ANALISA PENGARUH KOMPONEN AKREDITASI TERHADAP PRESTASI KERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN DI SOLORAYA ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA PENGARUH KOMPONEN AKREDITASI TERHADAP PRESTASI KERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN DI SOLORAYA ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISA PENGARUH KOMPONEN AKREDITASI TERHADAP PRESTASI KERJA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN DI SOLORAYA Bangun Prajadi Cipto Utomo 1)., Joni Maulindar 2) STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Berdasarkan Permendiknas RI No. 30 tahun 2005, Pasal 1 ayat 1. : Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal yang selanjutnya disebut BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan jalur pendidikan non formal dengan mengacu pada standar nasional pendidikan. Sedangkan pada ayat 2 berisi tentang : Akreditasi pendidikan non formal adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan suatu satuan pendidikan non formal berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh BAN-PNF yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan program atau satuan. Standar akreditasi sesuai PP No.19 tahun 2005, pasal 2 ayat 1, bahwa : Standar Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang, dimana dalam mempersiapkan kualitas pendidikannya, dituntut untuk memiliki jaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan, untuk itu maka perlu dilakukan evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh Akreditasi BAN - PNF terhadap prestasi kerja Lembaga Kursus dan Pelatihan di Soloraya. Seberapa besar pengaruh 8 (delapan) stándar yang telah ditetapkan oleh BAN PNF terhadap Prestasi Kerja LKP di Soloraya, baik secara sendiri - sendiri maupun secara bersama sama. Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan uji validitas, Uji Reabilitas, Uji F dan Uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akreditasi BAN PNF baik secara sendiri sendiri maupun bersama sama menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi kerja Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Kata Kunci : Komponen Akreditasi, BAN PNF, Prestasi Kerja, LKP. I. PENDAHULUAN Upaya mewujudkan SDM yang kompeten dan berkualitas untuk dapat memasuki dunia kerja sesuai kebutuhan pasar kerja, diperlukan pengelolaan institusi yang kreatif, inovatif dan yang didukung oleh kemampuan manajerial, sarana dan prasarana yang memadai serta memiliki berbagai pengalaman dalam penyelenggaraan pelatihan. Salah satu upaya dalam mewujudkan Lembaga Pendidikan yang bermutu adalah melalui akreditasi yang dilaksanakan oleh lembaga yang kredibel, seperti BAN PNF, dimana sesuai yang diamanatkan Undang Undang Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, yaitu : bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan non-formal sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki tugas sama dengan pendidikan lainnya (pendidikan formal) yakni memberikan pelayanan terbaik terhadap masyarakat terutama masyarakat sasaran pendidikan non-formal. Sasaran pendidikan non-formal yang sangat luas yang tidak hanya sekedar melakukan kegiatan untuk masyarakat miskin dan kurang pintar (terbelakang, buta pendidikan dasar, drop out pendidikan formal), namun juga mempunyai sasaran meningkatkan kompetensi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lapangan kerja dan budaya masyarakat itu sendiri. 42

2 II. TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 (UU RI No. 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 3 dan 4 menyatakan bahwa Pendidikan Nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan dan pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan warga belajar. Satuan Pendidikan Nonformal terdiri atas Lembaga Kursus dan Peelatihan, kelompok belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan sejenis Menurut Undang Undang Republik Indonesia No.20/2003 Pasal 60 ayat 1 dinyatakan bahwa untuk menentukan kelayakan program dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal dilakukan akreditasi. Undang-Undang ini kemudian ditegaskan lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP RI No.32/2013) pada Pasal 1 Ayat 28 yang menyatakan bahwa akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Sejalan dengan itu, Pasal 1 Ayat 33 PP RI No.32/2013 menyatakan bahwa implementasi akreditasi pada Pendidikan Nonformal dilaksanakan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF). Adapun manfaat akreditasi bagi Pendidikan Non Formal, antara lain : 1. Meningkatkan mutu program dan satuan Pendidikan Non Formal 2. Memanfaatkan semua informasi hasil akreditasi sebagai umpan balik dalam upaya memberdayakan dan mengembangkan kinerja Pendidikan Non Formal 3. Mendorong program dan satuan PNF agar selalu berupaya meningkatkan mutunya secara bertahap, terencana, dan kompetitif di tingkat kabupaten/kota, propinsi, regional, nasional, bahkan internasional; 4. Memberikan informasi dan data yang handal dan akurat dalam rangka pemberian bantuan kepada PNF, 5. Memberikan informasi dan data yang handal dan akurat kepada direktorat terkait dalam rangka pembinaan PNF. Analisis SWOT terhadap akreditasi, menurut Fathurrohman (2012), adalah : 1. Kekuatan a. Dengan adanya akreditasi akan lebih menambah persaingan dalam peningkatan mutu pendidikan pada masing-masing lembaga pendidikan b. Adanya sistem pendidikan yang menuntut adanya perbaikan pada masing-masing lembaga pendidikan baik dari segi sumber daya manusia maupun pada sisi sarana dan prasarana serta kelengkapan administrasi. c. Minat masyarakat terhadap lembaga pendidikan yang terakreditasi semakin tinggi 2. Kelemahan a. Biaya yang diperlukan dalam proses akreditasi relatif besar, sehingga dirasa sangat memberatkan bagi lembaga pendidikan b. Kurang luasnya lokasi lembaga pendidikan dan juga sarana dan prasarana yang tidak memadai, baik dari segi gedung maupun buku kepustakaan sebagai bahan ajar penunjang pembelajaran. c. Banyaknya guru yang tidak siap untuk menerima kurikulum baru atau banyak yang tidak menguasai dan masih terpengaruh oleh kurikulum lama. d. Banyak lembaga pendidikan yang menyepelekan akreditasi sekolah dan lebih menekankan untuk mendapatkan sertifikat tanpa memperhatikan kualitas selanjutnya. e. Sering adanya data-data fiktif dalam pengisian instrument akreditasi, data yang digunakan 3. Peluang a. Arus informasi yang semakin tak bendung merupakan konsekuensi dari globalisasi yang merambat seluruh sector kehidupan termasuk juga pendidikan. b. Rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap hasil yang diperoleh dari sistem pendidikan yang lulusan tidak berkompenten dan tidak siap kerja. c. Masih berkembangnya paradigma bahwa lulusan dari sekolah yang terakreditasi yang berkompenten. 43

3 d. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memberdayakannya diri dan lingkungannya sebagai sarana dalam pendidikan 4. Tantangan a. Semakin terbukanya pasar bebas yang menyebabkan arus emigrasi dan imigrasi semakin besar sehingga mempengaruhi proses akreditasi sekolah/madrasah b. Banyaknya assessor yang meluluskan lembaga pendidikan dengan dalih subyektifitas masing-masing assessor, sehingga dengan sangat mudahnya Badan Akreditasi Sekolah ataupun Madrasah mengeluarkan sertifikat kelulusan akreditasi dengan nilai yang sangat bagus tanpa memperhatikan kualitas lembaga pendidikan tersebut. c. Kultur birokrasi yang tidak transparan dalam penyelenggaraan prosedur akreditasi Kamil (2007) menyatakan bahwa menumbuhkan dan mengembangkan kemandirian warga belajar, merupakan tujuan utama dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan pembelajaran pendidikan nonformal. Ketrampilan yang harus dimiliki tenaga pendidik pendidikan nonformal adalah: 1) terampil dan professional dalam mengelola program pendidikan nonformal, baik program secara keseluruhan maupun program pembelajaran, 2) terampil dan professional dalam membaca kebutuhan warga belajar/sasaran pendidikan nonformal, 3) terampil dan professional dalam menyiapkan dan menerjemahkan kurikulum dan materimateri kurikulum yang dapat membangun kemandirian, 4) terampil dan professional dalam membaca masalah-masalah warga belajar dan masyarakat, 5) terampil dan profesional dalam melihat peluang-peluang baik peluang social maupun peluang ekonomi untuk pengembangan program, 6) terampil dan professional dalam menjual program pendidikan nonformal (melakukan kemitraan),7) terampil dan professional dalam menggali sumber-sumber yang dapat meningkatkan keunggulan program (daya saing) dan kelangsungan program. Untuk meningkatkan pendidikan di masa depan, maka harus memperhatikan : 1). Pendidikaan merupakan tanggungjawab setiap warga Negara, bukan hanya tanggungjawab sekolah, sehingga setiap warga negaara memiliki kewajiban moral untuk menyelamatkan pendidikan. 2) Sarana dan prasarana yang memadai dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan olah raga mutlak diperlukan. 3). Administrasi sarana dan prasarana perlu dikuasai oleh seorang pimpinan yang dibantu oleh staf agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar. (Yudi, 2012). III. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan survey dengan mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data utama. Analisis data kuantitatif menggunakan uji validitas Uji reabilitas dengan rumus Alpha Cronbath dengan uji f dan uji t. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : Pengaruh standar Kompetensi Lulusan terhadap prestasi kerja LKP a. Pengaruh standar Kompetensi Lulusan terhadap prestasi kerja LKP b. Pengaruh standar isi terhadap prestasi kerja LKP c. Pengaruh standar Proses terhadap prestasi kerja LKP d. Pengaruh standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan terhadap prestasi kerja LKP e. Pengaruh satandar Sarana dan prasarana terhadap prestasi kerja LKP f. Pengaruh standar Pengelolaan terhadap prestasi kerja LKP g. Pengaruh standar Pembiayaan terhadap prestasi kerja LKP h. Pengaruh penilaian pendidikan terhadap prestasi kerja LKP i. Pengaruh akreditasi secara bersama sama terhadap prestasi kerja LKP. Regresi linier berganda Analisa Regresi linier berganda Pada penelitian ini dalam pengolahan data digunakan alat bantu SPSS (Statistical Package for Social Science). Analisa regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas (terikat) atas perubahan dari setiap 44

4 peningkatan atau penurunan variabel bebas yang akan mempengaruhi variabel terikat. Rumus (Sugiyono,2005) : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e (2) Keterangan : Y : Prestasi kerja LKP a : Konstanta b 1, b 2, dan b 3 : Koefisien Regresi X 1 : standar Kompetensi Lulusan X 2 : Standar Isi X3 : Standar Proses X4 : Standar Pendidik & Tenaga kependidikan X5.: Standar Sarana dan prasarana X6 : Standar pengelolaan X7 : Standar Pembiayaaan X8 : Standar Penilaian Pendidikan X9 : Komponen Akreditasi Secara bersama - sama e : error Pengujian Hipotesis 1. Uji - t Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara parsial dengan α = 5% dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa. 2. Uji - F Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara bersama-sama dengan α = 5% IV. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis Pengaruh Standar Kompetensi Lulusan terhadap Prestasi Kerja LKP Berdasarkan hasil analisis terhadap data yang berasal dari responden, maka dapat digambarkan persamaan regresi uji mengetahui apakah terdapat pengaruh yang nyata SKL (X) sendiri (partial) terhadap Prestasi Kerja (Y). SKL terhadap SKL terhadap Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada pengaruh yang nyata Standar Isi (X) terhadap. Selain menggambarkan persamaan regresi nyata Standar_Isi (X) sendiri (partial) terhadap. Standar_Isi terhadap Standar_Isi terhadap Dari hasil output di atas dapat diketahui nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Standar_Isi (X) terhadap. c. Analisis Pengaruh standar Proses terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Standar_Proses (X) sendiri (partial) Standar_Proses terhadap Standar_Proses terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada Standar_Proses (X) terhadap. b. Analisis Pengaruh standar isi terhadap Prestasi Kerja LKP 45

5 d. Analisis Pengaruh standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Standar_Pendidik (X) sendiri (partial) Standar_Pendidik terhadap Standar_Pendidik terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Standar Pendidik (X) terhadap. e. Analisis Pengaruh standar Sarana dan Prasarana terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Standar_Sarana (X) sendiri (partial) Standar_Sarana terhadap Standar_Sarana terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti ada Standar_Sarana (X) terhadap. f. Analisis Pengaruh standar Pengelolaan terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Standar_Pengelolaan (X) sendiri (partial) Standar_Pengelolaan terhadap Standar_Pengelolaan terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Standar_Pengelolaan (X) g. Analisis Pengaruh standar Pembiayaan terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Standar_Pembiayaan (X) sendiri (partial) Standar_Pembiayaan terhadap Standar_Pembiayaan terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Standar_Pembiayaan (X) h. Analisis Pengaruh standar Penilaian Pendidikan terhadap Prestasi Kerja LKP nyata 46

6 Standar_Penilaian (X) sendiri (partial) Standar_Penilaian terhadap Standar_Penilaian terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Standar_Penilaian (X) i. Analisis Pengaruh standar akreditasi secara bersamaan terhadap Prestasi Kerja LKP nyata Akreditasi _BAN_PNF (X) sendiri (partial) terhadap. Akreditasi _BAN_PNF terhadap Akreditasi _BAN_PNF terhadap nilai t hitung = dengan nilai signifikansi < 0.05, maka Ho Akreditasi _BAN_PNF (X) PEMBAHASAAN 1. Pengaruh Komponen Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terhadap prestasi kerja LKP Pada standar SKL ini Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) mengacu pada keberadaan SKL yang berisi tentang : Visi, misi dan tujuan Lembaga, Standar Nasional Pendidikan, Standar kompetensi, program yang dilaksankan dan kebutuhan masyarakat. Komponen yang memberikan kepastian terhadap para peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran menjadi sangat utama, bagaimana sebuah lembaga apabila tidak mampu memberi jaminan terhadap para lulusannya. Acuan yang wajib dimiliki oleh sebuah Lembaga Pendidikan dalam penyelenggaraannya merupakan landasan yang sangat penting terutama dalam hal arah dan kebijakan yang akan diambil oleh LKP dalam menempatkanpara lulusannya yang dapat diaambil dari kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Asosiasi Profesi, Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI), Standar Internasional maupun standar Negara tujuan yang akan ditempati. Berdasarkan hasil analisis data terhadap LKP di Soloraya menyatakan bahwa secara signifikan akreditasi pada SKL berpengaruh terhadap peningkatan kinerja LKP. Sehingga dapat dikatakan bahwa Visi, misi, tujuan LKP dibuat dan dilaksanakan dengan baik berdasarkan acuan yang jelas yang dirumuskan dengan memasukkan unsur profil lulusan, unit kompetensi, kommpetensi dasar indicator kelulusan serta capaian yang ingin dihasilkan dalam pelaksanaan pembelajaran yang menyangkut masalahh sikap dan tat nilai, kemampuan dan ketrampilan bidang kerja,penguasaan pengetahuan, hak dan tanggungjawab bagi peserta didik. 2. Pengaruh Komponen Standar Isi terhadap prestasi kerja LKP Pada standar isi secara garis besar berbagai dimasukkan berkaitan dengan ruang lingkup materi yang berupa : materi pembelajaran, Struktur Kurikulum dan Penetapannya, Evaluasi Kurikulum secara Periodik, dan cara melakukan evaluasi, acuan pengembangan dan penyusunan kurikulum dan beban belajar peserta didik. Tingkat Kompetensi yang meliputi : Pencapaian Kompetensi Pesera didik, Program pembelajaran yang berkelanjutan,proporsi teori dan praktek, Kalender Pendidikan dan sosialisasinya. LKP di Soloraya telah memiliki ruang lingkup materi yang jelas yang berupa materi inti dan materi penunjang yang dibuktikan dengan adanya struktur kurikulum dan ditetapkan sebagai 47

7 kurikulum lembaga melalui proses evaluasi kurikulum secara periodic dengan melibatkan Stake Holder, DUDI, Asosiasi Profesi maupun kebutuhan pasar kerja, sehingga beban belajar peserta didik sesuai dengan Program Kursus dan Pelatihan yang dilaksanakan. Di samping itu LKP juga menyususn dokumen terhadap pencapaian komppetensi bagi peserta didik berdasarkan kualifikasi kompetensi yang berjenjang dalam setiap pelaksanaan pembelajaran didukung oleh materi teori dan praktek yang telah diformulasikan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Berdasarkan hasil analisis terhadap standar isi ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan bagi peningkatan kinerja LKP dengan demikian bisa dikatakan bahwa suatu lembaga kursus dan pelatihan akan memilki kinerja baik apabila standar isinya juga disusun dengan baik, berdasarkan acuan acuan yang ada, sehingga mampu meningkatkan kompetensi peserta didik. 3. Pengaruh Komponen Standar Proses terhadap prestasi kerja LKP Komponen yang ada pada standar proses berisi tentang perencanaan prosses pembelajaran, pelaksanaaan pembelajaran, pengawasan dan penilaian proses pembelajaran. Bagaimana tingkat keberhasilan proses pembelajaran pada suatu LKP dapat berjalan dengan baik apabila memilki silabus dan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh pihak pihak yang berkaitan, yaitu tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pasar kerja, sehingga proses pembelajaran yang dilaksanakan mampu menghasilkan peserta didik yang kompeten dan sesuai kebutuhan kerja dan proses pembelajarannya melibatkan partisipasi aktif dari peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, masyarakat yang memilki tujuan yang sama, yaitu dalam mewujudkan kompetensi peserta didik yang berkualitas. Hasil penilaian dalam proses pembelajaran dengan syarat yang telah ditetapkan oleh LKP menjadi factor yang penting berkaitan dengan penilaian daan pengawasan yang seharusnya dilaksanakan. Hasil analisis terhadap LKP di Soloraya pada standar prosess ini memberikan pengaruh terhadap peningkataan kinerja LKP yang berarti bahwa LKP memilki silabus, RPP yang telah direncanakan dengan baik, sehingga proses pembelajaran sesuai dengan hasil yang dicapai dengan peran serta aktif, inovatif, kereatiif, efektif dan menyenangkan sesuai dengan alat pembelajaran yang dimiliki, pendidik yang memadai dengan demikian proses pembelajaran mampu berjalan baik. Disamping itu LKP juga selalu melakukan proses pengawasan, penilaiaan dan pelaporan terhadap proses pembelajaran sebagai bahan masukan daan evaluasi terhadap kekurangan dan kebutuhan peserta didik. 4. Pengaruh Komponen Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Terhadap Prestasi Kerja LKP Komponen akreditasi yang ada pada standar pendidik dan tenaga kependidikan berisi tentang : Kualifikasi akadeik dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, tenaga penguji yang sesuai dan relevan dengan bidang kursus dan pelatihan yang diselenggarakan dan memiliki kompetensi yang memadai, sehingga peserta didik dijamin untuk memiliki keunggulan yang sesuai dengan kebutuhannya. LKP di Soloraya rata rata telah memiliki kualifikasi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan dan tenaga penguji yang sesuai dan mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap program pembelajaran yang akan dicapai. Komponen pada standar ini menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja LKP, bisa dibayangkan seandainya pendidik, tenaga kependdidikan dan penguji yang dimiliki oleh LKP rendah, maka hasil capaian terhadap peserta didik juga akan rendah dan bahkan tidak layak. Untuk itu LKP selalu mengembangkan standar ini melalui peningkatan tenaga pendidik, kependidikan dan peenguji dengan mengikutsertakan mereka pada peningkatan akademik maupun non akademik. 5. Pengaruh Komponen Standar Sarana dan Prasarana Terhadap Prestasi Kerja LKP Standar sarana dan prasarana yang berisi tentang : Ketersediaan bahan ajar, sarana pembelajaran, tempat 48

8 baca dan bahan bacaan, peralatan kantor dan mebeleur, media pembelajaran, lahan dan gedung, status kepemilikan gedung, Ruang penunjang pengelollaan, program ppemeliharaaan sarana dan prasarana, SIM dan fasilitas TIK dan penyebaran informasi kebijakan, merupakan akreditasi standar yang dimiliki oleh sebuah LKP dengan demikian pengelolaan akan dapat berjalan dengan lancer, karena didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai Secara signifikan melalui hasil analisis data terhadap 15 LKP di Soloraya yang telah terakreditasi BAN PNF, menunjukkan bahwa akreditasi pada standar sarana dan prasarana berpengaruh terhadap prestasi kerja LKP. Ini artinya bahwa LKP mampu memberikan penyediaan sarana dan prasarana yang cukup untuk proses pembelajaran, sehingga para peserta didik mampu belajar dengan baik dan sesuai kompetensi yang diinginkan. Pengelola LKP selalu memperhatikan berbagai aspek yang dibutuhkan oleh peserrta didk dengan pemilihan lokasi yang strategis, penyebaran informasi yang cukup ditunjang adanya Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Teknologi Informasi Komputer (TIK) dalam mengelola program program kursus yang diadakan. Bahkan LKP juga tidak mau tertinggal dengan pendidikan formal selalu mmelakukan terobosan terobosan dalam upaya meraih keunggulan bersaing, memanfaatkan media internet sebagai salah satu wahana untuk penyebaran informasi dan kebijakannya. 6. Pengaruh Komponen Standar Pengelolaan Terhadap Prestasi Kerja LKP Pada akreditasi yang berhubungan dengan standar pengelolaan LKP yang berisi tentang : Kepemimpinan LKP, kualifikasi pimpinan LKP dan Kompetensi pimpinan LKP, Perencanaan program, Sistem manajemen mutu, kelembagaan, pelaksaanaan pengelolaaan dan pengawasan pengelolaan. Berdasarkan analisis data menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja LKP. Hal ini selalu didukung oleh dokumen yang lengkap, standar pengelola yang berpendidikan Menengah keatas dan selalu meningkatkan kompetensinya melalui pendidikan lanjut, seminar, studi banding, membuat buku dan sebagainya demi kemajuan lembaganya. Salah satu hal yang sering dilakukan oleh pimpinan LKP adalah secara bersama sama melalui wadah Himpunan Penyelenggara Kursus dan Pelatihan Indonesia (HIPKI) baik ditingkat pusat sampai ke daerah membahas persoalan persoalan yang terbaru dalam menyikapi berbagai kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. Bahkan pengelola LKP juga diistandarisasi melalui uji kompetensi pengelola LKP oleh LSK yang berkaitan dengan kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi kepribadian daan kompetensi social, sehinggal dalam pengelolaan lembaganya mampu memberikan jawaban terhadap persaingan persaingan yang sangat ketat. Sebuah lembaga pendidikan tidak akan mampu berkembang dengan baik apabila tidak didukung oleh peran manajemen yang kompeten. LKP memiliki perncanaan, penjaminan mutu, kelembagaan, pelakksanaan dan pengawasan terhadap pengelolaan program program pelatihan yyang diselenggarakan dan dituanggkan dalam bentuk visi, misi dan tujuan yang terukur, inspiratif dan disusun pula rencana kerja jangka pendek, menengah dan panjang sebagai acuan dalam menjalankan LKP nya, sehingga mutu pada pengeloaan, proses dan outputnya dapat dipercaya masyarakat. Begitu ketatnya persaingan yang dialami oleh LKP, sehingga para pengelola LKP harus mampu membuat terobosan terobosan baru yang mampu menunjukkan keunggulan spesifik bagi keberlangsungan dan kemajuan LKP nya. Metode pengelolaaan, marketing dan penjaminan mutu merupakan daya ungkit utama dalam memberi kepastian bagi peserta didiknya. Melalui strandarisasi yang dilakukan oleh BAN PNF memberikan gambaran bahwa pengelolaan LKP telah membuktikan kemampuannya dalam pengelolaan. Untuk itu masyarakat tidak perlu ragu ragu dalam menentukan pilihan jalur pendidikan non formal yang telah terakreditasi, karena kualitasnya yang baik. 49

9 7. Pengaruh Komponen Standar Pembiayaan Terhadap Prestasi Kerja LKP Komponen akreditasi BAN PNF pada standar pembiayaan yang meliputi : pembiayaan pendidikan,, seperti Rencana Anggaran Belanja LKP, Pembukuan, Sumber dan penggunaan keuangan, tata administrasi keuangn, periode pelaporan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja LKP. Peran yang sangar besar dengan pengelolaan keungan, dimana kejelian LKP dalam hal penganggaran dan penggunaan keuangan akan berdampak terhadap kinerja LKP itu sendiri. Pembukuan yang dilaksanakan merupakan gambaran bagaimana sebuah lembaga pendidikan mampu menjalankan kegiatan dengan baik, sehingga mempermudah pengelola, pendidik, peserta didik dalam mengukur mutu dan kompetensi yang dihasilkan, tanpa perencanaan dan pelaksanaan yang baik sangat mungkin LKP tersebut akan mengalami kerugian baik moril maupun materiil.. 8. Pengaruh Komponen StandarPenialaian Terhadap Prestasi Kerja LKP Standar penilaiaan pada akreditasi BAN PNF yang menyangkut : pernaagkat penilaian, diantaranya : Panduan penilaian, panduan penilaian, keberadaan soal teori dan praktek, Pelaksanaan penilaian daan hasil penilaian pembelajaran merupakan landasan yang menjadi standar LPK dalam melihat kompetensi peserta diddiknya. Dimana panduan pedoman penilaian merupakan dasar dalam menilai hasil pada proses pembelajaran yang telah berlangsung. Peserta didik akan dinyatakan kompeten atau tidak kompeten, apabila dilaksanakan uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Lembaga sendiri dan Lembaga lembaga sertifikasi yang independen untuk mengukur hasil proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada lembaga tersebut. Hasil belajar peserta didik kemudian dilaporkan kepada pimpinan, instansi terkait, orang tua dan peserta didik, sehingga seluruh pihak dapat mengetahuai sejauh mana hasil yyang dicapai oleh LKP tersebut dalam membantu peserta didik menambah kompetensinya. Secara signifikan hasil analisis data terhadap akreditasi BAN PNF pada standar penilaian pendidikan terhadap prestasi kerja LKP berpengaruh. 9. Pengaruh Komponen 8 Standar secara bersama sama Terhadap Prestasi Kerja LKP Berdasarkan hasil analisis data dapat digambarkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata Akreditasi _BAN_PNF (X) secara bersama sama terhadap Prestasi Kerja (Y). Hal ini menunjukkan bahwa akreditasi yang merupakan penjabaran dari 8 (delapan) standar Nasional Pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan kelayakan mutu program dan satuan pendidikan nonformal merupakan standar minimal yang seharusnya dilaksanakan oleh pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan. Jaminan bahwa suatu Lembaga Kursus dan Pelatihan mampu mengelola dan meningkatkan kompetensi peserta didiknya adalah berdasarkan standar yang ada, yaitu : standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga pendidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Untuk itu lembaga yang telah mendapatkan status terakreditasi, selain telah resmi menjadi lembaga yang boleh mengeluarkan sertifikat kelulusan bagi peserta didiknya, juga menjadi lembaga yang memiliki daya saing tinggi. V. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan terhadap akreditasi BAN PNF sebagaimana yang tercantum dalam Standar Nasional Pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa : Komponen standar akreditasi baik secara sendiri maupun secara bersama sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan di Soloraya. Prestasi kerja LKP yang meningkat adalah : kemampuan LKP dalam,eningkatkan daya saing para alumnusnya, kejelasan akan program yang diselenggarakan, kompetensi dasar, standar kompetensi, bobot materi dan 50

10 lainnya yang berhubungan dengan hasil capaian terhadap materi pembelajarannya, mampu membuat komposisi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga prosses pembelajaran dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas, professional dan berdaya saing, kemampuan mengelola tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan penguji yang memenuhi kriteria standar dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terhadap peserta didiknya dengan optimal, mampu memberikan keamanan dan kenyamanan terhadap proses pembelajaran, memiliki Sistem Informasi Manajemen yang berkaitan dengan penyebaran informasi dan kebijakan LKP terhadap pihak lain, berkomitmen dalam pengelolaan program program kursus, telah melakukan standar pembiayaan dengan baik, serta membuat system penilaian dengan baik, sehingga mampu meningkatkan prestasi kerja LKP, sebagai sebuah standar yang harus dikerjakan. Secara umum pengelolaan LKP di Soloraya telah melaksanakan perintah undang undang dalam pengelolaannya, dengan demikian tidak ada keraguan bagi para peserta didik (pengguna) pendidikan non formal untuk memanfaatkan jasanya dalam meningkatkan kompetensi yang sesuai kebutuhan dan keahlian yang diinginkan.. DAFTAR PUSTAKA , UU RI No. 20 Tahun Sistem Pendidikan Nasional. Biro Hukum dan Organisasi. Jakarta., Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20. Sistem Pendidikan Nasional., Peraturan Pemerintah No. 19. Standar Nasional Pendidikan. Kamil, Musthofa, Kompetensi Tenaga Pendidik Pendidikan Non Formal Dalam membangun Kemandirian Warga Belajar. Fakultas Ilmu Pendidikan. Uiversitas Negeri Jakarta. Fathurrohman, M Akreditasi Dalam Kebijakan pendidikan Nasional (MA). UIN Maliki, Malang Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV Alfabeta: Bandung Yudi, Alex Aldha Pengembangan Mutu Pendidikan Ditinjau Dari Segi Sarana dan prasarana (Sarana dan Prasarana PPLPI). Cerdas Sifa. Universitas Negeri Padang 51

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

6.3.2 Pengadministrasian Satuan PAUD SEHARUSNYA memiliki berbagai buku untuk admnistrasi.

6.3.2 Pengadministrasian Satuan PAUD SEHARUSNYA memiliki berbagai buku untuk admnistrasi. 6.3.2 Pengadministrasian 6.3.2.1 Satuan PAUD SEHARUSNYA memiliki berbagai buku untuk admnistrasi. 6.3.3 Sistem Informasi Manajemen 6.3.3.1 Satuan PAUD SEHARUSNYA memiliki Sistem Informasi Manajemen. 6.4

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 03 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 06 TAHUN 2005 TENTANG PENDIDIKAN BERBASIS KAWASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan dan perubahan

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat di bidang bisnis jasa pendidikan. Lembaga non formal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola pendidikan yang begitu cepat dan silih berganti serta globalisasi di segala bidang termasuk bidang pendidikan, memunculkan persaingan yang ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan

Lebih terperinci

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas PAPARAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 1 PERTAMA: KONSEP DASAR 2 Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang

Lebih terperinci

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014 PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK BATIK 1 SURAKARTA 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI

KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad 21 ini adalah bagaimana menyiapkan manusia Indonesia yang cerdas, unggul dan berdaya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pelatihan dalam kaitannya dengan upaya pemberdayaan masyarakat merupakan kegiatan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menghadapi tuntutan pemenuhan kebutuhan dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Penyusun: Tim Pengembang Madrasah Nama Madrasah Alamat : MTs Al Inayah : Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor Program Prioritas MTs. Al Inayah STANDAR ISI 0 MENENTUKAN PROGRAM PRIORITAS

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata membawa perubahan yang signifikan dan menyeluruh terhadap kehidupan manusia tidak terkecuali

Lebih terperinci

S1 Manajemen. Visi. Misi

S1 Manajemen. Visi. Misi PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu

Lebih terperinci

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul Panduan Penulisan Rencana Implementasi Daftar Isi Daftar Isi Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan Error! Bookmark not defined. Kebutuhan dan Penyediaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 Abstrak Evaluasi kinerja penyelenggaraan rintisan SMA bertaraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan 1.1 Latar Belakang Masalah BABI PENDAHULUAN Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu :

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. dalam pembukaan undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) yaitu : I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam konstitusi negara republik Indonesia ditegaskan bahwa pendidikan merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam pembukaan undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan dan persaingan di era globalisasi ini menutut dunia pendidikan mampu memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber daya manusia berkualitas dan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018

KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018 KEBIJAKAN AKREDITASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL TAHUN 2018 BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL Cakupan Materi 1. Landasan Yuridis 2. Kelembagaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia sehari hari, yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas peyelenggaraan pendidikan selalu terkait dengan masalah sumber daya manusia yang terdapat dalam institusi pendidikan tersebut. Masalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 03 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a. bahwa agar dalam penyelenggaraan pendidikan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pada bab VI tentang jalur jenjang dan jenis pendidikan, pasal 13 ayat ( 1 ) dinyatakan bahwa proses

Lebih terperinci

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT

MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT ARTIKEL ILMIAH MENGOPTIMALKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI SEKOLAH DENGAN JUMLAH SISWA SEDIKIT Sunarto, M. Pd SDN GEDONGOMBO II PLOSO JOMBANG JAWA TIMUR 0 PENDAHULUAN Sekolah sebagai institusi pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya manusia dan sumber daya alam secara efektif untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem pendidikan di Indonesia, sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 LANDASAN KONSEPTUAL Definisi Umum: SBI adalah sekolah/madrasah yang

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali) TESIS Diajukan Kepada Program Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan STIKES HARAPAN IBU

Standar Kompetensi Lulusan STIKES HARAPAN IBU Standar Kompetensi Lulusan STIKES HARAPAN IBU Halaman 2 dari 8 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STIKES HARAPAN IBU KODE DOKUMEN : STD.MT.AK. 03/009/2017 REVISI : 0 TANGGAL : 7 Maret 2017 DIAJUKAN & DIKENDALIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sekolah didirikan, kurikulum disusun dan guru diangkat serta sarana dan prasarana pendidikan diadakan semuanya untuk kepentingan siswa atau anak didik.

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

INSTRUMEN AKREDITASI KURSUS DAN PELATIHAN

INSTRUMEN AKREDITASI KURSUS DAN PELATIHAN INST KP 2014 INSTRUMEN AKREDITASI KURSUS DAN PELATIHAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN NON FORMAL ( BAN-PNF ) Komplek Ditjen Dikdas dan Dikmen Kemendikbud, Gedung F Lantai 2 Jl. RS Fatmawati, Cipete,

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan akhir manusia dalam menempuh pendidikan biasanya berkaitan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu cara yang paling umum yang ditempuh manusia dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang dimilikinya. Tujuan akhir manusia

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG 2 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN SULAM JENJANG BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan i KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Uji Kompetensi merupakan suatu bentuk penilaian berbasis kompetensi telah dicanangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan berencana yang membiasakan para warga masyarakat sedini mungkin untuk menggali,

Lebih terperinci

Akreditasi, Sertifikasi Lulusan Lembaga Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Akreditasi, Sertifikasi Lulusan Lembaga Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Akreditasi, Sertifikasi Lulusan Lembaga Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Disampaikan Pada : Temu Karya XIII Forum Komunikasi FT/FPTK-JPTK Universitas/IKIP se- Indonesia Sawangan, 13 14 Febuari 2004 Dra.

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Visi dan Misi ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Institut Teknologi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 42 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR PENGELOLA KURSUS DAN PELATIHAN Pendahuluan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 dikemukakan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu hampir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dessy Asri Astrianty, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas anak didik yang merupakan pemilik masa depan sangat ditentukan oleh perlakuan kita terhadap mereka saat ini. Maju mundurnya suatu bangsa di masa depan

Lebih terperinci

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri

Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri Penyusunan Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi melalui Penilaian Mandiri Anastasia Tri Susiati, S.Kom.,M.A. Rakornas Perpustakaan tahun 2018 Konsultasi/Advokasi Desk 1 s.d. 8 tanggal 28

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta A. Latar Belakang Program Sertifikasi Dalam era global keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BORDIR JENJANG 3 BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU MELALUI LOMBA LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN BERPRESTASI TINGKAT NASIONAL Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki abad-21, tugas guru tidak akan semakin ringan. Tantangan yang dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi yang sangat

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga disebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat adalah melalui pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan merupakan unsur yang paling vital dalam

Lebih terperinci

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini. HAK GURU Hak-hak guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang diamanatkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 40 Ayat (1) dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci