LAPORAN PENILAIAN No.: XXXX

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PENILAIAN No.: XXXX"

Transkripsi

1 LAPORAN PENILAIAN No.: XXXX Tim Penilai Nama LKM CIPSED TEAM atau DINAS KOPERASI TEAM Koperasi Sejahtera Alamat: Jl. xxxx Kabupaten XX, Propinsi X Telp. Fax. Kontak Utama Bpk. Farid / Ketua, Tujuan Penilaian Tanggal Memberikan feedback atas kinerja LKM XXX I. LEGALITAS Koperasi Sejahtera didirikan tanggal 20 Maret 1998 berdasarkan akte pendirian No.56 yang dibuat dihadapan Ahmad Siregar, SH, notaris di Bandung, Jawa Barat. Ijin operasi sebagai koperasi simpan pinjam diperoleh pada tanggal 18 Juni 1998 sesuai dengan keputusan Menteri Koperasi dan UKM No.205/BH/KWK.9/VI/1998. Koperasi juga terdaftar pada kantor pajak dengan nomor NPWP: XXXX Koperasi Sejahtera didirikan dengan semangat untuk mengatasi kesulitan pengusaha mikro dalam mendapatkan modal kerja dan kerapkali terjebak dalam lingkaran rentenir (lintah darat). Kondisi inilah yang mendorong beberapa alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jawa Barat untuk membentuk koperasi simpan pinjam. Dengan modal awal Rp.30juta mereka membangun koperasi yang kini bertumbuh menjadi koperasi breast Rp.1 milyar. Dengan semangat dari masyarakat dan untuk masyarakat, Koperasi Sejahtera berupaya untuk memberikan pendidikan secara terus menerus untuk meningkatkan manfaat keberadaan koperasi bagi warga sekitar. Tiap tahun terjadi pertumbuhan anggota koperasi hingga mencapai 1000 nasabah (anggota & calon anggota) per Desember Rapat Anggota sebagai perangkat tertinggi dari koperasi pun dijalankan tiap tahun untuk mengesahkan anggaran serta rencana kerja koperasi dan, jika ada, pengangkatan perangkat koperasi baru seperti penunjukkan pengurus dan pengawas koperasi. II. HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA Koperasi Sejahtera berhasil membina hubungan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam upaya pengembangan usaha mikro, antara lain: - Bank BTN Syariah (2007, 2 tahun): kerjasama ini memberikan akses pinjaman bagi Koperasi Sejahtera untuk mendapatkan modal kerja Rp.750juta bagi para pelaku usaha mikro di pasar tradisional 1

2 - BAZNAS (2004); kerjasama semi hibah yang diberikan oleh BAZNAS untuk para korban banjir, dimana dana tersebut harus dicairkan sebagai pinjaman modal kerja untuk waktu 10 tahun - Kementrian Koperasi (2006); kerjasama program dana bergulir sebesar Rp.300juta - Hibah dari Kementrian Lingkungan Hidup (1998): hibah Rp.22.5juta untuk pembelian infrastructure koperasi - Bank Mandiri ( ): kerjasama pembiayaan umum sebesar Rp.1milyar dengan jaminan piutang lancar. Koperasi Sejahtera juga membina hubungan baik dengan koperasi lain sebagai wadah sharing pengalaman sekaligus strategi manajemen resiko (misal mencegah terjadinya double financing) baik secara informal maupun formal (melalui asosiasi koperasi syariah). III. KEPEMILIKAN dan TATA KELOLA Sebagiamana disebut dalam seksi I laporan ini, Koperasi Sejahtera ini didirikan dengan semangat untuk membantu pengusaha mikro mendapatakan pembiayaan yang layak untuk mendukung usahanya. Berangkat dari keprihatinan sekelompok alumni STIE di Jawa Barat, Koperasi Sejahtera dibentuk dengan berbasis di kampus dengan modal awal Rp.30juta yang disetor oleh 25 orang alumni STIE. Per tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas koperasi adalah sebagai berikut: Rp. (000) % Simpanan Pokok 6,050 4% Simpanan Wajib 2,125 3% Modal Sumbangan 50,000 11% Modal Pinjaman - 0% cadangan 87, % Net Profit 31,967 23% Total 177, % Koperasi ini membedakan 2 tipe keanggotaan: 1) Anggota Khusus a. Adalah mereka yang menyetor simpanana pokok dan wajib, memiliki hak suara dan berpartisipasi aktif dalam RAT b. Jumlahnya sekarang 68 orang dimana 25 diantaranya adalah pendiri koperasi 2) Anggota Umum a. Adalah mereka membayar simpanan pokok dan wajib, memiliki hak suara namun tidak aktif memberikan suara dalam RAT (melimpahkan pada anggota khusus) b. Saat ini jumlahnya adalah 593orang Pengurus (dan Pengelola) Koperasi Sejahtera berdasarkan RAT 2010 adalah sebagai berikut: Ketua : Bpk. Farid SE. Ak Sekretaris : Ibu. Suprapti Bendahara : Bpk. Dutarman, SE. Manajer : Ibu. Tuti Jumlah Staff : 10 orang 2

