PERANCANGAN APLIKASI VIRTUAL SYNTHESIZER BERTIPE FREQUENCY MODULATION UNTUK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO SAMPLE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERANCANGAN APLIKASI VIRTUAL SYNTHESIZER BERTIPE FREQUENCY MODULATION UNTUK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO SAMPLE"

Transkripsi

1 PERANCANGAN APLIKASI VIRTUAL SYNTHESIZER BERTIPE FREQUENCY MODULATION UNTUK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO SAMPLE WAHYU HARI SANTOSA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 i

2 PERANCANGAN APLIKASI VIRTUAL SYNTHESIZER BERTIPE FREQUENCY MODULATION UNTUK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO SAMPLE Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : Wahyu Hari Santosa NIM Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Arini, MT, M.Eng Victor Amrizal, M.Kom NIP NIP Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika Yusuf Durachman, M.Sc, MIT NIP ii ii

3 PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul perancangan aplikasi virtual synthesizer bertipe frequency modulation untuk pembuatan digital audio sample telah diuji dan dinyatakan lulus dalam Sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Rabu tanggal 30 November Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Program Teknik Informatika Tim Penguji, Jakarta, 30 November 2011 Penguji I Penguji II Herlino Nanang, MT NIP Andrew Fiade, M.Kom NIP Tim Pembimbing, Pembimbing I Pembimbing II Arini, MT, M.Eng NIP Victor Amrizal, M.Kom NIP Mengetahui, Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Ketua Program Studi Teknik Informatika DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP Yusuf Durrachman M.Sc, MIT NIP iii

4 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR- BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Jakarta, 23 November 2011 Wahyu Hari Santosa iv

5 ABSTRAK WAHYU HARI SANTOSA, Perancangan Aplikasi Virtual Synthesizer Bertipe Frequency Modulation Untuk Pembuatan Digital Audio Sample. Di bawah bimbingan Ibu Arini, MT, M.Eng dan Bpk Victor Amrizal, M.Kom. Pada saat ini teknologi komputer sudah merambah ke dalam sektor usaha kreatif, diantaranya adalah audio recording yang menggunakan teknologi multimedia sebagai perangkatnya, namun sektor usaha tersebut masih menggunakan banyak perangkat keras atau hardware untuk menghasilkan berbagai audio sample yang diperlukan untuk mengisi backsound atau soundtrack dari film, musik atau pembuatan aplikasi game. Salah satu perangkat untuk menghasilkan audio sample adalah dengan menggunakan synthesizer, namun pada saat ini perangkat tersebut menjadi kendala dikarenakan diperlukan biaya yang cukup mahal untuk membeli perangkat tersebut. Maka dari itu penulis membuat sebuah aplikasi synthesizer yang digunakan untuk menghasilkan audio sample yang murah dan mudah untuk dioperasikan. Aplikasi virtual synthesizer yang dirancang pada penenelitian ini adalah virtual synthesizer bertipe frequency modulation, yang mempunyai multi oscillator. Aplikasi ini merupakan stand alone application yang berbeda dari aplikasi virtual synthesizer lainnya yang bertipe VST Plugin. Aplikasi ini dikembangkan dengan bahasa pemograman DSP dan Synth Maker V untuk pembuatan skema dan interface aplikasi. Pengembangan aplikasi ini menggunakan metode pengembangan sistem Rapid Application Development. Dengan adanya aplikasi virtual synthesizer yang telah dibuat dapat memudahkan untuk melakukan proses kreatif yang diaplikasikan pada pembuatan audio sample. Kata Kunci : Audio Recording, Audio Sample, Virtual Synthesizer, Frequency Modulation, Rapid Application Development. v

6 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Yang Maha Kuasa dan telah memberikan berkah dan anugerah-nya kepada penulis sehingga penulis mampu melaksanakan tugas untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Shalawat serta salam tak lupa juga penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, pemberi inspirasi dan suri tauladan kepada penulis. Melalui proses pemikiran dan tahap demi tahap dilalui hingga terselesainya laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Aplikasi Virtual Synthesizer Bertipe Frequency Modulation Untuk Pembuatan Digital Audio Sample, sebagai salah satu mata kuliah dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada program studi Teknik Informatika fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini : 1. Bapak Dr. Syopiansyah jaya Putra M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi. 2. Bapak Yusuf Durrachman M.Sc, MIT, selaku ketua Program Studi Teknik Informatika. vi

7 3. Ibu Arini, MT, M.Eng dan bapak Victor Amrizal, M.kom yang telah rela meluangkan waktunya untuk mendukung dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu penguji yang memberikan kritik dan saran pada skripsi ini. 5. Dosen-Dosen Fakultas Sains dan Teknologi yang telah mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu yang dapat penulis terapkan dalam penulisan skripsi ini. 6. Kedua orang tua, kakak dan adik tersayang yang telah memberikan dukungan moril, semangat dan materiil sehingga memperlancar proses penyusunan skripsi ini. 7. Teman-Teman seperjuangan TI/SI UIN 2005 program reguler dan non reguler, teman-teman di Dapur Seni, teman-teman di komplek batan khususnya Rizki Amadinda, Ilham Ramadhani, terima kasih buat semua Doa dan dukungannya. 8. Dan seluruh pihak yang telah membantu penyusunan laporan tugas akhir ini. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik penulisan maupun aplikasinya sendiri. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun skripsi ini lebih baik lagi. Jakarta, November 2011 Penulis vii

8 DAFTAR ISI JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xv DAFTAR ISTILAH... xvi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Manfaat Bagi Penulis Bagi User Bagi Universitas Metodologi Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengembangan Sistem Sistematika Penulisan... 6 viii

9 BAB II LANDASAN TEORI Dasar Audio dan Penelitian Audio Audio Sample Backsound dan Soundtrack Elemen-Elemen Suara Synthesizer Sejarah Synthesizer Jenis-Jenis Gelombang pada Synthesaizer Jenis-Jenis Synthesizer Frequency Modulation Synthesizer Komponen-Komponen Utama Synthesizer Komponen-Komponen lain pada Synthesizer Digital Audio Pengertian Digitasi Audio Analog to Digital Converter (ADC) Digital to Analog Converter (DAC) Teorema Nyquist Signal to Noise Ratio (SNR) Signal to Quantization Noise Ratio (SQNR) Perbandingan Kualitas Suara Format Audio Musical Instrument Digital Interface (MIDI) Pengertian Konsep MIDI Hardware MIDI Digital Signal Processing (DSP) Pengertian Programming language ix

10 2.6 Virtual Technology Pengertian Virtual Synthesizer Metodologi Penelitian Metodologi Pengumpulan Data Metodologi Pengembangan Sistem Studi Literatur yang Digunakan Piranti Perancangan Sistem Synth Maker Pengertian Fitur-Fitur Synth Maker Hardware dan Software pendukung BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Studi pustaka Studi Lapangan Studi Literatur Metode Pengembangan Sistem Fase Perencanaan Syarat-Syarat Fase Perancangan Fase Konstruksi Fase Pelaksanaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Fase Perencanaan Syarat-Syarat Penentuan Aktor Membuat User Story Perangkat Perancangan Aplikasi Fase Perancangan Penentuan Use Case Diagram Penentuan Class Diagram Penentuan Sequence Diagram x

11 4.2.4 Rancangan Awal Aplikasi Fase Konstruksi Instalasi Software Pembuatan Skema Aplikasi Coding Pembuatan Standalone Aplication Fase Pelaksanaan Pengujian Aplikasi Black Box Testing Pembuatan Audio Sample Pengujian Audio Sample dengan menggunakan aplikasi Rightmark Audio Analyzer V ( RMAA ) Pemanfaatan Audio Sample BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A WAWANCARA 1... xix LAMPIRAN B WAWANCARA 2... xxi xi

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Konsol Keyboard Thelharmonium Gambar 2.2 Generator Nada Thelharmonium Gambar 2.3 Jenis-Jenis Gelombang Gambar 2.4 Sinyal Frekuensi Modulasi Gambar 2.5 Skema Komponen Synthesizer Gambar 2.6 Respon LPF Gambar 2.7 Respon HPF Gambar 2.8 Band Pass Filter Gambar 2.9 Band Reject Filter Gambar 2.10 Proses Pengambilan Sample Suara Gambar 2.11 ADC Sub-System Konvensional Gambar 2.12 DAC Sub-System Konvensional Gambar 2.13 Arus Data MIDI 10 bit-bytes Gambar 2.14 Rancangan MIDI Gambar 2.15 TAL-NoiseMaker Gambar 2.16 Fase-fase RAD James Martin Gambar 2.17 Penyusunan Komponen-Komponen Dalam Synth Maker Gambar 2.18 Code Component Gambar 3.1 Alur Kerja Penelitian Gambar 4.1 Use Case Diagram Gambar 4.2 Class Diagram Gambar 4.3 SequenceDiagram Gambar 4.4 Rancangan Awal Aplikasi Gambar 4.5 Tampilan installer synth maker Gambar 4.6 Pemilihan lokasi install Gambar 4.7 Proses installasi Gambar 4.8 Proses installasi selesai Gambar 4.9 Tampilan awal synth maker Gambar 4.10 Skema preset manager xii

13 Gambar 4.11 Skema Midi to poly Gambar 4.12 Skema Detuner Gambar 4.13 Skema Multi oscilator Gambar 4.14 Skema Amplifier Gambar 4.15 Skema Distortion Gambar 4.16 Skema Overdrire Gambar 4.17 Skema State variable filter Gambar 4.18 Skema ADSR Gambar 4.19 Skema Combiner Gambar 4.20 Skema Ping-pong delay Gambar 4.21 Skema Stereo Amp Gambar 4.22 Skema Stereo clip Gambar 4.23 Skema Scope Gambar 4.24 Skema Parametric Equalizer Gambar 4.25 skema Virtual Keyboard Gambar 4.26 Rancangan tuts piano Gambar 4.27 Rancangan tuts piano Gambar 4.28 komponen adomments dan GUI Gambar 4.29 Skema Aplikasi Virtual Synthesizer Gambar 4.30 Interface virtual synthesizer Gambar 4.31 Pemilihan menu create standalone Gambar 4.32 Option box Gambar 4.33 Virtual synthesizer dalam format.*exe Gambar 4.34 Tampilan loading aplikasi Gambar 4.35 Tampilan depan aplikasi Gambar 4.36 Pengujian input signal dengan PC keyboard Gambar 4.37 Pengujian input signal dengan virtual keyboard Gambar 4.38 Modifikasi signal Gambar 4.39 Save and load program Gambar 4.40 Memilih sample sonud Gambar 4.41 Merubah nama sample xiii

14 Gambar 4.42 skema preset manager Gambar 4.43 komponen total sebelum dirubah Gambar 4.44 komponen total sesudah dirubah Gambar 4.45 preset manager Gambar 4.46 aplikasi Audio recorder deluxe Gambar 4.47 Proses pembuatan audio sample Gambar 4.48 audio sample dalam format * WAV Gambar 4.49 Windows media player Gambar 4.50 Aplikasi RMAA Gambar 4.51 Memilih audio sample yang akan dianalisa Gambar 4.52 Proses analisa audio sample Gambar 4.53 Hasil analisa audio sample Gambar 4.54 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sine Gambar 4.55 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sawtooth Gambar 4.56 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal triangle Gambar 4.57 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal square Gambar 4.58 hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal noise Gambar 4.59 Windows Movie Maker xiv

15 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Pengelompokan Suara Dalam Desibel Tabel 2.2 Perbandingan Kualitas Suara Tabel 2.3 Pemanfaatan DSP Tabel 2.4 Notasi UML Tabel 3.1 Perbandingan Aplikasi Tabel 4.1 Perangkat keras yang digunakan Tabel 4.2 Perangkat lunak yang digunakan xv

16 DAFTAR ISTILAH ADC (Analog to Digital Converter) Sebuah sistem yang digunkan untuk merubah sebuah sinyal analog menjadi data digital. Audio Recording Proses perekaman dari suara yang dihasilkan dari sebuah instrument menjadi sebuah data audio. Audio Sample Data yang berisi informasi suara yang tertulis dalam format PCM (Pulse Code Modulation). Backsound Suara/bunyi susulan dari suara asli yang biasa digunakan untuk memberikan kesan yang lebih indah pada suara utama. Carrier Gelombang sinus yang di modulasi oleh modulator. DAC (Digital to Analog Converter) Sebuah sistem yang digunkan untuk merubah sebuah data digital menjadi sinyal analog. DSP (Digital Signal Processing) Adalah sebuah proses untuk mengolah sinyal dalam bentuk digital secara real-time. xvi

17 Frequency Modulation Dua tipe gelombang sinus atau sine wave yang menghasilkan bentuk gelombang yang kaya akan harmonisasi, tipe gelombang sinus yang pertama adalah modulator yaitu gelombang yang memodulasi atau merubah gelombang sinus yang pertama, sedangkan gelombang sinus yang di modulasi disebut dengan carrier. MIDI (Musical Instrument Digital Interface) Sebuah sebuah bahasa pemrograman yang diadopsi oleh industri elektronik musik yang memungkinkan komputer, synthesizer, keyboard, dan alat-alat musik lainnya untuk berkomunikasi satu sama lain. Modulator Gelombang sinus yang memodulasi atau merubah gelombang sinus yang pertama (carrier). Oscilator Sebuah sirkuit elektronik yang menghasilkan gelombang secara konstan dan berulang-ulang. PCM (Pulse Code Modulation) Representasi digital dari signal analog, yaitu proses gelombang diambil sample atau melakukan proses sampling secara beraturan berdasarkan interval waktu tertentu. RAD (Rapid Application Development) suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan. Skema Alur penggabungan dari komponen-komponen. xvii

18 SNR (Signal to Noise Ratio) Rasio dari kekuatan sinyal terhadap noise. Soundtrack Jalur sempit yang berada disepanjang tepi bingkai film bersuara. SQNR (Signal to Quantization Noise Ratio) Sebuah rasio dari pengukuran terhadap kuantisasi noise. Synth Maker Sebuah audio programming tool yang digunakan untuk membuat berbagai virtual instrument, sound effect dengan menggunakan metode visual programming yaitu dengan merancang sebuah skema aplikasi yang akan dibuat terlebih dahulu, lalu kemudian menambahkan kode programnya. UML (Unified Modeling Language) Bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan sistem dari proses analisis dan disain berorientasi objek. Virtual Synthesizer Sebuah instrumen digital yang dapat memproses input sinyal menjadi sebuah audio sample. WAV (Waveform Audio) Format audio standar Microsoft dan IBM untuk PC. xviii

19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat dari waktu ke waktu membawa kita ke era digital, yaitu suatu era yang segala sesuatunya diatur dengan sistem yang terkomputerisasi dan bersifat digital. Walaupun dalam pengoperasian-nya masih membutuhkan tenaga manusia sebagai operatornya, namun teknologi digital saat ini sangat memudahkan manusia dalam menjalankan sistem terkomputerisasi tersebut. Jika dibandingkan dengan teknologi konvensional yang telah ada sebelumnya, maka bisa dikatakan bahwa sistem yang terkomputerisasi pada saat ini, jauh lebih mempunyai tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih menguntungkan, baik dari segi biaya maupun kualitas. Walaupun mungkin saat ini sistem terkomputerisasi sudah begitu pesatnya dan menjamah setiap sektor kehidupan, tapi pada kenyataannya masih banyak juga yang masih menggunakan sistem yang konvensional, dikarenakan karena tingkat pengetahuan yang masih kurang atau belum terbiasa. Dalam perkembangannya, sistem terkomputerisasi tidak hanya menjamah sektor kehidupan yang bersifat penyampaian informasi maupun sarana komunikasi saja seperti internet, Namun juga sudah merambah kepada sektor-sektor usaha, dalam hal ini sektor usaha kreatif 1

20 yang menggunakan teknologi multimedia sebagai sistem yang digunakan untuk memudahkan proses kreatifitas mereka, yaitu para pelaku sektor usaha kreatif, seperti stasiun tv, rumah produksi, dan lain lain. Audio recording adalah salah satu dari sektor usaha kreatif yang saat ini menggunakan teknologi teknologi multimedia sebagai perangkatnya, untuk menghasilkan berbagai audio sample yang diperlukan untuk mengisi backsound atau soundtrack dari film, musik atau pembuatan game. Namun pada umumnya saat ini, sektor usaha kreatif ini masih banyak menggunakan hardware atau perangkat keras seperti mixer atau synthesizer untuk menghasilkan audio sample yang diinginkan. Pada dasarnya hardware tersebut membutuhkan banyak biaya, yaitu selain harganya yang mahal serta perawatannya yang cukup sulit. maka dari itu, dibutuhkan sebuah solusi alternatif untuk membuat aplikasi yang lebih murah dan efisien di dalam penggunaannya. Oleh karena itu penulis mengambil judul Perancangan Aplikasi Virtual Synthesizer Bertipe Frequency Modulation Untuk Pembuatan Digital Audio Sample. 2

21 1.2 PERMASALAHAN RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang aplikasi virtual synthesizer bertipe frequency modulation yang murah dan mudah untuk digunakan? 2. Bagaimana mengetahui manfaat dari digital audio sample yang dihasilkan? BATASAN MASALAH Mengingat luasnya cakupan bahasan tentang perancangan aplikasi ini, maka penulis akan membuat batasan terhadap masalah tersebut agar penulisan skripsi ini terfokus pada masalah yang diangkat menjadi judul skripsi ini. Karena alasan tersebut maka penulis membatasi penulisan skripsi ini pada : 1. Perancangan aplikasi ini menggunakan software Synth Maker V Audio sample pada aplikasi ini akan dibuat dengan menggunakan Audio.Recorder.Deluxe.v sehingga menghasilkan sebuah digital audio sample. 3. Audio sample yang dihasilkan hanya berasal dari input pada keyboard dan mouse komputer. 3

22 4. Penelitian ini tidak akan membahas tentang analisa format audio, untuk menentukan format audio yang akan dibuat, hanya berdasarkan dari penelitian yang sudah ada. 5. Pengkonfigurasian audio tidak menggunakan hardware mixer atau equalizer TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN 1. Membuat Aplikasi virtual synthesizer bertipe frequency modulation yang murah dan mudah untuk digunakan. 2. Mengetahui manfaat dari digital audio sample yang dihasilkan MANFAAT PENELITIAN Bagi Penulis Penulis menjadi lebih memahami tentang teknologi multimedia, khususnya virtual synthesizer, tentang perancangan dan implementasinya Bagi User a. Mendapatkan solusi untuk menghasilkan berbagai macam audio sample yang dibutuhkan. b. Mempermudah dalam menentukan konfigurasi audio setting yang sesuai dengan yang diinginkan. 4

23 c. Merupakan perangkat alternatif yang murah dan mudah dalam membuat back sound atau soundtrack pada produksi video, film atau music recording Bagi Universitas a. Untuk mengetahui kualitas dari mahasiswa. b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu Teknologi Informasi. c. Dapat dijadikan bahan bacaan atau acuan bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji masalah yang sama. 1.4 METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka Metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data secara teoritis sebagai bahan perbandingan dengan jalan mengadakan pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai literatur baik dari buku maupun internet 2. Studi Lapangan Merupakan desain penelitian yang mengombinasikan antara pencarian literature (Literature Study), survei berdasarkan pengalaman dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. 5

24 3. Studi Literatur Sejenis Studi literatur adalah usaha untuk mencari referensi dan bahan acuan dari penelitian sejenis yang dilakukan peneliti lain Metode Pengembangan Sistem. Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan di dalam penelitian ini adalah metode Rapid Application Development (RAD) yang dikemukakan oleh James Martin, yang dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahapan perencanaan, perancangan, konstruksi, dan pelaksananan. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penulisan skripsi ini, pembahasan yang akan disajikan terbagi dalam lima bab, yaitu : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 6

25 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori tentang analisa dan perancangan sistem, serta teori-teori dan pustaka yang relevan dengan permasalahan dari penelitian yang dilakukan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi uraian lebih rinci tentang metodologi penelitian yang meliputi metodologi pengumpulan data dan metodologi pengembangan sistem. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan secara terperinci terhadap keseluruhan proses penelitian berdasarkan metodologi penelitian yang digunakan, yaitu RAD. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Menyajikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil dari perancangan dan implementasi pada perancangan aplikasi Virtual synthesizer yang bertipe frequency modulation untuk pembuatan digital audio sample ini. 7

26 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Audio dan Penelitian Audio Menurut Nian, sound atau suara adalah perwujudan dari gelombang seperti cahaya secara makroskopik dan mengandung molekul-molekul udara yang telah terkompresi dan meluas berdasarkan pengaruh yang ditimbulkan dari elemen-elemen yang membentuknya (Nian, 2004:126). Sedangkan menurut Watkinson, audio dibagi menjadi dua bagian, yaitu analog audio dan digital audio,yang dimaksud dengan analog audio adalah signal-signal audio elektrik yang ditangkap oleh pita-pita magnetik yang bergantung input sinyal dan jarak dari medianya. Sedangkan yang dimaksud dengan digital audio adalah bentuk dari suara yang telah melakukan proses digitasi. Yang dimaksud dengan proses digitasi atau yang biasa disebut dengan analog to digital conversion adalah, sebuah proses pengambilan sample dari suara sehingga menghasilkan sinyal digital, atau yang biasa disebut dengan proses audio recording atau yang biasa disebut sampling (Watkinson, 1994: 1). Pada proses sampling, ada yang dinamakan dengan sampling rate, yang dimaksud dengan sampling rate adalah 8

27 beberapa gelombang yang diambil dalam satu detik. Untuk audio, biasanya sampling rates ada pada frekuensi 8 khz ( 8000 samples per detik) sampai 48 khz. Untuk telinga manusia, bisa mendengar frekuensi sekitar 20 Hz (gemuruh yang sangat dalam) sampai 20 khz, diatas level frekuensi ini, dinamakan frekuensi ultrasonik Audio Sample Menurut Alfa Faridh Suni dalam tulisannya tentang desain pengembangan produk, audio sample adalah data yang berisi informasi suara yang tertulis dalam format PCM (Pulse Code Modulation).(Suni: 2005 :30) Backsound dan Soundtrack Menurut Sri Sartono dalam bukunya yaitu teknik penyiaran dan produksi program radio, televisi dan film, backsound adalah suara/bunyi susulan dari suara asli yang biasa digunakan untuk memberikan kesan yang lebih indah pada suara utama. Sedangkan soundtrack adalah jalur sempit yang berada disepanjang tepi bingkai film bersuara. Suara direkam dengan sistem optik atau magnetik (Sartono, 2008:288) 9

28 2.1.4 Elemen-Elemen Suara Menurut Dean Friedman ada tiga elemen penting yang membentuk suara atau sound, yaitu: 1. Pitch atau titi nada, pitch ditentukan oleh kecepatan gelombang yang dihasilkan, apabila kecepatan gelombang berjalan lambat, maka pitch tersebut menjadi rendah. Demikian juga sebaliknya. Satuan gelombang disebut sebagai cycle, dan beberapa gelombang yang terjadi pada satu detik disebut sebagai frekuensi. Jadi dengan demikian pitch bisa juga disebut sebagai frekuensi. 2. Timbre atau warna nada, timbre dihasilkan oleh rasio dan proporsi yang berbeda-beda dari harmonik yang diciptakan oleh suara tersebut. Sedangkan harmonik adalah kombinasi dari nada-nada. 3. Loudness atau volume, bisa juga disebut kenyaringan dari suara. Loudness ditentukan oleh dua faktor, yaitu, timbre yang dihasilkan oleh nada-nada dan perubahan bentuk dari suara yang ditentukan oleh attack ( permulaan nada) suara tersebut, sedangkan perubahan bentuk dari volume disebut sebagai envelope. 10

29 2.2 Synthesizer Sejarah Synthesizer Pada tahun 1897, seorang penemu yang bernama Thaddeus Cahill mengemukakan sebuah penemuan yang kini lebih dikenal sebagai keyboard elektronik yang pertama kali diciptakan. Keyboard tersebut dinamakan Thelharmonium. Thelharmonium adalah sebuah instrumen polyphonic dengan keyboard sentuh yang sensitif. Suaranya dihasilkan dari alternator-alternator yang berputar secara cepat, yang digerakkan oleh motor elektronik yang sangat bising, sehingga harus diletakkan di ruang yang terpisah. Alat ini tidak bisa dibilang sebagai alat yang portable, karena beratnya mencapai sekitar 200 ton, dan harus ditarik oleh 6 kereta api. Suara dari Thelharmonium dikirim melalui jaringan telepon umum lalu dikuatkan dengan pengeras suara pada saat penerimaan suara. Cahill berencana untuk mentransmisikan suara dari Thelharmonium kepada ribuan jalur telepon di dalam restoran, lobi-lobi hotel, dan ruang tamu ke seluruh daerah, sayangnya ambisinya terhambat karena masalah biaya. 11

30 Gambar 2.1 Konsol keyboard Thelharmonium ( Sumber : Friedman, 1985 : 7 ) 12

31 Gambar 2.2 Generator nada thelharmonium ( Sumber : Friedman, 1985 : 7 ) Gambar-gambar diatas adalah bagian-bagian kecil dari sebuah Thelharmonium, yaitu synthesizer pertama dan masih yang terbesar di dunia. Sekitar empat puluh tahun kemudian, pada tahun 1939, seorang pria bernama Laurens Hammond memperkenalkan organ elektrik yang pertama, sebuah elektronik keyboard yang bekerja berdasarkan cara kerja dari Thelharmonium. Organ yang 13

32 diciptakan oleh Hammond dengan cepat menjadi sangat terkenal, dan bisa ditemukan di gereja-gereja, studio-studio rekaman, dan di rumah-rumah di seluruh dunia. Menggambarkan produksi masal yang pertama untuk barang elektronik. Organ elektrik ini bisa dikatakan sebagai cikal bakal dari synthesizer zaman sekarang. Seperti synthesizer organ ini menghasilkan suara dengan energi listrik. Apa yang membedakan organ elektrik dengan yang sekarang kita sebut sebagai synthesizer adalah pada fakta bahwa, organ tersebut tidak bisa di program atau tidak programmable, karena programming atau editing berkaitan erat artinya dengan membentuk atau memanipulasi suara dalam hal ini secara elektronik. Karena itu organ-organ tersebut hanya memberi sedikit pilihan untuk mengubah suara-suaranya. Sementara, synthesizer didesain secara khusus untuk memprogram dan mengedit suara-suara yang akan dihasilkan. Karena untuk itulah, synthesizer itu digunakan pada saat ini. Synthesizer pertama yang kita kenal pada saat ini dikembangkan oleh seorang yang bernama Bob Moog, yang dia lakukan adalah membuang semua komponen-komponen generator suara yang besar dan mahal, lalu menggantinya dengan komponen-komponen generator suara yang kecil dan murah. 14

33 Dia menempatkan komponen-komponen tersebut secara elegan dan sederhana sesuai dengan fungsinya dan menamainya dengan Moog Modular system. Ini menjadi synthesizer komersial pertama yang diperkenalkan pada tahun Enam tahun kemudian Moog menyempurnakan ciptaannya, membuatnya semakin kecil dan lebih portable, sehingga pastinya lebih murah, sampai akhirnya dia memperkenalkan salah satu synthesizer yang paling terkenal sepanjang masa yaitu The Mini Moog. Rancangan asli dari Mini Moog sangat mempengaruhi synthesizer- synthesizer pada saat ini, terutama dalam komponenkomponen yang digunakan. Meskipun Mini Moog tidak lagi diproduksi pada saat ini, namun samapai sekarang dia masih digunakan oleh studio-studio di seluruh dunia. Mini Moog adalah synthesizer pengontrol tegangan atau voltase, yang menghasilkan suara berdasarkan modifikasi dari komponen-komponen pengontrol voltase elektronik seperti oscilator, filter, dan amplifier. Tipe synthesizer seperti ini termasuk tipe additive synthesizer Jenis-Jenis Gelombang Pada Synthesizer Pada synthesizer gelombang suara diciptakan secara elektronik, berikut adalah jenis-jenis gelombang pada synthesizer menurut Dean Friedman (Friedman, 1985:15): 15

34 Gambar 2.3 jenis-jenis gelombang (Sumber : Friedman, 1985: 15) 1. Sine wave, atau gelombang sinus, adalah jenis gelombang yang paling sederhana. Gelombang ini tidak mengandung nada harmonik, suaranya terdengar lembut atau halus seperti suara seruling. Apabila user memilih sinyal sine maka input sinyal tersebut akan dikalikan dengan floating point, agar sinyal tersebut terdengar halus dan lembut., karena menurut teorema nyquist apabila semakin besar sample rate yang dikalikan maka semakin baik output sound yang dihasilkan. (Nian, 2004:128). 2. Square wave, adalah gelombang yang paling mudah dibentuk secara elektronik, gelombang ini terbagi atas dua bagian, yaitu, gelombang bernada tinggi dan rendah. Gelombang ini menghasilkan harmonisasi nada yang aneh. Apabila user memilih sinyal square maka sinyal yang diinputkan akan diperlakukan sama seperti sinyal sawtooth namun mempunyai nanda harmonisasi yang aneh.(friedman, 1985: 15). 3. Sawtooth wave, juga dikenal sebagai ramp wave atau gelombang tajam, adalah gelombang yang kaya akan 16

35 harmonisasi nada. Apabila user memilih sinyal sawtooth, maka sinyal yang diinputkan akan diproses menjadi sinyal yang memiliki harmonisasi nada yang mempunyai frekuensi diatas atau dibawah frekuensi dasar yaitu 440Hz yang mempunyai kelipatan integer atau bilangan bulat seperti 880Hz, 1320Hz dan sebagainya. (Kristianto, 2008:13). 4. Pulse wave, adalah variasi dari square wave, perbedaannya adalah apabila pada square wave proporsi dari nada tinggi dan rendah berbanding rata sebesar 50:50, maka pada pulse wave proporsinya bisa bervariasi, tergantung kebutuhan. (Friedman, 1985: 15). 5. Triangle wave, adalah kombinasi dari sine wave dan square wave. Bentuknya hampir sama dengan sine wave dan mempunyai kelembutan pada nadanya, namun juga mengandung nada harmonik yang aneh yang terdapat pada square wave. (Friedman, 1985: 15). 6. Noise Apabila user memilih sinyal noise maka sinyal yang diinputkan akan di bypass kan, karena noise adalah fluktuasi acak dari suara yang terdiri dari berbagai frekuensi, yang terdengar seperti desisan. (Watkison,1994:129). 17

36 2.2.3 Jenis-Jenis Synthesizer Menurut Dean Friedman ada beberapa tipe synthesizer yang dikenal, tergantung bagaimana synthesizer tersebut menghasilkan suara. yaitu: 1. Additive synthesizer, adalah jenis synthesizer yang menggunakan kombinasi dan penambahan atau pengurangan sine waves untuk menghasilkan titi nada dengan harmonisasi yang bervariasi. (Friedman, 1985:18). 2. Subtractive synthesizer, adalah kebalikan dari additive synthesizer, apabila pada additive synthesizer menggunakan sine wave untuk membuat titi nada, maka pada subtractive synthesizer ini membuat bentuk-betuk gelombang yang kaya akan nada-nada harmonik, lalu memproses gelombang tersebut sehingga manghasilkan nada harmonik yang diinginkan. (Friedman, 1985:19). 3. Frequency modulation synthesizer, adalah jenis synthesizer yang menggunakan dua tipe gelombang sinus atau sine wave untuk menghasilkan bentuk gelombang yang kaya akan harmonisasi, tipe gelombang sinus yang pertama adalah modulator yaitu gelombang yang memodulasi atau merubah gelombang sinus yang pertama, sedangkan gelombang sinus yang di modulasi disebut dengan carrier. (Friedman, 1985:103) 18

37 2.2.4 Frequency Modulation Synthesizer Menurut Friedman dalam bukunya yaitu synthesizer basic, Frequency Modulation Synthesizer pertama kali ditemukan oleh Dr. John Chowning pada tahun 1970 di universitas Stanford. Pada intinya Frequency Modulation Synthesizer atau yang disebut dengan FM synth adalah ketika dua sinyal sinus bertemu sehingga menghasilkan harmonisasi suara. Tipe gelombang sinus yang pertama adalah modulator yaitu gelombang yang memodulasi atau merubah gelombang sinus yang pertama, sedangkan gelombang sinus yang di modulasi disebut dengan carrier. Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan ketika gelombang sinus tersebut bertemu. Gambar 2.4 sinyal frekuensi modulasi (Sumber : Friedman, 1985: 104) Namun di dalam perkembangannya, FM tidak hanya digunakan untuk memodulasi antara sinyal sinus dengan sinyal sinus, namun juga bisa digunakan untuk memodulasi antara sinyal-sinyal lainnya. Misalnya antara sinyal sawtooth dengan sinyal triangle atau sinyal-sinyal lainnya. Di dalam aplikasi ini, 19

38 teori FM diimplementasikan ke dalam multi oscilator. Multi oscilator digunakan untuk memodulasi antara tipe sinyal yang satu dengan tipe sinyal lainnya, sehinggga menghasilkan audio sample yang lebih bervariasi dan unik Komponen-Komponen Utama Synthesizer Ada enam komponen utama dari sebuah synthesizer,berikut ini adalah gambar skema dari enam komponen tersebut. Gambar 2.5 skema komponen synthesizer (Sumber : Friedman, 1985: 22) Penjelasan untuk gambar diatas menurut Dean Friedman adalah : 1. Oscilator adalah sebuah sirkuit elektronik yang menghasilkan gelombang secara konstan dan berulangulang. 2. Filter adalah sebuah alat yang mengatur porsi dari sebuah gelombang. 20

39 3. Amplifier adalah alat yang menguatkan amplitudo dari sebuah sinyal. 4. LFO(Low Frequency Oscilator) adalah sebuah gelombang termodulasi yang bekerja pada jarak sub-audio. 5. Filter envelope adalah sebuah envelope yang terjadi ketika mempengaruhi sebuah filter cutoff point, sehingga menentukan warna nada. Sedangkan filter cutoff point adalah frekuensi awal ketika filter tersebut mulai mempengaruhi frrekuensi tersebut, atau disebut juga dengan cutoff frequency. 6. Volume envelope adalah sebuah envelope yang menentukan bentuk dari volume ketika diteruskan ke amplifier Komponen-Komponen Lain Pada Synthesizer 1. Detuner adalah komponen pengontrol octave dan tuning yang berfungsi untuk menentukan tinggi rendahnya nada dari sinyal yang dihasilkan. Komponen ini dapat menurunkan dan menaikkan oktave dari suatu nada dari - 4 sampai + 4 oktave, sesuai dengan standar pada synthesizer keyboard. Penerapan standarisasi tuning mulai dilakukan pemerintah Perancis sekitar tahun 1859, lalu ditetapkan pada tahun 1939 nada A diatas C tengah adalah 440 HZ. Frekuensi tuning meningkat dari tahun ke tahun., karena 21

40 makin tinggi tingginya sebuah pitch, maka sensasi loudness semakin meningkat. (Kristianto, 2008 : 9) 2. Amplifier adalah komponen penguat sinyal, yang biasa disebut sebagai volume.( Nian, 2004 : 130) 3. Distrotion adalah komponen yang berfungsi sebagai efek dari sinyal yang masuk dengan menggunakan modifikasi sinyal yang lebih kasar. Distorsi linear dapat terjadi karena fluktuasi amplitudo seperti peristiwa beating yang terjadi ketika dua frekuensi berbeda kurang dari 15Hz dimainkan secara bersamaan. (kristianto, 2008:103). 4. Overdrive adalah komponen yang berfungsi sebagai efek distorsi yang menggunakan modifikasi sinyal yang lebih halus. Pada prinsipnya sama seperti efek distorsi, namun efek sinyal ini menggunakan DSP coding untuk menghasilkan distorsi non linear, yaitu distorsi yang dapat terdeteksi diatas orde harmoni ke-4 oleh nada 357Hz pada intensitas 70dB.(Kristianto, 2008:103). 22

41 5. State variable filter adalah komponen yang berfungsi untuk memodifikasi sinyal dengan menggunakan filter. Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar melewatkan suatu pita frekuensi tertentu seraya memperlemah semua isyarat di luar pita ini. Pengertian lain dari filter adalah rangkaian pemilih frekuensi agar dapat melewatkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple)/membuang (by pass) frekuensi lainnya. Adapun jenis-jenis filter yaitu low pass, high pass, band pass dan band reject filter. Berikut ini adalah pengertian dari komponen-komponen tersebut menurut wahyuhadi di dalam blognya ( ) : 1) Low Pass Filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam/menahan frekuensi tinggi. Bentuk respon LPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. 23

42 Gambar 2.6 respon LPF (Sumber: nalog-digital-filter-menggunakan.html ) Keterangan : Pita Lewat : Jangkauan frekuensi yang dipancarkan Pita Stop : Jangkauan frekuensi yang diperlemah. Frekuensi cutoff (fc) : disebut frekuensi 0.707, frekuensi 3-dB, frekuensi pojok, atau frekuensi putus. 2) High Pass Filter adalah filter yang memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi di bawah frekuensi cutoff fc. Di atas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Pengertian lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan frekuensi rendah. Bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. 24

43 Gambar 2.7 respon HPF (Sumber: nalog-digital-filter-menggunakan.html ) Keterangan : Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan kurva putusputus menunjukkan bagaimana filter-filter high pass yang praktis menyimpang dari ideal. 3) Band Pass Filter adalah filter yang hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja seraya memperlemah semua frekuensi di luar pita itu. Pengertian lain dari Band Pass Filter adalah filter yang melewatkan suatu jangkauan frekuensi. Berikut ini adalah gambar dari Band Pass Filter. 25

44 Gambar 2.8 Band Pass Filter (Sumber: nalog-digital-filter-menggunakan.html ) 4) Band Reject Filter adalah filter yang menolak pita frekuensi tertentu seraya melewatkan semua frekuensi diluar pita itu. Band Reject Filter merupakan kebalikan dari band pass filter, yaitu merupakan filter yang menolak suatu range frekuensi. Sama seperti bandpass filter, band reject filter juga memperhitungkan faktor mutu. Berikut ini adalah gambar dari band pass filter. Gambar 2.9 Band Reject Filter (Sumber: nalog-digital-filter-menggunakan.html ) 26

45 6. ADSR ( Attack, Decay, Sustain, Release ) adalah komponen yang berfungsi umtuk memodifikasi amplitudo dari sinyal yang masuk Berikut ini adalah fungsi dari komponen-komponen tersebut menurut Dean Friedman (Friedman, 1985:126): 1) Attack adalah keadaan pada saat amplitudo dari sebuah suara yang bergerak dari level 0 sampai 100%. 2) Decay adalah keadaan pada saat amplitudo dari sebuah suara yang bergerak dari level 100% ke keadaan sustain. 3) Sustain adalah keadaan dari sebuah amplitudo suara yang berada pada level yang sama selama sinyal diinputkan. 4) Release adalah keadaan sebuah amplitudo suara dari keadaan sustain sampai kembali ke level Ping-Pong Delay adalah sebuah efek stereo untuk memantulkan delay diantara channel kanan channel kiri. Pada dasarnya komponen ini menggunakan prinsip yang hampir sama sengan teori pergeseran nada karena efek Doppler. Efek Doppler menjelaskan mengenai perubahan panjang gelombang yang terjadi karena adanya pergerakan pendengar atau sumber suaranya.(kristianto, 2008:89). 27

46 8. Equalizer adalah komponen yang berfungsi memodifikasi sinyal melalui equalizer yang bisa dijalankan secara real time. Komponen ini menggunakan batas bawah getaran sebesar 20Hz, sedangkan atasnya sebesar Hz, yaitu sesuai dengan batas pendengaran manusia yang hanya mampu mendengar getaran 20Hz Hz. (Kristianto, 2008:119) 2.3 Digital Audio Pengertian Menurut Watkinson yang dimaksud dengan digital audio adalah bentuk dari suara yang telah melakukan proses digitasi. Yang dimaksud dengan proses digitasi atau yang biasa disebut dengan analog to digital conversion adalah, sebuah proses pengambilan sample dari suara sehingga menghasilkan sinyal digital, atau yang biasa disebut dengan proses sampling (Watkinson, 1994: 1) Digitasi Audio Proses digitasi adalah proses konversi atau perubahan dari sinyal analog yang dihasilkan dari mikropon, kedalam angkaangka integer (Nian, 2004: 127). Dalam proses perubahan dari sinyal analog menjadi sinyal digital, ada sebuah sistem yang 28

47 disebut dengan Pulse Code Modulation (PCM), PCM ditemukan oleh alex revees pada tahun1937 di Inggris. PCM adalah representasi digital dari signal analog, yaitu proses gelombang diambil sample atau melakukan proses sampling secara beraturan berdasarkan interval waktu tertentu. Proses perubahan sinyal ke biner juga biasa disebut quantisasi. Gambar 2.10 proses pengambilan sample suara (Sumber : Nian,2004:130) 29

48 Penjelasan untuk gambar diatas adalah : a) Frekuensi tunggal b) Pengambilan sampling secara tepat dengan frekuensi aslinya. c) Pengambilan sampling 1,5 kali per periode Analog to Digital Converter (ADC) Gambar 2.11 ADC sub-system konvensional (Sumber : Watkinson,1994:56) Menurut Watkinson, penjelasan untuk gambar diatas adalah ketika sinyal analog tersebut masuk, maka filter anti-alias melakukan proses sampling, lalu signal tersebut melalui proses quantisasi, yaitu proses perubahan menjadi kode-kode biner, ini adalah fungsi dari quantizer. 30

49 2.3.4 Digital to Analog Converter (DAC) Gambar 2.12 DAC sub-system konvensional (Sumber : Watkinson,1994:54) Menurut Watkinson tujuan dari DAC adalah untuk mengambil data-data numerik dan memproduksi kembali gelombang yang terdapat pada data-data numerik tersebut. Gambar diatas menunjukkan elemen-elemen utama dari sebuah sub-sistem konvensional konversi Teorema Nyquist Teorema Nyquist diciptakan Harry Nyquist seorang peneliti matematika. Teorema Nyquist adalah sebuah teorema yang digunakan untuk mendapatkan hasil sampling teorema ini menggunakan dua kali sampling rate yang bagus, lebih besar daripada frekuensi maksimum yang terkandung dalam sebuah sinyal, karena dalam proses pengambilan sampling, ketika sebuah 31

50 sinyal diambil sample kurang dari frekuensi aslinya maka, akan didapat dengan apa yang disebut alias, yaitu sebuah frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi aslinya, sehingga akan menciptakan sample yang tidak bagus (Nian, 2004:128). Berikut ini adalah rumusan dari teorema Nyquist. f alias = f sampling f true for f true < f sampling < 2 x f true pengertian dari teorema diatas menunjukan frekuensi alias adalah frekuensi sampling dikurangi dengan frekuensi asli sehingga frekuensi sampling harus lebih besar dari frekuensi asli. Contoh : apabila frekuensi asli 5,5 khz dan frekuensi sampling 8 Khz, maka frekuensi alias adalah 2,5 khz Signal to Noise Ratio (SNR) Signal to Noise Ratio (SNR) adalah rasio dari kekuatan sinyal terhadap noise (Nian.2004: 131), sedanglkan noise menurut Watkinson adalah fluktuasi acak dari suara yang terdiri dari berbagai frekuensi, yang terdengar seperti desisan (Watkison,1994:129). Fungsi dari SNR adalah untuk menentukan kualitas dari sebuah sinyal. Rumus dari SNR adalah ssebagai berikut. SNR = 10 = 20 SNR mempunyai satuan desibels (db). Kekuatan atau power dari sebuah sinyal berbanding dengan voltase. Sebagai 32

51 contoh, apabila voltase Vsinyal sama dengan 10 kali dari noise, maka SNR adalah 20 x (10) = 20 db. Berikut adalah tabel tentang macam-macam suara berdasarkan kekuatan sinyalnya dalam satuan desibel. Tabel 2.1 pengelompokan suara dalam desibel (Sumber: Nian, 2004 : 132 ) Sound db Signal to Quantization Noise Ratio (SQNR) Menurut Nian Signal to Quantization Noise Ratio (SQNR) adalah sebuah rasio dari pengukuran terhadap kuantisasi noise. Kuantisasi noise menurut Nian adalah selisih antara sinyal analog, pada waktu sampling tertentu, dan jumlah kuantisasi interval. Rumus untuk (SQNR) adalah. 33

52 SQNR = Perbandingan Kualitas Suara Dalam kuantisasi data suara digital menggunakan bits. Contoh, dalam merubah suara dari stereo ke mono, maka dibutuhkan dua kali jumlah bandwidth (bits per second) (Nian,2004:136). Berikut adalah tabel perbandingannya. Tabel 2.2 perbandingan kualitas suara (Sumber:Nian, 2004 : 137) Tabel diatas menunjukkan bagaimana kualitas audio berhubungan dengan data rate dan bandwidth. Untuk sinyal analog, bandwidth yang di representasikan dalam unit-unit frekuensi mempunyai satuan Hertz (Hz), atau bisa disebut sebagai cycle per second. Untuk sinyal digital, data yang bisa ditransmisikan melalui bandwidth disebut sebagai bits per second (bps). 34

53 2.3.9 Format Audio Menurut Sandi Fajar Rodiansyah dalam penelitiannya yang berjudul Spectrogram dan Analisis Kemiripan Sinyal Suara dengan Pendekatan Euclidian Distance, format audio adalah bagian integral dari komputer modern yang sudah memiliki dukungan multimedia (Sandi,2010:4). Format audio direkam dan dibaca dengan menggunakan aplikasi multimedia. Efektifitas penyebaran format audio sangat tergantung pada kemampuan komputer untuk mengklasifikasikan dan mencari data audio yang diinginkan oleh pengguna sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Berikut ini adalah beberapa format audio yang dikenal pada saat ini. 1) AAC (Advanced Audio Coding) [.m4a ] AAC bersifat lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa dikembalikan lagi ke data sebelum dikompres secara sempurna, karena telah dikompres terdapat data-data yang hilang). AAC merupakan audio codec yang menyempurnakan MP3 dalam hal medium dan high bit rates. Kelebihan AAC: 1. Sample ratenya antara 8 Hz 96 khz 2. Memiliki 48 channel. 3. Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz). Software pendukung AAC : IPod dan Itunes, Winamp. 35

54 2) WAVEFORM AUDIO [.WAV ] - WAV adalah format audio standar Microsoft dan IBM untuk PC. - WAV biasanya menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation) - WAV adalah data tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di harddisk. - Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound misalnya adalah Windows Sound Recorder. - WAV jarang sekali digunakan di internet karena ukurannya yang relatif besar. - Maksimal ukuran file WAV adalah 2GB. 3) Audio Interchange File Format [.AIF] - Merupakan format standar Macintosh. - Software pendukung: Apple QuickTime. 4) Audio CD [.cda] - Format untuk mendengarkan CD Audio - CD Audio stereo berkualitas sama dengan PCM/WAV yang memiliki sampling rate Hz, 2 Channel (stereo) pada 16 bit. - Durasi = 75 menit dan dynamic range = 95 db. 36

55 5) Mpeg Audio Layer 3 [.mp3] - Merupakan file dengan lossy compression. - Sering digunakan di internet karena ukurannya yang cukup kecil dibandingkan ukuran audio file yang tidak terkompresi. - Kompresi dilakukan dengan menghilangkan bagianbagian bunyi yang kurang berguna bagi pendengaran manusia. - Kompresi mp3 dengan kualitas 128 bits Hz biasanya akan menghasilkan file berukuran 3-4 MB, tetapi unsur panjang pendeknya lagu juga akan mempengaruhi. - Software pemutar file mp3 : Winamp. - Macam-macam bit rate: 32, 40, 48, 56, 64, 80, 96, 112, 128, 160, 192, 224, 256 and 320 kbit/s Berdasarkan hasil perbandingan diatas maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan format audio *WAV, karena format audio tersebut merupakan format audio yang belum terkompresi, sehingga kualitas suara dari aplikasi ini akan sama dengan kualitas suara yang sudah direkam, atau melalu proses sampling. 37

56 2.4 Musical Instrument Digital Interface (MIDI) Pengertian Musical Instrument Digital Interface (MIDI) adalah sebuah sebuah bahasa pemrograman yang diadopsi oleh industri elektronik musik yang memungkinkan komputer, synthesizer, keyboard, dan alat-alat musik lainnya untuk berkomunikasi satu sama lain (Nian,2004 : 139) Konsep MIDI Menurut Nian, musik terbagi menjadi beberapa bagian (tracks) di dalam sequencer, yang dimaksud dengan sequencer adalah sebuah alat untuk menyimpan dan mengedit urut-urutan dari sebuah musik, dalam bentuk data MIDI, namun sequencer sekarang lebih dikenal sebagai software music editor pada komputer. Bagian-bagian (tracks) di dalam MIDI sendiri terbagi menjadi 16 channel, yang diberi angka dari 0 sampai15. Setiap channel tersebut dibentuk dari empat bit terakhir (the least significant bits) dari sebuah data. Konsepnya adalah untuk mengasosiasikan setiap channel tersebut dengan instrumen tertentu, misalnya channel 1 adalah piano, channel 10 adalah gitar dan lain-lain. 38

57 Gambar 2.13 arus data MIDI 10 bit-bytes (Sumber Nian,2004 : 141) Gambar diatas menunjukan arus data yang digunakan MIDI yang didalamnya mengandung status byte, data byte, data byte, yang diterjemahkan menjadi note on, note number dan note velocity Hardware MIDI Hardware dari MIDI terdiri dari 31,25 kbps (kilobits per second) koneksi serial, dengan 10 bit-bytes termasuk bit 0 start dan stop. Biasanya MIDI hanya bisa menjalankan fungsi sebagai input atau output saja, tapi tidak keduanya, MIDI terdiri dari 5 pin konektor yang diberi nama in,out dan thru. MIDI in adalah konektor yang menerima semua data MIDI. MIDI out bertugas untuk sebagai konektor yang mentransmisikan data, sedangkan MIDI thru adalah konektor yang menyebarkan data yang diterima dari MIDI in lalu data tersebut diproses dengan sendirinya melalui MIDI out. Port atau bagian ini terdapat pada sound card atau interface external lainnya pada PC.(Nian, 2004 : 142). 39

58 Gambar 2.14 rancangan MIDI (Sumber : Nian, 2004 : 143) Gambar diatas menunjukan sebuah rancangan MIDI yang menjelaskan MIDI out pada keyboard di koneksikan ke MIDI in dari sebuah synthesizer dan MIDI thru untuk setiap modul suara. Dalam proses perekaman sebuah keyboard yang dilengkapi synthesizer mengirimkan sinyal MIDI ke sequencer, yang akan merekamnya. Lalu sinyal tersebut dikirimkan dari sequencer ke setiap modul-modul suara dan synthesizer sehingga menghasilkan musik yang diinginkan. 40

59 2.5 Digital Signal Processing (DSP) Pengertian Menurut Zolzer, Digital Signal Processing (DSP) adalah sebuah proses untuk mengolah sinyal dalam bentuk digital secara real-time (Zolzer, 2008 : 97). Dalam bukunya Steve Smith (Smith, 2006 : 1 ), DSP disebut sebagai sebuah metode atau perhitungan dan tehnik untuk memanipulasi sinyal-sinyal dalam bentuk digital. Menurut Steve Smith, DSP bisa digunakan dalam berbagai bidang keilmuan, sebagai berikut. Tabel 2.3 Pemanfaatan DSP (Sumber: Smith,2006: 2) 41

60 Tabel diatas menunjukan pemanfaatan DSP dalam berbagai bidang keilmuan, seperti pada bidang kesehatan dalam diagnostic imaging atau pengambilan data rontgen Programing Language Menurut Steve Smith, pemrograman DSP bisa dikategorikan dalam tiga tingkatan berdasarkan kerumitannya, yaitu (Smith,2006 : 76): 1. Assembly, adalah sebuah bahasa pemrograman yang bekerja dengan menggunakan bahasa mesin yang didalamnya hanya menampilkan pola-pola dari dua angka, yaitu nol dan satu, yang mengandung alamatalamat memori dari perintah tersebut. 2. Compiled atau high level language, adalah sebuah bahasa pemrograman yang dijalankan oleh sebuah program yang bernama compiler, yaitu sebuah program yang menterjemahkan bahasa pemrograman ke dalam bahasa mesin. Contoh : bahasa C, PASCAL, BASIC, dan lain-lain. 3. Aplication specific, adalah sebuah program yang lebih memudahkan dalam membuat sebuah pemrograman DSP, yang didalamnya sudah tersedia suatu paket aplikasi yang siap pakai untuk merancang sebuah 42

61 program dengan hanya membuat sebuah desain dari sistemnya saja, sehingga pengguna tidak perlu terlalu banyak menggunakan kode-kode pemrograman lagi, karena setelah desain tersebut telah selesai, maka program tersebut secara otomatis langung merubahnya ke dalam bahasa mesin untuk di jalankan. Contoh: Macromedia Flash, Fruty Loops, Synth Maker dan lainlain. 2.6 Virtual Technology Pengertian Menurut Azmi, teknologi virtual adalah sebuah teknologi yang mampu menciptakan bentuk dunia nyata kedalam dunia virtual, dengan bantuan sejumlah peralatan tertentu yang dibangkitkan melalui komputer Penjelasan dari sistem dunia maya ini didasarkan pada panca indra manusia (Azmi, 2007:1). Misalnya, ketika pengguna sistem dunia maya memakai sarung tangan khusus, perangkat di dalam sarung tangan tersebut mengalirkan sinyal-sinyal ke ujung-ujung jari. Ketika sinyalsinyal ini diteruskan ke dan ditafsirkan oleh otak, pengguna tersebut merasakan bahwa dirinya sedang menyentuh kain sutra atau vas bunga yang penuh hiasan, lengkap dengan seluruh pernak pernik pada permukaannya, meskipun benda semacam itu pada 43

62 kenyataannya tidak ada di sekitarnya. Salah satu penerapan terpenting dari dunia maya adalah di bidang kedokteran. Universitas Michigan telah mengembangkan suatu teknologi untuk melatih para pembantu dokter, khususnya para karyawan di ruang gawat darurat untuk melatih keterampilan mereka di sebuah laboratorium dunia maya. Di sini, gambaran lingkungan sekitar diciptakan dengan memunculkan rincian seluk beluk sebuah ruangoperasi pada lantai, dinding, dan langit-langit dari sebuah ruangan. (Azmi, 2007:3) Virtual Synthesizer Selain pada bidang kedokteran, teknologi virtual juga telah dipakai dalam bidang-bidang lainnya, diantaranya adalah di dalam bidang teknologi audio signal processing, dalam hal ini sebagai alat untuk menciptakan berbagai pengganti instrumen asli dengan instrumen virtual. Salah satu instrumen yang dikembangkan dengan teknologi ini adalah Virtual Synthesizer, yang digunakan untuk memproses sinyal secara digital melalui komputer. Berikut ini adalah contoh aplikasi virtual synthesizer yang sudah ada secara open source. 1. TAL-NoiseMaker adalah sebuah aplikasi virtual synthesizer yang dikembangkan secara open source yang mempunyai efek suara reverb, chorus dan sedikit 44

63 efek crusher, namun tidak mempunyai virtual keyboard dan masih berbentuk VST Plugin. Berikut ini adalah gambar tampilan dari TAL-NoiseMaker. Gambar 2.15 TAL-NoiseMaker (Sumber: ee- virtual-synth-for-mac-windows-gets-update/ ) Berdasarkan dari aplikasi virtual synthesizer tersebut diatas maka dibutuhkan sebuah aplikasi virtual synthesizer open source lainnya yang mempunyai virtual keyboard serta tidak lagi berbentuk VST plugin, atau yang berbentuk standalone apllication, sehingga dalam pengoperasiannya, aplikasi tersebut tidak memerlukan aplikasi lainnya sebagai host. 45

64 2.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu di dasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. (Sugiyono, 2009:2) Metodologi Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian (Maryati, 2007: 129) Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara pengumpulan, yaitu : 1. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan suatu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai sumber, seperti buku yang memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti, majalah, naskah, kisah sejarah, dan dokumen. termaksud di dalamnya adalah rekaman berita dari radio, televisi, dan media elektronik lainnya. (Maryati, 2007:129) 2. Studi Lapangan Merupakan desain penelitian yang mengombinasikan antara wawancara (interview), survei berdasarkan pengalaman 46

65 dan / atau studi kasus dimana peneliti berusaha mengidentifikasi variabel-variabel penting dan hubungan antar variabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu Pengamatan ( Observasi ) Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang di amati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009:145) 2.2 Wawancara ( Interview ) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah reapondennya sedikit/kecil. (Sugiyono, 2009:137). 2.3 Kuisioner ( Quesioner ) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau penyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat 47

66 diberikan kepadaresponden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet. (Sugiyono, 2009:142) 4. Studi Literatur Sejenis Menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu yang berkepentingan metode-metode serta teknik penelitian, baik dalam pengumpulan data atau dalam menganalisis data, yang telah digunakan oleh penelitianpenelitian sejenis terdahulu, memperoleh orientasi yang dipilih serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan. (Nazir, 2005:75) Metodologi Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem ditujukan untuk mengembangkan sistem informasi. Ada banyak metode dari pengembangan sistem, diantaranya yaitu, ArchitectedRapid, Application Development (Architected RAD), Dynamic Systems Development Methodology (DSDM), Joint Application Development (JAD), Information Engineering (IE), Rapid Application Development (RAD), Rational Unified Process (RUP), StructuredAnalysis and Design (SAD), extreme Programming (XP), 48

67 Salah satunya yang diterapkan di penulisan ini adalah RAD. RAD merupakan singkatan dari Rapid Application Development dimana terdapat 4 tahap fase yaitu fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi dan fase pelaksanaan (Kendall & Kendall, 2003 : 238). RAD menurut Kendall & Kendall adalah suatu pendekatan berorientasi objek terhadap pengembangan sistem yang mencakup suatu metode pengembangan (Kendall & Kendall, 2003 : 237). Metode RAD adalah metode yang diperuntukkan untuk jangka pendek sesuai dengan sistem yang akan dikembangkan, yang dibuat oleh James Martin. Gambar 2.16 : Fase-fase RAD James Martin (Sumber : Kendall & Kendall, 2003 : 238) Menurut gambar 2.2 diatas tentang fase-fase RAD James Martin, metodologi pengembangan sistem RAD terbagi menjadi 4 fase, yaitu : 49

68 1. Fase Perencanaan Syarat-syarat Fase perencanaan syarat-syarat adalah fase dimana dilakukannya pengidentifikasian tujuan-tujuan aplikasi atau sistem serta untuk mengidentifikasi syarat-syarat informasi yang ditimbulkan dari tujuan tersebut. (Kendall & Kendall, 2003 : 238) 2. Fase Perancangan Fase perancangan adalah fase dimana perancangan proses dilakukan yaitu perancangan proses-proses yang akan terjadi didalam sistem. (Kendall & Kendall, 2003 : 238) 3. Fase Konstruksi Fase konstruksi adalah fase dimana dilakukannya pengkodean terhadap rancangan-rancangan yang telah didefinisikan. (Kendall & Kendall, 2003 : 238) 4. Fase Pelaksanaan Fase pelaksanaan adalah fase dimana dilakukannya pengujian terhadap sistem dan melakukan pengenalan terhadap aplikasi. (Kendall & Kendall, 2003 : 238). Pengertian dari pengujian itu sendiri adalah proses untuk mencari kesalahan pada setiap item perangkat lunak, 50

69 mencatat hasilnya, mengevaluasi setiap aspek pada setiap komponen system dan mengevaluasi semua fasilitas dari perangkat lunak yang dikembangkan (fatta, 2007:169). Maka berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari dilakukannya pengujian adalah untuk memenuhi persyaratan kualitas perangkat lunak dengan cara mengeksekusi program untuk mencari kesalahan sintaks program serta melakukan verifikasi perangkat lunak untuk melihat kesesuaian antara perangkat lunak dengan keinginan customer Ada beberapa metode untuk melakukan pengujian, diantaranya yaitu: 1. Black Box Testing Black box testing adalah pengujian yang dilakukan dengan cara mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. 2. White Box Testing white box testing adalah pengujian yang dilakukan sampai pada level detil dari suatu perangkat lunak yaitu source code. 3. Factory Acceptence Testing (FAT) FAT adalah pengujian perangkat lunak yang dilakukan ditempat pengembangan perangkat lunak 51

70 4. User Acceptence Testing (UAT) UAT adalah pengujian perangkat lunak yang dilakukan ditempat user/pengguna perangkat lunak. 5. Alpha Testing Alpha testing adalah pengujian perangkat lunak yang sudah siap untuk dipasarkan yang dilakukan oleh user/ tester khusus dibawah kendali developer. Perangkat lunak yang sedang diuji menggunakan alpha testing disebut juga Release Alpha. 6. Betha Testing Betha Testing adalah pengujian perangkat lunak yang sudah siap untuk dipasarkan yang dilakukan oleh user tanpa pengawasan developer. Perangkat lunak yang sedang diuji menggunakan betha test disebut juga Release Betha. 7. Stress testing Stress testing adalah pengujian yang dilakukan dengan cara memberikan beban pada perangkat lunak untuk mengetahui titik maksimum performance perangkat lunak Namun dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengujian dengan Black Box Testing saja, karena metode ini lebih sesuai digunakan oleh aplikasi yang dirancang oleh penulis. Pada Black Box testing, cara 52

71 pengujian hanya dilakukan dengan menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul, kemudian di amati apakah hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan. 2.8 Studi Literatur yang Digunakan Pada penelitian ini, penulis menggunakan tulisan yang dibuat oleh Jeri Kleimola yang berjudul Design and Implementation of a Software Sound Synthesizer, sebagai literatur penulis. Berikut ini adalah abstraksi dari literatur tersebut. Increased processing power of personal computers has enabled their use as real-time virtual musical instruments. In this thesis, such a software sound synthesizer is designed and implemented, with the main objective being in the development of a composite synthesis architecture comprising several elementary synthesis techniques. First, a survey of sound synthesis, effects processing and modulation techniques was conducted, followed by an investigation to some existing implementations in hardware and software platforms. Next, a formal object-oriented design methodology was applied to capture the requirements of the implementation, and an architectural design phase was carried out to ensure that the requirements were fulfilled. Thereafter, the actual implementation work was divided between the reusable application framework library and the extended 53

72 implementation packages. Finally, evaluation of the results was made inform of sound and source code analysis. As a conclusion, the composite synthesis architecture was found to be relatively intuitive and realizable. The generic object-oriented design methodology applied appeared to be well suited to the design of sound synthesis systems in general, but was considered to be too laborious to follow in every detail. The implementation work benefited from the properly done design phase, however. The relative amount of man machine interface code compared to other subsystems was still surprisingly large. The timbral dimension of the realizable sound palette appeared to be quite wide, and the quality of the audio output was comparable, or even better than that of the existing implementations. Keywords: audio effects, musical acoustics, object-oriented design methods, software framework, sound synthesis. Menurut pemahaman penulis maka terjemahannya adalah. Meningkatnya pertumbuhan kekuatan proses dari personal komputer telah memungkinkan kegunaannya sebagai alat musik virtual. Penelitian ini bertujuan untuk merancang perangkat lunak dari suara synthesizer. Langkah pertama adalah survey tentang suara synthesis, proses penggunaan efek, dan menggabungkan tehnik modulasi. Diteruskan oleh penelitian dalam implementasi terhadap perangkat lunak dan perangkat keras. Berikutnya, suatu metodologi desain yang berorientasi menolak 54

73 formal diberlakukan untuk memenuhi kebutuhan dari implementasi, dan suatu tahap desain secara ilmu bangunan dilaksanakan untuk memastikan bahwa kebutuhan dipenuhi. Sesudah itu, pekerjaan implementasi yang nyata dibagi antar perpustakaan kerangka aplikasi yang bisa kami kembali dan paket implementasi yang diperluas. Yang akhirnya, evaluasi hasil dibuat menginformasikan sumber program analisa dan bunyi. Sebagai kesimpulan, arsitektur sintesis gabungan ditemukan untuk;menjadi secara relatif dapat dicapai dan metodologi yang intuitif. disain yang berorientasi umum yang diterapkan muncul menjadi baik dan cocok untuk perancangan sistem sintesis bunyi secara umum, tetapi dianggap terlalu perlu banyak tenaga untuk mengikuti di tiap-tiap detil. Pekerjaan implementasi memanfaatkan dari tahap disain yang dilaksanakan, bagaimanapun. Hunbungan antara alat penghubung kode manusia dan mesin yang dibandingkan ke subsistem lain masih besar. Timbral dimensi dari palet bunyi dapat dicapai untuk mendapatkan mutu dari keluaran audio yang dapat diperbandingkan, atau yang lebih baik dibandingkan dengan implementasi yang ada. Kata kunci : audio effects, musical acoustics, object-oriented design methods, software framework, sound synthesis. 55

74 2.9 Piranti Perencanaan Sistem Unified Modelling Language (UML) Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan sistem dari proses analisis dan disain berorientasi objek. UML menyediakan standar pada notasi dan diagram yang bisa digunakan untuk memodelkan suatu sistem. UML dikembanglan oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson. (Hermawan, 2000:13) 1. Use-case Diagram Use case diagram terdiri dari aktor (actor), pengunaan/kegiatan (use cases), dan hubungan antar aktor tersebut (relationship). Diagram ini menunjukkan fungsionalitas suatu sistem atau kelas dan bagaimana sistem berinteraksi dengan dunia luar (NIIT, 2001:1.15). Use-case diagram dapat digunakan selama proses analisa untuk menangkap requirements atau permintaan terhadap sistem dan untuk memahami bagaimana sistem tersebut harus berkerja. Selama tahap desain, use-case diagram menetapkan perilaku dari aplikasi saat implementasi. Dalam sabuah model memungkinkan terdapat satu atau beberapa use-case diagram. ( 2. Activity Diagram Activity diagram adalah teknik untuk mendeskripsikan logika procedural, proses bisnis, dan aliran kerja dalam banyak 56

75 kasus. Activity diagram mempunyai peranan seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaanya dengan flowchart adalah activity diagram bisa mendukung prilaku parallel sedangkan flowchart tidak bisa. (Munawar, 2005:109) 3. Sequence Diagram Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikan dalam proses desain karena diagram inilah yang menjadi pedoman dalam proses pemograman nantinya dan berisi aliran kontrol dari program. (Hermawan, 2000:24) 4. Class Diagram Class diagram, membentuk kelas-kelas berdasarkan dari pada actor dan use case yang telah didapatkan sebelumnya, yang kemudian diidentifikasi atribut dan tingkah laku (behaviour) yang kemudian dikaitkan menjadi 1 kesatuan berdasarkan hubungan masing masing kelas tersebut (NIIT, 2002, 2.3). 5. Deployment Diagram Deployment diagram menyediakan gambaran bagaimana sistem secara fisik akan terlihat. Sistem terdiri dari node-node 57

76 dimana setiap node diwakili untuk sebuah kubus. Garis yang menghubungkan antara 2 kubus menunjukkan hubungan diantara kedua node tersebut. Tipe node bisa berupa device yang berwujud hardware dan bisa juga prosesor (yang mengeksekusi komponen) atau execution environment (software yang menjadi host atau mengandung software yang lain). (Munawar, 2005:127) Tabel 2.4 Notasi UML (Schmuller, 2004) No Simbol Keterangan 1 Actor adalah sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer 2 Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu 3 Interaction digunakan untuk menunjukkan aliran pesan atau informasi antar objek 4 Class menunjukkan kumpulan objek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Atribut digunakan untuk menyimpan informasi, operasi menunjukkan sesuatu yang bisa dilakukan oleh objek. 5 Node menggambarka komponen hardware 58

77 6 Lifeline merupakan state dari sebuah proses yang ada di dalam sistem. Nantinya, setiap bagian dari proses akan berhenti pada lifeline yang sesuai. 7 Initial Node memperlihatkan titik awal dari Activity 8 Activity merupakan aktifitas yang ada di dalam sistem. Biasa digunakan pada proses yang melibatkan proses lainnya. 9 Final Activity Node merupakan akhir dari sebuah activity Diagram 10 Decision Node digunakan untuk menggambarkan test condition untuk memastikan bahwa flow control mengalir ke lebih dari 1 jalur 2.10 Synth Maker Pengertian Synth Maker adalah sebuah audio programming tool yang digunakan untuk membuat berbagai virtual instrument, sound effect dengan menggunakan metode visual programming yaitu dengan merancang sebuah skema aplikasi yang akan dibuat terlebih dahulu, lalu kemudian menambahkan kode programnya. Instrumen yang dihasilkan bisa digunakan secara langsung dalam bentuk MIDI ataupun sebagai vst plugin untuk membuat musik dalam berbagai jenis program aplikasi sound recording. 59

78 Fitur-Fitur Synth Maker Fitur-fitur yang diberikan oleh synth maker adalah sebagai berikut : 1. Membuat aplikasi tanpa harus menuliskan banyak kodekode pemrogaman, namun pengguna hanya melakukan proses penyusunan komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat aplikasi tersebut. Gambar 2.17 penyusunan komponen-komponen dalam synth maker (Sumber 2. Synth maker memudahkan penggunanya untuk melihat sebuah komponen secara detail sampai ke dalam detaildetail komponen yang paling kecil. 3. Dengan Synth maker pengguna bisa juga menuliskan algoritma DSP yang dibutuhkan dengan menggunakan fitur code component. 60

79 Gambar 2.18 code component (Sumber: Hardware dan Software Pendukung 1. Keyboard Keyboard merupakan salah satu jenis input device yang paling tua dan telah lama melengkapi suatu sistem perangkat komputer. Keyboard, sebagai media interaksi antara user dengan mesin. Merupakan sebuah papan yang terdiri dari tombol-tombol untuk mengetikkan kalimat yang terdiri dari tombol-tombol tanda huruf dan angka fungsi-fungsi (F1, F2, F12) dan simbol-simbol khusus lainnya pada komputer. Keyboard dalam bahasa Indonesia artinya papan tombol jari atau papan tuts. 61

80 keyboard pertama kali digunakan pada tahun Sebuah perangkat yang dibuat oleh MIT, Bell Laboratories, dan General Electric yang disebut Mulitics berhasil menggabungkan video display terminal (monitor CRT saat ini) dengan mesin ketik elektrik. (Teletype). Keyboard komputer pertama disesuaikan dari kartu pelubang (punch card) dan teknologi pengiriman tulisan jarak jauh. Tahun 1946 komputer ENIAC menggunakan pembaca kartu pembuat lubang (punched card reader) sebagai alat input dan output. Jenis keyboard yang digunakan pada peneilitian ini adalah jenis keyboard qwerty 2. Speaker Pengeras suara Inggris loud speaker atau speaker saja) adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput. Dalam setiap sistem penghasil suara, penentuan kualitas suara terbaik tergantung dari speaker. Sistem pada speaker adalah suatu komponen yang membawa sinyal elektronik, menyimpannya dalam CDs, tape, dan DVDs, lalu mengembalikannya lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Jenis speaker yang digunakan pada penelitian ini adalah speaker radio. 62

81 3. Synth maker Synth Maker adalah sebuah audio programming tool yang digunakan untuk membuat berbagai virtual instrument, sound effect dengan menggunakan metode visual programming. Instrumen yang dihasilkan bisa digunakan secara langsung dalam bentuk MIDI ataupun sebagai vst plugin untuk membuat musik dalam berbagai jenis program aplikasi sound recording. Fitur-fitur yang terdapat di dalam aplikasi synth maker ini antara lain adalah low level DSP programming yaitu pengguna dapat merancang aplikasinya hanya dengan merancang skema dari aplikasi tersebut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan synth maker versi Audio Recorder Deluxe Audio Recorder Deluxe adalah salah satu aplikasi audio recording yang digunakan untuk merekam berbagai input suara melalui komputer. Aplikasi ini mempunyai beberapa fitur-fitur yang diantaranya adalah fitur konfigurasi editing dari hasil rekaman serta fitur untuk automtic save dari rekaman yang dihasilkan dalam bentuk file mp3 atau wav. Audio Recorder Deluxe yang digunakan pada penelitian ini adalah versi

82 5. Rightmark Audio Analyzer V ( RMAA ) RMAA adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk menganalisa audio sample yang sudah berformat *WAV, aplikasi ini bersifat freeware. 6. Windows Media Player Windows Media Player adalah sebuah aplikasi bawaan dari sistem operasi Windows, yang berfungsi sebagai aplikasi multimedia untuk membuka file-file audio dan video. Windows Media Player yang digunakan dalam penelitian ini adalah versi 9. 64

83 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Studi Pustaka Penelitian kepustakaan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang penulis lakukan dan relevan dengan masalah yang diteliti guna mendukung data-data yang diperoleh selama penelitian dengan cara mempelajari buku-buku, literatur, catatan kuliah dan sumbersumber lainnya, yang relevan dengan masalah yang dibahas didalam penelitian. Daftar studi pustaka yang digunakan pada penulisan ini dapat dilihat pada halaman lampiran Studi Lapangan Studi lapangan pada penelitian ini adalah melalui metode wawancara kepada sound engineer yang sebelumnya pernah menggunakan atau setidaknya mengetahui cara kerja Virtual Synthesizer. Wawancara ini dilakukan pada tanggal 25 juni 2011, di Studio Prima Mitra, Jalan Pahlawan, no.37/a, Rempoa, Jakarta Selatan, dengan narasumber bapak eris wahyudianto sebagai sound engineer. Wawancara ini membahas tentang aplikasi virtual 65

84 synthesizer serta pemanfaatannya. Lembar wawancara dan hasilnya akan lampirkan dalam halaman lampiran Studi Literatur Pada penelitian ini, penulis memperoleh informasi dan data melalui penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun penelitian yang penulis jadikan sebagai referensi adalah penelitian karya Jeri Kleimola yang berjudul Design and Implementation of a Software Sound Synthesizer (2005). Pada penelitian tersebut dirancang sebuah aplikasi sound synthesizer sederhana untuk membuat sebuah audio sample, seperti telah diulas pada sub bab 2.8 sebelumnya. Penulis juga mendapatkan informasi dari aplikasi cirtual synthesizer yang sudah ada yaitu TAL_Noise maker sebagai perbandingan. Dari literatur dan aplikasi sejenis tersebut penulis membandingkan kelebihan aplikasi yang dibuat penulis dengan kekurangan aplikasi lama dari literatur sejenis. Berikut ini tabel perbandingannya. 66

85 Tabel 3.1 Perbandingan Aplikasi Aplikasi Sebelumnya Aplikasi Baru (Aplikasi Yang Dibuat Penulis) Fitur-fitur untuk memodifikasi suara yang dihasilkan masih sangat sedikit Dalam proses pembuatan aplikasi, penulis menggunakan bahasa pemograman C++ dan MMI sebagai pembuat interface nya Aplikasi yang dihasilkan berbentuk VST plugin ( Virtual Studio Technology ) yaitu berupa file.dll Aplikasi tersebut belum memiliki virtual keyboard sebagai alat input Fitur-fitur untuk memodifikasi suara yang dihasilkan sudah ada penambahan Dalam pembuatan aplikasi, penulis menggunakan software virtual programming, yaitu synth maker versi Aplikasi yang dihasilkan berbentuk standalone yaitu berupa file.exe Aplikasi ini sudah menggunakan virtual keyboard sebagai alat input 3.2 Metode Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah RAD (Rapid Application Development). Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa penulis menggunakan RAD sebagai metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini : 1. Sistem yang dirancang dan dikembangkan merupakan sistem yang sederhana dan tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini sesuai dengan tujuan dari model RAD yang dikemukakan oleh Kenneth E. Kendall dan Julie E. Kendall yaitu RAD digunakan untuk mempersingkat waktu antara 67

86 perancangan dan penerapan sistem informasi (Kendall & Kendall, 2003 : 237). 2. Kekurangan dalam pengembangan metode formal antara lain banyak memakan waktu dan mahal (Roger S. Pressman, 2002 : 54). Sistem ini sederhana dan tidak memakan waktu dan biaya yang berlebihan. 3. Pelanggan sangat berperan penting dalam pengembangan perangkat lunak dalam model protoype (Asep Herman Suyanto, 2005). Sistem ini tidak ada campur tangan pelanggan atau user dari awal sampai akhir prosesnya. 4. Dengan menggunakan metode RAD akan dicapai suatu sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek jika kebutuhan dapat dipahami dengan baik (Roger S. Pressman, 2002 : 42). Perancangan aplikasi dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat tahap siklus pengembangan model RAD (Rapid Application Development) yang telah dikemukakan oleh James Martin, yaitu fase perencanaan syarat-syarat, fase perancangan, fase konstruksi, dan fase pelaksanaan (Kendall & Kendall, 2006 : 239). Berikut adalah penjelasan langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian ini : 68

87 3.2.1 Fase Perencanaan Syarat-Syarat Pada tahap ini, penulis menentukan aktor dan membuat user story serta merumuskan syarat-syarat yang diperlukan untuk merancang aplikasi ini, yaitu dalam segi perancangan sistem yang akan dibuat sampai hardware maupun software yang akan digunakan, yang akan diulas secara mendalam pada sub bab Fase Perancangan Pada tahap ini dilakukan perancangan proses-proses yang akan terjadi di dalam sistem, membuat spesifikasi secara rinci tentang kebutuhan perancangan aplikasi ini. Perancangan yang akan dibuat meliputi : A. Penentuan Use Case Diagram yang akan diulas secara lengkap pada sub.bab B. Penentuan Class Diagram yang akan diulas secara lengkap pada sub.bab C. Penentuan Sequence Diagram yang akan diulas secara lengkap pada sub.bab D. Gambar rancangan awal aplikasi, yang akan ditampilkan pada sub.bab

88 3.2.3 Fase Konstruksi Pada tahap ini dilakukan tahap instalasi software, pembuatan skema perancangan Virtual Synthesizer tersebut, pengkodean, proses menjalankan aplikasi yang telah dibuat dan pembuatan aplikasi menjadi file *EXE,, yang akan diulas secara lengkap pada sub.bab Fase Pelaksanaan Pada tahap berikut ini, akan dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang telah dibuat dengan menggunakan Black Box Testing. Serta dilakukan proses pembuatan audio sample menjadi format *WAV. Pada Black Box Testing dilakukan pengujian inputasi. Pengujian inputasi yang dilakukan antara lain : 1. Pengujian input signal 2. Pengujian display signal 3. Pengujian modifikasi signal 4. Pengujian penyimpanan dan menampilkan modifikasi sinyal 5. Pengujian pemilihan audio sample 6. Pengujian Merubah nama audio sample 7. Pengujian slot penyimpanan modifikasi sinyal. Semua tahap pengujian tersebut akan dibahas secara lengkap pada sub.bab

89 START Metode Penelitian Metode Pengembangan Sistem Metode Pengumpulan data Rapid Application Development Tahap Perencanaan Penentuan Aktor Studi Pustaka Studi Literatur Observasi Wawancara Membuat User Story Perangkat perancangan aplikasi Tahap Perancangan Use Case Diagram Class Diagram Sequence Diagram Rancangan Awal Aplikasi Tahap Konstruksi Instalasi Software Pembuatan Skema Aplikasi Coding Pembuatan Standalone App Tahap Pelaksanaan Pengujian Aplikasi Pembuatan Audio Sample FINISH Gambar 3.1. Alur Kerja Penelitian 72

90 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai penjelasan dari bab 3 secara detail, serta perancangan dan penjelasan tentang aplikasi yang dirancang oleh penulis, yaitu aplikasi Virtual Synthesizer. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai proses pembuatan digital audio yang dihasilkan dari aplikasi Virtual Synthesizer ini, serta pemanfaatannya. 4.1 Fase Perencanaan Syarat-syarat Pada tahap ini, akan dijelaskan secara detail tentang proses perancangan aplikasi Virtual Synthesizer serta semua perangkatperangkat pendukungnya seperti perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan. Dari tahap ini akan diketahui dengan jelas apa saja yang digunakan untuk merancang aplikasi Virtual Synthesizer ini serta apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah digital audio sample Penentuan Aktor Dalam aplikasi ini, hanya terdiri dari satu aktor yaitu, endpoint (user) saja. User memiliki kemampuan untuk : 1. Memodifikasi berbagai fitur-fitur yang disediakan, untuk menghasilkan suara yang diinginkan. 73

91 2. Menyimpan dan menampilkan modifikasi dari fitur-fitur yang telah dibuat Membuat User Story User story yang dapat digambarkan dari kebutuhan aplikasi ini antara lain : 1. Endpoint dapat melakukan input melalui keyboard atau mouse. 2. Endpoint dapat membuat modifikasi tarhadap fitur-fitur yang disediakan. 3. Endpoint dapat menyimpan sample suara yang dibuat. 4. Endpoint dapat menampilkan sample suara yang dibuat. 5. Endpoint dapat mengedit nama sample. 6. Endpoint dapat melihat tampilan sinyal yang dihasilkan Perangkat Perancangan Aplikasi Dalam Perancangan Aplikasi Virtual Synthesizer ini ada 2 perangkat pendukung di dalamnya, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). A. Perangkat keras ( hardware ) Perangkat keras yang termasuk di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 74

92 Tabel 4.1 Perangkat keras yang digunakan No Perangkat Jumlah Satuan Ket spesifikasi 1 Personal Computer 1 Unit Intel Pentium 4, CPU 2.40 GHz, RAM 2 GHz, Hard disk 80 GB. 2 Keyboard Standard 101/102-keyboard 1 Unit QWERTY Microsoft Natural PS/2 3 Speaker 1 Unit Speaker Radio 4 Kabel Audio 1 Unit Kabel Audio Stereo 1. Personal Computer PC ini digunakan untuk proses perancangan aplikasi dengan menggunakan berbagai perangkat lunak yang diperlukan. 2. Keyboard QWERTY Keyboard ini digunakan untuk memberikan input pada aplikasi ini, karena sinyal audio pada aplikasi ini menggunakan keyboard sebagai input nya. 3. Speaker Pada aplikasi ini speaker digunakan untuk menghasilkan output audio dari proses yang dihasilkan oleh Virtual Synthesizer serta output audio dari digital audio sample. 4. Kabel Audio Stereo Kabel audio stereo ini digunakan untuk mengkoneksikan antara sound card pada CPU dengan speaker radio, sehingga speaker radio dapat menjadi input dari PC. 75

93 B. Perangkat lunak ( software ) Perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Perangkat lunak yang digunakan No Perangkat lunak Ket spesifikasi 1 Synth Maker Versi yang dipakai dalam penelitian ini adalah versi dengan tambahan analog kit di dalamnya 2 Audio Recorder Deluxe Versi dari software untuk recording ini adalah versi Windows Media Player Versi yang dipakai di penelitian ini adalah versi Synth Maker Synth Maker yang dipakai di dalam penelitian ini adalah versi dengan tambahan analog kit didalamnya, aplikasi ini berfungsi sebagai alat untuk merancang aplikasi Virtual Synthesizer dengan menggunakan low level DSP programming, dan perancangan skema dari komponen-komponen yang disediakan. 2. Audio Recorder Deluxe Audio recorder deluxe yang dipakai dalam penelitian ini adalah versi , aplikasi ini nantinya digunakan sebagai alat untuk merekam sinyal audio dari virtual synthesizer sehingga menghasilkan digital audio sample yang berformat *MP3 atau *WAV. 76

94 3. Windows Media Player Windows Media Player yang digunakan dalam perancangan aplikasi ini adalah versi , yang digunakan untuk memutar digital audio sample yang sudah direkam oleh Audio recorder deluxe dalam format *MP3 atau *WAV. 4.2 Fase Perancangan Penentuan Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem dan juga menggambarkan hubungan antara use case dengan actor. Gambar berikut merupakan use case diagram dari user stories yang telah di jelaskan sebelumnya. Gambar 4.1 Use Case Diagram 77

95 4.2.2 Penentuan Class Diagram Class diagram merupakan perwakilan dari kelas, bagianbagian dari kelas dan menggambarkan hubungan antara satu kelas dengan kelas yang lain. Gambar berikut merupakan class diagram dari user stories yang telah di jelaskan sebelumnya. Gambar 4.2 Class Diagram Penentuan Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek yang ada di dalam aplikasi. Berikut ini merupakan gambar sequence diagram yang mewakili setiap user stories. Gambar 4.3 SequenceDiagram 78

96 4.2.4 Rancangan Awal Aplikasi Berikut ini adalah gambar rancangan awal dari aplikasi yang akan dibuat. File Browser Save / Edit Signal Displayer Equalizer Signal Modified Tools Virtual Keyboard Gambar 4.4 Rancangan awal aplikasi. 4.3 Fase Konstruksi Instalasi Software Berikut ini adalah proses instalasi software yang digunakan untuk merancang aplikasi virtual synthesizer ini. A. Instalasi Synth Maker V Synth Maker adalah sebuah audio programming tool yang digunakan untuk membuat berbagai virtual instrument, sound effect dengan menggunakan metode visual programming yaitu dengan merancang sebuah skema aplikasi yang akan dibuat terlebih dahulu, lalu kemudian menambahkan kode programnya. 79

97 Instrumen yang dihasilkan bisa digunakan secara langsung dalam bentuk MIDI ataupun sebagai vst plugin untuk membuat musik dalam berbagai jenis program aplikasi sound recording. Berikut ini adalah proses instalasinya : 1. Buka installer synth maker versi 1.1.7, setelah itu akan muncul tampilan sebagai berikut. Gambar 4.5 Tampilan installer synth maker 2. Lalu klik next maka akan muncul pilihan lokasi dimana software akan di instal Gambar 4.6 Pemilihan lokasi install 80

98 3. Setelah itu klik next lagi maka proses instalasi secara otomastis mulai dilakukan. Gambar 4.7 Proses installasi. 4. Jika proses instalasi sudah selesai, maka akan ada tampilan seperti ini. Gambar 4.8 Proses installasi selesai. 81

99 5. Berikut ini adalah tampilan awal synth maker setelah proses instalasi. Gambar 4.9 Tampilan awal synth maker Pembuatan Skema Aplikasi Pada tahap ini, akan dibuat skema dari komponen-komponen yang diperlukan dan skema dari aplikasi virtual synthesizer dengan menggunakan synth maker. A. Preset Manager Komponen ini berfungsi untuk menyimpan dan menampilkan modifikasi yang sudah dilakukan oleh user serta mengedit nama pada modifikasinya tersebut, dalam aplikasi ada 32 slot untuk menyimpan modifikasi tersebut. Berikut adalah skema dari komponen ini. 82

100 Gambar 4.10 Skema preset manager B. Midi to Poly Komponen ini berfungsi untuk membaca sinyal MIDI yang di input dan merubahnya menjadi sinyal polyphonic. Berikut ini adalah skemanya. 83

101 Gambar 4.11 Skema Midi to poly Dalam proses perekaman sebuah keyboard yang dilengkapi synthesizer mengirimkan sinyal MIDI ke sequencer, yang akan merekamnya. Lalu sinyal tersebut dikirimkan dari sequencer ke setiap modul-modul suara dan synthesizer sehingga menghasilkan musik yang diinginkan. C. Detuner Komponen ini adalah komponen pengontrol octave dan tuning yang berfungsi untuk menentukan tinggi rendahnya nada dari sinyal yang dihasilkan, berikut ini adalah skemanya. 84

102 Gambar 4.12 Skema Detuner Komponen ini dapat menurunkan dan menaikkan oktave dari suatu nada dari - 4 sampai + 4 oktave, sesuai dengan standar pada synthesizer keyboard. Penerapan standarisasi tuning mulai dilakukan pemerintah Perancis sekitar tahun 1859, lalu ditetapkan pada tahun 1939 nada A diatas C tengah adalah 440 HZ. Frekuensi tuning meningkat dari tahun ke tahun., karena makin tinggi tingginya sebuah pitch, maka sensasi loudness semakin meningkat. D. Multi Oscilator Untuk dapat membuat virtual synthesizer yang bertipe frequency modulation maka dibutuhkan sebuah komponen yang bisa menggabungkan dua buah sinyal atau lebih, untuk itu pada aplikasi ini digunakan dua buah multi oscilator yang dapat menggabungkan dua sinyal yang berbeda tersebut. 85

103 Komponen ini adalah kumpulan dari jenis-jenis oscilator yaitu sine, sawtooth, triangle, square dan noise yang di gabung menjadi satu komponen.berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.13 Skema Multi oscilator Cara kerja komponen ini adalah apabila user memilih salah satu dari jenis sinyal diatas maka input sinyal tersebut akan diproses oleh komponen oscilator. Berikut adalah perlakuan terhadap input sinyal tersebut sesuai dengan jenis sinyal yang dipilih oleh user. 1. Apabila user memilih sinyal sine maka input sinyal tersebut akan dikalikan dengan floating point, agar sinyal tersebut terdengar halus dan lembut., karena menurut teorema nyquist apabila semakin besar sample rate yang dikalikan maka semakin baik output sound yang dihasilkan. 86

104 2. Apabila user memilih sinyal sawtooth, maka sinyal yang diinputkan akan diproses menjadi sinyal yang memiliki harmonisasi nada yang mempunyai frekuensi diatas atau dibawah frekuensi dasar yaitu 440Hz yang mempunyai kelipatan integer atau bilangan bulat seperti 880Hz, 1320Hz dan sebagainya. 3. Apabila user memilih sinyal triangle, maka sinyal yang dihasilkan adalah gabungan antara sinyal sine dan sinyal square. Bentuknya hampir sama dengan sine wave dan mempunyai kelembutan pada nadanya, namun juga mengandung nada harmonik yang aneh yang terdapat pada square wave. 4. Apabila user memilih sinyal square maka sinyal yang diinputkan akan diperlakukan sama seperti sinyal sawtooth namun mempunyai nanda harmonisasi yang aneh. 5. Apabila user memilih sinyal noise maka sinyal yang diinputkan akan di bypass kan, karena noise adalah fluktuasi acak dari suara yang terdiri dari berbagai frekuensi, yang terdengar seperti desisan. 87

105 E. Amplifier Ini adalah komponen penguat sinyal, yang biasa disebut sebagai volume. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.14 Skema Amplifier Pada komponen ini sinyal diperkuat dengan intensitas 0 sampai dengan 1 penguatan amplitudo sinyal. F. Distortion Komponen ini berfungsi sebagai efek dari sinyal yang masuk dengan menggunakan modifikasi sinyal yang lebih kasar. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.15 Skema Distortion 88

106 DSP Coding yang digunakan adalah untuk membuat distorsi linear. Distorsi linear dapat terjadi karena fluktuasi amplitudo seperti peristiwa beating yang terjadi ketika dua frekuensi berbeda kurang dari 15Hz dimainkan secara bersamaan. G. Overdrive Komponen ini adalah berfungsi sebagai efek distorsi yang menggunakan modifikasi sinyal yang lebih halus. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.16 Skema Overdrire Pada prinsipnya sama seperti efek distorsi, namun efek sinyal ini menggunakan DSP coding untuk menghasilkan distorsi non linear, yaitu distorsi yang dapat terdeteksi diatas orde harmoni ke-4 oleh nada 357Hz pada intensitas 70dB. 89

107 H. State Variable Filter Komponen ini berfungsi untuk memodifikasi sinyal dengan menggunakan multi filter, yaitu low pass, high pass, band pass, band reject. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.17 Skema State variable filter Komponen ini menggunakan DSP coding untuk memproses sinyal yang masuk, berikut ini adalah DSP coding nya. Coding ini berfungsi sebagai sequence algoritma dari pengolahan input sinyal user. I. ADSR ( Attack, Decay, Sustain, Release ) Komponen ini berfungsi umtuk memodifikasi amplitudo dari sinyal yang masuk. Berikut ini adalah skemanya. 90

108 Gambar 4.18 Skema ADSR J. Combiner Komponen ini berfungsi untuk mengkombinasikan suara pada sinyal poly menjadi satu di dalam sinyal mono. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.19 Skema Combiner 91

109 K. Ping-Pong Delay Komponen ini merupakan sebuah efek stereo untuk memantulkan delay diantara channel kanan channel kiri. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.20 Skema Ping-pong delay Pada dasarnya komponen ini menggunakan prinsip yang hampir sama sengan teori pergeseran nada karena efek Doppler. Efek Doppler menjelaskan mengenai perubahan panjang gelombang yang terjadi karena adanya pergerakan pendengar atau sumber suaranya. L. Stereo Amp Merupakan komponen yang berfungsi sebagai volume, namun dengan kualitas stereo. Berikut adalah skemanya. 92

110 Gambar 4.21 Skema Stereo Amp Pada dasarnya komponen ini sama dengan komponen amplifier namun disini ditambahkan fungsi stereo, sehingga volume yang dihasilkan lebih bagus. M. Stereo Clip Komponen ini berfungsi untuk menyatukan empat sinyal mono menjadi satu sinyal mono, kemudian diberi coding di dalamnya sampai akhirnya dipecah lagi menjadi empat sinyal mono. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.22 Skema Stereo clip 93

111 N. Scope Komponen ini berfungsi untuk menampilkan sinyal mono dengan bentuk grafik, yang berubah secara real time desuai dengan input sinyal yang diberikan. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.23 Skema Scope O. Equalizer Komponen ini berfungsi memodifikasi sinyal melalui equalizer yang bisa dijalankan secara real time. Berikut ini adalah skemanya. 94

112 Gambar 4.24 Skema Parametric Equalizer Komponen ini menggunakan batas bawah getaran sebesar 20Hz, sedangkan atasnya sebesar Hz, yaitu sesuai dengan batas pendengaran manusia yang hanya mampu mendengar getaran 20Hz Hz. P. Virtual Keyboard Komponen ini berfungsi sebagai input sinyal yang berbentuk tuts piano. Berikut ini adalah skemanya. Gambar 4.25 skema Virtual Keyboard 95

113 Selain menggunakan tuts piano tersebut, user juga dapat melakukan input dengan keyboard yang ada pada komputer, berikut ini susunan nada yang tertera pada keyboard komputer Q W E R T Y U Gambar 4.26 Rancangan tuts piano Z S X D G H J C V B N M Gambar 4.27 Rancangan tuts piano 2 Q. Adomments dan GUI Komponen ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau folder untuk interface pada aplikasi ini.berikut ini adalah skemanya. 96

114 Gambar 4.28 komponen adomments dan GUI R. Skema Aplikasi Virtual Synthesizer Berikut ini merupakan skema atau rancangan akhir dari aplikasi virtual synthesizer. Gambar 4.29 Skema Aplikasi Virtual Synthesizer 97

115 4.3.3 Coding Pada tahap ini pengkodean hanya dilakukan untuk beberapa komponen tertentu saja, karena tidak semua komponen membutuhkan pengkodean di dalam perancangan menggunakan synth maker. Berikut ini coding yang digunakan pada beberapa komponen. 1. Distortion Coding yang digunakan bertujuan untuk mengkalkulasikan input sinyal yang digunakan dengan konstanta yang ditentukan, sehingga menghasilkan sinyal output yang lebih besar dari input sehingga hasilnya kasar.berikut ini adalah coding nya. streamin in; streamout out; float p; float x; stage(0) { p = 4.0/27.0; } stage(1) 98

116 { x = in - (in*in*in*p); out = (x + (in > 1.5 & (1 - x)) + (in < -1.5 & (-1 - x))); } 2. Overdrive Coding yang digunakan hampir sama dengan coding yang digunakan pada komponen distortion, namun konstanta yang digunakan tidak terlalu besar, sehingga sinyal output juga tidak terlalu besar dan hasilnya tidak kasar. Berikut ini adalah coding nya. streamin in; streamout out; float x; float a,b; x = in * 2; a = x - (x < 0 & (x+x)); b = (6+a*(3+a)); out = (x*b)/(a*b+12); 99

117 3. Stereo Clip Coding yang digunakan untuk komponen ini bertujuan untuk membuat batasan bagi sinyal yang masuk dan keluar. Berikut ini coding nya. streamin in; streamout out; out = min(in,0.99); out = max(out,-0.99); 4. State Variable Filter Coding ini berfungsi sebagai sequence algoritma dari pengolahan input sinyal user. Berikut ini Coding nya. streamin input; streamin cutoff; streamin resonance; streamout lowpass; streamout highpass; streamout bandpass; streamout notch; streamout peak; float rez, f; float lp1, hp1, bp1; float multi, x, x2, x3, x5, x7; 100

118 multi = ; rez = resonance; // clamp at 1.0 and 20/44100 cutoff = max(cutoff, ); cutoff = min(cutoff, 1.0); // tunable version //f = 2 * sin1(( * (cutoff / 36.0))); // taylor series version of 2 * sin(x) // cutoff * 1/38.0 x = * (cutoff * ) * 2 * ; x2 = x*x; x3 = x2*x; x5 = x3*x2; x7 = x5*x2; // x3 / 6, x5 /120, x7 / 5040; f = 2.0 * (x - (x3 * ) + (x5 * ) - (x7 * )); input = input ; lp1 = lp1 + f * bp1; hp1 = input - lp1 - rez * bp1; bp1 = f * hp1 + bp1; lowpass = lp1; highpass = hp1; bandpass = bp1; lp1 = lp1 + f * bp1; 101

119 hp1 = input - lp1 - rez * bp1; bp1 = f * hp1 + bp1; lowpass = lowpass + lp1; highpass = highpass + hp1; bandpass = bandpass + bp1; input = input ; lp1 = lp1 + f * bp1; hp1 = input - lp1 - rez * bp1; bp1 = f * hp1 + bp1; lowpass = (lowpass + lp1) * multi; highpass = (highpass + hp1) * multi; bandpass = (bandpass + bp1) * multi; peak = input + bandpass; notch = lowpass + highpass; Pembuatan Standalone Application Pada tahap ini, akan dirancang sebuah interface dari aplikasi virtual synthesizer, sesuai dengan rancangan awal aplikasi yang telah digambarkan pada sub-bab 4.2.4, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan standalone application sehingga nantinya aplikasi tersebut dapat dijalankan. Berikut ini adalah tahapannya. 1. Berikut ini adalah interface dari aplikasi virtual synthesizer yang sudah jadi. 102

120 Gambar 4.30 Interface virtual synthesizer 2. Lalu klik pada toolbar yaitu menu schematic lalu pilih submenu create standalone, seperti gambar berikut. Gambar 4.31 Pemilihan menu create standalone 103

121 3. Kemudian akan muncul option box seperti gambar dibawah, lalu pilih create. Gambar 4.32 Option box 4. Lalu secara otomatis aplikasi akan langsung dibuat ke dalam bentuk standalone dalam format file*exe. Gambar 4.33 Virtual synthesizer dalam format.*exe 104

122 5. Karena ini adalah aplikasi standalone, maka tidak perlu lagi melakukan proses instalasi, berikut ini adalah tampilan akhir dari aplikasi virtual synthesizer. Gambar 4.34 Tampilan loading aplikasi Gambar 4.35 Tampilan depan aplikasi 105

123 4.4 Fase Pelaksanaan Pengujian Aplikasi Pada tahap ini akan dilakukan proses pengujian aplikasi dengan Menggunakan Black Box Testing dan White Box Testing Black Box Testing a. Pengujian input signal. Pengujian input signal dibagi menjadi dua, yaitu input dengan keyboard PC dan input dengan mouse. Berikut ini adalah simulasinya. Gambar 4.36 Pengujian input signal dengan PC keyboard 106

124 Pada gambar diatas saya menekan huruf Q,E,T pada keyboard PC secara bersamaan, maka secara langsung akan menekan nada C,E,G pada aplikasi tersebut. Gambar 4.37 Pengujian input signal dengan virtual keyboard Pada gambar diatas saya menekan langsung satu nada pada virtual keyboard yang ada pada aplikasi tersebut. b. Pengujian Display Signal Untuk melihat sinyal yang dihasilkan, kita dapat langsung melihat pada gambar diatas, bahwa sinyal yang dihasilkan tergantung dari modifikasi sinyal yang 107

125 di input. Untuk gambar diatas menunjukkan sinyal sinus yang menjadi input. c. Pengujian Modifikasi signal Untuk melakukan modifikasi sinyal, kita dapat merubah semua fitur-fitur yang telah disediakan, sesuai dengan kebutuhannya, misalkan memodifikasi dengan fitur oscilator, maupun dengan menggunakan equalizer, semua itu dapat dilakukan dengan menggunakan mouse. Pada gambar dibawah ini dilakukan pengujian untuk menggabungkan dua sinyal yang berbeda dengan menggunakan oscilator. Untuk membuktikan prinsip kerja dari virtual synthesizer yang bertipe frequency modulation. 108

126 Gambar 4.38 Modifikasi signal d. Pengujian penyimpanan dan menampilkan modifikasi sinyal Setelah melakukan modifikasi terhadap sinyal, maka untuk menyimpan modifikasi tersebut caranya adalah dengan memilih menu file, lalu pilih menu save program, bila ingin menyimpan semua modifikasi yang dilakukan pada semua sample, maka pilih save all program, lalu program akan di save dalam format *TXT. Begitu juga apabila ingin menampilkan modifikasinya, maka pilih menu load atau load all program. Seperti pada gambar di bawah ini. 109

127 Gambar 4.39 Save and load program e. Pengujian pemilihan audio sample Setelah membuat modifikasi terhadap sinyal tersebut, maka otomatis suara yang dihasilkan akan berbeda. Penulis disini sudah menyediakan 32 slot untuk melakukan modifidikasi sinyal,sehingga masing-masing sinyal mempunyai audio sample tersendiri seperti pada gambar dibawah ini. 110

128 Gambar 4.40 Memilih sample sound f. Pengujian merubah nama audio sample Untuk merubah nama dari audio sample maka pilih menu name, secara langsung akan mem blok nama dari sample sehingga bisa langsung diganti dengan nama yang baru. Seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.41 Merubah nama sample 111

129 g. Pengujian slot penyimpanan modifikasi sinyal Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui fungsi penambahan atau pengurangan slot penyimpanan memory sinyal dengan merubah value yang ada di dalam skema virtual synthesizer tersebut, seperti yang ada pada gambar berikut ini. Gambar 4.42 skema preset manager Didalam skema diatas terdapat komponen total, apabila komponen tersebut terbuka maka akan tampak seperti gambar dibawah ini. 112

130 Gambar 4.43 komponen total sebelum dirubah Didalam skema diatas, untuk merubah jumlah memori penyimpanan yang digunakan, maka value di dalam box total tersebut diubah sesuai nilai yang diinginkan. Seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.44 komponen total sesudah dirubah Didalam skema diatas value dari box total telah berubah dari 32 menjadi 40, maka aplikasi tersebut sekarang telah mempunyai 40 slot penyimpanan modifikasi sinyal, seperti gambar dibawah ini. 113

131 Gambar 4.45 preset manager. Berdasarkan pengujian Black box dan White Box diatas maka dapat dibuktikan bahwa aplikasi ini dapat berjalan dengan baik Pembuatan Audio Sample Audio Sample yang dibuat dalam penelitian ini berformat *WAV. Untuk membuat audio sample dengan format *WAV, maka diperlukan salah satu software untuk merekam output sound dari aplikasi virtual synthsizer tersebut, oleh karena itu penulis memakai software perekam audio yaitu audio recorder deluxe. Untuk melakukan perekaman maka akan dijelaskan pada langkahlangkah berikut. 1. Buka aplikasi virtual synthesizer lalu pilih audio sample yang akan direkam. 2. Buka aplikasi audio recorder deluxe lalu pilih menu record volume control, dan pastikan pada option box untuk 114

132 memilih stereo mixer, lalu atur volumenya seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.46 aplikasi Audio recorder deluxe. 3. Setelah kedua aplikasi dibuka, maka sejajarkan posisinya dan mulai proses perekaman dengan memilih tombol record pada audio recorder deluxe, lalu secara bersamaan mainkan aplikasi virtual synthesizer sesuai nada yang ingin direkam. Seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.47 Proses pembuatan audio sample. 115

133 4. Setelah proses perekaman selesai klik tombol stop maka secara otomatis file hasil perekaman tadi sudah ada di dalam folder destination yang dipilih, untuk melihat file tersebut maka pilih menu browse. Seperti pada gambar ini. Gambar 4.48 audio sample dalam format * WAV. 5. Audio sample yang sudah dibuat, dapat langsung dibuka dengan aplikasi pemutar audio seperti Winamp atau Windows Media Player. Audio sample tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai backsound pada film atau pada game. Seperti pada gambar dibawah ini. Gambar 4.49 Windows media player. 116

134 4.4.3 Pengujian Audio Sample dengan menggunakan aplikasi Rightmark Audio Analyzer V ( RMAA ). Dibawah ini adalah gambar aplikasinya. Gambar 4.50 Aplikasi RMAA Berikut ini adalah langkah-langkah pengujiannya : 1. Masukkan audio sample yang ingin dianalisa Gambar 4.51 Memilih audio sample yang akan di analisa 2. Lalu secara otomatis audio sample yang sudah dipilih akan segera diproses seperti gambar dibawah ini. 117

135 Gambar 4.52 Proses analisa audio sample 3. Setelah itu maka akan muncul hasilnya seperti gambar dibawah ini. Gambar 4.53 hasil analisa audio sample Berikut ini adalah adalah hasil-hasil dari pengujian audio sample yang menggunakan tipe-tipe sinyal sebagai parameter pengujiannya. 1. Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sine 118

136 Gambar 4.54 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sine 2. Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sawtooth Gambar 4.55 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal sawtooth 3. Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal triangle 119

137 Gambar 4.56 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal triangle 4. Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal square Gambar 4.57 Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal square 5. Hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal noise 120

138 Gambar 4.58 hasil pengujian audio sample yang menggunakan sinyal noise 121

139 4.4.4 Pemanfaatan Audio Sample Audio sample yang telah dibuat menjadi format *WAV dapat dimanfaatkan menjadi berbagai macam kegunaan, diantaranya adalah sebagai pengisi backsound atau soundtrack dari sebuah video atau film, dengan menggunakan windows movie maker seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Gambar 4.59 Windows Movie Maker 122

140 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Aplikasi virtual synthesizer ini adalah solusi alternatif untuk pembuatan digital audio sample yang murah serta mudah di dalam penggunannya. 2. Manfaat audio sample yang telah dibuat yaitu dapat digunakan sebagai backsound atau soundtrack dari sebuah video, yang dijelaskan pada sub bab Saran Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ditambahkan fitur direct record agar nada yang sudah dihasilkan oleh aplikasi ini, bisa langsung direkam tanpa harus menggunakan aplikasi lain. 123

141 DAFTAR PUSTAKA Fatta, Al, Hanif Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing. Andi : Yogyakarta Friedman, Dean Synthesizer Basics. The New York School of Synthesis : New York Hermawan, Julius Analisa Desain & Pemrograman Berorientasi Obyek dengan UML dan Visual Basic.NET. Andi : Jakarta Kendall, E, Kenneth and Kendall, E, Julie Analisis dan Perancangan Sistem Jilid 1. Indeks :Jakarta Kleimola, Jeri Design and Implementation of a Software Sound Synthesizer. Helsinki University of Technology : Finlandia Kristianto, Sumoro, Hadi Suara, Getaran, dan Pendengaran. Nalar : Jakarta Li, Ze-Nian, and Mark S.Drew Fundamentals Of Multimedia. Pearson Education : New Jersey Maryati, Kun dan Juju Suryawati. Sosiologi untuk SMS dan MA kelas XII. Erlangga : Jakarta Munawar Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu : Jakarta Nazir, Moh Metode Penelitian. Galia Indonesia : Bogor NIIT Introducing to Unified Modelling Language.Sona Printers Pvt, Okhla Pressman, S, Roger Software Engineering: A Practitioner s Approach. McGraw-Hill : Singapura. Rodiyansyah, Fajar, Sandi Spectrogram dan Analisis Kemiripan Sinyal Suara dengan Pendekatan Euclidian Distance. Universitas Gajah Mada : Yogyakarta Sartono, Sri Teknik Penyiaran dan Produksi Program Radio. Televisi dan Film Jilid 2. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan : Jakarta Schmuller, Joseph Sams Teach Yourself UML in 24 Hours, Third Edition. Sams Publishing : USA 124

142 Smith, Steve The Scientist and Engineer s Guide to Digital Signal Processing. Booksoft : USA Sugiyono, Dr, Prof Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta : Bandung Watkinson, John An Introduction to Digital Audio. Clays Ltd : United Kingdom Zolzer, Udo Digital Audio Signal Processing. John Wiley & Sons Ltd : United Kingdom Diakses 3 Maret 2010 Pukul Diakses 4 April 2010 Pukul virtual-synth-for-macwindows-gets-update/ Diakses 4 April 2010 Pukul &id=425%3aprotokol-h323&option=com_content&itemid=15 Diakses 10 Mei 2010 Pukul

143 LAMPIRAN A WAWANCARA 1 Tanggal : 25 Juni 2011 Tempat : Studio Prima Mitra, Jalan Pahlawan, No.37/A, Rempoa, Jakarta Selatan Responden : Eris Wahyudianto (Sound Engineer) Tanya : Assalamualaikum, jika tidak keberatan dapatkah anda ceritakan tugas anda sebagai seorang Sound Engineer? Jawab : Walaikumsalam, saya bertugas untuk melakukan proses konfigurasi setting pada alat-alat studio, seperti amplifier, mixer, dan lain-lain, selain itu saya juga bertugas untuk melakukan proses perekaman apabila ada yang ingin membuat rekaman musik atau sebagainya. Tanya : Apa saja tools yang umumnya anda gunakan untuk melakukan tugas anda sehari hari? Jawab : Saya biasanya menggunakan beberapa tools, yaitu seperti mixer, keyboard, synthesizer dan amplifier. Untuk software saya menggunakan Pro tools atau Nuendo untuk melakukan proses perekaman audio. Tanya : Menurut pendapat anda sebagai seorang Sound Engineer, apakah dengan menggunakan software-software virtual,seperti virtual keyboard, virtual synthesizer dan lain-lain dapat memberikan kemudahan di dalam pekerjaan anda? Dan harap berikan alasannya! Jawab : Ya tentu, dengan mengunakan software-software virtual seperti itu maka pekerjaan saya akan menjadi lebih mudah dan efisien, karena selain dari segi biaya yang tentu saja lebih murah, untuk pengoperasiannya sendiri lebih mudah, karena dijalankan melalui PC, dan juga tidak membutuhkan banyak ruangan untuk menyimpan alat-alat. xix

144 Tanya : Menurut anda, apakah dari segi kualitas suara yang dihasilkan, softwaresoftware virtual seperti itu dapat menyamai kualitas dari instrument yang sebenarnya.? Jawab : Menurut saya, kuallitas suara yang dihasilkan oleh software-software virtual itu tidak jauh berbeda dengan instrument yang sebenarnya, karena suara yang ada di dalam software-software virtual itu juga berasal dari proses sampling dari instrument aslinya juga. Tanya : Salah satu dari software-software virtual tersebut adalah virtual synthesizer, apa yang anda ketahui tentang virtual synthesizer? Jawab : Yang saya tahu tentang virtual synthesizer adalah salah satu software untuk membuat sampling suara tersendiri dengan memodifikasi beberapa gelombang sinyal. Tanya : Menurut anda apa kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi virtual synthesizer yang sudah ada pada saat ini? dan menurut anda bagaimana solusinya? Jawab : Menurut saya aplikasi virtual synthesizer yang ada pada saat ini masih berupa plugin, sehingga menggunakan aplikasi seperti nuendo atau fruty loops sebagai host untuk menjalankannya, karena masih menggunakan teknologi VST (Virtual Studio Technology). Karena itu menurut saya harus dibuat aplikasi yang stand alone, yang menjalankannya tanpa harus ada aplikasi lain sebagai host Tanya : Apabila dari segi fitur-fitur, apa yang sebaiknya ada pada sebuah aplikasi virtual synthesizer itu sendiri? Jawab : Dari segi fitur-fitur sendiri harus memenuhi standar saja pada sebuah synthesizer yang sebenarnya, seperti oscillator, delay dan lain-lain, namun apabila ada fitur-fitur tambahan lain yang bisa memodifikasi sinyal yang masuk itu lebih bagus, karena pasti suara yang dihasilkan menjadi lebih variatif. Tanya : Baik, terima kasih atas waktu dan keramah tamahannya, Assalamualaikum Jawab : Sama sama, Waalaikumsalam xx

145 LAMPIRAN B WAWANCARA 2 Tanggal : 25 Juni 2011 Tempat : Studio Prima Mitra, Jalan Pahlawan, No.37/A, Rempoa, Jakarta Selatan Responden : Eris Wahyudianto (Sound Engineer) Tanya : Saya sudah membuat sebuah aplikasi virtual synthesizer dengan tipe frequency modulation ( FM ), apakah anda bersedia untuk melakukan pengujian terhadap aplikasi saya? Jawab : Ya, saya bersedia Tanya : Menurut anda dari segi fitur-fiturnya, apakah aplikasi ini sudah sesuai dengan instrument yang sebenarnya? mohon diberikan alasannya! Jawab : Menurut saya, dari segi fitur-fiturnya,aplikasi ini sudah memenuhi standar dalam perancangan sebuah synthesizer yang bertipe FM, karena disini saya melihat ada penambahan pada fitur multi oscillator yang menggunakan penggabungan dua sinyal yang sama atau berbeda sebagai prinsip dari FM itu sendiri Tanya : Menurut anda, apa kelebihan dan kekurangan dari aplikasi ini? dan harap berikan sarannya! Jawab : Menurut saya kelebihan aplikasi ini ada pada fitur multi oscillator nya, karena disana kita dapat menggabungkan dua sinyal yang berbeda, sehingga suara yang dihasilkan akan lebih variatif, serta dibandingkan dengan aplikasi virtual synthesizer lainnya, aplikasi ini merupakan aplikasi stand alone, sehingga tidak membutuhkan aplikasi lainnya sebagai host dan juga mudah dalam pengoperasiannya. Kekurangan dari aplikasi ini sendiri mungkin, tidak adanya fitur perekaman secara langsung sehingga harus menggunakan aplikasi lain untuk melakukan proses perekaman. Saran saya mungkin, harus ditambahkan fitur untuk perekaman secara langsung. xxi

146 Tanya : Baik, terima kasih atas waktu dan saran nya, Assalamualaikum Jawab : Sama sama, Waalaikumsalam xxii

147 PERANCANGAN APLIKASI VIRTUAL SYNTHESIZER BERTIPE FREQUENCY MODULATION UNTUK PEMBUATAN DIGITAL AUDIO SAMPLE Wahyu Hari Santosa 1, Arini 2 dan Viktor Amrizal 3 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hp : Pembimbing Skripsi Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Hp : Pembimbing Skripsi Staff Pengajar Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Ho : ABSTRACT In today's computer technology has penetrated into the business sector, including the creative audio recording using a multimedia technology as the device, but the business sector is still using many of the hardware or audio hardware to produce a variety of sample needed to fill the backsound or the soundtrack of the movie, music or gaming applications. One of the device to produce the audio sample is to use a synthesizer, but at the moment it becomes necessary because of constraints cost quite expensive to buy the device. Therefore the author created a synthesizer application used to generate the audio sample are cheap and easy to operate. Application of virtual synthesizer designed at penenelitian this is a virtual synthesizer-like frequency modulation, which has a multi oscillator. This application is a stand alone application which is different from other application of virtual synthesizer VST Plugins or other type. This application was developed by DSP programming language and Synth Maker v for making the scheme and application interface. The development of these applications use the methods of the development of Rapid Application Development System. The application virtual synthesizer that was created to make it easier to do a creative process that applies to the making of an audio sample. Keywords : Audio Recording, Audio Sample, Virtual Synthesizer, Frequency Modulation, Rapid Application Development. 1

148 1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang sangat pesat dari waktu ke waktu membawa kita ke era digital, yaitu suatu era yang segala sesuatunya diatur dengan sistem yang terkomputerisasi dan bersifat digital. Walaupun dalam pengoperasian-nya masih membutuhkan tenaga manusia sebagai operatornya, namun teknologi digital saat ini sangat memudahkan manusia dalam menjalankan sistem terkomputerisasi tersebut. Jika dibandingkan dengan teknologi konvensional yang telah ada sebelumnya, maka bisa dikatakan bahwa sistem yang terkomputerisasi pada saat ini, jauh lebih mempunyai tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih menguntungkan, baik dari segi biaya maupun kualitas. Walaupun mungkin saat ini sistem terkomputerisasi sudah begitu pesatnya dan menjamah setiap sektor kehidupan, tapi pada kenyataannya masih banyak juga yang masih menggunakan sistem yang konvensional, dikarenakan karena tingkat pengetahuan yang masih kurang atau belum terbiasa. Dalam perkembangannya, sistem terkomputerisasi tidak hanya menjamah sektor kehidupan yang bersifat penyampaian informasi maupun sarana komunikasi saja seperti internet, Namun juga sudah merambah kepada sektorsektor usaha, dalam hal ini sektor usaha kreatif yang menggunakan teknologi multimedia sebagai sistem yang digunakan untuk memudahkan proses kreatifitas mereka, yaitu para pelaku sektor usaha kreatif, seperti stasiun tv, rumah produksi, dan lain lain. Audio recording adalah salah satu dari sektor usaha kreatif yang saat ini menggunakan teknologi teknologi multimedia sebagai perangkatnya, untuk menghasilkan berbagai audio sample yang diperlukan untuk mengisi backsound atau soundtrack dari film, musik atau pembuatan game. Namun pada umumnya saat ini, sektor usaha kreatif ini masih banyak menggunakan hardware atau perangkat keras seperti mixer atau synthesizer untuk menghasilkan audio sample yang diinginkan. Pada dasarnya hardware tersebut membutuhkan banyak biaya, yaitu selain harganya yang mahal serta perawatannya yang cukup sulit. maka dari itu, dibutuhkan sebuah solusi alternatif untuk membuat aplikasi yang lebih murah dan efisien di dalam penggunaannya. Oleh karena itu penulis mengambil judul Perancangan Aplikasi Virtual Synthesizer Bertipe Frequency Modulation Untuk Pembuatan Digital Audio Sample. 2. Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan di dalam penelitian ini adalah metode Rapid Application Development (RAD) yang dikemukakan oleh James Martin, yang dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahapan perencanaan, perancangan, konstruksi, dan pelaksananan. Gambar 1. Fase-fase RAD James Martin. (Sumber : Kendall & Kendall, 2003 : 238) A. Fase Perencanaan Syarat-Syarat Pada tahap ini, penulis menentukan aktor dan membuat user story serta merumuskan syaratsyarat yang diperlukan untuk merancang aplikasi ini, yaitu dalam segi perancangan sistem yang akan dibuat sampai hardware maupun software yang akan digunakan 1. Penentuan aktor Dalam aplikasi ini, hanya terdiri dari satu aktor yaitu, endpoint (user) saja. User memiliki kemampuan untuk Memodifikasi berbagai fitur-fitur yang disediakan, untuk menghasilkan suara yang diinginkan. Lalu Menyimpan dan menampilkan modifikasi dari fitur-fitur yang telah dibuat. 2. Membuat User Story User story yang dapat digambarkan dari kebutuhan aplikasi ini antara lain : -Endpoint dapat melakukan input melalui keyboard atau mouse. -Endpoint dapat membuat modifikasi tarhadap fitur-fitur yang disediakan. -Endpoint dapat menyimpan sample suara yang dibuat. -Endpoint dapat menampilkan sample suara yang dibuat. -Endpoint dapat mengedit nama sample. -Endpoint dapat melihat tampilan sinyal yang dihasilkan. 2

149 B. Fase Perancangan 1. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas dari sebuah sistem dan juga menggambarkan hubungan antara use case dengan actor. Gambar berikut merupakan use case diagram dari user stories yang telah di jelaskan sebelumnya. 4. Rancangan Awal Aplikasi, Berikut ini adalah gambar rancangan awal dari aplikasi yang akan dibuat. File Browse Signal Displaye Signal Modified Tools Equal izer Virtual Keyboard Gambar 5. Rancangan Awal Aplikasi Gambar 2. Use Case Diagram 2. Class diagram merupakan perwakilan dari kelas, bagian-bagian dari kelas dan menggambarkan hubungan antara satu kelas dengan kelas yang lain. Gambar berikut merupakan class diagram dari user stories yang telah di jelaskan sebelumnya. C. Fase Konstruksi 1. Instalasi Software Pada tahap ini akan dilakukan penginstalan dari software yang digunakan untuk merancang aplikasi ini, yaitu tahap penginstalan software Synth Maker. Dibawah ini adalah gambar dari tampilan Synth Maker tersebut. Gambar 6. Tampilan Synth Maker Gambar 3. Class Diagram 3. Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek yang ada di dalam aplikasi. Berikut ini merupakan gambar sequence diagram yang mewakili setiap user stories. 2. Pembuatan Skema Aplikasi Pada tahap ini, akan dibuat skema dari komponen-komponen yang diperlukan dan skema dari aplikasi virtual synthesizer dengan menggunakan synth maker, sehingga menghasilkan skema aplikasi seperti gambar ini. Gambar 4. Sequence Diagram Gambar 7. Skema Virtual Synthesizer 3

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio

Teknologi Multimedia. Suara dan Audio Teknologi Multimedia Suara dan Audio SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND)

SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) SUARA DAN AUDIO 1 SUARA (SOUND) SUARA DAN AUDIO Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda. getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

SUARA DAN AUDIO. Suara berhubungan erat dengan rasa mendengar.

SUARA DAN AUDIO. Suara berhubungan erat dengan rasa mendengar. SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu.

Lebih terperinci

Pertemuan V SUARA / AUDIO

Pertemuan V SUARA / AUDIO Pertemuan V SUARA / AUDIO Definisi suara/audio Suara adalah Fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda Getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu

Lebih terperinci

E BOOK MULTIMEDIA MENGGABUNGKAN AUDIO KEDALAM SAJIAN MULTIMEDIA

E BOOK MULTIMEDIA MENGGABUNGKAN AUDIO KEDALAM SAJIAN MULTIMEDIA E BOOK MULTIMEDIA MENGGABUNGKANN AUDIO KEDALAM SAJIAN MULTIMEDIA PENYUSUN N I GEDE EDI PURMANTA JAYA, ST SMK NEGERI 1 KUTA SELATAN KOMPETENSI DASAR I MENGIDENTIFIKASI DAN PENJABARAN FORMAT AUDIO DIGITAL

Lebih terperinci

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara

Sistem Multimedia. Materi : Audio/Suara Sistem Multimedia Materi : Audio/Suara Definisi i i Suara Suara (Sound) fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah b secara

Lebih terperinci

SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND)

SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) SISTEM MULTIMEDIA Universitas Gunadarma SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang

Lebih terperinci

SUARA DAN AUDIO. M U L T I M E D I A Universitas Gunadarma

SUARA DAN AUDIO. M U L T I M E D I A Universitas Gunadarma M U L T I M E D I A Universitas Gunadarma SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang

Lebih terperinci

I M M U L T I M E D I A Semester Genap 2005/2006 Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana SUARA DAN AUDIO

I M M U L T I M E D I A Semester Genap 2005/2006 Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana SUARA DAN AUDIO I M 2 0 2 3 M U L T I M E D I A Semester Genap 2005/2006 Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana SUARA DAN AUDIO SUARA (SOUND) Suara adalah fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran

Lebih terperinci

Menjabarkan format audio digital

Menjabarkan format audio digital Menjabarkan format audio digital Mata Diklat : KKM 12 Kelas/Semester : XI Multimedia / II Standart Kompetensi : Menggabungkan audio ke dalam sajian multimedia SUARA DAN AUDIO Suara adalah fenomena fisik

Lebih terperinci

Bab 3. Suara dan Audio. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Definisi Suara

Bab 3. Suara dan Audio. Pokok Bahasan : Tujuan Belajar : Definisi Suara Bab 3 Suara dan Audio Pokok Bahasan : Definisi dan konsep dasar suara Representasi suara/audio Perkembangan audio digital dan format audio Software pengolah suara Analisis dan sintesa Audio : Studi case

Lebih terperinci

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT. CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT. Suara Bentuk gelombang yang berulang secara teratur = gelombang periodik Bentuk gelombang yang tidak menunjukkan keteraturan = kebisingan (noise) Bentuk gelombang yang

Lebih terperinci

Atandho Gama M. ( )

Atandho Gama M. ( ) Atandho Gama M. (4212100140) Representasi Data Audio Dan Video Pengertian Agar suara dapat diterjemahkan ke dalam komputer, maka data harus diolah terlebih dahulu ke dalam bentuk digital, dipilah dan dikelola

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan

BAB II DASAR TEORI Suara. Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan BAB II DASAR TEORI 2. 1 Suara Suara adalah sinyal atau gelombang yang merambat dengan frekuensi dan amplitude tertentu melalui media perantara yang dihantarkannya seperti media air, udara maupun benda

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kompresi File Pada dasarnya semua data itu merupakan rangkaian bit 0 dan 1. Yang membedakan antara suatu data tertentu dengan data yang lain adalah ukuran dari rangkaian bit dan

Lebih terperinci

FREKUENSI. Infrasound. 0Hz 20Hz. Pendengaran Manusia. 20Hz 20KHz. Ultrasound. 20KHz 1GHz. Hypersound 1GHz 10THz

FREKUENSI. Infrasound. 0Hz 20Hz. Pendengaran Manusia. 20Hz 20KHz. Ultrasound. 20KHz 1GHz. Hypersound 1GHz 10THz SUARA DAN AUDIO 1. Ryan Akbar Fauzi (H1L014030) 2. Rahmat Hidayah (H1L014033) 3. Muhammad Afif R. (H1L014036) 4. Aditya Giri R. (H1L014037) 5. Firsta Septiana A. (H1L014039) 6. Zukhruful Jannah (H1L014040)

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Dalam dunia musik, pemrosesan audio untuk menghasilkan berbagai efek suara sering dilakukan, terutama pada audio dari suatu instrumen musik. Pemrosesan audio ini melibatkan berbagai jenis

Lebih terperinci

Sound Pertemuan 6. Sound. Outline Materi. Learning Outcomes. Waveforms. Waveforms. Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007

Sound Pertemuan 6. Sound. Outline Materi. Learning Outcomes. Waveforms. Waveforms. Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007 Learning Outcomes Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007 Sound Pertemuan 6 Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menunjukkan Penggunaan Suara pada Aplikasi Multimedia

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Materi Dasar konsep suara, Representasi komputer, Rate data maksimum, Format audio, Lingkungan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012)

Gambar 2.1 Perangkat UniTrain-I dan MCLS-modular yang digunakan dalam Digital Signal Processing (Lucas-Nulle, 2012) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Digital Signal Processing Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital yang merupakan alternatif dalam pengolahan sinyal analog telah diterapkan begitu luas. Dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI. sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. BAB II DASAR TEORI. Umum Pada kebanyakan sistem, baik itu elektronik, finansial, maupun sosial sebagian besar masalahnya timbul dikarenakan interface sub-part yang berbeda. Karena sebagian besar sinyal

Lebih terperinci

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO

REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO NAMA : Sarah Putri Ramadhani NRP : 5213100185 REPRESENTASI DATA AUDIO dan VIDEO Definisi Representasi Data Representasi data adalah metode data dan atau informasi ke dalam ukuran yang lebih kecil sehingga

Lebih terperinci

SUARA. Suara merupakan sinyal analog. Jenis Suara dalam Multimedia:

SUARA. Suara merupakan sinyal analog. Jenis Suara dalam Multimedia: SUARA (SOUND) SUARA Suara merupakan sinyal analog. berasal dari benda bergetar (sumber suara), media transmisi (biasanya udara), penerima (telinga) dan perceptor (otak). Jenis Suara dalam Multimedia: Pidato

Lebih terperinci

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan

BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA. 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan BAB II DIGITISASI DAN TRANSMISI SUARA 2.1 Umum Telinga manusia memiliki kemampuan menerima frekwensi dalam kisaran 16Hz 20 khz, yang dikenal sebagai frekwensi audio. Suara menghasilkan frekwensi yang sempit

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

Sound Pertemuan 6. Sound. Outline Materi. Waveforms. Learning Outcomes. Waveforms. Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007

Sound Pertemuan 6. Sound. Outline Materi. Waveforms. Learning Outcomes. Waveforms. Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007 Matakuliah : T0732 / Sistem Multimedia Tahun : 2007 Sound Pertemuan 6 Sound Suara adalah vibrasi cepat yang ditransmisikan sebagai variasi tekanan udara Saat suara bervibrasi, membentur molekul media yang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER 3 GANJIL 2017/2018 DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T Sinyal Digital Selain diwakili oleh sinyal analog, informasi juga dapat diwakili oleh sinyal digital.

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULSE CODE MODULATION MENGGUNAKAN KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 Oleh: SHALLY

Lebih terperinci

TKE317 Multimedia. Lecture 4: Audio. Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT Dept. of Electrical Engineering Diponegoro University

TKE317 Multimedia. Lecture 4: Audio. Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT Dept. of Electrical Engineering Diponegoro University TKE317 Multimedia Lecture 4: Audio Dr. Aris Triwiyatno, ST, MT Dept. of Electrical Engineering Diponegoro University aristriwiyatno@yahoo.com What is Sound Sound is generally known as vibrational transmission

Lebih terperinci

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate

AUDIO DIGITAL. Kualitas Audio Digital. Kualitas Audio ditentukan oleh Sample rate dan Bit Rate. Sample Rate AUDIO DIGITAL Suara atau audio adalah getaran udara pada frekwensi yang dapat didengar oleh telinga manusia sehingga disebut dengan frekwensi suara atau freuensi audio. Frekuensi audio berada diantara

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T Konversi Data Analog ke Sinyal Digital Proses transformasi data analog ke digital dikenal sebagai digitalisasi. Tiga hal yang paling umum terjadi setelah proses digitalisasi adalah: 1. Data digital dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

Kelompok 11 10/27/ A.B. Nur Rosid ( ) 2. Satrio Negoro ( ) 3. Eko Santoso ( )

Kelompok 11 10/27/ A.B. Nur Rosid ( ) 2. Satrio Negoro ( ) 3. Eko Santoso ( ) Kelompok 11 1. A.B. Nur Rosid (1300022026) 2. Satrio Negoro (1300022012) 3. Eko Santoso (1300022016) Apabila kita ditanya salah satu komponen multimedia yang berperan penting dalam komputer, pasti salah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1.(a). Blok Diagram Kelas D dengan Dua Aras Keluaran. (b). Blok Diagram Kelas D dengan Tiga Aras Keluaran. BAB II DASAR TEORI Dalam bab dua ini penulis akan menjelaskan teori teori penunjang utama dalam merancang penguat audio kelas D tanpa tapis LC pada bagian keluaran menerapkan modulasi dengan tiga aras

Lebih terperinci

Audio. Sistem Multimedia L/O/G/O

Audio. Sistem Multimedia L/O/G/O Audio Sistem Multimedia L/O/G/O Suara (Sound) Fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda Getaran suatu benda yang berupa sinyal analog dengan amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi

Rijal Fadilah. Transmisi & Modulasi Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang

Lebih terperinci

MODUL 2 EDITING AUDIO

MODUL 2 EDITING AUDIO 1 Modul Ajar Praktikum Multimedia 2 MODUL 2 EDITING AUDIO A. KOMPETENSI DASAR Mengenalkan dan memahami konsep dasar pengolah suara Mengenal Audacity sebagai software aplikasi multimedia pengolah suara.

Lebih terperinci

Bab 3. Transmisi Data

Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data Bab 3. Transmisi Data 1/34 Outline Terminologi dan Konsep Transmisi Data Media Transmisi Konsep Domain Waktu Konsep Domain Frekuensi Transmisi Analog Transmisi Digital Gangguan Transmisi

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi saat ini semakin populer digunakan dalam seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi saat ini semakin populer digunakan dalam seluruh BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi saat ini semakin populer digunakan dalam seluruh aspek kehidupan. Hampir seluruh informasi kini dikelola dalam bentuk data digital.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Media Audio Player Media player merupakan istilah umum untuk mengacu pada sebuah perangkat lunak aplikasi yang dapat menjalankan berkas atau file multimedia, jadi dengan kata

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. Transmisi Data

Jaringan Komputer. Transmisi Data Jaringan Komputer Transmisi Data Terminologi (1) Transmitter Receiver Media Transmisi Guided media Contoh; twisted pair, serat optik Unguided media Contoh; udara, air, ruang hampa Terminologi (2) Hubungan

Lebih terperinci

Aplikasi Sound dan Audio

Aplikasi Sound dan Audio Aplikasi Sound dan Audio Suara? Suara adalah sebuah fenomena alamiah yang dihasilkan dari pergetaran sebuah benda. Coba anda ketuk meja, apakah anda mendengar sesuatu? Mengapa Suara bisa terdengar oleh

Lebih terperinci

BAB IV SINYAL DAN MODULASI

BAB IV SINYAL DAN MODULASI DIKTAT MATA KULIAH KOMUNIKASI DATA BAB IV SINYAL DAN MODULASI IF Pengertian Sinyal Untuk menyalurkan data dari satu tempat ke tempat yang lain, data akan diubah menjadi sebuah bentuk sinyal. Sinyal adalah

Lebih terperinci

Data and Computer BAB 3

Data and Computer BAB 3 William Stallings Data and Computer Communications BAB 3 Transmisi Data Terminologi (1) Transmitter Receiver Media Transmisi Guided media Contoh; twisted pair, serat optik Unguided media Contoh; udara,

Lebih terperinci

Sound Pertemuan 11 & 12

Sound Pertemuan 11 & 12 Matakuliah : O0414 - Computer / Multimedia Tahun : 2010 Sound Pertemuan 11 & 12 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menerapkan Penggunaan Suara pada Aplikasi Multimedia

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Oleh : Nila Feby Puspitasari STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Nila Feby Puspitasari Data digital, sinyal digital - Merupakan bentuk paling sederhana dari pengkodean digital - Data digital ditetapkan satu level tegangan untuk biner satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1

BAB I PENDAHULUAN. PSD Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN Pengolahan Sinyal Digital (Digital Signal Processing, disingkat DSP) adalah suatu bagian dari sain dan teknologi yang berkembang pesat selama 40 tahun terakhir. Perkembangan ini terutama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dari pengambilan materi Tugas Akhir, tujuan maupun hasil yang diharapkan, ruang lingkup yang membatasi permasalahan yang dibahas,

Lebih terperinci

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com

SINYAL. Adri Priadana ilkomadri.com SINYAL Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitude dari tegangan atau arus terhadap waktu (time). Data yang dikirimkan dalam bentuk analog ataupun digital. Sinyal

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation.

DAFTAR SINGKATAN. : Human Auditory System. : Human Visual System. : Singular Value Decomposition. : Quantization Index Modulation. DAFTAR SINGKATAN HAS HVS SVD QIM BER MOS ODG SNR : Human Auditory System : Human Visual System : Singular Value Decomposition : Quantization Index Modulation : Bit Error Rate : Mean Opinion Score : Objective

Lebih terperinci

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre.

yaitu dalam ketepatan pengenalan pola berdasarkan kelas untuk menampilkan genre. 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi berbasis digital, masyarakat membutuhkan lagu-lagu yang telah dibuat dalam bentuk digital. Musik digital

Lebih terperinci

TEKS, GAMBAR & GRAFIK TEKS (TEXT)

TEKS, GAMBAR & GRAFIK TEKS (TEXT) TEKS, GAMBAR & GRAFIK TEKS (TEXT) Jenis-jenis Teks 1. Plain Text (Unformatted Text) - Teks adalah data dalam bentuk karakter. -Teks dalam hal ini adalah kode ASCII (American Standard Code for Information

Lebih terperinci

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T

LOGO IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI M-ARY QAM PADA DSK TMS320C6416T 2210106006 ANGGA YUDA PRASETYA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, MT : Ir. Titik Suryani, MT Latar Belakang 1 2 Perkembangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi

PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasi kan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasi PERTEMUAN 2 A. Tujuan 1. Standar Kompetensi : Mengoperasikan Pekerjaan Peralatan Audio 2. Kompetensi Dasar : Mengoperasikan Peralatan Elektronik Audio B. Pokok Bahasan : Pembacaan Buku Manual C. Sub Pokok

Lebih terperinci

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16

Hasil Oversampling 13 Bit Hasil Oversampling 14 Bit Hasil Oversampling 15 Bit Hasil Oversampling 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xiv INTISARI... xv ABSRACT...

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pengukuran tinggi badan dan berat badan berbasis mikrokontroler dan interface ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A

Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A Latihan Soal dan Pembahasan SOAL A 1. Jelaskan jenis-jenis modulasi digital? 2. Apa keuntungan modulasi FM jika dibandingkan dengan modulasi AM? 3. Sebutkan interface mux SDH dan dapan menampung sinyal

Lebih terperinci

LOGO. Perekaman narasi dengan kamera video

LOGO. Perekaman narasi dengan kamera video LOGO Perekaman narasi dengan kamera video Tujuan Pembelajaran Mengetahui Macam Macam Kebutuhan Alat Untuk Rekaman Audio Dan Fungsinya Mengidentifikasi kebutuhan alat untuk rekaman audio Mengetahui langkah

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK 1.1 Pendahuluan Perkembangan dunia multimedia telah berkembang pesat, salah satunya hal yang berperan didalamnya adalah bahasa pemrograman yang membangun aplikasi multimedia. Ada

Lebih terperinci

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut:

1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Prinsip yang mendasari semua algoritma ADM adalah sebagai berikut: 1. Adaptive Delta Modulation (ADM) Adaptive delta modulation (ADM) merupakan modifikasi dari DM (Delta Modulation). ADM digunakan untuk mengatasi bising kelebihan beban yang terjadi pada modulator data

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN PADA KOMPRESI FILE WAVEDENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI ABSTRACT

IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN PADA KOMPRESI FILE WAVEDENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI ABSTRACT IMPLEMENTASI ALGORITMA HUFFMAN PADA KOMPRESI FILE WAVEDENGAN MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI H. Akik Hidayat Prodi Teknik Informatika, Departement Ilmu Komputer Fakultas MIPA UNPAD Jl. Raya Bandung Sumedang

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, Digital Signal Processing (DSP) atau pemrosesan sinyal digital sudah banyak diterapkan di berbagai bidang karena data dalam bentuk digital

Lebih terperinci

Rijal Fadilah. Transmisi Data

Rijal Fadilah. Transmisi Data Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL

MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL DIBUAT OLEH: WAHYU PAMUNGKAS, ST LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI AKATEL SANDHY PUTRA PURWOKERTO 2006 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL SIFAT-SIFAT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SENSOR MEKANIK KETINGGIAN LEVEL AIR Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebuah tranduser digunakan untuk mengkonversi suatu besaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan musik dewasa ini semakin pesat, hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang semakin maju. Teknologi yang semakin maju tersebut digunakan

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

KERANGKA BANGUN MULTIMEDIA

KERANGKA BANGUN MULTIMEDIA Materi 1. Konsep dasar, pembuatan dan aplikasi multimedia 2. Organisasi pengembang multimedia 3. Perangkat pembuatan aplikasi multimedia 4. Kerangka bangun multimedia 5. Metodologi pengembangan multimedia

Lebih terperinci

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny

Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, siny Modulasi Modulasi adalah proses modifikasi sinyal carrier terhadap sinyal input Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal

Lebih terperinci

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017

Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 Materi-2 SENSOR DAN TRANSDUSER 52150802 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 KONSEP AKUISISI DATA DAN KONVERSI PENGERTIAN Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser dan peralatan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK MEDIA DIGITAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK MEDIA DIGITAL No. LST/EKA/PTI 236/12 Revisi: 01 April 2011 Hal 1 dari 5 A. Kompetensi Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan merekam audio, mengedit dan mengolah file audio untuk

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI KOMPRESI FILE WAVE DENGAN METODE HUFFMAN

PEMBUATAN APLIKASI KOMPRESI FILE WAVE DENGAN METODE HUFFMAN PEMBUATAN APLIKASI KOMPRESI FILE WAVE DENGAN METODE HUFFMAN Oleh : Erwin Ganda Saputra 41508120123 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 201 PEMBUATAN

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. -

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM. GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. - KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM GEMBONG EDHI SETYAWAN, S.T., M.T. gembong@ub.ac.id - http://gembong.lecture.ub.ac.id Apa itu sinyal? Besaran fisis yang berubah menurut waktu, ruang atau variabel-variabel

Lebih terperinci

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio

Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Studi dan Analisis Teknik-Teknik Steganografi Dalam Media Audio Pudy Prima - 13508047 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penerapan algoritma Shannon-Fano untuk kompresi file audio. 2.1 Kompresi Data tidak hanya disajikan

Lebih terperinci

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi :

Kelebihan pada sinyal sistem digital Signal digital memiliki kelebihan dibanding signal analog; yang meliputi : A. Sinyal Analog dan Sinyal Digital 1. Sinyal analog Sinyal analog adalah signal yang berupa gelombang elektro magnetik dan bergerak atas dasar fekuensi. Frekuensi adalah jumlah getaran bolak balik sinyal

Lebih terperinci

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi

Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi Tujuan : v Mengetahui karakteristik beberapa format video yang sering dipakai. v Mengetahui fungsi dari masing masing komponen yang mempengaruhi kualitas video dan audio v Mengetahui media penyimpanan

Lebih terperinci

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM

KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM KOMPUTASI SINYAL DIGITAL SINYAL DAN SISTEM Sinyal dan Sistem Sinyal dan Sistem Klasifikasi Sinyal Konsep rekuensi Analog to Digital Conversion Sampling SINYAL, SISTEM DAN KOMPUTASI SINYAL Sinyal Besaran-besaran

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter) BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

Lebih terperinci

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa

TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR. Kuliah 5 Modulasi Pulsa TKE 2102 TEKNIK TELEKOMUNIKASI DASAR Kuliah 5 Modulasi Pulsa Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009 B A B

Lebih terperinci

Video Pertemuan 13 &14

Video Pertemuan 13 &14 Matakuliah : O0414 - Computer / Multimedia Tahun : Feb - 2010 Video Pertemuan 13 &14 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menerapkan Penggunaan Video pada Aplikasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T

IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T 22 11 106 032 ADITYA SUKMANA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, M.T : Ir. Titiek Suryani, M.T Latar Belakang 1 2 1 1 Mempelajari

Lebih terperinci

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN

BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN BAB 7. INSTRUMENTASI UNTUK PENGUKURAN KEBISINGAN 7.1. TUJUAN PENGUKURAN Ada banyak alasan untuk membuat pengukuran kebisingan. Data kebisingan berisi amplitudo, frekuensi, waktu atau fase informasi, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini mengharuskan masyarakat untuk mengikuti perkembangan dan menggunakan teknologi tersebut, seperti halnya teknologi dan sistem komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tujuan, latar belakang, gambaran sistem, batasan masalah, perincian tugas yang dikerjakan, dan garis besar penulisan skripsi. 1.1. Tujuan 1. Merancang dan merealisasikan

Lebih terperinci

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG Transmisi Analog (Analog Transmission) DATA ANALOG SINYAL ANALOG PROJECT KOMUNIKASI DATA DATA DIGITAL SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T DATE GENAP 2013/2014 MATERI 4. TRANSMISI ANALOG Data Analog Sinyal

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

PERANCANGAN OSILOSKOP PC MELALUI SOUNDCARD

PERANCANGAN OSILOSKOP PC MELALUI SOUNDCARD PERANCANGAN OSILOSKOP PC MELALUI SOUNDCARD LAPORAN TUGAS AKHIR OLEH: ALBERTUS ENDRY PUTRANTO 02.50.0056 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

Lebih terperinci

SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL

SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL TI091209 [2 SKS] OTOMASI INDUSTRI MINGGU KE-5 SINYAL & RANGKAIAN DIGITAL disusun oleh: Mokh. Suef Yudha Prasetyawan Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri 1 OUTLINE PERTEMUAN INI Sinyal Analog Sinyal

Lebih terperinci

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT

KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT KONSEP FREKUENSI SINYAL WAKTU KUNTINYU & WAKTU DISKRIT Sinyal Sinusoidal Waktu Kontinyu T=/F A A cos X Acos Ft a 0 t t Sinyal dasar Eksponensial dng α imajiner X Ae a j t Ω = πf adalah frekuensi dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci