TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J"

Transkripsi

1 TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Joko Susanto PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 i

2 HALAMAN PENGESAHAN TugasAkhir ini diajukan oleh : Nama : Joko Susanto NIM : Program Studi : Teknik Mesin D3 Judul : SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi Teknik Mesin D3, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Panitia Ujian Ketua Sekretaris Pembimbing : Drs. Aris Budiyono, MT. NIP ( ) : Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT. NIP ( ) Dewan Penguji : Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT. NIP ( ) Penguji Utama : Hadromi,S.Pd. MT. NIP ( ) Penguji Pendamping :Dr. Dwi Widjanarko,S.Pd. ST.MT. NIP ( ) Ditetapkan di Semarang Tanggal : Mengesahkan Dekan Fakultas Teknik Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd. NIP ii

3 ABSTRAK Joko Susanto, 2013, Sistem Kontrol Elektronik Yamaha MIO J, Program Studi Teknik Mesin D3, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Sistem YM JET-FI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar dan udara secara optimal sesuai yang dibutuhkan mesin pada setiap keadaan yang berbeda, sehingga dilaksanakan kegiatan praktik Tugas Akhir dengan tujuan untukmengetahui prinsip kerja sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J, mengidentifikasi sensor sensor yang ada pada sistem kontrol elektronik, dan mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J. Permasalahan yang dibahas dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah mengidentifikasi sistem-sistem dan komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik yang meliputi nama komponen, fungsi komponen, dan cara kerja komponen tersebut. Melakukan pemeriksaan dan pengukuran pada tiap komponen sistem kontrol elektronik menggunakan digital multitester untuk mengetahui kondisi pada tiap komponen. Hasil pengukuran harus sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan pada buku servis manual. Hasil pengukuran pada tiap komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik adalah kondisi tiap komponen masih dalam keadaan bagus dan pengukuran hubungan kabel, tegangan maupun tahanan masih dalam batas toleransi pada spesifikasi standar. Garansi mesin 3 tahun atau sampai pada jarak tempuh km. Yang diberikan oleh Yamaha Indonesia Motor Mfg dapat dibuktikan dengan hasil identifikasi komponen yang masih bagus pada sepeda motor MIO J keluaran tahun 2012.Analisa gangguanpada sistem kontrol elektronik digunakan untuk menguraikan kerusakan atau masalah sistem kontrol elektronik dan sistem pendukung lainya pada Yamaha MIO J untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan cara mengatasinya. Kata kunci: Sistem kontrol elektronik,komponen, cara kerja, pengukuran, analisa troubleshooting. iii

4 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Disiplin dan kerja keras adalah kunci keberhasilan, karena keberhasilan tidak akan ada pada orang yang diam dan tidak mau berfikir. Kesuksesan akan mengikuti bagi orang yang selalu mencapai keberhasilan dalam hidupnya. PERSEMBAHAN Laporaninisayapersembahkankepada: 1. Bapak, Ibu, Saudara dan semua keluarga tercinta. 2. HIMPRO Teknik Mesin, teman seangkatan 2010, dan teman kos GEYSUKU. 3. Almamaterku. iv

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir dengan judul Sistem Kontrol Elektronik Yamaha MIO J. Laporan tugas akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. M. Khumaedi, M.Pd. Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 3. Drs. Aris Budiyono, MT. Sekretaris Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 4. Widi Widayat, ST, M.T. Kaprodi D3 Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. 5. Dr. Dwi Widjanarko, S.Pd. ST. MT. Dosen Pembimbing dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir. 6. DosenPenguji yang telahmemberikanujianakhir. 7. Wahyu Adi PK. ST. Pembimbing Lapangan dalam pembuatan Tugas Akhir. 8. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan maupun dukungan moral. v

6 Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan isi laporan tugas akhir ini. Semoga segala dorongan, bantuan, bimbingan dan pengorbanan yang telah diberikan dari berbagai pihak di dalam penulisan laporan ini mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT. Semarang, Juni2013 Penulis Joko Susanto vi

7 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii MOTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang... 1 B. Permasalahan... 3 C. Tujuan... 3 D. Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Kontrol Elektronik... 5 B. Komponen Utama Sistem Kontrol Elektronik Sensor-Sensor... 8 a.... S ensor IAT... 8 b.... S ensor IAP... 9 vii

8 c.... S ensor TP d.... S ensor O e.... S ensor EOT f.... S ensor CP Prosesor / ECU Aktuator a.... I njektor b.... I gnition Coil c.... I SC C. Sensor-Sensor Pada Sistem YMJET-FI Sensor IAT Sensor IAP Sensor TP Sensor O Sensor EOT Sensor CP viii

9 D. Prosesor / ECU Pada Sistem YMJET-FI E. Aktuator Pada Sistem YMJET-FI Injektor Ignition Coil ISC F. Kerja Sistem YMJET-FI Hubungan Antara Sensor, ECU, dan Aktuator Cara Kerja Sistem YMJET-FI a.... S aat putaran rendah langsam b.... S aat putaran rendah c.... S aat putaran menengah/tinggi G. Pemeriksaan Sistem Kontrol Elektronik Pada YMJET-FI Pemeriksaan Sensor a.... P emeriksaan tegangan sensor b.... P emeriksaan tahanan sensor Pemeriksaan Aktuator a.... P emeriksaan injektor ix

10 b.... P emeriksaan ignition coil c.... P emeriksaan ISC BAB III SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J A. Alat dan Bahan B. Kontruksi Dasar Teknologi YMJET-FI MIO J C. Pendiagnosaan Sendiri M emahami kode kerusakan (engine trouble warning light) L ampu peringatan kemampuankickstarter M emeriksa bohlam indikator mesin bermasalah D. Pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Sensor CP Sensor IAP Sensor TP Sensor IAT Sensor O Sensor EOT Ignition coil ISC x

11 9. Injektor ECU E. Pembahasan F. Analisa troubleshooting system kontrol elektronik BAB IV PENUTUP A.... S impulan B.... S aran GLOSARIUM DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL xi

12 Tabel 3.1 Kode error yang muncul pada lampu indikator mesin Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J. 64 Tabel 3.3 Hasil pengukuran komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J.. 66 Tabel 3.4 Troubleshooting sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J DAFTAR GAMBAR xii

13 Gambar 2.1Sistem kontrol elektronik YM JET-FI... 5 Gambar 2.2 Bagan kerja sistem kontrol elektronik... 7 Gambar 2.3 Macam-macam NTC... 8 Gambar 2.4 Bagian-bagian sensor IAP... 9 Gambar 2.5 kerja sensor IAP Gambar 2.6 Bagian-bagian sensor TP Gambar 2.7 Hubungan sensor TP dengan ECU Gambar 2.8 Sensor O Gambar 2.9 Sensor EOT Gambar 2.10 letak sensor CP Gambar 2.11 ECU Gambar 2.12 Kontruksi injektor Gambar 2.13 Letak injektor Gambar 2.14 Aliran udara saat putaran idle Gambar 2.15 MAQS Gambar 2.16 Connector pada sensor IAT Gambar 2.17 Letak sensor IAP Gambar 2.18 Connector pada sensor IAP Gambar 2.19 Connector pada sensor TP Gambar 2.20Kontruksi Sensor O Gambar 2.21 Letak sensor O Gambar 2.22 Letak sensor EOT Gambar 2.23 Connector sensor EOT xiii

14 Gambar 2.24 Sensor CP Gambar 2.25 Connector sensor CP Gambar 2.26 ECU Gambar 2.27 Injektor Gambar 2.28 Connector injektor Gambar 2.29 Ignition coil Gambar 2.30 ISC Gambar 2.31 Connector ISC Gambar 2.32 Sistem YMJET-FI Gambar 2.33 Aliran udara pada putaran langsam Gambar 2.34 Aliran udara pada putaran rendah Gambar 2.35 Aliran udara pada putaran tinggi Gambar 3.1 Letak komponen sistem YMJET-FI yamaha mio j Gambar 3.2 Lampu indikator mesin bermasalah Gambar 3.3 Kode indikasi kerusakan engine trouble warning light Gambar 3.4 Pola kedipan peringatan kemampuan kickstarter Gambar 3.5 Memeriksa hubungan kabel putih/merah antara connector sensor CP dan connector ECU Gambar 3.6 Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector sensor CP dan connector ECU Gambar 3.7 Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector sensor IAP dan connector ECU xiv

15 Gambar 3.8 Memeriksa hubungan kabel merah jambu/putih antara connector sensor IAP dan connector ECU Gambar 3.9 Memeriksa hubungan kabel biru antara connector sensor IAP dan connector ECU Gambar 3.10 Memeriksa tegangan sensor IAP Gambar 3.11 Memeriksa hubungan kabel kuning antara connector sensor TP dan connector ECU Gambar 3.12 Mengukur tegangan masuk sensor TP Gambar 3.13 Langkah pemasangan serabut tembaga Gambar 3.14 Mengukur tegangan keluar sensor TP Gambar 3.15 Memeriksa hubungan kabelcoklat/putih antara connectorsensor IAT dan connector ECU Gambar 3.16 Mengukur tahanan sensor IAT Gambar 3.17 Memeriksa hubungan kabel abu-abu/merah antara connector sensor O2dan connector ECU Gambar 3.18 Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antaraconnector sensor EOT dan connector ECU Gambar 3.19 Memeriksa hubungan kabel hijau/merah antara connector sensor EOT dan connector ECU Gambar 3.20 Memeriksa hubungan kabel orange antara connectorignition coil dan connector ECU Gambar 3.21 Memeriksa hubungan kabel merah muda antara connector ISC dan connector ECU xv

16 Gambar 3.22 Memeriksa hubungan kabelhijau/kuning antara connector ISC dan connector ECU Gambar 3.23 Memeriksa hubungan kabelabu-abu antara connector ISC dan connector ECU Gambar 3.24 Memeriksa hubungan kabel biru muda antaraconnector ISC dan connector ECU Gambar 3.25 Memeriksa tahanan ISC kabel merah muda dan hijau/kuning Gambar 3.26 Mengukur tahanan ISC kabel abu-abu dan biru muda Gambar 3.27 Memeriksa hubungan kabel orange/hitam antara connector injektor dan connector ECU Gambar 3.28 Memeriksa voltase battery Gambar 3.29 Memeriksa voltase pengisian battery Gambar 3.30 Memeriksa hubungan kabel merah antara battery dan connector ECU xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rangkaian diagram sistem YMJET-FI Lampiran 2. Identifikasi kendaraan Lampiran 3. Spesifikasi umum Lampiran 4. Foto Yamaha MIO J Lampiran 5. Foto dilapangan Lampiran 6. Surat tugas dosen pembimbing Lampiran 7. Pernyataan selesai pekerjaan lapangan Lampiran 8. Pernyataan selesai bimbingan Lampiran 9. Surat tugas panitia ujian tugas akhir xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat mendorong manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru. Dalam dunia industri contohnya, setiap industri otomotif berlomba-lomba membuat inovasi-inovasi bagaimana agar suatu kendaraan lebih ramah lingkungan dan hemat bahan bakar seperti yang masyarakat butuhkan saat ini, Komponen kendaraan yang mulanya masih konvensional diubah menggunakan kontrol elektronik seperti yang sudah dilakukan oleh yamaha dengan teknologi fuel injection yang sering disebut dengan YM JET-FI(Yamaha Mixture JET-Fuel Injection). Sistem YM JET-FI adalah suatu sistem suplai bahan bakar dengan menggunakan teknologi kontrol secara elektronik yang mampu mengatur pasokan bahan bakar dan udara secara optimal sesuai yang dibutuhkan mesin pada setiap keadaan yang berbeda. Pada sistem YM JET-FI jumlah bahan bakar yang diinjeksikan oleh injektor lebih presisi dari pada sistem bahan bakar yang diatur secara konvensional oleh karburator, dikarenakan aliran turbulensi campuran bahan bakar dan udara yang lebih baik akan menciptakan campuran yang lebih homogen yang membuat pembakaran di dalam silinder menjadi lebih sempurna. Sistem kontrol elektronik adalah sistem yang bekerja dengan cara menerima sinyal input dari berbagai sensor, seperti sensor IAT (intake air temperature), sensor IAP (intake air pressure), sensor TP (throotle position), sensor O2, sensor 1

