Tata Kelola Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tata Kelola Perusahaan"

Transkripsi

1 Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Senantiasa Memberikan Rasa Aman Kepada Nasabah Secara umum, Bank BHI telah menerapkan prinsip-prinsip dasar GCG yang mencakup Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness 69

2 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tata Kelola Perusahaan ARTI PENTING GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) BAGI BANK BHI Sebagai perusahaan publik, Bank BHI memiliki tujuan untuk memberikan nilai jangka panjang dan berkelanjutan untuk pemegang saham dan pemangku kepentingan. Tujuan tersebut diupayakan melalui setiap lini bisnis perbankan yang dikerjakan. Berlandaskan pada tujuan tersebut, Bank BHI memiliki komitmen untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) dengan melaksanakan praktik bisnis yang sehat, transparan dan profesional. Pelaksanaan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) merupakan strategi bank untuk melindungi kepentingan para pemangku kepentingan dari segala potensi risiko bisnis yang kompleks melalui penguatan kondisi internal pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, serta peningkatan kepatuhan terhadap peraturan, perundang-undangan serta nilainilai etika yang berlaku umum di industri perbankan. DASAR PENERAPAN GCG Sebagai Bank Umum, sudah menjadi keharusan bagi Bank BHI untuk menerapkan GCG sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni: Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK). 55/POJK.03/2016 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum. POJK ini mencabut atau menggantikan PBI. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Bagi Bank Umum. PENINGKATAN KUALITAS GCG SECARA BERKELANJUTAN PENETAPAN STANDAR KUALITAS IMPLEMENTASI Standar pengukuran kualitas penerapan tata kelola mengacu kepada target yang telah disusun di dalam rencana bisnis khususnya yang terkait dengan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. PELAKSANAAN DAN PEMONITORAN IMPLEMENTASI GCG Pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG memerlukan pembentukan dan penguatan GCG. Monitoring pelaksanaan tata kelola yang baik fokus kepada bagaimana bank menerapkan prinsip-prinsip (TARIF): Transparency, Accountability, Responsibility, Independency dan Fairness. Dengan semakin tajamnya persaingan bisnis perbankan maka penerapan GCG yang efektif menjadi salah satu sasaran strategis jangka panjang yang akan dicapai. Penerapan GCG yang efektif bisa menjadikan Bank BHI sebagai salah satu bank lokal yang patut dicontoh oleh bank-bank lainnya dalam hal tata kelola. Penerapan GCG diprioritaskan kepada komitmen yang telah dibuat oleh Bank BHI dengan Regulator. Berbagai isu penting yang ada terkait dengan GCG sudah ditindaklanjuti dengan baik dan telah diimplementasikan kedalam pelaksanaan operasional Bank. Untuk selanjutnya Bank BHI akan tetap menjalankan komitmen-komitmen yang pernah dibuat sebagai tindak lanjut atas hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan. SELF ASSESSMENT Bank BHI secara periodik melakukan self assessment terhadap pelaksanaan GCG. Self assessment merupakan upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data (fakta dan informasi) yang handal dan terpercaya sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara efektif. Selain itu, Bank BHI secara berkala melakukan self assessment pelaksanaan tata kelola untuk memastikan bahwa pertumbuhan dan stabilitas bank selalu terjaga dan terkendali sesuai rencana bisnis dan peraturan yang berlaku. PRINSIP GCG TRANSPARENCY ACCOUNTABILITY RESPONSIBILITY INDEPENDENCY FAIRNESS GCG 2016 Laporan Tahunan 70

3 Struktur dan Mekanisme GCG RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) TAHUNAN DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016 Mata Acara I & II Persetujuan Laporan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan, Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direksi Tahun Buku 2015 Keputusan 1 Menyetujui pengesahan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan tahun Menyetujui pengesahan Laporan Tugas Dewan Komisaris dan Laporan Tugas Direksi tahun buku 2015 Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara III Persetujuan pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik Keputusan Menyetujui pemberian wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara IV Penetapan besarnya Remunerasi dan Tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direksi tahun buku 2016 Keputusan Menyetujui penetapan Remunerasi dan tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan Anggota Direksi Hasil Pemungutan Suara untuk tahun buku 2016 Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara V Pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016 Keputusan Menyetujui pengesahan dan penetapan rencana kerja Tahun 2016 Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 27 JUNI 2016 Mata Acara Perubahan Susunan Pengurus Perseroan Keputusan Menyetujui perubahan susunan pengurus perseroan yakni menyetujui pengunduran diri Tuan ANTONIUS PRABOWO ARGO sebagai Direktur Utama dan selanjutnya untuk mengangkat Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA dan Tuan AGUS PRIBADI keduanya sebagai anggota Direksi yang baru Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi : SUSUNAN DIREKSI Direktur : Barlian Halim Direktur : Doddy Setyantoko Soewito Direktur : Rosep Tunggal Lesmana Direktur : Agus Pribadi SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Realisasi Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 21 SEPTEMBER 2016 Mata Acara I Persetujuan rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD") Keputusan Menyetujui rencana Perseroan untuk melakukan peningkatan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu ("HMETD") kepada para pemegang saham Perseroan, dalam jumlah sebanyak-banyaknya (satu milyar) saham Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (99.99%) Tidak Setuju : Saham ( %) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Belum terealisasi 71

4 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Mata Acara II Persetujuan perubahan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD Keputusan Menyetujui perubahan Pasal 4 ayat (2) dan (3) Anggaran Dasar Perseroan sehubungan dengan pelaksanaan HMETD, yaitu peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan serta pemberian wewenang kepada Direksi Perseroan untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk melaksanakan keputusan RUPSLB tersebut dan untuk menyatakan kembali dalam akta dihadapan pejabat yang berwenang sehubungan dengan hasil pelaksanaan HMETD Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (99.99%) Tidak Setuju : Saham ( %) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Belum terealisasi Mata Acara III Persetujuan perubahan susunan Pengurus Perseroan Keputusan Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yakni; 1 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan RACHMAN HAKIM dan mengangkat Nyonya NOVITA HAKIM sebagai Komisaris Perseroan 2 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan DODDY SETYANTOKO SOEWITO sebagai Direktur Perseroan 3 Menyetujui pengunduran diri dari Tuan AGUS PRIBADI dan Tuan ROSEP TUNGGAL LESMANA masing-masing sebagai Direktur Perseroan dan mengangkat Tuan HARRY ABBAS dan Tuan DAVID AMIN SANJAYA sebagai Direktur Perseroan. Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi SUSUNAN DIREKSI Direktur Direktur Direktur : Barlian Halim : Harry Abbas : David Amin Sanjaya Hasil Pemungutan Suara Realisasi SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen : Bernardus Dwibyantoro Komisaris : vita Hakim Komisaris Independen : Robertus Soedaryatmo Y Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 DESEMBER 2016 Mata Acara I Persetujuan perubahan Susunan Pengurus Perseroan Keputusan Perubahan Susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan yakni pengunduran diri dari Tuan DAVID AMIN SANJAYA dan mengangkat Tuan DAVID FISHER KUSNADI sebagai Direktur Perseroan Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi: SUSUNAN DIREKSI Direktur Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Barlian Halim : Harry Abbas : David Fisher Kusnadi : Bernardus Dwibyantoro : vita Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Mata Acara II Persetujuan perpanjangan masa bakti Pengurus Perseroan Keputusan Menyetujui untuk mengangkat kembali anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, terhitung sejak tanggal 19 Januari 2017 (sembilan belas Januari tahun dua ribu tujuh belas) sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun ketiga berikutnya dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya (mereka) sewaktu-waktu sebelum masa jabatannya (mereka) berakhir Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi 2016 Laporan Tahunan 72

5 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) DAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA (RUPSLB) TAHUN RUPS TAHUNAN DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 8 MEI 2015 Mata Acara I Keputusan tulen Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bank Harda Internasional Tbk Tahun Menyetujui laporan tahunan Perseroan tahun buku 2014 dan mengesahkan laporan keuangan Perseroan tahun buku 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Gant Thronton-Gani, Gani sigiro & Handayani, sebagaimana dimuat dalam Laporan Auditor Independen mor A-034/GSH/15RF tanggal 1 April 2015 dengan pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian"; 2 Mengesahkan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan tahun buku 2014 dan memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya ("acquite et decharge") kepada anggota Direksi Perseroan atas tindakan pengurusan serta anggota Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengawasan yang telah mereka lakukan selama tahun buku 2014, sejauh tindakan kepengurusan dan kepengawasan tersebut tercemin dalam laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku 2014; 3 Memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2015 (dua ribu lima belas) serta menetapkan jumlah honorarium dan persyaratan lain penunjukan Akuntan Publik tersebut; 4 Penetapan Remunerasi dan tunjangan lain bagi seluruh Dewan Komisaris dan anggota Direksi Perseroan untuk tahun buku 2015 dilimpahkan kewenangannya kepada Dewan Komisaris; 5 Menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2014 dengan perincian sebagai berikut : a Tidak ada cadangan umum untuk tahun buku 2015 dan tidak ada pembagian dividen kepada pemegang saham. b Dibagikan sebagai tantiem kepada Dewan Komisaris dan direksi Perseroan serta bonus kepada karyawan Perseroan sebagai berikut : Kurang lebih 10% (sepuluh) dari laba bersih dibagikan sebagai tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan serta dibagikan sebagai bonus kepada karyawan Perseroan dan memberi pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk mengatur lebih lanjut mengenai tata cara pembagian tantiem dan bonus tersebut : c sisa laba bersih Perseroan yang belum ditentukan penggunaannya dicatat sebagai laba ditahan Perseroan. 6 Lain-lain Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 29 JANUARI 2015 Mata Acara Keputusan 1 Menegaskan kembali sebagian isi Keputusan Pemegang Saham Perseroan tertanggal 18 Desember 2014 yang berisikan: - Menyetujui peningkatan Modal Dasar perseroan yang semula Rp ,- menjadi Rp , - Menyetujui peningkatan Modal Disetor perseroan yang semula sebesar Rp ,- menjadi Rp ,- dengan penyetoran sebesar Rp , berasal dari Rp ,- setoran tunai dan Rp ,- laba ditahan Perusahaan - Menyetujui perubahan nilai nominal saham yang semula Rp ,- per lembar saham menjadi Rp. 100,- per lembar saham - Dengan dilakukannya peningkatan modal dasar dan modal disetor dan perubahan nilai nominal saham akan merubah Ketentuan Pasal 4 Ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan dan komposisi pemegang saham yang selanjutnya akan tertulis dan berbunyi sebagai berikut: Modal Dasar Rp ,- Modal Ditempatkan atau Disetor Rp ,- Susunan Pemegang Saham menjadi : PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp ,- (92,23 %) KWEE SIN TO Rp ,- (7,77 %) Seluruhnya berjumlah lembar saham atau sebesar Rp ,- - Menyetujui perubahan ketentuan pasal 12 ayat 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai "Tugas dan Wewenang Direksi" yakni: I Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan diluar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa untuk : a.1 memperoleh, memindahtangankan atau melepaskan hak atas barang-barang tetap atau perusahaan Perseroan a.2 menjaminkan harta Perseroan, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, kurang dari satu sampai dengan 50% (lima puluh persen) dari jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) tahun buku, baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain. b Mengikat Perseroan sebagai penjamin (tidak termasuk didalamnya mengeluarkan Bank Garansi) 73

6 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan c d e Menambahkan modal dan atau harta benda Perseroan pada Perseroan atau perusahaan lain tidak termasuk didalamnya, membeli dan menjual surat-surat berharga. dan Mengambil setiap kebijakan dan keputusan yang bersifat strategis, yaitu keputusan yang dapat mempengaruhi keuangan Perseroan secara signifikan dan/atau memiliki dampak yang berkesinambungan terhadap anggaran, sumber daya manusia, struktur organisasi, dan/atau pihak ketiga Memberikan kredit/pinjaman kepada pihak lain dengan nilai diatas yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris - Harus dengan persetujuan Dewan Komisaris 2 Menyetujui peningkatan Modal Disetor Perseroan yang semula sebesar Rp ,- menjadi sebesar Rp ,- yang diambil bagian dan oleh PT HAKIMPUTRA PERKASA sebanyak lembar saham atau sebesar Rp ,- Sehingga susunan pemegang saham menjadi : PT HAKIMPUTRA PERKASA Rp ,- (93,05 %) KWEE SIN TO Rp ,- (6,95 %) Sehingga seluruhnya berjumlah lembar Rp.100,- seluruhnya Rp ,- Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 12 MARET 2015 Mata Acara Keputusan Menyetujui pengangkatan Tuan TEDDY SADIKIN sebagai Direktur Perseroan yang baru. Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi : SUSUNAN DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Antonius Prabowo Argo : Doddy Setyantoko Soewito : Budiarto Santoso : Teddy Sadikin : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 18 MARET 2015 Agenda Rapat Keputusan 1 Persetujuan untuk menegaskan kembali perubahan anggaran dasar Perseroan yang dimuat dalam akta: - Akta tertanggal 07 Juli 1993, mor 6 - Akta tertanggal 03 Maret 1999, mor 8 - Akta tertanggal 28 Mei 1999, mor 3 - Akta tertanggal 16 Desember 2004, mor 42 - Akta tertanggal 28 Juni 2005, mor 34 - Akta tertanggal 12 Desember 2005, mor 14 - Akta tertanggal 03 Agustus 2006, mor 03 2 Persetujuan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas saham-saham Perseroan ( Initial Public Offering ) dan untuk mengubah status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka, yakni pengeluaran saham dalam simpanan sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana. 3 Persetujuan untuk melaksanakan Management Stock Option Plan ( MSOP ) dalam jumlah sebanyak 10 % dari modal dan melaksanakan program Employees Stock Allocation ( ESA ) jumlah sebanyak-banyaknya 10 % dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana saham-saham Perseroan 4 Persetujuan untuk memberi kuasa kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan-tindakan yang harus dilakukan sehubungan dengan Penawaran Umum kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil Penawaran Umum termasuk menandatangani semua perjanjian dan akta-akta yang berhubungan dengan Penawaran Umum perdana saham kepada masyarakat dan penggunaan dana hasil Penawaran Umum tersebut, termasuk namun tidak terbatas untuk : - Membuat dan menandatangani Prospektus Ringkas, Prospektus dan dokumen-dokumen lain - Mengumumkan Prospektus Ringkas, Prospektus dan/atau dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan dalam surat kabar - Membuat dan menandatangani Perjanjian Penjaminan Emisi Efek - Menunjuk para profesi penunjang dan lembaga penunjang (termasuk namun tidak terbatas pada konsultan hukum, notaris, akuntan publik, penjamin emisi efek,dan biro administrasi efek) 2016 Laporan Tahunan 74

