BAB XI SERANGAN UMUM 1 MARET 1949

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB XI SERANGAN UMUM 1 MARET 1949"

Transkripsi

1 BAB XI SERANGAN UMUM 1 MARET 1949 Pada Bab ini akan dibahas tentang Serangan Umum 1 Maret. Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman TIK Setelah mempelajari Bab 10 ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan latar belakang terjadinya Serangan Umum 1 Maret 2. Mendeskripsikan peranan TNI dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada masa Revolusi Fisik. 3. Mendeskripsikan dilaksanakannya Serangan Umum 1 Maret 4. Menganalisis dampak Serangan Umum 1 Maret Serangan Umum 1 Maret merupakan pembuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan maksud utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta. 1. Sebab Terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949 Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan serangan ke ibukota Yogyakarta dalam Agresi Militer yang kedua. Serangan tersebut dilancarkan ke beberapa objek vital seperti Istana Kepresidenan, markas Tentara Nasional Indonesia, dan bandara Maguwo, serta sasaran utamanya adalah para 290 S N I 5

2 pejabat tinggi Republik Indonesia. Presiden Sukarno, Wakil Presiden Muhammad Hatta, dan beberapa menteri men kabinet ditangkap saat sidang ng kabinet berlangsung dan kemudian diasingkan ke luar Jawa. Penangkapan pejabat tinggi negara meng mengakibatkan akibatkan kekosongan pada sistem pemerintahan, namun presiden Sukarno telah menunjuk pejabat untuk mengisi kekosongan tersebut sebelum penangkapan berdasar hasil sidang ng kabinet. kabinet Syarifuddin in Prawiranegara ditunjuk ditunjuk untuk mendirikan pemerintahan darurat di Bukit kit Tinggi serta Sultan Hamengku Buwono IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, mengambil alih pemerintahan pemerintahan di ibukota Yogyakarta. Hal ini bertujuan untuk menjaga tegaknya Republik Indonesia dan melakukan perjuangan secara diplomasi. Monumen Peringatan Serangan Umum 1 Maret. Sumber: Wikipedia.com Selain itu, Jenderal Sudirman dan tentara yang markasnya telah dikuasai oleh militer Belanda memilih untuk keluar Yogyakarta. Jenderal Sudirman terus memantau kondisi kota Yogyakarta dari luar serta melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan perang gerilya. Bukan hanya itu saja, Jenderal Sudirman tetap berkonsolidasi dengan pejabat di ibukota Yogyakarta melalui kurir kurir-kurir. Kondisi Negara yang kacau ini dimanfaatkan oleh pihak Belanda untuk memperluas as hegemoninya pada dunia Internasional. Belanda menganggap Pemerintahan Republik telah hilang semenjak Soekarno-Hatta Soekarno Hatta diasingkan, Tentara 291 S N I 5

3 Nasional Indonesia lemah dan tidak dapat menjaga stabilitas keamanan, dan kemiskinan yang cukup parah mengakibatkan pemerintah dianggap gagal mengelola Negara (Sumiyati 2001). Belanda menginginkan agar pihak luar negeri tidak menghiraukan Republik Indonesia. Berita perkembangan upaya diplomasi di luar negeri terus disaksikan oleh para pejuang dari dalam negeri. Salah satunya adalah berita mengenai sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan diadakan pada akhir Februari 1949 yang didengarkan oleh Sultan Hamengku Buwono IX lewat radio dalam keraton Yogyakarta. Sebagai satu-satunya pemimpin di Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX menyadari bahwa semangat prajurit dan rakyat kian merosot. Sultan Hamengku Buwono IX berinisiatif untuk melakukan serangan besar-besaran kepada Belanda untuk membangkitkan moral tentara dan rakyat yang dilancarkan sebelum dilaksanakannya sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hal tersebut sekaligus menjadi momentum untuk menopang perjuangan diplomasi (Sumiyati 2001). 2. Perencanaaan Serangan Sultan Hamengku Buwono IX segera mengirimkan kurir untuk menghubungi Jenderal Sudirman di luar kota. Tujuan utamanya meminta persetujuan untuk melaksanakan serangan, serta menghubungi komandan gerilya (Roem, 1982). Peranan kurir sangat penting kala itu, mengingat ruang gerak Sultan Hamengku Buwono yang dibatasi oleh Belanda. Setelah mendapat persetujuan Jenderal Sudirman, mulailah koordinasi antara Sultan Hamengku Buwono IX dan Letkol Suharto. Koordinasi ini masih menggunakan jasa kurir. Sri Sultan hamengku Buwono IX mengundang Letkol Suharto untuk bertemu langsung di Keraton Yogyakarta tanggal 13 Februari Para tentara membuat pengamanan untuk melindungi Letkol Suharto hingga bertemu dengan Sultan Hamengku Buwono IX. Hal tersebut dilakukan dengan membuat pengamanan Pagar Betis. Letkol Suharto diperkenankan memakai pakaian abdi dalem sebelum bertemu Sultan Hamengku Buwono IX agar dapat menyelinap masuk dan tidak dicurigai musuh. Pertemuan tersebut berlangsung pada tengah malam serta membahas rencana serangan dan 292 S N I 5