3 Bapak Farid, 40 tahun, adalah ketua koperasi, memiliki pengalaman professional diberbagai organisasi. Selain sebagai dosen di STIE, Bpk. Farid juga menjadi fasilitator untuk pelatihan bagi staff dan calon anggota koperasi. Beliau lulus dari STIE tahun 1995 dan memiliki spesialisasi dibidanga manajemen keuangan. Ibu Tuti, 33 tahun, adalah manajer koperasi sejak 5 tahun terakhir. Lulus sebagai salah satu alumni terbaik dari STIE dan telah berpengalaman selama 3 tahun sebagai manajer kredit disalah satu bank swasta, Ibu Titin mampu mengelola koperasi dengan baik termasud didalamnya mengontrol kemampuan pengelolaan simpan pinjam. Untuk mendukung kinerjanya, Ibu Titin menambah pengetahuan dengan berbagai jenis pelatihan baik yang diadakah oleh konsultan professional maupun asosiasi. Koperasi Sejahtera didukung oleh 10 staff, dimana 4 diantaranya merupakan lulusan universitas (sarjana) dan sisanya SMA dan Diploma 3. Struktur organisasi Rapat Anggota Tahunan Badan Pengawas Badan Pengurus Direktur/ Manager Administrasi Umum Kasir/Teller Administrasi Keuangan Pembukuan Anggota 3

4 Visi Menjadi lembaga keuangan mikro yang mempunyai keunggulan komesial yang sekaligus mampu memberikan layanan sosial kepada masyarakat terutama kepada para anggota melalui berbagai program keuangan mikro, dimana melalui hal tersebut Koperasi Sejahtera dapat berperan alktif dalam memerangi kemiskinan. Misi Koperasi Sejahtera menyediakan jasa keuangan yang ramah dan berkelanjutan bagi masyarakat produktif berpendapatan rendah. Berdasarkan interview dengan staff dan pengelola, semua staff mengerti dan tahu visi misi organisasi dan memiliki kejelasan atas tugas dan wewenang masing-masing posisi dalam struktur organisasi. Sosialisasi tentang visi dan misi terjadi setiap saat, terutama saat RAT. Saat ini visi misi organsisasi ditempel juga di ruang kerja kantor. Sedang tugas dan wewenang masing-masing staff tertuang dalam kontrak kerja masing-masing yang juga diingatkan kembali melalui rapat koordinasi tiap minggu. IV. OPERASI a. Produk dan Jasa/Layanan Sebagai lembaga keuangan maka kegiatan yang pokok dilaksanakan oleh Koperasi Sejahtera adalah kegiatan simpan pinjam. Namun secara khusus lembaga ini menjalankan kegiatan dengan mengambil model syariah. Disamping kegiatan komersil, terdapat juga kegiatan yang bersifat sosial (baitul mal) dan sumber dana juga dari sumbangan sosial (zakat, infak, sedekah). Adapun kegiatan yang bersifat komersial dengan pendekatan syariah tersebut adalah: a. Mudharabah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal. b. Musyarakah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal dan tenaga. c. Murabahah. Skema jual beli dimana terdapat mekanisme margin atau mark up. d. Qordhul Hasan. Pinjaman kebaikan yang hanya pokoknya saja berhak ditagih. e. Al Rahn. Skema gadai. f. Al Ijarah. Sistem sewa dimana bisa diakhiri dengan kontrak sewa beli. Sampai dengan Desember 2010, lembaga ini telah menyalurkan 60% dari total volume pencairannya ke sector pertanian, dan penyaluran kepada industri rumah tangga yakni 8%, ke sector perdagangan sebesar 20%, ke sector jasa-jasa 7% dan sisanya 4% ke lain-lain. Sebagian besar jenis akad yang dilakukan mengikuti pola jual beli (murabahah), dimana lembaga melakukan mark up atas harga pokok dan angsuran berkisar antara 3-10 bulan. Produk tabungan dimulai dari nilai Rp paling rendah, sementara untuk jumlah minimal pembiayaan adalah Rp. 200,000, sementara maksimal adalah Rp. 10 juta. 4

5 b. Karakteristik wilayah operasi Berikut adalah karakterisktik operasional: o Area operasi mencakup berbagai pasar di Jawa Barat seperti Pasar Kodam, Pasar Karina, Rawamangun, Pondok Gede, pasar klender, Jatinegara, pulo gadung dan Depok o Sebagian besar nasabah potensial berasal dari petani, buruh, pedagan kecil seperti kelontongan, warung makan, pedagang sayur, dan penyedia jasa tukang cukur dan penjahit. c. Manajemen dan Sistem Ditinjau dari segi manajemen dan oraganisasi bisnis maka lembaga ini telah membuat berbagai system dan tata kelola internal yang umum berlaku di lembaga keuangan, dan telah terdapat pembagian fungsi-fungsi seperti administrasi, account officer funding, account officer pembiayaan, kasir/teller, dan operasional. Untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki tingkat kecepatan pelayanan maka dalam operasionalnya lembaga ini telah menerapkan prosedur administrasi berbasikan computer, dan telah terinstalasi dengan baik suatu system software pendukung yang produknya diperoleh dari PINBUK. V. RINGKASAN KINERJA KEUANGAN a. Tingkat Kesehatan Tabel berikut menunjukkan ringkasan hasil dari analisa terhadap tingkat kesehatan koperasi Sejahtera dengan melihat komponen-komponen utama penilaian tingkat kesehatan yaitu Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jatidiri Koperasi. Des Des Des Apr Mei Jun Tingkat Kesehatan Status Kesehatan Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Sampai dengan tahun 2011, tingkat dan status kesehatan dari Koperasi Sejahtera masih berstatus cukup sehat. Salah satu komponen yang masih kurang terpenuhi yakni kualitas aktiva produktif. Dimana sampai dengan periode terakhir, lembaga tersebut belum mengalokasikan adanya cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), sebagai pengurang dari total nilai portofolio kredit/pembiayaan diberikan. Meski, pada kenyataanya lembaga membuat pencatatan pencadangan umum, dicatat sebagai komponen cadangan pada bagian ekuitas, dan dapat dialokasikan sebagai cadangan resiko. Paktek semacam ini tidak sesuai dengan pencatatan pada sistem standar akuntasi lembaga keuangan. 5

6 b. Laporan Laba - Rugi Des Des Des Apr Mei Jun Rp. 000 % Rp. 000 % Rp. 000 % Rp. 000 % Rp. 000 % Rp. 000 % Pend. Bunga / Bagi Hasil 55, % 74, % 155, % 19, % 19, % 25, % Bea/Provisi/Komisi 5, % 7, % 8, % % % % Lain-lain % % % % % % Total Pend. Operasi 61, % 81, % 164, % 20, % 20, % 26, % Biaya Bunga/Bagi Hasil 8, % 18, % 58, % 9, % 7, % 11, % Umum & Adm 36, % 46, % 74, % 5, % 4, % 6, % Total Biaya Operasi 44, % 64, % 132, % 14, % 12, % 17, % Laba (Rugi) Operasi 16, % 17, % 31, % 5, % 7, % 8, % Laba Non Opr. (Rugi) % % % % % % Laba (Rugi) Sebelum Pajak 16, % 17, % 31, % 5, % 7, % 8, % Perkiraan Pajak Pengh % % % % % % Laba Bersih 16, % 17, % 31, % 5, % 7, % 8, % Dari table tersebut terlihat bahwa pendapatan bagi hasil hanya Rp. 55 juta pada 2008, dan secara bertahap meningkat menjadi Rp. 74 juta pada 2009 kemudian hampir menjadi dua kali lipat yakni Rp. 155 juta sampai dengan tahun Per April 2011 jumlahnya pendapatan dari system bagi hasil telah mencapai Rp. 25 juta; Sementara itu, dari table diatas dapat dilihat bahwa margin biaya-biaya operasional, yakni proporsi total biaya operasi terhadap total pendapatan operasi memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat dari 73.44% pada 2008 menjadi 78.4% pada 2009, dan lalu naik menjadi 80.57% di 2010 dan selanjutnya terjadi penurunan kecenderungan selama 3 bulan terakhir di Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga berupaya mengelola margin biaya operasioalnya. Dimana jika diteliti lebih jauh terlihat bahwa margin biaya umum dan administrasi mengalami penurunan trend secara terus menerus, semenetara margin biaya bagi hasi atas dana yang dihimpun justru mengalami gejalan peningkatan secara terus menerus. Hal ini erat berkaitan dengan masuknya dana-dana komersil ke dalam lembaga (dana pinjaman dari lembaga lain) yang ternyata meminta imbal hasil atau pembayaran bunga yang lebih tinggi. Laba bersih meningkat dari Rp. 16 juta pada 2008 menjadi Rp. 17 juta di 2009, dan menjadi Rp. 32 juta pada Sampai dengan Juni 2011 jumlah laba bersih telah mencapai Rp. 8.5 juta. Secara bertahap laba bersih terus mengalami akumulasi selama tahun Secara umum, tingkat profitabilitas dari lembagai menunjukkan hasil yang baik, berarti bahwa lembaga telah mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang memadai yang dapat menutup segala biaya operasional dimana laba ini sebagian besar berasal dari ekspansi portofolio kredit/pembiayaan yang diberikan. 6

7 c. Aktiva Des Des Des Apr Mei Jun Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Kas 44,632 24,363 17,263 8,663 59,482 33,053 Bank 1,809 30,996 77,735 20, ,928 55,034 Piutang Kredit/Pembiayaan Diberikan 239, , , , , ,750 PPAP Investasi Total Aktiva Lancar 285, , , ,181 1,017,849 1,005,837 Aktiva Tetap (Netto) 74,252 81,081 75,028 75,028 75,178 75,178 Macam-macam Aktiva (Misc.) 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 Total Aktiva 362, , , ,859 1,095,677 1,083,665 Total aktiva dari lembaga mengalami peningkatan terus menerus dari hanya sebanyak Rp. 362 juta pada 2008 meningkat menjadi Rp. 416 juta pada 2009 atau terjadi peningkatan 15% dan lalu hampir menjadi dua kali lipat menjadi Rp. 851 juta pada 2010; dan selanjutnya terus berkembang hingga menjadi Rp. 1 milliar sampai dengan Juni Komponen utama dari aktiva yang mengalami peningkatan secara pesat adalah berasal dari kredit/pembiayaan diberikan dimana hanya berjumlah Rp. 239 juta pada 2008 menjadi Rp. 277 juta di 2009 dan lalu menjadi Rp. 679 juta pada 2010, selanjutnya posisi terakhir per Juni 2011 telah mencapai Rp. 917 juta. Seperti talah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lembaga belum membuat alokasi khusus yang dicatat sebagai penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), dimana angkanya merupakan pengurang daripada total jumlah portofolio kredit. Hal ini mengakibatkan tingkat kualitas aset produktif menjadi rendah dan mempengaruhi tingkat dan status dari kesehatan lembaga. Tingkat kolektibilitas dari pembiayaan yang diberikan oleh lembaga masih berada pada level yang baik selama tiga tahun belakangan yakni masih berada dibawah 10%. Namun pada tiga bulan terakhir di 2011, terjadi penurunan dari tingkat kolektibilitas tersebut. Hal ini patut menjadi titik perhatian. Lembaga tidak memiliki perubahan yang relative berarti dalam kepemilikian atas harta atau aktiva tetap selama tahun-tahun terakhir operasionalnya. Dalam hal ini tidak terjadi pengembangan dengan misalnya pembukaan kantor atau cabang operasional baru. 7

8 d. Kewajiban dan Ekuitas (Passiva) Des Des Des Apr Mei Jun Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Rp. 000 Kewajiban Lancar ,349 2,349 2,349 Tabungan 20,771 9,308 17,841 14,422 13,061 12,658 Deposito/Tabungan Berjangka Dana Sosial Hutang Dana Pinjaman Diterima 5,278 34, , , , ,164 Kewajiban Prog. Jk. Panjang 225, , , , , ,000 Kewajiban lainnya Total Kewajiban 251, , , , , ,172 Simpanan Pokok 6,150 6,150 6,050 7,050 7,050 7,050 Simpanan Wajib 2,125 2,125 2,125 5,125 5,125 5,125 Modal Sumbangan 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 Modal Pinjaman/Penyertaan Cadangan 36,964 71,837 87, , , ,819 Akumulasi Laba (Rugi) 16,201 17,707 31,967 5,888 7,720 8,499 Total Ekuitas / Modal 111, , , , , ,493 Total Kewajiban & Ekuitas 362, , , ,859 1,095,677 1,083,665 Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa total aktiva mengalami peningkatan 15% dari 2008 ke 2009 dan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan kurang lebih 50%. Dan koperasi Sejahtera masih terus mengalami peningkatan pada periode selanjutnya. Jika melihat sumber dana atau darimana peningkatan itu berasal maka table diatas menunjukkan bahwa ternyata lembaga telah berhasil dalam mengumpulkan pendanaa dari pihak ketiga yakni dari tabungan disamping penerimaan pinjaman dari lembaga-lembaga lain. Total dana pihak ketiga pada tahun 2008 sebesar Rp. 20 juta dan mengalami penurunan akibat tarikan tabungan pada 2009 sehingga hanya sebesar Rp. 9juta. Selama tahun 2010, lembaga berhasil menarik kembali dana masyarakat sehingga meningkat menjadi Rp. 17 juta. Dari hasil diskusi dengan pengelola dan penelusuran lapangan, ditemukan bahwa sangat sulit bagi lembaga untuk menggalang dana masyarakat secara besar-besaran karena beberapa factor, diantaranya ternyata tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga koperasi pada umumnya masih minim diakibatkan pengalaman masa lalu dimana banyak koperasi buruk yang melarikan dana masyarakat, sehingga membuat citra koperasi secara umum menjadi ikut jatuh di mata masyarakat sekitar, masyarakat masih enggan untuk mempercayakan dananya di koperasi. Disamping itu ternyata bahwa masyarakat yang terlayani adalah sebagian besar orang-orang yang berprofesi sebagai buruh tani dan nelayan kecil yang memiliki pendapatan sangat minim, sehingga sangant sulit menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Disamping itu tabungan akan cepat ditarik kembali jika terjadi kebutuhan keluarga yang mendesak dan mendadak. Untuk menyiasati keterbatasan pendanaan dari masyarakat, maka lembaga berusaha mendapatkan pendanaan dari sumber-sumber komersil dan kelembagaan baik swasta atau pemerintah. Seperti terlihat dari table diatas penerimaan pendanaan hanya sebesar Rp. 5 juta pada 2008 lalu menjadi Rp. 34 juta di 2009 dan melonjak menjadi Rp. 431 juta di 2010, dan per posisi Juni 2011, telah mencapai angka sebanyak Rp. 628 juta. Disamping itu lembaga juga 8

9 pernah menerima dana program dari pemerintah dan nilai kewajiban yang masih tersisa yakni Rp. 225 juta. Seperti halnya kondisi yang umum terdapat pada lembaga koperasi jumlah modal inti yakni simpanan keanggotaan sangat berjumlah terbatas, perkembangannya tidak secepat perkembagan dari jumlah total kekayaan (aktiva). Simpanan pokok hanya sebesar Rp. 100,000, sementara simpanan wajib hanya sebesar Rp per bulan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa akumulasi simpanan pokok sampai dengan posisi terakhir hanya sebanyak Rp. 7 juta disamping jumlah simpanan wajib sebanyak Rp. 5 juta. Namun, untuk memperkuat struktur permodalan, pihak pengelola dan pengurus, memutuskan untuk mempertahankan sejumlah besar dari laba yang diperoleh menjadi laba ditahan dan cadangan, sebagai bagian dari struktur ekuitas. Angka terakhir per di tahun 2011 menunjukkan jumlahnya telah mencapai Rp. 144 juta. e. Rasio-Rasio Keuangan Criteria Dec Dec Dec Apr May Jun LIQUIDITY Current Ratio (Kep. Mgt) % % % % % % Quick (Acid Test) Ratio (Kep. Mgt) 223.6% 594.7% 532.5% 172.4% % 587.0% Cash Ratio (Kep. Mgt) 223.6% 594.7% 532.5% 172.4% % 587.0% LEVERAGE Debt Ratio 60% - 70% 69.3% 64.5% 79.1% 77.9% 81.1% 80.1% Debt to Equity Ratio Max 5 x Loan to Deposit Ratio (LDR) Max. 90% 95.3% 103.2% 100.8% 113.6% 93.5% 106.0% PROFITABILITY ROA Min.1.5% 4.5% 4.3% 3.8% 0.7% 0.7% 0.8% ACTIVITY BOPO Max. 92% 73.4% 78.4% 80.6% 71.2% 61.6% 67.3% Tabel diatas memperlihatkan hasil dari pengukuran terhadap rasio-rasio keuangan yang dimilki oleh koperasi SEjahtera. Secara umum tingkat likuiditas lembaga berada pada posisi aman, dimana lembaga berusaha menjaga tingkat likuiditas berada jauh diatas rata-rata kewajiban lancar yang dimiliki. Secara keuangan hal ini menggambarkan adanya dana-dana yang tidak disalurkan ke sektor produktif, namun kebijakan lembaga dalam menjaga tingkat kewaspadaan atas kebutuhan penarikan mendadak nasabah juga menjadi pertimbangan. Ketidakmampuan lembaga menyediakan dana ketika terjadi permintaan penarikan dana tiba-tiba dapat berakibat rusaknya reputasi dan berdampak buruk pada citra lembaga. Tingkat leverage atau rasio hutang terhadap total aset dan terhadap permodalan yang dimiliki juga masih dalam taraf aman selama tiga tahun terakhir, meski pada bulan-bulan terakhir 2011 terjadi peningkatan signifikan. Disamping itu, lembaga juga cukup agresif menyalurkan segala potensi pendanaan yang dimiliki menjadi kredit, hal ini tergambar dari rasio LDR yang tinggi. Ditinjau dari tingkat profitabilitas, maka lembaga mampu menjaga tingkat perolehan keuntungan yang memadai, tergambar dari ROA yang jauh diatas rata-rata standar yang berlaku. Sementara tingkat efisiensi biaya (aktivitas operasi) masih memperlihatkan gambaran yang baik, terlihat dari rasio BOPO yang masih cukup terjaga dan berada dibawah standar yang dianjurkan. 9

10 VI. RENCANA KERJA dan REALISASI Posisi diharapkan per Des Posisi Aktual Per Juni 2011 Pencapaian per Juni 2011 Rp. 000 Rp. 000 % Pembiayaan 1,200, ,750 76% Tabungan & Deposito 25,000 12,658 50% Pendapatan Bagi Hasil 170,000 25,117 15% Biaya Bagi Hasil 60,000 11,120 19% Laba Bersih 40,000 8,499 21% Secara umum, capaian kinerja keuangan koperasi Sejahtera per semester awal 2011 masih cukup, beberapa target tengah tahunan relatif terlampaui seperti target pembiayaan dan tabungan serta deposito yang telah mencapai setengah target. Sementara target pendapatan dan laba bersih masih berada dibawah yang diharapkan, namun hasil tersebut diharapkan masih akan terus tumbuh pada bulan-bulan berikutnya. VII. PEMENUHANAN TERHADAP KRITERIA KELAYAKAN KHUSUS No. Persyaratan Minimum Keterangan Status 1. Status Sehat & memenuhi syarat legal lending limit No 2. Visi, misi dan rencana operasi yang jelas Ya OK 3. Kesesuaian visi, misi, program & rencana terhadap tujuan pengembangan ekonomi mikro Kredit modal kerja mikro 78% dari total transaksi OK 4. Aktivitas kredit mikro dan tabungan selama min 3th Ya OK 5. Sistem pembukuan dasar & pembuatan lap. Keuangan Ya OK 6. Kesan positif & kredibilitas dari otoritas lokal & komunitas Ya OK 7. Pengalaman kredit yang baik dari bank Ya OK 8. Keinginan untuk membuat perbaikan organisasi Ya OK diperlukan 9. Memiliki nasabah (peminjam & penabung) aktif min. sekitar 2700 rekening OK 500 orang 10. Kredit mikro bergulir min. Rp.200juta Kira-kira. Rp.350juta OK 11. Rasio kecukupan operasi (OSS) min. 100% (artinya telah mencapai titik impas operasi) 148% OK 12. Tingkat pinjaman lancar min.90% pada saat penilaian 60% No 10

11 VIII. KESIMPULAN Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulakan bahwa: a) Koperasi memiliki legalitas yang sah, didirikan berdasarkan undang-undang berlaku b) Koperasi memiliki sumberdaya manusia yang cukup potential (baik dari sisi jumlah maupun kualitas) untuk menjalankan kegiatan simpan pinjam secara professional dan bertumbuh c) Koperasi memiliki pasar (nasabah) dan berpotensi memenangkan persaingan dipasar d) Secara umum koperasi memiliki potensi keberlanjutan yang masuk akal yang ditunjukkan, antara lain laporan keuangan yang positif dan meningkatnya keuntungannya dari tahun ke tahun, menunjukkan manfaat berkelanjutan bagi anggota (salah satunya, konsisten membagikan SHU) serta nasabah yang tumbuh dari tahun ke tahun serta jumlah asset yang dapat diterima dalam skala ekonomis usaha. e) Serta koperasi juga memiliki kriteria yang dibutuhkan untuk ikut serta dalam program khusus Maka kami merekomendasikan koperasi ini LAYAK untuk turut serta dalam program: a) Pendampingan teknis untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan lembaga dalam melayani kebutuhan masyarakat b) Pendampingan dalam pemenuhan kaidah standar akuntasi pelaporan keuangan c) Pendampingan dalam perbaikan kualitas aktiva d) Pendampingan untuk mengakses program pembiayaan 11

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam menstabilkan perekonomian suatu negara. Bank sebagai lembaga intermediasi yang mempertemukan antara pihak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH RENCANA BISNIS BPRS TAHUN ALAMAT :.. :.. :.. DAFTAR ISI Halaman Data Umum BPRS..

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH DAN UNIT JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha.

KREDIT. Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro) dalam bentuk kredit kepada dunia usaha. KREDIT PENGERTIAN Pengertian kredit menurut undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah : penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan kesepakatan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO BUPATI LOMBOK UTARA PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK UTARA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

RINGKASAN EKSEKUTIF : : : DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan salah satu lembaga keuangan paling strategis sangat penting bagi pendorong kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber 101 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber daya manusia dalam menjalankan fungsinya di organisasi yang bersangkutan. Berhasilnya manajemen

Lebih terperinci

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan berlakunya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 21 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Analisis Kinerja Keuangan Suatu pengukuran tingkat kesehatan Usaha Simpan Pinjam (USP) dalam kemampuan kerja dan produktifitasnya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Pemikiran 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2012), bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

II. TINJAUAN PUSTAKA Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai keselarasan tujuan. Teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori agensi mengeksplorasi bagaimana kontrak dan insentif dapat ditulis untuk memotivasi individu-individu untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan bank konvensional yang

Lebih terperinci

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012

Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun Dana yang Diterima Keterangan Tahun Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2012 Perhitungan Loan To Deposit Ratio (LDR) Kredit yang Diberikan Keterangan Tahun 2011 Kredit yang Diberikan 8.735.951 Jumlah 8.735.951 Dana yang Diterima Keterangan Tahun 2011 Tabungan Wadiah 879.000 Tabungan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 30 SEPTEMBER 2007 DAN 2006 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN KONSOLIDASI NO. POSPOS Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 Per 30 Sept 2007 Per 30 Sept 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan

PENDAHULUAN. usaha yang dibiayainya. Risiko ini dapat diatasi dengan cara memberikan 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank pada umumnya tentu saja menjalankan fungsi utamanya yakni fungsi intermediasi sebagai penyalur dana dan penghimpun dana. Khususnya pada Bank konvensional dan Bank Syariah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. BMT Gapura Makmur Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT GAPURA MAKMUR berdiri di desa Sidowayah, Polanharjo, Klaten pada tanggal 6 Juli 21. Bergerak dalam bidang jasa

Lebih terperinci

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM.

MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM. MANAJEMEN DANA UNTUK LKM OLEH :.OYONG LISA,SE.MM. MANAJEMEN DANA : Suatau proses yang meliputi bagaimana sebuah lembaga keuangan menetapkan kebijaksanaan di bidang pendanaan, Permodalan, pengalokasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH Oleh : Junaedi,SE,M.Si Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR

VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR VI. ANALISIS KEBERLANJUTAN FINANSIAL KOPERASI BAYTUL IKHTIAR 6.1. Analisis Rasio Keuangan Koperasi Analisis rasio keuangan KBI dilakukan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan lembaga. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia umumnya tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pelaku ekonomi yang melakukan kegiatannya melalui jasa perbankan.

Lebih terperinci

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan

BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN. A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan BAB III PROFIL BMT MATRA PEKALONGAN A. Latar Belakang Berdirinya BMT Matra Pekalongan Suatu kemajuan yang cukup menggembirakan menjelang abad XX terjadi kebangkitan umat Islam dalam segala aspek terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan( NPL), Likuiditas dan Efisiensi Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

Manajemen dana bank syariah

Manajemen dana bank syariah Manajemen dana bank syariah Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga bank syariah dalam mengelola atau mengatur dana yang diterima dari aktifitas funding untuk disalurkan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Pembiayaan Dua fungsi utama bank syariah adalah menghimpun dana dan menyalurkan dana. Penyaluran dana yang dilakukan bank syariah adalah pemberian

Lebih terperinci

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH - 1 - Yth. Direksi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE by INFOVESTA TUJUAN PENILAIAN MANAJEMEN INVESTOR REGULATOR Evaluasi terhadap kinerja Perseroan pada periode tertentu Kebutuhan analisis dan pengambilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI. DAFTAR ISI I. DAFTAR ISI i II. PENJELASAN ii III. DAFTAR SINGKATAN iv IV. DAFTAR ISTILAH v V. DAFTAR RASIO vi VI. DAFTAR TABEL viii VII. KONDISI UMUM 1 VIII. DATA 5 i PENJELASAN 1. Data yang digunakan

Lebih terperinci

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 (Dalam Jutaan Rupiah) NERACA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PER 31 MARET 2007 KONSOLIDASI NO. POS-POS 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 31 Mar. 2007 31 Mar. 2006 (Tidak Diaudit) (Tidak Audit) (Tidak Diaudit)

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar Abstraksi ABSTRAKSI Asset dan Liability merupakan dua sisi gambaran keuangan suatu bank, dimana kedua-duanya menggambarkan pos-pos keuangan bank, baik yang berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin majunya perkembangan perekonomian saat ini semakin banyak pula bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber dana yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian Bank Pengertian perbankan dalam pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.03/2016 TENTANG TRANSFORMASI LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KONVENSIONAL MENJADI BANK PERKREDITAN RAKYAT

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan penggunaan modal kerja serta rasio likuiditas dan pembahasan-pembahasan yang

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Rasio Keuangan Analisis yang akan diuraikan dalam rasio keuangan ini meliputi : analisis likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, aktivitas, pertumbuhan, dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Umum Perbankan Syariah 2.1.1.1 Pengertian Bank Syariah Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam teori stakeholders menyatakan bahwa perusahaan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Perusahaan merupakan entitas yang harus memberikan manfaat kepada stakeholders tidak hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri. Secara

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN VI ANALISIS KINERJA KEUANGAN Analisis kinerja keuangan atau analisis finansial pada suatu perusahaan atau organisasi merupakan salah satu faktor yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan atau organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Koperasi Menurut Undang-undang tentang pokok perkoperasian Nomor : 12 tahun 1967 menyebutkan koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 30 Sep 2016 31 Dec 2015 ASET 1. Kas 9,570 12,320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,212,969 1,228,564

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN

- 1 - DAFTAR LAMPIRAN - 1 - DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : 1. Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah- Langkah Strategis 2. Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan Utama (Bagi BPRS dengan Modal Inti Kurang Dari Rp50 Miliar)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Initial Public Offering (IPO) adalah proses pertama suatu perusahaan berubah statusnya yaitu dari perusahaan milik perorangan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA BANK

ANALISIS KINERJA BANK ANALISIS LAPORAN KEU. PERBANKAN KARTIKA SARI. UniversitasGunadarma. ANALISIS KINERJA BANK TUJUAN MATERI : 1. Menjelaskan pengertian analisis rasio likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas. 2. Menyebutkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Peran Bank Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat,

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Jun 2015 31 Des 2014 ASET 1. Kas 9.144 10.443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.770.562 1.473.201 3.

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan berlakunya Peraturan

Lebih terperinci

BAB III DATA PENELITIAN. berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak

BAB III DATA PENELITIAN. berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak 80 BAB III DATA PENELITIAN A. Sejarah Ringkas BMT Ben Makmur merupakan gerakan koperasi yang berkedudukan di Desa Kenduren Kecamatan Wedung Kabupaten Demak yang mulai beroperasi pada tanggal 20 Maret 2001

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana (Funding) dari masyarakat yang. kembali kepada masyarakat yang kekurangan dana (Deficit unit) untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian, sektor perbankan merupakan sektor yang mempunyai peranan penting bagi perkembangan perekonomian suatu negara. Peran tersebut diwujudkan dalam fungsi

Lebih terperinci

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK. Alat likuid: uang kas di bank dan rekening giro yang disimpan di Bank Indonesia BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BANK A. Analisis Rasio Likuiditas Analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajibankewajiban jangka pendek atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini berupa analisis deskriptif, yaitu dengan mengamati aspek-aspek tertentu dari laporan keuangan PT. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini, perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran besar dalam menggerakkan roda perekonomian suatu negara, bank telah

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank yang merupakan lokomotif pembangunan ekonomi mempunyai peran sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Tidak mengherankan jika pemerintah

Lebih terperinci

BAB I. KETENTUAN UMUM

BAB I. KETENTUAN UMUM BAB I. KETENTUAN UMUM 1 1 Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya disingkat OJK, adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sektor Perbankan 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Negara Republik Indoneisa Nomor 10 tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan yaitu badan usaha yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak jaman penjajahan Belanda, sistem pengkreditan rakyat sudah diterapakan pada masa itu dengan mendirikan Bank Kredit Rakyat (BKR) yang membantu para petani, pegawai,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008: BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Sofan Hariati (2012) Peneliti membahas mengenai Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank-Bank Umum Yang Go Public. Masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013 SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF Sebuah BMT (Baitul Maal wa Tamlik) Al-Ridha didirikan pada 2003 dengan tujuan membantu para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan usaha dan juga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rasio permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Capital (Modal) permodalan diukur dengan membandingkan antara rasio Modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). Sehingga dengan rumus yang ada maka CAR (Capital

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan. Data sekunder yaitu laporan keuangan publikasi

Lebih terperinci

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 No.257, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KUKM. USP oleh Koperasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 /PER/M.KUKM/ II /2017 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERKUATAN PERMODALAN KOPERASI, USAHA MIKRO DAN USAHA KECIL DENGAN PENYEDIAAN DANA BERGULIR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya. Banyak BAB II LANDASAN TEORI A. Bank 1. Pengertian Bank Perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiata usahanya.

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO -2- PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MENJALANKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang tersebar di wilayah Bali merupakan bisnis jasa keuangan yang dikelola oleh Desa Pekraman atau Desa Adat. Badan usaha LPD

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 29 /SEOJK.05/2015 TENTANG LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO - 1 - PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO YANG MELAKUKAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 September 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan Rupiah) No. POS POS 30 Sep 2015 31 Dec 2014 ASET 1. Kas 9,942 10,443 2. Penempatan pada Bank Indonesia 3,520,489 1,473,201

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI :

CAKUPAN DATA. AKSES DATA Data Antar Bank Aktiva dapat di akses dalam website BI : 1 Nama Data : Antar Bank Aktiva BPR Semua jenis simpanan/tagihan BPR Pelapor dalam rupiah kepada bank lain di Indonesia. Simpanan/tagihan kepada bank lain di Indonesia dengan jenis giro, tabungan, deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS. 31 Mar Dec 2012 LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2013 31 Dec 2012 ASET 1. Kas 5,416 5,177 2. Penempatan pada Bank Indonesia 229,426 331,111 3. Penempatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuangan yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap laporan keuangan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perlakuan Akuntansi Perlakuan akuntansi adalah standar yang melandasi pencatatan suatu transaksi yang meliputi pengakuan, pengukuran atau penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya berubahnya waktu dan situasi yang terjadi saat ini, serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis perbankan mengalami

Lebih terperinci

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo)

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 (dalam jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 Mar 2016 31 Des 2015 ASET 1. Kas 12.254 12.320 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2.621.559 1.228.564

Lebih terperinci