalui APBD Tahun Anggaran 2016, baik APBD Murni maupun APBD Perubahan, dengan rincian sebagai berikut: LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

41 No Tabel 4.1 REKAPITULASI APBD DINAS PERKEBUNAN TA APBD TAHUN 2016 REALISASI RINCIAN APBD APBD MURNI PERUBAHAN KEUANGAN FISIK TOTAL ,94 99,79 1 Belanja Tidak ,80 100,00 Langsung (Gaji) 2 Belanja Langsung ,61 99,25 a. Urusan Wajib ,17 99,90 b. Urusan Pilihan ,70 100,00 Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA ini dilakukan melalui pelaksanaan Program/Kegiatan Pembangunan Sub Sektor Perkebunan, berdasarkan Urusan Wajib dan Pilihan, sebagaimana diuraikan berikut ini: A. Urusan Wajib Yang Dilaksanakan 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan selama TA berdasarkan Urusan Wajib, terdiri dari 7 Program dan 20 Kegiatan, sebagai berikut: a. Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah, terdiri dari kegiatan: 1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, sebanyak 1 Kegiatan, terdiri dari kegiatan: 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari kegiatan: 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Dinas Perkebunan 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPTP. 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BPBTP. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

42 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD BSPMB. d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan. 8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan 9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan 10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPTP (DAK). 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BPBTP (DAK). 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Dinas Perkebunan UPTD BSPMB (DAK). e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari kegiatan: 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan. 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPTP. 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BPBTP. 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur Dinas Perkebunan UPTD BSPMB. f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Keuangan, terdiri dari kegiatan: 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

43 19) Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan Data/Informasi/ Statistik Daerah, terdiri dari kegiatan: 20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan. 2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Wajib pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) TOTAL URUSAN WAJIB ,17 99,90 a. Program Perencanaan ,18 100,00 Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah 1) Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan ,18 100,00 b. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 2) Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur c. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 3) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran 4) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 5) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 6) Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana ,90 99, ,90 99, ,00 100, ,54 100, ,58 100, ,84 100, ,70 100, ,42 99,90 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

44 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) Aparatur 7) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor 8) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan 9) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan 10) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan 11) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) DAK 12) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) DAK 13) Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) DAK e. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur 14) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor 15) Kegiatan Pemeliharaan Sarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) 16) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP) 17) Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan (BSPMB) f. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 18) Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan ,25 100, ,50 100, ,10 99, ,97 100, ,87 100, ,21 99, ,42 100, ,80 100, ,54 100, ,78 100, ,48 100, ,48 100, ,97 100, ,79 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

45 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Kapasitas ,46 100,00 Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan g. Program Pengembangan ,66 100,00 Data/Informasi/ Statistik Daerah 20) Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan ,66 100,00 Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan wajib pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan Daerah a. Kegiatan Perencanaan di Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,18 %). Output kegiatan adalah 3 dokumen Perencanaan (Dokumen Rakor 2016, Renja 2017, dan RKA Perubahan 2016). Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen arah kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat untuk tahun Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

46 Rapat Koordinasi Perencanaan Perkebunan Jawa Barat Tahun 2016 FGD Penyusunan Renja 2017 Dinas Perkebunan Prov Jawa Barat DPA 2016 dan RKA 2017 Renja Tahun ) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur a. Kegiatan Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Sumber Daya Aparatur, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (88,90 %). Output kegiatan adalah pembinaan kerohanian 1 tahun; ihsan tahsin Al Qur an, instruktur senam dan kesenian 1 tahun; sewa lapangan bulutangkis dan futsal 1 tahun; belanja pakaian LINMAS 145 orang; belanja pakaian dinas harian (PDH) 145 orang; belanja jasa penyelenggaraan acara/event organizer 1 paket; belanja pakaian KORPRI 145 orang; belanja pakaian olahraga 145 orang, bantuan diklat PIM, belanja bimbingan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

47 teknis 1 tahun. Outcome dari kegiatan ini adalah meningkatnya kemampuan/kualitas sumber daya aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan. 3) P r o g r a m Pengajian Rutin Pelaksanaan Jiwa Korsa di Pangandaran P e l a y sewa lapangan olahraga Pengadaan Seragam Korpri a nan Administrasi Perkantoran a. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (95,54 %). Output kegiatan adalah honorarium/upah tenaga teknis jasa profesi 10 kali, Alat tulis kantor 4 kali, Cetakan 2 Kali, alat listrik 4 paket, perangko, materai dan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

48 benda pos lainnya 12 paket, jasa kebersihan 1 tahun, spanduk baliner/baligo 9 Paket, fotocopy 1 tahun, penjilidan 1 tahun, perjalanan dinas PNS 765 Hok, telepon 1 tahun, air ledeng 1 tahun, listrik 1 tahun, serta kawat/internet 1 tahun. Outcome kegiatan adalah tercapainya pelayanan administrasi perkantoran Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Pengadaan ATK Pengadaan Cetakan Fasilitasi Mamin R apat/pertemuan Halal Bihalal b. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (89,58 %). Output kegiatan adalah ATK keperluan Kantor UPTD BPTP 1 paket; alat listrik dan elektronik UPTD BPTP selama 1 tahun; tersedianya Materai 3000 dan Materai 6000 selama 1 tahun, pengisian tabung gas sebanyak 26 tabung, surat kabar dan majalah pertanian selama 1 tahun, Belanja Cetak Map, Kartu Disposisi, cetak amplop kabinet, cetak amplop semi kabinet dan cetak BKU sebanyak LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

49 4 kali, Fotocopy naskah dinas lembar, Penjilidan Dokumen BPTP 90 buah, pengisian air galon selama 1 tahun, Perjalanan Dinas PNS dalam dan Luar daerah selama 1 tahun, langganan Telepon, Listrik BPTP dan Sub Unit, Langganan Air Bersih dan Langganan Internet selama 1 tahun, honorarium tenaga administrasi non PNS selama 1 tahun. Outcome dari seluruh kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). Pengadaan ATK Belanja Alat Listrik Air Galon dan Pengisian Tabung Gas Pembelian Materai c. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,84%). Output kegiatan adalah pembelian ATK untuk 4 triwulan, fasilitasi materai dan perangko untuk 4 triwulan, fasilitasi pengisian tabung gas sebanyak 18 tabung, fasilitasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

50 langganan surat kabar/majalah sebanyak 2 jenis selama 1 tahun, fasilitasi cetak amplop dinas, form sppd, map balai untuk 4 triwulan, fasilitasi fotocopy surat dan dokumen selama 1 tahun, fasilitasi penjilidan ROK/laporan balai selama 1 tahun, fasilitasi pembelian makan dan minum rapat rutin selama 1 tahun, fasilitasi pengisian air mineral/galon sebanyak 108 galon, fasilitasi monitoring dan evaluasi asset pemerintah daerah lingkup BPBTP, fasilitasi konsultasi penataan aset ke pusat, fasilitasi belanja telepon, listrik dan internet selama 1 tahun. Outcome dari Kegiatan ini adalah terselenggaranya administrasi perkantoran UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap membangun. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Pengadaan ATK Pembelian Majalah LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

51 Pengadaan Cetakan Pengadaan Materai dan Prangko d. Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (79,70 %). Output kegiatan adalah ATK, Penyediaan alat listrik dan penerangan, Fasilitasi Langganan Telepon, Fasilitasi Langganan Listrik, Fasilitasi Langganan Ledeng/Air, Fasilitasi langganan internet, Fasilitasi langganan surat kabar/majalah, Penyediaan benda pos, Fasilitasi cetak dan penggandaan, Penyediaan Makan dan minum, dan Fasilitasi Perjalananan Dinas. Outcome kegiatan ini adalah tercapainya pelayanan administrasi perkantoran BSPMBTP Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah Realisasi keuangan tidak mencapai target karena beberapa pengeluaran yang sifatnya rutin (fixed cost) dibawah pagu anggaran seperti langganan telepon, air, listrik, internet, dan langganan TV berbayar, Pengisian tabung gas dan air mineral untuk 3 (tiga) Sub Unit Pelayanan tidak memenuhi target anggaran karena pengiriman barang baru dilaksanakan bulan Juli Solusi yang diambil adalah penyetoran anggaran kepada Kas Daerah. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

52 Pembelian ATK Pembelian Materai Penyediaan Makan Minum Rapat Air Minum Galon dan Pengisian Tabung Gas 4) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur a. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,25 %). Output kegiatan adalah tersedianya PC Desktop All in One 15 unit, Tangga lipat double ladder 2 buah, Laptop/Notebook 2 unit, Printer 16 unit, Meja Kerja Staff 35 set, kursi kerja putar 35 set, Meja rapat 1 unit, Camera & Drone 2 unit, Camera handycam 1 unit. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan umum pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah terhambatnya pencairan pengajuan. Solusi yang diambil adalah percepatan pelaksanaan kegiatan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

53 Pengadaan Drone Pengadaan Komputer PC Pengadaan Meja dan Kursi Rapat Pengadaan Printer b. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (91,50 %). Output kegiatan adalah AC 1 PK sebanyak 5 set; tempat tidur sebanyak 10 set; rehab mess, partisi ruangan mess, partisi ruang makan, partisi ruang lobby, penggantian keramik kantor BPTP bagian luar, pemasangan pintu kaca, dan perbaikan kirmir saluran air. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

54 Pengadaan Tempat Tidur Partisi ruang mess Perbaikan Kirmir Saluran Air Pemasangan Pintu Kaca c. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,10 %). Output kegiatan adalah renovasi rumah penjaga kebun dinas Cisarungga; buffet sebanyak 1 unit; brankas sebanyak 1 unit; televisi sebanyak 10 unit; printer sebanyak 6 unit; kursi tunggu untuk ruang pelayanan publik sebanyak 4 set; lemari sebanyak 1 unit; dispenser sebanyak 5 unit; lemari es sebanyak 3 unit; alat-alat dapur sebanyak 1 paket; gordyn sebanyak 1 unit; karpet mushola sebanyak 1 unit; peningkatan jalan produksi kebun dinas Sukajadi; peningkatan jalan masuk kebun dinas Lengkong; penataan dan penyediaan saluran air di kebun dinas Cipeo, Lengkong, Gekbrong, dan Sukahurip. Outcome kegiatan adalah meningkatnya kelancaran dan kualitas pelayanan UPTD BPBTP. Permasalahan yang terjadi adalah terbatasnya anggaran yang LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

55 tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan kebutuhan sebagaimana usulan di awal tahun mengingat banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas serta sarana lainnya yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pengembangan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Pengadaan Printer Pengadaan Kulkas Pengadaan Televisi Pengadaan Brankas d. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (96,97%). Output kegiatan adalah ya honor pengadaan barang dan jasa 4 Paket; Penyediaan Barang Habis Pakai (ATK) 1 Paket; Pengadaan Peralatan Kantor (White board) 3 unit; Penyediaan / Pengadaan Perlengkapan Kantor (Almari, Filling Kabinet, AC, Plang LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

