PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DENGAN STRATEGI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK DENGAN STRATEGI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)"

Transkripsi

1 Dinamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK SMAN 14 Kota Semarang Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. (2) Mendiskripsikan persepsi/ tanggapan guru tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan subjek 53 orang guru. Penelitian Tindakan Sekolah yang terdiri dari dua siklus ini, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Nilai rata-rata hasil supervisi pada siklus I adalah 81,25 menjadi 86,26 pada siklus II atau meningkat 6,17%. (2) Tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dalam kategori baik sebesar 63,8% dan sangat baik 33,7%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dan guru-guru memberikan tanggapan yang baik terhadap model. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran; Supervisi Artistik; FGD 2013 Dinamika PENDAHULUAN Pendidikan adalah proses merubah manusia menjadi lebih baik, lebih mahir dan lebih terampil. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya dibutuhkan strategi yang disebut dengan strategi pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran terkandung tiga hal pokok yakni perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembelajaran akan sangat efektif dan bermakna jika dengan pembelajaran tersebut, peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran dan dengan pembelajaran itu pula peserta didik menjadi senang dan termotivasi untuk belajar serta tidak mudah jenuh (Sutikno S, 2007: 5). Dari hasil pengamatan sehari-hari, kualitas pembelajaran yang kurang maksimal ini dikarenakan guru-guru cenderung menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Dalam membuat instrumen tes tanpa dilengkapi kisikisi. Keadaan ini menyebabkan rendahnya nilai rata-rata kelas. Masalah lain yang sering dijumpai adalah ada guru yang tidak membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, tidak mengisi buku nilai, dan administrasi kelas yang kurang lengkap. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil supervisi pada semester gasal Tahun Pelajaran 2011/2012 yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

2 Tabel 1. Nilai Rata-rata Hasil Supervisi Pengajaran di Kelas Semester Gasal Tahun Pelajaran 2011/2012 INSTRUMEN Nilai Rata-rata IPKG 1 IPKG 2 IPKG 3 IPKG 4 IPKG 5 77,60 78,41 75,19 74,13 76,67 76,40 Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan masalah: (1) Apakah melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang? (2) Bagaimanakah tanggapan guru di SMAN 14 Semarang tentang penerapan model supervisi artistik dengan strategi FGD? Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: (1) Meningkatkan kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. (2) Mendiskripsikan persepsi/tanggapan guru di SMAN 14 Semarang tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas guru diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran yang menggunakan prinsip-prinsip PAIKEM GEMBROT (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira dan Berbobot). Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Ahmadi I K dan Amri S, 2011: 1). Untuk mengontrol kualitas pembelajaran seorang kepala sekolah harus melaksanakan supervisi Supervisi itu menyangkut bekerja untuk orang lain (working for the others), bekerja dengan orang lain (working with the others), bekerja melalui orang lain (working though the others) (Ardiansyah, 2011). Dalam hubungan bekerja dengan orang lain maka suatu rantai hubungan kemanusiaan adalah unsur utama. Hubungan manusia dapat tercipta bila ada kerelaan untuk menerima orang lain sebagaimana adanya hubungan itu dapat tercipta bila ada unsur kepercayaan. Hubungan tampak melalui pengungkapan bahasa, yaitu supervisi lebih banyak menggunakan bahasa penerimaan ketimbang bahasa penolakan (Thomas Gordon, 1985 dalam Ardiansyah, 2011). Supervisor yang mengembangkan model artistik akan menampak dirinya dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbing sedemikian baiknya sehingga para guru merasa diterima. Adanya perasaan aman dan dorongan positif untuk berusaha untuk maju. Sikap seperti mau belajar mendengarkan perasaan orang lain, mengerti orang lain dengan problema-problema yang dikemukakan, menerima orang lain sebagaimana adanya, sehingga orang dapat menjadi dirinya sendiri. Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal moderator terkait dengan permulaan diskusi harus membawa anggota diskusi fokus pada permasalahan yang dibicarakan. Irwanto (1998: 1) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata kunci: a) diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b) kelompok (bukan individual); c) terfokus/terarah (bukan bebas). METODE PENELITIAN Subyek penelitian adalah guru-guru SMA Negeri 14 Semarang yang berjumlah 53 orang guru selain guru BK. Lokasi SMA Negeri 14 Semarang terletak di Jalan Kokrosono Kecamatan Semarang Utara, merupakan salah satu sekolah kategori mandiri di Wilayah Kota Semarang. Variabel penelitian ini adalah kualitas pembelajaran guru dari aspek kemampuan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan kemampuan melaksanakan penilaian pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang direncanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri atas 4(empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 425

3 refleksi. a. Siklus I 1) Perencanaan a) Membuat rencana tindakan dalam bentuk FGD b) Membuat instrumen FGD terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyusun angket respon guru terkait pelaksanaan model Supervisi Artistik dengan strategi FGD di akhir tindakan. e) Membuat jadwal supervisi kelas 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan Model Supervisi Artistik dengan Strategi FGD sesuai dengan jadwal pembinaan dan pendampingan yang telah direncanakan, yaitu: a) Tahap sebelum supervisi dilaksanakan: i. Kepala Sekolah melakukan pembinaan secara umum kepada guru-guru untuk melakukan refleksi hasil supervisi semester yang lalu. ii. Kepala Sekolah memberikan informasi model supervisi yang akan digunakan pada semester ini adalah supervisi artistik dengan strategi FGD. iii. Kepala Sekolah menugaskan guru-guru senior setiap mapel sebagai supervisor. iv. Kepala Sekolah melaksanakan FGD dengan Supervisor untuk menyamakan persepsi. v. FGD TIM MGMP sekolah didampingi Kepala Sekolah untuk mempersiapkan pelaksanaan supervisi. b) Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas Supervisor melaksanakan supervisi kunjungan kelas didampingi guru yang menjadi observer, untuk keterlaksanaan RPP yang telah disusun. Pelaksanaan supervisi disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang telah ada sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. c) Tahap Setelah Supervisi Kelas Supervisor dan guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah mengadakan FGD didampingi Kepala Sekolah untuk refleksi proses pembelajaran. Supervisor menyampaikan secara santun dan bersahabat tentang kelebihan/kekuatan guru pada saat pembelajaran dan meyampaikan kekurangan/kelemahannya. Guru yang disupervisi menyampaikan argumentasi. Kepala Sekolah memberikan masukan untuk tindakan berikutnya dan membantu menentukan solusi atas kendala-kendala atau masalah-masalah yang terjadi saat supervisi. Supervisor mencatat hasil FGD. Pada akhir siklus Kepala Sekolah melaksanakan pembinaan kembali secara umum sebagai tindak lanjut. 3) Observasi Dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh Supervisor dibantu guru sesama mata pelajaran untuk mengamati aktivitas guru dalam pembelajaran. Aktivitas guru sebagai fasilitator akan terlihat pada keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dan dilanjutkan dengan FGD. 4) Refleksi Pada akhir tiap siklus diadakan refleksi berdasarkan data observasi. Dengan refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Selain itu juga untuk mengetahui kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Pada penelitian ini refleksi yang dilakukan meliputi (a) kesesuaian rencana pembelajaran dengan pelaksanaan, (b) penguasaan guru dalam 426 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

4 materi pembelajaran, (c) kemampuan guru dalam mengelola kelas, (d) kemampuan guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran, (e) kesesuaian tindakan guru dengan format supervisi, (f) tindak lanjut guru dan observer. Hasil releksi tersebut meliputi kelemahan dan kelebihan pelaksanaan siklus I. Kelemahan yang terjadi pada siklus I adalah: (1) perangkat pembelajaran belum lengkap terutama pada bahan ajar, (2) metode/model pembelajaran kurang bervariaisi (alat evaluasi belum dilengkapi dengan kisi-kisi), proses pembelajaran kurang maksimal dikarenakan belum melaksanakan prinsip-prinsip PAIKEM GEMBROT, program remidial dan pengayaan belum maksimal dan penggunaan IT kurang maksimal. Adapun kelebihan pada siklus I adalah: (1) guru-guru lebih percaya diri saat disupervisi karena yang mensupervisi adalah teman sendiri, (2) pada saat FGD TIM MGMP sekolah yang dibimbing supervisor lebih terjalin komunikasi yang nyaman, terbuka dan santai, (3) adu argumentasi lebih mengenai sasaran karena guru-guru lebih berani menyampaikan sanggahan. b. Siklus II Kegiatan tindakan pada siklus II didasarkan atas temuan-temuan hasil dari siklus I, adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan sama dengan pada siklus I dengan rangkaian tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1) Perencanaan Dalam tahap ini direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut. a) Menyiapkan materi pembinaan tentang model-model pembelajaran inovatif, prinsip-prinsip evaluasi, dan pemanfaatan IT pada pembelajaran. b) Membuat instrumen supervisi artistik dengan strategi FGD terkait aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. c) Menyiapkan lembar observasi d) Menyusun angket respon guru terkait pelaksanaan model Supervisi Artistik dengan strategi FGD di akhir tindakan. e) Membuat jadwal remidial dan pengayaan di luar jam pelajaran. 2) Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan model supervisi artistik dengan strategi FGD sesuai dengan jadwal pembinaan dan pendampingan yang telah direncanakan, yaitu: a) Tahap sebelum supervisi dilaksanakan: i. Kepala Sekolah menyelenggarakan IHT dengan materi model-model pembelajaran inovatif, penyusunan bahan ajar, prinsip penilaian, dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran. ii. Guru-guru dalam TIM MGMP sekolah menyusun RPP dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif, membuat bahan ajar dan merancang pemanfaatan IT dalam pembelajaran. iii. Guru-guru membuat kisi-kisi ulangan harian b) Tahap Pelaksanaan Supervisi Kelas i. Kepala Sekolah melaksanakan supervisi terhadap supervisor-supervisor melalui supervisi artistik dengan strategi FGD. ii. Supervisor-supervisor yang ditugaskan oleh Kepala Sekolah melaksanakan FGD bersama guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah untuk menyiapkan sarana dan prasarana supervisi kunjungan kelas. iii. Supervisor mempersiapkan instrumen supervisi yaitu: IPKG 1, IPKG 2, IPKG 3, IPKG 4, dan IPKG 5. iv. Guru yang disupervisi mempersiapkan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, media atau alat peraga, bahan ajar, dan alat evaluasiyang digunakan). v. Guru yang ditugaskan sebagai observer menyiapkan instrrumen untuk pengamatan aktivitas peserta didik. vi. Guru, observer, dan supervisor memasuki ruang kelas secara bersama-sama PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 427

5 dan menjalankan tugasnya masing-masing. vii. Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran di kelas (meliputi : keterlaksanaan metode/model pembelajaran, interaksi guru dengan peserta didik, antusias peserta didik, penggunaan media pembelajaran dan hasil penilaian guru). c) Tahap Setelah Supervisi Kelas i. Supervisor dan guru-guru yang tergabung dalam TIM MGMP sekolah melaksanakan FGD setelah supervisi kunjungan kelas dibimbing Kepala Sekolah. ii. Supervisor melaporkan hasil keterlaksanaan model-model pembelajaran yang diterapkan guru-guru. iii. Observer guru sesama mata pelajaran melaporkan hasil pengamatannya, terutama aktivitas peserta didik dengan prinsip PAIKEM GEMBROT. iv. Guru-guru mengisi angket tentang penerapan model supervisi artistik dengan strategi FGD. 3) Observasi Dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan setelah dilakukan perbaikan perbaikan pada model pembelajaran, penyempurnaan alat evaluasi, dan pemanfaatan IT dalam pembelajaran. Kepala Sekolah selaku peneliti mengamati jalannya supervisi, pelaksanaan kegiatan remidial dan pengayaan. Pada saat FGD setelah supervisor menjalankan supervisi terhadap guru-guru yang menjadi tanggungjawabnya, Kepala Sekolah/peneliti mengumpulkan data-data. Observer penelitian yang ditunjuk kepala sekolah mengamati dan mencatat semua kejadian saat kepala sekolah membina/ membimbing guru-guru secara umum, saat kepala sekolah membimbing jalannya FGD, dan saat kepala sekolah melaksanakan refleksi di akhir siklus. 4) Refleksi Hasil refleksi menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan guru sudah lengkap, bahan ajar sudah dibuat, soal-soal telah dilengkapi kisi-kisi, dan program remidial maupun pengayaan berjalan dengan baik. Antusias peserta didik dalam pembelajaran meningkat dengan dilaksankannya PAIKEM GEMBROT. Sumber data penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran SMA N 14 Semarang. Jenis data yang diperoleh meliputi data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari: (1) skor hasil penilaian perencanaan pembelajaran, (2) skor hasil Penilaian Kinerja Guru dalam melaksanakan pembelajaran, (3) skor perencanaan penilaian pembelajaran, (4) skor pelaksanaan penilaian pembelajaran, dan (5) skor penilaian program perbaikan dan pengayaan. Data kualitatif diperoleh dari hasil angket pendapat guru terkait dengan implementasi model supervisi artistik dengan strategi FGD dan catatan lapangan. Pengambilan data melalui observasi, angket, dan catatan lapangan. Observasi untuk: 1) Data keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan instrumen FGD yang memuat aspek perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran. 2) Data tentang kegiatan observasi pada saat pengajaran berlangsung. 3) Data tentang refleksi diri guru serta perubahan yang terjadi pada guru diperoleh dari jurnal kegiatan peneliti. Adapun angket untuk mengetahui tentang respon guru terhadap kegiatan supervisi artistik dengan strategi FGD. Catatan Lapangan tentang pelaksanaan penelitian oleh observer dalam mengamati kegiatan yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Data penelitian yang terkumpul dianalisis melalui langkah mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan serta verifikasi. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah: 1) Nilai rata-rata hasil supervisi artistik dengan strategi FGD minimal 85. 2) Tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dengan strategi FGD dalam kategori baik atau sangat baik. 428 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

6 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilaksanakan tindakan selama dua siklus diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 2. Peningkatan Hasil Supervisi dari Siklus I ke Siklus II INSTRUMEN SIKLUS I SIKLUS II PENINGKATAN IPKG 1 81,64 85,48 4,70 % IPKG 2 81,31 85,35 4,97 % IPKG 3 84,61 86,09 1,75 % IPKG 4 77,52 88,25 13,84 % IPKG 5 81,76 86,14 5,36 % RATA-RATA 81,25 86,26 6,17 % Gambar 1. Perbandingan Nilai Hasil Supervisi Untuk mengetahui tanggapan guru-guru terhadap model supervisi artistik dengan strategi FGD diberikan angket yang berisi 10 pertanyaan mengenai pengaruh supervisi artistik dengan strategi FGD terhadap kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Jawaban pada pertanyaan didesain untuk pilihan A sangat positif, pilihan B positif, pilihan C kurang positif, dan pilihan D tidak positif (negatif). PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 429

7 Tabel 3. Hasil Angket Tanggapan Guru-Guru terhadap Pelaksanaan Supervisi Artistik dengan Strategi FGD NO JAWABAN PERTANYAAN A B C D JUMLAH PERSENTASE 33,7 63,8 2,5 0 Dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan model supervisi artistik dengan strategi FGD dapat diperoleh hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan rata-rata hasil supervisi, yaitu 81,25 pada siklus I menjadi 86,26 pada siklus II. Supervisi artistik dengan strategi FGD berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran guru, yaitu dari persiapan guru dalam menyusun dan menggunakan perangkat pembelajaran yang otomatis membuat guru yang disupervisi menggunakan inovasi pembelajaran dengan metodemetode/model-model pembelajaran yang tidak konvensional lagi. Model supervisi artistik dengan strategi FGD merupakan supervisi yang membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya. Pada penelitian ini terlihat jelas peningkatan kualitas pembelajaran yang terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut. 1. Perencanaan Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai perencanaan pembelajaran sebesar 81,64 menjadi 85,48 pada siklus 2 atau meningkat 4,70%. Peningkatan ini adalah dampak dari tindakan supervisi artistik dengan strategi FGD yang dilakukan peneliti. Dengan adanya supervisi artistik dengan strategi FGD maka guru dapat menyempurnakan RPP melalui FGD. Guru-guru yang tergabung dalam MGMP sekolah menyusun bahan ajar, sehingga persiapan pembelajaran lebih matang. Dinamika kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan informasi yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga. Hal ini sesuai dengan pendapat Irwanto (1998: 1) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru yang melaksanakan pembelajaran sebesar 81,31 meningkat menjadi 85,35 pada siklus 2 atau meningkat 4,97%. Peningkatan ini dikarenakan guru-guru menggunakan metode/model pembelajaran yang menggunakan prinsip PAIKEM GEMBROT. Selain itu guru-guru menggunakan IT dalam pembelajaran sehinggan peserta didik tidak merasa jenuh, karena menurut Sergiovani Th.J (1982) supervisi artistik menuntut untuk memberi perhatian lebih banyak terhadap proses kehidupan kelas dan peristiwa-peristiwa yang signifikan yang dapat ditempatkan dalam konteks waktu tertentu. 3. Perencanaan Penilaian Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru dalam perencanaan penilaian pembelajaran sebesar 84,61 menjadi 86,09 pada siklus 2 atau meningkat 1,75%. Peningkatan ini merupakan dampak dari IHT yang memberikan materi penilaian dan guru-guru dilatih membuat kisi-kisi soal. 430 Dinamika Vol. 3. No. 3. (2013)

8 4. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Pada siklus 1 diperoleh nilai guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran sebesar 77,52 menjadi 88,25 atau meningkat 13,84%. Dengan adanya kisi-kisi, soal yang dibuat lebih mengukur pada tujuan pembelajaran dan kompetensi peserta didik. Hal ini sesuai dengan pertanyaan pada angket nomor 5 yaitu, menurut Anda apakah instrumen penilaian proses dan hasil belajar yang dirancang melalui FGD dapat digunakan? Ada 38 orang yang menjawab ya, sepenuhnya dapat digunakan dan 12 orang menjawab ya, sebagian besar dapat digunakan. 5. Program Perbaikan dan Pengayaan Pada siklus I nilai program perbaikan dan pengayaan sebesar 81,25 dan menjaadi 86, 14 atau meningkat 5,36%. Hal ini dikarenakan adanya program perbaikan dan pengayaan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran Pelaksanaan supervisi artistik dengan startegi FGD yang dilaksanakan terbukti dapat meningkatkan kualitas pembelajaran hal ini terjadi karena guru yang sedang disupervisi tidak merasa canggung/takut dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan supervisi ini supervisor lebih bertindak membimbing dan membantu guru yang disupervisi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis dan pembahasan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kualitas pembelajaran guru di SMAN 14 Semarang dapat ditingkatkan melalui model supervisi artistik dengan strategi FGD. Nilai rata-rata hasil supervisi pada siklus I adalah 81,25 menjadi 86,26 pada siklus II atau meningkat 6,17%. 2. Guru-guru di SMAN 14 Semarang memberikan tanggapan yang positif tentang model supervisi artistik dengan strategi FGD. Dari 10 pertanyaan yang ada pada angket 33,7% menjawab A, 63,8% menjawab B, dan 2,5% menjawab C. Hal ini berarti tanggapan guru-guru terhadap implementasi model supervisi artistik dengan strategi FGD dalam kategori baik Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan beberapa hal, antara lain : 1. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran, guru harus dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik, mengadakan pembelajaran yang efektif dan efisien dan menggunakan metode/model-model pembelajaran yang up to date. 2. Agar kualitas pembelajaran di sekolah dapat meningkat maka kepala sekolah dapat melakukan supervisi artistik dengan strategi FGD secara rutin dan periodik. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi I K & Amri S Paikem Gembrot. Jakarta : Prestasi Pustaka. Ardiansyah A Model-model Supervisi Pengajaran. model-model-supervisi-pengajaran.html Glickman, Carl.D Developmental Supervision Alternative Practices for Helping Teachers Improve Instruction. Virginia: Asscociation for Supervision and Curriculum Development. Gunawan A W Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Ikrar Mandiriabadi Sergiovanni, T.J Supervision of Teaching. Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development. Soedibyo Upaya Peningkatan Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Melalu Supervisi Individual Dengan Pendekatan Kolaboratif Pada SMA Negeri Sub Rayon 04 Kota Semarang. PTS. PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU MELALUI MODEL SUPERVISI ARTISTIK 431

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo

Osnal 20. Kata Kunci: Supervisi Bersahabat, Kualitas Pembelajaran. Pengawas SD Kabupaten Situbondo MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN GURU KELAS 6 MELALUI SUPERVISI KELAS BERSAHABAT DI GUGUS I KECAMATAN SUMBERMALANG KABUPATEN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Osnal 20 Abstrak. Upaya meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM

Kata Kunci : Supervisi Akademik, Kompetensi Guru Dalam Mengelola KBM, PAIKEM PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DALAM MENGELOLA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR BERBASIS PAIKEM DI SD NEGERI 2 GROBOGAN, KECAMATAN GROBOGAN, KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER I TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS INKUIRI DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS XA SMA NEGERI PASIRIAN LUMAJANG Intan Fitriani 1, Dewi Iriana 2,

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 13 No. 1 (2018) 1 10 PENERAPAN COACHING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM SUPERVISI AKADEMIK PADA SMP BINAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian diperlukan suatu metode dan teknik penelitian yang sesuai dengan masalah yang diteliti sehingga hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF DALAM MENINGKATKAN KINERJA SEKOLAH PADA SMP NEGERI SUB RAYON 03 KOTA SEMARANG Oleh Sukirman

Lebih terperinci

Keperluan korespondensi, HP : ,

Keperluan korespondensi, HP : , Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 3 No. 3 Tahun 2014 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE TALKING STICK BERBANTUAN

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK. Rantiyan SMP 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 16, No. 2, Oktober 14 ISSN 87-3557 MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK SMP 1 Wonokerto Kabupaten

Lebih terperinci

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB

MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 2015 ISSN 0854-2172 MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK LATIHAN BERTANGGUNGJAWAB Turiyah SMP 3 Kesesi Kabupaten Pekalongan Jawa

Lebih terperinci

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn.

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Hasil Belajar, Pembelajaran PKn. 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIIA SMP NEGERI 10 PALU Norma Deysi Mawarni 1 Dahlia Syuaib 2 Asep Mahfudz 3 Program Studi PPKn, Jurusan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau Sri Wahyuni, Hasdin, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN PIKIRAN POKOK TEKS BACAAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan proses pembelajaran merupakan salah satu bentuk penjaminan mutu pada satuan pendidikan yang dilakukan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau yang biasa dikenal dengan classroom action research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode dan Penelitian Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu masalah dalam penelitian (Ratna, 2004:34). Kualitas penelitian tergantung

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI PENDEKATAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA Krisma Widi Wardani 1, Ananda Laksmi Ekawati²

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM Vol. 17, No. 5, Oktober 2016 ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR KONSEP MOL MENGGUNAKAN PAPAN PERMAINAN MONOPOLI SEBAGAI PEMBELAJARAN PAIKEM SMA Negeri 1 Batang, Kabupaten Batang, Provinsi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis, 88 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan. Simpulan tersebut akan dipaparkan berikut

Lebih terperinci

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN : Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : 2088-5792 E ISSN : 2580-6513 http://journal.upgris.ac.id/index.php/malihpeddas UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PENDEKATAN PAIKEM MELALUI TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri Tlompakan 03 Tuntang Kabupaten Semarang. Mata pelajaran yang diteliti adalah IPA dengan materi energi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas. Ada beberapa ahli mengemukakan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda, namun

Lebih terperinci

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti

SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP. Ena Suprapti Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 SUPERVISI INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RPP SD Negeri Kaliwadas 01 Adiwerna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Salah satu pertanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan

Lebih terperinci

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara

e-issn: p-issn: Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Kelas dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Akademik di SDN 9 Cakranegara Desak Putu Sudiarti Kepala SD Negeri 9 Cakranegara

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL CONFERENCE (IC) OLEH PENGAWAS SEKOLAH DI SMK KOSGORO 2 NGANTANG KABUPATEN MALANG Mochamad Mudjiono Cabang Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga langkah, yaitu perencanaan, pelaksanan dan observasi

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dikonversi ke dalam data kualitatif. Hal ini ditujukan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Kustanti Prasetyaningtyas SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Dinamika Vol. 5, No. 3, Januari 215 ISSN 854-2172 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SMP Negeri 1 Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Subyek Tindakan 3.1.1 Subyek Penelitian Subyek penelitian dilakukan di kelas V SDN 1 Kedungrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora dengan jumlah peserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2006: 90-93) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana mengandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan

Lebih terperinci

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x

Tabel 3.1. Juli Agustus September Studi lapangan x 2 Penyusunan Proposal x BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas V SD N Kalimanggis, Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Selanjutnya Suharsimi 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research

Lebih terperinci

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana Hadijah S. Pago, I Nengah Kundera,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Karanggondang 01, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang pada semester 2 Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). BAB III METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah yang kemukakan sebelumnya, maka jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA

OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA ABSTRAK OPTIMALISASI PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU SD NEGERI 49 CAKRANEGARA HARUN Kepala SD Negeri 49 Cakranegara Supervisi akademik adalah merupakan salah satu cara

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan 35 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Motode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas dalam bahasa Inggris

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM

Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Prosedur Penelitian Menurut pendapat Igak Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:1.7) pengertian tindakan kelas yang merupakan terjemahan dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes dan nontes, baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil kedua tes tersebut terangkum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Langgenharjo 02 Kecamatan Juwana Kabupaten Pati pada semester I (gasal) tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Desain atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Waktu Penelitian Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, Jalan Semar No. 5 Bandung. Subjek penelitian ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang telah dilaksanakan pada siklus I sampai dengan siklus II. Setelah penyajian hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat melakukan perbaikan pembelajaran, oleh karena itu metode yang dianggap tepat adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Action Research

Lebih terperinci

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN KEUTUHAN NKRI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI PADA SISWA KELAS V-A SDN TANGGUL WETAN 04 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER Bambang Supriyanto

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas IV B SDN Pasanggrahan 1 Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang mengenai penerapan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

Lebih terperinci

SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Jurnal Penelitian Tindakan Sekolah dan Kepengawasan Vol. 1, No. 1, Juni 2014 ISSN 2355-9683 SUPERVISI AKADEMIK BERKELANJUTAN DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya

Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya Supervisi Pengajaran: Pendekatan & Program Pelaksanaannya Maisyaroh Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Abstrak. Kualitas peserta didik ditentukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian

III. METODE PENELITIAN. tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan,menurut Suharjono dalam Suharsisi Arikunto (2006:18) penelitian tindakan adalah

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF,INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) BERKARAKTER MELALUI ON THE JOB LEARNING PADA GURU

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF,INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) BERKARAKTER MELALUI ON THE JOB LEARNING PADA GURU Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF,INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) BERKARAKTER MELALUI ON THE JOB LEARNING PADA GURU SDN Karangmalang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58) mengemukakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Sumbing VI/49, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Ressearch) model Hopkins (1993). Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif pendekatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. berusaha merefleksikan secara kritis dan kolaboratif pendekatan pembelajaran BAB III METODE PENELITIAN A. Pemilihan Metode Penelitian Pemilihan metode penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penentuan bentuk penelitian ini karena penelitian ini berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengarkan adalah salah satu komponen kecakapan yang dimiliki oleh seseorang ketika mereka memiliki kecakapan interpersonal skills yang baik. Sebuah komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada bulan Agustus-September. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan, analisis, refleksi dan perencanaan terhadap setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran Pendidikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari Nursaadah SD Inpres Bumi Bahari, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan adalah Penelitian Guru Individual. Maksudnya dalam penelitian ini guru sekaligus

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pelaksanaan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap yang ada dalam Penelitian

Lebih terperinci

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH

SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI ILMIAH PENERAPAN METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MOJOAGUNG KECAMATAN KARANGRAYUNG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yaitu kualitatif deskriptif. Akbar (2009:13)

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA. Setiyanto Dinamika Vol. 5, No. 4, Oktober 2015 ISSN 0854-2172 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBAGI WILAYAH WAKTU INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI PETA SDN 02 Depok Kec. Siwalan Kab. Pekalongan Abstrak Dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN. oleh guru dan siswa untuk melakukan perbaikan dan berdampak pada peningkatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), ruang lingkupnya adalah pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan

Lebih terperinci

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

12 Media Bina Ilmiah ISSN No 12 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) BERBASIS PAIKEM MELALUI WORKSHOP PADA SD BINAAN KOTA MATARAM Oleh: I Nyoman

Lebih terperinci

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima Sitti Rahmah 1 1 SMPN 6 Kota Bima Email: 1 sittirahmah@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015 Ary Wardani 1, Triyono 2, Ngatman 3 1 Mahasiswa, 2

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 4, Agustus 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE SD Negeri Kedungpatangewu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 3 Boyolali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah BAB III METODE PENELITIAN A. Hakekat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah terkandung di dalamnnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas atau class room action research adalah suatu pencermatan terhadap

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI KONSEP VIRUS Hadi Prastyo hadi.syab@gmail.com SMAN 1 Tangerang Selatan Banten

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang difokuskan pada situasi kelas. Kemmis & Mc. Taggart (dalam Kunandar,

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Lebih terperinci