- PENDAYAGTiNAAN FASILTTAS LATIHAN DAN BIAYA LATIHAN KERJA

Transkripsi

1 PERATLTRAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-02/MEN/1987 'TENTANG - PENDAYAGTiNAAN FASILTTAS LATIHAN DAN BIAYA LATIHAN KERJA PADA BALAI LATIHAN KERJA (BLK) DAN KTJRSUS LATIHAN KERIA (KLK) MENTERI TENAGA KERJA, Menimbang : a. bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna latihan yang seoptimal mugkin maka perlu meningkatkan peranan dan fungsi BLK dan KLK sebagai penyelenggara latihan kerja; b. c. d. bahwa untuk meningkatkan peranan dan fungsi tersebut perlu meningkatkan pendayagunaan fasilitas latihan yang ada di BLK dan KLK; bahwa Keputusan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi No.KEP-45/MEN/1978 tentang Pemanfaatan Fasilitas Latihan di Pusatpusat Latihan Kejuruan tidak sesuai lagi sehingga perlu diganti; bahwa dalam rangka pendayagunaan fasilitas latihan tersebut perlu diatur tata cara pendayagunaan fasilitas latihan dan biaya latihan pada BLK dan KLK sebagai salah satu pendukung pendapatan negara; e. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. Mengingat l. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja; 2. Keputusan Presiden RI Nomor 34 Tahun 1912 tentang Tanggung jawab Fungsional Pendidikan dan Latihan jo Intruksi Presiden RI Nomor 15 tahun 1974 terrtang Pelaksanaan Keputusan Presiilen RI. No.34 tahun Keputusan Presiden RI Nomor 45lM Tahun 1983 tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan IV; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 29 Tahun 1984 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; t4

2 5. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-199/MEN/1983 tenrang Organisasi dan "fata Kerja Departemen Tenaga Kerja Jis Keputus4r; Menteri Tenaga Kerja No.KEP-l8l/MEN/1984 tentang Organisasi d Tata Kerja Balai Latihan kerja dan Kursus Latihan Kerja dan Keputusan Tenaga Kgrja No.KEP-840/MEN/1986 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kursus latihan Kerja di 60 lokasi; 6. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP-272 MiSJ/1985 tenrang Pembentukan Tim Penertiban dan Intensifikasi pemasukan Penerimaan Bukan Pajak ke Kas Negara Departemen Tenaga Kerja. Memperhatikan : H?: Menteri Keuangan RI Nomor S.276lMK.0l1i 1987 tanggal 13-3 MEMUTUSKAN: Menetetapkan : PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA TENTANG PENDAYA- GI.INAAN FASILITAS LATTHAN DAN BIAYA LATIHAN KERIA PADA BALAI KERJA (BLK) DAN KURSUS LATIHAN KER.IA (KLK). BAB I KETENTUAN TJMI,JM Pasal I Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja di BLK dan KLK adalah pemanfaatan fasilitas latihan kerja di luar program latihan yang telah ditetapkan. b. c. Program latihan kerja adalah satu paket latihan kerja untuk ketrampilan tertentu dengan persyaratan dan pembatasan jumlah peserta latihan perkelompok, meniiliki methode, pokok bahasan [kurikulum], sub pokok bahasan [silabus] yang telah baku dan diselanggarakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Program Latihan Kerja Khusus adalah satu paket latihan kerja untuk ketrampilan tertentu atau kegiatan terbatas di luar program latihan kerja yang baku, program tersebut disusun berdasarkan permintaan atau program yang telah dibuat oleh pemakai fasilitas latihan atau program yang telah disusun bersama dengan BLK atau KLK. t5

3 d. Pemakai Fasilitas Latihan adalah instansi yang berbadan hukum atau unit usaha maupun perorangan yang mampu melakukan ikatan hukum dalam rangka pendayagunaan fasilitas latihan di BLK atau KLK. e. Biaya latihan adalah biaya yang diperlukan untuk penyenggalaran latihan kerja yang diterima dari pemakai fasilitas latihan dan merupakan penerimaan negara. f. Biaya lansung adalah biaya yang dipergunakan untuk membiayai pengadaan, penggantian, kegiatan dan sebagainya untuk pelaksanaan latihan. g. Biaya Tidak Langsung adalah biaya yang dipergunakan untuk komponen-komponen yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan latihan merupakan biaya pengganti pemakai fasilitas latihan kerja. h. Biaya Penunjang adalah biaya tambahan yang diperlukan di luar komponen biaya langsung maupun tidak langsung. BAB II PROSEDUR PENDAYAGI.INAAN FASILITAS LATIHAN KERJA Pasal 2 (1) Pemakai fasilitas latihan kerja wajib mengajukan permohonan tertulis. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud ayat (l) dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. Pasal 3 (1) Dalam hal pendayagunaan fasilitas latihan kerja yang diselenggarakan dalam satu wilayah/propinsi maka permohonan sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat [1] diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja yang membawahi wilayah BLK atau KLK itu berada atau pejabat yang ditunjuk, dengan tembusa{ disampaikan kepada Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja Cq. Kepala Pusat Latihan Kerja. (2) Dalarn hal pendayagunaan fasilitas latihan kerja yang diselenggarakan lebih dari satu wilayah/propinsi maka permohonan sebagaimana dimaksud pasal 2 [1] diajukan kepada Kepala Pusat Latihan Kerja dengan tembusan kepada Direktur Jendral Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. t6

4 Pasal 4 Permohonan sebagaimana dimaksucl pasal 3 dapat diterima, ditolak atau ditunda waktunya oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja yang bersangkutan atau Kepala pusat l,atihan Kerja dan tembusannya disampaikan kepada Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, Departemen Tenaga Kerja. Pasal 5 Apabila permohonan sebagaimana dimaksud pasal 2 disetujui maka dibuat perjanjian kerjasama tentang pendayagunaan fasilitas latihan kerja antara Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja yang bersangkutan atau Kepala Pusat Latihan Kerja dengan memakai fasilitas latihan kerja. BAB III BIAYA LATIHAN KERJA Pasal 6 (1) Setiap pemakai fasilitas kerja di luar program latihan yang telahditetapkandikenakan biaya latihan kerja didasarkan pada satuan biaya yang akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri. (2) Biaya latihan kerja tersebut ayat (l) dibebankan kepada pemakai fasilitas latihan kerja yang mengadakan ikatan hukum sebagaimana tersebut pasal 5 dalam rangka penyelenggaraan program latihan kerja dan program latihan kerja khusus. (3) Biaya latihan kerja tersebut ayat (1) meliputi : a. Biaya langsung; b. Biaya tidak langsung; c. Biaya penunjang. Pasal l Biaya langsung sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat(3) sub a, meliputi : a. Administrasi latihan; b. Bahan latihan termasuk biaya listrik tenaga penggerak peralatan latihan; c. Pengadaan diktat atau buku pegangan (hand outs materials); t7

5 d. Honorarium instruktur; e. Pengadaan suku cadang; f. Pakaian dan perlengkapan kerja siswa., (l) Pasal I Biaya tidak langsung sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3) sub b, meliputi : a. Pemakaian air; b. Pemakaian telepon; c. Penyusutan mesin-mesin dan peralatan; d. Perawatan mesin; e. Perawatan gedung; f. Beban tenaga listrik untuk penerangan. (2) Biaya tidak langsung sebagaimana dimaksud ayat (l) ditetapkan antara 2 - l0 persen dari jumlah biaya langsung dan biaya penunjang disesuaikan dengan jenis latihan. Pasal 9 Biaya penunjang sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (l) sub c, meliputi : a. Konsumsi dan asrama siswa: b. Pelayanan dan kebersihan; c. Kesehatan, olah raga dan rekreasi; d. Eksploitasi kendaraan; e. Pembukaan dan penutupan latihan; f. Widya wisata; g. Biaya lain-lain. Pasal l0 BLK dan KLK tidak dibenarkan mengatlakan tambahan biaya latihan kerja selain ditetapkan pada pasal 6 ayat (3). Pasal I I (1) Perincian biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya penunjang serta pengelolaannya harus dicantumkan secara jelas dalam perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pasal 5. l8

6 (2) Dalam hal perjanjian kerjasama mencakup komponen tertentu maka isiperjanjian maupun komponen dan sub komponen biaya tersebut. satu atau dua komponen biaya atau sub pertanggungjawabannya disesuaikan dengan BAB IV PENERIMAAN DAN PENYETORAN BIAYA LATIHAN KERJA Pasal 12 (1) Untuk menerima biaya latihan dari pemakai fasilitas latihan kerja di BLK dan KLK, Menteri mengangkat Bendaharawan Khusus Penerimaan pada Pusat Latihan Kerja atau Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk mengelola biaya latihan dan fasilitas latihan Bendaharawan Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja, serta Cabang (BPUMC) pada BLK dan KLK. di BLK dan KLK, Menteri mengangkat Kerja pada Pusat Latihan Kerja atau Bendaharawan Pemegang Uang Muka (3) Bendaharawan tersebutpadaayat (1) dan (2) wajib mengadakan pembukuan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (4) Pemakai fasilitas latihan kerja membayar biaya latihan kerja kepada Pusat Latihan Kerja dana atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja yang bersangkutan melalui Bendaharawan Khusus Penerima tersebut pada ayat (1), selambat-lambatnya 30 harisetelah perjanjian kerjasama ditandatangani. Pasal 13 (l) Biaya langsung dan biaya penunjang sebagaimana dimaksud pasal 6ayat (3) sub adan c, diserahkan kepada Bendaharawan Pendayagunaan Fasilitas l,atihan Kerja dan biaya tidak langsung sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3) sub b disetor.ke Kas Negara oleh Bendaharawan Khusus Penerima sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Untuk keperluan menampung penerima biaya langsung dan biaya penunjang sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3) sub a dan c dibuka rekening giro atas nama Kepala Pusat Latihan Kerja, Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja, Kepala BLK dan KLK Cq. Penampungan Penerimaan Biaya Latihan Kerja pada Kantor Cabang (Kanca) Bank Rakyat Indonesia (BRI) setempar. l9

7 BAB V LAPORAN PENERIMAAN Pasal 14 (t) srtu*uat-lambatnya tanggal l0 tiap bulan Kepala Pusat Latihan Kerja atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja menyampaikan laporan penerimaan biaya latihan kerja sebagaimana dimaksud pasal 12 ayat (4) dan pasal 13 ayat (1) kepada Menteri Cq. Sekretaris Jenderal u.p. Kepala Biro Keuangan dan tembusan kepada Direktur Jenderal pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja, Inspektur Jenderal Departemen Tenaga Kerja disertai tindasan bukti setor biaya latihan kerja. (2) Dalam hal laporan dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja maka rembusannya disampaikan kepada Kepala Pusat Latihan Kerja. Pasal l5 Selambat-lambatnya pada tiap akhir bulan, Menteri Tenaga Kerja Cq. Sekretaris Jenderal menyampaikan laporan bulanan kepada Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Moneter Dalam Negeri dan Direktur Jenderal Anggaran. Pasal l6 Selambat-lambatnya tanggal 10 tiap bulan, Kantor Cabang BRI menyampaikan laporan penerimaan biaya latihan kerja kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala Biro Keuangan dengan tembusan kepada Tim pengelola Dana Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja sebagaimana dimaksud pasal 26. BAB VI PENYALURAN DAN PENGGI.'NAAN DANA PENDAYAGI.INAAN FASILITAS LATIHAN KER'A Pasal 17 (l) penggunaan biaya langsung dan biaya penunjang pendayagunaan fasilitas latihan kerja diatur dalam Daftar Rencana Kerja (DRK) berdasarkan perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (3) sub a dan c yang disusun oleh Kepala BLK dan KLK dan disahkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat sebagai dasar pedoman pelaksanaan kerja. 20

8 (2) Dalam hal perjanjian kerjasarna dilaksanakan oleh Pusat Latihan Kerja maka Daftar (1) Rencana Kerja (DRK) dibuat oleh Pusat Latihan Kerja dan disahkan oleh Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan T'enaga Kerja Departemen Tenaga Kerja. Pasal 18 Penggunaan biaya langsung dan biaya penunjang pendayagunaan fasilitas latihan kerja sebagaimana dimaksud pasal 13 dilaksanakan dengan izin dari Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Anggaran. (2) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja mengajukan Surat Permintaan Penggunaan biaya langsung dan biaya penunjang Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dengan dilengkapi Perjanjian tersebut pada pasal 5, Daftar Rencana Kerja tersebut pada pasal l7 dan bukti setor dimaksud pada pasal 13 ayat (l) kepada Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Anggaran melalui Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja. (3) Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Anggaran setelah mempertimbangkan permintaan tersebut ayat (2) dapat menyetujui penggunaan biaya langsung dan biaya penunjang sebagai tambahan anggaran belanja rutin Departemen Tenaga Kerja dalam tahun anggaran bersangkutan dengan memerintahkan KPN setempat untuk menerbitkan SPM Nihil. (4) Untuk memperoleh pembayaran biaya langsung dan biaya penunjang pendayagunaan fasilitas latihan kerja, Bendaharawan Pemegang Uang Muka Cabang pada BLK atau KLK setempat mengajukan surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Kepala Pusat Latihan Kerja dan atau Kepala Kantor Wilayah Departemen T'enaga Kerja dengan disertai rencana penggunaan dana, menurut penentuan alokasi berdasarkan pasal 17. (5) Kepala Pusat Latihan Kerja dan atau Kepala Kanwil Departemen Tenaga Kerja seteleh mempertimbangkan pengajuan SPP tersebut ayat (4) menerbitkan Cek/giro bilyet atau membayarkan uang tunai melalui Bendaharawan Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja. BAB VII PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENDAYAGTINAAN FASILITAS LATIHAN KERJA Pasal 19 (l) Selambat-lambatnya tanggal l0 tiap bulan Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja auu Kepala Pusat Latihan Kerja menyampaikan Surat Pertanggungiawaban (SPJ) tentang penggunaan dana pendayagunaan fasilitas latihan kerja mengenai bulan yang lalu kepada KPN penerbit SPM nihil sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2l

9 (2) Kepala Pusat Latihan Kerja atau Kepala Kantor Wilayah Deparremen Tenaga Kerja membuat rekapitulasi SPi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan mengirimkannya kepada Sekretaris Jenderal Cq. Kepala tsiro Keuangan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Inspektur Jenderal Departemen Tenaga " Kerja. (3) Setiap akhir Triwulan Menteri Tenaga Kerja Cq. Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan (LRP) dana pendayagunaan fasilitas latihan kerja mengenai Triwulan sebelumnya, kepada Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Moneter Dalam Negeri dan Direktur Jenderal Anggaran dengan tembusan Inspektur Jenderal Departemen Tenaga Kerja. BAB VIII PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGANDALIAN PELAKSANAAN PENDAYAGTJNAAN FASILITAS LATIHAN KERJA Pasal l{j (l) Kepala Karttor Wilayah Deparicrnerr lenaga Kerja yang ntcinbawahi BLK dan KLK walib membina dan mengendalikarr pclalsanaan perjanf ian ker.jasama sebagaimana dimaksud pasal 5. (2) Dalam pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (l) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja harus memperhatikan program latihan di BLK dan KLK baik kegiatan pembangunan maupun kegiatan rutin. Pasal 2l (l) Kepala BLK dan KLK setiap akhir latihan wajib mengevaluasi dan melaporkan pendayagunaan fasilitas latihan kerja kepada Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja setempat dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja dan Kepala Pusat Latihan Kerja Departemen Tenaga Kerja. (2) Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib menyampaikan laporan kepada Menteri Tenaga Kerja Cq. Sekretaris Jendergl dan Direktur Jenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja tentang Pelaksanaan Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja di BLK dan KLK. 22

10 (l) Pasal 22 Kepala Pusat Latihan Kerja atau Kepala Kantor Wilayah Departemen Tenaga Kerja selaku atasan langsung Bendaharawan Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja wajib mengadakan Pengawasan terhadap kelancaran penerimaan dan penyetoran, pengunaan biaya langsung dan biaya penunjang pendayagunaan fasilitas latihan kerja serta pembukuannya. (2) Kepala BLK dan KLK selaku atasan langsung Bendaharawan Pemegang Uang Muka Cabang Biaya Langsung dan Biaya Penunjang Pendayagunaan Fasilitas Latihan Kerja wajib mengadakan pengawasan terhadap kelancaran dan kebenaran penggunaannya. Pasal 23 Pemakai fasilitas latihan kerja wajib membantu Departemen Tenaga Kerja maupun aparat pemeriksa lainnya apabila diperlukan data yang berkaitan dengan penyelenggaraan latihan kerja. Pasal 24 Inspektorat Jendral Departemen Tenaga Kerja, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BEPEKA) mengadakan pengawasan dan pemeriksaan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IX SANKSI Pasal 25 Pelanggaran dalam pelaksanaan Peraturan Menteri ini dikenakan tindakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB X TIM PENGELOLA PENGGTJNAAN DANA PENDAYAGI.JNAAN FASILITAS LATIHAN KERIA Pasal 26 (1) Untuk keperluan pengelolaan serta penilaian dan pemantauan pelaksanaan dana pendayagunaan fasilitas latihan kerja pada Kantor Pusat dibentuk Tim Pengelola oleh Menteri Tenaga Kerja yang terdiri dari unsur Departemen Tenaga Kerja, Departemen Keuangan Cq. Ditjen Moneter Dalam Negeri dan Ditjen Anggaran serta Bank Rakyat Indonesia. (2) Tim tersebut ayat (1) dapat membentuk sekretariat. 23

11 BAB XI KETENTUAN PEI{UTUP Pasal 27 (l) Untuk pendayagunaan fasilitas program latihan kerja tertentu dapat diikuti oleh perorangan. (2) Tata cara pengajuan permohonan tersebut ayat (l) mengikuti ketentuan pasal 3. Pasal 28 Petunjuk pelaksanaan peraturan ini akan diatur lebih lanjut oleh Sekretaris Jenderal Departemen Tenaga Kerja. Pasal 29 Dengan dikeluarkannya Peraturan ini maka Keputusan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No. KEP-45/MEN/1978 tentang Pemanfaatan Fasilitas Latihan di pusat-pusat Latihan Kejuruan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 30 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. DITETAPKANDI : JAKARTA PADATANGGAL : 2-4-tes7 MENTERI TENAGA KERJA ttd. SUDOMO 24