4 menanyakan kesanggupan Letkol Suharto untuk mempersiapkan serangan dalam waktu dua minggu. Kurang lebih satu bulan setelah Agresi Militer Belanda dilancarkan pada bulan Desember TNI sudah siap dengan konsolidasinya. Serangan-serangan terhadap Belanda akan segera dimulai. Sasaran adalah garis-garis komunikasi Belanda: memutuskan kawat-kawat telepon, merusak jalan kereta api, dan menyerang konvoi-konvoi Belanda, dan menjadi wilayah kots Yogya medan gerilya yang luas (Sekretaris Negara RI, 1985). 3. Jalannya Serangan Umum 1 Maret 1949 Pada malam hari menjelang serangan umum 1 Maret, pasukan-pasukan telah merayap mendekati kota dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 pukul 06.00, bersamaan dengan bunyi sirene tanda jam malam berakhir, para satuan gerilya serentak ke luar dari kedudukannya. Dengan tekad yang membara dan semangat yang tinggi masing-masing satuan gerilya dibawah komandannya bergerak menyerbu sasaran yang telah ditentukan. Jika pasukan ingin berpindah sektor maka harus dengan seizin Komandan Wehrkreise III yakni Letkol Soeharto serta harus dikoordinasikan pula pada setiap komandan SWK yang mereka lalui. SWK kemudian dibagi menjadi : - SWK 106 bertugas untuk mencegah datangnya bantuan untuk pasukan Belanda yang berada di Yogyakarta. Pos-pos Belanda di Tugu, Gondolayu, Komando Keamanan Kota, Benteng Vredenburg, dan Ngupasan Timuran diserbu secara serentak. Hal ini mengejutkan tentara Belanda karena serangan yang mendadak. Serangan secara besar-besaran yang serentak dilakukan di seluruh wilayah Divisi III/GM (Gubernur Militer) III dimulai, dengan fokus serangan adalah Ibukota Republik, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan serangan terhadap pertahanan Belanda di Magelang dan penghadangan di jalur Magelang, sesuai instruksi rahasia yang dikeluarkan oleh Panglima Divisi III/GM III Kolonel Bambang Sugeng kepada Komandan Wehrkreise I, Letkol Bahrun dan Komandan Wehrkreise II Letkol Sarbini. Pada saat yang bersamaan, serangan juga dilakukan di wilayah Divisi II/GM II, dengan fokus penyerangan adalah Kota Solo, guna mengikat tentara Belanda dalam 293 S N I 5

5 pertempuran agar tidak dapat mengirimkan bantuan ke Yogyakarta. Pos komando di tempatkan di Desa Muto. Tepat pada 1 Maret 1949, saat sirine penanda jam malam berakhir dibunyikan, pasukan Indonesia menyerang pasukan Belanda yang berada di bawah pimpinan Kolonel Van Langen. Pasukan Belanda tersebut adalah Brigade T yang sebagian anggotanya terdiri dari tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger) yang sudah tidak begitu mempercayai Belanda. Oleh sebab itu, saat pasukan Indonesia menyerang gudang amunisi tentara KNIL yang berjaga tidak dengan serius mencegah mereka dan membiarkan gudang amunisi milik Belanda tersebut jatuh ke tangan Indonesia. Letkol Soeharto sebagai komandan tertinggi serangan ini, masuk ke dalam kota melalui arah barat. Dalam waktu satu jam, Letkol Soeharto sudah memasuki jalan utama Yogyakarta, yakni Malioboro dan secara langsung pula memimpin pasukan- pasukan di bagian barat. Meski serangan di sektor utara tidak selancar rencana, namun mereka berhasil menghadang bantuan untuk Belanda dari arah Maguwo. - SWK 105 yang masuk dari arah timur bertugas untuk menyerang Tanjungtirto, Maguwo, Kalasan, dan Prambanan. Sektor ini dipimpin oleh Kapten Rakido. - SWK 104 yang masuk dari arah utara bertugas untuk menyerang pos dan konsentrasi pasukan Belanda di sekitar Kota Baru, Hotel Tugu, Gondokusuman, Pingit, Jetis, dan Hotel Merdeka. Sektor ini dipimpin oleh Mayor Kusno. Pada pukul siang, dari arah utara datang bantuan bagi Belanda. Bantuan tersebut datang dari Magelang dan Gombang, berupa dua Batalyon KNIL yakni NICA (Nether) dan Gajah Merah di bawah komando Brigade Kolonole Van Zanten (Sumiyati, 2001). Secara perlahan, dalam waktu satu jam, tentara Indonesia mundur dan meninggalkan Yogyakarta. Menjelang pukul siang pasukan Belanda berusaha mencegah tentara Indonesia yang sedang meninggalkan Kota Yogyakarta. Mereka ingin menghancurkan TNI, sehingga gerakan lepas-libat TNI dikejar kendaraan tempur Belanda yang memuntahkan tembakan otomatis 12,7 dan menutup jalan 294 S N I 5

6 pengunduran. Beberapa pesawat terbang Belanda membantu pengejaran dengan melancarkan pengeboman dan penembakan dengan senjata-senjata otomatis. Untuk menghindari kehancuran, pasukan TNI mundur secara berpencar sambil mengadakan perlawanan, beberapa satuan mencoba menembus kepungan Belanda dengan serangan geranat. Pada umumnya TNI meninggalkan Yogyakarta ke selatan lewat Pagelaran dan ke barat lewat kali Winongo. Pasukan Belanda terus bergerak ke selatan, menerobos hadangan TNI dan maju menduduki Alun-Alun Utara. Sebagian gerilyawan tetap berada di dalam kota, bersama rakyat militan setempat untuk mengadakan terbatas secara fisik maupun nonfisik. Colonel Van Zanten yang bermaksud menghancurkan TNI di Yogyakarta menjadi geram karena terlambat datang, sehingga pasukan TNI lebih dahulu meloloskan diri dan pasukan Belanda berusaha membersihkan TNI yang masih tinggal di Yogyakarta tetapi kurang berhasil karena pasukan TNI telah membaur dengan masyarakat dan berlari ke arah keraton. Namun pasukan Belanda tidak dapat mengejar dikarenakan Belanda masih menghormati wilayah keraton. Sementara itu di Playen, Gunung Kidul, dengan menggunakan radio AURI PC 2, Budihardjo telah mengirim morse kepada pemerintah di Bukit Tinggi mengenai serangan besar tersebut. Dilanjutkanlah siaran tersebut ke Burma, India, dan berakhir di New York, markas besar PBB. Maka tercenganglah dunia atas kebohongan Belanda, seketika dunia percaya bahwa Indonesia masih ada dan TNI masih dalam kondisi yang kuat. TNI dengan keberhasilannya mampu menarik simpati dunia akan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan memperlancar usaha diplomasi Indonesia untuk mendapat pengakuan kedaulatannya kelak atas segalanya. Mr. Alexander Andries Maramis, yang berkedudukan di New Delhi menggambarkan betapa gembiranya mereka mendengar siaran radio yang ditangkap dari Burma, mengenai serangan besar-besaran TNI terhadap Belanda. Berita tersebut menjadi headlines di berbagai media cetak yang terbit di India. Hal ini diungkapkan oleh Mr. Maramis kepada dr. W. Hutagalung, ketika bertemu di tahun 50-an di Pulo Mas, Jakarta. 295 S N I 5

7 Serangan Umum 1 Maret 1949 mampu menguatkan posisi tawar dari Republik Indonesia, mempermalukan Belanda yang telah mengklaim bahwa Republik Indonesia sudah lemah. Tak lama sesudah Serangan Umum 1 Maret 1949, terjadi Serangan Umum Surakarta yang menjadi salah satu keberhasilan pejuang Republik Indonesia yang paling gemilang karena membuktikan kepada Belanda, bahwa gerilya bukan saja mampu melakukan penyergapan atau sabotase, tetapi juga mampu melakukan serangan secara frontal ke tengah Kota Solo yang dipertahankan dengan Pasukan Kavelerie, persenjataan berat-artileri, Pasukan Infantri dan komando yang tangguh. Serangan Umum di Yogyakarta inilah yang menyegel nasib Hindia Belanda untuk selamanya. Dari pihak Belanda, tercatat 6 orang tewas dan diantaranya ialah 3 orang anggota polisi. Selain itu, 14 orang mendapat luka-luka. Segera sesudah pasukan Belanda dilumpuhkan dalam serangan tersebut, keadaan di dalam kota menjadi tenteram kembali. Kesibukan lalu lintas dan pasar kembali seperti biasa, malam harinya dan hari-hari berikutnya keadaan tetap tenteram. Pada hari Selasa siang pukul Jenderal Meier (Komandan teritorial merangkap komandan pasukan di Jawa Tengah), Dr. Angent (Teritorial Bestuurs- Adviseur), Kolonel van Langen (Komandan pasukan di Yogyakarta) dan Residen Stock (Bestuurs-Adviseur untuk Yogyakarta) telah mengunjungi keraton guna membicarakan keadaan Republik Indonesia dengan Sultan Hamengku Buwono IX. Dalam serangan terhadap Kota Yogyakarta, pihak Indonesia mencatat terdapat 300 prajurit tewas, 53 anggota polisi tewas, dan rakyat tewas yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Menurut majalah Belanda De Wappen Broeder terbitan Maret 1949, korban di pihak Belanda selama bulan Maret 1949 tercatat 200 orang tewas dan luka-luka (Ricklefs, 2005). Dengan begitu akhir dari Serangan Umum 1 Maret 1949 dimenangkan telak oleh Negara Indonesia. Sehingga Negara Indonesia telah membuktikan pada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada dan tidak dapat dimusnahkan oleh siapapun. 4. Dampak Serangan Umum 1 Maret 1949 Serangan Umum 1 Maret 1949 memberi dampak besar bagi Republik Indonesia. Penyerangan yang mendadak dan serentak dilakukan dari segala 296 S N I 5

8 penjuru kota memalukan pasukan Belanda, karena pasukan Belanda hanya dapat bertahan di markas-markas. markas. Hal tersebut sekaligus sekaligus membantah pernyataan Belanda bahwa Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia telah hancur. Hal yang tak kalah penting dari Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah dampak psikologis dan politis yang ditimbulkan. Serangan tersebut mampu menaikkan semangat at rakyat dan prajurit yang telah telah merosot semenjak Agresi Militer Belanda kedua. Secara politis banyak bangsa-bangsa bangsa bangsa yang bersimpatik terhadap kasus Indonesia di PBB, sehingga membantu proses diplomasi. Atas inisiatif UNCI, pada tanggal 4 April 1949 diadakan diadakan perundingan antara Republik Indonesia-Belanda Indonesia Belanda yang dilaksanakan di Jakarta. Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J.H Van Royen, delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Mohamad Roem, sedangkan pemimpin pertemuan adalah Mark Cochran (wakil Amerika Serikat di PBB). BB). Perundingan tersebut terkenal dengan perundingan Roem-Royen. Perundingan Roem Roem-Royen Royen mendorong Belanda untuk menyetujui Republik Indonesia sebagai negara dan membebaskan pemimpin pemimpin-pemimpin republik Indonesia yang ditangkap pada Agresi Militer kedua. Berdasar Berdasar hasil perundingan tersebut, akan diadakan perundingan tingkat lanjut, yakni Konferensi meja Bundar. Selain itu, kota Yogyakarta kembali ke Republik Indonesia dan diikuti kedatangan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Presiden Muhammad Hatta, para menteri kabinet,, dan Jenderal Sudirman yang kembali dari medan gerilya. Gambar Suasana terjadinya Serangan Umum 1 Maret 297 S N I 5

9 298 S N I 5

10 Kesimpulan Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang serentak dan mendadak yang dilakukan para Tentara Nasional Indonesia bersama rakyat untuk menyerang pos-pos pertahanan Belanda di Yogyakarta. Pasukan Belanda hanya bertahan pada markas. Dalam serangan tersebut kota Yogyakarta berhasil dikuasai selama 6 jam. Serangan umum 1 Maret 1949 menunjukkan bahwa Republik Indonesia masih tegak dan Tentara Nasional Indonesia masih ada. Selain itu, serangan tersebut mampu menaikkan semangat prajurit dan rakyat Indonesia. Serangan Umum 1 Maret 1949 juga mendorong perundingan antara Indonesia dan Belanda yaitu perjanjian Roem-Royen. 299 S N I 5

11 Glosarium Pasukan Kavelerie : Pasukan yang bertempur dengan menggunakan kendaraan lapis baja Pasukan Infantri : pasukan tempur darat utama yaitu pasukan berjalan kaki dengan menggunakan senjata ringan, dilatih untuk melakukan pertempuran jarak dekat 300 S N I 5

12 Latihan 1 1. Buatlah makalah materi tentang Serangan Umum 1 Maret Diskusikanlah makalah yang telah dibuat dengan teman anda. 3. Bandingkanlah peranan tokoh-tokoh yang terlibat didalam serangan tersebut (Jenderal Soedirman, Sri Sultan Hamengkubuwono, dan Soeharto). 4. Bagaimana dampak Serangan tersebut bagi kedaulatan negara Indonesia. 5. Kemukakan pendapat anda tentang peranan TNI dalam serangan tersebut. Latihan 2 1. Sebab terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah... a. Serangan yang dilakukan oleh Belanda pada saat Agresi Militer 1 b. Serangan yang dilakukan Belanda ke Yogyakarta padaa saat Agresi Militer Belanda II c. Dikalahkannya pasukan TNI d. Terjadinya kekosongan pemerintahan di Indonesia e. Gangguan keamanan dalam negeri 2. Serangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang dipimpin Soeharto memiliki arti penting yaitu... a. Merupakan perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan NKRI b. Tampilnya Soeharto sebagai pemimpin serangan c. Bangsa Indonesia mampu melawan Belanda d. Menunjukkan kepada dunia tentang kekuatan yang dimiliki oleh Republik Indonesia e. Dapat menarik simpati bangsa asing terhadap Indonesia 3. Arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam bidang politik bagi Indonesia adalah... a. Dunia mengetahui bahwa RI masih berdiri b. Wilayah RI hanya terbatas Yogyakarta saja c. Keberhasilan Belanda dalam memecah belah persatuan Indonesia d. Persoalan Indonesia tidak lagi ditangani PBB e. Indonesia kehilangan kedaulatannya. 4. Serangan Umum 1 Maret 1949 terjadi di S N I 5

13 a. Yogyakarta d. Sumatra b. Jakarta e. Sulawesi c. Surakarta 5. Dibawah ini termasuk arti penting Serangan Umum 1 Maret 1949, kecuali. a. Mematahkan moral dan strategi pasukan Belanda b. Meninggalkan moral dan rakyat dan TNI yang sedang bergerilya c. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa RI dan TNI masih ada d. Mengembalikan priseden dan wakil presiden yang ditawan 6. Serangan umum 1 Maret 1949 dipimpin oleh... a. Letkol Isdiman d. Moh. Hatta b. Letkol Soeharto c. Kolonel Sarbini 7. Keberhasilan Serangan Umum 1 Maret 1949 dapat mendukung perjuangan diplomasi karena... a. Meyakinkan kepada dunia bahwa TNI mampu menguasi ibukota negara b. Meyakinkan kepada dunia bahwa TNI dapat memukul mundur pasukan sekutu c. Meyakinkan kepada dunia atas keberadaan TNI dan pemerintah RI d. Meyakinkan kepada dunia akan kemampuan dan kehebatan TNI 8. Tokoh-tokoh yang berpengaruh di dalam Serangan Umum 1 Maret adalah... a. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Letkol Soeharto b. Sri Sultan Hamengkubuwono, Jenderal Soedirman, Letkol Soeharto c. Moh. Hatta, TNI, Jenderal Soedirman d. Ir. Soekarno, Sri Sultan Hamengkubuwono dan Moh. Hatta 9. Tokoh yang melakukan taktik perang gerilya pada Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah... a. Letkol Soeharto b. Sri Sultan Hamengkubuwono c. Jenderal Soedirman d. Moh. Hatta 302 S N I 5

14 10. Pada saat terjadi Serangan Umim 1 Maret 1949 Letkol Soeharto menjabat sebagai... a. Presiden Indonesia b. Wakil Presiden Indonesia c. Menteri Pertahanan d. Komandan brigade X/Wehrkreis III TAMBAHAN SOAL 1. Mengapa TNI melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta adalah... a. Yogyakarta adalah ibu kota negara b. Yogyakarta adalah wilayah yang sangat berpengaruh di Indonesia c. Yogyakarta adalah tempat pertahanan TNI d. Karena Belanda ingin menguasai Yogyakarta 2. Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, terjadi serangan antara? a. TNI dengan rakyat Indonesia b. TNI dengan Belanda c. Soeharto dengan Belanda d. Jenderal Soedirman dengan Belanda 3. Apakah yang menyebabkan Belanda membagi tentaranya diberbagai pos diluar kota. a. Belanda memiliki tentara yang cukup banyak b. Supaya Belanda cepat menguasai Indonesia c. untuk melindungi pihak Belanda dari serangan musuh d. luasnya medan gerilya yang dilakukan oleh TNI 4. Jelaskan arti penting Serangan Umum 1 Maret bagi bangsa Indonesia. a. Yogyakarta dapat diduduki kembali b. Belanda dapat meninggalkan Yogyakarta c. Tokoh-tokoh politik yang ditahan dapat dibebaskan kembali d. kembalinya pusat pemerintahan 5. Apakah akibat yang dialami oleh Belanda setelah terjadinya Serangan Umum 1 Maret S N I 5

15 a. Belanda menjadi takut terhadap TNI b. Belanda meninggalkan Yogyakarta c. Mental pasukan Belanda semakin menururun d. Belanda kembali memikirkan strategi selanjutnya 6. Keuntungan yang didapat bagi Indonesia setelah terjadinya Serangan Umum 1 Maret. a. Indonesia menjadi aman b. Yogyakarta kembali menjadi pusat kota c. Belanda akhirnya meninggalkan Indonesia d. Mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap TNI 7. Siasat perang yang digunakan TNI dalam Serangan 1 Maret adalah... a. Gerakan Benteng b. Pagar Betis c. Perang Gerilya d. Siasat adu domba 8. Bagaimanakah peranan Jenderal Soedirman dalam Serangan Umum 1 Maret. a. sebagai pemimpin serangan b. sebagai pemimpin perang gerilya c. memberikan instruksi kepada jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III. d. sebagai penghubung antara TNI dengan Belanda 304 S N I 5

16 Daftar Pustaka Hutagalung, Batara R Serangan Umum 1 Maret 1949 dalam Kaleidoskop Sejarah Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Jakarta:LkiS Moedjanto, G Indonesia Abad ke-20 (2) Dari Perang Kemerdekaan pertama sampai PELITA III Ricklefs, M.C Sejarah Indonesia Modern Jakarta:Serambi. Nasution, A.H Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Agresi Militer Belanda II Jilid 9: Penerbit Angkasa Bandung Nasution A.H 1976, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Perang Gerilya Semesta II Jilid 10: Penerbit Angkasa Bandung Nasution, A.H 1976, Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia. Periode KMB Jilid 11: Penerbit Angkasa Bandung Roem, Mohamad Tahta Untuk Rakyat. Jakarta: Gramedia Sekretaris Negara Republik Indonesia Tahun Indonesia Merdeka. Jakarta. PT. Citra Lemtoro Gung Persada Sumiyati, Sri Endang Pelurusan Sejarah Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta: Media Pressindo Sri Sultan Hamengkubuwono IX Republik di Bawah Kepungan dalam Colind Wild dan Peter Carey. Gelora Api Revolusi Sebuah Antologi Sejarah. Jakarta: Gramedia. Diakses pada tanggal 23 Juni S N I 5

17 BAGAN MATERI Kekuatan Militer Indonesia Serangan Umum 1 Maret 1949/ TNI Penyebab Serangan Umum 1 Maret 1949 Perencanaan Serangan Jalannya Serangan Umum 1 Maret 1949 Dampak Serangann Umum 1 Maret 1949 Meninggikan Moril Rakyat dan TNI Menunjukan Kekuatan TNI masih ada Mematahkan Moril Pasukan Belanda Mendukung perjuangan secara diplomasi 306 S N I 5

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun

BAB V KESIMPULAN. dinobatkan sebagai sultan kemudian menjadi Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun BAB V KESIMPULAN Sri Sultan Hamengkubuwono IX naik tahta menggantikan ayahnya pada tanggal 18 Maret 1940. Sebelum diangkat menjadi penguasa di Kasultanan Yogyakarta, beliau bernama Gusti Raden Mas (GRM)

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah berhasil menduduki Yogyakarta sebagai awal agresi II, Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai dengan Agresi-nya yang pertama termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1949, maka pada tahun 1950 KNIL dibubarkan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan sebuah kota yang terletak di Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu bagian wilayah di Negara Indonesia. Kota ini dalam sejarahnya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak

I PENDAHULUAN. dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak 1 I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, banyak sudah yang telah dikorbankan demi meraih kemerdekaan Indonesia hingga saat ini. Banyak sekali peristiwa yang dialami

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1 I. PENDAHULUAN A.Latar BelakangMasalah Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 banyak sekali permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia.Sebagai negara yang baru merdeka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia. I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan pada tanggal 17 agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56, hal ini merupakan bukti bahwa Indonesia telah menjadi

Lebih terperinci

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya. BAB V KESIMPULAN Keadaan umum Kebumen pada masa kemerdekaan tidak jauh berbeda dengan wilayah lain di Indonesia. Konflik atau pertempuran yang terjadi selama masa Perang Kemerdekaan, terjadi juga di Kebumen.

Lebih terperinci

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( ) 58 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan maka, dapat disimpulkan bahwa Proses Perjuangan Lettu CPM Suratno dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Desa Panggungrejo

Lebih terperinci

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII A. Organisasi Militer TII Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan menyempurnakan angkatan perang TII. Sejak waktu itu susunan

Lebih terperinci

Inti gagasannya yang dikemukakan sebagai grand design adalah :

Inti gagasannya yang dikemukakan sebagai grand design adalah : Berhasilnya tentara Belanda menduduki tempat-tempat penting di kota Yogyakarta dalam waktu relatif singkat, menimbulkan kesan yang dalam pada masyarakat dan dunia interanasional seakan pemerintahan RI

Lebih terperinci

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB)

BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) BAB XIII KONFERENSI MEJA BUNDAR (KMB) D alam Bab sebelumnya telah dibahas upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan dan penyelesaikan permasalahan dengan Belanda melalui perjanjian-perjanjian yang disepakati

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang telah dikemukakan. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari pertanyaanpertanyaan penelitian

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) DOSEN PEMBIMBING : ARI WIBOWO,M.Pd Disusun Oleh : Rizma Alifatin (176) Kurnia Widyastanti (189) Riana Asti F (213) M. Nurul Saeful (201) Kelas : A5-14

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan yang gigih dan tidak mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946 usaha-usaha perjuangan

Lebih terperinci

Materi Sejarah Kelas XII IPS

Materi Sejarah Kelas XII IPS 2. Perjanjian Roem Royen Perjanjian Roem-Royen merupakan perundingan yang membuka jalan ke arah terlaksananya.konferensi Meja Bundar yang menjadi cikal bakal terwujudnya Negara Kesatuan Repulik Indonesia

Lebih terperinci

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965

Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Cerita Pagi Dokumen Supardjo, Mengungkap Kegagalan Gerakan 30 September 1965 Hasan Kurniawan Minggu, 23 Oktober 2016 05:05 WIB http://daerah.sindonews.com/read/1149282/29/dokumen-supardjo-mengungkap-kegagalan-gerakan-30-september-1965-1477110699

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia menjadi masa yang berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas dari incaran negara

Lebih terperinci

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda. 2 Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia terus dilakukan. Pada tanggal 17 Januari 1948 perjanjian Renville akhirnya di tandatangani disusul dengan instruksi penghentian tembak menembak

Lebih terperinci

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia

MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA ( ) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MR. SJAFRUDDIN PRAWIRANEGARA (1911 1989) Sang Penyelamat Eksistensi Negara Proklamasi Republik Indonesia MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Nasional Pengusulan Mr. Sjafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( ) REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (1949-1950) Disusun Oleh : Rizma Alifatin (14144600176) Kurnia Widyastanti (14144600189) Riana Asti F (14144600213) M. Nurul Saeful (14144600201) Sejarah Singkat RIS Pada tanggal

Lebih terperinci

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN

BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN BAB XII PERJANJIAN ROEM-ROYEN Pada Bab sebelumnya telah dibahas mengenai Serangan Umum 1 Maret yang dilaksanakan oleh TNI sebagai pembuktian masih adanya kekuatan Militer Indonesia kepada pihak Belanda.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA Page1 BAB 5 PERJUANGAN BERSENJATA DAN DIPLOMASI MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA I. Perjuangan Bersenjata Setelah Perang Pasifik, Indonesia ditangani oleh Pasukan Sekutu yang bernama Allied Forces

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13

SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Kurikulum 2006/2013 Kelas XII Sejarah PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI BERBAGAI DAERAH II SEMESTER 1 KELAS XII SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM KTSP 2006 & K-13 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada Sekutu di Eropa dan menyerahnya Jepang kepada Sekutu tanggal 15 Agustus 1945.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha perjuangan pembelaan kemerdekaan bangsa Indonesia yang dipikul oleh rakyat Indonesia dengan mengangkat dan siasat perang untuk mempertahankan hak

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah selesai, tetapi proklamasi itu harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah sekian lama berada dalam belenggu penjajahan, tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Proklamasi

Lebih terperinci

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal.

SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9. Dwi tunggal. Tri Tunggal. Catur Tunggal. SD kelas 5 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 9. KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIALATIHAN SOAL BAB 9 1. Soekarno dan Mohammad Hatta disebut tokoh Dwi tunggal Tri Tunggal Catur Tunggal Panca Tunggal Jika menyebut

Lebih terperinci

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Setelah kabinet Amir Syarifuddin jatuh, atas persetujuan presiden KNIP memilih Hatta sebagai Perdana Menteri. Jatuhnya Amir Syarifuddin membuat kelompok kiri kehilangan basis

Lebih terperinci

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 BANDUNG LAUTAN API PETA KONSEP BANDUNG LAUTAN API LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946 PENGOSONGAN BANDUNG Peristiwa Bandung Lautan

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis paparkan dalam kajian Peran Masyarakat Tengaran Dalam Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II SKRIPSI

PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II SKRIPSI PERJUANGAN RAKYAT BATANGHARI MENGHADAPI AGRESI MILITER BELANDA II 1948-1949 SKRIPSI OLEH : RAHMA WINATA I1A113016 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI 2017 ABSTRAK Rahma Winata.

Lebih terperinci

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI

PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI PERISTIWA SETELAH PROKLAMASI Setelah Belanda mundur dan meninggalkan Indonesia, ada beberapa hal yang terjadi: Belanda menyingkir ke Australia. Belanda membentuk dua buah organisasi Sekutu, yaitu AFNEI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Walaupun Indonesia sudah merdeka, Jepang belum mengakui kemerdekaan Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI

PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA ( ) SKRIPSI PERANAN SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO IX DALAM MEMPERTAHANKAN KEDAULATAN RI PADA MASA AGRESI MILITER BELANDA KEDUA (1948-1949) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk wilayah Indonesia bagian barat. Karena letaknya berada pada pantai selat Malaka, maka daerah

Lebih terperinci

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I

Kata pengantar. Daftar Isi. Halaman Judul...(i) Kata pengantar... (ii) Daftar Isi... (iii) BAB I Makalah Sejarah Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah berikan rahmat dan karunianya pada kami hingga kami sukses merampungkan makalah ini yang alhamdulillah pas pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan

BAB V KESIMPULAN. Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan BAB V KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Upaya Pasukan Sub-Wehrkreise 106 Kulon Progo Dalam Pertempuran Mempertahankan Jembatan Bantar Sentolo 1948-1949, peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perang Medan Area merupakan suatu peristiwa dimana perjuangan rakyat Medan melawan sekutu yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia memproklamasikan

Lebih terperinci

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah.

Dari pernyataan di atas, pernyataan yang merupakan hasil dari siding PPKI adalah. Nama kelompok : Achmad Rafli Achmad Tegar Alfian Pratama Lulu Fajar F Nurul Vita C Kelas : XII TP2 1. Perhatikan penyataan-pernyataan berikut. 1. Mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 sebagai dasar konstitusi

Lebih terperinci

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI

Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer dan Ideologi Peristiwa Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI Pemberontakan Militer *PRRI/Permesta Pemberontakan Ideologi PKI tahun 1948 PKI tahun 1965 Pemberontakan PRRI/Permesta Tokoh yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang sebelumnya dijajah oleh Jepang selama 3,5 tahun berhasil mendapatkan kemerdekaannya setelah di bacakannya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Proses Perjuangan Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam ruang dan waktu atau perkembangan yang mengandung serangkaian

Lebih terperinci

UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO

UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO UPAYA PASUKAN SUB-WEHRKREISE 106 KULONPROGO DALAM PERTEMPURAN MEMPERTAHANKAN JEMBATAN BANTAR SENTOLO 1948-1949 RINGKASAN Oleh: Irfandi Cahyanto Dr. Aman, M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Setelah mendengar berita tersebut, bangsa Indonesia segera mempersiapkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan suatu peran (Soekanto, 1990:268). Menurut Palan, peran adalah merujuk pada hal yang harus dijalankan

II TINJAUAN PUSTAKA. menjalankan suatu peran (Soekanto, 1990:268). Menurut Palan, peran adalah merujuk pada hal yang harus dijalankan 13 II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Peran Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan

Lebih terperinci

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara mengenai sejarah bangsa Indonesia, terdapat suatu masa yang penting dalam perjalanan sejarah Indonesia hingga Indonesia menjadi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, menurut letaknya Magelang terletak antara Bujur

BAB V KESIMPULAN. Pertama, menurut letaknya Magelang terletak antara Bujur BAB V KESIMPULAN Pertama, menurut letaknya Magelang terletak antara 110-01 - 51 Bujur Timur dan 110-26 - 56 Bujur Timur dan 7-19 - 13 Lintang Selatan dan 7-42 - 14 Lintang Selatan, dengan batas-batas yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepanjang perjalanan sejarah RI pernah meletus suatu perlawanan rakyat terhadap pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5

Disusun Oleh : Kelompok 5. 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 Disusun Oleh : Kelompok 5 1.Alma Choirunnisa (02) 2.Anjar Kumala Rani (03) 3.Sesario Agung Bagaskara (31) 4.Umi Milati Chanifa (35) XI MIPA 5 LATAR BELAKANG TOKOH PEMIMPIN KRONOLOGIS PETA KONSEP PERLAWANAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah.

BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR. penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode sejarah. BAB III METODOLOGI DAN KERANGKA BERFIKIR A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Historis atau metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasca Indonesia merdeka, Belanda masih berupaya untuk kembali menguasai Indonesia. Begitu pula pimpinan sekutu, Laksamana Mountbatten secara resmi memerintahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA 3. Rangkuman Materi IPS Kelas IX Bab 3 Semester 1 (Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI) USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA A. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Konflik antara

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) LAMPIRAN 70 71 Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 72 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah : SD Negeri Salatiga 02 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA. 2.1 Sumber Data

BAB 2 DATA & ANALISA. 2.1 Sumber Data 2.1 Sumber Data BAB 2 DATA & ANALISA Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa buku dan informasi dari website. Berikut adalah daftar buku dan website yang digunakan oleh penulis sebagai referensi

Lebih terperinci

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh : Purwanto, S.Pd.SD SD Negeri 3 Slogohimo Multimedia Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Kelas V B Skip >> SK/KD TUJUAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Revolusi Revolusi dipahami sebagai proses yang sangat luar biasa, sangat kasar, dan merupakan sebuah gerakan yang paling terpadu dari seluruh gerakan-gerakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan BAB V KESIMPULAN Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan suatu bukti perwujudan dari tekad dan kehendak Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949

Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember 1949 Konferensi Meja Bundar Denhaag - Belanda 23 Agustus - 2 Nopember KMB ="Konferensi Meja Bundar" Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945-1950 SKRIPSI Oleh Aprilia Nur Hasanah NIM 070210302089 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa bersejarah 10 November 1945 yang dikenal dengan Hari Pahlawan. Pertempuran tiga pekan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah nasional Indonesia tidak lepas dari pemerintahan Soekarno dan Soeharto, seperti yang kita ketahui dua figur tersebut pernah menjadi presiden Republik Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN

BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN BAB II AGRESI MILITER BELANDA DI BANTEN A. Latar Belakang Terjadinya Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 17 Agustus 1945 kemerdekaan Republik Indonesia telah diproklamirkan. Perseteruan antara pihak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya

BAB I PENGANTAR. Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Sejarah militer menorehkan catatan panjang tentang betapa pentingnya peran logistik perbekalan. Salah satu gambaran tentang peran perbekalan dapat dilihat dalam perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara selain memiliki wilayah dan Penduduk, sebuah negara juga harus memiliki sebuah Angkatan Bersejanta untuk mengamankan wilayah kedaulatan negaranya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing. Balas campur tangan militer Kenya di Somalia, kelompok al Shabab menyerang sebuah mal di Nairobi,

Lebih terperinci

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **)

PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) PASUKAN IMAM *) Oleh: Ir. Sunardi, MT. **) Pembuka Hari Jum at Legi, tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diproklamirkan kemerdekaanya oleh Soekarno dan Moh.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mempunyai fungsi langsung dan kepentingan masing-masing, sehingga

BAB II KAJIAN TEORI. mempunyai fungsi langsung dan kepentingan masing-masing, sehingga BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Peran Adanya konflik merupakan suatu bukti keberadaannya peranan pada suatu tempat atau wilayah oleh kelompok atau golongan yang sudah terkoordinasi. Maka dapat

Lebih terperinci

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A 1. Latar belakang Jepang memberi janji kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah a. ingin membentuk Asia Timur Raya b. untuk mendewasakan bangsa

Lebih terperinci

BAB II. KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II. KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI dan PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teori 1. Pendidikan a. Pengertian Pendidikan Mendidik dan pendidikan adalah 2 hal yang saling berhubungan. Dari segi bahasa, mendidik ialah kata

Lebih terperinci

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia B. Peran Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia Gambar 5.8 merupakan salah satu bentuk upaya mewariskan nilai- nilai perjuangan di suatu daerah kepada generasi yang tidak mengalami perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 2.1.1 Data Literatur 2.1.2 Artikel Lestariningsih, Amurwani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika sejarah terletak pada kemampuan untuk memandang dimensi waktu sekaligus, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan

Lebih terperinci

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda

PENDAHULUAN. 1. Faktor faktor yang menyebabkan terjadinya konfik antara Indonesia dengan Belanda BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan Indonesia mendapat gangguan dari pihak Belanda. Hal ini terbukti dengan adanya pasukan Belanda yang ikut membonceng pasukan sekutu. Belanda ingin menjajah

Lebih terperinci