Kata kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Teams Games Tournaments.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Teams Games Tournaments."

Transkripsi

1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENTS UNTUK SISWA KELAS VII.2 SMP NEGERI 1 BONTORAMBA Abstrak Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan ujicoba terbatas yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Pecahan yang meliputi Buku Siswa, Lembar Kegiatan Siswa, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba dengan jumlah siswa sebanyak 0 orang. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Thiagarajan atau model -D (Define, Design, Develop, dan Disseminate) yang meliputi empat tahap, yaitu tahap pembatasan, tahap perancangan, tahap pengembangan, dan tahap penyebaran. Perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT yang telah dikembangkan, telah divalidasi dan mengalami revisi berulang-ulang kali sehingga didapatkan hasil yang maksimal dan layak untuk digunakan. Hasil dari ujicoba terbatas menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT bersifat efektif dan praktis, yaitu (1) skor ratarata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar adalah 79,1 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 12,08. Dimana dari 0 siswa atau 82,5% memenuhi ketuntasan individu yang menunjukkan bahwa ketuntasan klasikal tercapai; (2) dengan menggunakan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT, siswa jadi lebih aktif dalam proses pembelajaran; () pada umumnya siswa memberikan respons yang positif terhadap perangkat pembelajaran yang digunakan; () guru dapat membimbing kelompok bekerja dan belajar; dan (5) tingkat kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran kooperatif tipe TGT termasuk dalam kategori tinggi, artinya penampilan guru dapat dipertahankan. Commented [U1]: Knp abstraknya terlalui panjang Kata kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Teams Games Tournaments. A. PENDAHULUAN Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek penalarannya maupun aspek terapannya mempunyai peranan yang penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Hal ini berarti matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan pendidikan matematika yaitu faktor siswa, guru, sarana dan prasarana. Namun masih terdapat siswa yang beranggapan negatif terhadap matematika. Adanya persepsi siswa bahwa pelajaran matematika merupakan pelajaran sulit, kurang menyenangkan dan hanya sebagian siswa tertentu yang bisa menguasai matematika. Persepsi tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kurang berhasilnya pendidikan di bidang matematika, berakibat rendahnya minat belajar matematika dan rendahnya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN).

2 Rendahnya hasil belajar siswa, khususnya matematika disebabkan karena strategi pembelajaran maupun pendekatan yang digunakan oleh guru kurang efektif, dimana metode dan model pembelajaran yang kurang kreatif dan variatif sehingga muncul kecenderungan pengajaran berpusat pada guru. Secara operasional kebanyakan guru masih menggunakan pendekatan tradisional atau mekanistik yang menekankan pada proses keterampilan dan latihan, guru lebih menitikberatkan pengajaran (teaching) sementara siswa pasif dan cenderung untuk menghafal konsep tanpa disertai pemahaman yang memadai. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya pembaharuan strategi pembelajaran maupun pendekatan agar peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang melibatkan para peserta didik secara aktif dalam memperoleh dan memahami konsep-konsep matematika secara benar yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dengan pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning). Belajar lebih baik dari sekedar mengingat. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dengan ide-ide. Dalam pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL ini, siswa merupakan pelaku utama dalam pembelajaran. Siswa diharapkan mampu berkomunikasi, berkolaborasi dengan siswa lainnya, dan secara kontekstual siswa diharapkan mampu menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui manipulasi benda-benda nyata yang ada pada lingkungannya atau yang dapat dibayangkan. Untuk mengimplementasikan pembelajaran matematika di kelas, maka yang pertama harus dilakukan adalah penyusunan perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran tersebut disusun mengacu pada karakteristik model pembelajaan kooperatif tipe TGT serta pendekatan yang digunakan yaitu contekstual teaching and learning. Berdasarkan uraian tersebut penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) dengan pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning) Pada Siswa Kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka masalah yang akan diselidiki dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: bagaimana mengembangkan perangakat pembelajaran kooperatif teams games tournaments dengan pendekatan contekstual teaching and learning untuk siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba? 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dengan pendekatan CTL (Contekstual Teaching and Learning). Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan yaitu Buku Siswa (BS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain:

3 1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi matematika SMP Negeri 1 Bontoramba tentang penerapan Pembelajaran Koopeartif tipe TGT dengan pendekatan. 2. Bagi Siswa, agar siswa mampu berkomunikasi, berkolaborasi dengan siswa lainnya, dan secara kontekstual, siswa mampu menggunakan matematika untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui manipulasi benda-benda nyata yang ada pada lingkungannya atau yang dapat dibayangkan.. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi bagi peningkatan proses belajar mengajar di sekolah. B. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan (Research and Development) meliputi pengembangan paket pembelajaran yang terdiri dari (1) Buku Siswa; (2) Lembar Kegiatan Siswa; dan () Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bontoramba pada semester ganjil tahun ajaran 201/201 dengan subjek penelitian adalah siswa Kelas VII.2 dengan jumlah siswa sebanyak 0 orang.. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. a. Tahap persiapan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah : a. Menelaah kurikulum SMP kelas VII semester ganjil untuk pelajaran matematika. b. Mengembangkan perangkat pembelajaran yaitu buku siswa, lembar kegiatan siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan tes hasil belajar siswa. c. Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, aktivitas guru, dan pengelolaan pembelajaran di kelas. d. Membuat angket untuk mengetahui respon siswa tentang perangkat pembelajaran yang dikembangkan yaitu perangkat pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL. b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: a. Membagi kelompok berdasarkan nilai mata pelajaran matematika pada semester sebelumnya b. Melaksanakan pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL c. Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan aktivitas siswa, dan kemampuan guru mengelola pembelajaran yang dilakukan oleh satu

4 orang pengamat. c. Tahap Analisis Data Kegiatan pada tahap ini adalah menganalisis data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan. Data-data yang akan dianalisis adalah data hasil belajar siswa, data hasil pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas guru, dan data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran.. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang digunakan mengacu pada model -D Thiagarajan. Hal ini disebabkan karena model -D lebih terperinci dan lebih luas pengembangannya dibanding model yang lain. Model ini merupakan sistem pendekatan pengembangan pembelajaran yang dilakukan dalam tahap, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan dan penyebaran. Pada tahap penyebaran belum dapat dilakukan dalam penelitian ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan biaya yang dimiliki oleh peneliti. Adapun tahap-tahap pengembangan model -D yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Tahap pendefinisian Tujuannya adalah menetapkan dan menentukan syarat-syarat pembelajaran yang meliputi tujuan pembelajaran dan pembatasan materi pembelajaran. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Analisis kurikulum tingkat satuan pendidikan Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang disusun merupakan pengetahuan, keterampilan, pengenalan, dan pemahaman berfikir deduktif yang dapat mengarahkan kepada kecermatan serta sistematika berfikir dan bertindak. Pembelajaran pada tingkat Sekolah Menengah Pertama ditekankan pada pengenalan fakta, penanaman konsep, dan penemuan prinsip. Kurikulum tingkat satuan pendidikan menuntut kreativitas guru untuk menyusun sendiri model pendidikan yang sesuai dengan kondisi lokal sekolah yang bersangkutan yang didasarkan pada standar isi dan standar kompetensi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. 2) Analisis siswa Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan) dan perkembangan kognitif. ) Analisis konsep Analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep utama yang diajarkan kemudian disusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan. ) Analisis tugas Analisis tugas meliputi analisis terhadap tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung berdasarkan kurikulum SMP. 5) Spesifikasi tujuan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk mengkonversi tujuan analisis konsep dan tugas menjadi tujuan-tujuan pembelajaran khusus, yang dinyatakan dengan tingkah

5 laku. Selanjutnya tujuan pembelajaran khusus tersebut dijadikan dasar untuk menyusun tes dan merancang paket pembelajaran. b. Tahap perancangan. Tujuannya adalah menghasilkan prototipe bahan pembelajaran yang dikembangkan, mencakup penyusunan tes dan pengembangan bahan pembelajaran. Adapun tahap-tahap perancangan adalah sebagai berikut: 1) Penyusunan tes. Berdasarkan analisis konsep dan analisis tugas, maka dapat disusun suatu tes yang akan menjadi instrumen pengumpulan data tentang tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang akan diajarkan. 2) Pemilihan Media. Pemilihan media dalam penelitian ini disesuaikan dengan analisis kurikulum, hasil analisis tugas, analisis konsep, karakteristik siswa, dan fasilitas yang ada di sekolah. ) Pemilihan Format Pemilihan format dalam penelitian ini meliputi pemilihan format untuk merancang isi materi, pemilihan strategi pembelajaran, dan sumber belajar. ) Rancangan Awal Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh kegiatan yang harus dikerjakan sebelum uji coba dilaksanakan. Adapaun rancangan awal paket pembelajaran tersebut antara lain: 1) Buku Siswa (BS) 2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS) ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Semua perangkat pembelajaran yang dihasilkan pada tahap ini disebut dengan perangkat pembelajaran draft 1. c. Tahap Pengembangan Pada tahap ini dihasilkan bentuk akhir perangkat pembelajaran. Setelah melalui revisi berdasakan masukan dari para ahli dan data hasil uji coba. Langkahlangkah yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Penafsiran ahli Pada tahap ini dilakukan validasi isi. Para ahli diminta untuk memvalidasi semua perangkat pembelajaran yang dihasilkan pada draft 1. Segala perbaikan atau saran dari para ahli dijadikan pertimbangan untuk melakukan revisi perangkat pembelajaran draft 1. Perangkat yang dihasilkan pada revisi ini selanjutnya di sebut perangkat pembelajaran draft 2. 2) Ujicoba Terbatas Perangkat pembelajaran yang telah direvisi tersebut untuk selanjutnya diujicobakan di SMP Negeri 1 Bontoramba. Ujicoba hanya dilakukan pada satu kelas saja. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari siswa dan guru di lapangan terhadap perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Ujicoba di lapangan dilakukan oleh penulis sendiri. Pelaksanaan ujicoba meliputi pelaksanaan proses pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL dan tes hasil belajar. Tes yang digunakan di sini berbentuk uraian. Setelah ujicoba dilaksanakan, data yang dihasilkan digunakan untuk melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran draft 2. Perangkat yang dihasilkan pada revisi ini

6 selanjutnya di sebut perangkat pembelajaran draft. Perangkat pembelajaran yang telah diujicobakan kemudian divalidasi kembali untuk mendapatkan draft akhir. d. Tahap Penyebaran. Tujuannya adalah sebagai bahan pertimbangan atau masukan untuk mendapatkan pola atau strategi pembelajaran yang efektif dalam setiap proses pembelajaran. 5. Pengembangan Instrumen Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa, aktivitas guru, dan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL, dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan, dikembangkan instrumen-instrumen sebagai berikut: a. Lembar validasi perangkat pembelajaran Lembar validasi perangkat pembelajaran digunakan untuk memperoleh informasi tentang kualitas perangkat pembelajaran berdasarkan penilaian para ahli. Informasi yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan sebagai masukan dalam merevisi semua perangkat pembelajaran. Pada masing-masing lembar validasi perangkat pembelajaran untuk pokok bahasan Pecahan, validator menuliskan penilaian terhadap masing-masing perangkat yang terdiri dari: Buku Siswa, LKS, RPP dan THB. Penilaian terdiri dari kategori, yaitu sangat kurang (nilai 1), kurang (nilai 2), baik (nilai ), dan baik sekali (nilai ). b. Lembar pengamatan aktivitas siswa Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL. Informasi yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi Buku Siswa, LKS serta RPP. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh satu orang pengamat yang dilakukan pada saat kegiatan siswa (kerjasama) dalam kelompok dan mengamati satu kelompok yang terdiri dari lima orang. Pada lembar pengamatan aktivitas siswa pengamat menuliskan nomornomor kategori aktivitas siswa yang dominan muncul dalam kegiatan pembelajaran dalam selang waktu menit pada kolom yang tersedia. Penempatan waktu menit ini dimaksudkan untuk menjaring semua jenis aktivitas yang dilakukan siswa. Adapun aktivitas siswa yang diamati meliputi memperhatikan informasi dan mencatat seperlunya, membaca LKS dan Buku Siswa, aktif terlibat dalam tugas, aktif dalam diskusi dan latihan, mencatat apa yang disampaikan teman, mengajukan dan menjawab pertanyaan, memberi bantuan penjelasan kepada teman dan kegiatan lainnya di luar tugas dan yang tidak berkaitan dengan KMB (Kegiatan Belajar Mengajar). c. Lembar pengamatan aktivitas guru Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru selama proses pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL. Informasi yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merevisi Buku Siswa, LKS serta RPP. Pengamatan aktivitas guru juga dilakukan oleh satu orang pengamat terhadap kegiatan-kegiatan yang

7 dilakukan oleh guru. Pada lembar pengamatan aktivitas guru pengamat meberikan kode/tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan aktivitas guru yang dominan muncul untuk setiap menit. Penempatan waktu menit ini dimaksudkan untuk menjaring semua jenis aktivitas yang dilakukan guru. Aktivitas guru meliputi menginformasikan masalah yang harus dikerjakan bersama dalam kelompok, meminta siswa mengerjakan tugas LKS kelompok dengan kerjasama dalam kelompok, memberi arahan agar siswa selalu berada dalam tugas kelompok, mengontrol/berkeliling memperhatikan kerja kelompok, membimbing/ memberi bantuan kepada siswa dalam aktivitas kelompok, mengajukan pertanyaan yang merangsang berpikir siswa (pertanyaan yang membuka wawasan), memberi umpan balik dan kegiatan di luar tugas, misalnya duduk diam di kursi, membaca koran, ke luar kelas, merokok dan sebagainya. d. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola kelas. Informasi yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan untuk merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pada lembaran ini, pengamat melakukan penilaian terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan memberikan kode/ tanda ( ) pada baris dan kolom yang sesuai. Penilaian terdiri dari kategori, yaitu sangat kurang (nilai 1), kurang (nilai 2), baik (nilai ) dan sangat baik (nilai ). Aspekaspek yang diamati (Ummiyati, 2008) yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, menyajikan informasi, mengordinasikan siswa ke dalam kelompokkelompok belajar, membimbing kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, memberikan penghargaan, dan suasana kelas (siswa antusias, guru antusias, kegiatan sesuai RPP). e. Respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran Respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL diperoleh melalui angket. Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran kooperatif TGT dengan pendekatan CTL yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran dapat berupa pendapat atau komentar mereka terhadap materi pelajaran, kegiatan pembelajaran dan perangkat yang digunakan. f. Respons guru terhadap kegiatan pembelajaran Respons guru terhadap kegiatan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL diketahui melalui angket. Angket tersebut diisi oleh guru setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dan selanjutnya digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki perangkat yang dikembangkan. Respons guru terhadap kegiatan pembelajaran dapat berupa pendapat atau komentar guru terhadap materi pelajaran dan perangkat yang digunakan. g. Tes hasil belajar Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk memperoleh informasi tentang penguasaan siswa terhadap materi perbandingan setelah pembelajaran berlangsung.

8 Informasi yang diperoleh melalui instrumen ini digunakan untuk merevisi perangkat tes itu sendiri. Data yang terkumpul tentang hasil pengamatan dan respons siswa dianalisis secara kualitatif. Data tentang hasil belajar di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yaitu skor rata-rata, standar deviasi, median, frekuensi, persentase, nilai terendah dan nilai tertinggi yang dicapai siswa. 6. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dengan menggunakan instrumen-instrumen seperti yang telah disebutkan pada bagian E, selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dan diarahkan untuk menjelaskan kevalidan, keefektifan dan kepraktisan perangkat pembelajaran yang tengah dikembangkan. Data yang diperoleh dari hasil validasi oleh para ahli dianalisis untuk menjelaskan kevalidan dan kelayakan penggunaan perangkat pembelajaran di kelas. Adapun data hasil ujicoba di kelas digunakan untuk menjelaskan keefektifan dan kepraktisan perangkat pembelajaran. (Darwis, 2007). Berikut ini dikemukakan tentang analisis data kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. a. Analisis data kevalidan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL Berdasarkan data hasil penilaian kevalidan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL oleh dua validator/ahli, yaitu orang yang dipandang ahli dalam bidang pendidikan matematika, dihitung nilai rata-rata V dari V1 dan V2 dengan V1 = nilai rata-rata yang diperoleh dari validator pertama dan V2 = nilai rata-rata yang diperoleh dari validator kedua. Nilai V ini selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori validitas perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL (Ummiyati, 2008), yaitu: 1. V 1, 5 berarti TV (Tidak Valid) 2. 1,5 V 2, 5 berarti CV (Cukup Valid). 2,5 V, 5 berarti V (Valid).,5 V berarti (Sangat Valid) Keterangan: V adalah nilai rata-rata validitas perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL Kriteria yang digunakan untuk memutuskan bahwa perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL yang terdiri dari Buku Siswa (BS), LKS dan RPP memiliki derajat validitas yang memadai adalah (i) nilai V untuk keseluruhan aspek pada Buku Siswa, LKS, dan RPP minimal berada dalam kategori cukup valid, dan (ii) nilai V untuk setiap aspek minimal berada dalam kategori valid. Apabila tidak demikian, maka perlu dilakukan revisi berdasarkan saran para validator atau dengan melihat kembali aspek-aspek yang nilainya kurang. Selanjutnya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kembali. Demikian seterusnya sampai memenuhi nilai V minimal berada di dalam kategori valid (Darwis, 2007).

9 b. Analisis data keefektifan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL Analisis terhadap keefektifan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL didukung oleh hasil analisis data dari 5 komponen keefektifan, yaitu (1) hasil belajar siswa atau ketuntasan klasikal, (2) aktivitas siswa, () respons siswa, () aktivitas guru, dan (5) pengelolaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual (CTL) oleh guru. Oleh karena itu, kegiatan analisis data terhadap kelima komponen itu adalah sebagai berikut: 1) Analisis Data Hasil Belajar Siswa Analisis dilakukan terhadap skor-skor yang diperoleh siswa dari Tes Hasil Belajar (THB) yang diberikan setelah semua materi tuntas dibahas. Kriteria yang digunakan untuk menentukan skor adalah skala lima berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Jumriati, 2006) yaitu: 1) Kemampuan 0% - % atau skor 0 dikategorikan sangat rendah 2) Kemampuan 5% - 5% atau skor 5 5 dikategorikan rendah ) Kemampuan 55-6% atau skor 55 6 dikategorikan sedang ) Kemampuan 65% - 8% atau skor 65 8 dikategorikan tinggi. 5) Kemampuan 85% - 100% atau skor dikategorikan sangat tinggi. Pada materi Pecahan, Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (SKKM) yang harus dipenuhi oleh seorang siswa adalah 70. Jika seorang siswa memperoleh S 70 maka siswa yang bersangkutan mencapai ketuntasan individu. Jika minimal 75% siswa mencapai skor minimal 70, maka ketuntasan klasikal telah tercapai (SKKM ditentukan oleh pihak sekolah bersangkutan). 2) Analisis data aktivitas siswa Data hasil observasi aktivitas siswa selama kerjasama dalam kelompok dilakukan analisis dan dideskripsikan. Untuk mencari rata-rata frekuensi dan rata-rata persentase waktu yang digunakan siswa melakukan aktivitas selama kerjasama dalam kelompok ditentukan melalui langkah-langkah berikut: a) Hasil pengamatan aktivitas siswa untuk setiap indikator dalam satu kali pertemuan ditentukan frekuensinya dan dicari rata-rata frekuensinya. Selanjutnya, ditentukan frekuensi rata-rata dari rata-rata frekuensi untuk beberapa kali pertemuan. b) Mencari persentase frekuensi setiap indikator dengan cara membagi besarnya frekuensi dengan jumlah frekuensi untuk semua indikator. Kemudian hasil pembagian dikali 100%. Selanjutnya dicari rata-rata persentase waktu untuk beberapa kali pertemuan dan ditulis dalam tabel rata-rata persentase. Selanjutnya persentase waktu untuk setiap indikator dirujuk terhadap kriteria pencapaian waktu ideal aktivitas siswa dalam pembelajaran (khususnya dalam kerjasama kelompok) sebagai berikut: a) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator memperhatikan informasi dan mencatat seperlunya adalah 6,67% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 1,67% sampai dengan 11,67%

10 b) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator membaca LKS, materi pembelajaran atau buku siswa adalah 1,67% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 1,67% sampai dengan 11,67% c) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator aktif terlibat dalam tugas adalah 1,% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 8,% sampai dengan 18,% d) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator aktif berdiskusi dengan teman adalah 26,67% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 21,67% sampai dengan 1,67% e) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator mencatat apa yang disampaikan teman adalah 1,% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 8,% sampai dengan 18,% f) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator mengajukan pertanyaan kepada teman/guru adalah 6,67% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 1,67% sampai dengan 11,67% g) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator menjawab/menanggapi pertanyaan teman/guru adalah 6,67% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 1,67% sampai dengan 11,67% h) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator memberi bantuan penjelasan kepada teman yang membutuhkan adalah 20% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 15% sampai dengan 25% i) Waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan indikator melakukan kegiatan di luar tugas adalah 0% dari waktu yang tersedia pada setiap pertemuan, sehingga batas toleransi pencapaian waktu ideal aktivitas siswa untuk indikator tersebut ditetapkan dari 0% sampai dengan 5% j) Aktivitas siswa dikatakan ideal, apabila lima kriteria batas toleransi pencapaian waktu ideal yang digunakan pada (1), (2), (), (), (5), (6), (7), (8), dan (9) di atas dipenuhi. Dengan catatan kriteria batas toleransi (), (), (7), dan (8) harus dipenuhi. Hal ini berdasarkan pertimbangan kegiatan pada (), (), (7), dan (8) merupakan kegiatan inti dalam

11 pembelajaran (khususnya pada saat kerjasama dalam kelompok) dibandingkan dengan kegiatan pada (1), (2), (5), dan (6). Adapun penentuan persentase waktu dari masing-masing bagian di atas didasarkan pada waktu yang disediakan untuk kegiatan-kegiatan tersebut pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Sebagai contoh, untuk kegiatan aktif berdiskusi dengan teman dalam RPP disiapkan waktu 12 menit dari 5 menit (waktu untuk kerjasama dalam kelompok). Hal ini berarti persentase waktu tersebut adalah 26,67%. Secara lengkap kriteria penentuan ketercapaian waktu ideal aktivitas siswa disajikan dalam Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kriteria Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa No. Kategori Aktivitas Siswa Waktu Ideal Interval Toleransi PWI (%) 1. Memperhatikan informasi dan mencatat seperlunya 6,67 % dari WT 1,67 11,67 2. Membaca LKS, materi pembelajaran atau buku 6,67 % dari WT 1,67 11,67 siswa. Aktif terlibat dalam tugas 1,% dari WT 8, - 18,. Aktif berdiskusi dengan teman 26,67 % dari WT 21,67-1,67 5. Mencatat apa yang disampaikan teman 1, % dari WT 8, 18, 6. Mengajukan pertanyaan kepada teman/guru 6,67 % dari WT 1,67 11,67 7. Menjawab/menanggapi pertanyaan teman/guru 6,67 % dari WT 1,67 11,67 8. Memberi bantuan penjelasan kepada teman 20 % dari WT yang membutuhkan 9. Kegiatan di luar tugas 0 % dari WT 0 5 Keterangan: PWI adalah persentase waktu indikator WT adalah waktu tersedia pada setiap pertemuan Kriteria Minimal lima dari sembilan kategori harus dipenuhi dengan syarat kategori (), (), (7), (8) harus terpenuhi ) Analisis Respons Siswa Kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis data respons siswa terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL adalah sebagai berikut: 1) Menghitung banyak siswa yang memberi respons positif sesuai dengan aspek yang ditanyakan 2) Menghitung persentase dari (1) ) Menentukan kategori untuk respons positif siswa dengan mencocokkan hasil persentase dengan kriteria yang ditetapkan

12 ) Jika hasil analisis menunjukkan bahwa respons siswa belum positif, maka dilakukan revisi terhadap perangkat yang tengah dikembangkan. Kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan bahwa para siswa memiliki respons positif terhadap perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL adalah 50% dari mereka memberi respons positif terhadap minimal 70% jumlah aspek yang ditanyakan. Pada akhirnya kriteria yang ditetapkan untuk menyatakan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL bersifat efektif adalah di atas dipenuhi. c. Analisis data kepraktisan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL Data kepraktisan perangkat pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL yang dimaksud disini adalah kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL. Analisis dilakukan terhadap hasil penilaian dari satu observer yang mengamati kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL di kelas. Pengamatan dilakukan terhadap kemampuan guru melaksanakan tiap-tiap aspek dari sintaks pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL. Dari hasil observer selama empat kali pertemuan, ditentukan nilai rata-rata Kegiatan Guru (KG) dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat. Nilai KG ini selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval penentuan kategori kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL, yaitu: KG 1, 5 berarti TT (Tidak Tinggi/Rendah) 1,5 KG 2, 5 berarti CT (Cukup Tinggi/Sedang) 2,5 KG, 5 berarti T (Tinggi),5 KG berarti ST (Sangat Tinggi) Kriteria yang digunakan untuk memutuskan bahwa kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL memadai adalah nilai KG minimal berada dalam kategori tinggi, berarti penampilan guru dapat dipertahankan. Apabila KG berada di dalam kategori lainnya, maka guru harus meningkatkan kemampuannya dengan melihat kembali aspek-aspek yang nilainya kurang. Selanjutnya dilakukan kembali pengamatan terhadap kemampuan guru mengelola pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan pendekatan CTL, lalu dianalisis kembali. Demikian seterusnya sampai memenuhi nilai KG minimal berada di dalam kategori tinggi. (Darwis, 2007). 7. Desain penelitian pengembangan uji coba terbatas Desain penelitian pengembangan uji coba terbatas digambarkan dengan alur sebagai berikut:

13 Diagram 1 Desain pengembangan perangkat pembelajaran dengan ujicoba terbatas. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Pada Bab III telah dikemukakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran matematika model kooperatif tipe teams games tournamens (TGT) dengan pendekatan CTL yang berdasarkan pada Model -D (Thiagarajan) terdiri dari empat tahap, yaitu tahap pembatasan (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). a. Tahap Pembatasan (define) 1) Analisis kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang digunakan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memuat seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di suatu SMP dan dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

14 menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntunan lingkungan. Pada tingkat SMP, KTSP yang disusun merupakan pengetahuan, keterampilan, pengenalan, dan pemahaman berfikir deduktif yang dapat mengarahkan kepada kecermatan serta sistematika berfikir dan bertindak. Pembelajaran pada tingkat SMP ditekankan pada pengenalan fakta, penanaman konsep, dan penemuan prinsip. KTSP menuntut kreativitas guru untuk menyusun sendiri model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lokal sekolah yang bersangkutan yang didasarkan pada Standar Isi dan Standar Kompetnsi oleh Depertemen Pendidikan Nasional. 2) Analisis siswa Pada tahap ini penulis menemukan bahwa siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba telah mempelajari materi Pecahan di Sekolah Dasar sebagai prasyarat untuk mempelajari materi ini. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar siswa kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba menggunakan Bahasa Indonesia. Ditinjau dari perkembangan kognitifnya, maka menurut Piaget siswasiswa ini berada pada tahap operasi formal (11 tahun ke atas). Namun pada kenyataannya, siswa-siswa tersebut masih memerlukan benda-benda konkret dan membutuhkan arahan serta bimbingan dari guru atau teman sebaya dalam mempelajari matematika. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika perlu diawali dengan masalah kontekstual yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. ) Analisis konsep Konsep utama yang diidentifikasi pada pengembangan perangkat pembelajaran ini adalah analisis konsep untuk materi pecahan. Materi pokok, kompetensi dasar, dan indikator hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Kompetensi Dasar, Indikator Hasil Belajar, Materi Pecahan Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan Pecahan. Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan. Mengurutkan pecahan dan menentukan letaknya pada garis bilangan Menyelesaikan operasi hitung tambah, kurang, kali, bagi bilangan pecahan. Pecahan

15 ) Analisis tugas Analisis tugas berdasarkan pokok bahasan Pecahan diperoleh beberapa tugas yang mengarahkan kemampuan siswa untuk menjawab tugas-tugas yang diberikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 5) Spesifikasi tujuan pembelajaran Perincian indikator pencapaian dan tujuan pembelajaran pada materi Pecahan adalah sebagai berikut: 1) Indikator Pencapaian a) Mengenal bilangan pecahan b) Mengenal pecahan senilai. c) Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan: biasa, campuran, desimal, persen dan permil. d) Menyederhanakan pecahan. e) Mengurutkan pecahan dan menentukan letaknya pada garis bilangan. f) Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan. 2) Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: a) Mengenal bilangan pecahan b) Mengenal pecahan senilai. c) Memberikan contoh berbagai bentuk dan jenis bilangan pecahan: biasa, campuran, desimal, persen dan permil. d) Menyederhanakan pecahan. e) Mengurutkan pecahan dan menentukan letaknya pada garis bilangan. f) Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan. b. Tahap Perancangan a. Pemilihan media Media pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamens (TGT) dengan pendekatan CTL pada materi Pecahan di kelas VII.2 SMP Negeri 1 Bontoramba adalah perangkat pembelajaran yang meliputi Buku Siswa (BK), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alat bantu atau alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah papan tulis, spidol, penghapus, kertas HVS, mistar, dan lain-lain. b. Pemilihan format Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: isi materi adalah Pecahan, model pembelajaran yang digunakan adalah Kooperatif tipe Teams Games Tournamens (TGT) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), dengan media pembelajaran Buku Siswa (BK), Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada KTSP.

16 c. Rancangan Awal Pada tahap ini dihasilkan perangkat pembelajaran, antara lain sebagai berikut: 1) Buku Siswa (BS) 2) Lembar Kerja Siswa (LKS) ) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ketiga perangkat pembelajaran tersebut disebut draft 1/ draft awal. c. Tahap Pengembangan a. Penilaian Para Ahli (Analisis Data Kevalidan Perangkat Pembelajaran Kooperatif tipe teams games tournamens (TGT) dengan Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL). Penilaian para ahli berarti validator menelaah semua perangkat yang telah dihasilkan (draft 1). Penilaian meliputi validasi isi, bahasa, dan kesesuaian perangkat pembelajaran dengan kurikulum yang berlaku. Hasil validasi dari para ahli digunakan sebagai dasar untuk melakukan revisi perangkat pembelajaran. Jadi, dalam melakukan revisi, penulis mengacu kepada saran-saran serta petunjuk dari para ahli. Hasil penilaian ini pula yang digunakan untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan penggunaan perangkat pembelajaran kooperatif tipe teams games tournamens (TGT) dengan pendekatan CTL. Nama-nama validator dapat dilihat pada Tabel. Tabel Nama-nama Validator NAMA PEKERJAAN 1. Drs. Bahar, M. Si. Dosen Matematika FMIPA UNM 2. Aswi, S. Pd., M. Si Dosen Matematika FMIPA UNM Kegiatan memvalidasi perangkat pembelajaran diawali dengan memberikan perangkat pembelajaran beserta lembar penilaian kepada 2 orang ahli. Hasil penilaian, analisis dan revisi terhadap Buku Siswa (BK), Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Tes Hasil Belajar (THB) berturut-turut dapat dilihat pada tabel berikut: 1) Hasil Penilaian Terhadap Buku Siswa oleh Para Ahli Tabel 5 Hasil Penilaian Terhadap Buku Siswa oleh Para Ahli Penilaian Bidang Telaah Uraian / Aspek V Ket. PENJABARAN KONSEP 1. Kesesuaian konsep dengan tujuan (hasil belajar) 2. Kebenaran konsep. Kesesuaian urutan penyajian konsep Val. I Val. II V V V

