BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Teguh Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Lingkar Pinggang Defenisi Lingkar Pinggang Lingkar pinggang merupakan metode pengukuran skrining terhadap lemak viseral dalam tubuh yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit metabolik. 15 Lingkar pinggang memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah lemak intraabdominal dan lemak total. Lingkar pinggang juga dapat memperkirakan luasnya obesitas abdominal yang sudah mendekati deposisi lemak abdominal bagian viseral. Selain itu, lingkar pinggang juga berkorelasi dengan IMT dan rasio lingkar pinggang-pinggul (waist-to-hip ratio), baik pada laki-laki maupun perempuan. 16 Lingkar pinggang memiliki hubungan yang lebih besar dengan risiko penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan pengukuran IMT Cara Mengukur Lingkar Pinggang WHO menganjurkan agar lingkar pinggang diukur pada pertengahan antara batas bawah iga dan krista iliaka, dengan menggunakan pita pengukur pada saat akhir ekspirasi dengan kedua tungkai dilebarkan sejauh cm. Subjek diminta untuk tidak menahan perutnya dan diukur dengan pita pengukur dengan tegangan pegas yang konstan atau nonelastis Ukuran Lingkar Pinggang Ukuran lingkar pinggang masing-masing ras berbeda, sehingga untuk memudahkan klasifikasi IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis. 18 4
2 5 Tabel 2.1 Ukuran Lingkar Pinggang Berdasarkan Etnis 18 Negara/Grup Etnis Eropa Asia Selatan,populasi China, Melayu, dan Asia Jepang Amerika Tengah dan Selatan Sub-Sahara Afrika Timur Tengah LingkarPinggang(cm)padaObesitas Pria>94 Wanita>80 Pria>90 Wanita>80 Pria>90 Wanita>80 Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersediadataspesifik Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersediadataspesifik Ukuran lingkar pinggang mempunyai hubungan dengan Indeks Massa Tubuh. Pengukuran lingkar pinggang dapat menentukan besarnya obesitas sentral dikarenakan lemak menumpuk pada regio abdomen, sedangkan pengukuran IMT merupakan pengukuran obesitas general karena distribusi lemak pada obesitas ini tersebar merata pada jaringan tubuh. Enam puluh lima persen obesitas general juga akan mengalami obesitas sentral. 19 Pada peraturan menteri keseharan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer, kategori obesitas dibagi menjadi enam kelas dengan pengukuran IMT maupun lingkar pinggang. Pembagian kelas klasifikasi diikuti dengan faktor risiko ko-morbiditas. 20
3 6 Tabel 2.2 Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT dan Lingkar Pinggang Menurut Kriteria Asia Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkar Pinggang Peningkatan ukuran lingkar pinggang mengindikasikan peningkatan resiko obesitas sentral. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan ukuran lingkar pinggang dan obesitas yaitu: 1). Umur Meskipun terjadi pada semua umur, obesitas dominan terjadi pada umur pertengahan. Pada anak-anak penambahan berat badan berkaitan dengan pertumbuhan. Umur remaja yang mengalami obesitas terjadi pada tingkat sosialekonomi menengah keatas. Namun dalam hal ini umur bukan penentu utama obesitas. 21 Responden obesitas terdapat banyak dari urban dan rural. Prevalensi obesitas general dan sentral mulai meningkat pada usia 25 tahun dan tertinggi pada usia tahun. 19 2). Jenis Kelamin Di Indonesia, pada usia >18 tahun jenis kelamin perempuan (7,9%) dua kali lebih banyak mengalami obesitas dibandingkan laki-laki (3,5%). 22 Berdasarkan data riskesdas tahun 2013, 23 obesitas pada umur >18 tahun menunjukkan bahwaproporsi laki-laki sebesar 19,7 % dan perempuan sebesar 32,9 %. Hal ini
4 7 berkaitan dengan faktor hormonal.pada wanita umumnya obesitas terjadi setelah kehamilan dan saat menopause. Pada saat setelah kehamilan peningkatan adiposa berguna untuk simpanan lemak selama menyusui. Tabel 2.3 Efek Estrogen pada Jaringan Adiposit 24 Efek Lipogenesis : langsung -Penurunan lipoprotein lipase mrna dan ekspresi protein Lipolisis : -Peningkatan aktifitas hormon sensitif lipase -Peningkatan induksi lipolisis oleh epinefrin Adipogenesis : -Meningkatnya proliferasi prekursor adiposit -Menurunkan ekspresi faktor diferensiasi sel adiposit Efek sentral CNS/Hipotalamus -Menurunkan konsumsi makanan -Menurunnya sekresi leptin -Meningkatkan aktifitas dan pemakaian energi Estrogen memiliki efek negatif terhadap peningkatan nafsu makan di hipotalamus. Ketika dibandingkan antara tikus yang di-ovariektomi dan yang tidak maka dilihat bahwa terjadi peningkatan berat badan pada tikus yang diovariektomi. Disimpulkan bahwa estrogen dapat mempengaruhi penggunaan energi. Selain itu estrogen juga dapat mempengaruhi produksi leptin. 24 3). Tingkat Sosial Survei Manhattan menunjukkan bahwa obesitas dijumpai 30% pada kelas sosial-ekonomi rendah, 17% pada kelas menengah, dan 5% pada kelas atas. Hal ini berkaitan dengan pola makan. Kelas sosial-ekonomi rendah lebih banyak
5 8 memakan karbohidrat dikarenakan kurang mampu untum membeli makanan tinggi protein. Sedangkat pada kelas sosial-ekonomi atas tingginya konsumsi lemak dan alkohol menimbulkan terjadinya obesitas. 21 4). Aktivitas Fisik Obesitas banyak dijumpai pada orang yang kurang melakukan aktivitas fisik dan kebanyakan duduk. Akibatnya terjadi ketidakseimbangan antara energi yang dikonsumsi dengan energi yang digunakan. Hal ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi menjadi adiposa. Industrialisasi dan modernisasi menjadi pencetus tinggi obesitas karena meningkatnya mekanisasi dan kemudahan transportasi sehingga menyababkan saat ini aktivitas fisik menurun. 21 5). Kebiasaan Makan Kebiasaan makan individu dengan obesitas memang berbeda dengan individu normal lainnya. Biasanya, obesitas terjadi pada individu dengan hobi memasak dan suka makan pada malam. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh pada munculnya obesitas. Pada penelitian Trisna tahun mengatakan bahwa terdapat hubungan bermakna antara makanan karbihodrat (CI 95% P=0.000) dan lemak (CI 95% P=0.031) dengan obesitas. penelitian tersebut menemukan 59,9% responden dengan konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan lemak mengalami obesitas sentral. 6). Faktor Psikologis Faktor stabilitas emosi diketahui berkaitan dengan obesitas. beberapa ilmuan psikoanalisis berpendapat bahwa rasa marah yang selalu ditekan akan dimunculkan dalam bentuk keinginan ingin terus mengonsumsi. Selain marah, rasa cemburu kepada orang lain di mana ia merasa dirinya gemuk dan tidak menarik dapat menyebabkan keinginan mengonsumsi juga meningkat. Hal ini menyebabkan individu gemuk akan semakin gemuk. 21 7). Faktor Genetis Faktor genetis merupakan salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya obesitas. Telah lama diamati bahwa anak obesitas umumnya berasal dari orang tua obesitas. 21
6 Trigliserida Defenisi Trigliserida Triasilgliserol/trigliserida merupakan lipid utama di timbunan lemak dan dalam makanan. 26 Senyawa ini adalah ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak. Mono dan diasilgliserol, tempat satu atau dua asam lemak teresterifikasi dengan gliserol, juga ditemukan di jaringan.trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Trigliserida kemudian masuk kedalam plasma dala dua bentuk yaitu kilomikron dan VLDL. Trigliserida dalam bentuk kilomikron berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak sedangkan trigliserida dalam bentuk VLDL (Very Low Density Protein) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin. Trigliserida ini dalam jaringan di luar hepar (pembuluh darah, jaringan lemak), dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. 27 Sisa hidrolisis kemudian oleh hepar dimetabolisme menjadi LDL. Kolesterol yang terdapat pada LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu resptor khusus di jaringan perifer itu, sehingga LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. Kelebihan kolesterol dalam jaringan perifer akan diangkut oleh HDL (High Density Lipoprotein) ke hepar untuk kemudian dikeluarkan melalui saluran empedu sebagai lemak empedu sehingga sering disebut sebagai kolestrol baik Fungsi Trigliserida Fungsi utama trigliserida adalah sebagai energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida, dan apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepaskannya ke dalam pembuluh darah. Sel sel yang membutuhkan komponen tersebut membakarnya dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2) dan air (H2O). Keberadaan kolesterol dan trigliserida dalam darah memang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Jika konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh berlebihan maka kadar kolesterol dan trigliserida juga berlebihan. Peningkatan trigliserida dalam plasma darah akan menyebabkan hipertrigliseridemia. 1
7 Struktur Kimia Trigliserida Trigliserida merupakan gliserol yang berikatan dengan 3 asam lemak. Ketiga asam lemak yang berikatan dengan gliserol dapat sama maupun berbeda. Rumus kimia trigliserida adalah CH2COOR-CHCOOR -CH2-COOR dimana R,R,R adalah sebuah rantai alkil yang panjang. 27 Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun umumnya panjangnya sebesar 16, 18, atau 20 atom karbon. 28 Pada tubuh manusia, lemak yang paling sering terdapat dalam trigliserida adalah (1) asam stearat, yang mempunyai rantai karbon-18 yang sangat jenuh dengan atom hidrogen, (2) asam oleat, yang juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi mempunyai satu ikatan ganda dibagian tengah rantai, dan (3) asam palmitat, yang mempunyai 16 atom karbon dan sangat jenuh. 29 Pada tumbuhan dan hewan umumnya terdiri dari jumlah atom yang genap disebabkan cara asam lemak dibiosintesis dari Asetil koa. 28 Gambar 2.1 Struktur Kimia Trigliserida Metabolisme Trigliserida Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de novo dari asetil-koa yang berasal dari karbohidrat atau asam amino. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil-koa (oksidasi β) atau diesterifikasi dengan gliserol yang membentuk triasilgliserol (lemak) sebagai cadangan bahan bakar utama tubuh. Asetil-KoA yang dibentuk oleh oksidasi β dapat mengalami perubahan.(1) Seperti asetil-koa yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi CO2 + H2O melalui siklus asam sitrat. (2) Menjadi prekursor untuk pembentukan kolesterol dan steroid lain. (3) Di hati, senyawa ini digunakan
8 11 untuk membentuk badan keton (asetoasetat dan 3 hidroksibutirat) yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan puasa yang cukup lama dan kelaparan. 27 Lemak yang terdapat dalam makanan akan diuaraikan menjadi trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas pada saat dicerna dalam usus. Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk ke dalam darah. Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu melalui jalur eksogen dan jalur endogen. 27 1) Jalur Eksogen Makanan berlemak yang kita makan tediri atas trigliserida dan kolesterol. Trigliserida dan kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas dan juga kolesterol akan diserap sebagai kolesterol. Asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester di dalam usus halus. Keduanya bersama fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk partikel besar lipoprotein, yang disebut kilomikron. 27 Kilomikron ditemukan dalam kilus yang hanya dibentuk oleh sistem limfe yang mengaliri usus. Kilomikron bertanggung jawab mengangkut semua lipid dari makanan ke dalam sirkulasi. 28 Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserida dalam aliran kilomikron tadi mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. 27 Lipoprotein lipase terdapat di dinding kapiler darah, yang melekat pada endotel melalui rantai proteoglikan heparan sulfat yang bermuatan negatif. Enzim ini ditemukan di jantung, jaringan adiposa, limpa, paru, medula ginjal, aorta, diafragma, dan kelenjar mamaria dalam keadaan laktasi, namun tidak aktif pada hati orang dewasa. 28 Akibat hidrolisis ini maka akan terbentuk asam lemak bebas (free fatty acid) dan kilomikron remnant. Asam lemak bebas akan menembus endotel dan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali atau dioksidasi. 28 Trigliserida disimpan kembali di jaringan lemak adiposa, tetapi bila terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukan trigliserida hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar
9 12 trigliserida akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester akan dibawa ke hati. 27 2) Jalur Endogen Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati diangkut secara endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). Very Low Density Lipoprotein (VLDL) akan mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi Intermediate Density Lipoprotein (IDL). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu Low DensityLipoprotein (LDL). Low Density Lipoprotein (LDL) akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami katabolisme. Low Density Lipoprotein (LDL) bertugas menghantar kolesterol ke dalam tubuh.high Density Lipoprotein (HDL) berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis kilomikron dibawah pengaruh enzim LechitinCholesterol Acyltransferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami perpindahan dari HDL menjadi VLDL dan IDL sehingga terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer menuju hati. Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat antiaterogenik Biosintesis Trigliserida Trigliserida harus dihidrolisis oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat dikatabolisme lebih lanjut. Proses lipolisis terjadi di jaringan adiposa disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berikatan dengan albumin serum. Proses ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol bergantung pada apakah jaringan memiliki enzim gliserol kinase yang dijumpai dalam jumlah bermakna di hati, ginjal, usus, jaringan adiposa coklat, dan kelenjar mamalia yang sedang laktasi. 27
10 13 Zat-zat penting, seperti triasilgliserol, fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, fosfatidilinositol, dan kardiolopin, yang merupakan suatu unsur pokok membran mitokondria dibentuk dari gliserol-3-fosfat. Pada tahap fosfatidat dan diasilgliserol, terbentuk titik-titik cabang yang signifikan di jalur tersebut, dari dihidroksiaseton fosfat dihasilkan fosfogliserol yang mengandung satu ikatan eter (-C-O-C-), yang paling dikenal adalah plasmalogen dan Platelet Activating Factor (PAF). Gliserol 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat adalah zat-zat antara dalam glikolisis, dan menjadikan keduanya penghubung yang sangat penting antara metabolisme karbohidrat dan lipid. 27 Fosfatidat adalah prekursor utama dalam biosintesis triasilgliserol, fosfogliserol dan kardiolipin. Baik gliserol maupun asam lemak harus diaktifkan oleh ATP sebelum dapat dibentuk menjadi asil gliserol. Gliserol kinase mengkatalis pengaktifan gliserol menjadi sn-gliserol 3-fosfat. Jika aktivitas enzim ini rendah atau tidak ada, seperti di jaringan adiposa atau otot, sebagian besar gliserol 3 fosfat dibentuk dari dihidroksiaseton fosfat oleh gliserol-3-fosfat dihidrogenase. Dua molekul asil-koa yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-koa sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat). Proses ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat asiltransferase dan 1 -asilgliserol-3-fosfat asiltransferase. 27 Fosfatidat diubah oleh fosfatidat fosfohidrolasedandiasilgliserol transferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan kemudian triasilgliserol. Diasilglierol transferase mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis triasilgliserol. Monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2-diasilgliserol pada jalur monoasilgliserol di mukosa usus halus. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Meskipun fosfatidat fosfohidrolase terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif ini terikat dengan membran. Pengaturan biosintesis triasilgliserol didorong oleh ketersediaan asam lemak bebas. Asam-asam lemak yang lolos dari oksidasi umumnya diubah menjadi
11 14 fosfolipid, dan jika kebutuhan ini telah terpenuhi maka asam-asam tersebut digunakan untuk sintesis triasilgliserol. 27 Gambar 2.2 Biosintesis Triasilgliserol/Trigliserida 27
12 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar trigliserida 1) Diet tinggi karbohidrat (60% dari intake energi) dapat meningkatkan kadar trigliserida. 26 2) Faktor gen, seperti pada hipertrigliseridemia familial dan disbetalipoproteinemia familial. 27 3) Konsumsi makanan, seperti karbohidrat, lemak, dan alkohol. 28 4) Aktivitas enzim LPL (Lipoprotein Lipase), yang berfungsi untuk menghidrolisis trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol. 27 5) Usia, semakin tua seseorang maka terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan kadar trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida cenderung lebih mudah meningkat. 26 6) Stres, mengaktifkan sistem saraf simpatis yang menyebabkan pelepasan epinefrin dan norepinefrin yang akan meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas dalam darah, serta meningkatkan tekanan darah. 1 7) Penyakit hati, menimbulkan kelainan pada trigliserida darah karena hati merupakan tempat sintesis trigliserida sehingga penyakit hati dapat menurunkan kadar trigliserida. 26 8) Hormon tiroid, menginduksi peningkatan asam lemak bebas dalam darah, namun menurunkan kadar trigliserida darah. 1 9) Hormon insulin, menurunkan kadar trigliserida darah, karena insulin akan mencegah hidrolisis trigliserida Hubungan Lingkar Pinggang dengan Kadar Trigliserida Beberapa hipotesis menyatakan bahwa penumpukan lemakintraabdomen yang menyebabkan peningkatan ukuran lingkar pinggang merupakan indikator adanya gangguan regulasi penyimpanan energi, yangmenyebabkan penumpukan lemak berlebihan di hati. Hal ini mengganggu fungsiregulasi lemak hati, menghambat ambilan serta penggunaan glukosa di otot. Akumulasi trigliserida di hati dan di otot akan memicu terjadinya resistensi insulin. Selain itu, pelepasan asam lemak bebas melalui lipolisis dari adiposit omentum dan mesenterik juga memicu resistensi insulin, hipertrigliserida dan hiperkolesterolemia. 30
13 16 Lingkar pinggang merupakan salah satu metode antropometri obesitas abdominal atau obesitas sentral sebagai salah satu indikator penting penanda sindrom metabolik. 31 Berdasarkanthe National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), Sindrom Metabolik adalah seseorang dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: 1). Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm); 2). Peningkatan kadar trigliserida darah (= 150 mg/dl, atau = 1,69 mmol/ L); 3). Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dl atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada wanita < 50 mg/dl atau <1,29 mmol/ L); 4). Peningkatan tekanan darah (tekanan darah sistolik = 130 mmhg, tekanan darah diastolik = 85 mmhg atau sedang memakai obat anti hipertensi); 5). Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa = 110 mg/dl, atau = 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes). 32 Beberapa penelitian menyatakan terdapat korelasi antara lingkar pinggang dengan kadar trigliserida Penelitian Pangesti dkk menunjukkan bahwa pengukuran lingkar pinggang menunjukkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi sedang terhadap kadar trigliserida dalam darah pada wanita dewasa muda (r=0,442; p;0,000), sedangkan pada pria dewasa muda lingkar pinggang menunjukkan korelasi positif bermakna dengan kekuatan korelasi lemah terhadap kadar trigliserida dalam darah (r=0,307; p<0,05). 33 Hasil penelitian ini menyerupai penelitian penelitian sebelumnya di Peru dan di Euthopia. 34,35 Penelitian Mellati dkk 36 di Iran juga menyatakan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara Lingkar Pinggang dengan kadar trigliserida pada pria (r= 0,30; p<0,0001).
Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita
12 Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita hiperkolesterolemia yang menderita penyakit jantung koroner, tetapi
Lebih terperinciSumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen)
METABOLISME LIPID Metabolisme lipid secara garis besar ASAM LEMAK KOLESTEROL Sumber asam lemak Lemak dalam makanan (eksogen) Sintesis de novo dari asetil KoA berasal dari KH / asam amino (endogen) METABOLISME
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Metabolik adalah sekumpulan gangguan metabolik dengan memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut: obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan
Lebih terperinciPROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS)
PROSES SINTESIS ASAM LEMAK (LIPOGENESIS) Lipogenesis adalah pembentukan asam lemak yang terjadi di dalam hati. Glukosa atau protein yang tidak segera digunakan tubuh sebagian besar tersimpan sebagai trigliserida.
Lebih terperinciFREDYANA SETYA ATMAJA J.
HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT TINGKAT KECUKUPAN KARBOHIDRAT DAN LEMAK TOTAL DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUANG MELATI I RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Skripsi Ini Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pengaruh pemberian berbagai level tepung limbah jeruk manis (Citrus sinensis) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah pada domba Padjadjaran jantan telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB 2. Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TI JAUA PUSTAKA 2.1 Obesitas 2.1.1 Definisi Fauci, et al. (2009) menyatakan obesitas sebagai kondisi dimana massa sel lemak berlebihan dan tidak hanya didefinisikan dengan berat badan saja karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Diabetes Melitus 2.1.1. Definisi Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang disebabkan karena terganggunya sekresi hormon insulin, kerja hormon insulin,
Lebih terperinciPencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak
Metabolisme Lipid Metabolisme LIPID Metabolisme LIPID Degradasi Lipid Oksidasi asam lemak Pencernaan, penyerapan dan transpot lemak -oksidasi asam lemak Biosintesis Lipid Biosintesis asam lemak Biosintesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah sebuah gangguan metabolisme lipoprotein yang ditunjunkkan dengan adanya peningkatan kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) kolesterol,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan merupakan masalah yang ada di setiap negara, baik di negara miskin, negara berkembang, maupun negara maju. Negara miskin cenderung dengan masalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Broiler merupakan ternak yang dapat menghasilkan daging dalam waktu singkat serta dapat mengkonversi ransum yang dikonsumsi untuk memproduksi satu kilogram bobot
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid, ditandai oleh peningkatan dan/atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang dijumpai yaitu peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. (1) Obesitas
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. umum lipid ada yang larut dalam air dan ada yang larut dalam pelarut non. dan paha seiiring dengan bertambahnya usia 4.
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan turunannya, lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol. Sifat umum
Lebih terperinciPendahuluan kebutuhan energi basal bertahan hidup Lemak sumber energi tertinggi asam lemak esensial Makanan mengandung lemak Pencernaan
Metabolisme lemak Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila Pendahuluan Manusia memiliki kebutuhan energi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan jantung dan paru-paru serta
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Aerobik Aerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyakbanyaknya. Senam Aerobik adalah serangkaian gerak yang dipilih secara sengaja dengan cara mengikuti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada wanita, komposisi lemak tubuh setelah menopause mengalami perubahan, yaitu dari deposisi lemak subkutan menjadi lemak abdominal dan viseral yang menyebabkan peningkatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 2.1 Fast food BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi fast food Fast food atau dalam bahasa Indonesia disebut makanan cepat saji merupakan makanan yang pertama sekali diciptakan di Amerika. 12 Menurut
Lebih terperinciKilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl
Kilomikron dirakit dalam sel mukosa usus dan membawa triasilgliserol makanan, kolesterol, vitamin yang larut dalam lemak, dan Choles - ester teryl (ditambah lipid tambahan yang dibuat dalam sel-sel ini)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat di zaman modern ini erat hubungannya dengan perubahan kadar lemak darah. Masyarakat dengan kesibukan tinggi cenderung mengkonsumsi makanan tinggi
Lebih terperinciMetabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol
Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah
Lebih terperinciUPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009
BAB V KOLESTEROL TINGGI Kolesterol selalu menjadi topik perbincangan hangat mengingat jumlah penderitanya semakin tinggi di Indonesia. Kebiasaan dan jenis makanan yang dikonsumsi sehari-hari berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak plasma. Beberapa kelainan fraksi lemak yang utama adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Indeks Massa Tubuh (IMT) IMT dihitung sebagai berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan (m 2 ) dan tidak terikat pada jenis kelamin. IMT
Lebih terperinci1.1 Pengertian 1.2 Etiologi dan Faktor Resiko 1.3 Patofisiologi Jalur transport lipid dan tempat kerja obat
1.1 Pengertian Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah (dislipidemia) yaitu kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas dapat didefinisikan sebagai kelebihan lemak dalam tubuh. 1 Menurut WHO tahun 2005 terdapat 1,6 milyar penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi kurang belum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperlipidemia merupakan keadaan yang terjadi akibat kadar kolesterol dan/atau trigliserida meningkat melebihi batas normal (Price & Wilson, 2006). Parameter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah. Hiperlipidemia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa Salah satu profil biokimia darah yang berhubungan dengan proses metabolisme energi adalah glukosa. Kadar glukosa merupakan indikasi
Lebih terperinciMetabolisme lipid. Metabolisme lipoprotein plasma Metabolisme kolesterol
Metabolisme lipid Transport lipid dalam plasma dan penyimpanan lemak Biosintesis lipid Lemak sebagai sumber energi untuk proses hidup Metabolisme jaringan lemak dan pengaturan mobilisasi lemak dan jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sindroma ovarium polikistik (SOPK) adalah sindroma disfungsi ovarium dengan karakteristik anovulasi, hiperandrogenisme, dan/atau adanya morfologi ovarium polikistik.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lemak Lemak adalah salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia, lemaktidak larut dalam
Lebih terperinciLIPOPROTEIN. Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR. Ana Andriana 1
LIPOPROTEIN Ana Andriana, S.Si Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran - UNIZAR Ana Andriana 1 PENDAHULUAN Lipoprotein menjadi alat transport Trigliserida dan kolesterol diantara organ dan jaringan. Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas fisik yang teratur mempunyai banyak manfaat kesehatan dan merupakan salah satu bagian penting dari gaya hidup sehat. Karakteristik individu, lingkungan sosial,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika Tanaman Seledri Sistematika tanaman seledri sebagai berikut (Mursito, 2002) : Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledoneae
Lebih terperinciDAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skin tag merupakan suatu tumor jinak kulit yang terdiri dari jaringan fibrosa yang longgar. Skin tag dapat berupa tonjolan kecil, lunak dan mempunyai tangkai yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab terbanyak kematian di negara-negara maju maupun negara berkembang. 10,14
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat modern cenderung hidup dengan tingkat stres tinggi karena kesibukan dan tuntutan menciptakan kinerja prima agar dapat bersaing di era globalisasi, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolesterol dan lemak dibutuhkan tubuh sebagai penyusun struktur membran sel dan bahan dasar pembuatan hormon steroid seperti progesteron, estrogen dan tetosteron. Kolesterol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rokok 1. Pengertian Rokok Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh kemudian dibungkus dengan kertas rokok berukuran panjang 70 120 mm dengan diameter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asupan lemak yang dianjurkan adalah sebanyak 30% dari total kalori yang dibutuhkan. Nilai gizi suatu minyak atau lemak dapat ditentukan berdasarkan dua aspek yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Widman, 1989) Lemak disebut juga lipid,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut Usia (Lansia) Menjadi tua (menua) merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan di dalam tubuh untuk memperbaiki diri secara perlahan-lahan dan mempertahankan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan yang berhubungan dengan kesehatan manusia dapat terjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan era globalisasi yang terjadi saat ini membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan. Perubahan tersebut terjadi karena derasnya arus informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pesatnya kemajuan teknologi telah banyak membawa perubahan pada pola hidup masyarakat secara global termasuk dalam hal pola makan. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta (Bahara M, 2009). a. Kopi arabika, kopi arabika merupakan kopi yang terbaik mutu dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kopi Kopi merupakan minumam stimulan yang berasal dari biji yang dipanggang. Kopi mempunyai 500 macam genus dan 6000 speies. Ada dua jenis kopi yaitu kopi arabika dan kopi robusta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gliserol dengan tiga asam lemak. Orang dewasa mengonsumsi rata-rata sekitar 60
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trigliserida atau triasilgliserol (TG) merupakan senyawa berasal dari makanan ataupun biosintesis dalam tubuh. Trigliserida terbentuk dari suatu ester gliserol dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan pola makan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak oleh manusia, akhir-akhir ini tidak dapat dikendalikan. Hal ini bisa disebabkan karena gaya hidup
Lebih terperinciAnabolisme Lipid. Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P
Anabolisme Lipid Biokimia Semester Gasal 2012/2013 Esti Widowati,S.Si.,M.P Lemak Hewani dan Nabati Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol Lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari
Lebih terperinciTriasilgliserol. = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: Asam lemak: 3 asam lemak (gugus asil)
MetabolismeLemak Triasilgliserol = trigliserida 9 kkal/g vs 4 kkal/g (glikogen) Terdiri dari: 3 asam lemak (gugus asil) dan gliserol. Asam lemak: jenuh (cth: as palmitat) tak jenuh (cth: as oleat) Gliserol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat adanya penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang sebenarnya memerlukan sejumlah lemak bagi tubuhnya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseluruh dunia (Park & Kim,2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya prevalensi obesitas merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia (Park & Kim,2012). Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal setiap tahun terkait
Lebih terperinciANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT
ANTIHIPERLIPIDEMIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT Pendahuluan Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid merupakan lipid utama di tubuh Trigliserida didistribusikan ke dalam otot sebagai sumber energi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma (Anwar, 2004). Banyak penelitian hingga saat
Lebih terperinciSintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol
Sintesis, pengangkutan ekskresi kolesterol Kolesterol merupakan produk met.hewan, oleh karena itu terdapat pada semua makanan yg berasal dari jaringan hewan seperti: kuning telur, daging, hati dan otak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol terdapat dalam jaringan dan dalam plasma baik sebagai kolesterol bebas atau dikombinasikan dengan asam lemak rantai panjang seperti cholesteryl ester. Kolesterol
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Gunawan,Lany, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah kondisi tekanan darah tinggi. Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh darah. Tekanan darah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lipid atau lemak adalah suatu kumpulan zat yang tidak larut dalam air tetapi dapat larut dalam pelarut seperti alkohol atau kloroform (Oxford Dictionary, 2003). Selama
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lemak Istilah lemak digunakan pada suatu golongan senyawa yang dapat larut dalam pelarut organik dan tidak mudah larut dalam air. Lemak dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai oleh peningkatan atau penurunan fraksi lemak dalam plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan pola hidup masyarakat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Saat ini
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada
BAB VI PEMBAHASAN 6.1. Data umum Distribusi jenis kelamin pada penelitian ini laki-laki lebih banyak daripada perempuan, laki-laki sebanyak 53,3%, perempuan 46,7% dengan rerata usia lakilaki 55,38 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan sekumpulan penyakit jantung dan pembuluh darah arteri pada jantung, otak, dan jaringan perifer. Penyakit ini terdiri dari
Lebih terperinciMETABOLISME LIPID. Ani Retno Prijanti. FKUI 3 September 2008
METABOLISME LIPID Ani Retno Prijanti Kuliah Modul Metabolik Endokrin FKUI 3 September 2008 Overview metabolisme lipid Oksidasi asam lemak Sintesis asam lemak Sintesis kolesterol Transportasi lipid OKSIDASI-ß
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dislipidemia 2.1.1 Definisi Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan metabolisme lipid dimana terjadi peningkatan maupun penurunan komponen lipid dalam darah. Kelainan komponen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Prevalensi Sindrom Metabolik yang Semakin Meningkat. mengidentifikasi sekumpulan kelainan metabolik.
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Sindrom Metabolik yang Semakin Meningkat Sindrom metabolik, juga dikenal sebagai sindrom resistensi insulin atau sindrom X, merupakan istilah yang biasa digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di era modern ini terutama di daerah perkotaan di Indonesia umumnya mempunyai gaya hidup kurang baik, terutama pada pola makan. Masyarakat perkotaan umumnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Dislipidemia Dislipidemia adalah suatu keadaan terganggunya metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL),
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah 2.1.1 Pengertian umum darah Darah merupakan cairan yang terdapat didalam tubuh manusia yang diproduksi disumsum tulang dan nodus limpa berfungsi mengirimkan zat-zat dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu (Sudoyo, 2009).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi akumulasi jaringan lemak berlebihan yang dapat terjadi diseluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tubuh tertentu
Lebih terperinciBiokimia dr. Husnil Kadri Kamis, 23/02/12. Bukan lemak, tp selalu berikatan dg lemak. Zat dasar u/ hormone steroid, ex : Kortikosteroid
Biokimia dr. Husnil Kadri Kamis, 23/02/12 Kolesterol Bukan lemak, tp selalu berikatan dg lemak Zat dasar u/ hormone steroid, ex : Kortikosteroid Senyawa dg 4 cincin Hanya bersumber dari produk hewani Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat zaman modern ini, setiap individu sibuk dengan kegiatan masingmasing, sehingga cenderung kurang memperhatikan pola makan. Gaya hidup sedentari cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyakit yang sangat menakutkan dan masih menjadi masalah, baik di negara maju maupun berkembang. Penyakit jantung koroner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fruktosa merupakan gula yang umumnya terdapat dalam sayur dan buah sehingga sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa fruktosa sepenuhnya aman untuk dikonsumsi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Asupan Makanan dan Minuman
20 HASIL DAN PEMBAHASAN Asupan Makanan dan Minuman Kelompok yang mendapat teh hijau, baik TLT mau pun TLTA secara kualitatif mengkonsumsi lebih sedikit makanan yang diberikan dibanding kelompok S dan TL.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perempuan akan mengalami proses fisiologis dalam hidupnya, proses-proses tersebut diantaranya adalah premenopause, menopause dan pascamenopause. Masa premenopause
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebelumnya menduduki peringkat ketiga (berdasarkan survei pada tahun 2006). Laporan Departemen
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang World Health Organization (WHO) pada tahun 2013 mengumumkan 4 penyakit tidak menular (PTM) termasuk penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), pernapasan kronis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi hal yang dikhawatirkan banyak orang sejak dahulu. Hal ini tak lepas dari berbagai penyakit yang dapat diakibatkan oleh obesitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gondok Endemik merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir diseluruh negara di dunia, baik di negara berkembang termasuk di Indonesia maupun negara maju. Terlebih
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Protein Hati Itik Cihateup Rata-rata kadar protein hati pada itik Cihateup yang diberi minyak buah makasar (MBM) pada kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol merupakan konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya, angka kejadian gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kolesterol tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat di negara maju tetapi juga di negara berkembang. Kolesterol merupakan salah satu penyebab
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. warna kulit. Skin tag juga disebut achrochordon, softwart, soft fibroma, polip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Skin Tag Skin tag merupakan suatu tumor jinak kulit yang umum dijumpai pada penderita obesitas. Tampilannya berupa tonjolan kecil, lunak dan berwarna seperti warna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Secara fisiologis,
Lebih terperinci