19 2 EOT (engine oil temperature), sensor CP(crankshaft position), yang selanjutnya dikirim menuju ECU (electronic control unit), kemudian ECU mengeluarkan sinyal uotput menuju aktuator untuk mengoperasikan kerja mesin sesuai kebutuhan yang diinginkan. Pada sepeda motor yamaha MIO J dengan menggunakan sistem YM JET-FI mempunyai empat bagian pokok, yaitu sistem kontrol elektronik, sistem bahan bakar, sistem induksi udara, dan sistem pengapian yang akan dikontrol secara elektronik. Sistem kontrol elektronik merupakan sistem yang akan mengontrol kinerja mesin agar dicapai kinerja mesin yang optimal dan hemat bahan bakar. Sistem bahan bakar adalah sistem yang bertugas menyuplai bahan bakar dalam bentuk kabut sesuai kebutuhan mesin, sistem pengapian adalah sistem yang mengatur waktu pengapian dengan menggunakan kontrol elektronik agar dihasilkan nyala bunga api oleh busi yang tepat, sistem induksi udara adalah sistem yang mengatur banyaknya udara yang masuk kedalam intake manifold untuk dicampurkan dengan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin. Berdasarkan perkembanagan teknologi injeksi yang sudah banyak diterapkan pada kendaraan bermotor, sehingga pengetahuan tentang teknologi injeksi sangat diperlukan apabila terjadi kerusakan terhadap kendaraan teknologi injeksi. Sebagai pengetahuan tentang sistem EFI (electronic fuel injection) terutama pada SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan akhir untuk mendapat gelar ahli madya.

20 3 B. Permasalahan Adapun permasalahan yang timbul dari uraian latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prinsip kerjasistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J? 2. Sensor apa saja yang terdapat didalam sistem kontrol elektronik pada sepeda motor khususnya sepeda motor yamaha MIO J? 3. Bagaimana pemeriksaan pada sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J? C. Tujuan Adapun tujuan yang ingin saya capai dari permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui prinsip kerja sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J. 2. Mengidentifikasi sensor sensor yang ada pada sistem kontrol elektronik. 3. Mengatasi gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem kontrol elektronik pada sepeda motor yamaha MIO J. D. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari pembahasan tentang sistem kontrol elektronik pada yamaha MIO J, antara lain:

21 4 1. Memberikan pengetahuan mengenai sistem kontrol elektronik sepeda motor yamaha MIO J. 2. Memberikan pengetahuan bagi para pengguna sepeda motor khususnya sepeda motor yamaha MIO J mengenai cara menganalisa, menemukan dan menanggulangi permasalahan yang terjadi. 3. Sebagai bahan referensi dalam perawatan sepeda motor, khususnya pada sepeda motor yamaha MIO J.

22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA E. Pengertian Sistem Kontrol Elektronik Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Wahyu, Sebenarnya sistem injeksi bahan bakar seperti ini bukanlah teknologi baru. Sistem ini sudah ditemukan sejak tahun 1925 oleh insinyur yang berasal dari swedia bernama jonas hesseleman. Mesin hasil ciptaanya dikenal dengan dengan nama mesin hesselema (2012:108). Pada kendaraan dengan menggunakan sistem bahan bakar yang dikontrol secara elektronik yang sering dikenal dengan EFI, penyemprotan waktu dan jumlah bahan bakar yang diatur oleh ECU. Gambar 2.1 Sistem kontrol elektronik YM JET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-4) 5

23 6 Keterangan : 1. Fuel pump 10. Sensor IAT 2. Fuel injector 11. Air filter case 3. Igniton coil 12. ISC (idle speed control) 4. ECU 13. Sensor TP 5. Catalytic converter 14. O2 sensor 6. Sensor EOT 7. Sensor CP A. Sistem bahan bakar 8. Sensor IAP B. Sistem udara 9. Throttle body C. Kontrol sistem Sistem kontrol elektronik merupakan salah satu hasil pengembangan ilmu elektronik yang mengontrol pemakaian bahan bakar lebih efektif sesuai dengan perbandingan jumlah campuran bahan bakar dan udara yang ideal, serta akselarasi yang lebih stabil berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin, pemakaian bahan bakar yang lebih efisien, dan menghasilkan kandungan emisi gas buang yang lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Sistem kontrol elektronik merupakan sistem yang mengontrol kerja dan kondisi mesin untuk diproses agar kerja mesin optimal sesuai dengan kebutuhan. ECU adalah otak dari sistem kontrol elektronik, ECU menentukan jumlah campuran udara dan bahan bakar yang akan diijeksikan didalam ruang bakar. Idealnya untuk setiap 14,7 gram udara yang masuk, maka bahan bakar yang diinjeksikan adalah 1 gram yang disesuaikan dengan kecepatan mesin, posisi pembukaan throttle, pengembunan oksigen dan suhu mesin. Selain mengatur sistem bahan bakar, ECU juga

24 7 mengatur sistem pengapian (duration, timing, and frecuency of ignition), atau sering disebut dengan engine management system (EMS). untuk itu didalam sistem kontrol elektronik ini kondisi baterai harus dalam keadaan normal agar arus yang diterima oleh ECU normal (Wahyu, 2012). F. Komponen Utama Sistem Kontrol Elektronik Sistem kontrol elektronik bekerja dari penerimaan sinyal input oleh sensorsensor yang terdiri dari beberapa sensor, seperti sensor IAT, sensor IAP, sensor TP, sensor O2, sensor EOT, sensor CPyang akan mendeteksi kondisi mesin kemudian menginformasikan kondisi tersebut untuk diproses oleh ECU, ECU memprosesnya berdasarkan sinyal dari sensor-sensor untuk memberikan sinyal output pada aktuator yang terdiri dari injektor,iscdan ignition coil seperti pada bagan dibawah ini : Gambar 2.2 Bagan keja sistem kontrol elektronik

25 8 1. Sensor-sensor a. Sensor IAT Sensor IAT berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk (Jalius, 2008:285). Sensor temperature mengunakan bahan thermistor, merupakan bahan solidstate variable resistor terbuat dari semiconductor. NTC (Negative Temperature Coefficient). Sensor ini nilai tahanannya akan berkurang bila temperatur naik (nilai tahanan berbanding terbalik terhadap temperatur). Kisar temperatur yang dapat terdeteksi 40 C s/d +120 C (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:330). Gambar 2.3 Macam-macam NTC (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:330) Volume dan kepadatan udara berubah sesuai dengan berubahnya temperatur udara. Oleh karena itu meskipun volume udara yang diukur sensor IAP kemungkinan sama, tetapi jumlah injeksi bahan bakar akan berubah-ubah sesuai dengan berubahnya temperatur. Pada temperatur di bawah 20 C bahan bakar

26 9 yang diinjeksikan bertambah, dan di atas 20 C berkurang. Dengan demikian perbandingan udara dan bahan bakar dijamin ketepatannya meskipun temperaturnya berubah (Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2004:82). b. Sensor IAP Sensor IAP bekerja untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.semakin besar tekanan udara yang masuk ke intake manifold semakin besar pula sinyal tegangan yang diberikan ke ECU. Tegangan dari sensor IAP akan diproses ECU yang selanjutnya akan dikirim menuju injektor untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injektor. Gambar 2.4 Bagian-bagian sensor IAP (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:337) Keterangan : 1,3 = konektor 2 = vakum refrensi

27 10 4 = silicon chip ukur 5 = gelas isolator 6 = rumah vacum 7 = input vacum Piezo Resistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan bentuknya. Piezo resistive dibuat berbentuk diafragma/membran silicon chip antara ruangan referensi (kevakuman = 0,2 bar) dan ruangan yang berhubung dengan intake manifold. Perbedaan tekanan antara ruang referensi dengan intake manifold berakibat perubahan lengkungan pada membran silicon chip. Pengolah sinyal merubah menjadi tegangan sinyal. Tegangan paling tinggi sensoriap terjadi ketika tekanan intake manifold paling tinggi yaitu saat kunci kontak ON mesin MATI, atau saat katup gas ditarik tiba-tiba/akselerasi. Sebaliknya tegangan paling rendah terjadi saat deselerasi/perlambatan yaitu ketika katup gas menutup tetapi putaran engine tinggi (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:337). Gambar 2.5 kerja sensor IAP (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:338)

28 11 c. Sensor TP Sensor TP akanmemberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi sudut pembukaan throttle valve/katup gas. Semakin besar sudut bukaan throttle valve/katup gasmaka jumlah udara yang masuk intake manifoldakan semakin banyak. ECU akan memproses dan menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan injektor lebih banyak dan waktu penginjeksian yang lebih cepat. Gambar 2.6 Bagian-bagian sensor TP (Ruswid, 2008:11) Sensor TP dipasangkan pada throttle body yang akan mendeteksi sudut pembukaan throttle valve. Saat throttle valve tertutup penuh maka tegangan 0,3 + 0,8 V akan diberikan ECU melalui terminal VTH/VTA. Saat throttle valve dibuka maka tegangan yang diberikan ECU ke VTH/VTA akan bertambah sesuai dengan sudut pembukaan throttle valve dan tegangan menjadi 3,2 4,9 V pada saat throttle valve terbuka penuh. ECU mempertimbangkan kondisi pengendaraan dari input signal tersebut dan menggunakannya untuk menentukan air fuel ratio yang benar, penambahan tenaga yang benar dan fuel cut control(ruswid, 2008:12).

29 12 Gambar 2.7 Hubungan sensor TP dengan ECU (Ruswid, 2008:12) d. Sensor O2 Sensor O2 bekerja dengan cara membandingkan jumlah oksigen yang ada pada gas buang terhadap jumlah oksigen pada udara luar. udara rujukan ini memasuki sensor melalui sebuah lubang atau ventilasi pada sisi atas.apabila disini ditemukan jumlah oksigen yang berbeda, sensor oksigen akan menghsilkan tegangan kecil yang bervariasi sesuai dengan jumlah oksigen yang terdapat pada gas buang (M. Abdullah, 2007:122). Gambar 2.8 Sensor O2( /2013/02/perangkatutama-YMJET-FI)

30 13 e. Sensor EOT Sensor EOT berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin Sensor ini merupakan tipe thermistor yaitu hambatan akan berubah menurut suhu yang dihasilkan oli mesin dan sensor ini akan memasukan sinyal ke ECU berupa nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar, waktu pengapian, jumlah semprotan bahan bakar pada injektor. Sensor ini juga dipakai untuk mendeteksi panas mesin yang berlebihan. Gambar 2.9 Sensor EOT f. Sensor CP berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi dan kecepatan putaran mesin. Sinyal yang diterima ECU sebagai acuan untuk menentukan waktu pengapian yang tepat dan waktu penyemprotan bahan bakar oleh injektor agar tepat pada waktunya yaitu saat langkah hisap. Sensor CP adalah pengganti dari pulser pada sistem pengapian konvensional, yaitu menerima sinyal yang dihasilkan dari kemagnitan yang terjadi pada alternator.

