Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Transkripsi

1 Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal banyak digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan pendanaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pasar modal sendiri merupakan pasar yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang memiliki kelebihan dana, dengan memfasilitasi transaksi jual beli instrumen investasi jangka panjang seperti saham, obligasi, waran, rights dan derivatif. Dalam hal ini, perusahaan penerbit instrumen investasi jangka panjang adalah pihak yang membutuhkan dana sedangkan investor adalah pihak yang memiliki kelebihan dana. Grafik 1.1 Nilai Instrumen Pasar Modal Periode 2010 hingga November 2016 (dalam rupiah) Sumber : 1

3 Grafik 1.1 menunjukan besarnya nilai instrumen pasar modal yang diperdagangkan mulai dari tahun 2010 hingga tahun Dalam kurun waktu 6 tahun terakhir, data menunjukan bahwa saham merupakan instrumen investasi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Meskipun demikian, pada kenyataannya obligasi merupakan investasi yang lebih diminati dibandingkan dengan saham. Saham dan obligasi sendiri merupakan instrumen pendanaan yang memiliki fungsi yang berbeda. Obligasi merupakan bukti surat hutang perusahaan kepada investor, sedangkan saham merupakan bukti kepemilikan investor atas suatu perusahaan. Grafik 1.2 Total Nilai Saham dan Obligasi Periode 2010 hingga November 2016 (dalam rupiah) Sumber : diolah Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ditujukan pada grafik 1.2, setiap tahunnya investasi obligasi selalu 2

4 mengalami peningkatan setidaknya 15%, sedangkan investasi saham cenderung tidak stabil dan mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari total nilai investasi yang diperdagangkan. Total nilai investasi menunjukan jumlah uang yang dikeluarkan oleh seluruh investor untuk suatu investasi, dan meningkatnya nilai obligasi menunjukan bahwa setiap tahunnya jumlah uang yang dikeluarkan investor untuk berinvestasi melalui obligasi semakin meningkat. Selain itu data yang diterbitkan oleh otoritas jasa keuangan pada tahun 2011 hingga 2015 menunjukan bahwa volume obligasi cenderung stabil dan meningkat setiap tahunnya. Volume menunjukan jumlah lembar obligasi yang diperdagangkan atau ditransaksikan pada kurun waktu tertentu. Meningkatnya volume mengindikasikan bahwa permintaan (demand) masyarakat akan obligasi juga menjadi semakin besar. Grafik 1.3 Volume Obligasi Periode 2011 hingga 2015 (dalam jutaan lembar) Sumber : ojk.go.id diolah 3

5 Meskipun banyak diminati, obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup berisiko. Hal ini disebabkan karena bentuk obligasi adalah pinjaman hutang. Risiko sendiri merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Terdapat 3 macam risiko dalam obligasi, yaitu risiko maturitas, risiko default dan risiko likuiditas. Risiko maturitas berkaitan dengan tanggal jatuh tempo pembayaran obligasi, semakin lama waktu jatuh tempo pembayaran hutang maka risiko maturitas akan semakin tinggi. Risiko likuiditas berkaitan dengan kesulitan yang dihadapi saat menjual obligasi ke pasar sekunder dan risiko default adalah risiko gagal bayar bunga beserta pokok pinjaman karena kondisi keuangan perusahaan yang memburuk. Diantara ketiga risiko diatas, risiko default atau gagal bayar merupakan risiko yang paling diantisipasi oleh investor. Peringkat obligasi merupakan salah satu instrumen obligasi yang dapat digunakan untuk mengukur risiko gagal bayar perusahaan. Sebelum obligasi diterbitkan di Bursa Efek Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal - Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) mewajibkan obligasi yang akan diterbitkan memperoleh peringkat dari suatu lembaga pemeringkat. Melalui peringkat obligasi, investor bisa mengetahui kondisi finansial perusahaan beserta kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban yang dimiliki. Oleh karena itu, semua obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat agar investor dapat mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan membeli obligasi tertentu (Darmadji dan Fakhruddin, 2001). 4

6 Penerbit obligasi ingin mengurangi asimetri informasi mengenai creditworthiness sekuritas utangnya, akan tetapi tidak ingin mengungkapkan informasi privat ke publik, oleh karena itu penerbit obligasi dapat menggunakan agen pemeringkat sebagai pemberi sertifikasi yang independen (Zuhrotun & Baridwan, 2005). PEFINDO merupakan salah satu agen pemeringkat efek di Indonesia yang fungsinya melakukan pemeringkatan terhadap banyak perusahaan beserta surat-surat hutang yang diterbitkannya. Mulai dari tahun 2010 hingga tahun 2015, jumlah obligasi yang diperingkat oleh PEFINDO cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa seiring berjalannya waktu, perusahaan semakin mengerti bahwa peringkat obligasi memang diperlukan untuk membangun kepercayaan investor beserta kredibilitas perusahaan. Grafik 1.4 Jumlah Obligasi yang di Peringkat Oleh PEFINDO Periode 2010 hingga 2015 Sumber: diolah 5

7 PEFINDO mengklasifikasikan peringkat ke dalam 8 kategori, yaitu AAA, AA, A, BBB, BB, B, CCC dan D. Kategori tersebut menggambarkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Peringkat AAA menggambarkan kondisi perusahaan yang sangat baik dalam memenuhi kewajibannya kemudian akan terus menurun hingga mencapai kategori D, yaitu kondisi dimana perusahaan tidak bisa lagi memenuhi kewajibannya. Sangat bagus AAA AA A BBB BB B CCC D Sangat tidak bagus Gambar 1.1 Peringkat Obligasi Sumber : diolah Dalam pelaksanaannya, peringkat obligasi tidaklah bersifat permanen. Peringkat tersebut akan diperbaharui secara berjangka untuk menilai kinerja perusahaan di setiap tahun yang diperingkat. Perubahan peringkat obligasi terklasifikasi menjadi dua, yaitu perubahan peringkat meningkat (upgrade) dan perubahan peringkat menurun (downgrade). Peringkat obligasi naik (upgrade) mengindikasikan peningkatan peringkat satu level atau lebih dari peringkat yang ditetapkan sebelumnya, sedangkan perubahan peringkat obligasi menurun (downgrade) mengindikasikan penuruan peringkat satu level atau lebih dari peringkat yang ditetapkan sebelumnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa perubahan tersebut dapat mempengaruhi instrumen investasi lain, yaitu harga saham. Namun, perubahan peringkat obligasi hanya dapat mempengaruhi harga saham apabila informasi yang terkandung didalamnya merupakan informasi yang berharga bagi pasar. 6

8 Wakeman (1990) mengatakan bahwa informasi mengenai perubahan peringkat obligasi bukanlah informasi yang berharga apabila kandungan informasi di dalamnya hanya menggambarkan informasi yang tersedia di publik, namun Romero dan Fernandez (2006) serta Kim dan Nabar (2003) membuktikan bahwa lembaga pemeringkat obligasi memiliki akses atas informasi perusahaan yang sifatnya tertutup, sehingga peringkat yang diberikan dapat memberikan sinyal mengenai prospek dan masa depan keuangan perusahaan kedepannya. Informasi yang sifatnya tertutup merupakan informasi baru yang tidak bisa diprediksi pasar sebelumnya, dan berdasarkan teori efisiensi pasar, harga saham akan berubah apabila terdapat informasi baru yang muncul (Sjahrial, 2007). Informasi tersebut kemudian akan terbagi ke dalam dua tipe, yaitu informasi baik dan informasi buruk. Sebagai seorang risk adverse, pasar akan berusaha menghidari risiko semaksimal mungkin. Oleh karena itu, pasar akan memberikan reaksi negatif atas informasi yang buruk (downgrade). Sebaliknya, informasi baik merupakan informasi yang dapat menguntukan pasar, sehingga reaksi positif yang signifikan dapat muncul sebagai wujud antusiasme pasar atas berita yang baik. Respon pasar tersebut tercermin dari Adanya return tak normal positif (upgrade) dan return tak normal negatif (downgrade) (Tandelilin, 2010) Cohen (2014), Rao dan Sreejith (2013), Griffin dan Sanvicente (1982), Holthausen and Leftwich (1986), Wansley dan Clauretie (1985), Cornell et al. (1989) serta Hand et al. (1992), menemukan rekasi negatif yang signifikan atas 7

9 terjadinya penurunan peringkat obligasi. Namun, mereka tidak menemukan reaksi positif yang signifikan atas terjadinya peringkat obligasi. Penurunan peringkat dianggap sebagai informasi yang buruk, karena hal tersebut mengindikasikan penurunan kondisi keuangan perusahaan beserta kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban yang dimiliki. Menurunnya kemampuan finansial perusahaan dianggap meningkatkan risiko bagi pasar. Akibatnya, pasar akan langsung beraksi ketika informasi tersebut teralisasi dan abnormal return negatif akan muncul, sebagai akibat dari menurunnya harga saham. Namun, hal ini adalah hal yang wajar mengingat sifat alamiah investor adalah menghindari risiko semaksimal mungkin. Grafik 1.5 Harga Saham PT. Express Transindo Utama, Tbk 10 Hari Setelah Mengalami Penurunan Peringkat Sumber : Grafik 1.5 menunjukan fenomena penurunan harga saham yang diakibatkan karena menurunnya peringkat obligasi perusahaan. Harga saham PT. Express Transindo Utama, Tbk cenderung mengalami penurunan selama 10 hari 8

10 setelah Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menurunkan peringkat obligasi perusahaaan menjadi idbbb+ dari ida-. Penurunan peringkat tersebut terjadi pada tanggal 30 Agustus Namun sebaliknya, menurut Creighton et al. (2007), reaksi positif yang signifikan muncul sebagai bentuk respon pasar atas informasi yang menguntungkan. Peningkatan peringkat dianggap sebagai informasi yang baik, karena hal ini mengindikasikan peningkatan kondisi keuangan perusahaan beserta kemampuannya dalam melunasi seluruh kewajiban yang dimiliki. Oleh karena itu, abnormal return positif muncul karena harga saham mengalami peningkatan. Hal ini merupakan bentuk antusiasme investor akan prospek perusahaan yang baik kedepannya. Grafik 1.6 Harga Saham PT. Bank Danamon, Tbk 10 Hari Setelah Mengalami Peningkatan Peringkat Sumber : 9

11 Fenomena peningkatan harga saham sebagai akibat dari peningkatan peringkat obligasi dialami oleh PT. Bank Danamon, Tbk. Peringkat obligasi Bank Danamon naik menjadi idaaa dari idaaa- pada tanggal 7 November Selama 10 hari setelah perubahan peringkat terjadi, harga saham PT. Bank Danamon, Tbk terus mengalami peningkatan. Meskipun demikian, Archanna dan Jayanna (2015) menambahkan bahwa baik berita baik ataupun berita buruk tidak akan menimbulkan rekasi pasar apabila informasi yang terkandung didalamnya merupakan informasi yang tidak berharga dan sudah diketahui pasar sebelumnya (Archana dan Jayanna, 2015). Fenomena diatas menunjukan bahwa perubahan peringkat obligasi dapat atau tidak dapat mempengaruhi abnormal return saham. Hal ini merupakan hal yang menarik, melihat satu instrumen investasi dapat mempengaruhi instrumen investasi lainnya. Obligasi dan saham, keduanya merupakan instrumen investasi yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam mencari modal. Kondisi ini tentu dapat memberikan pengaruh yang besar bagi perusahaan yang menggunakan obligasi dan saham secara sekaligus sebagai sumber permodalannya. Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul Analisis Pengaruh Perubahan Peringkat Obligasi Terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode sebagai topik skripsi yang diajukan. Tahun 2016 sendiri merupakan tahun terbaru belum pernah diajukan sebagai tahun penelitian di Indonesia. 10

12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah terdapat abnormal return positif di sekitar tanggal terjadinya peningkatan peringkat obligasi pada saham yang terdaftar di BEI pada periode ? 2. Apakah terdapat abnormal return negatif di sekitar tanggal terjadinya penurunan peringkat obligasi di BEI pada saham yang terdaftar di BEI pada periode ? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return positif di sekitar tanggal terjadinya peningkatan peringkat obligasi pada saham yang terdaftar di BEI pada periode Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return negatif di sekitar tanggal terjadinya penurunan peringkat obligasi di BEI pada saham yang terdaftar di BEI pada periode

13 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian Akademis Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dampak dari adanya perubahan peringkat obligasi terhadap abnormal return saham. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan bagi : 1. Individu yang ingin mempelajari penelitian yang sedang diteliti 2. Individu yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap penelitian yang sedang diteliti Manfaat Penelitian Praktis Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Investor Saham Berdasarkan fenomena yang diuraikan pada latar belakang, perubahan peringkat obligasi dapat mempengaruhi harga saham. Sifat dari perubahan peringkat tersebut bisa bersifat buruk ataupun baik, hal ini tergantung dari kandungan informasi yang di dalamnya Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi ketika dihadapkan dengan perusahaan yang mengalami perubahan peringkat obligasi. 12

14 2. Bagi Perusahaan Penerbit Obligasi dan Saham Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber motivasi bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, karena penurunan peringkat obligasi cenderung memberikan dampak yang buruk terhadap harga saham. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam mengambil tindakan preventif dan yang hasilnya dapat mempengaruhi instrumen investasi yang dimiliki. 3. Bagi Lembaga Pemeringkat Obligasi Informasi mengenai perubahan peringkat obligasi yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat dapat mempengaruhi kredibilitas dan harga saham perusahaan yang dinilai. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya peran lembaga pemeringkat obligasi, sehingga lembaga pemeringkat obligasi dapat meminimalisir kesalahan dan memberikan penilaian yang tepat. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan. 13

15 Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori pendukung penganalisaan dan pengembangan sistem, yang meliputi: teori pasar modal, teori obligasi, teori saham serta penelitian terdahulu Bab III : Metodologi Penelitian Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum objek penelitian, model penelitian, hipotesis penelitian, teknik analisa, beserta sample penelitian yang digunakan Bab IV: Hasil dan Pembahasan Bab ini merupakan penjabaran hasil desain yang diusulkan oleh peneliti, sarana pengolahan data beserta hasil analisis data yang dihasilkan. Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil analisa dan rancangan sistem dalam rangka menjawab tujuan yang diajukan, serta saran-saran yang penulis berikan untuk lebih memaksimalkan penelitian selanjutnya. Daftar Pustaka Daftar pusataka ini berisi tentang judul-judul buku, artikel-artikel yang terkait dalam laporan ini Lampiran Lampiran berisi segala macam bukti hasil pengolahan data yang dilakukan oleh penulis 14