56 Nama, Televisi ) 30 Unit (5 Jenis); Penyediaan / Pengadaan Computer (PC, Printer, UPS dan Scanner) 28 Unit (4 Jenis); Penyediaan / Pengadaan Meubelair (Meja Kerja, Kursi Kerja) 24 Unit (2 Jenis); Penyediaan / Pengadaan Peralatan Dapur ( Tabung gas, kompor, Dispenser, Alat dapur 12 Unit (4 Jenis); Penyediaan / Pengadaan Karpet 1 Paket; Penambahan Jaringan Internet 1 Unit; Pembuatan Pagar Tiang Tangga 1 Paket; Pembuatan dan Pemasangan Billboard 2 Unit. Outcome kegiatan ini meningkatnya kelancaraan pelayanan pada UPTD BSPMB dan Sub Unit Pelayanan di Cianjur, Majalengka serta Tasikmalaya. Permasalahan yang terjadi karena jadwal pelaksaaan kontrak tidak sesuai jadwal dikarenakan harus menyesuaikan dengan daftar harga E-Catalog dari LPSE. Solusi yang diambil adalah dilaksanakan sesuai dengan jadwal E-Catalog Pengadaan Plang Nama Pengadaan perlengkapan kantor Pengadaan Komputer, Printer, Scanner, dan UPS Pengadaan Televisi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

57 e. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (93,87 %). Output kegiatan adalah sepeda motor sebanyak 2 unit; mesin potong rumput sebanyak 2 unit; mesin tik sebanyak 2 unit; meja ½ biro sebanyak 21 unit; meja makan sebanyak 10 set; kursi kerja sebanyak 4 unit; kursi rapat sebanyak 50 unit; kursi makan sebanyak 40 unit; kursi sice sebanyak 14 unit; lemari arsip sebanyak 2 unit; pengaspalan jalan kantor BPTP tahap 2; penambahan daya listrik; perbaikan jaringan listrik untuk mess; perbaikan jaringan internet; rehab kantor sub unit perlintan Kab. Majalengka; perbaikan kantor BPT dan selasar kantor; pembuatan dapur dan partisi mushola; pemasangan paving block kantor sub unit perlintan Kab. Majalengka. Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP). pengadaan sepeda motor pengadaan meja kerja ½ biro LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

58 Kursi kerja, kursi makan, kursi rapat dan kursi sice pengaspalan jalan tahap II f. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BPBTP (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,21 %). Output kegiatan adalah Honorarium Pengadaan Barang dan Jasa; renovasi gudang kebun dinas Cipeo; renovasi pagar pembatas kebun dinas Sindanglaya; teralis di ruang pelayanan publik; sarana kultur jaringan; peningkatan jalan dalam kebun dinas Sindanglaya; pembuatan jalan masuk kebun dinas Tegalharendong; pembuatan sumur artesis dan penataan saluran air di kebun dinas Sindanglaya dan kebun dinas Citiis; penataan dan penyediaan saluran air di kebun dinas Sukajadi, Cisarungga, dan Citiis; pemagaran kebun dinas Ciheulang; permbuatan kirmir di kebun cinas Ciheulang, Cisarungga, Tegalharendong, Cipeo, dan Sindanglaya; lanjutan pembuatan benteng pembatas di kebun dinas Cisarungga; pembuatan naungan jalan kebun dinas Sindanglaya; pembuatan dan pemasangan kanopi untuk tempat parkir kendaraan dan halaman di kantor BPBTP. Outcome kegiatan adalah bertambahnya sarana dan prasarana UPTD untuk meningkatkan kelancaran pelayanan Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP). Permasalahan yang terjadi adalah terbatasnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan kebutuhan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

59 sebagaimana usulan di awal tahun mengingat banyaknya bangunan kantor dan rumah dinas serta sarana lainnya yang tersebar di 13 kebun dinas serta kualitas pelayanan yang dituntut untuk maksimal walaupun dengan sarana dan prasarana yang masih dalam tahap pengembangan. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh potensi dari aparatur yang ada serta sarana dan prasarana yang tersedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Renovasi Gudang Kebun Dinas Cipeo Peningkatan Jalan di Kebun Dinas Sindanglaya dan Tegalharendong Penataan Saluran Air di Kebun Dinas Citiis, Sukajadi, Cisarungga, Ciheulang Pembuatan Kirmir di Kebun Dinas Cisarungga, Tegalharendong, Sindanglaya g. Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD BSPMB (DAK), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp ,- (97,42 %). Output kegiatan adalah honor panitia pengadaan barang dan jasa 8 Paket, Pemasangan Paving Blok 3 SUP, Pelaksanaan Pemagaran, Pembuatan Aula Rapat dan Musholla di SUP Cianjur 1 Paket, Pemagaran, Pembuatan Kanopi dan Pembuatan Tangki Air (Toren) di SUP Majalengka 1 Paket, LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

60 Pemagaran dan Pembuatan Pos jaga di SUP Tasikmalaya 1 Paket, Pembangunan Rumah Dinas SUP Majalengka & Tasikmalaya 2 Paket. Outcome kegiatan ini meningkatnya kelancaran pelayanan pada UPTD BSPMB dan Kantor SUP di Cianjur, Majalengka serta Tasikmalaya. Permasalahan yang terjadi ada beberapa kontrak tidak sesuai jadwal dikarenakan ada perubahan dalam perencanan dan RAB. Solusi yang diambil adalah mengikuti perubahan jadwal sesuai dengan perencanaan di lapangan. Pemasangan Paving Block di Kantor SUP Majalengka Renovasi Mess SUP Majalengka Pemasangan Paving Block SUP Cianjur 5) Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

61 a. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,54 %). Output kegiatan adalah honorarium panitia/pejabat/pemeriksa pengadaan barang dan jasa 6 ok, BBM operasional Dinas 9 Bulan, isi Tabung pemadam dan box 1 paket, barang pecah belah 1 paket, belanja jasa kebersihan 9 bulan, belanja jasa keamanan kantor 9 bulan, perpanjangan STNK kendaraan dinas roda 4 (empat) 9 bulan, service kendaraan dinas roda 4 (empat) 9 Bulan, pelumas/oli kendaraan dinas roda 4 (empat) 9 Bulan, belanja jasa konsultansi 2 kegiatan, belanja pemeliharaan / perlengkapan kantor 9 bulan, belanja pemeliharaan gedung dan bangunan 2 paket. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah adanya keterlambatan pencairan pada triwulan pertama. Solusi yang diambil adalah diadakan upaya percepatan penyerapan kegiatan. Pemeliharaan Kendaraan Pemeliharaan Gedung Kantor LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

62 Penataan Taman Perbaikan Lantai Basement b. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,78 %). Output kegiatan adalah jasa dan peralatan kebersihan kantor BPTP selama 12 bulan; jasa keamanan kantor selama 12 bulan; perpanjangan STNK kendaraan roda 4 selama 12 bulan; honor pengemudi sebanyak 12 OB; jasa service kendaraan bermotor selama 12 bulan; penggantian suku cadang selama 12 bulan; penggantian pelumas kendaraan operasional roda 2 selama 12 bulan; pemeliharaan komputer, laptop dan printer selama 12 bulan; pemeliharaan AC selama 12 bulan; pemeliharaan alat laboratorium selama 12 bulan; instalasi jaringan telepon, internet, air dan listrik selama 2 kali. Outcome kegiatan adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) dan kantor Sub Unit Perlintanbun. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

63 Alat Kebersihan Kamdal dan Alat Keamanan service kendaraan bermotor pengadaan pakaian olahraga c. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,48 %). Output kegiatan adalah honorarium pengadaan barang dan jasa; Alat Listrik; Pembelian Alat Kebersihan; jasa kebersihan kantor BPBTP; Jasa Keamanan Kantor BPBTP; Perpanjangan STNK dan KIR Kendaraan Operasional BPBTP; Kendaraan Operasional BPBTP; Penggantian Suku Cadang; penggantian pelumas; Pemeliharaan Komputer; Peralatan dan Perlengkapan Kantor BPBTP dan mebeulair; peralatan Studio dan Alat Komunikasi BPBTP; gedung kantor BPBTP. Outcome kegiatan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

64 adalah terpeliharanya sarana dan prasarana pada UPTD Balai Pengembangan Benih Tanaman Perkebunan (BPBTP). Pengadaan Alat Listrik Pembelian Alat Kebersihan Pembelian Pelumas Perawatan Kendaraan Bermotor d. Kegiatan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih (BSPMB), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,81 %). Output kegiatan adalah Pembelian Alat Listrik, Elektronika & Penerangan selama 12 bulan; Bahan-bahan dan Alat Kebersihan selama 12 bulan; pengisian tabung pemadam kebakaran sebanyak 6 tabung; Jasa Kebersihan (Cleaning Service) selama 12 bulan; Jasa Pengamanan Kantor (KAMDAL) selama 12 bulan; STNK Roda 4 (3 Unit) Sebanyak 1 Paket; perpanjangan STNK Roda 2 dan 4 selama 12 bulan; Servis Kendaraan Operasional BSPMB selama 12 bulan; Penggantian Suku Cadang Roda 4 dan 2 selama 12 bulan; Penggantian Oli / Pelumasan Kendaraan Roda 4 dan 2 selama 12 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

65 bulan; Biaya Pemeliharaan Komputer / Laptop, Printer, Mesin Tik Sebanyak 7 Kali; Biaya Pemeliharaan Meubelair, Lemari Besi / Kardek / Filling Kabinet, AC Mounting, AC Split selama 12 bulan; Biaya Pemeliharaan (Camera / Handycamera, PABX / Faximile / Telepon, Sound System) selama 12 bulan; Perawatan Gedung Kantor Sebanyak 5 Kali; pemeliharaan jaringan WAN/LAN selama 12 bulan; pemeliharaan taman dan halaman selama 12 bulan. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Operasional pada Kantor UPTD BSPMB. Kantor SUP Tasikmalaya (sebelum) Renovasi Kantor SUP Tasikmalaya (sesudah) Renovasi garasi dan tiang bendera yg rusak akibat hujan angin Pemeliharaan perlengkapan kantor 6) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan a. Kegiatan Evaluasi dan Pelaporan Internal Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,79 %). Output kegiatan adalah 6 dokumen pelaporan dan evaluasi (LKPJ, LPPD, LKIP, Laporan Tahunan, Laporan Sismontep, Laporan Bulanan, Laporan Triwulanan), perjalanan dinas dalam rangka monitoring dan evaluasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

66 kegiatan selama tahun Outcome kegiatan ini adalah tersedianya pelaporan kegiatan sebagai bahan evaluasi perumusan perbaikan kinerja program/kegiatan pada tahun selanjutnya. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan. LKIP, LKPJ, LPPD dan Laptah 2015 Laporan Bulanan Perjalanan Dinas dalam rangka Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan b. Kegiatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan di Dinas Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

67 anggaran Rp (99,46 %). Output kegiatan adalah pembinaan terhadap para pengelola keuangan di lingkungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 1 kali; pemutakhiran laporan keuangan 1 kali; laporan keuangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sebanyak 12 dokumen. Outcome kegiatan ini adalah tersedianya dokumen laporan keuangan pada Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan. 7) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah a. Kegiatan Pengembangan Data dan Informasi Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,66 %). Output kegiatan adalah Honorarium petugas pengumpul dan pengolah data selama 4 triwulan, 1 paket bahan data/informasi statistik Tahun 2015, Validasi Data/Statistik Angka Tetap Tahun 2015 dan Angka Sementara Tahun kegiatan, Workshop Data/Statistik 1 kegiatan, 1 paket Buku Statistik Angka Tetap Tahun 2015, 1 paket Buku Statistik Angka Sementara Tahun 2016, 1 paket Buku Informasi Perkebunan, maintenance website selama 1 tahun. Outcome dari Kegiatan ini adalah Tersedianya Data/Statistik Spatial dan A Spatial untuk bahan perumusan kebijakan pembangunan perkebunan Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi, sejauh ini tidak atau belum ada masalah yang berarti yang menghambat pelaksanaan kegiatan. Solusi yang diambil adalah melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana dan target yang telah dibuat dan diupayakan melaksanakan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

68 percepatan pelaksanaan kegiatan untuk antisipasi ke depannya ada hal yang menghambat pelaksanaan. Kegiatan Workshop Statistik Perkebunan Tahun 2016 Validasi ATAP 2015 Maintenance Website Buku Statistik dan Informasi Perkebunan 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan Beberapa permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan urusan wajib ini, adalah: - Kendala yang bersifat koordinatif antar pihak terkait, baik dengan instansi pusat maupun kabupaten kota, khususnya dalam hal LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

69 sinkronisasi rencana program/kegiatan berdasarkan kewenangan masing-masing pihak terkait. - Kendala administratif, seperti perubahan pengelola kegiatan, kendala waktu pelaksanaan, keterbatasan sarana serta ketersediaan SDM pendukung yang memadai. - Terlambatnya penyelesaian proses pengadaan barang jasa (Lelang) karena kendala mekanisme, prosedur serta padatnya jadwal lelang di ULP, sehingga menyebabkan terlambatnya pelaksanaan pekerjaan fisik bangunan - Keterbatasan anggaran untuk menyelesaikan beberapa kendala kekurangan jumlah dan kualitas sarana-prasarana yang masih ada - Keterlambatan penyampaian laporan dari sub unit kerja, yang menyebabkan sering terlambatnya penyampaian laporan ke beberapa instansi terkait. - Sering terlambatnya penyampaian bahan data/statistik dari kab/kota sebagai bahan penyusunan angka sementara maupun angka tetap data statistik. - Sering bergantinya petugas data/statistik pada OPD Kab/Kota sehingga mengganggu kontinuitas penyampaian laporan data/statistik dari kab/kota yang bersangkutan. b. Solusi Solusi atas berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan urusan wajib ini, adalah: - Meningkatkan koordinasi dan konsultasi antar pihak; - Peningkatan kualitas ketertiban administrasi kegiatan; - Peningkatan akselerasi kegiatan yang mengacu kepada ketentuan yang berlaku; - Optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki; - Memaksimalkan sarana prasarana yang ada; - Meningkatkan koordinasi antar unit kerja terkait; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

70 - Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan para petugas data/statistik kab/kota, melakukan jemput bola, serta melanjutkan insentif bagi petugas kab/kota terkait pada tahun anggaran mendatang. B. Urusan Pilihan Yang Dilaksanakan 1. Program dan Kegiatan Penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah yang dijalankan oleh Dinas Perkebunan berdasarkan Urusan Pilihan pada APBD TA 2016, terdiri dari 4 Program dan 27 Kegiatan, sebagai berikut : a. Program Peningkatan Produksi Pertanian, terdiri dari kegiatan: 1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan. 2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan. 4) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau (DBHCHT). 9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tanaman Tembakau (DBHCHT) 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau (DBHCHT). b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian, terdiri dari kegiatan: 11) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

71 13) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 15) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan 17) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan 18) Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 20) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH) c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan, terdiri dari kegiatan: 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) 23) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan, terdiri dari kegiatan: 24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 25) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan 26) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan 27) Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH) 2. Alokasi dan Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan Rekapitulasi alokasi dan realisasi pelaksanaan program dan kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah sebagaimana disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3. Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Urusan Pilihan pada APBD Dinas Perkebunan Tahun 2016 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

72 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) TOTAL URUSAN PILIHAN ,70 100,00 a. Program Peningkatan Produksi Pertanian 1) Kegiatan Pengembangan Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan 2) Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan 3) Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 4) Kegiatan Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan 5) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim 6) Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan 7) Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan 8) Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau 9) Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau 10) Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian 11) Kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan 12) Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan 13) Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya dan Gangguan Usaha Perkebunan 14) Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau (DBHCHT) 15) Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan 16) Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP) 17) Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan ,99 100, ,58 100, ,35 100, ,44 100, ,41 100, ,14 100, ,78 100, ,76 100, ,22 100, ,67 100, ,14 100, ,03 100, ,73 100, ,40 100, ,62 100, ,90 100, ,89 100, ,96 100, ,82 100,00 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

73 No. Kegiatan Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi Fisk (Rp) (%) (%) ) Kegiatan Pemberdayaan ,97 100,00 SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau (DBHCHT) 19) Kegiatan Penguatan ,96 100,00 Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan 20) Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH) ,34 100,00 c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan 21) Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu 22) Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau (DBHCHT) 23) Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi Pengendalian Hama Terpadu d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan 24) Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan 25) Kegiatan Pengembangan Pemasaran Hasil Perkebunan 26) Kegiatan Pembinaan Usaha Perkebunan 27) Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH) ,63 100, ,17 100, ,09 100, ,62 100, ,50 100, ,43 100, ,92 100, ,82 100, ,30 100,00 Secara terperinci alokasi dan realisasi pelaksanaan seluruh kegiatan urusan pilihan pada APBD Dinas Perkebunan TA. 2016, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1) Program Peningkatan Produksi Pertanian a. Kegiatan Pengujian Teknologi Perbenihan Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,58 %). Output kegiatan adalah pemeliharaan 13 kebun dinas, pemeliharaan kebun sumber benih LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

74 dan calon kebun sumber benih tanaman perkebunan, pembangunan kebun koleksi teh di Kebun Dinas Sindanglaya, penanaman kopi buhun hasil identifikasi di Sindanglaya, rehabilitasi tanaman teh di kebun Dinas Cisarungga dan Gekbrong, penanaman kakao di Kebun Dinas Pangkalan, pembenihan tanaman perkebunan di kebun Dinas Sindanglaya, pembenihan tanaman perkebunan di kabupaten, penanaman aren di Kebun Dinas Pangkalan, pembuatan miniatur kebun tebu serta Pembenihan Kopi Arabika Java Preanger. Outcome kegiatan adalah terlaksananya pengembangan teknologi perbenihan tanaman perkebunan di 13 kebun dinas, tersedianya benih unggul tanaman perkebunan, terwujudnya kebun koleksi teh, tebu dan kopi buhun serta terlaksananya pembenihan kopi arabika java preanger. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ini adalah: Terbatasnya SDM yang mempunyai kualifikasi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan; Belum optimalnya sarana produksi (pupuk) sehingga produksi tanaman perkebunan di kebun dinas tidak maksimal; Masih banyaknya tanaman belum menghasilkan; Masih banyaknya tanaman yang sudah tua dan rusak yang memerlukan rehabilitasi (peremajaan); Keterlambatan pengambilan benih oleh kelompok tani sehubungan adanya keterbatasan biaya yang dimiliki oleh Kelompok Tani menyangkut biaya bongkar muat dan ongkos angkut, serta tidak dialokasikannya anggaran biaya tersebut pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan. Solusi yang diambil adalah : Alokasi sarana produksi terutama pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman; Penambahan pegawai yang mempunyai kompetensi di bidang teknis pembenihan dan budidaya tanaman perkebunan; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

75 Peningkatan SDM pegawai melalui pelatihan dan magang; Peremajaan tanaman yang tua dan rusak dengan tanaman baru menggunakan benih yang unggul, bermutu dan bersertifikat; Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan secara optimal. Pengalokasian anggaran untuk bongkar muat dan ongkos angkut benih pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan. Pembenihan Kopi Java Preanger Pembenihan Kopi Java Preanger Pembenihan Kopi Java Preanger Pembinaan Teknis Petugas Dan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Di Puslitkoka Jember b. Kegiatan Aplikasi Teknologi Perbenihan dan Pemasaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,35 %). Output kegiatan adalah Pembinaan Teknis Penangkar Benih Tanaman Perkebunan di 4 WKPP. Outcome kegiatan adalah Meningkatnya kemampuan teknis penangkar benih tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ini adalah masih belum terwujudnya sistem informasi pemasaran benih tanaman perkebunan di Jawa Barat sehingga benih-benih yang dikembangkan oleh para penangkar LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

76 benih di Jawa Barat belum bisa dipasarkan secara lebih luas. Solusi yang diambil adalah pada tahun anggaran 2016 telah diusulkan alokasi anggaran untuk pembuatan sistem informasi pemasaran benih tanaman perkebunan. Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP I Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP II Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP III Pembinaan Teknis Penangkar Benih di WKPP IV c. Kegiatan Pengawasan Mutu dan Pengujian Peredaran Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,44%). Output kegiatan adalah Pelaksanaan Pengawasan Mutu dan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan 1 Tahun, Pelaksanaan Rapat Teknis Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Jawa Barat 21 Kabupaten/ Kota ( 2 kali Pertemuan ), Peningkatan Wawasan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

77 dalam Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Aceh 30 Org. Outcome kegiatan ini adalah meningkatnya penggunaan benih bermutu dan berkurangnya pemalsuan benih bersertifikat. Permasalahan yang terjadi adalah belum optimalnya dalam pengawasan peredaran benih di Kabuaten /Kota dan antar Luar Provinsi dikarenakan belum memadainya jumlah Fungsional PBT. Solusi yang diambil adalah Mengoptimalkan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di wilayah Jawa Barat dengan bekerjasama petugas Kabupaten/Kota dan UPTD Perbenihan di luar Provinsi Jawa Barat. Rapat Teknis Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Perkebunan di Jawa Barat Pengawasan Peredaran Benih Teh di Puslit Teh dan Kina Gambung Pengawasan Peredaran Benih Tebu di PUSLITAGRO PT.PG.Rajawali II d. Kegiatan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,41 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan 50 Org, Pelayanan Sertifikasi Benih LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

78 Tanaman Perkebunan 21 Kabupaten/ Kota. Outcome kegiatan ini meningkatnya penggunaan benih perkebunan bersertifikat. Permasalahan yang terjadi adalah Bahan tanaman untuk pembenihan Tanaman Perkebunan masih terbatas terutama benih Unggul dan Unggul Lokal. Solusi yang diambil adalah secara bertahap akan di tetapkan Kebun Sumber Benih di Jawa Barat dalam mendukung proses Sertifikasi. Pertemuan Teknis Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan Sertifikasi Benih Teh Sertifikasi Benih Tebu e. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Semusim (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (96,14 %). Output kegiatan adalah pembinaan teknis budidaya tanaman tebu di Kab. Cirebon dan Subang, pembinaan teknis budidaya tanaman akar wangi di Kab. Garut, pembinaan teknis budidaya tanaman mendong di Kab. Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya; Demplot warung tebu di Kab. Cirebon dan Subang LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

79 masing-masing seluas 2 ha, demplot pengembangan akar wangi di Kab. Garut seluas 2 ha dan demplot pengembangan mendong di Kab. Tasik dan Kota Tasikmalaya masing-masing 1 ha; Pengawalan pelaksanaan kegiatan swasembada gula di Jawa Barat (4 wilayah PG). Outcome kegiatan ini adalah diterapkannya teknis budidaya tanaman, khususnya pemeliharaan tanaman, pemakaian pupuk dan pestisida sesuai anjuran serta pemahaman petani dalam upaya pengembangan komoditas perkebunan tanaman semusim kedepan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. Bimtek Budidaya Tebu (Februari 2016) Bimtek Budidaya Akar Wangi (Februari 2016) Bimtek Budidaya Mendong (Februari 2016) Demplot Mendong, Akarwangi, dan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

80 Tebu f. Kegiatan Pengembangan Produksi Tanaman Tahunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,78 %). Output kegiatan adalah Pembinaan teknis budidaya tanaman kopi di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur dan Garut; Pembinaan teknis intensifikasi teh pola recovery di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Tasikmalaya dan Majalengka; Pembinaan teknis budidaya tanaman cengkeh di Kab. Tasikmalaya, Subang, Kuningan, Ciamis dan Pangandaran; Demplot intensifikasi teh pola recovery di di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur, Tasikmalaya dan Majalengka masing-masing seluas 1 ha; Demplot intensifikasi kopi di Kab. Bandung, Bandung Barat, Cianjur dan Garut masingmasing seluas 2,5 ha; Demplot intensifikasi cengkeh di Kab. Tasikmalaya, Subang, Kuningan, Ciamis dan Pangandaran masingmasing seluas 2 ha; Outcome kegiatan ini adalah diterapkannya teknis budidaya tanaman, khususnya pemeliharaan tanaman, pemakaian pupuk dan pestisida sesuai anjuran serta pemahaman petani dalam upaya pengembangan komoditas perkebunan tanaman tahunan kedepan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

81 Bimtek Budidaya Kopi, T e h, dan Cengkeh Demplot Intensifikasi Kopi Demplot Intensifikasi Teh Demplot Intensifikasi Cengkeh g. Kegiatan Pengembangan Sarana Produksi Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,76%). Output kegiatan adalah Pertemuan Koordinasi Sarana Produksi Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Bandung, Subang, Cianjur, Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Sumedang, Majalengka dan Purwakarta), Pertemuan Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan dan Alsinbun Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Ciamis, Kota Banjar, Bogor, Bandung, Bandung Barat, Tasikmalaya, Cianjur, Majalengka, Bandung Barat dan Subang). Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat (Ditjenbun). LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

82 Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Pertemuan Koordinasi Sarana Produksi Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Bandung, Subang, Cianjur, Bandung Barat, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Sumedang, Majalengka dan Purwakarta), Pertemuan Desimenasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan dan Alsinbun Tingkat Provinsi sebanyak 2 kali dan Tingkat Kabupaten sebanyak 10 Kabupaten (Ciamis, Kota Banjar, Bogor, Bandung, Bandung Barat, Tasikmalaya, Cianjur, Majalengka, Bandung Barat dan Subang). Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat (Ditjenbun). Permasalahan karena anggaran yang terbatas pada Kegiatan Diseminasi Teknologi Sarana Budidaya Tanaman Perkebunan hanya dapat dilaksanakan di satu kelompok tani. Padahal kegiatan ini cukup bermanfaat karena menambah wawasan petani dalam menyerap inovasi teknologi yang baru untuk diterapkan dalam pengolahan usahataninya. Solusi diharapkan untuk kegiatan di tahun yang akan datang dilaksanakan di kelompok tani lain di beberapa kabupaten. Pertemuan Sarana Produksi Perkebunan Pertemuan Sarana Produksi Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

83 Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan Diseminasi Teknologi Tanaman Perkebunan h. Kegiatan Pengembangan Budidaya Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,22 %). Output kegiatan adalah 2 kali rapat koordinasi di Tingkat Provinsi; Pembinaan Teknis Budidaya Tembakau di 5 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Bandung Barat) dan Demplot Tanaman Tembakau di 5 kabupaten (Sumedang, Majalengka, Garut, Bandung dan Bandung Barat); koordinasi/konsultasi ke Pusat. Outcome dari kegiatan ini adalah Terwujudnya 2 kali rapat koordinasi di Tingkat Provinsi masing-masing kegiatan diikuti 30 orang petugas kabupaten; terwujudnya Pembinaan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau di 5 kabupaten (Garut, Sumedang, Majalengka, Bandung dan Bandung Barat) masing-masing 40 orang peserta dan Demplot Tanaman Tembakau di 5 kabupaten (Sumedang, Majalengka, Garut, Bandung dan Bandung Barat). Dilaksanakannya koordinasi/konsultasi ke Pusat (Ditjenbun). Permasalahan dalam kegiatan Demplot Tanaman Tembakau ketersediaan air sangat kurang dikarenakan musim kemarau yang panjang, pupuk yang tidak dapat larut ke dalam tanah berakibat langsung kepada pertumbuhan tanaman sehingga produksi kurang optimal. Selain itu pada saat panen memasuki musim hujan sehingga tanaman tembakau sedikit yang dipanen karena kurangnya sinar matahari dalam proses penjemuran LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

84 tembakau. Solusi diharapkan untuk tahun yang akan datang demplot tanaman tembakau dapat dilaksanakan lebih awal dibandingkan tahun ini. Rapat koordinasi kegiatan DBHCHT TK. Provinsi Pertemuan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau Pertemuan Teknis Budidaya Tanaman Tembakau Demplot Tanaman Tembakau i. Kegiatan Pembinaan Penangkar Benih Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,67 %). Output kegiatan adalah pembinaan teknis penangkar benih tembakau di Jawa Barat, Uji Multi Lokasi Varietas Tembakau Lokal di 2 Kabupaten (3 lokasi). Outcome kegiatan adalah terbinanya para penangkar benih tanaman tembakau di Jawa Barat, Terlaksananya Uji Multi Lokasi Varietas Tembakau Lokal di 2 Kabupaten (3 lokasi). Permasalahan yang terjadi pada kegiatan ini LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

85 adalah terbatasnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan ini jika dibandingkan dengan kebutuhan sebagaimana usulan di awal tahun mengingat banyaknya dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan ini. Solusi yang diambil adalah memaksimalkan seluruh anggaran yang terdapat dalam DPA untuk memenuhi kebutuhan kegiatan. Pembinaan Penangkar Benih Tembakau Pembinaan Penangkar Benih Tembakau Pembinaan Penangkar Benih Tembakau Pembinaan Penangkar Benih Tembakau j. Kegiatan Sertifikasi dan Pengawasan Peredaran Benih Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,14 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Teknis Mutu Benih Tembakau 40 Peserta, Pertemuan Pengawasan Peredaran Benih Tembakau 50 Peserta, Sertifikasi Benih Tembakau 18 Kabupaten/ Kota, Pengawasan Benih Tembakau 18 Kabupaten/ Kota, Pengujian Mutu dan Pengawasan Benih Tembakau ke NTB sebanyak 40 Orang. Outcome kegiatan ini tercapainya pengawasaan dan pelaksanaan sertifikasi benih tembakau kepada petani tembakau di Jawa Barat. Permasalahan yang terjadi adalah Penggunaan Benih Unggul Lokal masih belum LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

86 tersedia sebagai bahan tanaman pembenihan di penangkar. Solusi yang diambil adalah sedang dilakukan Pengujian dan Pemurnian Benih Unggul Lokal untuk di tetapkan sebagai Kebun Benih Sumber. Sertifikasi Benih Tembakau 2) Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian a.kegiatan Penataan Lahan dan Pengembangan Kawasan Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,73%). Output kegiatan adalah Jumlah dokumen pengembangan perkebunan melalui penataan lahan berbasis neraca kebun sebanyak 1 dokumen; Jumlah dokumen analisis kemampuan daya dukung lahan (Carriying Capacity Ratio/CCR) sebanyak 1 dokumen; Jumlah pelaksanaan demplot penataan dan penerapan teknologi pelestarian lahan kopi, pala, lada dan kakao sebanyak 5 lokasi (demplot kopi di Kabupaten Bandung Barat dan Kuningan, demplot pala dan lada di Kabupaten Kuningan, demplot kakao di Kabupaten Karawang); Jumlah pelaksanaan demplot optimasi lahan kopi, teh, cengkeh dan kelapa sebanyak 8 ha (2 ha lahan kopi di Kabupaten Garut, 2 ha lahan teh di Kabupaten Garut, 2 ha lahan cengkeh di Kabupaten Ciamis dan 2 ha lahan kelapa di Kabupaten Tasikmalaya). Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen acuan pengelolaan dan pengendalian pemanfaatan lahan perkebunan sebanyak 2 dokumen, LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

87 terdemonstrasikan penataan dan penerapan teknologi pelestarian lahan di 5 lokasi demplot serta terdemonstrasikan optimasi lahan sebanyak 8 ha oplan percontohan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. Pembahasan Laporan Akhir Pengembangan Perkebunan Melalui Penataan Lahan Berbasis Neraca Kebun (27 September 2016) Praktek Demplot Penataan dan Penerapan teknologi Pelestarian Lahan Kopi di Kabupaten Bandung Barat (25 Mei 2016) Demplot Penataan dan Penerapan Teknologi Pelestarian Lahan Pala di Kabupaten Kuningan (21 Juni 2016) Pembahasan Laporan Akhir Analisis Kemampuan Daya Dukung Lahan (Carriying Capacity Ratio/CCR) (24 Agustus 2016) b. Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan Prasarana Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,40 %). Output kegiatan adalah Dokumen Rekayasa Pengembangan Sumberdaya Air di lahan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

88 perkebunan sebanyak 19 dokumen. Outcome kegiatan adalah tersedianya desain teknis perencanaan awal dan Rencana Alokasi Biaya pengembangan prasarana perkebunan. Permasalahan yang dihadapi adalah kesulitan dalam menganalisis kebutuhan air dan ketersediaan sumberdaya air di lahan perkebunan. Solusi yang diambil bekerja sama dengan tim survey, petugas pembina kabupaten maupun stake holders perkebunan. Pertemuan Sosialisasi Pengembangan Sumber Daya Air di Kawasan Perkebunan (26 Februari 2016) Pembahasan Laporan Draft Awal dan Pembahasan Hasil Penyusunan Rekayasa Pengembangan Prasarana Perkebunan (25 Okt dan 16 Nov 2016) Lokasi Pengembangan Sumber Daya Air di Kab. Sukabumi, Cianjur, dan Subang Lokasi Pengembangan Sumber Daya Air di Kab. Bandung, Garut, Majalengka, dan Kuningan c. Kegiatan Pengendalian Degradasi Sumber Daya Perkebunan dan Gangguan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,62 %). Output kegiatan adalah Penanganan Pelestarian DAS Cimanuk dan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

89 Cipunagara di 3 Kabupaten dengan penanaman komoditas perkebunan masing masing 10 Ha yaitu penanaman bibit cengkeh yakni Kabupaten Sumedang, Garut dan Subang dan kegiatan Antisipasi Perubahan Iklim berupa penanaman komoditas perkebunan yaitu penanaman Bibit Cengkeh masing masing 25 Ha di 5 Kabupaten yakni Kabupaten Purwakarta, Tasikmalaya, Majalengka, Sukabumi dan Cianjur, Pelestarian DAS Citarum Hulu (GCB) seluas 25 Ha yaitu penanaman bibit cengkeh di Kabupaten Bandung. Outcome kegiatan adalah terfasilitasinya penanganan gangguan usaha perkebunan di Jawa Barat melalui Pertemuan GUP dalam rangka bedah kasus di 3 Perusahaan Besar Swasta di 4 Kabupaten yakni Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Garut dan Bandung. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. Rapat Fasilitasi Gangguan Usaha Perkebunan pada Tingkat Provinsi Sosialisasi Pelaksanaan Kegiatan Antisipasi Perubahan Iklim LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

90 Pelaksanaan Penanaman Bibit Cengkeh dalam rangka Kegiatan Penaganan Antisipasi Perubahan Iklim di Kabupaten Tasikmalaya Pelaksanaan Penanaman Bibit Cengkeh dalam rangka Kegiatan Penaganan Pelestarian Das Cimanuk dan Cipunagara di kabupaten Subang d. Kegiatan Pengendalian Sumber Daya Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,90%). Output kegiatan adalah Jumlah persediaan buku dan peta optimasi lahan sebanyak 1 (satu) dokumen; Jumlah pelaksanaan bimbingan dan pengawasan konservasi lahan sebanyak 13 (tiga belas) lokasi ; Jumlah pelaksanaan demplot konservasi lahan sebanyak 3 (tiga) lokasi (Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya). Outcome kegiatan adalah tersedianya dokumen acuan pengelolaan dan pengendalian pemanfaatan lahan tembakau sebanyak 1 (satu) dokumen, terbimbing dan terawasi konservasi lahan tembakau di 13 (tiga belas) lokasi dan terdemonstrasikan konservasi lahan tembakau berlereng curam sebanyak 3 (tiga) lokasi percontohan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

91 Bimbingan Dan Pengawasan Konservasi Lahan Tembakau di Kabupaten Garut (27 Juli 2016) Konsolidasi Identifikasi Optimasi Lahan Kawasan Konservasi (24 Februari 2016) Demplot Konservasi Lahan Tembakau Berlereng Curam di Kabupaten Bandung (3 Juni 2016) Demplot Konservasi Lahan Tembakau Berlereng Curam di Kabupaten Garut (27 Juli 2016) e. Kegiatan Pemberdayaan SDM Pelaku Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,89 %). Output kegiatan adalah pelatihan SDM Pelaku Usaha Perkebunan sebanyak 400 orang. Outcome kegiatan adalah Tercapainya Kemantapan Kompetensi SDM Perkebunan sebesar 30%. Permasalahan yang terjadi adalah perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir. Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

92 Kegiatan Pendampingan Dalam Rangka Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan di Kelompok Abadi Jaya Kab. Sumedang Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Kabupaten Bandung Barat Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Kabupaten Ciamis Kegiatan Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan Kelompok Tani Kab.Kuningan f. Kegiatan Penumbuhan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan (RAM IP), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,96 %). Output kegiatan adalah pelatihan Wirausaha Baru Bidang Perkebunan sebanyak 350 orang. Outcome kegiatan adalah Terwujudnya Wirausaha Baru Bidang Perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah adanya perubahan calon peserta dikarenakan calon perserta berhalangan hadir Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan kabupaten/kota terkait dengan perubahan calon peserta. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

93 Pembukaan Wirausaha Baru Angkatan Kedua, Tgl 14 April 2016 Pengantar Motivasi dan Kewirausahaan serta penyusunan rencana usaha oleh Tim Pengajar pada Peserta WUB Angkatan Empat, Tgl Mei 2016 Peserta WUB Angkatan Lima Melakukan Simulasi Bisnis dan Benchmarking ke PT. Nyalindung, Tgl Juni 2016 Peserta WUB Angkatan Enam Menerima Bingkisan Sebagai Penghargaan Peserta Terbaik Dikelasnya, Tgl 22 Juli 2016 g. Kegiatan Pendukungan Permodalan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,82 %). Output kegiatan adalah Pertemuan Akses Permodalan di 18 Kabupaten / kota. Outcome kegiatan adalah Peningkatan wawasan, pengetahuan dan keterampilan untuk mengakses modal baik ke perbankan atau kelembagaan keuangan. Permasalahan yang terjadi adalah kelayakan usaha, bunga bank dan agunan merupakan kendala untuk dapat mengakses modal / kredit ke perbankan, Petani masih bersifat subsisten, Petani kebanyakan masih merupakan penggarap / tidak punya lahan sehingga tidak bisa LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

94 disertifikatkan tanahnya untuk dijadikan agunan. Solusi yang diambil adalah perlu adanya skim kredit yang bunga pinjaman disubsidi oleh pemerintah dan petani yang mempunyai tanah girik (tidak bersertifikat) perlu difasilitasi untuk membuat sertifikat hak atas tanah (SHAT) yang dapat dijadikan jaminan/agunan, kemudian perlu ditumbuhkan kepada petani jiwa wirausaha dalam melakukan agribisnisnya. Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kabupaten Ciamis Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cianjur Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kab. Cirebon Kegiatan Pertemuan Akses Permodalan di Kabupaten Kuningan h. Kegiatan Pemberdayaan SDM dan Penguatan Kelembagaan Petani Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,97 %). Output kegiatan adalah Pelatihan Penguatan Kelembagaan petani sebanyak 8 kelas; Desiminasi Teknologi Pengolahan Tanaman Tembakau sebanyak 4 kelompok tani; peningkatan kualitas petani tembakau sebanyak 10 orang; rapat Koordinasi Daerah sebanyak 60 orang. Outcome LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

95 kegiatan adalah menguatnya kelembagaan pelaku usaha perkebunan dan meningkatnya koordinasi pengembangan SDM kelembagaan. Permasalahan yang terjadi adalah perjalanan dinas dalam dan luar provinsi dengan undangan belum terrealisasikan sesuai target dikarenakan menunggu undangan. Solusi yang diambil adalah perjalanan dinas dalam dan luar provinsi akan direalisasikan sesuai dengan undangan. Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Jaya Makmur Desa Genteng Kecamatan Suaksari Kabupaten Sumedang Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Sinar Cibadak Berkah Desa Sindanggalih Kecamatan Karangtengah Kabupaten Garut Diseminasi Teknologi Pengolahan Tanaman Tembakau di Kelompoktani Sari Utama Desa Babakan Sari Kecamatan Bantarujeg Kabupaten Majalengka Evaluasi Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Tali Wargi Desa Ancol Mekar Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung i. Kegiatan Penguatan Kelembagaan Pelaku Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (93,96 %). Output kegiatan adalah LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

96 rapat kerja dan musyawarah daerah asosiasi sebanyak 5 asosiasi; sosialisasi dan validasi data kelompok tani di 18 kab/kota; pelatihan penguatan kelembagaan petani sebanyak 5 kelompok; dukungan agenda provinsi / nasional sebanyak 2 kali. Outcome kegiatan adalah menguatnya kelembagaan usaha tani tembakau sebanyak 10 kelompok/asosiasi. Permasalahan yang terjadi adalah terjadi kesulitan untuk berkoordinasi dengan narasumber dalam menentukan waktu pelaksanaan raker/musda asosiasi; kesulitan dalam pelaksanaan pendataan sehingga adanya terlambatnya dikarenakan petugas pendata kab/kota jumlahnya sedikit dibandingankan dengan jumlah kelompoktani diwilayahnya; 2 kali lagi belum dapat terealisasikan perjalanan luar provinsi dikarenakan menunggu undangan / agenda rutin nasional pada bulan; dukungan agenda provinsi/nasional berupa pemberian penghargaan rencana akan direalisasikan pada Hari Bakti Perkebunan dalam 2 katagori yaitu kelembagan dan pengolahan hasil (masing-masing juara 1,2 dan 3). Solusi yang diambil adalah melakukan koordinasi dengan narasumber raker/musda secara berulang-ulang sampai mendapat waktu yang kosong; petugas pendata bekerja menggunakan waktu diluar jam kantor seperti hari sabtu dan minggu; perjalanan dinas luar provinsi akan direalisasikan menunggu undangan / agenda rutin nasional pada November (undangan) dan Desember (Hari Perkebunan Tingkat Nasional). Musyawarah Daerah (Musda) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Barat di BKPP-Cirebon Rapat Kerja (Raker) Asosiasi Petani Teh Indonesia (APEHINDO) Jawa Barat di Aula Disbun Jabar LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

97 Pertemuan Sosialisasi Validasi Data Kelompoktani Pelatihan Penguatan Kelembagaan Petani di Kelompoktani Rahayu Desa Sukarame Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung j. Kegiatan Pengembangan Tanaman Kelapa (CLTH), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,34 %). Output kegiatan adalah Profil Pengembangan Perkebunan di Kawasan Ciletuh Kabupaten Sukabumi, Bimbingan Teknis Budisaya Tanaman Kelapa pada 2 Kelompok Tani Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi serta Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas kabupaten Sukabumi. Outcome kegiatan adalah Tersusunnya dokumen acuan pengendalian pemanfaatan sumber daya perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

98 Bimbingan Teknis Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Tanaman Kelapa di Desa Mekarlaksana Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi 3) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan a. Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengendalian Hama Terpadu, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,17%). Output kegiatan adalah pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman kopi, pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman teh, kegiatan penerapan PHT pada tanaman kopi, kegiatan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

99 pembinaan dan pelaporan data SIMAKIT 14 kab/kota. Outcome kegiatan adalah serangan OPT komoditi perkebunan terkendali, serta diperolehnya data hama dan penyakit pada tanaman perkebunan. Permasalahan yang terjadi adalah karena adanya pergantian PPTK sehingga ada keterlambatan dalam satu kali pencairan anggaran, anggaran tidak mencukupi. Solusi yang diambil adalah efisiensi anggaran yang tersedia. Aplikasi dan Pengamatan Kegiatan Pengendalian OPT Kopi di Kabupaten Bandung Barat Sosialisasi dan Pengamatan Kegiatan Pengendalian OPT Kopi di Kabupaten Tasikmalaya Perbanyakan dan Aplikasi APH pada Kegiatan Pengendalian OPT Tanaman Teh di Kabupaten Cianjur Validasi Data Simakit LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

100 b. Kegiatan Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Tembakau, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,09%). Output kegiatan adalah penyerapan informasi teknologi pengendalian OPT tembakau oleh petani yang tersebar di 4 kabupaten; pengendalian OPT tembakau di 4 kabupaten. Outcome kegiatan adalah petani mampu dan mau menerapkan teknologi pengendalian OPT tembakau yang ramah lingkungan; menurunnya intensitas serangan OPT tembaku sampai di bawah ambang toleransi (intensitas serangan < 5%) sehingga secara ekonomis tidak merugikan petani. Permasalahan yang terjadi adalah dapat dikatakan tidak terdapat permasalahan yang berarti baik dari aspek proses realisasi keuangan maupun dari aspek pelaksanaan fisik di lapangan. Solusi yang diambil adalah walau tidak terdapat permasalahan yang berarti, antisipasi dan perbaikan proses perencanaan dan pelaksanaan terus dilakukan baik dari sisi penentuan alur kas maupun dari sisi aplikasi fisik di lapangan. Kunjungan ke BPTP dan PT. Djarum di Provinsi NTB Pengendalian OPT Tembakau di Kab. Bandung LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

101 Pengendalian OPT Tembakau di Kab. Garut Pengendalian OPT Tembakau di Kota Banjar c. Kegiatan Pengujian dan Pengembangan Sarana Teknologi PHT, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (97,62%). Output kegiatan adalah Pertemuan teknis BPTP/Pertemuan Nasional, Eksplorasi musuh alami dan identifikasi OPT, Pengembangan agens hayati di BPTP, Pengembangan bahan pestisida nabati/nimba, Klinik hama dan oenyakit perkebunan, Monitoring,evaluasi dan pelaporan kegiatan. Outcome kegiatan adalah meningkatnya pengetahuan pelaku usaha perkebunan dalam perlindungan tanaman serta meningkatnya produksi hasil perkebunan di 14 Kabupaten/ Kota. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

102 Pertemuan Teknis BPTP Eksplorasi musuh alami dan identifikasi OPT pada tanaman lada di Kab. Sumedang Pengembangan Agens Hayati Penerapan Metode PHT Tepat Guna di Kab. Subang 4) Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan a. Kegiatan Pengembangan Teknologi Pengolahan Hasil Tanaman Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (98,43 %). Output kegiatan adalah dokumen laporan pertemuan sistem jaminan mutu sesuai SNI LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

103 (2 dokumen), dokumen laporan pertemuan penerapan teknologi pengolahan hasil perkebunan (1 dokumen) dan hasil pengujian mutu produk perkebunan (4 komoditi). Outcome kegiatan ini adalah terwujudnya peningkatan mutu dan nilai tambah komoditas strategis perkebunan. Permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan pengujian adalah terbatasnya ketersediaan sample uji mutu yang ada di kabupaten /kota. Solusi yang diambil adalah dengan cara mencari alternatif daerah lain yang siap untuk menyediakan sample uji mutu produk perkebunan. Pertemuan Sistem Jaminan Mutu sesuai SNI Pertemuan penerapan teknologi pengolahan hasil perkebunan Sample uji mutu produk perkebunan Sample uji mutu produk perkebunan b. Kegiatan Pemasaran Hasil Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (96,92 %). Output kegiatan adalah dokumen laporan pertemuan pengembangan pelayanan informasi pasar (2 dokumen), dokumen laporan pertemuan pengembangan agrowisata perkebunan (2 LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

104 dokumen), dokumen pelaksanaan Bandung Tea Festival 2016 (1 dokumen), dokumen pelaksanaan pameran dalam negeri (4 dokumen) dan dokumen pelaksanaan pameran luar negeri (2 dokumen). Outcome kegiatan adalah terlaksananya pertemuan pengembangan pelayanan informasi pasar (2 kali), terlaksananyapertemuan pengembangan agrowisata perkebunan (2 kali), terlaksananya Bandung Tea Festival 2016 (1 kegiatan), terlaksananya pameran dalam negeri (HKP, Agrinex, Agro&Food dan de Syukron BKPP) dan dokumen pelaksanaan pameran luar negeri (Hamburg dan Kenya). Permasalahan yang terjadi adalah pada saat pelaksanaan kegiatan adalah jadwal pelaksanaan kegiatan promosi mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak lain sehingga ada ketidaksesuaian dengan alur kas kegiatan bulanan. Solusi yang diambil adalah akan dilaksanaan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Bandung Tea Festival HKP dan de syukron Agrinex dan Agro n Food IGG On Tea dan Coteca LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

105 c. Kegiatan Pembinaan Pengembangan Usaha Perkebunan, yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,82%). Output kegiatan adalah dokumen laporan rapat koordinasi perkebunan besar tingkat Provinsi Jawa Barat (2 dokumen), dokumen laporan rapat kemitraan usaha perkebunan (2 dokumen), dokumen laporan sosialisasi perijinan usaha perkebunan(1 dokumen) dan dokumen laporan pertemuan penyampaian hasil penilaian kelas kebun dan klasterisasi permasalahan lahan HGU di tingkat provinsi (1 dokumen). Outcome kegiatan adalah terkumpul dan tersampaikannya data hasil penilaian kinerja usaha perkebunan tahun 2015 tingkat provinsi dan meningkatnya kepatuhan usaha perkebunan terhadap peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam rangka mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi baku teknis usaha perkebunan guna memaksimalkan kinerja dan mendorong usaha perkebunan untuk memenuhi kewajibannya sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Permasalahan yang terjadi data mengenai hasil penilaian usaha Perkebunan Besar dari dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten belum semua kabupaten menyampaikan kembali ke Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Solusi yang diambil adalah melakukan pengambilan data langsung melalui kunjungan ke dinas kabupaten dan pelaku usaha perkebunan besar beserta evaluasi saran tindak lanjut dari hasil penilaian usaha perkebunan tersebut. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

106 Pertemuan Penyampaian Hasil Penilaian Usaha Perkebunan Besar Lintas Kabupaten di Jawa Barat Tahun 2015,Tanggal 28 Juli 2016 di Hotel mitra Tinjauan Lapangan Ke Perkebunan Bukit Unggul PTPN VIII untuk bahan rekomendasi izin usaha perkebunan d. Kegiatan Demplot Pengolahan Gula Merah (CLTH), yang dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp (99,30 %). Output kegiatan adalah dokumen laporan bimbingan teknis pengolahan gula aren dan kelapa (1 dokumen), dokumen laporan bimbingan teknis pengemasan gula aren dan kelapa (1 dokumen) dan dokumen laporan sosialisasi pendampingan demplot gula kelapa dan aren (1dokumen). Outcome kegiatan adalah terlaksananya bimbingan teknis pengolahan gula aren dan kelapa LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

107 (1kali), terlaksananya bimbingan teknis pengemasan gula aren dan kelapa (1 kali) dan terlaksananya sosialisasi pendampingan demplot gula kelapa dan aren (1kali). Permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan adalah jadwal pelaksanaan kegiatan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh pihak lain sehingga ada ketidaksesuaian dengan alur kas kegiatan bulanan. Solusi yang diambil adalah akan dilaksanakan kegiatan lain sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Bimbingan Teknis Pengolahan dan Pengemasan Gula Aren dan Kelapa 3. Permasalahan dan Solusi a. Permasalahan - Jumlah petugas fungsional Pengawas Benih Tanaman masih kurang dari kebutuhan, khususnya dalam hal operasional pemeriksaan di lapangan, minimal 10 orang; LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

108 - Ketersedian kebun sumber benih bina dan non bina bina untuk para pengguna benih masih terbatas di Jawa Barat; - Sarana laboratorium pengujian mutu benih masih kurang memadai dan tenaga penguji laboratorium masih kurang; - Kultur pola tanam budidaya tembakau di sebagian daerah Kab/Kota di Jawa Barat berbeda dengan pola tanam pada umumnya sehingga mempengaruhi pengawasan peredaran benih - Sebagian besar kelembagaan petani belum tertata dengan baik dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai kelembagaan asosiasi petani ataupun kelembagaan usaha tani (kelompoktani) - Belum optimalnya sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki BPTP dalam rangka pelaksanaan pengendalian OPT, antara lain alat-alat pengendalian OPT untuk mengendalikan OPT pada tanaman produktif dengan ketinggian pohon di atas 5 meter, alat untuk pemangkasan cabang/ranting dan lain-lain sehingga dalam proses pengendalian OPT pada hamparan kebun memerlukan waktu yang cukup lama. - Keterbatasan SDM berdampak terhadap terhambatnya proses pelaksanaan kegiatan karena OPT yang berkembang lebih spesifik lokasi dan endemik lokasi, sehingga diperlukan ketelitian pengamatan awal untuk menentukan jenis, bahan dan dosis pengendalian. - Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan (GUP) belum sepenuhnya dapat diselesaikan secara menyeluruh, hal ini karena penyelesaiannya melibatkan beberapa Instansi terkait lainnya atau tidak dapat diselesaikan sendiri oleh Dinas Perkebunan. - Pada lahan perkebunan rakyat masih banyak dijumpai pengelolaan komoditi perkebunan yang belum sepenuhnya memperhatikan kaidah-kaidah lingkungan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

109 - Pengusahaan komoditi perkebunan di lahan rakyat pada bagian wilayah tertentu di Jawa Barat masih dijumpai penanaman yang belum sepenuhnya sesuai dengan Agroklimat setempat. - Kemampuan pelaku usaha perkebunan sangat beragam, hal ini disebabkan belum optimalnya pembinaan, dan penyampaian informasi teknologi PHT sehingga berdampak terhadap lemahnya penerapan PHT dalam mengendalikan OPT pada tanaman perkebunan. - Penerapan aspek teknologi budidaya secara baik dan benar belum optimal. - Pemanfaatan lahan HGU di Jawa Barat belum teratasi secara optimal disebabkan adanya regulasi pada pertanahan yang kurang mendukung untuk melaksanakan optimalisasi lahan HGU dengan komoditi yang prospektif selain tanaman yang disesuaikan dengan peruntukan haknya. b. Solusi - Mengoptimalkan petugas PBT dan fungsional umum untuk aplikasi dilapangan dan mengusulkan penambahan calon fungsional PBT; - Melakukan kerjasama dengan Puslit/Balit dalam penyediaan kebun sumber benih untuk kebutuhan para penangkar benih; - Mengoptimalkan para petugas teknis fungsional PBT dan fungsional umum untuk operasional dilapangan dan mengajukan penambahan baru petugas PBT. - Memanfaatkan laboratorium yang sudah ada dan mengusulkan sarana bangunan laboratorium sesuai standar teknis dan mengusulkan SDM tenaga laboratorium - Melaksanakan penjadwalan ulang pola pengawasan (sertifikasi benih tembakau dan peredaran benih tembakau). - Pembinaan berjenjang dan berkala dari seluruh instansi terkait di tingkat Provinsi maupun kabupaten secara berkesinambungan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

110 - Penguatan modal kelembagaan petani (asosiasi maupun kelompok) dalam rangka menunjang aktivitas kelembagaan yang dikelolanya - Penataan kesekretariatan/kepengurusan kelembagaan petani baik secara fisik maupun administrasi - Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan SDM Perkebunan melalui program pelatihan, magang atau peningkatan wawasan. - Perlu dilakukan adanya koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan dan penanganan Gangguan Usaha perkebunan di Jawa Barat. - Dalam pengembangan komoditi perkebunan maupun perluasan areal serta pengembangan perkebunan berwawasan lingkungan perlu adanya pembinaan teknis secara berkelanjutan dan intensif terhadap para pelaku perkebunan di Jawa Barat. - Mengupayakan pengusulan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan dan kondisi lapangan untuk terlaksananya pengendalian OPT pada tanaman perkebunan secara maksimal. - Meningkatkan pengamatan dini agar diperoleh data dan informasi yang lebih akurat untuk penyiapan bahan pengendalian, sarana dan prasarana pengendalian lebih tepat guna dan benar belum optimal. - Melaksanakan pembinaan dengan pola interaktif disertai demplot, uji coba atau penerapan teknologi supaya pelaku usaha perkebunan lebih mudah memahami, menguasai teknologi PHT dan lebih terinspirasi untuk menerapkan teknologi PHT secara baik dan benar. - Melakukan rasionalisasi antara tenaga ahli calon narasumber dengan lembaga tempat bernaung narasumber. - Melaksanakan apa yang sudah direncanakan dalam DPA agar alokasi anggaran yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

111 - Untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan HGU perlu adanya regulasi untuk memayungi kegiatan masyarakat yang dapat diintegrasikan pada lahan HGU BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Tugas Pembantuan Yang Diterima Penyelenggaraan asas tugas pembantuan merupakan cermin dari sistem dan prosedur penugasan: (i) Pemerintah kepada daerah dan atau desa, (ii) dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa, serta (iii) pemerintah kabupaten/kota kepada desa, untuk menyelenggarakan urusan pemerintah dan pembangunan yang disertai dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkan kepada yang memberi penugasan. 1. Dasar Hukum Dasar hukum dari pelaksanaan tugas pembantuan ini adalah mengacu kepada beberapa ketentuan hukum sebagai berikut: - Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; - Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; - Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; - PMK Nomor 171/PMK.02/2013 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Penyusunan dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

112 - PMK Nomor 136/PMK.02/2014 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Penyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga 2. Instansi Pemberi Tugas Pembantuan Pada Tahun Anggaran 2016, dana Tugas Pembantuan yang diterima Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. 3. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang Melaksanakan Pada Tahun Anggaran 2016, Satuan Kerja yang melaksanakan Tugas Pembantuan tersebut adalah: - Satker 05 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Direktorat Jenderal Perkebunan (Satker 05); dan - Satker 08 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat berasal dari Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Satker 08). 4. Program dan Kegiatan yang diterima dan pelaksanaannya Pada Tahun Anggaran 2016, alokasi Dana Tugas Pembantuan yang diterima Dinas Perkebunan adalah sebesar Rp dengan realisasi keuangan sebesar Rp ,- atau sekitar 83,58%, dan realisasi fisik sebesar 100%, yang terdiri dari: - Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-05: Direktorat Jenderal Perkebunan), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 68,42% dengan realisasi fisik 100%. - Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Satker Dinas Perkebunan Jawa Barat-08: Direktorat Jenderal Prasarana LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

113 dan Sarana Pertanian), pagu sebesar Rp ,-, Realisasi sebesar Rp ,- atau sekitar 98,73% dengan realisasi fisik 100%. Adapun rincian realisasi dari masing-masing Program dan Kegiatan tersebut, adalah sebagaimana diuraikan berikut ini: 1. Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan Berkelanjutan a. Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar dengan anggaran sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (74,51%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah Fasilitasi Teknis Pengembangan Tanaman Tahunan dan Penyegar selama 12 bulan; Pengembangan Tanaman Penyegar seluas Ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terkawalnya kegiatan peremajaan karet selama 12 bulan; terfasilitasinya insentif tenaga kontrak pendamping (TKP) revitalisasi perkebunan selama 11 bulan; rehabilitasi kebun tanaman teh di kabupaten Majalengka seluas 100 Ha, kabupaten Purwakarta seluas 100 Ha dan kabupaten Bandung Barat seluas 50 Ha; intensifikasi kebun tanaman teh di kabupaten Bandung seluas 250 Ha, kabupaten Sukabumi seluas 100 Ha, kabupaten Purwakarta seluas 100 Ha, kabupaten Bandung Barat seluas 60 Ha, dan kabupaten Majalengka seluas 200 Ha; intensifikasi kebun tanaman kopi seluas 50 Ha di kabupaten Bandung Barat. Permasalahan yang terjadi: terdapat komponen bantuan saprodi yang terkena penghematan dari pusat sehingga paket bantuan tidak utuh. Solusi yang diambil: untuk pengadaan saprodi yang terkena penghematan petani disarankan dengan cara swadaya. Verifikasi calon lahan kegiatan rehabilitasi tanaman teh di Kabupaten Bandung Barat Penerimaan bantuan benih teh oleh kelompok tani kabupaten Bandung Barat LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

114 Penerimaan bantuan benih teh oleh kelompok tani kabupaten Majalengka Penerimaan bantuan pupuk oleh kelompok tani kabupaten Majalengka b. Kegiatan Dukungan Perlindungan Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (93,57%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: penanganan OPT tanaman perkebunan seluas 150 Ha; Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan/Kebun sebanyak 2 Poktan; Pengembangan Desa Pertanian Organik Berbasis Komoditas Perkebunan sebanyak 8 desa. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terkendalinya OPT Tebu (Tikus) pada lahan tebu seluas 150 Ha di kabupaten Indramayu; terbangunnya desa pertanian organik berbasis komoditas perkebunan di Jawa Barat sebanyak 8 desa. Permasalahan yang terjadi: terdapat kegiatan Penanganan Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakaran Lahan/Kebun yang terkena penghematan dari pusat, sehingga kegiatan tersebut tidak dapat dilaksanakan. Solusi yang diambil: realokasi kegiatan yang sama pada tahun berikutnya. c. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkebunan (TP) dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (99,87%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah Pelayanan dan Pembinaan Manajemen dan Teknis Lainnya sebanyak 2 Dokumen. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tertibnya administrasi kegiatan Dana Tugas Pembantuan selama 12 bulan; tertibnya pengelolaan dan penataan BMN selama 12 bulan; terfasilitasinya operasional tim teknis sebanyak 36 orang. Permasalahan yang terjadi masih terdapat aset peralatan dan mesin yang belum dihapuskan. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

115 Solusi yang diambil adalah berkoordinasi dengan KPKNL setempat terkait proses penetapan status penggunaan (PSP) dan penghapusan. d. Kegiatan Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran sebesar Rp ,- (30,47%),- dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah pengembangan tanaman semusim seluas 710 Ha. Adapun Outcome terbangunnya kebun nilam seluas 10 Ha di Kabupaten Kuningan; fasilitasi operasional TKP dan PLP-TKP Tebu sebanyak 19 orang; tersajinya data taksasi dan rendemen tebu di Jawa Barat sebanyak 1 dokumen. Permasalahan yang terjadi: kegiatan bongkar ratoon dan rawat ratoon Tebu mengalami penghematan anggaran sehingga kegiatan tidak dapat dilaksanakan. Solusi yang diambil realokasi kegiatan yang sama pada tahun berikutnya. Calon lahan kegiatan penanaman Nilam di Kabupaten Kuningan Pengiriman benih Nilam siap tanam di Desa Margabakti Kuningan Pengiriman benih Nilam siap tanam di kabupaten Kuningan Pembuatan lubang tanam untuk tanaman Nilam e. Kegiatan Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Usaha Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp ,- realisasi anggaran LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

116 sebesar Rp ,- (84,78%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah pengembangan pengolahan dan pemasaran usaha perkebunan sebanyak 2 Poktan. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah tersedianya alat pasca panen kopi di kabupaten Kuningan dan Bandung sebanyak 2 unit. Permasalahan yang terjadi yaitu adanya penghematan anggaran dari pusat sehingga beberapa kegiatan pendukung tidak dapat dilaksanakan. Solusi yang diambil adalah realokasi anggaran pada tahun anggaran berikutnya. f. Kegiatan Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan dengan alokasi anggaran sebesar Rp realisasi anggaran sebesar Rp (47,43%) dan realisasi fisik sebesar 100%. Output dari kegiatan ini adalah: penyediaan benih unggul tanaman perkebunan seluas 3 Ha. Adapun Outcome dari kegiatan ini adalah terbangunnya kebun benih sebar tanaman Nilam di kabupaten Kuningan seluas 3 Ha. Permasalahan yang terjadi: data calon petani calon lahan (CP/CL) dari kabupaten sering berubah-ubah sehingga pelaksanaan kegiatan terhambat, Solusi yang diambil dilakukan validasi data CP/CL serta percepatan penetapan kelompok tani calon penerima. Benih Nilam untuk kebun sumber benih telah sampai di lokasi Pembuatan lubang dan penanaman benih Nilam LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

117 Penanaman benih Nilam di kebun sumber benih nilam di kabupaten Kuningan Kondisi Kebun Benih Sebar (KBS) Nilam 7 hari setelah tanam 2. PROGRAM PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN a. Kegiatan Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran Rp ,- (100%). Output kegiatan ini adalah Dokumen Data Lahan Petani bidang Perkebunan sebanyak 2000 Persil yang dibagi menjadi 800 Persil di Kab. Kuningan, 200 Persil di Kab. Bandung, 500 Persil di Kab. Ciamis dan 500 Persil di Kab. Pangandaran. Outcome kegiatan adalah terfasilitasinya pengembangan prasarana dan sarana pertanian. Permasalahan yang dihadapi adalah adanya perbedaan usulan jumlah persil untuk tahap Sertifikasi Lahan Perkebunan tahun 2017 di Kabupaten Ciamis dengan jumlah 500 persil dengan yang ditetapkan oleh BPN sejumlah 150 persil. Solusi yang diambil adalah melakukan koordinasi dan inisiasi dengan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI. Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja di Kecamatan Cimerak Pangandaran LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

118 di Kecamatan Cimerak Pangandaran Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja di Kecamatan Padaherang Pangandaran Sosialisasi Pelaksanaan Prasertifikasi Lahan Perkebunan bersama Tim Pokja di Kecamatan Parigi Pangandaran b. Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, dengan anggaran Rp ,- dan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (97,46%). Output Kegiatan ini adalah pertemuan koordinasi meliputi: pertemuan perencanaan, pertemuan sinkronisasi penertiban asset, pertemuan penyusunan SAI, pertemuan monitoring dan evaluasi, pertemuan percepatan pelaksanaan kegiatan. Outcome terwujudnya koordinasi baik dengan tingkat pusat maupun tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam rangka mendukung pelaksanaan administrasi, pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan teknis, pengawasan, pendampingan, pembinaan, perencanaan dan pelaporan kegiatan lingkup Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian. Permasalahan yang dihadapi adalah para pelaku usaha perkebunan belum sepenuhnya memahami tentang mekanisme perencanaan dan pengajuan proposal secara on line. Solusi yang diambil pertemuan koordinasi, konsultasi dan konsolidasi dengan berbagai pihak terkait. LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

119 Pertemuan Sinkronisasi Penertiban Aset, Pembahasan Aplikasi SIMAN dan SIMAK BMN Pertemuan Pembahasan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (SAI) Nara Sumber dari KPPN Bandung I Mengikuti Workshop Pengelolaan dan Pemutakhiran data melalui aplikasi MPO, tanggal September 2016 Rapat Evaluasi Hasil Pembangunan Prasarana dan Sarana Pertanian Tahun Anggaran 2016, tanggal 30 November 1 Desember 2016, tempat Hotel Eastparc Yogyakarta 5. Sumber dan Jumlah Anggaran Rincian jumlah anggaran dan sumbernya dari dana Tugas Pembantuan yang diterima tahun 2016, adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Target dan Realisasi Keuangan dan Fisik Tugas Pembantuan (APBN) Tahun 2016 PROGRAM/ KEGIATAN/ URAIAN Jumlah Anggaran Realisasi Keuangan Realisasi (Rp) (%) (Fisik) TOTAL ,50 100,00 Satker Dinas Perkebunan ,42 100,00 Provinsi Jawa Barat (05) Ditjen Perkebunan LKPJ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 27 ayat (2) bahwa Kepala Daerah berkewajiban untuk memberikan Laporan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat 2015 Dinas Provinsi Jawa Barat 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang mempunyai peran strategis, baik dalam pembangunan ekonomi secara nasional maupun dalam menjawab isu-isu global, antara lain berperan

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. Tinjauan Substansi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terselenggaranya good governance (kepemerintahan yang baik) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVNS JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 20 : 2.0 URUSAN PLHAN Pertanian FORMULR DPA-SKPD 2.2 Organisasi : 2.0.02 Dinas REKAPTULAS

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Urusan Pemerintahan DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PROVNS JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 20 : 2.0 URUSAN PLHAN Pertanian FORMULR DPA-SKPD 2.2 Organisasi : 2.0.02 Dinas REKAPTULAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan tidak dapat dipisahkan dari sejarah pertumbuhan Jawa Barat sejak masa kolonial sampai sekarang,

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN (IKU) TAHUN 2013-2018 PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PERKEBUNAN Jl. Surapati No. 67 Bandung (IKU) DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT Tugas Pokok : Melaksanakan urusan Pemerintah Daerah bidang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif 28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperlihatkan dan menguraikan keadaan dari

Lebih terperinci

Program Pembangunan Perkebunan 2018

Program Pembangunan Perkebunan 2018 Program Pembangunan Perkebunan 2018 PENYELENGGARAAN PERKEBUNAN PERKEBUNAN= Segala kegiatan pengelolaan SDA, SDM, sarana produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkebunan merupakan salah satu subsektor strategis yang secara ekonomis, ekologis dan sosial budaya memainkan peranan penting dalam pembangunan nasional. Sesuai Undang-Undang

Lebih terperinci

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM

DINAS PERKEBUNAN LAKIP 2011 PROV. JATIM KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2012 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya terencana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi dengan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari pembangunan ekonomi Indonesia adalah terciptanya masyarakat adil dan sejahtera. Pembangunan yang ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana

BAB I. PENDAHULUAN. kegiatan pertanian yang mendominasi perekonomian masyarakat desa, dimana BAB I. PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Pembangunan pedesaan merupakan pembangunan yang berbasis desa dengan mengedepankan seluruh aspek yang terdapat di desa termasuk juga pola kegiatan pertanian yang

Lebih terperinci

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran

Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Indikator Kinerja, Target dan Realisasi Pada Sasaran Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (1) (2) (3) 1) Jumlah produksi (ton) komoditas tebu minimal memenuhi 90% dari kebutuhan

Lebih terperinci

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, Juli 2016 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah- Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2015 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka terselenggaranya good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan syah sehingga penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016

BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB III RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 3.1. Fokus Kebijakan Pembangunan Tahun 2016 Berdasarkan Evaluasi Pembangunan sebagaimana yang sudah diuraikan dalam

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan kinerja Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2012 merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Perkebunan, baik yang pembiayaannya

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BAB III ISUISU STRATEGIS 3.1 Identifikasi Permasalahan Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan perkembangan terkini atau penyelesaian program pembangunan dari periode lima tahun sebelumnya

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

, ,56 99, , ,05 96,70

, ,56 99, , ,05 96,70 LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2016 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : DESEMBER 2016 Sasaran Fisik Sasaran Keuangan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Ir. Bambang

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja (Renja) Perubahan OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkebunan sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2004 pasal 4, memiliki multifungsi: (1) Fungsi ekonomi, yaitu peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Surabaya, Pebruari 2014 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabititas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di segala bidang, yaitu bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan agama serta pertahanan dan keamanan

Lebih terperinci

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1 Kota Prabumulih 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Keinginan Pemerintah dan tuntutan dari publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan negara. Dasar dari

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir,MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAKIP 2012 PROV. JATIM DINAS PERKEBUNAN I. PENDAHULUAN.

LAKIP 2012 PROV. JATIM DINAS PERKEBUNAN I. PENDAHULUAN. I. PENDAHULUAN. Pemerintah Provinsi jawa Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 bidang pertanian tertuang program prioritas untuk meningkatkan percepatan pemerataan dan

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Perkembangan Sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan

KATA PENGANTAR. Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan 1 KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan melimpahkan Rahmat dan Karunianya sehingga Penyusunan Renja (Rencana Kerja) tahun 2014 Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017 Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Serangkaian proses restrukturisasi program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 diawali dari penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Perkebunan yang kemudian menjadi

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP

KATA PENGANTAR. Samarinda, September 2015 Kepala, Ir. Hj. Etnawati, M.Si NIP KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga buku Statistik Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2014 dapat kami susun dan sajikan.

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Jawa Barat Akhir Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950

Lebih terperinci

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan 122 Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan IV.1 Kondisi/Status Luas Lahan Sawah dan Perubahannya Lahan pertanian secara umum terdiri atas lahan kering (non sawah)

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 17 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Katalog BPS

Katalog BPS Katalog BPS. 5214.32 PRODUKSI TANAMAN PADI DAN PALAWIJA JAWA BARAT TAHUN 2010-2014 ISSN: - Nomor Publikasi: 32.530.15.01 Katalog BPS: 5214.32 Ukuran Buku: 19 cm x 28 cm Jumlah Halaman: vii + 71 halaman

Lebih terperinci

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat

Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis di Provinsi Jawa Barat Reka Geomatika No.1 Vol. 2016 2133 ISSN 2338350X Maret 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Jurusan Teknik Geodesi Pemetaan Potensi Sumber Daya Perkebunan untuk Komoditas Strategis DIAN PERMATA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sangat mengandalkan sektor pertanian dan sektor pengolahan hasil pertanian sebagai mata pencarian pokok masyarakatnya. Sektor

Lebih terperinci

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta

Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta Evaluasi dan Rencana Pembangunan Perkebunan Tahun 2018 Dinas Pangan dan Pertanian Kabupten Purwakarta 1. K O N D I S I GEOGRAFI WILAYAH 1.1 Gambaran umum Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

Lebih terperinci

Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja (Renja) OPD Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian Perkebunan sesuai dengan Undang-undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan (Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 308), adalah segala kegiatan pengelolaan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1 Geografis dan Administratif Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 0 50 7 0 50 Lintang Selatan dan 104 0 48 108 0 48 Bujur Timur, dengan batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 5.1. Kondisi Geografis V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48-108 o 48 Bujur Timur, dengan batas wilayah

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN DINAS PERKEBUNAN Jalan Perkebunan No. 7 Makassar Tujuan Penyelenggaraan Perkebunan 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK Yang terhormat: Hari/Tanggal : Senin /11 Pebruari 2008 Pukul : 09.00 WIB Bupati

Lebih terperinci

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp) BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2009 3.1. Program dan Kegiatan Dinas Pertanian Tahun 2008 Program yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian Tahun 2008 berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007

Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 Tabel I.16. Program/Kegiatan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi D.I.Yogyakarta yang Dibiayai oleh APBD Tahun 2007 No PROGRAM / KEGIATAN A B Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 1 Penyedia Jasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan menitikberatkan pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA MANUAL IKSP DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA (2016) Nama IKSP Jumlah Produksi Aneka Cabai (Ton) Direktur Jenderal Hortikultura Jumlah produksi aneka cabai besar, cabai

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Tujuan Sasaran RPJMD Kinerja Utama Program dan Kegiatan Indikator

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) SURABAYA Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahun

Lebih terperinci

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional. BAB XVII DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 334 Susunan organisasi Dinas Kehutanan dan Perkebunan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa sehubungan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah

Lebih terperinci

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara

Tahun. 3. Hutan Lindung 6.593, ,78 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta , ,90 KPH Bandung Utara TABEL 1 LUAS KAWASAN HUTAN MENURUT FUNGSINYA DI KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DAN No. Fungsi Kawasan Hutan Tahun Wilayah Dasar 2014 2015 1. Hutan Tetap 2.985,43 2.985,43 KPH Purwakarta Dokumen RPKH KPH Purwakarta

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat Kata Pengantar Puji dan syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Periode 2017 2021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KAKAO Penyebaran Kakao Nasional Jawa, 104.241 ha Maluku, Papua, 118.449 ha Luas Areal (HA) NTT,NTB,Bali, 79.302 ha Kalimantan, 44.951 ha Maluku,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang telah ditetapkan Indonesia sebagai komoditas khusus (special product) dalam forum perundingan Organisasi Perdagangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dalam Pasal 23 Ayat (1) mengamanatkan bahwa usaha perkebunan dilakukan secara terpadu dan terkait dalam agribisnis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

II. PENGUKURAN KINERJA

II. PENGUKURAN KINERJA Kota Prabumulih 2 II. PENGUKURAN KINERJA Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kehutanan merumuskan 3 misi utama dalam mencapai visi organisasi, setiap misi mempunyai 3 sasaran yang mengacu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan pertanian antara lain adalah : (1) sektor pertanian masih menyumbang sekitar

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM

RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM RENCANA STRATEGIS SKPD DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN KARANGASEM 2016-2020 Tugas Pokok : Fungsi : Visi : Misi : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kean dan 1. Merumuskan kebijakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009-2014 bidang pertanian tertuang program prioritas untuk meningkatkan percepatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia. Lebih dari setengah angkatan kerja

Lebih terperinci

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN KERJA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 1 Kedudukan Satuan Kerja Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah, ditetapkan berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembagunan pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh

Lebih terperinci