7 - Membuat, menandatangani dan menyampaikan Surat pernyataan Pendaftaran dan atau dokumen-dokumen terkait lainnya kepada Otoritas Jasa Keuangan dan PT Bursa Efek Indonesia - Mendaftarkan saham-saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif sesuai dengan peraturan yang berlaku, khususnya Peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia - Mencatatkan seluruh saham-saham Perseroan pada bursa efek yang merupakan saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh di Perseroan dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar ModaL - Menetapkan penggunaan dana atas dana yang diperoleh melalui Penawaran Umum - Memberikan segala infromasi dan/atau data terkait dengan proses IPO - Membuat, menandatangani pernyataan, surat, perjanjian dan dokumen-dokumen lainnya sebagaimana dianggap perlu - Meminta persetujuan dari pihak-pihak terkait dan instansi instansi berwenang 5 Menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perseroan antara lain guna menyesuaikan dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku khususnya mengenai ketentuan anggaran dasar perusahaan terbuka sebagaimana diatur dalam Peraturan OJK Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi Catatan : ESA hanya untuk karyawan dan tidak diperuntukan bagi Direksi dan Dewan Komisaris RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 05 OKTOBER 2015 Mata Acara I Keputusan Bahwa bersasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 18 Maret 2015 dimana Dewan Komisaris telah diberikan kuasa untuk mumutuskan kepastian jumlah saham yang dikeluarkan melalui Penawaran Umum kepada masyarakat, maka Dewan Komisaris menyatakan menyetujui pengeluaran saham baru dari dalam simpanan (portepel) Perseroan sebanyak lembar saham melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) untuk ditawarkan kepada masyarakat termasuk melaksanakan program ESA sejumlah lembar saham, untuk dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Sehingga pasal 4 ayat 2 Anggaran Dasar Perseroan untuk selanjutnya menjadi sebagai berikut : Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah (tiga milyar enam ratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) oleh para pemegang saham yang telah mengambil bagian saham dan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada akhir akta. 100 % (seratus persen) dari modal ditempatkan tersebut, yaitu Rp ,- (tiga ratus enam puluh lima milyar rupiah) dengan rincian sebagai berikut : PT HAKIM PUTRA PERKASA : Rp ,- (72.65%) KWEE SIN TO : Rp ,- (5.43%) MASYARAKAT : Rp ,- (21.92%) Menjadi berjumlah lembar saham atau Rp ,- Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi RUPS LUAR BIASA DILAKSANAKAN PADA TANGGAL 01 DESEMBER 2015 Mata Acara Keputusan 1 Menyetujui pengunduran diri Tuan BUDIARTO SANTOSO dan Tuan TEDDY SADIKIN dari jabatannya masing-masing sebagai Direktur Perseroan 2 Menyetujui pengangkatan Tuan BARLIAN HALIM sebgai Direktur Perseroan yang baru Sehingga susunan pengurus Perseroan menjadi SUSUNAN DIREKSI Direktur Utama Direktur Direktur SUSUNAN KOMISARIS Komisaris Utama Independen Komisaris Komisaris Independen : Antonius Prabowo Argo : Doddy Setyantoko Soewito : Barlian Halim : Bernardus Dwibyantoro : Rachman Hakim : Robertus Soedaryatmo Y Hasil Pemungutan Suara Setuju : Saham (100%) Tidak Setuju : 0 Saham (0%) Blanko/Abstain : 0 Saham (0%) Realisasi Terealisasi 75

8 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan DEWAN KOMISARIS Dewan Komisaris ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan berdasarkan posisi per 31 Desember 2016 maka susunan Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris Utama Independen, 1 (satu) orang Komisaris, dan 1 (satu) orang Komisaris Independen seperti tertera di tabel berikut. Rapat tersebut membahas: Evaluasi kinerja Bank, Persiapan RUPS, Penanganan AYDA dan Penghapusan oleh Pihak ketiga dan Antisipasi Terhambatnya Pertumbuhan Kredit Bank dihadapkan dengan Keterbatasan Customer Based dan Kondisi Makroekonomi. Seluruh rapat telah dibuatkan risalah rapat dan didokumentasikan. Tabel Nama Dewan Komisaris Bank BHI Nama Bernardus Dwibyantoro R. Soedaryatmo Yosowidagdo Rachman Hakim vita Hakim *) Mengundurkan diri efektif tanggal 21 September 2016 Jabatan Komisaris Utama Independen Komisaris Independen Komisaris *) Komisaris **) **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 Maret 2017 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dititikberatkan kepada fungsi pengawasan yang diantaranya adalah memastikan bahwa Good Corporate Governance telah terlaksana di seluruh tingkatan jenjang organisasi. Dewan Komisaris wajib mengawasi pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi termasuk memberikan nasihat, mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis bank. Kewenangan lainnya adalah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti semua temuan audit dan rekomendasi SKAI, Auditor Eksternal, serta hasil temuan Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia dan / atau otoritas lain. Apabila Dewan Komisaris menemukan adanya indikasi bahwa kelangsungan usaha bank akan terganggu atau ada pelanggaran atas peraturan perundang-perundangan yang berlaku, maka Dewan Komisaris wajib memberitahu Otoritas Jasa Keuangan dan atau Bank Indonesia. Dalam menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh tiga Komite, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi & minasi. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka Dewan Komisaris melaksanakan Rapat Dewan Komisaris sebagai kelengkapan kerjanya. Pengambilan keputusan dalam Rapat Dewan Komisaris umumnya dilakukan berdasarkan Musyawarah Mufakat. Apabila hal tersebut tidak terpenuhi maka ditempuh cara Pengambilan Keputusan dengan Suara Terbanyak. RAPAT DEWAN KOMISARIS Sepanjang tahun 2016, Dewan Komisaris telah mengadakan rapat sebanyak 7 (tujuh) kali dan dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali untuk: 1. Penyediaan dana besar dan dana ke Pihak Terkait seperti yang tercantum di dalam Anggaran Dasar. 2. Hal-hal lain yang diatur dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. REMUNERASI DEWAN KOMISARIS Penetapan Remunerasi Sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, ditetapkan bahwa anggota Dewan Komisaris memperoleh gaji / honorarium yang besarannya dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Prosedur penetapan remunerasi Dewan Komisaris dibuat melalui usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan minasi yang kemudian diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Selain gaji, anggota Dewan Komisaris juga memperoleh tunjangan lain yang bentuk dan besarannya ditetapkan didalam RUPS. Komponen Remunerasi Komponen remunerasi dan fasilitas lain yang diberikan kepada Dewan Komisaris mencakup: 1. Remunerasi Bruto (Gaji, Bonus, Tunjangan Rutin, Tantiem dan Fasilitas Lain dalam bentuk natura) 2. Fasilitas Lain dalam Bentuk Natura (Perumahan, Transportasi, Asuransi Kesehatan dan sebagainya) Struktur Remunerasi Berdasarkan kepada penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris, struktur remunerasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 2016 Laporan Tahunan 76

9 Tabel Remunerasi Dewan Komisaris Tahun Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jumlah Dewan Komisaris Jutaan Rupiah Remunerasi [Gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lain dalam bentuk non-natura] 3 2,238 Fasilitas lain dalam bentuk natura [Perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb] : a. Dapat Dimiliki Asuransi Kesehatan b. Tidak Dapat Dimiliki Fasilitas komunikasi & transportasi 3 2,238 Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Komisaris Diatas Rp 2.,- Miliar - Diatas Rp 1,- Miliar s/d Rp 2,-Miliar - Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Miliar 3 Rp 500 Juta ke bawah - DIREKSI SUSUNAN DIREKSI Direksi ditunjuk dan diangkat melalui Rapat Umum Pemegang Saham. Per 31 Desember 2016, susunan Direksi terdiri dari 1 (satu) orang Plt. Direktur Utama dan 1 (satu) orang Direktur Kepatuhan dan 1 (satu) orang Direktur Bisnis, seperti yang tertera pada tabel berikut. Satuan Kerja Kepatuhan, dan Satuan Kerja Risiko. Selain itu Direksi telah membentuk komitekomite yang bertugas membantu pelaksanaan tugas Direksi yaitu: Komite Kredit, Komite ALCO, Komite Risiko, Komite Sumber Daya Manusia, dan Komite Pengarah Teknologi Informasi, Komite Kebijakan Perkreditan, serta Komite Perencanaan Strategis & Anggaran. Tabel Nama Direksi Bank BHI Barlian Halim Harry Abbas David Fisher Kusnadi Nama Direktur Direktur Kepatuhan *) Direktur **) Jabatan *) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK. SR-89/PB.12/2016 tanggal 9 vember 2016 **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK. SR-3/PB.12/2017 tanggal 13 Januari 2017 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang telah digariskan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tugas dan tanggung jawab Direksi diantaranya berkaitan dengan tindakan yang memerlukan persetujuan Dewan Komisaris; penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham; Penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian Rencana Bisnis; Pengelolaan dan pengendalian Risiko; Good Corporate Governance; sistem pengendalian internal; keterbukaan dan kerahasiaan informasi; penilaian kualitas aktiva bank; penyelesaian pengaduan nasabah; tingkat kesehatan bank; pelaksanaan APU PPT; hubungan dengan pemangku kepentingan; serta menindaklanjuti temuan dan rekomendasi SKAI, Auditor eksternal, audit OJK, BI dan Otoritas lain. Dalam melaksanakan tugasnya Direksi senantiasa berlandaskan kepada prinsip-prinsip Good Corporate Governance di setiap aktifitas pelaksanaan operasional bank. Untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance yang efektif maka dibentuklah 3 (tiga) Satuan Kerja, yaitu : Satuan Kerja Audit Internal, RAPAT DIREKSI Selama tahun 2016 Direksi telah menyelenggarakan rapat sebanyak 18 (delapan belas) kali yang mencakup Rapat koordinasi antar Direksi sebanyak 10 (sepuluh) kali, termasuk 6 (enam) kali dengan Pejabat Eksekutif dan Rapat Gabungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris sebanyak 8 (delapan) kali termasuk 1 (satu) kali dengan Pejabat Eksekutif. Materi yang dibahas didalam rapat meliputi Flash Back kinerja 2015, Progress Action Plan AYDA, penyelesaian NPL, CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai), pembahasan hasil audit KAP tahun 2016, agenda RUPSLB September 2016, Kinerja tahun 2016, Laporan Hasil Pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan dan lain lain. Setiap kebijakan dan keputusan strategis yang diambil melalui Rapat Direksi bersifat mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi. Perbedaan pendapat didalam pengambilan keputusan dituangkan dalam dissenting opinion yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu pengambilan keputusan. Direksi juga berkewajiban menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Dan pada akhirnya, Direksi akan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham. 77

10 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Remunerasi Direksi Kebijakan Remunerasi Direksi ditetapkan di dalam RUPS dengan memperhatikan rekomendasi Komite Remunerasi dan minasi serta ketentuan terkait lainnya. Tabel Remunerasi Direksi Tahun 2016 kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.. Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 tahun Jumlah Direksi Jutaan Rupiah 1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, dan fasilitas lain dalam bentuk natura) 3 3,600 2 Fasilitas lain dalam bentuk natura [Perumahan, transportasi, asuransi kesehatan, dsb] : a. Dapat Dimiliki Asuransi Kesehatan b. Tidak Dapat Dimiliki Fasilitas komunikasi & transportasi 3 3,600 Tabel Jumlah Remunerasi Per Orang dalam 1 Tahun (secara tunai) Jumlah Remunerasi per Orang dalam 1 Tahun Jumlah Direksi Diatas Rp 2.,- Miliar - Diatas Rp 1,- Miliar s/d Rp 2,-Miliar 3 Diatas Rp 500 Juta s/d Rp 1,- Miliar - Rp 500 Juta ke bawah - KOMITE AUDIT Tabel Susunan pengurus Komite Audit Bernardus Dwibyantoro Slamet Agus Pramono Ignatius Sri Mulyanto Nama Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota Anggota TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE AUDIT Tugas dan tanggung jawab Komite Audit berdasarkan SK Direksi Bank BHI no. 019/SK-DIR/IV/2015 tanggal 09 April 2015 adalah memantau dan mengevaluasi perencanaan dan pelaksanaan audit serta tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Yang menjadi obyek evaluasi adalah pelaksanaan tugas SKAI; memastikan kesesuaian standar audit yang berlaku dengan pelaksanaan tugas Audit Eksternal; melihat kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; memonitor tindak lanjut atas setiap temuan SKAI/Audit Eksternal/BI dan Otoritas lainnya. Tugas lain Komite Audit adalah memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris perihal penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan Bank. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE AUDIT Keanggotaan Komite Audit terdiri dari Komisaris Utama Independen sebagai Ketua dan 2 (dua) orang anggota independen terdiri dari seorang yang berpengalaman 13 tahun di bidang Audit dan Compliance dan seorang yang berbengalaman 25 tahun diperbankan. Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, RAPAT KOMITE AUDIT Pada tahun 2016 Komite Audit telah melakukan rapat sebanyak 15 (limabelas) kali, materi-materi yang dibahas dalam Rapat Komite Audit diantaranya adalah : Pelaksanaan & Pokok-pokok Hasil Audit Intern, Laporan Hasil Audit SKAI, Pendapat/masukan kepada Dewan Komisaris mengenai kondisi bank secara umum, Penunjukan Akuntan sebagai Eksternal Auditor untuk Laporan Keuangan BHI tahun buku MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE AUDIT Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan Laporan Tahunan 78

11 KOMITE PEMANTAU RISIKO Tabel Susunan pengurus Komite Pemantau Risiko Bernardus Dwibyantoro Slamet Agus Pramono Ignatius Sri Mulyanto Nama TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE PEMANTAU RISKO Berdasarkan SK Direksi Bank BHI :019/SK- DIR/IV/2015 tanggal 9 April 2015 tugas dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko adalah mengevaluasi kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaannya, serta memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Komite Risiko dan Satuan Kerja Risiko. Hasil evaluasi akan menjadi masukan bagi Dewan Komisaris dalam menilai pelaksanaan manajemen risiko di Bank BHI. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Seluruh anggota Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali atau hubungan dengan Bank yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Kedua anggota Komite Pemantau Risiko memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 (lima) tahun di bidang ekonomi, keuangan dan perbankan, serta memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 (dua) tahun di bidang manajemen risiko. RAPAT KOMITE PEMANTAU RISIKO Pada tahun 2016 Komite Pemantau Risiko telah mengadakan rapat sebanyak 10 (sepuluh) kali. Materi rapat yang dibahas diantaranya adalah : Evaluasi SKMR; Evaluasi Laporan Pengawasan RBB; Evaluasi Pelaksanaan Kepatuhan atas Temuan Audit OJK; Kajian potensi meningkatnya NPL; Evaluasi Laporan Profil Risiko; Evaluasi kinerja terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pinjaman; Kajian atas pengalokasian CKPN; Kajian dampak kondisi bisnis terhadap hasil kinerja bank; dan Evaluasi atas penerapan Teknologi. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE PEMANTAU RISIKO Masa jabatan anggota Komite Audit yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas / pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota dari Pihak Independen diatur didalam surat perjanjian kerja antara bank dengan yang bersangkutan. KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota Anggota TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Berdasarkan SK Direksi Bank BHI. 024/SK- DIR/XII/2007 tanggal 14 Desember 2007 dan SK Direksi.046/SK-DIR/VI/2012 tanggal 25 Juni 2012, tugas dan tanggung jawab Komite Remunerasi dan minasi adalah memberikan rekomendasi di bidang remunerasi kepada Dewan Komisaris mengenai Struktur, Kebijakan dan Besaran Remunerasi; memberikan rekomendasi fungsi minasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi jabatan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris, kebijakan dan kriteria dalam proses nominasi dan kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris, serta memberikan usulan calon anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris. INDEPENDENSI ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Ketua Komite berasal dari pihak independen dan tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan dan/atau keluarga dengan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pemegang Saham Pengendali. Satu anggota lain adalah Komisaris, dan satu lagi adalah pejabat eksekutif dari unit kerja HRD. RAPAT KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Sepanjang tahun 2016 Komite Remunerasi dan minasi telah mengadakan rapat sebanyak 13 (tiga belas) kali, membahas antara lain : pencalonan direktur operasional, pencalonan direktur kepatuhan, rekomendasi pergantian pengurus (direksi), peninjauan remunerasi karyawan, pencalonan direktur bisnis, usulan thr untuk anggota komite audit dan pemantau risiko dan pengunduran diri komisaris dan pencalonan komisaris baru. MASA JABATAN ANGGOTA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Masa tugas anggota Komite yang berasal dari Dewan Komisaris disesuaikan dengan masa tugas/ pengangkatan sebagai anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam RUPS, sedangkan masa tugas anggota yang merupakan Pejabat Eksekutif SDM disesuaikan dengan peraturan kepegawaian Bank. Tabel Susunan Pengurus Komite Remunerasi dan minasi Nama R. Sudaryatmo Yosowidagdo Rachman Hakim vita Hakim Mariawati Tjitradinata *) Mengundurkan diri efektif tanggal 21 September 2016 Jabatan Ketua merangkap anggota Anggota *) Anggota **) Anggota **) Diangkat melalui Pernyataan Keputusan Rapat. 80 tanggal 21 September 2016, dan telah efektif sesuai dengan Surat OJK. SR-47/PB.12/2017 tanggal 9 Maret

12 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Sekretaris Perusahaan Sekretaris Perusahaan ditunjuk dan diangkat, serta bertanggung jawab kepada Direksi. Penunjukkan Sekretaris Perusahaan mengacu kepada POJK.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan masukan kepada Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik untuk mematuhi ketentuan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. 3. Membantu Direksi dan Dewan Komisaris dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan yang meliputi: a. Keterbukaan informasi kepada masyarakat, termasuk ketersediaan informasi pada Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik. b. Penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan tepat waktu. c. Penyelenggaraan dan dokumentasi Rapat Umum Pemegang Saham. d. Penyelenggaraan dan dokumentasi rapat Direksi dan/atau Dewan Komisaris. e. Pelaksanaan program orientasi terhadap perusahaan bagi Direksi dan/atau Dewan Komisaris. 4. Sebagai penghubung dengan pemegang saham, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya. PELAPORAN 1. Menyampaikan laporan kepada OJK mengenai pengangkatan dan pemberhentian Sekretaris Perusahaan 2. Memuat dalam Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik mengenai pengangkatan dan pemberhentian dan kekosongan Sekretaris Perusahaan dengan disertai informasi pendukung. 3. Sekretaris Perusahaan wajib membuat laporan secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun mengenai pelaksanaan fungsi sekretaris perusahaan kepada Direksi dan ditembuskan kepada Dewan Komisaris. PT Bank Harda Internasional Tbk. melalui Surat Keputusan Direksi.037/SK-DIR/VIII/2016 tanggal 2 Agustus 2016 telah menunjuk dan mengangkat Sdr. Barlian Halim sebagai Sekretaris Perusahaan. Riwayat pendidikan, jabatan dan pengalaman kerja Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada profile Tim. URAIAN SINGKAT PELAKSANAAN TUGAS SEKRETARIS PERUSAHAAN PADA TAHUN 2016 Selama tahun 2016 Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Menyelenggarakan Public Expose Audit Internal PROFIL KEPALA AUDIT INTERNAL Wan Maraden Sinaga, Kelahiran Tanjung Balai, 03 April Menyelesaikan pendidikan formal S2 di Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta (1996). Berpengalaman dengan meniti karir awal sebagai Finance Officer PT Santosa Asih Jaya (1989), Auditor & Tax Officer Kantor Akuntan Publik (KAP) Touche Rosse Darmawan & Rekan ( ), Internal Audit PT Bank Ina Perdana ( ), Planning & Control PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Satuan Kerja Audit Intern PT Bank Ina Perdana (1997), Kepala Remedial Banking PT Bank Ina Perdana ( ), Kepala Divisi Internal Audit PT Bank Ina Perdana (2002) Kepala Satuan Kerja Risiko PT Bank Ina Perdana ( ), Senior Audit Kantor Akuntan Publik (KAP) Lodewijk Purba & Rekan (2004), Kepala Satuan Kerja Risiko Bank BHI ( ), Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko Bank BHI (2007-Juni 2008), Kepala Satuan Kerja Risiko PT Bank BHI (Juli ), dan tahun 2015 sampai sekarang sebagai Kepala Divisi Satuan Kerja Audit Intern Bank BHI. Telah mengikuti Sertifikasi Risiko Level III. SATUAN KERJA AUDIT INTERNAL (SKAI) Pertanggungjawaban tugas pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern langsung ditujukan kepada Direktur Utama setelah selesai melakukan evaluasi pengawasan dan pemeriksaan sesuai dengan aktivitas pemeriksaan off site dan pemeriksaan on site ke cabang-cabang atau unit auditable (post ante). Pengawasan dan pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa system dan prosedur yang dibuat bank dapat dijalankan sesuai dengan praktek perbankan yang lazim dan diterapkannya semua ketentuan yang berlaku guna memastikan tingkat risiko. Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) dalam melakukan fungsi pengawasan dan pemeriksaan menggunakan metodologi audit berbasis risiko dan berperan aktif untuk efektivitas system pengendalian intern secara berkelanjutan. Selain fungsi pengawasan dan pemeriksaan, fungsi Audit Intern Bank yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia tentang Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standard Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum seperti yang telah diatur didalam PBI yang dimaksud. Pimpinan Satuan Kerja Audit Intern pemegang sertifikasi Risiko Level III dan seluruh staff Satuan Kerja Audit Internal sudah mengikuti sertifikasi manajemen risiko level II. Berdasarkan Internal Audit Charter Fungsi dan Ruang Lingkup Tugas SKAI adalah memberikan jasa assurance dan consulting yang independen dan objektif guna memberikan nilai tambah dan perbaikan operasional bank. SKAI membantu bank dalam mencapai tujuannya melalui penggunaan metode yang sistematis dalam mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas risk management, internal control dan governance processes Laporan Tahunan 80

13 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT INTERNAL Satuan Kerja Audit Internal bertanggung jawab atas : 1. Membangun rencana audit tahunan yang bersifat risk based approach yang tepat, termasuk dengan eksposur risiko-risiko dan internal control system yang sesuai dengan tujuan manajemen. 2. Mengimplementasikan rencana audit tahunan yang telah disetujui termasuk dengan tugas-tugas khusus yang diminta oleh manajemen, Dewan Komisaris dan Otoritas Jasa Keuangan. 3. Melaksanakan aktivitas audit sesuai dengan metodologi yang berlaku di Bank BHI. 4. Menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan me-monitoring secara berkesinambungan atas temuan-temuan penting yang perlu ditindak lanjuti serta menyampaikan perkembangannya kepada manajemen dan Komite Audit. 5. Mengevaluasi kecukupan pengamanan asset dan tersedianya pengendalian berupa verifikasi atas sejumlah asset yang dimiliki Bank BHI. 6. Mengembangkan staff audit secara professional termasuk dengan memberikan sertifikasi profesi guna memenuhi kualifikasi yang sesuai dengan internal audit charter. Tugas Satuan Kerja Audit Internal menjaga, meningkatkan dan menciptakan nilai tambah bagi stakeholders melalui penyelarasan aktivitas pengawasan intern dengan Business Objective Bank BHI dengan target utama adalah untuk meyakinkan dan menelaah proses pengendalian internal dan tata kelola yang dirancang oleh manajemen serta kecukupan fungsi organisasi. LAPORAN SINGKAT PELAKSANAAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL TAHUN 2016 Sepanjang tahun 2016 pelaksanaan tugas audit berjalan sesuai dengan perencanaan kerja audit tahun 2016 dengan menerapkan metodologi audit berbasis risiko dan seluruh laporan hasil pemeriksaan sudah disampaikan kepada yang patut menerima laporan hasil pemeriksaan tersebut. Kegiatan audit sepanjang tahun 2016 juga mencerminkan kegiatan yang menjaga kualitas pengendalian keuangan perbankan yang sehat dengan menjaga kualitas operasional yang sejalan dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuanketentuan yang ditetapkan oleh otoritas pengawasan. SISTEM PENGENDALIAN INTERN Pelaksanaan review atas efektivitas sistem pengendalian internal juga dilaksanakan sebelum dan sesudah pemeriksaan lapangan dilaksanakan dengan memastikan kesesuaian dengan peraturan perundangundangan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku sudah berjalan, kesesuaian dengan kebijakan dan peraturan internal seperti pelaksanaan Standar Operasional Prosedur, tersedianya informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, efisiensi dan efektivitas operasional bank serta efektivitas budaya risiko. Audit Eksternal Fungsi pengawasan independen terhadap aspek keuangan Bank dilakukan dengan melaksanakan pemeriksaan Audit Eksternal yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor Eksternal yang memeriksa laporan keuangan Bank BHI tahun buku 2016 dilakukan sesuai dengan mekanisme pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Untuk menjamin independensi dan kualitas hasil pemeriksaan, Auditor Eksternal yang ditunjuk tidak boleh memiliki benturan kepentingan dengan Bank. Bank BHI selalu berupaya meningkatkan komunikasi antara Kantor Akuntan Publik, Komite Audit dan untuk dapat meminimalisir kendalakendala yang terjadi selama proses audit berlangsung. Agar proses audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan serta perjanjian kerja dan ruang lingkup audit yang telah ditetapkan dan selesai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, secara rutin dilakukan pertemuan-pertemuan yang membahas beberapa permasalahan penting yang signifikan. KANTOR AKUNTAN PUBLIK Adapun Kantor Akuntan Publik, Nama Akuntan Publik, yang mengaudit Laporan Keuangan 2016 sebagai berikut. Hendrawinata & Eddy Siddharta & Tanzil 18 th Office Park Tower A 20 th floor Jl. TB Simatupang. 18 Pasar Minggu Jakarta Telp. (021) Faks. (021) STTD Standar Profesi Ijin Akuntan Publik : 24/BL/STTD AP/2007 : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI : AP

14 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Internal Fraud Bila mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia maka Bank wajib mengungkapkan setiap kecurangan (fraud) apabila dampak penyimpangan bernilai lebih dari Rp (seratus juta rupiah). Fraud berpotensi terjadi di semua jenjang dan level organisasi bank. Bank senantiasa memperbaiki dan memperkuat sistem pengendalian internalnya untuk mempersempit peluang terjadinya kecurangan. Infrastrukur internal yang dibangun adalah menyusun Strategi Anti Fraud yang dituangkan kedalam Pedoman dan Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistfeblower System) dengan titik berat kepada pengungkapan dari suatu pengaduan. Pedoman dan Kebijakan Pelaporan ini diharapkan bisa mendorong kesadaran setiap karyawan melaporkan setiap potensi fraud yang terjadi. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Terkait rasio gaji Pegawai, Direksi maupun Komisaris pada tahun 2016 dapat digambarkan sesuai tabel berikut : Tabel Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah Tahun 2016 Skala Perbandingan Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Rasio 2016 Rasio Gaji Pegawai yang Tertinggi dan Terendah 14,83 x Rasio Gaji Direksi yang Tertinggi dan Terendah 1,31 x Raio Gaji Komisaris yang Tertinggi dan Terendah 1,17 x Rasio Gaji Direksi Tertinggi dan Pegawai Tertinggi 2,44 x Permasalahan Hukum Pada tahun 2016, Pemegang Saham dan Direksi maupun Komisaris secara pribadi, tidak mempunyai perkara-perkara perdata, pidana, perselisihan perburuhan dan sengketa tata usaha negara serta perkara perkara lain yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung melibatkan atau mempengaruhi bagi perseroan dan / atau anggota Komisaris dan Direksi baik dalam jabatannya atau secara pribadi dihadapan badan-badan peradilan umum, Pengadilan Hubungan Industrial, Badan Arbitrase Nasional Indonesia serta Pengadilan lainnya (Pajak) serta tidak sedang dalam keadaan disomasi dari pihak lain dan atau di berikan peringatan dan/atau dalam keadaan sengketa apapun yang mana dari hal tersebut dapat mempengaruhi secara materil kelangsungan usaha Perseroan di kemudian hari. Namun perseroan sedang menghadapi perkara pajak dimana berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan dengan.php- 006/WPJ-02/KP.10/2015 tanggal 20 Januari 2015 yang diterbitkan oleh Kantor Pembayaran Pajak Madya Pekanbaru atas dasar temuan pemeriksaan kurang bayar Pajak Penghasilan (Pph) pasal 4 ayat 2 masa tahun pajak Januari hingga Desember 2012 dengan jumlah sengketa sebesar Rp ,- (Empat ratus enam puluh sembilan juta delapan ratus tujuh puluh empat ribu delapan ratus sembilan puluh satu rupiah) dan berdasarkan Surat S-525/WPJ.02/15 perihal Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan. Sampai saat ini perseroan telah melakukan tanggapan atau putusan perihal keberatan atas hasil pemeriksaan tersebut. Direktorat Jendral Pajak KPP Madya Pekanbaru menolak keberatan perseroan, atas hal tersebut Perseroan mengajukan banding ke Pengadilan Pajak dan saat ini proses di pengadilan pajak masih berlangsung. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan Sepanjang tahun 2016 tidak terdapat transaksi signifikan yang mengandung benturan kepentingan dan akan membahayakan eksistensi bank yang perlu untuk didokumentasikan. Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian benturan kepentingan yang dituangkan di dalam peraturan perusahaan. Kode Etik dan Budaya Perusahaan Bank BHI memiliki Kode Etik Perilaku Karyawan (Code of Conduct) sebagai panduan yang dijadikan pedoman standar bagi seluruh karyawan Bank BHI dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan prinsip-prinsip moral atau nilai-nilai yang mencerminkan integritas karyawan Bank BHI. Secara garis besar, Kode Etik Bank BHI mengatur mengenai hal-hal berikut: 1. Etika dan Perilaku Perusahaan. 2. Etika dan Perilaku Dewan Komisaris. 3. Etika dan Perilaku Direksi. 4. Etika dan Perilaku Karyawan. 5. Kebijakan Akuntansi dan Keuangan. 6. Benturan Kepentingan. 7. Penerapan dan Pelanggaran Etika dan Perilaku Laporan Tahunan 82

15 Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) Sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing system) telah disusun dan diberlakukan sejak 22 April Keberadaan sistem ini bisa menjadi alat pendeteksi dini (early warning system) didalam menghadapi setiap potensi pelanggaran yang merugikan Bank secara finansial serta setiap pelanggaran yang meluas menjadi Risiko Reputasi Bank. Di samping itu keberadaan sistem ini juga akan menumbuhkan keengganan bagi semua pihak yang berkepentingan dengan Bank BHI untuk melakukan pelanggaran karena adanya pengawasan dari banyak pihak. Mekanisme pelaporan dengan cara melaporkan pelanggaran ke alamat khusus untuk penerimaan laporan. Pelapor harus memastikan kebenaran informasi yang disampaikan yang meliputi : 1. Pelaku 2. Kronologi pelaporan 3. Tindakan pelanggaran yang dilakukan. Setiap Pengaduan/Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Stakeholder akan ditindaklanjuti oleh Bank BHI melalui Direktur Kepatuhan. Dan setiap Pengaduan / Penyingkapan pelanggaran yang berkaitan dan/atau dilakukan oleh Direksi, Dewan Komisaris dan / atau Pemegang Saham akan ditindaklanjuti oleh Pengurus Bank BHI dengan melibatkan Otoritas Jasa Keuangan, bila perlu. Bank BHI menjamin perlindungan terhadap Pelapor dari segala bentuk ancaman, intimidasi, ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak manapun selama Pelapor menjaga kerahasiaan pelanggaran yang diadukan. Perlindungan Bank BHI juga berlaku bagi para pihak yang melaksanakan Investigasi maupun pihak-pihak yang memberikan informasi terkait dengan Pengaduan/ Penyingkapan tersebut. Buy Back Shares dan/ atau Buy Back Obligasi Bank Bank BHI telah melalui proses IPO penerbitan saham. Untuk tahun 2016 tidak memiliki alasan yang kuat melakukan buy back shares ini. Informasi Pemegang Saham Pengendali Pemegang saham mayoritas Bank BHI saat ini adalah PT Hakim Putra Perkasa yang merupakan Holding Company dari beberapa perusahaan yang bergerak di bidang finansial. Selain menjadi pemegang saham di Bank BHI, perusahaan ini juga menjadi pemegang saham di BPR Varia Centra Artha dan BPR Cahaya Wira Putra. Komposisi Pemegang Saham Bank BHI per 31 Desember 2016 KETERANGAN SAHAM (LEMBAR) PERCENTASE (%) PT Hakimputra Perkasa 2,651,961, % Kwee Sinto 198,039, % Masyarakat (di bawah 5%) 800,000, % TOTAL 3,650,000, % Penerapan Program APU dan PPT Bagi Bank Umum Pelaksanaan Program APU dan PPT berpedoman kepada Peraturan Bank Indonesia no. 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember 2012, serta Surat Edaran Bank Indonesia. 15/21/DPNP tanggal 14 Juni 2013 perihal Penerapan Program Anti Pencucian Uang & Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Potensi risiko bisnis bank meningkat dengan semakin kompleksnya variasi produk & jasa perbankan dan tehnologi informasi, yang bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kondisi ini mendorong bank untuk serius meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko yang berkaitan dengan program anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme. Langkah yang ditempuh Bank adalah memaksimumkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme serta didukung oleh kelengkapan kebijakan dan prosedur tertulis sesuai dengan aturan BI dan prinsipprinsip umum yang berlaku. Pelaksanaan sistem pengendalian intern yang efektif akan memaparkan batasan wewenang dan tanggung jawab semua satuan kerja termasuk peran SKAI. Selain itu sistem informasi manajemen yang ada diarahkan untuk mampu mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan secara efektif semua aktifitas operasional dan keuangan bank, termasuk pemilahan antara transaksi yang suspicious dengan yang non suspicious. Dan yang lebih penting adalah meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM yang ada dengan cara mengadakan pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan. Perlakuan Yang Sama Terhadap Seluruh Pemegang Saham Sesuai dengan ketentuan antara lain Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa, perlakuan terhadap seluruh pemegang saham sama, antara lain: (1) Informasi mengenai laporan keuangan yang dapat diakses pada situs website Bank. (2) Pengumuman, Panggilan Rapat Umum Pemegan Saham yang dilakukan secara terbuka melalui Surat Kabar. (3) Mempunyai kesempatan yang sama untuk bersuara dalam rapat umum pemegang saham. 83

16 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Teknologi Informasi Untuk mendukung penyempurnaan end to end process kredit yang meliputi: Proses Inisiasi Kredit, Proses Review, Proses Persetujuan Kredit, Proses Pengikatan, Proses Pembukuan / Pencairan Kredit dan Proses Monitoring, perlu dilakukan pengembangan Sistem Informasi. Sistem ini diharapkan dapat membantu dalam hal pengambilan keputusan oleh manajemen khususnya dalam proses kredit maupun dalam pengelolaan dan monitoring (kebutuhan pengawasan dan pengendalian) proses kredit dari awal pengajuan sampai dengan kredit tersebut lunas. Proses approval kredit dapat dilakukan dengan cepat sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan. Loan Origination Sistem (LOS) adalah Sistem Informasi yang akan dikembangkan untuk mendukung end to end process kredit tersebut. Dengan dikembangkannya aplikasi LOS ini diharapkan: 1. Proses permohonan kredit menjadi lebih cepat. 2. Proses permohonan kredit yang terintegrasi. 3. Tersedia laporan-laporan yang lengkap untuk kebutuhan manajemen. 4. Service Level dari masing-masing unit kerja dapat termonitor. 5. Dapat dilakukan standarisasi kualitas Approval. 6. Mempermudah proses Audit baik oleh auditor internal maupun eksternal. Selain pengembangan Sistem Informasi untuk bidang perkreditan akan dilakukan juga pengembangan untuk mendukung operasional Bank BHI agar lebih mudah dan efisien. Pengembangan ini antara lain : 1. Evaluasi dan penggantian formulir dan barang cetakan dalam bentuk / format digital seperti : Formulir Nasabah / CIF. Pembukaan Rekening. Formulir Instruksi / memorandum antar bagian dan lain-lain. 2. Digitalisasi penyimpanan arsip (pengarsipan) untuk voucher dan media transaksi lainnya sehingga diharapkan dapat mempermudah dalam penyimpanan maupun pencarian data apabila diperlukan Laporan Tahunan 84

17 Risiko Prinsip pengelolaan risiko Bank BHI dilakukan secara proaktif untuk mencapai pertumbuhan keuangan maupun operasional yang sehat dan berkelanjutan serta memelihara tingkat risk-adjusted return yang optimal sesuai dengan risk appetite yang diinginkan. Sebagai wujud komitmen Bank BHI dalam menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang baik terutama dalam hal pengelolaan risiko, Bank BHI telah menyusun kebijakan, proses, kompetensi, akuntabilitas, pelaporan dan teknologi pendukung yang bertujuan agar pengelolaan risiko di dalam organisasi Bank BHI yang senantiasa berjalan efektif dan efisien. Dalam penerapan manajemen risiko, Bank BHI senantiasa patuh dan taat terhadap regulasi dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dengan mengacu pada Peraturan OJK.17/POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK.14/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJK.18/ POJK.03/2014 dan Surat Edaran OJK.15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan, Peraturan OJK.4/POJK.03/2016 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, serta Peraturan OJK.18/ POJK.03/2016 dan Surat Edaran OJK.34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Risiko Bagi Bank Umum. Bank akan terus melakukan pengembangan dan peningkatan penerapan manajemen risiko yang komprehensif dalam kegiatan operasional bisnisnya juga aspek / komponen dalam manajemen risiko sebagai landasan penilaian yang ditetapkan seperti identifikasi risiko, pengukuran, pemantauan dan pengelolaan risiko. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh informasi tentang adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko dalam rangka memperkuat penerapan manajemen risiko dengan memperhatikan perkembangan bisnis dan kebijakan Otoritas Jasa Keuangan yang terkini. Beberapa hal pengembangan dan peningkatan penerapan manajamen risiko adalah sebagai berikut : Memastikan tersedianya kebijakan dan penetapan limit risiko yang didukung oleh prosedur, laporan, dan sistem informasi yang menyediakan informasi dan analisis secara akurat dan tepat waktu kepada manajemen termasuk menetapkan langkah menghadapi perubahan kondisi pasar. Tindakan pengendalian yang komprehensif untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance) terhadap pencapaian efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan. Pada tingkatan organisasi, tujuan pengendalian intern berkaitan dengan keandalan laporan keuangan, umpan balik yang tepat waktu terhadap pencapaian tujuantujuan operasional dan strategis, serta kepatuhan pada hukum dan regulasi. Pada tingkatan transaksi spesifik, pengendalian intern merujuk pada aksi yang dilakukan untuk mengurangi variasi proses dan pada gilirannya memberikan hasil yang lebih dapat diperkirakan. Sosialisasi budaya kesadaran atas risiko dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pada manajemen risiko. PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS Kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko di Bank BHI terdiri dari Dewan Komisaris yang menjalankan fungsi pengawasan risiko (risk oversight) melalui Komite Audit, Komite Pemantau Risiko (KPR) & Komite Tata Kelola Terintegrasi (TKT), serta Direksi yang menjalankan fungsi kebijakan risiko (risk policy) melalui Executive Committee terkait manajemen risiko yaitu Risk Management Committee, Asset & Liability Committee, dan Integrated Risk Committee. Di tingkat operasional, Satuan Kerja Risiko bersama Unit Bisnis dan Unit Kerja Kepatuhan melakukan fungsi identifikasi risiko, pengukuran risiko, mitigasi risiko dan pengendalian risiko. Secara sederhana, kerangka kerja dan tata kelola manajemen risiko Bank BHI sebagaimana disebutkan di atas dapat digambarkan sebagai berikut: KECUKUPAN KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN PENETAPAN LIMIT MANAJEMEN RISIKO Bank BHI memiliki Kebijakan Risiko yang dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan manajemen risiko. Untuk area bisnis yang lebih spesifik, Bank BHI memiliki kebijakan dan prosedur yang lebih khusus, misalnya di bidang perkreditan, treasury, dan operasional. Dalam kebijakan dan prosedur tersebut, antara lain diatur mengenai penetapan limit untuk masing-masing aktivitas, baik pada level portofolio maupun transaksional. Seluruh kebijakan dan prosedur di Bank BHI merupakan bentuk pengelolaan risiko yang melekat pada setiap aktivitas operasional Bank yang dievaluasi dan di-update minimal sekali dalam setahun. Dalam memberikan arahan mengenai kebijakan penerapan manajemen risiko yang sesuai dengan visi, misi dan rencana stratejik bank, maka Bank BHI terfokus pada risiko yang relevan terhadap aktivitas fungsional bank, yaitu: Risiko Kredit a. Evaluasi prosedur mengenai proses pemberian kredit: Meningkatkan kualitas analisis Meningkatkan kualitas persetujuan Tidak ada penyimpangan dalam pencairan / penggunaan kredit 85

18 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan b. Pelaksanaan monitoring yang pro-aktif dengan menganalisis informasi dari seluruh sumber informasi yang tersedia (meningkatkan dan menerapkan early warning system sebagai pendeteksi awal hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas perkreditan). c. Penanganan terhadap kredit bermasalah yang akan dilakukan seperti Rescheduling, Reconditioning, Restructuring, kombinasi dari Rescheduling, Reconditioning dan Restructuring, Penyitaan Jaminan. d. Kecukupan nilai agunan terhadap total fasilitas kredit. Risiko Pasar Evaluasi atas transaksi yang dilakukan Divisi Treasury dari kegiatan transaksi pembelian surat berharga dengan tujuan trading book dan banking book (available for sales) untuk meng-cover potential loss akibat fluktuasi suku bunga. Risiko Operasional Melakukan sosialisasi ulang atas kebijakan Risk Event dalam rangka mengoptimalkan implementasi identifikasi risiko pada setiap unit kerja yang ada, melalui Risk Event Policy pada setiap unit kerja agar dapat melakukan pelaporan atas apa yang terjadi untuk dapat dilakukan upaya tindakan pencegahan yang diperlukan kedepannya. Risiko Likuiditas Mengurangi jumlah liabilities yang berjangka pendek. Mendapatkan contingent standby credit lines dari bank lain yang memberikan jaminan akan memberikan pinjaman dana pada saat krisis. PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN, PENGENDALIAN RISIKO, DAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RISIKO Bank BHI menjalankan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, Pengendalian Risiko, dan Sistem Informasi Risiko melalui kerangka kerja Enterprise Risk Management (ERM). Implementasi ERM di Bank BHI menggunakan pendekatan two-approach, yaitu pengelolaan risiko melalui permodalan dan pengelolaan risiko melalui aktivitas operasional, sebagaimana terlihat pada bagan di bawah ini: 1. Organisasi & Sumber Daya Manusia Satuan Kerja Risiko Bank BHI bertanggung jawab dalam mengelola seluruh risiko yang dihadapi Bank BHI, termasuk dalam hal pengembangan tools pendukung yang dibutuhkan dalam proses bisnis dan pengelolaan risiko. Selain itu, terdapat unit kerja yang bertindak sebagai risk counterpart dari setiap unit bisnis dalam proses four-eyes pemberian kredit. Menyadari bahwa pengelolaan risiko menjadi tanggung jawab seluruh unit kerja di Bank BHI, maka keberhasilan pengelolaan risiko ditentukan oleh adanya risk awareness di seluruh unit kerja bank BHI yang disertai dengan kemampuan teknis yang memadai. Oleh karena itu, Bank BHI senantiasa meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan seluruh pegawai terutama dalam hal pengelolaan risiko, dengan menyelenggarakan pelatihan internal secara rutin melalui Risk Management Academy. Selain itu, Bank BHI juga secara rutin minimal sekali dalam setahun mengenai manajemen risiko yang sejalan dengan internalisasi budaya perusahaan. 2. Kebijakan dan prosedur Kebijakan Risiko Bank BHI dijadikan sebagai pedoman utama dalam melaksanakan pengelolaan risiko secara operasional dan pengelolaan modal di Bank BHI mencakup: a. Prinsip Kehati-hatian, antara lain Penyediaan Kecukupan Modal Minimum, Early Warning System, Penetapan Limit, dan Diversifikasi Risiko. b. Risiko, antara lain Profil Risiko, Risk Appetite & Risk Tolerance, Stress Testing dan Risiko Terintegrasi. c. Risiko untuk masing-masing jenis risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. d. Pengawasan risiko, yang meliputi pemantauan penerapan aktifitas / metodologi pengelolaan risiko di Bank BHI, serta Sistem Pengendalian Internal. 3. Sistem dan Data Sistem manajemen risiko dikembangkan untuk mendukung proses bisnis yang lebih efisien agar pengambilan keputusan dapat lebih cepat namun tetap mengacu pada prinsip kehati-hatian. Dalam rangka menjaga integritas dan kualitas data, Bank BHI dalam tahap mengembangkan Integrated Processing System dan Loan Origination System untuk meningkatkan efisiensi proses kredit serta menjaga kualitas data di segmen korporasi, komersial maupun retail. Untuk meningkatkan produktivitas aktivitas collection khususnya di segmen konsumer dan ritel, Bank BHI mengimplementasikan Integrated Collection System. Bank BHI menggunakan ALM System untuk mengelola risiko trading book dan banking book dalam kegiatan treasury dan asset & liability management. Untuk mendapatkan gambaran profil risiko Bank BHI baik selaku perusahaan induk maupun profil risiko Bank BHI yang terkonsolidasi dan terintegrasi dengan perusahaan terelasi (Sister Company), Bank BHI telah mengimplementasikan Risk Profile Terintegrasi untuk mempermudah control terhadap penerapan Risiko terintegrasi Laporan Tahunan 86

19 Dalam hal integrasi pengelolaan risiko secara bankwide, Bank BHI telah mengimplementasikan ERM system sebagai sarana untuk memantau pengelolaan risiko secara keseluruhan, terutama dalam menghitung modal untuk meng-cover semua jenis risiko. ERM system memiliki kapabilitas untuk melakukan perhitungan capital charge (Standardized Approach dan Advanced Approach), implementasi operational risk management tools, active portfolio management, dan stress testing. 4. Metodologi / Model & Analisis Bank BHI secara berkelanjutan menerapkan pengukuran risiko yang mengacu kepada international best practices dengan menggunakan pendekatan permodelan kuantitatif maupun kualitatif melalui pengembangan model risiko seperti rating, scoring, Value at Risk (VaR), portfolio management, stress testing dan model lainnya sebagai pendukung judgemental decision making. Secara periodik, model-model risiko tersebut dikalibrasi dan divalidasi oleh SKMR yang bersifat independen untuk menjaga keandalan dan validitas model serta memenuhi persyaratan regulasi. Dalam rangka penyelarasan antara penerapan Basel II dan ERM dengan regulasi Basel II dan penerapan best practice. Implementasi Basel II dan ERM di Bank BHI meliputi area di Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Suku Bunga pada Banking Book Position, Risiko Operasional, Pengelolaan Modal dan Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP). SISTEM PENGENDALIAN INTERN Bank BHI menjalankan praktik pengelolaan risiko yang efektif di seluruh Unit Kerja dengan menerapkan kebijakan Three line of defense models dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Unit Kerja sebagai risk owner merupakan first line of defense yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan risiko unit kerjanya. 2. Unit Risk Management berperan sebagai second line of defense yang menjalankan fungsi oversight. 3. Unit Internal Audit sebagai third line of defense yang menjalankan fungsi independent assurance. KECUKUPAN PERMODALAN Dalam rangka memberikan nilai tambah kepada para stakeholders serta sebagai bentuk kepatuhan Bank BHI dalam memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang telah ditetapkan oleh regulator, Bank BHI senantiasa menjamin serta memastikan bahwa struktur permodalan Bank BHI cukup kuat untuk mendukung strategi pengembangan usaha bisnis saat ini dan mempertahankan keberlangsungan usaha di masa mendatang. Pengelolaan risiko pada aspek permodalan di Bank BHI meliputi kebijakan diversifikasi sumber permodalan sesuai dengan rencana strategis jangka panjang dan kebijakan alokasi modal secara efisien pada segmen bisnis yang memiliki profil risk-return yang optimal. Hal ini bertujuan untuk memenuhi ekspektasi stakeholder termasuk investor dan regulator. Bank BHI memastikan telah memiliki kecukupan modal untuk meng-cover risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional, baik berdasarkan ketentuan regulasi (regulatory capital) maupun kebutuhan internal (economic capital). Bank BHI mengacu kepada regulasi Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Selain perhitungan di atas, Bank BHI juga sedang mengembangkan perhitungan kecukupan permodalan dengan mengacu kepada Pilar 2 Basel II atau yang lebih dikenal dengan pendekatan Internal Capital Adequacy Asessment Process (ICAAP). ICAAP antara lain mencakup penentuan risk appetite, overall risk assessment, capital planning, dan bank-wide stress testing. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal atas fungsi Risiko merupakan tanggung jawab bersama baik first, second maupun third line of defense. 87

20 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Struktur Modal (dalam jutaan rupiah) KOMPONEN MODAL I Modal Inti (Tier 1 ) 338, ,847 1 Modal Inti Utama/Common Equity Tier 1 (CET 1) 338, , Modal Disetor (setelah dikurangi Treasury Stock ) 365, Cadangan Tambahan Modal (9,792) Faktor Penambah 48, Pendapatan komprehensif lainnya 22, Selisih lebih penjabaran laporan keuangan Potensi keuntungan dari peningkatan nilai wajar aset keuangan dalam - - kelompok tersedia untuk dijual Saldo surplus revaluasi aset tetap 22, Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves ) 25, Agio 16, Cadangan umum 2, Laba tahun-tahun lalu Laba tahun berjalan 7, Dana setoran modal Lainnya Faktor Pengurang 57, Pendapatan komprehensif lainnya Selisih kurang penjabaran laporan keuangan Potensi kerugian dari penurunan nilai wajar aset keuangan dalam - - kelompok tersedia untuk dijual Cadangan tambahan modal lainnya (other disclosed reserves ) 57, Disagio Rugi tahun-tahun lalu 32, Rugi tahun berjalan Selisih kurang antara Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) dan Cadangan 19,301 - Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) atas aset produktif Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrumen keuangan - dalam Trading Book PPA aset non produktif yang wajib dibentuk 5, Lainnya Kepentingan n Pengendali yang dapat diperhitungkan Faktor Pengurang Modal Inti Utama 17, Perhitungan pajak tangguhan 11, Goodwill Seluruh aset tidak berwujud lainnya 5, Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi Eksposur sekuritisasi Faktor pengurang modal inti utama lainnya Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan - - karena hukum, hibah atau hibah wasiat 2 Modal Inti Tambahan/Additional Tier 1 (AT-1) Instrumen yang memenuhi persyaratan AT Agio / Disagio Faktor Pengurang Modal Inti Tambahan Penempatan dana pada instrumen AT 1 dan/atau Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena - - hukum, hibah atau hibah wasiat II Modal Pelengkap (Tier 2) 11,469 12,770 1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau lainnya yang memenuhi persyaratan Tier Agio/Disagio Cadangan umum PPA atas aset produktif yang wajib dibentuk (paling tinggi 1,25% ATMR Risiko Kredit) 11,469-4 Faktor Pengurang Modal Pelengkap Sinking Fund Penempatan dana pada instrumen Tier 2 pada bank lain Kepemilikan silang pada entitas lain yang diperoleh berdasarkan peralihan karena hukum, - - hibah atau hibah wasiat TOTAL MODAL 349, ,617 ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR RISIKO KREDIT 1,436,641 1,483,827 ATMR RISIKO PASAR - 12,077 ATMR RISIKO OPERASIONAL 173, ,151 TOTAL ATMR 1,610,563 1,657,055 RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00% RASIO KPMM 2016 Laporan Tahunan 88 Rasio CET % 21.29% Rasio Tier % 21.29% Rasio Tier % 0.77%

21 ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO ATMR RISIKO KREDIT 1,435,089 1,483,827 ATMR RISIKO PASAR - 12,077 ATMR RISIKO OPERASIONAL 173, ,151 TOTAL ATMR 1,609,011 1,657,055 RASIO KPMM SESUAI PROFIL RISIKO 10.00% 9.00% RASIO KPMM Rasio CET % 21.29% Rasio Tier % 21.29% Rasio Tier % 0.77% Rasio 21.73% 22.06% ALOKASI PEMENUHAN KPMM SESUAI PROFIL RISIKO Dari CET 1 (%) 9.29% 8.21% Dari AT 1 (%) 0.00% 0.00% Dari Tier 2 (%) 0.71% 0.79% CET 1 UNTUK BUFFER (%) 11.73% 12.90% PERSENTASE BUFFER YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BANK (%) 0.00% 0.00% Capital Conservation Buffer (%) 0.00% 0.00% Countercyclical Buffer (%) 0.00% 0.00% Capital Surcharge untuk Bank Sistemik (%) 0.00% 0.00% Bank BHI senantiasa mempersiapkan permodalan untuk menghadapi ketentuan modal minimum sesuai dengan ketentuan OJK. Pada posisi Desember 2016, CAR Bank BHI sebesar 21.73% telah memenuhi permodalan minimum sesuai dengan ketentuan OJK. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SECARA KHUSUS DI BANK BHI Bank BHI mengelola 9 jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko operasional, risiko hokum, risiko stratejik, risiko reputasi, risiko kepatuhan, dan risiko transaksi intragrup. Pengelolaan risiko yang berdampak kepada perhitungan pencadangan modal adalah risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional. Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai risiko yang berdampak pada perhitungan pencadangan modal dan juga risiko likuiditas: RISIKO KREDIT Bank BHI menetapkan definisi tersendiri untuk tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai. yang telah jatuh tempo adalah merupakan seluruh tagihan / kelompok tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan / atau pembayaran bunga. Seluruh tagihan dapat mengalami penurunan nilai / impairment apabila dalam suatu kondisi terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif adalah hasil observasi atas peristiwa yang menjadi perhatian Bank BHI yang mempengaruhi kesanggupan bayar debitur di masa mendatang sehingga merugikan terhadap kredit yang dimiliki Bank BHI. Apabila terjadi penurunan nilai pada kredit tersebut, sehingga nilai tercatat kredit setelah terjadinya penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal, maka harus dibentuk suatu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menutup kerugian akibat terjadinya penurunan nilai tersebut. CKPN adalah cadangan kerugian yang dihitung dari besarnya penurunan nilai pada suatu aset keuangan yang dievaluasi baik secara individual maupun kolektif. Beberapa hal yang akan menjadi perhatian dalam manajemen risiko kredit antara lain: Organisasi perkreditan akan terus disempurnakan dengan penekanan kepada penerapan prinsip empat mata (four-eyes principle) dimana keputusan kredit diambil berdasarkan pertimbangan dari dua sisi, yaitu sisi pengembangan bisnis dan sisi analisis risiko kredit sehingga proses kredit tidak terlalu panjang dan memiliki Value Added. Penyempurnaan prosedur dan sistem manajemen risiko perkreditan dilakukan melalui pengembangan Loan Origination Sistem yaitu penilaian proses pemberian kredit (dari awal sampai akhir) dilakukan dengan sistem yang terintegrasi sehingga proses kredit dapat lebih efektif dan efisien, melalui sistem tersebut diharapkan Bank tidak akan mengalami peningkatan pada risiko kredit yang disebabkan oleh lemahnya tingkat analisa kredit, proses persetujuan kredit, lemahnya Cross Functional, dan penyimpangan berencana. 89

22 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Sistem pengukuran profil risiko debitur terus dikembangkan agar dapat diterapkan secara menyeluruh, demikian juga dengan database perkreditan (data warehouse) sebagai dasar pengukuran dan informasi untuk tujuan kebijakan perkreditan. Melakukan pengkajian secara periodik terhadap kebijakan dan prosedur, risk appetite, penetapan limit / wewenang pemberian kredit berdasarkan dinamika bisnis dan kemampuan permodalan Bank. Meningkatkan fungsi pemantauan dan pengelolaan risiko kredit komersial dan korporasi pada unit kerja Credit Quality Control sebagai bagian dari sistem deteksi dini terhadap debitur yang existing, terutama yang berjumlah signifikan dan atau yang mulai menunjukkan gejala akan menjadi bermasalah. Mencegah penyaluran kredit untuk membiayai aktivitas seperti; Start-up, Spekulasi, Konsolidasi, Restrukturisasi, Merger atau Akuisisi, Side Streaming, dimana hal ini akan menyebabkan potensi kerugian meningkat pada Risiko Kredit. Pemilihan agunan berdasarkan pada kepastian hukum, kemampuan nilai ekonomi agunan saat dilikuidasi, dan kemudahan identifikasi lokasi agunan. PORTOFOLIO MANAJEMEN DAN RISIKO KONSENTRASI Pengelolaan risiko pada level portofolio dilakukan dengan mengelompokkan sektor industri berdasarkan Industri dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti prospek industri / sektor, keahlian internal Bank, dan kinerja portofolio. Selanjutnya, pada setiap sektor akan ditetapkan dalam Risk Appetite dan Risk Tolerance sesuai dengan alokasi kredit maksimum berdasarkan tingkat risk and return dari masing-masing industri. Sedangkan pengelolaan risiko pada level debitur ditetapkan melalui ketentuan in-house limit dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan finansial debitur serta Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan. Tabel Pengungkapan Eksposur Aset di Neraca (dalam jutaan rupiah) 2016 Kategori Portofolio Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kepada Pemerintah 410, Kepada Entitas Sektor Publik 2, Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank 48,961 11,559 11,559 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63,668 23,259 23,259 6 Kredit Beragun Properti Komersial 40,354 40,354 39,356 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 90,451 67,838 64,850 9 Kepada Korporasi 1,168,281 1,166,165 1,060, Yang Telah Jatuh Tempo 35,663 52,145 52, Aset Lainnya 156, ,364 2,016,313 1,361,729 1,433, Kategori Portofolio Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Kepada Pemerintah 352, Kepada Entitas Sektor Publik 2, Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank 76,918 19,675 19,675 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80,454 29,609 29,609 6 Kredit Beragun Properti Komersial 55,703 55,703 54,716 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 155, , ,042 9 Kepada Korporasi 1,202,095 1,176,873 1,050, Yang Telah Jatuh Tempo 6,374 9,518 9, Aset Lainnya 115, ,399 2,047,618 1,408,758 1,399, Laporan Tahunan 90

23 KOMPOSISI KREDIT BANK BHI PER SEKTOR EKONOMI Tabel Pengungkapan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio Lembaga Pemering kat Standard and Poor s Fitch Rating Moody s AAA AAA Aaa PT. Fitch AAA(idn Ratings ) Indonesia AA+s.d AA- AA+s.d AA- Aa1 s.d Aa3 AA+(idn ) s.d AA- (idn) [idr]aa+ PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA s.d [idr]aa- PT. Pemering kat Efek Indonesia idaaa Peringkat Jangka Panjang A+s.d A- BBB+s.d BBB- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Aa1 s.d A3 A+(idn) s.d A- (idn) Baa1 s.d Baa3 BBB+(id n) s.d BBB- (idn) [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]bbb + s.d [idr]bbb- BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- < B- Ba1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB- (idn) [idr]bb+ s.d [idr]bb- B1 s.d B3 B+(idn) s.d B- (idn) [idr]b+ s.d [idr]b- id BBB+ idaa+ ida+ s.d s.d id s.d idaa- ida- BBBid BB+ s.d id BBid B+ s.d id B- F1+ s.d F1 F2 F3 < F3 < B3 P-1 P-2 P-3 < P-3 < B- (idn) < [idr]b- F1+(idn) s.d F1(idn) [idr]a1+ s.d [Idr]A1 F2(idn) [idr]a2+ s.d [Idr]A2 < id B- ida1 ida2 Peringkat Jangka Pendek F2(idn) [idr]a3+ s.d [Idr]A3 ida3 s.d id A4 < F3(idn) < [Idr]A3 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) 1 Kepada , ,419 Pemerintah 2 Kepada 2, ,048 Entitas Sektor Publik 3 Kepada - Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada , ,962 Bank 5 Kredit Beragun , ,668 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,355 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / - 8 Pensiunan Kepada , ,452 9 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Kepada ,105, ,584 1,168, Korporasi Yang Telah , , Jatuh Tempo Aset Lainnya , ,470 2, ,794, ,449 2,016, < ida4 Tanpa Peringkat 91

24 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Kategori Portofolio Lembaga Pemering kat Standard and Poor s Fitch Rating Moody s AAA AAA Aaa PT. Fitch AAA(idn Ratings ) Indonesia AA+s.d AA- AA+s.d AA- Aa1 s.d Aa3 AA+(idn ) s.d AA- (idn) [idr]aa+ PT.ICRA Indonesia [Idr]AAA s.d [idr]aa- PT. Pemering kat Efek Indonesia idaaa Peringkat Jangka Panjang A+s.d A- BBB+s.d BBB- A+s.d A- BBB+s.d BBB- Aa1 s.d A3 A+(idn) s.d A- (idn) Baa1 s.d Baa3 BBB+(id n) s.d BBB- (idn) [idr]a+ s.d [idr]a- [idr]bbb + s.d [idr]bbb- BB+s.d BB- B+s.d B- < B- A-1 A-2 A-3 < A-3 BB+s.d BB- B+s.d B- < B- Ba1 s.d Ba3 BB+(idn) s.d BB- (idn) [idr]bb+ s.d [idr]bb- B1 s.d B3 B+(idn) s.d B- (idn) [idr]b+ s.d [idr]b- id BBB+ idaa+ ida+ s.d s.d id s.d idaa- ida- BBBid BB+ s.d id BBid B+ s.d id B- F1+ s.d F1 F2 F3 < F3 < B3 P-1 P-2 P-3 < P-3 < B- (idn) < [idr]b- F1+(idn) s.d F1(idn) [idr]a1+ s.d [Idr]A1 F2(idn) [idr]a2+ s.d [Idr]A2 < id B- ida1 ida2 F2(idn) [idr]a3+ s.d [Idr]A3 ida3 s.d id A4 < F3(idn) < [Idr]A3 (1) (2) (3) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) 1 Kepada , ,830 Pemerintah 2 Kepada - 2, ,048 Entitas Sektor Publik 3 Kepada - Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada - 3, ,883 76,918 Bank 5 Kredit Beragun ,454 80,454 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun ,703 55,703 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / - Pensiunan 8 Kepada , ,961 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada 20,110 7, ,174,857 1,202,095 Korporasi 10 Yang Telah ,374 6,374 Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya , ,235 20,110 12, ,015,297 2,047, Peringkat Jangka Pendek < ida4 Tanpa Peringkat Untuk menguji ketahanan portfolio kredit terhadap perubahan kondisi makroekonomi, Bank BHI melaksanakan Credit Risk Stress Testing, baik secara berkala sesuai regulasi perbankan maupun secara adhoc. Pada tahun 2016, faktor makroekonomi yang dijadikan parameter dalam Credit Risk Stress Testing antara lain, dampak perlambatan ekonomi China pada perekonomian Indonesia, penurunan harga komoditas, serta potensi kenaikan Fed Funds Rate. Simulasi Credit Risk Stress Testing memproyeksikan penurunan kemampuan keuangan pada tiap debitur Wholesale dan perubahan NPL secara portfolio untuk kredit segmen Retail. Bank menyusun Contingency Plan untuk masing- masing segmen kredit sesuai dengan tingkat severity dari hasil simulasi Credit Risk Stress Testing yang dilakukan. PERTUMBUHAN DAN KUALITAS KREDIT Pertumbuhan kredit Bank BHI hingga akhir tahun 2016 dinilai menurun (yoy). Pada Desember 2015 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp Miliar namun pada Desember 2016 Outstanding kredit yang disalurkan sebesar Rp Miliar (menurun sebesar 7.10%). Hal in disebabkan adanya perlambatan ekonomi secara global dan adanya penyelesaian kredit bermasalah sehingga Bank BHI menerapkan prinsip Prudent dalam penyaluran kredit Laporan Tahunan 92

25 Tabel Pengungkapan Bersih Berdasarkan Wilayah Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio 2016 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Kepada Pemerintah 410, Kepada Entitas Sektor Publik 2, Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 48, Kredit Beragun Rumah Tinggal 52,191 6,674 4,803-6 Kredit Beragun Properti Komersial 39,018 1, Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 77,641 3,771 9,040-9 Kepada Korporasi 1,071,413 4,749 63,528 28, Yang Telah Jatuh Tempo 30,571 4, Aset Lainnya 156, ,888,730 21,467 77,525 28,591 Kategori Portofolio 2015 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (7) (8) (9) (10) 1 Kepada Pemerintah 352, Kepada Entitas Sektor Publik 2, Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 76, Kredit Beragun Rumah Tinggal 65,481 9,098 5,875-6 Kredit Beragun Properti Komersial 41,263 12,955 1,485-7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 133,913 8,795 13,253-9 Kepada Korporasi 1,083,497 12,034 57,983 48, Yang Telah Jatuh Tempo 6, Aset Lainnya 115, ,877,202 43,154 78,682 48,580 Tabel Pengungkapan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu Kontrak Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio 1 tahun 2016 Sisa Jangka Waktu Kontrak > 1 tahun 3 tahun > 3 tahun 5 tahun > 5 tahun n Kontraktual (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Kepada Pemerintah 214,601 1,063-94,855 99, ,418 2 Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 32,868 1, ,221 48,961 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 712 6,878 31,340 24,739-63,668 6 Kredit Beragun Properti Komersial 15,555 19,877 4, ,355 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 56,785 9,381 16,502 7,785-90,452 Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 571, , , ,218 62,584 1,168, Yang Telah Jatuh Tempo 19,102 3,837 1,745 10, , Aset Lainnya , , , , , , ,571 2,016,316 93

26 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 2015 Sisa Jangka Waktu Kontrak Kategori Portofolio > 1 tahun > 3 tahun n 1 tahun > 5 tahun 3 tahun 5 tahun Kontraktual (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Kepada Pemerintah 123,346 13, , , ,830 2 Kepada Entitas Sektor Publik - 2, ,048 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 71,567-3,239-2,112 76,918 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 5,575 9,563 23,350 41,965-80,454 6 Kredit Beragun Properti Komersial 26,600 2,138 20,770 6,195-55,703 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 88,047 21,475 26,289 20, ,961 Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 633, , , ,147-1,202, Yang Telah Jatuh Tempo 199 1,312 4, , Aset Lainnya , , , , , , ,491 2,047,618 Tabel Pengungkapan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Sektor Ekonomi Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pmbangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersi al Kredit Pegawai / Pensiuna n Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil & Portofolio Ritel Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 Pertanian, Perburuan , dan Kehutanan 2 Perikanan ,406 4, Pertambangan dan , Penggalian 4 Industri Pengolahan , , Listrik, Gas dan Air - 2, Konstruksi ,151-1,556 1, Perdagangan Besar dan , ,262 23,760 - Eceran 8 Penyediaan Akomodasi ,814 82, dan Penyediaan Makan Minum 9 Transportasi, ,562 16, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 302, , , Real Estate, Usaha ,804-6,890 77,893 4,901 - Persewaan, dan Jasa Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan , Jasa Kesehatan dan , Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya ,801 7,551 1, Laporan Tahunan 94

27 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga , , Bukan Lapangan Usaha , , ,212 1, ,470 Lainnya 302,046 2,048-48,962 63,668 40,355-90,452 1,168,282 35, ,470 Sektor Ekonomi Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pmbangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersi al Kredit Pegawai / Pensiuna n Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil & Portofolio Ritel Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya (1) (2) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (21) (22) (23) 1 Pertanian, Perburuan , dan Kehutanan 2 Perikanan ,415 7, Pertambangan dan , Penggalian 4 Industri Pengolahan , , Listrik, Gas dan Air - 2, Konstruksi ,108-1,681 19, Perdagangan Besar dan ,039 1,376-97, , Eceran Penyediaan Akomodasi , , dan Penyediaan Makan Minum Transportasi, ,058 27, Pergudangan dan Komunikasi 10 Perantara Keuangan 223, , , , Real Estate, Usaha ,713-12,373 66,717 5, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan , Jasa Kesehatan dan , Kegiatan Sosial 15 Jasa Kemasyarakatan, ,587 4, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga 17 Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya 19 Rumah Tangga ,414 1,380-7,732 39, Bukan Lapangan Usaha 129, ,075 20, ,235 Lainnya 352,829 2,048-76,918 80,454 55, ,962 1,202,096 6, ,

28 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio 2016 Beban Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit ATMR Modal 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A Eksposur Neraca 1 Kepada 410, Pemerintah 2 Kepada - 2, Entitas Sektor Publik 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada - 43, , , Bank 5 Kredit Beragun ,837 18, ,259 1,861 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,356 3,148 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Kepada , ,850 5,188 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada - 2, ,060, ,060,960 84,877 Korporasi 10 Yang Telah ,699 32,964 52,145 4,172 Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 14, ,705 78, ,364 14,509 Eksposur Neraca 424,744 47,764 44,837 18, ,889 86,467 1,166, ,403-1,433, ,712 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Kepada Pemerintah 2 Kepada Entitas Sektor Publik 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 10 Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Eksposur TRA Laporan Tahunan 96

29 C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 kepada pemerintah 2 kepada sektor publik 3 kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 kepada Bank 5 kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 kepada korporasi 7 Aset lainnya Eksposur Counterparty Credit Risk Kategori Portofolio 2015 Beban Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit ATMR Modal 0% 20% 35% 40% 45% 50% 75% 100% 150% Lainnya (1) (2) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) A Eksposur Neraca 1 Kepada 352, Pemerintah 2 Kepada - 2, Entitas Sektor Publik 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada - 62, , ,675 1,574 Bank 5 Kredit Beragun ,956 17,990 5, ,609 2,369 Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun , ,716 4,377 Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Kepada , ,042 9,043 Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada - 31, ,044, ,050,762 84,061 Korporasi 10 Yang Telah ,288 9, Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya 13, ,326 38, ,399 9,712 Eksposur Neraca 366,024 96,190 56,956 17,990 5,508 14, ,722 1,162,584 45,003-1,399, ,930 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Kepada Pemerintah 2 Kepada Entitas Sektor Publik 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 97

30 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 4 Kepada Bank 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 6 Kredit Beragun Properti Komersial 7 Kredit Pegawai / Pensiunan 8 Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 10 Yang Telah Jatuh Tempo 11 Aset Lainnya Eksposur TRA C Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1 kepada pemerintah 2 kepada sektor publik 3 kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 kepada Bank 5 kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 kepada korporasi 7 Aset lainnya Eksposur Counterparty Credit Risk Tabel Pengungkapan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) 2016 Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Kategori Portofolio Asuransi Tidak Bersih Agunan Garansi Lainnya Kredit Dijamin (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) A 1 Eksposur Neraca Kepada Pemerintah 410, ,419 2 Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 48, ,962 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 63, ,668 6 Kredit Beragun Properti Komersial 40, ,357 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 90,452 3, ,468 Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 1,168, , ,063, Yang Telah Jatuh Tempo 35, , Aset Lainnya 156, ,470 Eksposur Neraca 2,016, , ,906, Laporan Tahunan 98

31 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur TRA C 1 Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) kepada pemerintah kepada sektor publik kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 kepada Bank kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 kepada korporasi Aset lainnya Eksposur Counterparty Credit Risk Bagian Yang Dijamin Dengan Bagian Yang Kategori Portofolio Asuransi Tidak Bersih Agunan Garansi Lainnya Kredit Dijamin (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) A 1 Eksposur Neraca Kepada Pemerintah 352, ,830 2 Kepada Entitas Sektor Publik 2, ,048 3 Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank 76, ,918 5 Kredit Beragun Rumah Tinggal 80, ,454 6 Kredit Beragun Properti Komersial 55, ,716 7 Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan 155,961 5, ,722 Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi 1,202, , ,075, Yang Telah Jatuh Tempo 6, , Aset Lainnya 115, ,235 Eksposur Neraca 2,047, , ,915,281 B Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif 1 Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel 9 Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Eksposur TRA

32 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan C 1 Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) kepada pemerintah kepada sektor publik kepada Bank Pambangunan Multilateral dan Lembaga Internasional 4 kepada Bank kepada usaha mikro, usaha kecil, dan portofolio ritel 6 kepada korporasi Aset lainnya Eksposur Counterparty Credit Risk NPL DAN PENURUNAN NILAI NPL (n-performing Loan) yang dihitung secara Gross dinilai membaik dari periode sebelumnya (yoy). Periode Desember 2015 NPL Gross sebesar 7.12% sedangkan pada posisi Desember 2016 NPL Gross sebesar 2.83%. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan Outstanding kredit dengan kualitas bermasalah sebesar 63.00% (Posisi Desember 2015 Kredit kualitas bermasalah sebesar Rp 107 Miliar sedangkan Posisi Desember 2016 kredit kualitas bermasalah hanya sebesar Rp 39.6 Miliar). Perhitungan CKPN (Cadangan Kerugian Penurunan Nilai) Bank BHI menggunakan 2 (dua) metode yaitu Individual dan Kolektif. CKPN secara Individual (Individual Impairment) terdiri dari 2 yaitu: Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan. CKPN secara Kolektif (Collective Impairment) terdiri dari 3 (tiga) yaitu: Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan. CKPN Desember 2015 dibandingkan dengan Desember 2016 (yoy) dinilai menurun (CKPN Desember 2015 sebesar 2.74% sedangkan CKPN Desember 2016 sebesar 1.08%) hal ini dikarenakan adanya penyelesaian terhadap beberapa kredit bermasalah. Tabel Pengungkapan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio 2016 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 1,738,736 22,967 80,894 28,591 1,871,188 2 yang mengalami Penurunan Nilai 36,171 3, ,558 a. Belum jatuh Tempo b. Telah jatuh Tempo 35,819 3, ,206 3 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Individual 11, ,384 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Kolektif 7, ,938 5 yang dihapus buku 62,668-8,933-71,601 Kategori Portofolio 2015 Jawa Sumatera Kalimantan Lainnya (1) (2) (8) (9) (10) (11) (12) 1 1,822,759 43,154 78,682 51,935 1,996,530 2 yang mengalami Penurunan Nilai 85,119 1, , ,905 a. Belum jatuh Tempo 84, , ,348 b. Telah jatuh Tempo Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - 42, ,355 45,614 Individual 4 Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - 4, ,273 Kolektif 5 yang dihapus buku 22,894-9,232-32, Laporan Tahunan 100

33 Tabel Pengungkapan dan Pencadangan Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo Individual Kolektif (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 3, Perikanan 6, Pertambangan Dan Penggalian 18, ,933 4 Industri Pengolahan 138, Listrik, Gas Dan Air 2, Konstruksi 16, Perdagangan Besar Dan Eceran 669, ,933 9,568 3,242 39,545 8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan 86, ,408 - Minum 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 26, Perantara Keuangan 533, , Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa 120,224-1,000-1,278 - Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 5, Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 4, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan 18,969-1, Perorangan Lainnya 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga 59,389-4,365 1, Bukan Lapangan Usaha Lainnya 160, , ,871, ,206 11,384 7,938 71,601 Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi yang Mengalami Penurunan Nilai yang Mengalami Penurunan Nilai Belum Jatuh Tempo Telah Jatuh Tempo Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - yang dihapus buku Individual Kolektif (1) (2) (9) (10) (11) (12) (13) (14) 1 Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 2, Perikanan 9, Pertambangan Dan Penggalian 21, ,232 4 Industri Pengolahan 148, Listrik, Gas Dan Air 2, Konstruksi 45, Perdagangan Besar Dan Eceran 738,319 79, ,444 2,395-8 Penyediaan Akomodasi Dan Penyediaan Makan 121,443 20,679-3, Minum 9 Transportasi, Pergudangan Dan Komunikasi 34, Perantara Keuangan 446, , Real Estate, Usaha Persewaan, Dan Jasa 112, Perusahaan 12 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib 13 Jasa Pendidikan 1, Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial 3, Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan Dan 9, Perorangan Lainnya 16 Jasa Perorangan Yang Melayani Rumah Tangga Badan Internasional Dan Badan Ekstra Internasional Lainnya 18 Kegiatan Yang Belum Jelas Batasannya Rumah Tangga 126,338 5, , Bukan Lapangan Usaha Lainnya 173, ,996, , ,614 5,273 32, Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) - yang dihapus buku 101

34 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Bank Secara Individual (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio CKPN CKPN CKPN Kolektif Individual Individual CKPN Kolektif (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Saldo awal CKPN 45,614 5,273 3,803 4,429 2 Pembentukan (pemulihan) CKPN pada Periode berjalan (Net) 5,315 2,664 74, a. Pembentukan CKPN Pada Periode Berjalan 5,315 2,664 74, b. Pemulihan CKPN pada periode berjalan CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku atas tagihan pada 39,545-32,355 - periode berjalan 4 Pembentukan (pemulihan) lainnya pada periode berjalan Saldo akhir CKPN 11,384 7,938 45,614 5,273 Tabel Pengungkapan Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontijensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam jutaan rupiah) 2016 Kategori Portofolio Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Kategori Portofolio Bersih ATMR ATMR Setelah Sebelum MRK MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial Kredit Pegawai / Pensiunan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Kepada Korporasi Yang Telah Jatuh Tempo Aset Lainnya Laporan Tahunan 102

35 Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (dalam jutaan rupiah) 2016 Kategori Portofolio Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK (1) (2) (3) (4) (5) 1 Kepada Pemerintah 37, Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Kepada Korporasi , Kategori Portofolio Bersih ATMR Sebelum MRK ATMR Setelah MRK (1) (2) (6) (7) (8) 1 Kepada Pemerintah Kepada Entitas Sektor Publik Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional Kepada Bank Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel Kepada Korporasi Tabel Pengungkapan Eksposur yang Menimbulkan Risiko Kredit akibat Kegagalan setelmen (settlement risk) (dalam jutaan rupiah) 2016 Faktor Kategori Portofolio ATMR Setelah Nilai Eksposur Pengurang MRK Modal (1) (2) (3) (4) (5) 1 Delivery versus payment a. Beban modal 8% (5 15 hari) b. Beban modal 50% (16 30 hari) c. Beban modal 75% (31 45 hari) d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) n delivery versus payment Faktor Kategori Portofolio ATMR Setelah Nilai Eksposur Pengurang MRK Modal (1) (2) (6) (7) (8) 1 Delivery versus payment a. Beban modal 8% (5 15 hari) b. Beban modal 50% (16 30 hari) c. Beban modal 75% (31 45 hari) d. Beban modal 100% (lebih dari 45 hari) n delivery versus payment

36 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Eksposur sekuritisasi (dalam jutaan rupiah) Kategori Portofolio Faktor Faktor Pengurang ATMR Pengurang ATMR Modal Modal (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Fasilitas kredit pendukung yang memenuhi persyaratan Fasilitas kredit pendukung yang tidak memenuhi persyaratan Fasilitas likuiditas yang memenuhi persyaratan Fasilitas likuiditas yang tidak memenuhi persyaratan Pembelian efek beragunan aset yang memenuhi persyaratan - 2,645-4,290 6 Pembelian efek beragunan aset yang tidakmemenuhi persyaratan Eksposur sekuritisasi yang tidak tercakup dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati-hatian dalam aktivitas sekuritisasi aset bagi Bank Umum ,645-4,290 Tabel Pengungkapan Pengukuran Risiko Kredit (dalam jutaan rupiah) (1) (2) (3) (4) 1 TOTAL ATMR RISIKO KREDIT TOTAL FAKTOR PENGURANG MODAL - - RISIKO PASAR Dalam mengimplementasikan manajemen risiko pasar Bank BHI telah menyusun kebijakan, prosedur, dan limit risiko pasar dan tertuang dalam treasury policy, pedoman pelaksanaan dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko nilai tukar valuta asing Bank BHI merupakan Bank non devisa sehingga tidak terekspos secara signifikan pada risiko nilai tukar, namun demikian bank memiliki kegiatan perdagangan valuta asing sebagaimana diatur dalam ketentuan dan kebijakan internal dalam mengelola risiko nilai tukar valuta asingnya, pendapatan Bank dari perdagangan valuta asing terutama diperoleh dari transaksi yang dilakukan oleh nasabah (perdagangan untuk mencari keuntungan (proprietary trading) hanya dilakukan untuk beberapa mata uang dengan batasan limit relatif kecil). Risiko tingkat suku bunga Komponen utama kewajiban Bank yang sensitif terhadap pergerakan tingkat suku bunga adalah simpanan dari nasabah, sedangkan aset Bank yang sensitif adalah obligasi untuk tujuan investasi, dan kredit yang diberikan. Oleh karena itu Bank BHI melalui ALCO secara berkala memantau perkembangan pasar dan menyesuaikan tingkat suku bunga simpanan dan kredit yang diberikan. Bank menentukan tingkat suku bunga simpanan dari nasabah berdasarkan kondisi pasar dan persaingan dengan memantau pergerakan tingkat suku bunga acuan dan suku bunga yang ditawarkan oleh bank pesaing. Tingkat suku bunga simpanan pada umumnya bervariasi tergantung pada jangka waktu dan besarnya simpanan. Tingkat suku bunga giro dan tabungan bersifat mengambang dan ditinjau secara berkala sesuai dengan kondisi pasar, sedangkan tingkat suku bunga deposito berjangka bersifat tetap, sesuai dengan jangka waktunya. Tingkat suku bunga kredit ditetapkan dengan menambahkan marjin tertentu atas biaya pendanaan Bank (termasuk biaya pendanaan GWM). Dalam menjalankan manajemen risiko pasar, Direksi secara rutin melakukan evaluasi risiko pasar melalui laporan harian Posisi Devisa Neto, forum Asset & Liability Committee (ALCO), serta laporan eksposur risiko pasar dalam Profil Risiko pasar. Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku bunga dalam metode standar yaitu: a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik. b. Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus Laporan Tahunan 104

37 Tabel Pengungkapan Risiko Pasar dengan Menggunakan Metode Standar (dalam jutaan rupiah) Jenis Risiko Beban Modal ATMR Beban Modal ATMR (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Risiko suku bunga a. Risiko spesifik b. Risiko umum Risiko nilai tukar Risiko ekuitas *) Risiko komoditas *) Risiko option RISIKO LIKUIDITAS Bank BHI sangat memperhatikan kecukupan likuiditas dalam memenuhi komitmennya kepada para nasabah dan pihak lainnya, baik dalam rangka pemberian kredit, pembayaran kembali simpanan nasabah maupun untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional. Fungsi pengelolaan kebutuhan likuiditas secara keseluruhan dilakukan oleh ALCO (Asset and Liability Committee) dan secara operasional oleh Divisi Treasury. Penerapan manajemen risiko likuiditas ke depan akan lebih ditangani secara berkesinambungan mengingat kondisi perekonomian secara global akan sangat mempengaruhi kegiatan bank, hal-hal yang akan menjadi concern bank adalah : Mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan para nasabah dan menjaga agar jumlah aset yang jatuh tempo pada setiap periode dapat menutupi jumlah liabilitas yang jatuh tempo, aset likuid Bank terutama terdiri dari penempatan pada Bank Indonesia dan bankbank lain, termasuk giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain serta kas. Apabila Bank memerlukan likuiditas, dengan segera Bank dapat menarik cadangan dana dalam giro pada Bank Indonesia atas kelebihan Giro Wajib Minimum (GWM), menjual putus Sertifikat Bank Indonesia (SBI) / Surat Utang Negara (SUN) / Surat Berharga Negara lainnya yang dimiliki atau menjual SBI / SUN / Surat Berharga Negara lain yang dimiliki dengan perjanjian membeli kembali, melakukan Early Redemption BI Term Deposit atau mencari pinjaman di pasar uang antar bank di Indonesia. Cadangan utama Bank terdiri dari cadangan GWM dan kas di kantor-kantor cabang. Mengupayakan pendanaan yang berbiaya rendah melalui program-program pemasaran yang berkelanjutan. Mengevaluasi kewenangan dan tanggung jawab manajemen likuiditas, antara lain alur yang jelas mengenai kewenangan, tanggung jawab dan pelaporan terkait dengan manajemen risiko likuiditas termasuk menugaskan dan memberikan kewenangan kepada satuan kerja tertentu untuk menentukan pasar, instrumen serta transaksi dengan pihak lawan (counterparty) yang memenuhi kualifikasi. Mempertahankan core deposit untuk deposan yang existing tetap sebesar 80 % dan memberikan batasan penempatan dana dari satu (group) nasabah tertentu pada Bank yang dikaitkan dengan suatu jumlah tertentu yang dianggap sesuai oleh Bank dan mengupayakan pendanaan yang semula banyak terkonsentrasi pada jangka waktu 1 bulan ke pendanaan yang minimum berjangka waktu > 1 bulan Mengevaluasi kebijakan pendanaan darurat dan penetapan limit yang meliputi limit mismatch arus kas baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang termasuk arus kas yang berasal dari posisi rekening administratif, limit konsentrasi pada aset dan kewajiban, pinjaman overnight, dan rasio-rasio likuiditas lainnya. 105

38 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Tabel Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank secara Individu (dalam jutaan rupiah) 2016 Jatuh Tempo*) Pos-Pos Saldo s.d 1 > 1 minggu > 2 minggu > 1 bln s.d 3 > 3 bln s.d 6 > 6 bln s.d > 12 bulan minggu s.d 2 minggu s.d 1 bulan bln bln 12 bln (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) I. NERACA A. Aset 2,060, ,043 44,580 76, , , , , Kas 14,326 14, Penempatan pada Bank Indonesia 302, , a. Giro 99,901 99, b. SBI c. Lainnya 202, , Penempatan pada bank lain 47,021 25,021 12, , Surat Berharga **) 109, ,974 4,247 95,254 a. SUN 104, ,974 2,246 92,611 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 104, ,974 2,246 92,611 4) pinjaman yang diberikan dan piutang b. Surat berharga korporasi 4, ,001 2,643 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 4, ,001 2,643 4) pinjaman yang diberikan dan piutang c. Lainnya - 5. Kredit Yang Diberikan 1,398, ,580 62, , , , ,310 a. belum jatuh tempo 1,379, ,580 62, , , , ,310 b. sudah jatuh tempo ***) 19, , lainnya 37,602 37, a. atas Surat Berharga 37,602 37, b. Lainnya - 7. Lain-lain 151,147 13,208 3, ,329 Aset 2,060, ,043 44,580 76, , , , ,893 B Kewajiban 1,678, , , , ,665 43,567 28,501 45, Dana Pihak Ketiga 1,570, , , , ,437 43,567 28,501 16,591 a. Giro 130, , b. Tabungan 111,800 90, ,888 16,591 c. Simpanan Berjangka 1,328, , , , ,546 42,595 26,613-1) Deposit on call - - 2) Deposito berjangka 1,328, , , , ,546 42,595 26,613-3) Lainnya - 2. Kewajiban kepada Bank Indonesia - 3. Kewajiban kepada bank lain 70,880 39,390 6,000 20,262 5, Surat Berharga yang Diterbitkan a. Obligasi - b. Subordinasi ****) - c. Lainnya - 5. Pinjaman yang Diterima a. Pinjaman Subordinasi ****) - b. Lainnya - 6. Kewajiban lainnya a. Kewajiban atas Surat - b. Lainnya - 7. Lain-lain 37,297 1,907 6,096 29,294 Kewajiban 1,678, , , , ,665 43,567 28,501 45,885 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 381,293 (145,191) (241,696) (417,423) (136,384) 163, , ,008 II. A. REKENING ADMINISTRATIF Rekening Administratif 9, , Komitmen a. Fasilitas pinjaman yang - b. Posisi pembelian spot dan ) Spot - 2) Derivatif - c. Lainnya - 2. Kontijensi *****) 9,048 9,048 Rekening Administratif 9, , Laporan Tahunan 106

39 B Kewajiban Rekening Administratif 183,427-1,642 16,249 41,490 39,946 83, Komitmen 183,177-1,642 16,249 41,490 39,746 83, a. Fasilitas kredit yang belum ditarik 183,177-1,642 16,249 41,490 39,746 83, b. Irrevocable L/C yang masih berjalan - c. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan ) Spot - 2) Derivatif - d. Lainnya - 2. Kontijensi ******) Kewajiban Rekening Administratif 183,427-1,642 16,249 41,490 39,946 83, Selisih dan Kewajiban dalam Rekening (174,379) - (1,642) (16,249) (41,490) (39,946) (83,345) 8,293 Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 206,914 (145,191) (243,338) (433,672) (177,874) 123, , ,301 Selisih Kumulatif - (61,723) 181, , , Jatuh Tempo*) Pos-Pos Saldo s.d 1 > 1 minggu > 2 minggu > 1 bln s.d 3 > 3 bln s.d 6 > 6 bln s.d > 12 bulan minggu s.d 2 minggu s.d 1 bulan bln bln 12 bln (1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) I. NERACA A. Aset 2,079, ,426 43,008 64, , , , , Kas 13,194 13, Penempatan pada Bank Indonesia 223, , a. Giro 120, , b. SBI c. Lainnya 102, , Penempatan pada bank lain 70,412 22,912 6,000 14,500 25,000 2, Surat Berharga **) 180, ,000 30, ,933 a. SUN 143, , ,645 1) diperdagangkan 18, ,727 2) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 125, , ,918 4) pinjaman yang diberikan dan piutang b. Surat berharga korporasi 36, ,000 10,091 6,288 1) diperdagangkan ) tersedia untuk dijual ) dimiliki hingga jatuh tempo 36, ,000 10,091 6,288 4) pinjaman yang diberikan dan piutang c. Lainnya - 5. Kredit Yang Diberikan 1,505,335 1,691 37,008 33, , , , ,723 a. belum jatuh tempo 1,486,234 1,691 37,008 33, , , , ,622 b. sudah jatuh tempo ***) 19, , lainnya a. atas Surat Berharga b. Lainnya - 7. Lain-lain 86,300 16,867 4,375 65,058 Aset 2,079, ,426 43,008 64, , , , ,714 B Kewajiban 1,703, , , , ,657 29,080 27,775 29, Dana Pihak Ketiga 1,594, , , , ,657 29,080 27,775 8,952 a. Giro 138, , b. Tabungan 102,300 90, ,952 c. Simpanan Berjangka 1,353, , , , ,965 28,332 26,879-1) Deposit on call - - 2) Deposito berjangka 1,353, , , , ,965 28,332 26,879-3) Lainnya - 2. Kewajiban kepada Bank Indonesia - 3. Kewajiban kepada bank lain 78,704 48,087 5,017 20,600 5, Surat Berharga yang Diterbitkan a. Obligasi - b. Subordinasi ****) - c. Lainnya - 107

40 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan 5. Pinjaman yang Diterima a. Pinjaman Subordinasi ****) - b. Lainnya - 6. Kewajiban lainnya a. Kewajiban atas Surat - b. Lainnya - 7. Lain-lain 30,169 2,872 6,953 20,344 Kewajiban 1,703, , , , ,657 29,080 27,775 29,296 Selisih Aset dengan Kewajiban dalam Neraca 375,968 (319,710) (223,231) (497,158) (38,867) 213, , ,418 II. A. REKENING ADMINISTRATIF Rekening Administratif 7, , Komitmen a. Fasilitas pinjaman yang - b. Posisi pembelian spot dan ) Spot - 2) Derivatif - c. Lainnya - 2. Kontijensi *****) 7,769 7,769 Rekening Administratif 7, ,769 B Kewajiban Rekening Administratif 227, ,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2, Komitmen 226, ,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312 a. Fasilitas kredit yang belum ditarik 226, ,041 9,394 81,530 38,988 86,638 2,312 b. Irrevocable L/C yang masih berjalan - c. Posisi penjualan spot dan derivatif yang masih berjalan ) Spot - 2) Derivatif - d. Lainnya - 2. Kontijensi ******) Kewajiban Rekening Administratif 227, ,041 9,394 81,830 39,163 86,688 2,312 Selisih dan Kewajiban dalam Rekening (219,687) (28) (8,041) (9,394) (81,830) (39,163) (86,688) 5,457 Administratif Selisih [(IA-IB)+(IIA-IIB)] 156,281 (319,738) (231,272) (506,552) (120,697) 174, , ,875 Selisih Kumulatif - 163, , ,281 1,021, *) Angka-angka berdasarkan jatuh tempo sesuai dengan kontrak untuk yang memiliki jatuh tempo kontraktual dan/atau estimasi dengan menggunakan berbagai asumsi untuk yang tidak memiliki jatuh tempo kontraktual **) Termasuk Surat Berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (Repo) ***) Diisi berdasarkan perkiraan diperoleh pembayaran atas kredit yang berdasarkan kontrak sudah jatuh tempo ****) Termasuk yang diperhitungkan dalam KPMM dan dilaporkan di LBU pada pos Modal Pinjaman *****) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi tagihan) ******) Yang diperkirakan akan mempengaruhi arus kas (menjadi kewajiban) RISIKO OPERASIONAL Basel Accord II mewajibkan Bank untuk memasukkan risiko operasional sebagai salah satu komponen di dalam perhitungan kecukupan modal suatu bank. Untuk mencapai tujuan usaha, bank perlu mencari keseimbangan yang optimal antara bisnis, operasional dan manajemen risiko. Terkait risiko operasional perkreditan, penggunaan risk event merupakan salah satu cara untuk menangkap informasi terhadap penyimpangan dalam aktivitas / proses perkreditan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat segera ditindaklanjuti. Penggunaan risk event diharapkan akan mampu meningkatkan budaya pengendalian risiko pada setiap karyawan dalam melaksanakan aktivitas operasional (meningkatkan awareness akan risiko). Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak menentu dimasa datang, evaluasi Business Continuity Plan akan dilakukan untuk memastikan berjalannya proses bisnis kritikal bank sehingga dapat meminimalisir kerugian yang timbul dari kejadian risiko. Upaya lain yang akan dikembangkan terkait manajemen risiko operasional adalah sebagai berikut : Mengevaluasi penetapan kebijakan dalam penerapan teknologi untuk meyakinkan kelangsungan operasional seperti pengukuran kinerja dan perencanaan kapasitas jaringan serta keamanan jaringan komunikasi. Tersedianya problem handling (help desk) yang handal atas laporan atau keluhan yang disampaikan oleh nasabah dan atau pengguna Teknologi Informasi Laporan Tahunan 108

41 Dalam rangka perhitungan beban modal dan ATMR Operasional, saat ini Bank menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) sesuai dengan ketentuan regulator, yaitu Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan mor 24/SEOJK.03/2016 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, maka pada tabel-tabel berikut dapat dilihat rincian pelaporan kecukupan modal risiko operasional Bank BHI dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar, sebagai berikut. Dalam mengantisipasi kerugian yang diakibatkan oleh hal tersebut, Bank BHI mengatur dalam suatu kebijakan tentang Litigasi dan Pembentukan Cadangan Risiko Hukum sehingga Bank BHI dapat mengukur dan menentukan tingkat materialitas kerugian yang akan dialami apabila terjadi permasalahan hukum. RISIKO STRATEJIK Risiko strategis merupakan risiko yang dihadapi Bank BHI karena ketidaktepatan dalam pengambilan dan / Tabel Pengungkapan Kuantitatif Risiko Operasional - Bank secara Individual (dalam jutaan rupiah) Jenis Risiko Pendapatan Bruto (Rata-Rata Tiga Tahun Terakhir) 2016 Beban Modal ATMR Pendapatan Bruto (Rata-Rata Tiga Tahun Terakhir) 2015 Beban Modal ATMR (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Pendekatan Indikator Dasar RISIKO HUKUM Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Pelaksanaan Risiko Hukum di Bank BHI dikoordinasikan oleh Departemen Hukum. Dalam rangka menunjang pelaksanaan proses Risiko Hukum di seluruh uker (Unit Kerja) Bank BHI Divisi Hukum berkoordinasi dengan Legal Officer (LO) di kantor pusat. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO HUKUM Mekanisme pengelolaan risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengendalian, dan pemantauan mengacu kepada ketentuan yang berlaku mengenai manajemen risiko. Setiap unit kerja pemilik dan atau pelaksana produk maupun penyelenggara aktivitas wajib mengelola risiko secara maksimal termasuk namun tidak terbatas pada risiko hukum yang pada dasarnya melekat pada setiap produk atau aktivitas yang dibuat atau dilaksanakan oleh Bank, sehingga tidak berdampak luas. dan menjadi pemicu timbulnya risiko-risiko lain termasuk tetapi tidak terbatas pada risiko reputasi. Bank BHI telah memiliki kebijakan dan prosedur yang memadai dalam manajemen risiko hukum dimana strategi penanganan masalah hukum ditangani oleh Divisi Hukum pada masalah yang sifatnya umum dan untuk hal yang spesifik terkait perkreditan ditangani oleh Departemen Legal Credit dan Admin Support serta Credit Recovery apabila terdapat gugatan yang berasal dari debitur. atau pelaksanaan suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO STRATEGIS Dalam melakukan pengelolaan risiko strategis, Bank BHI senantiasa melakukan review kinerja dan evaluasi kebijakan penyusunan target bisnis dan melakukan langkah-langkah perbaikan dalam menyusun rencana strategi dan target bisnis dengan mempertimbangkan kondisi internal dan eksternal, apabila diperlukan. Bank BHI juga terus mengupayakan penguatan implementasi program pendukung pengelolaan kinerja keuangan melalui pengembangan automated budgeting, PMS enhancement, dan pengembangan Executive Information System (EIS). RISIKO KEPATUHAN Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Bank BHI mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penelahaan secara komprehensif untuk memastikan kesesuaian kebijakan standar operasi dan prosedur serta pengembangan produk baru dengan peraturan eksternal dan internal. Satuan Kerja Kepatuhan secara independen melaksanakan pengkajian dan ketentuan lain yang berlaku meliputi tindakan antara lain : 109

42 Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha bank. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank, tindakan mengelola risiko kepatuhan dilaksanakan dengan mengacu ketentuan OJK mengenai manajemen risiko bagi bank umum. Memastikan kepatuhan terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada OJK dan atau otoritas lainnya. Bank BHI memiliki struktur organisasi yang bertanggung jawab untuk mengelola risiko kepatuhan yang terdiri dari : 1. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan bertanggung jawab untuk menetapkan sistem dan prosedur terkait dengan pengelolaan risiko kepatuhan bank guna meminimalisir risiko kepatuhan tersebut. Direktur yang membawahi fungsi kepatuhan juga bertanggungjawab untuk merumuskan strategi peningkatan budaya kepatuhan. 2. Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat bertanggung jawab untuk menyusun metodologi pengelolaan risiko kepatuhan dan melakukan pengawasan pada unit kerja secara Bankwide sehingga potensi terjadinya risiko kepatuhan dapat diminimalisir. Selain itu, Satuan Kerja Kepatuhan di kantor pusat juga menyusun langkah-langkah untuk mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank disetiap jenjang organisasi. 3. Satuan Kerja Kepatuhan di unit kerja SKK merupakan pelaksana teknis operasional di setiap Direktorat untuk membantu Direktur Bidang dalam melaksanakan Fungsi Kepatuhan, termasuk mengidentifikasi dan memberikan data historis atas terjadinya sanksi serta memantau pelaksanaan control risiko kepatuhan. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO KEPATUHAN Dalam mengelola risiko kepatuhan, Bank BHI menggunakan konsep Enterprise Risk Management (ERM) untuk memperoleh gambaran risiko yang lebih menyeluruh. Pengelolaan risiko dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu Top Down berdasarkan penilaian Direksi melalui (Enterprise Risk Assessment) ERA dan Bottom Up berdasarkan analisa tren data historis. Pada bottom up approach, pengelolaan risiko kepatuhan dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu: 1. Identifikasi Identifikasi risiko kepatuhan dituangkan ke dalam compliance risk statement (CRS) yang mencakup regulasi yang terkait, penyebab terjadinya risiko, kontrol risiko, dan action plan yang dibutuhkan untuk mencegah terjadinya risiko kepatuhan. 2. Penilaian Risiko kepatuhan yang telah teridentifikasi dinilai (assessing the identified risk) oleh masing-masing risk owner untuk menghasilkan profil risiko kepatuhan di unit kerjanya. Penilaian risiko tersebut dilakukan berdasarkan: Kemungkinan terjadinya risiko. Dampak yang ditimbulkan apabila risiko terjadi. Selain itu, risk owner juga melakukan penilaian atas efektivitas kontrol yang dilakukan. 3. Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan dengan cara: Me-review bahwa proses identifikasi risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar. Me-review bahwa pelaksanaan kontrol dan mitigasi telah dilakukan dengan baik dan benar. Me-review bahwa proses penilaian risiko kepatuhan telah dilakukan dengan baik dan benar serta mempertimbangkan data historis sanksi. RISIKO REPUTASI Risiko reputasi merupakan tiang kepercayaan yang berpotensi terhadap timbulnya risiko antara lain disebabkan oleh adanya publikasi negatif terkait kegiatan usaha perseroan yang dapat mempengaruhi citra perusahaan. Pengelolaan risiko reputasi dilakukan melalui pemantauan terhadap publikasi media yang bekerja sama dengan jasa pihak ketiga. Dalam upaya meningkatkan brand image, Bank BHI secara aktif menjalankan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan aktivitas social lainnya sebagai tanda berbagi. RISIKO TRANSAKSI INTRA-GRUP Risiko transaksi intra-grup adalah risiko akibat ketergantungan suatu entitas baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap entitas lainnya dalam suatu Konglomerasi Keuangan dalam rangka pemenuhan kewajiban perjanjian tertulis maupun perjanjian tidak tertulis yang diikuti perpindahan dana dan/atau tidak diikuti perpindahan dana. MEKANISME PENGELOLAAN RISIKO TRANSAKSI INTRA- GRUP Dalam menilai dan mengelola risiko ini parameter yang digunakan antara lain : Komposisi transaksi intragrup dalam Konglomerasi Keuangan. Dokumentasi dan kewajaran transaksi, dan Informasi lainnya yang berkaitan dengan Risiko Transaksi Intragrup Laporan Tahunan 110

43 Sumber Daya Manusia Melihat perkembangan bank saat ini, Bank BHI adalah salah satu Bank Swasta Nasional, yang sudah go public pada tahun Dengan diumumkannya menjadi perusahaan terbuka, Bank BHI terus menunjukkan perkembangannya walaupun pada tahun 2016 Bank BHI mengalami penurunan dari sisi kredit namun itupun dialami juga oleh hampir sebagian besar bank-bank yang ada di Indonesia. Bank BHI tetap menunjukkan komitmennya untuk selalu mengikuti perkembangan ekonomi yang ada khususnya di dunia perbankan. Saat ini diketahui bahwa pada tahun 2020 Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akan masuk ke Indonesia, salah satunya adalah ke sektor perbankan. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh perbankan yang ada di Indonesia akan berbenah diri khususnya dalam kesiapan SDM nya agar tenaga kerja lokal yang ada di Indonesia tidak kalah dengan tenaga kerja asing yang ada di ASEAN. Karena MEA adalah suatu bentuk integrasi ekonomi ASEAN yang artinya Indonesia dan 9 negara ASEAN lainnya menerapkan sistem perdagangan bebas, yang intinya menitikberatkan pada Pembentukan kawasan ASEAN yang stabil, makmur, dan kompetitif dengan pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata serta dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Fokus MEA adalah : 1. Negara-negara di kawasan Asia Tenggara akan dijadikan sebuah wilayah kesatuan pasar dan basis produksi. 2. Pembentukan kawasan ekonomi dengan tingkat kompetitif yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi competition policy, consumer protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan e-commerce. 3. Mewujudkan kawasan yang memiliki perkembangan ekonomi yang merata, dengan memprioritaskan pada Usaha Kecil Menengah (UKM). 4. Kawasan ekonomi ASEAN yang diintegrasikan secara penuh terhadap perekonomian global. 111

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: Kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE A. Komite Audit 1. Dasar pembentukan Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan

Lebih terperinci

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG Self Assessment GCG Sebagai bentuk komitmen dalam memenuhi Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan SE

Lebih terperinci

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS

FAKTOR PENILAIAN: PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS II. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARISIS Tujuan Untuk menilai: kecukupan jumlah, komposisi, integritas dan kompetensi anggota Dewan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN - 1 - PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) ATAS

Lebih terperinci

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK -1- LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS I. LATAR BELAKANG Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham untuk melakukan pengawasan serta

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN - Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /SEOJK.04/2017

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Fungsi Corporate Secretary - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division

Lebih terperinci

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012

REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 2012 Posisi Dec 01 REVISI LAPORAN SELF ASESSMENT PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BANK NTB PERIODE DESEMBER TAHUN 01 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit No. Komponen GCG Nilai Bobot Perolehan Nilai

Lebih terperinci

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 13 /SEOJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM - 1 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF-ASSESSMENT) PENERAPAN TATA KELOLA Tujuan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA 2013 DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN REKAM JEJAK PERUBAHAN A PENDAHULUAN... 1 1. Latar Belakang... 1 2. Tujuan... 1 3. Ruang Lingkup... 1 4. Landasan Hukum...

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014 Halaman : i PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT Bank Windu Kentjana International Tbk PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Alamat Kantor Pusat Equity Tower Building

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 12 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 4. Fungsi Direktur Utama 5. Direktur Kepatuhan 6. Rapat 7. Benturan Kepentingan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Yth. Direksi Manajer Investasi di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI Dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal... Peraturan

Lebih terperinci

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN Yth. Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek di tempat SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/20.. TENTANG LAPORAN PENERAPAN

Lebih terperinci

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

Pedoman Kerja Dewan Komisaris Pedoman Kerja Dewan Komisaris PT Erajaya Swasembada Tbk & Entitas Anak Berlaku Sejak Tahun 2015 Dewan Komisaris mempunyai peran yang sangat penting dalam mengawasi jalannya usaha Perusahaan, sehingga diperlukan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT. BANK MESTIKA DHARMA, Tbk Kata Pengantar Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsinya terutama dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Direksi. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Direksi PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA 1. Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola yang baik Lembaga Pembiayaan Ekspor

Lebih terperinci

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017 LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan lembaga intermediasi keuangan yang berfungsi sebagai penghimpun dan penyalur dana dari dan untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS I. Pengantar Pedoman ini membahas mengenai hal-hal yang berhubungan dengan Direksi dan Dewan Komisaris di Perseroan, seperti : tugas, wewenang, pertanggungjawaban,

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018 LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/08 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA - - Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas

Lebih terperinci

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk

Pedoman Dewan Komisaris. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DEWAN KOMISARIS 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra )

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar isi 1

DAFTAR ISI. Daftar isi 1 DAFTAR ISI Daftar isi 1 Pelaksanaan Good Corporate Governance PT. BPR DASSA 2 TAHUN 2017 Transparansi Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance).... 3 A Pengungkapan Penerapan Tata Kelola... 3 1

Lebih terperinci

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.980, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Kelola. Perusahaan Perasuransian. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN

Lebih terperinci

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR

Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Penerapan Tata Kelola BPR Laporan Penilaian Sendiri (Self Assessment ) Tata Kelola BPR Profil BPR Nama BPR Alamat BPR Posisi Laporan Modal Inti BPR Total Aset BPR Bobot Faktor BPR PT BPR KEPRI BINTAN JL. D.I. Panjaitan KM. IX No.

Lebih terperinci

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris BAB I: PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI mencakup: A. Komposisi, Kriteria, dan Independensi Direksi B. Masa Jabatan Direksi C. Rangkap Jabatan Direksi D. Kewajiban, Tugas, Tanggung Jawab

Lebih terperinci

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas. PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH UMUM Seiring dengan perkembangan industri perbankan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN

DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... İ PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PT. BPR BPR DANA KARUNIA SEJAHTERA TAHUN 2016... 1 A. TRANSPARANSI PELAKSANAAN GCG (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)... 2 1. Pelaksaan Tugas dan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Direksi BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi maupun

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk PENDAHULUAN Komite Audit merupakan komite yang membantu tugas Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan terutama dalam:

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI I. LATAR BELAKANG Dalam pelaksanaan Good Corporate Governance, berpedoman kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/Pojk.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM

PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM PEDOMAN DAN KODE ETIK DEWAN KOMISARIS A. LANDASAN HUKUM Penyusunan Pedoman Dan Kode Etik merupakan amanat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 Tentang Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 4.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 1 Desember

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, - 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 57 /POJK.04/2017 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Lebih terperinci

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR

PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPR Penjelasan Umum Tata Cara Pengisian Faktor Penilaian Profil BPR Nama BPR * PT. BPR CIPATUJAH JABAR Alamat BPR * JL. RAYA CIPATUJAH RT/RW 009/00 CIPATUJAH, KAB. TASIKMALAYA

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 10/SEOJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH - 2 - KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT)

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan ) 1. Landasan Hukum a. Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; b. Peraturan Otoritas Jasa

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DEWAN KOMISARIS PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK TANGGAL 11 DESEMBER 2017 Daftar Isi 1. Latar Belakang... 3 2. Fungsi, Tugas dan Tanggung

Lebih terperinci

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk KETENTUAN UMUM Pedoman dan Tata Tertib Kerja untuk anggota Direksi PT. Bank Maspion Indonesia Tbk, yang selanjutnya disebut Bank dengan

Lebih terperinci

TataKelola Perusahaan

TataKelola Perusahaan TataKelola Perusahaan Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika

Lebih terperinci

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk. A. DASAR HUKUM 1. Undang Undang Nomor 40 tahun 2007 tanggal 16 Agustus tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. 2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014

Lebih terperinci

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan )

Piagam Dewan Komisaris. PT Link Net Tbk ( Perseroan ) Piagam Dewan Komisaris PT Link Net Tbk ( Perseroan ) BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 D e f i n i s i 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti organ Perseroan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA 1 DAFTAR ISI I. DEFINISI...3 II. VISI DAN MISI...4 III. TUJUAN PENYUSUNAN PIAGAM KOMITE AUDIT...4 IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB...4 V.

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan

Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Tahun 2010 Head Office : Jl Abdul Muis No. 40. Jakarta 10160 Telp 3859050 Fax 3859041 Laporan Pelaksanaan Tentang Good Corporate Governance

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT PT.BANK RIAU KEPRI 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan Tata Kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA

Lebih terperinci

Laporan GCG BPR Central Kepri 2016

Laporan GCG BPR Central Kepri 2016 Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) Pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan merupakan persyaratan bagi keberhasiilan dan keberlangsungan Perusahaan dalam jangka

Lebih terperinci

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG

LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Hasil Penilaian Sendiri ( Self Assessment) Pelaksanaan GCG Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/5/DPNP Tanggal 9 April 03 Perihal : Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. LAPORAN PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11 PIAGAM KOMITE AUDIT Rincian Administratif dari Kebijakan Nama Kebijakan Piagam Komite Audit Pemilik Kebijakan Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN Dalam rangka menerapkan asas asas Tata Kelola Perseroan yang Baik ( Good Corporate Governance ), yakni: transparansi ( transparency ), akuntabilitas ( accountability

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI DAFTAR ISI PASAL 1 Tujuan... 2 PASAL 2 Definisi... 2 PASAL 3 Keanggotaan Direksi... 2 PASAL 4 Persyaratan... 3 PASAL 5 Masa Jabatan... 4 PASAL 6 Pemberhentian Sementara...

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan Penyimpan Kebijakan Versi Versi 3.0 Fungsi Corporate Secretary Tanggal Efektif 5 November

Lebih terperinci

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk

PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk PEDOMAN DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PT EMDEKI UTAMA Tbk I. LATAR BELAKANG Berdasarkan Pasal 35 Ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten

Lebih terperinci

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Page 1 of 11 Daftar Isi 1. Organisasi 2. Independensi 3. Tugas dan Tanggung Jawab 4. Pembentukan Komite-Komite 5. Fungsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/07 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA Penilaian Sendiri (Self Assessment) atas Penerapan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris 1 BAB I PENDAHULUAN Pasal 1 Definisi 1. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) berarti Organ Perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai:

ANALISIS SELF ASSESMENT. KRITERIA/INDIKATOR I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: I. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB DEWAN KOMISARIS TUJUAN Untuk menilai: a. kecukupan komposisi, kriteria dan independensi Dewan Komisaris; b. efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan ) Daftar Isi 1. Landasan Hukum 2. Fungsi Dewan Komisaris 3. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang 4. Pelaporan dan

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI I. TUJUAN 1. Membantu Dewan Komisaris untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelaksanaan tata kelola yang baik (Good Corporate Governance)

Lebih terperinci

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk

Pedoman Direksi. PT Astra International Tbk PT Astra International Tbk Desember 2015 PEDOMAN DIREKSI 1. Pengantar Sebagai perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia, PT Astra International Tbk ( Perseroan atau Astra ) memiliki

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 1 PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015 3 3. Remunerasi adalah imbalan yang ditetapkan dan diberikan kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris karena

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Yth. Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Terbuka di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 2/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK TAHUN 2017 tit a INDOFARMA PENGESAHAN CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Pada hari ini, Jakarta tanggal 15 Juni 2017, Charter Komite Audit PT

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang No.349, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Tata Kelola. Terintegrasi. Konglomerasi. Penerapan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5627) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014 tgl 8

Lebih terperinci

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance)

PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA. Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) PT. BANK ANTARDAERAH BANK DEVISA Laporan Pelaksanaan G C G (Good Corporate Governance) Tahun 2009 Periode Desember 2008 DAFTAR ISI Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance I. Pendahuluan. 1 II. Transparansi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No. COM/001/01/1215 Tanggal Efektif 1 Desember 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I 1.1. Pengertian Komite Audit dan Risiko Usaha adalah komite yang dibentuk oleh dan

Lebih terperinci

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) 2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA

Lebih terperinci

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Matriks Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan Tata Kelola (Good Corporate Governance) bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR../ /POJK/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA(GOOD CORPORATE GOVERNANCE) BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN DEWAN KOMISARIS PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTEE CHARTER ) PT. BANK NTT Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PEDOMAN DAN Rincian Administratif dari Kebijakan Pemilik Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary Penyimpan Kebijakan - Fungsi Corporate Secretary - Enterprise Policy & Portfolio Management Division Versi

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS. PT Mandom. Indonesia PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT Mandom Indonesia TBK 1. DASAR PENYUSUNAN Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris disusun berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /POJK.04/2014

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : /DEKOM-BTN/ /2016 DAN DIREKSI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk NOMOR : SKB- /DIR-BTN/ /2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS Menunjuk Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA

BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA LAPORAN PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2008 BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGGARA Jl. Mayjend Sutoyo Nomor 95 Kendari Telp. 0401 321526 Fax. 0401 321568 1 a. Pengungkapan Pelaksanaan Good

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN .. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.. /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci