Kurva Produksi Telur Puyuh Padjadjaran Galur Hitam dan Coklat...Hilmi Alarsi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kurva Produksi Telur Puyuh Padjadjaran Galur Hitam dan Coklat...Hilmi Alarsi"

Transkripsi

1 KURVA PRODUKSI TELUR PUYUH PADJADJARAN GALUR HITAM DAN COKLAT GENERASI KE 3 BEDASARKAN MODEL ADAMS-BELL EGG PRODUCTION CURVE OF 3 rd GENERATION QUAIL PADJADJARAN BLACK AND BROWN LINE BASED ON ADAMS-BELL MODEL Hilmi Alarsi*, Asep Anang **, Iwan Setiawan ** Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Unpad hilmi.alarsi@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Breeding Farm Puyuh Universitas Padjadjaran, Kabupaten Sumedang, Jawa-Barat. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23 Maret sampai dengan 24 Mei Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan model kurva produksi dan standar produksi telur puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat generasi 3 bedasarkan model adamsbell pada umur 6 minggu sampai umur 14 minggu. Penelitian menggunakan 100 ekor burung puyuh yang terdiri atas 50 ekor galur hitam dan 50 ekor galur coklat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurva produksi telur puyuh bedasarkan rumus Adams-Bell berbentuk non linier. Puyuh galur hitam koefisien kolerasinya (r) = dengan galat baku (SE) = Sedangkan untuk puyuh galur coklat nilai koefesien kolerasinya (r) = dengan galat baku (SE) = Hasil dugaan puyuh galur hitam = ( 0,9799), 0,0184 0,4599 (1,0241) dan galur coklat = 5,6617(, 0,0369 0,4532 (0,8211) 2,2000). Hasil dugaan akan dijadikan standar produksi telur puyuh galur hitam dan coklat generasi ke 3 bedasarkan model Adams-Bell. Kata Kunci: puyuh Padjadjaran, kurva produksi telur, standar produksi telur * ABSTRACT This research was conducted at the Breeding Farm Quail Padjajaran University, Sumedang, West Java, on March 23 until May 24, The purpose of this study was to obtain a egg production curve of 3rd generation quail padjadjaran black and brown line. That quail age was 6 week 14 weeks. Model of Adams-Bell used for estimate model of the production curve and egg production standards. Research conducted on 50 quails Padjadjaran black line and 50 quails Padjadjaran brown line. The results showed that the quail egg production was non-linear curve. Quail Padjadjaran brown line has correlation coefficient and standard error Quail Padjadjaran black line has correlation coefficient and standard error On this research, curve expert program was used to estimate Adams-Bell coefficient. Coefficients estimate for quail Padjadjaran black line are = (, 0,0184 0,4599 (1,0241) 0,9799). Coefficients estimate for quail Padjadjaran brown line are = 5,6617(, 0,0369 0,4532 (0,8211) 2,2000). This

2 estimate wiil be used as production standard quail Padjadjaran black and brown line based on Adams-Bell Model. Key words: Padjadjaran quail, egg production curve, egg production standard PENDAHULUAN Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada tahun 2011 mencapai ekor, tahun 2012 populasinya mencapai ekor, tahun , tahun 2014 populasinya mencapai ekor dan tahun 2015 populasinya ekor (Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2015). Berdasarkan data tersebut, burung puyuh di Indonesia memiliki pontensi untuk terus dikembangkan baik sebagai penghasil telur maupun daging. Burung puyuh yang berkembang di Indonesia secara umum memiliki ciri-ciri bulu berwarna hitam atau coklat, tubuh relatif kecil, memiliki kaki yang pendek, dan produksi telurnya bisa mencapai 300 butir/ekor/tahun. Puyuh hitam memiliki ukuran tubuh sedang, berbulu gelap dan berparuh tebal (Rospitasari, dkk. 2009). Puyuh hampir seluruh tubuh dan paruh berwarna hitam dan berwarna coklat dengan ciri-ciri memiliki dada pucat serta sisik hitam tebal, pada penutup sayap dan tenggorokannya memiliki iris berwarna coklat tua. Puyuh hitam memproduksi telur relatif besar dengan asupan pakan cukup banyak dan mulai berproduksi lebih lama, sedangkan puyuh cokelat mulai berproduksi lebih awal, namun masa produksinya lebih singkat. Bibit puyuh yang didapatkankan melalui grand parent stock (GPS) akan menghasilkan bibit parent stock (PS). Puyuh yang berasal dari persilangan parent stock merupakan jenis puyuh yang memiliki produktifitas lebih tinggi dibandingkan dengan jenis puyuh hasil dari perkawinan sedarah atau inbreeding. Kondisi dan kualitas bibit juga lebih terjaga, karena melewati tahap seleksi yang benar ( Wuryadi, 2011). Produksi telur yang optimum sangat bergantung pada 3 (tiga) faktor utama yaitu breeding, feeding, dan management. Penentuan produksi telur puyuh dapat dilakukan dengan menentukan fungsi terhadap waktu produksi. Berdasarkan fungsi tersebut dapat diperoleh laju produksi, yaitu kecepatan pertambahan dan penurunan produksi telur puyuh. Data laju produksi tersebut sangat dibutuhkan oleh peternak atau pengusaha dalam membuat perencanaan pengelolaan peternakan burung puyuh supaya mendapatkan hasil yang optimal. Pencapaian produksi telur dalam suatu peternakan burung puyuh memperlihatkan variasi jumlah telur yang dihasilkan oleh burung puyuh tersebut selama masa bertelur. Jumlah telur yang dihasilkan per satuan waktu merupakan ciri penting dalam produksi telur