31 14 Gambar 2.10 letak sensor CP ((Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:340) Keterangan : 1. Magnet permanen 2. Bodi sensor 3. Inti besi sensor 4. Kumparan 5. Tonjolan sebagai refrensi 2. Prosesor / ECU ECU akan menerima dan menghitung seluruh informasi yang diterima dari berbagai sensor dengan akumulasi jumlah tegangan dari sensor yang berbedabeda. Sensor bekerja pada tegangan antara 0-5 volt, selanjutnya ECU akan memproses dari semua input tegangan yang merupakan informasi dari kondisi suhu udara, suhu oli mesin, kadar gas buang, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi throttle valve/katup gas, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya untuk menghitung dan menentukan saat waktu pengapian yang tepat dan jumlah waktu injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar.

32 15 Gambar 2.11 ECU (Ruswid, 2008:9) Bagian-bagian ECU : Micro processor mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan data yang telah diolah berdasarkan informasi dari data yang tersimpan pada memori. Memori Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro processor. Input memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk diproses oleh micro processor. Akuisi Data data data yang telah diproses oleh micro processor dibedakan kemudian diinformasikan ke output. Output Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian diberikan ke aktuator-aktuator ((Ruswid, 2008:9,10).

33 16 3. Aktuator a. Injektor Injektor adalah salah satu bagian dari system bahan bakar yang akan mengabutkan bahan bakar agar terjadi proses percampuran yang homogen antara udara dan bahan bakar. Injector dilengkapi dengan plunger yang akan membuka dan menutup saluran bahan bakar dan kerja plunger dikontrol oleh solenoid yang mendapat instruksi dari engine ECU. Bahan bakar akan keluar lebih gemuk manakala plunger waktu tertahan lebih panjang dan sebaliknya. Pengaturan campuran bahan bakar gemuk, kurus dan saat kapan mulai diinjeksikan tergantung dari sinyal yang dikirim oleh engine ECU (Ruswid, 2008:13). Gambar 2.12 Kontruksi injektor (Jalius, 2008:281) Apabila signal dari ECU diterima oleh coil solenoid, plunger tertarik melawan tegangan pegas. Needle valve dan plunger merupakan satu unit, maka valve jugatertarik dari dudukan dan bahan bakar akan diinjeksikan melalui ujung injektor. Pengaturan volume bahan bakaryang diinjeksikan sesuai dengan lamanya

34 17 signal, sedangkan langkah needle valve tetap ( Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2004:68). Gambar 2.13 Letak injektor (Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008:347) b. Ignition coil Ignition coil berfungsi untuk membentuk tegangan tinggi (guna disalurkan pada busi). Waktu pengapian yang tepat ditentukan oleh ECU sebagai pengganti dari CDI. Konstruksi dari Ignition coil itu adalah dibagian tengah koil pengapian terdapat inti besi lunak,dimana inti besi ini dililiti oleh gulungan kawat halus yang terisolasi, Jumlah dari lilitan sekitar sampai dengan lilitan. Salah satu ujung lilitan tersebut ke luar sebagai terminal tegangan tinggi yang dihubungkan dengan busi,sedangkan ujung yang lainnya disambungkan dengan kumparan primer. Jadi kumparan halus ini dinamakan kumparan sekunder yang dihubungkan dengan ECU. c. ISC ISC merupakan salah satu bagian dari sistem induksi udara yang berfungsi sebagai pengatur aliran udara yang masuk intake manifold pada saat putaran langsam. Plunger pada ISC akan membuka ketika mesin dihidupkan pada saat

35 18 putaran langsam, udara yang masuk akan dialirkan melalui lubang khusus dengan diameter tertentu pada saat plunger terbuka yang akan dialirkan langsung menuju ujung intake manifold, tepatnya sebelum katup masuk untuk dicampurkan dengan bahan bakar. Gambar 2.14 Aliran udara saat putaran idle (Ruswid, 2008:13) G. Sensor-Sensor Pada Sistem YMJET-FI Semakin besarnya tuntutan terhadap kemampuan mesin dan pengontrolan emisi gas buang yang ketat, maka diperlukan perangkat yang mampu mengontrol perbandinag udara dan bahan bakar yang lebih akurat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Yamaha yang menggunakan sistem YMJET-FI dilengkapi kontrol fuel injection secara elektronik untuk menggantikan sistem karburator. Pada sistem ini mampu menghasilkan perbandingan udara dan bahan bakar yang lebih optimum disetiap kondisi putaran mesin. Dengan menggunakan microprocessoryang mampu mengatur volume injeksi bahan bakar sesuai kondisi pengendaraan yang dideteksi oleh bermacam-macam sensor. Adapun sensor yang terdapat dalam sistem YMJET-FI adalah :

36 19 1. Sensor IAT Sistem YMJET-FI pada Yamaha MIO J menggunakan sensor MAQS (modulated air quantity sensor) yang merupakan serangkaian dari beberapa sensor yang terdiri dari sensor IAT, sensor IAP, dan sensor TP yang terletak dalam satu komponen. Sensor IAT berfungsi sebagai pendeteksi temperatur udara yang masuk didalam intake manifold sebagai acuan dalam pencampuran bahan bakar dan udara yeng tepat sesuai kondisi temperatur udara yang masuk. Sensor IAT dihubungkan seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5 V. Sensor IAT akan memberikan sinyal berupa nilai tahanan yang berbeda pada setiap kondisi temperatur udara yang masuk didalam intake manifold.bila tahanan pada IAT berubah (karena temperatur), tegangan sinyal akan mengalami perubahan. Perubahan tegangan identik dengan perubahan temperatur.karena nilai tahanannya pada sensor bervariasi akibat perubahan temperatur maka tegangan yang mengalir dari ECU juga akan bervariasi. Variasi tegangan inilah yang menjadikan dasar ECU untuk menentukan temperatur udara masuk yang tepat sebagai input ECU untuk menentukan jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor.

37 20 Gambar 2.15 MAQS ( /2013/02/perangkatutama-YMJET-FI) Sensor IAT memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada tahanan pada IAT kabel positif (+) dengan kabel berwarna Coklat putih dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru. Gambar 2.16 Connector pada sensor IAT (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-16). 2. Sensor IAP Sensor IAP berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh tekanan udara masuk, semakin besar tekanan udara yang masuk

38 21 ke intake manifold semakin besar pula sinyal tegangan yang diberikan ke ECU. Tegangan dari sensor IAP akan diproses ECU yang selanjutnya akan dikirim menuju injektor untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injektor. Gambar 2.17 Letak sensor IAP Sensor IAP memiliki 3 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada kabel positif (+) dengan kabel berwarna biru, satu terminal yang dihubungkan tegangan yang dihasilkan IAP dengan kabel berwarna merah jambu/putih, dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru. Gambar 2.18 Connector pada sensor IAP (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-13)

39 22 3. Sensor TP Sensor TP berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi throttle valve/katup gas. Setiap perubahan posisi sudut throttle valve dari posisi tertutup (putaran langsam/idle) menuju throttle valve 1 sedikit terbuka dan throttle valve 2 kondisi tertutup (putaran rendah) dan kedua throttle valve terbuka penuh (putaran tinggi) akan menghasilkan sinyal tegangan yang semakin besar untuk segera dikirim ke ECU, oleh ECU sinyal tegangan ini juga akan digunakan untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan disemprotkan oleh injektor.gerakan throttle valve akan menggerakan slider atau lengan gesek yang akan mempengaruhi besar kecilnya nilai tahanan yang dibentuk sebagai informasi ke ECU untuk menentukan banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan. Gambar 2.19 Connector pada sensor TP (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-34) Sensor TP memiliki 3 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada kabel positif (+) dengan kabel berwarna biru, satu terminal yang dihubungkan tegangan yang dihasilkan TP dengan kabel berwarna kuning, dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru.

40 23 4. Sensor O2 Sensor O2 berfungsi untuk memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) kadar emisi gas buang yang dihasilkan pada pembakaran pada setiap kondisi mesin. Sinyal akan diproses oleh ECU untuk memperbaiki ketepatan jumlah udara dan jumlah bahan bakar yang masuk apabila emisi gas buang yang dihasilkan tidak sesuai agar dihasilkan pembakaran yang lebih sempurna.sensor O2 membantu mesin mencapai kinerja yang tinggi ketika katalis mencampur udara dan bahan bakar dengan rasio 14,7 : 1. Gambar 2.20Kontruksi Sensor O2 (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-8). Keterangan : 1. Penutup dalam / inner cover A. Tekanan udara luar 2. Penutup luar / outer cover B. Elektroda bagian dalam 3. Tube zirconium C. Filter zirconium 4. Gas buang / exhaust D. Elektroda bagian luar 5. Tekanan udara luar / atmosphere E. Porous ceramic layer F. gas buang

41 24 Sensor O2 ini menggunakan solid state electrolyctic oxygen ion conduction untuk mendeteksi kerapatan oksigen. Ketika bagian luar dan bagian dalam dari tabung zirconium mendeteksi adanya perbedaan kerapatan oksigen, maka ion oksigen akan menghasilkan tegangan melalui saringan zirconium. Ketika kerapatan oksigen rendah (rasio udara-bahan bakar jenuh), tegangan meningkat. Ketika kerapatan oksigen tinggi (rasio udara bahan bakar rendah), tegangan diturunkan. Tegangan yang dihasilkan dari kerapatan gas hasil pembakaran akan disimpan ke ECU, sehingga dapat memperbaiki waktu injeksi bahan bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-8). Sensor O2 memiliki 1 terminal yang dihubungkan pada kabel positif (+) dengan kabel berwarna abu-abu/merah dan kabel negatif yang langsung dihubungkan pada engine. Sensor O2 terletak pada saluran exhause pada engine Yamaha MIO J. Gambar 2.21 Letak sensor O2

42 25 5. Sensor EOT Sensor EOT memberikan masukan sinyal ke ECU mengenai kondisi temperatur mesin, Sensor ini merupakan tipe thermistor yaitu hambatan akan berubah menurut suhu yang dihasilkan oli mesin dan sensor ini akan memasukan sinyal ke ECU berupa nilai tegangan. Sinyal ini dipakai untuk memberikan kompensasi durasi waktu injeksi bahan bakar, waktu pengapian, jumlah semprotan bahan bakar pada injektor. Sensor ini juga dipakai untuk mendeteksi panas mesin yang berlebihan. Jika kondisi masih dingin akan membutuhkan bahan bakar lebih banyak. Gambar 2.22 Letak sensor EOT Sensor EOT memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada tahanan pada EOT kabel positif (+) dengan kabel berwarna hijau/merah(gr) dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru(bl).

43 26 Gambar 2.23 Connector sensor EOT (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-2) 6. Sensor CP Sensor CP digunakan untuk mendeteksi putaran mesin untuk mendeteksi posisi piston pada saat langkah hisap yang akan digunakan untuk saat penginjeksian didalam ruang bakar dan mendeteksi posisi piston pada saat langkah akhir kompresi untuk proses pembakaran. Penerimaan sinyal dari sensor CP adalah setiap dua kali putaran mesin. ECU akan menerima sinyal berupa tegangan pada saat tonjolan yang terdapat pada poros engkol berputar mengitari tepat pada ujung sensor CP untuk menentukan posisi TOP silinder, menentukan saat injeksi bensin dan saat pengapian, juga untuk mengetahui kecepatan putar engine yang selanjutnya data putaran akan digunakan untuk menentukan jumlah injeksi bahan bakar. Gambar 2.24 sensor CP Sensor CP memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada sumber tegangan CP kabel positif (+) dengan kabel berwarna putih/merah(wr)

44 27 dan satu terminal yang dihubungkan pada massa kabel negatif (-) dengan kabel hitam/biru(bl). Gambar 2.25 Connector sensor CP (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-2) H. Prosesor / ECU Pada SistemYMJET-FI ECU merupakan komponen vital dari sistem kontrol elektronik yang berperan sebagai otak dari sistem YMJET-FI, ECU menggunakan micro computer yang mampu mengolah hasil data yang disimpan dalam memori. ECU bekerja dengan memanfaatkan tegangan battery 12 volt. Sebagai refrensi awal ECU akan mengalirkan tegangan sebasar 5 volt untuk tiap sensornya, kemudian dari hasil penginderaan oleh tiap sensor mengenai temperatur udara, temperatur mesin, kecepatan mesin, dan kerapatan oksigen dari hasil pembakaran, akan dikembalikan ke ECU berupa tegangan dari tiap sensor yang terdapat dalam sistem YMJET-FI, tentunya tegangan yang dihasilkan berbeda-beda sesuai kondisi pada mesin. ECU akan memproses dengan tepat hasil penerimaan tegangan yang tersimpan untuk selanjutnya ECU akan mengalirkan tegangan menuju aktuator agar dihasilkan campuran udara dan bahan bakar yang tepat, waktu dan jumlah injeksi bahan bakar yang tepat, dan waktu pengapian yang tepat.

45 28 I. Aktuator Pada Sistem YMJET-FI Gambar 2.26 ECU Dalam sistem YMJET-FI yang mempunyai fungsi utama dalam menginjeksikan bahan bakar yang dikontrol secara elektronik terdapat tiga komponen output/aktuator untuk menjalankan perintah dari ECU sesuai kondisi mesin, sehingga dihasilkan kerja mesin dengan tepat. Aktuator yang terdapat dalam sistem YMJET-FI adalah injektor, ignition coil, dan ISC.Dari ketiga aktuator tersebut memiliki peran dan fungsi yang berbeda-beda, sehingga diperoleh sistem penginjeksian bahan bakar yang tepat. 1. Injektor Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke ujung saluran masuk (intake manifold), tepatnya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECU. Terjadinya penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke solenoid coil injector. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan

46 29 mengangkat needle valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah bertekanan akan memancar keluar dari injektor. Gambar 2.27 Injektor Injektor memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada sumber tegangan yang dihubungkan pada kunci kontak, kabel positif (+) dengan kabel berwarna cokelat(br) dan satu terminal yang dihubungkan pada ECU dengan kabel orange/hitam(orb). Gambar 2.28 Connector injektor (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-2. Ignition coil 2) Sistem pengapian pada suatu kendaraan sangatlah penting bagi kinerja mesin tersebut, karena sistem pengapian ini merupakan sistem yang membangkitkan sumber energi melalui arus listrik yang di suplai oleh baterai.

47 30 Sistem pengapian pada kendaraan terdahulu menggunakan pengapian yang konvensional yang mana masih menggunakan platina (breaker point). Gambar 2.29 Ignition coil Pada masa sekarang ini sistem pengapian tidak menggunakan platina kembali tetapi sudah menggunakan sistem yang elektronis. Sistem pengapian elektronis ini sistem kerjanya secara elektrik yang mana signal listrik akan membuka dan menutup suatu alat yang disebut SCR (Silicon Controler Rectifier). Dan pada sepeda motor yamaha MIO J menggunakan sistem pengapian TIS (Transistor Ignition System). Pada sistem pengapian full transistor atau TIS sistem pengendali injeksinya menggunakan ECU yang terdiri atas 2 bagian yaitu : ECU untuk mengatur injeksi bahan bakar dan TIS untuk mengatur pengapian. 3. ISC Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha menampilkan efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan mencapai karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan bakarnya, serta ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve mekanis, satu didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran udara tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara langsung dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara tambahan

48 31 (air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin sedang beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang bakar timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor menjadi partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder, Sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5). ISC berfungsi sebagai pengontrol udara masuk pada saat kondisi mesin masih dalam keadaan dingin, sehingga putaran mesin akan stabil pada saat putaran idle. ISC secara otomatis aktif dan membuka sehingga udara dapat masuk melalui air assist passage yang akan disalurkan langsung sebelum intake valve untuk dicampur dengan bahan bakar untuk pembakaran. ISC terletak dibagian atas throttle body dengan pipa kecil yang menembus ujung trhottle body setelah air cleaner. ISC membuka atas perintah berupa sinyal yang diberikan oleh ECU. Gambar 2.30 ISC ( YMJET-FI)

49 32 ISC memiliki 4 terminal yang terdiri dari kabel merah muda(+), kabel hijau/kuning(-), kabel abu-abu(+), dan kabel biru muda(-). Gambar 2.31 Connector ISC (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-35) J. Kerja Sistem YMJET-FI 1. Hubungan antara Sensor, ECU, dan Aktuator Sistem kontrol elektronik pada YM JET-FI bekerja dari penerimaan sinyal input oleh sensor-sensor yang mendeteksi kondisi mesin kemudian menginformasikan kondisi tersebut untuk diproses oleh ECU, ECU memprosesnya berdasarkan sinyal dari beberapa sensor seperti sensor IAT, sensor IAP, sensor TP, sensor O2, sensor EOT, sensor CPuntuk memberikan sinyal output pada aktuator yang terdiri dari injektor,isc dan ignition coil seperti pada gambar 2.1 diatas. 2. Cara kerja sistem YMJET-FI Teknologi YM JET-FI yang baru dikembangkan oleh yamaha menampilkan efisiensi pembakaran yang sangat baik, memungkinkan kendaraan mencapai karakteristik pengendara yang sangat nyaman dan ekonomis bahan bakarnya, serta ramah lingkungan. YM JET ini terdiiri dari dua throttle valve mekanis, satu didepan dan satu dibelakang, yang berguna untuk mengontrol aliran udara tambahan. Pada injektornya dilengkapi dengan perangkat M-JET, secara langsung

50 33 dipasang ke cylinder head dan dilengkapi dengan saluran by pass udara tambahan (air conector) untuk menghasilkan aliran udara yang kuat, ketika mesin sedang beroperasi pada posisi langsam atau pada kecepatan rendah, pada ruang bakar timbul putaran turbulensi, sehingga semprotan bahan bakar oleh injektor menjadi partikel yang lebih halus (hasil atomisasi lebih baik) didalam silinder, Sehingga meningkatkan efisiensi pembakaran dan mencapai tujuan hemat bahan bakar (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5). Gambar 2.32 Sistem YMJET-FI (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-5) Aliran udara masuk pada sistem YMJET-FI dalam berbagai posisi bukaan throttle dapat dibagi menjadi tiga sistem aliran udara yaitu : a. Saat putaran langsam Pada saat mesin dalam kondisi putaran langsam throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi tertutup, sehingga udara masuk melalui saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan dibelakang throttle valve 2, namun udara hanya bisa lewat melalui lubang air assist passage yang terletak

51 34 didepan throttle valve 1 karna throttle valve masih dalam kondisi tertutup. Udara yang masuk melalui air assist passageakan dikontrol oleh idle speed control dengan cara membuka plunger penutup laju udara didalam pipa air assist passage. Gambar 2.33 Aliran udara pada putaran langsam b. Saat putaran rendah Pada saat mesin dalam kondisi putaran rendah throttle valve 1 sudah dalam kondisi sedikit terbuka namun throttle valve 2 masih dalam kondisi tertutup. Hal itu disebabkan karna penghubung gerakan dari throttle valve 1 menuju throttle valve 2 diberi jarak suaian atau spelling pada throttle valve 2, sehingga pada saat handle gas mulai ditarik akan menggerakan dan membuka throttle valve 1 dan throttle valve 2 masih dalam kondisi diam atau tertutup, maka udara akan masuk melaluli kedua saluran air assist passage yang terletak didepan throttle valve 1 dan throttle valve 2.

52 35 Gambar 2.34 Aliran udara pada putaran rendah c. Saat putaran menengah / tinggi Pada saat mesin dalam kondisi putaran menengah menuju putaran tinggi throttle valve 1 dan throttle valve 2 dalam kondisi sedikit membuka sampai kondisi membuka penuh tergantung dari seberapa banyak handle gas ditarik. Pada kondisi ini udara dapat masuk melalui main air passage yang akan dicampur dengan bahan bakar untuk proses pembakaran dengan jumlah yang disesuaikan oleh sudut bukaan throttle valve. Gambar 2.35 Aliran udara pada putaran tinggi K. Pemeriksaan Sistem Kontrol Elektronik Pada YMJET-FI Sistem kontrol elektronik mempunyai komponen yang masing-masing memiliki batas waktu operasional sesuai standar. Jika waktu operasional sudah

53 36 sampai pada batas akhir operasional, maka komponen tersebut harus segera diganti supaya tidak mengganggu dalam proses kerja sistem kontrol elektronik. Permasalahan akan timbul ketika ketika sulit untuk mengetahui secara pasti batas waktu operasional dari suatu komponen, karena masa operasional komponen bersifat relatif dan ditentukan oleh beberapa faktor lain. Oleh sebab itu perlu dilakukan langkah-langkah pemeriksaan komponen seperti sensor dan aktuator. 1. Pemeriksaan sensor Pemeriksaan sensor padasistem kontrol elektronik dilakukan dengan membandingkan standar pemeriksaan. a. Pemeriksaan tegangan sensor - Putar kunci kontak pada posisi ON - Periksa tegangan dengan menggunakan multitester antara terminalterminalnya. - Tegangan yang dihasilkan harus sesuai standar. b. Pemeriksaan tahanan sensor - Putar kunci kontak pada posisi OFF - Periksa tahanan dengan menggunakan ohmmeter antara terminalterminalnya. - Tegangan yang dihasilkan harus sesuai standar. 2. Pemeriksaan aktuator Aktuator merupakan komponen penggerak dalam sistem kontrol elektronik. Pemeriksaan komponen aktuator berbeda dengan pemeriksaan komponen lain. a. Pemeriksaan injektor

54 37 Pemeriksaan injektor dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, pemeriksaan coupler injektor, hubungan kabel, jumlah bahan bakar yang diinjeksikan dan pola bentuk pengabutan. b. Pemeriksaan ignition coil Pemeriksaan ignition coil dilakukan dari pemeriksaan tahanan ignition coil, hubungan kabel, dan hubunngan antara coil primer dan sekunder. c. Pemeriksaan ISC Pemeriksaan ISC dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, pemeriksaan coupler ISC, hubungan kabel, kondisi plunger,kerja ISC harus lancar.

55 BAB III SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J Gambar 3.1 Letak komponen sistem YMJET-FI yamaha mio j (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:1-3) A. Alat dan Bahan 1. Alat: a. Tool set d. Battery b. Kunci T: 8, 10,12,14 e. 1 set kunci moment c. Multi tester f. 1 set kunci shock 2. Bahan: Sepeda motor yamaha MIO J 38

56 39 B. Kontruksi dasar teknologi YM JET-FI MIO J Teknologi terbaru sistem injeksi bahan bakar yang sudah banyak diterapkan pada kendaraan bermotor mendapat jawaban positif dari masyarakat, tentunya dengan berbagai keunggulanya terutama terhadap konsumsi bahan bakar yang lebih irit dibandingkan dengan sistem mekanis. Teknologi YM JET-FI milik Yamaha yang diterapkan pada MIO J membuat kendaraan ini mempunyai banyak keunggulan dibanding motor injeksi lain.faktor yang paling menentukan sistem injeksi dapat bekerja dengan baik adalah pengaturan dari ECU. Berdasarkan input dari sensor CP, sensor TP, sensor IAT, sensoriap, sensor EOTdan sensor O2yang akan mengirim sinyal ke ECU untuk menentukan waktu penginjeksian bahan bakar, waktu pengapian yang tepat. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan harus sebanding dengan udara yang masuk ke dalam silinder. Teknologi YM JET-FI memungkinkan semua sensor-sensor harus bekerja dengan optimal untuk menunjang kebutuhan mesin dalam kondisi apapun, karna apabila terdapat salah satu sensor yang bermasalah maka ECU akan mengkondisikan kerja mesin sesuai dengan kondisi yang terjadi, maka perawatan berkala sangat penting untuk menjaga performa mesin tetap stabil. C. Pendiagnosaan sendiri Sistem kontrol elektronik dilengkapi dengan self-diagnostic function yang dapat menjamin sistem kontrol mesin bekerja dengan sempurna. Apabila terdapat gejala kerusakan, atau masalah pada sensor, maka akan memberitahu pengendara melalui kedipan lampu indikator mesin (engine trouble warning light) yang terdapat pada speedometer.

