Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Transkripsi

1

2 PENERAPAN TEKNOLOGI SILASE PAKAN KOMPLIT PADA MASYARAKAT PETERNAK SAPI BALI DI KABUPATEN BANTAENG PAKAN Jamila Mustabi, Laily Agustina, Sri Purwati, A. Amidah Amrullah, dan Agustina Abdullah Universitas Hasanuddin, Makassar Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10 Makassar 90245, Telp: , Fax: , ABSTRAK Target khusus yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat di Kabupaten Bantaeng adalah membantu peternak dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam hal penyediaan pakan dari bahan lokal yang ada disekitar lingkungan mereka, pembuatan silase pakan komplit yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ternak pada musim kemarau. Metodepelaksanaan kegiatanyangakandilakukanadalahmelaksanakan penyuluhan dan memberikan pelatihan tehnik pembuatan silase pakan komplitkepada kelompok ternak mitra dan PPL tentang pentingnya pemanfaatan limbah agroindustri sebagai pakan komplit. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui beberapa cara antara lain penyuluhan, peragaan pembuatan, diskusi dan tanya jawab. Luaran yang dihasilkan pada kegiatan ini adalah silase pakan komplit yang dapat memenuhi kebuthan ternak sepanjang musim, sehingga diharapkan dapat membantu peternak dalam penyediaan pakan bagi ternak sapi mereka tanpa membutuhkan biaya yang besar.

3 PENDAHULUAN Luas lahan pertanian yang terdapat di Kabupaten Bantaeng terkait dengan jumlah limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dan persentase penggunaannya sehingga sangat penting dilakukan pemanfaatan limbah-limbah pertanian sebagai pakan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak yang ada di Kabupaten Bantaeng. Pakan merupakan faktor yang paling banyak membutuhkan biaya. Sekitar 60-70% dari seluruh biaya produksi digunakan untuk penyediaan pakan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memanfaatkan limbah yang tidak berharga menjadi bahan pakan yang nilai biologisnya tinggi dan memberikan nilai tambah. Pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan pakan merupakan alternatif dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Bahan pakan asal limbah selalu dikaitkan dengan harga yang murah dan kualitas yang rendah. Besaran pemanfaatan limbah tergantung pada potensinya baik secara kuantitas maupun kualitas yang dapat dimanfaatkan. Kelompok ternak yang akan dibina pada kegiatan pengabdian iptek bagi masyarakat ini adalah Kalimbaung dan Sampara, kedua kelompok ternak terletak di kelurahan Malilingi Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. Kedua kelompok ternak berada di ibukota kabupaten, jarak antara kedua kelompok ternak + 10 km. Kelompok ternak ini didampingi oleh seorang sarjana peternakan yang bertindak sebagai Tim teknis peternakan. Kelompok ternak Kalimbaung terbentuk pada tahun 2015 beranggotakan 11 kepala keluarga (KK) dan memiliki 11 ekor sapi bali (2 ekor sapi jantan dan 9 ekor betina), 5 ekor kambing dan 20 ekor ayam buras. Kelompok ternak Kalimbaung di ketua oleh Muh. Alwi. Sistem pemeliharaan yang dugunakan pada sapi bali betina yaitu intensif (dikandangkan), sedangkan sapi jantan dipelihara secara ekstensif. Demikian pula halnya denngan ternak kambing dan ayam dipelihara dengan sistem campuran, pada siang hari di lepas dan pada malam hari dikandangkan. Luas lokasi kandang + ½ Ha, yang terdiri atas 1 kandang sapi, 1 kandang kambing, 1 kandang ayam, terdapat gudang pakan dan tempat penampungan feses. Kelompok ternak Sampara terbentuk pada tahun 2014, beranggotakan 15 KK dengan jumlah ternak sapi 9 ekor, kambing 3 ekor dan 25 ekor ayam buras. Kelompok

