BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Masa balita adalah masa lima tahun pertama dalam setiap kehidupan anak manusia. Suatu masagolden age yang sangat penting, terutama untuk pertumbuhan fisik(ahira,2010).pada masa ini 90% sel-sel otak individu tumbuh dan berkembang. Bila pada masa golden age anak-anak terabaikan, maka akan menjadi permasalahan bagi balita tersebut.(budirahardjo,2011) Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2010) menunjukkan prevalensibalita yang menderita KEP di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 18,4%, mengalami penurunan sebesar 0,5% pada tahun 2010 menjadi 17,9%. Di Jawa Tengah prevalensi KEP pada tahun 2007 sebesar 16,1% turun menjadi 15,7% pada tahun Dari data Dinas Kesehatan kabupaten Grobogan di peroleh jumlah kejadian balita dengan berat badan di bawah garis merah (BGM) dari 30 puskesmas yang ada sebesar 1,3% pada tahun 2013, sementara di puskesmas Klambu masih ada 2,7% balita BGM pada tahun Masalahgizipadabalitaeratkaitannyadenganpolakonsumsinya, merekaperlumendapatkanperawatandalampemberianmakanan.pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT - P)dimaksudkanuntukmemberikantambahanasupangizibagibalitasehinggaper tumbuhannyamembaikdanberatbadannyadapatmeningkat. Hal inimenunjukkanpemberian yang kurangtepatolehibu yang memiliki balita BGM tersebut, sehinggapadabeberapa KMS balitamasihseringdidapatkanadanyatimbanganbalita yang berada di BawahGarisMerah (BGM), inimenandak anbahwamasihada status gizibalita yang kurang. 1

2 2 PenelitianSugeng,dkktahun 2005 di kota Malang menunjukkanbahwapemberian PMT-P dengan formula WHO/Modifikasiselama 90 hari

3 3 dapatmemberikanpengaruh yang signifikanterhadap status gizianakbalita KEP, dimana 22,58% anakbalitameningkat status gizinyamenjadigizibaik, sedangkan 19,35% anakbalitaberstatusgiziburuk, dan 58,06% anakbalita status gizikurang. Faktor primer yang menyebabkanmasalahgiziadalahketidaktahuanmasyarakattentanggizidankeb iasaanmakan yang salah, sedangkanfactorsekundermeliputisemuafaktor yang mempengaruhiasupanmakanan, pencernaan, penyerapandan metabolismegizi, seperticacatbawaanataufisikpadafungsimaupunanatomi organ pencernaan.menurutalmatzier (2009), kekuranganzatgizisecaraumummenyebabkangangguanpada proses pertumbuhan, produksitenaga, pertahanantubuh, strukturdanfungsiotaksertaperilakuanak yang mengalamikuranggizitersebut. Kebiasaan hidup kurang higienis menyebabkan angka terjadinya penyakit masih cukup tinggi. Infeksi parasit terutama parasit cacing merupakan masalah kesehatan masyarakat. Penyakit infeksi ini bisa menyebabkan morbiditas. Salah satunya banyak terjadi pada anak-anak yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka. Infeksi cacingan yang sering adalah Soil Ttransmitted Helminths (STH) yang merupakan infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah atau dikenal sebagai penyakit cacingan (Gandahusada,2000).Faktor predisposisi yang menyebabkan tingginya prevalensi penyakit ini adalah sosial ekonomi yang buruk, penggunaan feces sebagai pupuk alam dan kondisi geografis(ismid,2000). Angka kejadian infeksi Ascaris lumbricoides di Indonesia sebesar %, keadaan ini menyebabkan penyakit ascariasis menjadi penting dan hingga saat inimasih merupakan masalah dibidang ilmu kesehatan anak dan kesehatan masyarakat(patel,2004). Ascariasis lebih sering menyerang masyarakat pedesaan dari padaperkotaan.angka infeksi tinggi, tetapi intensitas infeksi (jumlah c acing dalam perut) berbeda. Hasil survey cacingan untuk semua umur berkisar antara 40%-60%(Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.424/MENKES/VI,2006). Menurut data yang ada

4 4 dipuskesmas Klambu menerangkan bahwa jumlah kasus BGM kecacingan tahun 2013 sebanyak 34 kasus dari 54 balita BGM yang ada. Berdasarkanbeberapahaltersebut di atasmakapenulistertarikmelakukanpenelitianmengenai PengaruhPemberianMakananTambahanPemulihanTerhadapPerubahan Berat BadanBalitaBawah Garis Merah Kecacingan di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan. 1.2 RumusanMasalah Berdasarkanlatar belakangtersebutmakapermasalahan yang ingindiketahuipenelitiadalah: Adakah Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan terhadap Perubahan Berat BadanBalita Bawah garis Merah Kecacingan di Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan. 1.3 TujuanPenelitian TujuanUmum MengetahuiPengaruhPemberianMakananTambahanPemulihan terhadap Perubahan Berat BadanBalita Bawah Garis MerahKecacingandi Wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan TujuanKhusus a) MendeskripsikanPemberian Makanan Tambahan Pemulihan b) Mendeskripsikan berat badan balitabgm kecacingan sebelum Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan c) Mendeskripsikanberat badanbalitabgm kecacingan sesudah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan d) Menganalisis perbedaan berat badan sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan pemulihan e) Menganalisis hubungan asupan energi balita dengan perubahan berat badan

5 5 f) Menganalisis hubungan asupan protein balita dengan perubahan berat badan 1.4 MANFAAT HASIL PENELITIAN a. BagiPeneliti Hasil penelitian dapat menambah wawasan peneliti dalam mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan tentang pemberian makanan pemulihan yang diberikan paba balita bawah garis merah kecacingan. b. BagiPuskesmas Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan bahan masukan dalam usaha pencegahan dan cara pengobatan dari permasalahan kesehatan yang terjadi yang berhubungan dengan BGM kecacingan dan PMT-P. c. Bagi Masyarakat Menambah pengetahuan dalam usaha pencegahan maupun pengobatan serta melaksanakan PMT-P pada BGM kecacingan. 1.5 KEASLIAN PENELITAN Penelitian sejenis yang pernah dilakukan adalah : Tabel 1.1. Keaslian Penelitian No Nama/Tahun Judul Hasil 1 Anggraeni,S Pengaruh Pemberian Hasil penelitan menunjukan (2011) Makanan Tambahan bahwa ada pengaruh yang Pemulihan Terhadap signifikan pemberian makanan Pertumbuhan Balita tambahan pemulihan terhadap Bawah Garis Merah di pertumbuhan balita BGM di Puskesmas Kota Puskesmas Kota wilayah Wilayah Selatan selatan kediri Kediri 2 Fitriani,F (2012) Pengaruh Pemberian Hasil penelitian menunjukan Makanan Tambahan bahwa setelah diberikan Pemulihan Terhadap Makanan Tambahan terjadi Status Gizi Balita Gizi peningkatan Status Gizi Buruk Di Dinas sebesar 59,1%

6 6 Kesehatan Kota Semarang Tahun Jannah,R (2011) Pengaruh Pemberian Suplemen Vitamin terhadap Perubahan Status Gizi (BB/U) balita Bawah Garis Merah (BGM) di Wilayah kerja Puskesmas Kambat Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Tahun 2010 Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan uji statistik didapatkan nilai p=0,0000 yang lebih kecil daripada nilai alpha (0,05), jadi ada pengaruh pemberian suplemen vitamin terhadap perubahan status gizi (BB/U) pada balita BGM Perbedaan penelitian ini dengan penelitian pada tabel 1.1 adalah variabel bebasnya PMT-P, sedangkan variabel terikatnya perubahan berat badan BGM di wilayah Puskesmas Klambu Kabupaten Grobogan.