57 40 Gambar 3.2 Lampu indikator mesin bermasalah (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-3) Lampu indikator mesin menunjukan error code berdasarkan jumlah kedipan pada lampu indikator, jumlah kedipan 0 sampai 79 dan mempunyai dua jenis kedipan, kedipan panjang dan kedipan pendek. Kedipan panjang mempunyai nilai 10 dengan ketentuan lampu menyala selama 1 detik (ON) dan 1.5 detik mati (OFF), sedangkan kedipan pendek mempunyai nilai 1 dengan ketentuan lampu menyala selama 0.5 detik (ON) dan 0.5 detik mati (OFF) seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Gambar 3.3 Kode indikasi kerusakan engine trouble warning light(service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-3)

58 41 Lampu indikator mesin akan berkedip setelah : 1) tombol start mesin ditekan. Untuk memberi tahu pengendara tentang kerusakan yang terjadi pada sistem fuel injection. 2) fungsi diagnosa mendeteksi bahwa ada sistem tidak berfungsi, maka akan digunakan kondisi alternatif yang sesuai dan lampu peringatan mesin bermasalah akan menyala untuk mengingatkan pengendara bahwa sistem tidak berfungsi. 3) Setelah mesin dalam kondisi berhenti, kode kerusakan akan terbaca pada bentuk nyala pada indikator engine trouble warning light. (atau dapat terbaca dengan FI diagnostic tool). 1. Memahami kode kerusakan (engine trouble warning light) Apabila ECU mendeteksi sinyal yang tidak normal dari sensor pada waktu waktu sepeda motor dijalankan, ECU akan memerintahkan lampu indikator kerusakan mesin untuk menyala, kemudian kerja mesin akan berubah sesuai sesuai dengan kerusakan yang terjadi. Ketika sinyal ketidak normalan diterima dari sensor, ECU akan menghitung nilai yang terprogram dengan akurat, supaya mesin dapat bekerja dengan kondisi yang berbeda. Apakah mesin tetap bekerja, atau terhenti, tergantung dari kondisi yang terjadi. Berikut untuk kode erroryang muncul pada lampu indikator mesin disetiap komponen:

59 42 Tabel 3.1. kodeerror yang muncul pada lampu indikator mesin. Kode error Item Penyebab/gejala Mesin bisa distart 12 Sensor CP Tidak ada sinyal normal yang diterima dari Sensor CP Tidak Kendaraan dapat berjalan Tidak Sensor IAP Sensor IAP rusak atau terdeksi hubungan pendek. Tidak Tidak Sistem tekanan udara masuk rusak Sensor TP Sensor TP rangkaian rusak atau terdeksi hubungan pendek. Tidak Tidak Terdeteksi Sensor TP macet. 22 Sensor IAT Rangkaian Sensor IAT rusak atau terdeteksi hubungan pendek. 24 Sensor O2 Sinyal dari sensor O2 tidak normal. 28 Sensor EOT Rangkaian Sensor EOT rusak atau terdeteksi hubungan pendek. 33 Faulty ignition Rangkaian ignition coilpada primary coil rusak. 61 ISC Putaran langsam terlalu tinggi. ISC rangkaian rusak atau terdapat hubungan pendek. 39 Fuel injector Rangkaian fuel injector rusak atau terdeteksi ada Tidak Bisa Bisa Tidak Bisa Tidak Tidak Bisa Bisa Tidak Bisa Tidak

60 43 hubungan pendek. 46 Sistem power supply kendaraan (memonitor voltase) Sistem power supply FI tidak normal. Bisa Bisa 50 ECU tidak berfungsi ECU memory rusak (error code tidak terbaca pada engine warning light). Tidak Tidak 79 Berlebihan volume udara masuk Terlalu banyak volume udara masuk. Bisa Bisa Pola lampu perin gatan Peringatan kemampuan hidup mesin dengan kickstarter Voltase battery tidak mencukupi setelah kunci kontak pada posisi 0N. Bisa (tergant ung keadaa n/kondi si) Bisa ( tergantung keadaan/ko ndisi) Menu nggu siste m penya mbun gan ECU tidak berfungsi (output signal error) Tidak ada sinyal ke kabel indikator/service tool. Bisa (tidak, jika ECU tidak berfung si) Bisa (tidak, jika ECU tidak berfungsi) 2. Lampu peringatan kemampuan kickstarter Sistem kontrol elektronik bekerja dengan mengandalkan suplai sepenuhnya dari battery 12 volt, apabila kondisi voltase battery rendah atau tidak mampu menghidupkan kickstarter maka lampu indikator mesin (engine trouble warning light) akan menyala dan memberikan indikasi mesin jika kunci kontak diputar kearah ON. Pola kedipan lampu menyala selama 0.2 detik dengan jumlah 2 kali selama 30 kali pola kedipan seperti gamabar dibawah ini.

61 44 Gambar 3.4 Pola kedipan peringatan kemampuan kickstarter (Service Manual Yamaha MIO J, 2012:6-4) untuk memperbaiki gejala yang timbul pada kemampuan kickstarter, maka prosedur pemeriksaan yang dilakukan adalah : 1) Memeriksa voltase battery. 2) Jika voltase battery rendah, setrom battery. Kondisi pengisian 12,4 (60%). 3) Jika voltase battery tidak bertambah, atau mesin tidak bisa hidup jika distart setelah battery melakukan penyetroman, kondisi battery harus diganti. 4) Memeriksa sistem pengisian (charging system). 3. Memeriksa bohlam indikator mesin bermasalah Setelah kunci kontak diputar pada posisi ON dan menekan tombol start, lampu peringatan mesin akan menyala selama 2 detik. Jika lampu peringatan tidak menyala, kemungkinan bohlam lampu indikator peringatan mesin putus atau terdapat kabel penghubung yang terputus.

62 45 D. Pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik 1. Sensor CP Langkah 1 : Memeriksa kondisi pemasangan part kendor, atau macet. Langkah 2 : a) kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin sambungan yang terlepas. c) Memeriksa kondisi fisik dari coupler. Jika ada kerusakan, perbaiki dan sambung coupler dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler Sensor CP. c) Mencabut coupler ECU. d) Memeriksa hubungan antara kabel putih/merah pada connector Sensor CP dan putih/merah pada connector ECU.(Hubungan pada kabel Sensor CP: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test).

63 46 Gambar 3.5 Memeriksa hubungan kabel putih/merah antara connector Sensor CP dan connector ECU e) Hubungan OK, kemudian memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector Sensor CP dan hitam/biru pada connector ECU. jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.6Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector Sensor CP dan connector ECU 2. Sensor IAP Langkah 1 : a) Kunci kontak pada posisi OFF.

64 47 b) Mencabut coupler dan periksa dudukan pin dibagian dalam. c) Memeriksa dudukan connectorsensor IAP. Jika sambungan tidak sempurna, perbaiki. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler sensor IAP. c) Mencabut coupler ECU. d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor IAP dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor IAP: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). Gambar 3.7Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antara connector sensor IAP dan connector ECU e) Memeriksa hubungan antara kabel merah jambu/putih pada connector sensor IAP dan merah jambu/putih pada connector ECU.

65 48 Gambar 3.8Memeriksa hubungan kabel merah jambu/putih antara connector sensor IAP dan connector ECU f) Memeriksa hubungan antara kabel biru pada connector sensor IAP dan biru pada connector ECU.jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.9Memeriksa hubungan kabel biru antara connector sensor IAP dan connector ECU Langkah 3 : a) Putar kunci kontak pada posisi ON. b) Mengukur tegangan antara kabel merah jambu/putih dan hitam/biru.

66 49 c) Tegangan keluar dari sensor IAP adalah 3,93 volt, standart : 0,789 4 volt. Jika tidak ada beberapa kemungkinan yaitu coupler ECU kendor atau terlepas, atau terjadi hubungan pendek. merah jambu/putih (P/W) Hitam/biru (B/L) Gambar 3.10 Memeriksa tegangan sensor IAP 3. Sensor TP Langkah 1 : Memeriksa pemasangan part kemungkinan kendor atau tidak sempurna. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler sensor TP. c) Mencabut coupler ECU.

67 50 d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor TP dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor TP: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). e) Memeriksa hubungan antara kabel kuning pada connector sensor TP dan kuning pada connector ECU. Gambar 3.11Memeriksa hubungan kabel kuning antara connector sensor TP dan connector ECU f) Memeriksa hubungan antara kabel biru pada connector sensor TP dan biru pada connector ECU. jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Langkah 4 : a) Mencabut coupler sensor TP. b) Mengukur tegangan yang masuk sensor TP. c) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor TPkabel biru dan kabel negatif (-) pada coupler sensor TP kabelhitam/biru. d) Memutar kunci kontak pada posisi ON.

68 51 Biru: (1) hitam/biru: (2) Gambar 3.12 Mengukur tegangan masuksensor TP e) Tegangan yang masuk sensor TP adalah 4,5 volt, standart : 5 volt. Jika tidak ada beberapa kemungkinan yaitu coupler ECU kendor atau terlepas, atau terjadi hubungan pendek. Langkah 5 : a) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor TPkabel kuning dan kabel negatif (-) pada coupler sensor TP kabel hitam/biru. b) Gunakan serabut tembaga untuk mempermudah pemasangan seperti gambar dibawah ini. Gambar 3.13 Langkah pemasangan serabut tembaga. c) Memutar kunci kontak pada posisi ON.

69 52 d) Tegangan yang keluar sensor TP pada posisi menutup adalah 0,7 volt, standar 0,63-0,73 volt. Kuning: (3) hitam/biru: (2) Gambar 3.14 Mengukur tegangan keluar sensor TP e) Membuka secara perlahan handle gas, dan memeriksa penambahan voltase outputsensor TP. Tegangan yang dihasilkan pada posisi membuka penuh adalah 3,7 volt. Jika voltase tidak berubah, atau berubah dengan kasar dan tiba-tiba, ganti unit MAQS. 4. Sensor IAT Langkah 1 : Memeriksa kondisi pemasangan part kemungkinan kendor atau tidak sempurna. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF.

70 53 b) Mencabut coupler sensor IAT. c) Mencabut coupler ECU. d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor IAT dan hitam/biru pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor IAT: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). e) Memeriksa hubungan antara kabel coklat/putih pada connector sensor IAT dan coklat/putih pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.15Memeriksa hubungan kabelcoklat/putih antara connector sensor IAT dan connector ECU Langkah 4 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler sensor IAT. c) Mengukur tahanan sensor IAT. d) Memasang kabel positif (+) digital multitester pada coupler sensor IATkabelcoklat/putih (1) dan kabel negatif (-) pada coupler sensor IATkabel hitam/biru (2).

71 54 e) Tahanan sensor IAT adalah 150 Ω pada suhu 32,6 C, standar : 5,7-6,3 kω pada suhu 0 C. Gambar 3.16 Mengukur tahanan sensor IAT 5. Sensor O2 Langkah 1 : Memeriksa kondisi pemasangan sensor kendor atau macet. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler sensor O2. c) Mencabut coupler ECU.

72 55 d) Memeriksa hubungan antara kabel abu-abu/merah pada connector sensor O2dan abu-abu/merah pada connector ECU.(Hubungan pada kabelsensor O2: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). Gambar 3.17Memeriksa hubungan kabel abu-abu/merah antara connector sensor O2dan connector ECU 6. Sensor EOT Langkah 1 : Memeriksa kondisi pemasangan sensor kendor atau macet. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler sensor EOT. c) Mencabut coupler ECU.

73 56 d) Memeriksa hubungan antara kabel hitam/biru pada connector sensor EOT dan hitam/biru pada connector ECU. (Hubungan pada kabel sensor EOT: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). Gambar 3.18Memeriksa hubungan kabel hitam/biru antaraconnector sensor EOT dan connector ECU e) Memeriksa hubungan antara kabel hijau/merah pada connector sensor EOTdan hijau/merah pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.19Memeriksa hubungan kabel hijau/merah antara connector sensor EOT dan connector ECU

74 57 7. Ignition coil Langkah 1 : a) Memeriksa connector an coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. b) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut connector ignition coil (sisi primary coil). c) Mencabut connector ECU. d) Memeriksa hubungan antara kabel orange pada connector ignition coil dan kabel orange pada connector ECU. (Hubungan pada kabel ignition coil: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). Gambar 3.20Memeriksa hubungan kabel orange antara connectorignition coil dan connector ECU 8. ISC Langkah 1 : Periksa pemasangan parts kemungkinan kendor atau tidak sempurna.

75 58 Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi dari coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna. Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler ISC. c) Mencabut coupler ECU. d) Memeriksa hubungan antara kabel merah muda pada connector ISC dan merah muda pada connector ECU.(Hubungan pada kabel ISC: Continuity, posisi saklar pada tester: Continuity test). Gambar 3.21Memeriksa hubungan kabel merah muda antara connector ISC dan connector ECU e) Memeriksa hubungan antara kabel hijau/kuning pada connector ISC dan hijau/ kuning pada connector ECU.

76 59 Gambar 3.22Memeriksa hubungan kabelhijau/kuning antara connector ISC dan connector ECU f) Memeriksa hubungan antara kabel abu-abu pada connector ISC dan abuabu pada connector ECU. Gambar 3.23Memeriksa hubungan kabelabu-abu antara connector ISC dan connector ECU

77 60 g) Memeriksa hubungan antara kabel biru muda pada connector ISC dan biru muda pada connector ECU.. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.24Memeriksa hubungan kabel biru muda antaraconnector ISC dan connector ECU Langkah 4 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler ISC. c) Mengukur tahanan ISC antara kabel positif (+) tester untuk merah muda dan kabel negatif (-) tester untuk hijau/kuning. Tahanan dari ISC adalah 20,6 Ω pada suhu 32,6 C, standar : 20 Ω pada suhu 20 C.

78 61 Merah muda : (1) Hijau/kuning : (2) Gambar 3.25 Memeriksa tahanan ISC kabel merah muda dan hijau/kuning d) Mengukur tahanan ISC antara kabel positif (+) tester untuk abu-abu dan kabel negatif (-) tester untuk biru muda. Tahanan dari ISC adalah 20,7 Ω pada suhu 32,6 C, standar : 20 Ω pada suhu 20 C. Jika diluar spesifikasi, ganti ISC. Abu abu: (3) biru muda: (4) Gambar 3.26 Mengukur tahanan ISC kabel abu-abu dan biru muda 9. Injektor Langkah 1 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna.

79 62 Langkah 2 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler injektor. c) Mencabut coupler ECU. d) Memeriksa hubungan antara orange/hitam muda pada connector injektordan orange/hitam pada connector ECU. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.27Memeriksa hubungan kabel orange/hitam antara connector injektor dan connector ECU 10. ECU Langkah 1 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Memeriksa coupler kemungkinan ada pin yang terlepas. c) Memeriksa kondisi coupler. Jika rusak, perbaiki dan pasangkan dengan sempurna.

80 63 Langkah 2 : a) Memeriksa kondisi battery. Voltase battery adalah 12 volt. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti battery. Gambar 3.28 Memeriksa voltase battery b) Memeriksa sistem pengisian battery. Voltase pengisian battery 14 volt pada 5000 r/min. Jika tidak sesuai spesifikasi, ganti rectifier/regulator. Gambar 3.29 Memeriksa voltase pengisian battery Langkah 3 : a) Kunci kontak pada posisi OFF. b) Mencabut coupler ECU.

81 64 c) Memeriksa hubungan antara kabel merah pada batterydan kabel merah pada connector ECU.. Jika kabel putus/hubungan pendek perbaiki atau ganti kabel. Gambar 3.30Memeriksa hubungan kabel merah antara battery dan connector ECU d) Jika kondisi semua komponen masih baik dan sesuai spesifikasi, kemungkinan ECU rusak atau tidak berfungsi. Dibawah ini merupakan tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik Yamaha MOI J untuk mengetahui kondisi yang terjadi pada setiap komponen masih dalam batas spesifikasi atau sudah tidak layak pakai. Tabel 3.2 Hasil pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J No Komponen Pemeriksaan Hasil 1. Sensor CP Kondisi pemasangan part dan coupler. Hubungan kabel putih/merah. Hubungan kabel hitam/biru. Masih bagus Masih bagus Masih bagus

82 65 2. Sensor IAP Dudukan pin dan dudukan connector. Hubungan kabel hitam/biru. Hubungan kabel merah jambu/putih. Hubungan kabel biru. 3. Sensor TP Kondisi pemasangan part dan coupler. Hubungan kabel hitam/biru. Hubungan kabel biru. 4. Sensor IAT Kondisi pemasangan part dan coupler. Hubungan kabel hitam/biru. Hubungan kabel coklat/putih. 5. Sensor O2 Kondisi pemasangan sensor dan coupler. Hubungan kabel abu-abu/merah. 6. Sensor EOT Kondisi pemasangan sensor dan coupler. Hubungan kabel hitam/biru. Hubungan kabel hijau/merah. 7. Ignition coil Kondisi pemasangan connector. Hubungan kabel orange. 8. ISC Kondisi pemasangan part dan coupler. Hubungan kabel merah muda. Hubungan kabel hijau/kuning. Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus

83 66 hubungan kabel abu-abu. Hubungan kabel biru muda. Masih bagus Masih bagus Masih bagus 9. Injektor Kondisi coupler pemasanganya. Hubungan kabel orange/hitam. 10. ECU Kondisi coupler pemasanganya. Kondisi battery. Hubungan kabel merah pada battery. Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Masih bagus Tabel 3.3 Hasil Pengukuran komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J No Pengukuran Hasil Standar 1. Tegangan keluar sensor IAP antara kabel coklat/putih dan hitam/biru. 2. Tegangan masuk sensor TPantara kabel biru dan hitam/biru. 3,93 volt 0,789-4 volt 4,5 volt 5 volt 3. Tegangan keluar sensor TPantara kabel kuning dan hitam/biru. 4. Tahanan antara kabel coklat/putih dan hitam/biru pada sensor IAT. 5. Tahanan ISCpada kabel merah muda dan hijau/kuning. 6. Tahanan ISCpada kabel abu-abu dan biru muda. 0,7 volt (posisi menutup) 150 Ω pada suhu 32,6 C 20,6 Ω (pada suhu 32,6 C) 20,7 Ω (pada suhu 32,6 C) 0,63 0,73 volt posisi menutup) 5,7 6,3 kω pada suhu 0 C 20 Ω (pada suhu 20 C) 20 Ω (pada suhu 20 C) 7. Sistem pengisian battery. 14 volt pada 5000 r/min. 14 volt pada 5000 r/min.

84 67 E. Pembahasan Dalam melakukan kegiatan praktikum mengenai pemeriksaan dan pengukuran komponen yang terdapat pada sistem kontrol elektronik dapat diambil beberapa pokok bahasan antara lain : 1. sistem YMJET-FI mempunyai keunggulan dibanding system fuel injection merk lain karena system YMJET-FI dilengkapi dengan dua buah throttle valve dan saluran air assist passage, dua buah throttle valveyang terletak didalam throttle body memungkinkan udara yang masuk lebih efisien dengan perbandingan volume bahan bakar yang diinjeksikan, sedangkan air assist passage berfungsi sebagai saluran udara yang masuk pada saat putaran idle dan saat putaran rendah agar udara yang masuk lebih cepat bercampur dengan bahan bakar karena air assist passage langsung disalurkan pada ujung intake manifold. 2. dalam pemeriksaan tiap komponen dihasilkan kondisi tiap komponen masih dalam keadaan bagus dan pengukuran hubungan kabel, tegangan maupun tahanan masih dalam batas toleransi pada spesifikasi standar. Garansi mesin 3 tahun atau sampai pada jarak tempuh km. Yang diberikan oleh Yamaha Indonesia Motor Mfg dapat dibuktikan dengan hasil identifikasi komponen yang masih bagus pada sepeda motor MIO J keluaran tahun pada saat pengukuran tahanan intake air temperature dengan hasil pengukuran 150 Ω pada suhu 32,6 C, sedangkan standar pengukuran sesuai panduan servis manual adalah : 5,7-6,3 kω pada suhu 0 C. Konversi dari kω ke Ω dengan

85 68 kelipatan 1000, sehingga ukuran standartnya adalah Ωpada suhu 0 C, dengan demikian semakin naik suhu udara yang masuk maka nilai tahanan yang keluar dari intake air temperaturesemakin kecil. F. Analisa Troubleshooting Sistem Kontrol Elektronik Self diagnostic function pada sistem kontrol elektronik digunakan menunjukan gejala kerusakan, atau masalah yang terjadi pada salah satu komponen yang terdapat dalam sistem kontrol elektronik. Pengendara akan mengetahui bagian komponen sistem kontrol elektronik yang rusak melalui kedipan lampu indikator mesin sesuai dengan kode error yang tersimpan dalam memori ECU. Tabel berikut menguraikan kerusakan atau masalah sistem kontrol elektronik dan sistem pendukung lainya pada Yamaha MIO J untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan cara mengatasinya. Tabel 3.4 troubleshooting sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J No Permasalahan Penyebab Cara mengatasinya 1. Mesin sulit dihidupkan Kondisi battery lemah, atau rusak. Rangkaian kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor unit tidak bekerja dengan baik. Setrom battery jika diperlukan, dan ganti battery jika voltase tidak berubah saat penyetruman. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Periksa sensor unit, ganti sensor unit jika rusak. Ganti sensor CP.

86 69 Tidak ada sinyal dari sensor CP. Ignition coil rusak. Kondisi busi dan celah busi. Ganti ignition coil. Bersihkan, atau ganti busi. Stel celah busi.(celah busi 0,6-0,7 mm). Ganti ECU. 2. Tidak ada sinyal normal yang diterima dari sensor CP. 3. Rangkaian sensor IAP tidak bekerja dengan baik. 4. Rangkaian sensor TPtidak bekerja dengan baik. ECU tidak bekerja atau rusak. Rangkaian kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor CP rusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Kabel putus atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor IAPrusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Sensor IAP tersumbat. Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor TPmacet. Sensor TPrusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti sensor CP. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Sambung kembali dan ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti MAQS. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Bersihkan throttle body. Ganti sensor jika perlu. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti sensor TP. Ganti MAQS. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat.

87 70 5. Rangkaian sensor IAT tidak bekerja dengan baik. 6. Sinyal dari sensor O2 tidak normal. 7. Sensor EOT tidak bekerja dengan baik. 8. ISC tidak bekerja dengan baik (putaran langsam tidak sesuai). Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor IAT rusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. sensor O2rusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Sensor EOT rusak. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Connector sensor tidak terpasang dengan sempurna. Kabel handle gas rusak. ISC valve macet. Throttle valve aus, atau rusak. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti MAQS Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti sensor O2. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Ganti Sensor EOT. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Ganti handle gas. Bersihkan unit ISC, ganti jika sudah rusak. Ganti throttle valve.saat mengganti throttle valve, putar kunci kontak dari posisi ON ke OFF sebanyak tiga

88 71 9. Injektor tidak bekerja dengan baik. Rangkaian unit kabel rusak atau terdeteksi hubungan pendek. Connector injektor tidak terpasang dengan sempurna. Power supply ke injektor tidak normal. kali (berhenti pada posisi OFF selama 3 detik setiap kali), juga setelah menstart mesin, biarkan mesin dalam kondisi putaran langsam selama 10 menit. Perbaiki rangkaian, ganti kabel jika ada yang terkelupas/rusak. Pasangkan kembali, pastikan klip pengunci terpasang dengan tepat. Periksa battery, ganti atau setrom jikabattery tidak bekerja dengan voltase 12 volt. Lubang tersumbat. Injektor rusak. injektor Bersihkan atau ganti injektor. Ganti injektor.

89 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil pekerjaan Tugas Akhir pada SISTEM KONTROL ELEKTRONIK YAMAHA MIO J dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem kontrol elektronik pada Yamaha MIO J adalah sistem yang bekerja dengan menerima sinyal input dari beberapa sensor. Sinyal tersebutakan diolah didalam prosesor / ECU. Hasil pengolahan dari prosesor akan dikirim ke aktuator berupa sinyal untuk menentukan waktu penginjeksian. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan harus sebanding dengan udara yang masuk ke dalam silinder, dan mengatur waktu pengapian yang tepat. 2. Sensor-sensor pada sistem kontrol elektronik yang diidentifikasi terdapat 6 sensor yang terdiri dari sensor TP,sensor IAT, sensor IAP, sensor EOT, sensor O2,dan sensor CP. 3. Pemeriksaan komponen sistem kontrol elektronik Yamaha MIO J dilakukan dengan menggunakan multi testerdan battery. Dalam menganalisa gangguan atau troubleshooting yang terjadi dilakukan dengan menampilkan tabel kode error, pemeriksaan dasar, tabel hasil pemeriksaan dan tabel troubleshooting. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diberikan saran sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan pemeriksaan pada komponen sistem control elektronik bacalah terlebih dahulu buku pedoman reparasi. 72

90 73 2. Selama melakukan pemeriksaan komponen diharapkan tidak merusak komponen. 3. Sebelum melakukan pemeriksaan komponen pastikan alat yang digunakan dalam keadaan baik dan harus disetel atau dikalibrasi dahulu jika perlu.

91 GLOSARIUM CP ECU EFI EOT IAP IAT ISC MAQS NTC SCR TIS TP YM JET-FI : crankshaft position : electronic control unit : electronic fuel injection : engine oil temperature : intake air pressure : intake air temperature : idle speed control : modulated air quantity sensor : negative temperature coefisien : silicon controler rectifier : transistor ignition system : throttle position : yamaha mixture jet-fuel injection 74

92 DAFTAR PUSTAKA Hidayat, Wahyu, 2012, Motor Bensin modern, Penerbit PT. RINEKA CIPTA, Jakarta. /2012/10/perangkat-utama-YMJET-FI (diakses pada 04 februari 2013 pukul 21:17 WIB). (diakses pada 01 maret 2013 pukul 19:51 WIB). Jama, Jalius. Wagino, 2008, Teknik Sepeda Motor Jilid 2 Untuk SMK, Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Nurhidayat, M. Abdullah, 2007, Pemeliharaan /Servis dan Perbaikan Sistem Bahan Bakar Bensin dan Injeksi Diesel, Penerbit CV. YRAMA WIDYA, Bandung. Ruswid, 2008, Modul 4 Electronik Fuel Injection EFI, Penerbit SMK AL HIKMAH 1 SIRAMPOG,Sirampog. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2004, Pemeliharaan / Servis Sistem Bahan Bakar Bensin, Penerbit Departemen Pendidikan Nasional. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, 2012, Service Manual AL 115F/FC MIO J, Penerbit PT. Yamaha Indonesia Motor Mfg, 75

93 LAMPIRAN Lampiran 1. Rangkaian Diagram Sistem YMJET-FI 76

94 Lampiran 2. Identifikasi Kendaraan 77

95 Lampiran 3. Spesifikasi Umum 78

96 Lampiran 4. Foto Yamaha MIO J 79

97 Lampiran 5. Foto dilapangan 80

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3

TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 TUGAS AKHIR SISTEM BAHAN BAKAR PADA YAMAHA MIO J YMJET-FI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Mohammad Saifudin 5211310005 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Analisis Sistem EFI Yamaha Vixion. Setelah melakukan Proses Analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI, mengindentifikasi kerusakan,

Lebih terperinci

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI

Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Teknologi Motor Injeksi YMJET-FI Apakah YMJET-FI itu? YMJET FI singkatan dari Yamaha Mixture JET-Fuel Injection adalah teknologi Fuel Injection yang yang dimiliki Yamaha Motor dalam mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand.

BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION. Mulai. Pembuatan Engine Stand. Proses Perbaikan. Pengujian Engine Stand. BAB III PROSES ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses analisis sistem EFI Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. 3.2. Diagram

Lebih terperinci

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI) Sepeda motor Suzuki di Indonesia memulai teknologi fuel injection sesuai dengan perkembanganya maka faktor yang menentukan

Lebih terperinci

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine

Gambar 3. Posisi katup ISC pada engine ANALISA SISTEM KERJA EMS (ENGINE MANAGEMENT SYSTEM) DENGAN VARIASI TEMPERATUR AIR PENDINGIN DAN BEBAN KERJA PADA KONDISI STASIONER (ISC) KENDARAAN DAIHATSU XENIA Waluyo Abstrak EMS adalah sistem pengaturan

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SEPEDA MOTOR HONDA (HONDA PGM-FI) Gambar Komponen sistem EFI pada sepeda mesin Honda Supra X 125 A. Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 2, OKTOBER 2016 1 PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR Oleh: Virjiawan Tristianto, Paryono, Sumarli Jurusan

Lebih terperinci

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ELECTRONIC CONTROL SYSTEM AGUS DWI PPUTRA ARI YUGA ASWARA ASTRI DAMAYANTI ECU/ECM berfungsi untuk mengontrol besarnya penginjeksian bensin dan mengontrol seluruh aktifitas elektronik. Pada mesin terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Motor Bakar Motor bakar adalah mesin atau peswat tenaga yang merupakan mesin kalor dengan menggunakan energi thermal dan potensial untuk melakukan kerja mekanik dengan

Lebih terperinci

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang

Sistem PGM-FI A. Latar Belakang Sistem PGM-FI A. Latar Belakang 1. Lingkungan dan Regulasi Emisi a. Lingkungan: i. Perubahan lingkungan saat ini semakin membahayakan kehidupan ii. Volume CO meningkat ozon rusak pemanasan global iii.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. memperbaiki kerusakan pada Honda Beat PGM-FI. Adapun diperoleh hasil 59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Proses Analisis Sistem EFI Honda Beat. Setelah melakukan proses analisis dilakukan dengan membongkar komponen-komponen dari sistem EFI mengidentifikasi kerusakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas semua teori yang bisa dijadikan dasar teori pengujian injektor kendaraan Grand Livina Nissan 1500cc tahun 2010 yang telah dilengkapi

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Mesin diesel FAW FD 280 CG (Cargo) merupakan jenis mesin diesel empat langkah berkapasitas 280 Hp keluaran pabrik FAW yang menggunakan teknologi mesin diesel

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T Pendahuluan Tujuan dari penggunaan sistem kontrol pada engine adalah untuk menyajikan dan memberikan daya mesin yang optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dunia otomotif saat ini, menunjukan bahwa kendaraan dirancang selain untuk transportasi juga dirancang untuk kenyamanan pengendara. Secara

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi di bidang otomotif mendorong manusia untuk gigih mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi serta harus mampu dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Mesin Bensin Nissan HR15DE dengan ECCS Mesin bensin HR15DE merupakan jenis mesin bensin empat langkah berkapasitas 1500cc keluaran pabrikan Nissan yang dengan dilengkapi teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem

BAB II KAJIAN TEORI. Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka Ali Imron (2013) dalam tugas akhir yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki Carry Futura 1.5 G15A menjelaskan prinsip

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan.

DISCLAIMER. Rosyid W. Zatmiko rosyidwz.wordpress.com Tahun 2014 tidak dipublikasikan. 1 DISCLAIMER Artikel ini bukan murni karangan penulis. Isi dalam artikel ini merupakan gabungan beberapa materi dari literatur/referensi relevan yang tercantum dalam daftar pustaka. Silakan menggunakan

Lebih terperinci

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI

Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Informasi Pendiagnosaan Sendiri Sistem EFI atau PGM-FI Prosedur Pendiagnosaan Sendiri (Self Diagnosis) a. Letakkan sepeda motor pada standar utamanya. Catatan: Malfunction indicataor lamp (MIL) akan berkedip-kedip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE Darwin R.B Syaka 1*, Ragil Sukarno 1, Mohammad Waritsu 1 1 Program Studi Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN KOMPETENSI 1. Menjelaskan prinsip kerja motor 2 tak dan motor 4 tak. 2. Menjelaskan proses pembakaran pada motor bensin 3. Menjelaskan dampak saat pengapian yang tidak

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY

PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM. Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY 1 PEMANFAATAN ON BOARD DIAGNOSTIC (OBD) PADA KENDARAAN BERBASIS ENGINE MANAGEMENT SYSTEM Oleh : Sutiman Otomotif, FT UNY Pendahuluan Elektronik Control Unit (ECU) atau Electronic Control Modul (ECM) pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Ragkaian Sistem Pengapian Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS)

BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) BAB 13 SISTEM KELISTRIKAN TAMBAHAN (ASESORIS) 13.1. Pendahuluan Sistem kelistrikan tambahan merupakan sistem di luar sistem utama namun memiliki fungsi yang tidak kalah penting. Faktor keamanan dan kenyamanan

Lebih terperinci

ANALISIS SENSOR DAN AKTUATOR PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A -FE TUGAS AKHIR. Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS SENSOR DAN AKTUATOR PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A -FE TUGAS AKHIR. Muhammadiyah Yogyakarta ANALISIS SENSOR DAN AKTUATOR PADA SIMULATOR ENGINE MANAGEMENT SYSTEM TOYOTA GREAT COROLLA 4A -FE TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Diploma III Pada Program

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 9 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menggunakan Carman Hi-Scan Pro dengan prosedur yang benar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PENGARUH PEMASANGAN DUA CDI DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP OUTPUT DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR Bibid Sarifudin, Agung Nugroho Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)

Lebih terperinci

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 130 ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT Muhammad Arsyad Habe, A.M. Anzarih, Yosrihard B 1) Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA HONDA LEGENDA (TINJAUAN SISTEM PENGAPIAN) PROYEK AKHIR

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA HONDA LEGENDA (TINJAUAN SISTEM PENGAPIAN) PROYEK AKHIR MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA HONDA LEGENDA (TINJAUAN SISTEM PENGAPIAN) PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK PADA HONDA SUPRA X 125 PGM-FI

TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK PADA HONDA SUPRA X 125 PGM-FI TUGAS AKHIR SISTEM KONTROL ELEKTRONIK PADA HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh Kustoro 5211309001 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mobil telah menjadi lebih penting, mobil telah menjadi faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kemajuan dalam bidang otomotif kian berkambang. Berbagai terobosan-terobosan dikembangkan serta diupayakan guna menciptakan sebuah mesin yang memiliki

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2. 1 Sistem Pengapian Sistem pengapian sangat berpengaruh pada suatu kendaraan bermotor, karena berfungsi untuk mengatur proses pembakaran campuran antara bensin dan udara di dalam ruang

Lebih terperinci

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010

SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) SMK MUH 2 AJIBARANG 2009/2010 Pengantar Praktek Disampaikan Oleh: Panut Widiyono, S.Pd EFI SISTEM ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) TIPE SISTEM EFI Sistem D-EFI (Tipe

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI)

SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI) SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI (EFI) 1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator. BAB III METODOLOGI 3.1 Desain Peralatan Desain genset bermula dari genset awal yaitu berbahan bakar bensin dimana diubah atau dimodifikasi dengan cara fungsi karburator yang mencampur bensin dan udara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Managemenet System mobil Toyota Great Corolla analisa sensor dan aktuator pada simulator engine management system Toyota great corolla 4A FE pada tahun 1992 seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M

PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M PEKAN UJI PRODUKTIF TEKNIK OTOMOTIF PERANGKAT UJI KOMPETENSI ENGINE MANAGEMENT SYSTEM dan gdi Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M TEKNIK OTOMOTIF 2015 Lembar : Peserta Kualifika Spesifik Nama si Engine

Lebih terperinci

PENGARUH MODIFIKASI DUDUKAN FUEL INJECTOR PADA MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J 110 TAHUN 2013 SKRIPSI

PENGARUH MODIFIKASI DUDUKAN FUEL INJECTOR PADA MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J 110 TAHUN 2013 SKRIPSI PENGARUH MODIFIKASI DUDUKAN FUEL INJECTOR PADA MANIFOLD TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J 110 TAHUN 2013 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION KOMPONEN KOMPONEN SISTIM EFI TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL SECARA ELECTRONIC D Jetronic ( Druck Jetronic ) L Jetronic ( Luft Jetronic ) TYPE TYPE INJECTION YANG DIKONTROL

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

ELECTRONIC FUEL INJECTION

ELECTRONIC FUEL INJECTION ELECTRONIC FUEL INJECTION MENGAPA HARUS BERALIH KE SISTEM EFI? Standar emisi di Eropa dan Amerika begitu ketat, dimana karburator tidak bisa Dengan sistem EFI, maka memenuhi syarat tersebut 4 Emisi gas

Lebih terperinci

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SUZUKI SMASH AD 2663 ZG (TINJAUAN SISTEM BAHAN BAKAR) PROYEK AKHIR

MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SUZUKI SMASH AD 2663 ZG (TINJAUAN SISTEM BAHAN BAKAR) PROYEK AKHIR MODIFIKASI SISTEM BAHAN BAKAR KARBURATOR MENJADI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI PADA SUZUKI SMASH AD 2663 ZG (TINJAUAN SISTEM BAHAN BAKAR) PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Nurdianto dan Ansori, (2015), meneliti pengaruh variasi tingkat panas busi terhadap performa mesin dan emisi gas buang sepeda motor 4 tak.

Lebih terperinci

ELEKTRONIC FUEL INJECTION

ELEKTRONIC FUEL INJECTION ELEKTRONIC FUEL INJECTION 1 Pada zaman dahulu sistim supply bahan bakar pada mesin masih convensional (manual) yang dikenal dengan sistim Carburator, kemudian setelah tahun 1960-an ditemukan Electronic

Lebih terperinci

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK

Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 ABSTRAK Sistem Pengapian CDI AC pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Kusnadi D-III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Sistem pengapian merupakan sistem yang menghasilkan tegangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1. HONDA SUPRA X 125 PGM-FI Honda Supra X adalah salah satu merk dagang sepeda motor bebek yang di produksi oleh Astra Honda Motor. Sepeda motor ini diluncurkan

Lebih terperinci

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed)

Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed) Sistem Putaran Stasioner (Idle Speed) Skep (Piston Valve) tertutup SLOW AIR BLEED SLOW JET Udara mengalir melalui Slow Air Bleed menuju saluran Spuyer Kecil (Slow Jet) Udara bercampur dengan bensin dari

Lebih terperinci

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER Oleh : Rolando Sihombing, ST Dosen Universitas Simalungun, P. Siantar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit LATAR BELAKANG Alternatif pengganti bahan bakar minyak Nilai Emisi LPG Converter Kit Manual yg Brebet Converter Kit dengan APR LATAR BELAKANG Sumber : Indonesia Energy Statistic 2009 Kementrian Energi

Lebih terperinci

DuFI (Durux Fuel Injection)

DuFI (Durux Fuel Injection) DuFI (Durux Fuel Injection) created at: april 28 2017 by sugiarto Tentang DuFI DuFI adalah sebuah ECU (Electronic Control Unit) experimental yang digunakan untuk mengatur sistem bahan bakar kendaraan secara

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION DENGAN SISTEM INJEKSI YAMAHA MIXTURE JET-FI (YMJET-FI) TUGAS AKHIR

ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION DENGAN SISTEM INJEKSI YAMAHA MIXTURE JET-FI (YMJET-FI) TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM EFI YAMAHA VIXION DENGAN SISTEM INJEKSI YAMAHA MIXTURE JET-FI (YMJET-FI) TUGAS AKHIR Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md) Program Studi Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan perkembangannya ilmu teknologi membuat manusia untuk menciptakan hal baru dalam teknologi seperti pergembangan teknologi kendaraan sistem EFI (Elektronik Fuel

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh

BAB II DASAR TEORI. Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian pustaka Penelitian yang berbentuk proyek akhir yang ditulis oleh Ali Imron (2013) yang berjudul troubleshooting sistem EPI (Electronic Petrol Injection) pada mesin Suzuki

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem Engine Brake dan Exhaust Brake telah menjadi trend saat ini, terutama pada sektor heavy duty. Semua jenis kendaraan heavy duty terbaru sudah menggunakan

Lebih terperinci

JRM. Volume 01 Nomor 03 Tahun Hal 64-73

JRM. Volume 01 Nomor 03 Tahun Hal 64-73 JRM. Volume 01 Nomor 03 Tahun 2014. Hal 64-73 Pengujian Trainer Yamaha Mio-J YMJet-Fi Sebagai Media Pembelajaran Edy Agus Wuryantoro D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Email:

Lebih terperinci

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi Darwin Rio Budi Syaka a *, Umeir Fata Amaly b dan Ahmad Kholil c Jurusan Teknik Mesin. Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Lebih terperinci

K BAB I PENDAHULUAN

K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh variasi resistansi ballast resistor cdi dan variasi putaran mesin terhadap perubahan derajat pengapian pada sepeda motor honda astrea grand tahun 1997 Oleh: Wihardi K. 2599051 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dengan perkembangannya ilmu teknologi membuat manusia untuk menciptakan hal baru dalam teknologi seperti pergembangan teknologi kendaraan sistem EFI (Elektronik Fuel

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit

Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit Pengaruh Penggunaan Enviropurge Kit PENGARUH PENGGUNAAN ENVIROPURGE KIT TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH Wahyu Supriyadi S-1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio. No. Pengukuran Hasil / Kondisi Standar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pemeriksaan Tabel 4.1. Hasil pengukuran kelistrikan bodi Yamaha Mio No. Hasil / Kondisi Standar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 tahanan sekering voltase battery Tegangan pada

Lebih terperinci

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP)

OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP) OPTIMALISASI WAKTU PADA SAAT AKSELERASI MESIN TOYOTA 4 AFE DENGAN MEMANIPULASI MANIFOLD ABSOLUTE PRESSURE (MAP) Nova R. Ismail Adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang ABSTRAK Pada sistem

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya

BAB II TEORI DASAR Komponen sistem pengapian dan fungsinya BAB II TEORI DASAR 2.1 Teori Dasar Pengapian Sistem pengapian pada kendaraan Honda Supra X 125 (NF-125 SD) menggunakan sistem pengapian CDI (Capasitor Discharge Ignition) yang merupakan penyempurnaan dari

Lebih terperinci

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04)

TUGAS. MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04) TUGAS MAKALAH TENTANG Gasoline Direct Injection (GDI) Penyusun : 1. A an fanna fairuz (01) 2. Aji prasetyo utomo (03) 3. Alfian alfansuri (04) 4. Fajar setyawan (09) 5. M. Nidzar zulmi (20) Kelas : XII

Lebih terperinci

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR Sugeng Riyadi 1, Agus Suyatno 2, Naif Fuhaid 3 ABSTRAK Dengan perkembangan teknologi EFI (Electronic Fuel Injection)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. HALAMAN PERSEMBAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN. HALAMAN PENGESAHAN. KEASLIAAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN. ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. i ii iii iv v vi vii viii

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian :

BAB III METODE PENELITIAN. Lab Pratikum Teknik Mesin Vokasi, Universitas Muhammadiyah. Tempat Pengambilan Data dan Pengujian : 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pengujian dan analisis proyek akhir sebagai berikut : 1. Tempat Analisis dan Trobleshooting Mesin : Lab

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR 4 LANGKAH 100cc

TUGAS AKHIR. PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR 4 LANGKAH 100cc TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS LPG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR 4 LANGKAH 100cc Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK

BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK BAB 24 SISTEM EPS, WIPER, KURSI ELECTRIK 24.1 Sistem EPS (ELEKTRONIK POWER STEERING) Elektronik Power Steering merupakan sistem yang membantu pengoperasian stering waktu dibelokkan dengan menggukan motor

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR

SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN THROTTLE SWITCH SYSTEM PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 TERHADAP DAYA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.2. PERUMUSAN MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Penggunaan karburator sebagai sistem pengkabutan bahan bakar pada saat ini dirasa sudah ketinggalan jaman. Dewasa ini sistem penyaluran bahan bakar yang digunakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR

IDENTIFIKASI & FUNGSI SISTEM BAHAN BAKAR Sistem Bahan Bakar Menggunakan Karburator Charcoal Canister adalah suatu kanister berisi arang pada sistim pengendalian penguapan yang digunakan untuk memerangkap uap bahan bakar untuk mencegahnya keluar

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PENGAPIAN DIRECT IGNITION SYSTEM PADA MESIN 1 TR-FE TOYOTA KIJANG INNOVA

TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PENGAPIAN DIRECT IGNITION SYSTEM PADA MESIN 1 TR-FE TOYOTA KIJANG INNOVA TUGAS AKHIR ANALISIS SISTEM PENGAPIAN DIRECT IGNITION SYSTEM PADA MESIN 1 TR-FE TOYOTA KIJANG INNOVA Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Diploma III Guna Menyandang Gelar Ahli Madya Oleh: PRASETYO

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DC DAN SISTEM PENGISIAN SUZUKI SATRIA FU 150 TAHUN 2010

TUGAS AKHIR ANALISA TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DC DAN SISTEM PENGISIAN SUZUKI SATRIA FU 150 TAHUN 2010 TUGAS AKHIR ANALISA TROUBLESHOOTING SISTEM PENGAPIAN DC DAN SISTEM PENGISIAN SUZUKI SATRIA FU 150 TAHUN 2010 Diajukan Kepada Program Vokasi Teknik Mesin Otomotif & Manufaktur Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 30 3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pemeriksaan dan analisis sensor dan aktuator simulator Engine

Lebih terperinci