4 ternak Sampara di ketuai oleh M. Arifin. Sistem pemeliharaan ternak secara terpadu dan masih bersifat tradisional Permasalahan yang dihadapi kedua kelompok tani ternak umumnya pakan yang diberikan di peternakan rakyat masih bersifat ala kadarnya, hanya sekedar rumput yang memiliki kualitas rendah sehingga tidak jarang sapi yang dipelihara memiliki pertumbuhan yang sangat lambat. Sementara itu, pakan konsentrat yang diberikan pada sapi masih berdasarkan kemampuan peternak itu sendiri. Jika peternak memiliki banyak modal akan mampu membelikan konsentrat bagi ternaknya, tetapi peternak yang memiliki modal kecil tidak mampu untuk memberkan konsentrat pada ternak peliharaannya. Oleh karena itu perlu adanya upaya yang dilakukan oleh peternak untuk menekan biaya pakan sehingga keuntungan yang diperoleh jauh lebih tinggi. Berdasarkan analisis situasi dan permasalahanyang dihadapi peternak maka persoalan prioritas yang disepakati untuk diselesaikan selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat adalah penyediaan pakan yang berasal dari limbah agroindustri yang banyak tersedia di lingkungan sekitar tempat pemeliharaan. Menurut mitra kelompok ternak, Penyediaan pakan merupakan hal yang paling bamyak menyita waktu dan biaya dalam pemeliharaan ternak sapi. Mereka mencari hijauan sampai ke daerah Takalar dan Jeneponto, dilain pihak ketersediaan limbah pertanian berlimpah dan tidak digunakan. Oleh karena itu mereka sangat membutuhkan pelatihan dan contoh dalam pengolahan limbah-limbah pertanian menjadi pakan bagi ternak mereka.sebenarnya,petanipeternaksudah bekerja kerasuntukmemperolehkeuntungan dan ingin maju, tetapi akibat belum memahami dan menguasaiipteks dibidang peternakan secara terintegrasi, menyebabkan merekatidak dapat maju danberkembang. Olehkarena itusangatmendesakuntukdiberikanilmupengetahuandanteknologiyang dibutuhkan demitumbuh dan berkembang menjadi peternak majuyang mandiri (mampumemecahkanmasalahsendiri,menolong dirinyasendiri).transferilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan dapat terjalin melalui kerjasama antara kelompok ternak dengan institusiperguruan tinggi.dari proses transferilmupengetahuandanteknologi,peternaktidakhanyamendapatpengetahuan baru dalampemeliharaanternak,akantetapimereka jugadapatmeningkatkan pendapatannyamelaluiteknologiyangterintegrasi,sehingga kehidupanekonomirumah tanggaakanmenjadilebihbaik.

5 METODE PELAKSANAAN Berdasarkan analisisterhadap permasalahanyang dihadapi oleh peternak maka beberapasolusiyang ditawarkandiharapkandapatdiaplikasikanuntukpemecahan masalahmitrakalimbaung dan Sampara. Adapun pendekatan untuk penyelesaian masalah yang dihadapi mitraantaralain dengan pendekatan percepatan alih teknologi melalui sosialisasi, pelatihan, demonstrasi dan pendampingan kelompok. Melalui program penyuluhan peternakan disampaikan kepada para peternak tentang pemanfaatan limbah agroindustri sebagai pakan ternak dalam rangka mendukung pengembangan yang berorientasi agroindustri yang berkerakyatan dan diikuti oleh upaya pemberdayaan kelompok ternak.dalam realisasi untuk mengatasi masalah,maka langkah-langkah yang akan ditempuh adalah sebagai berikut : Melaksanakan penyuluhan dan memberikan pelatihan tehnik pembuatan silase pakan komplit. Peserta sasaran kegiatan ipteks bagi masyarakai adalah kelompok ternak Kalimbaung dan Sampara, para PPL sekecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng, kelompok tani - ternak Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, menghadirkan tokoh masyarakat, masyarakat pencinta ternak, mahasiswa yang sedang melakukan praktek lapang dan kuliah kerja nyata. Metode Kegiatan yang Dilakukan Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui beberapa cara antara lain penyuluhan, peragaan pembuatan, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan mengenai pemanfaatan limbah-limbah pertanian sebagai pakan,peragaan pembuatan silase pakan komplit. Peragaan dimaksudkan agar peserta menyaksikan sendiri secara langsung tehnik-tehnik pembuatan pakan ternak dari limbah agroindustri.diskusi dan tanya jawab dilaksanakan agar masalah-masalah yang mereka temukan baik selama penyuluhan maupun dalam kegiatan praktek dapat dibahas secara bersama dan dijelaskan jalan keluarnya.prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan adalah :Survey awal di lapangan untuk mengetahui permasahan yang ada di kelompok ternak; Sosialisasi kegiatan padakelompok ternakkalimbaung dan Sampara; Melaksanakanprogramyang telahditetapkanyang meliputipenyuluhan,pelatihan,pembuatan demplot. Pembuatan

6 produk luaran yaitu : teknologipembuatan silase pakan komplit dan pengolalah limbah agroindustri sebagai pakan; Visitor plot dibuat di Kelurahan Malilingi, Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng sebagai lahan peraga penerapan teknologi. Plot dibuat sebagai percontohan disentra produksi dan sekaligus sebagai wahana praktek dan pembinaan peternak, serta pembimbingan dan pendampingan, yang dilaksanakan selama 3(enam) bulan pada kedua kelompok ternak yang menjadi mitra, untuk mengetahui dampak kegiatan terhadap perkembangan mitra. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan ipteks bagi masyarakat (IbM) yang dilaksanakan di Kabupaten Bantaeng pada masyarakat petani peternak terpadu, berjarak 125 km dari kota Makassar. Kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan adalah survey Survey awal, sosialisasi, penyuluhan,pelatihan pembuatan silase pakan komplit, visitor plot, serta pembimbingan dan pendampingan. Adapun tahapan-tahapan yang telah dilakukan kegiatan ini adalah : 1. Survey Awal Tujuan dari tahap ini adalah menentukan lokasi dan kelompok peternak yang sesuai untuk dijadikan tempat bagi kegiatan pengabdian masyarakat, mendata permasalahan yang ada pada petani peternak, sehingga dibutuhkan waktu untuk mencari kelompok tani ternak yang akan dijadikan mtra dalam kegiatan ipteks bagi masyarakat. Kegiatan ini dilakukan selama dua bulan dengan tiga kali kunjungan ke lapangan..

7 Gambar 1. (a) (b) Survey awal pada Kegiatan Ipteks bagi Masyarakat (a) Foto Bersama Pegawai Dinas Pertanian dan Peternak; (b) dan (c) Keadaan Kandang Mitra di Kecamatan Bantaeng. 2. Sosialisasi kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah memperkenalkan kegiatan ipteks bagi masyarakat kepada kelompok tani ternak terpadu di Kabupaten Bantaeng, serta membentuk kelompok untuk mengefektifkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. 3. Penyuluhan Kegiatan penyuluhan meliputi penjelasan dan memaparan tentang berbagai macam cara untuk memanfaatkan limbah agroindustri yang ada disekitar mereka, pemanfaatan konsentrat dalam ransum sapi serta penggunaan pakan komplit sebagai ransum ternak sapi 4. Pelatihan program IbM pemanfaatan pakan komplit pada ternak sapi Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan bimbingan dan pelatihan kepada kelompok tani kalimbaung dan sampara di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng.Kegiatan ini meliputi pencacahan rumput gajah, pencampuran konsentrat dan hijauan dan pembuatan silase pakan komplitb.

8 Gambar 3. Pelatihan Pembuatan Pakan Komplit pada Kelompok Tani Ternak di Kecamatan Bantaeng Kabupaten Bantaeng. 5. Monitoring dan Evaluasi Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman anggota kelompok terhadap materi penyuluhan dan pelatihan, oleh karena itu kegiatan ini dilaksanakan sebelum dan setelah pelatihan dan penyuluhan. Pada kegiatan monitoring yang dilakukan sebelum penyuluhan atau pelatihan adalah melakukan persiapan dan penjadwalan waktu agar kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan tidak mengganggu pekerjaan anggota kelompok. Sedangkan monitoring dan evaluasi yang dilakukan setelah penyuluhan dan pelatihan adalah untuk mengevaluasi penerapan dan manfaat dari penyuluhan atau pelatihan yang telah dilakukan. Tujuan khusus dari kegiatan evaluasi ini agar supaya penyuluhan dan pelatihan yang dilaksanakan bermanfaat bagi kelompok tani ternak dan khususnya pada anggota kelompok. 6. Produksi silase pakan komplit Tujuan dari pelaksanaan tahap ini adalah memproduksi silase pakan komplit untuk dijadikan ransum pada ternak sapi, dan mengaplikasikan ilmu yang telah diajarkan pada pelatihan pembuatan silase pakan komplit.

9 Gambar 4. (a) dan (b) Produksi Massal Silase Pakan Komplit di Kelompok Tani Ternak; (c) Pakan Komplit bentuk Pellet, Block dan Silase pada Pameran Ipteks di Kab. Bantaeng KESIMPULAN Dari hasil kegiatan ipteks bagi masyarakat yang telah dilakukan di Kelompok Tani Ternak Kecamatan Bantaeng dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok tani Kalimbaung dan Sampara sangat membutuhkan teknologi untuk pengolahan pakan yang berasal dari limbah pertanian, sehingga dapat meningkatkan kualitas pakan yang mereka gunakan serta meningkatkan performance ternak sapi yang dimiliki