3 Model Adams-Bell menggunakan umur produksi sebagai variabel, sedangkan sebagian model lainnya menggunakan variable lain seperti: parameter laju peningkatan dan penurunan produksi, hari pertama berproduksi, umur dewasa kelamin, serta potensi produksi telur maksimum. Permodelan Adams-Bell mambuat kurva produksi telur untuk menentukan produktifitas telur puyuh selama masa produksi. Produksi telur puyuh (quail day production) merupakan perbandingan antara jumlah telur puyuh dengan puyuh yang ada pada saat itu. Standar produksi telur yang baik didapatkan berdasarkan quail day production (QDP) dengan menggunakan permodelan Adams-Bell. BAHAN DAN METODE 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diamati adalah burung puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat generasi ke 3 yang dikembangkan di Breeding Farm Puyuh, Universitas Padjadjaran. Jumlah burung puyuh yang diamati sebanyak 100 ekor puyuh betina yang terdiri atas 50 ekor galur hitam dan 50 ekor galur coklat pada umur 6-14 minggu. 2. Metode Penelitian Penelitian dilakukan secara pengamatan langsung pada puyuh umur 6 minggu di Breeding Farm Puyuh Universitas Padjadjaran. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah telur yang dihasilkan oleh puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat generasi ke 3 selama 9 minggu pengamatan. Burung puyuh hitam dan coklat diletakkan dalam kandang pada cage yang berbeda. Kandang terdiri dari 4 cage, masing-masing bagian diisi oleh 25 ekor untuk memudahkan pada saat pengamatan produksi telur. Ransum diberikan dalam bentuk mash 2 kali setiap hari yaitu pagi dan sore, sedangkan pemberian minum dilakukan secara adlibitum. Pengamatan produksi telur puyuh galur hitam dan coklat dilakukan setiap hari selama 9 minggu, dimulai pada umur puyuh 6 minggu. Pencatatan dilakukan setiap hari yaitu menghitung jumlah telur yang dihasilkan dengan puyuh yang ada pada saat itu (quail day production), komsumsi ransum (g), feed convertion ratio (FCR) dan bobot telur yang dihasilkan setiap hari. Data yang diperoleh merupakan data produksi telur puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat harian yang dikumpulkan selama 9 minggu pengamatan. 3. Model Statistika Model kurva produksi telur puyuh yang digunakan pada penelitian ini yaitu model Adams-Bell (1980), dengan rumus matematika sebagai berikut:

4 Dimana: = 1 (!) 0,01+ () y t a,b,c,d,r = presentase produksi telur pada saat t (minggu) = waktu (minggu) = konstanta/parameter Parameter Adams-Bell a, b, c, d, dan r merupakan parameter yang tidak ada interpretasi. Akurasi dari model Adams-Bell diuji dengan koefisien determinasinya. Koefisien determinasi adalah nilai yang menyatakan besarnya ketepatan model, yaitu nilai yang menyatakan variasi y dapat diterangkan oleh t menurut persamaan yang diperoleh. Koefisien korelasi menyatakan besarnya derajat keeratan hubungan antar variabel, sedangkan galat baku adalah simpangan baku distribusi suatu statistik (Santoso, 1992). Hubungan kolerasi dengan determinasi yaitu nilai duga dengan data yang sebenarnya pada produksi telut puyuh. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh 1.1. Lokasi Kandang Burung Puyuh Kandang lokasi penelitian (Breeding center) berada di sekitar area kampus Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21 Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Kandang penelitian yang berada di kompleks pembibitan mendapatkan pencahayaan sinar matahari yang cukup. Ventilasi kandang puyuh pada saat penelitian cukup baik karena memiliki sirkulasi udara yang memadai. Setiap pagi ventilasi dibuka supaya puyuh tidak merasakan panas yang berlebih akibat temperatur yang naik dalam kandang, sedangkan pada saat malam ventilasi ditutup supaya puyuh tidak merasakan kedinginan akibat lingkungan luar kandang. Kandang puyuh yang berada di pusat pembibitan puyuh Universitas Padjadjaran terbuat dari berbagai bahan berupa kayu, bambu, dan kawat. Ukuran kandang pusat pembibitan puyuh Universitas Padjadjaran tidak terlalu besar dan kondisi kandang masih kokoh dengan aliran air yang cukup baik Keadaan Temperatur dan Kelembaban Kandang Puyuh Pusat Pembibitan Puyuh Universitas Padjadjaran yang terletak di lingkungan kampus Jatinangor memiliki suhu lingkungan yang cenderung sejuk dengan kelembaban relatif tinggi. Suhu di lokasi pembibitan (Breeding Center) puyuh berkisar antara C dengan kelembaban berkisar pada angka % (BMKG, 2015).

5 1.3. Manajemen Pemeliharaan Puyuh Sistem pemeliharaan yang diterapkan pada saat penelitian merupakan sistem peliharaan intensif. Pemeliharaan menggunakan kandang sistem baterai bertingkat 5 dengan kapasitas maksimal 30 ekor per tingkat atau cage berukuran 100 x 60 x 40 cm dengan lantai dan dinding kandang terbuat dari bahan ram kawat. Setiap cage diisi sebanyak 25 ekor puyuh. Lantai kandang dibuat miring untuk memudahkan koleksi telur. Bagian atap terbuat dari papan triplek yang dapat dibuka tutup dan bagian bawah lantai dipasangkan papan triplek untuk menampung feses. Tempat pakan dipasangkan memanjang di bagian depan kandang terbuat dari bahan bambu, sedangkan tempat minum berupa galon kapasitas 3 liter yang dipasangkan disatu sisi bagian luar dinding tiap cage untuk memudahkan penggantian air minum. Pakan diberikan sebanyak dua kali sehari yaitu pada siang dan sore hari sedangkan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Kotoran dibersihkan seminggu tiga kali dengan cara membersihkan feses yang tertampung di papan triplek yang berada di bagian bawah setiap cage. Cukup banyak puyuh yang mengalami sakit, salah satunya terserang penyakit snot. Oleh sebab itu sebagai upaya pencegahan peneliti melakukan suatu tindakan dengan memberikan vaksin melalui tetes mata dan air minum. Pada saat dilapangan cara penanggulangan selain pemberian vaksin adalah dengan menyemprotkan desinfektan pada setiap cage dengan formaldehyde 40%. Apabila puyuh sudah terkena penyakit snot maka puyuh dipindahkan di kandang karantina untuk menghindari penularan kepada puyuh lainnya. 2. Produksi Telur Puyuh Produksi telur puyuh didapatkan melalui perhitungan Quail Day Production (QDP). Perhitungan QDP dimulai pada minggu 1 sampai 9 minggu pengamatan selama masa produksi. Rataan produksi telur puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, rata-rata produksi telur (quail day production) puyuh galur coklat selama pengamatan mengalami peningkatan dari 30% pada minggu pertama sampai 73% pada minggu ke enam, selanjutnya menurun hingga 60% pada minggu ke Sembilan. Sedangkan pada puyuh galur hitam peningkatan produksi dari 35% pada minggu pertama sampai 74% pada minggu ke lima, selanjutnya menurun hingga 62% pada minggu ke 9 pengamatan. Secara umum rata-rata produksi telur pada minggu ke 6 pengamatan dari kedua galur puyuh lebih tinggi dari produksi puyuh yang dilaporkan Triyanto (2007), tetapi produksi pada minggu selanjutnya cenderung lebih rendah.

6 Tabel 1. Produksi Telur Puyuh Galur Hitam dan Coklat Generasi Ke 3 Quail Day Production (%) Minggu Pengamatan Galur Coklat Galur Hitam Jumlah Rata-rata Faktor yang menyebabkan rendahnya produksi telur puyuh pada galur hitam dan coklat diantaranya serangan penyakit snot (coryza) yang disebabkan oleh bakteri haemophillus gallinarum. Penyakit ini dapat menular melalui udara di lingkungan kandang, dengan tanda mata bengkak pada puyuh yang terserang sehingga puyuh tersebut sulit makan yang pada gilirannya dapat menurunkan produksi telur. Puyuh yang mengalami sakit dipindahkan ke kandang khusus puyuh yang mengalami snot, hal ini bertujuan agar penyakit tidak menular ke puyuh lainnya. Selain faktor penyakit yang menyerang puyuh pada penelitian ini, masih tingginya produksi telur pada umur 13 minggu dalam penelitian Triyanto (2007) erat kaitannya dengan lama pencahayaan yang diatur, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan, lama pencahayaan tidak diatur. 3. Model Kurva Produksi Telur Adams-Bell Model Adams-Bell merupakan model yang memiliki akurasi pada data siklus pertama bertelur sampai berakhirnya masa bertelur (afkir). Model ini merupakan suatu fungsi aljabar yang digunakan untuk meramalkan produksi telur. Model Adams-Bell terdapat 5 koefisien yang belum diketahui. Kelima koefisien dapat diketahui melaluli program software bernama

7 curve expert. Pada program curve expert nilai-nilai konstanta tersebut dimasukkan ke dalam persamaan model Adams-Bell. Produksi telur puyuh mulai minggu ke 1 sampai 9 penelitian dimasukkan ke dalam rumus Adams-Bell, sehingga akan diperoleh nilai konstanta dari persamaan tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan, pada kurva produksi telur puyuh Galur Coklat diperoleh nilai konstanta a= , b= , c= , d= dan r= Bentuk kurva produksi telur puyuh Galur colkat dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Kurva Adams-Bell Galur coklat Kurva produksi telur puyuh Galur Hitam diperoleh nilai konstanta a= , b= , c= , d= dan r= (Gambar 2). Gambar 2. Kurva Adams-Bell Galur Hitam

8 Berdasarkan Gambar 2 dan 3, kurva produksi telur puyuh galur hitam dan coklat berbentuk non linear. Pada minggu pertama antara plot data aktual dan garis dugaan produksi Adams-Bell dimulai dengan pendekatan yang tidak terlalu jauh. Dilihat dari grafik galur coklat QDP pada minggu ke 1-6 pengamatan mengalami peningkatan yaitu 30 % - 73 % dan QDP galur hitam berkisar 35 % - 74 %, namun pada puyuh galur coklat minggu ke 7 mengalami penurunan QDP sebesar 3 % - 7% sedangkan untuk galur hitam mengalami penurunan minggu ke 6 pengamatan yakni berkisar 2 % - 5 %. Penurunan produksi telur pada puyuh penelitian disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya umur, kurangnya lama penyinaran selama pemeliharaan, dan faktor lingkungan kandang. Pada puyuh galur coklat mengalami peningkatan pada minggu ke 6 pengamatan yakni sebesar 73 % sedangkat pada puyuh galur hitam sebesar 74 % pada minggu ke 5 pengamatan. Hal ini dapat dikatakan bahwa produksi telur puyuh yang lebih baik terjadi pada puyuh galur hitam yang produksi telurnya jauh lebih banyak dibandingkan puyuh galur coklat, dengan QDP rata-rata yaitu 60 % untuk galur coklat dan 62 % pada galur hitam. 4. Model Kurva Produksi Telur Adams-Bell Standar produksi telur puyuh telah ditentukan bedasarkan QDP (quail day production) dengan menggunakan permodelan Adams-Bell. Standar produksi merupakan nilai dugaan dari permodelam Adams-Bell. Model yang dijadikan sebagai standar harus memiliki tingkat kecocokan yang sangat tinggi dengan kenyataan. Kecocokan tersebut dapat dilihat dari akurasi nilai koefesien determinasi, koefesien kolerasi, dan galat baku. Bedasarkan kurva produksi burung puyuh galur coklat diperoleh nilai koefesien determinasi (R 2 ) sebesar , koefesien kolerasi (r) = , dan galat baku (SE) = Puyuh galur hitam nilai koefesien determinasi (R 2 ) sebesar , koefesien kolerasi (r) = , dan galat baku (SE) = Nilai R 2 yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya pada ayam broiler breeder parent stock yang dilaporkan oleh Anang dan Indrijani (2007). Nilai koefesien dan nilai dugaan yang didapatkan menentukan standar produksi telur puyuh. Perhitungan dengan menggunakan program software Curve Expert dapat dilihat pada Tabel 2.

9 Tabel 2. Standar Produksi Telur dengan Koefesien dan Nilai Dugaan Adams-Bell Galur Hitam Galur Coklat Kofesien Nilai Dugaan Kofesien Nilai Dugaan a a r r b b c c d d Sedangkan korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara nilai dugaan dengan nilai yang sesungguhnya. Kuat lemah hubungan diukur diantara jarak 0 sampai dengan 1. Koefesien korelasi diketemukan +1 maka variabel tersebut memiliki hubungan korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna. Jika koefesien korelasi diketemukan -1, maka hubungan tersebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan linear sempurna dengan kemiringan negatif. Hasil penelitian yang didapatkan diperoleh nilai masing-masing R 2 adalah untuk galur hitam dan galur coklat. Hasil ini menunjukkan bahwa model Adams-Bell memiliki akurasi yang tinggi, sehingga model tersebut layak dijadikan standar model produksi telur puyuh padjadjaran galur hitam dan coklat generasi ke 3. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan dan diskusi adalah sebagai berikut: 1. Kurva produksi telur puyuh Padjadjaran galur hitam dan coklat generasi ke 3 berbentuk nonlinear. Pada puyuh galur coklat mengalami peningkatan pada minggu ke 6 pengamatan yakni sebesar 73 % sedangkan pada puyuh galur hitam sebesar 74 % pada minggu ke 5 pengamatan. 2. Galur coklat memiliki koefesien kolerasi (r) = , dan galat baku (SE) = Sedangkan, puyuh galur hitam koefesien kolerasinya (r) = , dan galat baku (SE) =

10 3. Standar produksi telur puyuh dapat dibuat bedasarkan model Adams-Bell yaitu = =, 0,0184 0,4599, 0,0369 0,4532 (1,0241) ( 0,9799) untuk galur hitam, dan (0,8211) 5,6617( 2,2000) untuk galur coklat. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh staff yang bertugas di Breeding Farm Puyuh Universitas Padjadjaran yang telah memfasilitasi dan membantu selama penelitian berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Adam, C.J. and D.D. Bell, Predicting poultry egg production. Poultry sci., 59: Anang, A., H. Indrijani dan TA. Sundara Model Matematika Kurva Produksi Telur Ayam Broiler Breeder Parent Stock. diakses pada tanggal 23 Januari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jalan Raya Bandung Sumedang Km. 21 Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia. Diakses pada tanggal 25 Mei Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Diakses pada tanggal 20 Mei Listiyowati, E and Roospitasari, K Beternak Puyuh Secara Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.Santoso, R.D. dan M.H. Kusnadi Analisis Regresi. Andi Offset, Yogyakarta. Triyanto Performa Produksi Burung Puyuh (Coturnix-Coturnix Japonica) Periode Produksi Umur 6-13 Minggu Pada Lama Pencahayaan Yang Berbeda. Program Studi Teknologi Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Wuryadi, S Buku Pintar Beternak dan Bisnis Puyuh. Agromedia Pustaka. Jakarta

IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh

IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Breeding Center Burung Puyuh 4.1.1. Lokasi Kandang Burung Puyuh Kandang lokasi penelitian (Breeding center) berada di sekitar area kampus Universitas Padjadjaran,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi burung puyuh Coturnix coturnix japonica atau Japanese quail di Indonesia terus mengalami peningkatan, pada tahun2011 mencapai 7.356.648 ekor, tahun 2012 populasinya

Lebih terperinci

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar PERFORMA PRODUKSI PUYUH PETELUR (Coturnix-coturnix Japonica) HASIL PERSILANGAN WARNA BULU HITAM DAN COKLAT THE PRODUCTION PERFORMANCE OF LAYING QUAIL (Coturnix-coturnix Japonica) COME FROM BLACK AND BROWN

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica pada umur 15 minggu yang 12 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh dan telur yang didapatkan dari puyuh Coturnix-cotunix japonica

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Manajemen Pemeliharaan Breeder Strain broiler breeder yang digunakan dalam penelitian ini ialah Cobb 500, Ross 308 dan Hubbard Classic. Ayam ayam tersebut dipelihara di kandang

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Breeding Center Puyuh Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaranyang terletak di lingkungan Kampus Universitas

Lebih terperinci

Karakteristik Telur Tetas Puyuh Petelur Silangan... M Billi Sugiyanto.

Karakteristik Telur Tetas Puyuh Petelur Silangan... M Billi Sugiyanto. KARAKTERISTIK TELUR TETAS PUYUH PETELUR SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN CHARACTERISTICS LAYING QUAIL HATCHING EGG CROSSING OF BROWNAND BLACK FEATHER

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan 19 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Pusat Pembibitan Puyuh Penelitian ini telah dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Pusat pembibitan ini terdiri atas

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Burung Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakkan

Lebih terperinci

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase PERFORMA PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix coturnix japonica) PETELUR BETINA SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN GROWTH PERFORMANCE (Coturnix coturnix japonica)

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek. Burung ini merupakan burung liar

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012. I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Peternakan puyuh di Indonesia saat ini cukup berkembang, hal ini karena semakin banyaknya usaha peternakan puyuh baik sebagai usaha sampingan maupun usaha utama untuk memenuhi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Beberapa jenis ayam broiler parent stock yang mempunyai sifat yang baik dan

PENDAHULUAN. Beberapa jenis ayam broiler parent stock yang mempunyai sifat yang baik dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan peternakan pembibit ayam broiler parent stock menginginkan produksi telur ayam yang tinggi, akan tetapi pencapaiannya akan tergantung kepada beberapa faktor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam pembibit atau parent stock (PS) adalah ayam penghasil final stock dan merupakan hasil pemeliharaan dengan metode perkawinan tertentu pada peternakan generasi

Lebih terperinci

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA THE PERFORMANCE OF QUAIL S EGG (Coturnix coturnix japonica) PRODUCTION THAT MAINTAINED IN DIFFERENT

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Awalnya puyuh merupakan ternak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam betina mempunyai alat repruduksi yang terdiri dari oviduct dan ovary.

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam betina mempunyai alat repruduksi yang terdiri dari oviduct dan ovary. II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fisiologi Produksi Telur Ayam betina mempunyai alat repruduksi yang terdiri dari oviduct dan ovary. Oviduct ayam terdapat dari dua buah, tapi hanya sebelah kiri yang berkembang,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsumsi Pakan Konsumsi pakan puyuh adalah jumlah ransum yang dikonsumsi oleh puyuh dalam jangka waktu tertentu. Tingkat konsumsi pakan dipengaruhi oleh tingkat energi dan palabilitas

Lebih terperinci

Kurva Pertumbuhan Puyuh (Cortunix Cortunix Japonica)...M. Fahmi. F

Kurva Pertumbuhan Puyuh (Cortunix Cortunix Japonica)...M. Fahmi. F KURVA PERTUMBUHAN PUYUH (Cortunix Cortunix Japonica) BETINA UMUR 0-6 MINGGU GALUR WARNA COKLAT GENERASI 3 GROWTH CURVES OF 0-6 WEEK OLD FEMALE QUAILS (Qortunix Qortunix Japonica) BROWN STRAIN THIRD GENERATION

Lebih terperinci

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi.

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Jantan...Rina Ratna Dewi. PERFORMA PERTUMBUHAN PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) PETELUR JANTAN HASIL PERSILANGAN WARNA BULU HITAM DAN COKLAT UMUR 0-7 MINGGU DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN GROWTH PERFORMANCE

Lebih terperinci

Hasil Tetas Puyuh Petelur Silangan Bulu Coklat dan Hitam...Sarah S.

Hasil Tetas Puyuh Petelur Silangan Bulu Coklat dan Hitam...Sarah S. KARAKTERISTIK HASIL TETAS PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica) SILANGAN WARNA BULU COKLAT DAN HITAM DI PUSAT PEMBIBITAN PUYUH UNIVERSITAS PADJADJARAN CHARACTERISTICS OF HATCHING PERFORMANCE FROM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Puyuh Jepang (Cortunix-cortunix japonica) merupakan unggas kecil yang komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di Indonesia untuk produksi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan ternak unggas yang cukup popular di masyarakat terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang mungil yang cocok untuk dimasukkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor jantan dan 10 ekor betina Itik III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1. Bahan Penelitian Penelitian menggunakan 30 ekor Itik Rambon dengan jumlah ternak yang hidup sampai penelitian berakhir adalah 13 ekor

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05%

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. minggu dengan bobot badan rata-rata gram dan koefisien variasi 9.05% 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian 3.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang dijadikan objek percobaan adalah puyuh yang berumur 5 minggu dengan bobot badan rata-rata 89.85 gram dan koefisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Pembibit Ayam broiler merupakan ayam penghasil daging dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang cepat. Tipe ayam pembibit atau parent stock yang ada sekarang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan salah satu jenis ternak unggas yang dikembangkan sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur maupun daging. Sejak

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011)

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011) HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah dari Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Propinsi Banten dan bagian dari wilayah Jabotabek. Secara geografis,

Lebih terperinci

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Effectiveness of Various Probiotics Product on the Growth and Production of Quail (Coturnix

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur puyuh utama di Indonesia. Dalam satu tahun puyuh ini mampu menghasilkan 250 sampai 300 butir

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas HASIL DAN PEMBAHASAN Suhu dan Kelembaban Ruangan Rata-rata suhu dan kelembaban ruangan selama penelitian pada pagi hari 22,4 0 C dan 78,6%, siang hari 27,4 0 C dan 55%, sore hari 25 0 C dan 75%. Hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggul dari tetuanya. Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari tetuanya.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016 sampai 28 November 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707 TINJAUAN PUSTAKA Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan ayam hasil budidaya teknologi peternakan dengan menyilangkan sesama jenisnya. Karekteristik ekonomi dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica) Burung puyuh pertama kali didomestikasi atau diternakkan di Amerika pada tahun sekitar 1870 untuk diambil produksi telur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh Puyuh merupakan salah satu komoditi unggas sebagai penghasil telur dan daging yang mendukung ketersediaan protein hewani yang murah serta mudah didapat (Permentan,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai bulan Agustus 2008 di Desa Pamijahan, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, menggunakan kandang panggung peternak komersil. Analisis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konsumsi Ransum Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk hidup pokok dan produksi. Konsumsi ransum adalah jumlah ransum yang dihabiskan oleh ternak pada

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR

PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR PENGARUH JENIS BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DENGAN PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI PERIODE BERTELUR Dionysius A.W. Mone 1, Edhy Sudjarwo 2, Muharlien 2

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping (by product) berupa anak ayam jantan petelur. Biasanya, satu hari setelah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu HASIL DAN PEMBAHASAN Manajemen Pemeliharaan Komponen utama dalam beternak puyuh baik yang bertujuan produksi hasil maupun pembibitan terdiri atas bibit, pakan serta manajemen. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum di dalam Kandang Rataan temperatur dan kelembaban di dalam kandang selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Suhu dan Kelembaban Relatif Kandang Selama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan, Bobot Badan dan Mortalitas Puyuh Puyuh yang digunakan dalam penilitian ini adalah Coturnix-coturnix japonica betina periode bertelur. Konsumsi pakan per hari, bobot

Lebih terperinci

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas. Pemotongan puyuh dan penelitian persentase karkas dilakukan di Laboratorium Unggas serta uji mutu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Petelur Ayam petelur dikenal oleh sebagian masyarakat dengan nama ayam negeri yang mempunyai kemampuan bertelur jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayam ayam

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap Efisiensi Penggunaan Protein pada Puyuh Betina (Cortunix cortunix japonica) dilaksanakan pada Oktober

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya protein hewani untuk memenuhi kebutuhan gizi, permintaan masyarakat akan produkproduk peternakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternakan (telur, daging, dan susu) terus meningkat. Pada tahun 2035 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak ayam merupakan komuditas peternakan yang paling banyak dipelihara oleh petani-peternak di pedesaan. Produk komuditas peternakan ini adalah sumber protein hewani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemeliharaan Ayam Salah satu syarat keberhasilan dalam pemeliharaan pembibitan ayam yaitu kemampuan untuk menyeleksi pejantan dan betina yang memiliki kualitas tinggi untuk

Lebih terperinci

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT Erwin Jatnika Priyadi*, Sri Bandiati Komar Prajoga, dan Deni Andrian Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Definisi Puyuh ( Coturnix Coturnix Japonica) Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan terus berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan

Lebih terperinci

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan. PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUANTITATIF Coturnix coturnix Japonica JANTAN LOKAL DAN Coturnix coturnix Japonica JANTAN LOKAL HASIL SELEKSI MEASUREMENT OF QUANTITATIVE TRAITS OF LOCAL MALE Coturnix Coturnix Japonica

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK. Pos 35 Ciawi, Bogor

ABSTRACT ABSTRAK. Pos 35 Ciawi, Bogor Jurnal Peternakan Nusantara ISSN 2442-2541Volume 3 Nomor 2, Oktober 2017 103 PEMBERIAN TEPUNG JAHE (ZINGIBER OFFICINALE) DAN TEPUNG KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA) PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERFORMA PUYUH

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian produksi telur ayam Arab dilaksanakan di Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (Blok B), sedangkan penelitian kualitas internal

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di peternakan merpati di area Komplek Alam Sinar Sari, Desa Sinarsari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini berlangsung selama bulan

Lebih terperinci

Penyiapan Mesin Tetas

Penyiapan Mesin Tetas Dian Maharso Yuwono Pemeliharaan unggas secara intensif memerlukan bibit dalam jumlah yang relatif banyak, sehingga penetasan dengan mesin semakin diperlukan. Penetasan telur unggas (ayam, itik, puyuh,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian DOC yang dipelihara pada penelitian ini sebanyak 1000 ekor. DOC memiliki bobot badan yang seragam dengan rataan 37 g/ekor. Kondisi DOC sehat dengan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan terhadap potongan komersial karkas ayam buras super (persilangan ayam Bangkok dengan ayam ras petelur Lohman)

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian evaluasi pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan yang berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Bibit merupakan ayam muda yang akan dipelihara menjadi ayam dewasa penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi dan daya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Mei 2011. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Kandang C, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB Totok B Julianto dan Sasongko W R Ayam KUB Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat baik di pedesaan maupun

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN EFFECT OF PROTEIN LEVEL IN THE DIET ON SLAUGHTER WEIGHT, CARCASS AND ABDOMINAL FAT PERCENTAGE OF

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging

II. TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Ayam tipe medium atau disebut juga ayam tipe dwiguna selain sebagai ternak penghasil telur juga dapat dimanfaatkan sebagai ternak penghasil daging (Suprianto,2002).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,

Lebih terperinci

USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)

USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER) USAHA TERNAK AYAM PEDAGING (BROILER) Tugas: Lingkungan Bisnis Disusun oleh: Nama : Tri Mulyani NIM : 10.01.2693 Kelas : D3TI 2A PROGRAM D3TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 Abstrak Berternak ayam pedaging

Lebih terperinci

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) PENDUGAAN NILAI PEMULIAAN PUYUH PEJANTAN BERDASARKAN BOBOT BADAN KETURUNANNYA PADA PUYUH (Coturnix coturnix japonica) BREEDING VALUE ESTIMATION OF MALE QUAIL BASED ON BODY WEIGHT OF GENERATED OF QUAIL

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE TRAITS ON ADULT FEMALE MALON QUAIL Oktafan Pasadena*, Endang Sudjana**, Iwan Setiawan**

Lebih terperinci

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh II. ABSTRAKS Persaingan dunia bisnis semakin merajalela, mulai dari sektor peternakan, material, bahkan hingga teknologi. Indonesia adalah salah satu negara yang

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan puyuh dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik

I PENDAHULUAN. dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian Pertanian menetapkan itik Rambon yang telah dibudidayakan dari generasi ke generasi di Indonesia sebagai unggas lokal hasil persilangan itik Tegal dengan itik

Lebih terperinci

RINGKASAN. sifat dengan itik Tegal, itik Mojosari, dan itik Alabio. Di daerah asalnya, itik

RINGKASAN. sifat dengan itik Tegal, itik Mojosari, dan itik Alabio. Di daerah asalnya, itik 40 RINGKASAN Salah satu jenis itik yang banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat yaitu itik Rambon. Itik jenis ini berasal dari wilayah Cirebon, memiliki kemiripan sifat dengan itik Tegal, itik Mojosari,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bangunan Penetasan Bangunan penetasan adalah suatu tempat yang dibangun dengan konstruksi khusus sesuai dengan kapasitas produksi, kandang dan ruangan penetasan harus terpisah.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan 18 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah telur Itik Rambon dan Cihateup yang diperoleh dari pencampuran jantan dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 hingga Februari 2012. Pemeliharaan dan penyembelihan ternak dilakukan di Laboratorium Lapang Blok B, Unit Unggas,

Lebih terperinci

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu Riyanti dan Tintin Kurtini Dosen Jurusan Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jl. Sumantri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. induk yang menghasilkan telur tetas untuk mendapatkan Day Old Chick (DOC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. induk yang menghasilkan telur tetas untuk mendapatkan Day Old Chick (DOC) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Pembibit Broiler Ayam pembibit adalah jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan telur tetas (hatching eggs) (Suprijatna, 2009). Ayam pembibit merupakan ayam induk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi Ternak Jln. Prof. Dr. A Sofyan No.3 Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian. Penelitian ini berlangsung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar

Lebih terperinci

Karakteristik Eksterior Telur Tetas Itik... Sajidan Abdur R

Karakteristik Eksterior Telur Tetas Itik... Sajidan Abdur R KARAKTERISTIK EKSTERIOR TELUR TETAS ITIK PERSILANGAN RCp (Rambon x Cihateup) YANG DIPELIHARA PADA KONDISI MINIM AIR EXTERIOR CHARACTERISTICS OF HATCHING EGGS ON RCp (Rambon x Cihateup) CROSSBREED DUCK

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station 29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Kandang Local Duck Breeding and Production Station Local Duck Breeding and Production Station merupakan suatu unit pembibitan dan produksi itik lokal yang berada

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh Jepang dan Klasifikasinya Burung puyuh liar banyak terdapat di dunia, nampaknya hanya baru Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut Nugroho

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul 27 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Percobaan 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul umur satu hari (day old chick) yang diperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870. 7 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1. Deskripsi Puyuh Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang pertama kali

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Aditif Cair Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16-50 Hari dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembibitan Ayam Usaha pembibitan ayam merupakan usaha untuk menghasilkan ayam broiler konsumsi yang memiliki produksi unggul. Bibit- bibit yang bisa dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014

PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014 PROTER UNGGAS PETELUR MK PROTER UNGGAS SEMESTER V PS PROTER 16 DESEMBER 2014 ISTILAH-ISTILAH Grand parent stock= ayam nenek Parent stock= ayam induk Commercial stock= ayam komersial Feed supplement = pakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016 34 SUBSTITUSI ONGGOK DAN AMPAS TAHU FERMENTASI TERHADAP KONSUMSI PAKAN, PRODUKSI TELUR DAN KONVERSI PAKAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Rizki Puji Samudra 1), M. Anam Al Arief 2), Abdul Samik

Lebih terperinci

[Pemanenan Ternak Unggas]

[Pemanenan Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pemanenan Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

JURNAL PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI TELUR DENGAN PENGGUNAAN KANDANG OPEN HOUSE DAN CLOSE HOUSE SEMI OTOMATIS DI PRAYOGO FARM KECAMATAN KANDAT KEDIRI

JURNAL PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI TELUR DENGAN PENGGUNAAN KANDANG OPEN HOUSE DAN CLOSE HOUSE SEMI OTOMATIS DI PRAYOGO FARM KECAMATAN KANDAT KEDIRI JURNAL PERBANDINGAN HASIL PRODUKSI TELUR DENGAN PENGGUNAAN KANDANG OPEN HOUSE DAN CLOSE HOUSE SEMI OTOMATIS DI PRAYOGO FARM KECAMATAN KANDAT KEDIRI THE COMPARISON BETWEEN THE EGG PRODUCTION RESULT USING

Lebih terperinci

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN PERSENTASE KARKAS DAN TEBAL LEMAK PUNGGUNG DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING Fajar Muhamad Habil*, Siti Nurachma, dan Andiana Sarwestri Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Perumusan Fungsi Tujuan Berdasarkan metode penelitian, perumusan model program linear didahului dengan penentuan variabel keputusan, fungsi tujuan, dan kendala. Fungsi tujuan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix 16 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Objek Penelitian 3.1.1. Ternak Percobaan Ternak yang menjadi percobaan yaitu puyuh jepang (Coturnix-coturnix japonica) sebanyak 80 ekor berumur 5-6 minggu

Lebih terperinci

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Lingkungan Tempat Penelitian Pemeliharaan puyuh dilakukan pada kandang battery koloni yang terdiri dari sembilan petak dengan ukuran panjang 62 cm, lebar 50 cm, dan tinggi

Lebih terperinci