17 KONSTRUKSI KARAKTERIS -TIK SUBKONSEP SOAL-SOAL LATIHAN. Keterbacaan/kejelasan bahasa 5. Peranan gambar menunjang penjelasan materi,5,5 RATA-RATA,2 V,5 1. Kejelasan kalimat (tidak menimbulkan penafsiran ganda) 2. Kejelasan gambar /grafik/tabel/diagram. Mendorong aktivitas siswa. Kejelasan prosedur urutan materi 5. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia 6. Penggunaan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami siswa 1. Kesesuaian dengan tujuan 2. Ada manfaat. Dukungan terhadap penanaman/pemahaman konsep/subkonsep. Keterbacaan/kejelasan bahasa,5,5,5,5,5 RATA-RATA,5,5,5 V RATA-RATA,75 V 1. Kesesuaian soal dengan,5 tujuan 2. Kesesuaian soal dengan V tingkat kemampuan intelektual siswa. Mendorong siswa V berfikir kreatif dan kritis. Dukungan soal latihan terhadap,5 penanaman/pemahaman konsep/subkonsep RATA-RATA,25 V RATA-RATA TOTAL, V,5 Ket. (Sangat Valid) =,5 V

18 V (Valid) = 2,5 V, 5 CV (Cukup Valid) = 1,5 V 2, 5 TV (Tidak Valid) = V 1, 5 Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 5 dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai rata-rata total kevalidan Buku Siswa diperoleh adalah V =,, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5 ). Jadi, ditinjau keseluruhan aspek, Buku Siswa ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. b) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Penjabaran Konsep adalah V =,2, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5 ). Jadi, ditinjau dari aspek Penjabaran Konsep, Buku Siswa ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. c) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Konstruksi adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Konstruksi, Buku Siswa ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. d) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Karakteristik Subkonsep adalah V =,75, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5 ). Jadi, ditinjau dari aspek Karakteristik Subkonsep, Buku Siswa ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. e) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Soal-soal Latihan adalah V =,25, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5). Jadi, ditinjau dari aspek soal-soal latihan, Buku Siswa ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Tabel 6 Revisi Buku Siswa Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Yang Direvisi Halaman 2 Sebelum Direvisi Apa yang akan kamu pelajari? Pengertian pecahan Pecahan senilai Bentuk-bentuk pecahan Menyederhanakan pecahan Kata Kunci: Pecahan Desimal Persen Permil Sesudah Direvisi Apa yang akan kamu pelajari? 1. Pengertian pecahan 2. Pecahan senilai. Bentuk-bentuk pecahan. Menyederhanakan pecahan Kata Kunci: 1. Pecahan 2. Desimal. Persen. Permil

19 2) Hasil Penilaian Terhadap Lembar Kerja Siswa (LKS) oleh Para Ahli Tabel 7 Hasil Penilaian Terhadap LKS oleh Para Ahli Bidang Telaah MATERI AKTIVITAS Uraian / Aspek 1. Kesesuaian dengan indikator pencapaian hasil belajar 2. Kejelasan rumusan pertanyaan. Kejelasan jawaban yang diharapkan. Kejelasan petunjuk pengerjaan 5. Dukungan LKS terhadap penanaman konsep Penilaian Val. I Val. II V,5,5,5,5 Ket. V RATA-RATA, V 1. Kesesuaian aktivitas,5 V dengan tujuan (indikator pencapaian hasil belajar) 2. Prosedur urutan kerja,5. Manfaat terhadap pembelajaran. Keterbacaan/kejelasan,5 bahasa 5. Fungsi gambar/grafik/tabel/dia gram pada LKS 6. Peranan LKS,5 mengaktifkan belajar siswa RATA-RATA,5

20 BAHASA WAKTU 1. Kejelasan kalimat (tidak menimbulkan penfsiran ganda) 2. Penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa yang sederhana, mudah dimengerti. Penggunaan kata-kata yang dikenal siswa. Kejelasan jawaban yang diharapkan,5,5,5,5 RATA-RATA,5,5 1. Rasionalitas alokasi waktu untuk mengerjakan LKS RATA-RATA,5 RATA-RATA TOTAL,25 V Ket. (Sangat Valid) =,5 V V (Valid) = 2,5 V, 5 CV (Cukup Valid) = 1,5 V 2, 5 TV (Tidak Valid) = V 1, 5 Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 7 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai rata-rata total kevalidan LKS diperoleh adalah V =,25, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5 ). Jadi, ditinjau keseluruhan aspek, LKS ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. b) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Materi adalah V =,, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V,5 ). Jadi, ditinjau dari aspek Materi, LKS ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. c) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Aktivitas adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Aktivitas, LKS ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. d) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Bahasa adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Bahasa LKS ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan.

21 e) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Waktu adalah V =,5 dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Waktu, LKS ini memenuhi kriteria kevalidan. Revisi LKS Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Tabel 8 Revisi LKS Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Yang Direvisi Sebelum Direvisi Sesudah Direvisi LKS 0 No. Bunga mempunyai minyak Bunga mempunyai minyak tanah 5 5 jerigen minyak. tanah 6 6 jerigen minyak. Tetangga Bunga membeli Tetangga Bunga membeli minyak tanah itu sebanyak minyak tanah itu sebanyak jerigen minyak. Berapa 6 6 jerigen minyak. Berapakah banyak minyak tanah Bunga dalam jerigen yang tersisa? sisa minyak tanah Bunga dalam jerigen tersebut? ) Hasil Penilaian Terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Para Ahli Tabel 9 Hasil Penilaian Terhadap RPP oleh Para Ahli Bidang Telaah TUJUAN Uraian / Aspek 1. Kemampuan yang terkandung dalam kompetensi dasar 2. Ketepatan penjabaran kompetensi dasar ke dalam hasil belajar dan indikator pencapaian hasil belajar dengan waktu yang disediakan. Kesesuaian antara banyaknya indikator pencapaian hasil belajar dengan waktu yang disediakan. Kejelasan rumusan indikator pencapaian hasil belajar 5. Operasianal rumusan indikator pencapaian hasil belajar Penilaian Val. I Val. II V,5 Ket. V V V V

22 MATERI YANG DISAJIKAN SARANA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARA N METODE DAN KEGIATAN PEMBELAJARA N WAKTU 6. Kesesuaian indikator,5 pencapaian hasil belajar dengan tingkat perkembangan siswa RATA-RATA,17 V 1. Kesesuaian konsep V dengan kompetensi dasar dan hasil belajar 2. Kebenaran konsep V. Ketepatan urutan,5 penyajian konsep. Kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan intelektual siswa RATA-RATA,75 V 1. Dukungan sarana yang,5 digunakan terhadap pembelajaran 2. Kesesuaian alat bantu dengan materi pembelajaran RATA-RATA,75 1. Dukungan metode dan,5 kegiatan pembelajaran terhadap pencapaian hasil belajar 2. Dukungan metode dan,5 kegiatan pembelajaran terhadap proses penanaman konsep RATA-RATA,5 1. Kejelasan alokasi waktu setiap kegiatan/fase pembelajaran 2. Rasionalitas alokasi,5 waktu untuk setiap fase/kegiatan pembelajaran RATA-RATA,75 RATA-RATA TOTAL,1 V Ket. (Sangat Valid) =,5 V V (Valid) = 2,5 V, 5 CV (Cukup Valid) = 1,5 V 2, 5

23 TV (Tidak Valid) = V 1, 5 Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 9 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai rata-rata total kevalidan RPP diperoleh adalah V =,1, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V,5 ). Jadi, ditinjau keseluruhan aspek, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. b) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Tujuan adalah V =,17, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V,5 ). Jadi, ditinjau dari aspek Tujuan, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. c) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Materi yang Disajikan adalah V =,75 dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Valid ( 2,5 V, 5 ). Jadi, ditinjau dari aspek materi yang disajikan, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. d) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Sarana dan Alat Bantu Pembelajaran adalah V =,75, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek sarana dan alat bantu pembelajaran, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. e) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Metode dan Kegiatan Pembelajaran adalah V =,50, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Metode dan Kegiatan Pembelajaran, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. f) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Waktu adalah V =,75, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Waktu, RPP ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Tabel 10 Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Yang Direvisi RPP Pertemuan 1, 2, dan Sebelum Direvisi Fase : Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar (5 menit) 1) Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang Sesudah Direvisi Fase : Mengorganisasikan siswa kedalam kelompokkelompok belajar (0 menit) 1) Guru mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 5 orang

24 ) Hasil Penilaian Terhadap Tes Hasil Belajar oleh Para Ahli Tabel 11 Hasil Penilaian Terhadap Tes Hasil Belajar oleh Para Ahli Bidang Telaah Uraian / Aspek Penilaian Ket Val. I Val. II X. 1. Soal-soal sesuai dengan tujuan tes 2. Soal-soal sesuai dengan indikator. Batasan soal-soal,5,5 V MATERI dirumuskan dengan jelas. Jawaban diharapkan jelas 5. Mencakup materi,5 pelajaran secara representatif RATA-RATA,5 1. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas 2. Kalimat soal tidak menimbulkan,5 KONSTRUKSI penaksiran berganda. Rumusan pertanyaan,5 soal menggunakan kalimat tanya atau perintah yang jelas. Gambar/grafik/tabel/dia,5 gram pada soal terbaca RATA-RATA, Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar,5 BAHASA 2. Menggunakan bahasa,5 yang sederhana dan mudah dimengerti. Menggunakan kata-kata,5 (istilah) yang dikenal siswa RATA-RATA,5 WAKTU Waktu yang digunakan sesuai,5 RATA-RATA,5 RATA-RATA TOTAL,5

25 Ket. (Sangat Valid) =,5 V V (Valid) = 2,5 V, 5 CV (Cukup Valid) = 1,5 V 2, 5 TV (Tidak Valid) = V 1, 5 Hasil analisis yang ditunjukkan pada Tabel 11 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Nilai rata-rata total kevalidan Tes Hasil Belajar diperoleh adalah V =,5 dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau keseluruhan aspek, Tes Hasil Belajar ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. b) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Materi adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Materi, Tes Hasil Belajar ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. c) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Konstruksi adalah V =,625, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Konstruksi, Tes Hasil Belajar ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. d) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Bahasa adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Bahasa Tes Hasil Belajar ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. e) Nilai rata-rata kevalidan untuk aspek Waktu adalah V =,5, dapat disimpulkan bahwa nilai ini termasuk dalam kategori Sangat Valid (,5 V ). Jadi, ditinjau dari aspek Waktu, Tes Hasil Belajar ini dinyatakan memenuhi kriteria kevalidan. Revisi Tes Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Tabel 12 Revisi Tes Hasil Belajar Berdasarkan Hasil Validasi Para Ahli Yang Direvisi Soal No.2 Sebelum Direvisi 1. Menurut sebuah polling yang dilakukan oleh Koran Fajar, ada tiga kandidat Capres Cawapres RI yang ditawarkan yaitu: SBY- Budiono, JK-Wiranto dan Mega-Prabowo. JK- Wiranto mendapat 5 suara dari keseluruhan jumlah responden, SBY- Sesudah Direvisi 2. Menurut sebuah polling yang dilakukan oleh Koran Fajar, ada tiga kandidat Capres Cawapres RI yang ditawarkan yaitu: SBY-Budiono, JK- Wiranto dan Mega-Prabowo. JK-Wiranto mendapat suara dari keseluruhan jumlah 5 responden, SBY-Budiono

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar JURNAL SAINTIFIK VOL 3 NO.1, JANUARI 2017 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar Munawarah STAIN Watampone e-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar 62 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (development research) karena tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran 77 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah. 85 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development Research). Dalam hal ini peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development 81 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok perbandingan dengan pendekatan RME Setting

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya, BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN A. Deskripsi dan Analisis Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Learning Cycle-5E Pengembangan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran dengan model investigasi kelompok mengacu pada model pengembangan pembelajaran Thiagarajan, Semmel,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Fokusnya adalah pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan kurikulum 2013 pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Research Development (penelitian pengembangan) adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan (Development). Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pedagogy Volume 2 Nomor 2 ISSN 2502-3802 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Jumarniati 1, Shindy Ekawati 2 Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci: pengembangan, teams games tornaments, perangkat pembelajaran.

Kata kunci: pengembangan, teams games tornaments, perangkat pembelajaran. PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA (CERPEN) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TORNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 MAKASSAR Andi Karman Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa. 66 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian pengembangan. Karena peneliti ingin mengembangkan model pembelajaran pembelajaran koooperatif tipe

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA ] Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA Jumarniati 1, Shindy Ekawati 2 Universitas Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 104 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development Research). Dalam hal ini peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan 113 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada penelitian ini meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SUB POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI DIFFERENSIAL DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI DIFFERENSIAL DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATERI DIFFERENSIAL DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Lis Sugianto 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model learning cycle-5e Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika model leaning

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian A.1 Hasil Uji Validitas Validitas LKS ini dilakukan pada tiga bagian, yakni validitas materi, validitas konstruksi dan validitas bahasa. Adapun hasil validasi

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI BERBASIS TEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA KELAS VII1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika bilingual

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA 1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA Oleh: Fanny Adibah IKIP Widya Darma Abstrak: Pendidikan Matematika bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Model Pengembangan, Teori Van Hiele, Pendidikan Karakter

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Model Pengembangan, Teori Van Hiele, Pendidikan Karakter PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI GEOMETRI BERBASISTEORI BELAJAR VAN HIELE UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH BUNGORO Rahmat Kamaruddin 1, Vivi Rosida 2,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif kuantitatif karena data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan respon

Lebih terperinci

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN:

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 BUDONG-BUDONG Muhammad Ali P 1, Fatimah 2, Wiwik Rudjatiningsih 3 Program Studi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII Rahma Dwi Khoirunnisa 1), Tatag Yuli Eko Siswono 2) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan IPTEK dewasa ini menuntut semua pihak untuk meningkatkan pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan untuk berpola pikir cepat, cermat, tepat

Lebih terperinci

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 PM - 25 Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru Tri Andari Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan karena dalam penelitian ini dikembangkan perangkat pembelajaran dengan media pembelajaran visual basic.net

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitan pengembangan pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Course Review Horay ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat, Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan ujicoba terbatas yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII UPTD SMPN 1 PAPAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan

BAB III METODE PENELITIAN. digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan pertanyaan yang dikemukakan, maka penelitian ini dapat digolongkan jenis penelitian pengembangan, yaitu pengembangan RPP, LKS dan buku siswa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2013: 297) merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis masalah mengaplikasikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam penelitian ini perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY SUB POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII SMP Ahmad Rif an F 33, Dinawati.

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES. JPM IAIN Antasari Vol. 02 No. 2 Januari Juni 2015, h. 43-58 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Kontekstual Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas kelas yang diselenggarakan di Amerika pertama- tama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Rangkaian proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang mengintegrasikan teori vygotsky dan teori ibnu khaldun dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 55 BAB IV HASIL PENELIIAN Hasil dan Analisis Data Penelitian Hasil dan analisis data ini dibuat berdasarkan data yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilaksanakan dikelas V11-D SMP NEGERI AMAN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika 75 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Proses pengembangan buku teks dengan pendekatan kultural matematika didasarkan pada model pengembang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran 202 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Proses pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran MMP dengan strategi TTW mengacu pada pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs Lussy Midani Rizki 1), Risnawati 2), Zubaidah Amir MZ 3) 1) UIN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development (R&D) dengan produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berbasis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting 143 BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe Nested dengan Setting Pembelajaran Berbasis Masalah Rangkaian proses pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe nested dengan

Lebih terperinci

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Software Macromedia Flash 8 dan Power Point Pada Materi Pokok Asam Basa

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Software Macromedia Flash 8 dan Power Point Pada Materi Pokok Asam Basa Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Software Macromedia Flash 8 dan Power Point Pada Materi Pokok Asam Basa Sakinah Zubair D3 Farmasi STIKES Mega Reski Makassar, sakinahzubair@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan

Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP UMSurabaya I. Pendahuluan PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA Artikel Penulis I : Musnidatul Millah Arief; Penulis II : Dra. Chusnal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa SMP kelas VII pada materi himpunan dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Prosedur pengembangan LKS materi Bangun Ruang Sisi Datar yang menggunakan pendekatan kontekstual dan berorientasi pada kemampuan berpikir kritis

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN. adalah model pengembangan 4-D yang telah dimodifikasi menjadi 3D, yang

BAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN. adalah model pengembangan 4-D yang telah dimodifikasi menjadi 3D, yang 106 BAB IV DISKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGAMATAN A. Proses Pengembangan Model Pembelajaran Penelitian ini mengembangkan model yang termasuk di dalamnya adalah perangkat. Perangkat tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Miri, dengan subyek penerima tindakan kelas adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran 54 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Waktu Pengembangan Film Pembelajaran Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah film pembelajaran. Model pengembangan film pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya mata pelajaran matematika adalah diujikannya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 72 83. PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP No.19 tahun 2005). Salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN HUNTING TREASURE PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS BILINGUAL VII-A DI SMP NEGERI 16 MALANG

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN HUNTING TREASURE PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS BILINGUAL VII-A DI SMP NEGERI 16 MALANG PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN HUNTING TREASURE PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS BILINGUAL VII-A DI SMP NEGERI 16 MALANG Ade Irma Kusuma dan Santi Irawati Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Development Research), karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran matematika sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods)

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan embedded

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN BAB IV DESKRIPSI PENGEMBANGAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN A. Deskripsi Waktu Pengembangan Media Pengembangan media game pada pokok bahasan mata uang menggunakan model pengembangan yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras Sukmo Purwo Diharto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII Wicha 37, Dafik 38,Susanto 39 Abstract.QuantumTeachingis a

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran 89 BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangakat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE Nurul Hidayah, Zainuddin, Andi Ichsan Mahardika Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian

Lebih terperinci

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PROGRAM LINIER MENGGUNAKAN APLIKASI GEOGEBRA Sri Irawati 1, Sri Indriati Hasanah 2 1, 2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Madura Jalan Raya Panglegur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan direncanakan dan diatur sedemikian hingga membuat manusia berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan media pembelajaran dan instrumen penelitian. Media pembelajaran berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menyebutkan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci