BAB I. Pendahuluan. kegiatan bisnis, teknologi informasi tidak hanya sebagai pendukung atau pelengkap

Transkripsi

1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pada saat ini perkembangan aplikasi teknologi dalam sistem informasi sangat pesat seiring dengan laju proses bisnis yang semakin maju di segala aspek. Dalam kegiatan bisnis, teknologi informasi tidak hanya sebagai pendukung atau pelengkap tetapi juga sebagai penunjang kemajuan bisnis perusahaan. Teknologi informasi akan berjalan sesuai harapan, jika di dukung oleh beberapa sumber daya perencanaan yang kompleks dan mendetail yang memiliki tujuan yang sama. Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, perusahaan perusahaan mencoba untuk meningkatkan jumlah konsumennya dengan melakukan pelayanan yang cepat dan biaya yang murah dibandingkan dengan kompetitornya. Salah satu cara untuk mewujudkan kesuksesan tersebut dapat dilakukan mengintegrasikan sistem informasi dan peningkatan efisiensi dari sistem informasi untuk menghasilkan manajemen yang lebih efisien dalam business processes (Azis, 2010). Di era digital, sistem informasi merupakan kebutuhan primer bagi perusahaan, tetapi masih banyak perusahaan yang belum mengintegrasikan sistem informasi. Namun dalam prosesnya masih menggunakan aktivitas dari seorang individu yang bekerja di departemennya masing-masing, akibatnya sering terjadi kesalahpahaman komunikasi antara lokasi kerja satu dengan lokasi kerja lainnya, sehingga 17

2 membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk koordinasi dalam penyediaan data dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang telah mengintegrasikan fungsifungsinya. Jika karena jika sistem informasi di dalam suatu perusahaan itu bisa berjalan dengan baik dan benar maka perusahaan akan mudah mendapatkan informasi tersebut agar semua bagian perusahaan bisa mengolah informasi tersebut sehingga informasi tersebut bisa terintegrasi dengan departemen-departemen lainnya, seperti bagian keuangan yang menerima suatu informasi mengenai akuntansi yang nantinya akan dijadikan pengambilan keputusan untuk kedepannya, sehingga sistem informasi akuntansi pun bisa berjalan dengan efisien (Azis, 2010). Akuntansi manajemen adalah suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi manajemen untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam melaksanakan fungsi manajemen (Halim & Supomo, 2001). Akuntansi manajemen mempunyai 2 tipe informasi yaitu financial dan non financial (Sugiri, 1999). Untuk mengoperasikan sebuah organisasi yang kompleks (besar dan rumit) dengan efisien dan efektif, manajemen membutuhkan informasi terinci tentang operasi perusahaan, seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa jumlah peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak diperkerjakan. Semua persoalan tersebut akan bisa diatasi oleh manajemen apabila manajemen memperoleh informasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar kebijakanny, artinya manajemen harus memperoleh informasi tentang masukan dan keluaran operasi atau 18

3 perusahaan untuk dasar operasinya, tanpa informasi tentang masukan dan keluaran, maka tidak mungkin manajemen dapat mengambil keputusan dengan tepat (Pramana, 2014). Informasi tersebut bisa juga mengenai suatu perhitungan biaya, karena perusahaan sangat memperhatikan perhitungan biaya, maupun itu perusahaan bidang jasa, manufaktur ataupun retail. Biasanya perusahaan menggunakan teknik dalam perhitungan biaya seperti activity based costing, atau supply chain management, kaarena keunggulan bersaing (competitive advantage). Pada dasarnya berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh organisasi kepada pembelinya yang melebihi biaya organisasi dalam menciptakannya (Porter, Michael & Datta, 2009). Jadi pengelolaan biaya perusahaan itu sangat penting. Dengan banyaknya informasi yang diterima manajemen, sehingga manajemen harus melakukan banyak waktu untuk mengolah dan menganilisis informasi. Jika perusahaanya besar dan memiliki informasi yang kompleks maka perusahaan takut kinerja manajemen menjadi kurang perfomanya, sedangkan kinerja suatu manajemen sangat penitng bagi kelangsungan bisnis organisasi, karena menurut Gordon (2002) kinerja merupakan suatu fungsi kemampuan pekerja dalam menerima tujuan pekerjaan, tingkat pencapaian tujuan dan interaksi antara tujuan dan kemampuan pekerja, dengan kinerjanya yang kurang maka peran manajemen semakin berkurang kualitasnya sehingga akan berdampak pada perusahaan. 19

4 Kinerja manajemen yang baik maka kegiatan operasional perusahaan akan semakin baik, kegiatan operasional harus dijalankan secara optimal karena merupakan kegiatan utama perusahaan, seperti halnya perusahaan manufaktur, kegiatan produksinya harus dijalankan dengan baik mulai dari barang mentah sampai ke barang jadi, dan harus dikelola dengan baik karena akan berpengaruhi ke kualitas barang yang akan dijual. Semua kegiatan operasi tersebut dikelola oleh manajemen operasi, karena menurut Herjanto (2007), manajemen operasional adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan, akan tetapi tidak mudah untuk mengelola bagian operasional seperti itu. Untuk mengelola kegiatan operasi perusahaan, seorang karyawan harus mempunyai kemampuan sofskill dan Hardskill, Karena dengan kemampuan hardskill yang biasa dipelajari di sekolah atau universitas yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan intelektual yang berhubungan dengan subyek yang dipelajari (Syarief, 2011). Sehingga ilmu yang dipelajari selama kuliah dapat diterapkan di organisasi bisnis. Begitupun dengan softskill yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari seperti dalam hal pekerjaan. Berhubungan dengan satu sama lain, berkomunikasi, mendengarkan, terlibat dalam dialog, bekerja sama sebagai anggota tim, memecahkan masalah merupakan beberapa kegiatan yang membutuhkan keterampilan ini (Coates, 2007). Dengan softskill dan hardskill yang berkualitas dari suatu manajer atau karyawan akan sangat membantu kegiatan operasi perusahaan. 20

5 Salah satu cara perusahaan untuk meningkatkan kualitas sistem informasi dan mengintegrasikannya dengan cara mengimplementasikan SAP, dengan adanya SAP membuat suatu informasi lebih memadai, terbukti dengan adanya penelitian sebelumnya, Azis (2010), yang mengungkapkan bahwa dengan adanya SAP meningkatkan kualitas informasi dari laporan triwulan, laporan tahunan serta flow chart laporan keuangan di PT Telkom, Tbk. Divisi Regional I Sumatera. Dengan adanya SAP juga mempermudah pekerjaan akuntansi manajemen dalam merencanakan sumber daya perusahaan karena manajemen bisa mendapatkan informasi yang akurat dan berkualitas dari departemen lain dengan tepat waktu, karena software ini mengintegrasi informasi dari departemen atau divisi satu ke divisi lainnya secara real time, terbukti pada penelitian Grabski, Leech, dan Sangster (2011), yang mengungkapkan bahwa SAP mempermudah peran akuntan manajemen, sehingga akuntan manajemen dapat melakukan pekerjaan yang lain, meminimalisir waktu, proses penganggaran dan mengambil keputusan tanpa mengurangi kualitas. Pada penelitian Grabski et al. (2011) juga menungkapkan bahwa dengan adanya SAP membantu teknik perhitungan akuntansi manajemen, meningkatkan kegiatan operasi, dan meningkatkan kemampuan akuntan manajemen, sehingga sumber daya perusahaan dapat terencana dengan baik. Studi akademis dengan beberapa pandangan teoritis dan bukti empiris telah dilakukan oleh beberapa peneliti lain seperti Grabski et al. (2011) yang meneliti mengenai dampak software ERP terhadap akuntansi manajemen dan terbukti bahwa 21

6 SAP dapat membantu teknik perhitungan akuntansi manajemen, membantu peran akuntan manajemen, meningkatkan kegiatan operasional perusahaan dan meningkatkan kemampuan akuntan manajemen. Menariknya, sebagian besar studi tersebut belum ada yang mengujinya hanya di satu perusahaan, Hal ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan dalam penelitian yang harus diisi dan penelitian yang dilakukan harus terfokus pada satu perusahaan saja agar dapat memberikan gambaran mengenai akuntansi manajemen secara mendalam. Sebatas pengetahuan dan pemahaman penulis, masih sangat terbatas penelitian mengenai dampak implementasi SAP terhadap akuntansi manajemen yang di lakukan di Indonesia khususnya pada Krakatau Steel Group. Penelitian ini dilakukan di Krakatau steel Group, karena Krakatau Steel merupakan perusahaan BUMN pertama yang mengimplementasikan SAP pada awal tahun 1990an. Oleh karena itu, menjadi tantangan sendiri bagi penulis dalam mengembangkan dan melakukan penelitian mengenai pengaruh implementasi SAP di perusahaan Indonesia. Penelitian ini mengenai pengaruh implementasi SAP di Krakatau steel group, yang berfokus di bidang akuntansi manajemen, sehingga penulis memutuskan untuk mengambil judul : Pengaruh Implementasi SAP terhadap Akuntasi Manajemen (Studi Empiris di Krakatau Steel Group). Penelitian ini dilakukan secara empiris dengan memvalidasi dan menguji model menggunakan data yang dikumpulkan dari karyawan pada Krakatau steel group yang mempunyai banyak anak perusahaan dan sudah mengimplementasikan SAP sejak awal 1990an. 22

7 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap teknik akuntansi manajemen? 2) Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap peran akuntan manajemen? 3) Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap faktor operasional? 4) Apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap kemampuan akuntan manajemen? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui apakah penerapan SAP berpengaruh teknik akuntansi manajemen. 2) Untuk mengetahui apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap peran akuntan manajemen. 3) Untuk mengetahui apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap faktor operasional. 4) Untuk mengetahui apakah penerapan SAP berpengaruh terhadap kemampuan akuntan manajemen. 23

8 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu : 1) Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan mengenai sistem SAP dan akuntansi manajemen, sehingga dapat menggambarkan pengaruh SAP terhadap akuntansi manajemen 2) Bagi institusi tempat meneliti, Peneliti berharap dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap perbaikan atau perubahan yang positif terhadap sistem SAP yang mempunyai pengaruh terhadap akuntansi manajemen 3) Bagi akademisi, hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan mengenai gambaran pentingnya SAP terhadap akuntansi manajemen bagi dunia akademik. 4) Sebagai referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai pengaruhnya SAP terhadap akuntansi manajemen 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 24

9 BAB II : Kajian Pustaka Dalam bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang digunakan sebagai acuan untuk membahas masalah yang diangkat, meliputi teori variabel-variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut terkait Penerapan SAP sebagai variabel dependen dan Akuntansi Manajemen sebagai variabel Independen. Bab ini juga meliputi penelitian terdahulu, hipotesa, dan kerangka penelitian. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data. BAB IV : Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan mengenai hasil pengumpulan data, karakteristik responden, perhitungan validitas dan reliabilitas, analisis deskripsi variabel, evaluasi model struktural, ringkasan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. ringkasan hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan kepada pihak lain yang membutuhkan. 25